DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHA TEMPE DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER (Studi Kasus di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)
SILMY AMALIA A14104066
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN
SILMY AMALIA. Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usaha Tempe dengan Pendekatan Stochastic Frontier (Studi Kasus di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor). Di bawah Bimbingan DWI RACHMINA. Ketahanan pangan adalah kemampuan suatu negara menyediakan pangan yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas serta terdistribusi merata ke seluruh pelosok negeri. Indonesia dapat dikatakan belum memiliki ketahanan pangan yang cukup karena sebagian ketersediaan komoditasnya tidak diperoleh dari produksi dalam negeri melainkan diperoleh dari impor. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar tetapi ketersediaan sumber protein hewani di Indonesia masih belum mencukupi oleh karena itu diperlukan sumber protein pengganti. Kedelai merupakan sumber pengganti protein hewani karena memiliki kadar protein yang tinggi. Konsumsi kedelai semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi dan bertambahnya jumlah penduduk. Konsumsi kedelai yang meningkat di dalam negeri tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi. Pada tahun 2007 konsumsi kedelai Indonesia sebesar 2.010.000 ton sedangkan produksi kedelai nasional hanya sebanyak 608.300 ton. Untuk memenuhi kekurangan kebutuhan kedelai sekitar 70 persen tersebut, Indonesia mengimpor kedelai. Laju pertumbuhan rata-rata impor kedelai Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1996 sampai tahun 2007 yaitu sebesar 21,4 persen per tahun. Pada beberapa bulan terakhir di tahun 2007, harga kedelai nasional meningkat signifikan mencapai lebih dari 100 persen. Hal ini disebabkan dipindahkannya sebagian penggunaan kacang-kacangan untuk pembuatan biodisel dan metanol sebagai akibat harga minyak dunia yang makin mahal. Kenaikan harga kedelai dunia naik dari US$ 300 per ton menjadi US$ 600 per ton. Di Indonesia harga kedelai meningkat dari Rp 3.450,00 per kilogram hingga Rp 8.000,00 per kilogram. Tempe merupakan salah satu bentuk olahan kedelai yang menjadi makanan khas Indonesia karena disamping kedelai mengandung protein dan gizi tinggi harganya juga terjangkau. Kenaikan harga kedelai sangat mempengaruhi kemampuan pengrajin tempe di tanah air karena bahan baku pembuatan tempe merupakan kedelai impor. Salah satu industri yang terpengaruh terhadap kenaikan harga kedelai adalah para pengrajin tempe di Desa Citeureup karena kedelai sebagai bahan baku utama mengambil porsi terbesar atas total biaya produksi. Perubahan ini akan berdampak pada perubahan penggunaan input, struktur biaya, dan semua perubahan yang terjadi pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima oleh pengarajin tempe tersebut. Penelitian ini bertujuan: (1) Menganalisis dampak kenaikan harga kedelai terhadap terhadap efisiensi teknis pemakaian input produksi pada industri kecil dan kerajinan rumah tangga tempe di Desa Citeureup; (2) Menganalisis dampak kenaikan harga kedelai terhadap pendapatan yang diterima pengrajin tempe di
Desa Citeureup; (3) Menganalisis langkah-langkah penyesuaian yang dapat dilakukan oleh pemilik usaha untuk meningkatkan pendapatan usaha. Pengrajin yang dijadikan sampel adalah pengrajin yang sudah berusaha tempe lebih dari satu tahun dan terdaftar sebagai anggota KOPTI Kabupaten Bogor. Jumlah responden sebanyak 30 orang. Hasil pengumpulan data ditabulasi dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan fungsi produksi Stochastic Frontier dan pendekatan R/C rasio. Berdasarkan hasil pendugaan perhitungan fungsi produksi stochastic frontier Linier Berganda dengan metode MLE, setelah kenaikan harga kedelai diperoleh hasil bahwa produksi masih dapat ditingkatkan dengan penambahan input kedelai dan ragi karena memiliki nilai positif dan berpengaruh nyata. Sebaliknya, input produksi TKDK dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) bernilai negatif dan berpengaruh nyata terhadap produksi sehingga penambahan input tersebut dapat menurunkan produksi. Berdasarkan hasil indeks efisiensi teknis diketahui bahwa setelah terjadi kenaikan harga kedelai, efisiensi teknis rata-rata usaha tempe di Desa Citeureup meningkat sebesar 19,4 persen. Hal ini diduga karena penggunaan input yang lebih sedikit untuk menghasilkan output dalam jumlah yang sama. Hasil pendugaan efek inefisiensi teknis menunjukkan bahwa pada kondisi sebelum kenaikan harga kedelai variabel yang berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis adalah pengalaman usaha, isteri bekerja di luar usaha dan pendapatan di luar usaha. Sedangkan pada kondisi setelah kenaikan harga kedelai variabel yang berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis adalah usia, pendidikan, bekerja diluar usaha dan pendapatan di luar usaha. Biaya total usaha tempe mengalami peningkatan sebesar 6,38 persen. Begitu pula dengan total biaya tunai yang harus dikeluarkan oleh para pengrajin mengalami peningkatan sebesar 6,41 persen. Hal ini dikarenakan kedelai merupakan penggunaan input terbesar untuk memproduksi tempe dengan proporsi atas total biaya pada kondisi sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai masingmasing sebesar 83,96 persen dan 87,40 persen. Pendapatan atas biaya tunai merupakan pendapatan kotor usaha tempe yang merupakan ukuran kemampuan usaha dalam menghasilkan uang tunai. Besarnya pendapatan kotor ini mengalami penurunan sebesar 49,47 persen. Pendapatan atas biaya total merupakan pendapatan bersih usaha tempe. Besarnya pendapatan bersih mengalami penurunan sebesar 50,27 persen. Pendapatan bersih ini merupakan ukuran imbalan yang diperoleh pengrajin dari penggunaan input produksi tenaga kerja dan modal usahanya. Usaha tempe ini dapat dikatakan menguntungkan karena memiliki nilai pendapatan atas biaya produksi yang positif. Usaha tempe yang dijalankan masih memberikan keuntungan bagi pengrajin setelah kenaikan harga kedelai. Hal ini dapat dilihat dari pendapatan yang positif dan nilai R/C rasio yang lebih besar dari satu. Nilai R/C rasio atas biaya total setelah kenaikan harga kedelai sebesar 1,11. Sedangkan R/C rasio atas biaya tunai setelah kenaikan harga kedelai memiliki nilai 1,12.
DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHA TEMPE DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER (Studi Kasus di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)
SILMY AMALIA A14104066
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul Skripsi : Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usaha Tempe dengan Pendekatan Stochastic Frontier (Studi Kasus di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor) Nama : Silmy Amalia NRP : A14104066
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Dwi Rachmina, M.Si NIP. 131 918 503
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI IMPOR TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHA TEMPE DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER (STUDI KASUS DI DESA CITEUREUP, KECAMATAN CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN, KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Agustus 2008
Silmy Amalia A14103066
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, puteri pasangan M. Naqib Rachman dan Netty Warni. Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 April 1987. Pendidikan formal dimulai dari SD Negeri 08 Pondok Aren. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan formal di SLTP Negeri 1 Pondok Aren dan SMU Negeri 3 Tangerang. Pada tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Fakultas Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Manajemen Agribisnis. Selama kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan kampus yaitu di Rohis AGB Angkatan 41 periode 2004-2007 sebagai bendahara, BEM Fakultas Pertanian periode 2005-2006 sebagai kepala biro administrasi keuangan, terlibat dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan sebagai bendahara, pernah mengikuti lomba Pemikiran Kritis Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (2006-2007) sampai tingkat seleksi yang didanai oleh DIKTI dan menjuarai beberapa lomba yang diadakan oleh kegiatan kampus.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Rabb semesta pengatur jalan kehidupan manusia. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karuni-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usaha Tempe dengan Pendekatan Stochastic Frontier (Studi Kasus di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)” dapat diselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kenaikan harga kedelai yang berpengaruh terhadap penggunaan input produksi dan struktur biaya usaha tempe di Desa Citeureup. Analisis yang dilakukan yaitu melalui efisiensi teknis dan pendapatan pengrajin reponden. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi civitas akademika, pengrajin tempe, dan para pemegang kebijakan sehingga dapat memberikan masukan yang bermanfaat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan agar menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi penelitian berikutnya.
Bogor, Agustus 2008
Silmy Amalia
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin berterimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, masukan, dan semangat. Terimakasih penulis ucapkan kepada: 1. Ibu Ir. Dwi Rachmina, MS. Sebagai dosen pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktu dan membimbing penulis dari awal penulisan proposal hingga penulisan skripsi ini selesai. 2. Ibu Dr. Ir. Ratna Winandi, MS. Sebagai dosen penguji utama dalam ujian skripsi, atas masukan yang berharga dan menambah wawasan dan pengetahuan penulis. 3. Ibu Etriya, SP. MM. Sebagai dosen penguji wakil Departemen dalam ujian skripsi, atas masukannya dalam perbaikan skripsi. 4. Kedua orang tua tercinta, M. Naqib Rachman dan Netty Warni, yang telah memberikan dukungan moril dan materil, kasih sayang, kesabaran dan do’a yang tulus ikhlas sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. 5. Kakakku terbaik, Zaki Aulia Rachman dan Adeku tersayang, Jehany Fadhilah atas semangat dan dukungan tulus yang diberikan. 6. Bapak Ir. Joko Purwono. Sebagai Dosen Pembimbing Akademik, atas bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan. 7. Seluruh Dosen dan Staf Penunjang Program Studi Manajemen Agribisnis, atas segala ilmu, pengalaman dan bantuannya. 8. Endang Maulana, SE, sekretaris KOPTI Kabupaten Bogor, atas pengarahan dan informasi mengenai industri tempe. 9. Seluruh pengrajin tempe (responden) di Desa Citeuruep, atas kebaikannya dan kerjasamanya dalam memberikan data dan informasi yang diperlukan oleh penulis. 10. Mba Yayuk sebagai pengrajin tempe, yang telah membuka pikiran untuk mengetahui produksi tempe lebih mendalam. 11. Teman dekatku, Rizka, Dinna, Lia, Mega, Utari, dan Iswanti, atas persahabatan, kebersamaan, dan dukungan yang telah diberikan selama ini.
12. Theresia, atas kerjasamanya dalam mempelajari Frontier dan Kak Maryono, atas bantuannya dalam memahami Frontier. 13. Seluruh AGB’41 tercinta, Cumi, Loci, Tifa, Iwan, Arisman, Endang, Nanien, Yoga, Nunu, dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas bantuan, kekompakan dan kebaikannya. 14. WJ’s crew, Syeni, Tri, Ulil, Ratna, Hasti, Astri, Reriel, Vivin dan lain-lain, atas keceriaan yang selalu diberikan. 15. Teman se-KKP di Linggapura, Lesta, Karin, Whenny, Alwan dan Fiat, atas suka duka bersama yang tak terlupakan. 16. Teman satu perjuangan BEM Faperta IPB Kabinet Metamorfosa, atas kerjasama dan pengalaman yang berharga. 17. Kakak kelasku, Mba Laili, Mba Era, Ka’ Yayah, dan Mba Ratu yang telah memberikan motivasi dan informasi penting mengenai perkuliahan. 18. Semua pihak yang telah membantu penulis dengan ikhlas yang tidak dapat dicantumkan satu per satu. Terima kasih banyak.