BAHAN AJAR
DASAR DESAIN MODE BUS 132
Disusun Oleh : Prof. Dr. Arifah A. Riyanto, M.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2009
1
PENGERTIAN, HAKIKAT DAN KAJIAN, SERTA KONSEP DESAIN BUSANA 1. Pengertian Desain Busana Desain dapat diartikan rancangan sesuatu yang dapat diwujudkan pada benda nyata atau perilaku manusia, yang dapat dirasakan, dilihat, didengar, dan diraba. Khusus mengenai pengertian desain busana yaitu rancangan model busana yang berupa gambar dengan mempergunakan unsur garis, bentuk, siluet (silhouette), ukuran, tekstur yang dapat diwujudkan menjadi busana. Jadi, suatu desain busana harus dapat mengilustrasikan dengan jelas apa yang ada dalam pikiran seorang perancang sehingga yang ada
dalam
pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Tanpa dapat diwujudkan dalam bentuk gambar, maka belum dapat dikatakan desain busana. Desain busana yang dimaksud lebih lengkap lagi apabila dilengkapi dengan warna dan atau corak dari kain yang direncanakan.
2. Hakikat dan Kajian Desain Busana Dalam mendesain busana, para perancang (designer) memerlukan pengetahuan, ide, pemikiran yang akan dituangkan dalam bentuk rancangan busana berupa gambar. Manusia dalam kaitan sebagai perancang atau desainer busana ini juga akan memerlukan peralatan untuk menggambar rancangan busana tersebut. Sifat dan kemampuan manusia ini yang menurut Prof.Drs.Harsojo (1977 : 116), antara lain sebagai homo sapiens (makhluk biologis yang dapat berpikir), dan homo faber (makhluk yang pandai membuat alat dan mempergunakannya). Dengan demikian bahwa manusia pada hakikatnya dapat berpikir, yang dari hasil pemikiran dan keterampilannya dapat dituangkan dalam bentuk rancangan berupa gambar model busana. Dari hasil rancangan ini akan dapat diwujudkan dalam bentuk busana yang dapat dipergunakan oleh orang yang menyenanginya, menginginkannya atau membutuhkannya. Berbicara desain busana dapat ditampilkan dalam bentuk desain sketsa, sketsa produksi, penyajian gambar, dan desain ilustrasi busana. Apabila akan 1
1
2 menuangkan ide model busana secara langsung tanpa anatomi tubuh, maka ditampilkan dalam bentuk desain sketsa. Untuk desain yang akan langsung diproduksi dapat dipergunakan sketsa produksi yang akan menampilkan gambar model busana lengkap dengan anatomi tubuh, dan menampilkan model bagian muka dan bagian belakangnya. Penyajian gambar diperlukan sebagai koleksi di usaha garment. Penyajian gambar model busana dapat digambar lengkap dengan proporsi tubuh, dapat pula tidak, dengan penyajian gambar lengkap yang terdiri model bagian muka, belakang diberi warna atau corak sesuai bahan yang direncanakan beserta contoh bahannya. Pada hakekatnya desain busana ialah sebagai suatu desain struktur, desain dekoratif dan desain fungsional. Desain struktur merupakan suatu desain busana yang lebih memfokuskan pada susunan bentuk dan garis (siluet), sedangkan desain dekoratif yaitu suatu desain yang pada bagian bidangnya diperindah dengan berbagai cara. Dekorasi yang dilakukan dapat berupa garis hias, garis lipit, kerutan, draperi, garnituur, berbagai sulaman, bordir, quilting, patchwork, sablon, batik, jumputan, sedangkan desain fungsional yaitu desain busana yang berfungsi untuk kesempatan yang bersifat temporer (misal : baju hamil), dan yang keberadaannya dapat dipergunakan (misal : saku tempel atau saku bobok). Desain fungsional dapat pula berfungsi sebagai hiasan, misalnya penempelan saku akan dapat berfungsi sebagai hiasan dan juga berfungsi untuk menyimpan sesuatu. Para perancang busana akan membuat rancangannya yang disesuaikan dengan trend mode yang ada di masyarakat atau justru para perancang akan membuat atau memperkenalkan rancangannya untuk menjadi trend mode pada suatu periode tertentu. Desain-desain busana yang ditawarkan para perancang melalui mass media cetak ataupun elektronik akan mempengaruhi motivasi masyarakat untuk memilih model busana dengan desain yang terbaru, terutama para konsumen yang selalu mengikuti trend mode. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang berkaitan dengan bidang busana, seperti perkembangan teknologi tekstil, perkembangan teknologi pewarnaan desain, teknologi pembuatan desain busana melalui komputer, dan perkembangan teknologi pembuatan busana itu sendiri
3 sebagai sarana untuk mewujudkan desain busana cukup berkembang dengan pesat. Teknologi pembuatan tekstil yang menghasilkan produksi tekstil yang beragam, bervariasi dari bahan, penyempurnaan, warna dan corak, cenderung dapat mendorong para desainer untuk menghasilkan desain-desain yang dalam wujud busananya akan dapat memanfaatkan hasil produksi tekstil tersebut. Teknologi busana yang demikian maju dengan pesat, akan mendorong akselerasi munculnya desain-desain busana terbaru yang menyesuaikan dengan teknologi produksi tekstil dan teknologi pembuatan busana. Teknologi pembuatan busana, teknologi menghias busana dengan mesin-mesin yang sudah lebih canggih, dengan sistem komputer, dapat dijadikan sebagai salah satu peluang bagi para perancang busana atau siapapun yang merancang busana untuk mendesain busana yang perwujudan busananya dapat mempergunakan mesinmesin dengan teknologi mutakhir tersebut. Pada desain yang dibuat akan merupakan rekayasa gambar, warna dan motif yang diatur, didesain sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu desain yang diasumsikan akan diterima masyarakat. Busana/pakaian
merupakan
salah
satu
unsur
teknologi
seperti
dikemukakan oleh Soerjono Soekanto,SH.,MA. (1975 : 59), yaitu unsur teknologi terdiri dari tujuh : (1) alat-alat produktif, (2) senjata, (3) wadah, (4) makanan dan minuman, (5) pakaian dan perhiasan, (6) tempat berlindung dan perumahan, dan (7) alat-alat transportasi. Jadi, jelas pakaian (busana) merupakan salah satu unsur teknologi. Untuk terealisasinya busana, antara lain diperlukan desain-desain yang dalam perwujudan busananya dengan memanfaatkan hasil produksi tekstil yang ada saat ini. Para desain busana akan termotivasi untuk mendesain busana dengan model yang sesuai untuk berbagai selera pada tingkat sosial ekonomi yang juga memanfaatkan produksi tekstil yang tersedia. Desain busana merupakan desain yang berkembang sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, khususnya dalam teknologi pembuatan tekstil atau bahan untuk busana, dan teknologi pembuatan busana. Semakin berkembang dan beragam hasil produksi teknologi tekstil, teknologi pembuatan dan mendekorasi busana, maka akan semakin bervariasi pula desain-desain busana
4 yang dapat ditampilkan. Para pengusaha produksi tekstil dapat memberi peluang kepada para desain untuk mengembangkan ide-ide rancangannya dengan tampilan desain busana yang mempergunakan produksi tekstil tersebut.
3. Konsep Desain Busana a. Desain Sebagai Produksi Desain sebagai produksi dapat dikategorikan menjadi tiga : 1) bersifat perasaan (sensory). 2) bersifat tingkath laku (behavioral). 3) bersifat campuran (baik sensory maupun behavioral). b. Desain Sebagai Proses Desain proses akan menerapkan unsur sensory dan behavioral, mempunyai langkah-langkah : 1) Menetapkan tujuan. 2) Mempertimbangkan pengaruh luar. 3) Membat kriteria. 4) Membuat rencana. 5) Mewujudkan rencana. 6) Mengevaluasi hasil karya. c. Desain Busana Sesuai Lingkungan Desain busana sesuai lingkungan ialah rancangan busana yang disesuaikan lingkungan yang dapat diwujudkan untuk membangkitkan perasaan, yang dapat merefleksikan ide-ide yang original, yang dapat diterima masyarakat tertentu yang menjadi tujuan produksi.
5
ASPEK-ASPEK DESAIN BUSANA 1. Desain Fungsional a. Pengertian Desain Fungsional Desain fungsional yaitu desain yang memperhatikan tentang manfaat dan penampilan dari busana yang dipakai seseorang. b. Ciri Umum Desain Fungsional 1) Memberikan keleluasaan bergerak sesuai kesempatan pemakaian. 2) Busana yang didesain dapat mencegah dan menghindari dari kemungkinan bahaya 3) Secara fisiologis mempengaruhi keadaan fisik. c. Ciri Khusus Desain Fungsional 1) Bersifat temporer. 2) Menyesuaikan dengan perkembangan usia. 3) Disesuaikan dengan profesi atau pekerjaan. 4) Sesuai kesempatan.
2. Desain Struktural a. Pengertian Desain Struktural Desain struktural pada busana ialah susunan garis, bentuk yang dipadukan menjadi suatu rancangan model busana yang dapat berbentuk menjadi berbagai macam siluet (A, I, H, T, Y, V, X, O, S/bustle). b. Ciri Desain Struktural 1) Sesuai dengan fungsi. 2) Sesuai dengan struktur tubuh. 3) Sesuai aktivitas.
3. Desain Dekoratif a. Pengertian Desain Dekoratif Desain dekoratif ialah suatu desain yang dibuat untuk memperindah desain struktur baik sebagai hiasan saja maupun mempunyai fungsi ganda. 5
6 b. Ciri Desain Dekoratif 1) Hiasan dari warna yang berbeda dari dasar. 2) Hiasan dengan detail konstruksi (setikan, lipit, kerutan, quilting, smok, patchwork, dan sejenisnya).
3) Hiasan dengan meletakkan sesuatu pada permukaan/pinggiran (bisban, pita, renda, kancing, dan sejenisnya).
Desain dekoratif motif
Desain dekoratif dengan detail
7
Desain dekoratif dengan melapis atau menyambung dengan bahan lain
8
UNSUR-UNSUR DESAIN BUSANA 1. Garis Garis ialah merupakan penghubung dua buah titik. Garis dapat dibedakan sebagai garis luar dan garis hiasan. a. Sebagai Garis Luar Sebagai garis luar yang dinamakan siluet (silhouette). Dikelompokkan menjadi siluet A, I, H, T, Y, V, X, O, dan S (bustle).
8
9
Macam-macam Siluet b. Sebagai Garis Hiasan Sebagai garis hiasan, yaitu garis yang membedakan suatu model busana dengan model busana lainnya yang berada dalam suatu model busana. Disarikan dari yang digambarkan oleh Gloria Mortimer-Dunn (1972 : 2-3) bahwa suatu garis dapat menjadi garis tebal atau tegas (straight), kurva (curved), panjang (long), pendek (short), lebar/tebal (thick), kurus (thin), putus-putus (broken), garis tekstur (textured). Selanjutnya, garis dapat menjadi garis kontras, yaitu dengan memadukan dua garis tebal dan kurus (thick and thin), kurva dan tekstur (curved and straight), panjang dan pendek (long and short), garis putus-putus dan tanpa putus (broken and unbroken), dan tekstur dengan garis yang jelas (textured and plain).
2. Arah Antara saling berkaitan dengan garis, karena semua garis mempunyai arah, yaitu vertikal, horizontal, diagonal, dan lengkung. 1) Dari garis vertikal dapat menjadi model princess, dan semi princess. 2) Dari garis horizontal dapat menjadi model empire, long torso, dan yoke. 3) Dari garis lengkung dapat menjadi garis pas. 4) Dari garis diagonal dapat menjadi model A simetris.
10
Garis yang berbentuk model
3. Bentuk Sebuah desain busana akan didasarkan pada beberapa bentuk yaitu : a. Bentuk geometris sama sisi. b. Bentuk geometris tidak sama sisi. c. Bentuk tiga dimensi. Bentuk-bentuk tersebut ada yang diterapkan sebagai bentuk busana, sebagai desain struktur atau desain dekoratif.
4. Ukuran Ukuran merupakan salah satu yang perlu diperhatikan ketika mendesain, karena suatu desain sebaiknya mempunyai ukuran yang seimbang dan tepat. Pada sebuah desain busana, garis, bentuk, seringkali berbeda ukuran. Ukuran ini harus diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil desain. Unsurunsur desain yang diperhatikan pada sebuah desain perlu mempunyai ukuran yang seimbang, sehingga merupakan suatu kesatuan yang serasi harmonis baik kesatuan desain, maupun dengan si pemakai hasil desain itu. Misalnya ukuran pita untuk tubuh anak kecil sesuaikan dengan badan anak tersebut. Demikian juga untuk
11 ukuran saku, ukuran kerah, dan ukuran aksesoris. Beberapa contoh kesesuaian ukuran dapat dilihat pada gambar berikut.
Kesesuaian ukuran Selain ukuran keseimbangan pada suatu desain termasuk pada ukuran ini adalah ukuran panjang rok. Ada lima macam ukuran panjang rok, yaitu : (1) mikro mini, (2) mini, (3) kini (knee), (4) midi, (5) maksi, dan (6) longdress. Macammacam ukuran panjang rok dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Ukuran panjang rok
12 5. Warna dan Motif Kain Warna-warna itu akan dapat dibedakan menjadi : a. Warna-warna dingin yaitu yang mengandung warna biru dan hijau (hijau, biru hijau, biru ungu dan ungu). Warna ini akan kelihatan menjauh, lebih kecil, sehingga
seseorang
akan
kelihatan
lebih
kecil
dari
keadaan
yang
sebenarnya. b. Warna-warna panas yaitu yang mengandung warna merah dan kuning (merah, merah jingga, jingga, kuning). Warna-warna panas mempunyai sifat mendorong, misalnya seseorang memakai warna merah lombok akan kelihatan lebih besar dibandingkan dengan yang memakai baju biru dengan besar tubuh yang sama.
6. Tekstur Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu : a. Tekstur kaku Tekstur yang kaku dapat menyembunyikan, atau menutupi bentuk badan seseorang tapi akan menampakan seseorang kelihatan gemuk. Tekstur yang kaku ini misalnya dapat dipakai oleh orang yang mempunyai pinggang besar, tetapi buah dada dan pinggang sepadan (tidak terlalu besar), maka memilih tekstur ini untuk menutupi pinggul yang terlalu besar. Orang yang berbadan gemuk atau kegemukan (obesitas), tekstur yang kaku ini sebaiknya dihindari. b. Tekstur kasar dan halus Kain yang teksturnya kasar memberi tekanan kepada si pemakai kelihatan lebih gemuk, sedangkan bahan yang lembut atau halus tidak akan mempengaruhi kesan ukuran badan, asal tidak mengkilap. c. Tekstur lemas Kain dengan tekstur yang lembut dan lemas sesuai untuk model-model dengan kerut-kerut, draperi, dapat memberi efek yang luwes. Model dengan siluet H kurang sesuai dari bahan yang tekstur lemas, dan juga akan menonjolkan bentuk badan.
13 d. Tekstur tembus pandang Kain yang tembus pandang kurang bisa menutupi bentuk badan yang dirasa kurang sempurna, misalnya terlalu gemuk atau terlalu kurus dan ingin kelihatan langsing. Kain ini sesuai untuk model yang ada kerut-kerutnya atau mempunyai lipit-lipit, tidak sesuai dipergunakan untuk siluet H. e. Tekstur mengkilap dan kusam Kain yang mempunyai tekstur mengkilap membuat si pemakai kelihatan lebih gemuk, sedangkan tekstur yang kusam dapat memberi kesan lebih kecil. Jika seseorang yang gemuk ingin kelihatan lebih kecil dan ia memilih desain bahan yang bergaris-garis memanjang dengan tekstur yang mengkilap, maka tujuan yang ia ingin capai tidak akan tercapai.
14
PRINSIP DESAIN BUSANA 1. Kesatuan (Unity) Yang dimaksud kesatuan (unity) yaitu penyusunan atau pengorganisasian daripada pusat perhatian, keseimbangan, perbandingan dan irama sehingga tercipta suatu desain yang baik dan harmonis. Dalam desain yang baik perlu adanya keselarasan di antara macam-macam unsur desain yaitu selaras antara garis dan bentuk, selaras dalam tekstur dan selaras dalam warna, sehingga merupakan suatu desain yang harmonis. Jadi bagian-bagian yang ada pada desain itu tidak seperti terpisah-pisah, tetap merupakan suatu kelompok yang saling kait mengkait dan enak dipandang mata.
Prinsip kesatuan 14
15 2. Pusat Perhatian (Center of Interest) Pusat perhatian yaitu bagian dari suatu desain busana yang lebih menarik, menonjol atau mencolok, yang dapat berupa lipit, kerutan, pita, renda, warna yang berbeda, atau benda kain yang diterapkan pada busana yang bersangkutan.
Pusat perhatian
16 3. Keseimbangan (Balance) Keseimbangan pada suatu desain untuk mendapatkan ketenangan dan kestabilan. Keseimbangan dapat dicapai dengan dua cara, yaitu : a. Keseimbangan simetris (formal balance). Keseimbangan simetris yaitu keseimbangan yang dapat dicapai dengan bentuk atau garis, atau warna antara ketiga macam atau yang antara sebelah kiri dan kanan sama jaraknya dari pusat (tengah-tengah) busana tersebut, misalnya blus (bebe) yang mempunyai belahan di tengah muka dengan kerah setengah tegak. b. Keseimbangan A simetris (informal balance). Keseimbangan A simetris yaitu dapat dicapai dengan bentuk atau garis atau warna atau ketiganya, yang antara sebelah kiri dan kanan berbeda jaraknya dari pusat (tengah-tengah) suatu model busana, misalnya busana yang mempunyai belahannya berada di sebelah kiri. Contoh keseimbangan simetris dan A simetris dapat dilihat pada gambar berikut.
Simetris
A Simetris Prinsip keseimbangan
17 4. Proporsi (Proportion) Yang dimaksud proporsi (proportion) pada suatu desain busana yaitu cara menempatkan unsur-unsur atau bagian-bagian busana yang berkaitan dengan jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, atau bidang pada suatu model busana. Proporsi yang diterapkan pada suatu desain busana dapat memberi kesan lebih tinggi atau lebih pendek, lebih besar atau lebih kecil pada penampilan seseorang. Kondisi itu akan tergantung pada proporsi yang dibuat oleh seorang perancang. Ada 4 macam jenis proporsi, yaitu : a. Proporsi dalam suatu bagian. b. Proporsi di antara bagian-bagian dari suatu desain. c. Proporsi dari keseluruhan bagian suatu desain busana. d. Proporsi dari tatanan busana.
5. Irama (Ryhtm) Irama (rhytm) pada suatu desain busana merupakan suatu pergerakan yang teratur dari suatu bagian ke bagian lainnya, yang dapat dirasakan dengan penglihatan. Bila pandangan mata pada suatu desain itu teratur, maka gerakan mata yang teratur itulah yang disebut berirama. Adanya irama pada suatu desain busana diperlukan, terutama desain busana yang memerlukan kreasi-kreasi yang artistik seperti busana pesta, busana pengantin. Ada bermacam-macam irama, yaitu : a. Pengulangan (Repetition) Pengulangan (repetition) dalam suatu desain busana yaitu penggunaan satu unsur desain yang diletakkan pada dua atau beberapa bagian pada suatu desain busana, seperti garis, bentuk, tekstur, ruang, warna, corak. Di bawah ini digambarkan pengulangan dari unsur-unsur desain tersebut.
Pengulangan garis lengkung dan lurus
Pengulangan garis bertentangan
Pengulangan ruang
18
Pengulangan bentuk
Pengulangan tekstur
Pengulangan corak
Pengulangan unsur desain
b. Sejajar Mendapatkan irama pada suatu desain busana dapat dilakukan dengan penempatan unsur garis dan bentuk yang sejajar (parallelism).
Garis lipatan yang berjarak
Bentuk dan ruang
Garis lipit
Garis dan ruang
Garis pita
Kerutan yang sejajar
Garis dan bentuk sejajar
c. Rangkaian Irama salah satunya didapatkan dengan rangkaian (sequence) dengan garis dari renda, garis lipit, dengan bentuk geometris,
bentuk
huruf
atau rangka; tekstur, dan corak. Sequence ini umumnya untuk desain dekoratif.
19
Rangkaian corak
Rangkaian bentuk geometris
Rangkaian garis dengan renda Rangkaian tekstur Irama dalam rangkaian d. Selang-seling Untuk mendapatkan irama dalam suatu desain dapat dilakukan dengan membuat selang-seling (atternation) dari dua macan renda, dua macam garmituur (misalnya pita dan biku-biku), dua garis berlainan arah, dua bentuk yang berbeda, dua bentuk yang sama dengan jarak, dua tekstur, dua corak yang berbeda. Beberapa contoh untuk mengaplikasikan irama dengan selang seling dapat dilihat berikut ini.
Selang-seling renda Selang-seling pita dan biku-biku
Selang-seling garis beda arah
20
Selang-seling dua bentuk yang berbeda
Selang-seling dua bentuk yang sama dengan jarak
Selang-seling tekstur
Contoh hiasan yang selang seling e. Gradasi Gradasi
(gradation)
yaitu
rangkaian
yang
berdekatan
atau
berdampingan yang serupa, yang bentuknya atau jaraknya berubah secara bertahap dari ukuran atau jarak yang sempit kecil, menjadi besar dalam satu unit atau menyebar. Berbagai contoh gradasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Garis lurus ke lengkung
Garis dengan perubahan arah
Garis tipis ke tebal
Ruang antara garis lebar ke sempit atau sebaliknya
Garis pendek ke panjang atau sebaliknya
Bentuk kecil ke besar
21
Ukuran bentuk geometri besar ke kecil atau sebaliknya
Perubahan jarak sesuai
Pelapisan gradual tekstur
Macam-macam gradasi f. Radiasi Radiasi (radiation) ialah garis yang memancar dari pusat perhatian ke semua arah yang menghasilkan suatu irama.
Radiasi jarak berdekatan
Radiasi dua rah jarak berdekatan
Radiasi setengah lingkaran
Radiasi satu lingkaran Radiasi dari pusat yang berdekatan Macam-macam radiasi
Radiasi dari beberapa tempat yang berdampingan
22
KARAKTERISTIK BAGIAN BUSANA 1. Karakteristik Desain Rok Macam-macam rok terdiri dari rok suai (a), rok lipit hadap (b), rok lipit sungkup (c), rok lipit lepas (d), rok lipit searah (e), rok lipit kipas (f), rok pias empat (g), rok pias enam (h), rok berkerut biasa (i), rok berkerut bertingkat (j), rok berkerut bersusun (k), rok lingkaran penuh (l), rok setengah lingkaran (m), rok godet (n), rok draferi (o, p), rok yang dikembangkan di bagian bawah (q), rok balon (r), rok Harem (s), rok dengan peplum (t), rok terompet (u), rok yang dibelitkan (v), rok sapu tangan (w), rok ekor ikan (x), rok belahan di muka (y), rok belahan di sisi (z) dapat dilihat pada gambar berikut.
Desain Berbagai Model Rok 22
23 2. Karakteristik Macam-macam Desain Lengan Macam-macam desain lengan yang perlu diketahui cara menggambarnya, yaitu : lengan licin (a), lengan puff/ gelembung (b), lengan cape (c), lengan lonceng (d), lengan kemeja (e), lengan peasant (f), lengan slit (g), lengan tulif (h), lengan raglan (i), lengan bishop (j), lengan kimono (k), lengan setali (l), lengan sayap (m), lengan balon (n), lengan jas (o), lengan bidadari (p), lengan kepala (q), lengan jaket (r), lengan bon-bon (s), lengan roll (t), lengan lantera (u), lengan draperi (v), lengan melon (w), lengan epaulet (x), lengan bawah bahu (y), lengan berlapis (z). Dari gambar berikut dapat dilihat berbagai macam lengan tersebut.