DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3
EVI JUNAIDI
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya yang berjudul:
DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Maret 2010
EVI JUNAIDI NRP. H151080274
Halaman ini sengaja dikosongkan
ABSTRACT EVI JUNAIDI. 2010. The Macroeconomic Effects of Government Expenditure in ASEAN plus Three. Supervised by NOER AZAM ACHSANI and SATWIKO DARMESTO. Fiscal policy is one of the government policy to increase growth in a reasonable level. The impact of fiscal policy shock has different effect on each country around the world. The effect of government spending shocks led to increase growth in USA but decrease growth in Germany, as reflected by the decline in private investment. This study aims to analyze the effects of government expenditure in ASEAN plus Three, by using vector error correction model (VECM), impulse response function (IRF), forecasting error variance decomposition (FEVD) and pass-through effect. The data which is used in this research are Gross Domestic Product (GDP), government spending, consumption, investment, Consumer Price Index (CPI) and interest rates. This data is annual data from the years 1970-2008. Sources of data obtained from the Statistics Indonesia (BPS), CEIC and IFS. The result shows that the impact of government spending toward fiscal variable is the same in Asean+3 countries, except in Singapore and Japan.The government spending increase is responded positive by GDP, consumption, and investment, while in Singapore and Japan is responded negative. The biggest positive response occured in Indonesia and Philipines, while in Thailand, Malaysia and Korea have relative the same response. The shock of government spending toward monetary variable (CPI and interest rates) has a different impact in each country. Positive response of CPI occurred in Korea and Malaysia, on the other hand negative. The increase of interest as the consequence of government spending happened in Philippines, Malaysia, Thailand and Korea, while in other countries the decrease of interest is occurred. Based on the result of Variance decomposition, GDP variables more dominant explained variability in GDP, consumption, and investment. Variability in CPI and interest rates is influenced by internal factor it’s self.
Keywords: Fiscal policy, VECM, IRF, FEVD and pass-through effect
Halaman ini sengaja dikosongkan
RINGKASAN EVI JUNAIDI. 2010. Dampak Pengeluaran Pemerintah terhadap Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3. Dibawah bimbingan NOER AZAM ACHSANI dan SATWIKO DARMESTO. Pemerintah mempunyai dua perangkat kebijakan makroekonomi utama yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kedua kebijakan ini dilakukan untuk membuat perekonomian tumbuh pada tingkat wajar dan tingkat inflasi yang rendah. Kebijakan tersebut juga digunakan pemerintah untuk menghadapi resesi singkat. Dalam pelaksanaannya, kebijakan stimulus fiskal dapat ditempuh melalui instrumen kenaikan belanja negara (spending increase), penurunan tarif pajak (tax cut) atau kenaikan belanja negara yang dibiayai kenaikan tarif pajak. Program stimulus fiskal telah dilakukan oleh beberapa negara yang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat dari krisis global yang melanda Amerika Serikat pada tahun 2008. Pengaruh guncangan (shock) dari kebijakan fiskal mempunyai dampak yang berbeda-beda terhadap masing-masing negara di dunia. Pengaruh guncangan pengeluaran pemerintah di Jerman menyebabkan pertumbuhan PDB yang negatif, yang dicerminkan oleh turunnya investasi swasta. Pengeluaran pemerintah di Italia menyebabkan efek positif yang relatif kecil terhadap PDB tetapi konsumsi dan investasi menjadi turun. Guncangan ini menyebabkan terjadinya crowding out, karena kenaikan pengeluaran pemerintah menyebabkan terjadinya inflasi. Pengeluaran pemerintah di Amerika Serikat menyebabkan kenaikan PDB yang positif tetapi relatif kecil dan tidak signifikan (Afonso 2009). Penelitian ini pada intinya bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 yang meliputi: PDB, konsumsi, investasi, harga dan suku bunga. Data ini merupakan data tahunan dari tahun 1970-2008 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), CEIC dan IFS. Penelitian ini mencakup Negara ASEAN+3 yaitu: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Korea Selatan dan Jepang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah vector autoregression (VAR) atau vector error correction model (VECM). Software yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah software Microsoft Excel dan Eviews 6.0. Keterbatasan dari penelitian ini adalah cakupan negara hanya Negara ASEAN-5 serta Korea dan Jepang, sedangkan negara lainnya tidak dimasukkan karena keterbatasan data. Proses yang didapat dari penelitian ini diantaranya pengujian pra estimasi meliputi pengujian akar unit, penetapan lag optimum, uji kestabilan dan uji kointegrasi. Pada pengujian stasioneritas, didapatkan data stasioner pada first different dan lag optimum untuk masingmasing negara adalah lag satu. Semua Negara mempunyai hubungan kointegrasi, sehingga dilakukan analisis VECM. Berdasarkan analisis VECM ini dapat ditentukan impulse response function (IRF), forecasting error variance decomposition (FEVD) dan pass-through effect. Hasilnya menunjukkan bahwa dampak pengeluaran pemerintah terhadap variabel fiskal sama di Negara-negara ASEAN+3, kecuali Singapura dan
Jepang. Kenaikan pengeluaran pemerintah direspon positif oleh PDB, konsumsi dan investasi, sementara itu di Singapura dan Jepang kenaikan pengeluaran pemerintah direspon negatif. Respon positif terbesar terjadi di Indonesia dan Philipina, sedangkan di Thailand, Malaysia dan Korea mempunyai respon yang relatif sama. Guncangan pengeluaran pemerintah terhadap variabel moneter (IHK dan suku bunga) memberikan pengaruh yang berbeda-beda di masing-masing negara. Respon IHK yang positif terjadi di Korea dan Malaysia, sedangkan negara lainnya merespon negatif. Kenaikan suku bunga akibat pengeluaran pemerintah terjadi di Philipina, Malaysia, Thailand dan Korea, sementara itu di negara lainnya terjadi penurunan suku bunga. Berdasarkan hasil variance decomposition, variabel PDB lebih dominan menjelaskan variabilitas pada PDB, konsumsi dan investasi. Variabilitas pada IHK dan suku bunga dipengaruhi oleh faktor internal itu sendiri.
Kata kunci: Pengeluaran Pemerintah, VECM, IRF, FEVD and pass-through effect
© Hak cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2 Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3
Oleh: EVI JUNAIDI
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Ekonomi
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010