DAMPAK KOGNITIF DAN AFEKTIF TAYANGAN FILM ”KAWIN KONTRAK” TERHADAP SISWA-SISWI SMA NEGERI 95 JAKARTA
Di Susun Oleh :
Nama : Mega Herli Nim : 44105010209
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Jenjang Pendidikan Srata 1 (S1) Program Studi Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Mega Herli
NIM
: 44105010209
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul
: ”Dampak Kognitif Dan Afektif Tayangan Film Kawin Kontrak Terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 95 Jakarta”
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Ketua Program Studi
( Drs. Riswandi, M.Si )
( Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comn)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama Nim Fakultas Jurusan Judul
: Mega Herli : 44105010209 : Komunikasi : Broadcasting : ”Dampak Kognitif Dan Afektif Tayangan Film Kawin Kontrak Terhadap Siswa Siswi SMA Negeri 95 Jakarta”
Jakarta, 22 Juli 2009
1. Ketua Sidang Nama : Feni Fasta, S.E, M.Si
(…………………….)
2. Penguji Ahli Nama : Afdal Makkuraga Putra, MM, M.Si
(………………….....)
3. Pembimbing Nama : Drs. Riswandi, M.Si
(……………………)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama Nim Fakultas Jurusan Judul
: Mega Herli : 44105010209 : Komunikasi : Broadcasting : ”Dampak Kognitif Dan Afektif Tayangan Film Kawin Kontrak Terhadap SiswaSiswi SMA Negeri 95 Jakarta”
Jakarta, 22 Juli 2009
Disetujui dan Diterima Oleh
Dosen Pembimbing
( Drs. Riswandi, M.Si )
Mengetahui
Dekan Fikom
( Dra. Diah Wardhani, M.Si )
Ketua Program Studi
( Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comn)
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komuniaksi Bidang Studi Jurnalistik
ABSTRAKSI Mega Herli ( 44105010209 ) Dampak Kognitif dan Afektif Tayangan Film Kawin Kontrak Terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 95 Jakarta xi hal + 84 hal + 29 tabel + 19 lampiran Bilbiografi : 30 buku (thn 1982-2007) Media massa sebagai sarana komunikasi massa yang secara efektif dapat mempengaruhi khalayaknya. Salah satu media massa yang dapat diserap secara mendalam oleh khalayak adalah film. Film merupakan produk kebudayaan yang dibuat dengan didasari oleh kesadaran, hal ini berarti bahwa film diciptakan melalui proses pemikiran dan pertimbangan tentang nilai-nilai normatif yang dianut masyarakat, suatu hal yang wajar sebagai pertanggung jawaban bagi kemanusiaan dan kehidupan. Film Kawin Kontrak adalah film yang di produksi oleh salah satu rumah produksi yang terletak dibilangan Roxy Jakarta Barat. Film ini bergenre komedi dewasa yang banyak menyedot audiens sebanyak lebih dari 750.000 orang hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan pada awal tahun 2008. Melihat begitu besarnya minat audiens dalam menonton film tersebut mendorong peneliti untuk meneliti bagaimana dampak film tersebut terhadap audiens khususnya remaja. Dampak yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah dampak kognitif dan afektif yang dimana dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia tahu terhadap segala sesuatu dan dampak afektif berhubungan dengan sikap yang terjadi perubahan pada emosi atau perasannya. Teori ”Stimulus Organisme Response (S-O-R)” menjelaskan bahwa efek merupakan reaksi terhadap stimuli (rangsangan) tertentu. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner terhadap siswa/i SMA Negeri 95 Jakarta yang telah menonton film Kawin Kontrak. Dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 76 responden. Jumlah sampel yang diperlukan sesuai dengan tingkat kepercayaan dan presisi yang diinginkan adalah 20% dihitung dengan menggunakan rumus Suharsimi Arikunto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta adalah TINGGI, baik dampak kognitif maupun dampak afektif sebesar 81%.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segenap karunia dan segala kelimpahan kasih-Nya yang sangat besar kepada peneliti berupa daya pikir dan kesehatan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Dampak Kognitif dan Afektif Tayangan Film Kawin Kontrak Terhadap Siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta” dengan baik. Penulisan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jurusan Broadcast. Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali pihak yang memberi bantuan baik dari segi moral maupun material kepada peneliti. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Riswandi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan terhadap peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Bapak Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comn, selaku Ketua Program Studi Broadcasting Universitas Mercu Buana. Dan selaku Ketua sidang outline skripsi peneliti. 3. Bapak Afdal Makkuraga Putra, M.M, M.Si, selaku penguji ahli skripsi peneliti. 4. Ibu Feni Fasta, M.Si, selaku Ketua Sidang skripsi peneliti. Dan selaku Dosen Riset Media dan Seminar Media yang telah memberikan pengarahan serta petunjuk dalam penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Nurprapti. W.W, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan peneliti. iii
6. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi yang telah memberikan warna baru di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 7. Untuk Mama (Manurta. S) dan Bapak (Ampur. R.G.G), orang yang paling Mega sayangi dan segani. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan, nasehat, doa dan kasih sayang yang telah diberikan untuk Mega selama menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih banyak atas semua materi yang telah diberikan selama ini. 8. Seluruh Dosen Fikom yang pernah memberikan ilmunya kepada peneliti. Terimakasih atas segala ilmunya yang telah diberikan. Dan staf TU yang membantu keperluan peneliti sejak awal kuliah hingga penyusunan skrispi ini. 9. Untuk abangku Rido Anto dan adik-adikku Hardi dan Leri, terimakasih udah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. “Makasih ya udah mau begadang nemenin aku ngetik skripsi..” 10. Untuk saudara-saudara besarku tersayang yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih telah memberikan dukungan baik lewat dunia maya maupun komunikasi di telepon. 11. Untuk seseorang yang sangat spesial Boneka Daday, Makasih banyak udah sabar ngadepin sikap egois aku selama ini. Makasih juga uda memberikan supportnya dan selalu ingetin ngerjain skripsi aku. “Sabaaaar yaaaa aiii nduuuT….heheheheee” 12. Untuk teman-temanku dikampus Dian Septiana (‘Kapan Buw, jalan2 jauh lagi nih??’hehehee KanGeeN dehhhh). Untuk Putri Zilbabe dan RanTi “Nyai Dasimah” yang udah memberikan semangat gue untuk ngerjain skripsi ini. Khususnya Umiroh Syaqqinah Mawaddah Warohmah yang udah ngebantuin dan ngarahin gw sampe BEGO dari awal
iv
kuliah ampe slesai nyusun skripsi ini. “Thanks ya Mee udah sabar2 ngadepin sikap gue selama 4 tahun ini..” Loph U PuLL Me n Dee….. 13. Untuk teman-teman dewasaku Veey dan Che-Che, makasih banyak udah nemenin kemanapun gue pergi untuk nyusun skripsi ini. Thanks atas Doa dan Supportnya. Love u so much best friends. GBU all.. “Bandung menanti euuuy….heheheee” 14. Untuk teman-teman gokil dirumah Siska, Ecol dan Rahma “GemboL”, makasih ya sobat slalu
ingetin
gw
untuk
ngerjain
skripsi
ini
ampe
slesai.
“AncoL
lagi
YuuuuuuuuK”….hihihiiiii 15. Untuk anak-anak broadcast angkatan ’05, semangat untuk skripsinya. Pasti bisa deh wisuda tahun ini..amiiin 16. Dan semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu dalam membantu penyusunan skripsi ini. Dalam hal ini peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian. Saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman sangat diharapkan demi kelengkapan skripsi ini.
Jakarta,
Juli 2009
Peneliti
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ABSTRAKSI ..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI...................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ....................................................................
8
1.3
Tujuan Penelitian .....................................................................
9
1.4
Signifikasi Penelitian ...............................................................
9
1.4.1
Akademis .....................................................................
9
1.4.2
Praktis ..........................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian Komunikasi ............................................................
10
2.2
Komunikasi Massa ...................................................................
11
2.2.1
Definisi Komunikasi Massa .........................................
11
2.2.2
Fungsi Komunikasi Massa ...........................................
12
2.2.3
Karateristik Komunikasi Massa ...................................
14
vi
2.3
Media Massa ............................................................................
14
2.3.1
Definisi Media Massa ..................................................
16
2.3.2
Fungsi Media Massa ....................................................
16
2.4
Teori S-O-R .............................................................................
18
2.5
Teori Uses and Effects .............................................................
20
2.6
Film Sebagai Media Massa ......................................................
21
2.6.1
Jenis/Tema Film ...........................................................
24
2.7
Efek Media Massa....................................................................
27
2.8
Film Kawin Kontrak ................................................................
29
2.9
Khalayak ..................................................................................
29
2.9.1
Definisi Khalayak ........................................................
29
2.9.2
Khalayak Remaja .........................................................
31
2.9.3
Kharakteristik Khalayak ..............................................
31
BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian .......................................................................
34
3.2 Metode Penelitian ..................................................................
34
3.3 Populasi dan Sampel ..............................................................
36
3.3.1
Populasi ......................................................................
36
3.3.2
Sampel Penelitian.......................................................
36
3.3.3
Teknik Sampling ........................................................
37
3.4 Definisi dan Operasionalisasi Konsep ..................................
38
3.4.1
Definisi Konsep ........................................................
38
3.4.2
Operasionalisasi Konsep ...........................................
39
vii
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................
44
3.5.1
Data Primer ...............................................................
44
3.5.2
Data Sekunder ...........................................................
44
3.6 Teknik Analisis Data.............................................................
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan...............................................
49
4.1.1
Sejarah Singkat Perusahaan ......................................
49
4.1.2
Visi dan Misi Perusahaan..........................................
50
4.1.3
Film Kawin Kontrak .................................................
51
4.1.4
Sinopsis Film Kawin Kontrak...................................
52
4.2 Hasil Penelitian .....................................................................
53
4.3 Identitas Responden ..............................................................
53
4.3.1
Jenis Kelamin ............................................................
54
4.3.2
Usia ...........................................................................
54
4.3.3
Kelas Responden .......................................................
55
4.4 Pola Menonton ......................................................................
56
4.4.1
Intensitas Menonton Dibioskop ................................
56
4.4.2
Durasi Menonton ......................................................
57
4.4.3
Menonton Dengan Apa .............................................
57
4.4.4
Teman Menonton ......................................................
58
4.5 Pengetahuan Siswa/i (dampak kognitif) ..............................
58
4.5.1
Pengetahuan Isi Cerita Film Kawin Kontrak ............
58
4.5.2
Pengetahuan Mengenai Tema Cerita .......................
59
viii
4.5.3
Pengetahuan Nama Tokoh ........................................
60
4.5.4
Pengetahuan Karakter Tokoh ...................................
60
4.5.5
Pemahaman Alur Cerita ............................................
61
4.5.6
Pemahaman Pesan Moral ..........................................
62
4.5.7
Mengingat Adegan Coret-coretan .............................
62
4.5.8
Mengingat Adegan Menangis ...................................
63
4.5.9
Mengingat Adegan Perkelahian ................................
63
4.5.10 Mengingat Adegan Suami Istri .................................
64
4.6 Sikap Siswa/i (dampak afektif) ............................................
65
4.6.1
Sikap Isi Cerita ..........................................................
65
4.6.2
Sikap Tema Cerita.....................................................
66
4.6.3
Sikap Akting Tokoh ..................................................
66
4.6.4
Sikap Nama Tokoh ...................................................
67
4.6.5
Sikap Bahasa Tokoh .................................................
68
4.6.6
Sikap Setiap Adegan .................................................
68
4.6.7
Sikap Tokoh Dalam Persahabatan ............................
69
4.6.8
Sikap Karakter Germo ..............................................
70
4.6.9
Menikmati Film ........................................................
70
4.6.10 Tertarik Menikah Kontrak ........................................
71
4.7 Pembahasan...........................................................................
71
4.7.1
Tabel Akumulasi Dampak Kognitif dan Afektif ......
73
4.7.2
Tabel Frekuensi Dampak Kognitif............................
77
4.7.3
Tabel Frekuensi Dampak Afektif..............................
81
ix
BAB V
PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...........................................................................
82
5.2 Saran .....................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL NO TABEL Tabel 3.4.2
Operasionalisasi Konsep ..........................................................
39
Tabel 4.3.1
Jenis Kelamin ...........................................................................
54
Tabel 4.3.2
Usia ..........................................................................................
54
Tabel 4.3.3
Kelas Responden ......................................................................
55
Tabel 4.4.1
Intensitas Menonton Dibioskop ...............................................
56
Tabel 4.4.2
Durasi Menonton .....................................................................
57
Tabel 4.4.3
Menonton Dengan....................................................................
57
Tabel 4.4.4
Teman Menonton .....................................................................
58
Tabel 4.5.1
Pengetahuan Isi Cerita Film .....................................................
58
Tabel 4.5.2
Pengetahuan Mengenai Tema Cerita .......................................
59
Tabel 4.5.3
Pengetahuan Nama Tokoh .......................................................
60
Tabel 4.5.4
Pengetahuan Karakter Tokoh ...................................................
60
Tabel 4.5.5
Pemahaman Alur Cerita ...........................................................
61
Tabel 4.5.6
Pemahaman Pesan Moral .........................................................
62
Tabel 4.5.7
Mengingat Adegan Coret-coretan ............................................
62
Tabel 4.5.8
Mengingat Adegan Menangis ..................................................
63
Tabel 4.5.9
Mengingat Adegan Perkelahian ...............................................
63
Tabel 4.5.10 Mengingat Adegan Suami Istri ................................................
64
Tabel 4.6.2
Sikap Isi Cerita .........................................................................
65
Tabel 4.6.2
Sikap Tema Cerita....................................................................
66
Tabel 4.6.3
Sikap Akting Tokoh .................................................................
66
xi
Tabel 4.6.4
Sikap Nama Tokoh ..................................................................
67
Tabel 4.6.5
Sikap Bahasa Tokoh ................................................................
68
Tabel 4.6.6
Sikap Setiap Adegan ................................................................
68
Tabel 4.6.7
Sikap Tokoh Dalam Persahabatan ...........................................
59
Tabel 4.6.8
Sikap Karakter Germo .............................................................
70
Tabel 4.6.9
Menikmati Film .......................................................................
70
Tabel 4.6.10 Tertarik Menikah Kontrak .......................................................
71
Tabel 4.7.1
Akumulasi Dampak Kognitif dan Afektif................................
73
Tabel 4.7.4
Tabel Frekuensi Dampak Kognitif...........................................
77
Tabel 4.7.3
Tabel Frekuensi Dampak Afektif.............................................
81
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dunia
semakin
cepat
berubah,
dalam
dua
dasawarsa
terakhir
perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan dampaknya yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang ada adalah komunikasi. Dalam perkembangan terakhir dimana dunia informasi menjadi sangat penting dalam aspek kehidupan, maka komunikasipun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian yang sangat penting dalam melengkapi kehidupan manusia. Metode, fasilitas dan perangkatnya pun sudah berkembang maju sedemikian modernnya sehingga sekarang dunia seakan tidak ada batas lagi, manusia dapat berhubungan satu-sama lain dengan begitu mudah dan cepatnya. Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Steiner (1964) : ”Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, ide-ide, emosi, keterampilan, atau sebagainya
dengan
menggunakan
simbol-simbol,
gambar,
grafik,
dan
sebagainya.” Dalam tingkatan proses komunikasi kita mengenal ada 6 tingkatan proses komunikasi yakni, komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi dalam kelompok, komunikasi antar kelompok/asosiasi, komunikasi organisasi, dan komunikasi dengan masyarakat luas.1
1
Sasa Djuarsa Sandjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999, hlm.39.4
1
2
Kemajuan teknologi komunikasi pada saat ini mendukung sarana proses komunikasi, seseorang (komunikator) dapat berbicara dengan ribuan bahkan jutaan orang (komunikan) secara serentak dan serempak, ciri utamanya adalah keserempakan.2 Keserempakan merupakan ciri utama komunikasi massa adapun komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yaitu televisi, radio, majalah, surat kabar dan film. Media massa merupakan sarana dari komunikasi massa, media massa telah menjadi dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif; media menyuguhkan budaya yang juga dibaurkan dengan informasi dan hiburan.3 Media massa sebagai sarana komunikasi massa yang secara efektif dapat mempengaruhi khalayaknya, serta media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.4 Salah satu media massa yang dapat diserap secara mendalam oleh khalayak adalah film. Film sebagai salah satu bentuk media massa yang paling berkembang saat ini. Film adalah penemuan teknologi terbaru yang muncul pada akhir abad ke-19, yang fungsinya menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.5 Film merupakan produk kebudayaan yang dibuat dengan didasari oleh kesadaran, hal ini berarti bahwa 2
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993. hal.10 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa. Suatu pengantar, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1996. hal.3 4 Ibid hal 4 5 Ibid hal 13 3
3
film diciptakan melalui proses pemikiran dan pertimbangan tentang nilai-nilai normatif yang dianut masyarakat, suatu hal yang wajar sebagai pertanggung jawaban bagi kemanusiaan dan kehidupan. Film apapun pada hakekatnya memiliki nilai-nilai kebaikan, walaupun kadang-kadang sajiannya kurang transparan. Dunia perfilman berperan sangat penting sebagai media komunikasi. Pada tahun 1970-an film Indonesia mendominasi bioskop di kota-kota besar di Indonesia. Salah satu tema yang jelas terlihat mencolok sekali membius para penggemar film adalah film yang
bertemakan komedi dewasa. Maksud dari
pengertian komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. Tercatat pada pertengahan era 70-an film komedi yang sangat terkenal berjudul “Inem Pelayan Seksi” garapan sutradara Abbas. Film ini cukup berhasil, bahkan dibuat dalam tiga sekuel. Film ini tak seperti film-film seks komedi di massa kini. Film ini tampil elegan bercerita soal realitas kehidupan sehari-hari dua kelas berbeda (kelas atas dan kelas bawah), tanpa harus mengumbar seks secara vulgar. Selanjutnya kita mengenal film-film “Warkop DKI”, yang selalu menampilkan cewek-cewek sexy hampir dalam setiap judulnya. Begitu juga duet Kadir-Doyok, di masa 80an akhir sampai 90an awal. Pada masa itu tampilan seksi, sekedar menjadi penghias dalam cerita-cerita komedi. Walau tak spesifik menjadikan seks sebagai objek dalam keseluruhan film komedi, sentilan canda dengan nuansa seks terkadang juga muncul dalam berbagai film tadi. Film yang banyak beredar dari tahun ke tahun hanya film-film yang bernuansa seks. Bioskop-bioskop pun dihiasi oleh poster-poster film syur dengan judul menggoda, seperti “Ranjang Pengantin”,
4
“Cewek Metropolitan”, “Gairah Malam”, dan lain-lain. Pada tahun 1999 sampai sekarang, disebut sebagai masa kebangkitan film Indonesia. Pada masa kebangkitan inilah muncul genre film seks komedi di Indonesia. Geliat film seks komedi ditandai dengan meledaknya film “Quicky Express” di pasaran. Berbagai film dengan judul genit menghiasi ruang display film di bioskop-bioskop sekitar kita. Judul-judul seperti “XL (Xtra Large)”, “DO (Drop Out)”, “Kawin Kontrak”, ML (Mau Lagi), Basah dan masih banyak lagi, menjadi tak asing bagi kita. Semuanya dengan genre seks komedi, seakan mengajak tertawa terbahak-bahak. Silih berganti layaknya anak kecil produserproduser berlomba mencapai keuntungan dengan memproduksi berbagai judul film seks komedi. Bahkan tak jarang juga beberapa judul film gagal, hanya bertahan beberapa hari di bioskop-bioskop besar.6 Seks memang akhir-akhir ini telah menjadi bumbu penyedap bagi perfilman Indonesia. Berbagai genre film harus menyiapkan beberapa scene yang vulgar. Seakan jika hal itu tak dilakukan, serasa kurang lengkap film tersebut. Bahkan belakangan hadir bergenre film seks komedi. Film yang memadukan halhal berbau seks, petualangan cinta, kevulgaran serta komedi. Sepintas, memang film-film komedi cukup seru, membuat kita tertawa dengan penuh keceriaan saat menontonnya. Tetapi wajib diingat, film merasuk jauh hingga ke alam pikiran dan kejiwaan kita. Tidak hanya berhenti sampai mata kita. Penyajian film-film semacam ini hanya akan menanamkan nilai-nilai paradoksal dalam benak penontonnya, yaitu masyarakat kita. Di sekolah, mereka 6
http://batumerah79.wordpress.com/ tanggal 27 Agustus 2008.
5
diajarkan untuk berfikir kritis dan rasional dalam menghadapi berbagai masalah, tetapi media massa dalam hal ini film mengajarkan sebaliknya. Salah satu film yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah film Kawin Kontrak bergenre komedi dewasa produksi tahun 2008 (oleh rumah produksi Multivision Plus). Alasan peneliti memilih film Kawin Kontrak sebagai penelitian ini karena film Kawin Kontrak dianggap cerminanisasi dari realitas kehidupan remaja saat ini. Berkisah tentang tiga remaja belia yang menikah secara kontrak hanya untuk merasakan seks dengan cara aman dan sah namun tanpa risiko besar. Namun, permasalahan di film ini yakni banyaknya adegan-adegan yang selayaknya tidak pantas untuk ditonton oleh khalayak. Walaupun film ini ditujukan untuk khalayak dewasa, tetapi kebanyakan khalayak remaja yang menonton film tersebut. Hal ini dibuktikan oleh peneliti yang melakukan observasi langsung kelapangan (bioskop Mall Daan Mogot).7 Film ini mengajarkan banyak hal mengenai seks yakni mengenai tata cara berhubungan seksual yang aman dan sah tanpa resiko yang besar, macam-macam obat
kuat
serta
alat-alat/aksesoris
untuk
berhubungan
seksual
serta
mempertontonkan adegan-adegan yang kurang pantas dilihat remaja belasan tahun. Jadi, waspadalah dengan nilai-nilai paradoks yang secara halus ditanamkan oleh film-film komedi ini ke dalam benak kita. Apalagi mengingat tingkat intelektualitas masyarakat kita yang belum merata sehingga filter mereka terhadap hal-hal semacam ini masih minim.
7
Observasi langsung ke lapangan (bioskop 21 Daan Mogot), Januari 2008.
6
Film Kawin Kontrak dibuat sebanyak 2 film yakni film Kawin Kontrak dan film Kawin Kontrak Lagi yang dimana film Kawin Kontrak memiliki kelanjutan di film Kawin Kontrak Lagi. Film Kawin Kontrak bercerita mengenai tiga cowok ABG yaitu, Rama (Dimas Aditya), Jody (Ricky Harun), dan Dika (Herichan) yang berniat merasakan seks dengan cara aman dan sah namun tanpa risiko besar. Akhirnya, petualangan sensual membawa ketiganya memutuskan mencari perempuan desa untuk diajak kawin kontrak. Mereka menemui makelar kawin kontrak, Kang Sono (Lukman Sardi). Film Kawin Kontrak ini memang berpeluang meraup sukes dan berhasil menyedot audiens sebanyak lebih dari 750.000 orang hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan.8 Film yang diberi judul Kawin Kontrak ini, merupakan film komedi yang di dalamnya terdapat berbagai lelucon dan berbau seks. Oleh sebab itu, jika ditelaah lebih jauh, ternyata film-film komedi berbau seks yang sekarang marak ditayangkan di Indonesia dapat memberikan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi anak-anak. Dampak negatif inilah yang akan mengantarkan masyarakat kepada keterpurukan dan kebekuan dalam berpikir. Salah satu dampak negatifnya yang paling nyata adalah terjadinya seks bebas pada anak-anak di bawah umur. Artinya dengan menonton film komedi berbau seks ini, anak akan terpengaruh secara fisik. Dia menganggap apa yang ditontonnya dalam layar kaca itu seakan-akan merupakan sesuatu yang realistis, padahal itu hanya rekayasa. 8
http://artis.inilah.com/berita/2008/02/16/12604/komedi-geser-kejayaan-para-hantu-/
7
Jika sikap fisik ini melekat pada diri publik khususnya anak, maka implikasi yang akan ditimbulkan di saat dia menginjak dewasa adalah pada aspek kognitif. Semestinya ini berkembang pesat tetapi justru menjadi beku akibat terkontaminasi dengan tayangan-tayangan yang pernah ditonton. Menurut Totok Sudiharyanto selaku seorang konsultan, para insan perfilman lupa bahwa pendidikan di Indonesia telah berhasil mengentaskan warganya dari lembah kebodohan. Para insan perfilman juga lupa bahwa kebanyakan mereka yang bisa pergi menonton ke bioskop-bioskop di kota besar dengan ongkos mahal dan yang justru menjadi sasaran untuk menangguk keuntungan adalah mereka yang telah cerdas dan kritis. Jika itu sampai diabaikan, jelas itu sebuah kekonyolan. Kini jelas bahwa para insan film sendiri tidak pernah mempertimbangkan realitas penonton film Indonesia; atau para insan perfilman itu memang tidak pernah mau berubah dari kondisi berpikir yang sama dengan 20 tahun silam.9 Fenomena menjamurnya film komedi dewasa yang banyak diminati khalayak khususnya kaum remaja. Karena salah satu dari sekian banyak penonton yang menjadi target pasar dari tayangan tersebut, adalah remaja. Remaja dianggap masih labil dalam segala hal, dan masih banyak membutuhkan petunjuk dalam menjalani hidup. Dari latar belakang itulah peneliti berupaya untuk meneliti sejauh mana dampak film bergenre komedi dewasa (film Kawin Kontrak sebagai contoh
9
http://obrolan-santai.blogspot.com/2007/09/genre-film-komedi-film-berkualitas.html/diakses Jumat tanggal 21 November 2008/pukul 03.25 pm.
8
penelitian) yang mempengaruhi kalangan remaja dari aspek kognitif dan afektif. Dalam judul ini, peneliti hanya meneliti dua dampak terhadap masalah yang ada pada judul ini. Dampak tersebut yakni dampak kognitif dan dampak afektif. Dampak kognitif berasal dari pemikiran atau pemahaman atau pengertian siswa SMA Negeri 95 Jakarta setelah menonton film tersebut. Setelah dampak kognitif, peneliti meneliti dampak afektifnya juga. Dimana dampak afektif berupa perubahan sikap pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci siswa SMA Negeri 95 Jakarta setelah menonton film tersebut. Alasan peneliti memilih SMA Negeri 95 Jakarta karena siswa SMAN tersebut dianggap cukup mewakili sebagian remaja yang menjadi segmen penonton dari film Kawin Kontrak dan karena sebagian besar obyek yang diteliti menyaksikan film Kawin Kontrak.10 Berdasarkan penelusuran peneliti, siswa SMA Negeri 95 Jakarta sangat menyukai film. Kebanyakan dari mereka menyukai film bergenre drama komedi yang memberi pendidikan juga terhadap mereka.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uaraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah : “Bagaimana dampak kognitif dan afektif film Kawin Kontrak terhadap siswa-i SMAN 95 Jakarta”.
10
Observasi langsung ke lapangan, Jumat, 06 Februari 2009, wawancara siswa SMAN 95 Jakarta .
9
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak kognitif dan afektif film Kawin Kontrak, terhadap siswa-i SMAN 95 Jakarta.
1.4 Signifikan Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif bagi si peneliti baik secara teoritis maupun praktis. 1.4.1
Signifikan Teoritis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
bagi
perkembangan studi Ilmu Komunikasi, khususnya tentang dampak program acaraacara yang bertemakan film remaja melalui media komunikasi massa dalam hal ini film terhadap khalayak khususnya remaja.
1.4.2
Signifikan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini di harapkan mampu memberikan
kontribusi bagi pihak-pihak yang terkait di dunia perfilman Indonesia umumnya dan bagi para pengelola production house (rumah produksi) khususnya dalam dampak kognitif dan afektif penayangan film yang bergenre komedi berbau seks terhadap publik, harus menjadi pedoman agar dapat mendidik anak-anak remaja dalam mendukung pembangunan nasional
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Menurut Everett M. Rogers dalam Deddy Mulyana, ilmu komunikasi suatu pengantar, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.11 Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata lain communication, dan sumber dari kata communiss yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.12 Wilbur
Scharmmn
mengatakan
komunikasi
yang
efektif
adalah
komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan commonness: kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience-receiver)-nya. Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai.13 Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan sebagai berikut:14 1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain. Mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan
11
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm.62 12 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1999, hlm.7 13 Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta: Media Pressindo, 2006, hlm.5 14 http://id.wikipedia.org/wiki/komunikasi/diakses Senin tanggal 24 November 2008 pukul 10.08 a.m
10
11
yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat symbol-simbol yang bisa dimengerti oleh kedua pihak. 2. Pesan (Message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung ataupun tidak langsung. Contohnya: berbicara langsung melalui telepon. 3. Komunikan
(Receiver)
menerima
pesan
yang
disampaikan
dan
menerjemahkan isi pesan yang diterimanya kedalam bahasa yang dimengerti kedua pihak. Komunikan memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya.
2.2 Komunikasi Massa 2.2.1
Definisi Komunikasi Massa Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para
ahli komunikasi. Salah satunya menurut Prof. Onong Uchjana Effendy yang menyatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukkan kepada umum. Hal tersebut perlu dijelaskan oleh salah satu pakar diantaranya Everett M Rogers yang menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain. Semakin jelas bahwa pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda cetak, film, radio
12
dan televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa.15 Prof. Onong Ujchjana Effendy juga menyatakan suatu paradoks dari heterogenitas komunikan harus mempunyai minat yang sama terhadap media massa, terutama khusus dari isi penyiaran serta mempunyai kesamaan pengertian kebudayaan dan nilai-nilai. Istilah komunikasi diambil dari bahasa Yunani yaitu common yang berarti harus bersifat dua arah dalam rangka pertukaran pikiran (idea_ dan informasi menuju pada bentuknya pengertian bersama. Sedangkan pengertian komunikasi massa adalah komunikasi dengan media massa (audien atau khalayak sasaran). Massa disini dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan feedback (umpan balik) yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif.16
2.2.2
Fungsi Komunikasi Massa Dari beberapa keterangan diatas maka komunikasi massa dapat
didefinisikan sebagai komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Federick C. Witney
15
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1984. hal: 20. 16
Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta), hal: 16.
13
(1988) adalah to inform (menginformasikan), to entertaint (memberi hiburan), to persuade (membujuk), dan transmission of the culture (transmisi budaya).17 Sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat dan teknologi komunikasi, fungsi komunikasi massa sudah mulai berubah. Dalam perspektif kritis, fungsi komunikasi massa bisa ditambah sebagai berikut:18 1. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif. 2. Menggugat hubungan trikotonomi antara pemerintah, pers dan masyarakat. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Oleh karena itu, maka sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi formal, dan ’sang pengirimnya’ sering kali merupakan komunikator profesional, pesannya tidak unik dan beraneka ragam, serta dapat diperkirakan. Disamping itu, pesan tersebut sering kali ’diproses’, distandarisasi dan selalu diperbanyak. Pesan itu juga merupakan produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mempunyai ’kegunaan’. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal, bahkan mungkin seringkali bersifat non moral dan kalkulatif, dalam pengertian bahwa, sang pengirim biasanya, tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individudan pesan yang dijual belikan dengan uang atau dengan perhatian tertentu.19 Penghubung antara komunikator dengan komunikan dari beberapa penjabaran soal komunikasi massa adalah media massa. Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan/ pernyataan/ informasi bersifat umum, 17 18 19
Nurrudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Raja Persada, 2007, hlm.4 Ibid, hlm.65-66 Dennis Mc.Quail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, 1997, hlm. 33
14
kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu.20
2.2.3 Karakteristik Komunikasi Massa Ada beberapa karakteristik komunikasi massa, antara lain :21 1. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Komunikasi yang hanya dilakukan tanpa adanya timbal balik (feedback) dan kita sebagai komunikan tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya. 2. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut institutionalized communicator atau organized communicator. Orang yang terlibat dalam komunikasi ini memiliki inisiatif sendiri ketika mengadakan komunikasi massa. 3. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Menurut Herbert Blumer tentang komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen :
20
JB. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan Surat Kabar Majalah, Radio, dan Televisi, Alumni, Bandung, 1991, hlm.90
21
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
15
a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan karena mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenai satu sama lain karena tidak berinteraksi secara langsung. c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. d. Pesannya Bersifat Umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu tetapi bersifat umum yang berarti semua masyarakat bisa menikmati acara tertentu mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. e. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran oesanpesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. f. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). g. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper. Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi
16
melalui media massa.
Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut
menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Oleh karena itu, keberadaan gatekeeper menjadi keniscayaan dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya.
2.3 Media Massa 2.3.1
Definisi Media Massa Media massa dapat di definisikan sebagai media yang mampu
menimbulkan keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Perkembangan masyarakat yang dipacu oleh kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap kemekaran media massa, tetapi di pihak lain secara timbal balik ini menimbulkan dampak yang teramat kuat pula terhadap masyarakat.
2.3.2
Fungsi Media Massa Peran media massa sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat,
semakin meningkat. Menurut Denis McQuail, media memiliki fungsi penting antara lain:22 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait;
22
Dennis McQuail, op.cit, hal: 3.
17
media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan normanorma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di lain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata-cara mode, gaya hidup dan normanorma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif; media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Radio, surat kabar, televisi, film merupakan media komunikasi yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Peran media massa terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern, perolehan informasi dan hiburan didapatkan melalui media massa.
18
2.4 Teori Stimulus – Organisme – Response (S-O-R) Teori stimulus organisme response (S-O-R) menjelaskna bahwa efek merupakan rekasi terhadap stimuli (rangsangan) tertentu. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Dalam membahas komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap orangperorangan istilah-istilah yang digunakan, yaitu:23 1. Stimulus = rangsangan = dorongan 2. Organisme = manusia = komunikan 3. Response = respon = reaksi = tanggapan = jawaban = pengaruh = dampak = akibat Gambar:24
S Æ O Æ R Unsur-unsur yang terdapat didalam teori stimulus organisme response (SO-R) adalah : •
Pesan (message) = isi pernyataan yaitu stimulus (S) = perangsang
•
Komunikan (receiver) = penerima yaitu organisme (O) = badan yang hidup
•
Efek (response) = pengaruh yaitu response (R) = tanggapan25
23
A. M. Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi Massa, Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, Jakarta, 2002, hlm.26 24 Ibid hlm.27 25 Sasa Djuarsa Sendjaya. Dkk, Teori Komunikasi, Bandung. Remaja Rosda Karya. 2001. hal. 6
19
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan dan kemudian diteruskan pada proses berikutnya dimana komunikan menjadi mengerti. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kejadian untuk mengubah sikap. Jadi ketika stimulus atau pesan sampai keorganisme atau komunikan sebelum menjadi efek, pesan tersebut diolah dahulu organisme atau komunikan. Proses pengolahan psan yang terjadi terhadap individu yaitu : 1. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau dapat ditolak, maka proses selanjutnya terhenti. Ini berarti bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian (attention) dari organisme. Dalam hal ini, stimulus adalah efektif dan ada reaksi. 2. Langkah berikutnya adalah jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus (Correctly Comprehended). Kemampuan dari organisme inilah dapat melanjutkan proses berikutnya. 3. Langkah berikutnya adalah bahwa organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan untuk perubahan sikap.26 Hal ini juga dibahas oleh Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya”. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley
26
Mar’at, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Ghalia Indonesia. 1982. hal. 26
20
yang mengatakan bahwa dalam menelah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan Dari penjelasan diatas teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut : Prinsip stimulus-organisme-responsen merupakan prinsip-prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap suatu stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antar pesan-pesan media dan reaksi audiens. Ketika stimuli masuk kedalam diri organisme melalui panca indera maka terjadilah proses yang dinamakan proses sensory stimuli yang merupakan suatu proses yang dialami oleh seseorang ketika menerima stimuli lewat seluruh inderanya. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indera tergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, pada televisi dan film kita hanya mendengar serta melihat.
2.5 Uses And Effects Theory27 Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahi (1979) ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ’ use ’ (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari permasalahan ini. Karena pengetahuan mengenai 27
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, hal. 5.41-5.42
21
penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan pemikiran tentang hasil dari suatu proses komunikasi. ’Penggunaan media massa’ dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti ’exposure’ yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. Dalam uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and effects, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karaketristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media.
2.6 Film Sebagai Media Massa Film adalah salah satu media komunikasi massa pandang dengar dimana film mengirimkan pesan atau isyarat yang disebut simbol, komunikasi simbol dapat berupa gambar yang ada dalam film. Gambar dalam film menunjukkan kekuatan gambar dalam menyampaikan maksud dan pengertian kepada orang lain. Gambar dapat menyampaikan lebih banyak pengertian dalam situasi-situasi tertentu ketimbang apa yang dapat disampaikan oleh banyak kata. Secara umum, film dipandang sebagai suatu media tersendiri. Film merupakan sarana
22
pengungkapan daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus dan produknya bisa diterima dan diminati layaknya karya seni.28 Meskipun film sebagai penemuan teknologi baru pada abad kesembilan belas, tetapi apa yang dapat diberikannya tidak terlalu baru dari segi isi atau fungsi. Film sebagai sarana baru digunakan untuk menghibur, memberikan informasi serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.29 Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan televisi.30 Sedangkan menurut UU Perfilman, film adalah karya cipta seni dan budaya yang menyampaikan media komunikasi massa pandang dengar yang dapat dibuat berdasarkan atas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanisme elektronik dan atau lainnya.31 Namun, seiring dengan kebangkitan film pula muncul film-film yang mengumbar seks, kriminal, dan kekerasan. Inilah yang kemudian melahirkan berbagai studi komunikasi massa. Sayangnya, perkembangan awal studi komunikasi kerap berkutat di sekitar kajian mengenai dampak media. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Sejak itu,
28
Moekijat, Teori Komunikasi, Mandar Maju, Bandung, 1997, hal.150 Denis Mc Quail, Opcit, hal.13 30 Cangara Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2002. hal. 138 31 UU Republik Indonesia No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman. Bab 1, Pasal 1, ayat 1. 29
23
maka merebaklah berbagai penelitian yang hendak melihat film terhadap masyarakat.32 Dua tema yang umumnya menimbulkan kecemasan dan perhatian masyarakat ketika disajikan dalam film adalah adegan-adegan seks dan kekerasan. Kadang kala perhatin ini dikemukakan oleh karena penggambarannya bertentangan dengan standar selera baik dari masyarakat. Namun, seringkali kecemasan masyarakat berasal dari keyakinan bahwa isi seperti itu mempunyai efek moral, psikologis, dan sosial yang merugikan, khususnya kepada generasi muda, dan menimbulkan perilaku antisosial.33 Dalam banyak penelitian tentang film terhadap masyarakat, hubungan keduanya selalu dipahami secara linier. Artinya, film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikannya ketatas layar (Irwanto, 1999: 13).34 Film sebagai media komunikasi massa sudah banyak dibicarakan karena hampir sebagian besar rakyat Indonesia (terutama yang tinggal di kota-kota) hampir setiap hari berentuhan dengan film, baik film yang diputar di gedung bioskop maupun pesawat televisi. Namun kita harus melihat film sebagai ”technical communication” dan ”social communication”.
32
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar, Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2001. hal. 89 33 ibid 34 ibid
24
Dari segi Technical communication, ia merupakan alat yang erat hubungannya
dengan
perkembangan
teknologi,
usaha
manusia
untuk
menyempurnakan film dari segi teknologi tidak akan berhenti, kita tidak dapat memastikan sejauh mana batas kemampuan manusia dalam melengkapi film. Tapi dari segi ilmu sosial (terutama komunikasi) kita harus meliaht isi pesan yang ingin disampaikan melalui film. Dari sudut pandang budaya, film nasional harus mampu menjadi media komunikasi budaya yang positif, mampu mengekspresikan ciri kepribadian bangsa Indonesia.35
2.6.1
Jenis/Tema Film Jenis-jenis film adalah sebagai berikut :36
1.
Drama Tema ini mengangkat aspek-aspek human interest sehingga sasarannya adalah perasaan penonton untuk meresapi kejadian yang menimpa tokohnya. Tema ini dikaitkan dengan latar belakang kejadiannya, seperti jika kejadian disekitar keluarga maka disebut drama keluarga.
2.
Action Tema ini bisa dikatakan sebagai film yang berisi pertarungan secara fisik antara tokoh baik dan tokoh jahat.
35
Maria Matildis Banda. (Makalah). Film, Budaya dan Generasi Muda. Denpasar 20 Desember 1997 36 Askurifai Baksin. Membuat Film Indie Itu Gampang., Katarsis, Bandung, 2003. hlm. 93
25
3.
Komedi Film komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. Film komedi ini tidak harus dimainkan oleh pelawak, tetapi juga bisa oleh pemain film biasa dan selalu menawarkan sesuatu yang membuat orang tersenyum atau tertawa. Ada 2 jenis komedi yaitu komedi slapstik yang memperagakan adegan konyol seperti dilempar kue, dan situation comedy (sitcom) yang menghadirkan adegan lucu dari situasi yang dibentuk dalam alur dan irama film.
4.
Tragedi Tema ini meniktikberatkan pada nasib manusia, sebuah film dengan akhir cerita nasib tokoh utama yang selamat dari perampokan, pembunuhan dan lainnya.
5.
Horor (suspense-thriller) Film horor adalah film yang menawarkan suasana menakutkan dan menyeramkan yang membuat bulu kuduk penontonnya merinding. Suasana horor bisa dibuat dengan animasi, special effect atau oleh tokoh-tokoh dalam film.
6.
Drama Action Drama action menyuguhkan suasana drama dan adegan-adegan ”pertengkaran fisik”. Biasanya film dimulai dengan suasana ”drama” setelah itu suasana tegang berupa ”pertangkaran-pertengkaran”.
26
7.
Komeditragi Suasana komedi ditonjolkan lebih dahulu kemudian disusulkan dengan suasana komedi.
8.
Komedi Horor Film ini menampilkan film horor yang berkembang, kemudian diplesetkan menjadi komedi. Unsur ketegangan yang bersifat menakutkan menjadi lunak karena unsur tersebut dikemas dengan adegan komedi.
9.
Parodi Tema ini merupakan duplikasi dari film-film tertentu yang diplesetkan (disindirkan). Jadi tema parodi berdimensi duplikasi film yang sudah ada lantas dikomedikan.
10.
Musikal Merupakan jenis film yang diisi dengan lagu-lagu maupun irama melodious, sehingga penyutradaraan, penyuntingan, akting, termasuk dialog, dikonsep sesuai dengan kehadiran lagu-lagu dan irama melodiuos. Jenis-jenis film inilah yang dikemas oleh seorang sutradara sesuai dengan
tendensinya masing-masing. Ada yang tujuannya sekedar menghibur, memberi penerangan, atau mungkin kedua-duanya. Ada juga yang memasukkan dogmadogma tertentu sekaligus emngajarkan pada khalayak penonton, sehingga film dianggap cukup penting dalam penyampaian pesan yang dapat membangun karakter orang.37
37
Ibid, hal.2
27
2.7 Efek Media Massa Schramm dalam bukunya “How Comunication Works” menggolongkan efek komunikasi massa kedalam efek yang bersifat khusus dan umum. Melihat begitu kuatnya dampak dari media, maka dapat diketahui peran media. Adapun peran media adalah:38 1. Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi disekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memahami. 2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peritiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas. 3. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui berbagai umpan balik. 4. Papan penunjuk yang jalan secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan atau instruksi. 5. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusu dan menyisihkan aspek yang lainnya, baik secara sadar dan sistematis maupun tidak. 6. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri. Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapaian tujuan propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan. 7. Adanya asumsi yang diingatkan bahwa dampak yang ditimbulkan media massa hanya mampu pada tahap kognisi dan afeksi meskipun bisa berkelanjutan
38
Dennis McQuail, op.cit, hal : 53.
28
ketahap dengan persyaratan memenuhi unsur-unsur tiga tahap dampak media massa yaitu dampak kognitif, dampak afektif dan dampak konatif. 1. Dampak Kognitif Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari komunikan.39 Dampak kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan denga transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.40 2. Dampak Afektif Dampak afektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Dalam model akibat komunikasi pada tahap belajar dampak afektif merupakan lanjutan dari dampak kognitif, komunikator tidak hanya berubah dalam tingkat pengetahuan melainkan dampak ini ada hubungannya dengan emosi sikap atau nilai-nilai. Dampak afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan media massa itu bermacam-macam,
39 40
senang
sehingga
terbahak-bahak,
sedih
sehingga
Onong Uchjana Effendy, ‘ Tv Siaran dan Praktek’, Bandung Alumni 1984, hlm.7 Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, hal.219
29
mencucurkan air mata, takut sampai merinding dan lain-lain perasaan yang hanya bergejolak dalam hati.41 3. Dampak Konatif Pada dampak media massa sudah dijelaskan bahwa media massa tidak hanya sampai pada tahap kognisi dan afeksi melainkan mampu ketahap konasi (tingkah laku), dampak ini menimbulkan menimbulkan aksi. Menurut Dervin, media massa mampu mengarahkan dan membentuk perilaku khalayak. Dalam kerangka behavioralisme media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan kepadanya.42
2.8 Film Kawin Kontrak Film Kawin Kontrak adalah sebuah film yang bergenre komedi yang menceritakan tentang kehidupan kaum remaja yang ingin belajar mengenai pendidikan seks, yaitu mengajarkan tata cara berhubungan seksual, macammacam obat kuat serta alat-alat/aksesoris untuk berhubungan seksual.
2.9 Khalayak 2.9.1
Definisi Khalayak Khalayak merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi, karena
komunikator tentunya patokan keberhasilan upaya komunikasi yang dilakukan itu 41 42
Onong Uchjana E, op.cit, hal. 319 Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Hal” 202.
30
merupakan pesan-pesan yang disampaikan melalui suatu saluran media dapat diterima sampai kekhalayak sasaran, di pahami dan mendapatkan tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan yang diinginkan si komunikator. Karena itulah, dalam merancang suatu kegiatan komunikasi, melalui saluran komunikasi personal atau melalui media massa, hendaknya berorientasi kekhalayak. Oleh sebab itu Schram menyatakan bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskan, khalayak telah terlebih dahulu mempengaruhi komunikator.43 Dengan berbagai fungsi media massa seperti diatas, maka akan mengakibatkan terjadinya hubungan komunikator dengan khalayak penonton, sehingga akan melibatkan berbagai kelompok serta berbagai lapisan masyarakat, dari mereka yang masih berusia anak-anak sampai yang berusia lanjut, serta mereka yang berpendidikan rendah sampai pendidikan tinggi dan sebagainya. Dalam keadaan masyarakat yang semakin berkembang seperti sekarang ini, sangat memungkinkan setiap anggota masyarakat melakukan komunikasi antara satu dengan lainnya, demikian pula dengan kelompoknya atau dengan kelompok lain. Hal yang demikian itu akan mengakibatkan tumbuhnya kepercayaan diri mereka, sehingga memudahkan menerima rangsangan tertentu, yang akhirnya mengakibtakan semakin meningkatnya kebutuhan-kebutuhan kehidupan mereka dan yang terlebih penting lagi semakin meningkatnya wawasan hidup mereka, yang berarti pula akan memperluas bidang kegiatan. Karakteristik penonton media ini berbeda dengan mereka atau penonton film bioskop. Kalau
43
Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka. 1998. Hal: 55.
31
penonton media televisi bersifat indivisual, sedangkan penonton film bioskop bersifat Crowded Audience, seperti halnya penonton digedung kesesnian dan sebagainya, sehingga mereka dalam keadaan Mental isolation.44 Dengan demikian pengertian khalayak adalah sekumpulan orang yang terorganisir dalam tempat dan waktu tertentu, di mana masing-masing secara sukarela datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama, serta tujuan yang kurang lebih sama pula yakni ingin memperoleh hiburan.
2.9.2
Khalayak Remaja Khalayak remaja tidak lepas dari permasalahan kehidupan yang di alami
oleh para remaja sekarang, karena remaja ingin mencoba-coba dan ingin banyak mengetahui apa yang belum di ketahuinya. Acara-acara sekarang lebih banyak menayangan suatu acara atau program acara di mana yang menjadi target utama adalah kalangan remaja karena remaja lebih suka di suguhkan acara-acara yang berunsur dengan nilai hiburan, komedi, musik. Remaja yang dimaksud disini adalah anak-anak yang berusia 15 atau 16 tahun sampai 19 tahun yang sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja.45
2.9.3
Kharakteristik Khalayak Jenis-jenis karakteristik khalayak dalam sasarannya yaitu :46
44
JB Wahyudi, Komunikasi Jurnal, Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa. Sebuah Analisis Media Televisi. Hal. 8-9. 45 Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, Jakarta, Grasindo, 2004, hal.32 46 Ibid, hal: 9.28
32
a. Khalayak sebagai penggarap informasi Terjadi pada pihak penerima ( khalayak ) bersifat “ selektif “. Pihak penerima pesan
saat
berhadapan
dengan
“bentuk
informasi“
maka
akan
melakukan “ decoding “ (penerima atau penginterprestasikan kode) b. Khalayak sebagai “ problem solver “ Khalayak tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang di hadapi mereka masing-masing, tujuan optimal tentunya meniadakan keseluruhan permasalahan tujuan minimal meringankan beban yang ditimbulkan oleh permasalahan yang ada. c. Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran langsung sebagai barisan pertama. Penyebaran informasi bias melalui barisan dan bertahap. d. Khalayak sebagai yang menjadi pembela Hal ini terjadi karena adanya suatu yang baru yang mempengaruhi keyakinan atau karena faktor-faktor lainnya. e. Khalayak sebagai anggota kelompok Yang di maksud kelompok adalah formal di sini antara lain misalnya ABRI, KORPRI, serikat buruh. Sedang kelompok seperti kelompok pecinta alam, kelompok olah raga termasuk ke dalam kelompok informal. f. Selera khalayak Adalah manusiawi sifatnya apabila tiap orang mempunyai selera yang berbeda
33
satu sama lainnya. Media massa tercetak seperti surat kabar dan majalah dan media elektronik. g. Khalayak sebagai kelompok Masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Bisa menyangkut ciri demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, asal kesukuan, dan lain-lain.
34
BAB III METODOLOGI
3.1 Tipe/Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang secara faktual dan cermat.47 Sedangkan sifat deskriptif yaitu penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat dalam kaitannya dengan topik penelitian dan tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif ini dapat diartikan sebagai prosedur memaparkan keadaan objek yang diselidiki sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta yang aktual sekarang.48 Sementara kuantitatif adalah suatu analisa data yang berdasarkan angka-angka, frekuensi, presentase, rata-rata diagram atau grafik yang dapat diolah secara statistik. Selain berupa angka-angka, kuantitaif ini dapat berupa teori-teori yang dan konsep-konsep yang dapat diuji berdasarkan fakta data dari lapangan.
3.2 Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah survey yang merupakan metode penelitian dengan cara peneliti turun kelapangan dan melakukan pengamatan, pencatatan, dan observasi terhadap obyek apa yang akan 47
Jalaludin Rakhmat, op.cit, hal. 114 Hadari Nawawi&Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1995, hlm.67
48
34
35
diteliti guna mencari data yang dapat memperkuat isi penelitian. Metode survey yang yaitu penelitian menggambarkan dan menjelaskan respon khalayak atas stimulus tertentu dan mengunakan daftar pertanyaan (kuisioner).49 Metode survey adalah penelitian yang digunakan untuk memperoleh faktafakta dari gejala-gejala yang ada baik tentang institusi sosial, ekonomi, ataupun politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah, dengan menekankan penggunaan pengumpulan tentang suatu masalah tetapi juga dapat menerangkan sebagian kelompok-kelompok tertentu.50 Metode penelitian survey digunakan untuk maksud :51 1. Penjajagan, biasanya bersifat terbuka, masih mencari-cari. 2. Deskriptif, dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. 3. Penjelasan, yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa. 4. Evalusi, untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai. 5. Prediksi atau meramalkan kejadian tertentu dimassa yang akan dating tentang fenomena sosial tertentu. 6. Penelitian oprasional dengan memusatkan perhatian pada variable-variabel yang berkaitan dengan aspek oprasional suatu program. 7. Pengembangan indikator-indikator sosial.
49
Jalaludin Rakhmat, op.cit, hal.83 Moh. Nazir, Metode Penelitian Komunikasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm.65 51 Masri Singarimbun&Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, Cetakan Kedua, hlm.3 50
36
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1
Populasi Penelitian Populasi adalah himpunan (yang lengkap dan sempurna) dari semua unit
observasi yang menjadi sasaran dalam suatu penelitian. Istilah “yang lengkap dan sempurna” mempunyai pengertian bahwa definisi populasi suatu studi harus dinyatakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan salah pengertian.52 Populasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah remaja yang usianya antara 16 sampai 18 tahun yang bersekolah di SMA Negeri 95 Jakarta yang telah menonton tayangan film Kawin Kontrak di bioskop. Alasan mengapa SMA Negeri 95 Jakarta, hal ini dikarenakan siswa-siswi sekolah tersebut banyak yang menonton film-film layar lebar bergenre komedi di beberapa bioskop di daerah Jakarta Barat khususnya di Daan Mogot Mall (berdasarkan observasi terjun langsung ke lapangan oleh peneliti secara lisan). Alasan lainnya yakni karena usia 16 sampai 18 tahun, cenderung pada masa produktifnya atau pencarian jati diri sehingga mudah menerima informasi dari luar termasuk tayangan. Jumlah siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta tahun ajaran 2008-2009 yang menonton film komedi Kawin Kontrak sebagai populasi penelitian ini adalah 378 siswa. 53
3.3.2
Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan 52
Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Sosial, 1992, hal.113 Observasi langsung ke lapangan (wawancara siswa-siswi) hari Jum’at tanggal 6 Februari 2009 di SMA Negeri 95 Jakarta.
53
37
menggunakan teknik tertentu. Dalam pengambilan sampel terdapat dua syarat yaitu: sampel harus respresentatif (mewakili) dan besarnya sampel memadai.54 Suatu sampel dikatakan respresentatif apabila ciri-ciri populasinya. Dengan sampel yang respresentatif seperti ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir sama telitinya dengan informasi yang dikumpulkan dari populasi. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto. 55 “Sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% hingga 15% atau 20% atau lebih, tergantung setidaknya-tidaknya dari: 1. Kemampuan peneliti, dari waktu, tenaga, dan dana. 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. Melalui pendapat tersebut, peneliti mengambil sampel sebesar 20% jumlah populasi, yaitu : 378 x 20% = 75.6 dibulatkan menjadi 76 responden.
3.3.3 Teknik Sampling Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Pengertian purposive sampling adalah memilih orang-orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu mewakili statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis.56 Dalam teknik purposive sampling ini pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Perbedaannya terletak pada pembatasan sampel dengan 54
Irawan Soehartono: Metode Penelitian Sosial, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, Hal: 58. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 2006, hal: 134. 56 Rachmat Jalaluddin, Metode Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. 55
38
hanya mengambil unit sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan kata lain, unit sampel dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan yakni yang menonton film Kawin Kontrak.
3.4 Definisi dan Operasional Konsep 3.4.1
Definisi Konsep Untuk pelaksanaan penelitian ini, berbagai konsep dan penelitian ini akan
diperjelas secara rinci sebagai berikut : a. Dampak diartikan sebagai semua jenis perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah menerima suatu pesan komunikasi dari suatu narasumber. Dampak yang akan diteliti disini adalah dampak kognitif dan afektif. b. Dampak kognitif yaitu yang berhubungan dengan pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi dan dampak ini terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsikan khalayak. c. Dampak afektif berkaitan dengan proses pembentukan dan perubahan citra, dari suka menjadi tidak suka atau sebaliknya. Dampak tayangan sendiri merupakan suatu pengaruh tayangan program, dalam hal ini tayangan menonton film yang bergenre komedi dengan judul Kawin Kontrak yang di produksi oleh Multivision Plus terhadap subyek, yaitu siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta. d. Film adalah karya cipta seni dan budaya yang menyampaikan media komunikasi massa pandang dengar yang dapat dibuat berdasarkan atas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video,
39
dan atau hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanisme elektronik dan atau lainnya. c. Remaja adalah anak-anak yang berusia 16 tahun sampai dengan 18 tahun yang sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja.
3.4.2
Operasional Konsep
Tabel Operasional Konsep Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Skor
Terpaan
Frekuensi
Sering menonton
a. > 3 kali
3
Tayangan Film
tayangan film komedi
b. 2-3 kali
2
Kawin Kontrak
di bioskop dalam
c. 1 kali
1
Menonton sampai
a. Seluruhnya 90menit
3
selesai atau separuh
b. Separuhnya 45 menit
2
c. Separuhnya 30 menit
1
sebulan Intensitas
Dampak
Pengetahuan 1. Mengetahui seluruh a. Mengetahui
3
Kognitif
terhadap
isi cerita film Kawin b. Kurang mengetahui
2
Kontrak
1
2.
Mengetahui cerita
c. Tidak mengetahui
tema a. Mengetahui
3
film Kawin b. Kurang mengetahui
2
40
Kontrak
c. Tidak mengetahui
1
3. Mengetahui nama-
a. Mengetahui
3
nama pemain dalam
b. Kurang mengetahui
2
film Kawin Kontrak
c. Tidak mengetahui
1
4. Mengetahui karakter
a. Mengetahui
3
pemain dalam film
b. Kurang mengetahui
2
Kawin kontrak
c. Tidak mengetahui
1
5. Memahami alur cerita a. Memahami film Kawin Kontrak
3
b. Kurang memahami
2
c. Tidak memahami
1
a. Memahami
3
moral yang terdapat
b. Kurang memahami
2
dalam film Kawin
c. Tidak memahami
1
a. Memahami
3
coret-coretan pada
b. Kurang memahami
2
saat lulus sekolah
c. Tidak memahami
1
6. Memahami pesan
Kontrak
7. Mengingat adegan
dalam film Kawin
41
Kontrak
8. Mengingat adegan
a. Ingat
menangis dalam film
b.Tidak Tahu/samar-
Kawin Kontrak
samar c. Tidak Ingat
9. Mengingat adegan
a. Ingat
perkelahian dalam
b.Tidak Tahu/samar-
film Kawin Kontrak
samar c. Tidak Ingat
10. Mengingat adegan
Dampak Afektif
Sikap
a. Ingat
3 2
1
3 2
1
3 2
hubungan suami istri
b.Tidak Tahu/samar-
dalam film Kawin
samar
Kontrak
c. Tidak Ingat
1
1. Sikap terhadap
a. Suka
3
seluruh isi cerita film
b. Kurang suka
2
Kawin Kontrak
c. Tidak suka
1
42
2. Sikap terhadap tema
a. Suka
3
cerita film Kawin
b. Kurang suka
2
Kontrak
c. Tidak suka
1
3. Sikap terhadap akting
a. Suka
3
para pemain dalam
b. Kurang suka
2
film Kawin Kontrak
c. Tidak suka
1
4. Sikap terhadap nama a. Suka
3
tokoh dalam film Kawin b. Kurang suka
2
kontrak
c. Tidak suka
1
5. Sikap terhadap
a. Suka
3
bahasa yang digunakan
b. Kurang suka
2
para pemain film Kawin
c. Tidak suka
1
Kontrak
6. Sikap terhadap setiap a. Suka
3
adegan dalam film b. Kurang suka
2
Kawin kontrak
1
c. Tidak suka
7. Sikap terhadap peran a. Suka
persahabatan pemain b. Kurang suka
3 2
43
utama dalam film c. Tidak suka
1
Kawin Kontrak
8. Sikap terhadap
a. Suka
3
karakter germo atau
b. Kurang suka
2
mucikari (Kang Sono)
c. Tidak suka
1
dalam film Kawin Kontrak
9. Menikmati tayangan a. Ya
3
b. Biasa Saja
2
c. Tidak
1
10. Tertarik untuk
a. Ya
3
menikah secara kontrak
b. Biasa Saja
2
c. Tidak
1
film Kawin Kontrak
44
3.5
Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
3.5.1
Data Primer Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner. Dimana didalamnya terdapat susunan pertanyaan yang nantinya dapat memberikan data-data atau informasi yang objektif mengenai dampak tayangan film Kawin Kontrak terhadap remaja SMAN 95 Jakarta. Teknik kuesioner ini tepat sebagai alat untuk memperoleh data yang cukup luas dari populasi penelitian skripsi ini.
3.5.2
Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang dijadikan pelengkap guna melancarkan
proses
penelitian.
Data
sekunder
diperoleh
dengan
melakukan studi kepustakaan, dan memperjelas mengenai dampak media massa. Studi kepustakaan yang meliputi jurnal, buku-buku serta referensi tertentu lainnya yang terkait, seperti artikel, surat kabar, majalah, internet maupun observasi langsung ke lapangan.
3.6 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan
45
statistik.57 Karena metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif artinya semua data dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat dan untuk kemudian dipelajari dan dianalisa secara deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Pada penelitian ini, analisa dapat dilakukan setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, kemudian data diolah melalui tahap-tahap berikut : a. Data diolah dari jawaban para responden yang telah masuk setelah kuesioner dibagikan dengan cara manual, yaitu dengan menghitung jumlah jawaban untuk setiap kategori dari setiap pertanyaan yang diajukan. b. Menyederhanakan data dalam bentuk tabel terlebih dahulu dengan membuat coding book dan coding sheet, hal ini dilakukan untuk mempermudah pembuatan table tunggal. c. Dari jawaban para responden kemudian data dianalisa kedalam table frekuensi data secara kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hal tersebut dapat dilihat dari pengetahuan terhadap unsur-unsur yang ada. Selanjutnya jawaban-jawaban dari responden akan diberi 1- 3 poin, dengan perincian sebagai berikut :
57
1. Mengetahui
: 3 Poin
2. Kurang Mengetahui
: 2 Poin
3. Tidak Mengetahui
: 1 Poin
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta : 1995, hlm.25
46
Setelah semua jawaban terkumpul dari responden, kemudian akan diklasifikasikan setiap responden berdasarkan hasil jawaban mereka. Dari beberapa pertanyaan yang telah diajukan kepada responden akan dihitung dan diketahui seberapa tahukah mereka mengenai tayangan film Kawin Kontrak. Selanjutnya untuk mengetahui secara akumulatif data dampak kognitif, maka dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus interval, yaitu :58
Interval = ( NT x P ) – ( NR x P ) ___________________ Skala
Ket : NT : Nilai Tinggi NR : Nilai Rendah P : Pertanyaan
Dampak Kognitif ( Pengetahuan ) Interval
= ( 3 x 10 ) – ( 1 x 10 ) 3 = 30 – 10 __ 3 =
20 ______ 3 = 6,7 = 7
58
Sutrisno Hadi M.A : Statistik. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. 1985. hal. 12
47
Akumulatif data dampak kognitif (Pengetahuan) : •
Mengetahui
= 27 sampai dengan 36
•
Kurang Mengetahui
= 17 sampai dengan 26
•
Tidak mengetahui
= 10 sampai dengan 16
Dampak Afektif ( Sikap ) Interval
= ( 3 x 10 ) – ( 1 x 10 ) 3 = 30 – 10 __ 3 =
20 ______ 3
= 6,7 = 7
Akumulatif data dampak afektif ( sikap ) : •
Ya
= 27 sampai dengan 36
•
Biasa Saja
= 17 sampai dengan 26
•
Tidak
= 10 sampai dengan 16
48
Dampak Interval
= ( 3 x 20 ) – ( 1 x 20 ) 3 = 60 – 20 __ 3 = 40 ______ 3 = 13,3 = 13
Akumulatif data dampak kognitif, dampak afektif : •
Sesuai
= 46 sampai dengan 58
•
Kurang Sesuai
= 33 sampai dengan 45
•
Tidak Sesuai
= 20 sampai dengan 32
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Pada penelitian kali ini analisis penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh peneliti dengan cara menyebarkan kuesioner terlebih dahulu, dengan sampel siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta Barat, sebanyak 76 responden. Dalam analisis ini, peneliti menggunakan tabel tunggal dan dianalisa secara deskriptif. Secara berurutan akan dibahas bagaimana dampak kognitif dan afektif tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA negeri 95 Jakarta.
4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan59 Sejak tahun 1990, Multivision telah hadir di tengah keluarga Indonesia melalui layar kaca Televisi. Keberadaan Multivision Plus adalah untuk
59
http://www.multivisionplus.co.id/html/index.php?newlang=indonesians
49
50
mempersembahkan keceriaan dunia hiburan ke hadapan seluruh lapisan masyarakat Indonesia Rumah produksi PT Tripar Multivision Plus yang terletak di Komplek Perkantoran Roxy Mas Blok C2 No. 27-34, Jakarta 10150 dengan modal Rp. 250 juta didirikan oleh produser film dan sinetron yang sukses bernama Raam Punjabi.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi Multivision : Menjadi rumah produksi pertama di Indonesia yang unggul dan dihormati yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan industri perfilman dan pertelivisian Indonesia.
Misi Multivision : Membangun Multivision sebagai perusahaan Rumah Produksi swasta pertama dan terkemuka di Indonesia dengan :
1. Menciptakan beragam program acara TV atau serial TV atau Film yang kreatif, inovatif dan bekualitas 2. Memberikan kesempatan kepada tenaga kreatif baru untuk dapat menyalurkan kemampuan seninya dan merealisasikan keahliannya secara maksimal 3. Melaksanakan metode pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
51
4. Menjadi kebanggan bagi seluruh karyawan dan pihak lain yang terlibat di kegiatan perusahaan dan produksi 5. Memberikan nilai tambah bagi Indonesia dalam kancah industri perfilman di dunia.
Logo Multivision Plus
4.1.3
Film Kawin Kontrak Kawin Kontrak adalah film komedi produksi Multivision Plus (MVP)
Pictures dirilis 9 Januari 2008 yang disutradarai oleh Ody C. Harahap. Skenario film ini dibuat oleh Ody dan Joko NugrohoFilm ini dibintangi artis seperti Dimas Aditya, Ricky Harun, Herichan, Dinda Kanyadewi, Lukman Sardi, Masayu Anastasia, Wiwid Gunawan, dan Mieke Amalia. Untuk memeriahkan film, film ini menggunakan sountrack dari lagu-lagu Naif. Kawin Kontrak merupakan film terbaru Ody C. Harahap selaku sutradara, setelah sukses membuat penonton berteriak ketakutan di “Bangsal 13”, meramu
52
kisah romantis di “Alexandria”, dan membuat seisi bioskop menangis lewat “Selamanya”. . Berbagai lelucon berbau seks menjadi hal dominan dalam film ini.
4.1.4 Sinopsis Film Kawin Kontrak Film Kawin Kontrak bercerita mengenai tiga cowok ABG yaitu Rama (Dimas Aditya), Jody (Ricky Harun), dan Dika (Herichan) memiliki obsesi sama untuk melakukan seks tanpa resiko apapun (resiko hamil, harus kawin, resiko ketahuan dan dihakimi warga, dan resiko harus mengasuh anak). Mereka sepakat mencari cara termudah, yaitu dengan Kawin Kontrak. Setelah itu, mereka mencari gadis kampung untuk diajak kawin kontrak. Untuk mempersiapkan hubungan seks, mereka sudah mempersiapkan alat-alat seperti cialis, viagra, hingga karet gelang. Untuk mencari gadis, mereka pergi ke desa Sukasararean. Di sana mereka bertemu Kang Sono (Lukman Sardi), seorang 'germo' kawin kontrak. Dengan bantuan Kang Sono, mereka akhirnya melakukan kawin kontrak dengan penghulu Pak Aan (Unang) dan Bu Aan (Mieke Amalia) yang juga menjalankan bisnis penginapan dan penyediaan surat nikah. Jody terobsesi dengan wanita lebih tua yang lebih mahir bercinta, melakukan kawin kontrak dengan Teh Euis (Wiwid Gunawan), janda seksi dan sensual beranak satu. Dika yang memiliki kecenderungan sadomasochist melakukan kawin kontrak dengan Rani (Masayu Anastasia) yang lihai menggebuk kasur. Sedangkan Rama, seorang playboy pilih-pilih, melakukan kawin kontrak
53
dengan Isa (Dinda Kanyadewi) karena terbuai dengan kecantikan dan kelembutannya yang natural. Namun, obsesi mereka belum terpuaskan karena kesibukan pasangan masing-masing. Teh Euis selalu disibukkan dengan berbagai alasan ajaib yang muncul di saat-saat penting, dan galaknya Rani ternyata menyimpan rapat-rapat sebuah rahasia, serta kelembutan
Isa sedang terancam sebuah rencana jahat.
Kawin kontrak yang mereka lakukan justru membuat mereka memulai petualangan lucu dari tiga cowok ABG dalam menaklukkan gadis idaman mereka. Karena itu pula, mereka akhirnya dapat menemukan perasaan yang mereka cari, yaitu Cinta. Demikianlah ketiga ABG tersebut dalam mencari pujaan hati dan mewujudkan keinginan mereka.
4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada responden, maka peneliti menguraikan hasil penelitian dlam berbentuk tabel sebagai berikut :
4.3 Identitas Responden Berdasarkan identitas responden dapat dijelaskan dalam beberapa kriteria yaitu : jenis kelamin, usia, kelas jurusan dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :
54
4.3.1
Jenis Kelamin n=76
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
%
1
Laki-Laki
34
44,7
2
Perempuan
42
55,3
Jumlah
76
100
Pada tabel 4.3.1, diperoleh keterangan bahwa sebanyak 76 orang yang dijadikan responden penelitian ini yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Pada penelitian ini, responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan responden yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas penonton film Kawin ontrak adalah khalayak yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 42 orang atau 55.3% dan responden lakilaki sebanyak 34 orang atau 44.7%. Perbandingan kedua jenis kelamin tersebut tidak terlalu berbeda jauh.
4.3.2
Usia Responden n=76
No
Usia Responden
Frekuensi
%
1
15 Tahun
19
25
2
16 Tahun
44
57,9
3
≥ 16 Tahun
13
17,1
Jumlah
76
100
55
Dalam tabel diatas dapat dilihat responden yang memiliki usia 15 tahun sebanyak 19 orang atau 25%, responden yang memiliki usia 16 tahun sebanyak 44 orang atau 57,9% dan usia ≥ 16 Tahun sebanyak 13 orang atau 17,1%. Dari hasil data yang didapatkan diatas terlihat bahwa segmentasi penonton film Kawin Kontrak adalah usia remaja 16 tahun.
4.3.3
Kelas Jurusan n=76
No
Kelas Jurusan
Frekuensi
%
1
IPA
21
27,6
2
IPS
43
56,6
3
BAHASA
12
15,8
Jumlah
76
100
Tabel 4.3.3 menunjukkan bahwa responden siswa SMA Negeri 95 Jakarta yang menonton film Kawin Kontrak diantaranya adalah kelas jurusan IPA sebanyak 21 orang atau 27,6%, kelas jurusan IPS sebanyak 43 orang atau 56,6%, dan kelas jurusan BAHASA sebanyak 12 orang atau 15,8%. Dari hasil data diatas menunjukkan bahwa yang menonton tertinggi pada kelas jurusan adalah kelas jurusan IPS yaitu sebanyak 43 orang atau 56,6%.
56
4.4 Pola Menonton Setelah mengetahui identitas responden, berikut akan diuraikan hasil penelitian bagian II yaitu mengenai pola menonton, yang pertanyaannya meliputi : intensitas menonton dalam sebulan di bioskop, teman menonton film di bioskop, dan durasi menonton film dibioskop.
4.4.1 Intensitas Menonton di Bioskop Dalam Sebulan n=76 No.
Intensitas menonton dalam
Frekuensi
%
sebulan 1.
> 3 kali
23
30,3
2.
2-3 kali
47
61,8
3.
1 kali
6
7,9
Jumlah
76
100
Berdasarkan tabel 4.4.1 diatas, dapat dijelaskan bahwa intensitas menonton film di bioskop lebih dari 2-3 kali paling tinggi sebanyak 47 orang atau 61.8%, selanjutnya kategori tinggi yaitu lebih dari 3 kali sebanyak 23 orang atau 30.3% serta rendah yaitu 1 kali sebanyak 6 orang atau 7.9%, Dari penelitian ini peminat penonton di bioskop cukup tinggi maka peluang film Indonesia dalam bersaing dengan film asing dalam merebut penonton masih sangat besar karena kebiasaan menonton di bioskop sudah menjadi rutinitas mencari hiburan.
57
4.4.2 Durasi Menonton Film Kawin Kontrak n=76 No.
Durasi Menonton
Frekuensi
%
1.
90 menit
76
100
2.
45 menit
-
-
3.
30 menit
-
-
Jumlah
76
100
Dari tabel 4.3.1 bisa kita ketahui bahwa 76 responden atau 100% responden menonton film kawin kontrak sampai selesai. Dengan beragam alasan.
4.4.3
Menonton Film Kawin Kontrak n=76
No
Menonton
Frekuensi
%
1
Bioskop
57
75
2
VCD
11
14,5
3
Televisi
8
10,5
Jumlah
76
100
Hasil dari penelitian lapangan juga membuktikan bahwa minat responden sangat tinggi untuk menonton di bioskop yakni 57 orang atau 75%, menunjukkan bahwa minat menonton di bioskop sangat besar, dikarenakan menonton di bioskop memiliki kelebihan diantaranya ukuran layarnya yang besar, suaranya lebih stereo dan kenyamanannya dibandingkan dengan di rumah.
58
4.4.4
Dengan Siapa Menonton Film Kawin Kontrak n=76
No
Nonton Bersama
Frekuensi
%
1
Teman
51
67,1
2
Pacar
25
32,9
3
Sendiri
-
-
Jumlah
76
100
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat responden tertinggi dalam menonton film Kawin Kontrak adalah bersama teman sebanyak 51 orang atau 67,1%, dan bersama pacar sebanyak 25 orang atau 32,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa penonton remaja lebih cenderung menonton dengan sesamanya baik teman SMA maupun pacarnya yang merupakan bagian dari kehidupannya.
4.5
Dampak Kognitif Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang
menyebabkan dia menjdi tahu atau meningkat intelektualitasnya, pada penelitian ini diajukan komponen-komponen mengenai daya ingat responden.
4.5.1 Pengetahuan Isi Cerita Film Kawin Kontrak n=76 No
Pengetahuan isi cerita
Frekuensi
%
59
1
Sangat Mengetahui
72
94.7
2
Kurang Mengetahui
4
5,3
3
Tidak Mengetahui
-
-
Jumlah
76
100
Dari keseluruhan cerita film dapat dilihat peran percintaan sangat kental dan mewarnai film tersebut. Dari penelitian dapat dilihat bahwa pendapat yang mengetahui seluruh isi cerita dalam kategori tertinggi sebanyak 72 orang atau 94,7%, disini membuktikan keseriusan responden dalam menyimak tayangan film tersebut.
4.5.2
Pengetahuan Tema Cerita Film Kawin Kontrak n=76
No
Tema Cerita Film
Frekuensi
%
1
Sangat Mengetahui
64
84,2
2
Kurang Mengetahui
7
9,2
3
Tidak Mengetahui
5
6,6
Jumlah
76
100
Film ini mengangkat beragam tema seperti persahabatan, komedi action dan tentu saja kisah cinta. Dari penelitian dapat dilihat bahwa pendapat yang mengetahui tema cerita dalam kategori tertinggi sebanyak 64 orang atau 84,2%.
60
4.5.3 Pengetahuan Nama Pemain Film Kawin Kontrak n=76 No
Nama Pemain
Frekuensi
%
1
Sangat Mengetahui
63
82,9
2
Kurang Mengetahui
13
17,1
3
Tidak Mengetahui 76
100
Jumlah
Dari penelitian dapat dilihat bahwa yang mengetahui nama-nama pemain film Kawin Kontrak dalam kategori tertinggi sebanyak 63 orang atau 82,9%, sedangkan yang kurang mengetahui sebanyak 13 orang atau 17,1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menonton film Kawin Kontrak masih mengetahui atau mengingat nama-nama pemain pada film tersebut.
4.5.4 Pengetahuan Karakter Pemain Film Kawin Kontrak .n=76 No
Karakter Pemain
Frekuensi
%
1
Sangat Mengetahui
47
61,8
2
Kurang Mengetahui
18
23,7
3
Tidak Mengetahui
11
14,5
Jumlah
76
100
61
Menurut data di atas dapat dilihat bahwa yang mengetahui karakter pemain film Kawin Kontrak dalam kategori tertinggi sebanyak 47 orang atau 61,8%, sedangkan yang kurang mengetahui sebanyak 18 orang atau 23,7% dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 11 orang atau 14,5%. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menonton film Kawin Kontrak masih mengetahui atau mengingat karakter pemain pada film tersebut.
4.5.5 Pemahaman Alur Cerita Film Kawin Kontrak n=76 No
Alur Cerita
Frekuensi
%
1
Sangat Memahami
72
94.7
2
Kurang Memahami
4
5,3
3
Tidak Memahami
-
-
Jumlah
76
100
Sebuah tayangan film Kawin Kontrak di bioskop merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada para penonton, dan tentunya agar pesan itu dapat diterima para penonton maka pesan itu harus dibuat semenarik mungkin untuk mendapat pesan yang menarik, tentu tayangan itu harus mempunyai alur cerita yang baik, agar penonton merasakan ending yang klimaks. Dalam tayangan film Kawin Kontrak ini sebanyak 72 orang atau 94,7% sangat memahami alur cerita film tersebut.
62
4.5.6 Pemahaman Pesan Moral Kawin Kontrak n=76 No
Pesan Moral
Frekuensi
%
1
Sangat Memahami
72
94,7
2
Kurang Memami
3
4
3
Tidak Memahami
1
1,3
Jumlah
76
100
Dalam penelitian ini perlu diketahui bahwa komponen terbanyak dalam pertanyaan dampak kognitif adalah memahami pesan moral terhadap film Kawin Kontrak sebanyak 72 orang atau 94,7%. Hal ini menunjukkan bahwa responden sangat memahami pesan moral yang terkandung dalam film tersebut.
4.5.7
Mengingat Adegan Coret-coretan Lulus Sekolah Film Kawin Kontrak n=76
No
Adegan Lulus Sekolah
Frekuensi
%
1
Ingat
71
93,4
2
Kurang Tahu/samar-samar
4
5,3
3
Tidak Ingat
1
1,1,3
Jumlah
76
100
Dalam pertanyaan adegan ini data di kuesioner dimasukkan dalam 3 kategori yaitu ingat, tidak tahu/samar-samar, dan tidak ingat.
63
Pada tabel 4.5.7, responden yang mengingat adegan coret-coretan lulus sekolah dalam film Kawin Kontrak sebanyak 71 orang atau 93,4%, menunjukkan bahwa responden yang mengingat adegan coret-coretan para siswa dalam film Kawin Kontrak sangat kuat mempengaruhi daya ingatnya.
4.5.8
Mengingat Adegan Menangis Dalam Film Kawin Kontrak n=76
No
Adegan Menangis
Frekuensi
%
1
Ingat
68
89,5
2
Kurang Tahu/samar-samar
5
6,6
3
Tidak Ingat
3
3,9
Jumlah
76
100
Pada tabel 4.5.8 menunjukkan bahwa 68 orang atau 89.5% responden mengingat adegan menangis ini. Hal ini menunjukkan bahwa responden menonton film Kawin Kontrak dengan baik. Adegan menangis merupakan ekspresi kedukaan dari suatu kejadian. Film ini tidak hanya menayangkan unsur komedinya saja melainkan ada suka dan dukanya.
4.5.9
Mengingat Adegan Perkelahian Dalam Film Kawin Kontrak n=76
No
Adegan Perkelahian
Frekuensi
%
1
Ingat
70
89,5
64
2
Kurang Tahu/samar-samar
5
6,6
3
Tidak Ingat
1
3,9
Jumlah
76
100
Kekerasan pada remaja di ibukota merupakan hal yang sering terjadi, tawuran merupakan tindakan kekerasan yang paling sering dilakukan para pelajar. Pada tabel ini, responden yang mengingat adegan kekerasan berupa perkelahian antara pemeran tokoh utama laki-laki (Rama) dengan pemeran pembantu laki-laki sebanyak 70 orang atau 89,5%. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang mengingat adegan perkelahian untuk pembelaan sangat kuat mempengaruhi daya ingat responden.
4.5.10 Mengingat Adegan Hubungan Suami Istri Film Kawin Kontrak n=76 No
Adegan Suami Istri
Frekuensi
%
1
Ingat
75
98,7
2
Kurang Tahu/samar-samar
1
1,3
3
Tidak Ingat
-
Jumlah
76
100
Berdasarkan tabel 4.5.10 di atas, menunjukkan adegan ini mempunyai daya tarik tersendiri, dimana prosentase terbesar daya ingat terhadap adeganadegan lain. Adapun responden yang ingat dalam adegan ini sebanyak 75 orang
65
atau 98,7%. Hal ini membuktikan bahwa responden sangat mengingat adegan suami istri yang dilakukan pemeran utama laki-laki (Ricky Harun) dengan pemeran pembantu wanita (Wiwid Gunawan) .
4.6 Dampak Afektif Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui dampak afektif pada responden setelah menonton tayangan film Kawin Kontrak. Dampak afektif adalah dampak yang ditimbulkan pada apa yang dirasakan, disenangi, dibenci khalayak. Pada penelitian dampak afektif ini responden menjawab suka, kurang suka atau tidak suka mengenai perasaan atau sikapnya terhadap film Kawin Kontrak.
4.6.1
Sikap Responden Terhadap Isi Cerita Film Kawin Kontrak n=76
No
Sikap Isi Cerita
Frekuensi
%
1
Suka
72
89,5
2
Kurang Suka
4
6,6
3
Tidak Suka
-
-
Jumlah
76
100
Pada tabel 4.6.1 menunjukkan bahwa responden yang menyukai seluruh isi cerita film Kawin Kontrak sebanyak 68 orang atau 89,5%, semantara yang kurang menyukai sebanyak 5 orang atau 6,6% dan responden yang tidak menyukai
66
sebanyak 3 orang atau 9,2%. Hal ini menunjukkan bahwa responden sangat menyukai seluruh isi cerita dalam film Kawin Kontrak.
4.6.2
Sikap Responden Terhadap Tema Cerita Film Kawin Kontrak n=76
No
Sikap Tema Cerita
Frekuensi
%
1
Suka
57
75
2
Kurang Suka
12
15,8
3
Tidak Suka
7
9,2
Jumlah
76
100
Film ini mengangkat beragam tema seperti persahabatan, komedi action dan tentu saja kisah cinta. Dari penelitian dapat dilihat bahwa responden yang menyukai tema cerita dalam kategori tertinggi sebanyak 57 orang atau 75%. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menonton film tersebut sangat menyukai tema cerita yang terkandung pada film tersebut.
4.6.3
Sikap Responden Terhadap Akting Pemain Film Kawin Kontrak n=76
No
Sikap Akting Pemain
Frekuensi
%
1
Suka
73
96
2
Kurang Suka
3
4
3
Tidak Suka
-
-
67
Jumlah
76
100
Dari penelitian dapat diketahui yang menyukai akting para pemain film Kawin Kontrak sebanyak 73 orang atau 96%, sementara yang kurang suka sebanyak 3 orang atau 4%. Hal ini membuktikan bahwa sikap responden sangat menyukai akting para pemain film tersebut sangat tinggi.
4.6.4
Sikap Responden Terhadap Nama Pemain Film Kawin Kontrak n=76
No
Sikap Nama Pemain
Frekuensi
%
1
Suka
69
90,8
2
Kurang Suka
5
6,6
3
Tidak Suka
2
2,6
Jumlah
76
100
Berdasarkan tabel 4.6.4 di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan suka terhadap nama para pemain sebanyak 69 orang atau 90,8%, kemudian jumlah responden yang menyatakan kurang suka sebanyak 5 orang atau 6,6%. Dengan demikian mayoritas responden yang menyukai nama para pemain film Kawin Kontrak yaitu sebanyak 69 orang atau 90,8%.
68
4.6.5
Sikap Responden Terhadap Bahasa Pemain Film Kawin Kontrak n=76
No
Bahasa Pemain
Frekuensi
%
1
Suka
56
73,7
2
Kurang Suka
12
15,8
3
Tidak Suka
8
10,5
Jumlah
76
100
Dalam penelitian ini perlu diketahui bahwa yang menyukai bahasa yang digunakan oleh pemain film Kawin Kontrak sebanyak 56 orang atau 73,7%, sedangkan yang kurang menyukai sebanyak 12 orang atau 15,8% dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 8 orang atau 10,5%. Disini membuktikan keseriusan sikap responden dalam menyukai bahasa yang digunakan oleh para pemain film Kawin Kontrak.
4.6.6
Sikap Responden Terhadap Setiap Adegan Film Kawin Kontrak n=76
No
Sikap Setiap Adegan
Frekuensi
%
1
Suka
68
89,5
2
Kurang Suka
6
7,9
3
Tidak Suka
2
2,6
Jumlah
76
100
69
Menurut data di atas dapat dilihat bahwa sikap responden yang menyukai setiap adegan dalam film Kawin Kontrak dalam kategori tertinggi sebanyak 68 orang atau 89,5%, sedangkan sikap yang kurang menyukai sebanyak 6 orang atau 7,9% dan responden yang tidak menyukai sebanyak 2 orang atau 2,6%. Hal ini menunjukkan bahwa sikap responden yang menonton film Kawin Kontrak banyak yang menyukai setiap adegan seperti adegan menangis, adegan perkelahian dan adegan seksual dalam film tersebut.
4.6.7
Sikap Responden Terhadap Pemain Dalam Persahabatan Film Kawin
Kontrak n=76 No
Sikap Setiap Adegan
Frekuensi
%
1
Suka
74
97,4
2
Kurang Suka
2
2,6
3
Tidak Suka
-
-
Jumlah
76
100
Hasil dari penelitian tabel 4.6.7 bahwa sikap responden yang menyukai persahabatan dalam film Kawin Kontrak dalam kategori tertinggi sebanyak 74 orang atau 97,4%, sedangkan sikap yang kurang menyukai sebanyak 2 orang atau 2,6%. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa persahabatan mempunyai nilai kebaikan.
70
4.6.8
Sikap Responden Terhadap Karakter Peran Germo Dalam Film
Kawin Kontrak n=76 No
Sikap Karakter Peran Germo
Frekuensi
%
1
Suka
40
52,6
2
Kurang Suka
13
17,1
3
Tidak Suka
23
30,3
Jumlah
76
100
Pada tabel 4.6.8 diatas, sebagain besar responden yang berjumlah 40 orang atau 52,6% menyukai karakter salah satu peran yang berprofesi sebagai germo atau mucikari, sedangkan yang tidak menyukai karakter peran germo atau mucikari sebanyak 23 orang atau 30,3%. Hal ini disimpulkan bahwa karakter peran germo di dalamnya mengandung unsur yang lucu, unik dan sebagainya, sehingga membuat responden banyak yang menyukai karakter tersebut.
4.6.9
Menikmati Film Kawin Kontrak n=76
No
Menikmati Film
Frekuensi
%
1
Ya
75
98,7
2
Biasa Saja
1
1,3
3
Tidak
-
-
Jumlah
76
100
71
Dari tabel 4.6.9 diatas responden yang merasa menikmati film Kawin Kontrak sebanyak 75 orang atau 98,7%, membuktikan bahwa memang tayangan film yang bertemakan komedi dewasa mampu dinikmati oleh responden remaja sehingga menunjukkan bahwa tayangan film komedi dewasa ini sukses.
4.6.10 Tertarik Untuk Menikah Secara Kontrak n=76 No
Menikah Kontrak
Frekuensi
%
1
Ya
22
29
2
Biasa Saja
7
9,2
3
Tidak
47
61,8
Jumlah
76
100
Salah satu nilai positif dalam tayangan film ini dapat memberikan motivasi untuk percaya diri dalam mengungkapkan isi hati kepada lawan jenis di masa remaja. Akan tetapi sebanyak 47 orang 61,8% remaja SMAN 95 Jakarta ini menyatakan tidak tertarik untuk menikah secara kontrak di usia belia dan sebanyak 22 orang atau 29% menyatakan tertarik untuk menikah secara kontrak.
4.7
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap para responden, pada bab IV ini
peneliti akan membahas data yang telah dikumpulkan, sehingga dapat diketahui
72
sejauh mana dampak kognitif dan afektif tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta. Untuk memperoleh gambaran yang jelas pada pembahasan ini, peneliti telah memberikan kuisioner kepada 76 responden yang merupakan siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta. Kuisioner dibagikan kepada siswa-siswi yang sudah ditentukan, yakni yang menonton film Kawin Kontrak di sekolah SMA Negeri 95 Jakarta. Kuisioner yang telah dibagikan tersebut telah diisi dan dikembalikan kepada peneliti dengan lengkap sehingga kuisioner ini dapat dijadikan bahan penulisan dalam bab ini. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yang memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empirik objek penelitian. Penelitian ini adalah penelitian survei yang menggambarkan dan menjelaskan respon khalayak atas stimulus tertentu dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Peneliti menyebarkan kuisioner untuk diisi oleh para responden di SMA Negeri 95 Jakarta. Dalam penelitian ini peneliti berpatokan pada teori S-O-R, yakni teori SO-R (Stimulus-Organisme-Respons) yang atas dasar dari teori Stimulus-Respons dengan menambahkan organisme kedalamnya dengan maksud membahas komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap orang-perorangan. Prinsip stimulus – organisme- response merupakan prinsip-prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap suatu stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antar pesan-pesan media dan reaksi penontonnya. Ketika stimuli masuk
73
kedalam diri organisme melalui panca inderanya. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indera tergantung pada jenis media massa. Pada film khalayak dapat melihat serta mendengar. Hal ini berkaitan dengan elemen inderawi seperti pengelihatan, pendengaran dan suara. Melalui hasil kuisioner, peneliti berhasil memperoleh keterangan mengenai identitas para responden. Mayoritas responden adalah perempuan, dan sisanya laki-laki. Sebagian besar responden berada pada batasan 15-17 tahun, dengan mayoritas kelas jurusan IPS. Pada penelitian ini diketahui bahwa seluruh responden mengetahui dan pernah menonton film Kawin Kontrak khususnya bermayoritas di bioskop. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa seluruh responden memberikan jawaban yang menyatakan bahwa dampak tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta adalah termasuk kategori TINGGI dengan jumlah jawaban antara 46 - 58 dengan persentase sebanyak 81%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dalam tabel akumulasi 4.8.1 berikut : Tabel Akumulasi 4.8.1 Dampak Kognitif Dan Afektif Tayangan Film Kawin Kontrak Terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 95 Jakarta
Kategori
Nilai
%
TINGGI
46 - 58
81
SEDANG
33 - 45
9
74
RENDAH
20 - 32 Jumlah
10 100
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Dampak kognitif yaitu yang berhubungan dengan pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi dan dampak ini terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsikan khalayak. Mengenai dampak kognitif ada 10 pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner, sebagian besar responden memberikan jawaban ’a’ yang berarti dampak tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta dari segi kognitif adalah tinggi, dengan penjelasan yaitu : yang pertama berdasarkan pertanyaan atas pengetahuan mengenai isi cerita film Kawin Kontrak, mayoritas responden menjawab mengetahui dengan persentase 94,7% menjawab sangat mengetahui semua isi cerita film Kawin Kontrak. Sisanya sebanyak 4 responden atau 5,3% responden menjawab kurang mengetahui karena mereka menonton tetapi kurang ingat dan kosong yang menjawab tidak mengetahui. Menurut survey sebagian besar yang menjawab sangat mengetahui ini dikarenakan mereka menonton film Kawin Kontrak. Kedua, pertanyaan mengenai pengetahuan responden mengenai tema cerita film Kawin Kontrak. Sebanyak 84,21% menjawab sangat mengetahui dan sebanyak 7 responden kurang mengetahui sebab mereka menonton tahun 2008 jadi mereka kurang ingat. Ketiga, pertanyaan mengenai pengetahuan nama tokoh dalam film Kawin Kontrak. Sebanyak 82,9% menjawab sangat mengetahui nama tokoh film Kawin
75
Kontrak. Sebagian besar menjawab benar dalam menyebutkan nama-nama tokoh dalam film Kawin Kontrak. Dan 13 responden menjawab kurang mengetahui karena mereka hanya menikmati filmnya. Keempat, pertanyaan mengenai pengetahuan mengenai karakter tiap tokoh dalam film Kawin Kontrak. Sebanyak 61,8% responden menjawab sangat mengetahui setiap karakter tokoh dalam film Kawin Kontrak dan 18 responden atau 23,7% responden menjawab kurang tahu karena kurang ingat dengan karakter setiap tokoh dalam film tersebut. Kelima, pemahaman mengenai alur cerita film Kawin Kontrak. Diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 54 responden atau 71,1% menjawab sangat mengetahui, responden yang menjawab kurang mengetahui sebanyak 14 orang atau 18,4% karena mereka kurang ingat, serta 8 responden atau 10,5% responden menjawab tidak tahu karena mereka tidak mengetahui. Keenam, pertanyaan mengenai pemahaman pesan moral dalam film Kawin Kontrak. Sebanyak 94,7% menjawab sangat memahami pesan moral dalam film Kawin Kontrak. Sisanya 4 responden menjawab kurang memahami karena mereka hanya menikmati filmnya. Ketujuh, pertanyaan mengenai daya ingat responden tentang adegan coret-coretan pada saat lulus sekolah dalam film Kawin Kontrak. Sebanyak 93.4% menjawab mengingat adegan coret-coretan dalam film Kawin Kontrak. Dan 4 responden atau 5,3% menjawab kurang ingat karena adegan ini terletak di awal cerita. Kedelapan, pertanyaan mengenai daya ingat responden tentang adegan menangis dalam film Kawin Kontrak. Sebanyak 89,5% menjawab ingat adegan menangis dalam film Kawin Kontrak. Kesembilan, masih dengan pertanyaan mengenai
76
daya ingat responden tentang adegan perkelahian dalam film Kawin Kontrak. Sebanyak 92,1% menjawab ingat adegan dalam film Kawin Kontrak. Dan 5 responden menjawab kurang mengingat karena adegan perkelahian ini terletak pada akhir cerita. Untuk pertanyaan terakhir yaitu kesepuluh, pertanyaan mengenai daya ingat responden tentang adegan hubungan suami istri dalam film Kawin Kontrak. Sebanyak 98,7% menjawab sangat mengingat adegan hubungan suami istri dalam film Kawin Kontrak. Sisanya 1 responden menjawab kurang ingat. Dari keterangan diatas juga dapat disimpulkan bahwa dampak kognitif tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta adalah tinggi. Dengan kata lain tayangan film Kawin Kontrak berhasil membangkitkan perhatian responden, karena dengan hasil keseluruhan yang dapat mengenai dampak kognitif dalam tayangan film Kawin Kontrak ini secara keseluruhan reponden mempunyai daya ingat tinggi, hal ini menunjukkan responden menyimak dan memahami tayangan tersebut. Selain itu yang menyebabkan tayangan film Kawin Kontrak berhasil menarik perhatian responden adalah karena pesan yang disampaikan dalam tayangan film tersebut berkaitan dengan kepentingan responden (remaja), seperti pendapat pakar komunikasi Melvin L De Fleur dalam bukunya ”Theories of mass communication”, khalayak akan secara selektif memperhatikan suatu pesan komunikasi khususnya jika berkaitan dengan kepentingannya, kesesuaiannya, sikapnya, kepercayaannya, nilai-nilainya.60 Akan tetapi dalam hal ini pesan komunikasi yang disampaikan dalam tayangan itu sendiri kurang
60
Onong Uchjana E. Opcit, hal. 316
77
memberikan fungsi pendidikan tetapi lebih banyak memberikan fungsi hiburan, khususnya untuk para remaja yang masih duduk dibangku sekolah karena tayangan ini memberikan pengetahuan hal yang harus dilakukan remaja bila ingin merasakan hubungan seksual tanpa resiko apapun, padahal pesan komunikasi tersebut seharusnya bukan untuk remaja yang masih duduk dibangku sekolah dan itu bukanlah suatu hiburan yang memberikan unsur pendidikan. Dapat dilihat dari besarnya persentase responden menjawab keseluruhan pertanyaan dengan jawaban positif. Berikut adalah tabel 4.8.2 yang berisi mengenai frekuensi dampak kognitif.
Tabel 4.8.2 Tabel Frekuensi Dampak Kognitif No
Skor
1
655
2
75
3
48
Jumlah
778
2. Mengenai dampak afektif yaitu berkaitan dengan proses pembentukan dan perubahan citra pada apa yang dirasakan, disenangi, ditakuti, dan di benci, dari suka menjadi tidak suka atau sebaliknya. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh jawaban mayoritas adalah ’a’, yang berarti dampak afektif tayangan
78
film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta adalah tinggi, dengan penjelasan 10 pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner berkaitan dengan dampak afektif. Pertama mengenai sikap isi cerita film. Diketahui bahwa responden yang menyatakan menyukai seluruh isi cerita film Kawin Kontrak dengan persentase sebanyak 94,7%, dan sisanya sebanyak 5,3% menjawab kurang suka karena mereka memang hobi menonton film komedi. Kedua mengenai sikap mereka terhadap tema cerita setelah menonton film Kawin Kontrak. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa responden yang menjawab suka terhadap tema cerita film Kawin Kontrak sebanyak 75%. Ketiga, mengenai pertanyaan sikap responden tehadap nama-nama pemain setelah menonton film Kawin Kontrak. Diketahui bahwa responden yang menjawab suka terhadap nama-nama pemain film Kawin Kontrak sebanyak 90,8%. Keempat yakni mengenai sikap responden terhadap setiap adegan dalam film Kawin Kontrak setelah menonton film tersebut seperti adegan menangis, adegan perkelahian terutama adegan hubungan seksual, dan lainlain. Sebanyak 89,5% menjawab suka terhadap setiap adegan dalam film tersebut, dan 7,9% responden menjawab kurang suka karena ada sebagian adegan yang tidak mereka sukai seperti adegan hubungan seksual. Kelima, mengenai sikap responden terhadap bahasa yang digunakan para pemain film Kawin Kontrak. Bahasa yang digunakan seperti bahasa sunda dan bahasa gaul betawi (elo, gue, dll). Diketahui bahwa responden yang menyatakan menyukai bahasa yang digunakan para pemain film Kawin Kontrak dengan persentase sebanyak 73,7%, kemudian sebanyak 15,8% menjawab kurang suka karena
79
sebagian diantara mereka ada yang tidak mengerti dengan bahasa tersebut khususnya bahasa sunda. Keenam mengenai sikap responden terhadap akting pemain film Kawin Kontrak setelah menonton film tersebut. Diketahui bahwa responden yang menyatakan menyukai akting para pemain film Kawin Kontrak dengan persentase sebanyak 96% karena menurut mereka akting para pemain film Kawin Kontrak sangat sesuai dengan peran mereka masingmasing, dan sisanya sebanyak 4% menjawab kurang suka karena mereka hobi menonton film komedi. Ketujuh, mengenai sikap responden terhadap persahabatan tiga pemeran utama. Diketahui bahwa responden yang menyatakan menyukai persahabatan tersebut sangatlah tinggi yakni sebanyak 97,4%, dan sisanya sebanyak 2,6% menjawab kurang suka. Kedelapan, mengenai sikap responden terhadap karakter germo atau mucikari (Kang Sono) dalam film Kawin Kontrak. Diketahui bahwa responden yang menyatakan menyukai karakter tersebut setelah menonton film tersebut sebanyak 52,6%. Kesembilan, mengenai sikap responden menikmati tayangan film tersebut setelah menontonnya. Diketahui bahwa responden yang menyatakan menikmati tayangan film Kawin Kontrak sangatlah tinggi yakni sebanyak 98,7%, dan sisanya hanya 1 responden atau 1,3% menjawab biasa saja karena sekedar hobi menonton film komedi. Dan pertanyaan terakhir yakni kesepuluh mengenai sikap responden untuk menikah secara kontrak. Dalam hal ini mayoritas responden memberi jawaban tidak tertarik untuk menikah secara kontrak dengan persentase 61,8%, kemudian yang menjawab biasa saja dengan persentase 9,2%, dan responden yang menjawab tertarik
80
untuk menikah secara kontrak sebanyak 29%. Dari keterangan diatas juga dapat disimpulkan bahwa dampak afektif tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta adalah tinggi. Maka dengan demikian tayangan film Kawin Kontrak ini telah berhasil menumbuhkan minat, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian dan minat dapat menimbulkan suatu kegiatan maka dengan adanya hasrat akan dilanjutkan dengan datangnya keputusan. Selain itu tayangan film Kawin Kontrak ini juga mampu mengubah norma-norma yang sudah ada, sebelumnya menyatakan bahwa menikah secara kontrak sangatlah tidak lazim dimasa sekolah dan masa usia mereka yang masih sangat muda karena merupakan suatu hal yang tabu atau tidak layak dilakukan. Akan tetapi saat ini remaja khususnya remaja laki-laki sangatlah mudah melakukan pernikahan kontrak hanya untuk merasakan kenikmatan semata. Hal ini dikarenakan suatu akibat yang ditimbulkan oleh media massa dimana media massa mampu mengubah remaja dalam berperilaku. Dalam tayangan ini manfaat terbesar yang didapatkan oleh para responden setelah menonton tayangan film Kawin Kontrak adalah bahwa tayangan ini bisa menjadi inspirasi dalam merasakan kenikmatan semata. Maka dengan demikian tayangan ini kurang memberikan fungsi pendidikan bagi remaja karena tayangan ini hanya memberikan sebuah hiburan dan tidak ada unsur informasi yang mendidik.
81
Berikut adalah tabel 4.8.3 yang berisi mengenai frekuensi dampak afektif : Tabel 4.8.3 Tabel Frekuensi Dampak Afektif No
Score
1
590
2
65
3
105
Jumlah
760
Berdasarkan hasil tabel 4.8.3 diatas telah diketahui bahwa dampak afektif tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta adalah TINGGI. Hal ini terlihat dari seluruh jawaban no 1 dengan skala nilai 3 berscore 590 dari 10 pertanyaan. Dapat dilihat dari tingginya score maka, dampak afektif di nilai tinggi.
82
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya, serta sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui ”Dampak Kognitif dan Afektif Tayangan Film Kawin Kontrak Terhadap Siswa-Siwi SMA Negeri 95 Jakarta”, dan juga penelitian yang telah dilakukan terhadap responden maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Bahwa responden menonton tayangan film Kawin Kontrak di bioskop lebih banyak bersama teman dan pacar. Selanjutnya penelitian terhadap dampak kognitif tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta adalah TINGGI. Hal ini terlihat dari seluruh pertanyaan, sebagian besar responden mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan film Kawin Kontrak. Karena dari seluruh jawaban yang diberikan oleh responden dengan score 655 jumlah seluruh pertanyaan yang berjumlah 10 pertanyaan dengan menilai tinggi, dalam hal ini berarti hampir seluruh responden menjawab demikian. 2. Berdasarkan hasil penelitian dari telah diketahui bahwa dampak afektif tayangan film Kawin Kontrak terhadap siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta adalah TINGGI. Hal ini terlihat dari seluruh pertanyaan seluruh jawaban yang diberikan oleh responden dengan score 590 dari 10
82
83
pertanyaan. Dapat dilihat dari tingginya score maka, dampak afektif di nilai tinggi.
5.2 Saran Adapun saran-saran dari peneliti mengenai dampak tayangan film Kawin Kontrak yakni bagi audiens yang menyukai tontonan film komedi dan umumnya bagi seluruh audiens film yakni : 1. Oleh karena banyak dampak-dampak yang timbul dari media massa khususnya film maka, audiens khususnya remaja yang ada dalam tahap transisi menuju dewasa biasanya dalam kondisi labil. Tahap remaja ini lah yang mudah dipengaruhi lebih cepat namun, disisi lain remaja didorong untuk menyaring apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. 2. Sebelum menonton tayangan film ada baiknya di fikir mana film yang bisa berfikir positif atau negarif. Maksudnya, sebagai audiens seharusnya audiens tahu dampak mana yang harus ditanggapi baik buruknya setelah menonton film tersebut. Seharusnya audiens mengambil pesan moralnya saja yang mungkin berguna bagi kehidupan. 3. Menganggap apa yang ditonton oleh audiens hanyalah sebagai hiburan semata bukan karena sebuah film merupakan ancaman negatif dikehidupan nyata. Seperti film Kawin Kontrak contohnya, yang mempertontonkan adegan yang tidak seharusnya di tayangkan seperti adegan perkelahan, adegan seksual, mempertontonkan alat-alat serta obat-obatan yang berkaitan dengan seksualisme. Semua itu seharusnya tidak ditanggapi
84
negatif tetapi juga digunakan sebagai pengetahuan untuk suatu saat kelak oleh audiens dan bukan untuk di salahagunakan. 4. Sebaiknnya audiens yang menonton film Kawin Kontrak tak hanya sekedar menonton karena hobi atau sekedar ikut-ikutan karena trend film yang berubah tiap waktu. Audiens harus cermat dalam menonton film, tak hanya sebagai hiburan semata tapi, lihat pula apa yang terkandung dalam isi film tersebut.
85
DAFTAR PUSTAKA
BUKU : Agung, Gusti Ngurah. 1992. Metode Penelitian Sosial. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Baksin, Askurifai. 2003. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis Djuarsa Sendjaya, Sasa. 1999. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. ____________________ 2001. Teori Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Effendy, Onong Uchjana. 1984. Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung : Alumni. ____________________ 1984. Ilmu Komunikasi dan Prkatek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. ____________________ 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Hadi, Sutrisno. 1985. Statistik. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Hafied, Cangara. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta. Lutters, Elizabeth. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta: Grasindo. Matildis Banda, Maria. 1997. (Makalah). Film, Budaya dan Generasi Muda. __________________ 1982. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. McQuail, Dennis. 1989. Teori komunikasi Massa. Suatu Pengantar. Erlangga. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Moekijat. 1997. Teori Komunikasi. Bandung : Mandar Maju
86
Morissan. 2005. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: PT. Ramdina Prakarsa. ________ 2005. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Ramdina Prakarsa. Nazir, Muhammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nawawi, Hadari dan Martini Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Nurudin. 2007. Pengantar komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rachmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. _______________ 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Singarimbun, Masi dan Sofyan Effendy. 1992. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Cetakan Kedua. Sunarjo dan Djoenasih. 1995. Himpunan Istilah komunikasi. Yogyakarta: Liberty. Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta : Media Presindo. Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Soehartono, Irawan. 1998. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. UU Republik Indonesia No.8 Tahun 1992 tentang Perfilman. Wahyudi, JB. 1991. Komunikasi Jurnalistik. Bandung: Alumni Bandung.
87
Sumber lain http://batumerah79.wordpress.com/ tanggal 27 Agustus 2008 http://artis.inilah.com/berita/2008/02/16/12604/komedi-geser-kejayaan-parahantu-/ http://obrolan-santai.blogspot.com/2007/09/genre-film-komedi-filmberkualitas.html/diakses
Jumat
tanggal
21
November
2008/pukul
03.25pm. http://id.wikipedia.org/wiki/komunikasi/diakses Senin tanggal 24 November 2008 pukul 10.08a.m. http://www.multivisionplus.co.id/html/index.php?newlang=indonesians
88
89
KUESIONER PENELITIAN
”Dampak Kognitif Dan Afektif Tayangan Film Kawin Kontrak Terhadap Siswa-siswi SMA Negeri 95 Jakarta”
Petunjuk pengisian : 1. Berilah tanda silang (x) untuk jawaban yang sesuai dengan pendapat anda ! 2. Seluruh pertanyaan harus dijawab
I. Identitas Responden 1. Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan
:
2. Usia a. 15 b. 16 c. ≥16
:
3. Kelas jurusan a. IPA b. IPS c. BAHASA
:
II. Pola Menonton Film 4. Berapa kali dalam sebulan Anda menonton film di bioskop? a. > 3 kali b. 2-3 kali c. 1 kali 5. Berapa lama Anda menonton tayangan film Kawin Kontrak? a. 90 Menit b. 45 Menit c. 30 Menit 6. Dimana Anda Menonton film Kawin Kontrak? a. Bioskop b. VCD c. Televisi 7. Dengan siapa Anda menonton film Kawin Kontrak? a. Teman b. Pacar c. Sendiri
90
III. Pengetahuan Siswa/i tentang film Kuntilanak 1. Mengetahui seluruh isi cerita film Kawin Kontrak?
a. Mengetahui b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui 2. Mengetahui tema cerita film Kawin Kontrak?
a. Mengetahui b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui 3. Mengetahui nama-nama pemain dalam film Kawin Kontrak?
a. Mengetahui b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui
4. Mengetahui karakter pemain dalam film Kawin kontrak? a. Mengetahui b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui 5. Memahami alur cerita film Kawin Kontrak?
a. Memahami b. Kurang memahami c. Tidak memahami 6. Memahami pesan moral yang terdapat dalam film Kawin Kontrak?
a. Memahami b. Kurang memahami c. Tidak memahami 7. Mengingat adegan coret-coretan pada saat lulus sekolah dalam film Kawin Kontrak?
a. Memahami b. Kurang memahami c. Tidak memahami
8. Mengingat adegan menangis dalam film Kawin Kontrak? a. Ingat b. Tidak Tahu/samar-samar c. Tidak Ingat 9. Mengingat adegan perkelahian dalam film Kawin Kontrak? a. a. Ingat
91
b. Tidak Tahu/samar-samar c. Tidak Ingat 10. Mengingat adegan hubungan suami istri dalam film Kawin Kontrak? a. a. Ingat b. Tidak Tahu/samar-samar c. Tidak Ingat IV. Sikap Siswa/i terhadap film Kawin Kontrak
1. Sikap terhadap seluruh isi cerita film Kawin Kontrak? a. Suka b. Kurang suka c. Tidak suka 2. Sikap terhadap tema cerita film Kawin Kontrak? a. Suka b. Kurang suka c. Tidak suka 3. Sikap terhadap akting para pemain dalam film Kawin Kontrak? a. Suka b. Kurang suka c. Tidak suka 4. Sikap terhadap nama-nama pemain dalam film Kawin Kontrak? a. Suka b. Kurang suka c. Tidak suka 5. Sikap terhadap bahasa yang digunakan para pemain film Kawin Kontrak? a. Suka b. Kurang suka c. Tidak suka 6. Sikap terhadap setiap adegan dalam film Kawin kontrak (adegan menangis, berkelahi, transaksi jual beli gadis desa, hubungan suami istri, dll)? a. Suka b. Kurang suka c. Tidak suka 7. Sikap terhadap peran persahabatan pemain utama dalam film Kawin Kontrak? a. Suka b. Kurang suka c. Tidak suka
92
8. Sikap terhadap karakter germo atau mucikari (Kang Sono) dalam film Kawin Kontrak? a. Suka b. Kurang suka c. Tidak suka 9. Menikmati tayangan film Kawin Kontrak? a. Ya b. Biasa Saja c. Tidak 10. Tertarik untuk menikah secara kontrak? a. Ya b. Biasa Saja c. Tidak
== Sekian dan Terimakasih ==
93
CODING SHEET PERTANYAAN NO 1 2
KOGNITIF AFEKTIF 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1
3 4 5
3 3 3 3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
2 3 3
3 3 3
1 1 1
6 7 8
3 3 3 3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
1 1 1
9 10 11 12
3 3 3 3
2 3 3 3
2 3 3 3
2 1 3 1
2 3 3 3
2 3 3 3
2 3 3 3
2 3 3 3
2 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
2 3 3 3
3 2 3 3
2 3 3 3
1 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
1 1 3 3
3 3 3 3
1 1 1 1
13 14 15
3 3 3 3 3 3
2 3 3
1 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 2
3 3 3
3 3 3
1 3 2
3 3 3
1 1 1
16 17 18
3 1 3 3 3 3
2 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
2 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
3 3 3
2 3 3
3 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
3 3 3
1 3 1
3 3 3
1 1 1
19 20 21 22
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 1 1 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 2 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 1 3
3 3 3 3
3 1 1 2
23 24 25
3 3 3 3 3 3
2 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
2 3 3
1 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
1 3 3
3 3 3
3 3 3
2 3 3
3 3 3
1 3 3
26 27 28
3 1 3 2 3 3
2 3 3
2 2 3
2 3 3
3 3 3
2 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
1 3 3
1 2 3
3 3 3
2 3 3
1 1 3
3 3 3
1 1 3
29 30 31
3 3 3 3 3 3
3 3 2
3 3 2
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 2
3 3 3
3 3 3
3 3 1
3 3 3
3 3 3
3 1 2
3 3 3
3 1 1
94
CODING SHEET PERTANYAAN NO 32 33
KOGNITIF AFEKTIF 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
34 35 36
3 2 3 2 3 3
3 2 3
2 3 3
3 3 3
3 2 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
2 2 3
3 3 3
3 2 3
1 1 3
3 1 3
3 3 3
2 1 3
3 3 3
1 1 3
37 38 39
3 3 3 3 3 3
2 3 3
2 3 2
3 3 3
3 3 3
3 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
3 3 3
2 3 2
3 3 3
2 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
1 3 3
3 3 3
1 1 1
40 41 42 43
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 2
1 3 3 2
3 3 3 3
2 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 2
3 3 3 3
3 3 3 3
2 3 3 2
3 3 3 2
3 3 3 3
1 3 3 2
3 3 3 3
1 3 3 1
44 45 46
3 3 2 2 3 3
3 3 3
3 2 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 2 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
1 3 3
3 3 3
1 1 2
47 48 49
3 3 3 1 3 3
3 2 3
3 2 3
3 3 3
3 1 3
3 1 3
3 1 3
3 1 3
3 2 3
3 2 3
3 2 3
3 2 3
3 1 3
3 1 3
3 1 3
3 2 3
3 1 3
3 2 3
3 1 3
50 51 52 53
3 3 3 2
3 3 3 2
3 3 3 2
1 3 3 2
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 2
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 1
3 3 3 3
3 3 3 3
1 3 3 1
3 3 3 3
1 3 3 1
54 55 56
3 3 3 3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
2 1 3
3 3 3
3 1 3
57 58 59
3 1 3 3 3 3
2 3 3
2 1 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
1 3 3
3 3 3
3 3 3
2 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
1 2 3
3 3 3
1 1 3
60 61 62
3 3 3 3 3 3
3 3 3
3 3 1
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 2
3 3 3
2 3 1
95
CODING SHEET PERTANYAAN NO 63 64
KOGNITIF AFEKTIF 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
66 66 67
3 3 3 3 3 3
3 3 3
1 2 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
1 1 3
3 3 3
1 1 2
68 69 70
3 3 3 3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 1 3
3 3 3
3 1 1
71 72 73 74
2 3 3 3
2 3 3 3
2 3 3 3
2 3 3 1
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
2 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
2 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
2 3 3 3
2 3 3 3
2 3 3 3
3 3 3 3
2 3 1 1
3 3 3 3
1 3 2 1
75 76
3 1 3 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
2 3
3 3
1 3
3 3
3 2
96
Kawin Kontrak Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Kawin Kontrak (film)) Langsung ke: navigasi, cari Kawin Kontrak
Poster film Kawin Kontrak
Sutradara Ody C. Harahap Penulis Ody C. Harahap dan Joko Nugroho Ricky Harun Lukman Sardi Herichan Dimas Aditya Pemeran Masayu Anastasia Mieke Amalia Dinda Kanyadewi Abdul Arafah Musik oleh Naif Distributor MultiVision Plus 9 Januari 2008 Rilis Negara Indonesia Bahasa Bahasa Indonesia Kawin Kontrak Lagi Sekuel Situs web resmi Profil IMDb
97
Kawin Kontrak adalah film komedi produksi MVP Pictures dirilis 9 Januari 2008 yang disutradarai oleh Ody C. Harahap. Skenario film ini dibuat oleh Ody dan Joko Nugroho. Film ini dibintangi artis seperti Dimas Aditya, Ricky Harun, Herichan, Dinda Kanyadewi, Lukman Sardi, Masayu Anastasia, Wiwid Gunawan, dan Mieke Amalia. Film menceritakan kisah tiga cowok ABG yang mempunyai obsesi sama untuk melakukan hubungan seks tanpa resiko apapun yaitu dengan Kawin Kontrak. Untuk memeriahkan film, film ini menggunakan sountrack dari lagu-lagu Naif.
Sinopsis Tiga cowok ABG, Rama (Dimas Aditya), Dika (Herichan), serta Jody (Ricky Harun), memiliki obsesi sama untuk melakukan seks tanpa resiko apapun (resiko hamil, harus kawin, resiko ketahuan dan dihakimi warga, dan resiko harus mengasuh anak). Mereka sepakat mencari cara termudah, yaitu dengan Kawin Kontrak. Setelah itu, mereka mencari gadis kampung untuk diajak kawin kontrak. Untuk mempersiapkan hubungan seks, mereka sudah mempersiapkan alat-alat seperti cialis, viagra, hingga karet gelang. Untuk mencari gadis, mereka pergi ke desa Sukasararean. Di sana mereka bertemu Kang Sono (Lukman Sardi), seorang 'germo' kawin kontrak. Dengan bantuan Kang Sono, mereka akhirnya melakukan kawin kontrak dengan penghulu Pak Aan (Unang) dan Bu Aan (Mieke Amalia) yang juga menjalankan bisnis penginapan dan penyediaan surat nikah. Jody terobsesi dengan wanita lebih tua yang lebih mahir bercinta, melakukan kawin kontrak dengan Teh Euis (Wiwid Gunawan), janda seksi dan sensual beranak satu. Dika yang memiliki kecenderungan sadomasochist melakukan kawin kontrak dengan Rani (Masayu Anastasia) yang lihai menggebuk kasur. Sedangkan Rama, seorang playboy pilih-pilih, melakukan kawin kontrak dengan Isa (Dinda Kanyadewi) karena terbuai dengan kecantikan dan kelembutannya yang natural. Namun, obsesi mereka belum terpuaskan karena kesibukan pasangan masingmasing. Teh Euis selalu disibukkan dengan berbagai alasan ajaib yang muncul di saat-saat penting, dan galaknya Rani ternyata menyimpan rapat-rapat sebuah rahasia, serta kelembutan Isa sedang terancam sebuah rencana jahat. Kawin kontrak yang mereka lakukan justru membuat mereka memulai petualangan lucu dari tiga cowok ABG dalam menaklukkan gadis idaman mereka. Karena itu pula, mereka akhirnya dapat menemukan perasaan yang mereka cari, yaitu Cinta.
98
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Rama (Dimas Aditya): adalah cowok ABG dan playboy yang suka pilihpilih yang terobsesi melakukan hubungan seks tanpa resiko. Ia adalah teman Dika dan Jody yang juga memiliki obsesi sama. Ia melakukan kawin kontrak dengan Isa. Dika (Herichan): adalah cowok ABG yang terobsesi melakukan seks tanpa resiko. Ia seorang bertubuh tambun yang memiliki kecenderungan sadomasochist. Ia adalah teman Rama dan Jody yang memiliki obsesi sama. Ia kawin kontak dengan Rani. Jody (Ricky Harun): adalah cowok ABG adalah cowok ABG yang juga terobsesi melakukan seks tanpa resiko sekaligus teman Dika dan Rama. Ia terobsesi dengan wanita yang lebih tua yang lebih mahir bercinta. Ia kawin kontrak dengan Teh Euis. Kang Sono (Lukman Sardi): adalah germo kawin kontrak dari desa Sukasararean. Ia adalah yang mersmikan kawin kontrak tiga cowok ABG tersebut. Pak Aan (Unang): adalah penghulu pria dari kawin kontrak ketiga cowok ABG tersebut. Ia adalah yang menjalankan bisnis penginapan dan penyediaan surat nikah bersama istrinya, Bu Aan. Bu Aan (Mieke Amalia): adalah penghulu wanita dari kawin kontrak ketiga cowok ABG tersebut. Ia menjalankan bisnis penginapan dan penyediaan surat nikah bersama Pak Aan. Rani (Masayu Anastasia): adalah wanita yang lihai menggebuk kasur. Ia adalah wanita galak yang menyimpan sebuah rahasia. Ia adalah pasangan kawin kontrak Dika. Teh Euis (Wiwid Gunawan): adalah janda beranak satu yang seksi dan sensual. Ia adalah wanita serba sibuk yang kesibukkannya muncul di saatsaat penting. Ia adalah pasangan kawin kontrak Jody yang lebih muda dari dia. Isa (Dinda Kanyadewi): adalah wanita yang lembut, cantik dan natural. Dia adalah pasangan Rama dalam kawin kontrak. Isa adalah sasaran rancana jahat dalam film ini.
99
Seks Komedi : MAKIN DILARANG MAKIN MERANGSANG •August 27, 2008 • 4 Comments
Enjoy The Show. Kembali ka Masing-masing Individu “Mau Lagi, dicekal loch. Katanya terlalu vulgar” informasi ini tersebar, muncul di sela-sela percakapan harian dua sahabat. Sedikit banyak ungkapan di atas menyiratkan penyesalan, mungkin sesal karena tak sempat menonton. Ada banyak lagi ungkapan para penggila film dalam negri. Semisal, “Udah lihat Jakarta Undercover ? Luna Maya-nya Hot. Jadi penari striptise”. Atau “Gila, Dewi Persik di Tali Pocong Perawan. Berani banget..!!!”. Mungkin juga “Tahu gak nama artis yang maen di Kawin Kontrak, itu loch yang sexy, berani buka-bukaan”. Itulah komentar-komentar seputar dunia perfilman Indonesia. Sedikit banyak komentar-komentar itu memperlihatkan bagaimana kecenderungan konsumen film di Indonesia. Ada banyak informasi yang bisa diceritakan dari sebuah film, tapi tampilan berani nan vulgar bahkan seks sekalipun menjadi bumbu yang menarik untuk ditonton sekaligus diceritakan. Seks memang akhir-akhir ini, telah menjadi bumbu penyedap bagi perfilman Indonesia. Berbagai genre film harus menyiapkan beberapa scene yang vulgar. Seakan jika hal itu tak dilakukan, serasa kurang lengkaplah film tersebut. Bahkan belakangan hadir bergenre film seks komedi. Film yang memadukan hal-hal berbau seks, petualangan cinta, kevulgaran serta komedi. Sex dalam Dunia Film Indonesia : Semua Berawal dari Tertawa Booming film sex komedi sebenarnya bukan yang pertama di Indonesia. Tercatat pada pertengahan era 70an, kita mengenal film ‘Inem Pelayan Seksi’ garapan sutradara Nya Abbas. Film ini cukup berhasil, bahkan dibuat dalam tiga sekuel. Film ini tak seperti film-film seks komedi di massa kini. Film ini tampil elegan bercerita soal realitas kehidupan sehari-hari dua kelas berbeda (kelas atas dan kelas bawah), tanpa harus mengumbar seks secara vulgar. Selanjutnya kita mengenal film-film Warkop DKI, yang selalu menampilkan
100
cewek-cewek sexy hampir dalam setiap judulnya. Begitu juga duet Kadir-Doyok, di masa 80an akhir – 90an awal. Pada masa itu tampilan sexy, sekedar menjadi penghias dalam cerita-cerita komedi. Walau tak spesifik menjadikan sex sebagai objek dalam keseluruhan film komedi, sentilan canda dengan nuansa sex terkadang juga muncul dalam berbagai film tadi. “Tujuan awalnya buat luculucuan. Bumbunya bisa apa saja, termasuk sex” jelas Elida, salah seorang pemerhati film di Jogjakarta. Masuk di masa 90-an film Indonesia sempat mengalami kelesuan. Ketika itu, tercatat sedikit sekali produksi film dari tahun-ke tahun. Film yang banyak beredar lagi-lagi hanya film-film yang bernuansa sex. Bioskop-bioskop pun dihiasi oleh poster-poster film syur dengan judul menggoda, seperti ‘Ranjang Pengantin’, ‘Cewek Metropolitan’, ‘Gairah Malam’, dll. Film model inilah yang menjadi trend di masa itu, sampai konsumen pun pada akhirnya mulai jenuh dan meninggalkan film Indonesia. Inilah masa yang boleh dikata sebagai masa tersuram dalam catatan sejarah perfilman Indonesia.
101
Profil Perusahaan SANG PELOPOR HADIR UNTUK KELUARGA INDONESIA Sejak tahun 1990, Multivision telah hadir di tengah keluarga Indonesia melalui layar kaca TV. keberadaan Multivision Plus adalah untuk mempersembahkan keceriaan dunia hiburan ke hadapan seluruh lapisan masyarakat Indonesia
VISI MULTIVISION Menjadi rumah produksi pertama di Indonesia yang unggul dan dihormati yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan industri perfilman dan pertelivisian Indonesia MISI MULTIVISION Membangun Multivision sebagai perusahaan Rumah Produksi swasta pertama dan terkemuka di Indonesia dengan 1. Menciptakan beragam program acara TV atau serial TV atau Film yang kreatif, inovatif dan bekualitas 2. Memberikan kesempatan kepada tenaga kreatif baru untuk dapat menyalurkan kemampuan seninya dan merealisasikan keahliannya secara maksimal
102
3. Melaksanakan metode pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) 4. Menjadi kebanggan bagi seluruh karyawan dan pihak lain yang terlibat di kegiatan perusahaan dan produksi 5. Memberikan nilai tambah bagi Indonesia dalam kancah industri perfilman di dunia.
PRODUKSI MULTIVISION Televisi sebagai media yang sangat kuat ntuk menyampaikan pesan dengan dimensi yang lebih luas, bergerak, dinamis dan penuh warna. Melalui tayangan sinetron, kami ungkapkan realita kehidupan manusia apa adanya yang penuh dengan emosi percintaan, kebencian, konflik keluarga, penyelesaian masalah dan lainnya yang merupakan sifat manusia apa adanya, dihadirkan dalam konteks tetap menghormati kultur budaya Indonesia. Setiap karya yang kami tampilkan selalu mempunyai misi. karena sinetron atau film adalah salah satu cara kita mencerminkan budaya kita. Multivision juga berbangga bisa turut menciptakan lahan pekerjaan yang diserap melalui kebutuhan kameraman, sutradara, pemain, yang keseluruhannya merupakan
lahan
pekerjaan
seni
yang
membutuhkan
keahlian
dan
profesionalisme. Multivision sebagai pelopor dalam memproduksi sinetron, memegang peran penting dalam perkembangan industri sinetron dan film di Indonesia dan juga bagian dari keluarga Indonesia.
ALAMAT MULTIVISION PLUS PT Tripar Multivision Plus Komplek Perkantoran Roxy Mas Blok C2 No. 27-34, Jakarta 10150 Phone : 021-6335050, Fax : 021-6324370 Email:
[email protected]
103
BIODATA MEGA HERLI Nama
: Mega Herli
Panggilan
: Ega, Zuteq, Me
Lahir
: Jakarta, 29 Oktober 1987
Postur
: Tinggi 165cm, Berat 54 kg
Alamat
: Jl. Fajar Baru Utara No.88 RT.002 RW.07 Cengkareng Timur, JAKARTA BARAT, 11730
Telephone
: 021 – 5450882
Hp
: 0857.80.4400.27
E-mail
:
[email protected]
Nationality
: Indonesia
Marital Status
: Single
Religion
: Christian
EDUCATION BACK GROUND / PENDIDIKAN 2005 – 2009 2002 – 2005 1999 – 2002 1993 – 1999
Univercity Mercu Buana Meruya, Jakarta Barat, Majoring in Broadcasting Senior High School, SMAN 95 Kalideres, Jakarta Barat, Majoring in Sosial Sciences Junior High School, SLTPN 248 Cengkareng Timur, Jakarta Barat Elementary School, SDN 09 Cengkareng Timur, Jakarta Barat
104
1992 – 1993
Kindergarten, TK KASIH Timur, Jakarta Barat
SETIA
Cengkareng
COURSES / KURSUS 2000 – 2003 2002 2003 – 2005 October’ 2006 2008 – 2009
English , PEC Cengkareng Timur, Jakarta Kursus PRIMAGAMA, Kalideres, Jakarta Kursus QUANTUM, Kalideres, Jakarta Computer, Microsoft Office 2000, PEMBINA Cengkareng Timur, Jakarta Singing in PURWACARAKA, Citra 2 Kalideres, Jakarta
HOBBIES / HOBI Reading, Swimming, Speaking, Shopping, Eating, Listening Music, Singing
105
BIOGRAFI
Namaku lengkapku Mega Herli, teman-teman kuliahku biasa memanggilku ’Mee atau Ega’, sedangkan teman-teman rumahku memanggilku ’ZuteQ’. Aku dilahirkan pada tanggal 29 Oktober 1987. Menurut orang-orang yang sangat mengenal kepribadaianku, mudah bergaul, bukan tipe pemilih teman, asik tempat curhat, periang, penghibur, sayang keluarga dan teman-temannya, benci orang PELIT, cuek abiz, dll. Saat ini aku tinggal bersama keluarga yang sangat aku sayangi. Aku mempunyai seorang abang yang bernama Rido Anto dan aku mempunyai dua adik laki-laki (Hardi dan Leri Supriadi). Aku anak kedua (2) dari empat (4) saudara. Berhubung aku anak perempuan satu-satunya, aku sangat dimanja oleh kedua orangtuaku. Apapun yang aku minta, selalu mereka turuti, baik dari permintaan kecil hingga permintaan besar. Aku kuliah di Universitas Mercu Buana, Fakultas Komunikasi, Jurusan Broadcasting. Aku dapat menyelesaikan kuliah dengan nilai yang baik selama 3 setengah tahun. Alasan aku mengambil jurusan itu karena aku sangat menyukai bidang presenter atau pembawa acara. Berhubung aku sangat suka berbicara dan berdebat, jadi aku sangat suka dengan jurusan yang aku pilih. Begitu banyaknya impian dalam hidupku, hanya satu yang ingin aku wujudkan saat ini, yakni membawakan acara di salah satu radio terkemuka di Indonesia. Kurang rasanya bagiku hanya melakukan di tempat kursus, ingin rasanya langsung terjun kelapangan. Buatku, MC atau presenter khusus anak-anak muda sangat menyenangkan, karena hal ini dapat menghilangkan segala penat yang ada dalam otakku. Banyaknya aktivitas yang aku jalani dengan membawakan acara di rumahrumah atau di luar rumah, akan membantu aku menghilangkan kesepian. Sesulit apapun akan aku lakukan demi menggapai impian yang aku inginkan.