THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
DEFINISI DAN MAKNA COACHING BISNIS SYARIAH
Muhammad Sholahuddin, Sri Murwanti Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta e-mail:
[email protected] 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] 1
Abstrak Di era perdagangan bebas ASEAN, training kurang begitu mencukupi untuk membantu menyelesaikan permasalahan dan tantangan bisnis yang seringkali berubah dalam hitungan hari. Sementara itu, para profesional bisnis menyadari bahwa proses coaching yang digunakan selama belasan tahun terakhir oleh para atlit, para orator dan artis untuk meningkatkan kinerja mereka dapat juga dimanfaatkan untuk membantu para pengusaha untuk membantu mempercepat dalam mencapai tujuan bisnis dan kesuksesan pribadi. Organisasi yang menawarkan pelatihan berkembang pesat selama lebih dari satu dekade terakhir. Meskipun di Indonesia, beberapa pelatihan bisnis syariah Islam telah memiliki komunitas tersendiri namun sampai saat ini belum ditemukan literatur mengenai coaching bisnis Islam. Tujuan penelitian ini adalah membangun definisi dan menemukan makna secara mendalam dari coaching bisnis Islam dengan setting amatan di Indonesia. Pencapaiannya dilakukan dengan analisis isi (content analysis) dari wawancara beberapa pelatih dan peserta pelatihan coaching bisnis Islam. Orientasi langkah ini yaitu membangun definisi dan mengkajinya secara mendalam sampai menemukan makna dari coaching bisnis Islam sehingga pendekatannya yaitu kualitatif. Keluaran dari tahun pertama yaitu terbangun definisi dan makna serta model konseptual mengenai coaching bisnis Islam berbasis wawancara empiris kepada informan kunci. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan definisi dan makna coaching bisnis Islam di Indonesia.
Kata Kunci: coaching bisnis syariah, definisi, makna PENDAHULUAN Era ekonomi global seperti sekarang ini Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dituntut mampu bersaing dengan produk sejenis dari kota lain, daerah lain bahkan negara lain baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Terlebih liberalisasi perdagangan negara-negara Asia Tenggara yang menjadi bagian kerjasama Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community/AEC) berlaku efektif 31 Desember 2015 (Das et al. 2013), UMKM akan menghadapi peningkatan tekanan pasar dan harapan tak terduga kinerja yang berkelanjutan dan pertumbuhan (Crompton 2012).Mereka seakan-akan dipaksa bersaing dengan para pemain besar dari luar negeri di pasar domestik dengan kondisi hampir tanpa ada proteksi lagi dari pemerintah (Dipta 2012).
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Kini training kurang begitu mencukupi untuk membantu menyelesaikan permasalahan dan tantangan bisnis yang seringkali berubah dalam hitungan hari (Sexton et al. 1997; Bennis & O’Toole 2005). Sementara itu, para profesional bisnis menyadari bahwa proses coaching yang digunakan selama belasan tahun terakhir oleh para atlit, para orator dan artis untuk meningkatkan kinerja mereka dapat juga dimanfaatkan untuk membantu para pengusaha untuk membantu mempercepat dalam mencapai tujuan bisnis dan kesuksesan pribadi (Goldsmith et al. 2000). Pada tahun 2012, industri coaching global memperkirakan total penghasilan 47,500 seluruh coach professional sedunia sebanyak $2 milyar (International Coaching Federation 2012). Grant (2006) mengungkapkan terjadi peningkatan 266% jumlah publikasi akademik
489
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
dengan topik coaching (Kampa-Kokesch & Anderson 2001; Kilburg 2000). Besarnya pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa industri coaching sangat luas dan beragamterdiri dari para pelatih yang bekerja dari berbagai bidang yang beragam (Salter 2008). Dalam beberapa hal, semua coaching adalah spiritual coaching (Sellers 2011). Penelitian coaching spiritual dilakukan oleh Bartley (2011) yang fokus pada coaching Kristen. Menurut Bartley (2011), model coaching kristen dansekuler jelas memiliki perbedaan yang nyata. Salah satu perbedaan yang utama diantara keduanya adalah berkenaan dengan bagaimana pendekatan coach dan klien merumuskan tujuan. Tidak seperti coaching sekuler, dimana ia lebih menekankan pada agenda klien dan upaya meraih tujuan tersebut, sementara coach Kristen mendampingi klien dalam usaha meraih tujuan yang dilandasi dengan kepercayaan bahwa Tuhan selalu bersama mereka. Meskipun demikian, coach Kristen menghargai dan menghormati keunikan klien sekalipun mereka memiliki pandangan yang bertentangan dengan kitab suci (Collins 2009).Beberapa coach memposisikan bahwa kebenaran itu ada pada diri klien untuk menemukan solusinya. Ketika coach bertanya kepada klien apa yang mereka inginkan sebenarnya, klien "melihat ke dalam" untuk kebenaran yang diyakini ada dalam diri mereka (Askeland 2009).(Bartley 2011) Organisasi yang menawarkan pelatihan berkembang pesat selama lebih dari satu dekade terakhir (Bartley, 2011). Meskipun di Indonesia, beberapa pelatihan bisnis syariah Islam telah memiliki komunitas tersendiri namun sampai saat ini belum ditemukan literatur mengenai coaching bisnis Islam. Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai definisi, makna dan dimensi coaching bisnis Islam dari sudut pandang para pelatih (coach) bisnis Islam dan para klien mereka. Tujuan penelitian ini adalah membangun definisi dan menemukan makna secara mendalam dari coaching bisnis Islam dengan setting amatan di Indonesia. Pencapaiannya dilakukan dengan analisis isi (content analysis)
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
dari wawancara beberapa pelatih dan peserta pelatihan coaching bisnis Islam. Orientasi langkah ini yaitu membangun definisi dan mengkajinya secara mendalam sampai menemukan makna coaching bisnis Islam sehingga pendekatannya yaitu kualitatif. Keluaran dari tahun pertama yaitu terbangun definisi dan makna serta model konseptual mengenai coaching bisnis Islam berbasis wawancara empiris kepada informan kunci. Dengan belum ditemukan penelitian dengan topik coaching bisnis syariah Islam, studi ini penting karena memberikan peneliti dengan data yang menggambarkan pengalaman hidup dari pelatih (coach) bisnis Islam yang berkaitan secara khusus untuk persepsi mereka tentang praktek coaching. Selain itu, disamping informasi yang diperoleh dari penelitian ini akan berfungsi sebagai dasar untuk studi lebih lanjut pada pelatihan bisnis syariah dan bagaimana praktek-praktek coaching mempengaruhi hasil klien, juga hasil penelitian ini akan berkontribusi dalam menemukan teori tentang coaching bisnis syariah Islam secara mendalam dalam konteks Indonesia. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi, mengkaji dan mendeskripsikan secara mendalam mengenai definisi dan makna filosofis dari coaching bisnis syariah berdasarkan pemahaman para pelatih (master coach) bisnis syariah di pulau Jawa, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian tahun pertama dan kedua adalah metode penelitian kualitatif. Kajian kualitatif digunakan dalam mengkaji fenomena yang terjadi di masyarakat. Kumpulan kejadian didapat dari sumber utama pengetahuan di lokasi penelitian (Singleton et al, 1988). Kerangka penelitian bisnis coaching syariah yang memfokuskan pada analisis internalisasi prinsip syariah, berdasarkan Alangui (201) dibangun dengan empat pertanyaan umum. a. Dimana kita harus memulai pengamatan? b. Bagaimana cara mengamatinya? c. Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa kita telah menemukan sesuatu yang bermakna d. Terhadap apa saja yang telah ditemukan, bagaimana caranya untuk memahaminya?
490
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Berdasarkan empat panduan pertanyaan tersebut, maka kerangka penelitian ini sebagaimana tersebut dalam tabel berikut. Tabel 3.1. Kerangka Penelitian studi coaching bisnis syariah Pertanya Jawaban Poin Aktivitas an Umum Awal Kritis Spesifik Dimana Konsentr Integr Melalukan memulai asi asi dialog dan pengamat wilayah prinsi wawancara an? aktivitas p kepada bisnis syaria pelaku coaching h coaching syariah di bisnis pulau syariah. Jawa, Menggamb Indonesia arkan bagaimana coaching bisnis syariah dilakukan. Bagaiman Investiga Berpi Menentuka a cara si aspek- kir n ide-ide mengamat aspek altern QRS inya (Quantita atif (Quantitativ tive, e, Relationa Relational l, Spatial) & Spatial) pada ilmu apa saja ekonomi yang dan terdapat ekonomi pada Syariah coaching dengan bisnis bisnis syariah coaching dengan memperhati kan kaitannya dengan aspek ilmu ekonomi dan ekonomi syariah Apa yang Bukti Filoso Mengidentif ditemukan (hasil) fi ikasi ? berpikir coachi definisi dan
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
alternatif di proses sebelumn ya
Apa Makna dari temuan itu?
ng bisnis syaria h
makna pada coaching bisnis syariah berdasarkan pengalaman dan pandangan pelatih (master) coaching
Bernilai Analis Menggamb penting is Isi arkan untuk keterhubun aspek gan yang bisnis terjadi dan teori antara coaching bisnis bisnis coaching dengan aspek spiritualitas dan religiusitas Menggamb arkan konsepsi model coaching bisnis syariah dalam konteks masyarakat Jawa, Indonesia.
TAHAPAN PENELITIAN Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana gambar 3.2. Gambar 3.1. Tahapan penelitian
491
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
ditemukan celah bahwa belum ditemukan penelitian mengenai coaching bisnis Islam. b. Tahap Persiapan Setelah ditemukan celah pada penelitian terdahulu, dapat ditentukan permasalahan dan tujuan penelitian ini, penyiapan instrumen penelitian yang terdiri dari penyiapan panduan wawancara, pemilihan subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria yaitu 5 (lima) pelatih (master coach) coaching bisnis Islam, metode pengumpulan informasi dengan wawancara secara mendalam serta catatan lapangan. c. Tahap Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan dengan pengumpulan informasi sesuai dengan panduan wawancara dengan mewawancarai secara mendalam kepada 5 (lima) pelatih coaching bisnis Islam di Jogja, Solo dan Semarang. d. Tahap coding Hasil wawancara yang direkam kemudian ditransfer dalam bentuk tulisan. e. Tahap Verifikasi Hasil wawancara yang sudah ditransfer dalam bentuk tulisan tersebut kemudian dimintakan verifikasi kepada pihak yang diwawancarai. Analisis dan validasi hasil wawancara dan pengamatan di lapangan dilakukan berkesinambungan juga dilakukan oleh anggota peneliti dan tim. f. Tahap Analisis Data Analisis dilakukan selama di lapangan dan setelah di lapangan. Analisis data dilakukan secara mendalam oleh peneliti dan anggota tim peneliti dengan bantuan software Atlat.ti versi 7.5.3.dengan pendekatan analisis isi (content analysis dan studi fenomenologi) sampai menemukan definisi, makna filosofis dari coaching bisnis. Tahun kedua (2017), dilanjutkan dengan membangun karakteristik atau dimensi dari coaching bisnis Islam dalam konteks Indonesia. a. Tahap Studi Pendahuluan Tahap ini dilakukan dengan studi literatur sampai menemukan adanya celah dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini berdasarkan studi pendahuluan
THE 5TH URECOL PROCEEDING
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dimulai sejak bulan April 2016 sampai bulan Agustus 2016 dilakukan wawancara dengan lima master coach. Tujuan penelitian adalah membangun definisi dan
492
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
menemukan makna secara mendalam dari coaching bisnis Islam dengan setting amatan di Indonesia. Pencapaiannya dilakukan dengan analisis isi (content analysis) dari wawancara beberapa pelatih coaching bisnis Islam. Orientasi langkah ini yaitu membangun definisi dan mengkajinya secara mendalam sampai menemukan makna coaching bisnis Islam sehingga pendekatannya yaitu kualitatif. Keluaran dari tahun pertama yaitu terbangun definisi dan makna serta model konseptual mengenai coaching bisnis Islam berbasis wawancara empiris kepada informan kunci.
DEFINISI DAN MAKNA COACHING BISNIS SYARIAH Pelatihan (coaching) bisnis adalah salah satu disiplin yang paling cepat berkembang di bidang pembinaan (Western 2012). Asal usul coaching bisnis dapat ditelusuri dengan program pengembangan kepemimpinan pada 1980-an. Pemilik bisnis dan manajer menemukan bahwa mereka begitu dikonsumsi oleh sehari-hari menjalankan bisnis yang mereka tidak punya waktu untuk melihat "gambaran besar" dari bisnis mereka. Semakin banyak mereka mempekerjakan pembinaan bisnis untuk membantu mereka mengembangkan, mempromosikan dan mengembangkan bisnis mereka, staf mereka Coaching bisnis mengandung empat karakteristik. Pertama, pelatihan bisnis adalah sebuah proses dan kedua, disampaikan dengan cara yang sistematis. Ketiga, tujuan utama dari pelatihan bisnis adalah tingkat kinerja organisasi yang mendukung pemilik bisnis atau pemimpin tujuan pribadi. Keempat, keterlibatan pelatihan bisnis ditandai dengan kinerja yang berkesinambungan harapan perbaikan halus, baik untuk individu yang dilatih dan untuk peningkatan secara keseluruhan dalam hubungan yang mendefinisikan organisasi bisnis (Blackman & Cook, 2006). Hamlin, Ellinger, dan Beattie (2009) mensintesis 36 definisi, bisnis coaching didefinisikan sebagai proses kolaboratif yang membantu bisnis, pemilik / manajer dan karyawan mencapai tujuan pribadi dan bisnis yang terkait untuk memastikan kesuksesan bisnis jangka panjang. Pelatih bisnis sering
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
disewa oleh para pemimpin UKM untuk bekerja dengan mereka secara langsung untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka. Dalam pengaturan organisasi yang lebih besar itu adalah umum bagi pelatih eksekutif untuk dipekerjakan oleh orang lain untuk bekerja dengan para eksekutif dalam organisasi. Coaching adalah membangkitkan potensi coachee secara optimal dengan metode bertanya (Wawancara dengan coach E, coach S, dan coach SA). Adapun coaching bisnis adalah upaya mendampingi coachee dalam membangkitkan potensi bisnis coachee secara optimal dengan metode bertanya (wawancara dengan coach S, coach R, dan coach F). Sedangkan Coaching bisnis syariah adalah membangkitkan dan mengarahkan potensi bisnis coachee agar lebih optimal sesuai syariah dengan metode bertanya (Coach E, coach SA, dan coach F). Perubahan sikap dan perilaku yang berjangka panjang berasal dari perubahan dari dalam. Hawley (1993, dalam Neck & Milliman, 1994) menyatakan bahwa tujuan penting memasukkan nilai-nilai spiritualitas di tempat kerja agar para karyawan memiliki sikap positif dan melihat realitas dari perspektif positif. Milliman et. al. melakukan penelitian peran nilai spiritualitas di tempat kerja terhadap sikap dan perilaku individu. Perilaku individu tersebut dipilah menjadi 3 tingkatan, yakni tingkat individual, tingkat kelompok dan tingkat organisasional. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Milliman, Czaplewski, & Ferguson (2003) dengan sampel 200 pegawai yang sedang mengambil studi MBA di Amerika bagian barat daya menunjukkan bahwa; (1). Nilai-nilai spiritualitas seseorang memiliki hubungan yang positif terhadap komitmen organisasi dari orang tersebut pada ketiga level; (2). Nilai spiritualitas memiliki hubungan negatif terhadap hasrat karyawan untuk keluar/berhenti dari pekerjaan; (3). Nilai spiritualitas di tempat kerja memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja pada level individual dan kelompok; (4). Nilai spiritualitas di tempat kerja memiliki hubungan yang positif terhadap kertelibatan dalam pekerjaan pada level individu dan kelompok; (5). Nilai
493
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
spiritualitas di tempat kerja memiliki hubungan yang positif terhadap OBSE(Organization Based Self-Esteem) pada level kelompok dan organisasi.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, spiritulitas memiliki peran penting terhadap perubahan sikap dan perilaku karyawan dan pemilik perusahaan UKM.
1. Model Konseptual Coaching Bisnis Syariah Adapun model konseputal dari coaching bisnis syariah berdasarkan hasil wawancara dengan para nara sumber adalah sebagai berikut: 1. Visi dan Misi Pertama bicara tentang asas bisnis, berarti bicara aqidah. Jadi visi misi kita harus menyamakan misi allah menciptakan kita, apasih maksud allah menciptakan kita di muka bumi ini, kuntum khoiru ummah, atau umat terbaik, atau misalnya kita diciptakan allah supaya islam ditegakkan dari agam agama lain. Itu kan misi allah menciptakan kita (Wawancara dengan coach S) 2. Standar Perbuatan Berarti kan setandar amal, lha ini kan sebagai ikatan ya, uqdah, jadi standar halal haramnya jelas, ini gak boleh dilanggar, pilarnya soalnya (Wawancara dengan coach S) 3. Nilai Perbuatan Nilai dari proses coaching adalah bisnis (Wawancara dengan coach S) 4. Bisnis sesuai aturan Islam Keempat ini baru sunnah bisnis, nah selama ini kita pakai ilmu ilmu perusahaan yang selama ini ada, selama tidak melanggar ini, sunnah bisnis kan bhasanya gthu kan, ini lah yang Alhamdulillah dulu saya dipekerjakan allah di sini, pada saat saya belajar disini kan di executive managemen 1 tahun sehingga pada saat saya, ini yang penting tidak melanggar syariat ini kan, ini kan bahasanya dalam sebuah hadist disamaikan bahwa ini kan terserah jamanmu, bahasanya terserah keahlian kamu, tetapi kita ini jelas qimahnya madyah, bukan yang lain lain gitu kan, nah inilah sebagai koridor kita sehingga kalau digambarkan itu misi itu adalah maksud allah menciptakan kita tadi, kita ada misi, misi berarti harus kita lakukan, kalau kita ada meson , berarti kan ada strategi, nah strategi ini tidak boleh keluar dari
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
koridor syariah, ini berarti kan cor value yang kita bangun, jadi memang di temen teman yang kita dampingin memang kita bangun cord value syariah, karna yang membuat kita memahami, bahwa nasrulloh, kemenangan allah diturunkan ketika per value membuat allah ridho kan, jadi harus sama sekali orang orangnya ini tidak boleh melanggar syariat (Wawancara dengan coach S).
2. Penutup Coaching bisnis syariah didefinisikan sebagai sebagai interseksi dari training, mentoring, dan konseling di bidang bisnis dengan landasan syariah. Adapun coaching bisnis syariah dimaknai sebagai proses pendampingan para pebisnis sehingga muncul kesadaran dan pemahaman yang komprehensif dalam berbisnis secara syariah, baik dari sisi transaksinya, akad ketenagakerjaan, kerjasama bisnis, dan pelayanan terhadap pelanggan. Adapun model coaching bisnis syariah terdiri dari peran coaching dalam memotivasi kliennya agar berupaya dengan penuh kesungguhan berbisnis patuh pada syariah, materi yang disampaikan pun mengenai prinsipprinsip berbisnis secara syariah, para klien merasakan kemanfaatan dan kepuasan dari proses coaching bisnis syariah. Sedangkan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dari hasil penelitian ini adalah ditemukan definisi, makna dan model konseptual coaching bisnis syariah. Hasil penelitian ini berkontribusi dalam mengisi kekosongan teori mengenai konsep coaching bisnis syariah.
3. Ucapan Terima Kasih Kami sampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Moha Asri Abdullah, Dr. Mohd. Nizam Barom, dan Dr. Ibrahim Nuhu Tahir yang telah memberikan bimbingan dalam penelitian ini. REFERENSI Askeland, K.M., 2009. A Reflexive Inquiry Into The Ideologies And Theoretical Assumptions Of Coaching. Coaching. An International Journal of Theory, Research, and Practice, 2(1), pp.65–75. Bartley, S.M., 2011. A Phenomenological Study
494
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
of Christian Coaching. Regent University. Bennis, W.G. & O’Toole, J., 2005. How Business Schools Lost Their Way. Harvard business review. Collins, G.R., 2009. Christian Coaching: Helping Others Turn Potential Into Reality 2n ed., Colorado Spring, CO: NavPress. Crompton, B.M., 2012. The Effect of Business Coaching and Mentoring On Small-to Medium Enterprise Performance and Growth. RMIT University. Das, S.B. et al. eds., 2013. The Asean Economic community A Work in Progress, Singapore: Institute of Southeast Asien Studies. Dipta, I., 2012. Memperkuat UKM Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean Tahun 2015. INFOKOP, 21(Oktober 2012). Available at: http://www.smecda.com/deputi7/file_Info kop/VOL_21_2012/Infokop 21.pdf#page=7 [Accessed January 4, 2015]. Goldsmith, M., Lyons, L. & Freas, A., 2000. Coaching For Leadership: How The World’s Greatest Coaches Help Leaders Learn, San Francisco: JosseyBass/Pfeiffer. International Coaching Federation, 2012. 2012 ICF Global Coaching Study: Final Report, Available at: http://coachfederation.org/coachingstudy2 012. Kampa-Kokesch, S. & Anderson, M.Z., 2001. Executive coaching: A comprehensive review of the literature. Consulting Psychology Journal: Practice and Research, 53, pp.205–228. Kilburg, R.R., 2000. Executive Coaching: Developing Managerial Wisdom in a World of Chaos, American Psychological Association. Milliman, J., Czaplewski, A.J. & Ferguson, J., 2003. Workplace Spirituality And Employee Work Attitudes: An Exploratory Empirical Assessment. Journal of Organizational Change Management, 16(4), pp.426–447. Neck, C.P. & Milliman, J.F., 1994. Thought
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Self-Leadership: Finding Spiritual Fulfilment In Organizational Life. Journal of Managerial Psychology, 9(6), pp.9–16. Salter, T., 2008. Exploring Current Thinking Within The Field Of Coaching On The Role Of Supervision. . International Journal of Evidence-based Coaching and Mentoring, 2, pp.27–39. Sellers, J., 2011. Spiritual and Religious Traditions. In The Handbook of Knowledge-Based Coaching: From Theory to Practice. San Fransisco, Canada: Jossey-Bass A Wiley Imprint. Sexton, D.L. et al., 1997. Learning Needs Of Growth-Oriented Entrepreneurs. Journal of Business Venturing. Western, S., 2012. Coaching and Mentoring: A Critical Text.
495
ISBN 978-979-3812-42-7