20
DAFTAR PUSTAKA Arai, S., T. Nose, and Y. Hashimoto. 1971. A purified test diet for the eel, Anguila javonica. Bull. Freshwater Fish. Res. Lab. Tokyo, 22(12): 161 -178. Bautista, M. N. and M. C. De la Cruz. 1988. Linoleic (ω6) and ((ω3) acids in the diets of fingerling milkfish (Chanos chanos Forsskal). Aquaculture, 71: 347-358. Bell, M. V., R. J. Henderson, and J. R. Sargent. 1986. The role of poly unsaturated fatty acids in fish. Mini review. Comp. Biochemical Physiologi, 8B: 711-719. Bhagavan, N.V. 1992. Medical biochemistry. Jones and Bartlett publisher, London. 980 pp. Castell, J. D., J. G. Bell, D. R. Tocher, and J. R. Sargent. 1994. Effect of purified diets containing different combination of arachidonic and docosahexaenoic acid on survival, growth and fatty acid composition of juvenile turbot (Scopthalmos maximus). Aquaculture, 128: 315-333. Furuichi, M. 1988. Fish nutrition, p. 1-78. In Fish nutrition and mariculture. Watanabe T. (ed) JICA textbook, the General Aquaculture Cource. T. Watanabe (Ed). Departement of Aquatic Biosciences, Tokyo University of Fisheries. Greene, D. H. S. and D. P. Selivonchick. 1990. Effect of dietary vegetable and marine lipid on muscle lipid and hematology of rainbow trout (Onchorhynchus mykiss). Aquaculture 89: 165-182. Hasting. W.H. 1976. Nutritional requirement and feeding technology; fish nutrition and fish feed manufacture, p. 568-574. In Advances aquaculture, T.V.R Pillay and W.A Dill (Eds). Fishing News Book Ltd., Farnham. Hepher, B. 1990. Nutrition of pond fishes. Cambridge University Press, Cambridge, New York. 388 pp. Hendry, Y. 2000. Pengaruh kombinasi kadar minyak ikan, minyak kelapa dan minyak jagung dalam pakan terhadap komposisi asam lemak tubuh dan pertumbuhan ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni Blkr). [Tesis], Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 45 hal. Kiron, V. Takeuchi T, and T. Watanabe. 1994. The osmotic fragility of erythrocytes in rainbow trout under different dietary fatty acid status. Fisheries Science, 60 (1):93-95.
21
Klinger, R.E., V.S. Blazer, and C. Echavarria. 1996. Effect of dietary lipid on the hematology of channel catfish Ictalurus punctatus. Aquaculture 147: 225-233. Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN, Wirjoatmodjo S. 1993. Freshwater fishes of Westrn Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition. Ltd. Jakarta. 293pp. Lovell, T. 1989. Nutrition and feeding of fish. Auburn University. An A VI Book. Publised by Van Nostrand Reinhold. New York. 258pp. Martin, D. W., P. A. Mayes, V. W. Rodwell, dan D. K. Granner. 1990. Biokimia (Harper’s review of biochemistry). Alih bahasa oleh Iyan Darmawan. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. 772 hal. Mayes, P.A., D.W. Martin, V.W. Rodwell, dan D.K Granner. 1999. Biokimia Harpers review of biochemistry. Alih bahasa: Iyan Darmawan. EGC. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. 722 hal. Mokoginta, I., D. Jusadi, M. Setiawati, T. Takeuchi and M.A. Suprayudi. 2000. The effect of different levels of dietary n-3 fatty acid on the eggs quality of catfish (Pangasius hypophthalamus). JSPS-DGHE. International Symposium, Sustainable Fisheries in Asia in the New Millenium. p. 252 -256. Mokoginta, I., D.S. Moeljohardjo, T. Takeuchi, K. Sumawidjaya dan D. Fardiaz. 1995. Kebutuhan asam lemak esenssial untuk perkembangan induk ikan lele, (Clarias batrachus Lin). J. Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. III (2) : 41-50. National Research Council (NRC). 1993. Nutrient requirements of fish. National Academy of Science, Washinton D.C. 114 pp. Phromkunthong, W., M. Midkhadee, 2001. Effect of linoleic acid and linolenic acid on growth, fatty acid composition and histological changes in green chatfish, Mystus nemurus Cuv. & Val. Songklanakarin. J. Sci. Technol. 23:37-54. Piliang W.G, dan S. Djojosoebagio. 1996. Fisiologi nutrisi volume I. Universitas Indonesia, 291 hal. Sargent, J.R, Douglas R, Tocher and J. Gordon Bell. 2002. The lipid, p. 181-257. In Halver, J.E and Hardy, R.W (Eds). Fish nutrition. Third Edition. Academic Press. Sargent, J.R, L.A. McEvoy, D. Tocher, and A. Estevez. 1999. Recent developments in the essential fatty acid nutrition of fish. Aquaculture, 177 : 191-199.
22
Sulhi, M. J. Subagja, S. Asih dan E. Nugroho. 2004. Perubahan musim serta induksi pematangan gonada ikan tor soro( Teleostei) melalui implantasi pellet hormon gonadotropin mamalia (HCG). Laporan hasil riset BRPBAT Bogor. 217-225. Supriatna. 1998. Pengaruh kadar asam lemak n-3 yang berbeda pada kadar asam lemak n-6 tetap dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan bawal air tawar (Colossoma macropamum Cuvier). [Tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 53 hal. Shikata, T. and S. Shimeno. 1994. Metabolic response to dietary stearic acid, linoleic acid and highly unsaturated fatty acid in carp. Biological Sciences and Living Resources (1991-Current Query:/HUFA). Abstract ASFA 1. Smith, R.R. 1989. Nutritional energetics, p. 1-29. In J. E. Halver (Ed). Fish nutrition. Academic Press, Inc., San Diego. Takeuchi, T. and T. Watanabe. 1977. Requirements of carp for essential fatty acid. Bull. Japan. Soc. Sci. Fish., 43 (5) : 541-551. Takeuchi, T. 1996. Essential fatty acids requirements in carp. Animal Nutrition, 49: 23-32. Takeuchi T. 1988. Laboratory work, chemical evaluation of dietary nutrition, p.179 – 229. In Watanabe T (ed). Fish nutrition and mariculture, JICA textbook the General Aquaculture Course. Tokyo: Kanagawa International Fisheries Training Center.
23
Lampiran 1. Metoda ekstraksi lemak dari tepung ikan. Ekstraksi lemak dari tepung ikan menggunakan alkohol 90% dengan perbandingan 8 : 1, yaitu untuk satu kilo bagian tepung ikan ditambahkan 8 liter alkohol sebagai berikut : 1. Timbang tepung ikan sebanyak 1 kg dan dimasukkan kedalam labu ukur 2. Tambahkan alkohol sebanyak 4 liter. 3. panaskan diatas tanur pada suhu 70 ºC selama 3 jam. 4. Pisahkan tepung ikan dari larutan alkohol-minyak ikan dengan menggunakan saringan halus. 5. Ulang kegiatan no. 1 dan 2 6. Kering anginkan tepung ikan agar alkohol yang tersisa bisa menguap dan hilang dari tepung ikan. 7. Setelah semua alkohol menguap, tepung ikan dapat digunakan untuk bahan baku pembuat pellet.
Lampiran 2. Prosedur analisa proksimat bahan pakan dan tubuh ikan A. Prosedur analisa kadar air 1. Cawan porselen dioven pada suhu 110 °C selama 1 jam dan kemudian ditimbang (X1) 2. Bahan diambil sebanyak 1 g (A) dan dimasukkan pada cawan tadi dan kemudian dipanaskan/dioven pada suhu 110 °C selama 2 jam. 3. Setelah dioven, cawan tersebut dipindahkan ke desikator selama 30 menit 4. Setelah dingin, cawan tersebut ditimbang dan beratnya dicatat (X2). 5. Kadar air dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (X + A) − X 2 ) Kadar Air (%) = 1 x 100% A
B. Prosedur analisa kadar abu . 1. Cawan porselen dioven pada suhu 110 °C selama 1 jam lalu didinginkan dalam eksikator selama 15 sampai 30 menit dan kemudian ditimbang (X1). 2. Bahan diambil 1 g (A) dan dimasukkan dalam cawan porselen tersebut. 3. Cawan yang berisi bahan tadi dipanaskan dalam tanur pada suhu 600 °C sampai bahan menjadi putih semua atau menjadi abu, kemudian dimasukkan ke oven (suhu 100 sampai 110 °C) selama 15 menit untuk menurunkan suhunya. 4. Cawan porselin dikeluarkan lalu didinginkan dalam eksikator selama 30 menit lalu ditimbang (X2). 5. Persentase kadar abu dihitung dengan menggunakan rumus : Kadar Abu =
(X1 − X 2 ) x 100% A
24
C. Prosedur analisa protein (Metode Kjeldahl) Tahap oksidasi 1. Bahan ditimbang 1 g (A) dengan menggunakan alumunium foil. Bahan yang telah ditimbang dimasukkan kedalam labu Kjedahl. 2. Kedalam labu no. 1 ditambahkan 3 gram katalis (K2 SO4 + CuSO45H2O) dengan rasio 9:1, dan 10 ml H2SO4 pekat untuk mempercepat penguraian 3. Labu Kjedahl dipanaskan dalam rak oksidasi/digestion selama 3 – 4 jam, sampai cairan dalam labu bewarna hijau. 4. Larutan didinginkan dan kemudian diencerkan dalam erlenmeyer sampai volume larutan mencapai 100 ml. Tahap destilasi 1. Larutan hasil oksidasi diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu destilasi dan kemudian ditambah dengan beberapa tetes H2SO4. 2. Erlenmeyer diisi dengan 10 ml H2SO4 0.05 N dan 2 tetes larutan indicator yang disimpan di bawah pipa pembuangan kondesor dengan cara dimiringkan sehingga ujung pipa tenggelam dalam cairan. 3. Larutan sample diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung destilasi melalui corong dan kemudian dibilas dengan aquades lalu 10 ml NaOH 30% dimasukkan melalui corong tersebut dan kemudian ditutup. 4. Campuran alkalin dalam labu destilasi disuling menjadi uap air selama 10 menit setelah terjadi pengembunan pada kondesor. Tahap titrasi 1. Hasil destruksi dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N hingga berubah warna. 2. Hasil volume titrasi dicatat. 3. Prosedur yang sama juga dilakukan pada blangko. 4. Prosentase protein dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 0,0007 × 6,25 x (ml blanko − ml titran) x20 Kadar protein (%) = x 100% A
D. Prosedur analisa kadar lemak Metode ekstraksi dengan Soxhlet 1. Labu ekrtaksi dipanasklan pada suhu 110 °C selama satu jam. Kemudian didinginkan selama 30 menit dalam eksikator dan ditimbang (X1 2. Bahan ditimbang sebanyak 3 g (A) dan dimasukkan dalam selongsong, setelah itu dimasukkan ke dalam soxhlet yang ditekan dengan pemberat pada bagian atasnya. 3. N-hexsan sebanyak 100 sampai 150 ml dimasukkan ke dalam soxhlet sampai selongsong terendam dan sisa hexsan dimasukkan ke dalam labu. 4. Labu yang sudah dihubungkan dengan soxhlet dipanaskan di atas water bath sampai cairan dalam soxhlet bewarna bening. 5. Labu dilepaskan dari soxhlet dan tetap dipanaskan hingga N-hexsan menguap semua. 6. Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15 hingga 30 menit dan ditimbang (X2).
25
7. Persentase lemak dihitung dengan menggunakan rumus : Kadar Lemak =
(X1 − X 2 ) x 100% A
Metode Folch et. Al. (analisis lemak untuk hati) 1. Labu silinder dioven pada suhu 110°C selama satu jam kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang (X1). 2. Bahan ditimbang 2 g (A) dan kemudian dimasukkan dalam gelas homogenizer, kemudian ditambahkan dengan larutan kloroform/methanol C (20xA) dan disisakan sebagian untuk membilas pada saat penyaringan. 3. Sample yang telah diberikan larutan kemudian dihomogenizer selama 5 menit, setelah itu disaring dengan bantuan vacuum pump. 4. Sample yang telah disaring dimasukkan kedalam labu pemisah yang telah diberikan larutan MgCl2 0,03 M sebanyak (0,2 x C), kemudian dikocok dengan kuat selam 1menit lalu ditup dengan aluminium foil dan didiamkan semalam. 5. Lapisan bawah yang terdapat pada labu pemisah disaring kledalam labu silinder , kemudian di-evavorator sampai kering. Sisa kloroform /methanol yang terdapat pada labu ditiup dengan bantuan pompa kemudian ditimbang (X2) 6. Persentase lemak kasar dihitung dengan menggunakan rumus : (X − X 2 ) Kadar Lemak = 1 x 100% A E. Prosedur analisa serat kasar 1. Kertas saring dipanaskan dalam oven selama satu jam pada suhu 110 °C kemudian didinginkan selama 30 menit dalam esikator lalu ditimbang (X1). Kertas saring tersebut kemudian dipasang pada corong dan dihubungkan pada vacum pump untuk mempercepat penyaringan. 2. Bahan ditimbang sebanyak 0,5 g (A) dan dimasukkan kedalam Erlimeyer 250 ml, kemudian ditambah dengan 50 ml H2SO4 0,3 N, lalu dipanaskan diatas pembakar bunsen 30 menit. 3. NaOH 1,5 N sebanyak 25 ml ditambahkan kelarutan tadi dan kemudian dipanaskan kembali selama 30 menit. 4. Larutan dan bahan yang sudah dipanaskan disaring dan dituangkan kedalam corong buchner , kemudian dibilas berturut turut dengan 50 ml air panas, 50 ml H2SO4 0,3 N dan 50 ml air panas lagi lalu 25 ml aseton. 5. Cawan porselen disiapkan setelah sebelumnya dipanaskan dalam oven bersuhu 105 sampai 110°C selam 1 jam. 6. Kertas saring dimasukkan kedalam cawan kemudian dipanaskan dalam oven bersuhu 105 sampai 110°C selam 1 jam lalu didinginkan dalam esikator selam 15 – 30 menit dan ditimbang X2. 7. Cawan kemaudian dipanaskan dalam tanur yang bersuhu 600 °C hingga berwarna putih atau menjadi abu (kurang lebih 4 jam), lalu dimasukkan dalam oven suhu 105 sampai 110 °C selama 15 menit kemudian
26
Lanjutan Lampiran 2.............. didinginkan dalam desikator selama 15 sampai 30 menit dan kemudian ditimbang (X3). Kandungan serat kasar dihitung dengan menggunakan rumus : Serat Kasar (%) =
(X 1 − X 2 − X 3 ) x 100% A
Lampiran 3. Prosedur pengukuran asam lemak (Takeuchi 1988)
Proses penyiapan analisis asam lemak Gas Liguid Chromatography (GLC) adalah sebagai berikut : a. Ekstraksi lemak (metode Folch) Sample dihancurkan dengan blender. Selanjutnya diambil sebanyak 15 g sample dan ditambah dengan 100 ml campuran kloroform-metanol (2:1) dan dihomogenisasi selama 5 menit. Homogenat yang telah dipisahkan dengan cara penyaringan, dan hasil saringannya dipindahkan ke dalam labu pemisah (200 – 300 ml) dan ditambahkan 10 ml MgCl2 0,03 M, dikocok kuat-kuat selama 1 menit. Setelah tercampur merata, pada labu tadi diisikan gas nitrogen dan ditutup rapat. Campuran tersebut dibiarkan selama satu malam pada temperature kamar sampai terjadi dua lapisan cairan. Lapisan atas dibuang dan lapisan bawah dipisahkan kedalam labu didih yang sudah diketahui bobotnya. Larutan tersebut dikeringkan dalam keadaan vacum. Lemak yang terkumpul ditimbang. b. Saponifikasi Lemak hasil ekstraksi (50 mg – 5 g) tersebut diatas dimasukkan kedalam labu didih 100 ml dan ditambahkan 1-2 ml KOH 50%, etanol 15 ml dan 2-3 butir batu didih, serta hidroquinon 5% dari lemak kasar. Refluks campuran tersebut pada suhu 80° C selama 30-60 menit untuk saponifikasi. Setelah dingin pindahkan kedalam corong pemisah (200 – 300 ml) dan ditambahkan 40 ml aquades dan 30 ml heksan. Selanjutnya dikocok selama satu menit sampai terjadi dua lapisan cairan. Lapisan atas yang terjadi dibuang dan lapisan bawah dipindahkan ke dalam corong pemisah lainnya lalu diekstraksi dengan heksan 40 ml. Larutan dikocok selama satu menit sampai terjadi dua lapisan cairan. Lapisan atas dibuang dan lapisan bawah dipindahkan ke dalam corong pemisah, dan kemudian ditambahkan heksan 50 ml, 2-3 tetes metal jingga dan 10 ml HCL 2 N dan dikocok lagi selam satu menit sampai terjadi dua lapisan cairan. Lapisan bawah dibuang dan lapisan atas dicuci dengan aquades 3-5 kali (20, 30, 40 dan 50 ml) dan dikocok kembali selama 1 menit. Lapisan bawah dibuang dan lapisan atas dicek pH-nya sampai netral, lalu diuapkan dalam vacum evaporator. Asam lemak yang terbentuk ditimbang. c. Preparasi metal ester asam lemak Tujuan preparasi metal ester asam lemak ini adalah untuk mendapatkan kandungan asam lemak dalam bahan yang dianalaisi dalam bentuk metal ester asam lemaknya. Hasil saponifikasi dimasukkan kedalam labu didih (100 ml) dan
27
Lanjutan Lampiran 3.............. ditambahkan 5 ml campuran BF3-metanol 20%. Labu ditutup, kemudian dipanaskan pada suhu 45 °C selama 30 menit dan ditambahkan 0,4-0,8 ml NaCl jenuh. Campuran tersebut diekstrak dengan 0,4 ml petroleum eter. Hasil ekstraksi tersebut ditambahkan 1 ml heksan dan siap untuk disuntikkan pada GLC.
Lampiran 4. Prosedur pengukuran tingkat hemolisis darah merah ikan
1. Sampel darah ikan di ambil dengan menggunakan syringe yang telah dibilas dengan anti-koagulan (Na-citrate 38%) 2. Kerapuhan osmotik dari sel darah merah ikan diuji dengan metode larutan garam (NaCl 0,2%) 3. 20 µl sample darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 5 ml larutan garam 0,2%. 4. Diamkan selama 30 menit, kemudian ditambah 2 ml larutan garam 0,9% 5. Kemudian disentrifugasi pada kecepatan 1700 rpm selama 15 menit. 6. pembacaan optical density (OD) supernatan pada panjang gelombang 540 nm 7. Penentuan% hemolysis secara relatif, berdasarkan pada nilai OD yang tertinggi.
Lampiran 5. Rata-rata bobot biomasa, pertumbuhan relatif, konsumsi pakan dan efisiensi pakan pada setiap ulangan.
Parameter Biomasa awal (g) Rata-rata Biomasa akhir (g) Rata-rata Pertumbuhan relatif (%) Rata-rata Konsumsi pakan (g) Rata-rata Efisiensi pakan (%) Rata-rata
1 2 1 2 1 2 1 2
A (1,3;0,2) 54,70 52,30 53,50±1,70 93,50 93,10 93,30±0,28 70,93 78,01 74,47±5,01 238,56 245,14 241,85±4,65 16,26 16,64 16,45±0,27
Perlakuan Kadar asam lemak n-6 dan n-3 (%) B C D (0,9;0,6) (1,2;0,6) (1,4;1,0) 53,60 53,90 53,70 51,60 52,30 52,60 52,60±1,41 53,10±1,13 53,15±0,78 90,10 92,20 89,20 88,20 92,40 87,80 89,15±1,34 92,30±1,14 88,50±0,99 68,10 71,06 66,11 70,93 76,67 66,92 69,52±2,00 73,86±3,97 66,52±0,57 204,50 192,30 189,54 214,71 189,32 178,76 209,61±7,22 190,81±2,11 184,15±7,62 17,85 19,92 18,73 17,05 21,18 19,69 17,45±0,57 20,55±0,89 19,21±0,68
E (0,6;1,0) 51,80 55,40 53,60±2,55 82,20 84,50 83,35±1,63 58,69 52,53 55,61±4,36 189,60 192,32 190,96±1,92 16,03 15,13 15,58±0,64
28
Lampiran 6. Analisis ragam pertumbuhan relatif ANOVA
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 468.543 64.105 532.648
df 4 5 9
Mean Square 117.136 12.821
F 9.136
Sig. .016
Duncana Perlakuan
Subset for alpha = .05 1 2 55.610 66.515 69.515 73.865 74.470 1.000 .086
N
E D B C A Sig.
2 2 2 2 2
Means for groups in homogeneus subsets are displayed a. Uses Harmonic mean Samples Size = 2.000
Lampiran 7. Analisis ragam konsumsi pakan ANOVA
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 4401.401 140.014 4541.415
df 4 5 9
Mean Square 1100.350 28.003
F 39.294
Sig. .001
Duncana Subset for alpha = .05 Perlakuan D C E B A Sig.
N 2 2 2 2 2
1 184.150 190.810 190.960
2
3
209.605 .265
Means for groups in homogeneus subsets are displayed a. Uses Harmonic mean Samples Size = 2.000
1.000
241.850 1.000
29
Lampiran 8. Analisis ragam efisiensi pakan ANOVA
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 32.825 2.052 34.877
df 4 5 9
Mean Square 8.206 .410
F 19.998
Sig. .003
Duncana Subset for alpha = .05 Perlakuan E A B D C Sig.
N 2 2 2 2 2
1 15.580 16.450
.232
Means for groups in homogeneus subsets are displayed a. Uses Harmonic mean Samples Size = 2.000
2
3
16.450 17.450
.179
19.210 20.550 .091
30
Lampiran 9. Komposisi proksimat tubuh, hati ikan batak (% bobot basah) dan tingkat hemolisis butir darah merah
Komposisi Proksimat Proksimat tubuh Protein 1 2 Rata-rata Lemak 1 2 Rata-rata Abu 1 2 Rata-rata Serat kasar 1 2 Rata-rata Kadar air 1 2 Rata-rata Proksimat hati Protein Lemak Air Tingkat hemolisis butir darah merah 1 2 3 4 Rata-rata
Awal
13,23
12,13
3,56
0,39
67,28
Keterangan : * tidak dianalisa
* * *
* * * *
A (1,3;0,2) 14,14 14,73 14,44±0,42 16,87 15,6 16,24±0,90 2,55 3,01 2,78±0,33 0,26 0,68 0,47±0,30 66,05 65,94 66,00±0,08 14,19 12,35 66,94
80,00 74,29 88,57 91,43 83,57±7,87
Perlakuan Kadar asam lemak n-6 dan n-3 (%) B C D (0,9;0,6) (1,2;0,6) (1,4;1,0) 13,82 14,15 13,99±0,23 16,86 15,96 16,41±0,64 2,58 2,83 2,71±0,18 0,55 0,67 0,61±0,08 65,88 65,80 65,84±0,06 13,20 13,99 68,15
72,86 69,29 72,86 62,14 69,29±5,05
14,98 14,39 14,19±1,12 16,65 15,90 16,28±0,63 2,78 2,55 2,67±0,16 0,61 0,60 0,61±0,01 64,66 66,54 65,60±1,33 13,44 14,97 67,11
77,14 74,29 89,29 75,71 79,11±6,89
14,97 14,93 15,00±0,04 13,83 14,81 14,32±0,69 2,41 2,15 2,28±0,18 0,60 0,55 0,58±0,04 66,94 66,82 66,88±0,08 14,00 13,45 67,60
89,29 75,71 73,57 80,71 79,82±6,98
E (0,6;1,0) 15,04 14,67 14,86±0,26 16,12 15,56 15,84±0,40 2,58 2,53 2,56±0,04 0,69 0,44 0,57±0,18 65,38 66,78 66,08±0,99 14,43 10,74 69,96
83,57 100,00 86,43 77,14 86,79±9,63
31
Lampiran 10. Analisis ragam kandungan protein tubuh ANOVA
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 1.391 1.562 2.953
df 4 5 9
Mean Square .348 .312
F 1.113
Sig. .443
Duncana Perlakuan B C A E D Sig.
Subset for alpha = .05 1 13.985 14.185 14.435 14.855 14.950 .157
N 2 2 2 2 2
Means for groups in homogeneus subsets are displayed a. Uses Harmonic mean Samples Size = 2.000
Lampiran 11. Analisis ragam kandungan lemak tubuh ANOVA
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 5.955 2.130 8.085
df 4 5 9
Mean Square 1.489 .426
F 3.495
Sig. .101
Duncana Perlakuan D E A C B Sig.
N 2 2 2 2 2
Means for groups in homogeneus subsets are displayed a. Uses Harmonic mean Samples Size = 2.000
Subset for alpha = .05 1 2 14.320 15.840 15.840 16.235 16.275 16.410 .067 .434
32
Lampiran 12. Analisis ragam kandungan air tubuh ANOVA
Sum of Squares Between Groups 6.050 Within Groups 2.808 Total 8.858
df 4 5 9
Mean Square 1.513 .562
F 2.694
Sig. .153
Duncana Perlakuan B C A E D Sig.
Subset for alpha = .05 1 2 65.600 65.840 65.840 65.995 65.995 66.080 66.080 67.780 .559 .056
N 2 2 2 2 2
Means for groups in homogeneus subsets are displayed a. Uses Harmonic mean Samples Size = 2.000
Lampiran 13. Analisis ragam tingkat hemolisis butir darah merah ikan ANOVA
Sum of Squares Between Groups 695.912 Within Groups 829.113 Total 1525.025
df 4 15 19
Mean Square 173.978 55.274
F 3.148
Sig. .046
Duncana Perlakuan B C D A E Sig.
N 4 4 4 4 4
Means for groups in homogeneus subsets are displayed a. Uses Harmonic mean Samples Size = 4.000
Subset for alpha = .05 1 2 69.288 79.108 79.108 79.820 79.820 83.573 86.785 .076 .198