Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
i
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
i
DATA BASE SOSIAL EKONOMI KABUPATEN PASER 2013
Ukuran buku
: 21 cm x 29,7 cm
Jumlah halaman
: 63 halaman
Naskah
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Penyunting
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Gambar kulit
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Diterbitkan oleh
: Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
ii
VISI KABUPATEN PASER
Menuju Masyarakat Kabupaten Paser yang Agamais, Sejahtera, dan Berbudaya
MISI KABUPATEN PASER
Mengembangkan ekonomi kerakyatan Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat yang berbudaya Mewujudkan Kabupaten Konservasi
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
iii
Hari Statistik
September
SADAR STATISTIK PENYELENGGARA
Sadar untuk menggunakan teknik statisistik yang tepat guna dan menyajikan data statistik yang diperlukan konsumen secara tepat waktu, akurat dan mudah dipahami
RESPONDEN Sadar untuk memberikan jawaban apa adanya sesuai dengan kenyataan tanpa ragu-ragu PENGGUNA Sadar untuk memahami metode, konsep /definisi serta memanfaatkan data statistik secara optimal
DATA ITU SULIT DAN MAHAL AKAN TETAPI MEMBANGUN TANPA DATA AKAN LEBIH SULIT DAN MAHAL
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
iv
KATA PENGANTAR Publikasi “Database Sosial Ekonomi Kabupaten paser 2013” ini dimuat berbagai macam data yang menunjukkan hasil pembangunan dilihat dari kondisi sosial maupun ekonomi misalnya tingkat kemiskinan, angka pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, dll. Data yang digunakan dalam publikasi ini bersumber dari dinas/instansi/lembaga pemerintah maupun pihak swasta, juga data dari hasil sensus dan survei yang dilaksanakan oleh BP$ Kabupaten Paser secara langsung. Semoga dengan penerbitan publikasi ini dapat dapat dimanfaatkan oleh pemerintah khususnya dan lembaga swasta maupun lembaga pendidikan serta masyarakat pada umumnya, terutama untuk perencanaan pembangunan, rencana investasi, kegiatan penelitian dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk percepatan pembangunan Kabupaten Paser. Kami sadar bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam penyusunan buku ini, untuk itu kritik dan saran dari para pengguna sangat kami harapkan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga publikasi ini dapat diterbitkan kami ucapkan terima kasih.
Tana Paser, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser,
Kepala Bappeda Kabupaten Paser,
Ir. Bahramsyah
Drs Muhammad Fauzi MT
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
v
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
i
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar
V
Daftar Isi
vi
BAB I
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PASER
1
A. Kondisi Geografis
1
1. Letak dan Luas Wilayah
1
2. Topografi Wilayah
3
3. Iklim dan Curah Hujan
4
4. Geologi dan Kondisi Tanah
5
B. Kondisi Demografi
6
GAMBARAN SOSIAL KABUPATEN PASER
9
A. Tingkat Pendidikan
9
1. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
9
2. Partisipasi Pendidikan Sekolah
10
3. Fasilitas Pendidikan
11
B. Tingkat Kesehatan
12
1. Status Gizi Balita
12
2. Imunisasi
13
3. LIngkungan Perumahan
15
4. Akses Fasilitas Kesehatan
16
C. Tingkat Kemiskinan
17
D. Ketenagakerjaan
18
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
vi
Halaman BAB III
BAB IV
GAMBARAN EKONOMI KABUPATEN PASER
20
A. Perkembangan Ekonomi
20
B. Pertumbuhan Ekonomi
21
C. Struktur Ekonomi
24
D. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita
26
E. Rasio APBD terhadap PDRB
28
F. Perkembangan Perbankan
29
G. Koperasi
30
GAMBARAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PASER
39
A. Pertanian
31
1. Tanaman Bahan Makanan
32
2. Perkebunan
34
3. Peternakan
37
4. Perikanan dan Sumber Daya Kelautan
40
5. Kehutanan
42
LAMPIRAN
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
V
Daftar Isi
vi
BAB I
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PASER
1
A. Kondisi Geografis
1
1. Letak dan Luas Wilayah
1
2. Topografi Wilayah
3
3. Iklim dan Curah Hujan
4
4. Geologi dan Kondisi Tanah
5
B. Kondisi Demografi
6
GAMBARAN SOSIAL KABUPATEN PASER
9
A. Tingkat Pendidikan
9
1. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
9
2. Partisipasi Pendidikan Sekolah
10
3. Fasilitas Pendidikan
11
B. Tingkat Kesehatan
12
1. Status Gizi Balita
12
2. Imunisasi
13
3. LIngkungan Perumahan
15
4. Akses Fasilitas Kesehatan
16
C. Tingkat Kemiskinan
17
D. Ketenagakerjaan
18
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
vi
Halaman
BAB III
BAB IV
GAMBARAN EKONOMI KABUPATEN PASER
20
A. Perkembangan Ekonomi
20
B. Pertumbuhan Ekonomi
21
C. Struktur Ekonomi
24
D. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita
26
E. Rasio APBD terhadap PDRB
28
F. Perkembangan Perbankan
29
G. Koperasi
30
GAMBARAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PASER
39
A. Pertanian
31
1. Tanaman Bahan Makanan
32
2. Perkebunan
34
3. Peternakan
37
4. Perikanan dan Sumber Daya Kelautan
40
5. Kehutanan
42
LAMPIRAN
Database Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2013
vii
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PASER
A. KONDISI GEOGRAFIS 1.
Letak dan Luas Wilayah
Kabupaten Paser terletak di bagian paling selatan wilayah Provinsi Kalimantan Timur tepatnya pada posisi 00 48'29’ - 20 29'35' Lintang Selatan dan 1150 32'14" - 1160'39'45" Bujur Timur dengan luas wilayah 12.592,62 Km2 terdiri dari 11.487,03 Km2 luas darat dan 1.105,59 Km2 luas laut. Tabel 1.1 Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Paser Tahun 2012 Letak
00 45'18,37* - 20 27'20,82' Lintang Selatan dan 1150 36'14,5" – 1660 57'35,03' Bujur Timur
Batas
Utara
Kabupaten Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara
Timur
Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Selat Makasar
Selatan
Kabupaten Kota Baru Propinsi Kalimantan Selatan.
Barat
Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Darat
10 851,18 Km2
Laut
752,76 Km2
Luas
Sumber : Bappeda Kabupaten Paser
Database Sosial Ekonomi 2013
1
Wilayah Kabupaten Paser terdiri atas 10 kecamatan. Jarak kecamatan terjauh dari ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Muara Komam dengan jarak 86 Km disusul Kecamatan Longkali denga n jarak 77 Km. Sedangkan kecamatan terdekat ke ibukota Kabupaten adalah kecamatan Pasir Belengkong dengan jarak 5 km melalui jalur darat dan 7 km melalui jalur laut. Dilihat dari luas wilayah, kecamatan dengan luas wilayah terluas adalah Kecamatan Longkali (2.385,39 Km2) disusul Kecamatan Muara Komam (1.753,40 Km2) dan Kecamatan Batu Engau (1.507,26 Km2). Sedang Kecamatan Tanah Grogot merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil, yaitu 335,58 Km2.
Kecamatan
Luas Wilayah (KM2)
Jarak Ke Ibukota Kabupaten (KM)
(1)
(2)
(3)
Batu Sopang
1 111,38
58
Muara Samu
855,25
66
1 507,26
55
Tanjung Harapan
714,05
76/57
Pasir Belengkong
990,11
5/7
Tanah Grogot
335,58
0
747,3
28
Long Ikis
1 204,22
60
Muara Komam
1 753,40
86
Long Kali
2 385,39
77
Batu Engau
Kuaro
Sumber : Bappeda Kabupaten Paser
Database Sosial Ekonomi 2013
2
2. Topografi Wilayah Secara umum karateristik Topografi di Kabupaten Paser terbagi 2 bagian, yaitu : a.
Bagian Timur merupakan daerah dataran rendah, landai hingga bergelombang. Bentangan daerah ini memanjang dari utara hingga selatan dengan lebih melebar. Di bagian selatan yang terdiri dari r a w a - r a w a d a n d a e r a h a l i r a n s u n g a i d e n g a n J a l a n N e g a r a Penajam - Kuaro - Kerang Dayo sebagai batas topografi.
b.
Ba gi a n
Ba ra t
me rup a ka n
da e r a h
da t a ra n
ya n g
b e rge lomb a n g, berbukit dan bergunung sampai ke perbatasan Provinsi
Kalimantan
Selatan.
Pada
Daerah
ini
terdapat
beberapa puncak yaitu Gunung Serumpaka dengan ketinggian 1.380m, Gunung Lumut 1.233m, Gunung Narujan atau Gunung Rambutan dan Gunung Halat Selanjutnya, ketinggian wilayah Kabupaten Paser berkisar antara 0 sampai 100 meter lebih di atas permukaan air laut. Kecamatan yang memiliki ketinggian 00 — 25 m diatas permukaan meliputi kecamatan Tanjung Harapan, Paser Belengkong, dan Kecamatan Tanah Grogot. Kecamatan Muara Samu, Batu Sopang, dan Muara Komam yang memiliki ketinggian wilayah di atas permukaan laut berkisar antara 25 – 100 m. Sedangkan kecamatan Batu Engau, Kuaro, Longikis dan Longkali merupakan kecamatan yang memiliki ketinggian wilayah di atas permukaan laut berkisar antara 00 – 100 m.
Database Sosial Ekonomi 2013
3
3. Iklim dan Curah Hujan Kabupaten Paser termasuk daerah yang beriklim tropis basah dan tidak memiliki perbedaan musim yang jelas, dengan kecepatan angin b e rti up se da n g da n suhu ra ta -ra ta se pan jan g t ahun 26°C, ha l in i dipengaruhi oleh garis lintang dan topografi wilayah. Dalam klimatologi, curah hujan merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan iklim suatu wilayah. Curah hujan pada tahun 2012 yang dilaporkan dari 8 pos pengamatan hujan di kecamatan, rata-rata curah hujan di Kabupaten Paser 178,50mm. Tabel 1.3 Curah Hujan Kabupaten Paser Tahun 2012
Kecamatan
Curah Hujan (mm/tahun)
(1)
(2)
1. Batu Sopang
160,00
) 2. Muara Samu *
-
) 3. Batu Engau *
-
4. Tanjung Harapan
121,25
5. Pasir Belengkong
241,00
6. Tanah Grogot
143,58
7. Kuaro
202,00
8. Long Ikis
205,83
9. Muara Komam
133,75
10. Longkali
220,58
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
*) Data tidak tersedia
Database Sosial Ekonomi 2013
4
4. Geologi dan Kondisi Tanah a. Geologi Struktur geologi Kabupaten Paser berumur antara metazoik, tertier dan kwartair, penyebarannya adalah sebagai berikut :
Wilayah Bagian Timur kwartair dan meoser atas (neogen),
Wilayah Bagian Tengah berumur meoser bawah (paleagen);
Wilayah Bagian Barat berumur tertier dan pratertiair (mesozoik).
Geologi daerah umumnya terbentuk di zaman meocene muda, a l l u v i a l yang
berumur
kuartair
dan
ultrabasic
yang
berumur
pratertiair, pelecene dan sedikit Oligocene. Secara
umum
wilayah
Kabupaten
Paser
merupakan
antiklinorium dari punggung struktur deretan pegunungan Meratus yang miring kearah Selat Makassar. Formasi yang terbentuk pada zaman meocene muda umumnya tersusun dari batu liat, batubara, batu pasir dan mineral tanah lapuk. Sedang formasi yang terbentuk pada zaman pratertiair tersusun dari batu kapur, batu pasir dan sedikit batu liat, formasi di zaman kuartair terdiri dari bate liat. b. Kondisi Tanah Secara
e k sp l o r a t i f
di
daerah
Kabupaten
P a se r
terdapat
beberapa jenis tanah dengan kondisi :
Ta na h AIl u v ia l / G a mbu t , me n ye b a r p a d a daerah dataran rendah, landai dan bergelombang di bagian timur p a da le mb a h le mb a h a li ra n sunga i da n p a n t a i den ga n lua s wilayah ± 181.200ha.
Tanah Podzolik Merah Kuning , terdapat pada daerah daerah bergelombang dan berbukit yaitu pada bagian barat wilayah dengan luas ± 517.850ha.
Database Sosial Ekonomi 2013
5
Kompleks, terdiri dari podzolik coklat / anclosol seluas ± 32.750ha,
podzolik/lithozol
organosol/organo
gambut
yang
luasnya
luasnya
±
±
74.000ha,
56.000ha,
jenis
podzolik luasnya ± 422.000ha. B. KONDISI DEMOGRAFI Jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Paser mencapai 239.221 jiwa dan bertambah menjadi 247.612 jiwa pada tahun 2012. Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa dari tahun 2010 - 2012 jumlah penduduk laki–laki masih lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Hal ini terlihat jelas dari rasio jenis kelamin penduduk yang selalu mengalami peningkatan. Rasio jenis kelamin (RJK) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki–laki terhadap jumlah penduduk perempuan, dan bila nilai RJK penduduk disuatu wilayah di atas seratus persen berarti proporsi penduduk laki–laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Kabupaten Paser, Tahun 2010 – 2012
Tahun Jenis Kelamin
(1)
2010
2011
2012
(2)
(3)
(4)
Laki – Laki
122 568
128 662
132 145
Perempuan
107 748
110 559
115 467
Total
230 316
239 221
247 612
113,75
116,37
114,44
Rasio Jenis Kelamin
Sumber : BPS Kabupaten Paser (Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun)
Database Sosial Ekonomi 2013
6
Dibandingkan dengan Tahun 2011, dimana jumlah penduduk pada saat itu adalah sebanyak 239.221 jiwa, maka telah terjadi pertumbuhan sebesar 3,51 persen di tahun 2012. Tabel 1.5 Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Jenis Kelamin Kabupaten Paser, Tahun 2010-2012
Sumber : BPS Kabupaten Paser (Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun)
Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk di Kabupaten Paser secara geografis dapat dikatakan belum merata yang mengakibatkan penumpukan penduduk pada suatu wilayah. Ketidakmerataan ini tentunya disebabkan beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah potensi wilayah yang dimiliki. Jika diperhatikan, sebagian besar penduduk Kabupaten Paser masih mengelompok pada wilayah – wilayah yang jaraknya cukup dekat dengan ibu kota kabupaten. Lebih dari 25 persen penduduk Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak di ibu kota kabupaten, yaitu Kecamatan Tanah Grogot, sedangkan sisanya tersebar di 9 kecamatan yang lain. Pola penyebaran ini akan sangat tidak menguntungkan bagi pemerataan pembangunan di suatu wilayah. Database Sosial Ekonomi 2013
7
Ketidakmerataan persebaran penduduk ini, secara tidak langsung juga berpengaruh pada tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Paser. Kecamatan Tanah Grogot, sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk
terbanyak, memiliki kepadatan 202,83 jiwa/Km2. Artinya setiap 1 KM2
wilayah Kecamatan Tanah Grogot dihuni 201 s/d 202 jiwa penduduk. Tabel 1.6 Persebaran dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Paser, Tahun 2012
Kecamatan
Luas Wilayah
(1)
(2)
Batu Sopang
Jumlah
%
(3)
(4)
Kepadatan Penduduk ( Jiwa / KM2 ) (5)
24 233
9,79
21,80
855,25
4 538
1,83
5,31
1 507,26
8 300
3,35
5,51
Batu Engau
714,05
12 538
5,06
17,56
Pasir Belengkong
990,11
25 311
10,22
25,56
Tanah Grogot
335,58
68 065
27,49
202,83
747,3
25 732
10,39
34,43
Long Ikis
1 204,22
39 457
15,94
32,77
Muara Komam
1 753,40
13 394
5,41
7,64
Long Kali
2 385,39
26 044
10,52
10,92
11 603,94
247 612
100,00
21,34
Muara Samu Tanjung Harapan
Kuaro
Kabupaten Paser
1 111,38
Penduduk
Sumber : BPS Kabupaten Paser ( Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun)
Database Sosial Ekonomi 2013
8
GAMBARAN SOSIAL KABUPATEN PASER
A. TINGKAT PENDIDIKAN Pendidikan merupakan elemen penting pembangunan dan perkembangan sosial-ekonomi masyarakat. Telah disadari bersama, pendidikan memiliki arti penting bagi upaya meningkatkan kualitas hidup individu, masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, proses pendidikan yang baik sesungguhnya adalah upaya sadar individu atau masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta memperluas wawasannya. Berbekal pendidikan yang cukup, setiap individu dituntut dengan kemampuannya sendiri dapat meningkatkan partisipasinya dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga dapat hidup secara lebih layak. Dalam konteks ini, pendidikan adalah suatu sarana untuk mencapai tujuan tersebut. 1. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Selama empat tahun terakhir peningkatan pendidikan penduduk umur 10 tahun
keatas
ditandai
dengan
menurunnya
persentase
penduduk
berpendidikan rendah kemudian diikuti dengan meningkatnya persentase penduduk pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Persentase penduduk Kabupaten Paser umur 10 tahun ke atas yang berpendidikan rendah (SD ke bawah) masih cukup besar (51,58 persen),
walau sebagian besar
diantaranya adalah penduduk dewasa dan tua. Oleh karena itu proporsi penduduk yang berpendidikan rendah tersebut secara berangsur akan turun sejalan dengan peralihan generasi dan perluasan kesempatan melanjutkan sekolah.
Database Sosial Ekonomi 2013
9
Gambar 2.1. Persentase Penduduk Kabupaten Paser Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Terakhir Yang Ditamatkan, Tahun 2009 – 2012
Sumber : BPS Kabupaten Paser (SUSENAS 2012) 3. Partisipasi Pendidikan Sekolah Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang merupakan gambaran tingkat partisipasi dan keikutsertaan masyarakat untuk mengikuti pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah tingkat partisipasinya, walaupun dalam setiap tingkatan semakin menunjukkan peningkatan APS. APS untuk SD/MI paling besar dibanding pada tingkatan pendidikan di atasnya. Demikian juga untuk tingkat SLTP, APS-nya masih cukup besar. Angka-angka tersebut menunjukkan tingkat partisipasi pendidikan di tingkat dasar sangat tinggi, dan menurun ketika masuk tingkatan yang lebih tinggi. Tabel 2.1. Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Paser Menurut Kelompok Umur Jenjang Pendidikan Tahun 2008 – 2012
Usia Sekolah
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
7-12
98,03
98,50
96,38
97,15
98,09
13-15
85,00
85,80
85,30
91,85
98,75
16-18
47,64
59,78
65,52
66,84
65,09
19-24
8,52
12,42
7,42
5,47
13,41
Sumber : BPS Kabupaten Paser (SUSENAS 2012)
Database Sosial Ekonomi 2013
10
4. Fasilitas Pendidikan Dalam upaya peningkatan tingkat pendidikan penduduk, ketersediaan sarana dan tenaga pengajar yang memadai sesuai dengan potensi jumlah penduduk usia sekolah yang ada merupakan hal pokok yang harus menjadi perhatian. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.2. Dari tabel tersebut dapat diketahui jumlah sekolah tingkat SLTP selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 penambahan jumlah SLTP ini diimbangi dengan penambahan tenaga pengajar. Hal ini terlihat dari turunnya rasio murid guru. Tabel 2.2. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Kabupaten Paser Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2010 – 2012
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Paser
Database Sosial Ekonomi 2013
11
B. TINGKAT KESEHATAN Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan tercapai bila derajat kesehatan masyarakat meningkat. Hal ini dapat terjadi apabila mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat yang merata dapat ditingkatkan serta kesadaran dan perilaku hidup sehat di kalangan masyarakat pun dikembangkan. Dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat maka produktifitas SDM diharapkan akan meningkat sehingga upaya pengentasan kemiskinan akan dapat lebih dipacu. Hal ini sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992, yaitu pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Profil Kesehatan Indonesia; 1998 :1). Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan juga antara lain untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat secara efektif dan efisien, agar semua lapisan masyarakat memperoleh layanan kesehatan secara mudah dan murah, karena kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Salah satu indikator tingkat kesehatan masyarakat adalah status gizi balita. 1. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator mengenai jumlah balita yang mengalami kekurangan gizi. Pada tahun 2012 di Kabupaten Paser terdapat 25.662 balita usia 1 sampai 4 tahun. Dari balita yang ada tersebut, hanya 11.414 balita atau sekitar 44,48 persen telah mengikuti kegiatan penimbangan balita. Hasil kegiatan penimbangan balita menunjukkan 4,37 persen balita mengalami Kekurangan Energi Protein Total dan 0,78 persen mengalami Kekurangan Energi Protein Nyata. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumya, angka ini mengalami kenaikan.
Database Sosial Ekonomi 2013
12
Tabel 2.3. Status Gizi Balita Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012
Jumlah Balita Dengan Tahun
Jumlah Balita (1-4tahun)
Jumlah Balita Ditimbang
(2)
(3)
(1)
KEP Total
%
KEP Nyata
%
(4)
(5)
(6)
(7)
2012
25 662
11 414
499
4,37
89
0,78
2011
26 648
10 416
350
3,36
66
0,63
2010
25 706
17 015
1 096
6,44
140
0,82
-
-
-
25387
5178
894
2009
*)
2008
17,27
-
177
3,42
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser * Data tidak tersedia
2. Imunisasi Selain mendapat kecukupan gizi, balita juga diharapkan mendapat imunisasi. Imunisasi mempunyai pengertian sebagai tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak, agar terlindung dan terhindar dari penyakit-penyakit menular dan berbahaya bagi bayi dan anak. Berdasarkan program pengembangan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) imunisasi terbagi menjadi 2, yaitu Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang diwajibkan dan Program Imunisasi Non PPI yang dianjurkan. Wajib jika kejadian penyakitnya cukup tinggi dan menimbulkan cacat atau kematian. Sedangkan imunisasi yang dianjurkan untuk penyakit-penyakit khusus yang biasanya tidak seberat kelompok pertama. Jenis imunisasi wajib terdiri dari: 1. BCG (Bacille Calmette Guerin) 2. Hepatitis B 3. Polio 4. Campak
Database Sosial Ekonomi 2013
13
Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi (kekurangan gizi).
Tingkat
pemberian iminusasi di Kabupaten Paser sudah sangat tinggi. Hampir semua balita (85,19 persen) pernah diimunisasi. Tabel 2.4. Perkembangan Tingkat Imunisasi Kabupaten Paser, Tahun 2010 – 2012
Pemberian Imunisasi
2012
2010
2011
(2)
(3)
Tingkat Imunisasi
96,58
88,80
85,19
BCG
99,60
91,61
91,73
DPT
98,70
90,50
86,87
POLIO
99,10
90,41
89,04
CAMPAK
90,40
81,78
73,15
HEPATITIS B
95,10
89,68
85,15
(1)
(4)
Sumber : BPS Kabupaten Paser (SUSENAS 2012)
Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit, cacat dan kematian. Sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Di dunia selama tiga dekade United Nations Childrens Funds (UNICEF) telah menggalakkan program vaksinasi untuk anak-anak di negara berkembang dengan pemberian bantuan vaksinasi Dipteria, Campak, Pertusis, Polio, Tetanus, dan TBC. Bila dibandingkan, risiko kematian anak yang menerima vaksin dengan yang tidak menerima vaksin kira-kira 1:9 sampai 1:4.
Database Sosial Ekonomi 2013
14
3. Lingkungan Perumahan Upaya meningkatkan derajat kesehatan tidak bisa terlepas pula dari kondisi perumahan dan lingkungan yang sehat. Sesuai dengan teori Henrik L Blum, lingkungan turut berperan dalam penentuan derajat kesehatan sebesar 45 persen. Faktor lingkungan yang dimaksudkan di sini berkaitan dengan lingkungan fisik, biologis, dan sosial yang menunjang penentuan status kesehatan dan gizi penduduk. Sumber daya alam sebagai lingkungan fisik yang ada selama ini dipergunakan bagi kelangsungan hidup manusia yang memiliki sifat irrevertible (tidak mungkin berkembang), sedangkan jumlah penduduk semakin lama semakin meningkat. Laju pertumbuhan yang cukup cepat, hingga kini selalu memunculkan masalah, tidak saja pada masalah ekonomi, sosial, budaya, namun juga berdampak pada permasalahan lingkungan seperti ketersediaan air yang sehat dan bersih dan peningkatan kadar polusi udara, laut, maupun darat. Tidak selalu lingkungan sebagai penyebab, melainkan juga sebagai penunjang, media transmisi, maupun memperberat penyakit yang telah ada. Untuk melihat tingkat sanitasi lingkungan, dapat diperhatikan dari berbagai sarana penunjang kesehatan yang berada di lingkungan rumahtangga. Indikator lingkungan / rumah sehat meliputi Atap Layak (bukan daun), Dinding Permanen/Tembok, Lantai Bukan Tanah. Dari tabel 2.5. kondisi perumahan di Kabupaten Paser cukup baik. Tabel 2.5. Indikator Perumahan Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012
Indikator Perumahan
2008
2009
2010
2011
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Atap Layak Bukan Daun
90,21
95,95
95,95
93,3
94,68
Dinding Permanen/Tembok
13,74
22,84
22,84
18,18
15,87
Lantai Bukan Tanah
94,94
95,32
95,32
98,37
95,19
(1)
Sumber : BPS Kabupaten Paser (SUSENAS 2012)
Database Sosial Ekonomi 2013
15
4. Akses Fasilitas Kesehatan Kemiskinan
seringkali
menghambat
penduduk miskin
untuk
dapat
mengakses berbagai fasilitas kesehatan. Salah satu contohnya adalah akses terhadap
sarana
kesehatan
seperti
Puskesmas
atau
Klinik
untuk
memeriksakan kesehatannya, terutama dalam hal mengobati anggota rumah tangga yang menderita sakit. Kemampuan berobat ini, tidak hanya dilihat dari kemampuan dalam hal biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh rumahtangga tersebut tetapi juga kemampuan rumahtangga dalam aspek lain, seperti kemampuan dalam hal transportasi, akomodasi atau hal lain yang memerlukan biaya dalam hal proses pengobatannya. Akses yang rendah terhadap kesehatan merupakan masalah yang dihadapi masyarakat miskin. Masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat miskin antara lain biaya pengobatan dan obat-obatan yang mahal, jarak yang jauh dari sarana kesehatan tersebut, serta kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kesehatan. Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Paser ternyata cukup memadai untuk jumlah penduduk yang harus dilayani. Hal ini dapat dilihat dari jumlah puskesmas, rumah sakit, dan jumlah tenaga medis yang ada di Kabupaten Paser. Tabel 2.6. Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Paser,Tahun 2008 – 2012
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser * data 2011 tidak tersedia
Database Sosial Ekonomi 2013
16
Dibandingkan dengan jumlah penduduk, pada tahun 2012 sebuah puskesmas/puskesmas pembantu di wilayah Kabupaten Paser melayani kurang lebih 2.000 penduduk. Idealnya, satu puskesmas melayani kurang lebih 7.000 penduduk. Jadi, di Kabupaten Paser jumlah puskesmas sudah memadai dengan jumlah penduduk. Ke depan, untuk lebih mendekatkan akses masyarakat ke sarana layanan kesehatan, akan lebih baik jika keberadaan
puskesmas/puskesmas
pembantu
mampu
menjangkau
masyarakat di desa secara langsung sehingga mengurangi biaya transportasi untuk berobat. C. TINGKAT KEMISKINAN Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dapat diketahui indikator kemiskinan yang bersifat makro seperti jumlah dan persentase penduduk miskin. Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 2008 – 2011 terlihat pada tabel 2.7. Tabel 2.7 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2011 Tahun 1
Jumlah 2
2011 2010 2009 2008
19 100 22 100 18 370 19 700
Persentase (%) 3 7,91 9,49 10,11 10,97
Sumber : BPS Kabupaten Paser
Database Sosial Ekonomi 2013
17
D. KETENAGAKERJAAN Perubahan aktivitas ekonomi akan sangat berkait erat pula dengan dinamika ketenagakerjaan. Indikator ketenagakerjaan dapat menggambarkan tentang bagaimana
daya
serap
perekonomian
terhadap
pertumbuhan
dan
produktivitas tenaga kerja. Jika akitivitas ekonomi bergerak dinamis biasanya akan diikuti oleh tingginya serapan tenaga kerja dan pada gilirannya mengurangi pengangguran. Indikator ketenagakerjaan yang diulas berikut ini menggunakan pendekatan konsep dasar angkatan kerja (standard labour force concept), Indikator ini dapat
digunakan
sebagai
penilaian
keberhasilan
pembangunan
ketenagakerjaan di daerah. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (Labour Supply) yang tersedia untuk memproduksi barang – barang dan jasa dalam suatu perekonomian. TPAK Kabupaten Paser dari tahun ke tahun berfluktuatif dengan nilai diatas 60,00 persen. Tabel 2.9. Perkembangan Angkatan Kerja, TPAK, dan TPT Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012
Sumber : BPS Kabupaten Paser (SAKERNAS 2012)
Isu penting lain terkait ketenagakerjaan adalah masalah pengangguran. Angka pengangguran seringkali menjadi tolok ukur utama keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu daerah, bahkan cukup banyak pula dijadikan indikator makro pencapaian kinerja pemerintah daerah setempat. Database Sosial Ekonomi 2013
18
Konsep pengangguran yang digunakan adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu bersamaan mereka tidak bekerja (jobless).
Penganggur dengan konsep / definisi tersebut
biasanya disebut pengangguran terbuka (open unemploymnet ). Indikasi
tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok
pengangguran diukur dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT), dimana TPT merupakan persentase jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. TPT Kabupaten Paser pada tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibanding tahun 2011. TPT Kabupaten Paser tahun 2012 adalah 10,81 persen sedang tahun 2011 adalah 8,41 persen. Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menyebabkan tingkat pengangguran cenderung meningkat.
Database Sosial Ekonomi 2013
19
GAMBARAN EKONOMI KABUPATEN PASER
A. PERKEMBANGAN EKONOMI Indikator agregat ekonomi makro yang lazim digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB)untuk tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat propinsi/kabupaten. PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit-unit kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. PDRB menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar maupun kecil dapat menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar maupun kecil pula, yang dapat dikelola oleh suatu daerah. Dilihat dari perkembangan PDRB, kemampuan Kabupaten Paser dalam mengelola sumber daya ekonominya terus mengalami
peningkatan.
Angka
PDRB
tahun
2011
ADHB
sebesar
16,68triliyun rupiah dan pada tahun 2012 naik hingga 17,84 triliyun rupiah. Namun seperti kita ketahui bersama bahwa di Kabupaten Paser terdapat pertambangan non migas (batubara) yang memiliki konstribusi sangat besar dalam pembentukan nilai PDRB, sehingga perlu kita lihat angka PDRB jika dihitung tanpa subsektor pertambangan non migas. Pada tahun 2011 angka PDRB ADHB tanpa pertambangan non migas sebesar 3,63 triliyun rupiah dan pada tahun 2012 naik menjadi 3,91 triliyun rupiah. Terjadinya selisih antara kedua angka PDRB ADHB yaitu dengan pertambangan non migas dan tanpa pertambangan non migas tersebut menunjukkan dominasi pertambangan non migas.
Database Sosial Ekonomi 2013
20
Tabel 3.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Paser , Tahun 2008 – 2012 ( Jutaan Rupiah )
PDRB ADHB Tahun
(1)
Dengan Pertambangan Non Migas (2)
PDRB ADHK 2000
Tanpa Pertambangan Non Migas (3)
Dengan Pertambangan Non Migas (4)
Tanpa Pertambangan Non Migas (5)
2008
8 696 804
2 412 982
4 486 554
1 271 486
2009
9 972 212
2 814 844
4 833 721
1 368 343
2010r)
13 207 170
3 147 802
5 670 576
1 444 281
2011*)
16 680 148
3 630 487
6 285 681
1 551 190
2012**)
17 843 993
3 911 357
6 827 144
1 646 695
Sumber : BPS Kabupaten Paser r) angka revisi *) angka sementara
**) angka sangat sementara
B. PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil khususnya dalam bidang ekonomi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai, dan berguna sebagai bahan untuk menentukan kebijaksanaan dan arah pembangunan dimasa yang akan datang. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan secara berkala karena PDRB ADHK tidak dipengaruhi oleh faktor harga (inflasi / deflasi). Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan.
Database Sosial Ekonomi 2013
21
Secara umum, dampak krisis ekonomi global terhadap perekonomian Kabupaten Paser mulai terlihat. Pada tahun 2008, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser sebesar 7,10 persen. Pada tahun 2009,2010 pertumbuhan ekonomi terus mengalami peningkatan yaitu 7,74 persen dan 17,31 persen. Pada tahun 2011 kondisi perekonomian Kabupaten Paser mulai melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai pertumbuhan ekonomi yang kembali turun menjadi 10,85 persen. Kemudian tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi sedikit melambat lagi menjadi 8,61 persen. Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser Tahun 2008 – 2012
Sumber : BPS Kabupaten Paser r) angka revisi *) angka sementara **) angka sangat sementara
Perlu diingat bahwa secara riil pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan non migas tidak dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perlu juga dilihat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser jika dihitung tanpa memasukkan sub sektor pertambangan non migas. Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi jika dihitung tanpa memasukkan komponen sub sektor pertambangan non migas hanya sebesar 6,16 persen.
Database Sosial Ekonomi 2013
22
Jika diperhatikan dengan seksama, sub sektor pertambangan non migas pengalami penurunan laju pertumbuhan. Pertumbuhan nilai tambah sub sektor pertambangan non migas pada tahun 2011 sebesar 12,01 persen dan
pada 2012 turun hingga 9,42 persen. Melambatnya laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian ini diakibatkan krisis ekonomi global,
sehingga penambahan produksi batubara pada tahun 2012 tidak sebanyak tahun 2011.
Tabel 3.3. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser Menurut Sektor, Tahun 2008 – 2012 ( % ) Sektor
1. Pertanian
2008
(1)
(2)
a. Tanaman Bahan Makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan
2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas, Airbersih
3,84
2,04
9,40
5,26
4,05
0,22
9,91
12,94
0,72
13,61
6,18
6,93
8,11
6,97
PDRB Tanpa Pertambangan Non Migas
Sumber : BPS Kabupaten Paser,2012 r) Angka revisi *) Angka sementara
9,22
7,96
-5,54 9,33
2,85 2,34
7,77
21,90
12,01
9,42
5,67
6,31
14,94
8,31
11,51
8,45
9,73
9,39
11,13
PDRB
5,90
-3,09
11,47 11,49
(6)
5,20
-4,46
8. Keu,Persewaan,Perusahaan 9. Jasa – Jasa
8,32
(5)
2012**)
-3,88
10,74 6,66
2,76
2011*)
-2,43
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
(4)
7,72
7,54
5. Bangunan
(3)
2010r)
0,99
-6,73
e. Perikanan
2009
7,09 4,00
5,19 5,72 7,73 7,50
8,34 6,51 6,46 6,30
9,46 7,30 5,63 4,85 7,42 5,77 8,09
7,10
6,58
7,74
7,06
17,31
14,51
10,85
5,76
4,60
7,62
5,55
7,40
6,16
8,61
**) Angka sangat sementara
Database Sosial Ekonomi 2013
23
C. STRUKTUR EKONOMI Struktur perekonomian menggambarkan berapa besar peran masing – masing sektor terhadap pembentukan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari nilai peran sembilan sektor perekonomian bisa dilihat sektor mana yang memiliki konstribusi terbesar dalam pembentukan angka PDRB. Dengan melihat besarnya peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB suatu negara atau daerah, dapat diketahui mana kecenderungan struktur ekonomi negara atau daerah tersebut. Seiring dengan berkembangnya perekonomian suatu daerah, maka akan terjadi pula perubahan-perubahan peranan setiap sektor yang berakibat bergesernya struktur ekonomi daerah tersebut. Struktur ekonomi Kabupaten Paser hingga tahun 2012 masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian. Jika diperhatikan lebih lanjut, Konstribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap pembentukan nilai PDRB dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 konstribusi sektor ini mencapai 78,42 persen dan pada tahun 2012 mencapai 78,28 persen. Perlu diketahui bahwa penjualan komoditas batubara dihargai dengan mata uang asing. Sehingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sangat mempengaruhi nilai tambah bruto sektor pertambangan dan penggalian.
Database Sosial Ekonomi 2013
24
Tabel 3.4. Struktur Ekonomi Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012 ( % )
Sumber : BPS Kabupaten Paser r) angka revisi *) angka sementara
**) angka sangat sementara
Sektor lain yang memberikan kostribusi besar terhadap pembentukan nilai PDRB adalah sektor pertanian. Konstribusi sektor pertanian lima tahun terakhir secara berurutan adalah 15,21 persen, 15,27 persen, 12,66 persen, 11,52 persen, dan 11,45 persen.
Dari beberapa sub sektor pertanian,
konstribusi terbesar diberikan oleh sub sektor perkebunan. Konstribusi sub sektor perkebunan terhadap pembentukan nilai tambah sektor pertanian dari tahun 2008 sampai tahun 2012 secara berurutan adalah 6,03 persen, 6,32 persen, 5,22 persen, 4,96 persen dan 4,51 persen.
Database Sosial Ekonomi 2013
25
Sebenarnya penurunan kontribusi sektoral terhadap PDRB merupakan proses alamiah biasa dalam perekonomian yang sedang mengalami tranformasi struktural. Jika suatu daerah tidak menghendaki penurunan kontribusi sektor pertanian maka biaya-biaya yang diperlukan untuk penyesuaian dalam perekonomian akan sangat tinggi.
D.
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita
PDRB perkapita merupakan gambaran nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh masing – masing penduduk akibat dari adanya aktivitas ekonomi. Nilainya diperoleh dari PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Nilai PDRB perkapita Kabupaten Paser selama tahun 2008 – 2012 mengalami peningkatan secara nominal rupiah. Pada tahun 2011, PDRB perkapita 69,73 juta rupiah sedang tahun 2012 naik hingga 72,06 juta rupiah.
Database Sosial Ekonomi 2013
26
Besarnya nilai PDRB perkapita ini karena adanya konstribusi yang besar dari sektor
pertambangan
dan
penggalian
(khususnya
batubara)
pada
pembentukan PDRB. Sedangkan dampak ekonominya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilihat nilai PDRB perkapita tanpa konstribusi pertambangan batubara. Secara nominal, PDRB perkapita tanpa pertambangan non migas dalam 5 tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2012, PDRB perkapita tanpa pertambangan non migas telah mencapai angka 15,80 juta. Walaupun PDRB perkapita tanpa pertambangan non migas terus mengalami kenaikan, laju pertumbuhan tidak sebanding dengan laju pertumbuhan PDRB perkapita dengan pertambangan non migas. Tabel 3.5. PDRB Perkapita Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012 ( Jutaan Rupiah )
Sumber : BPS Kabupaten Paser r) Angka revisi *) angka sementara
**) angka sangat sementara
Database Sosial Ekonomi 2013
27
E. RASIO APBD TERHADAP PDRB Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD), memuat seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, baik rutin maupun pembangunan. Dalam APBD, semua penerimaan dan pengeluaran akan terurai dalam berbagai pos. Pada umumnya realisasi penerimaan dan pengeluaran dalam APBD merupakan besaran anggaran penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, maka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Jadi bila dibandingkan, maka besaran APBD hanya merupakan bagian kecil dari PDRB. Namun demikian, peran APBD dalam perekonomian tidak dilihat dari besar kecilnya nominal, tetapi dari nilai kebijakan yang dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi (PDRB). Untuk mengetahui seberapa besar peranan APBD terhadap PDRB, maka berikut ini dapat diperhatikan hasil perbandingan antara APBD terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB).
Tabel 3.6. Rasio APBD terhadap PDRB Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2012 (juta rupiah)
Sumber : BPS Kabupaten Paser r) angka revisi *) angka sementara
**) angka sangat sementara
Database Sosial Ekonomi 2013
28
Jika pada kurun waktu 2008 – 2011, peranan APBD terhadap PDRB semakin menurun. maka mulai 2012 angka tersebut mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan peran pemerintah makin meningkat dalam pertumbuhan ekonomi satu tahun terakhir walaupun pertumbuhan ekonomi lebih banyak karena investasi pihak swasta.
F. PERKEMBANGAN PERBANKAN Perkembangan
perbankan
dapat
menggambarkan
perkembangan
perekonomian suatu daerah. Perkembangan perbankan Kabupaten Paser menunjukkan arah yang positif. Jumlah simpanan mengalami kenaikan. Kenaikan Jumlah pinjaman pada tahun 2012 naik hingga 25,13 persen, sedang jumlah simpanan mengalami penurunan sebesar 5,09 persen dibandingkan dengan tahun 2011. Tabel 3.7. Perkembangan Jumlah Kantor Bank, Simpanan dan Pinjaman yang Diberikan Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012 Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah Bank Jumlah Pinjaman (miliar rp)
15
16
18
19
21
773
1 050
1 386
1 866
2 335
Jumlah Simpanan (miliar rp)
579
571
642
924
877
Rasio Pinjaman dan Simpanan
1,34
1,84
2,16
2,02
2,66
Sumber : Bank Indonesia Cabang Samarinda Jika diperhatikan lebih lanjut, dari tahun ke tahun rasio pinjaman yang diberikan terhadap jumlah simpanan terus mengalami peningkatan. Rasio jumlah pinjaman terhadap simpanan dari tahun 2008 sampai 2012 secara berurut adalah 1,34 persen, 1,84 persen, 2,16 persen, 2,02 persen, dan 2,66 persen.
Database Sosial Ekonomi 2013
29
G. KOPERASI Penyelenggaraan pembangunan koperasi diarahkan untuk meningkatkan lembaga koperasi aktif yang sehat, meningkatkan peranan koperasi dalam penyediaan barang dan jasa bagi anggotanya. Capaian kinerja bidang koperasi dapat di lihat dari pertambahan jumlah koperasi dan anggotanya. Dalam kurun waktu 2008 – 2012 jumlah koperasi di Kabupaten Paser bertambah sebanyak 74 unit koperasi. Gambar 3.2 Perkembangan Jumlah Koperasi Kabupaten Paser Tahun 2008 – 2012
330
2008
362
2009
369
2010
386
2011
404
2012
Sumber : Disperindagkop Kabupaten Paser
Database Sosial Ekonomi 2013
30
GAMBARAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PASER
Dalam kurun 5 tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Paser masih didominasi oleh sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Konstribusi sektor primer dari tahun 2008 – 2012 secara berurutan adalah sebagai berikut 87,72 persen, 87,28 persen, 89,03 persen, 89,94 persen, dan 89,73 persen dimana konstribusi terbesar adalah sektor pertambangan dan penggalian. Dengan demikian, untuk meningkatkan nilai PDRB maka perkembangan sektor primer harus diperhatikan. Pemantapan sektor primer pada akhirnya juga akan meningkatkan PAD.
A. PERTANIAN Untuk mencapai suatu pertanian yang maju, efisien, dan tangguh sehingga makin mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan derajat pengolahan produksi, dan menunjang pembangunan dapat dilakukan dalam bentuk diversifikasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi pertanian yang penyelenggaraannya di upayakan lebih terpadu dan disesuaikan dengan kondisi tanah, air, dan iklim, pola tata ruang, serta upaya pelestarian lingkungan hidup.
Database Sosial Ekonomi 2013
31
1. TANAMAN BAHAN MAKANAN Pembangunan sub sektor ini pada dasarnya merupakan bagian dari pembangunan pertanian dengan tujuan menunjang mantapnya swasembada pangan,
memenuhi
kebutuhan
industri
dan
pakan
ternak,
serta
meningkatkan taraf hidup petani sekaligus penanggulangan penduduk miskin, memperluas desempatan kerja melalui peningkatan produktivitas pangan dan mendukung pembangunan daerah dengan penerapan pola pembangunan yang memperhatikan aspek lingkungan. Pelaksanannya dilakukan antara lain dengan pola pengembangan pembinaan faktor produksi,
pengelolaan
sumber
daya
alam
dan
lingkungan
hidup,
penangganan pasca panen dan pemasaran, melalui usa intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, dan diversifikasi yang dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi sosial budaya dan kebutuhan masyarakat setempat terutama pada desa-desa miskin, terpencil Namur mempunyai potensi baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam sehingga berkembang dan mandiri. Potensi pertanian khususnya tanaman pangan Kabupaten Paser meliputi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dibanding tanaman bahan makanan lainnya tanaman padi memiliki luas panen yang paling luas, yaitu 10.213 Ha, diikuti tanaman jagung seluas 310 Ha. Sedang tanaman dengan luas panen paling rendah adalah kacang hijau, seluas 13 Ha. Fakta di atas memberikan gambaran bahwa tanaman padi masih mendominasi sub sektor tanaman bahan makanan Kabupaten Paser.
Database Sosial Ekonomi 2013
32
Tabel 4.1. Luas Panen Padi dan Palawija Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012 ( HA )
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
Bila dibandingkan jumlah produksi masing-masing komoditi tersebut, tanaman padi juga mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu 37.045 ton, diikuti ubi kayu sebesar 1.875 ton dan jagung 1.060 ton. Dengan demikian, meskipun tidak menjadi komoditi unggulan di sub sektor tanaman bahan makanan, produksi ubi kayu dan jagung setidaknya bisa menambah pendapatan bagi petani. Tabel 4.2. Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012 (Ton)
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
Database Sosial Ekonomi 2013
33
2. PERKEBUNAN Dalam melaksanakan pembangunan sub sektor perkebunan yang merupakan bagian integral dari sektor pertanian dan lanjutan dari pembangunan sebelumnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani perkebunan dengan cara meningkatkan produksi komoditas perkebunan sehingga secara tidak langsung berdampak pada terbukanya kesempatan kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan melalui usaha peremajaan (replanting), intensifikasi,
ekstensifikasi,
maupun
diversifikasi
dengan
pola
pengembangan seperti pola swadaya/parsial, perkebunan inti rakyat dan perkebuan besar swasta atau milik negara. Tabel 4.3. Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Status, Tahun 2008 – 2012 ( Ha )
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser Catatan : PR = Perkebunan Rakyat PBN = Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta
Database Sosial Ekonomi 2013
34
Kebun kelapa sawit masih mendominasi perkebunan di Kabupaten Paser. Pada tahun 2012, luas kebun kelapa sawit di Kabupaten Paser adalah seluas 157.116 Ha. Disamping kelapa sawit masih banyak lagi jenis perkebunan, antara lain karet, kelapa, kopi, kakao, lada dan lain-lain. Luas kebun karet di Kabupaten Paser tahun 2012 adalah seluas 12.693,50 Ha,
kelapa
seluas 3.725,50 Ha, kopi seluas 2.284,30 Ha dan kakao seluas 591,90 Ha, lada 148,44 Ha, dan tanaman lainnya 364,50 Ha. Komoditi perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Paser sebagian besar berstatus sebagai perkebunan rakyat. Untuk perkebunan sawit yang merupakan komoditi perkebunan unggulan Kabupaten Paser, 45,28 persen atau 71.140 Ha berstatus sebagai perkebunan rakyat. Sedang sisanya 17.212 Ha berstatus sebagai perkebunan besar negara dan 68.764 Ha berstatus sebagai perkebunan besar swasta. Meskipun dilihat dari luas areal yang ada cukup luas, tidak semua perkebunan yang ada di Kabupaten Paser berada dalam kondisi produktif. Dari luas 157.116 Ha kebun kelapa sawit yang ada, seluas 88.792 Ha belum menghasilkan, 1.237 Ha sudah tua dan sisanya seluas 67.087 Ha yang berada pada tahap produktif.
Database Sosial Ekonomi 2013
35
Tabel 4.4. Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Kondisi, Tahun 2008 – 2012 ( HA )
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser TBM TM TR/TT
= Tanaman Belum Menghasilkan = Tanaman Menghasilkan = Tanaman Rusak / Tanaman Tua
Database Sosial Ekonomi 2013
36
Produksi perkebunan Kabupaten Paser pada tahun 2012 mengalami peningkatan pada semua komoditi kecuali kelapa, kakao dan lada. Jumlah produksi kelapa sawit di Kabupaten Paser tahun 2012 sebanyak 1.004.545,56 Ton.
Tabel 4.5. Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012 (Ton)
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
3. PETERNAKAN Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan peternak. Usaha peternakan di Kabupaten Paser pada umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan berskala kecil (sapi, kerbau, kambing dan unggas), namun cukup memberikan harapan dalam hal pengembangannya. Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala besar, khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar. Adapun permasalahan dalam hal pembangunan sub sektor peternakan adalah relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia,
belum
berkembangnya
pembibitan
hewan
ternak,
usaha
peternakan rakyat masih belum dikelola secara profesional dan minimnya sarana dan prasarana penunjang usaha peternakan rakyat. Pada umumnya peternakan di Kabupaten Paser masih bersifat tradisional, meskipun demikian beberapa daerah mendapatkan penyuluhan dari Petugas Lapangan Database Sosial Ekonomi 2013
37
yang didatangkan dari Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam upaya peningkatan produksi ternak serta imunisasi ternak terhadap berbagai kemungkinan terserang penyakit. Hal ini perlu dilakukan agar jangan terjadi meluasnya wabah penyakit yang dapat merugikan peternak. Dari berbagai jenis populasi hewan ternak besar yang ada di Kabupaten Paser, sapi potong mempunyai jumlah populasi yang paling banyak, yaitu 15.580 ekor, diikuti populasi kambing sebanyak 5.105 ekor, kerbau sebanyak 537 ekor, dan terakhir domba sebanyak 23 ekor. Selain ternak besar, di Kabupaten Paser juga terdapat beberapa jenis ternak kecil seperti ayam ras, ayam buras, itik, angsa, dan ayam petelur. Dari beberapa jenis ternak kecil tersebut, ayam buras atau ayam kampung memiliki populasi terbanyak dibanding jenis ternak yang lain, yaitu sebanyak 169.581 ekor. Tabel 4.6 Populasi Ternak Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2012
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
Berbicara masalah populasi ternak kecil terutama unggas tidak terlepas dari jumlah produksi yang dihasilkan, karena kebanyakan peternak menjual telur ternaknya untuk menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah produksi telur tergantung kepada kondisi ternak itu sendiri. Ternak yang berkembang dengan baik atau dalam keadaan sehat akan besar jumlah produksinya, namun sebaliknya apabila perkembangan ternak tidak normal atau sakit
Database Sosial Ekonomi 2013
38
akan mengurangi jumlah daging ternak itu sendiri. Untuk itu suplai makanan kepada ternak menjadi modal utama bagi perkembangan ternak itu sendiri. Pada tahun 2011, produksi telur unggas Kabupaten Paser cukup signifikan. Untuk ayam buras, produksi telur tahun 2011 mencapai 20.012.098 butir, namun pada tahun 2012 turun hingga 1.098.700 butir. Tabel 4.7. Produksi Telur Kabupaten Paser (Butir), Tahun 2008 – 2012
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
Untuk memenuhi kebutuhan akan daging di Kabupaten Paser, biasanya ternak tersebut di lakukan pemotongan setiap hari. Namun sebagian ternak banyak juga dilakukan pemotongan pada hari raya qurban. Selama tahun 2012, tercatat jumlah sapi, kerbau, kambing mengalami kenaikan jumlah pemotongan dibanding tahun 2011. Secara berurutan jumlah pemotongan sapi, kerbau, kambing yang dipotong selama tahun 2012 adalah 1.838 ekor, 9 ekor, 2.471 ekor. Untuk ternak kecil / unggas, pada tahun 2012 secara berurutan jumlah pemotongan ayam ras, ayam buras, dan itik yang dipotong adalah 1.217.759 ekor, 1.029.081 ekor, dan 5.281 ekor.
Database Sosial Ekonomi 2013
39
Tabel 4.8. Banyaknya Ternak yang Dipotong di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
4. PERIKANAN DAN SUMBER DAYA KELAUTAN Dari tahun ke tahun produksi perikanan darat Kabupaten Paser menunjukkan kecenderungan naik, terutama produksi tambak. Di tahun 2012, produksi tambak terus mengalami kenaikan. Sedang
produksi
perikanan laut sangat fluktuatif karena terkait dengan kondisi alam. Sejak tahun 2009, di Kabupaten Paser mulai dikembangkan budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut di Kabupaten Paser cukup berhasil, hal ini dapat dilihat dari jumlah produksinya yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Produksi rumput laut dari tahun 2010 – 2012 secara berurutan adalah 3.449,60 Ton, 9.019 Ton, dan 9.014,50 Ton.
Database Sosial Ekonomi 2013
40
Tabel 4.9. Produksi Perikanan Kabupaten Paser Menurut Jenis Produksi, Tahun 2008 – 2012 (Ton)
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
Peningkatan produksi perikanan Kabupaten Paser ini terkait dengan peningkatan luas areal budidaya baik perikanan laut (rumput laut) dan perikanan darat (tambak, kolam, dan keramba). Areal budidaya digolongkan menjadi dua bagian, luas potensi dan luas manfaat. Luas potensi adalah areal budidaya yang belum dikembangkan sedang luas manfaat adalah areal budidaya yang sudah dikembangkan baik yang telah berproduksi maupun belum berproduksi. Luas areal tambak baik luas potensi maupun luas manfaat dari tahun ke tahun terus mengalami penambahan. Tabel 4.10. Luas Budidaya Tambak, Kolam, Keramba, Rumput Laut Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
Database Sosial Ekonomi 2013
41
5. KEHUTANAN Pembangunan
kehutanan
pada
hakekatnya
mencakup
semua
upaya memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu. Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Kabupaten Paser masalah
pada
khususnya
illegal
logging.
tapi
Indonesia
Masalah ini
pada
umumnya
merupakan akar
dari
adalah masa
lalu yang sulit sekali untuk diberantas. Luas hutan Kabupaten Paser sekitar 1.024.845 Ha dengan rincian 114.518 hutan lindung, 96.641 hutan suaka alam dan wisata, 168.091 hutan produksi terbatas, 238.752 produksi tetap, dan 406.843 hutan tetap. Tabel 4.11. Luas Kawasan Hutan Kabupaten Paser Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan,
Sumber : Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur
Database Sosial Ekonomi 2013
42
Hak Pengusahaan Hutan (HPH) adalah hak untuk mengusahakan hutan didalam suatu kawasan hutan produksi yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan, berdasarkan ketentuan–ketentuan yg berlaku serta berdasarkan azas kelestarian. Di Kabupaten Paser, pada tahun 2012 terdapat perusahaan 5 pemegang HPH dengan luas hutan 370 830 Ha. Tabel 4.12. Jumlah Perusahaan dan Luas HPH dan HTI Kabupaten Paser, Tahun 2010 – 2012
Uraian
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
HPH Jumlah Perusahaan Luas Hutan (HA)
4
4
5
135 950
198 029
370 830
3 56 375
0 0
2 30 600
HTI Jumlah Perusahaan Luas Hutan (HA)
Sumber : Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur
Sedangkan Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah usaha hutan tanaman untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur sesuai dengan tapaknya (satu atau lebih sistem silvikultur) dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan kayu maupun non kayu. Jika tahun 2010, di Kabupaten Paser terdapat 3 perusahaan pemegang HTI dengan luas pengusahaan 56 375 Ha dan pada Tahun 2012 terdapat 2 perusahaan pemegang HTI dengan luas wilayah pengusahaan 30 600 Ha.
Database Sosial Ekonomi 2013
43
Database Sosial Ekonomi 2013
44
LAMPIRAN
Database Sosial Ekonomi 2013
45
Tabel 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2008 - 2012 (JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA
2008
1
2
2009
2010 r)
3
4
2011 *) 5
2012 **) 6
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
1 322 963,00 144 729,74 524 205,53 76 625,60 200 683,70 376 718,44
1 522 537,93 148 942,42 630 594,67 88 434,64 207 220,72 447 345,48
1 671 645,87 170 015,13 689 680,07 98 716,74 211 840,18 501 393,74
1 921 518,38 186 730,33 827 859,82 116 855,66 215 034,78 575 037,80
2 043 377,52 212 235,06 805 574,91 129 764,43 226 082,82 669 720,30
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian
6 305 985,89 6 283 821,63 22 164,26
7 181 386,01 7 157 367,04 24 018,97
10 086 581,43 10 059 367,94 27 213,49
13 081 014,78 13 049 660,66 31 354,13
13 967 710,71 13 932 636,40 35 074,31
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **)
94 195,79 94 195,79
105 573,46 105 573,46
113 883,99 113 883,99
134 522,27 134 522,27
149 815,86 149 815,86
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
13 879,66 10 022,24 3 857,41
15 550,51 11 287,19 4 263,33
17 038,33 12 381,32 4 657,01
20 462,75 15 200,93 5 261,82
22 257,86 16 674,66 5 583,20
5. BANGUNAN
216 366,54
238 773,26
268 920,91
298 737,56
328 013,84
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
337 061,00 295 572,46 1 666,86 39 821,68
409 189,04 361 595,03 1 803,30 45 790,71
474 009,46 419 615,52 1 968,15 52 425,79
546 134,06 480 526,10 2 172,76 63 435,20
588 187,34 514 768,76 2 336,50 71 082,08
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi
63 408,29 45 049,72
71 611,70 51 103,03
80 817,38 57 556,21
89 875,66 64 016,88
101 272,61 72 269,75
24 553,52 12 382,28 779,98 7 333,95 18 358,57 18 270,08 88,50
28 124,91 14 222,84 822,88 - 7 932,40 20 508,67 20 417,14 91,53
31 597,80 16 337,00 903,43
35 535,63 18 001,25 971,60 9 508,41 25 858,78 25 760,48 98,30
40 188,26 20 452,70 1 070,60 10 558,19 29 002,86 28 900,99 101,87
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
90 142,39 19 312,08 2 448,43 67 970,31 411,57
103 940,61 22 016,31 2 699,56 - 78 715,70 509,05
119 761,18 28 239,68 3 004,26 87 921,30 595,94
139 528,18 36 938,49 3 211,39 98 657,21 721,09
153 941,00 39 826,62 3 439,89 109 814,10 860,39
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga
252 801,22 242 122,70 242 122,70
323 648,99 311 781,86 311 781,86
374 511,83 361 323,28 361 323,28
448 354,62 433 661,44 433 661,44
489 416,68 472 951,97 472 951,97
10 678,52 5 207,99 561,56 4 908,98
11 867,13 5 681,23 635,24 5 550,66
13 188,56 6 263,55 702,89 6 222,11
14 693,18 6 718,05 784,70 7 190,43
16 464,71 7 325,07 857,41 8 282,23
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
8 696 803,79
9 972 211,52
13 207 170,38
16 680 148,26
17 843 993,43
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
2 412 982,16
2 814 844,48
3 147 802,44
3 630 487,61
3 911 357,03
Keterangan :
r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
8 717,98 23 261,17 23 166,32 94,85
@ Tanpa Pertambangan Non Migas
Database Sosial Ekonomi 2013
46
Tabel 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2008 - 2012 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA
2008
1
2
2009
2010
3
r)
2011 *
4
)
2012 **
5
)
6
675 806,72 92 699,94 215 769,00 59 735,95 111 703,70 195 898,12
727 978,48 92 906,10 236 044,95 67 464,61 108 993,18 222 569,63
755 900,45 95 473,08 248 471,53 73 079,66 104 760,39 234 115,79
795 190,57 90 186,89 271 380,77 79 896,25 100 091,54 253 635,12
842 169,65 92 760,74 292 979,27 81 803,44 96 997,20 277 629,00
3 227 246,53
3 478 105,97
3 215 067,98 12 178,55
3 465 377,85 12 728,12
4 239 888,38 4 226 294,80 13 593,58
4 749 091,78 4 734 490,57 14 601,21
5 196 103,11 5 180 449,16 15 653,96
74 155,68 -
79 292,41 -
74 155,68
79 292,41
83 831,62 83 831,62
89 292,53 89 292,53
95 810,89 95 810,89
9 495,50 6 619,16 2 876,34
10 025,79 6 962,00 3 063,79
10 658,88 7 390,17 3 268,71
12 251,59 8 635,56 3 616,03
12 929,34 9 196,87 3 732,47
5. BANGUNAN
136 940,85
144 711,07
155 896,18
165 965,31
174 019,97
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
139 951,53 126 633,00 913,02 12 405,51
153 089,07 138 775,02 943,51 13 370,53
165 810,53 150 514,76 989,30 14 306,47
184 903,45 168 115,62 1 050,71 15 737,11
198 622,46 180 660,51 1 086,43 16 875,52
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi
39 776,25 32 228,84
42 595,27 34 592,63
45 788,84 37 272,52
48 713,01 39 626,62
51 526,49 41 750,02
16 089,56 9 674,25 597,80 5 867,23 7 547,42 7 476,43 70,99
17 502,22 10 385,31 603,18 - 6 101,91 8 002,64 7 930,58 72,05
19 103,68 11 148,63 633,34 6 386,87 8 516,32 8 443,11 73,21
20 481,82 11 817,55 652,97 6 674,28 9 086,39 9 012,01 74,38
21 570,42 12 448,61 682,94 7 048,04 9 776,47 9 700,90 75,57
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
59 082,35 4 988,16 1 590,24 52 284,85 219,09
65 655,75 5 420,52 1 669,26 - 58 307,92 258,04
71 201,87 6 354,95 1 762,21
78 132,41 7 462,32 1 845,97
84 450,25 7 462,32 1 945,45
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumah tangga
124 098,22 117 846,01 117 846,01
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **) 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
-
-
62 800,93 283,78
68 511,95 312,16
74 703,47 339,01
132 266,85 125 718,49 125 718,49
141 599,34 134 771,83 134 771,83
162 140,41 154 879,09 154 879,09
171 512,50 163 802,27 163 802,27
6 252,21 2 288,31 406,71 3 557,19
6 548,36 2 383,87 424,28 3 740,20
6 827,51 2 503,07 445,68 3 878,76
7 261,32 2 622,26 469,39 4 169,67
7 710,23 2 764,65 491,12 4 454,46
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
4 486 553,62
4 833 720,66
5 670 576,09
6 285 681,06
6 827 144,67
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
1 271 485,64
1 368 342,81
1 444 281,29
1 551 190,49
1 646 695,51
Keterangan :
r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Tanpa Pertambangan Non Migas
Database Sosial Ekonomi 2013
47
TABEL 3. LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2008 - 2012 (%) LAPANGAN USAHA
2008
1
2
2009
2010
r)
2011 *
)
2012 **
3
4
5
6
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
8,57 11,17 14,96 17,66 - 0,12 2,85
15,09 2,91 20,30 15,41 3,26 18,75
9,79 14,15 9,37 11,63 2,23 12,08
14,95 9,83 20,04 18,37 1,51 14,69
6,34 13,66 - 2,69 11,05 5,14 16,47
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian
55,47 55,71 7,88
13,88 13,90 8,37
40,45 40,55 13,30
29,69 29,73 15,22
6,78 6,77 11,87
8,37 8,37
12,08 12,08
7,87 7,87
18,12 18,12
11,37 11,37
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
16,08 18,98 9,16
12,04 12,62 10,52
9,57 9,69 9,23
20,10 22,77 12,99
8,77 9,70 6,11
5. BANGUNAN
11,19
10,36
12,63
11,09
9,80
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
19,40 19,27 5,52 21,00
21,40 22,34 8,19 14,99
15,84 16,05 9,14 14,49
15,22 14,52 10,40 21,00
7,70 7,13 7,54 12,05
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi
12,74 11,23 12,73 11,30 6,07 6,90 16,62 16,67 7,10
12,94 13,44 14,55 14,86 5,50 8,16 11,71 11,75 3,43
12,85 12,63 12,35 14,86 9,79 9,90 13,42 13,47 3,63
11,21 11,22 12,46 10,19 7,55 9,07 11,17 11,20 3,63
12,68 12,89 13,09 13,62 10,19 11,04 12,16 12,19 3,63
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
15,31 21,67 10,13 13,79 19,85
15,31 14,00 10,26 15,81 23,68
15,22 28,27 11,29 11,69 17,07
16,51 30,80 6,89 12,21 21,00
10,33 7,82 7,12 11,31 19,32
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga
51,79 54,35 54,35 10,38 8,76 11,37 12,05
28,03 28,77 28,77 11,13 9,09 13,12 13,07
15,72 15,89 15,89 11,14 10,25 10,65 12,10
19,72 20,02 20,02 11,41 7,26 11,64 15,56
9,16 9,06 9,06 12,06 9,04 9,27 15,18
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
41,38 14,05
14,67 16,65
32,44 11,83
26,30 15,33
6,98 7,74
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **)
Keterangan :
r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Database Sosial Ekonomi 2013
)
@ Tanpa Pertambangan Non Migas
48
Tabel 4. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2008-2012 (PERSEN) LAPANGAN USAHA
2008
1
2
2009
2010
3
2011
2012
4
5
6
3,84 2,76 5,26 8,32 - 3,88 5,19
5,20 - 5,54 9,22 9,33 - 4,46 8,34
5,91 2,85 7,96 2,39 - 3,09 9,46
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
0,99 4,05 2,04 9,91 - 6,73 0,72
7,72 0,22 9,40 12,94 - 2,43 13,61
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian
8,11 8,12 4,08
7,77 7,79 4,51
21,90 21,96 6,80
12,01 12,02 7,41
9,41 9,42 7,21
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **)
6,18 0,00 0,00 0,00 6,18
6,93 0,00 0,00 0,00 6,93
5,72 0,00 0,00 0,00 5,72
6,51 0,00 0,00 0,00 6,51
7,30 0,00 0,00 0,00 7,30
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
7,54 8,39 0,00 5,65
5,58 5,18 0,00 6,52
6,31 6,15 0,00 6,69
14,94 16,85 0,00 10,63
5,53 6,50 0,00 3,22
5. BANGUNAN
6,97
5,67
7,73
6,46
4,85
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
10,74 10,88 2,56 10,00
9,39 9,59 3,34 7,78
8,31 8,46 4,85 7,00
11,51 11,69 6,21 10,00
7,42 7,46 3,40 7,23
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi
6,66 5,84 0,00 7,39 6,00 1,09 0,00 2,03 10,29 10,34 5,00
7,09 7,33 0,00 8,78 7,35 0,90 0,00 4,00 6,03 6,07 1,50
7,50 7,75 0,00 9,15 7,35 5,00 0,00 4,67 6,42 6,46 1,60
6,39 6,32 0,00 7,21 6,00 3,10 0,00 4,50 6,69 6,74 1,60
5,78 5,36 0,00 5,32 5,34 4,59 0,00 5,60 7,59 7,64 1,60
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
11,47 17,41 4,00 0,00 11,16 16,54
11,13 8,67 4,97 0,00 11,52 17,78
8,45 17,24 5,57 0,00 7,71 9,98
9,73 17,43 4,75 0,00 9,09 10,00
8,09 0,00 5,39 0,00 9,04 8,60
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga
11,49 11,89 11,89 0,00 4,47 5,83 5,59 3,49
6,58 6,68 6,68 0,00 4,74 4,18 4,32 5,14
7,06 7,20 7,20 0,00 4,26 5,00 5,04 3,70
14,51 14,92 14,92 0,00 6,35 4,76 5,32 7,50
5,78 5,76 5,76 0,00 6,18 5,43 4,63 6,83
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
7,10
7,74
17,31
10,85
8,61
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
4,60
7,62
5,55
7,40
6,16
Keterangan :
r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Tanpa Pertambangan Non Migas
Database Sosial Ekonomi 2013
49
TABEL 5. KONSTRIBUSI NILAI TAMBAH BRUTO SEKTORAL ADHB 2000 TERHADAP PDRB KABUPATEN PASER , TAHUN 2008 - 2012 (%) LAPANGAN USAHA
2008
1
2
2009
2010
3
r)
2011 *
)
2012 **
4
5
6
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
15,21 1,66 6,03 0,88 2,31 4,33
15,27 1,49 6,32 0,89 2,08 4,49
12,66 1,29 5,22 0,75 1,60 3,80
11,52 1,12 4,96 0,70 1,29 3,45
11,45 1,19 4,51 0,73 1,27 3,75
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian
72,51 72,25 0,25
72,01 71,77 0,24
76,37 76,17 0,21
78,42 78,23 0,19
78,28 78,08 0,20
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **)
1,08 1,08
1,06 1,06
0,86 0,86
0,81 0,81
0,84 0,84
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
0,16 0,12 0,04
0,16 0,11 0,04
0,13 0,09 0,04
0,12 0,09 0,03
0,12 0,09 0,03
5. BANGUNAN
2,49
2,39
2,04
1,79
1,84
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
3,88 3,40 0,02 0,46
4,10 3,63 0,02 0,46
3,59 3,18 0,01 0,40
3,27 2,88 0,01 0,38
3,30 2,88 0,01 0,40
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi
0,73 0,52 0,28 0,14 0,01 0,08 0,21 0,21 0,00
0,72 0,51 0,28 0,14 0,01 0,08 0,21 0,20 0,00
0,61 0,44 0,24 0,12 0,01 0,07 0,18 0,18 0,00
0,54 0,38 0,21 0,11 0,01 0,06 0,16 0,15 0,00
0,57 0,41 0,23 0,11 0,01 0,06 0,16 0,16 0,00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
1,04 0,22 0,03 0,78 0,00
1,04 0,22 0,03 0,79 0,01
0,91 0,21 0,02 0,67 0,00
0,84 0,22 0,02 0,59 0,00
0,86 0,22 0,02 0,62 0,00
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga
2,91 2,78 2,78 0,12 0,06 0,01 0,06
3,25 3,13 3,13 0,12 0,06 0,01 0,06
2,84 2,74 2,74 0,10 0,05 0,01 0,05
2,69 2,60 2,60 0,09 0,04 0,00 0,04
2,74 2,65 2,65 0,09 0,04 0,00 0,05
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Keterangan :
r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Database Sosial Ekonomi 2013
)
@ Tanpa Pertambangan Non Migas
50
TABEL 6. KONSTRIBUSI NILAI TAMBAH BRUTO SEKTORAL ADHK 2000 TERHADAP PDRB KABUPATEN PASER , TAHUN 2008 - 2012 (%) LAPANGAN USAHA
2008
1
2
2009
2010 r)
2011 *)
3
4
5
2012 **) 6
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
15,06 2,07 4,81 1,33 2,49 4,37
15,06 1,92 4,88 1,40 2,25 4,60
13,33 1,68 4,38 1,29 1,85 4,13
12,65 1,43 4,32 1,27 1,59 4,04
12,34 1,36 4,29 1,20 1,42 4,07
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian
71,93 71,66 0,27
71,96 71,69 0,26
74,77 74,53 0,24
75,55 75,32 0,23
76,11 75,88 0,23
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **)
1,65 1,65
1,64 1,64
1,48 1,48
1,42 1,42
1,40 1,40
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
0,21 0,15 0,00 0,06
0,21 0,14 0,00 0,06
0,19 0,13 0,00 0,06
0,19 0,14 0,00 0,06
0,19 0,13 0,00 0,05
5. BANGUNAN
3,05
2,99
2,75
2,64
2,55
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
3,12 2,82 0,02 0,28
3,17 2,87 0,02 0,28
2,92 2,65 0,02 0,25
2,94 2,67 0,02 0,25
2,91 2,65 0,02 0,25
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi
0,89 0,72 0,36 0,22 0,01 0,13 0,17 0,17 0,00
0,88 0,72 0,36 0,21 0,01 0,13 0,17 0,16 0,00
0,81 0,66 0,34 0,20 0,01 0,11 0,15 0,15 0,00
0,77 0,63 0,33 0,19 0,01 0,11 0,14 0,14 0,00
0,75 0,61 0,32 0,18 0,01 0,10 0,14 0,14 0,00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
1,32 0,11 0,04 1,17 0,00
1,36 0,11 0,03 1,21 0,01
1,26 0,11 0,03 1,11 0,01
1,24 0,12 0,03 1,09 0,00
1,24 0,11 0,03 1,09 0,00
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga
2,77 2,63 2,63 0,00 0,14 0,05 0,01 0,08
2,74 2,60 2,60 0,00 0,14 0,05 0,01 0,08
2,50 2,38 2,38 0,00 0,12 0,04 0,01 0,07
2,58 2,46 2,46 0,00 0,12 0,04 0,01 0,07
2,51 2,40 2,40 0,00 0,11 0,04 0,01 0,07
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Keterangan :
r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Tanpa Pertambangan Non Migas
Database Sosial Ekonomi 2013
51
TABEL 7. INDEKS IMPLISIT PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2008 - 2012 (%) LAPANGAN USAHA
2008
2009
2010 r)
2011 *)
2
3
4
5
6
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
195,76 156,13 242,95 128,27 179,66 192,30
209,15 160,32 267,15 131,08 190,12 200,99
221,15 178,08 277,57 135,08 202,21 214,16
241,64 207,05 305,05 146,26 214,84 226,72
242,63 228,80 274,96 158,63 233,08 241,23
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian
195,40 195,45 181,99
206,47 206,54 188,71
237,90 238,02 200,19
275,44 275,63 214,74
268,81 268,95 224,06
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **)
127,02 127,02
133,14 133,14
135,85 135,85
150,65 150,65
156,37 156,37
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
146,17 151,41 134,11
155,11 162,13 139,15
159,85 167,54 142,47
167,02 176,03 145,51
172,15 181,31 149,58
5. BANGUNAN
158,00
165,00
172,50
180,00
188,49
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
240,84 233,41 182,56 321,00
267,29 260,56 191,13 342,47
285,87 278,79 198,94 366,45
295,36 285,83 206,79 403,09
296,13 284,94 215,06 421,21
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi
159,41 139,78 152,61 127,99 130,47 125,00 243,24 244,37 124,66
168,12 147,73 160,69 136,95 136,42 130,00 256,27 257,45 127,03
176,50 154,42 165,40 146,54 142,65 136,50 273,14 274,38 129,57
184,50 161,55 173,50 152,33 148,80 142,46 284,59 285,85 132,16
196,54 173,10 186,31 164,30 156,76 149,80 296,66 297,92 134,80
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
152,57 387,16 153,97 130,00 187,85
158,31 406,17 161,72 135,00 197,27
168,20 444,37 170,48 140,00 210,00
178,58 495,00 173,97 144,00 231,00
182,29 533,70 176,82 147,00 253,80
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga
203,71 205,46 205,46 170,80 227,59 138,07 138,00
244,69 248,00 248,00 181,22 238,32 149,72 148,41
264,49 268,10 268,10 193,17 250,24 157,71 160,41
276,52 280,00 280,00 202,35 256,19 167,17 172,45
285,35 288,73 288,73 213,54 264,95 174,58 185,93
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
193,84
206,31
232,91
265,37
261,37
1
Keterangan :
r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
2012 **)
@ Tanpa Pertambangan Non Migas
Database Sosial Ekonomi 2013
52
TABEL 8. LAJU IMPLISIT PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2008 - 2012 (%) LAPANGAN USAHA
2008
1
2
2009
2010 r)
2011 *)
3
4
5
2012 **) 6
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
7,50 6,84 12,66 7,05 7,09 2,11
6,84 2,68 9,96 2,19 5,83 4,52
5,74 11,08 3,90 3,05 6,36 6,55
9,27 16,27 9,90 8,28 6,24 5,86
0,41 10,50 - 9,87 8,46 8,49 6,40
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian
43,81 44,01 3,65
5,67 5,67 3,69
15,22 15,24 6,09
15,78 15,80 7,26
- 2,41 - 2,42 4,34
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **)
2,06 2,06
4,82 4,82
2,03 2,03
10,90 10,90
3,79 3,79
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
7,94 9,78 3,32
6,11 7,08 3,76
3,06 3,34 2,39
4,49 5,07 2,13
3,07 3,00 2,80
5. BANGUNAN
3,95
4,43
4,55
4,35
4,72
7,82 7,57 2,89 10,00
10,98 11,63 4,69 6,69
6,95 6,99 4,09 7,00
3,32 2,53 3,94 10,00
0,26 - 0,31 4,00 4,50
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi
5,70 5,09 4,97 5,00 4,93 4,77 5,74 5,74 2,00
5,46 5,69 5,30 7,00 4,56 4,00 5,36 5,35 1,90
4,98 4,53 2,93 7,00 4,56 5,00 6,58 6,58 2,00
4,53 4,62 4,90 3,95 4,31 4,37 4,19 4,18 2,00
6,53 7,15 7,39 7,86 5,35 5,15 4,24 4,22 2,00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
3,45 3,64 5,90 2,37 2,83
3,76 4,91 5,04 3,85 5,02
6,25 9,41 5,42 3,70 6,45
6,17 11,39 2,04 2,86 10,00
2,08 7,82 1,64 2,08 9,87
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga
36,15 37,95 37,95 5,66 2,77 5,48 8,27
20,12 20,71 20,71 6,10 4,71 8,44 7,54
8,09 8,10 8,10 6,59 5,00 5,34 8,09
4,55 4,44 4,44 4,75 2,38 6,00 7,50
3,19 3,12 3,12 5,53 3,42 4,43 7,82
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
32,01
6,43
12,89
13,94
- 1,51
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
Keterangan :
r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Tanpa Pertambangan Non Migas
Database Sosial Ekonomi 2013
53
Tabel 9. AGREGAT PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (KONSTAN 2000) TAHUN 2008 - 2012 Agregat-Agregat
2008
2009
1
2
3
2010
r)
2011
4
*)
2012
5
**)
6
A. DENGAN PERTAMBANGAN NON MIGAS I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Produk Domestik Regional Bruto (Jutaan Rupiah) 2. Penduduk Pertengahan Tahun (orang) 3. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (Jutaan Rupiah) II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1. Produk Domestik Regional Bruto (Jutaan Rupiah) 2. Penduduk Pertengahan Tahun (orang) 3. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (Jutaan Rupiah)
8 696 804,79
9 972 211,52
13 207 170,38
16 680 148,26
17 843 993,43
214 905
222 831
230 316
239 221
247 612
40,47
44,75
57,34
69,73
72,06
4 486 553,62
4 833 720,66
5 670 576,09
6 285 681,06
6 827 144,67
214 905
222 831
230 316
239 221
247 612
20,88
21,69
24,62
26,28
27,57
2 412 982,16
2 814 844,48
3 147 802,44
3 630 487,61
3 911 357,03
214 905
222 831
230 316
239 221
247 612
11,23
12,63
13,67
15,18
15,80
1 271 485,64
1 368 342,81
1 444 281,29
1 551 190,49
1 646 695,51
214 905
222 831
230 316
239 221
247 612
5,92
6,14
6,27
6,48
6,65
B. TANPA PERTAMBANGAN NON MIGAS I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1. Produk Domestik Regional Bruto (Jutaan Rupiah) 2. Penduduk Pertengahan Tahun (orang) 3. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (Jutaan Rupiah) II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1. Produk Domestik Regional Bruto (Jutaan Rupiah) 2. Penduduk Pertengahan Tahun (orang) 3. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (Jutaan Rupiah)
Keterangan :
r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Tanpa Pertambangan Non Migas
Database Sosial Ekonomi 2013
54