BAB I I I
DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN. UMUM
DALAM KURIKULUM SMA SEJAK 1945 SAMPAI DENGAN. 1984 Pada bab ini akan diuraikan secara deskriptif perkembangan program pendidikan umura dalam kurikulum SMA dari ta
hun I945 sampai dengan tahun I984, yang meliputi
kurikulum
SMA 1945-1951, Kurikulum SMA-Federal (VHO), 1949, kurikulum
SMA 1952, 1958, 196i+, 1968, 1975, dan 1984. Deskripsi tiap kurikulum tersebut meliputi deskripsi la tar
pada
belakang
yang berupa konteks politik dan konteks kebijakan pendidik an ketika kurikulum itu lahir, deskripsi tentang
struktur
kurikulum, struktur program pendidikan umum, tujuan program pendidikan umum, dan materi program pendidikan umum.
Dalam
bab ini data akan disajikan apa adanya secara naratif tanpa adanya suatu analisis dan interpretasi. Analisis dan interpretasi baru akan dilakukan pada bab IV.
!• Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pela.iaran (Kuriku lum) SMA masa 1945-1951
1,1 Latar Belakang dan Konteks
Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tonggak dalam kehidupan bangsa Indonesia, karena raerupakan
bangsa Indonesia meraproklamasikan kemerdekaannya,
penting saat
setelah
selama berabad-*bad berada di bawah penjajahan bangsa lain.
Proklamasi kemerdekaan nerupakan tonggak pemisah 50
antara
51
kehidupan bangsa Indonesia yang sebelumnya diatur dan
di-
kendalikan oleh penguasa kolonial (penjajah) dengan
kehi
dupan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat,
yakni
suatu kehidupan yang diatur dan ditentukan .atas
kehendak
bangsa Indonesia sendiri.
Meraasuki alam Indonesia merdeka,
bangsa
Indonesia
segera menata segala aspek kehidupannya (ideologi, tik, ekonomi, sosial, budaya) yang sesuai dengan Indonesia merdeka, dan menanggalkan hal-hal
poliseraangat
yang
berbau
semangat penjajah. Penataan kehidupan baru ini tentu
me-
nyangkut juga bidang pendidikan.
Setelah memproklamasikan kemerdekaannya ,
ternyata
bangsa Indonesia yang baru merdeka itu harus
menghadapi
hambatan dan tantangan baru, baik yang berasal dari bangsa
Indonesia sendiri maupun dari bangsa lain, sehingga menuntut bangsa Indonesia untuk merapertahankan kemerdekaan
kedaulatannya. Hambatan pertama da tang dari pihak
tentara
pendudukan Jepang yang tidak mau begitu saja menyerah dilucuti senjatanya, karena mereka ingin tetap
dan
dan
memperta-
hankan status quo. Tantangan berikutnya da tang dari pihak Sekutu
gris) yang datang pada bulan September 1945.
(ing-
Sebenarnya
mereka da tang untuk melucuti tentara Jepang, namun menghadapi .kenyataan bahwa bangsa Indonesia telah
mereka merdeka.
52
Sekutu kemudian ternyata melakukan tindakan-tindakan menimbulkan permusuhan dengan bangsa Indonesia,
yang
sehingga
menimbulkan bentrokan-bentrokan.
Tantangan yang lebih keras da tang dari pihak Belanda yang datang kembali ke Indonesia dan berusaha untuk menguasai kembali. Dua kali Belanda melakukan agresi militer terhadap bangsa Indonesia dan Pemerintah RI semasa revolusi fisik, yang menimbulkan perlawanan bangsa Indonesia un
tuk mempertahankan kemerdekaannya. Inilah masa perang merdekaan yang berlansung dari tahun 1945
sampai
ke
dengan
1949.
Dalam masa revolusi fisik atau perang
kemerdekaan,
tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia ternyata
bukan
hanya berasal dari bangsa asing, melainkan juga dari seba-
gian bangsa Indonesia sendiri. Partai ^omunis
Indonesia
(PKI) pada tahun 1948 melakukan pengkhianatan dengan mela kukan pemberontakan di Hadiun terhadap Pemerintah RI sah. Kemudian muncul pula pemberontakan Republik
yang
Maluku
Selatan (RMS) dan DI/TII.
Semua situasi krisis yang terjadi selama revolusi fi sik 1945-1949 tentu membawa dampak yang kurang baik
bagi
kelancaran roda kehidupan bangsa dan negara Indonesia hari-hari. Dunia pendidikan, khususnya pendidikan
se-
formal,
sangat merasakan pengaruhnya akibat krisis selama revolusi fisik tersebut.
53
Gambaran tentang keadaan dunia persekolahan pada masa revolusi fisik (perang kemerdekaan) digambarkan oloh
Su-
gianto (1971 : 35) sebagai berikut:
Ketika musuh mulai menduduki kota-kota besar
kita
(Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Sura
baya, Medan, Makasar), maka ketenangan untuk
bel-
ajar bagi anak-anak kita di kota-kota besar
tadi,
Beberapa sekolah sudah tidak mungkin dapat
berja-
sudah tidak dapat dijamin lagi.
lan lagi. Sekolah-sekolah tersebut terpaksa harus diungsikan ke terapat-tempat yang lebih tenang, ya-
itu daerah-daerah yang masih dikuasai oleh Repub-
lik kita.
.... Sekolah-sekolah tersebut dengan sendirinya tidak dapat berjalan dengan teratur, karena banyak di antara pemuda pelajar yang meninggalkan bangku sekolah untuk menggabungkan diri ke dalam badan perjuangan.
badan-
Sementara itu Soegarda ^oerbakawat ja (1970 : 40)memberikan gambaran sebagai berikut:
^etika dalam bulan Juli I947 Belanda menyerbu
ke
daerah Republik, maka keadaan sekolah-sekolah berantakan. Para pelajar yang berumur 14 tahun keatas banyak meninggalkan bangku sekolah dan ikut serta dalam perjuangan ... Dari Menteri PP & K an
tara lain diinstruksikan, bahwa dalam
keadaan
apapun juga pendidikan dan pengajaran tetap
harus
diusahakan berlangsungnya ... Dari Yogya diusahakan pemeliharaan pelajar-pelajar yang ada di terapattempat pertahanan dengan mengirimkan guru-guru , buku-buku dan bacaan-bacaan lainnya, agar mereka tidak raengalami kemunduran dan terjaga moralnya.
Adanya agresi railiter pertama dari Belanda
tersebut
dihadapi dengan gigih oleh bangsa Indonesia, sehingga ter-
jadi pertempuran-perterapuran. Kemudian terjadi
gencatan
senjata dan perundingan-perundingan antara Pemerintah
dengan Belanda. Namun kemudian Belanda melakukan
RI
agresi
54
militer kedua pada bulan Desember 1948. Dengan timbulnya agresi kedua ini usaha dilapangan pendidikan dan pengajar
an kacau kembali, dapat dikatakan hancur, karena
Indonesia, kecuali Aceh, diduduki oleh Belanda
seluruh
( Soegarda
Poerbakawat ja, 1970 : 51). Sebenarnya sebelum agresi kedua ini pun dunia pendidikan dan pengajaran juga mengalami kekacauan untuk kedua kalinya dengan adanya peristiwa
Madi-
un, yaitu pemberontakan Komunis (Sugianto, 1971: 45).
Maea 1945 - 1951 memang rnerupakan masa yang
penuh
pergolakan baik fisik maupun politik. Namun di tengah masa
krisis ini pun kegiatan pendidikan dan pengajaran terhenti sama sekali, sekalipun banyak meneraui
tidak hambatan.
Beberapa kebijakan tentang pendidikan, yang juga menyangkut pendidikan menengah, telah dibuat selama masa tersebut.
Bangsa Indonesia ketika memasuki masa kemerdekaannya tidaklah dengan rencana yang kosong dalam bidang pendidik an, sebab bersamaan dengan penyusunan undang-undang
(UUD) bekerja pula dalam BPUPKI suatu sub Panitia
dikan dan Pengajaran, dengan Ki Hajar Dewantara
dasar
Pendi
sebagai
ketua. Sub Panitia tersebut menyusun 10 pasal Rencana Pen didikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, yang di antaranya adalah sebagai berikut: •
•
•
*
2) Pemerintah memelihara "Pendidikan
Kecerdasan
Akal Budi" untuk segenap rakyat dengan dan sebaik-baiknya;
cukup
55
3) Sebagaimana garis-garis adab perikemanusiaan seperti yang terkandung dalam pengajaran
agama
maka pendidikan dan pengajaran nasional
harus-
lah bersendikan agama dan kebudayaan bangsa serta menuju ke arah keselamatan dan kebahagiaan masyarakat; •
♦
•
*
6) Tentang susunan pelajaran harus ditetapkan an
tara pengetahuan umum, pendidikan budi pekerti,
pendidikan semangat bekerja, kekeluargaan, cinta tanah air serta keprajuritan. Syarat itu diwajibkan untuk semua sekolah baik negeri maupun swasta;
8) Tentang pelajaran Bahasa Indonesia:
a) Bahasa Indonesia harus diajarkan dengan cukup di seluruh Indonesia dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi sebagai bahasa pengantar.
(Suradi HP, 1986 : 18 )
Peraikiran yang telah dihasilkan oleh tokoh
- tokoh
pendidikan dan kebudayaan itu kemudian dipakai sebagai da sar bagi kebijakan pendidikan dan kebudayaan aeeudah Indo nesia merdeka.
Menteri PP dan K yang pertama,
Ki Ha jar Dewantara ,
pada tanggal 29 September 1945 mengeluarkan sebuah instruk-
si umum kepada semua kepala sekolah dan guru-guru untuk:
1) Mengibarkan "Sang Merah Putih" tiap-tiap di halaman sekolah;
hari
2) Melagukan lagu kebangsaan Indonesia Raya; 3) Menghentikan pengibaran bendera Jepang dan menghapu8kan nyanyian "Kimigajo" (lagu kebangsaan
Jepang);
4) Menghapuskan pelajaran bahasa Jepang serta
se-
gala upacara dari Pemerintah Balatentara Jepang; 5) Memberikan seraangat kebangsaan kepada semua mu-
rid*
(Rochman Natawidjaja, 1981 : 80)
56
Masalah pendidikan dan pengajaran rupanya
mendapat
perhatian dari BP KNIP (Badan Pekerja Komite Indonesia Pu-
sat) yang dalam rapatnya pada tanggal 27 Desember 1945 me ngeluarkan keputusan sebagai berikut: Mengingat bahwa:
1. Amat perlu adanya pedoman pendidikan dan peng ajaran yang sesuai dengan dasar susunan negara •"epublik Indonesia;
2. Pendidikan dan Pengajaran ialah suatu alat yang sebenar-benarnya dalam bangunan negara.
Berpendapat:
bahwa hal itu hanya dapat dicapai jika jiwa
pen
didikan yang sarapai sekarang berlaku diperbaharui dengan cara revolusioner dan tidak dengan cara
tambahan-tambahan saja dengan tidak melupakan
yang telah ada.
Mengusulkan:
Kepada Kementrian Pengajaran, supaya dengan selekas mungkin mengusahakan agar pembaharuan pendidik
an dan pengajaran dijalankan sesuai dengan rencana pokok-pokok usaha pendidikan dan pengajaran baru yang kami lampirkan ini.
Pokok-pokok usaha pengajaran dan pendidikan dari
BP
KNIP ada 10 butir (pasal)', namun hanya akan dikutip sebagian saja, yang berkaitan dengan kepentingan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1) Untuk menyusun masyarakat baru perlu
adanya
perubahan pedoman pendidikan dan pengajaran. Paham perse or angan yang hingga kini berlaku ha-
ruslah diganti dengan paham kesusilaan dan rasa
kemanusiaan yang tinggi. Pendidikan dan peng ajaran harus membimbing murid-raurid menjadi
warga negara yang mempunyai rasa tanggung jawab. ... *
3) %thodik yang berlaku di sekolah-sekolah daklah berdasarkan sistem sekolah kerja aktivitas rakyat kita kepada pekerjaan berkembang seluas-luasnya.
hen-
agar bxsa
57
5) a. Pengajaran agama hendaklah mendapat
tempat
yang teratur seksama, hingga cukup
mendapat
perhatian yang semestinya dengan tidak ngurangi kemerdekaan golongan-golongan
berkehendak mengikuti kepercayaan
meyang
yang
di-
peluknya . . . . •
•
•
•
9) Pengajaran kesehatan dan olah raga
hendaklah
teratur sebaik-baiknya hingga terdapat kemudian hasil kecerdasan rakyat yang harmonis.
(Soegarda Poerbakawat ja , 1971:38)
Berdasarkan keputusan BP KNIP tersebut di atas , Menteri PP dan K, Mr. Suwandi, melakukan usaha untuk mengubah sistern pendidikan dan pengajaran sehingga akan lebih sesu ai dengan keinginan dan cita-cita masyarakat
Indonesia.
Dengan Keputusan Menteri Suwandi tanggal 1 Maret I946
No.
104/Bhg.O telah dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran di bawah pimpinan Ki Ha jar Dewantara.
Adapun perintah.Menteri PP dan K dalam surat
kepu
tusan tersebut di atas memuat hal-hal sebagai berikut: a. merencanakan susunan baru dari tiap-tiap macam
sekolah (schooltype); b. menetapkan bahan-bahan pengajaran dengan menimbang keperluan yang praktis dan jangan
terlalu
berat (overladen); c. raenyiapkan rencana-rencana pelajaran untuk ap-tiap sekolah dan tiap-tiap kelas
ti (fakultas
juga) disertai dengan daftar-daftar dan
kete-
rangan-keterangan yang lengkap).
(Soegarda, 1971 : 37 ; Anwar Jasin, 1983 : 123)
58
Dalam rapat Panitia Penyelidik Pengajaran itu, menjadi pembicaraan penting antara lain soal agama,
yang budi
pekerti, kebudayaan, angkatan perang, pendidikan orang de-
wasa, kewajiban belajar, dan bahasa (Marwati Djoned, 1984: 185 ; Soegarda P., 1971 : 37). beberapa hasil Panitia nyelidik
Pe
Pengajaran itu antara lain sebagai berikut ( ha
nya dikutip yang berkaitan dengan kepentingan penelitian ini):
Tentang Agama dan kebudayaan: 1. Hendaklah agama diberikan pada semua sekolah dalam jam pelajaran; ....
4. agama pada jam yang bersamaan; 5. guru agama - harus mempunyai pengetahuan umura
Tentang Bahasa: ....
4. Bahasa Indonesia
yang telah diangkat
bahasa persatuan harus dikenal seluruh
sebagai bangsa
baik pasif maupun aktif dan harus merata di se
luruh Indonesia; *
•
#
•
6. Jika dari pihak ilmu jiwa tidak ada
halangan
lagi, pelajaran bahasa Indonesia diberi selekas-
lekasnya.
Tentang konsentrasi rencana pelajaran: 1. pendidikan fikiran dikurangi; 2. isi pelajaran dihubungkan dengan kehidupan hari-hari;
se-
3. perhatian untuk kesenian; 4. pendidikan watak;
5. pendidikan jasmani;
6. kewarganegaraan dan masyarakat; 7. menentukan daftar pelajaran atas dasar-dasar di atas.
Hasil-hasir Panitia Penyelidik Pengajaran ini ke
mudian dijadikan dasar (inulai tahun 1947) untuk mengadakan perubahan-perubahan dan pembaharuan di
lapangan pendidikan dan pengajaran.
(Soegarda Poerbakawatja, 1971 : 41 - 45)
59
Pada masa tahun 1945 sampai dengan tahun 1951 sering
sekali terjadi pergantian Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Oleh karenanya pergantian yang sangat pat dan keadaan yang masih tidak teratur, tidak
ce-
banyak
yang dapat dijalankan oleh para menteri itu. Akibat
dari
keadaan yang tidak menentu dan tidak teratur selama
masa
revolusi fisik dan masa RIS, maka kebijakan-kebijakan pen
didikan yang menyangkut Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas
(SMA) juga raengalami harabatan-hambatan. 1.2 Struktur Program Rencana Pelajaran SMA Masa
1945 -
1951
Pada masa awal kemerdekaan, Sekolah Menengah
Tingkat Atas (SMA) masih bernaraa Sekolah Menengah
Umum
Tinggi
(SMT) (Suradi HP, 1986 : 29). Naraa SMT ini merupakan
ke-
lanjutan dari nama sekolah menengah umum tingkat atas pada
masa pendudukan Jepang. Baru pada tahun 1947, menurut
Su
radi HP, nama Sekolah Menengah Tinggi (SMT) diganti menja-
di Sekolah wenengah Atas (SMA). Sedangkan menurut Sugianto (1971 : 41) pergantian nama itu terjadi pada awal
tahun
1948.
Sesuai dengan keadaan masa revolusi fisik yang tidak menentu, maka pada masa antara 1945 - 1951 usaha-usaha pe-
nyelenggaraan SMA (termasuk tentang rencana pelajaran atau kurikulumnya) untuk sementara merupakan kelanjutan usaha-usaha di masa pemerintahan Belanda '
dan
dari
Jepang
60
(Soegarda P., 1970 : 50 ; Suradi HP, 1986 : 29),
tentunya
dengan diadakan penyesuaian-penyesuaian dengan
suasana
Indonesia merdeka.
Pada tahun 1947, sebagai follow up dari
musyawarah.
pendidikan yang diadakan pada bulan April tahun itu di Su ra karta, untuk pertama kali diadakan pertemuan antara uru-
san SMT dengan para direktur SMT. Maksud pertemuan itu ia-
lah untuk mempertebal tekad menyelesaikan perjuangan mela-
wan agresi Belanda, dan s elan jutnya untuk menyusun rencana
pelajaran SMT, yang sarapai saat itu belum sempat secara lnendalarn. Maka disusunlah sebuah rencana
dibahas pelajaran
yang sesuai dengan situasi pada waktu itu, meskipun
belum
terinci benar (Soegianto, 1971 : 38)
Pada tahun 1947 itu Pemerintah hanya
mengeluarkan
ketentuan tentang SMA (SMT) sebagai berikut:
(1) isi pelajaran SMA harus memenuhi
kebutuhan
nasional;
(2) harus menggunakan pengantar bahasa Indonesia; (3) mutu pelajaran agar setimgkat dengan AMS
ta
hun 1942.
(Suradi HP, 1986 : 29) Pada masa awal kemerdekaan, SMT atau SMA terbagi da
lam dua bagian atau jurusan, yaitu SMA bagian A (sastra),
dan SMA bagian B (eksakta). Sedangkan SMA bagian C (yuridis ekonomi) baru lahir pada tahun 1948.
61
Tentang rencana pelajaran atau kurikulum SMT (SMA) pada saat itu digarabarkan oleh Sugianto (1971 : 40)
seba
gai berikut:
SMT tetap terdiri atas SMT bag. A dan bag. B. Ren cana pelajaran SMT bag. B.masih tidak jauh berbeda
dengan rencana pelajaran AMS-Afd. B dahulu; bahasa asing yang diberikan adalah bahasa Inggris dan ba hasa German, sedangkan bahasa Perancis menjadi fakultatif. Murid-murid kelas III pun masih dapat memilih antara pelajaran menggambar dan .tata buku.
SMT bag. A lebih mendekati AMS-Afd. A-I; di
sam-
ping pelajaran Jawa KUno, pada setiap SMT bag. A sekarang diberikan bahasa daerah, sedangkan bahasa bahasa asing yang diberikan adalah bahasa - bahasa
Inggris, German dan Perancis *).
Adapun struktur program mata pelajaran-mata pelajar an pada Rencana Pelajaran (Kurikulum) SMA masa I945 - 1951 itu adalah seperti di bawah ini (Tabel I):
) AMS (Algemene Middelbare School) merupakan nama Sekolah ^nengah Umum Tingkat Atas (SMA) pada masa pemerintahan Hxndia Belanda. AMS pada masa itu memiliki tiga ba-
§^n Ja|deling), yaitu Afdeling B (Ilmu Pasti dan Alara)
Afd. A-I (sastra Timur) dan Afd. A-II (Sastra Barat).
62
Tabel
I
Struktur program Rencana Pelajaran SMA 1951
(Bagian B)
Kelas
•
Mata Pelajaran
No.
1945 -
I
II
7
5
5
2
2
III
1.
Ilmu Pasti
2.
Ilmu Pesawat
3.
Ilmu Alam
4
4
5
4.
Ilmu Kimia
3
3
5
5.
Ilmu Hayat
2
2
1
6.
Ilmu Falak
—
1
1
7.
Bahasa Indonesia
3
3
3
8.
Bahasa Inggris
3
3
3
9.
Tata Negara
-
1
1
1
1
1
—
2
1
—
10.
Ekonomi
11.
Tata
12.
Ilmu Bumi
1
1
.1
13.-
Bahasa German
4
2
2
14.
Bahasa Perancis
(2)
(2)
(2)
15.
Menggambar Tangan
1
1
16.
Menggambar Mistar
17.
Pendidikan Oasmani
L
Buku
----__--«____««._.
_
—
2
2
3
3
3
63
Seperti telah disebutkan di rauka, bahwa ^encana Pel ajaran SMA pada masa 1945 - 1951 tidak jauh berbeda dengan
rencana pelajaran (kurikulum) AMS pada masa Hindia da. Sedikit perbedaan itu misalnya pada rencana
Belan
pelajaran
AMS terdapat mata pelajaran Bahasa ^elanda, yang merupakan mata pelajaran penting, sedangkan mata pelajaran Bahasa In donesia tidak diberikan. Sebaliknya, dalam rencana pelajar
an (kurikulum) SMA masa 1945 - 1951» Bahasa Belanda
tidak
diberikan, sedangkan mata pelajaran Bahasa Indonesia
men-
jadi mata pelajaran penting.
Jika kita perhatikan uraian di atas, maka
terlihat
bahwa SMA pada masa itu telah terbagi ke dalam tiga bagian
(jurusan), yaitu bagian A (sastra), B (ilmu pasti dan alam) dan C (yuridis-ekonomi). Pembagian
tersebut sudah dimulai
sejak seorang siswa memasuki SMA. Jadi sejak kelas I SMA para siswa sudah terbagi-bagi sesuai dengan bagian
jurusannya masing-masing. Bankan sebenarnya pada masa
pen jurusan (pembagian jurusan) sudah dimulai sejak
atau
itu
kelas
III SMP.
Selanjutnya jika diperhatikan struktur program
Ren
cana Pelajaran (Kurikulum) SMA tersebut di atas, maka tampak tidak adanya pengelompokan dalam kelompok - kelompok
mata pelajaran tertentu. Semuanya terkelompok sebagai satuan dari jurusan atau bagian itu. Dalam struktur ram kurikulum tersebut tidak ditemukan adanya
keprog
sekelompok
64
ataupun mata pelajaran-raata pelajaran tertentu yang seca ra sengaja disebut sebagai program pendidikan umum
atau
general education. Hanya keraungkinan benih-benih yang mengarah pada munculnya program pendidikan umum itu
ada,
misalnya dengan adanya mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan Pendidikan Jasmani. Sementara itu mata pelajaran Pen didikan Agama belum tercantum, sekalipun dalam Surat
putusan BP KNIP mesti ada dan dilam rapat-rapat
Ke
Panitia
Penyelidik Pengajaran pun dibicarakan. Jadi sejauh ini dalam Rencana Pelajaran (Kurikulum) SMA yang berlaku
pada masa 1945 -1951, tidak
ditemukan
program kurikulum yang dapat disebut sebagai program pen
didikan umum (.general education). Dengan kata lain, didikan umum dalam bentuk suatu program tidak
pen
ditemukan
dalam Kurikulum SMA masa 1945-1951.
Uraian yang cukap panjang lebar dalam sub bab khususnya yang menyangkut konteks sosial-politik dan
ini, ke
bijakan pendidikan, adalah untuk menunjukkan adanya kaitan yang erat antara ketiadaannya program pendidikan
umum
dalam kurikulum SMA dengan kondisi (konteks) sosial-poli tik yang pada saat itu memang sedang penuh kekacauan
dan
ketidakteraturan. Namun beberapa kebijakan pendidikan yang lahir pada masa itu telah mengandung benih-benih pemikiran awal bagi lahirnya program pendidikan umura masa berikutnya, yakni dengan adanya ketentuan
pada tentang
65
Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani.
Karena struktur program pendidikan uraumnya
sendiri
tidak ditemukan dalam Kurikulum SMA masa 1945-1951,
maka
pada bagian ini tidak akan ada pula pembahasan tentang
tu
juan dan materi dari program pendidikan umum itu. 2. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pela.iaran (Kuriku
lum) VHO (SMA-Federal) 1949
2.1 Latar Belakang dan Konteks
Pada tanggal 27 Desember 1949 terjadi perubahan yang sangat mendasar di Indonesia dengan berubahnya status nega
ra RI (Republik Indonesia) menjadi negara RIS (Republik In
donesia Serikat). Negara RI masih tetap ada, namun berstatus sebagai salah satu negara bagian RIS. Berdirinya negara
RIS ini tidak lepas
dari usaha Belanda yang
bangsa dan negara Indonesia terpecah
menginginkan
belah persatuannya.
Pada masa RIS, di negara-negara bagian selain bagian RI, terdapat sekolah menengah
umum tingkat
atas
yang bernama VHO (Voorbereidend Hooger Onderwijs = ajaran bagi Persiapan ke Perguruan Tinggi). VHO
negara
Peng
tersebut
semula didirikan oleh Pemerintah pendudukan Belanda
sete-
lah mereka melakukan agresi militer terhadap Pemerintah RI.
Oleh karena VHO tersebut merupakan sekolah yang
didirikan
Belanda, maka bahasa pengantar yang digunakan di VHO adalah Bahasa Belanda. Sekolah tersebut memang diperuntukkan
bagi
66
anak-anak Belanda, namun tidak sedikit anak-anak Indonesia
yang bersekolah di VHO. Karena VHO ini pernah ada
setelah
Indonesia merdeka dan dimasuki juga oleh anak-anak Indone sia, maka struktur kurikulum VHO pun perlu dikaji
apakah
memuat program pendidikan umum atau tidak. 2»2 Struktur Program Kurikulum VHO
VHO sebagai sebuah sekolah menengah umum
tingkat
atas mempunyai empat jurusan atau bagian, dengan lama bel-
ajar 2 - 3 tahun. Keempat bagian tersebut adalah:
Ai (Sastra Timur), Bag. A2 (Sastra
Barat), bag. B
Pasti dan Alam), dan bag. C (Sosial-Ekonomi). Sejak
bagian
(Ilmu masuk
VHO (kelas satu), para siswa sudah terbagi-bagi (terjuruskan ke dalam bagian-bagian tersebut. Jadi mereka
sudah
terkotak-kotak sesuai dengan bagian-bagiannya.
VHO menggunakan program kurikulum yang berbeda
de
ngan kurikulum.SMA biasa di negara RI. Struktur program
kurikulum VHO adalah sebagai berikut (hanya untuk (Afdeling) A^
dan bagian B);
bagian
67 TABKL I I
STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM VHO
VHO ai'd. Ai
No.
VHO afd. •
1
Bahasa Belanda
2
Bahasa Melayu (Indonesia) 4 Bahasa Inggris 3 Bahasa Timur (San-
3 4
4
B
/
4
Bahasa Belanda
4 3
3
3
(Indonesia
2
2
Bahasa Inggris
3 7
3
5 4
4 6
Menggambar Mistar
2 2
2 2
Pend. Jasmani
4
4
Bahasa Melayu Ilmu Pasti
6
sekerta & Jawa Kuno
5 •5
5
S e jr h.Ke budayaa n
2
2
6
Etnologi Biologi
3
3
2 2
2 2
7 8 9 10
Pend. Musik
Menggambar & SejK-esenian
3
3
Pend. Jasmani
4
4
32
Ilmu Alam Ilmu Kimia Ilmu Tumbuh-tumbuhan dan hewan
32
32 32 ——
Jika kita perhatikan struktur program kurikulum
tersebut di atas, maka tidak terlihat adanya program dxwajibkan untuk semua siswa (semua bagian) dan
VHO
yang
diarahkan
bagi pembinaan kepribadian siswa. Sesuai dengan
namanya,
VHO merupakan sekolah persiapan untuk perguruan tinggi dan tidak terlihat mempunyai arah untuk membina siswa
menjadi
warga negara yang baik. Oleh karena itu program kurikulum
VHO terlihat telah terspesialisasi sejak awal, seperti halnya di perguruan tinggi. VHO memang mempersiapkan siswa
untuk ca pat menjadi spesialis bidang keilmuan sesuai dengan rainat dan
bakatnya masing-masing.
Di dalam De Algemene Cpordinatie van het
Onderwijs-
Dept. 0 & E, 19^7, yang dikutip oleh Sugianto (1971 : 52.), dikatakan bahwa:
68
sesudah SM. 1+ th. tak ada serba be ban (over be las
ting) lagi.
Sesudah anak berumur 16 tahun,
maka
makin jelaslah ke arah mana bakat dan minat
itu harus disalurkan, yang kemudian
murid
merupakan
landasan kuat untuk pendidikan selanjutnya di universitas.
Dari kutipan di atas terlihat bahwa VHO pada mulanya merupakan landasan bagi pendidikan selanjutnya di univer-
sitas nanti, sehingga sejak memasuki VHO para siswa telah dxsiapkan untuk menjadi spesialis-spesialis sesuai
dengan
bakat dan minatnya. Kurikulum (^encana Pelajaran) VHO rang memperhatikan pembinaan kepribadian siswa.
ku
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dalam kurikulum VHO
tidak
ditemukan suatu program yang dapat dikategorikan
sebagai
program pendidikan umum (general education), karena
tidak
memenuhi kriteria pendidikan umum yang ditetapkan dalam pe-
nelitian ini (lihat bab II). Oleh karena program pendidik an umumnya tidak ditemukan, maka pada sub bab ini pun
dak akan ada pembahasan tentang tujuan, struktur
ti
program,
dan materi pendidikan umum pada kurikulum tersebut.
Sebagai catatan tambahan, pada pertengahan ,
tahun
1950, ketika Indonesia telah menjadi negara kesatuan lagi, diadakan penyesuaian VHO dengan sistem pendidikan di nega ra kesatuan RI. VHO kemudian dijadikan sebagai SMA-Istimewa. Di kelas yang tertinggi pada SMA-Istimewa itu satu tahun masih diperkenankan peraakaian bahasa
sebagai bahasa pengantar. Dalam perkembangan
untuk belanda
selanjutnya,
di Indonesia hanya dikenal satu macam SMA saja.
69
3- Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pelajaran (Kuri kulum) SMA 1952 3.1 Latar Belakang dan Konteks
Jika pada masa tahun 1945 - 1951, rencana pelajaran
SMA (yang sebelumnya bernama SMT) merupakan kelanjutan da ri masa Hindia Belanda dan Jepang (yang telah
sesuaikan
dengan jiwa Indonesia merdeka), maka mulai tahun 1952 ber
laku rencana pelajaran SMA yang baru yang lebih
terinci
dan lahir sebagai buah fikir bangsa Indonesia sendiri. La
hirnya Rencana Pelajaran SMA 1952 (selanjutnya disebut Ku rikulum SMA 1952) tidak terlepas dari kebijakan - kebijakan politik yang berlaku pada saat itu, dan tentunya yang ling utama adalah adanya kebijakan dalam dunia
pa
pendidikan
sendiri.
Lahirnya Kurikulum SMA 1952 itu adalah pada saat ne gara kita baru dua tahun kembali menjadi Negara
Kesatuan
Republik Indonesia, setelah sebelumnya berstatus
sebagai
Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejak negara kita menjadi negara RIS dan kemudian kembali menjadi negara ke satuan RI, asas demokrasi
yang diterapkan adalah demokra-
si liberal, yang raemberi kebebasan kepada rakyat
dalam
segala hal. Jadi lahirnya Kurikulum SMA 1952 tersebut ada lah pada saat negara kita menganut demokrasi liberal. Jika pada masa revolusi fisik penyelenggaraan pendi
dikan di Indonesia didasarkan atau
berpedoman
kepada
70
falsafah Pancasila dan UUD 191+5 dan hasil-hasil
Penyelidik Pengajaran, maka menjelang lahirnya
Panitia
Kurikulum
SMA 1952 telah lahir Undang-undang no. 4 tahun 1950
yang
menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan pendidikan mulai tahun 1950 itu. UU No. 4 tahun 1950 adalah
Undang-
undang tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran
di
Sekolah, yang merupakan undang-undang pendidikan yang pertama di negara RI. Selain itu, Undang-undang Dasar Semen-
tara 1950 juga merupakan landasan utama bagi dunia
pendi
dikan pada masa itu.
Undang-undang N0. 4 tahun 1950 dibuat ketika RI merupakan negara bagian dari RIS. Undang-undang
negara terse
but baru dinyatakan berlaku untuk seluruh Indonesia
(pada
saat negara Kesatuan RI) dengan Undang-undang no. 12 tahun 1954, pada bulan Maret 1954.
Beberapa hal penting yang terdapat dalam UU No. 4 / 1950, yang berkaitan dengan kepentingan penelitian akan dikutip di bawah ini, antara lain tentang
ini, tujuan
pendidikan (pasal 3) yang dinyatakan sebagai berikut: Tujuan pendidikan dan pengajaran
ialah membentuk
manusia susila yang cakap dan warga negara
yang
demokratis serta bertanggung jawab tentang jahteraan masyarakat dan tanah air.
kese-
Tentang maksud dari pendidikan menengah (antara lain SMA), undang-undang tersebut menyatakannya dalam pasal ayat 3, yaitu:
7
71
Pendidikan dan pengajaran menengah (umum dan vak) bermaksud melanjutkan dan meluaskan pendidikan dan pengajaran yang diberikan di sekolah rendah
untuk
mengembangkan kesanggupan cita-cita hidup serta membimbing kesanggupan raurid sebagai anggota masyarakat, mendidik tenaga-tenaga ahli dalam pel-
bagai lapangan khusus sesuai dengan bakat masing -
masing dan kebutuhan masyarakat dan/atau siapkannya bagi pendidikan dan pengajaran
mempertinggi.
UU No. 4/1950 antara lain juga mencantumkan
tentang
perlunya mata pelajaran tertentu (pendidikan jasmani
dan
pendidikan agama) diberikan di setiap sekolah. Tentang pen didikan jasmani, yang diatur dalam pasal 9, dinyatakan se bagai berikut:
Pendidikan jasmani yang menuju kepada
keselarasan
antara turabuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indone
sia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir-batin,
diberikan pada segala jenis sekolah.
Dengan dinyatakannya bahwa pendidikan jasmani perlu diberikan pada segala jenis sekolah, maka tentunya di SMA pun perlu ada mata pelajaran pendidikan jasmani.
Di dalam penjelasan pasal 9 tentang pendidikan jasmani dinyatakan bahwa:
Untuk melaksanakan maksud daripada bab II pasal 3 tentang tujuan pendidikan dan pengajaran, maka pen-
dxdikan dan pengajaran harus meliputi kesatuan rohani-jasmani.
Pertumbuhan jiwa daniaga harus mendapat tuntunan yang menuju kearah keselarasan agar tidak timbul penyebelahan ke arah intellectualisme atau ke arah perkuatan badan saja.
Perkataan keselarasan menjadi pedoman pula
untuk
menjaga agar pendidikan jasmani tidak mengasingkan diri daripada pendidikan keseluruhan(totaalopvoeding).
7Z
Pendidikan jasmani merupakan usaha pula untuk membuat bangsa Indonesia sehat dan kuat
Oleh karena itu pendidikan jasmani
lahir-batin.
berkewajiban
juga memajukan dan memelihara kesehatan badan, ter-
utaraa dalam arti preventif tetapi juga secara correctief.
Selanjutnya UU No. 4/1950 juga mengatur tentang peng
ajaran/pendidikan agama di sekolah-sekolah negeri,
yang
diatur pada pasal 20, yang berbunyi sebagai berikut:
1. Dalam sekolah-sekolah: negeri diadakan pelajar an agama: orang tua murid menetapkan apakah anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.
2. Cara penyelenggaraan pelajaran agama di sekolahsekolah negeri diatur dalam peraturan yang
di-
tapkan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran
dan
Kebudayaan bersama-sarna dengan Menteri Agama.
Di dalam penjelasan pasal 20 tersebut di atas dinya takan sebagai berikut:
a. Apakah satu jenis sekolah
meraberi
pelajaran
agama adalah tergantung pada umur dan kecerdasan murid-muridnya.
b. Murid-murid yang sudah dewasa boleh ikut dan tidaknya pelajaran agama.
menetapkan
c. Sifat pengajaran agama dan juralah jam pelajaran ditetapkan dalam undang-undang tentang
jenis
sekolahnya.
d. Pelajaran agama tidak mempengaruhi kenaikan ke las anak.
Dalam pasal 20, berikut penjelasannya tersebut atas, terlihat bahwa pelajaran agama perlu diberikan
di di
sekolah-sekolah negeri, namun sifatnya bukan wajib,
mela-
inkan bersifat pilihan, karena seorang siswa (atau
berda-
sarkan ketetapan orang tua) dapat mengikutinya tidak.
ataupun
73
Tercantumnya pelajaran agama dalam UU No. 4 tahun
1950 tersebut, kemudian diperkuat pula dalam UUDS
1950,
pada pasal 41 ayat (3) yang berbunyi sebagi berikut:
Penguasa memenuhi kebutuhan akan pengajaran
umum
yang diberikan atas dasar memperdalam perasaan perikemanusiaan, memperdalam keinsyafan kebangsa an, memperkuat perikemanusiaan yang sama terhadap
keyakinan agama setiap orang dengan meraberikan kesempatan dalam jam pelajaran untuk mengajarkan agama sesuai dengan keinginan orang tua
murid-mu-
rid.
Dua buah ketentuan yuridis-formal tersebut di atas, yang berkaitan dengan pelajaran atau pendidikan agama
sekolah tentu didasari oleh fikiran
bahwa
di
pendidikan
agama mempunyai peranan penting dalam mendidik
manusia
Indonesia seutuhnya. Pelajaran agama atau pendidikan aga ma di sekolah menurut UUDS 1950 tersebut dimaksudkan
un
tuk memperkuat keyakinan beragaraa setiap orang. Sedangkan
di dalam UU no. 4/1950 baik dalam pasalnya maupun
penje-
lasannya, tidak ditemukan dasar pemikiran atau alasan ten tang perlunya pelajaran agama tersebut.
Untuk mengatur pelaksanaan pasal 20 UU No. 4/ 1950 itu kemudian dikeluarkan ^eraturan ^ersama Menteri PP & K
dan Menteri Agama N0. 1^32/Kab K.I/ 651
(Pendidikan) tanggal 20 (Agama)
Januari 1951, yang diubah dengan Peraturan
17678 / Kab
Bersama
tanggal 16 Juli 1951. Beberapa pasal
No.
yang
K / 1 /9180* perlu diketahui dari Peraturan Bersama itu antara lain:
74 Pasal l:
Di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan (umum dan vak) diberi pendidikan agama. Pasal 3:
Di sekolah-sekolah lanjutan tingkatan pertama dan tingkatan atas baik sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah vak diberi pendidikan agama 2 (dua) jam pelajaran dalam tiap-tiap minggu. Pasal 5:
^uru-guru agama diangkat, diperhentikan dan
seba-
gainya oleh Menteri Agama atas usul instansi agama yang berkepentingan.
Pasal 9:
Pencana Pelajaran Agama ditetapkan oleh ^ementrian
Agama sesudah disetujui oleh Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, atas usul instansi yang berkepentingan.
Adanya ketentuan dalam UU No. 4 tahun 1950 yang meng atur tentang pengajaran atau pendidikan agama dan
pendi
dikan jasmani, tentu menjadi pertimbangan bagi para
peme-
gang kebijakan pendidikan untuk memasukkannya ke dalam ku
rikulum atau dalam rencana pelajaran tiap-tiap
sekolah.
untuk SMA akan kita lihat bahwa kedua mata pelajaran ter sebut akan masuk dalam Kencana Pelajaran atau
Kurikulum
SMA 1952.
3.2 Struktur Program Rencana Pelajaran SMA 1952
Rencana pelajaran SMA yang telah berjalan dari hun 1945
sampai dengan tahun 1951 oleh beberapa
dan ahli pendidikan dianggap memiliki
kekurangan.
ta
pejabat Misal-
nya, Menteri PP & K Mr. W0ngsonegoro, dalam konferensi pa ra direktur SMA negeri seluruh Indonesia pada bulan Janua
ri 1952, menyinggung tentang rencana pelajaran SMA. Ia menyatakan bahwa pelajaran yang diberikan di SMA sampai saat ini
75
masih terlampau bersifat teoritis dan kurang praktis,
dan
kurang mementingkan moralnya. Sementara itu Soegarda Poer
bakawat ja, Kepala ^awatan Pengajaran, juga rnenyatakan bah wa perlu mencari kekurangan-kekurangannya dan agar
kan perubahan-perubahan rencana pelajaran SMA
diada
(Sugianto,
1971 : 56).
Berdasarkan SK Menteri PP & K tanggal 13 Mei dan
26
Mei 1952, dibentuk sebuah panitia yang diberi tugas
untuk
membuat rancangan rencana pelajaran (kurikulum) SMA
yang
baru. Di antara hasil ker ja panitia tersebut adalah tersu-
sunnya tujuan SMA pembagian SMA dan rencana pelajaran.
Tujuan SMA dirumuskan sebagai berikut:
SMA bertujuan mendidik murid menjadi manusia yang berbudi baik dan mempunyai kepandaian serta kecakapan yang cukup untuk dapat mengikuti
pendidikan
dan pengajaran di Perguruan Tinggi dan dapat
pula
menjadi anggota masyarakat yang berguna.
Pembagian atau penjurusan di SMA ternyata tidak mengalami perubahan. SMA tetap dibagi dalam tiga bagian
atau
jurusan, yaitu bagian A (sastra), B (ilmu pasti-alam)
dan
0 (yuridis-ekonomi). Ketiga bagian tersebut terpisah
se
jak awal (sejak kelas satu) dan tidak ada integrasi
dari
ketiga bagian tersebut selama siswa menerapuh pendidikannya
di SMA. Jadi SMA menurut rencana pelajaran tersebut
sudah
terspesialisasi dari awal.
Adapun struktur program Rencana Pelajaran (Kurikulum) SMA 1952 untuk setiap bagian adalah sebagai berikut:
PELENGKAP
PENTING
POKOK
••
<elomgoK\^
^^-Bagian Bahasa &sastra
Bahasa Inggris Bhs. Perancis
2 2 4
3
2
I. Kesehatan
Pend. Oasmani
Pend. Agama
18.
Menggambar
1 1 2
2
14. 15. 16. 17.
Aljabar
-
6
-
2
3
1 1 2 2
2
2
-
mt
3
1 2
1
1
2
1
2
3
2
2
2
2
3
3 2
Tata Negara & Kewarg. Negara
13.
5
3)3)3] 3)3)3]
2 2 4
9. Sej. Kebud. 2 10. Sej. Kesenian 1 11. I. Bangsa-bangsal 12. Ekonomi 2
6. Bhs. German 7. Sejarah 8. Ilmu Bumi
4. 5.
4
1. 2. 3. 4. 5.
I. Ukur Ruang
2
3
2
4
2 3
2 4
2
5
Penget,&Hitung Dagang
bangsa Sejarah
I. Bangsa-
I. Bumi Sos & Ekonomi
Hukum Ekonomi
Tata
Tata Negara & Kewarg. Neg.
15.
14.
3 2
3 2
2
2
11-
16. 17. 2)2)- 18. 2)2)2) 19.
2 2
111-
Ilmu Kimia &
Pend. Agama
2
2
Oasmani
Pend.
1
2
Kesehatan
2 2
Menggambar
I.
Peng. Bahan Aljabar
4
4
2
2 3
2
1
3
3
2
2
3
4
2
2 3
2
1
3
1 3
2
i
2
2
2
1
1 2
2
2
2
-
2 -
2]>2)2) 2] 2)2)
_
2
1 2
3
3
1
2
8. Tata Buku 2 9. Sej . Ekonomi 10. Bhs. Inggris 4 Bhs. Indonesia 11. 3
7.
6.
5.
2. 3. 4.
1.
(Yuridis-Ekonomi)
BAGIAN C
2)2)1) 12. Bhs. German 2)2)1) 13. Bhs. Perancis I. Bumi Alam & Falak 2
Bhs. ^erancis
Bhs. German
3
2
5
12 3
2 2 2 111 4 5 5
Indonesia 2
Inggris
14. Sejarah 15. Tt.Neg & Kewar 16. Ekonomi 17. Tata Buku 18. Menggambar 19. Pend.Dasmani 20. Pend. Agaraa
11. 12. 13.
9. Bhs. 10. Bhs.
Kesehatan
Ilmu Hayat &
I. Uk. Melukis Ilmu Alam 6. Mekanika 7. Ilmu Kimia 8.
2
Ilmu Ukur Sudut2 2 2
Aljabar
BAGIAN B
(Pasti-Alam )
BAGIAN A
(Sastra) 4
STRUKTUR 13R0GRAM KURIKULUM SMA 1952
Indonesia 2. Bahasa Daerah 3. 3awa Kuno
1.
TABEL III
76
77
Dari struktur program Kurikulum SMA 1952 tersebut di
atas, terlihat ada pembagian program ke dalam tiga
kelom
pok, yaitu kelompok: Pokok, Penting, dan Pelengkap. urutan kelompok tersebut menunjukkan prioritas kedudukannya ataupun tingkat kepentingannya. Hal yang cukup menarik
dari
pembagian kelompok mata pelajaran (program) tersebut
ada
lah pada komposisi mata pelajarannya untuk setiap
bagian.
Walaupun nama kelompoknya sama, misalnya kelompok
Pokok,
namun komposisi mata pelajaran pada ketiga bagian SMA
itu
tidaklah sama. Misalnya, komposisi mata pelajaran (program) kelompok Pokok pada SMA bagian A (sastra) tidak sama
de
ngan kelompok Pokok SMA bagian B (Ilmu pasti-alam),
dan
juga berbeda dengan SMA bagian C (yuridis-ekonomi).
Hal
ini berlaku juga untuk kelompok Penting dan Pelengkap. Tampaknya kelompok Pokok merupakan ciri utama
dari
bagian-bagian atau jurusan-jurusan di SMA tersebut.
Mata
pelajaran-mata pelajaran pada kelompok Pokok tersebut
me
rupakan penunjang utama yang mencirikan masing-masing
ba
gian. Misalnya kelompok Pokok pada bagian A (sastra)
ter-
diri dari mata pelajaran-mata pelajaran utama ilmu
bahasa
dan sastra. Sedangkan kelompok Pokok pada bagian B
(pasti
alam) terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran utama il mu pasti dan ilmu alara.
Jika digunakan kriteria program pendidikan umum yang terdapat pada bab II, maka dalam Kurikulum SMA 1952 secara
78
jelas tidak ada yang disebut program pendidikan umum
(general education)
ataupun yang dapat dikategorikan
se
bagai program pendidikan umum. Kelompok Pokok misalnya,je las tidak bisa disebut atau dikategorikan sebagai
program
pendidikan umum, karena tidak diberikan secara sama (jenis mat-* pelajarannya) kepada setiap siswa di setiap
bagian,
dan justru kelompok Pokok ini mencerminkan suatu spesiali-
sasi (penjurusan) tertentu. Kelompok Penting dan Pelengkap juga sama tidak tepat dikategorikan sebagai program pendi dikan umum, karena komposisi mata pelajarannya untuk seti ap bagian tidaklah sama, bahkan kedudukannya tidak dianggap utama.
Dalam Kurikulum SMA 1952 memang ada beberapa
mata
pelajaran yang arahnya untuk pembinaan keharmonisan kepribadian para siswa, namun belura sepenuhnya raemenuhi
krite-
ria sebagai pendidikan umum. Misalnya Pendidikan Agama, sekalipun memang diarahkan untuk membina kepribadian siswa,
namun menurut ketentuan UU no. 4/1950, mata pelajaran Pen
didikan Agama (Pelajaran Agama) bukanlah mata pelajaran yang wajib diikuti oleh semua siswa, karena siswa
boleh
mengikutinya ataupun tidak. Jadi mata pelajaran Pendidikan Agama pada Kurikulum SMA 1952 tidak mempunyai kedudukan
yang penting dan boleh diikuti atau tidak, sehingga tepat dikategorikan sebagai pendidikan umum.
tidak
79
Dari uraian di atas terlihat bahwa dalam
Kurikulum
SMA 1952 tidak terdapat program mata pelajaran yang
dibe
rikan secara sama dan wajib diikuti oleh semua siswa serta
diarahkan untuk pembinaan kepribadian siswa yang
terpadu.
Dengan demikian capat dikatakan, bahwa dalam Kurikulum
SMA
1952 tidak ditemukan program pendidikan umura, karena tidak ada yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pada
bab
II yang lalu.
Oleh karena struktur program pendidikan umuranya sen diri tidak ada, maka pada sub bab ini tidak akan ada
pem-
bahasan tentang tujuan, struktur program, dan materi
pen
didikan umum pada kurikulum tersebut.
4. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pelajaran
(Kuri
kulum) SMA 1958
4.1 Latar Belakanfi dan Konteks Rencana Pelajaran (kurikulum) SMA 1952 setelah berjalan dua tahun makin dirasakan kurang memenuhi
keperluan
lagi. Antara lain ada yang berpendapat bahwa kurikulum ter
sebut masih terlampau verbalistis dan kurang praktis jmasih terlampau serba beban; kedudukan SMA tidak sesuai lagi,
dan kritikan yang lainnya lagi (Sugianto, 1971 : 65). ^emudian lahirlah perbaikan/perubahan kurikulum (rencana
pel
ajaran). SMA pada tahun 1958, sehingga dikenal sebagai Ren cana Pelajaran SMA 1958.
80
Rencana Pelajaran SMA 1958 (selanjutnya disebut rikulum SMA 1958) lahir dipenghujung masa Demokrasi
Ku Libe
ral yang telah diterapkan di Indonesia sejak akhir
1945
sampai dengan tahun 1959. UUDS 1950 secara tegas menekan-
kan asas demokrasi liberal ini. Demokrasi liberal
yang
berlaku pada saat itu bukan hanya diterapkan dalam
kehi
dupan politik, melainkan juga pada bidang ekonomi, sosial, dan budaya, termasuk juga bidang pendidikan.
Pada masa berlakunya demokrasi liberal,
kehidupan
politik negara menunjukkan ketidakstabilan. Kabinet
atau
pemerintah selalu jatuh bangun dan tak pernah berumur
la
ma. Dalam masa sembilan tahun saja (1950 - 1959) telah ter
jadi pergantian kabinet sebanyak delapan kali. Kabinet yang berganti-ganti menyebabkan program kerja kabinet pun
ganti-ganti. Keadaan seperti itu membawa akibat
ber-
kurang
baik pula pada bidang pendidikan.
Pengaruh keadaan politik terhadap kebijakan pendidik an pada masa demokrasi liberal digambarkan oleh Suradi
HP
sebagai berikut:
selama periode berlakunya UUDS 1950 terdapat satu kecenderungan yang umum, yakni bahwa penataan ke-
bijaksanaan (policy) bidang pendidikan di
tanah
air selama masa demokrasi liberal berjalan tersendat-sendat. Hal ini rupanya sejalan dengan jatuh bangunnya kabinet-kabinet yang menjalankan roda pemerintahan negara selama kurun waktu tersebut.
Esensi dari keadaan yang demikian itu memang
me
nimbulkan implikasi politik yang mendasar, dimana setiap konsep pendidikan nasional - khususnya pemikiran pendidikan - seolah-olah telah kehilangan landasan pijakan yang kokoh (Suradi HP, 1986:103).
81
Dalam buku Dua Puluh Tahun Kemerdekaan RI,
bidang
pendidikan (1965 : 52-56) dikemukakan bahwa faham liberalisme dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
menimbulkan
beberapa hal yang kurang menguntungkan, yaitu:
a) Pendidikan dan kebudayaan menjadi ajang pertengkaran paham. Karena banyaknya partai politik di Indonesia, maka moroku saling monanamkan Pengaruhnya pada tujuan pendidikan;
b) Timbulnya intelektualisme dan verbalisme. Pada masa liberal pendidikan selalu berorienta-
si ke negara-negara Barat (terutama Eropa
Ba
rat). Akibatnya pelajaran hanya bersifat
ver
balistis. Intelektualisme dan feodalisme
makin
meluas;
c) Timbulnya individualisme. Pada umumnya para pemuda ingin
mencapai ijazah
negeri yang setinggi-tingginya agar nanti dapat
menjadi pegawai negeri. Ini mengakibatkan mere ka mementingkan diri sendiri dan hanya mementingkan pelajaran bahan ujian. Kegiatan masyarakat diabaikan;
d) Timbulnya orang-orang yang mencari untung lewat pendidikan. Misalnya dengan adanya kebebasan pihak swasta untuk menyelenggarakan pendidikan, namun mereka hanya ingin mengeruk
keuntungan
pribadi semata-mata;
e) Timbulnya rongrongan terhadap kebudayaan
nasi-
onal.
Dengan adanya sistem liberal ini, masyarakat bebas mengusahakan kebudayaan. Akibatnya kebu dayaan Indonesia terancam dan raasuklah kebuda yaan asing, yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita dengan mudah.
Beberapa hal di atas merupakan akibat negatif
pengaruh faham liberalisme terhadap dunia pendidikan
dari
di
Indonesia. Menurut Soerjanto Poespowid jojo terdapat
empat
hal yang mendorong timbulnya filsafat liberalisme,
yaitu
rasionalisme, inaterialisme, empirisme, dan individualisme
83
Fungsi SMA tersebut di atas menunjukkan
arah
yang
dualistis, yaitu pertama untuk merapersiapkan siswa
(anak
didik) menjadi anggota masyarakat, dan kedua untuk
mera
persiapkan mereka melanjutkan ke perguruan tinggi. Fungsi
SMA ini tidak jauh berbeda dengan tujuan SMA yang
diru-
muskan pada tahun 1952, namun yang berbeda adalah prioritas penekanan dari fungsi/tujuan tersebut.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut di atas,
maka
rencana pelajarannya perlu disederhanakan, akan
tetapi
perlu juga diusahakan agar para siswa membiasakan untuk bekerja secara efesien dan secara ilmiah,
diri
sehingga
di samping memperoleh pengetahuan, mereka meraperoleh
ke-
cakapan praktis untuk mempergunakanannya (Sugianto, 1971: 66).
Berdasarkan hasil konferensi di atas, sejak 1957 diadakan peninjauan-peninjauan terhadap
tahun
kurikulum
(rencana pelajaran) SMA secara lebih mendalam lagi. Tuju an setiap jurusan SMA mulai dipertegas lagi. Untuk diadakan pergeseran-pergeseran dari beberapa mata
itu pel
ajaran dari golongan (kelompok) yang satu ke golongan yang lain, sehingga mulai tahun 1958 akhirnya berlaku
kuriku
lum SMA yang baru.
Berdasarkan Kurikulum SMA 1958, SMA
tetap
ke dalam tiga bagian (jurusan), yaitu bagian A
dibagi
(sastra),
bagian B (pasti-alam), dan bagian C (sosial - ekonomi ).
84
Dalam struktur program kurikulum pada tiap-tiap bagian itu terdiri dari empat kelompok, yaitu kelompok Pokok, Penting,
Pelengkap, dan kelompok mata pelajaran yang tidak dimasukkan dalam ujian penghabisan.
Untuk lebih jelasnya, struktur program kurikulum SMA
1958 untuk setiap bagian (jurusan) dapat dilihat pada
bel IV (halaman 85). Jika diperhatikan, struktur
ta-
program
Kurikulum SMA 1958 memiliki kemiripan dengan struktur prog
ram Kurikulum SMA 1952. Perbedaan yang kecil hanya jumlah mata pelajaran yang lebih sedikit pada
Kurikulum
SMA 1958. Selain itu pada Kurikulum SMA 1958 ada
kelompok mata pelajaran, yakni keliompok mata
pada
tambahan
pelajaran
yang tidak dimasukkan dalam ujian penghabisan.
Seperti halnya pada Kurikulum SMA 1952, maka
pada
Kurikulum SMA 1958 pun tidak ditemukan program yang secara jelas- dan tegas disebut sebagai program pendidikan
umum
ataupun yang dapat dianggap (dikategorikan) sebagai
prog
ram pendidikan umura. Kelompok Pokok misalnya, jelas
ber
beda-beda komposisi mata pelajarannya untuk setiap bagian, karena memang merupakan ciri atau pendukung utama
setiap
bagian (jurusan) itu. Kelompok Penting dan Kelompok
Pe
lengkap pun ternyata berbeda-beda komposisi mata pelajaran nya untuk setiap bagian.
Kelompok mata pelajaran yang
mempunyai
komposisi
mata pelajaran yang sama pada setiap bagian (jurusan)
17.
Pend. Agama
2
3
2
2
3
1 2
2
2
2
2
2
3
-
-
-
^
2
Oerman
17.
16.
Pend. Agama
mani
Pendidikan Oas2
3
15.
atau Tata Buku
Ekonomi, Tt.Neg.
2
2
2
& Kewarg.Negara 3 Menggambar mistar
Faiak
I. Bumi Alam &
Sejarah
Bhs.
3 3
2
4
—
4
14.
12. 13.
11.
2 2
Bhs & Kesusastra
Ekonomi
10.
9.
Bhs. Inggris
3
Ilmu Hayat & Kesehatan
ta Neg. & Ke warg. Negara
2
1
3 2
Ilmu Kimj.a
Ilmu Alam Mekanika
an Indonesia
Kawi
1
3 2
6. 7. 8.
2
I. Ukur Ruang 1
2
Ukur Sudut
I.
I. Ukur Melukis
2
Analitika
Aljabar & I.Ukur
Tata Hukum, Ta
16. Pendidikan Oasmani
11.
1U.
2
2 1
Ilmu Bumi
Antrop.Budaya
3
Kesenian
9. Baha
/. 8.
i
4
3.
2.
5.
Sejarah b. Sej. Kebud &
3 3
6
2
(atau Derman) 5.
TIDAK DIMA-
U3IAN PENG HABISAN
1.
4. 3 3
4
4
Bhs. Inggris
12. Bahasa Daerah 2 13. Aljabar 2 14. Ilmu Kesehatan 1 lb. Menggambar 2
SUKKAN DLM
4
4. Bhs. Perancis
3.
3 2
(pasti-alam)
(Sastra)
Kemahiran & Tata Bhs. Ind. 3 -2. Sastra Ind. 2 1.
BAGIAN B
BAGIAN A
•
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2 4
4
1
1 2
2
—
v
3 2
3
2
6
3
1 5
2
3 2
2
3
.
STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM SMA 1958
PELENGKAP
PENTING
POKOK
Kelompoi€\^
^^\Bagian
TABEL IV BAGIAN
C
3
2
2
2 2
2
2 2 2
4
3
3
2
2
4 4
jasmani 17. Pend. Agama
16. Pendidikan
15. Menggambar
3 2
2
I
2 -!
2 2
3
2
2 3 2
4
4
2 3
2
3
2
2
3
-
Bahan 2 2 14. Ilmu Kesehatan 2 2 -
13. Kimia & Penget.
Bhs.Perancis
12. Bhs. German/
ekonomian
11. Sejarah Per-
10. Bhs. Inggris
9. Bhs. & ^esusastraan Indonesia3 3
8. Pengetahuan & Hitung Oagang
7. Tata Buku
5. Sejarah 6. Aljabar
2
2 2
2
Antrop. Budaya 4
3 . Ekonomi 4. Ilmu Bumi &
2c Tata Hukum
1. Tata Neg & Ke warg. Negara
(sosial-ekonomi)
55
86
adalah kelompok "yang tidak dimasukkan dalam ujian pengha bisan", yang terdiri dari dua mata pelajaran, yaitu Pendi dikan Jasmani dan Pendidikan Agama.
Dua
mata
pelajaran
yang tentunya diarahkan untuk membina aspek afektif, membi na keharmonisan lahir-batin atau membina kepribadian
ter-
padu ini ternyata tidak mendapat kedudukan yang utama, melainkan
hanya sekedar mata pelaharan tambahan. Selain itu,
mata pelajaran Pendidikan Agama, sesuai dengan UU No. 4 th 1950 j.O. UU No. 12 th. 1954 yang masih berlaku pada
saat
itu, menempatkan Pendidikan Agama bukan sebagai mata
pel
ajaran wajib yang harus diikuti oleh semua siswa,
melain-
kan hanya sebagai mata pelajaran pilihan. Oleh karena
itu
kelompok mata pelajaran ini pun tidak dapatlah dikategori kan sebagai program pendidikan umum (general education).
Dengan menggunakan. kriteria pendidikan umum sebagairaana disebutkan dalam bab II, maka sarapai dengan Kurikulum
SMA 1958 ternyata tidak ditemukan program mata
pelajaran
yang dapat dikategorikan atau digolongkan sebagai
program
pendidikan umum (general education). Memang ada mata pel ajaran-mata pelajaran yang bersifat membina
kepribadian,
namun belum difungsikan sebagai program pendidikan
Oleh karena struktur program pendidikan umumnya dak ditemukan, maka pada sub bagian ini tidak akan
umum.
ti ada
uraian tentang tujuan dan materi program pendidikan umum.
87
5. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pelajaran
dan
Pendidikan (Kurikulum) SMA 1964 Kurikulum SMA 1958 ternyata tidak berjalan lama. Ta hun 1964 telah lahir sebuah kurikulum SMA yang
dikenal dengan nama Rencana Pelajaran
baru yang
dan Pendidikan
Gaya Baru, yang menggantikan Kurikulum SMA 1958.
SMA
Sebenar
nya sejak tahun 1962 telah lahir SMA Gaya Baru itu,
namun
secara formal rencana pelajarannya atau kurikulumnya
baru
lahir pada tahun I964.
Banyak hal yang baru dalam Rencana Pelajaran dan Pen
didikan SMA Gaya Baru 1964 dibandingkan dengan rencana pel ajaran (kurikulum) SMA sebelumnya. Namun untuk
meraahami
Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA 1964, yang lahir pada
masa Demokrasi Terpirapin (Orde Lama), tidak dapat kan untuk memaharai situasi politik dan situasi yang
diabai-
pendidikan
berkembang pada saat itu, yang mempunyai kaitan erat
dengan latar belakang, jiwa dan isi dari Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA Gaya Baru 1964 (dalam uraian
selanjut
nya disebut Kurikulum SMA I964).
5.1 -Latar Belakang dan Konteks Tanggal 5 Juli 1959 mempunyai arti yang sangat pen ting dan bersejarah bagi bangsa dan negara Republik
Indo
nesia. Pada tanggal tersebut Presiden Soekarno mengeluar
kan sebuah dekrit (Dekrit Presiden) yang berisikan pernyataan sebagai berikut: Pembubaran Konstituante,
Pernyataan
88
berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950 serta pembentukan MPRS dan DPAS. Dekrit Presiden membawa perubahan fundamental
dalam
berbagai bidang kehidupan di negara kita, antara lain
ke-
inginan untuk mengembalikan stabilitas politik yang selama
tahun lima puluhan mengalami banyak goncangan sebagai akibat tak langsung dari perkembangan demokrasi liberal
dan
pergolakan-pergolakan di daerah, yang membawa konsekuensi
tidak dapat berjalannya roda pembangunan yang telah
dica-
nangkan oleh pemerintah (Suradi HP, 1986: 103). Dekrit Presiden kemudian disusul dengan pidato
siden yang diucapkan pada upacara Peringatan Hari
Pre
Prokla-
masi tanggal 17 Agustus 1959, yang berjudul "Penerauan Kem bali Revolusi Kita". Pidato tersebut terkenal juga
dengan
nama "Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol RI)" yang merupakan pen jelasan dan pertanggungjawaban atas rit Presiden serta
Dek
garis kebijaksanaan Presiden pada umum-
nya dalam mencanangkan sistem Demokrasi Terpimpin.
Pidato
tersebut kemudian oleh MPRS ditetapkan sebagai Garis-garis
Besar B^luan Negara (GBHN) dengan Ketetapan MPRS No.I/MPRS/
I960 (Marwati Djoened P., 1984 : 313 - 314). Dengan lahirnya Dekrit Presiden menyebabkan
ber-
akhirnya penerapan sistem Demokrasi Liberal dan dimulainya
babak baru dengan penerapan sistem Demokrasi
Terpimpin,
yang harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan.
89
Demokrasi Terpimpin semula dianggap konsep yang baik, mun akhirnya dijadikan sebagai alat pemupukan
na
kekuasaan
otoriter pada Presiden Soekarno, sehingga terjadi
penyim-
pangan-penyimpangan konstitusional terhadap UUD 1945.
Se-
mentara itu pada masa Demokrasi Terpimpin pengaruh
aliran
kiri (PKI) sangat besar terhadap kebijakan politik
peme
rintah, sehingga banyak keputusan-keputusan politik
(ter-
masuk kebijakan Presiden) yang rnenguntungkan aliran
kiri
dan bernafaskan faham mereka.
Pada masa Demokrasi Terpimpin itu, semua tindakan dan khususnya a jaran-a jaran Presiden Soekarno dijadikan
gai landasan dan pedoman bagi masyarakat dan negara
seba
RI,
bukan hanya sebagai pedoman di bidang politik, melainkan
dalam segala aspek kehidupan, termasuk juga di bidang pen didikan. Ajaran-a jaran Presiden Soekarno, khususnya
POL-USDEK_NASAKOM*\ dengan cara indoktrinasi
MANI-
diharuskan
untuk diterima dan diamalkan oleh seluruh bangsa Indonesia.
Para pelajar dan mahasiswa pun diharuskan mempelajari dan mengamalkan MANIPOL.-USDEK tersebut. Pihak-pihak yang raenentang atau tidak mau menerima a jaran-a jaran Presiden Soe
karno bisa jadi akan dicap sebagai anti revolusi, kaum reaksioner, nekolim (neokolonialis dan imperialis), dan
se-
butan-sebutan lain yang sifatnya menyudutkan dan merugikan.
*) MANIPOL = Manifesto Politik Republik Indonesia. USDEK - Setiap hurup singkatan USdek merupakan salah satu dari lima bentuk kebijaksanaan:
90
Dalam bidang pendidikan ternyata kebijakan-kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, yang
dijadi
kan pedoman penyelenggaraan pendidikan terasa sekall
ba
nyak mendapat pengaruh dari suasana kehidupan politik pada saat itu.
Sebagai pedoman umum bidang pendidikan dan kebudaya an, MPRS menggariskan dengan Ketetapan MPRS No. II/MPKS/ I960 tentang Garis-garis
Dasar Pola Pembangunan Nasional
Semesta ^erencana Tahapan Pertama (1961 - I969) Bab II pa sal 2, yang di dalamnya terdapat ketentuan umum di
mental, keagamaan, kerohanian, dan penelitian, yang
bidang
pada
dasarnya berisi sebagai berikut:
1) Penekanan Manifesto Politik (Manipol) pembinaan mental, keagamaan, kerohanian,
dalam dan
kebudayaan, serta menetapkan: Pendidikan Agama, Pancasila dan Manipol sebagai mata pelajaran
di sekolah-sekolah rendah dan menengah dengan tingkat perguruan tinggi;
2) Menyelenggarakan kebijaksanaan -
sampai
kebijaksanaan
dan sistem pendidikan nasional yang tertuju ke arah pembentukan tenaga-tenaga ahli dalam lapangan pembangunan;
3) Mengusahakan agar segala bentuk kesenian
- USDEK
men
jadi milik seluruh rakyat dan menyiarkan sifat nasional;
sifat-
= Setiap hurup singkatan Usdek merupakan
salah
satu dari lima bentuk kebijaksanaan:
1) 2) 3) 4) 5)
Kembali ke UUD ±9k5; Sosialisme Indonesia; Demokrasi Terpimpin; Ekonomi Terpimpin; dan Kepribadian Indonesia atau Kebudayaan Ter pimpin.
- NASAKOM = Nasionalis - Agama - Komunis.
91
4) Kebijaksanaan penelitian disesuaikan dengan haluan politik luar negeri yang bebas aktif serta mengikutsertakan masyarakat tanpa meninggalkan syarat-syarat ilmiah.
Khusus tentang pendidikan agama, di dalam pasal 2 ketetapan MPRS tersebut di atas, ketetapannya
berbunyi
sebagai berikut: "menetapkan pendidikan agama di sekolah sekolah mulai sekolah
dasar sampai dengan universitas ne
geri, dengan pengertian bahwa murid-murid berhak
tidak
ikut serta, apabila wali murid/murid dewasa menyatakan ke-
beratannya..."
Penetapan ini menunjukkan bahwa pendidikan
agama di sekolah-sekolah bukan merupakan mata
pelajaran
yang wajib atau harus diikuti oleh seluruh murid,
karena
murid-murid berhak untuk tidak ikut serta.
Selanjutnya, calam K-etetapan MPRS No. II/MPfiS/ I960 dinyatakan pula tentang fungsi pendidikan, yaitu
sebagai
berikut:
1. Pendidikan sebagai pembina manusia
Indonesia
baru yang berakhlak tinggi;
2. Pendidikan sebagai produsen tenaga kerja
dalam
semua bidang dan tingkatan;
3. Pendidikan sebagai lembaga pengembangan kebuda yaan nasional;
4. Pendidikan s ebagai lembaga pengembangan pengetahuan, teknik dan fisik/mental; dan
5. Pendidikan sebagai lembaga penggerak
ilmu
seluruh
kekuatan rakyat.
Menurut Ketetapan MPRS tersebut di atas, fungsi pen
didikan
yang pertama dan utama adalah membina manusia In
donesia baru
yang berakhlak tinggi. M^musia
Indonesia
92
baru yang dimaksud pada masa itu adalah manusia
sosialis
Indonesia . Hal ini bisa dilihat pula pada tujuan pendidiknasional, yang secara formal baru ditetapkan dalam
Pene-
tapan Presiden No. 19 tahun 1965 > namun sebenarnya
sudah
dicanangkan sejak dilaksanakannya Manipol Usdek.
Tujuan
pendidikan nasional pada saat itu adalah sebagai berikut:
Tujuan pendidikan nasional kita, baik yang diselenggarakan oleh pihak Pemerintah maupun oleh pi hak swasta, dari Pendidikan Prasekolah sampai de ngan Pendidikan Tinggi, supaya melahirkan wargawarga negara sosialis Indonesia yang susila, yang bertanggung jawab atas terselenggaranya Masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur baik spirituil maupun materiil dan yang ber jiwa Pancasila .... seperti dijelaskan dalam Manipol/Usdek.
Secara singkat, tujuan pendidikan pada masa Demokra
si terpimpin adalah untuk membina manusia
(warga negara )
dan masyarakat Sosialis Indonesia yang berjiwa Pancasila -
Manipol/Usdek. Untuk mencapai, tujuan itu, maka semua
pe-
laksanaan pendidikan nasional harus berlandaskan dan di ji wa i oleh Pancasila-Manipol/Usdek. Di dalam Pen. Pres. do. 19/1965 tentang Pokok-pokok sistem Pendidikan
Nasional
Pancasila (pasal 3) juga ditegaskan bahwa isi moral pendi dikan nasional
baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah
maupun swasta adalah Pancasila-Manipol/Usdek.
Sebelum lahirnya Pen.Pres. No. 19/1965, tujuan
pen
didikan nasional pada masa Demokrasi Terpimpin dicantumkan
di dalam Ketetapan MPRS No. Il/MPRS/ i960, yaitu berikut:
sebagai
93
Warga negara Indonesia yang berjiwa ^ancasila, berjiwa revolusi Agustus 1945 dan patriot komplit.
Usaha pembentukan manusia dan masyarakat
Baru itu sejalan dengan program pemerintah pada
Indonesia
saat
itu
yang giat menggalakkan usaha nation and character building. Dalam hal ini pendidikan nasional merupakan unsur
dalam
nation
mutlak
and character building itu. Di dalam
pen.
pres. N0. 19 tahun 1965 ditekankan bahwa agama juga pakan unsur mutlak dalam rangka
building
nation
.and
meru
character
sesuai dengan Ketetapan MPRS No. II/MPRS/196O.
Kebijakan pendidikan lainnya yang berlaku pada
masa
awal Demokrasi Terpimpin adalah konsepsi Sapta Usaha
Tama
dan Pancawardhana.
Sapta Usaha Tama (Tujuh
Usaha
Baik)
merupakan instruksi dari Menteri PP & K Prof. Prijono, yang dikeluarkan tanggal 17 Agustus 1959* Konsepsi
terse
but menurut menteri adalah dalam rangka usaha membuktikan kepada masyarakat bahwa lapangan pendidikan dapat
jiwa baru, serta dapat pula menyelaraskan
dlri
membawa
dengan
program kabinet kerja. Ada pun yang dimaksud dengan
kon
sepsi Sapta Usaha Tama itu meliputi usaha-usaha sbb.:
l) penertiban aparatur dan usaha-usaha ^epartemen PP & K, 2) meningkatkan seni dan olahraga, 3) mengharuskan "usaha halaman", 4) mengharuskan penabungan, 5) mewajibkan usaha-usaha koperasi, 6)mengadakan kelas masyarakat, dan 7) membentuk regu ker
ja di kalangan SLA dan Universitas
ned P., 1984 : 286).
(Marwati Djoe-
94
Sedangkan yang dlmaksud Pancawardhana adalah instruk-
si ^enteri PP & K pada bulan Oktober I960 yang
merupakan
sebuah konsepsi pendidikan yang baru. Instruksi
Menteri
PP & K itu antara lain :
1) nenegaskan Pancasila dengan Manipol dan
per-
lengkapannya sebagai azas pendidikan nasional;
2) Menetapkan "Pancawardhana" sebagai sistim didikan yang berisikan lima prinsip
pen
sebagai
berikut:
1) perkembangan cinta bangsa dan tanah air; 2) perkembangan kecerdasan; 3) perkembangan emosional, artistik atau rasa keharuan dan keindahan lahir-batin;
4) perkembangan keprigelan atau kerajinan
ta-
ngan; dan
5) perkembangan jasmani. (Soegarda P, 1970 : 92-93 ; Supardo,
I960:
438). Dalam instruksi Pancawardhana itu ada disebutkan bah
wa untuk mencapai perkembangan aspek pertama (cinta bangsa dan tanah air) harus diajarkan kewarganegaraan atau civics, ialah inti buku yang disusun oleh Mr. Supardo dan
kawan-
kawan (judul bukunya adalah: Manusia dan Masyarakat
Baru
Indonesia (Civics) ). Masalah Pancawardhana ini banyak diperbincangkan
di
kalangan masyarakat. Sementara orang beranggapan bahwa de
ngan melancarkan sistem Pancawardhana anak didik dibawa ke arah pendidikan komunisrae. Pendapat ini dihubungkan
pula
dengan sikap politik Menteri PP & K dan Sekretaris
Jen-
deral PP & K yang cukup dikenal dikalangan masyarakat
bagai sirapatisan PKI (Marwati Djoened, 1984 : 378).
se
95
Demikianlah situasi kehidupan politik
dan
situasi
pendidikan di Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin yang berlangsung dari tahun 1959 sampai dengan awal tahun 1966,
yang berada di bawah gelora Manipol-Usdek. Dalam
suasana
yang demikian itu lahirlah Rencana Pelajaran dan Pendidik an SMA Gaya Baru 1964 (Kurikulum SMA I964). 5»2 Struktur Program Rencana Pelajaran
dan Pendidikan
SMA 1964
Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA Gaya Baru 1964
(selanjutnya disebut Kurjkulum SMA I964) merupakan
suatu
usaha perbaikan dan pembaharuan Kurikulum SMA 1958,
yang
dianggap banyak memiliki kekurangan. Secara formal kuriku
lum SMA I964 itu dikeluarkan oleh Departemen PD dan K pada
tahun 1964, namun sebenarnya penerapan prinsip-prinsip SMA
Gaya Baru telah dimulai pada tahun 1962, dengan
dimulai
pada kelas satu saja. Lahirnya Kurikulum SMA 1964
merupa
kan hasil dari rangkaian usaha pembaharuan yang sudah
di
mulai sejak tahun I960.
Pada tanggal 6 sampai 13 Nopember 1961 telah kan pertemuan antar SMA Teladan di Surakarta.
diada
Salah
satu
hasilnya adalah rumusan tujuan SMA (rumusan tujuan SMA ini
kemudian disahkan oleh Departemen PD dan K pada bulan ril 1962). Rumusan tujuan institusional SMA tersebut lah sebagai berikut:
Ap ada
96
1. Mengembangkan cita-cita hidup serta
membimbing
kemampuan dan kesanggupan sebagai anggota
ma
syarakat.
2. Mendidik tenaga-tenaga ahli dalam pelbagai
la-
pangan sesuai dengan bakat dan minat masingmasing serta keperluan masyarakat, sehingga tamatannya mempunyai dasar-dasar ilmu dan kecakapan seperlunya untuk mengembangkan dirinya, terutama pada lembaga-lembaga pendidikan yang le
bih tinggi dari pada SMA, tetapi juga pada lem baga-lembaga masyarakat lainnya yang memerlukan SMA sebagai dasarnya.
Tujuan SMA tersebut menunjukkan dua arah tujuan (dua listis), yaitu pertama untuk menyiapkan siswa menjadi ang gota masyarakat, dan yang kedua membekali siswa
dengan
dasar-dasar ilmu dan kecakapan untuk melanjutkan ke pendi dikan yang lebih tinggi. Oleh
karena itu pada masa
disadari bahwa rencana pelajaran (kurikulum) tidak
itu
mung-
kin lagi tetap akademis (seperti sebelumnya), tetapi harus raemuat kemungkinan-kemungkinan praktis.
Basil rapat bulan Nopember 1961 juga menghasilkan se buah "blue print SMA", sebuah konsep pendidikan SMA
yang
diberi corak nasional. Disebut pula SMA yang berkepribadi-
an nasional (Sugianto, 1971 : 96). Konsep SMA baru ini di-
kenal
sebagai SMA Gaya BarU) yang kemudian secara
berta-
hap mulai diterapkan pada tahun a jaran 1962 dengan dimulai di kelas satu. Dalam konsep SMA baru itu mata pelajaran
SMA dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu Kelompok
Dasar,
Kelompok Khusus, Kelompok Penyerta, dan Kelompok Prakarya/ Krida.
97
Selanjutnya ditetapkan bahwa kelas satu adalah tung-
gal. Jadi berarti bahwa untuk kelas satu hanya berlaku sa tu rencana pelajaran yang sama. Differensiasi pada SMA ba ru dimulai di kelas dua, dengan diadakan pengelompokan ke-
dalam kelompok-kelompok khusus, yaitu: Budaya, Sosial, Il mu Pasti, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Berkaitan dengan diferensiasi dan integrasi pada SMA
gaya Baru, Soegarda Poerbakawat ja ( 1970:67)
menyatakan:
SMA Gaya Baru dimulai dengan pengintegrasian dari ketiga bagian (A,B, C _ pen) untuk meraberikan pen didikan menengah yang "well-rounded", lengkap dan bulat dan menghindarkan spesialisasi yang terlalu awal. Dif ferensiasi yang pada tingkat ini diadakan adalah untuk memupuk dan menampung minat, hasrat,
dan bakat perseorangan. Integrasi dan differensiasi adalah untuk mencapai tujuan yang bercabang dua
yaitu: menyiapkan para siswa untuk masyarakat dan untuk perguruan tinggi. Dengan integrasi pada ta hun pertama diharap terhapuskanlah dif ferensiasi yang terlalu awal diadakan di SMP.
Pembaharuan SMA lewat SMA Gaya Baru yang dimulai ta hun 1962, kurikulumnya baru dikeluarkan secara formal pada tahun 1964, saat seluruh aiswa SMA sudah mengikuti rencana
SMA Gaya Baru. Di dalam Kurikulum SMA 1964 itu
disebutkan
bahwa pendirian yang dianut dalam peninjauan dan penyusun an Kurikulum SMA 1964 itu berisikan uneur-unsur berikut:
Pertama: Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA Gaya Baru itu harus merupakan pelaksanaan
da
sar pendidikan (PANCASILA) dan Sistem Pen
didikan (PACAWARDRANA) yang telah
tapkan oleh Pimpinan Dep. PD dan K;
dite
98
Kedua: Aran pemikiran yang telah digoreskan
oleh
Pembantu Menteri Bidang Pendidikan harus di ikuti secermat-cermatnya;
ivetiga: Kontinuita pendidikan dan Pengajaran dari ^mp ke SMA harus lebih nyata terdapat da lam Rencana Pelajaran dan Pendidikan Gaya Baru itu;
Keempat:"Pembebanan yang berlebih-lebihan"
SMA
harus
dihindarkan dengan menghilangkan pengulangan-pengulangan sesuatu materi yang
sama dalam berbagai mata pelajaran;
Kelima: Pendidikan dan Pengajaran di SMA Gaya Baru harus merupakan satu kesatuan yang
bulat
dan harmonis.
Di dalam Kurikulum SMA 1964 tersebut juga ditegaskan bahwa tujuan pokok dari pendidikan dan pengajaran
di SMA
Gaya Baru itu adalah:
- Merapersiapkan para pelajar secara ilmiah perguruan-perguruan yang lebih tinggi;
untuk
- Di samping itu ketrampilan-ketrampilan yang se suai dengan rainat dan bakat masing-masing
serta
ngan jalan latihan-latihan praktis menurut
ren
sangat berguna bagi masyarakat dan bagi dirinya sendiri, harus dimiliki oleh setiap pelajar de cana yang tertentu; dan
- Daiam tuiuan-tujuan yang tersebut di atas terjalin secara mutlak dan organis, persiapan mental setiap pelajar, sehingga ia menjadi warga negara patriot parxpurna yang berguna bagi nusa dan bangsa, yakxn akan tugas pengabdiannya kepada tanah axr.
Kurikulum SMA 1964 menunjukkan adanya beberapa pem baharuan dibandingkan dengan Kurikulum SMA 1958 dan sebe
lumnya. Pembaharuan itu antara lain tampak pada pembagian jurusan (bagian) dan pada struktur program mata pelajaran nya, dan lain-lainnya.
Pembagian (penjurusan) pada
kulum sebelum 1964 terdiri dari tiga bagian :
kuri
bagian A
99
(satra), B (pasti-alara), dan C (yuridis-ekonomi/
sosial -
ekonomi); sedangkan pada Kurikulum SMA 1964 terdiri
dari
bagian (jurusan): Budaya, Sosial, Ilmu Pasti, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Dalam struktur program kurikulum
(pengelompokan ma
ta pelajaran) juga terdapat perbedaan. Jika pada Kurikulum SMA 1952 dan 1958 terdapat pengelompokan mata
pelajaran
ke dalam kelompok Pokok, Penting, dan Pelengkap, maka
da
lam Kurikulum SMA 1964 struktur program kurikulum
terbagi
ke dalam empat kelompok, yaitu kelompok: Dasar,
Khusus,
Penyerta dan
Prakarya/Vida. Pengelompokan mata pelajar
an ini bukan s ekedar berganti nama atau istilah baru,
na
mun hakekat dan maksud serta isi pengelompokannya pun ber beda dengan yang ada pada kurikulum-kurikulum SMA sebelum nya.
Setiap kelompok dalam struktur program
Kurikulum
SMA 1964 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kelompok Dasar: yaitu pengetahuan yang sama untuk semua
siswa
SMA dan terdiri atas mata pelajaran yang diperlukan oleh setiap warga negara Indonesia, yaitu yang meliputi: Kewargaan Negara, Agama, Bahasa Indonesia, Sejarah Indonesia. Ilmu Bumi Indone sia, dan Pendidikan Jasmani « Pend. Aesehatan. 2. Kelompok Khusus: yaitu pengetahuan yang terbagi dalam mata pel ajaran yang sesuai dengan bakat anak didik ma sing -masing, dan terutama untuk menyiapkan keperguruan tinggi;
100
3. Kelompok Penyerta: terdiri atas beborapa mata pelajaran yang sedikit atau banyak dianggap perlu mend a raping i mata pelajaran Kelompok Khusus; dan
4. Kelompok Krjda dan Prakarya: Krida adalah kegiatan-kegiatan lapangan kebu dayaan, kesenian, olahraga dan permainan yang harus diselenggarakan di setiap sekolah berda sarkan instruksi Menteri PD dan K tahun 1961 (Pancawardhana).
Tujuan Prakarya adalah untuk mengajarkan ketrampilan dan dasar yang berguna untuk kehidup an sehari-hari.
Kelompok Prakarya dan Krida merupakan hal baru da
lam kurikulum SMA. Yang menjadi dasar diraasukkannya dan Prakarya ke dalam kurikulum adalah instruksi
Krida Menteri
PP dan K, Prof. Prijono, tentang konsepsi Sapta usaha Tama dan konsepsi Pancawardhana (lihat halm. 93-94) • Adapun struktur program Kurikulum SMA 1964 lengkap untuk semua jurusan dapat dilihat pada tabel ikut ini (Tabel V) :
secara ber
1
Bhs.a Sastra
S.
Ukur
I.Uk.Sudut
Anslitiks
I.
Krida
1. Prakarya 2.
Bhs.T.Hoa Bhs.Oerman Bhs.Pres.
KRIDA DAN
!
t
i
1
i i
!
i
i
i
c. d. e.
13. a. Bhs, Arab b. Bhs.Oepang
111. Sejarah Umum '12. Bhs. Inggris
!lC. Ilmu Kayat & 1 Kesehatan
Ilmu Kin.ia
Ilmu Alam
d. I.Uk.Ruang
c.
b.
a. Aljabar
7. Ilmu Pasti:
6. a) Pend.Das. b) Pend. Kes. 7. II
Sastra
Indonesia
Bhs s
Bns.T.Hoa
b.
BheSunda
Bhs. Dserah a. Bh.3avv3
c.
16.
b . Bn.
2.
Krida
; 1. Prakarya
Alam
2.
Krida
1. Prakarya
Aiam
\ Sunae ;
Bhs. Daerah a. Bh. Daws
e. Bhs.Pres.
2.
Krida
1 . Prakarya
b»
Alam I. Bumi Fslek
d. Bhs.Oerman 17. a.. I. Bumi
'14. Menggambar ;15. Bhs.Inggris
d. Bhs.Oerm e.Bhs.Pres.
Bhs.Arab
i
I
1
i
& Kesehatan
b. Bhs .Oepang |i5. EKonomi & c. Bhs.T.Hoa ! Koperasi
Bhs.Arab 15.a.
14. Menggambar
&
b. Bhs.Jepan
a.
Koperasi
Ekonomi
17. Pengetahuan 17. Pengetahuan
16. .
15.
14. Menggambar
13.
3?, Tata Buku
Koperasi
s
13.
Ekonomi
11. Ilmu Pasti
12. Bhs.Inggris
• 12 . Ilmu Kimia 13 . Ilmu Hayat
11 . Ilmu Alam
10. Bhs.Inggris
Kawi
11.
Bhs.
10 . Mekanika
I.Uk. Ruang
Ilmu Bumi
9.
6. IeUk. Sudut
Analitika
a) Aljabar b) I. ukur
9.
nomian
b) Sej.Pereko-
7.
1
I,Uk.Ruang
I 12.
i
'
i
!
!
I 13 . Mekanika
I.Uk.Sudut
Analitik
Aljabar b) I.Ukur
-9-, 10 .a)
Ilmu Hayat & Kesehatan Ilmu Alam
Ilmu Kimia 7. 8.
1 ii .
i
!
Pekerti
Pen .Das.
b) P.Neseh.
6. a)
b) Pend.Budi
3. Sej. Ind. 4. I .Bumi Ind." 5„ a) Pen.Agama
Bhs & Sast. Indonesia
Kewarg.Neg.
. Peng Alam (Pai)
2.
-J. •
1
17.
15. 16.
Alam I. Bumi Fsiak
Krida
Prakarya
b.
Ekonomi & Koperasi a, I. Bumi
Bhs.Inggris
' 14. Menggambar
6. a) Pen.Dasmani b) P.Kesehatan
Pekerti
10. Antrop.Bud.
9. Ilmu Bumi
b . Sej . Kebud
£ . a. Sej . Duni8 8. s) Sej,Dunia
7. Bhs & Sastra Ind. II
b) Pen.Kesehsf
Pekerti
Pen.DasT.ani b) P. Kesehatan
6.a) Pen.jasmani 6.a)
Pekerti
i 5.a) Pend.Agama b) Pend.Budi
5.a) Pend Agama b) Pend Budi
5.a) Pend.Agama b) Pend. Budi
5. a) Pend.Agama b) Pend. Budi Pekerti
4. I. Bumi Ind.
4. I. Bumi Ind.
4. I. Bumi Ind.
4. I. Biimi Ind.
! S.
I
Indonesia
1 3. Sej.Indonesia
1.
Bhs. & Sastra Indonesia
2.
Sastra
j 2. Bhs & Sastra Indonesia i
Bhs &
1 1. Kewarg.Negara
I
2.
(Pas)
Ilmu Pasti
1. Kewarg.Negara
j
III
I
dan
(Sos)
II
Sosial
1. Kewarg.Nego
Kelas
2.
(Bud)
Budaya
3 . Sej. Indonesia 3. Sej .Indonesia 3. Sej.Indonesia
Indonesia
Kewarg.Negara
1. 2.
Kelas I
PRAKARYA
PENYERTA
KHUSUS
DASAR
lompok\san
1
1 !
\Kelas &
Ke- \3uru-
•
;
102
5.3 Struktur Program Pendidikan Umum Jika kita perhatikan struktur program mata
ajaran pada Pelajaran dan Pendidikan SMA 1964
pel
(Kurikulum
SMA 1964) pada tabel V di atas, maka tidak terlihat
ada
nya program atau kelompok mata pelajaran yang secara eksplisit disebut sebagai "program pendidikan umum"
atau
general education. Namun bila dikaji maksud dan isi seti
ap kelompok mata pelajaran tersebut, maka Kelompok Dasar, yang terdiri dari enara mata pelajaran itu, dapat dikate gorikan sebagai program pendidikan umum. Dengan kata
la
in, program pendidikan umum (general education) pada
Ku
rikulum SMA 1964 adalah yang disebut Kelompok Dasar. Kelompok Dasar dikategorikan sebagai pendidikan umum, karena mata pelajaran-mata pelajaran yang
terdapat
dalam kelompok ini merupakan mata pelajaran-mata pelajar an yang diberikan untuk semua siswa pada semua jurusan di SMA dari kelas satu sampai dengan kelas tiga.
Di
dalam
uraian di muka yang menjelaskan pengertian tentang kelom pok Dasar disebutkan bahwa Kelompok Dasar adalah pengeta
huan yang sama untuk semua pelajar SMA dan terdiri
atas
pengetahuan yang sama untuk semua warga negara Indonesia. Selain itu, dilihat dari fungsinya mata
pelajaran-
mata pelajaran dalam Kelompok Dasar itu tidak dimaksudkan untuk membina keraampuan intelektual-akademis dan
ketram-
pila khusus tertentu yang menjadi ciri spesialisasi atau
103
jurusan ma sing-masing, melainkan lebih difokuskan
untuk
membina para siswa atau pelajar untuk menjadi warga negara
yang baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
Kelom
pok Dasar pada Kurikulum SMA 1964 tersebut adalah
sebagai
program pendidikan umum.
Program pendidikan umum (dengan nama Kelompok Dasar) dalam ^urikulum SMA 1964 terdiri atas enain mata pelajaran, yaitu:
1) Kewargaan Negara; 2) Bahasa dan Kesusastraan Indonesia;
3) Sejarah Indonesia; 4) Ilmu Bumi Indonesia;
5) Pendidikan Agama/ Pendidikan Budi Pekerti, dan 6) Pendidikan Jasmani & Pendidikan Kesehatan.
Untuk memperkuat pendapat bahwa mata pelajaran -mata
pelajaran tersebut di atas adalah pendidikan umum (general education), dapat juga dilihat pada pernyataan tentang
ke-
dudukan dari mata pelajaran tersebut, seperti yang diuraikan dalam rencana (silabus) mata pelajarannya.
Misalnya
dalam rencana pelajaran Kewargaan Negara disebutkan bahwa: . Kewargaan Negara sesungguhnya bukanlah sesuatu ma
ta pelajaran yang hanya untuk dipelajari saja, akan tetapi lebih merupakan suatu way of life.Oleh karena itu tugas pokok daripada mata pelajaran ini mendidik dan membentuk watak anak.
Selanjutnya, dalam rencana pelajaran Bahasa Indonesia disebutkan:
104
Di samping berfungsi seperti bahasa lain, Bahasa Indonesia mempunyai fungsi istimewa, yaitu fungsi membina, memelihara serta mempertebal rasa
dan
jiwa kesatuan Indonesia ... Bahasa Indonesia
te
lah raembuktikan peranannya yang maha penting se bagai penempa serta pemandu rasa dan jiwa kesatu an Indonesia.
Dari dua contoh tentang kedudukan mata pelajaran ter sebut, terlihat bahwa mata pelajaran-mata pelajaran
Ke
lompok Dasar itu tidak dimaksudkan untuk membina siswa men
jadi seorang ahli berdasarkan spesialisasi tertentu, mela-
inkan lebih ditekankan pada pembinaan watak, sikap mental, atau secara umum pembinaan aspek afektif yang berguna bagi pembinaan seorang warga negara. Oleh karena itulah
maka
kelompok mata pelajaran tersebut di atas digolongkan seba gai program pendidikan umum.
5.4 Tujuan Program Pendidikan Umum
Di dalam Kurikulum SMA 1964 secara khusus, tidak di
temukan tujuan kelompok Dasar yang bisa disebut atau dika tegorikan sebagai tujuan program pendidikan umum.
Namun
tujuan program pendidikan umum dapat ditelusuri pada tuju an setiap mata pelajaran yang termasuk kelompok atau prog ram pendidikan umum seperti tersebut di atas.
Mata pelajaran Kewargaan Negara mempunyai tujuan un tuk:
Membentuk manusia susila yang berjiwa
Pancasila
dan bertanggung jawab akan terwujudnya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makraur, materiil dan spirituil.
105
Selanjutnya disebutkan pula bahwa untuk mencapai tu
juan itu unsur-unsur manusia sosialis Indonesia harus
di-
penuhi, yaitu yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a) b) c) d) e) f) g) h) i)
kepribadian dan kebudayaan Indonesia; seraangat patriot paripurna; asas Pancasila; semangat gotong-royong; jiwa pelopor (swadaya dan daya cipta); susila can budi luhur; kesadaran kesahajaan dan mengutamakan kejujuran kesadaran mejidahulukan kewajiban daripada hak; kesadaran mendahulukan kepentingan umum daripa da kepentingan pribadi;
j) kerelaan berkorban dan hid up hemat;
k) asas Demokrasi Terpimpin; 1) asas Ekonomi Terpimpin; m) disiplin; n) kepandaian untuk menghargai waktu; o) cara berfikir rasional dan ekonomis; p) kesadaran bekerja untuk membangun dengan
kerja
keras.
Tujuan mata pelajaran ^ewargaan Negara tersebut atas (yang secara singkat adalah membentuk manusia
yang berjiwa Pancasila) dan unsur-unsur manusia
di
susila
sosialis
Indonesia asbagai ciri-cirinya , menunjukkan bahwa
tujuan
tersebut ditekankan pada pembinaan aspek afektif
(sikap,
mental) ,bukan hanya
memberikan pengetahuan belaka tentang
masalah kewargaan negara.
Dalam rencana pelajaran Bahasa Indonesia
terlihat
beberapa hal yang menunjukkan tujuan/fungsi mata pelajaran
Bahasa •Lndonesia,
yaitu:
- Bahasa Indonesia mempunyai fungsi yang istimewa, yaitu fungsi membina, memelihara, serta mempertebal rasa dan jiwa kesatuan Indonesia ;
106
- Untuk mencapai tujuan pokok pendidikan SMA diperlukan pengajaran bahasa nasional yang cukup raendalam dengan memahami benar-benar pokok-pokok aturan Bahasa Indonesia, dan mengerti sungguhsungguh arti tiap-tiap perkataan bahasa kita serta perasaan yang terkandung di dalamnya; - untuk membina kepribadian nasional, melalui keinsafan dan keyakinan bahwa bahasa nasional kita .... sudah hampir setaraf dengan bahasa asing yang sudah lama digunakan sebagai bahasa ilmu pe ngetahuan. Hal ini dengan sandirinya memberi kepercayaan serta kebanggaan kepada diri sendiri yang berarti timbulnya kepribadian yang wajar.
Jika kita
telaah' tujuan mata pelajaran Bahasa Indo
nesia tersebut di atas, pada intinya adalah untuk membina,
memelihara dan mempertebal rasa dan jiwa kesatuan
Indone
sia, dan untuk membina kepribadian nasional, sebagai
tu-
juan-tujuan afektif; dan untuk memberikan pemahaman dan pe-
ngertian tentang aturan-aturan Bahasa Indonesia,
sebagai
tujuan aspek kognitif. Jadi terlihat sekali bahwa tersebut di atas lebih ditekankan pada aspek afektif
pembinaan kepribadian; suatu ciri dari tujuan
tujuan atau
pendidikan
umum (general education). Selanjutnya mata pelajaran Sejarah Indonesia
mempu
nyai tujuan sebagai berikut:
1. iViendidik anak-anak agar menjadi warga negara yang susila serta berjiwa Pancasila; 2. ^emberikan pengetahuan Sejarah Indonesia yang
cukup kepada anak agar dapat dipergunakan dalam hidup kewargaan negaranya dan untuk melanjutkan pelajarannya ke perguruan-perguruan yang lebih tinggi.
107
Sedangkan tujuan mata pelajaran Ilmu Bumi Indonesia adalah:
1. 1Vlengemukakan fakta-fakta Ilmu Bumi yang
berhu-
bungan dengan alam dan bangsa Indonesia; 2. Memperbesar rasa cinta dan tanggung jawab hadap bangsa dan tanah air;
3. Membangkitkan kesadaran akan adanya
ter
hubungan
berjaring antara bangsa-bangsa di dunia
ter-
utama bangsa-bangsa Asia-Afrika.
Jika kita perhatikan tujuan mata pelajaran Indonesia pada nomor (l), dan tujuan Ilmu Bumi
Sejarah Indonesia
pada nomor (2) dan (3), ketiganya merupakan tujuan
yang
menekankan aspek afektif. Sedangkan tujuan Sejarah
Indo
nesia pada nomor (2) dan tujuan Ilmu Bumi Indonesia
pada
nomor (l) menunjukkan tujuan pada aspek kognitif.
Selanjutnya mata pelajaran BUdi Pekerti
mempunyai
tujuan untuk:
Membentuk manusia susila yang berjiwa
Pancasila
dan bertanggung jawab akan terwujudnya masyarakat
sosialis Indonesia yang adil dan makmur, materiil dan spirituiil.
iV]ata pelajaran Pendidikan Jasmani mempunyai tujuan untuk:
Mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas
ma
nusia berupa sikap, tindak, dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan kepribadian
sesuai dengan
cita-cita kemanusiaan Indonesia.
Sedangkan tujuan mata pelajaran Pendidikan ^esehatan adalah:
untuk mencapai kesehatan anak didik dengan cara:
yang
optimal
108
a. menyelenggarakan usaha-usaha ke arah perbaikan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga tercapai hasil tenaga yang seefesien-efesiennya;
b. memperkembangkan pengetahuan, kebiasaan dan si kap yang berhubungan dengan hidup sehat; dan c. memperkembangkan pengertian tentang kesehatan perorangan dan kesehatan sosial/masyarakat.
Ada pun
mata pelajaran Pendid ikan Agama dalam Niri-
kulum SMA 1964 tidak tercantum tujuannya, yang
tercantum
hanya materi mata pelajarannya saja. Dengan demikian sulit untuk mengidentifikasi apa tujuan Pendidikan Agama
terse
but.
Dari beberapa tujuan mata pelajaran-mata
pelajaran
tersebut di atas terlihat sebagian besar menekankan
pada
aspek efektif, sehingga memperkuat kesirapulan bahwa
tuju-
an-tujuan tersebut dapat dikategorikan sebagai tujuan pen didikan umum. Dengan memahami tujuan-tujuannya, maka mata
pelajaran-mata pelajaran kelompok Dasar di atas memang layak untuk disebut atau dikategorikan sebagai program
pen
didikan umum (general education). 5.5 Materi Program Pendidikan Umum
Materi program pendidikan umum dalam Kurikulum 1964 adalah materi-materi dari tiap-tiap mata
SMA
pelajaran
pendidikan umum seperti telah disebutkan di atas. Oleh ka rena itu dalam uraian di bawah ini akan diuraikan
dari mata pelajaran Kewargaan ^egara, Bahasa
materi
Indonesia ,
Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Jasmani & KQsehatan.
109
(a) Materi K-ewargaan Negara
Materi pelajaran Kewargaan ^egara ternyata mempunyai kaitan yang sangat erat dengan tujuan dari mata
pelajaran
tersebut, yang tujuannya adalah membentuk manusia
susila
yang berjiwa Pancasila dan bertanggung jawab atas terwujud-
nya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur, materil dan spiritual, ^ebutuhan untuk membentuk manusia
su
sila yang berjiwa Pancasila, yang pada saat itu ditafsirkan
sebagai manusia sosialis Indonesia, antara lain
dipenuhi
oleh materi mata pelajaran yang menyangkut tentang
Sosial-
isme Indonesia, disaraping materi-materi yang biasa menjadi
ciri isi mata pelajaran K-ewargaan ^egara, seperti hak
dan
kewajiban warga negara, dasar negara, UUD, lembaga- lembaga ne gara
da n se ba gai nya .
Jika diperinci, materi mata pelajaran Kewargaan Nega ra untuk kelas satu sampai dengan kelas tiga pada Kurikulum
SMA 1964 meliputi materi pokok sebagai berikut:
a) Pancasila, meliputi: lahirnya Pancasila, bentuk Pancasila; Pancasila sebagai alat peraersatu; Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai ke pribadian bangsa.
b) Susunan negara RIra leiputi: sejarah penyusunan UUD %5; perubahan-perubahan dalam UUD negara ki ta; RI sebagai negara kesatuan, lagu kebangsaan, lambang negara; lembaga-lembaga negara.
c) Manipol RI, meliputi: Dekrit Presiden; garis be sar Manipol; Jarek (Jalan Revolusi Kita); rnembangun dunia kembali, dan Resopim sebagai
jelasan Manipol. d) Sosialisme Indonesia, meliputi: pengertian
pen-
umum
110
sosialisrae; Sosialisme Indonesia adalah sosialisme menurut kepribadian Indonesia; latar bela
kang sejarah cita-cita sosialisme
Indonesia :
sosialisme Indonesia adalah amanat p'enderitaan
rakyat; ketegasan sosialisme Indonesia; Jalan menuju cita-cita sosialisme Indonesia. e) Cita-cita perdamaian dunia RI. f) Warga negara RI dan Pemerintahnya, meliputi:
warga negara RI; yang diusahakan oleh Pemerintah
untuk warga negaranya; kewajiban dan tanggung ja wab warga negara; hak-hak warga negara; partai politik dan pemilihan umum; front nasional. g) kewajiban dan tanggung jawab warga negara seba gai anggota masyarakat, meliputi'• warga negara yang baik dalam kehidupan masyara
kat: warga negara yang baik dalam kehidupan keluarga jperlindungan terhadap hidup dan hak milik; pengaruh masyarakat terhadap kepribadian warga negaranya; memajukan pengetahuan dan ke budayaan.
h) Kewajiban dan tanggung jawab warga negara dalam kehidupan ekonominya, meliputi: kemajuan manusia dalam kehidupan ekonomi; manu sia dan sumber-sumber alam; manusia memfaedah -
kan waktu dan ruang; kewajiban dan tanggung ja wab warga negara dalam kehidupan ekonomi masya rakat.
i) Sejarah perjoangan pergerakan kemerdekaan Indo nesia (mulai 20 Mei 1908 s.d. 17 Agustus 1945). Materi nomor (c) dan (d)
adalah materi yang
paling
jelas mencerminkan pengaruh suasana politik pada masa itu, selain tersirat juga di dalam materi lainnya. Memang
mata
pelajaran K-ewargaan Negara, yang diwajibkan pada semua sis wa adalah mata pelajaran yang mendapat pesan yang
paling
utama untuk membina manusia -manusia yang memiliki
sifat-
sifat yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan politik masa
itu, yakni terbentuknya manusia baru Indonesia, Sosialis Indonesia.
Manusia
Ill
Di dalam rencana raata pelajaran Kewargaan Negara ju ga disebutkan bahwa di samping unsur Manusia Sosialis
In
donesia (seperti yang telah disebutkan di muka), maka
po
kok-pokok moral nasional dan moral internasional harus di-
jalinkan dalam mata pelajaran Kewargaan Negara,
sehingga
menjadi moral Manusia Sosialis Indonesia. Ada pun pokok-po kok moral nasional dan moral internasional yang harus
jalinkan dalam mata pelajaran Kewargaan Negara itu
di-
adalah
sebagai berikut:
a) Pokok-pokok Moral Nasional: 1. Cinta bangsa dan tanah air, menyempurnakan kemerde kaan dalamaagala bidang: nasional, politik, sosial, ekonomis, kulturil;
2. Setia kepada sosialisme Indonesia dan berusaha keras untuk melaksanakannya;
3. Bekerja sungguh-sungguh dengan secara tertib
untuk
kemakmuran dan keadilan, materiil spirituil,
bagi
semua warga negara tidak peduli keturunannya, kepercayaannya, kesukuannya, golongannya, jenis kelaminnya;
4. urang yang tidak bekerja tidak mendapat pangan-perumahan;
5. Mereka yang sama sekali tidak dapat bekerja,
cacat
berat, baik jasmani maupun rohani, menjadi tanggung-
an negara/masyarakat; 6. Tiap-tiap warga negara berwajib untuk menjaga memajukan kekayaan nasional; 7. Kesungguhan dan kejujuran dalam melaksanakan negara atau tugas kemasyarakatan;
dan tugas
8. Gotong-royong dalam segala karya yang penting,
satu
untuk semua, semua untuk satu;
9. ^ubungan yang baik antar orang-orang
perseorangan
saling menghormat dan tolong-menolong; manusia
ada
lah kawan bagi manusia (homo homini socius); 10. Sopan santun, jujur, dan berhati bersih dalam pergaulan sehari-hari, baik di dalara masyarakat maupun lingkungan ruraah tangga;
di
112
11. saling menghormat dalam kehidupan keluarga dan purhatian yang khas bagi pemeliharaan dan dan pendidikan anak-anak;
12. Menjaga kebersihan dan keindahan rumah halaman, dusun, kota dan alam;
tangga,
13. Melawan segala macam kelaliman, korupsi, hisapan, penindasan, dan parasitisme
peng'beser->
ta sebab-sebabnya yang terpenting di dalam ne geri, ialah: individualisme, liberalisme, feodalisme, dan ka pita lis me ;
14.
Orang sosialis Indonesia hanya merasa
bahagia
apabila semua orang yang di sekitarnya, di
da
lam masyarakatnya/negaranya merasa bahagia pu la. Orang sosialis Indonesia tidak merasa baha gia kalau orang-orang di sekitarnya dan negara nya menderita.
b)
Pokok-pokok moral internasional:
1. Mengusahakan persahabatan dengan saling
meng-
hormati dan saling membantu antar bangsa
Indo
nesia dan semua bangsa di dunia, tidak membenci
bangsa atau jenis bangsa (rase) yang manapun; 2. Mengusahakan solidaritas antara semua
rakyat
pekerja di seluruh dunia yang sama-sama menen-
tang penghisapan manusia oleh manusia (exploit ation de l'horame par 1' homme); 3. Melawan segala macam kolonialisine dan imperial-
isme (exploitation d'une nation par une autre nation) di seluruh muka bumi, sehingga terwujud dunia baru yang bersih dari segala macam
peng
hisapan, penindasan, dan penjajahan;
4. Mengusahakan perdamaian yang sejati dimana
se
mua bangsa di seluruh dunia dapat bekerja ngan a man dan dengan saling membantu untuk
de ke-
bahagiaan mereka masing-masing atas dasar kebahagiaan universil.
Di dalam rencana pelajarannya juga disebutkan
bahwa
yang menjadi buku pegangan utama dalam mengajarkan Kewar
gaan Negara adalah buku "Manusia dan Masyarakat Baru Indo nesia (Civics)" yang dikarang oleh Mr. Supardo, dkk.
dan
diterbitkan oleh Departemen PD dan K. Selain itu juga
di -
muat daftar buku kepustakaan
guru
yang sebagian
besar
113
berupa pidato-pidato dan tulisan Presiden Soekarno
dan
naskah resmi Dasar ^egara dan UUD 194.5. Buku "Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia (Civics)" yang menjadi pegangan utama dalam mengajarkan
Kewargaan
^egara, jika dikaji isinya sebagian berisi a jaran - a jaran (pidato) Presiden Soekarno, misalnya tentang Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, Manifesto Politik (Manipol), Laksana Malaekat (jalannya Revolusi Kita/ Jarek), dan lain-lainnya. Selain itu juga berisi materi yang biasa
ada
dalam civics, seperti: sejarah pergerakan/perjuangan rakyat Indonesia; Pancasila dan UUD 19^5; kewajinn dan
hak
warga negara.
Jika dikaji ulang, maka tampaklah bahwa mulai
dari
materi pelajaran, unsur-unsur manusia sosialis, pokok- po
kok moral nasional dan internasional- yang harus
ter jalin
dalam materi, dan juga buku pegangan utama dari mata pel
ajaran Kewargaan Negara dalam Kurikulum SMA 1964,
jelas
menunjukkan adanya pengaruh yang besar dari suasana
kehi
dupan politik yang ada pada masa itu (masa demokrasi
ter
pimpin) .
(b) Materi ^ejarah Indonesia Mata pelajaran Sejarah Indonesia dalam
Kurikulum
SMA 1964 dianggap dapat memberikan sumbangan yang sekali dalam menunjang terlaksananya tempuh dan tujuan revolusi Indonesia.
jalan yang akan Oleh
karena
besar diitu
114
mata pelajaran sejarah Indonesia diharuskan untuk bersifat:
a) Proklamasi-sentris; b) Ber-Eskatologi masyarakat Sosialis Indonesia. Proklamasi-sentris berarti bahwa*.
1. Semua perjuangan bangsa Indonesia sejak abad ke
17 ... hanya mempunyai tujuan satu, yaitu Indo nesia merdeka; cita-cita ini akhirnya Pada tanggal 17 Agustus 1945.
tercapai
2. Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 berarti: la hirnya Negara Kesatuan RI, pecahnya Revolusi Indonesia dan saat pembangunan Masyarakat So sialis Indonesia. Ini berarti bahwa sejarah se sudah tanggal 17-8-1945 bertujuan merealisasi cita-cita proklamasi itu.
Ber-eskatologi masyarakat Sosialis Indonesia
ber
a r t i bahwa:
1. Gerak arah sejarah bangsa Indonesia
ini sejak
jaman dahulu menuju kepada pembentukan masyara kat yang adil dan makmur atau masyarakat Sosial is Indonesia berdasarkan Pancasila,
2. Dalam memberikan tinjauan dan seleksi fakta-fakta sejarah haruslah selalu berpedoman diperteguhnya dan terwujudnya cita-cita
kepada masya
rakat Sosialis Indonesia itu.
Periode atau pembabakan ^ejarah Indonesia yang digu nakan, yang tentunya menyangkut jenis-jenis
dan
ruang
lingkup materinya, ditentukan sebagai berikut:
a) Jaman Prasejarah b) Jaman sejarah:
1) MaSa Kejayaan Nasional (+ th. 400 - 1600 M), khususnya jaman Sriwijaya dan Majapahit;
2) Masa penindasan kolonial dan penghisapan feodal (± th 1600 - 1908 M): - akibat penghisapan dan penindasan; - perlawanan rakyat terhadap penghisapan dan
penindasan kolonial/penjajah.
115
3) Masa menuju ke Sosialisme Indonesia (th. 1908 sekarang / 1964): (a) jaman perintis 1908 - 1927 (b) jaman penegas 1927 - 1938 (c) jaman pencoba 1939 - 1942 (d) jaman pendobrak 1942 - 1945 (e) jaman pelaksanan 1945 - 1945 - 1950 periode physical revolution - 1950 - 1955 periode survival - 1955 periode social dan economic a l revolution.
Ternyata dari uraian materinya sebagian besar materi
Sejarah Indonesia adalah tentang kerajaan-kerajaan Indone sia pada masa kejayaan nasional, dan sekitar
perlawanan-
perlawanan bangsa Indonesia di berbagai daerah pada
masa
penindasan kolonial dan penghisapan feodal. Sedangkan
ma
teri pada masa menuju ke Sosialisme Indonesia (1908 -I964) sangat sedikit dan hanya tentang peristiwa sekitar
Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan peristiwa-peristiwa sesudahnya. (c) Materi Ilmu
Bumi Indonesia
Materi mata pelajaran Ilmu BUmi Indonesia
terbagi
dalam tiga bidang, yaitu Ilmu Bumi Aiam Indonesia, Bumi Sosial Indonesia, dan Ilmu Bumi Ekonomi
Ilmu
Indonesia.
Ada pun materi selengkapnya adalah sebagai berikut: (1) Ilmu Bumi Alam Indonesia, meliputi:
letak
(geografis, astronomis, kultur historis,
sial ekonomis dan politis); luas dan
so
bentuk
geografis; relief (daratan dan dasar laut); tenaga endogen dan eksogen; iklim; fauna; dan batu-batuan.
vegetasi;
(2) Ilmu Bumi Sosial Indonesia, mencakup: Penduduk (jumlah, penyebaran, kepadatan, angka ke-
lahiran dan kematian, susunan penduduk); raig-
rasi Indonesia; Pendidikan dan kesehatan pen duduk; sumber tenaga; lalu-lintas.
116
(3) Hmu Bumi Ekonomi Indonesia, mencakup:
perta-
nian, kehutanan, perikanan, peternakan, tambangan, dan industri.
per-
Jika materi-materi pelajaran Ilmu Bumi Indonesia itu dihubungkan dengan tujuan mata pelajarannya, maka
meteri
tersebut secara langsung berkaitan dengan tujuan
pertama
yaitu mengemukakan fakta-fakta ilmu bumi yang berhubungan
dengan alam danbangsa Indonesia. Jadi sifatnya
kognitif.
Tujuan kedua, yaitu memperbesar rasa cinta dan tanggung ja wab terhadap bangsa dan tanah air merupakan tujuan
tidak
langsung atau tujuan penyerta dari materi yang diberikan.
Sedangkan tujuan ketiga, yaitu membangkitkan kesadaran akan adanya hubungan berjaring antara bangsa-bangsa
di
dunia
terutama bangsa-bangsa Asia-Afrika, ternyata tidak ada ma teri pendukungnya.
(d) Materi Bahasa Indonesia
Materi pelajaran Bahasa Indonesia ternyata
tidak
ada yang secara khusus ditujukan untuk mencapai
tujuan
merabina, meraelihara dan raempertebal
bangsa
rasa kesatuan
Indonesia dan kesadaran serta kebanggaan terhadap
Indonesia. Namun pencapaian tujuan-tujuan itu
bahasa
merupakan
tujuan tidak langsung atau efek penyerta dari materi
pel
ajaran Bahasa Indonesia. Materi pelajaran Bahasa Indonesia mencakup pokok sebagai berikut:
materi
117
a. ^ercakap-cakap, berpidato, bertukarpikiran;
b. Membaca (membaca dalam hati, membaca teknis,dan membaca estetis); c. Pengetahuan bahasa; d. mengarang;
e. Tata bahasa, meliputi: - rumpun bahasa Austronesia; - Fonetik, tekanan suara, lagu kalimat, akar kata, kata dasar, kata jadian; - awalan, akhiran, persengauan; - subyek, predikat, obyek, keterangan; - kalimat tanya, kalimat perintah, bentuk aktif dan pasif; - jenis kata, pembentukan kata benda, kata majemuk, kata ulang, kata kerja, kata keadaan, kata ganti, kata bilangan, dll. - berraacam-macam kalimat menurut bentuk dan isi; kalimat tunggal dan kalimat majerauk; - berbagai arti kata, perasaan kata, kiasan ka ta, analogi dan kontaminasi.
f. Kesusastraan, antara lain meliputi: - prosa dan puisi,
epis, liris, plastis, roman-
tik, realisme, neo-realisme; - dongeng, hikayat, riwayat, legenda, mythe,fabel, roman, novel, essay, drama; - sajak asonansi, aliterasi, irama, metrum,distichon, dll.; - riwayat kesusastraan Indonesia sebelum
dan
sesudah Islam datang; - Abdullah bin Abdulkahar Munsyi, : zaman Balai Pustaka, Pujangga Baru, zaman Jepang, Angkatan '45, Angkatan Baru: tokoh-tokoh sastra dan hasil karyanya.
Di antara keenam materi pokok Bahasa Indonesia ternyata yang mendapat porsi jam terbanyak adalah tata
itu materi
bahasa dan kesusastraan.
(e) Materi Pendidikan Agama Dibandingkan dengan rencana mata pelajaran lainnya,
rencana mata pelajaran Pendidikan Agama termasuk
kurang
lengkap, karena hanya terdapat uraian bahan tanpa ada juan kurikuler atau petunjuk lainnya. Namun
tu
demikian,
118
uraian tentang bahan atau materi pelajarannya cukup jelas.
Materi pendidikan agama berbeda-beda untu
setiap
macam agama. Sebagai salah satu contoh, peneliti akan meng-
arabil raateri dari Pendidikan Agama Islam. Materi Pendidik
an Agama Islam untuk setiap kelas terdiri dari einpat mate
ri pokok, yaitu Keimanan/Tauhid, Fiqih, ^ejarah Islam, dan Akhlak. Adapun perincian materi dari keempat raateri
pokok
tersebut adalah sebagai berikut:
- Keimanan/Tauhid, mencakup a.l.: Ilmu Tauhid dan Ilmu Kalam; dalil-dalil; buktibukti dan dasar-dasar Ilmu Tauhid; sekitar rukun iman dan rukun Islam beserta uraiannya; iman ke pada Allah menurut filsafat Barat dan ahli sunnah wal jamaah. ; tentang raurtad dan kafir; golong an ahli sunnah; mu1 jizat, keraraat, sihir dan istidraj; tawakkal.
- Fiqih, mencakup a.l.:
sumber-sumber hukum Islam (usulfiqh) dan muamalah (hukum perekonomian, hukum perkawinan, dan waris Islam); tumbuh-tumbuhan dan binatang yang halal dan haram.
- Sejarah Islam mencakup a.l: Sejarah kelahiran dan perjuangan Nabi Muhammad ; sejarah turunnya AI Qur'an; sekitar masa Daulah Bani Umayyah dan Abbasiyah; Syiah; Mu'tazilah ; dan penyebaran Islam ke luar Arab (termasuk ke Indonesia).
- Materi Akhlak mencakup a.l.: Pentingnya akhlak dalam membentuk pribadi dan ma syarakat yang bahagia; mengerjakan tuntutan aga ma dan menjauhi larangannya; hubungan akhlak dan iman; menurut ilmu akhlak moderen membentuk ma nusia sosial adalah mendidik mereka
berakhlak
tinggi; menghargai diri; hak dan kewajiban manu sia sebagai anggota masyarakat; berkorban untuk
bangsa dan nusa dianjurkan oleh Islam, naluri dan gharizah (sifat/bakat) dalam jiwa anak; si_
fat-sifat yang baik (jujur, berani. adil, hormat
menghormati, hemat-cermat dan teliti); penyakit
akhlak; keyakinan dan ketabahan hati.
119
Sekalipun tujuan mata pelajaran
Pendidikan
Agama
tidak dicantumkan, namun dari uraian materi pokok tersebut di atas terlihat .bahwa pendidikan agama buka sekedar
mem
berikan pengetahuan ilmu keagamaan belaka, melainkan lebih jauh lagi untuk menanamkan dan mempertinggi keimanan,
ke-
taqwaan, dan akhlak yang tinggi. Jika diklasifikasikan, materi-materi tersebut terdiri dari materi pengetahuan dan
ilmu agamanya sendiri dan materi-materi
yang
menyangkut
aspek nilai dan moral dari ajaran Agama Islam tersebut. (f) Materi Budi Pekerti
Materi mata pelajaran Budi Pekerti (raata
pelajaran
ini tergabung dalam mata pelajaran Pendidikan Agama) tidak mempunyai materi khusus tersendiri, melainkan
dinyatakan
telah terjalindalam materi Pendidikan Kewargaan Negara,khu sus unya yang menyangkut pokok-pokok moral nasional dan mo ral internasional.
(g) Materi Pendidikan Jasmani Bidang Pendidikan Jasmani meliputi:
1) Pendidikan kewaspadaan nasional; 2) Latihan kerja; dan 3) Datihan olahraga; Pendidikan Kewaspadaan Nasional yang ditujukan pada pembangunan nasional, fitness, kesegaran serta
ke keta-
hanan nasional yang harus dilandasi oleh kesegaran jasmani dan kesegaran mental nasional, meliputi:
120
1) berkelana dan berkemah, demi cinta tanah air; 2) berlayar dan berdayung, cemi rasa cinta perairan tanah air;
3) terbang layang dan aeromodelling, demi
rasa
cinta angkasa di tanah air;
4) pencak silat, demi self-confidence dan penguasaan skill pembelaan diri;
5) pendidikan persiapan pertahanan rakyat. Aktifitas-aktifitas di atas menunjukkan bahwa
bukan
hanya untuk mencapai ketrampilan-ketrampilan tertentu, me lainkan juga untuk tujuan cinta kepada tanah air,
yang
merupakan tujuan yang bersifat afektif.
Sedangkan materi latihan olahraga untuk kelas
satu
sampai dengan kelas tiga meliputi empat materi pokok,
ya
itu:
-
bersenam:
- bermain (dengan macam-macam olahraga permainan); - atletik (lari, lorapat, lempar): dan
- pembelaan diri (pencak, renang). (h) Materi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan yang terpadu dengan Pendidikan
Jasmani meliputi tiga bagian,
yaitu:
a) pelayanan-pelayanan dalam hal kesehatan;
b) pengajaran kesehatan; dan c) hidup sehat dalam lingkungan sekolah. Khusus mengenai pengajaran kesehatan meliputi
ma
teri:
Arti kesehatan; kesehatan perorangan; gizi; kese hatan mental; keselaraatan dan PPPK; pendidikan ke hidupan dalam keluarga; pencegahan penyakit;
rae-
ngunjungi obyek kesehatan.
Sedangkan bidang hidup sehat dalam lingkungan kolah meliputi penciptaan suatu lingkungan dan juga hubungan sosial yang baik dan sehat sekolah.
se
fisik di'
121
Deraikianlah deskripsi latar belakang dan konteks,
tujuan, struktur program, dan materi dari program dikan umum Kurikulum SMA 1964. Analisis dan
pendi
interpretasi
terhadap program pendidikan umum tersebut akan
dilakukan
pada bab IV.
6. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pendidikan
dan
Pelajaran SMA 1968
Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA I964 (Kurikulum SMA I964) ternyata tidak berjalan lama, karena pada
tahun
1968, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah mengelu arkan dan memberlakukan
kurikulum SMA yang baru, yang pa
da saat itu diberi nama Rencana Pendidikan dan
Pelajaran
SMA 1968 (untuk selanjutnya disebut Kurikulum SMA 1968 ). Lahirnya Kurikulum SMA 1968 tidak bisa dilepaskan dari su asana kehidupan sosial-politik di Indonesia yang
pada saat itu. Oleh karena itu untuk raeraahami
terjadi
Kurikulum
SMA 1968 perlu difahami pula latar belakang dan
konteks
dari kurikulum tersebut.
6.1 Latar Belakang dan Konteks
Pada tahun 1965 keluar Keputusan Presiden No. 145/
1965 tentang Nama dan Rumusan Induk Sistim Pendidikan sional, dan lahir pula Penetapan Presiden RI No. 19
Na tahun
1965 tentang Pokok-pokok Sistim Pendidikan Nasional Panca sila. Keputusan dan Penetapan Presiden tersebut
dikeluar
kan satu tahun setelah lahirnya Kurikulum SMA 1964.
122
Beberapa hal penting yang terdapat pada Pen.Pres No. 19/1965 tentang Pokok-pokok Sistim Pendidikan
Nasional
Pancasila, baik dalam dasar pertimbangan maupun isinya an tara lain sebagai berikut:
- Pendidikan Nasional merupakan unsur mutlak dalam Nation dan Character Building, dan Sistim Pendi dikan Nasional harus sesuai dengan tuntutan Re volusi Indonesia; - Dasar dan asas pendidikan nasional adalah Panca sila -Manipol/Usdek;
- Tujuan pendidikan nasional adalah supaya hirkan warganegara-warganegara sosialis sia yang susila, yang bertanggung jawab
melaIndone atas
terselenggaranya Masyarakat Sosialis Indonesia, adil dan makmur baik spirituil maupun. materiil dan yang berjiwa Pancasila ... seperti dijelas-
kan dalam Manipol/Usdek; - Isi moral Pendidikan Nasional baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun swasta adalah
Pancasila - Manipol/Usdek;
- Politik Pendidikan Nasional a'dalah Manifesto Po
litik Republik Indonesia beserta pedoman-pedoman pe la ksa na a nnya.
Jika diperhatikan, ketentuan-ketentuan dalam PenPres tersebut di atas
terlihat diwarnai oleh filsafat sosialis
me dan garis politik yang dianut oleh Pemerintah (Orde La ma). Jadi ide dasar dari ketentuan-ketentuan di atas ialah
bagaimana mengupayakan mentransf or mas i
nilai-nilai sosial
isme (termasuk jiwa Manipol-Usdek) yang dipegang oleh
Pe
merintah ke dalara dunia pendidikan.
PenPres No. 19/1965 dan KepPres No. 145/1965 ternya ta secara formal belum dilaksanakan, karena munculnya
ristiwa G 30 S/PKI. Namun demikian, as be narnya
pe
ketentuan-
123
ketentuan seperti tersebut di atas telah menjiwai pelaksanaan pendidikan di Indonesia, termasuk menjiwai
Kurikulum
SMA 1964.
Peristiwa G 30 S/PKI yang terjadi pada awal
bulan .
Oktober 1965 telah membawa kekacauan pada segala sendi ke hidupan bangsa dan negara Indonesia, baik di bidang
poli
tik, ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Bidang pendidik an pun termasuk mengalami kekacauan, dan memang
keadaan
dunia pendidikan pada waktu itu sudah sangat parah, akibat pertentangan-pertentangan dalam bidang politik sebelumnya.
Pada bulan Maret 1966 lahirlah Orde Baru yang
mem
punyai perjuangan yang berbeda sekali dengan Orde Lama.
Pemerintah Orde Baru bertekad untuk mengadakan koreksi to
tal di segala bidang terhadap segala tindakan Orde
Lama,
khususnya terhadap produk-produk hukum yang dikeluarkannya yang dianggap menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 salnya adanya keputusan hukum tentang pengangkatan den seumur hidup).
Pemerintah Orde Baru telah
untuk melaksanakan Pancasila
,dan UUD 19^,5 secara
(mi Presi
bertekad murni
dan konsekuen dan menerapkannya di segala bidang kehidupan.
Untuk mengadakan koreksi total dan penataan kehidup an baru bangsa Indonesia di segala bidang, maka di awal ma
sa Orde Baru, MPRS mengeluarkan produk-produk hukuranya.
^eteta pan MPRS yang menyangkut bidang pendidikan
adalah
^etetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidik-
124
an dan Kebudayaan, yang isinya antara lain sebagai
ber
ikut:
- Bahwa agama, pendidikan dan kebudayaan merupakan unsur mutlak dalam rangka nation building. -
and
character
Pasal 1:
Merobah dictum Ketetapan MPRS No. Il/MPRS/ i960 Bab II pasal 2 ayat (3)> dengan menghapuskan ka ta " .... dengan pengertian bahwa murid-murid ber
hak tidak ikut serta, apabila wali murid/
murid
dewasa menyatakan keberatannya..." sehingga kalimatnya berbunyi sebagai berikut " menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran di seko lah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai de ngan universitas-universitas negeri." - Pasal 2 (Dasar Pendidikan):
Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasi la.
- Pasal 3 (Tujuan Pendidikan): Membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan s eperti yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945. - Pasal 4 (Isi Pendidikan):
Untuk mencapai dasar dan tujuan tersebut di atas maka Isi Pendidikan adalah sebagai berikut:
(1) Mempertinggi mental-moral-budi pekerti
dan
memperkuat keyakinan beragama;
(2) Mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan; dan (3) Membina/memperkembangkan physik yang
kuat
dan sehat.
Selanjutnya MPRS pun mengeluarkan Resolusi
No. Ill/
Res/MPRS/1966, yang antara lain menyatakan bahwa penerapan sistem Pendidikan Pancasila adalah dengan cara-cara: 1. Mengintensifkan pendidikan agama sebagai unsur mutlak untuk national and character building di semua sekolah dan lembaga pendidikan, dengan memberikan kesempatan yang soimbang.
2. Melarang usaha penumbuhan dan pengembangan doktrin-doktrln yang bertentangan dengan Pancasila antara lain Marxisme-l'eninlsme (Komunisme).
125
Kedua keputusan MPRS tersebut di atas memperlihatkan
adanya kebijakan-kebijakan tentang pendidikan. Namun sebe narnya ada perubahan yang lebih mendasar yang
menyebabkan
perubahan-perubahan di berbagai bidang, termasuk di bidang
pendidikan. Perubahan yang mendasar itu adalah pada dasar filsafat negara yang dianut dan
perubahan
dilaksanakan.
Jika pada masa Orde Lama filsafat negara Pancasila
telah
ditafsirkan dengan Manipol-Usdek dan telah cenderung
ke
arah sosialisme dan komunisme, maka ketika Orde Baru lahir dasar filsafat negara Pancasila segera dibersihkan
dari
unsur-unsur sosialis me-komunisme. Pancasila kemudian dite-
gakkan lagi dan dilaksanakan secara murni dan
konsekuen.
Dengan adanya perubahan mendasar tersebut, maka dunia pen didikan pun perlu disesuaikan dan ditata kembali
sejalan
dengan S3 manga t Orde Baru. Kedua keputusan MPRS di atas mencerminkan
penataan
kembali terhadap pendidikan di Indonesia dan merupakan su atu koreksi terhadap ketentuan-ketentuan tentang pendidik
an yang dikeluarkan oleh Pemerintah Orde Lama. Misalnya,
apabila dalam Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/I966
pendidikan nasional adalah pembentukan manusia
tujuan
Pancasila
se jati, maka hal ini disebabkan karena Pancasila
sangat
diperlukan untuk mengubah mental masyarakat yang sudah ba
nyak mendapat indoktrinasi Manipol-Usdek. Pemurnian
Pan
casila dianggap sebagai jaminan untuk tegaknya Orde Baru.
126
Dengan Ketetapam MPRS No. XXV.II/MPRS/i966, mata pel ajaran Pendidikan Agama mendapat kedudukan yang lebih
ku-
at. Jika dalam Ketetapan MPRS No. II/MPRS/196O, Bab II pa sal 2 ayat (3) dinyatakan bahwa Pendidikan Agama
menjadi
pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sam
pai dengan universitas negeri, dengan pengertian bahwa mu rid-murid berhak tidak ikut serta apabila wali murid/
mu
rid dewasa menyatakan keberatannya. Maka dengan Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/ 1966, kata "dengan pengertian
bahwa
murid-murid berhak tidak ikut serta apabila wali murid/mu
rid dewasa menyatakan keberatannya , dihapus. Dengan demiki an ketetapan tersebut berbunyi sebagai berikut: "Pendidik an Agama menjadi pelajaran di sekolah-sekolah mulai
dari
sekolah dasar sampai dengan universitas negeri." Jadi ber
dasarkan Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/I966, mata pelajar an Pendidikan Agama menjadi mata pelajaran wajib dari ting kat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi negeri.
Dengan adanya ketentuan-ketentuan di atas, maka
ku-
rikulum-kurikulum perse kolahan produk Orde Lama, di antara-
• nya Kurikulum SMA 1964, harus ditinjau dan diperbaiki lagi
untuk disesuaikan cengan tekad perjuangan Orde Baru,
yaitu
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
kon-
sekuen. Oleh karena itulah lahir Kurikulum SMA 1968,
yang
merupakan perbaikan dari Kurikulum SMA 1964*
127
6»2 Struktur Program Rencana Pendidikan dan
Pelajaran
SMA 1968
Kurikulum SMA 1968 (Rencana Pendidikan dan Pelajar an SMA 1968) lahir selain karena perubahan ideologis-poli-
tis, juga karena Kurikulum SMA Gaya Baru I964 dianggap me miliki kekurangan-kekurangan. Dalam kata pengantar Kuriku lum SMA 1968 disebutkan bahwa Kurikulum SMA 1968
bukanlah
kurikulum baru, melainkan kurikulum SMA Gaya Baru yang diserapurnakan.
Dasar pendidikan, tujuan pendidikan dan isi pendidik an SMA menurut Kurikulum SMA 1968 tidak lain merupakan pen-
cerminan dari dasar, tujuan, dan isi pendidikan menurut Ke
tetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966. Dalam Kurikulum SMA 1968 disebutkan sebagai berikut:
a) Dasar pendidikan: Falsafah Negara Pancasila. b) Tujuan Pendidikan SMA: 1) Membentuk manusia Pancasila sejati berdasar kan ketentuan-ketentuan seperti
dikehendaki
oleh Pembukaan dan isi UUD 1945j 2) Mempersiapkan anak didik untuk memasuki per guruan tinggi, dengan jalan mematangkan men tal intelegensinya yang dilengkapi dengan da sar-dasar umum kecakapan, kejujuran, dan pembinaan perkembangan fisik yang kuat dan sehat;
3) Memberikan dasar-dasar keahlian umum
kepada
anak didik, sesuai dengan bakat dan minat masing-masing dalam pelbagai lapangan, se
hingga tamatannya dapat mengembangkan dirinya pada lembaga-lembaga pendidikan lainnya dan lembaga-lembaga masyarakat yang memerlukan SMA sebagai dasarnya.
128
c) Adapun isi pendidikan atau struktur program ku rikulum SMA 1968 terdiri dari tiga kelompok, yaitu Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila, Kelom
pok Pembinaan Pengetahuan Dasar, dan
Kelompok
Pembinaan Kecakapan Khusus.
Beberapa perbedaan yang
terdapat pada Kurikulum SMA
1968 dibandingkan Kurikulum SMA I964 antara lain
terdapat
pada struktur jurusan. Jika dalam Kurikulum SMA 1964
ter
dapat empat jurusan (Budaya, Sosial, Ilmu Pasti, dan
Ilmu
Pengetahuan Alam), maka dalam Kurikulum SMA 1968 diseder-
hanakan menjadi dua jurusan (kelompok), yaitu jurusan Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (Pas-Pal) dan jurusan Sas tra -Sosial-Budaya. Dengan penyederhanaan jurusan atau lompok dari empat menjadi dua, dianggap mempunyai
ke
banyak
keuntungan, yaitu: a) menghemat biaya, b) menghemat ruang,
c) menghemat energi, d) menghemat waktu, dan e) mengatasi frustrasi murid.
Dalam struktur program Kurikulum SMA 1968 tiga program atau kelompok mata pelajaran, yaitu
Pembinaan Jiwa Pancasila, Kelompok Pembinaan
terdapat Kelompok
Pengetahuan
Dasar, dan Keiompok Pembinaan Kecakapan Khusus (lihat
Ta
bel VI).
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila adalah kelompok raata pelajaran yang menitikberatkan pada pembinaan mental-
budi-pekerti Pancasila dan memperkuat keyakinan
beragama.
Kelompok Pembinaan Pengetahuan Dasar adalah kelompok
mata
pelajaran yang menitikberatkan pada penguasaan dasar-dasar
129
ilmu pengetahuan beserta segi kegiatan mata pelajaran ma-
sing-masing. Sedangkan Kelompok
Pembinaan Kecakapan Khu
sus adalah untuk membina ketrampilan-ketrampilan tertentu
sebagai bekal hidupnya kelak, antara lain berupa mata pel ajaran Pendidikan Kese jahteraan Keluarga dan prakarya pi lihan.
Jika struktur program Kurikulum SMA 1968 (lihat ta bel VI hal. 130) dibandingkan dengan Kurikulum SMA
1964,
maka persamaannya terlihat pada adanya kelas satu bersama
(kelas satu tunggal) dan penjurusannya mulai kelas
Perbedaannya terlihat pada pembagian jurusan
dua.
(kelompok )
dan pembagian kelompok mata pelajaran.
Dalam Kurikulum SMA 1964 struktur program mata pel
ajaran (struktur program kurikulum) terbagi
dalam
empat
kelompok atau program, yaitu Kelompok Dasar, Khusus,
nyerta,
dan Krida & Prakarya. Sedangkan pada
Pe
Kurikulum
SMA 1968 kelompok mata pelajaran terdiri dari tiga kelom
pok, yaitu Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila,
Pembinaan
Pengetahuan Dasar, dan Pembinaan Kecakapan Khusus. ' bedaan tersebut bukan hanya pada nama kelompok,
juga pada komposisi mata pelajaran yang masuk ke
Pertetapi
dalam
tiap-tiap kelompok.
Adapun struktur program Kurikulum SMA 1968
secara
lengkap adalah seperti tertera dalam tabel VI berikut ini.
^\
2
Kimia
2.
KECAKAPAN KHUSUS
Koperasi
Pend. Kesejaht. Keluarga Prakarya pi
2
b. Bhs./Ke-' tramp./dll 42
1
Kesenian
42
b. Bahasa/ Ketrampilan/ dll. 2
Kesenian
42
3
b. Bahasa/Ketrampilan/ dll.
Kesenian
a.
2.
1.
lihan: -
-
7.
Menggambar 8. Biologi 9. Bhs. Inggris
Ruang
Ilmu Ukur Sudut
Aljabar dan Analit
3. Ilmu Ukur 4. Fisika 5. Mekanika 6. Kimia
1. 2.
a.
1
2
! Tt.Buku 2
1. Pend. Kesejaht. Keluarga 2. Prakarya pi
Kes 2
&
10.1.Pasti
3 2
9. Sej.Keb.j Peng.Dag 1
I.Pasti 2
Sast-Bud | Sast-Sos
2
4
2
3 3
3
4
3
Negara
Pend. Agama Pend. Kewargaan
ALAM
3. Bahasa Indonesia 4. Pend, olahraga
1. 2.
PENGET.
PASTI/ILMU
lihan:
2
4
Sejarah 3 Geog, & Antrop.Bd.3 Ekon. & Koperasi 3 Menggambar 2 Bhas.Inggris 4 I. Penget.Alam 2
8. Bhs.Kawi
2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Bhs.& Kes.Indon.
3
4. Pend. Olahraga
3
2
3
Ill
ILMU
a.
•
3
2
2
2
3
5 4
3 2
3
2
3
3. Bhs. Indonesia
Negara
1. Pend. Agama 2. Pend. Kewargaan
Kelas II
SASTRA-SOSIAL-BUDAYA
han:
Prakarya Pili
Keluarga
Pend. Kesejah
Menggambar Bhs. Inggris
Dumlah jam seminggu
1.
8. 9.
6. Biologi 7. Ekonomi dan
5.
1. Sejarah 2. Geografi 3. Ilmu Pasti 4. Fisika
3. Bhs.Indonesia 3 4. Pen.Olahraga 3
gaan Negara
I
3
1<elas
STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM SMA 1968
1. Pend. Agama 2. Pend. Kewar
PEMBINAAN
PENGETAHU AN DASAR
PEMBINAAN
PEMBINAAN OIWA PAN CASILA
pok
Kelora^^
\3yrusan 1 ^Kelas
TABEL VI
42
2
1
2
3 3
2
2 4 2 4
1
3
3 3
2
3
II
42
3
—
-
3
3
5 2
2
4
2
1
4
2 3 3
3
III
*
""•"
131
6.3 Struktur Program Pendidikan Umum Struktur program Kurikulum SMA 1968 terbagi
dalam
tiga kelompok, yaitu Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila,
Kelompok Pembinaan Pengetahuan Dasar, dan Kelompok
'
Pembi
naan Kecakapan Khusus. Dari ketiga kelompok tersebut ter nyata tidak ada yang secara eksplisit bernama atau
berla-
bel program pendidikan umura (general education). Dengan menggunakan kriteria program pendidikan umum
pada bab II yang lalu, apakah mungkin kelompok
"Pembinaan
Pengetahuan Dasar" dapat disebut sebagai program pendidik
an umum.
Ternyata tidak mungkin, karena kelompok Pembina
an Pengetahuan Dasar ini lebih menekankan pada
pembinaan
pengetahuan akademis siswa, tidak dikhususkan untuk membi na siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara
baik. Lagi pula mata pelajaran dalam kelompok
yang
Pembinaan
Pengetahuan Dasar berbeda-beda untuk tiap-tiap jurusan,ka rena memang kelompok mata pelajaran tersebutlah yang
men-
cirikan perbedaan dari tiap-tiap jurusan. Sementara
itu
kelompok "Pembinaan Kecakapan Khusus" pun tidak tepat
un
tuk disebut
sebagai program pendidikan umum, karena lebih
ditekankan pada penguasaan ketrampilan-ketrampilan
khusus
tertentu.
Kelompok mata pelajaran dalam Kurikulum SMA yang dapat dikategorikan sebagai program pendidikan
1968 umum
ternyata adalah Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila. Hal ini
132
karena dalam Kurikulum SMA 1968 sendiri disebutkan
bahwa
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila adalah kelompok
mata
pelajaran yang menitikberatkan pada pembinaan mental-budi-
pekerti Pancasila dan memperkuat keyakinan beragama.
Jadi
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila ini lebih menekankan pa da pembinaan aspek afektif siswa atau pembinaan kepribadi
an siswa. Selain itu juga karena Kelompok Pembinaan Pancasila ini merupakan mata pelajaran wajib yang
Jiwa
diberi
kan kepada semua siswa di setiap jurusan dan di setiap ke
las. ^leh karena itu tepatlah kiranya jika dikatakan bahwa
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila merupakan atau
berkedu-
dukan sebagai program pendidikan umum (general education). Dengan kata lain, program pendidikan umum dalam
Kurikulum
SMA 1968 adalah Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila.
Program Pendidikan Umum (kelompok Pembinaan Jiwa Pan casila) pada Kurikulum SMA 1968 terdiri dari empat pelajaran,
mata
.yaitu:
1) Pendidikan Agama;
2) Pendidikan Kewargaan Negara; 3) Bahasa Indonesia; dan
4) Pendidikan Olahraga. Jadi dalam Kurikulum SMA.1968, program
pendidikan
umumnya terdiri dari empat mata pelajaran, berbeda
dengan
program pendidikan umum pada Kurikulum SMA 1964 yang
ter
diri dari enam mata pelajaran pokok. Keempat mata pelajaran
133
tersebut di atas diberikan kepada setiap siswa mulai
dari
kelas satu sampai dengan kelas tiga dan diberikan pada se
mua jurusan (Sastra-Sosial-Budaya dan Ilmu Pasti &
Ilmu
Pengetahuan Alam). 6*4 Tujuan Program Pendidikan Umum Di dalam Kurikulum SMA 1968 tidak ada rumusan secara khusus atau secara eksplisit
menyebutkan
yang
tentang
tujuan program pendidikan umum. Namun di dalam uraian ten
tang isi pendidikan SMA disebutkan bahwa kelompok
mata
pelajaran yang menitikberatkan pada pembinaan mental-budi-
pekerti Pancasila dan memperkuat keyakinan beragaraa adalah kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila. Dari pengertian
terse
but secara implisit dapat ditarik kesimpulan bahwa
tujuan
kelompok Pembinaan J.iwa Pancasila, yang merupakan
program
pendidikan umum, adalah untuk membina mental budi
pekerti
Pancasila dan memperkuat keyakinan beragama para
siswa.
Dengan kata lain, program pendidikan umum (kelompok Pembi naan Jiwa Pancasila) bertujuan membina para siswa agar me miliki mental budi pekerti Pancasila dan memiliki keyakin an beragama yang kuat.
Tujuan seperti tersebut di atas lebih bersifat tuju an afektif, karena menyangkut aspek mental, budi
pekerti
dan keyakinan (belief). Jadi tujuannya memang untuk pembi naan kepribadian siswa, khususnya aspek afektifnya.
134
Tujuan program pendidikan umum dapat pula ditelusuri
dari tujuan (kurikuler) tiap mata pelajaran yang
termasuk
program pendidikan umum pada Kurikulum SMA 1968.
Misalnya
mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara mempunyai tuju an untuk:
i) Meresapkan pengertian, mental-moral-budi peker ti yang terkandung dalam Pancasila seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945;
2) Meresapkan pengertian dan jiwa isi Undang-undang Dasar 1945 beserta pelaksanaannya yang dijiwai falsafah Pancasila;
3) Meresapkan rasa tanggung jawab sebagai warga ne- gara yang mengetahui haknya, kewajibannya
dan
tempat pengabdiannya selaku "Pandu (Ibu Pertiwi) Indonesia".
Tujuan Pendidikan Kewargaan Negara tersebut di
atas
menunjukkan keterpaduan ketiga ranah (domain), yaitu ranah kognitif (meresapkan pengertian), ranah afektif (meresap kan mental, moral, budi pekerti) dan psikomotor (pengamalannya). Jika disimpulkan, tujuan Pendidikan Kewargaan
Ne
gara tersebut adalah untuk membina para siswa agar memili
ki pengertian, memiliki mental, moral, dan budi
Pancasila dan UUD 19^5 serta melaksanakannya,
dan
pekerti
agar
•menjadi warga negara yang memiliki rasa tanggung jawab ser ta mengetahui hak dan kewajibannya.
Sementara itu mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum SMA 1968 tidak tercantum tujuan kurikulernya se hingga sulit untuk mengidentifikasi tujuannya itu.
Se
dangkan mata pelajaran Pendidikan Agama mempunyai tujuan
135
yang sesuai dengan isi pendidikan SMA dan menurut TAP MPRS
No. XXVII/MPRS/I966, yaitu untuk memperkuat keyakinan ber agama .
Sementara itu mata pelajaran Pendidikan Olahraga bertujuan raengambil bagian dalam pembangunan dan
modernisasi
bangsa dan negara dengan 33gala aspeknya, memelihara persa-
tuan dan kesatuan bangsa, persahabatan antar bangsa, serta
untuk mencapai cita-cita membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti
dikehendaki
oleh Pembukaan dan isi UUD 1945» yaitu: l) mempertinggi mental, moral, budipekerti dan memperkuat keyakinan
ber
agama, 2) mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan, dan 3) membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat. Deraikianlah beberapa tujuan dari mata pelajaran prog ram pendidikan umum yang mempunyai kaitan erat dengan juan dari pendidikan umum sendiri, dan mempunyai
tu
hubungan
pula dengan tujuan pendidikan nasional.
6.5 Materi Program Pendidikan Umum
Materi program pendidikan umum dapat dilihat
dari
materi tiap-tiap raata pelajaran yang termasuk program pen
didikan umum, yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama,
Pen
didikan Kewargaan Negara, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Olahraga.
136
(a) Materi Pendidikan Agama Materi Pendidikan Agama dalam Kurikulum SMA
1968
berbeda-beda untuk setiap agama. Untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengambil salah satu contoh dari
raateri
Pendidikan Agama Islam. Materi Pendidikan Agama Islam
da
lam Kurikulum SMA 1968 meliputi materi pokok tentang
Ke
imanan/Tauhid, Fiqih/Syariah/ Akhlak, dan Sejarah Islam. Perincian dari kelima materi pokok itu antara lain:
- Keimanan/Tauhid: rukun iman; sifat-sifat
Allan
yang wajib, mustahil, dan jaiz; takdir dan.ikh-
tiar; rukun Islam; dll. - Fiqh/Syariahj meliputi a.l.: sumber-sumber hukum Islam (AI Quran, Hadits,Ijma, Qiyas); Muamalah-(pembagian keuntungan -kerugian, riba, sewa-menyewa, serikat dagang,pin-
jara-meminjam,' gadai, bank); perkawinan (nikah , wali dalam nikah, talak, lian, iddah); hal w'a-
ris (pusaka/warisan, susunan ashobah-dan hijab) - AI Quran: membaca dan mehami ayat-ayat AI Quran yang berhubungan dengan keimanan, syariah, akhlak;
dan
- Akhlak, meliputi: akhlak terhadap orang tua, guru tetangga, dan teman; sifat-sifat akhlak yang mulai; sifat-si
fat akhlak yang tercela (penyakit akhlak), dll.
- Se jarah/Tarikh Islam:
sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW; sejarah penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah, dll.
(b) Materi Pendidikan Kewargaan Negara
Materi mata pelajaran Pendidikan Kewargaan
Negara
berintikan sebagai berikut:
a) Pancasila dan UUD 1945b) Ketetapan-ketetapan MPRS 1966 dan selanjutnya;
c) Pengetahuan umum tentang PBB.
137
Jika diperinci, materi tersebut di atas meliputi ma teri sebagai berikut (dari kelas satu s.d. kelas tiga): a. Pancasila dan UUD 192+5:
- Pembukaan UUD 1945 (Pengertian Negara'Kesatu an; tujuan mewujudkan keadilan sosial; faham kedaulatan rakyat; Negara RI berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa); - Batang Tubuh UUD 1945: bentuk dan kedaulatan, MPR, kekuasaan Pemerintahan ^egara, DPA,
ke-
mentrian negara, kekuasaan kehakiman, Peme rintah Daerah, DPR, hal ' keuangan, warga ne gara, agama, pertahanan negara, pendidikan, kesejahteraan sosial, bendera dan bahasa, pe rubahan UUD;
b. Hasii-hasii Sidang Umura IV dan Sidang
Istiraewa
MPRS:
Ketetapam MPRS tahun 1966 dan 1967; kedudukan dan fungsi semua lembaga negara tingkat pusat dan daerah menurut UUD 45; pemilu, penegasan politik luar negeri RI; supersemar; kabinet
Ampera; otonomi daerah; pembubaran PKI
dan
pelarangannya; pembinaan kesatuan bangsa;
c. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB): sejarahnya; struktur organisasi; tugas dan we wenang bagian-bagian; Piagam Bangsa-bangsa.
Jika dikaji, materi-materi Pendidikan ivewargaan gara tersebut lebih
Ne
banyak bersifat pengetahuan (kognitif)
tentang kewarganegaraan Indonesia, daripada aspek nilai-mo-
ral
Pancasilanya yang terlihat sangat sedikit.
Sebagian
besar materi Pendidikan Kewargaan Negara di atas
adalah
tentang UUD 1945. Jika dibandingkan dengan materi Kewarga
an Negara pada ^urikulum SMA. 1964, maka tampak sekali per•bedaannya. PKN pada KUrikulum SMA'1968 banyak
raengurangi
isi politik dan ideologi pada PKN Kurikulum 1964, penambahan titik berat pada prinsip-prinsip Pancasila
serta dan
UUD 1945 yang perlu dilaksanakan sacara murni dan konsekuen.
138
(c) Materi Bahasa Indonesia
Materi mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi ti ga hal pokok, yaitu sbb.:
a) Kemahiran bahasa; b) Tata bahasa; dan c) Kesusastraan.
Perincian dari ketiga materi pokok tersebut adalah sebagai berikut:
- Kemahiran bahasa di antaranya meliputi:
membaca (dalam hati, teknis, dan estetis); ber-
cakap-cakap, pidato, diskusi, deklamasi, mengarang; pengetahuan bahasa;
- Tata bahasa meliputi: sejarah dan rumpun bahasa Austronesia; fonetik dan ejaan; jenis kalimat; tekanan dan lagu kali mat; kalimat tunggal; pengambilan kata-kata asing; jenis kata; morfologi; kalimat majemuk;
kata penghubung; peristiwa bahasa (analog!» kontaminasi, dll.); - Kesusatraan meliputi: pengertian dan pembagian kesusastraan;
gaya
bahasa; puisi; aliran-aliran kesusastraan; pem bagian prosa; pengaruh Hindu dan Islam- kesusas
traan masa Abdullah; timbulnya Komisi Bacaan
;
Balai Pustaka; Roman dan ^engarang BP; Pengarang di luar BP; tokoh dan hasil karya angkatan
Pu-
jangga Baru; Masa Jepang; masuknya bentuk soneta; hasil karya dari penulis Angkatan 45; cerpen dan puisi bebas sesudah Angkatan 45.
(d) Materi Pendidikan Olahraga
Materi Pendidikan Olahraga
tidak jauh berbeda
ngan materi Pendidikan Jasmani pada Kurikulum SMA
de I964.
Materinya meliputi teori dan praktek dari materi pokok: senam, atletik (lari, lempar, dan lompat), permainan -per mainan,dan renang, serta olahraga rekreatif.
139
Demikianlah deskripsi latar belakang, konteks, tuju an, struktur program, dan materi program pendidikan
umum
dalam Kurikulum SMA 1968. Analisis dan interpretasi terha dap program pendidikan umum tersebut akan dilakukan
pada
bab IV.
?• Program Pendidikan Umura dalam Kurikulum SMA. 1975 7.1 Latar Belakang dan Konteks Kurikulum SMA 1968
mulai diberlakukan pada
tahun
1969. Sejak saat itu pula telah banyak terjadi perkembang an dan perubahan-perubahan di masyarakat kita,
juga
kebijakan-kebijakan politik (khususnya yang
pada
menyangkut
pendidikan), dan pada dunia pendidikan sendiri. Perubahanperubahan yang terjadi sejak tahun 1969 itu tentu belum dapat diperhitungkan pada saat penyusunan
saja Kurikulum
SMA 1968.
Pemerintah Orde Baru sejak awalnya telah
mencanang-
kan bahwa Orde Baru- merupakan orde pembangunan. Oleh kare na itulah Pemerintah Orde Baru segera melakukan perencana-
an pembangunan yang mulai direalisasikan pada
tahun
dengan melaksanakan Rencana Pembangunan Lima Tahun LITA) yang pertama. Repelita pertama kemudian oleh Repelita kedua yang mulai dilaksanakan pada
1969
(REPEdisusul tahun
1974.
Pada tahun 1973, Majlis Perrausyawaratan Rakyat (MPR) mengeluarkan ketetapan tentang Garis-garis Besar
Haluan
140
Negara (GBHN) yang menjadi landasan bagi pelaksanaan Repe lita kedua. Dalam GBHN tersebut terdapat beberapa hal pen
ting yang menyangkut kebijakan pendidikan, antara lain se bagai berikut:
Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan Falsafah Negara Pancasila dan diarahkan membentuk manusia-manusia pembangunan yang Pancasila dan untuk
membentuk
Manusia
atas untuk ber-
Indonesia
yang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pe ngetahuan dan ketrampilan, dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat me ngembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan raencintai
sesama manusia
dengan ketentuan
yang
termaktub dalam Undang-undang Dasar 1945. Kutipan dari GBHN tersebut di atas menjelaskan
tang
dasar dan tujuan pendidikan nasional. Dasar
ten
pendi
dikan nasional adalah falsafah Negara Pancasila, sama
se
perti yang dinyatakan dalam ketentuan-ketentuan
yuridis-
formal sebelumnya. Sedangkan tujuan pendidikan
nasional
dirumuskan secara berbeda dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang pernah ada sebelumnya. Rumusan tujuan pendi dikan nasional dalam GBHN 1973 tersebut di atas disesuai
kan dengan masa pembangunan yang sedang dilaksanakan
pemerintah, sehingga tujuannya diarahkan untuk
oleh
membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila. Selanjutnya GBHN 1973 menyebutkan pula:
Untuk mencapai cita-cita tersebut, maka
kurikulum
di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman • Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik negeri mau
pun swasta harus berisikan Pendidikan Moral Panca sila dan unsur-unsur yang cukup untuk meneruskan
jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada Generasi Muda.
141
Ketentuan tersebut di atas menyiratkan bahwa
perlu
ada mata pelajaran yang disebut Pendidikan Moral Pancasila. Mata pelajaran tersebut dalam Kurikulum SMA 1968 belum ada, sehingga tentunya perlu dimasukkan dalam kurikulum
yang
baru.
Selanjutnya GBHN 1973 juga memberikan ketentuan ten tang mata pelajaran Pendidikan Agama, yang dinyatakan
se
bagai berikut:
Diusahakan bertambahnya sarana-sarana yang diperlukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan dan
kehidupan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa termasuk pendidikan agama yang dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari
sekolah
dasar sampai dengan universitas-universitas negeri.
(GBHN Bab IV hurup b butir 3) Ketentuan tentang Pendidikan Agama tersebut di
atas
menyiratkan bahwa Pendidikan Agama merupalran mata pelajar
an yang harus dimasukkan ke dalam kurikulum-kurikulum sekolah-sekolah dan berkedudukan sebagai mata
di
pelajaran
yang wajib diikuti oleh semua siswa (mahasiswa) mulai dari sekolah dasar sarapai dengan perguruan tinggi. Jadi
pendi
dikan Agama di sekolah tidak berkedudukan lagi sebagai raa ta pelajaran pilihan yang bisa diikuti atau tidak.
Di samping adanya kebijakan-kebijakan yang baru dari lembaga tertinggi negara yang menyangkut pendidikan, dunia
pendidikan sendiri, khususnya dunia persekolahan,
sejak
Repelita I telah mengalami perubahan-perubahan yang
meru
pakan hasil dari usaha pembaharuan pendidikan.
Usaha
142
pembaharuan pendidikan itu antara lain melalui
pencetakan
buku-buku pelajaran dan pembaharuan sekolah melalui Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) #i Juga adanya
pembaha
ruan di dalam sistem be la jar-me nga jar yang dirasakan
dan
dinilai lebih efektif dan efisien. Hal-hal seperti ini mendor ong bagi lahirnya sebuah kurikulum baru.
Sementara itu di masyarakat timbul keluhan - keluhan tentang mutu lulusan pendidikan yang dianggap masih
memi
liki kekurangan, sehingga mend or ong para petugas pendidik an untuk meninjau sistem yang sedang berlaku yang didasar-
kan pada Kurikulum 1968.
Selain itu, .di persekolahan pada tahun 1973 >
pada
saat Kurikulum 19b8 telah berlangsung lebih-kurang
lima
tahun, berlangsung situasi berlakunya berbagai
kurikulum.
Di SMA misalnya, kita mengenal kurikulum gaya Sekolah Pem bangunan, Kurikulum gaya. SMPP, kurikulum gaya
Konperensi
Sukabumi, Kurikulum 1968, dan kurikulum menurut buku paket (soedijarto, 1980 : 8). Dengan adanya kebijakan baru dan pembaharuan- pemba haruan di bidang pendidikan, serta adanya kenyataan di ma
syarakat dan di sekolah-sekolah seperti yang disebutkan di
atas, telah mendorong bagi lahirnya Kurikulum 1975• Di da lam ketentuan-ketentuan pokok Kurikulum SMA 1975 disebut
kan bahwa tema penyusunan Kurikulum 1975 adalah untuk
me-
nyelaraskan kurikulum SMP/SMA dengan kebijaksanaan baru di
143
bidang pendidikan nasional, dan inovasi di bidang
sistem
belajar-mengajar dalara rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional, sesuai dengan tuntutan masyarakat
yang
sedang
membangun.
7.2 Struktur Program Kurikulum SMA 1975
Sistem Kurikulum 1975 yang meliputi dimensi tujuan,
struktur, materi, penyajian dan sistem evaluasi yang beda dari kurikulum sebelumnya dimaksudkan sebagai
ber sistem
yang dapat raenunjang tercapainya sasaran pembaharuan
pembangunan pendidikan, yaitu: (l)
pemerataan
mengikuti pendidikan, (2) meningkatkan
mutu
dan
kesempatan pendidikan,
(3) meningkatkan relevansi pendidikan, dan (4)meningkatkan effesiensi dan effektifitas pendidikan (Soedijarto,
1980:
8-9). Kurikulum 1975 memiliki karakteristik khusus
yang
membedakannya dari kurikulum-kurikulum sebelumnya,
antara
lain digunakannya pendekatan yang berorientasi pada
tuju
an. Hal ini berarti bahwa segala beban pelajaran dankegi-
atan belajar-mengajar dipilih, direncanakan, dan diorgani-
sasikan sesuai dengan tujuan pendidikan yang hendak
dica-
pai. Selain itu dalam organisasi pelajarannya,
Kurikulum
1975 menganut pendekatan bidang studi, sehingga
lahirlah
bidang studi IPA, IPS, PMP, dan Iain-lain. Dalam
sistem
belajar-mengajar juga menggunakan pendekatan PPSI
(Prose-
dur Pengembangan Sistem Instruksional).
144
Sebelum memahami struktur program Kurikulum SMA 1975 dengan mudah, perlu difahami terlebih dulu tujuan institu-
sional dari SMA itu. Di dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pembakuan Kurikulum SMA 1975
dise
butkan bahwa tujuan umura Pendidikan SMA adalah agar lulusan:
- Menjadi warga negara yang baik sebagai
manusia
yang utuh, sehat, kuat lahir dan batin;
- Menguasai hasil-hasil pendidikan umum yang meru pakan kelanjutan dari pendidikan di Sekolah
nengah Umum tingkat Pertama; - Memiliki bekal untuk melanjutkan studinya
Me
ke
lembaga pendidikan yang lebih tinggi dengan
me-
ne mpuh:
1. program umum yang sama bagi semua siswa; 2. program pilihan bagi mereka yang mempersiapkan dirinya untuk studi di lembaga pendidikan yang lebih tinggi;
- Memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat dengan mengambil ketrampilan untuk bekerja yang
dapat
dipilih oleh siswa sesuai dengan minatnya kebutuhan masyarakat.
dan
Tujuan institusional SMA menurut Kurikulum 1975 ter sebut di atas, jika diperhatikan jauh lebih jelas dan
le
bih lengkap jika dibandingkan dengan tujuan SMA pada kuri-
kulura-kurikulum sebelumnya. Dengan memahami tujuan
insti
tusional SMA tersebut, tidak akan terlalu sulit untuk
me
mahami struktur programnya.
Pada Kurikulum 1975> SMA dibagi ke dalara tiga jurus an, yaitu: jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pe
ngetahuan Sosial (IPS), dan jurusan Bahasa. Pembagian
ju
rusan ini berbeda dengan pembagian jurusan menurut
145
Kurikulum SMA 1968 yang mengenal dua jurusan (Sastra-Sosi-
al-Budaya dan Pas-Pal) ataupun dengan Kurikulum SMA
1964
yang raengenal empat jurusan (Budaya, Sosial, IPA, dan Ilrau Pasti).
Struktur program Kurikulum SMA 1975
terdiri
dari
tiga program, yaitu: (l) Program Pendidikan Umum, (2)Prograra Pendidikan Akademis, dan (3) Program Pendidikan
Ke-
trampilan.
Program Pendidikan Umura ialah pendidikan yang
ber
sifat umum, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan
men
cakup Program Pendidikan Moral Pancasila yang berfungsi ba gi pembinaan warga negara yang baik.
Pendidikan Akademis ialah pendidikan yang
diberikan
sebagai persiapan untuk melanjutkan studi. Sedangkan prog
ram Pendidikan Ketrampilan ialah pendidikan yang, diberikan kepada siswa agar memiliki sesuatu kemampuan untuk bekerja yang dapat digunakan bila tidak melanjutkan studinya.
Dalam struktur program kurikulum SMA 1975,
jumlah
mata pelajaran yang diberikan setiap minggu dan jumlah jam pelajaran efektif di sekolah setiap minggu, lebih
sedikit
daripada jumlah mata pelajaran dan jam pelajaran pada
Ku
rikulum SMA 1968. Selain itu, pada Kurikulum SMA 1975
ti
dak terdapat lagi pelajaran yang diberikan satu
jam
(1)
pelajaran per minggu.
Adapun struktur program Kurikulum SMA 1975 selengkap-
kapnya dapat dilihat pada tabel berikut (tabel VII).
>
A- Tl
z
m m -12 70 D
>
M
2
D
il han il han M
7v
J
2
C
Tl
m z 2
3
m
-1
c
z
0
2
0
CO T CO 3
m Z
H > O CO A" H > 0
"0 H
1
H
D
H
M
A"
A" |
1
1
M
M
0)H>H 0
a
H^ CO c 3
CO c H-
CO XI
r-»CS
Tl CD
3 CC
3 CQ
.
TJ
0 > T)
CD CD 2 CO CO CO 3" 3-«*
.
.
CD 3 HHtt 3 3 rt CQ a. HCQ
.
7C CO
•
tO 3
""
O TJ TJ TJ CD CD A- I-1 CD CO 2 3 3 a. . CO 3" A" CD "I TJ. CD 3" CO > CO CO CO CO CO CD rt CD C0\ 3 3
CO CD «-t Hc a.
CX CO r* 3 CQ
g
jxj j?j
tr*
CO
r* 3
< O
N|
1
4k cn <J>
Nl
ro
ro
ro ro
«-t CO CO H-
•
T 2 H- CO CD CO 3
H H
CO
1
*—
TJ TJ
3-T) 0) H3 H" *_* f-
2
2
H3 O n
CO
s
"<
CO
0
t_l.
cr
• *
1
CO A" a m m c 2 r 70 m > c CO CO CO H > m Z 70
•*
CD
CD t)Xl CD "» 3 CO c
3
<
t_i. CO 3 CO
O 7T CO CO H-
o 3 Q> t-1
H-CD O HCQ o H- 4
2
£D 3- "J >C
XT HH- 3"CO CT 1 CD A) . CO 1
Q) CD CO 3" H- 0) 3 CO
rH Tl
>
CO 2 CO CD
3
3
crco
•
.
a
t
CO .
V.
1
0) CO CO 3" 3" r+ . . CD 3
H
M
CD
Tl
CO
\ DC a
CD >
O -1 CO CO CD
CD
3" 3
CD CO CD (0
>
CQ CD
0)
CO 3
•
3 CQ CT 1
O
ICQ
1
.
•
3*
3
CD CD 2
2
M
\
"0 '
>
•
TJ
.
3
M
4
O
xi O
H> 3 HCO
co a" rn
7\ m T?
7*
CD CO CD O 7C O 3-«-».X> O CQ
-n HCO H7T CO
rtO
\
CO 3-CJ. H • 3" CO 3 . 1 CQ
M 3 CO (fl CD -» 1* CO
H 3 Q. O 3 CD CO HCO
CO
H C
H C 70 T)
O O
CO rt KJT CO
33
^ 2
AH
AC r c
X
> in
2
1>
0)
04 4k
ro
1
ro
ro
ro
*» 45*. cn
04 4k
ro
»
ro
04
04
04 04 Ch
ro
ro
ro ro
2
ro H
> ro
ro
ro ro
04
Nl
M
Ul 04
04 04 tn
ro
ro
ro ro
<£*
M
04 4k
ro
1
04
04
N| •
ro
t
-C*
4k
4k
vl-l
to
1
*.
4k
4k
04 04 Ul
1
ro
i ro
crt M
04 4k
ro
1
4k
ro
4k
4k 04 04
ro
ro
10 ro
ro M
04 4k
ro
1
04
4>
04 04 04
ro
ro
ro ro
04
TJ
> 04 04 Ul
1
ro
1
ro
Ul H M
04 4k Nl
ro
1
4k
4k
04 04 04
ro
ro
C7>
04 4* 04
1
ro
ro ro
4k
CO \ /
04
1
04
TJ)
M M
•
1
1
ro
U1
ro
a> M
M H
Nl I
IO
04
1
4k
cr>
04 4^ ro
1
ro
1
04 4k
ro
ro
04
1
ro
ui en ro
ro
ro
ro ro
04 4k
ro
ro
ro
1
04 4k
ro
ro
ro
N| 1
ro
1
1
CTn
ro 1
j
CD
N| 1
ro
1
1
ro
en cr» ro
1
ro
enenro
Ul
•**
NJ N|
U1
4k
ro
ro
ro ro
>
04 M
ro
ro
ro ro
ro
1
X
4k CO
1
ro
Ul
M
ro
a
H H
*
N| Nl 1
1 1
ro
1
>
147
7.3 Struktur Program Pendidikan Umum
Jika dibandingkan dengan Kurikulum SMA I968 dan I964 maupun sebelumnya, dal«m Kurikulum SMA 1975 relatif
mudah
untuk menentukan program mana yang dapat disebut
sebagai
program pendidikan umura. Hal ini karena dalam Kurikulum SMA 1975 secara eksplisit ada program mata pelajaran yang
ber-
label "Program Pendidikan Umura" yang merupakan salah
satu
dari tiga program dalam Kurikulum SMA 1975. Sebagaimana te lah dijelaskan di atas, struktur program Kurikulum SMA 1975
terdiri atas tiga program, yaitu Program Pendidikan
umum,
Program Pendidikan Akademis, dan Program Pendidikan Ketrampilan.
Menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pembakuan Kurikulum SMA 1975 dinyatakan bahwa: Pendidikan umum, ialah pendidikan
yang,
bersifat
umum, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan
men
cakup program Pendidikan Moral Pancasila yang fungsi bagi pembinaan warga negara yang baik.
ber-
Dalam pengertian di atas, tercantum kalimat " ... dan
mencakup program Pendidikan Moral Pancasila ...". Hal sebut tidaklah berarti bahwa program pendidikan umura
ter dalam
Kurikulum SMA 1975 hanya terdiri dari PMP (Pendidikan Moral
Pancasila). PMP hanyalah salah satu dari bidang studi prog ram
pendidikan umum.
Dilihat dari nama programnya, pengertiannya, dan dari
fungsinya sebagaimana dikemukakan di atas, maka tampaklah
148
bahwa Program Pendidikan Umum dalam Kurikulum SMA 1975 ada lah program pendidikan umum sebagai arti General Education. Program Pendidikan Umum dalam Kurikulum SMA 1975 ter diri dari empat mata pelajaran yang wajib diberikan
kepada
semua siswa di setiap kelas dan setiap jurusan. Keempat ma ta pelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan Agama; b) Pendidikan Moral Pancasila (PMP); c) Pendidikan Olahraga dan Kesehatan; dan d) Pendidikan Kesenian.
Jadi mata pelajaran yang termasuk Program
Pendidikan
Umum pada Kurikulum SMA 1975 terdiri dari empat mata
ajaran. Hal ini sama dengan jumlah mata pelajaran pendidikan umum yang ada dalam Kurikulum SMA 1968,
pel
program namun
dengan komposisi mata pelajaran yang berbeda.
Untuk memahami lebih jauh gambaran program pendidikan umura dalam Kurikulum SMA 1975, maka perlu difahami
tujuan
dan materi programnya.
7.4 tujuan Program Pendidikan Umum Dalam Kurikulum SMA 1975 tidak ada rumusan
program pendidikan umum yang eksplisit, namun yang diidentikkan adalah rumusan tentang fungsi program
dikan umum. Di dalam S1L Menteri ^endidikan dan
tuju-an
dapat pendi
Kebudayaan,
sebagaimana telah disebutkan d! atas, dinyatakan bahwa:
149
Pendidikan umum , ialah pendidikan yang
bersifat
umura, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan men
cakup Program Pendidikan Pancasila yang berfungsi bagi pembinaan warga negara yang baik (garis bawah dari pen).
Kalimat
terakhir yang digarisbawahi menunjukkan bah
wa pendidikan umum menurut Kurikulum SMA 1975 berfungsi ba
gi pembinaan warga negara yang baik. Namun rumusan
fungsi
pendidikan umum tersebut di atas tidak memerinci
secara
lebih jauh tentang bagaimana kualifikasi warga negara yang baik itu. Sekalipun demikian, rumusan "pembinaan warga ne gara yang baik" sudah mencerminkan suatu tujuan dari prog
ram pendidikan umura (general education) yang benar
secara
teoritis (lihat bab II).
Untuk memperjelas tujuan program pendidikan umum ter sebut, dapat dilihat pula tujuan-tujuan dari setiap pelajaran atau bidang studi yang termasuk dalam
mata program
pendidikan umum.
(a) Tujuan Pendidikan Agama
Pendidikan Agama adalah bidang studi (mata
pel
ajaran) yang sejak Kurikulum SMA 1964 dan I968 telah menja di bagian dari program pendidikan umum, bahkan
sejak awal
tahun 1950-an pun telah masuk dalam kurikulum SMA.
Dalam
Kurikulum SMA 1975, Pendidikan Agama termasuk salah
satu
bidang studi program pendidikan umum. Pendidikan Agama pun merupakan stlah satu dari dua mata pelajaran yang
secara
yuridis-formal ditetapkan oleh GBHN 1973 untuk masuk dalam kurikulum setiap sekolah.
ke
150
Dalam Kurikulum
SMA 1975,
Pendidikan
Agama (dalam
hal ini sebagai sarapel adalah Pendidikan Agama Islam) ber
fungsi sebagai mata pelajaran yang
memberikan pengetahuan
tentang pokok-pokok a jaran agama (Islam) sebagai
lanjutan
Pendidikan Agama (Islam) di SMP dan mendorong siswa
untuk
mengamalkan pokok-pokok ajaran tersebut serta membina
me
reka sebagai penganut agama (Islam) yang baik.
Adapun tujuan kurikuler Pendidikan Agama (Islam) Ku rikulum SMA 1975 secara
terinci
adalah sebagai berikut:
1. Siswa memahami rukun iman lebih luas dan
dalam dengan menunjukkan dalil aqli dan
men-
naqli
serta dapat merasakan hikmah kepercayaannya itu dalara hidupnya hingga lebih menunjukkan tanda-
tanda keimanan dalam perilaku hidup;
2. Siswa dapat membaca AI Quran dengan lancar
dan
fasih serta dapat memahami ayat-ayat terpilih; .3. Siswa memahami rukun Islam lebih luas dan
men-
dalam dengan menunjukkan dalil naqli serta da pat mengetahui dan merasakn hikmah/manfaat menjalankan rukun Islam itu dalam hidupnya; 4. Siswa dapat mengerjakan shalat wajib, fardu kifayah, dan semua macam shalat sunnat dengan me menuhi rukun dan syaratnya; 5. Siswa memahami makna ihsan lebih mendalam dan menunjukkan usaha mengembangkan sifat ihsan da
lam dirinya serta dapat menunjukkan dalil naqli dalam hal tersebut;
6. Siswa mengetahui, raengenal, dan menunjukkan tanda-tanda mematuhi kewajiban dan menjauhi rangan dalara hubungan sesama manusia serta ngetahui hikmahnya;
lame
7. Siswa mengetahui, mengenal dan menunjukkan tanda-tanda mengerjakan pekerjaan yang terpuji dan suka meninggalkan perbuatan tercela serta memelihara harga diri serta kewajaran sikap dan perilakunya sehingga memperoleh kepuasan diri dari perbuatan tersebut dan mengetahui hik mahnya ;
151
8. Siswa mengetahui dan mengenal ketentuan hak daa milik serta jasa dengan mengetahui hikraahnya; 9. Siswa membiasakan diri hidup bersih dan jasmaniah dan rohaniah;
sehat
10. Siswa menunjukkan sifat-sifat kepribadian yang baik seperti hidup sederhana, tenggang rasa, mampu mengendalikan diri, ikhlas dan bertang: gung jawab dan dapat membentengi diri dari pe ngaruh yang tidak baik, serta ikhlas dalam se tiap tindakannya;
11. Siswa dapat menunjukkan sikap cinta alam, turut serta dalam memelihara, mengolah, dan memanfaa.tkan alam sekitar;
12. Siswa dapat menunjukkan sikap syukur atas mat Allah SWT.;
nik-
13. Siswa mengenal hukum-hukum agama tentang makannan dan minuman;
14. Siswa mengetahui dan memahami sejarah buhan dan perkembangan agama Islam.
pertum-
Dilihat dari tujuan dan fungsinya tersebut
di atas,
Pendidikan Agama (Islam) ternyata bukan hanya
memberikan
aspek pengetahuan saja (kognitif), melainkan juga pada pengamalan (psikomotor) dan pembinaan kepribadian yang ba
ik sebagai penganut agama (afektif). 'Jadi memang ada keterpaduan domain
terlihat
(ranah) pada fungsi dan tujuan Pen
didikan Agama (Islam). Dengan
demikian dapat
dikatakan
bahwa bidang studi Pendidikan Agama memang berfungsi
bagai pendidikan agama (religious education)
dan
pendidikan / pengajaran tentang agama (education religion).
se
bukan about
152
(b) Tujuan Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang merupakan bi dang studi baru dalam kurikulura SMA
(meskipun
sebenarnya
merupakan penyempurnaan dari Pendidikan Kewargaan
Negara)
seperti halnya Pendidikan Agama, ditetapkan oleh GBHN 1973 untuk masuk dalara kurikulura setiap persekolahan. Di 'dalam
Kurikulum SMA 1975 itu, bidang studi PMP
termasuk
dalah
satu bidang studi program pendidikan umum.
Pendidikan Moral Pancasila bertujuan membentuk siswa menjadi manusia Indonesia, manusia Pancasila, yakni manusia
warga negara Indonesia yang dapat hidup sesuai dengan pandangan hidup Pancasila dan hidup bernegara seperti diatur oleh UUD 1945. Secara
yang
'terinci, tujuan kurikuler
PMP dalam Kurikulum SMA 1975 adalah sebagai
berikut:
1. Siswa memahami Tuhan Yang Maha Esa adalah sebab
pertama (qausa prima), sebagai asal dari segala
kehidupan!yang mengajarkan persamaan, keadilan, kasih sayang dan kehidupan yang pertama;
2. Siswa memahami prinsip-prinsip dasar yang
ter-
kandung dalam pasal 29 UUD 1945;
3. Siswa menghargai antara sesama manusia dan
me-
• miliki sikap saling menghormati dalam pergaulan antar bangsa;
4. Siswa memahami prinsip-prinsip dasar hak
azasi
manusia;
5. Siswa mengetahui dan memahami serta dapat melaksanakan kewajiban dan hak yang harus dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat;
6. Siswa mengetahui dan memahami pentingnya kesatuan dan persatuan nasional; 7. Siswa mengerti sistim pertahanan dan nasional;
arti
kearaanan
153
8. Siswa mengerti ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan untuk memajukan masyarakat dan keamanan nasional dan ikut
serta dalara usaha pertahanan dan keamanan,;
9. Siswa memahami dan menyadari prinsip-prinsip de mokrasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara, supaya mampu untuk melaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari;
10. Siswa mengetahui dan mengerti sistim pemerintahan demokrasi Pancasila;
11. Siswa memahami dasar dan tujuan kehidupan sosi-
al-ekonomi Indonesia dan berusaha berpartisipasi untuk keadilan dan kemakmuran bagi rakyat;
seluruh
12. Siswa berusaha melaksanakan prinsip keadilan sosial;
13. Siswa mengetahui bahwa UUD %5 adalah merupakan landasan pokok pembangunan, dan mampu berpartisipasi dalam pembangunan.
Dengan melihat tujuan-tujuan tersebut di atas,
ter
lihat bahwa bidang studi PMP dimaksudkan untuk membina sis
wa dengan nilai-moral Pancasila dan UUD 1945, sehingga me reka dapat menjadi warga negara yang baik yang Pancasilais.
Tujuan-tujuan PMP tersebut di atas menunjukkan adanya ke terpaduan dari domain kognitif, afektif, dan psikoraotor.
Namun jika tujuan kurikuler tersebut , dan juga tujuan instruksional dalara GBPP PMP dikaji, ternyata masih
tujuan kognitifnya lebih dominan daripada tujuan
terasa
afektif.
Hal ini merupakan suatu kekurangan, karena semestinya tu juan dalam GBPP tersebut menonjolkan domain afektif, seba gai ciri khas bidang studi (mata pelajaran) pendidikan nilai (moral).
154
(c) Tujuan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Pada Kurikulum SMA 1964 dan I968, Pendidikan Olahra ga dan Kesehatan termasuk kelompok atau program pendidikan
umum. Pada Kurikulum SMA 1975, Pendidikan Olahraga dan Ke sehatan juga termasuk program pendidikan umum.
Adapun tujuan kurikuler bidang
studi
pendidikan
Olahraga dan Kesehatan dalam Kurikulum SMA 1975 adalah: 1. Siswa memiliki pengetahuan, pengertian,
serta
kesadaran untuk dapat melakukan penilaian sen diri tentang prinsip cara-cara hidup sehat bagi pertumbuhan jasmani;
2. Siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan guna meningkatkan unsur-unsur pokok kesegaran jasma
ni seperti kekuatan, kelincahan, koordinasi, daya tahan, kelentukan, kecepatan, dan stamina
dalam menghadapi tuntutan kehidupan sehari-hari; 3. Siswa memiliki ketrampilan dan kegemaran mela kukan cabang-c aba ng olahraga tertentu seperti atletik, senam, bela diri, serta macam - macam permainan untuk dapat menciptakan keseimbangan yang serasi antara jasmani, rohani dan sosial.
4. Siswa memiliki kemampuan dan kegemaran
untuk
melakukan, menciptakan kehidupan yang sehat ba
gi diri sendiri dan lingkungannya; 5. Si6Wa memiliki tabiat dan sikap untuk
mengerti
dan menghargai hak-hak azasi orang lain, mencintai sesaraa dan dapat raelayani kepentingan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan.
(d) Tujuan Pendidikan Kesenian
Pendidikan Kesenian merupakan bidang studi
baru
yang berkedudukan sebagai pendidikan umum. Pada kurikulum
SMA sebelumnya (1964 dan I968), Pendidikan Kesenian berkedudukan sebagai pendidikan umum.
tidak
154
(c) Tujuan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Pada Kurikulum SMA 1964 dan I968, Pendidikan Olahra ga dan Kesehatan termasuk kelompok atau program pendidikan
umura. Pada Kurikulura SMA 1975, Pendidikan Olahraga dan Ke sehatan juga termasuk program pendidikan umum.
Adapun tujuan kurikuler bidang
studi
pendidikan
Olahraga dan Kesehatan dalara Kurikulura SMA 1975 adalah: 1. Siswa memiliki pengetahuan, pengertian,
serta
kesadaran untuk dapat melakukan penilaian
sen
diri tentang prinsip cara-cara hidup sehat bagi pertumbuhan jasmani;
2. Siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan guna meningkatkan unsur-unsur pokok kesegaran jasma
ni seperti kekuatan, kelincahan, koordinasi, daya tahan, kelentukan, kecepatan, dan stamina dalam menghadapi tuntutan kehidupan sehari-hari;
3. Siswa memiliki ketrampilan dan kegemaran mela kukan cabang-cabang olahraga tertentu seperti atletik, senam, bela diri, serta macam - macam permainan untuk dapat menciptakan keseimbangan yang serasi antara jasmani, rohani dan sosial.
4. Siswa memiliki kemampuan dan kegemaran
untuk
melakukan, menciptakan kehidupan yang sehat ba gi diri sendiri dan lingkungannya;
5. Siswa memiliki tabiat dan sikap untuk
mengerti
dan menghargai hak-hak azasi orang lain, mencintai sesaraa dan dapat melayani kepentingan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan.
(d) Tujuan Pendidikan Kesenian Pendidikan Kesenian merupakan bidang studi
baru
yang berkedudukan sebagai pendidikan umum. Pada kurikulum
SMA sebelumnya (1964 dan I968), Pendidikan Kesenian berkedudukan sebagai pendidikan umum.
tidak
155
Adapun tujuan kurikuler Pendidikan Kesenian adalah:
1. Siswa memiliki pengetahuan dan pengertian
yang
cukup memadai tentang kesenian, untuk dapat memperkembangkan pengetahuan dan pengertiannya di kemudian hari;
2. Siswa dapat menikmati, mengagumi, dan mempunyai apresiasi serta orientasi tentang karya
seni
Indonesia dan luar negeri; 3. Siswa memiliki ketrampilan yang cukup
memadai
dalam bidang kesenian, sehingga dapat menjadi bekal dalam kehidupannya di kemudian hari.
Dengan melihat tujuan-tujuan kurikuler dari
keempat
bidang studi yang termasuk program pendidikan umum tersebut di atas, maka terlihat tujuannya mengintegrasikan
ketiga
ranah (domain), kognitif, afektif, dan psikomotor,
seka-
lipun masih ada bidang studi yang terlihat menekankan pada
aspek kognitif. Tujuan-tujuan dari tiap bidang studi
ter
sebut memberikan kontribusi yang besar bagi tercapainya ke
terpaduan tujuan program pendidikan umura, yakni
membina
warga negara yang baik.
Jika kita mencoba menggambarkan hubungan peranan bi dang studi program pendidikan umura dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional, maka gambarannya sebagai berikut:
156 Filsafat ne
Bidang studi
Sifat-sifat
Pancasila &
gara sebagai
Pend. Umura sebagai titik tolak proses
manusia sbg, tujuan pend,
Frame of
nasional
reference
sumber
nilai
UUD ^5 sbg.
be la jar
Sehat jasmani dan rohani PENLIuIki-tN AGAMA. PENDIDIKAN MOKAL PANCA SILA
PANCASILA DAN UUD
Memiliki Pe ngetahuan dan
Ketrampilan
w<MANUSIA
Kreatif dan
bertanggung
±»EMiiAN(iUiN. AN ¥ANCi
PANCASI.
jawab
LAN Berpengetahuan LA (fun^i^e
1945 ,
OLAHUAGA &
tinggi dan
KESEHATAN
cerdas
KESENIAN
Demokratis & penuh tenggang
BEKPaNCA-
SILA
^v
rasa
Budipekerti yang luhur Mencintai bangsa dan sesama
manusia
(Diadaptasi dari kerangka program dan metodik
PMP dalam rangka Kurikulum 1975) Gb. 2
Hubungan Bidang Studi Program Pendiaikan Umum dengan tujuan pendidikan nasional.
Jika kita perhatikan gambar di atas, kita dapat lihat bahwa keempat bidang studi program pendidikan
mempunyai konstribusi dalam pencapaian tujuan
meumum
pendidikan
nasional, khususnya butir-butir tujuan yang bersifat afek
tif, yang mencerminkan sifat-sifat kepribadian yang dari seorang warga negara yang Pancasilais.
baik
157
7.5 Materi Prograra Pendidikan Umura
Materi pendidikan umura dalam Kurikulum SMA 1975 da pat dilihat dari materi atau bahan pelajaran bidang
studi
yang termasuk program pendidikan umura seperti tersebut
di
atas. Tiga bidang studi, yakni PMP, Pendidikan Agama ,
dan
juga Pendidikan Kesenian, lebih ditekankan pada pembinaan
sikap, nilai, moral dan keyakinan siswa. Jadi sebenarnya raesti lebih bersifat afektif. Sedangkan bidang studi nya, yaitu
lain
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, sekalipun
tidak seperti PMP atau Pendidikan Agama yang ditekankan membina aspek afektif, namun sebagai pendidikan umum
ten
tunya mesti memiliki aspek afektif pada tujuan dan materinya.
(a,) Materi Pendidikan Agama Materi Pendidikan Agama
dalam Kurikulum SMA
1975
berbeda-beda sesuai dengan macam agamanya. Sebagai contoh, dalam penelitian ini peneliti hanya mengarabil uraian mate ri dari salah satu agama, yaitu Pendidikan Agama Islam.
Puang lingkup materi Pendidikan Agama (Islam) puti tiga pokok materi,
yaitu tentang hubungan
meli
vertikal
antara insan cengan khaliknya, hubungan manusia dengan
nusia, dan hubungan manusia dengan alam sekitar. rincian
materinya adalah sebagai berikut:
ma
Adapun
158
(1) Hubungan vertikal antara insan dengan khaliknya: - aspek iman: sifat AHah SWT yang wajib, mustahil, dan jaiz; sejarah Rasul; perbedaan takdir dan ikhtiar; hikmah dan manfaat iman;
- aspek Islam, a.l.: rukun Islam, pengamalan ajaran Islam sebagai. raanifestasi iman; macammacam shalat dan cara mengerjakannya;raakna bacaan dan hikmah shalat, dll.; - aspek ihsan: makna ihsan; kekhusyuan raenjalankan ibadah;
- AI Quran: latihan kefasihan membaca Al^uran; pemahaman ayat-ayat terpilih; - Sejarah Islam: peta jazirah Arab dan negara negara Islam; sejarah perkembangan Islam di In donesia;
(2) Hubungan hidup manusia dengan manusia: - Akhlak bergaul dengan sesama manusia: horraat, patuh, dan kewajiban meraelihara ibu, bapak; sikap terhadap ibu-bapak; menjaga diri dan keluarga dari perbuatan terlarang; akhlak terhadap guru, terhadap tetangga dan tamu; bahaya merafitnah dan raengumpat; pergaulan dengan orang seagama; horraat terhadap yang lebih tua
dan sayang kepada yang lebih muda; menjaga na ma baik keluarga; pergaulan antara pria
dan
wanita; pergaulan dengan yang berlainan agama; kQBind&ran barncasara | ketontxaan raakan-minum me« nurut agama;
- Hak dan kewajiban di bidang pemilikan dan jasa: jual beli; timbangan dan takaran dalara jual beli; pembayaran hutang; larangan penirabunan barang;menepati janji; ketentuan bagi hasil; pokok-pokok adrainistrasi dalam Islam; Bank dan tabungan; macam-raacara kerjasaraa; manfaat musyawarah; wakaf; warisan; membela negara kebenaran;
dan
- Hal nikah: rukun dan syarat nikah; wanita-wanita yang harus dinikahi; hak dan kewajiban ami-istri; talak dan iddah;
su-
- Hidup bersih dan sehat jasmani dan rohani; - Sifat-sifat kepribadian yang baik: kejujuran, berkata benar, menepati janji, tolong-raenolong, kebenaran, kerajinan, rasa tang gung jawab, inisiatif, daya kreatif, ketrampilan
159
keberanian can mampu berdiri sendiri; bahaya si fat-sifat yang tidak baik;
(3) Hubungan manusia dengan alam sekitar: Pengamatan terhadap gejala-gejala alam/peristiwa alara; pengetahuan tentang rahasia dan kejadian alam; pengetahuan tentang sifat-sifat, ca ra hidup dan kejadian hewan.
Dari ketiga pokok materi tersebut di atas, maka
po
kok materi hubungan vertikal antara insan dengan khaliknya mendapat prioritas pertama, karena pokok ajaran agama ini-
lah yang pertama-tama. perlu ditanarakan kepada siswa.
Se
dangkan pokok materi hubungan pergaulan hidup raanusia
de
ngan sesamanya sebagai pokok-pokok ajaran Islam yang
pen
ting ditempatkan pada prioritas kedua. Seraentara itu mate
ri yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam mem punyai arti untuk mendorong siswa mengenal alam dan
mendo
rong siswa beriman kepada Allah SWT.
(b) Materi Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
Bidang studi PMP merupakan pembaharuan dari
mata
pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara yang diberi penekanan pada pembinaan aspek sikap, nilai dan moral.
Di dalam
Kurikulum SMA 1975, materi PMP meliputi hal-hal berikut: - Ketuhanan Yang Ma ha ESa: taqwa menurut ajaran agama masing-masing; toleransi antar uraat beragama; saling membantu da lam kegiatan keagamaan; hari-hari besar agama; saling menghormati cara melaksanakan ibadah aga ma ;
160
Hak azasi manusia dan warga negara: sejarah hak azasi manusia; hak azasi manusia dalam
UUD 192+5; Pembukaan UUD 19^5 sebagai pernyataan kemerdekaan; hak azasi manusia dalam kehidupan sehari-hari; pelaksanaan hak azasi manusia dalam rangka UUD 2+5; kewajiban can hak warga negara dalam UUD ;+5;
Persatuan can kesatuan bangsa: menggalang persatuan dan kesatuan bangsa; wawasan nusantara; semangat proklamasi dan jiwa 45; peringatan hari-hari besar besar nasional;
Organisasi-organisasi internasional: PBB, ASEAN , ECOSOC, Colombo Plan, IGGI, OPEC, dan Pasukan Garuda Indonesia;
Bela Negara: ABRI; perlawanan rakyat; dasar-dasar mobilisasi; wajib latih, wajib bela umum;
pendi
dikan . kewiraan; liANS IP/WaXJRA ; Prarauka;
Demokrasi Pancasila: sistem demokrasi
Pancasila;
sistem mengarabil keputusan dalara DPR dan MPR; menghormati aturan permainan; arti pemerintahan demok rasi; perbandingan pemerintahan demokrasi dan
t.o-
taliter; pemerintahan cemokrasi menurut UUD i+5; pemilu di Indonesia; Teori kedaulatan can ajaran pembagian kekuasaan: kedaulatan Tuhan, Raja, rakyat, dan hukum; pemba gian can pemisahan kekuasaan; ajaran Dwipraja, Tripraja, Caturpraja, dan Pancapraja;
Pemerintahan Daerah: Pemerintahan daerah; hubungan antara Pemerintah Pusat dongan Perada; hak dan kewa jiban Pemda; Bidang hukum: Rule of Law; arti bentuk dan tujuan hukum; sumber hukum; jaminan hukum dalam kehidupan; proses penggunaan kekuasaan oleh alat negara;
Lembaga-lembaga negara: hubungan antar lembaga-lembaga negara menurut UUD 43; lembaga tertinggi negara
•^erpajakan:
Indonesia sebagai kesatuan ekonomi;
pajakssbagai alat untuk meratakan pendapatan masya rakat; arti dan jenis pajak; peranan pajak bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan negara;
Kerjasaraa ekonorai dan koperasi: gotong-royong; mem bantu korban bencana alam, dsb. ; bentuk dan susunan perekonomian menurut pasal 33 UUD i+5; koperasi se bagai landasan ekonorai dan sosial; koperasi sekolah;
BUUD/KUD;
Pembangunan: GBHN dan ^embangunan; Repelita; 'l-ranmigrasi dan pembangunan.
161
Dilihat dari segi materinya, materi bidang studi PMP ini merupakan integrasi dari beberapa disiplin ilmu,
se
perti sosiologi, ilmu politik, tata negara, ilmu hukum, ekonomi, geografi, agama, can aspek moral Pancasila.
Dalam
kata pengantar ^enteri P dan K pada Kurikulum SMA 1975 di sebutkan bahwa Pendidikan Moral Pancasila dalara
kurikulum
1975 tidak hanya dibebankan kepada raata pelajaran PMP da lam pencapaiannya, melainkan juga kepada bidang
pelajaran
Ilrau Pengetahuan Sosial (Sejarah, Geografi, Ekonomi),
dan
Pendidikan Agama. Jadi misi PMP dititipkan pula pada
bi
dang studi lainnya. Bahkan di dalara SK %nteri P dan K ten
tang . Perabakuan Kurikulum SMA 1975 ditegaskan, bahwa selu ruh prograra pendidikan, terutarna program pendidikan
umum
dan bidang studi IPS, harus berisikan Pendidikan Moral Pan
casila dan unsur-unsur yang cukup untuk meneruskan
jiwa
dan nilai-nilai 1945 kepada .Generasi Muda.
Jika kita perhatikan materi PMP tersebut di atas, materi yang menyangkut aspek moral Pancasila secara khusus
tidak terlalu banyak, sehingga
materi PMP tersebut secara
keseluruhan masih terlihat bersifat materi kognitif,
Hal
ini karena materi yang menyangkut aspek moral Pancasila be lum raendapatkan acuan yang resmi dan terinci dari ^emerin-
tah. Baru
setelah keluar ^etetapan MPR No. II/MPR/ 1978
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4),
aspek nilai dan moral Pancasila diuraikan secara
terinci,
jelas dan tegas, sehingga kemudian dijadikan sebagai suraber
162
rujukan utama materi PMP.
(c) Materi Pendidikan Olahraga dan KeSehatan Materi bidang studi Pendidikan Olahraga dan
Ke
sehatan meliputi materi sebagai berikut: - Materi Pendidikan Kesehatan:
- Peningkatan Kesehatan: kesehatan pribadi ; raakanan, air rainum, dan vitamin; keseimbangan antara kegiatan dan istirahat; peranan
dan pemeliharaan serta pencemaran lingkungan;
- Pencegahan penyakit: penyakit menular
dan
penyakit lain;
eraeliharaan kesehatan: vaksinasi/imunisasi;
pertolongan pertama pada penyakit (P3P); pengobatan ringan; pengobatan tradisional yang menguntungkan;
- ^eningkatan usaha Kesehatan Sekolah (UKS); - Aspek-aspek kehidupan biologi.
- Materi Pendidikan Olahraga: - Sikap-sikap dasar tubuh: berbaring,
duduk,
berdiri;
- Bentuk-bentuk gerakan badan manusia:
lari,
lempar, lompat, menarik, mendorong, dsb.;
- ^orma-norma kesegaran jasmani;
- Teori dan praktek: atletik, senam, gaya renang, macam-macam permainan, beladiri;
- Kegiatan rekreatif yang dilaksanakan di luar sekolah:cabang^cabang olahraga, menjelajah,
• berkemah, mountainering, karyawisata, dll.;
- Organisasi dan administrasi olahraga: orga nisasi, sistem, dan peraturan pertandingan;
- Organisasi dan administrasi cabang - cabang olahraga dan kegiatan-kegiatan di luar
se
kolah.
(d) Materi Pendidikan Kesenian
Pendidikan Kesenian terdiri dari empat bidang kese nian, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni dra
ma. Namun suatu sekolah tidak dituntut untuk menyelenggarakan
163 keempat bidang seni tersebut sekaligus.
Adapun raateri bidang studi Pendidikan Kesenian
dari
tiap-tiap bidang seni adalah sebagai berikut:
- Seni Rupa: jenis-jenis karya seni rupa; media dalara
seni
rupa; jenis-jenis ragarn hias ; perkembangan
seni
rupa; paraeran karya; menggambar (menggambar ben tuk, ornamen, huruf, ilustrasi, perspektif,
de-
korasi); melukis bebas; komposisi. -
Seni Musik:
teori musik tradisional dan nontradisional;
je
nis dan fungsi alat musik (vokal dan instrumen tal); perkembangan dan tokoh-tokoh musik tradi sional, nontradisional, dan dunia; unsur-
unsur
keindahan dalara seni musik; pembentukan suara; praktek bermain alat musik; memainkan karya mu
sik; iraprovisasi tematis; komposisi; conducting; aranseraen.
-
oeni
lari.
dasar gerak tari dan ekspresi badan; bentuk-ben-
tuk tari (tunggal. duet, massal, drama
jenis-jenis tari (klasik, tradisional,
tari );
kreasi
baru); pertumbuhan tari di dalam can di luar In donesia; unsur-unsur keindahan; praktek raenari. - Seni Drama:
pengertian teater; unsur teater; pertumbuhan teater; karya sastra drama; jenis teater; bentuk drama; rasa keindahan; pendekatan; laku dan
ge
rak dalam peraentasan.
Demikianlah beberapa raateri dari
keempat bidang stu
di yang termasuk program pendidikan umum (general education) dalam Kurikulum SMA 1975, yang secara bersama-saraa
dimak
sudkan untuk mencapai tujuan bagi terciptanya warga negara
Indonesia yang baik.
Analisis dan interpretasi lebih lanjut tentang
la
tar belakang, konteks, struktur prograra, tujuan dan materi
program pendidikan umura ini akan dibahas pada bab IV.
164
8. Prograra Pendidikan Umum dalam Kurikulum SMA 1984 8.1 Latar Belakang dan Konteks
Setelah Kurikulum SMA 1975
dibakukan dan telah di
laksanakan selama beberapa tahun, ada beberapa
keputusan
politik yang berkaitan dengan bidang pendidikan yang belum dapat ditampung oleh Kurikulura SMA 1975. Sementara itu ma
syarakat pun berkembang dan
mengalami perubahan-perubahan
sejalan dengan perubahan jaman yang sedang memasuki
masa
pembangunan dan masa yang dipengaruhi oleh
ilmu
kemajuan
pengetahuan dan teknologi. Perubahan masyarakat
ini
pun
tentu membawa perubahan pula pada harapan dan aspirasi ma syarakat terhadap pendidikan, khususnya terhadap SMA. Beberapa keputusan politik yang penting setelah.
la
hirnya Kurikulum SMA 1975, yang antara lain menyangkut ju ga bidang pendidikan, adalah lahirnya Ketetapam MPR RI No*.
II/MPR/1978 tentang P4 (redoraan Penghayatan dan
Pengamal-
an Pancasila), dan Ketetapan MPR N0. IV/MPR/1978
tentang
GBHN, serta Ketetapam MPR N0.il/MPR/1983 juga tentang GBHN.
Hubungan Ketetapan MPR RI N0.il/MPR/i978 tentang P4 dengan pendidikan persekolahan adalah berhubungan secara
khusus dengan bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P4 merupakan rujukan utama materi PMP, khususnya yang menyangkut
suraber nilai
moralnya yang secara terinci diuraikan di dalam naskah P4.
165
Oleh karena itu, PMP yang semula materinya berorientasi ke
pada Kurikulum SMA 1975, dengan adanya Ketetapan MPR tang Pif, harus menyesuaikan diri dan berorientasi
ten dengan
ketetapam MPR tersebut.
Di dalam Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978 tentang
GBHN
terdapat ketetapan tentang PMP, seperti halnya dalara
GBHN
1973, yang berbunyi sebagai berikut: Pendidikan Pancasila termasuk
Pendidikan
Pancasila dan unsur-unsur yang dapat
Moral
meneruskan
dan mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda dimasukkan ke dalam kurikulum di se
kolah-sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak Universitas baik negeri maupun swasta.
sampai
Di dalam GBHN 1983 (TAP MPR No. II/MPR/1983)
juga
terdapat ketetapan tentang PMP (Pendidikan Moral Pancasila) seperti rumusan di atas, hanya dengan penekanan agar
PMP
tersebut makin ditingkatkan.
Selain yang menyangkut bidang studi PMP, dalam
GBHN
1978 dan GBHN 1983 juga ada butir ketetapan tentang bidang
studi (mata pelajaran) lainnya, yaitu Pendidikan Agama, Ba hasa Indonesia, Pendidikan Olahraga, dan Pendidikan
Seja
rah Perjuangan Bangsa. Penetapan GBHN. tersebut berbunyi se bagai berikut (diambil dari rumusan GBHN 1983): - Diusahakan supaya terus bertarabah sarana -sarana yang diperlukan bagi pengembangan kehidupan ke agamaan dan kehidupan kepercayaan terhadap Tuhan
^ang Maha Esa, termasuk pendidikan agama
yang
dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah
mulai dari sekolah dasar sampai dengan universi-
tas-universitas negeri (Bab IV D tentang Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa).
166
- Pendidikan jasmani dan olahraga perlu makin ditingkatkan dan dimasyarakatkan sebagai cara pem binaan kesehatan jasmani dan rohani bagi
setiap
anggota masyarakat...
- Pendidikan dan pengajaran Bahasa Indonesia perlu makin ditingkatkan dan diperluas sehingga menca kup semua lembaga pendidikan dan menjangkau ma syarakat luas
.
(Bab IV, bidang pendidikan, butir o dan p). Selanjutnya di dalam GBHN 1983 (juga GBHN. 1978)telah ditetapkan pula rumusan dasar dan tujuan pendidikan
nasi
onal, yaitu sebagai berikut:
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila,
bertu-
juan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap
Tuhan
Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, memper tinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal seraangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menurabuhkan manusia-raanusia pem bangunan yang dapat membangun dirinya sendiri ser ta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa (Pada rumusan GBHN 1978 tidak ada butir tu juan "cinta tanah air").
Di dalam tujuan pendidikan nasional menurut GBHN atas, terdapat unsur baru yang belum ditampung
Kurikulum
.di
di
dalam
1975, yaitu butir "mempertebal seraangat kebang
saan dan cinta tanah air". nal inilah antara lain mendorong perlunya pembaharuan kurikulura pendidikan
yang dasar
dan menengah (termasuk SMA).
Butir tujuan "mempertebal semangat kebangsaan
dan
cinta tanah air" tersebut, secara khusus akan ditopang oleh
mata pelajaran baru, yaitu Pendidikan Sejarah
Perjuangan
Bangsa (PSPB). Mata pelajaran ini pun telah ditetapkan da lam GBHN 1983 agar wajib diberikan
di sekolah - sekolah.
167
Rumusan penetapan GBHN tersebut adalah sebagai berikut:
Dalara rangka meneruskan
dan mengembangkan
jiwa,
seraangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda
maka di sekolah-sekolah baik negeri maupun s asta, wajib diberikan pendidikan sejarah perjuangan bangsa.
Dari uraian tersebut di atas, tampak bahwa dalam GBHN
1983 terdapat lima mata pelajaran yang harus dimasukkan da lara kurikulum sekolah, yaitu Pendidikan Agama,
Moral Pancasila (PMP),
Pendidikan
Pendidikan Jasmani dan
Olahraga,
Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Keempat mata pelajaran pertama telah tercantum dalam Kurikulum 1975, sedangkan raata pelajaran yang
di ter-
akhir (PSPB) belura masuk dalara kurikulum 1975, sehingga me rupakan unsur baru dalara Kurikulum 1984.
Sejalan dengan kegiatan bangsa dan negara Indonesia yang sedang melaksanakan pembangunan, dalam GBHN.
1983 pun
ditentukan bahwa sistem pendidikan perlu disesuaikan ngan kebutuhan pembangunan di segala bidang yang
kan
de
memerlu-
jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta dapat
se-
kaligus meningkatkan kreatifitas, mutu, dan efesiensi kerja.
Di dalara Surat Keputusan Mendikbud N0. O2O9/U/I984
tentang Perbaikan Kurikulura SMA, disebutkan bahwa penyesuaian dengan ketentuan GBHN tersebut di atas dilakukan
tara lain melalui perbaikan kurikulum sebagai
salah
di antara berbagai upaya perbaikan penyelenggaraaan
an
satu
168
pendidikan di sekolah. Menurut Mendikbud, perbaikan
kulum diadakan sebagai akibat perkembangan sistem
kuri
pendi
dikan nasional dalam rangka memenuhi tuntutan pembangunan nasional.
Selain itu, Kurikulum SMA 1975 yang telah
berjalan
sekitar lima tahun, sebelum diadakan evaluasi (penilaian ) secara resmi sejak tahun 1981, sebenarnya telah ada bebe
rapa kritikan terhadap kurikulum tersebut (conny R. Semia-
wan, 1984 : l). Setelah diadakan penilaian secara
resmi
terhadap Kurikulum SMA 1975 diperoleh beberapa
masalah
dasar dalam bidang kurikulum, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya beberapa unsur baru dalara GBHN 1983 yang perlu ditampung dalam kurikulum pendidikan
da
sar. dan menengah (telah diuraikan di atas- pen); 2. Masih terdapatnya kesenjangan antara program kurikulura dengan kebutuhan-kebutuhan
lapangan
kerja dan pendidikan tinggi; 3. Belura sesuainya kurikulum berbagai bidang/ mata pelajaran dengan taraf kemampuan belajar siswa; 4. Adanya keleraahan-keleraahan isi kurikulum dalam berbagai bidang/mata pelajaran di berbagai je
nis/jenjang pendidikan, antara lain terlalu saratnya isi kurikulura yang harus diajarkan; 5. Adanya kesenjangan antara jumlah lulusan SMA yang tidak memenuhi persyaratan untuk dapat me lanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan
jumlah keseluruhan lulusan SMA;
6. Adanya kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di lapangan.
^eberapa hal tersebut di atas itulah yang
merupakan
faktor-faktor pendorong diadakannya usaha perbaikan kuriku
lum SMA, sehingga akhirnya lahir Kurikulum SMA 1984.
169
^•2 Struktur Program Kurikulura SMA 1984
Sebelum menjelaskan struktur prograra Kurikulura
SMA
1984, perlu kiranya difaharai hal-hal yang menjadi
dasar
dan tujuan institusional SMA. Menurut Kurikulum SMA
1984,
Pendidikan SMA berdasarkan Pancasila dan UUD I945. Sedang kan tujuan SMA adalah sebagai berikut: 1. mendidik para siswa untuk menjadi manusia pemba ngunan sebagai warga negara Indonesia yang berpedoraan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; 2. memberi bekal kemampuan yang diperlukan siswa yang akan melanjutkan pendidikan di
bagi per
guruan tinggi, terutama di universitas dan
in-
stitut, dan juga memberi bekal keraarapuan yang diperlukan bagi siswa yang akan melanjutkan pen didikan di eokolah tinggi, akademi, politeknik, program diploma atau program lainnya tingkat; dan
yang
se-
3. memberi bekal kemampuan bagi siswa yang akan terjun ke dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikannya.
Tujuan SMA tersebut di atas memperlihatkan dua utama, yakni memberi bekal kepada siswa
jutkan pendidikan ke perguruan tinggi,
yang akan
dan
arah melan
memberi bekal
kepada siswa yang akan terjun ke dunia kerja. Namun
kedua
kelompok siswa tersebut dalam kedudukannya
warga
negara Indonesia diharapkan yang berpedoman pada
menjadi
sebagai
manusia
pembangunan
Pancasila dan UUD 1945.
Dalam struktur program Kurikulura SMA 1984, hanya di ke nal dua prograra kurikulum, yakni Program Inti dan
ram Khusus (Pilihan). Hal ini berbeda dengan
Prog
kurikulum-
170
kurikulum sebelumnya yang program kurikulumnya terdiri da ri tiga atau empat program.
Yang diraaksud Program Inti adalah program yang wajib diikuti oleh semua siswa, terutama dimaksudkan untuk meme
nuhi tujuan SMA yang pertama, yakni mendidik
para
siswa
menjadi manusia pembangunan sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman pada Pancasila, dan sskaligus
merupakan
perwujudan upaya menempatkan siswa dalam suasana
kebersa-
maan (peletakan dasar-dasar persatuan dan kesatuan siswa).
Program Inti juga mengacu pada kepentingan pencapai an tujuan pendidikan nasional, perubahan masyarakat rangka perkembangan ilmu dan teknologi, serta
dalam
penguasaan
pengetahuan minimal bagi semua siswa. Program Inti
untuk
SMA mencakup kurang lebih 60% dari program keseluruhan SMA. Sedangkan yang dimaksud Program Khusus (Program
Pi
lihan) adalah program yang terutama dimaksudkan . untuk me menuhi tujuan SMA yang kedua dan ketiga, yaitu
menyiapkan
siswa yang akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
dan yang akan terjun ke dunia kerja. Program Khusus diada kan dengan bertitik tolak pada perbedaan bakat
dan
minat
perorangan serta kebutuhan lingkungan. Program Khusus
un
tuk SMA mencakup kurang lebih 40> dari keseluruhan program di SMA.
Program Khusus dalam Kurikulum SMA 1984 terdiri dari
dua jenis, yaitu
Program A dan
Program B.
Program
A
171
(Prograra Khusus A) adalah program yang terutama
dimaksud
kan untuk memenuhi tujuan SMA yang kedua, yakni memberikan
bekal kemampuan yang diperlukan untuk
melanjutkan
pendi
dikan di perguruan tinggi, khususnya Universitas/institut.
Sedangkan Program Khusus B merupakan
raenarapung minat dan bakat siswa
sarana
untuk mendalami
untuk
berbagai
bidang kehidupan yang ada di masyarakat. Program ini lebih diarahkan untuk mempersiapkan siswa-siswa sung bekerja sesudah tamat SMA maupun
yang akan lang
yang akan memasuki
akademi, politeknik, prograra diploma, dan sebagainya sebe
lum bekerja. Program B disajikan dalara bentuk
program -
program yang disesuaikan dengan bidang-bidang
kehidupan
yang ada di masyarakat, misalnya Teknologi Industri,
Por
ta nian, Jasa, Kese jahteraan Keluarga, dan sebagainya.' Adapun program-program yang tercakup dalam
Program
A (Program Khusus A) terdiri dari:
1) Program Hmu-ilmu Fisik; 2) Program Ilmu-ilmu Biologi;
3) Program Ilmu-ilmu Sosial; dan
4) Program Pengetahuan Budaya. Jika dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum SMA se belumnya, maka Kurikulum SMA I984 memang memiliki kekhasan sendiri di dalam Program B-nya. Sedangkan Program Khusus A hampir sama dengan pembagian kelompok atau jurusan
kurikulura-kurikulum sebelumnya.
dalam
Misalnya, dalam Kurikulum
172
SMA 1975 dikenal jurusan IPA, IPS, dan Bahasa; dalara Kuri kulura SMA 1968 dikenal kelompok Paspal dan Sastra -Sosial=
Budaya; dalam Kurikulum SMA I964 dikenal kelompok Budaya , Sosial, Ilmu Pasti, dan IPA. Pengelompokan Prograra Khusus A ke dalam program-program Ilmu
Fisik, Ilrau Biologi, Ilmu
ilrau Sosial, dan Pengetahuan Budaya, ternyata
disesuaikan
dengan persyaratan kelompok-kelompok prograra studi di per guruan tinggi yang memang dikelompokan seperti itu.
Adapun struktur program kurikulura SMA I984 untuk ti
ap-tiap prograra (Program Inti dan khusus Program - program
Khusus A) dapat dilihat pada tabel Will (lihat hal. 173). 8*3 Struktur Program Pendidikan Umura
Jika kita perhatikan struktur
program
Kurikulum
SMA 1984 secara keseluruhan seperti yang tercantum tabel VIII (hal. 173), maka kita tidak akan menemukan nis program atau kelompok raata pelajaran yang secara
pada je eks-
plisit bernaraa atau berlabel program pendidikan umum.
Di
dalam ^urikulura SMA 1975 kita dapat menemukan nama Program Pendidikan Umura (General Education) itu, namun dalam Kuri kulum SMA 1984tidak ada istilah tersebut. Permasalahannya, adakah jenis program yang bisa dikategorikan atau digolong
kan sebagai ^rograra Pendidikan Umum (General Education). Jika Program Khusus (Pilihan) disebut sebagai
prog
ram pendidikan umum (general education) jelas tidak tepat,
3ENIS PROGRAM
PROGRAM INTI
PROGRAM PILIHAN
TABEL VIII
MATA PELAJARAN
STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM SMA 1984
PROGRAM KHUSUS A ILMU SOSIAL ILMU BIOLOGI
173
2 -
2
2 2 2
2 -
2
2
2
2 2
2
2
-
2
2
4
2
2 2
4
-
2 2
3
2. -
2 2
3
2
2
2 2
2
-
2 2
4
^ 2
2
3
4
2 -
2
2
3
2 2
2
2
3
-
2
2
2
2
2 2
2
2
2
2 -
2
3 3
4
2
2
2
3 3
4
-
2
2
2 -
3
2
2
2
2 -
3
-
2
2
2 -
2
2
2
2
2 -
2
-
2
2
PENG.BUDAYA
2 2 3
3
ILMU FISIK
PMP
3
2
•
PSPB 4
-
i
2.
4
2
1. Pendidikan Agama 3.
Bhs & Sastra Indonesia
-
2 2
4.
2
9.
8.
Pendidikan seni
Pen . OR
Matematika
10. Pend. Ketrampilan
-
2
2 2
-
-
-
7 -
-
7 -
3
4
2
7
2
-
4
4
7
2
-
-
2
2
2
2
-
2
2
2
2
-
-
-
-
3
-
-
-
-
3
4
2
3
2
-
4
4
3
2
-
-
2
2
2
2
-
2
2
2
2
-
-
-
-
3
-
-
-
-
3
4
2
3
2
4
4
3
2
-
2
2
2 2
-
2
2
2 2
-
-
-
3 -
-
-
-
3 -
Sej . Budaya
-
-
-
.33----
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
3
-
-
-
7
3
-
3
3
-
-
7
-
-
2
-
2
-
-
-
2
2
2
-
-
3
-
3
-
2
2
3
-
3
-
_
-
-
2
_
2
-
-
_
?
-
3 2 2
_
-
-
3 ?
2
3
-
2
3
7
2 2 -
-
-
2
7
6. ?
4
4
-
-
-
Ekonomi
7. Geografi 7 2 4
7;
2
-
5. Sej. Nasional dan Sej . Dunia
11.
3
2
-
Kes
12. Biologi
??----
-
dan
13. Fisika
2
-
Ekonomi
2
2
Kimia
Matematika
Sos & AntFop
134
Biologi
Matematika
Sos S Antrop Tata Negara
174
Matematika
Fisika
174
Biologi
Kimia
134
Fisika
88
Matematika
Bh . Inggris Bh. Daerah/ ^Bh. Asing
Sastra Kimia
88
lain
Bh .Inggris Bh . Asing Bh .Inggris
88
Bh .Inggris
2
-
14.
15. Bahasa Inggris
16. 17. 18. 19. 20. 21 .
33
1
17k
karena Program Khusus adalah program yang memberikan
ngetahuan
pe
dan kemampuan berdasarkan spesialisasi keilmuan
tertentu atau bidang keahlian tertentu yang dipilih
oleh
para siswa sesuai dengan bakat dan rainatnya masing-masing.
Dalara Program Khusus para siswa SMA. terbagi ke dalara
ke-
lompok-kelompok sesuai Program Khusus pilihannya. Jadi, Program Khusus dapat disebut sebagai program spesialisasi, sehingga tidaklah tepat untuk dikategorikan sebagai
prog
ram pendiaikan umum (general education).
Sementara itu Program Inti terdiri dari lima
belas
mata pelajaran, yang dalam kurikulum SMA 196i+, 1968, 1975 pernah termasuk dalara tiga kelompok prograra,
dan yaitu
program pendidikan umum (kelompok dasar/kelompok pembinaan
Uiwa Pancasila), program akademis (program khusus dan
pe
nyerta/ pembinaan pengetahuan dasar), dan program ketram
pilan (krida dan prakarya/ pembinaan kecakapan khusus). Da lam Kurikulura SMA. 19&f ternyata raata pelajaran-mata
pel
ajaran yang semula terbagi dalam tiga kelompok program itu
dimasukkan ke dalam Program Inti dan sebagian kecil
masuk
Program Khusus. Adapun kelima belas raata pelajaran
yang
termasuk.
Program Inti itu adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Agama; 2. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) J
3. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB); if. Bahasa dan Sastra Indonesia;
175
5. Ekoiaomi;
6. Geografi;
7. Pendidikan Jasmani dan Olahraga /Kesehatan;
8. 9. 10. 11.
Pendidikan Seni; Pendidikan Ketrampilan; Matematika; Biologi;
12. Fisika;
x
13. Kimia; lif. Sejarah* dan 15. Bahasa Inggris.
Dari kelima belas raata pelajaran Prograra Inti terse
but di atas, lima raata pelajarannya merupakan pesan khusus
dari GBHN 1983 agar dimasukkan dalam kurikulum, yaitu mata
pelajaran
Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila,
Bahasa
dan Sastra Indonesia, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga,. Jadi, mata pelajaran-
mata pelajaran yang terdapat dalara penetapan GBHN. 1983, di dalam Kurikulum SMA I98/+ dimasukkan ke dalam Prograra Inti, yang wajib diikuti oleh semua siswa.
Jika dikaji lebih Ian jut, kelima belas mata an Program Inti itu sebagian terdiri
dari mata
pelajar pelajaran
yang bersifat afektif (menekankan aspek afektif), sebagian bersifat kognitif, dan sebagian lagi bersifat psikomotorik
(menekankan aspek ketrampilan). Dengan demikian
Program
Inti mengandung keterpaduan dari ketiga ranah atau domain.
Dengan kata lain Program Inti didukung oleh mata pelajaran
yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Program
Inti
inilah yang dapat dikategorikan sebagai program pendidikan
176
umum (general education). Kesimpulan ini didasarkan kriteria
. pendidikan umura
pada
yang terdapat pada bab II, dan
terutama pula pada pengertian (definisi) dari liberty
and
Alberty (1965 • 203) yang raengatakan bahwa "General Educat ion is that part of the program which is required of
all
students at given level on the ground that it is essential to the development of the common values, attitudes, under
standings, and skills needed by all
citizenship."
for common democratic
Dengan melihat definisi pendidikan umum
di
atas, ternyata pendidikan umum tidak hanya mengembangkan aspek afektif, melainkan juga pengetahuan dan
ketrampilan
yang umura bagi setiap warga negara, sekalipun aspek
afek
tif lah yang terpenting.
Program Inti Kurikulura SMA 198*+ ternyata
mempunyai
karakteristik-karakteristik yang mencerminkan karakteristik program pendidikan umura, yaitu sebagai berikut:
- Program Inti adalah perangkat mata pelajaran yang wajib diikuti oleh semua siswa;
- Program Inti bertujuan mendidik siswa menjadi ma nusia pembangunan sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman pada Pancasila dan UUD 19if5.
'lujuan ini mencerminkan pengembangan aebagai warga negara yang baik, bukan untuk menjadi manusia-ma-
nusia yang memeliki spesialisasi tertentu;
- Program Inti mengacu pada kepentingan tujuan pendidikan nasional;
pencapaian
- Program Inti mengacu pada perubahan masyarakat da lam rangka perkembangan sains dan teknologi.
Hal ini sesuai dengan ailah satu karakteristik pen didikan umum, yaitu menghadapkan siswa dengan masalah-masalah pribadi dan masyarakat;
177
- Prograra Inti mengacu pada penguasaan pengetahuan minimal bagi semua siswa;
- Program Inti mewujudkan upaya peletakan
dasar-
dasar persatuan dan kesatuan antar siswa.
Jadi dengan asbagian karakteristik Program Inti disebutkan di atas,
yang
dan'setelah dibandingkan dengan
rakteristik prograra pendidikan umum pada bab II,
ka
dapatlah
dikatakan bahwa Program Inti dalam Kurikulum SMA 1984
me
rupakan program pendidikan umum atau general education.
Atau dengan kata lain, prograra pendidikan umum dalam Kuri kulum SMA
198^ adalah Program Inti yang terdiri dari lima
belas mata pelajaran pendukungnya.
8.4. Tujuan Program Pendidikan Umura Di dalara Kurikulum SMA 1984 tujuan program
pendi
dikan umum (dengan nama Program Inti) terutama adalah
un
tuk mendidik siswa mendidik siswa menjadi raanusia pembang
unan sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman
pada
Pancasila. Program pendidikan umum juga mengacu kepada:
- kepentingan pencapaian tujuan pendidikan nasion al;
- perubahan masyarakat dalam rangka perkembangan ilmu dan teknologi; dan
- penguasaan pengetahuan minimal bagi semua siswa. Dalam uraian di atas, sebutan
manusia
pembangunan
yang menjadi tujuan program pendidikan umum tidak dirinci ciri-ciri atau karakteristiknya. Namun dalam
kalimat
178
berikutnya disebutkan bahwa program pendidikan umum (Prog
ram Inti) mengacu kepada kepentingan pencapaian
tujuan
pendidikan nasional. Dalara rumusan tujuan pendidikan
na
sional dapat ditemukan karakteristik-karakteristik
dari
manusia pembangunan, yang harus ditumbuhkan oleh pendidik an nasional, yaitu:
- bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; -
cerdas dan terarapil; berbudi pekerti tinggi; berkepribadian kuat; tebal semangat kebangsaannya;
- cinta terhadap tanah air.
Tujuan program pendidikan umum tersebut di atas
me
nunjukkan adanya keterpaduan dari ketiga ranah (domain) de ngan penekanan pada ranah afektif. Jadi, sekalipun
dalam
Kurikulum SMA 1984 itu tujuan program pendidikan umum dak dirinci dengan jelas, namun sudah menggarabarkan
ti bahwa
program pendidikan umura diarahkan untuk merabina kepribadi
an siswa secara utuh, yakni membina warga negara yang berkualifikasi sebagai raanusia pembangunan.
Jntuk mengetahui lebih lanjut tujuan program
pendi
dikan umum pada Kurikulura SMA 1984, dapat dilihat juga tu juan kurikuler dari setiap mata pelajaran yang
termasuk
program pendidikan umum, yaitu sebagai berikut:
(a) Tujuan Pendidikan Agama (hanya Pendidikan Agama islam yang diambil sebagai contoh):
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam diarahkan kepada hal-hal sebagai berikut:
179
l)Meningkatkan ketakwaan terhadap Allah SWT._; 2) Meningkatkan penghayatan dan pengaraalan agama da lam rangka mempertinggi akhlak, memperkuat mental dan moral manusia Indonesia;
3) Menghindari kecenderu.igan pendangkalan dan pengerdilan pemaharaan dan kehidupan spiritual keagamaan;
4) Menjunjung tinggi martabat manusia; 5) ^embina persatuan dan kesatuan bangsa; 6) Meningkatkan peranan agama sebagai pemberi raotivasi dan juga semangat pembangunan serta sebagai penggerak dan pengarah potensi umat beragama un
tuk pembangunan nasional;
7) Menanggulangi dampak negatif dari proses moderni sasi yang berbentuk praktek-praktek kultural yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa;
8) Mengimbangi dan mengadakan adaptasi proses moder nisasi dalam bentuk pengembangan pikiran- pikiran ilmiah dalam cara menghayati dan mengamalkan aga ma,
(b) Tujuan Pendidikan Moral Pancasila (PMP): Pendidikan Moral Pancasila bertujuan meneruskan mengembangkan jiwa, semangat, dan nilai-nilai
dan yang
terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), UUD 1945, dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan pengembangan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat, merangsang ilham, dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik.
(c) Tujuan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB): Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa bertujuan mem pertebal semangat kebangsaan can cinta tanah air, me ningkatkan Pendidikan Pancasila, serta raeneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat, dan nilai nilai 1945 kepada generasi muda, dengan memberikan pene kanan pada ranah sikap can nilai yang mendorong seraa
ngat, merangsang ilham, dan menyeimbangkan
kepriba
dian.
(d) Tujuan raata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia: Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia fungsi dan tujuan:
mempunyai
180
1. kemampuan berkomunikasi dengan bahasa (ketrampil an pragraatik berbahasa), dan yang bagian-uagiannya selalu dikaitkan dengan faktor-faktor penentu da lara berkomunikasi;
2. menghargai bahasa Indonesia sebagai perekat masya rakat, alat komunikasi secara nasional dan lambang terpenting bangsa Indonesia.
(e) Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi: 1. Siswa mampu raenguasai konsep dasar dan
raasalah
pokok ekonorai;
2. Siswa memahami, menghayati dan berperan serta da
lara pembangunan ekonomi Indonesia; 3. Siswa mampu memahami, menghayati, dan serta dalara perkoperasian di Indonesia. (f) Tujuan
berperan
mata pelajaran Geografi:
Tujuan: untuk mengembangkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa-siswa dalara raelihat raanusia dan lingkungan hidupnya.
hubungan
Fungsi: membentuk sikap rasional dan bertanggung ja wab terhadap wasalah-masalah yang timbul akibat interaksi antara manusia dengan ling kungan alam.
(g) Tujuan mata pelajaran Olahraga dan Kesehatan: Siswa raemiliki pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan
kegemaran melakukan kegiatan olahraga
dan
kegiatan
kesehatan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkem
bangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang serasi dan optimal guna meningkatkan kehidupan yang
sehat yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari ba ik bagi dirinya sendiri, masyarakat, maupun ling kungan.
(h) Tujuan mata pelajaran Pendidikan Seni: Siswa memiliki kemampuan berapresiasi terhadap
alam
lingkungan dan karya seni serta dapat. memanfaatkan pengalamannya untuk berkomunikasi secara kreatif me lalui kegiatan berkarya seni dalam usaha mengembang kan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa. (i) Tujuan mata pelajaran Pendidikan Ketrampilan:
181
(i) Tujuan mata pelajaran Pendidikan Ketrampilan: Siswa menghargai dan mampu melaksanakan pekerjaan yang menyangkut kebutuhan hidup di lingkungan kerumahtanggaan se jalan cengan perkembangan ilrau dan teknologi.
(j) Tujuan dan fungsi mata pelajaran Matematika: Fungsi Matematika dapat dipandang sebagai:
1) alat; yang dapat digunakan dalam berbagai
bidang
ilmu dan kehidupan;
2) pola pikir; yang dapat membantu
meraperjelas per-
masalahan melalui abstraksi/idealisme/generalisasi mengarah pada obyektifitas dan efektifitas yang tinggi;
3) ilmu pengetahuan, yang dapat dikembangkan.
Sedangkan tujuan mata pelajaran Matematika
secara
umum dirumuskan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan anak didik agar sanggup menghadapi perubahan-perubahan keadaan di dalara kehidupan dan di dalam dunia yang senantiasa berubah ini; memiliki latihan bertindak atas dasar
secara logik dan rasional, kritis, dan
pemikiran
cerraat,
obyektif, kreatif, efektif; dan
2) Merapersiapkan anak didik agar dapat
menggunakan
matematika secara tepat di dalam kehidupan sehari-hari dan di dalara mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
(k) Tujuan mata pelajaran Biologi:
Pengajaran Biologi di SMA bertujuan agar siswa mema hami konsep-konsep biologi dan keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihada-
pinya, sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekua saan Penciptanya.
Karena itu pengajaran Biologi juga mengembangkan si kap, nilai dan ketrampilan antara lain: 1) rasa cinta akan lingkungan;
2) kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alara lingkungan dan suraber daya alam;
3) ketrampilan untuk raemperoleh, mengembangkan din, dan raenerapkan konsep-konsep biologi;
182
4) ketrampilan untuk mengadaptasikan diri dalara ling kungan fisik dan lingkungan sosial;
5) menanarakan sikap ilmiah kepada siswa dan
me la tin
siswa untuk memecahkan masalah-raasalah yang dihadapinya secara ilmiah.
(l) Tujuan mata pelajaran Fisika: Pemberian mata pelajaran Fisika di SMA bertujuan agar siswa raenguasai konsep-konsep Fisika dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan matode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Penciptanya.
Sedangkan fungsi mata pelajaran Fisika di SMA yaitu: 1) memberi bekal pengetahuan dasar, untuk dapat
me
lanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalara kehidupan seharihari;
2) mengembangkan ketrampilan-ketrampilan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsepkonsep IPA;
3) melatih siswa menggunakan metode ilmiah dalam me raecahkan masalah yang dihadapinya;
4) raenyadarkan siswa tentang keteraturan alam keindahannya sehingga siswa terdorong untuk
dan men-
cintai dan mengagungkan Penciptanya;
5) meraupuk daya kreasi dan daya inovasi siswa;
6) menunjang pelajaran IPA dan ilmu pengetahuan la innya (Kimia, Biologi) serta membantu siswa mema hami gagasan atau informasi baru dalam teknologi; 7) membentuk sikap ilmiah.
(m) Tujuan mata pelajaran Kimia: Pendidikan Ilmu Kimia bertujuan agar siswa dapat me-
nguasai konsep-konsep ilmu kimia dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Sedangkan fungsi pendidikan Ilmu Kimia di SMA adalah: 1) memberikan dasar-dasar pengetahuan tentang Ilmu Kimia sebagai landasan untuk mengembangkan pengetahuannya di pendidikan tinggi dan sebagai be kal untuk hidup di masyarakat;
183
2) memberikan pemaharaan tentang raasalah-masalah dalam kaitannya dengan sifat-sifat zat dan proses kimia
(misalnya sumber energi dan masalah pencemaran); 3) menanamkan sikap ilmiah kepada siswa dalam raelatih siswa untuk memecahkan masalah-masalah dihadapinya secara ilmiah;
4) mengembangkan sikap dan nilai; 5) mengembangkan ketrampilan-ketrampilan murid
yang
yang
berhubungan dengan ketrarapilan proses.
(n) Tujuan mata pelajaran Bahasa
Inggris:
Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris adalah agar sis wa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan mengguna kan bahasa Inggris dan memahami ketermaknaan koraunikasi tersebut-.
Berdasarkan tujuan .dan fungsi raata pelajaran - mata
pelajaran yang termasuk kelompok Program Pendidikan
Umum
tersebut di atas, terlihat bahwa ada mata pelajaran - raata pelajaran yang secara dorninan raenekankan tujuannya
pada
aspek afektif, sementara yang lainnya raenekankan aspek kog
nitif ataupun psikomotorik. Mata pelajaran Pendidikan Aga ma, PMP, PSPB, raemiliki tujuan yang lebih menekankan
aspek (ranah) afektif, yakni pada pembinaan sikap,
pada
nilai,
moral siswa agar mereka menjadi warga negara yang
baik.
Sedangkan raata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Ketrarapilan dan Pendidikan Olahraga lebih
ber-
sipat ketrampilan (psikomotor).
pel
Sementara itu, mata
ajaran yang tidak ditujukan secara khusus untuk
merabina
aspek afektif adalah Sejarah, Ekonorai, Ge0grafi} Biologi ,
Kimia, ^isika , dan Matematika.
184
Mata pelajaran-mata pelajaran yang sebenarnya ditujukan secara khusus untuk membina aspek afektif
salnya mata pelajaran Biologi, Fisika, Geografi)
tidak (mi
ternyata
memiliki juga tujuan-tujuan yang bersifat afektif. iial ini
adalah sesuai dengan kedudukan mata pelajaran tersebut se
bagai mata pelajaran program pendidikan umum
( general
education), yang memang seyogyanya menekankan pada
paduan ranah (domain) dengan penekanan utama
keter
pada ranah
afektif, untuk membina kepribadian siswa yang terpadu atau seutuhnya.
Analisis lebih lanjut terhadap tujuan program pendi
dikan umum Kurikulum SMA 1984 ini akan dilakukan pada bab IV.
8.5 Materi Prograra Pendidikan Umura
Sebagaimana telah diuraikan di atas, yang dapat di kategorikan sebagai program pendidikan umum dalam Kurikulum
SMA 1984 adalah Program Inti, yang terdiri dari lima belas mata pela aran. Oleh karena itu, materi program pendidikan
umum dalam Kurikulum SMA 1984 meliputi materi dari
kelima
belas mata pelajaran tersebut. Di bawah ini akan diuraikan
materi program pendidikan umura dari setiap mata pelajaran nya .
(a) Materi Pendidikan Agama
PendidikanAgama merupakan mata pelajaran yang selalu menjadi bagian program pendidikan umum dalam
setiap
185
kurikulum SMA sejak tahun 1964. Pada Kurikulum
SMA
ruang lingkup bahan pengajaran (materi) Pendidikan
(dalam hal ini Pendidikan Agama Islam yang dijadikan
1984
Agama
con
toh) secara garis besar mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara:
1) hubungan manusia dengan Allah SWT.; 2) hubungan manusia dengan dirinya sendiri; 3) hubungan manusia dengan sesama manusia; 4) hubungan manusia dengan makhluk lainnya. Sedangkan liputan bahan (materi) pengajaran meliputi:
1) Keimanan, 2) Ibadah, 3) AI 4uran, 4) Syariah, 5) Akhlak 6) Muaraalah dan Tarikh. Jika dirinci, pengajaran Pendidik an Agama Islam dengan pengelompokan seperti di atas adalah sebagai berikut: -
Keiraanan:
- Dinul Islam: agama wahyu; agama tauhid;hubung an manusia dengan Allah; hubungan manusia de ngan manusia; hub. manusia dengan makhluk lain; - Iman kepada Allah: sifat-sifat Allah yang wa jib dan mustahil; asraaul husna;
kepada Hari Akhir: kiaraat sugro dan kubro; - Iman kepada Qadha dan Qadar: qadaha dan ^adhar; -
Iman
ikhtiar; tawakkal.
- Ibadah dan Syariah: - shalat tiang agama: dalil naqli; hikmah shalat; - bimbingan shalat: kaifiat; bacaan; keserasian gerak dan bacaan; shalat" berjamaah; imam dan makraum; masbuk; adzan; shalat dalam keadaan sakit; salat dalara perjalanan; khauf; persiapan shalat Jumat; adab dalara raesjid; adab ketika hutbah; araalan sesudah shalat; seluk-beluk khutbah;
- penyembelihan hewan; udhiyah (qurban) dan akikah;
186
- warisan: sebelum harta warisan dibagikan; yang berhak menerima warisan; - bimbingan penyelenggaraan jenazah: memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan; - AI Quran:
- Bacaan dan hafalan ayat-ayat AI Quran dan
ha-
dits tentang: motivasi belajar, keiraanan,iba dah, akhlak, syariah, sejarah; - salinan dan pemahaman ayat AI Quran dan hadits
yang berhubungan dengan: keimanan, ibadah, akh lak, syariah, sejarah. -
Akhlak:
- syukur nikmat; yang berhubungan dengan jasmani; yang berhubungan dengan rohani; yang berhubung an dengan budaya; yang berhubungan dengan ling kungan;
- akhlakul karimah: sederhana, araanah, pengendalian diri, tabah, optimis, ber tanggung jawab, husnudzon.
-
Muamalah:
- Pola pendidikan Islam: pengembangan individu ; pembinaan masyarakat; kolombagaan. agama Islam:
beberapa lembaga agama Islam; peranan kelembagaan agama Islam.
- Sejarah (Tarikh):
- Nebi Muhammad sebagai pengembang risalah: la tar belakang kepribadian Nabi SAW ; kepemimpinan Nabi SAW;
- Dakwah Rasulullah: materi dakwah; cara dakwah; - Pengaruh ajaran Islam: terhadap masyarakat Jahiliyyah; terhadap Dunia Barat dan terhadap Du nia Timur.
(b) Materi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) Materi utama mata pelajaran PMP pada Kurikulum
SMA
1984 adalah P4, UUD 1945 dan GBHN. Materi ini di dalara ke las raerupakan suatu kebulatan yang dijabarkan dari
tujuan
kurikuler dan tujuan instruksional. Berbeda dengan
kuriku
lura SMA 1975, Pada ^urikulum SMA 1984 tujuan kurikuler PMP adalah keliraa sila, sedangkan tujuan instruksional umumnya
adalah ketiga puluh enam butir P4. Jadi raateri PMP 1984
187
ini lebih disesuaikan dengan pelaksanaan P4.
Materi PMP Kurikulura 1984 secara terinci adalah
se
bagai berikut:
(1) sila Ketuhanan Yang Maha Esa: percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing; kerja sama antar pemeluk agama yang berbeda-beda; harihari besar agama; kebebasan beragaraa dalara nega ra Pancasila.
(2) Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab: sejarah hak azasi manusia dalara UUD 1945 (penger tian dan perkembangan hak asasi manusia ; hak asasi manusia dalam UUD 1945); saling raencintai sesama raanusia; sikap horraatmenghormati sesama manusia; asas dan makna ke adilan; norma kemanusiaan menurut ajaran Panca sila; pasal 34 UUD 1945 (tatuam asi; panti asuh-
an); kebenaran dan keadilan; organisasi
kerjaea-
ma antar bangsa (PBB).
(3) Sila Persatuan Indonesia: perjuangan raenegakkan kemerdekaan (perlawanan
terhadap imperialisme; pergerakan kemerdekaan ) ; nasionalisme Indonesia; perjuangan raempertahankan
kemerdekaan (proklamasi, Orde Baru dan kesaktian Pancasila); Meningkatkan ketahanan bangsa dan ne gara (Hansip, Kamra, Wanra); Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan artinya bagi persatuan bangsa; wawasan husantara dan konvensi hukum laut; bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia; meng hayati rasa persatuan dan kesatuan bangsa sebagai prasarat ketahanan nasional; merabina persahabatan antar bangsa.
(4) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijak sanaan dalara perrausyawaratan/perwakilan:
makna proklamasi bagi bangsa Indonesia dan hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945; demokrasi Panca sila; Pancasila Dasar ^egara RI (sebagai sumber dari segala sumber hukum dan penuntun sikap
dan
tingkah laku); sistem pemerintahan RI (tujuh kunci pokok sistem pemerintahan RI • pembagian kekua
saan negara; ajaran Dwi Praja, Tri Praja, Gatur Praja, Panca Praja); kedudukan lembaga - lembaga tinggi negara dan hubungan tata kerjanya; amalan demokrasi Pancasila dalara kehidupan
pengber-
masyarakat dan bernegara; ^egara Indonesia adalah
188
negara kesatuan yang berbentuk republik
(arti
negara kesatuan, negara serikat dan serikat ne
gara; perbedaan republik dengan monarkhi);
ba
dan peradilan (UU No. 14/1970; KUHP); pemahaman asas musyawarah untuk mufakat; hasil musyawarah
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab;
musyawarah demi keadilan dan kebenaran;
negara
Indonesia
(5)
adalah negara hukum.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indo nesia:
makna pasal 33 UUD 1945 dan pera nan swasta
lam perekonoraian Indonesia; pelaksanaan
da
demok
rasi ekonomi; meningkatkan usaha dan rasa tang gung jawab dalam pembangunan; kesadaran rnenghormati hak orang lain; sikap suka bekerja sama dan tolong-menolong; potensi ekonomi bangsa; industri ruraah tangga; sikap hidup seder nana; lingkungan hidup dan sumber alam; disiplin na sional; wira usaha dan wira swasta; koperasi sebagai landasan ekonomi masyarakat Indonesia; teknologi dan pembangunan; fungsi pajak.
Materi-materi PMP tersebut di atas di samping
ber
orientasi pada P4, UUD 1945 dan GBHN, juga terlihat
didu
kung oleh konsep-konsep dari berbagai disiplin ilrau,
ter
utama ilmu negara, tata negara, ilmu politik, ekonorai
dan
sejarah.
(c) Materi Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)
Dalam Kurikulum SMA I984 terdapat dua raata pelajar an sejarah, yaitu: 1) Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, yang lebih menekankan pada aspek afektif, dan 2)
Sejarah
Nasional dan Sejarah Dunia, yang lebih menekankan
pengua
saan kognitif. Adapun materi raata pelajaran PSPB
peristiwa-peristiwa sejarah nasional yang penting mulai proklamasi kemerdekaan sarapai dengan sekarang.
adalah
dari
189
Secara terinci, materi PSPB 1984 meliputi materi se bagai berikut:
- Proklamasi Kemerdekaan; penetapan UUD dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden; pembentukan KNIP; Partai Nasional dan BKR; pembentukan kabi net RI pertama;
- Misi Sekuru yang pertama; pengumuraan Panglima Tentara ^erajaan Jepang di Jawa; pendaratan xentara Sekutu; Pengangkutan tawanan perang Sekutu; pembentukan TKR; pengangkatan Panglima Besar TKR J TNI; pertempuran Surabaya; lahirnya kepolisian ; - Makluraat Wakil Presiden No. x; Maklumat Pemerin tah tentang pembentukan partai-partai politik; pembentukan Kabinet Syahrir; Presiden can Wakil Presiden pindah ke Yogyakarta;
- Prundingan-perundingan Indonesia-Belanda; Perundingan Linggarjati;
- BNI 1946; Oeang RI (OR!); Balai Perguruan Tinggi Kebangsaan Gajah Ma da ; PON pertama; - Konferensi Malino; Konferensi Denpasar; - Aksi Militer Delanda pertama, KTN , Perundingan Renville; Hijrah TNI; pemberontakan PKI di Madiun; Aksi Militer ^elanda kedua; Long March Divisi Siliwangi; Serangan Umura ke Yogya; - Konferensi Asia di New Delhi; Resolusi DK PBB; - Persetujuan Roem-Royen; Presiden dan Wapres kem bali ke Yogya;
- Usaha raendirikan Nil Kartosuwiryo; - Konferensi Inter-Indonesia; KMB; Piagam penandatanganan ^onstitusi RIS; pengakuan kedaulatan ; kembali ke Negara Kesatuan RI; - Peleburan bekas KNIL ke APRIS; peristiwa-peristi
wa: APRA di Bandung, Andi Azis di Makasar,
RMS;
Peristiwa Jengkol (PKI); PKI menuntut kaum buruh
dan tani dipersenjatai; isu Dewan Jenderal; Diklat Kader Nasakom; masalah sakitnya Presiden Su karno dan persiapan kudeta PKl; perabubaran Partai
Murba; G30S/PKI; tindakan penumpasan G30S/PKI
;
pengarabilan jenazah para korban G30s/PKI dan pemakamannya;
- Pembentukan kabinet-kabinet: Natsir; Soekiman ; Wilopo; Ali-Wongso; Durhanuddin iiarahap; Ali II;
Juanda (kabinet karya); Dewan Banteng; ^usyawa rah Nasional; Pemberontakan PRRI-Perraesta; Perailihan Umum:
190
- Indonesia menjadi anggota PBB; Konferensi AA di Bandung; KTT Non Blok; pembatalan perjanjian KMR; pembentukan Propinsi Irian Barat; penentuan pen dapat rakyat di Irian Barat; landas kontinen In donesia; Dwi Kora ; normalisasi hubungan dengan Malaysia ;
- Konsepsi Presiden Soekarno; Dekrit Presiden;Pem bentukan Front Nasional dan DPR-GR; Sidang Umum pertama MPRS ;
- pemulihan keamanan dan ketertiban; perabekuan PKI dan ormas-ormasnya; pembentukan KAMI; Tritura ;
Nota ^olitik KAMI ke DPR-GR; Supersemar; perabu baran PKI; pengaraanan raenteri-menteri
Kabinet
Dwikora; pembekuan hubungan dengan PRO;
pernya-
taan ABR1;
- Sidang Umum IV MPRS; penyerahan kekuasaan
peme
rintah dari Presiden Sukarno kepada Pengemban
Supersemar; Sidang Istiraewa MPRS; pelantikan <Jenderal Suharto sebagai pejabat Presiden RI;Sidang Umum V MPRS; Pelantikan Jendral Suharto sebagai
Presiden RI; Kabinet Pembangunan; Pemilu
1971;
PPP dan PDI; Sidang Umum MPR; Pelantikan Presi den dan Wapres; Kabinet Pembangunan II; - Deklarasi Bangkok (pembentukan ASEAN); Sidang
menteri-menterli luar negeri ASEAN; Seminar Ang katan Darat III;
- PON VII; Jambore Nasional Prarauka; KNPI; Amanat Presiden Suharto pada Dies ke-25 UGM dan Ul;per temuan Presiden dengan Dewan Mahasiswa; Peristi wa Lima Belas Januari; Dewan Stabilitas Politik dan Keamanan; pola hidup sederhana; masalah dekolonisasi Timor-Timur; Musyawarah Nasional Ulama se-Indonesia; Pembangunan Nasional ^erencana (Pelita I - IV).
Jika kita perhatikan raateri-raateri PSPB tersebut
di
atas, maka terlihat materinya sangat banyak, dan materinya difokuskan pada peristiwa-peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang terjadi sejak Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan sekarang.
191
(d) Materi Bahasa dan Sa5tra Indonesia
Bahasa Indonesia telah menjadi mata pelajaran prog ram pendidikan uraura dalam tiga kurikulura SMA, yaitu
Kurikulum SMA 1964, 1968 dan 1984.. nanya pada
pada
Kurikulum
SMA 1975 saja Bahasa Indonesia tidak berkedudukan sebagai program pendidikan umura, melainkan sebagai mata
pelajaran
akademis. Dalam Kurikulum SMA 1984 mata pelajaran
Bahasa
dan Sastra Indonesia diberikan dalam setiap semester.
Materi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
meli
puti dua bidang pokok, yaitu: a. unsur-unsur bahasa, mencakup:
- lafal/ejaan; - struktur; - kosa kata;
. b. kegiatan ber bahasa, mencakup: - membaca;
- raenulis/mengarang; -
berbicara; pragraatik.
•^erdasarkan
pengelompokan di atas, materi Bahasa dan'
Sastra Indonesia sebagai program pendidikan umum Kurikulum SMA 1984 adalah sebagai berikut:
a) Membaca: membaca peraahaman (wacana narasi, . wacana eksposisi, wacan deskripsi, wacana persua-
si, wacana arguraentasi); membaca indah (pantun, syair, sajak bebas, drama); membaca pemahaman dokumen; membaca pemahaman puisi; b) Kosa Kata:
kata umum ( dibidang kesehatan, kebersihan, ko
perasi, IPS, IPA, KB, pendidikan); ungkapan ungkapan; pilihan kata (misal: kata-kata
yang
berhomonitn, majas pertautan: me oniraia, sinekdo,
alusia, euf iuisme , dsb);
192
c) Struktur:
kata (struktur fonera suku kata); kata berimbuh-
an; kata ulang; jenis-jenis kata (kata kerja, kata benda, kata sifat, kata ganti, dsb); kali
mat (kalimat raajrauk, perintah, tak lengkap, tanya, langsung, tak langsung, sedehana, luas s pasif, aktif); kelompok kata
d) Menulis:
menulis Ianjut (kata-kata korapleks, kata gabung, karangan non fiksi, deskripsi); menulis prosa, menulis Ianjut:prosa arguraentasi, prosa
narasi,
prosa persuasi, prosa deskripsi, prosa eksposi-
si, karangan fiksi, surat pribadi, surat undangan, surat berharga, surat lamaran peker jaan;menulis huruf besar untuk: gelar kehormatan, nama
tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa seja rah, nama geografi, nama lembaga pemerintah; menulis ejaan;
e) Pragmatik (Ketrarapilan berbahasa); sikap intelektual (raengungkapan kesanggupan dan ketidaksanggupan; mengungkapkan sesuatu itu ma suk akal atau tidak; raenggunakan bahsa lisan dan
tulisan untuk berdiskusi; berpidato mengungkap kan pendapat; mengetahui kemampuan dan ketidakmampuan; berpidato dengan intonasi dan aksentu-
asi untuk menarik perhatian; raenyatakan ketidakpuasan; menyatakan rasa penyesalan; raenawarkan
bantuan: raenyarankan sesuatu pekerjaan);
sikap
mengungkapkan sesuatu yang menarik atau
tidak
emosi
(mengungkapkan rasa puas can tidak puas ;
raenarik; menyatakan persetujuan); penyelesaian pendapat dalara berpidato; informasi faktual; menggunakan bahasa untuk memberikan informasi
dan peristiwa; sosialisasi (raengucapkan selamat tas keberhasilan teman).
f) Apresiasi bahasa dan astra Indonesia: fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara; sejarah sastra (periodisasi sas
tra Indonesia? Puisi Baru (makna prosa Angk '43;
raengartikan ©lah satu puisi Angk. 43, Angk. 66,
Angk. Pujangga Baru); Prosa Baru (raengartikan unsur ekstrinsik sebuah roraan/novel, raenaksir unsur intrinsik alur dan latar ,roraan/novel BP; raenaksir unsur intrinsik teraa dan perwatakan
sebuah roraan/novel; membuat resensi sederhana angk.BP; menaksir unsur intrinsik roman/novel
modern; resensi sederhana roman/novel modern); drama (raendramakan fragmen sebuah drama angk.45; mefliiiedakan bentuk dan isi drama angk. 45 dengan
drama karya Putu Wijaya; membandingkan karya
193
Sanusi Pane dengan karya Usmar Ismail);pokok dan tokoh; aliran sastra; sejarah sastra; kritik sas tra (membuat kritik sederhana sebuah puisi ang. Pujangga Baru, angk. 45); puisi baru ( menafsirkan
puisi yang bercorak bahasa); prosa baru (memahami
cerpen jaman Jepang; menafsir roraan/novel . yang berisi revolusi 194.5; menaksir tendens ceritapen-
dek th 50-an; menaksir unsur intrinsik roman/ no vel angk 66; menafsir unsur ekstrinsik roman/ no vel pergolakan; membedakan puisi dan prosa ang.PB dengan angk. 45, dan angk. 45 dengan angk. 66;menarik kesimpulab unsur sosiologi sastra sebuah
roraan/noven angk. 45); bahasa Indonesia (meraahami silsilah bahasa Indonesia dalam rumpun bahasa Aus-
tronesia; perkembangan bhs. Indonesia 1928 - pen dudukan Jepang, dan sampai dengan sakarang). Dari uraian di atas terlihat bahwa raateri Bahsa
In
donesia sangat banyak, karena meraang diberikan setiap
se
mester. Materi Bahssa Indonesia yang terbanyak diberikan
adalah tentang tata bahasa (struktur), ketrarapilan pragmatik berbahasa dan apresiasi sastra.
(e) Materi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
selalu ada dalara setiap program pendidikan umura. Dalam Prog ram pendidikan umum Kurikulum SMA 1984 raateri Pendidikan Olahraga dan Kesehatan meliputi materi berikut. 1) Materi Pendidikan Olahraga:
- atletik, meliputi: nomor. lari (jarak pendek, me
nengah, jauh, lari bersambung, lari gawang); no
mor lompat (lompat jauh, lompat tinggi,
jangkit); nomor lempar (tolak peluru,
lompat
lempar
lembing, lempar cakram); - Senam, meliputi: senam dasar, senam ketangkasan, senam irama ;
- permainan, meliputi: bola voli, sepakbola,
bola
basket, bola tangan;
- pencak silat: pengertian, tujuan, prinsip, fung si, penguasaan sikap, gerak lanjutan, gerak se ra ng dan gerak bela.
194
2) Materi Pendidikan Kesehatan:
peningkatan kesehatan (kesehatan pribadi; makanan
dan minuman sehat); kesehatan lingkungan; kese hatan mental; pencegahan penyakit (penyakit oienular dan tidak menular; imunisasi; pendidikan ke-
selamatan); pemeliharaan kesehatan (P3^; ^5^', pengobatan tradisional). (f) Materi Pendidikan Seni
Pendidikan Seni pada Kurikulum SMA 1984 diberikan
selama empat semester di kelas satu dan dua. Pendidikan se ni terdiri dari empat cabang seni, yaitu seni rupa,
seni
musik, seni drama, dan seni tari. Dalara SK Mendikbud No. 0486/U/1984 disebutkan bahwa untuk Pendidikan Seni, setiap sekolah diwajibkan memberikan seni rupa yang mencakup pel
ajaran menggambar mistar serta satu cabang seni yang
lain
atau lebih.
Adapun materi pelajaran dari setiap canag seni
ter
sebut adalah sebagai berikut:
1) Seni rupa: wawasan seni (epngertian aani dan ca-
bangnya); prinsipseni; menggambar t, be nt uk, mistar, ekspresi, illustrasi, ekspresi, reklame ); mencetak (cetak dalam, cetak tinggi, cetak
tar);
da-
membentuk (merabutsir); proses pencipta-
an; fungsi seni; sejarah seni rupa (Indonesia, negara tetangga, Timur Tengah dan Barat) ;koleksi; paraeran; widyawisata. 2) Seni musik:
irama; pulsa (ketukan); birama; pola irama; notasi raelodi; nada; tangga nada; bentuk ulang ; produksi nada; dinamik; tempo; teknik vokal; teknik dasar instruraen; melodi; gerak melodi ; warna nada; merabirama dan birama; interval; kadens; trinada dan ekor; lambang ekor; frase ; hubungan frase; mengarang lagu; perkembangan mu
sik; modu.lasi; tekstur; bentuk komposisi; tuk penyajian musik.
ben
195
3) Seni teater: pengetahuan seni teater; naskah (deskripsi,arti
dan funsi, unsur); apresiasi seni; pemain dan fungsinya; sutra dara (fungsi, syarat, kepemimpinan, langkah, penyutradaraan); pentas (fungsi dan bentuknya); kerabat kerja dan penonton; ben tuk drama (drama koraedi, drama tragedi, tragik komedi, melodrama); fungsi teater; jenis teater (tradisi, transisi, dan teater baru). 4) Seni Tari: tari (pengertian tari dan unsur-unsurnya; fung
si tari dan bentuk penyajian; jenis-jenis tari); tari bentuk (gerak dasar tari; tari tradisional daerah seterapat;tari kreasi baru setempat); koleksi tari (membuat kliping); kreativitas tari; nilai-nilai keindahan tari; sejarah tari; widya wisata; pagelaran.
(g) Materi Geografi Geografi sebagai mata pelajaran rpogram
pendidikan
umura hanya ada pada dua kurikulura SMA, yaitu pada Kurikulum
SMA 1964 (dengan naraa Ilrau Bumi Indonesia) dan pada
Kuri
kulum SMA 1984. Dalam Kurikulum SMA 1981f, Geografi sebagai pendidikan umum diberikan selama empat semester di
kelas
dua dan tiga.
Ruang lingkup bahan (materi) pengajaran Geografi me liputi:
1) Geografi Regional Indonesia 2) Geografi Umum, yang terdiri dari: a) Geografi fisik; b) Geografi manusia.
Adapun raateri pelajaran Geografi yang terinci adalah sebagai berikut:
a) Geografi regional Indonesia: letak geografif Indonesia; ciri-ciri khas wilayah daratan, perairan laut, dan wilayah udara
Indonesia; potensi sumber daya alam Indonesia.
196
b) Geografi manusia:
kualitas dan kuantitas suraber daya manusia In donesia; wujud interaksi suraber daya raanusia dengan sumber daya alam Indonesia; kerja saraa antar wilayah.
c) Geografi fisik: jagat raya; tata surya; kedudukancan gerakan bu mi; penjelajahan angkasa luar; litosfer dan gejala-gejalanya; hidrosfer dan gejala-gejalanya;
atmosfer dan ge jala-ge jalanya (cuaca, iklim)
;
biosfer; kelestarian lingkungan hidup (interak si penduduk dengan lingkungan alam.
(h) Materi mata pelajaran Ekonorai Mata pelajaran Ekonomi sebagai program pendidikan uraura secara garis besar mengandung materi sbb.:
- Inti masalah ekonomi (kelangkaan suraber terhadap kebutuhan raanusia; macam-macam kebutuhan); - prinsip ekonomi dan motif ekonorai (penentuan al-
ternatif pilihan; motif ekonomi);
- inti ilmu ekonomi (tujuan, sasaran, dan
metode
ekonorai; hukum dan politik ekonomir ekonorai teo
ri dan terapan; pendekatan ekonomi5;
- kegiatan ekonorai (produksi, distribusi, dan konsurasi; produksi dan faktor produksi); - hubungan antara produksi, distribusi, dan konsurnsi serta permasalahannya (penggolongan badan usa
ha menurut pemiliknya; jenis-jenis bidang usaha; perluasan produksi dan peningkatan mutu; produk si dan pendapatan; orientasi produksi dan kebu
tuhan masyarakat; rumah tangga konsurasi; permintaan efektif; sistem distribusi; pengertian pasar; peraasaran); - pembangunan ekonorai Indonesia (tujuan nasional dan pembangunan ekonorai; peranan Pemerintah dalam pembangunan ekonomi; raotivasi perab. ekonomi; ham batan pemb. ekonorai; pejak dan pembangunan); - Pelaksanaan pembangunan ekonorai Indonesia (Pelita; ruang lingkup Pelita); - Koperasi Indonesia (sejarah perkembangan kopresi Indonesia; perkembangan perundangan koperasi di •Indonesia; Koperasi Indonesia menurut UU No. 12/ 1967; KUD; Koperasi sekolah).
197
(i) Materi Matematika
Materi mata pelajaran matematika sebagai pendidikan uraura secara garis besar meliputi hal-hal berikut:
- Geometri: Dimensi tiga (bangun-bangun ruang); - Trigonoraetri: Fungsi Trigonometri (rumus-rumus trigonometri dari sudut-sudt yang berelasi;pengukuran sudut dengan ukuran derajat dan
radian j
koordinasi kutub); Rumus-rumus segitiga (aturan aturan sinus; rumus-rumus yang menghubungkan sin a, Cos a dan Tg a; aturan kosinus; luas se-
gi tiga): - Aljabar: Hubungan pemetaan dan grafik (fungsi
dan grafiknya; penerapan fungsi kuadrat); kali
mat matematika/persamaan (persamaan; pertidaksamaan kuadrat); - Geometri: bangun datar dan lingkaran (unsur-un sur lingkaran, busur tembereng, juring, dsb. ; sudut pusat dan sudut keliling; garis singgung dan garis singgung persekutuan dua lingkaran ;
lukisan garis singgung lingkaran); - Aljabar: Pangkat tak sebenarnya (fungsi dan per samaan eksponen/logaritma: pangkat tak sebenar
nya, bilangan irasional); - Logika: pernyataan nilai benar/salah; operasi pernyataan;
- Matriks: pengertian matriks dan notasi matriks; ordo matriks; kesamaan dan matriks; operasi mat
riks; pemakaian matriks untuk persamaan linear); - Pengenalan Komputer: teori; - Geometri: Kurva (irisan kerucut).
(j) Materi Biologi Mata pelajaran Biologi sebagai pendidikan umum mem punyai materi sebagai berikut:
- Konsep tentang hidup dan metode ilmiah;
- Organisasi sebagai sistem (protoplasma
sebagai
substansi makhluk hidup; sel sebagai penyusun tubuh makhluk hidup; berbagai macam jaringan,
organ dan sistem organ); - Reproduksi (reproduksi sel; reproduksi
pada
turabuhan; reproduksi hewan; reproduksi manusia);
198
- Peranan raanusia dalam pengelolaan lingkungan hi dup;
- Klasifikasi makhluk hidup (tujuan dan cara klasifikasi makhluk hidup; klasifikasi tumbuhan; klasifikasi hewan); - Evolusi makhluk hidup (berbagai perubahan sifat akibat proses evolusi; evolusi menurut Lamarck
dan Charles Darwin; sejarah perkembangan raanusia); - Pengelolaan lingkungan
(kearifan raanusia dalara
pengelolaan lingkungan; kesehatan lingkungan);
- Ke pendudukan (dinamika kependudukan; dampak laju pertumbuhan penduduk terhadap masalah sosial,
ekonomi dan lingkungan; NKKBS); - Gizi dan Teknologi makanan (komposisi
makanan
sehat; teknologi pengawetan makanan)* (k) Materi Fisika
Mata pelajaran Fisika sebagai pendidikan umura
mem
punyai liputan raateri sebagai berikut:
- Besaran dan satuan (besaran pokok; besaran turunan; dimensi: angka penting);
- Gerak lurus (jarak dan perpindahan; kecepatan
dan laju; percepatan; gerak lurus beraturan; ge
rak jatuh bebas); - Hukum wewton tentang gerak (Hukum I N6wton;Hukum II Newton; hukum III Newton);
- Energi dan Usaha (energi; usaha; usaha dan energi kinetik; usaha dan energi potensial;
hukum
kekekalan energi mekanis); - Fluida tak bergerak (fluida; zat cair); - Suhu dan Kalor (pengertian suhu; pengertian kalor); - Pengaruh kalor dan perubahan suhu pada sifat zat
(pemuaian zat; perubahan wujudnya); - Rangkaian listrik (rangkaian tertutup; kuat arus dan beda potensial; hukum Ohm; hukum I Kirchoff);
- Energi dan daya listrik (energi listrik; daya listrik); - Medan Magnet (medan magnet yang ditimbulkan lis trik; gaya yang dialarai kawat berarus dalam medan
magnet);
- Gelombang dan beberapa sifatnya ( gelombang
dan
jenisnya; cepat rarabat, frekuensi dan panjang ge lombang; pemantulan dan pembiasan gelombang; in-
terferensi dan difraksi gelombang) - Bunyi sebagai gelombang (interfernsi bunyi;ting gi nada; kuat bunyi); - Cahaya sebagai gelombang (difraksi dan interferensi cahaya).
199
(1) Materi Kimia
Mata pelajaran Kimia sebagai pendidikan umura
mem
punyai raateri yang secara garis besar sebagai berikut:
- Materi dan perubahannya (perubahan materi; campuran, senyawa dan unsur; partikel-partikel ma
teri; tanda atom, rumus kimia, dan persamaan
reaksi);
- Konsep Mol (hukum perbandingan volura, hukum avogadro dan hukum perbandingan berganda; raassa
atom relatif massa molekul relatif; mol); - Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan
ki
mia (struktur atom; sistem periodik unsur-unsur;
ikatan kimia);
- Larutan (larutan elektrolit dan nonelektrolit ; larutan asam dan basa; reaksi dalara larutan elektrolit); - Hidrokarbon dan minyak bumi (komposisi hidrokarbon; kekhasan atom karbon; alkana, alkena, alkuna; minyak bumi);
- Ilmu Mmia dalara kehidupan sehari-hari (udara ; air; pupuk; logara; zat-zat makanan; raateri yang disesuaikan dengan Daerah).
(m) Materi Pendidikan Ketrampilan
Dalam Kurikulum SMA 1984, pendidikan
Ketrarapilan
berkedudukan sebagai pendidikan umura. Materinta meliputi em pat bidang ketrampilan, yaitu: ketrarapilan jasa, ketrampil
an PKK, ketrampilan pertanian, dan ketrarapilan pertukangan/ ketrarapilan kelistrikan. Secara terinci, materi Pendidikan Ketrarapilan meliputi hal-hal berikut: - Ketrarapilan jasa : pengenalan mesin tik; penggunaan raesin tik; perawatan dan penanggulangan kerusakan kecil pada me sin tik; pengetikan sistem 10 jari (petunjuk da sar; pengetikan menurut Deretan Tuts; pengetikan
menggunakan Tuts pengubah); Pacarn-macara cara pekerjaan pengetikan (menghapus huruf/kata yang sa lah dan cara membetulkannya; raengetik surat; mengetik blanko isian; mengetik daftar yang seder hana; mengetik sheet dan stensil; mengetik karya tulis).
200
- Ketrarapilan PKK: pengenalan unsur-unsur menu sehat. seimbang; peningkatan kesehatan melalui makanan bergizi; pemilihan bahan raakanan menurut syarat dan gizi kesehatan; pemilikan teknik mengolah bahan maka nan dan alat raasak yang digunakan untuk mengolah makanan jamuan; pengolahan bahan raakanan seharihari; pemilihan alat-alat hidang, cara raenata meja, dan etika makan sehari-hari dan dalara jamuan;
pengenalan fungsi pakaian can jenis tekstil; penggunaan alat dan mesin jahit; perawatan raesin ja-
hit dan perlengkapannya; pembuatan pakaian dengan menggunakan pola baku; - Ketrampilan Pertanian: fungsi dan peraanfaatn pekarangan; penggunaan alat perlengkapan serta bahan bertanara; pengolahan ta nah; pembibitan; penanaman; pemeliharaan tanaman; peraungutan hasil; teknik dasar penempatan tanaman di halaman; penanaman pada pot atau wadah; keper luan dasar hidroponik; penanaman dengan sistem hidroponik;
- Ketrampilan Pertukangan/Kelis trikan
penggunaan alat-alat pertukangan (alat-alat
per
tukangan listrik dan motor listrik; alat-alat
pertukangan kayu dan logam); pengenalan dan sum ber listrik (pengenalan arus searah) ; pengenalan dan pemakaian arus bolak-balik; pengenalan dan peraakaian instalasi listrik; pengenalan dan pera
watan dan perbaikan peralatan listrik
(cetrika
listrik, kompor listrik, alat-alat yang raengguna kan motor listrik).
(n) Materi Bahasa Inggris
Mata pelajaran Bahasa Inggris berkedudukan
sebagai
pendidikan umura pada semester pertama dan kedua di
kelas
satu. Pada sera ster ketiga sampai keenara juga diberikan di
setiap program (jurusan), namun berkedudukan sebagai prog rara khusus .
Mata pelajaran Bahasa Inggris pada ivurikulura SMA 1984 diarahkan untuk raerabina kemampuan siswa menggunakan
bahasa
Inggris untuk berkomunikasi secara bermakna. ^ateri (bahan)
201
pelajarannya meliputi pengetahuan dan ketrampilan bahasa
Inggris yang mencakup: l) struktur, 2) bacaan, 3) kosa ka
ta, 4) percakapan, dan 5) karangan. Adapun rincian
materi
bahasa Inggris sebagai pendidikan umum adalah sbb.: 1) Struktur:
pola kalimat dengan "to be" dan "to have"; simple
present tense; Present Progressive Tense; Present Perfect Tense; Present Perfect Progressive Tense; Simple Past Tense; Past Progressive Tense; Nouns & Pronouns; Modification Noun + Noun; Modals; Adjective/Degrees of Comparison; Adverbs of Manners; Preposition; Request sentences; Future tense dengan will/shall; Future continuous tense; pola kalimat lanjutan dengan "to be"; introductory 'it1; klausa bobas dengan and - but - or; klausa terikat; kata ganti refleksif; kalimat langsung
tak langsung; kesesuaian (concord/agreement) ;posisi kata dalara kalimat; posisi kata benda dalam
kalimat; Past Perfect Tense; Kalimat pasif; struk tur kalimat raajerauk; pola kalimat S+V+O+toVj. 2) Bacaan:
Bacaan tentang: olahraga, tentang perlunya banyak membaca, tentang badan kita, perdagangan, sistem raetrik, keluarga berencana., dunia penerbangan,
produksi dalam negeri, lalu lintas, Bhinneka Tunggal Ika, industri kecil, astronot, Hang Tuah, bi dang geografi, komputer, Pendidikan nasional, lam-
bang negara, kepulauan Indonesia, kamtibmas; dst. 3) Kosa kata: kosa kata yang berhubungan dengan: olahraga, perpustakaan dan kegiatan membaca, anggota badan
perdagangan, sistem metrik, KB, penerbangan, pro
duksi dalam negeri, lalu-lintas , Bhinneka Tung gal Ika, industri kecil, astronot, sejarah Hang Tuah; geografi, komputer, pendidikan di Indonesia, lambang negara, kepulauan Indonesia, kamtibmas, to koh fisika, par iw isa ta , makanan Indonesia, air, Kebun Raya Bogor, kesehatan raanusia, aujad, polu-
si, ruang angkasa, candi, tahun ajaran sekolah. 4^) Percakapan:
memberi salara, raengucapkan terima kasih, raenyata
kan persetujuan, menyatakan penyesalan,menyetujui suatu tawaran, raenolak suatu tawaran, memperkenal kan seseorang, memberi ucapan s elamat, menyatakan
202
rasa senang, raenawarkan bantuan, meminta seseorang
melakukan sesuatu, mengingatkan seseorang untuk tidak melakukan sesuatu, menanyakan alamat sese orang, meminjara sesuatu, menanyakan jalan, mena
nyakan keraarapuan/ketidakraarapuan ssseoratig , meminta keterangan, meminta ijin, raenyatakan selamat
da-
tang, raenyatakan pujian, raenyatakan rasa senang, menyatakan rasa menyesal, raenyatakan keinginan , memperkenalkan orang baru, menyatakan suka/tidak
suka, menanyakan sesuatu, raenyatakan rasa senang, menanyakan apakah seseorang ingat/lupa sesuatu, ungkapan tentang harga sesuatu, menyatakan turut berduka cita.
5) Karangan: raenyalin paragraf, menyalin paragraf dengan
per
ubahan, membuat kalimat, menyalin teks dengan perubahan, membuat surat sederhana, menyalin su rat dengan perubahan, menyalin karangan dengan raenyempurnakan kata, membuat karangan dengan per ubahan.
Demikianlah uraian ^deskripsi) latar belakang, kon teks, struktur program, tujuan, dan materi program pendidik an umum dalam kurikulum-kurikulum SMA sejak tahun 1945 sam
pai dengan 1984- Analisis dan interprerasi tentang perkem
bangan prograra pendidikan umum tersebut akan dilakukan pada bab IV berikut ini.