dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK
PIDATO PENGUKUHAN Diucapkan aalam Upacara Penerimaan Jabatan Gurlu Besar Tetap dalam Ilmu Gizi pada Fakultas KI3dokteran Universitas Diponagoro Semarang, 8 Nopember 1997
Oleh: SATOTO
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwaharokatuh. Yang saya muliakan:
.
Rektor/Ketua SenatUniversitas Diponegoro Para Anggota Dewan Penyantun Universitas Diponegoro Para Anggota SenatIDewanGuru Besar Universitas Diponegoro Para Ptmbantu Rektor Universitas Diponegoro Para Dekan clanPembanu! Dekan di lingkungan Universitas
Diponegoro Para Ketua clanSekretarisLembaga di lingkungan Universitas
Diponegoro Para Dosen di lingkungan Universitas Diponegoro Para Karyawan Administrasi di lingkungan Universitas Diponegoro Para Alumni Universitas Diponegoro Para Mahasiswa Universitas Diponegoro Para Tamu UndanganSekalian, Dalam kesempalanyang saflgat bcrbahagia ini, izinkanlah saya untuk pcrtama-tama meffiAnjatkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya kc hadirat Allah Subhanahu Wata'ala, yang tiada henti-hentinya melimpahkan rahmat clan rahimNya, sehingga pada saat ici saya diberi kesempatan untuk mengucapkan Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Tctap dalam mata pelajaran Ilmu Gizi di hadapanRapat SenatTerbuka Universitas Diponcgoro yang dimuliakan Allah daD di hadapanpara hadirin sekali~..n. Perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan per.,ghargaan yang setinggi-tingginya kepada para hadirin yang saya muliakan, yang tclah meluangkan waktu yang berharga untuk menghadiri upacara pengukuhanini. Ilmu Gizi berkembang sangat pesat, khususnya pada tahun-tahun terakhir. SecaravertikaJ dari tataran ilmu-ilmu dasar, ilmu gizi merentangke arab teknologi gizi clan aplikasinya dalam ilmu kedokteran klinik. Secara
horizontal bersentuhan dengan berbagai ilmu pengetahuanlain, termasuk di antaranya anatomi, ilmu faal, psikologi, khususnya psikologi perkembangan, serta berbagai ilmu-ilmu perilaku clan ilmu-ilmu sosial terkait. Salah sam ranting daTi ilmu gizi ialah antropometri gizi, yang merupakan perpaduan antara anatomi, antropometri ragawi clan ilmu gizi. Antropometri gizi ini yang kemudian disepakati secara luas sebagaialat ukur pertumbuhanaDak di samping ala! ukur lain. I
Perpaduan antara ilmu giii, neurologi (anak), ilmu kesehatan aDak, psikiatri (anak) clan berbagai ilmu perilaku bersama-samadengan psikologi perkembangan, bermuara pada ,uatu kawasan kajian keilmuan barn yang disebut perkembanganaDak. Berkaitan dengan hal ters~but, izinkanlah saya membacakan pidato pengukuhan saya dengan judul : "FITRAH DAN TUMBUH-KEMBANG ANAK". I Para hadirin yang dimu/iakan A/~h Fitrah
I
Allah Yang Maha Esa ~enciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (a! Qur'an 95:4), dengan kcwajiban untuk beribadah ke hadiratNya (al-Qur'an 51 :56), sebagaikhalifah (al-Quran 2:30), denga.,tugas melestarikan kehidupan clan memakmurkan alam (al-Quran 21: 107) (Dipo, et ai, 1980). Konsep tersebut, secara sadar ataupun tersirat, diadopsi clan kemudian dijabarkan secara ketatanegaraanke dalam tujuan nasional dalam pemyataan pembangunan manj ia seutuh'1ya clan masyarakat seluruhnya (GBHN, 1993). Terkait dengan pengerti
sebaik-baiknya,Allah berfirman:
2
"Maka hadapkanlah w4;ahmu kepada agama. (pilihan) .f/trah Allah yang telah menciptakan manusia ataS"fitrah itu. Tidak ado perubahan pada .fitrah Allah. ltulah agama yang lurllS. tetapi kebanyakan manusia tidak mengelahuin,va" (al-Quran 30:30) Sebagai pcnjelas dari £lrman Allah tersebut, Nabi Muhammad SAW bc!"sabda: 6/\~-\1 -~~)...&
/i/
"Setiap anak dilahirkan alas fitrah
(Hadits-Muslim)(Zein, 1992).
,J.
Fitral1 diturunkan dari kala al fathr yang berarti belahan. Oari makna itu kemudian berkembangmakna lain seperti penciptaan atau kejadian. Oari berbagai makna linguistik tersebut, diarahkan makna konseptual. Misalnya Langgulung (1985), yang menafsirkan sebagai instink. naluri atau patensi baik. Semcntara Abdullah scbagaimana dikutip Zein (1996) menafsimya sebagai potensi keberagam"an yang dimiliki manusia, dalam pengcrtiai1 kecenderungannya untuk beramal sesuai de:1ganarahan agama, ialah dalam kebaikan.. Pengertiankeberagamaanacapkali ditafsir oleh para mufassir pada fokus aspek ruhaniyah (moral), ialah berbuat balk alih-alih berbuat jabal. Beramal shaleh alih-alih berbuat kerusakan (Zein 1996). Namun Nurcholis Madjid (1995) mengingatkan kembali istilah Arab yang asli ialah din, Yar!g secara kebahasaanberarti tunduk dan patuh. Sehingga secara konseptual ia menuliskan makna tersebut menjadi "tunduk dan paluh kepada Allah, yang mencipta alam semesta,sebagai pelaksanaan perjanjian primordial terkait dengan kelahiran seorang manusia. fa lalll mengaitkan fitrah dengan .~ifat han~r. yang berarti !J'ecaraa/ami merindukan dan mencari yang benar dan baik".
3
Muhammad bin Asyar, sebagaimanadikutip Shihab (1996), menafsir surat 30:30 al-Quran tersebut pada keseluruhantataranjasmaniyah, jasadiyah (psikomotorik), ruhaniyah dam akliyah (kognitif). Bahkan Imam Ghazali dalam karya agungnya "Ihya IUlumuddin" menegaskanbahwa fitrah juga menjangkau aspek estetika. Shihab( 1996) menambahkanbahwa Allah sendiri me~gingatkan bahwa potensi tersebut memang menjangkau berbagai aspek kehidupan insani se~ara menY11uruh,termasuk 2.Spekaganla (al-Quran 2:3639), kenikmauo (a!,Quran 20:~ 16-119)daDpengetah11an (al-Qllran2'30-33). Dalam Pupuh-XIII dari Serat Wulangreh, dalam kupel kedua clan ketiga disebutkan tentang takdir diri pemberian Hyang Mulia yang terkesan sebagaikepastian masa depan seseorangyang tidak dapatdiubah: "(2) Aja na kurang panrimal ing papasthfning sarira! ten saking Hyang Mahamulya! nitahken ing badanira!lawan dipun uwas uga!asor luhur lawan lara! tanapi begja cilakalurip tanapi antaka,' (3) lku saking ing Hyang Sukma! miwah ta I ing umurira! kang cendhak lqwan kang dawa./ wu.\'pinesthi mring Hyang ,s'ukma! duraka yen maidoa!l1:liwah kurang panarima,/ ing Lohkilmahfule kana!tulisanepan wusana" {P~ Buwana '/1, ). Potensi bawaan, yang 9alam bahasa sehan-hari acap disebut gawan bayi. didefinisikan oleh para I pakar biologi scbagai gen, ialah sederetan karakteristik bio!ogik da.lam ~entuk sederetanasa.'11desoksii1ukleat(DNA) yang terletak dalam khromoso~ inti set. Selamaberabad-abaddiperdebatkan pcranan gen clan batas kepas~ian (dalam bahasa biologi disebut 'coding') peranan gen dalam memun~ul~ karakter (fenotip) daTi manusia yang memilikinya. Sejak beberapa dekade yang lalu, berbagai CIhakmengira bahwa dalam batas tertentu gen mene(1tukanpcrilaku tertentu dari manusia. Namun studi-studi yang paling mutakhir sebagaimanadikutip oleh Sapolsky (1997) menunjukkan bahwa dari IOq.OOOgen yang ada, hanya sekitar 5% yang sudah dikode, scdangsisanya srbanyak 95% belum dikode, dalam pcngertian bahwa pengendalian perilaku ~rtentu terbcntuk sebagaireaksi gen tcrhadap rangsangan (yang dibaca seb~gai permin~ pengkodean) yang sebagian besar berasal daTi lingkungan hidup anak dalam masa pertumbuhannya.Gen
4
..
tidak menghasilkanpenlaku, namun gen menghasilkan protein spesifik yang
.
sepsifik untuk pembentukan enzim. barman dan berbagai kompleks protein penentu faal tubuh. Untuk menjelaskan perkembangan sel otak, Peyser clan Underwood (1997) menjelaskan bahwa 50-70% dan gen yang ada terlibat dalam fungsi otak. termasuk mengontrol transmiter clan reseptor syaraf yang bekerja untuk mentransfer informasi mental. Walau sturn lanjutan tentang gen masih diperlukan. kajian mutakhir tersebut membuka peluang untuk lebih memahami pcngertian t.trah padapatens! bawaan. yang batasnya cukup luas, sebagai bagian proses tumbuh-kembang seorang anak. Jelas pula peranan lingkungan dalam prosestersebut.
Masih dalam kaitan dengan pengertian potensi yang dibawa seorang anak pada saat kelahirannya, layak diperhatikan salah satu sajak Kahlil Gibran dalam kumpulan sajaknya berjudul "The Prophet ". Sajak tersebut secara cerdas mengaitkan p,otensi bawaan anak clan kewajiban orang tua (difokuskan pada ibu) untuk memelihara potensi tersebut sesuai dengan kehendak SangPencipta. Demikian bunyi sajak tersebut: "Your children are not your children. They are the sons and daughters ofLife's longing for itself' They come through you but notfrom you, And tht"Jughtheyare with you yet theybelong not to you.. You maygive them yolfr love but not your thoughts, For theyhave their O~'nthoughts. You may house their bodies but not their souls, For their souls dwell in the house of to-morrow, which you cannot visit, not even in your dreams. You may strive to be like them, but ~.eeknot to make them like you, For life not backwards nor tarries with yesterday. You are the bowsfrom! which your children as living arrows are sl~ntforth. Thearcher seesthe mark upon the path of the infinite,
5
And He bendsyou with f iS might .that His arrows may go swift and far. Let your bending in the
rcher '~.hand be for gladnes~';
For evenHe lovesthea row thatflies, soHe lovesalso thebow that is stable ".
Hadirin yang saya hormati,
!
') .1~jl "";';"',
PerttAmbuhan Anak Pengertian pertumbuhan anak (child growth) dibatasi pada suatu proses perubahan jasmaniyah kuantitatif pada tubuh seorang anak sejak pembuahan, berupa pertamb~an ukuran dan struktur tubuh jasmaninya (Satoto, 1990). Pertumbuhan dapat diukur dengan berbagai cara, salah satu yang paling umum ialah dengan metoda antropomctri (yang secara literer berarti pengukuran manusia). ;Berat badan digunakan untuk mengukur pertumbuhan umum atau menyelt ruh. Tinggi atau panjang badan dipakai untuk mengukur pertumbuhan linear Lingkaran organ tubuh tertentu (lengan atas,
kepala, dada, paba), atau panj g organ tertentu (paha, tulang beiakang) atau teba! lemak di bawah '.rulit dipakai sebagaiukuran pengganti tak langsung (proxy) atau ukuran sederharla untuk kepentingan penapisan ~\'creening). Pertumbuhan anak dimasukkan secarakeseluruhannyake dalam kajian ilmu gizi, oleh karena sebagaimanJ akan dikaji dalam bab-bab berikut, peranan masukan clan metabolisme zat~zatgizi, khususnya enersi clan protein, sangat menentukan pencapaian pertu buhan aDak. Satuan ukuran yang bi a dipergunakan iaiah Tinggi Badan untuk Umur (TB/U) atau Berat B untuk Umur (BB/U) atau Berat Badan untuk Tinggi Badan (BBrrB). TB merefleksi pertumbuh3.njangka panj::mg, BB/U merefleksi pertumbuh jangka pendek, sedang BBrrB kombinasi keduanya. Hasil pengukuran dlpaJankan terhadapbaku tertcntu dengan cara I . tertentu. Selama beberapapul~ tahun Baku Harvard dalam ukuran persentil dipa..1
6
berbagai cara lain (misalnya Indeks Masa Tubuli, Quac .s'tik,Baku Asuransi Metropolitan), kadang dipakai untuk pengukuran pengganti atau penapisan pertumbuhan (Satoto, 1990). Bertumpu pada berbagaikajian yang ada, Margen (1984) menjelaskan rentang teori-teori pertumbuhan anak. Dalam penjelasan tersebut ia mengemukakall bahwa setidak-tidaknya ada dua determinan utama yang saling berint~krasi daiam rr.empengaruhi pertumbuhan anak, ialah faktor bawaan (genetic facJois atau ilalllre:) dan faktor lingkung~n (envircnmental factors atau nurture). Faktor ba\\-a.in mengacu pada faktor statik yang menyertai anak sejak pembuahan, sedangfaktor lingkungan lebih banyak terfokus pada kecukupan gizi clan keschatananak (Satoto, 1990). Teori-teori pertumbuhan pada hakekatnya adalah upaya untuk menjelaskan paradigma hubungan interaktif antara kcdua determinan terscbut. Secara garis besar. ia memilah berbagai teori pertumbuhananak menjadi tiga kclompok, ialah: .Teori Deprivasi Pertu'mbuhan (Konvensiona/). yang mendeskripsikan pertumbuhan sebagai suatu patokan yang pasti; seorang anak telah mcmiliki patokan tersebut sejak lahir, yang bersifat ~, clan ia akan temp berada pada kurva pertumbuhan tersebut selama hidupnya; dan ia akan 'jatuh' ke keadaan terganggu hanya manakala faktor lingkungam1yatidak mendukung~ .Teori Homeostatik Pertumbuhan, yang menjelaskan bahwa faktor genetik berperan dalam memberikan 'ruang pertumbuhan potensial', suatu kawasan bers~ektrumluas. Faktor lingkungan membentuk kurva pertumbuhan dalam kawasan tersebut. dikontrol oleh mekanisme homeostatik. .1'eori Potensi Pertumbuhan Optimal, yang mendeskripsikan bahwa faktor genetik menyediakan batas atas kurva pertumbuhan, yang apabila faktor lingkungan seoranganak mendukung pertumbuhannya, t:tik maksimal pertumbuhannya akan tercapai; sebaliknya kelemahan faktor lingkungan dapat menycbabkan tidak tercapainya kurva pertumbuhan maksimalnya. 7
Ketiga teori tersebut di t bahwa
masing-masing
lompOkkan
teori m miliki
sccara deskriptif,
kekuatan
dan kelemahan.
den~an
fisiko
Drtemukan-
nya berbagai hat yang menari pada akhir tahun 80'an membuka peluang dikembangkannya pemikiran barn, khususnya tentang sulitnya menetapkan potensi bawaan seseorang, serta seberapa luas kemampuannya untuk beradaptasi terhadap faktor lingkuhgan. Kajian tentang penyimpangan pertumbuhan positif (positive defiance) membuka wawasan barn te~tang keluasan adaptasi manusia terhadap pengaruh lingkungan hidUpnyj ' yang menimbulkan kesulitan mendefinisikan potensi pertumbuhan dalam b tasan yang jelas (Zeitlin and Ghassemi 1986, Zeitlin et at. 1987). Secara fit sofis, pengertian .\'ebaik-baiknyadalam firman ;
"Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang ~.ebaik-baiknya" (at Qur'an 95:4) dapat ditafsir sebagai 'kemampuan penyesuaianyang besar' Rila fitrah dipadankan ! erhadap but. potensi pertumbuhan dalam paparan sebagaimana dalam kajian terS tersebut di atas, maka dapat di ontarkan hipotesis eklektik pertumbuhan,ia!ah fitrah, paling tidak scbagian db-lampengertian kecendelllnganbawaan untuk
t
menjadi balk dalam aspek jas niYah, adalah potensi pertumbuhan soorang anak sejak saat pembuahan. Secara eklek1ik d~pat d nyatakan bahwa potensi pertumbuhantersebut tidak tunggal, namun juga tidak luas menjangkau dari titik sempurnake titik paling tidak sempuma, nam~n dalam suatu spektrum luas dalam kawasan yang baik. Atau dalam bfasa aksiologi (ilmu tentang pertumbuhan) dinyatakan dalam kawasan pertumb'lhan yang normal sesuaikaidah tertentu. Jelasnya, seorang anak membawa dalam dirinya potensi tumbuh normal. Mengutip lalu menganalogi I hadits Nabi Muhammad SAW., 'kemudian terserah kepada kedua oran~ tuanya apakah ia akan tetap tumbuh normal mengik'Utifitrahn~va, ataukah ia akan mendapatkangangguan pertumbuhan yang diakibatkan faktor lingFngan yang kurang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhannya ".
I
8
Para hadirin yang berbahagia,
PerkembanganAnak
.
Berbeda namun berhimpitan satu sarna lain dengan pcrtumbuhan, maka perkembangan anak (kadang disebut perkcmbangan psiko-sosial) secara populer didefinisikan scbagai suatu kombinasi proses jasmani daD nirjasmani secara kualitatif, sebagai basil pematangan fungsi-fungsi bawaan, ditur!jang Glen falctor lingkungan dalam kuru:1 waktu tertentu, menuju kedewasaan(Satoto, i99U). Bila pcrtumbuhan anak mengarah pada ukuran-ukuran kuantitatif jasmaniyah mencakup bentuk dan struktur, maka perkcmbangan mengarah pada ukuran-ukuran kualitatif tentang fungsi-fungsi tubuh dalam hampir semua ranah kehidupan manusia. Dalam rangka memahami keseluruhan proses pcrkembangan anak, para ahli mencoba mendeskripsikan perkembangan anak menjadi beberapa kawasan, agar perkembangan aDak lebih mudah difahami, diukur dan dipengaruhi. Kawasan tersebut mencakup kawasar. jasadiyah dalam arti fungsi psikornotorik, kawasan mental khususnya fungsi kOgllitif atau kecerdasan, kawaSatl sosial dais cmosional, serta kawasanruhaniyah dalam pengertian fungsi moral dan keagamaan. Masih ada beberapakawasan yang memadu keempat kawasan (utama) perkembangantersebut, misalnya fungsi kebahasaan,adaptasi s()sial dan lain sebagainya. Dengan penj~baran kesatuan proses perkembangan aDak ke dalam perkembangan di kawasan tertentu, membuka peluang untuk mengukur tingkat pencapaian perkembangan anak tersebut. Alat-alat ukur (kadang disebut batere uji) kemudian diciptakan untuk mengukur titik-titik pencapaian perkembangan anak dalam kawasan tertentu, biasanya disebut titik ukur perkembangan (miles(ones)~ yang adalah sebagian kecil dari kescluruhan perkembangananak, yang dapat diukur denganalar tersebut dan kemudian dibakukan dalam satu.m rasio antara umur perkembangan dengan umur ~.hronologis. Semua batere uji disl1su~ untuk sesuatu tujuan tertentu. Dengan demikian, basil pengukurannya SaIrla sekali bukan status perkembangan aDak secara menyeluruh, namun terbatas pada keadaan 9
perkembangan aDak sesaat dalam kawasan tertentu. dibandingkan dengan norma yang dipilih untuk tuju~ tertentu. Saat ini hampir semuaJkawasan perkembangan memiliki alat ukur yang disepakati, kecuali perkembangan moral, yang berkembang tidak secepat kawasan lain. Salah satu sebabnya ialah karena keperluan adanya pemahaman tentang perkemb~gan moral kurang mendesak, disebabkan karena agama (khususnya ~a samawi) telah memiliki ukuran tertentu, yang acap dianggap cukup memadai untuk menilai perkembangan moral seorang aDak. Kohlber (1996) 'memerinci tahap-tahapperkembang-an moral menjadi 4 periode clan 30 tahapan, daTi yang paling sederhana menuju ke yang paling kompleks. Namun kritik masih sangat tajam terhadap upaya tersebut, oleh karena dianggap kurang berdasar pada realitas. Namun pengkajian yang lebih realistis juga belum banyak dilakukan oleh paraahli. Sebagaimana halnya dengan pertumbuhan aDak, maka proses perkembangan aDak dipengaruhi Eua determinan, ialah faktor bawaan clan faktor dapatan, yang !ebih tepat di:;e ut sebagai faktor lingkungan Keseimbangan bobot pengaruh antara kedua or tersebut mendorongbanyak pakar untuk mencoba mt;mah3mi perkemb~gan aDakdari ta!aranteoretis. Secal"a lebih sistematis, mengjutip paparan T'.1rner(i,:1flHelms (1982) juga Shaeffer (1988), maka ada 5! pertanyaan yang menggoda para teoretL~us perkembangananak, ii\lah seb ai berikut: , ( I ) Apakah seorang aDak dilahirkan dalam keadaan baik, netral atau buruk ?; (2) Apakah alain (atau I" gkungan) yang memberikan pengaruh utama terhadap perkembang aDak; (3) Apakah aDak berper aktif atau pasif dalam proses perkembangannya ?; (4) Apakah perkembang anak berjalafl kontinyu atau diskontinyu dalam tahapan-tahap tertentu?; (5) Apakah perkembang anak sarnaatau berbedauntuk semuaaDak?
10
..
Teori tabula rasa dari John Locke pada limumnya di-anggap sebagai awal dari pengembanganteori perkembangananak, yang merupakan cikal bakal teori empirisme atau environmetalisme" yang menjelaskan bahwa seorang dilahirkan seperti kertas putih yang terserah sepenuhnya kepada lingkungan untuk mengembangkannya. Teori-teori berikutnya, antara lain ialah teori belajar, teori belajar sosial clan teori etologi masih berangkat dari premis yang sarna, ialah bahvvaseoranganak dilahirkan tanpa kecenderungan tertentu dalam aspek apapunjuga (Satoto, 1990). Dimulai dari pikiran JeanJacques Rousseau(1712-1778) maka selama berabad-abad banyak pakar berpcndapat bahwa pada hakekatnya seorang anak dilahirkan membawa kecenderungan yang baik (noble savage), sebagaimanayang ia kemukakan bahwa "segala-galanya adalah baik keluar dari tangan Tuhan; segala-galanya memburuk di tangan manusia". Teoriteori yang dihasilkan pada waktu-waktu kemudian masih memegang premis segalanya adalah baik ters~:but. Seperti teori perkembangan kognitif dari Piaget dan teori humanistik.
Patut juga dicerm~ti t~:oripsikoanalisis dari Freud, yang mel1dasarkan kajiannya pada premis bahwa pada hakekatnya seorang anak dilahirkan deagan kecenderungan negatif, agresif dal1 egois. Ego menjadi faktor utama dari keseluruhan masa per~:embanganseorang anak, dengan interaksinya dengan lingkungannya. Dik~:mbangkandari teori ini, tcori psikososiai dari Erickson diberangkatkan clari asumsi bahwa anak dilahirkan dengan kecenderunganyang baik. Sebagai penutup da!am kajian arnat singkat tentang teori-teori perkembangan anak, dapat dinyatakan bahwa semua teori berangkat dari asumsi yang sarna, yaitu bahwa seorang anak lahir dengan potensi perkembangan tertentu. Bis:a netral (te"ori tabula rasa dan lain-lain), bisa cenderung baik (teori Rousseauclan lain-lain) atau cenderung tidak baik (teori psikoanalisis). Masing-masing teori selanjutnya mencandra hubungan antara potensi bawaan tersebut dengan faktor lingkungan sesuai dengan ... asuml masmg-masmg.
11
Apabila dipadankan dehgan pengertian fitrah sebagaimanadiungkapkan pada awal sajian ini, maka potensi perkembangaIlsebagaimanadiungkap oleh scmua teori perkembangan adalah fitrah, suatll potensi primordial yang diberikan Allah kepada maklitluk yang dikasihiNya, ialah manusia. Dalam padanan tafsir fitrah clan teorl-teori perkembangananak, pengertian potensi perkcmbangan tersebut memcakup keseluruhan potensi perkembangan, [ ";hihab (1996) clan Madjid (1996) dalam sebagaimana dinyatakan Ole menafsir
al-Quran,
mencaku
kawasan
jasmaniYah'
jazadiyah,
akliyah
dai1
ruhaniyah. Jawaban terhadap pe yaan tentang tcori yang cocok dengan keyakinan mengenai fitrah, dapat dilihat dari berbagai sisi pemahaman. Kesamaan keyakinan tentang: kebenaran adanya potensi pemberian Tuhan, dimiliki semua teori yang ada. Kalau kebenaran ilahiyah dibatasi pada keyakinan bahwa potensi tersebut cenderung agamis, dalam arti menuju kepada kebaikan, maka teori Rousscau clan tcori-teori lain yang sefaham dapat diterima. 'Baik' dalam ~engertian berkembangdalam ba/as-batasyang normal, sesuai dengan kaidah1norma yang disepakati. Bila dalam memahami paparan ini kita dapat menggunakan teori potensi pertumbuhan optimal clan selanjutnya menyusun hipotesis adaoya potensi perkembangan optimdl, rr.aka dalam arlalogi hipotetik dengan hadits Nabi Muhammad SAW. dapat dinyatakan bahwa ".\'etiapanak dilahirkan dengan membawa potensi p rkembangan dalam batas optimal tertenlll; tcrserah kepada kedua orang tuanya (baca: lingkllngannya) apakah ia akan berkembang bail menjadi su her daya insani yang bermutu .5esuaidengan batas mak.5imal ter.5ebut, taukah lingkungan hidupnya mengganggu perkembangannya sehingga i41jatuh menjadi insan yan",?kinerjanya di bawah batas alas potensi perkembC't1gannya ".
12
Hadirin yang terhormat,
Hubungan Pertumbuhan daD Perkembangan Anak
Sebagaimana dikemukakan dalam bab terdahulu, pertumbuhan dan perkembangananak saling berhubungan satu dengan yang lain, namun dua hal yang bcrbeda. Kajian berikut ini dimaksudkan untuk memahami hubungan timbai balik alltara pertum1;>uhande:1gan perkembangarr a.'1ak. Kajian para pakar gizi d:ln perkembang:'.nanak, antarn lain Cravioto et al (1972), Chaves clan Martinez (1982), Landers (1983), Grantham-McGregor (1991), Husaini et al (1991), Pol!itt et al (1993), Engles (1997) mendapatkan bahwa gangguan pertumbuhan anak, terutama selama dalam kandungan dan pada tiga tahun pertama kehidupan, akan mempengaruhi perkembangan anak. Winnick dan Noble (1966), Soemantri (1978), Dobing (1985), di antara para ahli ilmu syaraf dan perkembangananak, menjelaskanbahwa gangguan pertumbuhan akan mengganggupertumbuhan, pematangandan faal dari selsel syaraf. Tergantung pada jenis gangguannya, berbagai gangguan faal syaraf dapat diidentifikasikan denganbaik. Penjelasandemikian biasa disebut sebagaipenjela.vananaiomi-faali. Selain itu, dimulai dengan kajia:1 Lcvitsky dan Strupp t 1984), dikembangkan penjelasan i.vola.vi30.vi,1/.Inti dari penjelasan ini ialah bahwa bayi clan anak yang pertumbuhannya terganggu akan me.ngisolasikan diri secara sosial untuk penghematan energi, agar gangguan pertumbuhannya tidak melanjut. Risikonya, ia lalu menutup diri dari berbagai informasi ekstemal, tennasuk infonnasi yang diperlukan untuk perkembangannya.
Secara eklektik, mengikuti jalan fikiran Chen (1980), maka kedua penjelasan tersebut dapat diterima. Hila gangguannya sedang sampai berat, dapat terjadi kerusakan anatomi dan/atau faal sistem syaraf secara menetap. Sedang dalam gangguan yang bersifat ringan sampai sedang, mekanisme alamiah dalam bentuk isolasi sosial pada gilirannya menunlilkan pencapaian potensi perkembangan, namun masih ireversibel. Lebih lanjut Pollitt et al (1996) melihat lebih kompleksnya interaksi ked'..lakeadaantersebut.
11
""\. -. ~
Dalam kaitan dengan kompleksitas tersebut Brown dan Pollitt (1996) menggambar-kannya ke dalam suatu teori 'barn' untuk dibandingkan dengan teori. 'lama' tersebut (Gambar I).
I
Letargi/
Penolakan
__~L
'
Eksplornsi
Minimmn
:::i Kurang Gin
'---~
. ..
K emiskinan
Pendidikar.danPelayanan KesehatanRendall
Gambar 1. Penganahkuraitg gizi terh~dapg?nggua!1perkcmbangan (Browndan Pollitt, 1996) Berbagai kajian mencoba menjelaskan pengaruh gangguan perkembangan aDak terhadap pertumbuhan aDak. Setidak-tidaknya ada sekelompok model di mana faktor lingkl:lnl!,an mengambil peranan utama, termasuk pengasuh (Galler et al., 1984) atau lingkungan nir-insani (Calloway, 1980) atau modulasi lingkungan nir~insani (Chaves daD Martincz, 1982). Dalam model ini, kejadian gangguan pertumbuhan clan gangguan perkembangan aDak terjadi secarabersamaandisebabkanoleh pengaruhfaktor lingkungan. I
14
Pada rase bcrikutnya, gangguan perkembangan mempengaruhi faktor lingkungan, yang pada gilirannya mem~rparah gangguan pertumbuhan. Model holistik psikobiologi:; (Lester et al., 1982),denganjalan pikiran yang sama menunjukkan adanya interelasi pertumbuhan dan perkembangan anak secaraholistik.
Sesuai kajian-kajian yang mutakhir sebagaimana dikutip Satoto (! 990), ma!~a daj)3t disimtJulkall eratnya hubu"gaf! a~tara pertumbuhan rlengaii perkemb:mga:1a.'1ak.Oleh karenarlya,Satoto mengusulkan agar untuk kepentingan operasionalmaka layak hila kedua prosespertumbuhan anak dan perkembangananak disatukanke dalam satu saWall istilah operasional, ialah tumbuh-kembang aDak. Penyatuan istilah tersebut, dalam kerangka program dan kegiatan inten'ensi, khususnya bagi anak-anak usia dini (sejak lahir sampai usia tertentll1, antara 5-8 tabun tergantung titik berat orientasinya), kemudian di~~enaldengan istilah perkembangan aDak dini usia (selanjutnya sesuai ke:sepakatan,disebut PADU), sebagai terjemahan dari istilah Early Child Development (ECD), yang kajiannya mencakup pertumbuhan dan perkembanga., anak sebagaimana dikajl dalam bab-bab sebe1umnya. Secara teoreti~;,sebagaimana disimpulkan olch the Carnegie Task Force di tabun 199~~,penyatuan pellgkajian tersebut adalah layak. Selain itu, sccara praktis penyatuan upaya peningkatan vJmbuh-kembang anak usia dini adalah menguntungkan,baik dari sisi hak az3Sianak, dari sisi ekonomi dan dari sisi kesiap;lll belajar anak (the World Bank, 1996).
Hadirin yang dimuliakanAllah. PERAN GIZI DAN DETERMINAN LAIN
Mengacu pada bahasandalam.bab sebelumnya,dapat dinyatakan bahwa tumbuh-kembang anak adalah suatu kesatuan proses pematangan jasmani dan fungsi-fung~,i nir-jasmani. menuju suatu kedewasaan. Determinan utama tumbuh-kembang seoraJlg manusia ialah fitrah (dalarn bahasa lain disebut nature), potensi positif optimal yang diberikan Sang Khalik kepadamakhluknya. 15
Sedang determinan yang kedua ialah lingkungan hidup (atau disebut nurture). Hampir semua faktorllingkungan hidup anak mempengaruhiproses pematangan tersebut (Pollitt r t ai, 1996). Dapat disebutkan antara lain konsumsi energi dan zat gizi esensial dalam makanan (Whitehead 1984, Djokomuljanto 1984: Sommer 1986: UN ACC/SCN 1993), kesakitan (Scrimshaw, 1981), karakteristik keluarga (Caldwell dan Bradley, 1984), kemakmuran keluarga (Satoto da.'1 Colletta, 1987), pendidikan keluarga (Schultz, 19R4), aktivitas so~ial keluarga (I..anders, 1982), struktur dan jumlah keluarga (GranthamMcpregor, 1984), karakteristik biologi ibu (Chen 1983; Lander, 1984), pendidi~ ibu (Zimmerman dan Arumkurnar, 1994) serta lingkungan asuhan an~ termasuk interaksi ibu-anak (Galler, 1984; GranthamMcGregor, 1984; Division of Mental Health WHO, 1995) serta stimulasi dalam keluarga (Caldwell dan Bradley, 1984). Peran gizi terhadap tutnbuh' kembang sangat jelas. Pertumbuhan, dalam arti proses bertambahliya struktur dan ukuran tubuh, adalah hasil langsung pemenuhan kebutu~n gizi, khusus enersi clan protein. Karena proses pertumbuhan pacta hakekatnya ialah proses bertambahnya(terutama dalam kandungan clan anak sampai usia 1-3 tahun) clanmembesamyasel-sel se!uruh tubuh. Pengukuran antropometri sebagai i~dikator pertumbuhan, pada hakekatnya ialah pengukUraI1jumlah clan ukuran seJ-seitub!.lh. Kajian hubungan pertumbuhan dan perkembangan anak pada hakekatnya adalah pula kajian tentang hubUngj gizi dengan tumbuh-kembang anak secara umum. Oi luar pengaruh gizi 1 cara umum (makro, dengan titik berat pada pem~n.uhan.e~ersi da~ prot~i .' pe~garuh.gi~imikro (m!~ronutrient~ secara sendm-sendm, sampal saat ffil maslh menJadlbahan kaJlan berbagal pakar. Kadang di satu sisi temuann a kurang meyakinkan, sedang di sisi lain, mekanismenya belum cukup mbyakinkan. Setidaknyabeberapatemuan dapat memberikan garrlbaranselintas,tentanghal tersebut.
Perananpemenuhankebutuhanyodium diamati sejak bcbcrapa dekadc. Hasilnya semakin jelas bahwa kekurangan.yodium, semakin dini selama dalam kandungan, semakin berat efeknya, mempengaruhi keselu~han tumbuh-kembang aDak, dalam bentuk kretinisme, suatu penurunan keseluruhan pertumbuhan badan daD pencapaian perkembangan psikososial aDak, khususnya kognitif (Djokomulyanto 1984, Levin et aI, 1993). Meta analisis yang dilaksakana oleh Bleitchrodt et al (1996) menunjukk:m kcrugia.'1 13 angka IQ pad.1 anak kura!!g yodium dibanding anak-anak normal.
Dampak kckurangan besi terhadapbcberapa komponen perkembangan kognitif telah lama diketahui: (Soemantri, 1978). Akhir-akhir ini pengaruh kekurangan bcsi terhadap !:angguan perkembangan motorik juga mulai mcndapat pcrhatian (Pollitt et al., 1993; Grantham-McGregor et al., 1994). Secara umum, misalnya Pollitt mendapatkanperbedaanstatus perkembangan aDak sebesar 0.5 sampai 1.5 simpang baku antara bayi kekurangan besi dengan bayi normal. Pengaruh kekurangan vitamin A terhadap pertumbuhan c:.1kupdikenal (Tarwotjo, 1990). Sedangpeugaruhnya terhadap perkembangan masih dikaji clan diduga karena pengaruh tidak langsung melalui mekanisme penurunan kcsehatall akibat penurunanimunitas (Satoto 1990; Sommer, 1986). Peranan seng (Zn) dalam tumbuh-kembang barn tahun-tahun terakhir dikaji. Namun arab temuan semakinjelas bahwa kckurangan seng cenderung menyebabkan bayi dan aDak kurang aktif, yang pada gilirannya mempcngaruhi tumbuh-kembangnya (Sawazal et al., 1996, Satoto 1996a).
Prosespenyusuan (breastfeeding)dalam tumbuh-kembang aDak sangat layak dicermati. Penyusuanadalah pemberian makanan optimal bagi bay;, pemindahan globulin gama clan sistem kekebalan lain, clan yang Icbih renting adalah pemberian asuhan yang sangat intim, yang menciptakan interaksi yang efektif dalam pencapaiantumbua11-kembanganak (Zeitlin et al. 1989 dalam kutipan Engles clanLotska, 1997; Brown et al. 1995).
17
Oalam upaya mengem~ kompleksitas faktor determinan tumbuhkernbang anak, dalam suatu' paparan yang komprehensif, Sternberg dan Grigorenko (1996) menggamijarkan hubungan timbal balik antara berbagai f~or ~ang kesernuanya rnen~u pencapaian op~i~al perkembangananak, di sml dlfokuskan pada per~mbangan kOgrutlf (Gambar 2). Mereka rnenjelaskan tentang peran.:.nasali atau mula-mula alias pembawaan, yang disebutkan sebagai Novice: /'1JcusedPractice yang dilerakkan dalam suatu kontinurn dengan kernampuad akhir sebagai hasll belajar
18
\\
I
/
Gambar 2. Modl~1Aktivasi Perkembangan Kognitif (Sternberg da.'1Grigorenko,
1996)
Setahun sebelumnya, sebenamya UNICEF tclah mengembangkan model determinan tumbuh-k(~mbanganak tersebut.dalam suatu pendekatan pelapisan determinan (Jons~;on, 1995), sebagaimana ditunjukkan dalam Garnbar 3. Dapat dilihat dalam gambar tersebut bahwa 2 determinan utama (disebut sebagai penyebab langsung) tumbuh-kembang anak ialah pemenuhan kcbutuhan gizi di satu fihak dan kesakitan di fihak yatlg lain. Sedang determinan lain dikelompokkan menjadi lapisan penyebab tidak langsungdan lapisan pcnyebabmendasar.
19
~ ,I~
-
Outcome
I' 1'\~::I
/" Adequate
Healtb
Intake
Household,
Care for
+-I
EnvirfJnment)
~--".~::::~~
,
mtennediate Detenninants
~
t ~ ~.-:---:-::-(
-\
~
Dietary
Information,
J;.f
Education,
..
Underlying
Determinants
~
ommunicittion
~
Political, Cultural and SbcialSu-uctare
~
Basic Detem1inants
ECODODJic Strurure
..
[~~~~~~::~ Gambar 3. Kerangka Kerja KonseptuaJTumbuh-KembangAnak (Jonsson,1995)
20
Patut dicatat letak stJrategisdari determin,anasuhan (care), di samping keamanan pangan keluar,ga (hou.\'ehold .food security) serta pelayanan kesehatan dan lingkungan yang sehat~ (health .\'ervice.\' and healthy environment) sebagai ke~;atuan determinan tidak langsung (underlying determinants). Asuhan ini selanjutnya dijabarkan oleh Engles dan Lhotska (1997) sebagai (i) asuhan bagi ibu, (ii) penyusuan dan pemberian makanan bagi bayi dan anak, (iii) ~;uhan psikososial, (iv) penjagaan kebersihan dan (v) pcmeliharaan k~sehata!lrumali. Sedemikian sentra!nya peranan asuhan, sehingga pemcnuhan kebutuhan gizi bayi dan alJak, serta pemeliharaan kesehatananak sebagaidetl~iminanlangsung kembar yang ada dalam gambar tersebut, keduanya dipengalruhiasuhansecaralangsung.
Dalalll tataran yang lebih mikro, Satoto (1990) dalam disertasinya memformulasikan model holistik tumbuh-kcmbang anak, scbagaimana digambarkan dalam Gambar 4.
Gambar 4. Model Holistik Tumbuh-Kembang Anak (Satoto. 1990) 21
Dapat dilihat dalam gambar tersebut, yang diungkapkan dalam tahun yang lebih awal daripada model UNICEF, diungkapkan bahwa dua determinan utama tumbuh-keQ1banganak ialah masukan energi dan zat gizi esensial di satu sisi serra int~raksi ibu-anak dan stimulasi keluarga di sisi yang lain. Semua determinaI) lain mempengaruhi tumbuh-kembang aDak secaratidak langsung, ialah ~elalui salah satu atau kedua determinan utama tersebut. Interaksi ibu-anak d~n stimulasi dalam keluarga (sebagai variabel disebut demikian sesuai dengan teknik pengukurannya) tidak lain adalah asuhansebagaimanadigambarkan dalam model UNICEF. Secara transendental, m alah asuhanatau care ini adalah sangatvital.
Allah SWT berfirman: ;.
~~).L--<
~
y
-I
J/;;-"f---" -,,-..Y
.i«
~~~~~
~/-/
" ,--"...
~}~::>~~:J;--/(~~L.:~~.;,.,..-:; "","_/' -'.,..p ,+'
~
\.. -/
>-
'¥
~
~
'.
~~-~J
.'
J
,.
'Dan hendaklah lakul kcpada Allah orang-orang yang seana'ainya meninggalkan di belalcang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawalirkaf: terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebah iIll hendaklah mereka be1aqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkanperkataaltlyang benar" (al Qur'an 4:9). Anak-anak bisa menjaj karcna
kurang
gizi
atau
sakit
i
lemah atau
secara
baik
secara
jasadiyah,
jasmaniyah, akliyah
yang atau
bisa
ruhaniah.
Dengan kata lain, anak-anak yang tumbuh-kembangnya terganggu. Adalah kewajiban orang tua, yang m nerima amanat Allah, untuk menghindari atau mencegahnya. Salah satu caranya ialah bertaqwa kepada Allah SWT. Kemudian mengucapkanperkataan yang benar, yang dapat ditafsir sebagai interaksi intensif dai1 penuh makna ibu-anak dali stimulasi untuk membawa aDak mencapai kemampuan (fitrah) perkembangalmyadaD menjadi sejahtera, sebagaimanadijabarkan oleh ~abi Muhammad SAW sebagaiberikut: 22
'K('~'ajiban orang tUG terhadap anakr.ya ialah (1) memberi nama yang bagus; (2) mendidik budi pekertin>'a; (3) rncngujar menulis/membaca; (4) mengajar ber(~hangdon memanah; (5) memberi makan dengan baik; (6) mengawinkannya kalau Judah tiba saatnya,. {Hadits HR. Hakim) (Zaini, 1982). Pada hadits tersebut sangatlah jelas cakupan asuhan orang tua yang diharapkan akan dapat 'mengantarkan' anak kembali ke fitrahnya, yang sangatkomprehensif daD menjangkaukescluruhan pertumbuhan daD berbagai kawasan perkembangan, ialah: (i) doa (antara lain melalui pemberian nama yang baik)~ (ii) stimulasi perkembanganmorai~ (mendidik budi pekerti) (iii) stimulasi kognitif (mengajar menulis/mcmbaca); stimulasi psikomotor (antara lain dengan mengajar berenangclan memaIlah: se.rta(iv) pemenuhan gizi (dalam pcmbcrian makananyar.g bergizi dan halal) dan kesehatan,serta (v) persiapan reproduksi (san1paisaatnyatiba).
Hadirin yang terhormat, Keadaan Tumbuh-Kembang Anak di Indonesia Oari SUSENAS 1995 dapat dicatat, bahwa dengan menggunakan BB/U yang dikonversikan ke dalam persentil baku WHO/NCHS, didapatkan bahwa secara umum di Indonesia terdapat 14.6% anak di bawah umur 5 tahun (balita) yang mend,eritaKurang Enersi protein (KEP) Nyata (dengan garis batas kurang dari 70% baku) dan 35.0% balita yang menderita KEP Total (dengan garis batas kurang dari 80% baku). Tabel I di bawah ini menyajikan sebararldi semuapropinsi. 23
Tabell. Sebaran Gangguan Pertumbuhan Anak
per Propinsi di Indonesia(%) KEP Nvata 23.9
Prouinsi
[f~I ~~~
2.-~ Sumatra Utarn
16.6 14.8 23.9 16.2 14.0
~-
--~. ~~rnatraBarat
I
4. Riau
5. Jambi 6. Sumatra Selatan
9.8
7. Bengkulu 8. LamOlm~ ~---
10.8 13.8 12.2 10.0
r;:
12.8 8.3
I 9. DKI Jakarta
--
r1O.~waBar~~ (__I1. Ja~~
4.9
12. DI Yo akarta 13. Jawa Timur
14. Bali
KEP Total
45.9
31.7 35.2 23.6
28.9 28.0 21.1 22.4 14.4
32.6
18.3
i: I
I
-2-3.5
.':~';:::'I
22.2
17.3 I !.8 15.4
16.9 14.2
38.8 36.5
13.2
~-
*) Berdasarkan BB/U dikonversi ke dalam ~til terhadapbaku WHO/NCHS: KEP Nyata = <700/0baku; KEP Total = <800/0baku (Swnber :SUSENAS 1995 dikutip dari Kodyat 1997)
24
~
Sementara itu, dari Studi Persiapan Pengembangan PAOU di 5 propinsi (Laporan SementaraStudi, 1997) didapatkan bahwa antara 25-45% anak-anak umur 0-8 tahun "turnbuhdi bawah baku normal, ialah di bawah -2 SO Baku WHO/NCHS. Tabcl 2 menyajikan sebaran pertumbuhan tersebut, khusus untuk anak umur 3-5 tahun.
Tahe! 2. Proporsi Gangguan Pertumbuhan anak umur 3-5 tahun Kel.amin
'di 5 propinsi (%) Bali Sumbar Jabar
--
Kalba.'
Sulsel
-
46.0
455
26.3
29.3
42.0
37.9
Perempuan(0=473)
44.1
35.5
25.3
24.6
29.0
32.5
Total
45.0
40.6
25.8
27.1
35.9
35.2
Laki-laki (0=45I}
*)t5iukur dengan TMJ dikonversi dengan baku WHO/NCIIS Nitai hams = -2 simpang baku. **) Khusus untuk Kalimantan Barat: haI1yadlierah pe[\(otaandan pinggiran kola.
Setelah anak-anak mcmasuki sekolah dasar, temyata rnasalah pcrtumbuhan tetap ada. Data dari pcnelitian Kemitraan Indoncsia untuk Perkembangan Anak (MiTRA) di SClllruh Kabupaten Karanganyar pada tabU!l 1995 menunjukkan bahwa sckitar 30-55% a11akusia seko!ahtumbuh di bawah baku yang ada, sebagaimanadip.lnjukkandalam Tabcl 3.
25
Layak dicatat bahwa status pertumbuhan(d; Jamkajian makro sebagaimana digambarkan dalam kedua tabel di atas) I.:rkait erat dengan tingkat kemajuan sosial ekonomi (kecuali data Kalima"ltan Barat pada tabel 2). Menarik pula adanya konsistensi bahwa pertumbuhan anak laki-laki muda cenderung lebih jelek daripada anak perempuan. Namun ketika saat menstruasi (menarche) datang, pada usia 11-13 tahun, anak perempuan cenderung 'jatuh' clan pertumbuhannya memburuk secara nyata. Kajian Sri Karjati (1997) di Jawa Timur menunjukkan bahwa gangguan pertumbuhan dalam kandungan serta di masa bayi clan anak mengakibatkan gangguan berlanjut di usia sekolahclanremaja. Kondisi kekurangan gizimikro, yang pada gilirannya mempengaruhi D.1ffibuh-kembanganak, juga masih layak diperhatikan. Gangguan akibat kurang yodium (GAKY) masih menghantuikita. Berdasarkanhasil pemetaan 3 kali selama 20 tahun menunjukkan penurunal1 berarti, namun masih menjadi masalah. Di Jawa Tengah misalnya, jumlah penderita GAKY keseluruhannya (Total Goiter Rate -TGR) menurun daTi 36.8% pada tahun 1982 menjadi 22.4% dalam tahun 1990 daD 4.5% di tahun 1996. Masalah anemia gizi bes: lebih memprihatinkan. Dari Survey Kesehatan Rumah Tangga 1995 didap:ltKan masjh adanya 40.5% balita clan 47.1% aDak usai sekolah yang menderita a.l1emiagizi besi. Sedang kekurangan vitamin A sudah membaik sccara nyata di Indonesia. Dari studi di i 5 propinsi rawan di Indonesia, buta senja clan kekeringan kelopak mata didapati menurun dari 1.3% pada tahun 1978 menjadi 0.3% pada tahun 1992(Kodhyat, 1997) Berbagai sensus nasional tidak mencakup perkembangan anak, oleh karenanya tidak ada data nasional. Dari studi pendahuluan Perkembangan Anak Dini Usia (PADU) di 5 propinsi, didapatkan bahwa pada umumnya perkembangan kognitif aDak tidak begitu buruk, demikian pula perkembangan motorik halus (yang diperlukan untuk kegiatan akademik). Yang paling buruk ialah perkembangan kebahasaan, perkembangan sosial clan perkembanganpreakademik.
26
~
Tabel4 di bawah ini menyajikan gambaranscb~ranpersentaseanak umur 3-5 tahun yang memiliki kcmampuan baik pada masing-rnasing kawasan pcrkembangan, yang dikumpulkan dengaribaterelEA. Tabel 4. Persentase p.~rkembangan yang baik per propinsi (%) ---~
---
SosiaJ Motor HaIus ---
Bahasa
38 43
Jahar Bali (n::=188L (~=!8J)
50
48
KI!!bar
~=.:!2!tL
48
56 -
-
51
55
5R
50
52
28
22
34
30
28 68
-
28 -
Kognitif
70
65
65
65
71
Pre-akademik
19
26
28
34
35
*) diukur dengan batere IEA **) khusus Kalimantan Bamt: hatlya daerah kola datI pinggiran kola.
Sebenarnya telah ada upaya-upaya penggarapan masalah tersebut, termasuk di dalamnya Posyandu untuk peningkatanpertumbuhan a.f1ak,Bina Kcluarga Balita (BKB) untllk pcmbinaan perkembanganaDak, di samping berbagai sistem pendidikan, aJ1taralain Taman Bcrmain, Tarnal1 KanakKanak, Sekolah Dasar dan bcrbagai kegiatan lain. Posyandumen.iangkau lebih dari 80 desa dan kelurahan di Indonesia, dan mutu kegiatar.nya bervariasi dari sangataktif sarnpai sangatkurang aktif. Lebih dari 60% balita dicatat dan mengunjungi Posyandu. Bina Keluarga Ba!ita (BKB) dikembangkan sebagai upaya untuk mendidik ibu agar mengasuhanaknya untuk mencapai tingkat perkembang~ yang optimal. Sarnpaidengan tahun 1993, sekitar 10~~ desa dana kelurahan di Indonesia terjangkau BKB, sebagian b~sar di daerah perkotaan. Sayang sejak itu pembinaan BKB menjadi sangat menurun karcna menurunnya prioritas pembinaan BKB di beberapa departemen daD kantor non-departementerkait. Taman Bcrmain
27
muncul sebagai basi! inisialif masyarakat; clan juml~hilya sangat sedikit. Oemikian pula halnya Taman K!31iak-Kanak,yang seb 19ianbesar berada di . daerah perkotaan (Studi PendahuluanPADU; 1997). Y .tng Icbih memerlukcan perhatian ialah adanya kenyataaJnbahwa masing-masingkclcmbagaan daD kegiatalJ reDdenIng berjalan sendiri-sendiri. Tidak diatur clan terlaksana pemaduan kegiatan, baik secara horizontal antara berbagai lembaga yang menangani aDak usia yang sarna, maupun vertikal di antara lembaga yang mcnang(afliaDak dalam urutan usia berkesinambungan.
Hadirin yangdimuliakanAllah, Rangkuman Sebagai rangkuman dari kescluruhan pidato ini dapat disimpulkan bahwa Allah Tuhan Yang Maha Esa membcrikan fitrah kcpada sctiap aDak manusia, suatu potensi tumbuh-kembang yang optin'al. DiserahkanNya kepada kedua orang tua (dan masyarakat) untuk memelihara aDak terscbut sebagai amanat (titipan Allah), ~engan cara mcngelola semua sumber daya (Iingkungan mi,uture) yang disediakan Allah, agar anak tersebut kembali kepada fitrah yang telah ditetapkanNya. Upaya utama bag! amanat Allah tersebut r.dalr.h 38uhan, dalam arti pemberiarl semua hak anak,khus~snyahak hidup dan berkcmbang {Konvensi Hal Anak, Pasal 6 Ayat 2), ag~ ia dapat tumbuh clan berkembang secara optimal. Hak-hak aDak tersebut rencakup hat untuk mendapatkanmakanan yang bergizi (dan halal) dan menjaganya agar tidak sakit schingga pertumbuhan atau perkembangan jasmaninya optimal. Termasuk jtlga pendidikan atau latihan untuk mengembangkankemampuan jasadiyah atau motorik, akliyall atau kognitif pan ruha.'1iyahatau moral, sehingga anak tumbuh dan berkcmbang mende~atifitrahnya, siap beribadahke hadiratNya, menjadi khalifahNya, untuk melostarikan kehidupan dan memakmurkan alam
ciptaanTuhan.
28
.
Kondisi tumbuh-kcmbang anak di Indonesia masih mcmcrlukan pcrhatian yang cukup. Ditemukan masih tingginya angka gangguan pertumbuhan, pada bayi dan anak balita. s~rtapada anak usia sekolah. Begitu pula masih ditemukan berbagai gangguanperkembangananak. Sebenamya Posyandu, BKB clan berbagai sistem pcndidikan pra-sekolah dan sekolah dasar sudah tersedia secaraluas di Indonesia. Sayang belum dipadukan ke dala;r. sistem pelayari4nyang komprehefisif.
Hadirin yang sayahormati;
Saran Keyakinan bahwa kcbenaranhakiki hanyalah berasaldart Allah SWT, daD bahwa kcbenaran keilmuan hanyalah kesepakatanoperasionalsementara dalam upaya untuk ffi{;ndekati kebenaranhakiki, layak kita pegang dengan teguh. Bag! seorang ilmuwan. kewajiban mengkaji secara sangat mcndalam cabang clan ranting ilmu yang dipilih di satu sisi, clan kewa.jiban mengkaji seca:-a lintas cabang iJ.mubaik seCc1.ra vertikal maupun horizontal untuk memperkaya khasanah keilmuan masing-masing, layak dilaksanakan secara seimbang clan bijaksana. Dalam kajian lintas cabang ilmu, layak pula dimasukkan kajian transendentaltcrhadap,cabangclan ranting llmu terpilih, scbagai bagian upaya memberikan landasankcimanan untuk kian mendekatkan kajian kcilmuannyake arah kebertaranhakiki. Bagi ilmuwan yang memilih ilmu gizi, khususnyabagi para sejawat di Bagian Ilmu Gizi di Fakultas Kedoktcran UNDIP, Fakultas-Fakultas lain di UNDIP clan di berbagai lembaga-lembagalain, juga bagi sejawat lain yang memasukkan ilmu gizi dalam kawasan peminatannya,saya mengharapkan untuk mendalami aspek khusus ilmu gizi secarakonsistendan tuntas. Selain itu, diharapkan pula untuk melcbarkan horizon kajiannya kc cabang dan ranting ilmu terkail. lain. Bisa dipilih ekc!ogi, antropologi, ilmu sosial clan perilaku, ilmu pertanian, psikologi, dengan kekhususan psikologi per-
29
kembangan. Kajian ilmu gizi menurut ajaran agama, sc,uai dengan agama masing-masing ilmuwan, tentu saja arnatdianjurkan. Tumbuh-kembang anak, khususnya pada usia jini, dalam bentuk kajian komprehensif lintas cabang ilmu, serra dikaitkan dengan kajian transendental,layak untuk diberik¥ kepada para mahasiswastrata-I, strata-2 clan strata-3 di Fakultas Kedokteran serra fakultas clan program studi lain terkait. Kepada para mahasiswasaya mengharapkanagar pemahamantentang ilmu gizi selama pendidikan seyogyanya diletakkan dalam kerangka pemahamanholistik dalam kaitan ilmu gizi dengan ilmu-iimu lain terkait. Kajian tumbuh-kembang anak usia dini (PADU) layak dilaksanakan sebagai prioritas pengembangansumber daya manusia di Indonesia. Kajian terhadap pengaruh berbagai faktor terhadap pemeliharaan clan peningkatan tumbuh-kembang untuk pencapaian fitrah masing-masing anak, layak dilaksanakan dalam kajian multifaktorial yang mend~larn. Kaji tindak pengembanganmodel peningkatan tumbuh-kembang, khususnya bagi anak usia dini, perlu dilaksanakan di berbagai tempat di Indonesia dengan berbagai kekhususannya, dalarn rangka pemantapan sistem program nasional di masa depan, yang dikait dengan sistem pendidikan dasar d~ sistem pelayanan anak yang lain. I Dari b~rbagai sisi, maka pcngembanganprogram PADU akall sangat bermanfaat, baik secara mikro bagi anak clan keluarga yang tercaklJp, maupun secaramakro. Lebih khusus lagi, Bleichrodt ct al., (1996) menegaskan keuntungan sosial ekonomi, keuntunganproduktivitas di masa depanclan yang lebih penting adalah hak aDak untuk mcndapatkan pelayanan sedini mungkin.
30
Karena pada hakekatnyatumbuh-kembanganak merupakan subsistem dari sistem kehidupan manusia seluruhn~a, maka pengembanganprogram tersebut hendaknya bersifat komprehensif, menjangkau seluruh lapisan sasaranprimer kegiatan, ~;asaransekunderdan tersier kegiatan (Myer, 1992). Program tersebut hend.-lknya pula menggunakan strategi ganda dalam berbagai bentuk, dan saling terkait satu dengan yang lain secara terpadu, sebagaimanad:tulijukkail daiam G".mbar:5 di bawah ini (Brown daD Pollitt, 199! ).
(;ambar 5. Strategi program terpadu PADU (Brown dan Pollitt, 1991)
31
Hadirin yang saya hormati, .j~-l1tf Ucapan terima kasih ,f!. I Dalam suasana penuh rahmat clan nikmat Allah pada saar ini, perkenankan sara sckali lagi memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah S\\'T. Salam clan salawat bagi Nabi Muhammad SAW. Serra 1Jcapantcrima kasih kcpada semua fihak, yang secara langsung maupun tidak langsung, telah menyetujui, memberikan kesempatan dan peluang, mcngarahkan, membantu dan mendukung serra hadir saar ini untuk memberikan restu
kasih saya yang terhormat Menteri saya sebagai Guru kasih yang tulus pula saya sampaikankepada yang terhormat Prof. Dr. H. Muladi SH, Rcktor Universitas Diponegoro, yang membcrikan segala kemudahan schingga saya dapat bcrdiri di atasmirnba. ini.
Kepada Prof. dr. Moclyono S. Trastotenojo, Sp.AK., selama mcnjabat Rektor Universitas Diponegoro, dan khususnya scbdgai pembimbing, baik dalam kallcah keilmuan maupun bidang kehidupan lain, saya ucapkan terima kasih yang tulus. Rasa terima kasih pula saya sampaikan kepada dr. A. Soeroyo almarhum clan Prof. Soedarto SH almarhum dalam kapasitasnya sebagairektor padamasanya. Kcpada yang tcrhormat dr. Anggoro DB.Sachro, DTM&H, Sp.AK., Oekan Fakultas Kedokteran UNDIP, clan Prof. Dr. Soebowo, SpPA., dr M. Saleh Mangunsudirja, FICS. dalam kcdudukannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran UNDIP pada masanya,sara ucapkanpula tcrima kasih.
~
Rasa terima kasih sara sampaikan pula kepada Ketua clan Anggota Senat Universitas Diponegoro, Ketua dan Anggota Dcwan Guru Besar Universitas Diponcgoro, serta Ketua dan Anggota Scnat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
32
, Kepada ya Ig terhormat Prof. Dr. dr: Darwin Karyadi, Prof. Drs. Sutrisno Hadi, PrlJf. Marian F. Zeitlin, ehD. clan Prof. Dr. Saparinah Sadli, para pembimbing saya dal.amstudi doktoral clankajian keilmuan pada waktuwaktu berikutnya, saya ucapkan beribu terima kasih. Penghargaanyang setinggi-tingginya saya sampaikan kcpada Kepala Sekolah daD guru-guru di Sckolah Rakyat Cangkring, Sekolah Rakyat Dawuhan daD Sekolah Rakyat VI di Tegal, SMP Negeri daD SMA Negeri Tegal yang telah mengr.nt3.rkan saya se~ra berlahap menuju jenjang keilmuan daD kependid,ikanseperti sekarangini. Kepada para sallabat-sahabatsaya di Bagian Gizi Fakultas Kedokteran UNDIP, dr. Wiratmo Haryoko, dr. Siti Fatimah, MSc., dr. Darmono SS, MPH., dr. Muhammad Sulchan MSc., dr. Nurkukuh, dr. Yekti Wirawani, dr. Hertanto W.Soebagyo, MS., dr. Wahyu Rochadi MSc, clan dr. Endang Purwaningsih, MPiI., Ny. Muinah clanWagiman, ingin pula saya sampaikan rasa terima kasih atas kerjasamayang baik di bagian ini. Kepada Prof. dr. R. Bocdhi Dannojo, Sp.PD., Prof. Dr. dr. Ag. Soemantri, Sp.AK. clan kepada semua sahabat karib saya oi Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, saya ucapkan pula terima kasih atas saling bimbing clankerjasama yang terlaksanadenganbaik. Kepada Prof. Dr. dr. RRJ. Sri Djokomoeljanto, Sp.PD., Prof. dr. Soebowo, Sp.PA., Prof. dr. R. Boedhi Darmojo, Sp.PD., Prof. Dr. dr. Suharyo Hadisaputro,Sp.PD., Prof. Drs. Soehardjo, Prof. Drs. Y. Warella, MPA, PhD., saya ucapkan bany~ terima k3Sih atas saran-sarannyauntuk membuat pidato pengukuhan ini menjadi lebih baik. Demikian pula kepada Retno clan Nita, yang telah bekerja keras membantu mempersiapkanpidato pengukuhan ini. Kepada ayah almarhum daD ibu almarhumah, saya ingin menyatakan rasa hormat clanterima kasih atas sega!apengertian,bimbingan pengorbanan clan doa, sehingga saya dapat mencapai jenjang akademik ini. Perkenankan saya berdoa untuk diampuni dosanya,clanditerima amal sha:eh~ya.
11
Kcpada ayah mcrtua almarhum dan ibu me tua almarhumah, atas segala dorongan, bimbingan daD doa restunya, saya ~paikan rasa hormat dan terima kasih. SemogaAllah SWT meridhoiNya. Kepada kakak daD adik saya, kakak daD adik ipar saya daD semua anggota keluarga saya, rasa terima kasih saya sampaikan untuk semua bantuandan dorongan yang membawa saya mencapaijenjang akademik ini. Kcpada istri saya Esti Retno Wuryaningsih, yang dengan penuh kasih !;ayang telah mengorbankan sebagian hidl1pnya, waktu dan pt:rhaciannya, untuk mendukung karier keilmuan clan jcnjang akademik saya. Tiada kata lain kecuali rasa sayang clan ucapan terima kasih yang dapat saya berikan kepadanya. Kepada kedua anak saya, Dito clan Tyas, rasa sayang dan pengorbanan kalian untuk mendukung pcncapaian karicr ayah kalian sungguh membuat saya bangga.Tcrima kasih banyak, anak-anakku. Akhimya, kepada semua hadirin yang saya hormati, terimalah pcnghargaanclanungkapanterima kasih yang setulus-tulusnya. SemogaTuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkanpetunjukNY A.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi }vabarokaIUh.
34
RUJUKAN AI Qur'an dan ter.;emahnya.Scrnarang:Toha Putrn, 1989. Blcichrodt N., Shrestha RM., West CE., Hautvast JG., van de Vijver FJR., Born MPh. The benefits of adcquate iron inta-ke.Nutr. Rev. 1996, 54:S72-S78. Brown JL., Pollitt E. Malnutrition, poverty and int~lectual devciopment. Sci. Am. 1991,274:38-43. Brown K., Allen, L., Dewey K. State of the art of complementary feeding. Paper prepared for UNICEF/WHO Consultative Meeting. Motlcpier, France, 1996. Brozek J. Comment on cnergy-protcin malnutrition: The web of causesand consequences.In Brozek, Schurch (eds), Malnutrition and behavioral: Critical assessme It of key issues. An International Symposium at a Distance 1982-1983. Laussanc:Nestle Publication 1984: 34-9. Caldwell BM, Bradley RH. Administration manul: Home observation for mca.~urement.of t;c environment. Rev.Ed. Arkansas: Arkansas University 1984: 12-25. Chavez A, Martinez C. Growing in dev~loping community, Mexico City: lnstituto Nacional dc la Nutricion, 1982: 26-41. Chavez A, Martinez C. Behavioral effects of undernutrition and food supplementation. In Brozek (ed), Behavioral effects of energy and protein deficits. Proceedingof International Nutrition Conference.NIH Publication 1979~79-1906:2I 6-28. Chen LC. Interaction of diarrhea and malnutrition: Mechanism and intervention. In Chen, Scrimshaw, Diarrhea and malnutrition: Interactions, mechanism and intervention. New York: Plenum Press 1983: 3-21.
35
Cravioto J, DeLicardie E. Environmental correl.. :cs of severe clinical malnutrition and language developmentin sur'isors from kwashiorkor and marasmus. In Nutrition, the Nervous System and Behaviour. PAHO Sci.PubI1972, 251:73-94. Dipo B. et al. Mimbar Ulama: RandanganIslam tentangGizi. Jakarta:Majelis Ulama Indonesia 1980:20-3 Djokomuljanto R. Iodine deficiclncy in Indonesia: Reassessmentof its control program. In Tanfaichirt et al (cds), Human nutrition: Better nutrition better life. Bangkok: Askomsmai 1984: 318-24. Dobing J. Infant nutrition and later achievement. AmJ.Clin.Nutr. 41:477-84.
1985,
I
Engles PL, Lothska L. The care initiative: assessmcnt,analysis and action to improve care for nutrition. New York: UNICEF, 1997. I
Galler JR, Ricciuti HN, Crawfo~d MA, Kurcharski MA. The role of motherinfant interaction in nutrition disorders. In Galler (ed), Malnutrition and behaviour. New York~ PlenumPress 1984: 1269-304. Grantham-McGregor SM. The social backgrou!1dof childhood malnutrition. In Brozek, Schurch (eds), Malnutrition and behavioral: Critical assessmentof key issues.I An International Symposium a£a Distance i
1982-1983. Laussane:Nestle Publication 1984: 338-47. Grantham-Mc.Gregor SM., Po\~ell CA., Walker SP., Himes JH. Nutritional supplementation, psy?hos?cialstimulation and mental development of stunted children: the JamaicaStUdy. Lancet 1991,338:1-5. Gibran K. The Prophet.London:Mandarin. 1996:20-23. Husaini MA., Karyadi L., H~aini YK., Sanjaya, Karyadi D., Pollitt E. Developmental effects ~f short term supplementary feeding in nutritionally-at-risk Indon sian infants. Am.J.Clin.Nutr. 1991,54:799-
r
804. Jonsson U. Ethic and child nutr tion. Food and Nutrition Bulletin 16:293-8, 1995. 36
Karjadi S. Peran nut isi prnnatal untuk masa pertumbuhandan tekanan darah pada usia pra-rcmaja. Semiloka P~-Widyakarya Nasional Pangandan Gizi. Surabaya, 1997. Kodyat B. Permasalah gizi utama di Indonesia. Semiloka Pra-Widycikarya Pangan dan Gizi. Surabaya, 1997. Kohlberg L. Tahap-tahap perkembanganmoral. Diterjemahkan oleh Santo, Cremers. JakaruL:Kanisius, 1996:63-78. Landers C. Biological, so.cialand cultural detrminants of infant behavIour in South Indian community. PhD Diss. Harvard University 1983. Langgulung H. Pendidikan dan peradabanIslam. Jakarta: Pustaka AI Husna, 1970: 214. Lester BM., Als H., Brazelton TB. Regional obstetric anesthesia and newborn behav'or: A reanalysistowards synergistic effects. Chld.Dev. 1982,53:687-94. Levin HM., Pollitt E., Galloway R., McGurie J. Micronutrient deficiency disorders. In Jamison, Mosley, Measham, Bobadilla (eds), Diseasc control priorities in deveioping countries. London: Oxford University Press, 1993:421-51. Levitsky DA, Strupp BJ. Functional Isol3tion in Rat. In Brozek C\!1dSchurch (eds), Malnutrition and Behaviour: Critical Assessment of Keay Issues; An International Symposium at a Distance 1982-1983, Laussane:Nestle 1984: 411-420. Madjid N. Pintu-Pintu Menuju Tuhan. Jakarta: Paramadina 1995: 146, 183, 233,235. Margen S. Energy protein mall:tutrition: The web of causes and consequences.In Brozek, Schurch (eds), Malnutrition and behavioral: Critical assessmentof key issues. An Internation:ll Symposium at a Distance 1982-1983. Laussa.'1e: Nestle PublicatIon 1984: 20-31. Myer R. The twelve who survive. London: Routlcdge, 1992:84-117.
".,
Pakubuwana IV. Serat Wulangreh. Diterjemahkan da t ditulis dalam huruf latin tanpa nama. Semarang:Da.;ara, 1991:169-7,). PeuserM., Underwood A. Shyness,sadness,curioucity, Joy. Is it nature or nurture? Newsweek, Speci I Edition: Your Child. Spring/Summer
1997:60-5. Pollitt E.Iron deficiency and co nitive function. Ann. Rev. Nutr. 1993, 13:521-37. Pollitt E., Gorman K., Granthani-McGregor S., Levitsky D., Schurch B., Wachs T. A recomceptualization of the effects of undernutrition on children's biological, psychosocial, and behavioral development. Social Policy Report 1996, f (5): 1-2I . Sapolsky. A gen for nothing. Discover, October 1997:40-5. Satoto. Pcrtumbuhanclan PerkembanganAnak : Pengan'atanAnak Umur 018 Bulan di KecamatanMlonggo, Kabupaten Jeparam Jawa Tengah. Disertasi. Semarang:Universitas Diponegoro 1990. Satoto, Colletta NO. Changingca~etakjngbehaviour to improve child growth and nutrition. IDRC/UNESCO/UNICEF Regional Workshop on Early Childhood Education. Bangkok! 987. Saloto. Hubunga.'1antara kekur.utgan seng dengan tumbuh kembang anak balita.Maj.Penel.Diponegoro \' (4): 231-6, 1996(a) Satoto. Care, feeding and child growth and development. Proceeding Of International Seminar on mfant Feeding.UNCEF, Jakarta, 1996. (b) Sawazal S., Bentley M., Black i ., DingraP., George S., Bhan MK. Effect of zinc supplementation 0 observed activity in low socioeconomic mdian preschoolchildren. ediatricts 1998,98: 1132-7. Shaffer DR. Development Psych
t
California: Brook/Cole 198 : 312-20.
Shihab K. Wawasan AI-Quran: Tafsir maudhu'i atas pelbagai persoalan umat. Jakarta: Mizan 1992: 256-7, 283-5, 289-91.
38
Schultz TP. Studying tJc impact of household economic and community variables on child mortality. Pop.Dev.Rev. 1984, 10:215-36. Scrimshaw NS. Childhood malnutrition and function. Implication fro feeding program. National Seminar on Infant and young Child Feeding. Seoul 1981. Soemantri A. Hubungarl anemia kekurangan zat besi dengan kost:nu'asidan prestasi belajar. DisertaSi,Scmar:mg:Universitas Diponegoro, 1978. Sommer A, Djunaedi E, Loedin AA, Tarwotjo I, Wcst K, Tilden R. Mele L. Infact of vitamin A supplementation on childhood mortality. Lancet 1986,24: 1169-13. i SUSENAS 1995. Jakarta: BPS, 1996. Tarwotjo I. Hubungan kurang vitamin A dengan status gizi. Discrtasi. Semaang;Universitas Diponegoro, 1990. Turner IS, Helms DB. Lifespan development. 2ndcd. London: Holt-Saunders 1982: 356-367. UN ACC/SCN. SCN News 1993,No.9. Unicef. First cali foj ch~ldren.Nev.' York: UNICEF, i990. Whitehead R. Comment on aetiology and definition of malnutrition. .In Brozek, Schurch (eds), Malnutrition and behavioral: Critical assessmentof key issues. An International Symposiumj at a Distance 1982-1983.Laussane:Nestle Publication 1984: 32-3. Zeitlin M, GhassemiH. Positive deviance in nutrition: Adequate growth in poor households; in a Workshop Report-Proceedings of the XIII International Congress of Nutrition. London: John Libbey 1986: 158161
Zeitlin M; Mansour M, Bajrai JBR. Positive defiance in nutrition: An approach to child health whose time has come. In Recellt advancc in International MCH 1987: 94-117.
39
Zeitlin MF. Child care and nutrition: Finding from p<sitive defiance researc. Corneil International Nutrition Monograph Seri.:s, no.27, 1996. Zimmerman MA., Arunkumar R. Resiliency research:Implication for school and policy. Soc. Policy Rep., 1994,8 (4):1-18. Improving the psychosocial development of children: A programme fro the enrichment of intcractions betweenmothcrs and children. Geneva: Division of Mental Health World Health Organization, 1995. &rly child development: Investing in the future. Washington: the World Bank,1996.
I
Laporan sementara studi pendahuluan pengembangananak dini usia Jakarta: Depdikbud, 1997 (tidak dipublikasikan).
40
Lampiran
RIWAYA'f HIDUP
A. DATA PRIBADI Nama
Salata
T empat dan tanggallahir
Kudus, 21 April 1945 Islam Kawin Esti Rctno Wuryaningsih 1. Budi Torokusumo (Dito) 2. Estiworo Kusulnaningtyas (Tyas)
Agama Status perkawinan Anggota ke\uarga : Istri
Anak
B. RIWAYATPENDmIKAN 1. Pendidikan Formal SR Cangkring, SR Da\\'Uhan dan SR Negeri 6 Tegal SMP Negeri Tegal SMA Negeri Tegal Fakultas Kedokteran UNDIP Fakultas Kedokteran VI Fakultas Kedokteran UNDIP Fakultas Kedokteran UNDIP
1951-1957
Dokter Diploma Gizj Spesialis Gizj Doktor Ilmu Gizi
1957-1960 1960-1963 1963-1971 1973-1974 1974-1978 -!990
2. PendidikanTambahan Community ro.:;edicine Comparative Studies
AIIMS New Delhi, Mahido~ University Bangkok, Nation University Singapore, University of Philippine
1983 1983
Primary Health Carc Nutrition Evaluation
Griffith University Taft University& BostonUniversity UniversitasIndonesia
Programme Riset metodologi: Metoda Kualitatif dan Kuantitatif
c. JENJANG KEPEGAW ~lAN Calon Pegawai Asisten Ahli Madya Asisten Ahli
II fa
Lektor Muda Lektor Madya
II c
Lektor Kepala Madya Lektor Kepala Guru Besar
IVfa
[2. [1.
Sekrctaris Sekrctaris
Eksekutif Tim
\973 1974 \976 \978 \98\ 1984 \990 \995
II fa
II II fd
IY/b rVfc
K
j
aPKK
COME
(J"NDIP
FK
UNDiP
1980-19851
pelaksa
1993-1995] 3.
Sekretaris
Lembaga
Pc
e1itian
UNDIP
1995-l997 1997-
4.
Kctua
Lembaga
Pcne1it
an
LTNDlP
42
E. PENGALAMAN
Pf KERJAAN LAIN (PARUH WAKTUI
*
Consultant for de./eloping nutriti~n communication in Burma, 2
*
months in 1983 Konsultant untuk UNIGEF Indonesiadalam pengembangan
*
program gizi masyarakat,1979 -1986 (annual/projectbasis) Consultant for UNICEF Sierra Leone, for d~veloping nutrition
*
communication strategy, 3 monti}s in 1988. Konsultant Lepas untuk Intergrated Task Force of Posyandu
*
(USAID), 1987..1990(project/activity basis) Consultant to UNICEF-HQ, preparing assessmentof growth
*
monitoring and promotion in China on October 1990 Consultant to lTNICEF Bangladesh,for child care and nutrition, for
*
I month in 1995 Consultant to {JNIC~F Bangladesh,for child care and nutrition, for
*
I month in 19~)5 Anggota Tim Pakar 8ina Keluarga Baiita, di bawah koordinasi
*
Meneg UPW, 1994-1995 Short-term Consultant for Evaluation of Integrated Food Security
*
Project;n Lombok and Flores, GTZ-Gcrma.,y, 1994. Medi'.lm-tcmt Consultant of Asian DevelopmentBank (ADB) for
*
developing population programme in the Solomon Islands,3 months at the end of 1994 Short-term Consultant/ResourcePersonof PCD/Oxford University for development Qf school healthprogramme in Vietnam, early
1995. *
WHO Expert Committee on I.ntegratingChild Developmentinto Nutrition Prog~me,
1997
43
F. KEANGGOTAAN BADAN/ORGANISASI NASIONAL/INTERNASIONAL *
Ikatan Dokter Indonesia (101), sejak 1972. Mcnjadi Ketua CabaI1g
~ * * * *
Semarangpada tahun 1980-1983 dan Kctua Wilayah Jawa Tengah pada tabun 1982-1983. Gra",YthMonitoring Network, sejak 1992. Early Education and Child Development Network, scjak 1993. World Association of BreastfeedingActions (W ABA), sejak 1992. Network of Environmental Epidemiology, scjakl993; Jaringan Epidemiologi Nasional (IEN), sejak 1990;
*
Menjadi Ketua sejak 1996. Perhimpunan Pcminat Gizi dan Pangan(Pergizi Pangan)sejak 1993;
Menjadi Wakil Ketua Pengurus Pusatsejak 1997. * Asian Red Cross/Red CrescentTask Force for AIDS sejak 1993; *
Mcnjadi Chairman sejak tal1un 1997. PersatuanDokter Gizi Medik Indonesia (seb..!gaiPenasehat)sejak 1997
G. PENGALAMAN KEGIATAN KEILMUAN 1. PelaksanaanPenelitiai1: * * * * * *
Nutritional Status of Underfives in Coast.alArea,A/D/C/, 1976. Hair Root Morphology for Nutrition Assessment,UNDIP, 1980. P~nyusunandi wilayah pesisir Jawa Tengah, UNDIP, 1981. INDP-NIPP (Nutrition) Evaluation, World Bank,1983. Nutition.al statusof community in Urban Residncy, UNDIP, 1985. Problems of ORS Program Implementation, the Population
Council,1986 * Pattern of Child Growth and Development in Rural Area in Central Java, the Ford Foundation, 1989. * Assessmentof Growth Monitoring and Promotion Activities in Indonesia, UNICEF, 1990.
44
4()
* Study of prevalence of Vitamin A Deficiency ar ong women and undrer-5 children in CeQtralJava, HKI, : 995-1997.
2. Publikasi: * William.G and Satoto. Power ~d Its Meaning for Village People. PRISMA vol. VIII No.311979. * Satoto and L.Hendrata. "Blue Spoon" for Making Sugar Salt Solution. MEDIKA 3:191, 1982. * William.G ~,d Satoto. Sociopolitical Constraints of Primary Health Care. In Morley.D et al (eds). Practising Health for All, Oxford Medical Publication, London, 1983. * Salata. Health ProgrammeMonitoring and Evaluation. MEDIKA 4:312,1985. * Satoto and N.D.Colletta. Coordinator's Note Boo~, No.3,1989. * Satoto. GoncanganPertumbuhan.Buletin Epidemologi. No.4. 1990. * Satoto. Pedoman PengisianK~.
Universitas Diponegoro. Semarang.
199i. * Salata. Kcsulitall makali pad.:1, anak: Kajian aspekgizi (Anorexia: Nutritional Explanation). Dalam Subagio,FatiI'.1ah-Muis, Darmono (cds). Kesulitan mak;ln padaaDak.Badan Pcnerbit Undip. Semarang,1991.p. 19-25. * Satoto. Tumbuh kembang anak clan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam Karjati (ed) KesejahteraanIbu, kelangsunganhidup clan tumbuh kembang anak. Airlangga University, Surabaya, 1990. p. 109-26. * Satoto. ROV[T A sebagaiupaya pemngkatancakupan distribusi Kapsul Vitamin A.Gizi indonesia. Vo. XVI No. 4:345,1991. * Salata, Fatimah-Muis S. Bidan di Tingkat Desa,terobosan kebijakan pelaYallankesehatandasardi desa: Apa kabar. Kumpulan Makalah clanAbstrak Temu Tahunan JEN IV, Yogyakarta, 1991 * Satoto. Keadaan gizj anak umur 1-2 tal1undi daerah pemukiman kola; Maj.Ked.Diponegoro. Vol.26 No.4 Suppl:297-312, 1991.
* Satoto et al. Impact ofs()Cic marketing efforts on megadoseVitamin A capsule consumptiol\ rate: Resu1tof a pilot project in Central Java. 6th Intern,ltional Conferenceof Intrnational Nutrition PlannerForum. Paris, 1991. * Elder J, Reis T, Satoto. A examination of the performanceand motivation of Indonesianvillage health volunteers. Intl.Quarterly of Community Hcaltth Vol 11(1):19-27,1992. * Satoto. Peron Vitamin A dalam menurunkanangka morbiditas clan mortalitas. Giz:i Indonesia. Vol XVII No.I-2: 14-24, 1992. * Satoto. Goncangan pertumbuhandan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Ked.Diponegoro.Vol.27 No.1 Suppl: 87-106, 1992. ~ * Satoto, Fatimah-Mui~;S. Behavior in sex, STD and AIDS among high school in Semarangf\~unicipality Indonesia. Maj.Kcd.Diponegoro.Vol.27 No.3: 247-52, 1992. * Satoto. Gro\\1h Monitoring iTIIndonesia: Docs Behavioural changetake place'?Proceedingsof a Coloquium on Growth Promotion for Child Development. Nyeri, Kenya, 1992. ~ Satoto. KIE Gizi Lebih sebagaibagian dari KIE Gizi .Ganda.Prosiding Wldyakarya Nasional PanganclanGizi V. Jakarta, 1993. * Satoto et al. Buku PedomanKesehatanRemaja PalangMerah Indonesia. Jakarta, 1993. * Satoto. Tumbuh-kembang dan prestasibelajarBerita Pcnelitian Depdikbud.4:56-59,1994 ~ Satoto. Terobosan peningkatankualitas Posyandu:Gaftar Alur Konsultasi PosyanduBerita PenelitianDepdikbud. 4:23-27,1994 ~ Satoto. Bekerja bersamalremaja:PedomanPelatihanAIDS. Palang Merah Indonesia, 1995 * Satoto. Hubungall antara kekurangansengdengantumbuh kembang anak balita. Maj:Penel.Diponegoro V (4): 231-6, 1996. ~ Satoto. Care, feeding and child growth and development. ProceedingOf International Seminar on Infant Feeding. UNCEF, Jakarta, 1996. 47
49