Dari Redaksi. Surat Kasih. Perubahan Yang Membawa Keselamatan PERUBAHAN YANG MEMBAWA KESELAMATAN UCAPAN TERIMA KASIH JANGKAR

Dari Redaksi

1

PERUBAHAN YANG MEMBAWA KESELAMATAN Setelah kita diselamatkan di dalam nama Tuhan Yesus--secara khusus lewat jalan hidup panggilan sebagai biarawati Abdi Kristus--maka sudah seharusnya bila ada perubahan dalam hidup kita yang diharapkan dapat membawa berkat, memberi keselamatan bagi orang lain juga, sebagaimana Tuhan telah lakukan dalam diri kita. Hidup yang berbuah merupakan tanda-tanda iman yang tumbuh dan berkembang. Sebaliknya iman yang mandul tidak menghasilkan perubahan dan dampak apa-apa bagi kehidupan orang itu sendiri dan tidak juga bagi orang lain. Hidup yang berbuah ditandai dengan sikap-sikap seperti keramahan, kesabaran, kerendahan hati, tidak egois, dan mampu bertanggung jawab. Menarik bila kita mau melihat kembali perjalanan hidup kita sebagai biarawati dengan mengajukan pertanyaan berikut ini: ”Sudah berapa lama aku menjadi suster, dan perubahan hidup seperti apa yang terjadi pada diriku sendiri hingga aku sendiri merasa kagum dan bersyukur melihatnya?” Bila kita sendiri tidak dapat menemukan perubahanperubahan yang patut disyukuri, ini menjadi pertanda bahwa kita belum berbuah, dan kalau mau jujur ini sangat mengecewakan; sama seperti Yesus yang merasa kecewa saat tidak menemukan buah dari pohon ara yang dicari dan diharapkannya. Hidup yang tidak membawa berkat hanya akan menebarkan kekecewaan bagi diri-sendiri dan tidak menumbuhkan pengharapan bagi orang lain. Di masa Natal ini kita diberkati oleh kehadiran Yesus yang namanya saja sudah berarti Tuhan menyertai kita: Emanuel. Maka di moment yang sungguh berahmat ini marilah kita menyerap berkat yang berlimpah ini agar hidup kita, kehadiran kita menjadi pengharapan dan berkat bagi diri kita sendiri dan orang lain. Amin. Selamat Natal. Damai dan sukacita menyertai kita semua.

JANGKAR

2

Surat Kasih UCAPAN TERIMA KASIH

Sr. M. Lisieux, AK, Sr. M. Theresiana, AK (Pemimpin Komunitas Panjer Enjing) dan para suster AK yang terkasih dalam Kristus. kami mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan kehadiran serta doadoanya untuk adik kami yang telah dipanggil Bapa di surga: 1. Antonius Tuwoyo , Sabtu, 29 Oktober 2011 2. Agustinus Supardi, Sabtu, 5 November 2011 Sungguh kehadiran dan doa-doa para suster menjadi dukungan dan penghiburan bagi keluarga kami. Terima kasih. Atas nama keluarga, Sr. M. Magdalena, AK

Perubahan Yang Membawa Keselamatan

PU. Menyapa IN R I

3

KONGREGASI BIARAWATI ABDI KRISTUS Jln. Diponegoro 741 Ungaran 50511, Jawa Tengah, INDONESIA Tel. +62.24.6924754 Fax. +62.24.6924753 Email : [email protected]

HATI YANG HENING DAN JERNIH SUMBER KESEDERHANAAN Para suster yang terkasih, kini kita tengah bersiap menyambut kedatangan Sang Juru Selamat. Kita siapkan hati dengan bertobat agar pantas dan layak menerima Sang Juru Selamat ke dalam palungan hati kita. Pertobatan yang sejati adalah bahwa kita mau dan berani berubah agar hidup kita semakin berbuah bagi sesama: berbuah rahmat dan berkat bagi orang lain, berbuah harapan, kebaikan, cinta kasih, sukacita dan kedamaian. Apa yang mesti kita ubah agar hidup kita semakin berbuah? Pola pikir? Cara pandang? (dari yang negatif ke yang positif)? Sikap masa bodoh? Kurang santun? Sombong? Egois? Main kuasa? Gaya hidup yang semau gue? Konsumeritis? Cari enak dan senang? Selera tinggi? Gaya hidup serba ada? Jika kita biarkan sikap dan gaya hidup tersebut hidup dan berkembang dalam diri kita, hanyalah akan menjadi benalu yang semakin mengkerdilkan, bahkan memandulkan hidup kita ”Barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya (Mat10:39).

4

sikap sederhana (yang terpancar dalam penampilan berpakaian, pilihan sarana prasarana rumah biara, kepemilikan fasilitas karya, keperluan pribadi, gembira dalam tugas perutusan, rendah hati (mengakui dan menghargai kemampuan orang lain, sehingga bersedia bekerjasama dengan berbagai pihak), tidak eksklusif, ramah, mudah beradaptasi dan mencintai lingkungan hidup (MERAK hal 7-8 No. 6). Perubahan yang mendasar berawal dari hati karena hati yang hening dan jernih merupakan sumber dari kesederhanaan hidup, tingkah laku dan perbuatan kita (Konst. 212). Untuk itu saya mengajak para suster untuk mewujudkan pertobatan dengan membangun hati yang hening dan jernih. Maka diperlukan kerelaan dan kemauan untuk menyediakan waktu di tengah arus kesibukan yang cukup menyita waktu. Kita percaya bahwa doa tidaklah mengurangi keterlibatan pengabdian kita, bahkan akan menyuburkan hidup dan pengabdian kita, sebagaimana telah dinyatakan oleh Bunda Maria (Konst. 249). Dengan upaya-upaya di atas kita akan membangun komunikasi yang benar dengan dengan Tuhan dan sesama.Tidak jarang konflik-konflik yang terjadi dalam komunitas maupun dalam kerjasama dengan orang lain berawal dari komunikasi yang tidak sehat atau bahkan macet sehingga halhal/masalah kecil menjadi masalah yang berkepanjangan, tak kunjung selesai. Jika demikian maka hanya akan merugikan diri-sendiri maupun orang lain dan pelayanan pun akan terganggu. Sikap-sikap sombong, keras hati (sulit mengampuni dan tak menghargai kebaikan sesama) hanya akan semakin mempertebal sekat-sekat antarpribadi yang akan menjadi sumbatan dalam berelasi dan kerjasama dengan sesama.

Sudah waktunya kita berbenah diri, mengubah gaya hidup yang lama kembali ke gaya hidup religius, yakni mengutamakan hidup doa yang ditandai oleh suasana bakti pada kehadiran Allah yang tampak dalam keheningan batin, terus-menerus memupuk hidup doa, bacaan rohani, refleksi, sakramen ekaristi, sakramen tobat secara teratur, merenungkan sabda, adorasi, dan latihan-latihan rohani lainnya.

Marilah kita siapkan hati untuk menerima Dia yang telah menyelamatkan kita dengan memilih jalan kesederhanaan sebagai manusia yang papa. Kita sambut tahun 2012 dengan hati yang baru.

Bila hidup rohani kita pupuk terus-menerus akan melahirkan sikap-

Tuhan memberkati.

JANGKAR

SELAMAT NATAL 2011 DAN TAHUN BARU 2012


Muara Kita

5

BERUBAH MEMBUTUHKAN PERJUANGAN Sr. M. Anastasia, AK Sengaja saya meminta lima orang anak yang mendapat nilai tidak tuntas untuk tetap tinggal di dalam kelas. Dalam kesempatan itu saya kemudian bertanya satu per satu kepada anak-anak itu, apa tujuan mereka bersekolah di SMP Mardi Rahayu. Lalu mulailah satu per satu anak-anak itu menjawab pertanyaan saya, tetapi dari kelima jawaban yang diberikan hampir semua jawaban mengatakan bahwa maksud kedatangan mereka bersekolah di SMP Mardi Rahayu karena ingin belajar untuk persiapan hari depan mereka. Mendengar jawaban mereka itu, saya lalu memperlihatkan hasil yang mereka dapatkan dalam latihan yang baru saja mereka kerjakan dan ingin tahu apa reaksi mereka. Setelah tahu bahwa hasil yang mereka dapatkan tidak begitu bagus, saya mencoba bertanya kepada mereka, “Apakah selama ini kalian sungguh-sungguh sudah belajar saat akan ulangan?” “Mereka menjawab, belajar tetapi tidak sungguh-sungguh, hanya asal-asalan sehingga tidak heran kalau hasil yang diperoleh tidak memuaskan karena dalam mengerjakan soal-soal latihan mereka menjawab dengan asalasalan”. Saya lalu bertanya lagi kepada mereka, “Berapa uang saku yang kalian terima setiap hari?” Dari jawaban mereka saya mendapatkan informasi bahwa di luar uang untuk transport, mereka rata-rata menerima uang saku dari orangtua lebih dari tiga ribu. Belum kalau nanti ada les tambahan atau ekstrakurikuler orangtua pasti akan membawakan bekal yang lebih dari cukup untuk mereka. Saya mencoba mengajak anak-anak untuk mengevaluasi diri, dengan cara yang sangat sederhana. Memutar kembali pengalaman mereka dalam kegiatan rutinitas harian, mulai dari bangun pagi, melihat persiapan yang telah dikerjakan orangtua untuk mereka seperti; sebagai seorang ibu rumah tangga, ibu akan bangun lebih awal untuk mempersiapkan makan pagi, membangunkan anak-anak, membersihkan rumah, menyiapkan bekal bagi

JANGKAR

6

anak-anak, dan masih banyak lain hal lagi yang dikerjakan oleh ibu. Pada siang hari dan sore hari ibu juga harus mempersiapkan makan bagi keluarga. Selama ayah masih bekerja di luar rumah tanggung jawab sepenuhnya diserahkan kepada ibu sehingga wajar kalau banyak ibu-ibu merasa tidak tenang kalau anak-anak belum kembali dari sekolah sementara hari sudah menjelang sore. Mereka akan berupaya mencari informasi ke sekolah atau kepada teman dekat anaknya, mana tahu melalui teman dekat anaknya ibuibu itu dapat mengetahui keberadaan anaknya. Belum lagi kalau ada orang tua yang mempunyai kesibukan di organisasi masyarakat, entah di tingkat RT/RW atau di tingkat paroki. Hal itu sungguh cukup menyita perhatian mereka, tetapi mereka mampu menjalani semua kegiatan itu dengan gembira. Saat orangtua pulang dari kegiatan, mereka sudah langsung ingat akan tanggung jawab mereka terhadap anak-anak. Begitulah kegiatan yang dilakukan oleh orangtua setiap hari. Praktis waktu untuk beristirahat bagi orangtua hanya sebentar, tetapi mereka menjalani semua itu dengan gembira karena itu sudah menjadi pilihan mereka. Apakah segala bentuk perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan oleh orang tua kepada anak-anak itu harus berakhir menyedihkan karena melihat banyak nilai anak mereka tidak tuntas? “Apakah kalian tega melihat orangtua kalian bersedih? Bukankah selain orangtua kalian pun mengalami kesedihan yang sama? Karena dengan tidak bisa menuntaskan nilai-nilai yang seharusnya menjadi tanggung jawab kalian, kerja kalian menjadi lebih berat dan terhambat karena harus mengulang mata pelajaran yang belum tuntas sementara materi terus ditambah. Bukankah lebih ringan jika setiap kali ulangan atau latihan sungguh-sungguh kalian persiapkan, dan kalau masih ada yang tidak jelas masih ada kesempatan bertanya terhadap teman atau guru sehingga tidak harus kerja dua kali. Sesaat setelah saya berikan penjelasan itu mereka diam. Melihat mereka diam, saya kemudian bertanya apakah mereka sempat berpikir sampai di situ? Dengan jujur mereka mengatakan bahwa selama ini mereka tidak berpikir sampai di situ. Yang ada dalam benak anak-anak hanya


7

mencari kesenangan pribadi dan tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan akibat perbuatan mereka. Dengan peristiwa itu, saya mencoba membangkitkan semangat anak-anak supaya tidak mudah menyerah ketika mengalami kesulitan. Selagi ada kesempatan kita harus berjuang, dan kita boleh yakin bahwa Tuhan akan menyertai segala usaha kita sepanjang yang kita usahakan itu tidak bertentangan dengan kehendak-Nya. Kegagalan jangan biarkan membuat kita menjadi putus asa, tetapi jadikan kegagalan sebagai penyemangat untuk berjuang lebih keras lagi. Seperti bunyi pepatah; berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita juga sering mengeluh bila mengalami kesulitan, merasa bahwa beban kitalah yang paling berat dan merasa Tuhan meninggalkan kita. Kita sering lupa terhadap Tuhan dan sesama ketika tenggelam dalam kesibukan, yang ada dalam benak kita hanya mengejar target. Dengan begitu sebenarnya kita sudah menimbulkan jarak dengan Tuhan dan sesama karena sudah mengkotak-kotakkan antara kerja, Tuhan dan sesama. Kita tidak mencoba untuk mengintegrasikan Tuhan yang kita abdi dalam hidup karya dan hidup bersama sehingga kita yang sering menuntut orang lain dengan menggunakan ukuran kita sendiri. Ingat kita berasal dari latar belakang keluarga yang sangat heterogen, sebelum menuntut orang lain baik jika kita melihat diri-sendiri (instropeksi) sehingga ketika kita melihat orang lain, penilaian kita menjadi lebih obyektif. Ingat kita tidak berjuang sendiri, tetapi kita memiliki banyak teman, saudara, keluarga dan Tuhan yang akan siap membantu jika kita au membuka diri, membuka mata, membuka hati terhadap Tuhan dan sesama. Semoga keterbukaan hati kita terhadap Tuhan dan sesama akan membawa pada keselamatan.

8

Seputar Karya RINDANG ASIH Sr. M. Borromea, AK

Para lansia Panti Wredha Rindang Asih berfoto bersama (Foto: Sr. M. Anastasia, AK)

Sekilas tentang Panti Wredha Rindang Asih “Rindang Asih” , siapa di antara Anda yang belum mengenal nama itu? Rindang Asih adalah nama Panti Wredha yang terletak di Dliwang, Ungaran, tidak jauh dari susteran Abdi Kristus Ungaran. Panti Wredha yang merupakan salah satu karya pelayanan Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) – KAS ini dimulai tanggal 21 April 1971. Dalam lingkup YSS panti ini disebut Panti Wredha Rindang Asih I (PWRA I) khusus untuk perempuan, PWRA II di Bongsari untuk lansia dan cacat ganda, sedangkan PWRA III berada di Boja, Kendal untuk lansia laki-laki dan perempuan. Menarik bagi saya bahwa alamat panti Jl. Rindang Asih 14. Padahal jalanjalan lain ditandai dengan nama dusun misalnya Jl. Sembungan, Jl. Dliwang. Tampak bahwa Rindang Asih benar-benar diterima oleh masyarakat setempat sampai-sampai nama panti digunakan untuk nama jalan. Sudah sejak awal, suster Abdi Kristus turut ambil bagian dalam pelayanan sosial di PWRA I. Kita tahu bahwa almarhum Sr. M. Hortense,

JANGKAR


9

Sr. M. Dominika, Sr. M. Andreani, dan Sr. M. Anastasia, (mantan) pernah bertugas di situ. Maafkan saya apabila ada nama lain yang terlupa. Beberapa tahun lamanya AK sempat absen dari Rindang Asih. Namun, mulai Februari 2011 kita kembali mengambil bagian dalam karya itu, bukan hanya sebagai tenaga pendamping, tetapi menjadi Kepala Unit PWRA I, yaitu Sr.M.Rosaline. Dalam tugasnya Sr.M.Rosaline dibantu oleh 11 personil yang terdiri dari staf kantor (administrasi, bendahara) serta seksi-seksi, yaitu humas, kesehatan, rumah tangga, keperawatan, dan logistik. Tujuh di antaranya tinggal di panti, yang lain tinggal di luar. Keadaan Klien Jumlah klien 31, yang termuda 57 tahun dan yang tertua 98 tahun. Dalam hal status, 24 klien mempunyai keluarga, 7 klien tidak mempunyai keluarga. Ruang klien ada tiga: ruang A untuk mereka yang masih aktif dan bisa membantu orang lain; ruang B Para lansia Panti Wredha Rindang Asih bernyanyi bersama untuk klien yang masih aktif (Foto: Sr. M. Anastasia, AK) walau terbatas untuk diri sendiri; ruang C untuk klien yang seluruh kebutuhannya harus dilayani (makan, minum, mandi, dst) jumlah 13. Ternyata beberapa klien yang masih aktif, dalam hal mandi harus ditolong atau diawasi karena ada yang hasilnya kurang bersih, atau malah membuang-buang air. Klien yang masih sehat biasanya membantu menyiapkan alat mandi, mengeringkan teman-teman dengan handuk, membantu mengenakan pakaian, menyuapi teman-teman yang 'bed-rest'. Mereka mengisi waktu luang dengan menjahit, merenda, menyiram tanaman, dan lain-lain. Acara harian klien yang masih aktif adalah bangun pagi kurang lebih

JANGKAR

10

pukul 03.30. Makan pagi pukul 06.30 diawali dengan doa-doa, misalnya Doa Arah Dasar KAS, makan siang pukul 12.00, dan makan sore pukul 17.00. Sr. M. Rosaline memerhatikan kesehatan mereka antara lain dengan mengusahakan makanan bergizi sekaligus Para lansia Panti Wredha Rindang Asih mengisi waktu luang dengan menyulam menghindari makanan (Foto: Sr. M. Anastasia, AK) pedas, kangkung, membatasi masakan bersantan dan berlemak. Sayur yang disajikan selalu sayur berkuah, semua makanan harus empuk karena pada umumnya klien tidak lagi bisa mengunyah, menelan, dan mencerna dengan baik. Bagian dapur selalu menyiapkan bubur karena tiap hari pasti ada klien yang memerlukan. Pelayanan terhadap Klien Panti bekerja sama dengan Puskesmas setempat. Dokter Puskesmas memeriksa kesehatan secara rutin 2 kali dalam sebulan. Namun, kalau ada klien yang sakit, dokter datang untuk memeriksa dan mengobati sekaligus memeriksa klien yang lain. Maka dalam satu bulan dapat terjadi 3 kali diperiksa dokter. Tiap sore sesudah makan, ada doa rosario bersama yang diikuti oleh sekitar 15 orang, klien dan karyawan. Sr.M.Rosaline mengajak mereka mengadakan doa bersama dan pendalaman iman pada masa Adven dan Prapaska, menggunakan buku panduan yang disusun komisi liturgi keuskupan. Suster berusaha supaya mereka mengetahui kegiatan Gereja saat ini. Hanya ada 5 klien yang dapat mengikuti Perayaan Ekaristi hari Minggu di gereja. Klien beragama Katholik yang lain, dikirim komuni suci oleh Bapak Marcel atau Sr.M.Rosaline sendiri. Menjelang Natal dan Paska, rama paroki melayani sakramen Tobat.


11

Klien yang Dipanggil Tuhan Klien yang tidak mempunyai keluarga boleh dikatakan menjadi 'milik' YSS. Maka ketika tiba saatnya Tuhan memanggil ke hadirat-Nya, jenazahnya dimakamkan di pemakaman umum Dliwang. Pihak PWRA mempunyai relasi yang baik dengan ketua RT, RW dan kepala desa sehingga keluarga panti sungguh diterima sebagai warga masyarakat, maka boleh dimakamkan di situ. Tentu saja pihak panti juga melaksanakan kewajiban seperti warga masyarakat lainnya. Bagi klien yang mempunyai keluarga, suster mengusahakan supaya jenazahnya dibawa pulang, dimakamkan oleh keluarganya. Bahkan sewaktu mereka sakit, suster berusaha mengontak anak-anaknya supaya mengunjungi ibunya. Tidak jarang mereka tidak menanggapi dengan alasan kesibukan. Pernah terjadi, setelah berulang kali dikontak, akhirnya anaknya datang namun ibunya sudah koma. Hal ini menjadi keprihatinan Sr.M.Rosaline, “Mengapa anak-anak tidak peduli pada ibunya sendiri?”

12

· Sekarang ada kegiatan bersama, pembinaan hidup harian di mana mereka diajak mensyukuri segalanya sebagai anugerah Tuhan. · Tidak ada lagi klien yang berani membuang atau melempar makanan yang tidak disukai karena semua rejeki adalah pemberian Tuhan. · Tidak ada lagi perang mulut. Tumbuh sikap saling menghargai/ hormati teman. · Mendoakan semua orang yang membantu kelangsungan PWRA. Intinya, kehadiran Sr. M. Rosaline membantu mendekatkan mereka kepada Sang Pemberi Hidup yang sewaktu-waktu akan memanggil mereka, membantu mempersiapkan kehidupan kekal dengan menabung kebaikan dan berbuat amal yang membawa keselamatan. Semoga mereka bahagia lahir-batin sampai saatnya tiba.

Ada cerita lain, seorang klien masih mempunyai saudara. Saudaranya memberi alamat, tapi setelah dicari, rumah itu telah dijual dan ditempati pembelinya. Padahal, kabarnya rumah itu milik klien yang dititipkan di panti. Saudaranya tidak memberitahukan alamat barunya. Sr.M.Rosaline bahagia kalau berhasil menemukan keluarganya, kemudian mau membawa pulang jenazahnya. Sikap yang mau ditanamkan oleh suster ialah agar keluarga menghormati orangtuanya dengan merawat makamnya. Ungkapan Perasaan Klien Suatu hari Sr. M. Anastasia, AK berkunjung ke panti, berbincangbincang dengan mereka, dan bertanya bagaimana perasaan mereka setelah Sr.M.Rosaline hadir di situ? Ternyata kehadiran dan pelayanan suster membawa dampak positif bagi mereka. Klien merasa diperhatikan dan diarahkan. Hal itu tidak mereka alami sebelumnya. Beberapa perubahan yang mereka rasakan antara lain,

JANGKAR


Sejenak Berlabuh

13

14

Tiba-tiba aku punya ide. “Eh ini kan sudah malam, kalian tidur nanti suster berkati ya”, kataku sambil menyelimuti mereka satu per satu. Ajaib, mereka menurut. Aku pun dengan kasih sayang (wow..) membuat tanda salib di dahi mereka sambil berucap, “Selamat tidur, Tuhan memberkati”. Aku pun menarik nafas lega.

SEMALAM BERSAMA TIGA PRIA Sr. M. Bertha, AK

Tak terbayangkan malam itu aku tidur sekamar dengan tiga pria. Malam yang langka, manis untuk dikenang. Sekitar pukul 21.00 WIB kami masuk kamar setelah menonton film dan renungan malam bersama di aula. Karena waktu itu aku tidak tidur siang, malam itu rasanya aku ingin segera tidur, tetapi tiga pria yang bersamaku masih tampak segar bugar, penuh semangat, bahkan matanya berbinar-binar ceria sehingga aku “ketularan”. Rasa capek dan mengantuk hilang berganti semangat menikmati malam yang mungkin tak akan pernah terjadi lagi. Begitu masuk kamar mereka segera memasukkan tasnya ke lemari. Lalu ada yang gosok gigi di wastafel, lainnya ke kamar kecil dan satu lagi langsung melepas baju berganti pakaian tanpa malu. Salah satu di antara mereka berkata, “Suster kalau mau ganti pakaian keluar dulu”. “Ha ha..tentu saja, masak suster ganti pakaian di sini” tukasku. “Suster, aku punya pacar dua lho” katanya tiba-tiba. Haah…! Belum sempat aku mengucapkan sesuatu dia sudah menyanyikan lagu-lagu cinta. Ah, ada-ada saja. Kami pun bercanda, saling menggoda dan bercerita macam-macam hal. Akhirnya salah satu dari mereka mulai mengantuk, tetapi lainnya tak bisa diam, malah mengganggu teman yang mengantuk itu. Menarik-narik telinga, mencubit pipi, mencolek hidung. Aduh usil sekali, tetapi entah mengapa aku tak bisa marah. Teman yang diusili pun malah senyumsenyum dan hanya melambai-lambaikan tangannya menghindari tangan teman-temannya yang “nggrathil”. Tak ada kemauan untuk membalas.

JANGKAR

Baru saja aku mau merebahkan diri, keajaiban terjadi lagi. Dua pria bangun bercanda lagi, bahkan nyaris berteriak-teriak dan berpindah tempat tidur segala. Ampuun..! Kok gak tidur-tidur, sih.. “Suster aku gak bisa tidur habis gak ada AC..” keluhnya. “Ada kok AC-nya, angin cepoi-cepoi..” sahutku asal saja. Mereka seperti tak peduli, malah menaiki tempat tidur susun (bagian atas tidak ditempati). “Eeh..sudah, kalau ramai begitu kasihan teman lain yang sudah tidur jadi terganggu, ayo kembali ke tempat masingmasing, suster juga mau tidur nih..” kataku. Tak dinyana mereka malah menjawab, “Suster tidur saja, kami menemani..”. Walah-walah..bagaimana aku bisa tidur kalau ada dua pria masih melek begitu. Tanpa pikir panjang aku keluarkan kamera, “Ya sudah kalau gak tidur-tidur suster potret saja biar ketahuan kalian gak tidur-tidur.” Ya Tuhan, mereka malah pasang aksi, setiap kali sesudah difoto mereka langsung melihat hasil foto di kamera lalu tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi mereka sendiri diabadikan dengan suksesnya. Edan tenan. Mereka memang luar biasa, begitu gembira, begitu semangat, tanpa beban dan menikmati setiap detik kehidupan. Rasanya aku tak punya pilihan lain. Aku pun menikmati kebersamaan itu, keceriaan dan sukacita mereka. Malam kian larut. Kantuk mulai mendera. Akhirnya mereka terlelap juga. Kupandang wajah-wajah tanpa dosa itu. Barangkali mereka calon Pastor, Presiden atau seorang tokoh, siapa tahu. Perjalanan masih panjang. Masa depan Gereja, bangsa dan negara di tangan mereka. Semalam bersama tiga pria kecil di Rumah Retret Gedanganak, Ungaran. Jumat, 18 November 2011. Aku menemani tidur “Anak Mandiri” TK St. Theresia Ungaran. Terima kasih keluarga besar TK St. Theresia. Syukur aku boleh menikmati malam yang indah bersama mereka yang empunya Kerajaan Surga…


Spiritualitas

15

PERUBAHAN YANG MEMBUAHKAN KESELAMATAN Sr. M. Borromea, AK “Perubahan yang membuahkan keselamatan” merupakan tema terakhir dari tema besar JANGKAR 2011 BERUBAH UNTUK BERBUAH, yang mengajak kita untuk mengikuti gerak Roh yang senantiasa membimbing umat beriman menanggapi karya keselamatan Allah, yang tidak henti-hentinya ditawarkan kepada umat manusia dalam situasi dan kondisi dunia (dan masyarakatnya) yang semakin ora karuwan dan seakan berjalan menuju gerbang kehancuran. Ajakan untuk berubah kita maknai dengan: Ø

tidak tinggal diam, ora ngenak-enak golek enak lan kepenak (tidak mencari kesenangan diri dengan mencari nikmat dan nyaman)

Ø

membuka mata dan hati bagi penderitaan sesama dan kerusakan lingkungan hidup.

Ø

berani keluar dari wilayah aman–nyaman, mendekat pada mereka yang benar-benar membutuhkan perhatian, turun tangan menyelamatkan lingkungan.

Ø

hal-hal tersebut di atas diwujudkan dalam sikap, tindakan, dan cara hidup nyata, agar membuahkan keselamatan diri-sendiri sekaligus sesama.

Dalam Masa Adven kita mendengar seruan dan ajakan senada dari Yohanes Pemandi: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun. Luruskan jalan Tuhan!“ (Yoh. 1:23). Seruan ini ditujukan kepada kita agar tidak tinggal diam dan ngenak-enak, tetapi segera berbenah, membarui diri, meluruskan cara berpikir dan cara hidup yang kadang berbelit-belit menjauhi Tuhan. Hidup kita yang tidak lurus akan menghambat karya Tuhan yang mau menyelamatkan dunia yang kini berada di ambang kehancuran.

JANGKAR

16

“Berubah untuk berbuah” bukan sekedar tema terbitan majalah, tetapi merupakan tema–hidup yang diharapkan nantinya berubah menjadi sebuah gerak dinamis dari komunitas dan tarekat, yang dalam menatap masa depan tidak gamang dengan perubahan, karena--mau tidak mau, senang atau tidak senang– kita terus-menerus dituntut mengubah dan membarui diri (sebagai pribadi maupun institusi) sebagai jawaban atas seruan Allah yang menggema dalam jeritan minta tolong dari saudara-saudari kita yang kehausan, kelaparan, kesakitan, ketakutan, kesepian, dst. Semoga kita mampu menangkap jeritan itu, mendampingi mereka dan mengubah kesakitan itu menjadi kegembiraan dan syukur. Kita akui bahwa selama ini, sebagian besar suster-suster kita menangani karya-karya yang telah tertata dalam lembaga. Semoga kita pun mampu menanggapi situasi dan kebutuhan yang mendesak dari sesama yang membutuhkan uluran tangan kita. Untuk itu kita perlu membangun spiritualitas 'pembaruan diri terus menerus', karena dengan demikian kita terdorong untuk belajar terus menerus, bekerja optimal, fleksibel, terbuka terhadap perubahan, dan terbuka terhadap Roh. Tanpa spirit/roh yang menggerakkan dari dalam, perubahan hanya akan bersifat tempelan (aplikatif) bukan sungguhsungguh pembaruan (inovatif). Atau lebih 'konyol' lagi kita sekedar meniru atau menjiplak kegiatan orang lain tanpa mengerti makna dan tujuannya. Perubahan dan pembaruan yang muncul dari kedalaman roh akan bersifat awet dan pembaruannya meliputi seluruh dimensi hidup, yaitu cara berpikir dan merasa, cara bersikap dan bertindak serta cara dan pola hidup. Orang yang mengajak 'kembali ke alam', tetapi gemar mengkonsumsi minuman–makanan instan, tidak konsisten. Menganjurkan 'tanaman organik' tetapi menyukai sayuran dan buah-buah yang perkembangannya dipacu pupuk dan pestisida kimia, anjurannya omong kosong belaka. Kita juga memerlukan 'agen-agen perubahan', yaitu orang-orang yang hidupnya diresapi roh pembaruan sekaligus mau dan mampu menularkannya kepada orang-orang di sekitarnya. Mereka hendaknya


17

memiliki roh keberanian dan keteguhan dari Yohanes Pemandi karena sering kali ia sungguh-sungguh 'berseru-seru di padang gurun' tanpa ada seorang pun yang menanggapi seruannya. Maka, ia juga harus mampu bertahan dalam kesepian dan cuaca ekstrim padang gurun. Bisa sabar mengikuti proses, tidak terburu-buru ingin melihat buahnya. Lebih dari itu, mereka perlu mengenakan prinsip hidup Yohanes Pemandi “Yesus harus semakin besar, tetapi aku harus semakin kecil “ (Yoh. 3:30) dan berkata: “Aku bukan Mesias” (Yoh. 1:20). Semoga kita mampu menjadi agen perubahan walau dalam skala kecil, semoga tiap langkah dan tindakan kita, mempercepat terwujudnya karya penyelamatan Allah di tengah-tengah kita.

18

Berbagi Kasih JAMBREE…T Sr. M. Anastasia, AK

Ketika aku sedang asyik menyetrika jubah, tiba-tiba datanglah Sr. M. Ignatia, AK mengabarkan bahwa Ana, adik iparku baru saja kejambretan saat pulang sekolah. Untungnya aksi si penjambret itu tidak membawa hasil karena Ana mampu mempertahankan isi tasnya, meskipun tasnya sempat sobek. Setelah mendengar kabar itu aku kemudian mencoba kontak Ana, bertanya apakah sudah sampai rumah; apakah ada bagian tubuh yang luka; sudah sempat makan atau belum, dan lain sebagainya. Setelah mendapat informasi bahwa keadaan Ana baik-baik saja, aku dipanggil oleh penerima telpon bahwa Sr. Kosma, AK mencari aku. Dalam pembicaraan itu, Sr. Kosma mengabarkan bahwa Bu Christiani guru SMP Mardi Rahayu dibawa ke RB. Rahayu karena menjadi kurban tabrak lari dan tidak sadarkan diri. Bapak-bapak yang menolong mereka membawa Bu Cristiani ke RB. Setelah melihat luka-lukanya agak parah, Sr. Kosma menyarankan agar Bu Christiani segera dibawa ke rumah sakit karena lukanya membutuhkan perawatan intensif dari tim medis. Mendengar informasi itu, aku mencoba menghubungi beberapa teman yang kiranya nanti dapat dimintai pertimbangan. Kemudian aku dan Sr. Ignas pergi ke RB. Rahayu untuk memastikan keadaan Bu. Cristiani. Sampai di RB. Rahayu kami mendapat informasi bahwa Bu Cristiani tidak murni kecelakaan, tetapi modusnya adalah penjambretan. Mendengar dan menyaksikan dua peristiwa yang sama dalam satu hari yang tidak berselang lama itu, menimbulkan kengerian pada kami. Selama ini kami merasa aman dengan keadaan atau lingkungan biara yang tidak terusik oleh tangan-tangan jail, tetapi belum berarti bahwa kami pun akan

JANGKAR


19

aman jika keluar dari tembok biara. Untuk menghindari bahaya perlu menanamkan sikap kehati-hatian dan kewaspadaan. Memang sejauh ini para penjambret tidak tertarik dengan tas-tas yang dibawa para suster karena mereka tahu bahwa para suster tidak memiliki banyak uang, paling-paling isi tas para suster hanya Puji Syukur dan Kitab Suci sehingga mereka tidak tertarik untuk mengambilnya. Namun, kita tidak boleh lengah. Orang jahat akan mencoba mencari jalan pintas untuk mendapat rejeki. Jadi jangan kita beri kesempatan pada mereka untuk mengembangkan bakat mereka dalam berbuat jahat terhadap orang lain. Jangan mengundang perhatian para penjambret dengan bawaan yang berlebihan, baik jika kita dalam bepergian tidak membawa barang-barang berharga cukup membawa uang secukupnya supaya meminimalkan tindak kejahatan.

yulita, AK

20

Dari yang Muda The Colour of Post – Nov Community Sr. M. Faustina, AK dan Sr. M. Rita, AK (Novis I)

1st Story JENENGAN KUDUS Pada suatu hari yang cerah di sebuah kelas khusus pendidikan para “calon orang kudus” di kota Yogyakarta, ada seorang gadis berdarah Flores, sebut saja namanya Beras (nama sengaja disamarkan demi keamanan). Ia 100% Flores asli tanpa campuran bahan apa pun dan tanpa tambahan bahan pengawet. Hari itu ia (yang masih belajar berbahasa Jawa) menawarkan sebuah jenis makanan tradisional khas kota Kudus. Maka dialog kecil pun terjadi: Beras : Hey kawan, sa punya makanan uenak lhooo... Korban : Oyaaaa... apa itu...? (dengan wajah penasaran dan penuh harap) Beras : Ini namanya “JENENGAN KUDUS” Korban yang tidak tahu apa-apa percaya saja dan dengan mantap menyantap “JENENGAN KUDUS” tersebut Korban : Hmmm,,,, enak yaa... Beras : Hehe... (tertawa plengeh dengan bangga...) Malam harinya, sang calon orang-orang kudus ini bercerita kepada para suster komunitas. Usut punya usut, telah terjadi kasus penyesatan oleh Beras karena makanan yang dikira bernama “JENENGAN KUDUS” ini sebenarnya belum pernah ada di muka bumi ini. Karena salah paham, “JENENGAN KUDUS” yang dimaksud adalah “JENANG KUDUS”. 2nd Story YULI....SAYANGKUUUU Di kandang Novisiat, tinggallah seekor burung nuri yang ramah nan cantik bernama yuli. Ia selalu menyapa setiap suster dan siapa saja yang melewati kandangnya. Tak peduli kapan saatnya, ia selalu menyapa “Selamat pagiii....” atau “Selamat soreeee....” Rupanya yuli memang tidak dapat membedakan antara pagi, siang dan sore. Terkadang yuli juga

JANGKAR


21

menggoda dengan bersiul. Kalau kebetulan yang lewat perempuan, ia akan memanggil dengan “sayangkuuu...” atau “ceweeekk....” Terkadang ia terlihat lebih kudus dengan bernyanyi “Bapa Kamiii...” atau “Salaaaam Maria....” Nah, suatu saat setelah makan siang, Sr. Rita dan Sr. Faustina berniat menuju kapel untuk visitasi dan kebetulan melewati kandang yuli. Tak disangka, ia memanggil kami dengan mesranya dengan berkata “sayangkuuuu....”. Maka kami pun menjawab dengan tak kalah mesranya “iyaaaa....kenapaaaaa...?” Eh, ia malah menjawab lagi dengan suara terkikik “hi..hi..hi..hi”. Spontan kami pun tertawa. Ada – ada saja si yuli ini. Ia mampu memberi kegembiraan kepada siapa saja. Maka kita pun jangan sampai kalah dengan yuli. Kalau seekor burung saja mampu membuat setiap orang merasa gembira dan terhibur, maka sudah selayaknyalah jika kita, apalagi sebagai seorang religius juga melakukan hal yang serupa. Mampu membuat orang lain selalu merasa gembira dan terhibur. Hidup berkomunitas pun akan terasa lebih indah jika masing-masing pribadi dapat menjadi 'sesama' bagi sesamanya. 3rd Story GAT H U L Suatu malam, seorang postulan yang bertugas menyusun menu snack datang menemui seorang suster. Tok…tok..tok… ( pintu diketuk ). Suster : Yaa.. ada apa ? Postulan : Suster, besok snacknya apa ? Kolak gathul ya.. Suster : Apa ?? Postulan : Kolak gathul (masih belum sadar) Suster : Gathulll?? Gathul kok dikolak, enak po ?? (sambil tertawa) Postulan : Itu loh yang mirip singkong.. (dengan wajah innocent) Suster : Kimpul !! Postulan : Oh my God salah… Suster & Postulan tertawa lebaaaaaaarrrrrr sekali. Ternyata ada figuran lewat, ia juga tertawa….hua ha ha...

JANGKAR

22

Keluarga Suster MENGENAL KELUARGA SR. M. YUDITH, AK Sr. M. Borromea, AK

Hari Senin tanggal 14 November 2011 beberapa suster mengunjungi keluarga Sr.M.Yudith yang jaraknya tidak jauh dari Susteran Kedungrejo. Sekitar pukul 10.00 Sr.M.Lisieux, Sr.M.Borromea, dan Sr.M.Romana menuju rumah kediaman Ibu Anna Satimah, ibunda Sr.M.Yudith yang tinggal bersama keluarga putri Ibu Satimah, Ibu Y.F. Misgiati bersama dua putranya. Foto: Sr. M. Borromea, AK ketujuhnya YF. Misgiati. Kami disambut dengan gembira oleh seluruh anggota keluarga yaitu Ibu Satimah, Mbak Misgiati, si kembar Yoga-Yogi yang duduk di kelas satu SD. Suaminya bekerja di luar kota, anaknya yang pertama tinggal di Asrama St.Thomas Ngawen, sedangkan Mbak Misgiati sendiri bekerja sebagai karyawan di SMPK St. Lukas Kedungrejo. Melalui pertemuan itu kami mengenal bahwa Sr.M.Yudith mempunyai 8 saudara, namun yang sulung meninggal dunia saat berusia 7 bulan. Inilah nama-nama mereka: 1. Siti Aminah, tinggal di Timika Papua, mempunyai 3 anak. 2. Florentina Misiati, tinggal di Kedungrejo, mempunyai 3 anak. Bapak Mujanan yang pernah bertugas sebagai Kepala SDK Kedungrejo adalah suaminya. 3. Cornelia Siti Juariah, tinggal di Kedungrejo berdekatan dengan rumah Y.F. Misgiati, mempunyai 3 anak, 2 dari mereka adalah si kembar Siyono–Siyadi. 4. Siti Rojanah, tinggal di Jember, mempunyai 2 anak. 5. Cressentiana Sumini atau Sr.M.Yudith 6. Supriyadi, tinggal di Tulungagung, mempunyai 4 anak.


23

7. Y.F. Misgiati, tinggal di Kedungrejo, mempunyai 3 anak, termasuk si kembar Yoga–Yogi. 8. Albertus Sutrisno, bersama istri Valentina Wiwik Suharti dan dua anaknya Allen dan Bertin, tinggal di Ungaran. Mbak Wiwik bekerja di kantor YSMAK. Keluarga Sr.M.Yudith semula tinggal di Pronojiwo, juga termasuk Kabupaten Lumajang. Ketika itu Bapak Nyono ayah Sr.M.Yudith masih ada bersama mereka. Sama sekali tak terlintas dalam bayangan Ibu Satimah yang masih muda itu, bahwa pada tahun 1966/1967 akan datang suatu bencana yang muncul bukan dari kuasa alam tetapi dari 'kuasa kesewenangwenangan' yang merenggut suami dan ayah dari anak-anaknya yang tercinta dari tengah-tengah keluarga. Selanjutnya mereka pindah ke Kedungrejo sampai sekarang. Ibu Satimah menerima Sakramen Permandian dengan nama permandian Anna, pada tanggal 7 Desember 2009. Peristiwa ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi anak-anaknya yang sebagian besar telah menghayati iman Katolik. Walau ada di antara mereka yang menganut agama lain, hal itu tidak mengurangi kerukunan persaudaraan mereka, yang memang sangat ditekankan oleh ibu Satimah. Beliau yang bagi Sr.M.Yudith 'super sabar' itu, bisa marah-marah apabila anak-anaknya “regejegan” (tidak rukun, bertengkar) karena menghendaki anak-anaknya bisa bersahabat dan bekerja sama dengan saudara-saudara maupun temantemannya. Beliau juga memberi teladan sekaligus mengajak anak-anaknya untuk bekerja keras. Bayangkan, seorang ibu muda, sendirian bekerja, mengasuh, membesarkan dan mendidik kedelapan anak-anaknya. Ibu Anna Satimah yang masih menampakkan sisa-sisa kecantikannya pada usianya yang ke 81 itu, pernah dilamar oleh seorang lelaki kaya di desa itu untuk dijadikan istri kedua. Namun, ia lebih mencintai anak-anaknya dan tidak mencari kesenangan sendiri. Ia memilih hidup dan berjuang sendirian sebagai kepala sekaligus tulang punggung keluarga. Kabarnya, lelaki itu sempat mengirimkan 'guna-guna' untuk menaklukkan hatinya namun tidak mempan.

JANGKAR

24

Walaupun harus bekerja keras untuk mencari nafkah sehari-hari, Ibu Satimah tidak menjadi pelit. Ia tetap murah hati atau “blaba” kepada tetangga. Bila datang saat panen, ia akan berbagi kepada semua keluarga di RT-nya. Entah itu hasil dari ladang maupun dari kebun. Secara khususkepada anak-anak perempuannya, beliau mengharuskan mereka pandai memasak dan rajin bekerja. Hasilnya, antara lain dapat kita temukan pada diri Sr.M.Yudith, bukan? Ibu Satimah bersikap terbuka, menghargai kebebasan pribadi anakanaknya, sekaligus menghargai usaha dan jerih payah mereka. Sebagai contoh, ketika 'Sumini' kelas 6 SD ia rajin membantu memasang kancing baju jahitan kakaknya dan mendapat upah atas pekerjaan itu. Ia juga rajin “ngasak” buah kopi ketika musim panen, hasilnya dijual lalu uangnya ditabung. Akhirnya tabungannya terkumpul Rp 600, cukup untuk membayar biaya ujian, mengambil ijazah, dan piknik bersama teman sekelasnya. Ibunya sangat gembira, lalu membelikan sebuah rok baru untuk 'Sumini' sebagai hadiah. Sewaktu 'Sumini' minta ijin untuk dipermandikan beliau berpesan, “Yen wis milih ya dilakoni sing temen”. Demikian pula saat dimintai doa-restu untuk masuk biara. Setelah kaul kekal Sr.M.Yudith 'mencobai' ibunya dengan bertanya, bagaimana seandainya ia keluar dari biara, ternyata beliau tetap bersikap terbuka, yang nampak dari jawabannya : “Yen kowe metu ya tak tampa wong kowe anakku.” Itulah sekilas tentang keluarga Sr.M.Yudith, semoga bermanfaat untuk kita semua dan mempererat persaudaraan kita. Sr. M. Lisieux, AK bersama Ibu Sr. M. Yudith, AK, dan Mbak Misgiati (Foto: Sr. M. Borromea, AK)


Pengetahuan dan Tips

25

TIPS MENGELOLA WAKTU SECARA BAIK Sumber: coratcoretblog.blogspot.com Kadang-kadang kita merasa waktu 24 jam dalam sehari masih terlalu pendek ketika kita dihadapkan dengan tumpukan tugas-tugas. Padahal waktu yang kita gunakan masih dapat kita efektifkan dan efisienkan sehingga kita dapat memiliki waktu untuk melakukan pekerjaan yang lain. Berikut ini langkah-langkahnya

26

7. Rencanakan Sebelumnya Buat rencana sebelum mengerjakan sebuah pekerjaan, sehingga lebih terstruktur dan dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. 8. Lakukan Delegasi Tidak ada yang salah dengan membawa bantuan dari luar, kita tidak dapat mengerjakan semuanya sendiri. Delegasikan pekerjaan yang menurutmu kurang begitu perlu perhatianmu sehingga kamu dapat lebih fokus dalam pengerjaan yang lainnya.

1. Mulailah Merapikan dari yang Terkecil Jika kamu banyak menghabiskan waktu di depan komputer, cobalah mulai mengatur folder-folder di dalam komputermu, sehingga memudahkanmu mencarinya ketika dibutuhkan. 2. Pisahkan Pekerjaan Kantor dari yang Lain Usahakan dapat memiliki sebuah meja (atau filing cabinet) untuk menyimpan semua pekerjaan kantor agar tidak bercampur dengan dokumen lain 3. Gunakan Manajemen Waktu Jika kamu sering menggunakan komputer, gunakan aplikasi reminder atau kamu juga dapat menggunakan notes kecil atau postit note untuk membuat daftar pekerjaan yang harus diselesaikan. 4. Susun Prioritas Pekerjaan Atur prioritas pekerjaan dari yang paling penting dan membutuhkan waktu paling sedikit. 5. Atur Deadlines Buat deadlines untuk setiap pekerjaan, sehingga memiliki target untuk menyelesaikan pekerjaan. 6. Buat Tujuan Membuat tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam pengaturan waktu. tujuan harus spesifik dan dapat diukur.

JANGKAR

9. Berani Katakan "TIDAK" Katakan "TIDAK" pada hal-hal yang dapat menghambat pekerjaanmu, mulai dari TV sampai situs social-networking yang dapat menyita waktumu. 10. Kapan Waktu Kerja Terbaikmu? Pelajari kapan waktu kerja terbaikmu, setiap orang memiliki waktu kerja terbaik yang berbeda-beda. 11. Ambil Beberapa Waktu Jeda Ambil beberapa kali waktu istirahat, tujuannya agar tubuh tidak jenuh dan dapat kembali mengerjakan dalam keadaan segar. Semoga pembaca dapat lebih baik dalam mengelola waktu. Coretan ini terinspirasi dari artikel How to Find Time for Everything


Info Pusat

27

28

TIM LITURGI UMUM DAN TIM PROMOTOR PANGGILAN Terhitung mulai 1 Januari 2012, telah dibentuk TIM LITURGI UMUM Kongregasi Biarawati Abdi Kristus, yang akan menangani liturgi Perayaan Ekaristi maupun ibadat acara-acara kebiaraan, yaitu : 1. Sr. M. Christophora, AK (Ketua)

TURUT BERDUKACITA

Segenap anggota Kongregasi Biarawati Abdi Kristus turut berdukacita yang sedalamdalamnya atas berpulangnya :

2. Sr. M. Agnesia, AK 3. Sr. M. Stefani, AK Telah ditambahkan satu anggota untuk TIM PROMOTOR PANGGILAN sehingga keseluruhan tim menjadi: 1. Sr. M. Aloysia, AK (Ketua) 2. Sr. M. Anastasia, AK

1. Bapak Agustinus Supardi (Adik Sr. M. Magdalena, AK) pada tanggal 5 November 2011.

3. Sr. M. Rosary, AK 4. Sr. M. Margriet, AK (per 1 Januari 2012) Mohon dukungan doa dan selamat melayani bagi para suster yang menerima tugas perutusan tersebut. Terima kasih, Tuhan memberkati.

2. Bapak Philipus Sugiharto (Adik Sr. M. Fidentia, AK) pada tanggal 21 November 2011. ke pangkuan Allah Bapa Yang Mahakasih. Semoga Tuhan melimpahkan kedamaian dan keselamatan jiwa bagi mereka dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, penghiburan dan keteguhan i m a n . A m i n .

JANGKAR


Sekilas Peristiwa

29

30

dan romo paroki. Setelah acara penyambutan, panitia menyampaikan informasi terbaru berkaitan dengan beberapa perubahan nama peserta live in, dan menjelaskan mekanisme mengenai kegiatan di lingkungan dan di gereja. (Sr. M. Anastasia, AK).

Ungaran, 06/11/2011. Dalam lomba Sains Beregu dalam rangka open house yang diselenggarakan oleh Yayasan Marsudirini Perwakilan Poncol di Jalan Pemuda, SD Mardi Rahayu 02 atas nama Emanuel Anggarajati, Grecia Devina Sutikno, dan Haniel Siswanto berhasil meraih Juara I. Sedangkan dalam lomba paduan suara tingkat SD se-kota Anak-anak kelompok padus berfoto Semarang yang diselenggarakan SMP bersama pendamping usai menerima piala dan hadiah. Foto: Greg. Widiananta Yohanes XXIII pada hari Sabtu, 26 November 2011 SD Mardi Rahayu meraih juara harapan I dari 8 peserta. Sedangkan pada tanggal 30/11/2011 Agatha Aemelia Geraldine kelas II C SD Mardi Rahayu 02 berhasil meraih juara I dalam Lomba Mewarnai Tingkat SD Kelas I-III yang diselenggarakan oleh Bank Syariah di halaman pendopo rumah dinas Kabupaten Semarang. Lomba ini diikuti oleh SD negeri maupun swasta di Kecamatan Ungaran Timur dan Barat. Dalam acara ini peserta mendapatkan meja gambar, snack, serta piagam. Piala, piagam dan uang pembinaan diterimakan oleh wakil gubernur Jawa Tengah. (Sr. M. Ignatia, AK)

Ungaran, 12/11/2011. Setelah peserta live in berangkat ke lingkunganlingkungan di Paroki Kristus Raja Ungaran, beberapa suster yang menjadi panitia live in mengadakan pengecekan tempat di Gereja, sehubungan tempat yang akan dipakai misa dan kegiatan bersama PIA, PIR dan OMK. Beberapa suster memberi tanda khusus pada tempat duduk untuk tempat duduk biarawan/biarawati saat ekaristi, dan yang lain membantu Para suster sedang mendekorasi gereja untuk persiapan misa khusus HUT Gereja merangkai bunga, ada yang mengecek dan menyambut peserta live in. Foto: Dok. Jangkar tempat kegiatan PIA, PIR dan OMK, dan tidak lupa berkoordinasi dengan koster dan romo paroki. Selama kegiatan pengecekan berlangsung Rm. H.C. Heru Purnomo, Pr ikut juga mendampingi. (Sr. M. Anastasia, AK).

Ungaran, 12/11/2011. Penyambutan peserta live in biarawan/biarawati dalam angka Ulang tahun ke-46 Paroki Kristus Raja berlangsung di Susteran AK Jl. Diponegoro 741 Ungaran. Sebelum peserta live in berangkat ke lingkungan-lingkungan mereka dipersilahkan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh para suster AK. Setelah itu mereka diterima dan disambut secara resmi di kapel Susteran AK oleh suster Para peserta live in menerima sambutan pemimpin komunitas, ketua panitia, dari panitia dan penjelasan teknis.

Ungaran, 13/11/2011. Promotor Panggilan Abdi Kristus bekerjasama dengan panitia Ulang Tahun Gereja Paroki Kritus Raja Ungaran menyelenggarakan Aksi Panggilan dengan tema “Keluarga sebagai Awal Persemaian Panggilan Hidup Bakti”. Menjadi suatu kebahagiaan bagi kita, karena peserta live in yang hadir di tengah-tengah umat paroki Kristus Raja Ungaran jumlahnya melebihi yang diminta. Peserta yang datang dari 26 kongregasi yaitu AK, BKK, CM, FMM, FICM, HK, OP, OSF, SPM, OSA, KSFL, RSCJ, RGS, PMY, PIJ, SND, MTB, Para peserta live in sedang mengikuti misa. MSC, FICP, SSCC, CSA, FIC, SMM,

Foto: Sr. M. Monica, AK

JANGKAR

Foto: Sr. Rini, BKK


31

32

MSF, PR, PI baik kongregasi yang berada di Keuskupan Agung Semarang, maupun beberapa kongregasi yang ada di Keuskupan Agung Jakarta dan Keuskupan Bandung. Mereka dengan senang hati meluangkan waktu untuk mengenalkan kongregasi mereka kepada umat di Paroki Kristus Raja Ungaran. (Sr. M. Anastasia, AK).

sanak saudara/keluarga suster AK mengikuti perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Rm. J. Udyasusanto, SJ dan Rm. Eko Santosa, Pr. Kegembiraan dan keharuan sebagai satu saudara menyeruak di area peristirahatan terakhir tersebut. Usai perayaan ekaristi acara tabur bunga dilanjutkan makan siang bersama.

Ungaran, 15/11/2011. SD Mardi Rahayu 01-02 berhasil memenangkan Lomba Dokter Kecil Mahir Gizi tingkat Regional Semarang yang diselenggarkan oleh PT Nestle dalam Dancow Caravan Gizi 2011. Hadiah berupa uang tunai sejumlah Rp7.500.000 dan 1 unit komputer dibagikan dalam rangkaian upacara yang dihadiri oleh pihak keluarga dan perwakilan PT Nestle cabang Semarang. Dalam kegiatan Para pemenang berfoto bersama orangtua, guru pendamping dan tersebut ada pembagian 400 bungkus wakil dari PT Nestle. Foto: Novi K. susu dancow untuk anak-anak. Acara ini diliput oleh stasiun TV Cakra. Para pemenang ini adalah Alfonsus Ferdiaz Bagas Nugraha (VI A), Yosephine Clarisa Tasya K.P (VI A), Michael Saverio Noventa (VI C), dan Carolina Maharani K.P. (VI B). Mereka masih akan maju berkompetisi untuk tingkat nasional di Jakarta pada tanggal 7-10 Januari 2012.

Ungaran, 20/11/2011. Group Drumband St. Caecilia SD Mardi Rahayu Ungaran tampil dengan meriah di lapangan SMK Kanisius Ungaran dalam rangka ikut bersyukur dan memeriahkan ulang tahun Gereja Paroki Kristus Raja Ungaran yang ke-46. Acara ini digelar usai misa syukur yang juga disemarakkan dengan pasar rakyat di mana umat dapat makan minum gratis. Rama Kepala Paroki, Rm. P. Supriya, Pr dan Korps drumband St. Caecilia SDMR sedang beraksi. Foto: Sr. M. Ignatia, AK Rm. K. Heru Purnomo, Pr menyempatkan diri untuk menyaksikan pagelaran ini. Selanjutnya Rm. Priya mengungkapkan terima kasihnya kepada peserta drumband dengan menyalami mereka satu per satu.

Ungaran, 19/11/2011. Untuk mempererat tali persaudaraan dengan keluarga/sanak saudara suster AK yang telah berpulang serta mendoakan para suster AK yang telah mendahului menghadap Bapa, Kongregasi Biarawati Abdi Kristus mengadakan misa arwah bersama keluarga suster AK di makam sustersuster AK Gedanganak, Ungaran. Sekitar Keluarga suster AK bersama para suster 140 orang terdiri dari para suster dan menabur bunga di makam usai mengikuti misa arwah. Foto: Sr. M. Ignatia, AK

JANGKAR

Bandungan, 25-27/11/2011. Di kawasan nan sejuk, Rumah Retret Angela Patrick Bandungan, sebanyak 29 peserta suster AK mengikuti pertemuan Bendahara Komunitas yang diselenggarakan Kongregasi Biarawati Abdi Kristus. Peserta yang diwajibkan membawa laptop tersebut terdiri dari para Bendahara Komunitas, beberapa di antaranya plus pendamping untuk membantu mengoperasikan laptop karena belum semua Bendahara akrab dengan alat elektronik tersebut. Hari pertama pertemuan bersama Rm. F.A. Sugiarta, SJ Para bendahara sedang menginput (Ekonom Keuskupan Agung data keuangan. Foto : Sr. M. Bertha, AK


33

Semarang/KAS) menerangkan tentang Ardas KAS dan pengelolaan harta tarekat. Selanjutnya selama dua hari para suster belajar menginput data keuangan dengan sistem komputerisasi dan format baru dipandu Bapak Wagiyono (Staf Keuangan Provinsialat SJ) dan Sr. M. Lizbeth, AK (Ekonom Umum). Formulasi baru ini rencananya akan diberlakukan mulai Januari 2012. (Sr. M. Bertha, AK) Ungaran, 3/12/2011. SD Mardi Rahayu merayakan hari pesta pelindung sekolah, St. Fransiskus Xaverius. Moment ini dirayakan dengan misa syukur di Gereja Kristus Raja Ungaran yang dipimpin oleh Rm. J. Conrad Heru Purnomo, Pr dilanjutkan pesta bersama di kelas masing-masing. Usai pesta sederhana bersama anak-anak, para guru dan karyawan melanjutkan kunjungan kepada Para guru dan karyawan SDMR berfoto Sr.M. Xaveria, AK di Komunitas Panjer Enjing bersama Sr. M. Xaveria, AK. Foto: Novi K. Gedanganak yang sedang merayakan pesta pelindung sekaligus ulang tahun. Beliau merupakan satu dari perintis berdirinya SD Mardi Rahayu. Setelah acara silaturahmi dengan Sr. M. Xaveria, AK para guru dan karyawan berziarah ke makam sustersuster AK yang tidak jauh dari kompleks susteran. (Sr. M. Ignatia, AK). Genteng, 04/12/2011. Dalam rangka peringatan 40 tahun para suster AK berkarya di Paroki Kristus Raja Genteng, BP Rahayu Jajag menyelenggarakan Bhakti Sosial dalam bentuk Pengobatan Gratis yang bertempat di BP Rahayu, Jajag. Kegiatan tersebut dilayani tiga orang dokter dari Paroki Genteng. Para medis dan beberapa umat gereja yang ikut terlibat. Pasien yang datang sebanyak 230 orang. (Sr. Maria, AK). Ungaran,11/12/2011. Dewan Paroki Kristus Raja Ungaran melaksanakan rapat pleno dalam rangka laporan, evaluasi, dan refleksi atas karya pastoral dewan paroki masa pelayanan 2009–2011 sekaligus memilih pengurus yang baru untuk masa pelayanan 2012-2015. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Mardi Rahayu Ungaran dihadiri oleh 99 peserta terdiri dari pengurus

JANGKAR

34

harian dewan paroki, pamong lingkungan, kelompok kategorial, tokoh umat, para suster AK dan Rama Kepala Paroki, Rm. P. Supriya, Pr dan Rm. J. Conrad Heru Purnomo, Pr,. Wakil Ketua Umum 2 yang terpilih adalah Bapak Robertus Wiyanto menggantikan Bapak Thomas Sudikir. Sedangkan tim formatur yang terpilih adalah, Dewan Harian: Thomas Sudikir; Ketua Pamong Lingkungan: E. Pudji Asmono dan Y.P. Rusli Sofyan; Tokoh Umat: Fx. Supardiman; Kelompok Kategorial: Ign. Suyatno Yogo; dan wakil dari biarawati adalah Sr. M. Bernadetti, AK. Pengurus baru ini rencananya akan dilantik oleh Mgr. J. Pujasumarta, Pr pada hari Sabtu, 2 Januari 2012. (Sr. M. Ignatia, AK) Gedanganak, 12/12/2011. Yayasan Santa Maria Abdi Kristus (YSMAK) mengundang seluruh kepala sekolah TK/SD/SMP/SMK di bawah yayasan ini untuk mensosialisasikan rancangan peraturan kepegawaian yang baru. Dalam pertemuan ini para peserta diminta untuk mencermati dan memberi masukan rancangan peraturan tersebut sebelum disyahkan. Usulan yang tertampung akan ditambahkan dalam aturan penjelasan. (Sr. M. Ignatia, AK). Ungaran, 16/12/2011. SD Mardi Rahayu 01-02 menyelenggarakan Pendidikan Seks dengan tema Mengenal dan Mensyukuri Anugerah Tuhan melalui Pendidikan Seks untuk siswa-siswi kelas VI di Aula Komunitas Susteran AK Panjer Enjing dari pukul 09.00-12.00 WIB. Kegiatan ini dipandu oleh Tim dari STIKES St. Elisabeth Semarang dengan pembicara D. Andri Kenti Gayatina S. Kep. Ns. Kegiatan ini bertujuan menyiapkan siswa agar menjadi generasi muda yang beriman kuat dan berkepribadian utuh. Dengan kegiatan ini diharapkan anak-anak yang sudah memasuki masa remaja (10-15 tahun) dapat mengetahui dan memahami tentang perkembangan seksual secara fisik maupun psikologis, mengenal organ tubuh dan tahu cara merawatnya sehingga siswa dapat memiliki sikap positif dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya secara umum. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 120 siswa didampingi oleh guru-guru kelas VI dan beberapa guru yang lain.


35

Siswa-siswa sangat antusias dengan kegiatan ini. Diharapkan program ini dapat dilanjutkan bukan hanya untuk siswa, tetapi juga untuk orangtua siswa agar terjadi kerja sama antara orangtua, anak dan guru untuk menyiapkan generasi muda bangsa yang lebih baik di tengah tantangan zaman digital yang riskan bagi perkembangan kehidupan seksual siswa yang sehat.(Sr. M. Ignatia, AK)

36

Nguri - uri basa jawa YEN ING TAWANG Sr.M.Borromea, AK

Para kadang ingkang kinasih ing Sang Kristus, keparenga kula ngaturaken Sugeng Riyadi Wiyosan Dalem, tuwin Sugeng Warsa Enggal 2012. Matur nuwun sanget dene panjenengan sami sampun kersa maos seratan sapala ing rubrik 'Nguri-uri Basa Jawi', ingkang tebih saking paugeraning parama sastra, punapa malih endahing basa. Estining manah namung kepengin ngleluri tilaraning leluhur, amrih para kadang mudha wanuh, sokur bage nresnani Basa Jawi. Mirunggan kagem para kadang ingkang rena kekidungan, kula ngaturaken “Yen ing Tawang” (cinipta dening Anjar Any), ing ngriki cakepanipun kula larasaken kaliyan Wiyosan Dalem.Kula bingah saumpami wonten ingkang karsa ngagem utawi rengeng-rengeng. YEN ING TAWANG Yen ing tawang ana lintang dhuh Gusti Tandha miyos Sang Sinuci Ing Betlehem ing madyaning ratri Pangran kersa memba abdi Janji-janji aku eling sabda-Mu Gembira rasaning ati Lintang tansah anuduhke margi Tresna-Mu sundhul wiyati

Ibu Andri sedang berdialog dengan tiga siswa bintang kelas dari tiga kelas VI paralel. Foto: Lidia S.

Dhek semana miyos-Mu, disekseni Malaikat swarga, kairing kidung lan pepuji Yen ing tawang ana lintang dhuh Gusti Amba caos sembah bekti Sinareng pra pangen tuhu ngabdi Gusti karsa nungggal jalmi.

JANGKAR


Cerpen

37

LAUTAN CAHAYA

38

“Tiga tahun lagi.”, katanya, “Kita akan bertemu lagi.” “Semoga, tapi mungkin aku sudah tidak di sini.”, jawabku. “Memangnya Suster mau pindah ke mana?”,tanyanya dengan nada berharap itu tidak terjadi.

Sr. M. Ignatia, AK

Aku tidak menjawab pertanyaannya. Pikiranku beraksi menembus ruang dan waktu…3 tahun yang akan datang, membayangkan apa yang akan terjadi, tapi aku tak dapat ide. Lalu kulayangkan pandanganku ke arah lembah yang dipenuhi lampulampu rumah penduduk dan lampu kota. Aku tenggelam di lautan cahaya kota Semarang yang dapat terekam dengan jelas dan memesona dari tempat aku duduk bersamanya malam itu. Aku berusaha keras untuk berada di tempat dan waktu di mana aku berada saat itu; mengalahkan segala rasa kekhawatiranku bahwa saat yang berkesan ini akan cepat berlalu. Sepulangmu aku merasa seperti bermimpi. Saat jauh aku merindukanmu, begitu kau tampak kasat mata di depanku…sepertinya aku malah tak dapat menikmati kehadiranmu. Mengapa perasaan aneh ini bisa terjadi? Perjumpaan itu terasa begitu cepat, menguap tak berbekas. Dan tangan ini tak kuasa meraihmu, merangkummu. Aku tak kuasa menahan langkah kakimu. Yang tersisa hanya sebaris pesan singkat di hand phoneku, ”Suster saya pamit. Saya sedang transit di Malaysia. Saling doa, ya!” ***** Perjumpaan itu memang sudah berlalu, tapi tidak di hatiku. Kenangan selalu lebih indah dari peristiwa itu sendiri dan aku bisa menghidupkannya lagi kapan saja aku mau. Aku bisa menemukan arti dari setiap bagian yang membentuknya. Dan arti itu dapat kucecap semakin dalam. Di sanalah aku belajar memaknai hidupku, keberadaaanku bagi diriku sendiri, bagi dirinya serta kehadirannya bagi diriku, dan kehadiran kami bagi dunia.

JANGKAR

Banyak cerita mengalir dari mulutnya dan aku menikmati peranku sebagai pendengar yang setia. Jus tomat yang kupesan sudah datang dan aku tidak sabar untuk segera mereguk kesegaran dari salah satu minuman favoritku ini. Dia memesan sekaligus dua minuman, jus sirsak dan satu lagi aku sudah lupa jus apa. Katanya jus sirsak baik diminum sesudah makan. Sirsak merupakan antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh. Lalu dia merekomendasikan kebiasaannya itu: memesan dua minuman sekaligus untuk diminum sebelum dan sesudah makan sebagai suatu kebiasaan yang baik, yang patut juga untuk kulakukan. Aku menerima baik apa yang dia bagikan untukku khususnya pengetahuan tentang jus-jus yang baru saja dia pesan dan dia nikmati. Dan aku pun bercerita tentang minuman favoritku. Aku punya kebiasaan sendiri untuk memesan minuman. Aku lebih suka memilih minuman yang aman bila sedang makan di luar, yang resikonya tidak terlalu besar (paling tidak dari segi rasa). Soda gembira sering jadi pilihan pertamaku, apalagi kalau sedang dalam


39

perjalanan jauh. Aku kenal pertama kali minuman ini dari sepupuku saat kami makan di sebuah rumah makan di Salatiga. Selain rasanya enak dan segar, aku juga suka menikmati proses ketika aku mencampur sirup merah, susu kental manis, soda dan es batu yang menimbulkan sensasi warna yang menarik dengan buih-buih dan suara khas yang ditimbulkan ketika aku menuangkan soda ke dalam gelas. Resikonya paling kalau es batunya dibuat dari air yang tidak matang aku bisa langsung bersin-bersin. Kalau pesan teh kadang aku mendapat teh yang wanginya kayak siluman, tidak sesedap atau tidak sepanas yang kuinginkan. Kalau pesan jeruk anget bisa jadi jeruknya sudah layu sehingga minuman yang harusnya segar malah bikin sebal. Kalau pilih jus alpokat, kadang ada rasa pahit karena alpokatnya belum tua benar atau tidak begitu bagus. Kalau jus tomat--sejauh pengalamanku-aku belum pernah dikecewakan. Jadi untuk saat ini, sementara aku memilih jus tomat sebagai favoritku. Tapi di resto sebesar dan sebagus ini tentu mutunya akan terjamin, jadi kalo aku pesan apa saja aku tak perlu khawatir. Sebagian besar makanan yang kami pesan sudah datang, tinggal menunggu tumis kangkung kesukaanku. Waitressnya menjelaskan kalau kangkungnya baru ditumis, “Eh baru dipotongpotong maksudnya,” katanya mengoreksi perkataannya sendiri. Kami geli melihat gaya bicara dan ekspresi wajahnya serta gerak tangannya yang menirukan orang sedang menumis. Pelayan itu punya rasa humor dan juga sangat ramah. Kami dihibur sejenak sambil menunggu tumis kangkung yang kami pesan. Suasana masih meriah. Cerita demi cerita meluncur dari

JANGKAR

40

mulutnya. Seolah-olah dia sudah lupa peristiwa duka yang baru saja dia alami. Dan aku di sini, duduk di hadapannya dengan misi yang sangat jelas…aku ingin menemaninya di saat-saat yang berat ini. Aku belum pernah kehilangan seorang ibu, tetapi aku tahu bahwa itu hal yang tidak mudah untuk ditanggung sendirian. Dan aku paling takut kehilangan orangtuaku, meskipun itu baru sebuah bayangan dan bukan suatu kenyataan. “Ini dompet ibuku yang dibelikan seorang teman, tapi Ibu tidak mau memakainya karena terlalu bagus.”, sambil bercerita dia menunjukkan kepadaku sebuah dompet kulit berwarna coklat yang memang bagus dengan wajah yang tetap ceria. “Aku sudah bilang Bapak, mungkin nasibnya nanti akan sama dengan Ibu, saat beliau meninggal mungkin aku tidak bisa menungguninya. Aku terpaksa mengatakan ini agar Bapak tidak kecewa.”, ceritanya masih berlanjut. Mendengar ceritanya aku terbayang malam ketika menghadiri misa 3 hari meninggalnya ibunya. Aku melihat ketabahan ada di sana. Namun, saat homili tiba, saat dia menceritakan sebagian kisah perjalanannya bersama ibundanya tercinta, ketabahan itu begitu saja runtuh. Lalu dia bercerita bagaimana dia merasa kecewa karena di saat-saat terakhir hidup ibunya--ketika dia menelpon ke rumah sebelum berangkat ke Roma, dia menolak disambungkan dengan ibunya karena dia takut mengganggu tidurnya. Dia menyesal karena cerita dan gambar-gambar tentang Kapel Maria Magdalena di Roma yang dia kunjungi khusus untuk dipersembahkan pada ibunya yang berlindung pada St. Maria Magdalena ternyata tidak kesampaian karena beliau justru memilih berpulang pada Bapa, berjumpa dengan St. Maria Magdalena di sorga tepat saat dia mengunjungi kapel itu. Betapa gemuruh gejolak berbagai rasa begitu kuat terpancar di matanya, dan gelombang suaranya rasanya menembus dadaku.


41

Kepedihan itu begitu saja merambat di hatiku. Selanjutnya malam itu, sepulang dari rumahnya, dalam tidurku aku terbangun tiga kali. Aku tak terbiasa terjaga di tengah tidurku. Tapi entah mengapa malam itu aku merasakan kegelisahan. Dalam mimpiku aku melihatnya terpuruk dalam kesedihan yang mendalam. Aku dapat merasakan nyeri di ulu hatiku yang sangat sehingga aku terjaga sampai tiga kali. Sekarang aku mengerti…sebagian rasa kehilangan orang yang dia cintai. “Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tak dapat turut merasakan kesenangannya”. Demikian tertulis dalam Amsal, tapi malam itu aku merasakan suatu perambatan rasa dari lubuk hatinya. Apa pun yang dialami hati, sedih-gembira, untung-malang merambat begitu cepat bagi hati yang bersatu dalam kasih persahabatan. Pengalaman itu kubagikan padanya saat kunjungannya sepulang dari tempat dia menyepi dan mengambil jarak dari peristiwa duka itu, tiga hari sesudah meninggalnya ibunya. Dan benarlah apa yang kurasakan “Pagi itu saat membaca berita duka di e-mailku aku rasanya seperti bermimpi. Benarkah ini terjadi padaku. Ketika aku menyaksikan bahwa pengirim ucapan belasungkawa makin banyak dan aku mendengar sendiri berita itu di telingaku aku baru percaya kalau Ibu sudah meninggalkanku. Aku berusaha tabah, aku sadar betul ini adalah bagian dari resiko yang harus kutanggung sebagai seorang misionaris.” dia memaparkan bagaimana kisahnya ketika menerima berita duka itu. “Waktu itu aku tidak menangis. Aku menangis saat menemukan bahwa ibu sudah tidak lagi menyambut kedatanganku dan saat aku dipanggil Bapak untuk berbicara berdua. Usai tiga hari meninggalnya Ibu aku sengaja pergi dari rumah mencari tempat untuk menyepi, menenangkan hatiku.”,demikian kisahmu

JANGKAR

42

mengalir menanggapi ungkapan hatiku bagaimana aku terjaga tiga kali malam itu karena pedih hatiku. Usai menikmati jus (yang aku lupa) matanya tertambat pada sup ikan asam manis yang kupesan. Di dalamnya ada belimbing wuluh yang diiris-iris bulat cantik. Dia tampak begitu penasaran melihatnya lalu bertanya,”Apakah belimbingnya enak dimakan?”

“Enak, coba saja!” jawabku heran dan geli melihat satu mahkluk yang sepertinya belum pernah makan belimbing wuluh ini. Tapi aku tak bermaksud menyesatkannya. Aku hanya ingin dia belajar dari pengalamannya sendiri bagaimana rasanya belimbing wuluh. Dan seperti yang kuduga, tak lama setelah dia memakan belimbing itu dengan semangatnya, tiba-tiba wajahnya berkerut-kerut lucu karena menahan rasa asam yang sangat. Aku menyaksikannya tanpa rasa berdosa dan dengan tawa yang tak dapat kutahan. Ya, malam itu tanpa direncanakan jauh-jauh hari kami mengadakan reuni kecil. Dia sempat menyesal karena lupa membawa kamera padahal dia sudah menyiapkannya. Kornet dan Yuli, teman sekolah kami menemani kami sekaligus mereka menjadi panitia yang hebat yang telah melaksanakan mandat dari komandan kami tercinta untuk mencari tempat terbaik buat ngobrol sambil makan malam. Aku bersyukur dia lupa bawa kamera. Nggak tahu kenapa, malam itu aku lagi tidak mood untuk difoto maupun mengambil foto. Aku lebih suka memotret kenangkenangan itu di hatiku meskipun kami bisa saja mengambil gambar dengan HP.


43

membiara. Wah, aku paling senang pelajaran sejarah ...rasanya seperti keliling dunia meskipun kami tidak ke mana-mana. Kami hanya butuh fokus untuk mendengarkan penjelasannya, dan itu hal yang tidak sulit karena dia bercerita dengan sangat menarik dan penuh energi. Curangnya, tiap kali ada pertanyaan tentang kaulkaul dari Yuli dan Kornet, awalnya dia selalu menjawab, tetapi dia lalu merujuk padaku untuk menyelesaikannya. Well, benar-benar curang. Yah, ini reuni yang benar-benar surprise meskipun berawal dari peristiwa yang menyedihkan. Sejauh mata memandang masih kulihat lembah kota bawah yang menyala oleh lampu-lampu malam. Sayang kami tak dapat menghabiskan waktu di tempat ini menunggu sampai lembah itu tak bercahaya lagi. Sejenak dia terdiam membaca pesan pendek di HP-nya lalu senyum-senyum sendiri. “Siapa?” tanyaku. “Kakakku,” jawabnya “Dia bilang Rama pulangnya jangan malam-malam karena Rama bawa anak orang.”, Kami spontan tertawa mendengar pesan itu. “OK, terima kasih untuk malam ini. Kita ketemu lagi entah kapan, Mungkin Kornet dan Yuli sudah bersuami dan punya anak.” katanya mengakhiri perjumpaan malam itu sambil memberi komando padaku untuk berdoa. Selanjutnya empat bujangan meninggalkan Alam Indah dengan kenangan manis yang tak akan terhapus. Meskipun lembah itu tak lagi bercahaya, tetapi hati kami akan tetap menyerap energy dan euforia yang tercipta dari momen yang luar biasa itu. Pengalaman yang tak kan padam.

44

Lama aku ingin memiliki Rosario merah dari kayu yang dibeli langsung di Roma dengan salib dan korpusnya yang indah. Dan aku tidak menyangka akan memilikinya secepat ini. Aku hanya bercanda meminta oleh-oleh darinya waktu dia menghubungiku, menanyakan kapan aku punya waktu untuk bertemu dengannya. Dan itu tidak pantas kuucapkan karena dia pulang bukan untuk berlibur atau bersenang-senang melainkan untuk menghormati ibunya untuk terakhir kalinya meskipun dia tidak dapat melihat tubuhnya lagi. Namun oleh kemurahannya permintaanku dikabulkan. “Kornet dibimbing, ya Suster karena pacarnya Islam.”, dia berpesan dengan nada serius sebelum kepergiannya. Perkataannya mengingatkanku akan kecintaannya untuk menyelamatkan jiwajiwa. Maka kuterima tugas itu mengingat bahwa aku pun dulu adalah jiwa yang membutuhkan pertolongan dan lewat perantaraannya aku telah diselamatkan. Selamat jalan teman. Satu janjiku aku akan selalu berdoa bersama St. Theresia untuk para imam dan misionaris. Aku sudah insyaf untuk selalu mendoakanmu karena dengan rendah hati engkau bertanya dalam satu perjalanan kita, “Apakah Suster juga selalu mendoakan saya?”. Dan dengan rendah hati aku menjawab, “Tidak! Tapi saat itu juga aku berjanji demi diriku sendiri untuk berdoa selalu untukmu. *****

***** Wangi mawar dari butiran-butiran Rosario merah menguar begitu aku membuka genggamanku saat akan doa Rosario sore itu.

JANGKAR


45

46

TEMA JANGKAR

BULAN JANUARI 2012 - DESEMBER 2012

TEMA UMUM

Laporan Keuangan JANGKAR Bulan November - Desember 2011 Keterangan

No Tanggal

BERZIARAH

1 11/01/2011 Saldo bulan Oktober 2011 Biaya cetak @ Rp.14.500 x 60 2 Biaya Kilat Khusus Nabire - Biak 3 4 11/18/2011 Kom. Kodam 5 11/22/2011 Kom. Genteng Kom. Bintang Samudra 6 RB. Rahayu Ungaran 7 8 12/05/2011 Kom. Wedi 9 YSMAK Kom. Wonosari 10 Kom. Tuban 11 12 12/12/2011 Kom. Kedungrejo 13 Kom. Pandaan 14 Kom. Depok Kom. Bali 15 Kom. Biak 16 Kom. Ungaran 17

1. Arah Peziarahanku Januari-Februari

2. Bekal Perjalanan Maret-April

3. Teman Seperjalanan Mei - Juni

4. Mamaknai Peziarahan Juli - Agustus

5. Sikap Peziarah September - Oktober

18 19 20

6. Berkah Peziarahanku November Desember

Kom. Sangkal Putung Biaya administrasi bank Nov - Des 2011 N.N Jumlah Saldo Akhir

Uang Masuk Uang Keluar 6.213.700,00 870.000,00 25.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 50.000,00 250.000,00 500.000,00 200.000,00 500.000,00 250.000,00 300.000,00 300.000,00 300.000,00 200.000,00 300.000,00 150.000,00 20.000,00 100.000,00 9.913.700,00

915.000,00 8.998.700,00 9.913.700,00 9.913.700,00

Kami mengucapkan terima kasih kepada para Donatur atas solidaritas yang diberikan kepada redaksi JANGKAR, Tuhan memberkati. JANGKAR


Kom. Ngawi mengucapkan

Merry Christmas and

Happy New Year

TK St. Theresia Ungaran mengucapkan

Merry Christmas and

Happy New Year

Dari Redaksi. Surat Kasih. Perubahan Yang Membawa Keselamatan PERUBAHAN YANG MEMBAWA KESELAMATAN UCAPAN TERIMA KASIH JANGKAR

Recommend Documents