UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VII D SMP N 2 GAMPING SLEMAN
Dedi Kurniawan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 2 Gamping. Penelitian dilakukan di kelas VIID SMP N 2 Gamping. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Dalam masing-masing siklus ada empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), Pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Subyek penelitian adalah siswa kelas VIID SMP N 2 Gamping yang terdiri dari 32 siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data kualitatif maupun data kuantitatif dari berbagai sumber yaitu dari hasil observasi, angket, catatan lapangan, dan tes. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan persentase motivasi awal siswa sebelum tindakan sebesar 47,94%, menjadi persentase motivasi belajar siswa sebesar 74,45% pada siklus I, dan persentase motivasi belajar siswa sebesar 87,82% pada siklus II, sehingga motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 39,88%. Sedangkan rata-rata persentase hasil observasi kegiatan guru sebesar 71,41% pada siklus I menjadi 87,82% pada siklus II. Persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 53,37% pada siklus I menjadi 83,20% pada siklus II. (2) pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari nilai rata-rata kelas awal sebelum tindakan sebesar 65,6 dengan ketuntasan prasiklus sebesar 32,81% (kualifikasi kurang) menjadi nilai rata-rata kelas sebesar 78,5 dengan ketuntasan kelas sebesar 67,18% (kualifikasi cukup) pada siklus I, nilai rata-rata kelas sebesar 93,39 dengan ketuntasan kelas sebesar 100% (kualifikasi tinggi) pada siklus II, sehingga dapat disimpulkan rata-rata prestasi belajar belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 27,79 dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 67,19%.
Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi belajar, prestasi belajar.
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi di SMP N 2 Gamping pada siswa kelas VII D pada tanggal 4 februari 2012, peneliti mendapatkan permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di SMP N 2 Gamping. Antara lain model pembelajaran klasikal dengan metode ceramah. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan guru memberikan dominasi penuh terhadap proses pembelajaran sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran meskipun guru melakukan tanya jawab kepada siswa. Pada awalnya memang masih terlihat baik dengan model pembelajarn tersebut, tapi nanti apabila terdapat suatu masalah siswa menjadi kurang termotivasi lagi untuk belajar. Beberapa siswa berbicara sendiri bahkan sebagian ada yang tiduran dan bermain dengan teman sebangkunya. Menurut salah satu guru yang mengajar di SMP N 2 Gamping yaitu Ibu Hartilah, S.Pd siswa kurang termotivasi untuk berinteraksi dengan guru. Siswa hanya mendengarkan dan akan berbicara apabila guru menyuruhnya, siswa kurang berani mengemukaan ide, takut bertanya, dan tidak berani maju ke depan kelas, apabila mereka diberikan suatu pertanyaan untuk siswa. Pembelajaran memang hanya terpusat pada guru, siswa hanya mendengarkan guru berbicara di depan kelas. Berdasarkan hasil observasi, peneliti berpendapat bahwa proses pembelajaran di kelas VII D SMP N 2 Gamping dengan model pembelajaran klasikal kurang efektif. Siswa kurang bisa mengeluarkan ide atau gagasan matematika dalam menyelesaikan permasalahan matematika baik secara mandiri maupun kelompok. Siswa kurang dapat mengkomunikasikan baik secara lisan maupun tulisan hasil dari pemikirannya itu. Motivasi belajar siswa kelas VII D SMP N 2 Gamping menurun karena siswa merasa bosan dengan proses pembelajaran matematika di kelas. Rendahnya motivasi belajar siswa mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa, karena motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar dan berdampak pada prestasi belajar siswa. Rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika,
dimungkinkan karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika. Jika permasalahan tersebut tidak ditangani dengan baik, maka dapat mengakibatkan rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil ujian akhir semester ganjil siswa kelas VII D SMP N 2 Gamping, nilai rata-rata kelas 63 dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) sekolah 70 dan ketuntasan belajar sebesar 32%. Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika, salah satu alternatif yang dapat dilakukan ialah meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah seperti mengubah model pembelajarannya.
Dengan
demikian,
diperlukan
suatu
model
pembelajaran
yang
dimungkinkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Melihat berbagai maslah tersebut, peneliti ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul “upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share pada siswa kelas VII SMP N2 Gamping Tahun pelajaran 2012/2013.
Motivasi Belajar Menurut Hamzah B.Uno (2011:24) Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Dalam penelitian ini motivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil, dan adanya dorongan dalam belajar , harapan dan cita-cita masa depan dan adanya penghargaan dalam belajar adanya kegiatan yang menarik dalam belajar serta adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Prestasi Belajar Prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasaan emosiaonal, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu (Zainal Arifin (2011:12)). Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasaan emosiaonal, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Strategi think-pair-share timbul dari penelitian tentang cooperative learning dan waittime. Pendekatan yang dideskripsikan disini, yang awalnya dikembangkan oleh Frank Lyman (Arends 2008: 15) dan rekan-rekannya di University of Maryland, adalah cara efektif untuk mengubah pola wacana dalam kelas. Pendekatan ini menantang asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi perlu dilakukan dalam setting seluruh kelompok, dan memiliki prosedur-prosedur built-in untuk memberikan lebih banyak waktu kepada peserta didik untuk berfikir, untuk merespons, dan untuk saling membantu.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe think-pair-shair adalah sebagai berikut: 1. Thinking.
Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan meminta para peserta didik untuk menggunakan waktu satu menit untuk memikirkan sendiri tentsng jawaban untuk isu tersebut. Peserta didik perlu diajari bahwa berbicara tidak menjadi bagian dari waktu berpikir.
2. Pairing.
Setelah itu guru meminta
peserta didik untuk berpasang-pasangan dan
mendiskusikan segala yang sudah mereka pikirkan. Interaksi selama periode ini dapat berupa saling berbagi jawaban bila pertanyaan yang diajukan atau berbagi ide bila sebuah isu tertentu diidentifikasi. Biasanya, guru memberikan waktu lebih dari empat atau lima menit untuk berpasangan (pairing). 3. Sharing.
Dalam langkah terakhir ini, guru meminta pasangan-pasangan peserta didik untuk berbagi sesuatu yang sudah dibicarakan bersama pasangan-pasanganya masing-masing dengan seluruh kelas. Lebih efektif bagi guru untuk bejalan mengelilingi ruangan, dari satu pasangan ke pasangan lain sampai sekitar seperempat atau separuh pasangan berkesempatan melaporkan hasil diskusi mereka.
Hasil Penelilitan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang proses pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) di kelas VII D SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta, yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan. Dengan membandingkan data-data yang sudah diperoleh selama penelitian yang berlangsung selama 2 siklus dan dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran telah mencapai
tujuan yang diharapkan. Akan tetapi pelaksanaan pembelajaran matematika pada siklus I masih memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki yaitu: 1. Guru belum memanfaatkan alat peraga untuk menarik perhatian siswa. 2. Masih ada kelompok/pasangan yang belum berdiskusi dengan baik, anggota kelompok ada yang tidak mengikuti kegiatan diskusi dan mempercayakan kepada pasangannya. 3. Dominasi guru dalam memberikan bimbingan pada kelompok saat berdiskusi masih besar. 4. Siswa masih malu untuk presentasi di depan kelas. Oleh karena proses pembelajaran yang harus diperbaiki maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang kurang pada siklus I tersebut diperbaiki pada siklus II. Pada akhir siklus II tindakan telah mengalami perbaikan yaitu: 1. Guru memanfaatkan alat peraga dengan baik. 2. Semua kelompok/pasangan berdiskusi dengan baik. 3. Ada kelompok/pasangan yang sudah selesai berdiskusi, membantu kelompok lain, sehingga dominasi guru dalam kegiatan diskusi berkurang. 4. Siswa lebih aktif untuk presentasi di depan kelas. Berdasarkan hasil observasi, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari 71,41% pada siklus I dan meningkat menjadi 87,82% pada siklus II. sehingga motivasi belajar siswa mengalami peningkatan Adapun peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini.
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 PRASIKLUS
SIKLUS II
SIKLUS II
Grafik peningkatan motivasi belajar Nilai rata-rata kelas mata pelajaran semester II kelas VIID mencapai 65,6 dengan ketuntasan belajar kelas mencapai 32,81. Pada siklus I nilai rata-rata tes prestasi kelas meningkat menjadi 78,5 dengan ketuntasan belajar kelas mencapai 67,18%. Pada siklus II nilai rata-rata tes prestasi kelas menjadi 93, 39 dengan ketuntasan belajar kelas 100%.
100 80 60 40 20 0 PRASIKLUS
SIKLUS II
SIKLUS II
Grafik rata-rata prestasi belajar siswa
100 80 60 40 20 0 PRASIKLUS
SIKLUS II
SIKLUS II
Grafik ketuntasan belajar siswa Dengan dilaksanakannya pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dan dengan belajar menggunakan diskusi kelompok Think Pair Share (TPS) prestasibelajar siswa juga meningkat.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru matematika kelas VII D SMPN 2 Gamping Sleman Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan model pembelajarn kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
pada siswa
kelasVII D SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari persentase motivasi belajar siswa sebelum tindakan sebesar 47,94% (kualifikasi kurang) menjadi sebesar 71,45% (kualifikasi cukup) pada siklus I, dan presentase motivasi belajar siswa menjadi sebesar 87,82% (kualifikasi tinggi) pada siklus II. Dapat disimpulkan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 39,88%.
2. Penggunaan model pembelajarn kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siswa kelasVII D SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII D SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta dari nilai rata-rata kelas sebelum tindakan sebesar 65 dengan ketuntasan prasiklus sebesar 32% (kualifikasi kurang) menjadi nilai rata-rata kelas sebesar 78,65 dengan ketuntasan sebesar 67,18% (kualifikasi cukup) pada siklus I, dan nilai rata-rata kelas sebesar 93,39 dengan ketuntasan sebesar 100% (kualifikasii tinggi) pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 35,39 dan ketuntasan belajar mengalami kenaikan sebesar 70%.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru a. Guru harus mampu menerapkan model pembelajaran matematikayang bervariasi agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas. b. Guru harus mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang mendukung dalam proses pembelajaran. c. Guru harus aktif memperhatikan siswa, agar terjadi hubungan yang harmonis dalam pembelajaran.
2. Bagi siswa a. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe Think Pair Share agar mendapatkan hasil yang baik. b. Siswa mampu berkomunikasi, menyampaikan pendapat dan saling bertukar pikiran, supaya pembelajaran menjadi optimal. c. Siswa akan lebih termotivasi untuk lebih meningkatkan prestasi belajar dengan adanya penghargaan kelompok. 3. Bagi penelitian berikutnya Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat dijadikan salah satu alternatif bagi penelitian berikutnya untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA Achmad Rifa’i, Tri Catharina. 2009. Psikologi pendidikan. Semarang: UNNES PRES. Anita Lie. 2007. Cooperative Learning : Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Arends, Richard. Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka belajar. Aunurahman. 2009. Belajar dan pembelajaran, CV. Bandung: Alfabeta. Hamzah B.Uno. 2011. Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi aksara. Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. MM. Endang Susetyawati, dan Sumaryanta. 2005. Teknologi Pembelajaran Yogyakarta
Matematika.
Nana Sujdana. 2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung. Rajawali Pers. Sardiman. 2011. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Rajawali pers. Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan. Alfabeta. Bandung. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Suherman. 2001. Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung: JICA. Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wina, Sanjaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Medra Group. Zainal, Arifin, 2009. Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.