Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
DAMPAKKINERJA KEUANGAN TERHADAPPENINGKATANKEPERCAYAAN KONSUMEN JASA TITIPAN TIKI PADANG Sasnelwati, SE, MM Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Indonesia
ABSTRAK Methods of data analysis was done by using financial ratio (liquidity ratios, activity, leverage, and profitability). Research was conducted on TIKI Padang Branch as a freight forwarder, with the aim of analyzing the financial performance of the company and compares with an increase in consumer confidence. Results of research by calculating the liquidity ratios, activity, leverage, and profitability based on the balance sheet and profit and loss statement in the period 2012 to 2014 obtained the following results: when seen from liquidity ratio has been good even though there was a decline in 2013, namely from Rp.2,36 amounted to Rp.1,73 however, the company was able to finance and guarantee obligations or assets and current debt withavailable cash as it looks next year is increased to Rp.2,05. For the activity ratio was also rated poorly, the company TIKI Padang Branch less able to utilize existing resources. It's seen a decline from the year 2012 until the year 2013 by Rp.1,52. whereas the decline also occurred in 2014 amounted Rp.2,8. While the leverage ratio on the Company's financial performance in meeting its obligations TIKI also considered quite good. Where in 2012 to 2013 decreased by Rp.0,16, and the next year increased by Rp.0,9. terms of the ratio of profitability, the company's financial performance TIKI Branch Padang considered good, although declining, but the decline tersebur not affect its financial performance significantly. The views from the decline experienced in 2012 to 2013 in the amount Rp.1,61, and the following year also experienced a decline in the amount Rp.1,14. Keywords: Financial Ratios, Liquidity, TIKI, Profitability.
1. Pendahuluan Persaingan bisnis jasa pengiriman barang yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk mempersiapkan diri untuk mempertahankan eksistensinya dalam persaingan antar perusahaan sejenis. TIKI sebagai salah satu perusahaan jasa pengiriman barang di Indonesia harus mampu memberikan atau menyediakan pelayanan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pelanggan, sehingga mampu dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan jasa lainnya diantaranya adalah JNE, Pos Indonesia, FedEx, dll.Ketatnya persaingan untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas, karena sektor jasa merupakan sektor yang paling besar mengalami perubahan akibat dari cepatnya perubahan yang dialami oleh faktor lain, seperti perubahan teknologi yang secara langsung menaikkan iklim kompetisi di dalam industri. Karena itu para pengelola bisnis jasa pengiriman barang harus berusaha untuk memberikan pelayanan dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Table 1. Perkembangan konsumen TIKI Cabang PadangPeriode 2012-2014 Tahun 2012 2013 2014
Jumlah Konsumen 347 402 417
Peningkatan Konsumen 55 15
16
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
Perkembangan konsumen TIKI kota Padang meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2012 jumlah konsumen 347, tahun 2013 meningkat menjadi 402, dan tahun 2013 semakin meningkat menjadi 417 orang, Namun dari segi peningkatan justru mengalami penuruan. Laporan keuangan merupakan hal yang paling penting bagi investor atau pemegang saham perusahaan yang bersangkutan. Karena dari laporan keuangan para pemegang saham mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan apakah sehat atau tidak . Untuk dapat mengukur kinerja suatu perusahaan, pemakai laporan keuangan seperti investor memerlukan informasi yang berasal dari dalam perusahaan tersebut untuk melihat pencapaian prestasi dan kinerja dari perusahaan. Dengan demikian investor dengan sendirinya dapat menilai dan memprediksi seluruh potensi yang terdapat dalam perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Kinerja keuangan pada perusahaan dapat ditentukan dengan menggunakan analisis rasio. Rasio-rasio yang berguna dapat dibentuk dari data pada laporan keuangan suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan dan diperoleh gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan dan dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Rasio ini juga dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran setiap pengguna laporan kuangan dapat tercapai. 2. Kajian Literatur IAI (2012:1) mengemukakan dalam PSAK No. 1 (Revisi 2011) yang disahkan pada tanggal 1 Juni 2012 dan mulai efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Juni 2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Laporan posisi keuangan pada akhir periode Laporan laba rugi komprehensif selama periode Laporan perubahan ekuitas selama periode Laporan arus kas selama periode Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.1 Rasio Keuangan Menurut S. munawir (2004:64) Mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos-pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk mengintepretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan keuangan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahanperubahan yang terjadi dalam suatu jumlah prosentase serta trend melalui alat rasio, dapat dikatakan bahwa beberapa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio merupakan suatu pernyataan hubungan matematis antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio biasanya tidak akan bearti apabila digunakan sendiri, tetapi akan dianggap penting jika dibandingkan dengan: 1. Rasio terdahulu dengan perusahaan yang sama 2. Berbagai standar yang sudah diterapkan 17
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
3. Rasio perusahaan lain dalam industri yang sama 4. Rasio industri dimana perusahaan beroperasi Analisis rasio keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, perbandingan internal yaitu membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Kedua, perbandingan eksternal meliputi perbandinganrasio suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama. Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Menurut FandyTjiptono (2005: 119), Sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan berperan besar dalam menciptakan keunggulan pelayanan (service excellence) yang memiliki 4 dimensi, yaitu: 1. Kecepatan. 2. Ketepatan. 3. Keramahan. 4. Kenyamanan 2.2 Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilanatas kinerja tersebut dapat mencapai suatu tujuan tertentu.Dua aspek yang seringdigunakan dalam menilai kinerja adalah efektivitas dan efisiensi. Efektivitasmencerminkan hubungan output dengan suatu tujuan tertentu, sedangkan efisiensi menggambarkan hubungan antara input dan output. Jumingan (2006:239) mendefinisikan bahwa kinerja keuangan adalah gambarankondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspekpenghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indicator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Menurut Fahmi (2011 : 2) mengemukakan bahwa : Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan secara baik dan benar. Sedangkan menurut Husnan dan Padjiastuti (2004 :200),seorang analis keuangan memerlukan ukuran tertentu, yang paling sering digunakan adalah rasio atau indeks yang menunjukkan hubungan antara data keuangan. Berbeda denganSutrisno (2009:53)yang menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yangdicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkatkesehatan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan menurut Jumingan (2006:239) adalah sebagai berikut kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Menurut Sutrisno (2009:53) menjelaskan tentang kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Selanjutnya Menurut Martono (2002:52) kinerja keuangan suatu koperasi atau badan usaha lain sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders), seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri.
18
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
2.3 Analisis Laporan Keuangan Harahap (2010:190) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Menganalisis laporan keuangan berarti mengevaluasi tiga karakteristik keuangan dari perusahaan yaitu likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitasnya. Likuiditas dari perusahaan sangat penting bagi kreditor jangka pendek untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjamannya. Berbeda dengan kreditor jangka panjang seperti pemegang obligasi melihat pada pengukuran profitabilitas dan solvabilitas yang mengindikasikan kemampuan peminjam untuk bisa bertahan selama periode waktu yang panjang. Analisis laporan keuangan sangat berguna bagi perusahaan kerana merupakan informasi yang sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan apakah memuaskan atau tidak memuaskan.Dengan adanya gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan tersebut sangat berguna bagi perusahaan dalam mengambil keputusan kedepannya untuk kelancaran aktivitas perusahaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk memperoleh laba 2.4 Tujuan Laporan Keuangan IAI (2012:3) Menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah: 1. Menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit. 2. Menyediakan informasi keuangan untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan investor potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. 3. Menyediakan informasi keuangan tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan didalamnya. IAI (2012:1.3) juga mendefiniskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: 1. Aset 2. Liabilitas 3. Ekuitas 4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian 5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik 6. Arus kas Laporan keuangan yang baik adalah setiap komponen harus berhubungan satu sama lain. Komponenkomponen Laporan Keuangan yang baik dan lengkap menurut IAI (2012:1.4) adalah : 1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode, perusahaan mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aset yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca. 2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode, perusahaan mengungkapkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. 19
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
3. Laporan perubahan ekuitas, perusahaan menggambarkan peningkataan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu. 4. Laporan arus kas, perusahaan menunjukan bagaimana kas digunakan atau alur yang menunjukkan kas masuk dan kas keluar. 5. Catatan atas laporan keuangan,perusahaan menjelaskan secara naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam keempat laporan keuangan diatas. 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komperatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasikan pos-pos dalam laporan keuangannya. 2.5Kepercayaan Kepercayaan (trust) merupakan pondasi dari bisnis. Membangun kepercayaan dalam hubungan jangka panjang dengan pelanggan adalah suatu faktor yang penting untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain/ mitra bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Menurut Prasaranphanich (2007:23.1), ketika konsumen mempercayai sebuah perusahaan, mereka akan lebih suka melakukan pembelian ulang dan membagi informasi pribadi yang berharga kepada perusahaan tersebut. Barnes (2003:148) Kepercayaan adalah keyakinan bahwa seseorang akan menemukan apa yangdiinginkan pada mitra pertukaran. Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat dipercaya. 2.6 Kerangka Pikir
2.7 Hipotesis 1. 2. 3. 4. 5.
Diduga rasio likuiditas mengalami penurunan pada Jasa Titipan TIKI Cabang Padang. Diduga rasio aktivitas mengalami penurunan pada Jasa Titipan TIKI Cabang Padang Diduga rasio leverage mengalami penurunan pada Jasa Titipan TIKI Cabang Padang. Diduga rasio profitabilitas mengalami penurunan pada Jasa Titipan TIKI Cabang Padang. Diduga rasio likuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas memiliki dampak terhadap peningkatan kepercayaan konsumen pada Jasa titipan TIKI Cabang Padang. 20
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
3. Metodologi Penelitian 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di TIKI Cabang Padang yang beralamat Jl.Nipah No.481Padang. 3.2 Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel terikat yaitu kepercayaan konsumen 2. Variabel bebas yaitu rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas 3.3 Alat Analisis Data a.Rasio Likuiditas (Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio). b.Rasio Aktivitas (Tato, Rasio Perputaran Akitva, Rasio Perputaran Persediaan). c.Rasio Leverage (Rasio Modal dengan Total Aktiva,Rasio Modal dengan Aktiva Tetap, Rasio Hutang Lancar terhadap Ekuitas). d.Rasio Profitabilitas (Return on Equity, Return on Asset, Net Profit Margin). IV. Hasil dan Pembahasan a. Gambaran Umum Perusahaan PT TIKI yang bernama resmi Citra Van Titipan kilat didirikan pada tanggal 1 September 1970 oleh Soeprapto dan Ny Nuraini Soeprapto yang juga bertindak sebagai pemegang saham. Sejak 1972, aktivitas bisnis TIKI telah mencapai kota Pangkal Pinang (Sumatera), Semarang (Jawa Tengah) dan Surabaya (Jawa Timur) dengan sejumlah armada dan personil. Pada tahun 1972, perusahaan ini melakukan rekrukturisasi manajemen dengan bekerja sama dengan Alm. Irawan Saputra, Gideon Wiraseputra dan Raphael Rusmadi yang kemudian menjadi pemegang saham.TIKI semakin manjadi kuat dan telah membangun banyak cabang diseluruh Provinsi.Dalam jangka waktu satu setengah tahun, TIKI telah mampu melayani seluruh pelosok negeri. Untuk menjamin kualitas terbaik, saat ini, TIKI telah memiliki lebih dari 800 titik pelayanan yang mampu menjangkau berbagai pelosok dalam negeri maupun luar negeri.Dengan dukungan ribuan personil yang terlatih dan armada transportasi yang mampu menjangkau seluruh wilayah kepulauan, TIKI telah menjadi pemimpin dalam indutri jasa pengiriman udara di Indonesia. b. Analisis Kinerja Keuangan Rasio Likuiditas: a. Current Ratio = Aktiva lancar Hutang lancar Rasio lancar pada TIKI cabang padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012
= Rp.2.686.683.704,81 = Rp.2,36 Rp.1.134.242.423,5 Tahun 2013 = Rp. 5.856.980.587,12 =Rp.1,73 Rp.3.376.234.252,33 Tahun 2014 = Rp. 6.964.033.891,59 = Rp.2,05 Rp.3.389.320.800,54 b. Cash Ratio = Hutang Lancar
Kas
21
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
Cash Ratio pada TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp. 299.159.500,97 = Rp.0,26 Rp. 1.134.242.423,51 Tahun 2013 = Rp. 243.078.830,40 =Rp.0,71 Rp. 3.376.234.252,33 Tahun 2014 = Rp. 300.847.535,00 = Rp.0,88 Rp. 3.389.320.800,54 c. Quick Ratio = Hutang Lancar
Persediaan
Quick Ratio pada TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp. 987.321.765,54 = Rp.0,87 Rp. 1.134.242.423,51 Tahun 2013 = Rp. 2.753.575.154,72 = Rp.0,81 Rp. 3.376.234.252,33 Tahun 2014 = Rp. 675.686.002,29 = Rp.0,19 Rp. 3.389.320.800,54 Rasio Aktivitas: a. TATO = Pendapatan Total aktiva Rasio Tato pada TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp.8.709.112.268 = Rp.3,11 Rp.2.795.583.503,65 Tahun 2013 = Rp.9.543.116.380 = Rp.1,59 Rp.5.978.800.085,95 Tahun 2014 = Rp.9.318.934.250 = Rp.1,31 Rp.7.101.928.551,44 b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Aktiva Tetap
Pendapatan
Rasio Perputaran Aktiva Tetap pada perusahaan TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp.8.709.112.268 Rp.108.899.798,84 Tahun 2013 = Rp.9.543.116.380 Rp.121.819.498,83 Tahun 2014 = Rp.9.318.934.250 Rp.137.894.659,85 c. Rasio Perputaran Persediaan = Persediaan
= Rp.79,9 = Rp.78,3 = Rp.67,6
Pendapatan
Rasio Perputaran Persediaan pada TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: 22
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
Tahun 2012 = Rp.8.709.112.268 Rp.987.321.765,54 Tahun 2013 = Rp.9.543.116.380 Rp.2.753.575.154,72 Tahun 2014 = Rp.9.318.934.250 Rp.675.686.002,29
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
= Rp.8,82 = Rp.3,46 = Rp.13,80
Rasio Leverage: a. Rasio Modal dengan Total Aktiva = Modal Total Aktiva Rasio modal dengan aktiva pada perusahaan TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp.1.661.341.080,14 = Rp.0,59 Rp.2.795.583.503,65 Tahun 2013 = Rp.2.602.565.833,62 = Rp.0,43 Rp.5.978.800.085,95 Tahun 2014 = Rp. 3.712.607.750,90 = Rp.0,52 Rp.7.101.928.551,44 b. Rasio modal dengan aktiva tetap = Modal Aktiva Tetap Rasio modal dengan aktiva tetap pada TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp.1.661.341.080,14 = Rp.15,25 Rp.108.899.798,84 Tahun 2013 = Rp.2.602.565.833,62 = Rp.21,36 Rp.121.819.498,83 Tahun 2014 = Rp 3.712.607.750,90 = Rp.26,92 Rp.137.894.659,85 c. Rasio Hutang terhadap Ekuitas = Hutang Lancar Jumlah Modal Rasio Hutang dengan Ekuitas pada TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp.1.134.242.423,51 = Rp.0,68 Rp.1.661.341.080.14 Tahun 2013 = Rp.3.376.234.252,33 = Rp.1,30 Rp.2.602.565.833,62 Tahun 2014 = Rp.3.389.320.800,54 = Rp.0,91 Rp.3.712.607.750,90 Rasio Profitabilitas: a. Return On Equity =
Laba Bersih Modal Rasio Return On Equity pada TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp.8.550.592.611 = Rp.5,15Rp.1.661.341.080,14 Tahun 2013 = Rp.9.204.299.436 = Rp.3,54 Rp.2.602.565.833,62 23
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
Tahun 2014 = Rp. 8.918.441.736 Rp.3.712.607.750,90
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
= Rp.2,40
b. Return On Asset = Laba Bersih Total Aktiva Rasio Return On Asset pada TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp.8.550.592.611 = Rp.3,06 Rp.2.795.583.503,65 Tahun 2013 = Rp.9.204.299.436 = Rp.1,54 Rp.5.978.800.085,95 Tahun 2014 = Rp. 8.918.441.736 = Rp.1,25 Rp.7.101.928.551,44 c. Net Profit Margin =
Laba Bersih Pendapatan Net Profit Margin pada TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tahun 2012 = Rp.8.550.592.611 = Rp.0,98 Rp.8.709.112.268 Tahun 2013 = Rp.9.204.299.436 = Rp.0,96 Rp. 9.543.116.380 Tahun 2014 = Rp. 8.918.441.736 = Rp.0,95 Rp. 9.318.934.250 c. Hasil Analisis Rasio berdasarkan hasil analisis melalui rasio keuangan diperoleh hasil sebagai berikut: Ringkasan Hasil Analisis Rasio PT TIKI Cabang Padang Tahun 2012-2014 Analisi Rasio 2012 2013 2014 1.Rasio likuiditas a. Rasio Lancar 2,36 1,73 2,05 b. Kas Rasio 0,26 0,71 0,88 c. Quik Rasio 0,87 0,81 0,19 2. Rasio Aktivitas a. TATO (rasio perputaran 3,11 1,59 1,31 aktiva) b. FATO (Rasio perputaran 79,9 78,3 67,6 aktiva tetap) c. ITO ( Rasio perputaran 8,82 3,46 13,8 Persediaan) 0 3. Rasio Leverage a. Rasio Modal dengan Total 0,59 0,43 0,52 Aktiva b. Rasio Modal dengan Aktiva 15,2 21,3 26,9 Tetap 5 6 2 c. Rasio Hutang terhadap 0,68 0,30 0,91 Equitas 4. Rasio Profitabilitas a. Return on Equity (ROE) 5,15 3,54 2,40 b. Return on Asset (ROA) 3,06 1,54 1,25 c. Net Profit Margin (NPM) 0,98 0,96 0,95 24
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
Sumber : Perusahaan TIKI Cabang Padang C. Implementasi Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebagai berikut : 1. Secara likuiditas perusahaan sudah baik, namun demikian perusahaan akan lebih baik jika hal tersebut lebih ditingkatkan lagi, misalnya dalam hal melunasi semua kewajibanya yang ada agar tidak jatuh tempo. 2. Perusahaan sebaiknya lebih mengembangkan lagi dan meningkatkan kualitas pelayanan, misalnya dalam proses pengiriman barang maupun dalam hal biaya-biaya yang dikeluarkan,agar konsumen tidak mudah mengeluh dan kecewa pada perusahaan, tingkat kinerja keuangan yang baik perusahaan akan lebih bisa berkembang. Sebaiknya perusahaan TIKI Cabang Padang lebih efisien dalam menggunakan hutang maupun aktiva tetapnya sehingga dapat meningkatkan profitabilitasnya. V. KESIMPULAN 5.1Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dimana yang menjadi variabel dependent disini adalah kepercayaan konsumen dan variabel independent yaitu rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas. Dari hasil analisis rasio terhadap laporan posisi keuangan dan tingkat kepercayaan konsumen TIKI Cabang Padang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kinerja keuangan TIKI Cabang Padang jika dilihat dari rasio likuiditas sudah baik. Meskipun dibeberapa tahun mengalami penurunan, tetapi TIKI tetap dapat dikatakan baik karena penurunan yang dialami TIKI tidak signifikan, sebab meskipun ada penurunan TIKI masih mampu membiayai dan menjamin kewajiban atau hutang lancarnya dengan aktiva dan kas yang ada. 2. Sedangkan jika dilihat dari rasio leverage kinerja keuangan TIKI Cabang Padang dalam memenuhi kewajibannya dinilai sudah baik, walaupun dari tahun ketahun ada beberapa rasio yang mengalami penurunan, namun secara umum atau secara keseluruhan TIKI Cabang Padang dinilai mampu dalam membiayai aktiva tetap. Dan TIKI Cabang Padang dilihat dari modalnya pun dapat menjamin keseluruhan hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga mampu memberikan jaminan atau menunjukkan indikasi tingkat yang lebih baik. 3. Kinerja keuangan dilihat dari rasio aktivitas juga dinilai cukup baik. karena TIKI Cabang Padang dalam memamfaatkan sumber daya yang ada sudah cukup baik ini dilihat dari perputaran total aktiva dalam suatu periode yang dinilai baik. 4. Sedangkan dilihat dari rasio profitabilitas pada TIKI Cabang Padang menunjukkan keadaan yang tidak baik. Karena TIKI Cabang Padang ditahun 2013 menderita kerugian yang menyebabkan hasil perhitungan rasio selalu mengalami penurunan. Ketidakstabilan perolehan profitabilitas tersebutlah yang membuktikan bahwa kinerja keuangan pada TIKI Cabang Padang belum dikatakan baik. 5. Tingkat kepercayaan konsumen TIKI Cabang Padang dari tahun ketahun cukup mengalami perubahan yang signifikan dimana dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup baik. Ini digambarkan dengan tingkat kinerja yang baik. Apabila suatu kinerja perusahaan baik, maka perusahaan tersebut mampu melakukan perkembangan yang lebih luas dan meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga tingkat kepercayaan konsumen TIKI Cabang Padang dalam beberapa tahun mengalami peningkatan. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilakukan, maka peneliti mencoba memberikan beberapa saran pada masa yang akan datang yaitu: 1. Bagi TIKI Cabang Padang: a. Menggunakan sumber modal yang ada lebih efisien dalam meningkatkan profitabilitas. 25
Majalah Ilmiah UPI YPTK , Vol. 23, No. Maret 2016, Hal 16-26 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN CETAK :1412-5854, ISSN ONLINE : 2502-8774
b. Perlu diadakan perbaikan dalam bidang sumber daya manusia (SDM) dalam meningkatkan profitabilitas TIKI Cabang Padang. c. Dalam hal pengguanaan aktiva tetap agar lebih efisien lagi supaya dalam meningkatkan profitabilitas akan semakin lebih baik. d. Perusahaansebaiknya melakukan analisis laporan keuangan secara keseluruhan dan rutin, untuk mengetahui perkembangan kinerja perusahaan dan juga sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan dalam menghasilkan laba. e. Perusahaan sebaiknya mengurangi pinjaman dana dari pihak lain, karena semakin tinggi hutang perusahaan, maka resiko kebangkrutan perusahaan juga semakin tinggi. f. Perusahaan sebaiknya mengurangi investasi dalam persediaan agar tidak banyak persediaan yang menganggur. Sehingga apabila kewajiban perusahaan ditagih, tersedia aktiva lancar yang paling likuid untuk membayar kewajiban tersebut. 2. Bagi peneliti yang akan datang a. Penelitian yang akan datang diharapkan meneliti lebih pada perusahaan jasa titipan lain. b. Diharapkan bagi peneliti yang akan datang dapat menggunakan periode waktu yang lebih dari tiga tahun. c. Bagi penelitian yang akan datang diharapkan untuk mempertimbangkan variabel-variabel lain dalam melakukan penelitian dan lebih mendalam yang berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan dan juga dalam mengukur tingkat kepercayaan konsumen. DAFTAR REFERENSI Agnes Sawir. 2007. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, Suharsimi.2008. Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktis.Jakarta: Rineka Cipta. Ermayanti, Dwi. 2009. Kinerja Keuangan Perusahaan. Online http://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/kinerja-keuangan-perusahaan. Diakse tanggal 5 Oktober 2013 pukul 23.52 wib. Gerson, Richard F. (2011). Penerjemah: Hesty Widyaningrum. Mengukur Kepuasan Pelanggan.Jakarta.Penerbit PPM. Gumanti, Tatang A. (2007). “Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka.” Akuntasi Keuangan. Vol. 2, No. 2: 104 – 115. Harahaf, Sofyan Syafri.2008. Analisis Kritis Laporan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Utama. Harrison Jr.Walter T,Dkk.2012.Akuntansi Keuangan IFRS Edisi kedelapan Jilid 1.Jakarta:Erlangga. Helmi, Syafrizal. 2010. Rasio-Rasio Keuangan Perusahaan. Online. http://SyafrizalHelmi/Rasiorasiokeuanganperusahaan. diakses tanggal 20 november 2013 pukul 20.13 wib. Ikatan Akuntansi Indonesia. (2012). Standard Akuntansi Keuangan. Penerbit. Salemba empat. Jakarta. Reeve.James M,Dkk.2009.Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia Buku 1.Jakarta:Salemba Empat. Syofyan Syafri Harahap, 2008, Teori Akuntansi dan Laporan Keuangan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. S.Munawir. 2009. Analisa Laporan Keuangan. (Edisi Keempat). Yogyakarta : Liberty. Sutanto.(2007). Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
26