DAMPAK PARTISIPASI GURU DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA TERHADAP PENGATURAN KELAHIRAN Darni Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya,
[email protected] Nur Ducha Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya Lilis Sulandari Fakultas Teknik Univeritas Negeri Surabaya Ali Imron Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya Abstract: The aim of this research is to find out teacher’s knowledge on family planning, their participation, and the impact of that knowledge to the birth control. This research is quantitative research. The sources of data are teachers (both males and females) in Surabaya region; starting from elementary school, Junior high school, Senior high school, and Vocational school. The data collection used questioner. The question is given in the written form. The respondents write the feed-back closely and privately. The data analysis used percentage descriptive statistic analysis. The result shows that teachers and their partner who are mostly come from educated background have the awareness, conscious, and active role in the family planning programs. It is shown by the number of their children. Most of them only have two children. Uniquely, the knowledge about family planning is not always obtained from counseling. They quite often search the information through media, audio visual, and pamphlets. More than 90% of teachers say that KB (family planning program) can control the birth rate. The aim of following KB program and using contraception is to control birth rate. By joining KB program, teachers can escalate their prosperity and the happiness of the family. Keywords: educated background, two children, contraception, the family’s prosperity Pendahuluan Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efektif. Mengingat jumah penduduk Indonesia yang besar tersebut dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi, diperlukan upaya-upaya untuk mengendalikan tingkat 46
pertumbuhan penduduk melalui pengendalian tingkat kelahiran; menurunkan tingkat kematian, terutama kematian bayi dan anak; mengusahakan persebaran penduduk yang lebih serasi dan seimbang; serta meningkatkan kualitas penduduk. Pengendalian tingkat kelahiran terutama diarahkan melalui usaha langsung yaitu melalui peningkatan pelaksanaan program Keluarga Berencana dengan mengajak
masyarakat
untuk
merencanakan
keluarga
sehingga
akan
memberikan dampak pada pengendalian kelahiran. Usaha ini selanjutnya akan memberikan dampak pada pengendalian pertumbuhan penduduk dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera Pelaksanaan program keluarga berencana disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing sehingga dapat memengaruhi masyarakat yang lain untuk mengikuti program Keluarga Berencana atas dasar kesadaran dan sukarela serta tetap berpegang pada nilai-nilai budaya. Sebagai upaya mencapai sasaran kebijakan pelaksanaan program Keluarga Berencana, maka program Keluarga Berencana diarahkan pada peningkatan penerangan dan motivasi; peningkatan kualitas program; peningkatan pengelolaan program; peningkatan
kesejahteraan
peserta
KB;
serta
peningkatan
koordinasi
pelaksanaan program. Sebagai upaya mewujudkan target tersebut, maka diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat, terutama dari kalangan kaum terdidik, yakni guru. Didalam lingkungan sosial kemasyarakatan, guru dipandang sebagai sosok yang patut digugu dan ditiru, baik perkataan maupun tindakannya. Cerminan guru sebagai way of life dan agent of change masih memberikan warna di masyarakat. Peran dan partisipasi aktif guru dalam dalam aktualisasi program Keluarga Berencana dapat diwujudkan melalui serangkaian aktivitas promosi dan edukasi kepada masyarakat luas terkait seluk beluk program Keluarga Berencana. Dengan demikian dampak dari pelaksanaan program Keluarga Berencana dari sisi guru akan mampu memperkuat fungsi dan peran guru sebagai role models sehingga guru yang bersangkutan mampu memberikan
47
tauladan tentang pengaturan kelahiran sehingga dapat terwujud masyarakat yang sejahtera. Berdasarkan latar belakang tersebut maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan
guru
tentang
KB,
partisipasi,
dan
dampak
pengetahuan guru terhadap pengaturan kelahiran. Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya
agar
mencapai
kedewasaannya,
mampu
berdiri
sendiri
dapat
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri. Menurut peraturan pemerintah, definisi guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan bertanggung jawab atas profesinya. Guru, sebagai sosok yang digugu dan ditiru, mempunyai peran penting dalam aplikasi pendidikan karakter di sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai seorang pendidik, guru menjadi sosok figur dalam pandangan anak, guru akan menjadi patokan bagi sikap anak didik. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional diamanatkan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang baik. Kompetensi kepribadian tersebut menggambarkan sifat pribadi dari seorang guru. Satu yang penting dimiliki oleh seorang guru dalam rangka pengembangan karakter anak didik adalah guru harus mempunyai kepribadian yang baik dan terintegrasi dan mempunyai mental yang sehat. Profesi guru mempunyai 2 (dua) tugas penting, yaitu mengajar dan mendidik. Kedua tugas tersebut selalu mengiringi langkah sang guru baik pada saat menjalankan tugas maupun diluar tugas (mengajar). Mengajar adalah tugas membantu dan melatih anak didik dalam memahami sesuatu dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan mendidik adalah mendorong dan membimbing anak didik agar maju menuju kedewasaan secara utuh. Kedewasaan yang mencakup kedewasaan intelektual, emosional, sosial, fisik, seni spiritual, dan moral. Pendidikan karakter dewasa ini menjadi solusi alternatif bagi perkembangan siswa mejadi insan ideal. Pendidikan karakter diarahkan untuk menanamkan karakter bangsa secara menyeluruh, baik pengetahuan (kognitif), nilai hidup (afektif), maupun 48
tindakan terpuji (psikomotor). Tujuannya adalah membentuk siswa supaya mereka mampu menjadi insan kamil. Guru berpengaruh terhadap perkembangan anak didiknya baik dari sisi akademik maupun sikap. Seorang guru mempunyai peran penting di sekolah. Sagala (2009:23-35) dan Soetjipto (2004:36-42) mengemukakan peran-peran penting tersebut adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, manajer, demonstrator, informator, inisiator, transmitter, mediator, motivator, organisator, dan evaluator. Peran-peran penting yang dimiliki guru tersebut dapat dijadikan sarana bagi penanaman nilai-nilai sosial yang membimbing siswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab terhadap diri, keluarga, lingkungan, bangsa, dan Negara, termasuk permasalahan penduduk.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Idrus (2007: 29), penelitian kuantitatif memiliki beberapa keuntungan, antara lain: 1. Menggunakan tata pikir dan tata kerja yang pasti dan konsisten. 2. Data dapat dicatat dan disajikan dengan ringkas dan pasti. 3. Menggunakan metode analisis yang lebih unggul, yakni statistik dan matematika. 4. Komunikabilitas tinggi. 5. Memungkinkan dilakukannya prediksi. 6. Memudahkan generalisasi. Penelitian kuantitatif sebagian besar menguji hipotesis. Namun menurut Brannen (2005:15), penelitian kuantitif tidak selalu menguji hipotesis. Ada penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripfif. Deskripsi mengenai dampak (positif) yang ditimbulkan oleh partisipasi guru terhadap program keluarga berencana dalam pengaturan kelahiran. Penelitian kuantitatif memiliki populasi, Populasi sebuah penelitian menurut Azwar (2004:77), harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Populasi dalam penelitian ini adalah guru dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK di Jawa Timur. Populasi penelitian kuantitatif ditentukan dengan teknik sampling. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yakni sampling yang diperoleh dengan 49
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:96; Anshori, 2009:105). Pertimbangan yang mendasari pengambilan sampel jenis ini adalah bahwa pada wilayah tersebut ada satu sekolah negeri dan swasta favorit yang bisa mewakili wilayahnya. Guru di Jawa Timur, dengan kota Surabaya sebagai pusatnya diambil 100 responden. 50 responden dari Kota Surabaya, 50 responen dari kabupaten dan kota di Jawa Timur. Kabupaten dan Kta yang dijadikan responden pada penelitian ini tersebut adalah Mojokerto, Jombang, Tuban, Jember, dan Bondowoso. Data dikumpulkan dari sumber data. Sumber data penelitian ini adalah guru laki-laki maupun perempuan di wilayah Surabaya, Kabupaten dan Kota dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pertanyaan diberikan secara tertulis. Responden yang menjadi sumber data dalam penelitian ini memberikan jawabannya secara tertulis dan tertutup. Teknik analisis data kuantitatif menurut Idrus (2007:199-202) ada tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tabulasi, dan penerapan data. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif ada dua cara, yaitu analisis deskriptif dan analisis uji inferensial. Analisis statistik deskriptif meliputi modus, mean, median, prosentase, rentang, dan deviasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif prosentase.
Pembahasan Ada lima hal yang diungkap untuk mengetahui dampak partisipasi guru dalam program KB terhadap pengaturan kelahiran. Lima hal tersebut adalah identitas, riwayat kelahiran, pengetahuan tentang KB, layanan KB, dan penyuluhan. Hasil angket yang disebarkan kepada 100 responden guru di Jawa Timur dideskripsikan dan dibahas sebagai berikut.
50
1. Identitas Responden NO. 1
2
KATEGORI
SUBKATEGORI
Pendidikan Suami
SD SMP SMA Diploma Sarjana Magister SD SMP SMA Diploma Sarjana Magister < 1 Juta 1-2 Juta 2-3 Juta >3 Juta < 1 Juta 1-2 Juta 2-3 Juta >3 Juta 16-27 28-39 40-49
Pendidikan Isteri
3
Penghasilan Suami
4
Penghasilan Isteri
5
Usia Waktu Menikah
PERSENTASE
20 1,25 75 3,75
6,25 1,56 89,06 3,13 3,75 23,75 28,75 43,75 21,54 16,92 24,61 36,93 70 30
2. Riwayat Kelahiran Anak NO. 1
KATEGORI Usia Anak Ke-1
2
Usia Anak Ke-2
3
Usia Anak Ke-3
4
Tempat Kelahiran Anak Ke-1
5
Tempat Kelahiran Anak Ke-2
6
Tempat Kelahiran Anak Ke-3
SUBKATEGORI < 5 Tahun 5-10 Tahun 11-16 Tahun >17 Tahun < 5 Tahun 5-10 Tahun 11-16 Tahun >17 Tahun < 5 Tahun 5-10 Tahun 11-16 Tahun >17 Tahun Rumah Puskesmas Bidan Rumah Sakit Rumah Puskesmas Bidan Rumah Sakit Rumah Puskesmas Bidan
PERSENTASE 13,75 16,25 27,50 42,50 5 4,33 18,33 33,34 4,17 3750 25 33,33 2,50 3,75 35 58,75 5 1,67 45 48,33 4,17 50
51
NO.
KATEGORI
7
Tenaga Penolong Kelahiran Anak Ke-1
8
9
Tenaga Penolong Kelahiran Anak Ke-2 Tenaga Penolong Kelahiran Anak Ke-3
10
Proses Kelahiran Anak Ke-1
11
Proses Kelahiran Anak Ke-2
12
Pross Kelahiran Anak Ke-3
SUBKATEGORI Rumah Sakit Dukun Bidan Dokter Dukun Bidan Dokter Dukun Bidan Dokter Normal Caesar Normal Caesar Normal Caesar
PERSENTASE 45,83 58,75 41,25 68,33 31,67 66,67 33,33 95 5 88,33 11,67 75 25
3. Pengetahuan tentang Keluarga Berencana NO.
KATEGORI
SUBKATEGORI
2
Pernah Menerima Informasi KB Asal Informasi
3
Mengikuti KB
4
Pengambilan Keputusan Mengikuti KB
5
Alat Kontrasepsi yang Digunakan
6
Pandangan Terhadap Alat Kontrasepsi
Ya Tidak Sekolah PLKB Mencari Sendiri Ya Tidak Orang Tua Suami/Istri Suami Dan Istri Keluarga Tenaga Kesehatan Kondom Pil Suntik IUD Implant Steril Bermanfaat Mengatur Kelahiran Membatasi Kebebasan Memiliki Anak Dilarang Agama Mengatur Kelahiran Kesehatan Ibu/Anak Menjaga Kesehatan Reproduksi Ibu Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Terciptanya Kebahagiaan Keluarga Penjarangan/Pengaturan Kelahiran
1
52
7
Tujuan Mengikuti KB
8
Manfaat Mengikuti KB
PERSENTASE 87,5 12,5 12,50 38,75 48,75 90 10 1,39 23,61 73,61 0 1,39 16,67 26,49 30,56 36,11 4,17 12,5 97,5 1,25 1,25 80 20 8,75 32,50 22,50 36,25
4. Layanan Keluarga Berencana NO.
KATEGORI
1
Menggunakan Alat Kontarsepsi
2
Yang Melarang Menggunakan Alat Kontrasepsi Pendorong Menggunaan Alat Kontrasepsi
3
4
Cara Mendapatkan Alat Kontrasepsi
5
Harga Alat Kontrasepsi
6
Keluhan Setelah Menggunakan Alat Kontrasepsi Tindakan Mengatasi Keluhan
7 8
Asal Alat Kontrasepsi yang Digunakan
9
Pendapat Mengenai Alat Kontrasepsi
SUBKATEGORI YA Tidak Suami/Istri Keluarga Diri Sendiri Suami/Istri Keluarga Orang Lain PLKB Beli Sendiri Gratis Dari Pemerintah Mahal Sedang Murah Ya Tidak Ganti Alat Berhenti/Jera PLKB Bidan Dokter Apotik/Toko Obat Setuju Tidak Setuju
PERSENTASE 90 10 10 1 29,17 68,06 1,39 1,38 60,87 39,13 19,44 61,12 19,44 18,06 81,94 66,67 33,34 9,72 37,50 30,55 22,23 98,75 1,25
5. Penyuluhan Keluarga Berencana NO. 1
KATEGORI Mengikuti Penyuluhan
2
Media Penyuluhan
3
Pengaruh terhadap Pengaturan Kelahiran
SUBKATEGORI Ya Tidak Audio Visual Ceramah Selebaran Ya Tidak
PERSENTASE 73,75 26,25 40,38 43,06 16,66 91,67 8,33
Dari data-data yang telah diperoleh dapat dikatakan bahwa guru memiliki partisipasi aktif dalam keikutsertaan layanan KB. Hanya 10% guru yang tidak mengikuti program KB. Alasan mereka tidak mengikuti program KB karena dilarang oleh pasangannya. Keputusan tersebut diambil untuk mempertahankan keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga. Namun kalau dilihat dari data jumlah anak yang mereka miliki, guru yang tidak ikut KB juga hanya memiliki maksimal tiga orang anak. Mereka tidak ikut program KB, karena sudah dibatasi kelahirannya secara 53
alami. Dorongan mereka untuk mengikuti program KB didominasi oleh atas kesepakatan suami dan isteri. Kedua belah pihak sama-sama memiliki motivasi yang sama untuk mengikuti KB untuk mengatur dan membatasi kelahiran. Kesadaran yang tinggi untuk mengatur kelahiran tersebut ditunjang oleh kesadaran mereka untuk membeli sendiri alat kontrasepsi yang mereka butuhkan. Mereka mengaku bahwa harga kontrasepsi tersebut tidak mahal. Kurang dari 20% yang menyatakan bahwa alat kontrasepsi tersebut mahal. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi sosio ekonomi mereka yang bervariasi. Sebagian besar guru cocok dengan alat kontrasepsi yang mereka pakai. Hanya 18% yang mengalami gangguan dalam pemakaian alat kontrasepsi. Mereka yang mengalami gangguan, sebagian besar juga memutuskan ganti alat kontrasepsi. Hanya sedikit dari mereka yang mengalami traumatik. Alat kontrasepsi yang dipakai sebagian besar diperoleh dari bidan, dokter, dan apotik/toko obat. Dari keseluruhan responden, hanya satu responden yang menyatakan tidak setuju bahwa KB bermanfaat untuk mengatur kelahiran. Pendapat tersebut didasari bahwa KB dilarang agama. Penyuluhan
KB
merupakan
salah
satu
upaya
pemerintah
untuk
memperkenalkan dan mempengaruhi seseorang untuk mengikuti program KB. Sebagian besar, yakni lebih dari 70% guru mengikuti penyuluhan KB yang dilaksanakan pemerintah. Mereka mengikuti penyuluhan Kb dengan cara yang bervariasi, mulai dari ceramah, membaca selebaran, sampai tayangan audio visual di televisi. Materi KB sudah diperkenalkan sejak anak di bangku sekolah. Lebih dari 90% guru berpendapat bahwa program KB sangat berpengaruh terhadap pengaturan kelahiran.
Penutup Guru dan pasangannya yang sebagian besar memiliki latar pendidikan sarjana memiliki pengetahuan, kesadaran, dan peran aktif dalam program KB. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah anak yang mereka miliki sebagian besar hanya dua anak. Uniknya, pengetahuan tersebut tidak selalu diperoleh dari penyuluhan. Mereka aktif mencari informasi melalui media audio visual dan selebaran. Kelahiran anak mereka sebagian besar bertempat di rumah sakit dan ditangani oleh tenaga kesehatan, bidan dan dokter, sehingga bisa lahir normal. Tidak ada guru 54
yang melahirkan hanya ditangani oleh dukun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa guru memiliki pengetahuan tentang pentingnya kesehatan. Hal tersebut didukung oleh taraf ekonomi yang mapan, berpenghasilan lebih dari 3 juta setiap bulan. Keputusan mengikut KB sebagian besar disetujui dan didorong oleh pasangan. Mereka mengambil keputusan bersama. Hanya 10% responden yang dilarang oleh suami mengikuti dan menggunakan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi diperoleh dari membeli sendiri. Mitra terdekat adalah bidan, dokter dan toko obat. Lebih dari 90% guru berpendapat bahwa KB dapat mengatur kelahiran. Tujuan mengikuti KB dengan menggunakan alat kontrasepsi adalah untuk mengatur kelahiran. Dengan mengikuti program KB guru bisa meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga.
Daftar Pustaka Arifin, Bustanul. 2004. Penyediaan dan Aksesibilitas Ketahanan Pangan. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta BPS. 2012. Propinsi Jawa Timur Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Surabaya Flores, R. 2001. Poverty, Food Scurity, and Nutririon. IFPRI. Washington. Hermanto. 2008. Penguatan Kelembagaan Ketahanan Pangan Pemerintah di Psat dan Daerah. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi IX. LIPI. Jakarta Irawan, PB. 2004. Peranan Pembangunan Manusia dalam Mendukung Pemantapan Ketahanan Pangan. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta Kasryno, F. 2004. Kebijakan Pembangunan Pertanian dalam Era Globalisasi dan Otonomi: Ketahanan pangan dan penaggulangan kemiskinan. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta Poerwanto, R., A Kurniawati, SW Ardhi dan Sobir. 2011. Analisis Dampak Kependudukan terhadap Ketahanan Pangan. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN). Jakarta Samawi, A. 2008. Pangan, Gizi Masyarakat, dan Peran Pemerintah Daerah. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi IX. LIPI. Jakarta Suryana, A. 2004. Ketahanan Pangan di Indonesia. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta Suryana, A. 2008. Meningkatkan Keterjangkauan Menuju Ketahanan Pangan Keluarga.Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi IX. LIPI. Jakarta Syah, D. 2008. Agroindustri Pangan Lokal untuk Menggerakkan Ekonomi Masyarakat Guna Meningkatkan Akses terhapda Pangan. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi IX. LIPI. Jakarta Tim SKPG Pusat. 2000. Situasi Pangan dan Gizi di Indonesia. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Jakarta. 55