DAMPAK PEMBUANGAN LlMBAH PETERNAKAN BAIn TERHADAP KUALITAS AIR SALURAN IRIGASI YEll EMPAS m TABANAN BALI
Oleh: I W A 'Ii AN AUT ARTUA WIGUNA
I'SL-98171
PROGRAM PASCASARJANA INSTHOT PERTANIAN BOGaR 1999
ABSTRACT I Wayan Alit Artha Wiguna (PSL. 98.171). The Effect of Growing Hog Disposal on Pollution Level of Water Irrigation Channel of Yeh Empas River in Tabanan, Bali. Under supervision of Prof. Dr.Ir. M. Sri Saeni MS (Chairman), and Prof. Dr. Bibiana W. Lay (member).
The objectives of this research are to find out: (1) the pollution level of the water in irrigation channel of Yeh Empas river at Tunjuk village, Tabanan district, province of Bali; (2) the relationship between farmers knowledge level on source pollutant and fertilizer dose level ofN and P; (3) the relationship between fertilizer dose level (N and P) and land productivity; (4) relationship between water pollution level and land productivity. Water samples collected from 2 points at the center outlet, one point at the upstream and 3 points at the downstream. Water quality was analyzed at the Laboratories of Department of Health in Denpasar. Variables observed in this research were temperature, pH, turbidity, conductivity, total suspension solid, total organic matter, sulfide, calcium, iron, manganese, chloride, phosphate, nitrogen (ammonium, nitrite, nitrate), desolved oxygen, biological oxygen demand, chemical oxygen demand and coliform. Quality indexes of the water river was determined by measurement of eight water quality variables. Survey of the economical social aspects was done to the farmers used the water irrigation from this river. The results of this research showed that the water temperature from all of the locations temperature 23.9-25.4°C, pH (6.9-7.6), turbidity (6.4-105.0 JTU), conductivity (228-638 Ilmhos/cm2), total suspension solid (0.4-7.0 mg/l), total organic matter (8.0312.8 mg/l), sulfide (2.32-8.51 mg/l), calcium (36.95-51.53 mg/l), iron (0.48-1.12 mg/l), manganese (0.01-0.05 mg/l), chloride (9.99-31.07 mg/l), phosphate (2.01-59.25 mg/l), ammonium (0.45-94.12 mg/l), nitrite (0.00-0.04 mg/l), nitrate (1.97-3.82 mg/l), desolved oxygen or DO (1.39-7.13 mg/l O2), biological oxygen demand or BODs (5.46-263.12 mg/l O2), chemical oxygen demand or COD (14.13-765.81 mg/l) and coliform (4902700 MPN/IOO ml). Values of some variables such as phosphate, ammonium, BODs and the number of coliform in all of locations were higher than that of the standard quality. Hog waste disposal was decreased of the water quality indexes, from medium category (52.38) to bad category (37.66-48.25). Based on the result of statistical analyzed there is: (1) no significant relationship between farmers knowledge level on source pollutant and fertilizer dose level ofN and P; (2) no significant relationship between land productivity and fertilizer dose level of N and P (3) highly significant differences between productivity of rice paddy on low water index quality and high.
RINGKASAN I Wayan Alit Artha Wiguna (PSL-98.171). Dampak Pembuangan Limbah Petemakan Babi Terhadap Kualitas Air Saluran Irigasi Yeh Empas di Tabanan, Bali. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS sebagai ketua dan Prof. Dr. Bibiana W. Lay, M.Sc. sebagai anggota. Propinsi Bali dengan penduduk yang mayoritas beragama Hindu, menyebabkan petemakan babi memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Petemakan babi dapat memberikan keuntungan yang cukup baik dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat, namun di sisi lain usaha petemakan babi dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena penanganan limbah yang kurang baik. Disamping berpeluang mencemari lingkungan, limbah petemakan babi juga berpeluang sebagai pupuk organik, sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani untuk kepentingan usahatani. Pembuangan limbah petemakan babi secara langsung ke badan perairan khususnya ke saluran irigasi, di samping dapat mencemari lingkungan perairan, kemungkinan dapat meningkatkan senyawa tertentu seperti nitrogen, fosfat dan kalitun dalam air irigasi. Senyawa-senyawa tersebut sangat dibutuhkan oleh petani dalam pelaksanaan usahatani seperti padi dan palawija. Dengan demikian pembuangan limbah petemakan babi secara langsung ke saluran irigasi diperkirakan akan mampu menekan penggunaan pupuk khususnya pupuk NPK, sehingga dapat meningkatkan keuntungan petani. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor fisik, kimia dan biologi sebagai stunber pencemar dalam limbah petemakan babi, (2) sejauh mana pencemaran itu terjadi pada air sungai saluran irigasi Yeh Empas yang digunakan sebagai sumber pengairan oleh petani subak Buahan, (3) mengetahui hal-hal yang bersifat positif maupun negatif yang dirasakan petani, khususnya terkait dengan usahatani sebagai akibat pembuangan limbah petemakanbabi ke air irigasi, (4) mengetahui persepsi dan sikap petani terhadap petemakan babi sebagai stunber pencemar, yang terkait dengan usahatani yang dilakukan petani.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dasar sebagai gambaran tentang dampak pembuangan limbah peternakan babi terhadap kualits air saluran irigasi Yeh Empas, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan dalam upaya mengantisipasi teJjadinya pencemaran lingkungan, khususnya terhadap air sungai yang disebabkan limbah peternakan babi. Disamping itu penelitian ini diharapka dapat memberikan informasi tentang tanggapan masyarakat di sekitar usaha peternakan babi, khususnya petani yang menggunakan air irigasi bersumber dari air sungai tempat pembuangan limbah. Hal ini dapat menjadi masukan bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan usaha peternakan babi dimasa mendatang, sehingga upaya menekan pencemaran lingkungan karena pembuangan limbah peternakan babi ke saluran irigasi pertanian dapat dilakukan. Penelitian ini dilakukan selama 7 bulan (April-Oktober 1999) di saluran irigasi Yeh Empas, Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali. Pengambilan contoh air untuk mengetahui faktor fisik, biologi dan kimia dilakukan pada lima tempat. Waktu pengambilan contoh air dilakukan hampir bersamaan yaitu 9 jam setelah pembuangan limbah, kecuali pada dua tempat yaitu di lokasi pembuangan limbah pertama dan kedua, pengambilan contoh dilakukan sebanyak dua kali pada malam hari saat pembuangan limbah dan pagi hari, 9 jam setelah pembuangan limbah. Analisis contoh air dilakukan di Laboratorium Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia di Denpasar, Bali. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran, maka hasil analisis contoh air dibandingkan dengan baku mutu air golongan C berdasarkan PP No. 20 tahun 1990, khususnya untuk parameter baku mutu air yang sudah tertera pada PP tersebut, sedangkan untuk parameter baku mutu air lainnya digunakan dari berbagai sumber. Untuk mengetahui lndeks Mutu Kualitas Air Sungai (IMKAS) digunakan baku mutu lingkungan perairan menurut NSF-WQI (Ott, 1978; Brown et al., 1970 dalam Husin, 1990), yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis Iimbah yang dibuang ke saluran irigasi Yeh Empas oleh perusahaan peternakan babi di Desa Tunjuk, Tabanan, adalah limbah
cair, sedangkan limbah padat digunakan sebagai pupuk organik oleh pihak perusahaan. Limbah cair dibuang setiap hari pada pukul 00.10 WITA, dengan volwne rata-rata mencapai 20.281 kg per hari, yang berasal dari 5.689 ekor babi dari berbagai umur. Dari 20 parameter yang diteliti didapatkan antara lain: suhu air pada lokasi penelitian berkisar antara 23,6°C-25,4°C dan pH air berkisar normal antara 6,9-7,4. Selanjutnya tingkat kekeruhan air saluran irigasi Yeh Empas pada saat pembuangan limbah berkisar antara 65,9-105,0 JTU dan nilai tersebut telah melewati ambang batas
JTo. Namun 9 jam skemudian tingkat kekeruhan air relatif rendah berkisar antara 6,4-9,5 JTo. Daya Hantar
maksimwn suatu perairan untuk irigasi pertanian sebesar 100,0
Listrik (DHL) air irigasi saat pembuangan limbah berkisar antara 493 - 638 J..lmhos/cm2 Namun 9 jam pembuangan limbah, DHL turun menjadi 228 - 298 J..lmhos/cm2 Hasil penelitian menunjukkan padatan tersuspensi total berkisar antara 0,4 -7,0 mg/I. Kadar bahan organik total (BOT) tertinggi 312,8 mg/I KMn04 pada saat pembuangan limbah dan turun menjadi 8,0 - 20,7 mg!l KMn04 setelah 9 jam. Kandungan sulfida air irigasi Yeh Empas tertinggi sebesar 3,90 mg/I dan terendah 3,21 mg/I. Kadar kalsiwn tertinggi ditemukan sebesar 51,52 mg!l, dan terendah 36,95 mg!l, sedangkan besi tertinggi adalah 1,12 mg/I dan terendah adalah 0,67 mg/I dan mangan tertinggi 0,05 mg/I dan terendah 0,01 mg/I Kandungan ion klorida dalam air saluran irigasi Yeh Empas berkisar antara 9,9931,07 mg/I, lebih rendah dari batas maksimwn sebesar 50 mg/I, sedangkan konsentrasi fosfat sangat tinggi mencapai 48,98-59,25 mg/I pada saat pembuangan limbah malam hari. Setelah 9 jam konsentrasi fosfat tersebut menurun drastis menjadi 1,93 - 2,76 mg/I. Konsentrasi ammonia pada saat pembuangan limbah berkisar antara 65,63 - 94,12 mg/I, namun setelah 9 jam pembuangan limbah, turun menjadi 0,35-0,54 mg/I, sedangkan nitrit meningkat dari 0,00 - < 0,01 mg/I saat pembuangan limbah menjadi 0,01-0,04 mg/I setelah sembilanjam. Nitratjuga meningkat dari 1,97-2,16 mg/I menjadi 2,37-3,82 mg/I. Alkalinitas pada saat pembuangan limbah berkisar antara 318,10-624,44 mg/I CaC0 3) dan berkurang menjadi 163,55-179,05 mg!l CaC0 3 setelah 9 jam. DO pada saat pembuangan limbah berkisar antara 1,39-4,56 mg!l O2 meningkat menjadi 6,24-7,03
mg/l O2 . Selanjutnya BODs pada saat pembuangan limbah sangat tinggi, berkisar antara 165,45-263,12 mg/l O2. Namun setelah 9 jam BODs berkurang menjadi 12,55-31,09 mg/l O2, akan tetapi nilai tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan dengan nilai BODs pada lokasi kontrol sebesar 5,46 mg/l O2. Nilai COD pada saat pembuangan limbah berkisar antara 446,21-765,81 mg/l O2. Selanjutnya turun menjadi 31,57-89,05 mg/l setelah 9 jam pembuangan limbah, namun nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol maupun baku mutu yang besarnya masing-masing 14,14 dan 30,00 mg/1. Satu-satunya indikator biologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah coliform. Hasil penelitian mendapatkan coliform sudah ada sejak sebelum limbah dibuang ke perairan, yang jumlahnya berkisar antara 700-2.400 MPN/IOOml. Selanjutnya coliform meningkat setelah adanya pembuangan limbah yang jumlahnya mencapai 2.700 MPN/IOO ml pada beberapa lokasi pengambilan contoh air. Indeks Mutu Kualitas Air Sungai (lMKAS) sebelum adanya pencemara limbah peternakan babi tergolong sedang dengan nilai IMKAS sebesar 52,38. Dengan adanya pembuangan limbah peternakan babi lMKAS berubah menjadi buruk dengan nilai berkisar antara 37,66-49,13. Dilihat dari aspek sosial ekonomi didapatkan bahwa tingkat pengetahuan petani tentang pengelolaan limbah oleh perusahaan peternakan relatifmasih rendah. Walaupun semua petani mengetahui adanya pembuangan limbah ke saluran irigasi Yeh Empas, namun hal tersebut belum dipertimbangkan oleh petani dalam penggunaan pupuk urea dan SP36 pada usahatani, sehingga penggunaan pupuk urea sebagai sumber N nampak kurang efisien. Hal tersebut diduga sebagai penyebab produktivitas lahan (kglha) padi kering panen nyata lebih rendah pada lahan dengan tingkat pencemaran air irigasi yang lebih tinggi. Pembuangan limbah peternakan babi menyebabkan adanya keluhan pe;tani seperti: rasa gatal, air yang berbau, banyaknya ikan yang dipelihara di sal uran irigasi mati, terjadinya pendangkalan saluran irigasi, dan meningkatnya biji hampa pada tanaman padi. Hal tersebut menyebabkan persepsi petani menjadi negatif terhadap pembuangan limbah peternakan babi ke saluran irigasi.
DAMPAK PEMBUANGAN LIMBAH PETERNAKAN BABI TERHADAP KUALITAS AIR SALURAN IRIGASI YEH EMPAS DI TABANAN BALI
OIeh: I WAYAN ALIT ARTHA WIGUNA PSlr98171
Thesis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999
Judul
DAMPAK PEMBUANGAN LIMBAH PETERNAKAN BABI TERHADAP KUALITAS AIR SALURAN IRIGASI YEH EMPAS DI TABANAN BALI
Nama Mahasiswa : I Wayan Alit Artha Wiguna Nomor Mahasiswa: PSL.98171 Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Menyetujui : 1. Komisi Pembimbing
-~~~.-
--------------------Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS (Ketua)
Tanggal Lulus : 22 Desember 1999
Prof. Dr. Bibiana W. Lay, M.Sc (Anggota)
RIWAYATHIDUP
I Wayan Alit Artha Wiguna, lahir pada tanggal 7 September 1959 di Dusun Cau, Desa Tuwa, Kecarnatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Terlahir sebagai putra pertama dari ayah I Ketut Gindet seorang guru sekolah dasar dan ibu Ni Made Sarjani. Setelah menyelesaian pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Tuwa pada tahun 1970, penulis melanjutkan pendidikan menengah pertarna pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Desa Tuwa, sarnpai dengan tahun kedua. Pada tahun ketiga penulis pindah ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) I Dwijendra di Denpasar, Bali dan se1asai pada tahun 1973. Pada tahun 1974 penu1is melanjutkan pendidikan di Sekolah Menangah Atas (SMA) Negeri II Denpasar, Bali dan tamat pada tahun 1976. Selanjutnya pada tahun 1977 penulis meneruskan pendidikan ke Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Udayana, Denpasar, Bali dan selesai dengan memperolah gelas sarjana Peternakan pada tahun 1982. Pada awal tahun 1983-1985, penulis bekerja sebagai tenaga honorer pada Kantor Wilayah Departemen Pertanian Propinsi Bali. Pada tahun 1985 penulis sempat menjadi staf pengajar pada Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa, sebuah perguruan tinggi swasta di Denpasar. Selanjunya pada tahun 1986 diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Proyek Informasi Pertanian Bali yang kemudian berubah menjadi Balai Informasi Pertanian Bali pada tahun 1987. Penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada institusi yang sarna pada tahun 1986. Selanjutnya penulis tetap bekerja pada institusi yang sarna sampai dengan tahun 1993. Pada tahun 1994 penulis bekerja pada Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Denpasar, yang merupakan perubahan dari Balai Informasi Pertanian Bali, dan institusi ini adalah institusi baru di Badan Litbang Pertanian. Pada tahun 1997 penulis mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan singkat selama dua bulan di School of Natural Resources and Environment,
University of Michigan, AS tentang
Geograficallnformation System (GIS). Pada bulan September 1998, penulis mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB), pada program Pascasarjana (S2), Program
Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), dengan biaya dari Proyek PAATP Pusat, di Badan Litbang Pertanian, Jakarta. Penulis menikab dengan Ni Wayan Tatik Inggriati pada tanggal 22 Nopember 1983 yang kini bekerja sebagai tenaga edukatif pada Fakultas Petemakan Universitas Udayana. Dari perkawinan penulis dikaruniai dua orang putra, yaitu putra pertama bemama Putu Dhenny Wabyu Wiguna, lahir pada tanggal 14 September 1984 dan kini sedang duduk di klas satu pada SMU Negeri 3 Denpasar, Bali. Se1anjutnya putra kedua bemama Kadek Surya Prasetya Wiguna, labir pada tanggal 24 Nopember 1987 dan saat ini sedang duduk di klas satu Seko1ab Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Denpasar. Penulis sekeluarga kini tinggal di komplek perumaban dinas Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar, Nomor C3, Te1pon (0361) 721775 di lalan By Pass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar Bali.