DAMPAK PENERAPAN INTERNATIONAL STANDARDS ON AUDITINGS (ISA) TERHADAP KINERJA AUDITOR Dani, Ahmad Mukoffi, Hari Purnomo Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
[email protected]
Abstrak International Standards On Auditings ( ISA ) muncul dikarenakan adanya suatu pergerakan globalisasi yang terjadi dalam suatu bisnis, artinya bagi perusahaan yang ingin melakukan pengembangan perusahaannya secara internasional harus memiliki seorang akuntan yang professional yang dapat mengatur diri mereka dalam lingkungan organisasi bisnis secara global yang dapat memberikan pelayanan secara luas. Selain hal tersebut pasar modal dan pasar uang dunia dihadapkan dengan banyaknya manipulasi dalam pelaporan keuangan (dalam istilah ISA) bersifat massive dan pervasiveyang tejadi di Amerika Serikat, Eropa, bahkan Asia. Dengan munculnya ISA dimaksudkan untuk mencapai pelaporan keuangan yang lebih berkualitas pada tingkat global. Dalam penelitian ini untuk mengetahuiApakah dengan munculnya ISA memberikan dampak terhadap kinerja Auditor.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian bahwa International Standards On Auditings ( ISA ) berdampak terhadap kinerja Auditor. Kata kunci : International Standards On Auditings ( ISA ), kinerja Auditor. Abstract
International Standards On Auditings (ISA) emerged due to a globalization movement that happens in a business, it means for companies who want to develop the company internationally must have a professional accountant can arrange themselves in a global environment of business organizations that can provide services extensively. In addition to the capital market and money market world is faced with many manipulations in financial reporting (in terms ISA) is massive and pervasive that occurred in the United States, Europe, and even Asia. With the advent of ISA is intended to achieve a higher quality of financial reporting at the global level.In this study to determine Is the emergence of ISA has an impact on the performance of the Auditor .. This type of research used in this study used a qualitative descriptive study. Results from the study that the International Standards On Auditings (ISA) have an impact on the performance of auditors. Keywords: International Standards On Auditings (ISA), the performance auditor.
PENDAHULUAN International Standards On Auditings ( ISA ) muncul dikarenakan adanya pergerakan globalisasi yang terjadi dalam suatu bisnis, bagi perusahaan yang ingin melakukan pengembangan perusahaannya secara internasional harus memiliki seorang akuntan yang professional yang dapat mengatur diri mereka dalam lingkungan organisasi bisnis secara global yang dapat memberikan pelayanan secara luas. Selain hal tersebut pasar modal dan pasar uang dunia dihadapkan dengan banyaknya manipulasi dalam pelaporan keuangan (dalam istilah ISA) bersifat massive dan pervasiveyang tejadi di Amerika Serikat, Eropa, bahkan Asia. Dengan munculnya ISA dimaksudkan untuk mencapai pelaporan keuangan yang lebih berkualitas pada tingkat global. Dalam sebuah survey dari perusahaan audit “Big Six”, pakar audit MNE (multinational enterprize) merumuskan risiko yang mengikuti sebagai pengaruh dalam menetapkan sekup audit multinasional (Hermanson, 1993): 1. Transaksi signifikan atau luar biasa pada anak perusahaan. 2. Ukuran anak perusahaan (jumlah pendapatan, pendapatan bersih atau asset). 3. Perubahan besar dalam pendapatan bersih anak perusahaan. 4. Ekspektasi komite audit. 5.Kompetensi personil akuntansi anak perusahaan. Dari hasil survey diatas yang menarik adalah hasil survey tersebut menyatakan bahwa perusahaan Bix Six yang bergerak dalam bidang audit
bahwa auditor MNE lebih memperhatikan dalam penilaian mengenai dampak yang serupa dari audit domestik, walaupun dampak dari audit domestik serupa dengan internasional namun ruang lingkup pelaksanaan audit internasional lebih komplek dan lebih luas cangkupannya dibandingkan dengan audit domestik. Berdasarkan latar belakang disamping maka peneliti mengambil judul: DAMPAK PENERAPAN INTERNATIONAL STANDARDS ON AUDITINGS (ISA) TERHADAP KINERJA AUDTOR
TINJAUAN PUSTAKA International Standar On Auditings ( ISA ) memiliki tantangan serta dampak tersendiri bagi kinerja seorang auditor, baik buruknya suatu kinerja pada suatu kantor akuntan publik sangat ditentukan oleh seorang auditor itu sendiri, Galih Santika B (2006: 26) mendefinisikan Kantor Akuntan Publik adalah organisasi yang menyediakan jasa-jasa audit untuk menentukan apakah perusahaan atau organisasi telah memenuhi kriteriakriteria yang telah ditetapkan dengan baik sesuai dengan prosedur serta standar yang berlaku. dimana dalam pencapaian kinerja yang berkualitas harus mengacu pada kriteria yang ditetapkan dan harus sesuai dengan standar audit itu sendiri. Kinerja auditor dapat dikatakan berkualitas jika seorang auditor tersebut dapat melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu tertentu, serta memiliki rasa tanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan audit baik wajar atau tidaknya hasil dari pemeriksaan tersebut. Pengertian kinerja auditor adalah suatu pencapaian hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya, dan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk
menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, bagi klien ataupun publik dalam menilai hasil audit yang dilakukan (Fanani et al., 2007:2). Menurut engko (2006 ), menyatakan bahwa kinerja individual lebih mengacu pada prestasi kinerja individu yang telah diatur berdasarkan kriteria -kriteria yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Wibowo (2007:2) mengemukakan bahwa performance diartikan sebagai kinerja, dimana bisa berupa hasil kerja maupun prestasi kerja, Kinerja adalah pencapaian atastujuan organisasi yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif, kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang diinginkan oleh organisasi (Brahmasari dan Siregar, 2008:242). Dalam peningkatan suatu kinerja bagi seorang auditor tentunya harus dibekali dengan ilmu pengetahuan yang memadai didalam bidang audit, serta pelatihan yang cukup karena dengan pelatihan yang cukup akan memberikan pengalaman yang baik dalam bidang audit tersebut dan hal itu bisa dijadikan sumber dalam peningkatan kinerja auditor. Pengalaman dalam audit dapat diperoleh melalui beberapa tahap diantaranya seperti melakukan tugastugas pemeriksaan , pelatihan, maupun kegiatan lainnya yang mendukung peningkatan kinerja auditor tersebut, proses yang dialami tersebut akan mampu mendukung dalam pengembangan diri bagi seorang auditor agar memiliki kecakapan yang lebih matang. Semangkin banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor maka akan meningkatkan kemampuannya dalam menemukan
pelanggaran-pelanggaran dan pengalaman tersebut memungkinkan dapat mengembangakan potensi yang dimiliki oleh auditor itu sendiri serta memiliki pengetahuan yang lebih.Jika seseorang dapat melakukan pekerjaannya sesuai dengan pengetahuan yang telah ia miliki maka akan bisa memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya (Christ, dalam Herliansyah, 2006:2) seorang auditor yang dibekali dengan ilmu pengetahuan dalam melaksanakan tugasnya akan lebih mudah untuk memperoleh kepercayaan dari kliennya karena auditor tersebut akan memberikan opini yang sesuai mengenai kewajaran atas laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan oleh kliennya. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat mengenai wajar tidaknya mengenai laporan keuangan yang telah diperiksa maka seorang akuntan publik harus bersikap independen artinya tanpa intervensi atau terpengaruh oleh orang lain, yang nantinya hasil tersebut dapat digunakan oleh pemakai laporan keuangan maupun kepentingan auditor itu sendiri (Sri Trisnaningsih, 2007:20) dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya profesi seorang akuntan publik memiliki peranan sosial yang sangat penting karena setiap keputusan yang diambilnya memiliki arti yang bermakna bagi pihak yang berkepentingan. Seseoarang auditor yang independen tentunya memiliki profesionalisme dalam memberikan jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit itu sendiri, dalam menjaga profesionalisme itu sendiri tentunya seorang auditor harus perpedoman pada kode etik yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan hal itu akan terlihat dari kinerja auditor dalam menjalankan tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya tentunya seorang auditor akan dihadapkan dengan berbagai konflik sehingga hal tersebut akan berefek terhadap kinerja auditor itu sendiri, konflik itu sendiri dapat terjadi dikarenakan ketidaksesuaian norma, aturan, dan etika yang dijalankan, akibat dari konflik sangatlah rawan, baik bagi individual maupun organisasi dalam pengertian tekanan emosional yang berhubungan dengan pekerjaan, kepuasan kerja, dan kinerja yang rendah (Fanani et al., 2007:141).Tsai dan Shis (2005) dalam Fanani et al., (2007:3) menyatakan bahwa konflik peran muncul dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara pengharapan yang disampaikan pada individu didalam organisasi dengan orang lain didalam dan diluar organisasi. International Sstandart On Auditings ( ISA ) memiliki tantangan tersendiri sebagai contoh diantaranya adalah sebagai berikut:yang pertama adalah kurangnya dalam pemahaman dalam menegaskan akun-akun yang dapat diterima, dalam banyak kasus seperti pengiriman surat konfirmasi dengan penggunaan bahasa yang berbeda-beda hal ini akan lebih menjadi sulit dengan pemahaman terhadap pelanggan untuk membalas surat konfirmasi tersebut ditambah banyaknya pelanggan asing yang kurang mampu dalam memahami surat konfirmasi yang disebabkan kurangnya pengalaman dari konfirmasi tersebut, hal ini bagi auditor lokal merupakan salah satu yang tidak biasa untuk mendapatkan balasan konfirmasi mengenai laporan tutup tahun,dan biasanya konfirmasi bagi seorang klien
merupakan sesuatu hal yang sangat mengganggu dan harus dijawab dengan kehati-hatian. Kedua adalah permasalahan mengenai mata uang, bahasa dan hukum akan menjadi tantangan tersendiri bagi seorang auditor, dalam hal mata uang asing misalnya seorang auditor harus lebih dulu mengetahui mengenai persyaratan dalam melakukan transfer untuk masing-masing tiap Negara, dan mampu menterjemahkan atas transaksi yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut. Dalam hal bahasa akan menjadi tantangan tersendiri hal ini sangatlah fatal jika seorang auditor kurang memahami mengenai bahasa lokal dan jika pihak auditor untuk menggunakan jasa translator tentunya akan memerlukan tambahan biaya untuk menggunakan jasanya dan terkadang pihak auditor tidak mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari translator tersebut sehingga memungkinkan adanya kesalahan dalam menafsirkan suatu akun tertentu, jadi pemahaman pengetahuan mengenai bahasa tersebut sangatlah perlu dalam mendapatkan informasi yang lebih akurat. Dalam hal hukum tentunya dapat terjadi antara induk perusahaan dan anak perusahaan domestik yang beroperasi diluar negri dan ada kalanya antara induk perusahaan dan anak perusahaan beda dalam pemberlakuan hukumnya tergantung pada letak dari operasi perusahaan tersebut ditiap-tiap Negara, disamping hal tersebut jarak akan menjadi sebuah tantangan bagi seorang auditor, dalam hal ini auditor akan lebih kesulitan dalam memberikan pelayanan yang lebih tepat waktu kepada perusahaan-perusahaan. Bagi perusahaan yang beropersai diluar negri
tentunya memerlukan waktu yang ekstra bagi seorang auditor untuk mengunjunginya dan tidak bisa dilakukan sesering mungkin, walaupun pihak auditor melakukan cara seperti menggunakan alat komunikasi, tentunya juga akan kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang tepat dan cepat jika mengalami suatu permasalahan. Dalam hal pelatihan bagi seorang auditor tentunya ada perbedaan secara internasional,pelatihan untuk seorang auditor sangat memiliki peran yang sangat penting, seperti untuk meningkatkan profesionalitas bagi seorang auditor serta penyesuaian diri terhadap hal-hal yang baru.Sebagai penyedia jasa dalam pelayanan perusahaan global maka bagi seorang auditor harus bisa beradaptasi dengan International Standards On Auditings (ISA) sehingga perusahaan sektor domestik maupun internasional dapat menggunakan jasanya. Dari beberapa tantangan diatas tentunya hal tersebut akan menjadi tolak ukur tersendiri dalam hal penilaian tingkat kinerja bagi seorang auditor dikarenakan dalam standar professional akuntan publik berbeda dengan standar audit internasional. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah KAP Thoufan dan Rosyid ( TnR ) beralamat Dinoyo Permai Timur, Kav 7 A4. Malang-Jawa Timur. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, Pendekatan penelitian kualitatif merupakan jenis penelitan yang temuantemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss dan corbin dalam Santosa ( 2006 ), dan (Dari permasalahan yang akan diteliti, maka
dalam penelitian ini bersifat causal study. Dimana causal study merupakan studi yang dilakukan untuk menemukan suatu penyebab dari satu atau lebih masalah (Sekaran, 2006:164) HASIL PENELITIAN Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan maka tanggapan Auditor mengenai penerapan International Standards On Auditing adalah sebagai berikut: 1.Tanggapan auditor mengenai biaya dalam penerapan international standards on auditings ( ISA ). Sehubungan dengan biaya, peneliti menanyakan‟‟Apakah dari segi biaya dalam penerapan International Standards On Auditings (ISA) berdampak terhadap kinerja Auditor.?dari pertanyaan disamping terhadap wawancara yang telah peneliti lakukan bersama bapak Nyamarinto Pribadi sebagai narasumber dalam wawancara ini beliau mengemukakan bahwa hal tersebut akan mempengaruhi bagi kinerja auditor itu sendiri, hal ini dikarenakan adanya peningkatan beban audit yang tidak selamanya tercermin dalam kompensasi yang diberikan. Disamping hal tersebut dalam tahuntahun pertama adanya peningkatan biaya dalam hal pendidikan dan pelatihan, penerbitan kembali pedoman audit yang disepakati KAP, dan opportunity cost karena partner harus mengikuti pelatihan atau memberikan pelatihan kepada stafnya atau memberikan penjelasan kepada kliennya mengenai perubahan apa saja yang perlu disiapkan untuk meringankan beban peraturan ( regulatory burden ) yang dihadapi auditor maupun klien-klien usaha kecil dan menengah ( UKM ),
2. Tanggapan auditor mengenai kekuatan pasar dalam penerapan international standards on auditings ( ISA ). Sehubungan dengan kekuatan pasar, peneliti menanyakan „‟Apakah dalam penerapan International Standards On Auditings (ISA) Auditor mampu menjalin hubungan kerjasama secara global.?Dari pertanyaan disamping bapak Nyamarinto Pribadi sebagai auditor senior mengatakan bahwa mereka cukup mampu mengatur diri mereka ke hal tersebut. Namun pembahasan mengenai kekuatan pasar mengisyaratkan hal lain, yakni adanya nilai tambah, dalam hal KAP yang mempunyai jaringan secara global ( seperti the big four ) dan jaringan internasional lainnya. 3. Tanggapan auditor mengenai waktu dalam penerapan international standards on auditings (ISA ). Sehubungan dengan waktu, peneliti menanyakan „‟Apakah Auditor sesuai dengan ketentuan dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugasnya.? Sehubungan dengan pertanyaan disamping dari hasil wawancara dengan bapak Nyamarinto Pribadi sebagai auditor senior beliu mengatakan cukup sesuai dengan ketentuan dan tepat waktu, Ketepatan waktu akan menjadi pertimbangan auditor dalam melakukan audit, hal ini dikarenakan luasnya ruang lingkup audit dan jarak yang harus ditempuh, Tantangan utama audit di luar negara kedudukan perusahaan adalah jarak operasi. Operasi yang luas tidak diaudit sesering dan secermat operasi domestik, membuat audit luar negeri lebih sulit. 4.Tanggapan auditor mengenai bahasa dan budaya dalam penerapan
international standards on auditings ( ISA ). Pengetahuan akan bahasa dan budaya bagi seorang auditor merupakan hal yang sangat penting, adakalanya mereka harus memerlukan penerjemah, ketidaktahuan bahasa lokal dapat menjadi rintangan yang fatal ketika auditor sepakat dengan ahli dua bahasa. Percaya kepada translator artinya auditor tidak mendapat cerita yang penuh. Di banyak negara, pernyataan keuangan dinyatakan dalam bahasa dan mata uang lokal, jadi pengetahuan akan bahasa tersebut sangatlah perlu. Kadang-kadang, mengetahui bahasa dapat menjadi berguna untuk mendapatkan informasi pada situasi yang dihadapi. Sehubungan dengan hal bahasa peneliti menanyakan „‟Apakah Auditor mampu memahami bahasa tiap Negara dengan baik.?dan apakah Auditor memerlukan penerjemah.? Dari pertanyaan disamping bapak Nyamarinto Pribadi memberikan tanggapan bahwa mereka cukup mampu dalam memahami bahasa tersebut dan tentunya mansih memerlukan penerjemah. 5. Tanggapan auditor mengenai kompetensi, sumber daya dan waktu dalam menerima dan melanjutkan penugasan. Dalam wawancara pada KAP Thoufan dan Rosyid peneliti menanyakan „‟Apakah Auditor mempunyai kompetensi, sumber daya dan waktu yang diperlukan .? tanggapan bapak Nyamarinto terhadap hal disampingbahwa mereka menyatakan cukup mempunyai kompetensi, sumber daya dan waktu dalam menerima dan melanjutkan penugasan, namun demikian perlu adanya pertimbangan mengenai kewajiban dalam hal baik menolak ataupun menerima, adapun
kewajiban yang harus diperhatikan adalah mengidentifikasi dan menilai faktor risiko yang relevan dalam menentukan apakah menerima dan melanjutkan penugasan tersebut atau menolaknya. Ada beberapa proses untuk menerima atau menolak penugasan diantaranya: 1. Apakah KAP mempunyai SDM, waktu, kompetensi yang memadai untuk menangani penugasan tersebut.? 2. Apakah KAP tersebut independen.? 3. Jika menerima penugasan apakah risikonya dapat diterima.? Jika keputusan dari pertanyaan diatas menerima penugasan maka syaratsyaratnya harus dipenuhi dan apakah ada pembatasan dalam lingkup penugasan. 6.Tanggapan auditor mengenai strategi dalam menekan risiko yang lebih rendah Sehubungan dengan menekan tingkat risiko yang lebih rendah dalam penerapan International Standards On Auditings (ISA) peneliti menanyakan‟‟Apakah Auditor mampu melakukan atau menyusun strategi sehubungan dengan hal tersebut.? Dari wawancara yang telah dilakukan dengan bapak Nyamarinto Pribadi terhadap pertanyaan diatas beliau memberikan tanggapan mengenai menekan risiko yang lebih rendah tanggapan auditor dalam wawancara yang dilakukan pada KAP Thoufan dan Rosyid mengenai hal tersebut bahwa mereka cukup mampu dalam menyusun atau menyiasati strategi audit yang akan mereka lakukan agar risiko yang mungkin akan terjadi dapat diminimalisir ketingkat yang lebih rendah, menyusun strategi audit
merupakan bagian dari tahapan dalam penilaian risiko ( risk assesment ). Dalam ISA 300 alinea 4 menegaskan bahwa tujuan auditor adalah merencanakan audit sehingga audit tersebut dapat dilaksanakan dengan cara yang lebih efektif. ISA alinea 5 menegaskan bahwa partner ( yang memimpin ) penugasan dan angota – angota utama wajib dilibatkan dalam perencanaan audit, termasuk merencanakan dan membahasnya dengan angota – angota tim audit. 7. Tanggapan auditor mengenai tingkat materialitas yang ada pada ISA Mengenai tingkat materialitas peneliti menanyakan „‟Apakah Auditor sendiri mampu dalam menentukan tingkat materialitas tersebut.?Tanggapan auditor mengenai tingkat materialitas dari hasil wawancara yang dilakukan pada KAP Thoufan dan Rosyid bersama bapak Nyamarinto Pribadi bahwa beliau mengatakan cukup mampu dalam menentukan tingkat materialitas tersebut, namun auditor harus mengetahui tingkat materialitas tersebut dalam hal tingkatan laporan keuangan, dan jenis transaksi, saldo akun, dan disclousures. Menentukan tingkat materialitas merupakan suatu latihan dalam kearifan profesional, materialitas didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangan sebagai satu kelompok. 8. Tanggapan auditor mengenai identifikasi risiko bawaan yang ada pada ISA. Yang dimaksud dengan risiko bawaan yang terdapat pada ISA adalah
risiko yang material (risk of material misstatement ) dalam suatu laporan keuangan. Mengenai identifikasi risiko bawaan peneliti menanyakan „‟Mampukah Auditor mengidentifikasi risiko bawaan tersebut.?Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada KAP Thoufan dan Rosyid bersama bapak Nyamarinto Pribadi bahwa tanggapan auditor mengenai hal tersebut mereka cukup mampu dalam mengidentifikasi risiko bawaan tersebut. Dalam ISA 315.3 menyatakan tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material, yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, serta pengendalian internnya, yang akan memberikan dasar untuk merancang dan mengimplementasikan terhadap risiko salah saji material yang dinilai. 9. Tanggapan auditor mengenai cara penilaian risiko signifikan yang ada pada ISA. Selain risiko bawaan yang ada pada International Standards On Auditings (ISA) ada istilah yang lain yaitu risiko signifikan, yang dimaksud dengan risiko signifikan pada ISA 315.4 adalah risiko salah saji yang diidentifikasi dan dinilai ( identified and assessed ), yang menurut pendapat auditor memerlukan pertimbangan khusus. Mengenai hal tersebut peneliti menanyakan „‟Apakah Auditor mengetahui cara menilai risiko signifikan tersebut.?Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada KAP Thoufan dan Rosyid bersama bapak Nyamarinto Pribadi tanggapan mengenai risiko signifikan adalah bahwa mereka cukup memahami dalam menilai risiko bawaan dan risiko signifikan, walaupun demikian perlu
adanya pemahaman yang lebih detail mengenai penilaian tersebut. Dalam ISA 240.40 menyatakan ketika mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan, auditor wajib berdasarkan dugaan adanya risiko kecurangan dalam pengakuan pendapatan, mengevaluasi jenis pendapatan, transaksi pendapatan atau asersi apa saja yang menimbulkan risiko tersebut. 10. Tanggapan auditor mengenai pengendalian Internal yang ada pada ISA. Sehubungan dengan pengendalian Internal yang ada pada International Standards On Auditings(ISA) peneliti menanyakan „‟Apakah Auditor mampu dalam memahami dan mengevaluasi pengendalian internal tersebut.? Dalam wawancara yang dilakukan pada KAP Thoufan dan Rosyid bersama bapak Nyamarinto Pribadi beliau memberikan tanggapan mengenai hal tersebut bahwa mereka sangat memahami dan mampu mengevaluasi pengendalian internal, walaupun demikian mereka harus bisa memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal dalam semua penugasan dalam audit. Pemahaman yang cukup mengenai pengendalian internal adalah pemahaman mengenai hal – hal yang relevan untuk melaksanakan audit, hal ini meliputi pelaksanaan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi pengendalian yang secara langsung atau tidak langsung menanggulangi ( mitigate) salah saji yang material. 11. Tanggapan auditor mengenai tata cara mengkomunikasikan kelemahan pengendalian internal yang ada pada ISA.
Sehubungan dengan hal diatas peneliti menanyakan „‟Apakah Auditor mampu mengkomunikasikan kelemahan pengendalian internal tersebut.?Dalam ISA 265.8 menyebutkan bahwa jika auditor telah mengidentifikasi satu atau beberapa kelemahan dalam pengendalian internal, auditor wajib menentukan, berdasarkan pekerjaan audit yang dilaksanakan, apakah secara sendiri-sendiri atau tergabung, pengendalian internal itu signifikan. ISA 265.9 menyebutkan auditor wajib mengkomunikasikan secara tertulis kelemahan pengendalian internal yang signifikan, yang diidentifikasinya selama audit, kepada TCWG secara tepat waktu, Dari hasil wawancara yang dilakukan pada KAP Thoufan dan Rosyid bersama bapak Nyamarinto Pribadi beliau memberikan tanggapan bahwa cukup bisa dalam mengkomunikasikan kelemahan pengendalian internal. Selama berlangsungnya proses audit, auditor mungkin menemukan kelemahan dalam pengendalian internal. Ini bisa terjadi sebagai hasil pemahaman dan evaluasi terhadap pengendalian internal, dalam membuat penilaian risiko, pelaksanaan prosedur audit, atau pengamatan dalam setiap proses audit. PENUTUP Kesimpulan Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan International Standards On Auditings memberikan dampak terhadap kinerja auditor, hal tersebut dikarenakan pihak auditor sendiri mansih perlu untuk mempersiapkan diri mereka kearah tersebut.
Daftar Pustaka Anthony, Hermanson. 1993, Akuntansi Manajemen, Edisi 3. Penerbit PT. Rineke Cipta, Jakarta. Santika, Galih B. 2006. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Terhadap Motivasi dan Kinerja Auditor. Perpustakaan Universitas Pajajaran.
Zaenal Fanani, Rheny Afriana Hanif, dan Bambang Subroto. „’Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor’‟. The 1st Accounting Conference, Faculty of Ekonomics Universitas Indonesia, Depok, 2007 Engko. 2006. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual. Makalah Pada Simposium Akuntansi Pada 23-26 Agustus 2006. Herliansyah, Yudi. Meifidallyas.2006’’ Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Audit Relevan Dalam Auditor Judgment’’ Jurnal SNA IX. Padang. Trisnaningsih, Sri, 2007 Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi PengaruhPemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Auditir, Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Salemba Empat. Jakarta. Tuanakotta,Theodorus M, 2014 Audit Berbasis ISA, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Wibowo.2007. Manajemen Kinerja PT. Raja Grafindo Parsada: Jakarta Brahmasari, Ida Ayu dan Paniel Siregar. Pengaruh Budaya Organisasi Kepemimpinan Situsional dan Pola Komunikasi Terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT Central Proteiraprima Tbk’‟ Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 7, No. 1, Februari 2009.