untuk mengembangkan usaha taninya misalnya dengan melakukan pinjaman ke pihak bank. Bagi Pemerintah Daerah, Memfasilitasi dan mencipatakan iklim yang kondusif bagi kemitraan Mendorong adanya kerjasama/perjanjian tertulis dalam kemitraan. Bagi Penelitian Selanjutnya, Bagi para peneliti selanjutnya, disarankan untuk meningkatkan ketelitian dengan baik dalam kelengkapan data penelitian, Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan, tanpa melupakan nilai keaslian, dalam penelitian dengan tema kemitraan. DAFTAR PUSTAKA Ariyantoro 2006. Budidaya Tanaman Buahbuahan. Yogyakarta : PT. Citra Aji Parmana.
David
FR 2009. Manajemen Strategis Konsep-konsep. Jakarta : PT. Indeks kelompok Gramedia Dinas Pertanian 2010. Data Buah Naga Kabupaten Sragen. 2010. Sragen Jafar, M., 2003. Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Rangkuti F 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka. Suartha, Dewa 2009. Studi Kelayakan Agribisnis Buah Naga (Suatu Kajian Kepustakaan) Fak. Pertanian Univ. Mahasaraswati Mataram. GaneÇ Swara.Vol. 3 No.2 September 2009.
manajemen budidaya yang berorientasi pada mutu (5,791). SIMPULAN Alasan petani buah naga super red di Kabupaten Sragen menjadi mitra usaha pada CV Wana Bekti Handayani adalah karena ingin memperoleh kepastian pemasaran, pembayaran dilakukan tepat waktu, kerjasama yang memuaskan, dan meningkatkan wawasan (teknologi dan informasi) Kondisi kemitraan yang telah berjalan berada pada sel II yaitu tumbuh dan membangun dimana strategi yang dapat dikembangkan adalah penetrasi pasar (market penetration), pengembangan produk (product development) dan pengembangan pasar (market development). Alasan utama petani mitra usaha tidak menjualkan 100 % hasil panennya kepada CV Wana Bekti Handayani adalah dijual kepada masyarakat. Beberapa alternative strategi yang dapat dikembangkan dalam system kemitraan Hasil analisis SWOT menghasilkan alternative strategi yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan meningkatkan kualitas SDM melalui pembinaan dalam pengelolaan lahan, input, teknik budidaya; mengalokasikan SM yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki, Memperhatikan kualitas produk namun dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan serta membangun dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk kemitraan CV Wana Bekti Handayani dan merumuskan sistem
pengendalian manajemen budidaya yang berorientasi mutu. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam Kemitraan Produksi Buah Naga Super Red CV Wana Bekti Handayani di kecamatan Masaran Kabupaten Sragen berdasarkan matriks QSPM adalah strategi W-T yaitu Merumuskan sistem pengendalian manajemen budidaya yang berorientasi pada mutu (5,791). Saran yang dapat diberikan untuk Kemitraan Produksi Buah Naga Super Red CV Wana Bekti Handayani di kecamatan Masaran Kabupaten Sragen adalah Perusahaan berani mengapresiasi buah naga dari petani mitra dengan memberi harga yang lebih tinggi dari pihak luar sehingga akan memicu petani mitra untuk menjualkan 100% hasil panennya kepada perusahaan, dengan hal tersebut perusahaan tidak akan kekurangan bahan baku demi menjamin kontinuitas produksi, Perusahaan dapat memperluas jalinan kerja sama baik dengan petani lokal maupun petani dari daerah lain agar kontinuitas produksi buah naga super red tetap terjaga, Perusahaan melakukan perjanjian kemitraan secara tertulis agar kedua belah pihak lebih berkomitmen dalam melaksanakan tanggung jawab dan dalam memperoleh haknya. Bagi Petani Mitra, Petani harus lebih memahami arti sebuah kerja sama atau kemitraan agar tidak terjadi halhal yang merugikan pihak perusahaan misalnya menunda untuk menyetorkan hasil panen kepada perusahaan yang mengakibatkan hasil panen yang diterima perusahaan tidak lagi segar, Petani harus lebih mandiri dan berinisiatif
hubungan antara kelompok tani 3. Mengalokasikan SDM yang dengan perusahan mitra dan sesuai dengan keahlian yang stakeholder terkait untuk dimiliki (W1,W2, W4, O1, O3, memenuhi kebutuhan pasar O4,O) (S4,S5,S6,S7,S8,S9,S10,O2,O3, O4,O5) Tabel 23.Quantitative Strategic Planning (QSPM) Kemitraan Produksi Buah Naga Super red CV Wana Bekti Handayani, Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Faktor Kunci
Bobot Strategi I AS TAS
Kekuatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelemahan 1 2 3 4 5 Peluang 1 2 3 4 5 Ancaman 1 2 3 4 5 Total
Alternatif Strategi Strategi II AS TAS AS
Strategi III TAS
0,064 0,066 0,067 0,072 0,067 0,066 0,063 0,066 0,067 0,067
3 2 3 4 4 3 2 3 4 2
0,192 0,132 0,201 0,288 0,268 0,198 0,126 0,198 0,268 0,134
4 3 2 3 3 4 3 4 3 3
0,256 0,198 0,134 0,216 0,201 0,264 0,189 0,264 0,201 0,201
2 4 1 1 2 2 1 2 2 1
0,128 0,264 0,067 0,072 0,134 0,132 0,063 0,132 0,134 0,067
0,064 0,066 0,066 0,069 0,066
3 3 2 4 4
0,192 0,198 0,132 0,276 0,264
4 4 3 3 3
0,256 0,264 0,198 0,207 0,198
2 2 4 2 2
0,128 0,132 0,264 0,138 0,132
0,094 0,085 0,085 0,127 0,101
3 4 2 4 2
0,282 0,340 0,170 0,508 0,202
2 2 1 3 3
0,188 0,170 0,085 0,381 0,303
1 3 3 2 1
0,094 0,255 0,255 0,254 0,101
0,107 0,101 0,107 0,085 0,107
2 3 2 2 3
0,214 0,303 0,214 0,170 0,321 5,791
1 2 1 3 2
0,107 0,202 0,107 0,255 0,214 5,259
3 4 3 1 4
0,321 0,404 0,321 0,085 0,428 4,505
Sumber : Hasil Perhitungan QSPM Berdasarkan Tabel Quantitative Strategic Planning (QSPM) Kemitraan Produksi Buah Naga super red CV Wana Bekti Handayani, Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen didapatkan satu strategi dengan nilai total daya tarik yang paling tinggi yaitu : Merumuskan sistem pengendalian
Internal
Eksternal
1.
2.
3. 4. 5.
1. 2. 3.
4. 5.
Peluang (O) Potensi alam Kab Sragen yang mendukung pengembangan buah naga Adanya pembinaan dan penyuluhan dari Dinas Pertanian Kab Sragen Adanya “Gerakan Menanam Buah Naga” Permintaan buah naga yang tinggi Adanya penambahan komoditas baru dalam system kemitraan. Ancaman (T) Keadaan alam dan musim yang tidak menentu Munculnya hama tanaman buah naga Petani buah naga merah (Red) dengan luas lahan yang lebih luas Adanya tengkulak Fluktuasi harga pada awal dan akhir musim hujan
Kekuatan (S) Ketertarikan petani untuk mau membudidayakan buah naga 2. Adanya kemampuan keuangan 3. sebagai sumber pendapatan 4. Adanya kepastian pemasaran 5. Kualitas buah bagus 6. Packaging dengan system kartonisasi 7. Adanya kepastian tersedianya saprodi 8. Adanya komitmen terhadap bisnis 9. Adanya rasa saling membutuhkan antara perusahaan dengan petani mitra 10. Informasi terbuka / pola usaha kerjasama dalam pemenuhan kebutuhan Strategi S-O 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan meningkatkan kualitas SDM melalui pembinaan dalam pengelolaan lahan, input, teknik budidaya (S1,S2,S3,O1,O2) 2. Memperluas upaya pemasaran produk dan meningkatkan hubungan antara kelompok tani dengan perusahan mitra dan stakeholder terkait untuk memenuhi kebutuhan pasar (S4,S5,S6,S7,S8,S9,S10,O2,O3,O4,O5 1.
1.
2.
Strategi S-T Memperhatikan kualitas produk namun dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan serta membangun dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk kemitraan CV Wana Bekti Handayani (S1,S3,S4, S5,S6,T1,T2,T3, T4, T5) Pembinaan dan pemberian bantuan terhadap adanya penambahan komoditas baru dalam system kemitraan (S2,S9,T1)
1. 2. 3. 4. 5.
1.
2.
1.
2.
Kelemahan (W) Ketersediaan tenaga kerja sulit Masih rendahnya SDM dalam kemitraan Lemahnya kepastian hukum sistem kemitraan Keterbatasan bahan baku yang dimiliki system kemitraan Kurangnya komunikasi antara CV Wana Bekti Handayani dengan petani mitranya
Strategi W-O Mengalokasikan SDM yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki (W1, W2, W4, O1, O3, O4,O5) Membuat jadwal pertemuan secara rutin antara CV Wana Bekti Handayani dengan seluruh petani mitra (W2,W3,W5,O2, O5)
Strategi W-T Merumuskan sistem pengendalian manajemen budidaya yang berorientasi pada mutu (W1,W2,T1,T2,T4) Merumuskan sistem kemitraan yang adil bagi kedua belah pihak (W3,W4,T4)
Gambar 3. Matrik SWOT sistem Kemitraan Sumber : Analisis Hasil Penelitian Prioritas Strategi Kemitraan Berdasarkan alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dapat disederhanakan menjadi 3 alternatif strategi yang merupakan hasil hubungan matrik SWOT dan IE yang dimasukkan dalam pemilihan alternatife strategi
terbaik dengan menggunakan analisis QSPM, yaitu : 1. Merumuskan sistem pengendalian manajemen budidaya yang berorientasi pada mutu (W1,W2,T1,T2,T4) 2. Memperluas upaya pemasaran produk dan meningkatkan
EFE Total Weighted Score
IFE Total Weikghted Score Tinggi Sedang 3.00-4,00 2,00-2,99 I II Tumbuh dan Tumbuh dan Bina Bina
Rendah 1,00-1,99 III Pertahankan dan pelihara
Rata-rata 2,00-2,99
IV Tumbuh dan Bina
V Pertahankan dan pelihara
VI Panen atau Divestasi
Lemah 1,00-1,99
VII Pertahankan dan pelihara
VIII Panen atau Divestasi
IX Panen atau Divestasi
Kuat 3,00-4,00
Gambar 2. Matrik Internal – Eksternal Sistem Kemitraan Sumber : Analisis Hasil Pengamatan Matriks Internal-Eksternal (IE) memperlihatkan posisi kemitraan yang berjalan antara CV Wana Bekti Handayani dengan petani buah naga super red di Kabupaten Sragen saat ini adalah berada pada sel II yaitu posisi tumbuh dan bina. Berdasarkan posisi tersebut strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi-divisi ini. Analisis Matriks SWOT Sistem Kemitraan Dalam matriks SWOT dilakukan pencocokan factor internal dan factor eksternal untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan bagi kemitraan.
Wana Bekti Handayani dengan selain itu baik perusahaan petani mitra tergolong rata-rata, maupun petani telah menjalankan artinya tidak ada faktor yang kemitraannya sesuai dengan terlalu lemah dan faktor yang pedoman yang telah ditetapkan. terlalu kuat dan terlalu lemah, Tabel 7. Rekapitulasi Faktor Eksternal Terboboti Faktor Internal Peluang 1. Potensi alam Kab Sragen yang mendukung pengembangan buah naga 2. Adanya pembinaan dan penyuluhan dari Dinas Pertanian Kab Sragen 3. Adanya “Gerakan Menanam Buah Naga” dari Bupati 4. Permintaan buah naga yang tinggi 5. Adanya penambahan komoditas baru dalam system kemitraan Ancaman 1. Keadaan alam dan musim yang tidak menentu 2. Munculnya hama tanaman buah naga 3. Petani buah naga merah (Red) dengan luas lahan yang lebih luas 4. Adanya tengkulak 5. Fluktuasi harga pada awal dan akhir musim hujan Jumlah
Rating
Bobot
Bobot x rating
3
0.094
0.283
2
0.085
0.169
1
0.085
0.085
4 3
0.127 0.101
0.508 0.303
4
0.107
0.430
3
0.101
0.303
3
0.107
0.322
2 4
0.085 0.107
0.169 0.430
1,00
3,003
Sumber : Analisis rating dan bobot faktor eksternal Hasil penelitian menunjukkan bahwa Total skor faktor eksternal adalah sebesar 3,003 yang menunjukkan bahwa kemitraan produksi buah naga super red CV Wana Bekti Handayani berada pada posisi kuat (3,00 – 4,00) dalam merespon peluang dan meminimalkan pengaruh negatif dari ancaman eksternal. Hal ini sesuai dengan pendapat Rangkuti (2008), bahwa total skor matriks
EFE (eksternal factor evaluation) dari skor 3,00 hingga 4,00 menunjukkan posisi kuat. Analisis Penentuan Posisi dan Strategi Sistem Kemitraan Hasil analisis rating dan bobot faktor internal dan eksternal menghasilkan nilai masing-masing sebesar 2,729 dan 3,003 Posisi dalam matriks internal dan eksteral dapat dilihat pada gambar berikut ini
harga yang tidak sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan untuk usaha taninya walaupun telah melewati kesepakatan harga, hal ini sering terjadi terutama pada saat panen raya dimana harga buah jatuh. Alasan lain petani mitra tidak menjualkan 100 % hasil panennya adalah alasan sosial dengan persentase sebesar 33,33 %.
Berdasarkan hasil penelitian alasan sosial yang dimaksut adalah dimana setelah panen mereka membagikan sedikit hasil panen kepada tetangga maupun keluarga sebagai ucapan syukur. Selain itu juga dikarenakan ada ikatan yang erat dalam hubungan persaudaraan dan pertemanan terlebih karena kehidupan sosial di desa yang masih sangat tinggi
Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal 1. Analisis Faktor Internal Analisis faktor internal kemitraan disajikan dalam tabel berikut ini Tabel 6. Rekapitulasi Faktor Internal Terboboti Faktor Internal Kekuatan 1. Ketertarikan petani untuk mau membudidayakan buah naga 2. Adanya kemampuan keuangan 3. Sebagai sumber pendapatan 4. Adanya kepastian pemasaran 5. Kualitas buah bagus 6. Packaging dengan menggunakan system kartonisasi 7. Adanya kepastian tersedianya saprodi 8. Adanya komitmen terhadap bisnis 9. Adanya rasa saling membutuhkan antara perusahaan dengan petani mitra 10. Informasi terbuka / pola usaha kerjasama dalam pemenuhan kebutuhan Kelemahan 1. Ketersediaan tenaga kerja sulit didapatkan 2. Masih rendahnya SDM kemitraan 3. Lemahnya kepastian hukum dalam kemitraan 4. Keterbatasan bahan baku yang dimiliki system kemitraan 5. Kurangnya komunikasi antara CV Wana Bekti Handayani dengan petani mitranya Jumlah
Rating
Bobot
Bobot x rating
3
0.064
0.193
3 3 4 3 3
0.066 0.067 0.072 0.067 0.066
0.197 0.201 0.290 0.201 0.199
3
0.063
0.190
4 3
0.066 0.067
0.265 0.200
2
0.067
0.133
3
0.064
0.194
3 3
0.066 0.066
0.198 0.199
4
0.069
0.279
3
0.066
0.198
1,00
2,729
Sumber : Analisis rating dan bobot faktor internal Analisis faktor internal menghasilkan nilai total sebesar
2,729 berarti faktor kekuatan dan kelemahan didalam kemitraan CV
menghasilkan produk yang sesuai meningkatkan produksi dan mutu dengan standar perusahaan. produksi. Sedangkan bagi 2. Jenis Sistem Kemitraan pengusaha usaha kecil yang Jenis kemitraan yang menjadi mitra mempunyai dilaksanakan CV Wana Bekti kewajiban untuk memasokkan Handayani dengan petani buah hasil produksinya kepada naga di Kabupaten Sragen pengusaha besar mitranya dengan merupakan Pola Kemitraan jumlah dan standar mutu sesuai Sederhana (Pemula) dimana dengan standar yang telah dalam kemitraan ini secara garis disepakati bersama. besar perusahaan/pengusaha Alasan Petani Buah Naga Super besar mempunyai tanggung Red tidak menyetorkan 100% jawab terhadap pengusaha kecil hasil panennya kepada CV Wana mitranya dalam memberikan Bekti Handayani bantuan atau kemudahan Berdasarkan hasil wawancara dengan memperoleh permodalan untuk petani mitra , alasan petani mitra mengembangkan usaha, tidak menyetorkan 100% hasil penyediaan sarana produksi yang panennya karena dijual kepada dibutuhkan, bantuan teknologi masyarakat. terutama teknologi untuk Tabel 4. Alasan petani mitra tidak menyetorkan 100% hasil panennya kepada CV Wana Bekti Handayani
No.
Macam alasan
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1
Dijual kepada masyarakat sekitar
4
66,67
2
Alasan sosial
2
33,33
Jumlah
6
100%
Sumber : Data Primer Menurut Hafsah (2003) Permasalahan lain yaitu pihak petani plasma yang telah terikat kesepakatan dengan pihak perusahaan inti seringkali menjual hasil usahatani secara diam-diam manakala harga diluar lebih tinggi dibanding harga kesepakatan. Kondisi ini berakibat pada biasnya pelaksanaan system kemitraan yang semula berprisip saling menguntungkan dan saling membutuhkan. Alasan petani mitra menjual hasil panennya kepada
masyarakat sekitar adalah karena adanya permintaan dari konsumen seperti tetangga, teman, kenalan, saudara dan sebagainya, selain itu harga jual ke luar biasanya lebih tinggi dari harga kesepakatan dengan perusahaan mitra. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebenarnya posisi tawar petani lemah karena petani kurang memiliki akses pasar, serta informasi pasar dan permodalan yang tidak memadahi. Lemahnya posisi tawar petani ini menyebabkan petani mendapatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Alasan Keikutsertaan Petani mitra dalam Sistem Kemitraan Berdasarkan hasil wawancara dengan petani mitra, diperoleh beberapa
alasan keikutsertaan petani dalam sistem kemitraan dengan CV Wana Bekti Handayani.
Tabel 2. Alasan Keikutsertaan Petani Mitra dalam Sistem Kemitraan Produksi Buah Naga Super Red CV Wana Bekti Handayani No 1. 2. 3. 4. 5.
Macam Alasan Ingin memperoleh kepastian pemasaran Pembayaran tepat waktu Kerjasama yang memuaskan Meningkatkan wawasan (teknologi dan informasi) Memperoleh kepastian saprodi
Jumlah Orang 6*
Persentase (100%) 100 %
6* 6* 4*
100 % 100 % 66,6%
3*
50%
Sumber : Data Primer Keterangan : * petani menjawab lebih dari satu jawaban Alasan keikutsertaan petani mitra dalam sistem kemitraan adalah karena pembayaran dilakukan CV Wana Bekti Handayani dengan tepat waktu saat petani mengantarkan hasil panennya dengan persentase 100%, petani memperoleh kepastian pemasaran buah naga super red karena perusahaan mampu membeli keseluruhan produk petani persentase 100%, kerjasama yang memuaskan dengan perusahaan sebesar 100%, meningkatkan wawasan teknologi dan informasi karena dapat saling berbagi masalah dan pengalaman dengan perusahaan dengan persentase sebesar 66,67% dan memperoleh kepastian saprodi karena petani mendapatkan bantuan peminjaman saprodi seperti keranjang buah dan gunting dengan persentase 50%.
Kondisi Kemitraan 1. Mekasnisme Pelaksanaan Kemitraan Mekanisme pelaksanaan system kemitraan CV Wana Bekti Handayani dengan petani buah naga Super Red di Kabupaten Sragen diawali dengan petani harus menggunakan bibit buah naga Super Red dari perusahaan. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat mengawasi dan mengontrol kualitas produk sama dengan standar perusahaan. Bibit dari CV Wana Bekti Handayani merupakan bibit unggul hasil persilangan dan memiliki sifat yang lebih tahan dibanding dengan buah naga Super Red lainnya. Setelah petani menjadi mitra usaha CV Wana Bekti Handayani kemudian diberikan pembinaan dan pendampingan dalam teknik budidaya buah naga yang baik dan benar sehingga
saling menguntungkan antara petani
dan perusahaan.
METODE PENELITIAN Desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan teknik studi kasus. Pengambilan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sragen dengan pertimbangan sebagai tempat terjalinnya sistem kemitraan
produksi buah naga super red CV Wana Bekti Handayani. Di Provinsi Jawa Tengah terdapat 7 Kabupaten yang telah membudidayakan buah naga salah satunya adalah Kabupaten Sragen. Tabel 1 adalah data perkembangan tanaman buah naga di provinsi Jawa Tengah tahun 2010.
Tabel. 1 Data Perkembangan Tanaman Buah Naga Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010 No
Kabupaten
1 Boyolali 2 Karanganyar 3 Kendal 4 Semarang 5 Grobogan 6 Wonogiri 7 Sragen Jumlah
Luas Lahan (Ha) / Jmlh btg 800 btg 3 Ha 11 Ha 500 btg 1900 btg 600 btg 3,4 Ha
Jumlah Petani (orang) 2 2 2 1 2 1 12 22
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, 2010 Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive atau disengaja. Penentuan informan
untuk kondisi kemitraan dan identifikasi fackor internal eksternal adalah direktur, bagian IT dan Publikasi serta 6 petani mitra. Penentuan informan untuk penilaian bobot dalam matriks SWOT dan QSPM adalah direktur, bagian IT dan publikasi serta 2 orang petani mitra. Teknik analisis data yaitu Studi Kasus. Untuk menganalisis kemitraan yang berjalan secara intensif dan mendetail. Analisis “Internal Faktor Evaluation” (Analisis Faktor Internal) untuk
mengidentifikasi faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dan “External Faktor Evaluation” (Analisis Faktor Eksternal) untuk mengidentifikasi factor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman (Rangkuti, 2006). Selanjutnya faktor internal maupun eksternal diisikan pada matriks SWOT digunakan untuk menyusun alternativestrategi pengembangan kemitraan dan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan lingkungan eksternal dan internal system kemitraan digunakan Matriks QSPM (David, 2009)
PENDAHULUAN Pengembangan agribisnis di Indonesia pada saat ini sangatlah potensial. Hal ini terlihat dalam program pembangunan agribisnis yang dijalankan pemerintah dewasa ini merupakan pembangunan pertanian modern dalam arti petani sebagai pelaku dalam mengelola usahataninya dituntut untuk lebih mengarah kepada orientasi bisnis walaupun belum mencapai taraf optimal. Komoditas hortikultura, khususnya buah-buahan memiliki prospek dalam sektor pertanian. Pengembangan buah-buahan berpola agribisnis dan agroindustri sangat cerah karena permintaan terhadap komoditas tersebut cenderung naik, baik di pasar dalam maupun luar negeri. Potensi sumber daya alam di dalam negeri masih memberikan peluang untuk meningkatkan produksi aneka jenis buah-buahan (Ariyantoro, 2006). Salah satu jenis komuditi hortikultura yang dapat dikembangkan untuk orientasi agribisnis adalah tanaman buah naga (Suartha,2009). Buah naga merupakan kerabat tanaman kaktus (Cactacea) yang berasal dari daratan Mexico, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Buah ini mulai dikenal di Indonesia pada awal tahun 2000-an. Sebagai tanaman introduksi dan relatif baru, diversitas buah naga di Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu daerah yang mengembangkan budidaya buah naga adalah Kabupaten Sragen. Komoditas buah naga telah dibudidayakan oleh beberapa petani dan kini menjadi salah satu komoditi andalan Dinas Pertanian Sragen. Saat ini total produksi buah naga Super
red di kabupaten Sragen pada bulan Desember 2010 mencapai 10,30 ton (Dinas Pertanian, 2010). Masalah yang muncul pada petani khususnya petani buah naga di kabupaten Sragen adalah harga buah naga yang fluktuatif. Harga buah naga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Selain itu cuaca juga mempengaruhi kualitas buah naga karena tanaman ini tidak tahan dengan genangan air. Apabila kualitas buah naga yang dihasilkan rendah maka harga jual buah naga akan rendah. Harga yang fluktuatif tersebut akan berdampak pada permodalan yang akan mempengaruhi pengadaan input usahatani buah naga. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan kemitraan dengan CV Wana Bekti Handayani merupakan suatu badan usaha yang berada di daerah desa Dukuhan, Prampalan, Krikilan, Masaran, Sragen yang mana badan usaha ini bergerak dibidang agroindustri, juga sebagai petani dan penyalur buah naga SuperRed. Tujuan perusahaan melaksanakan kegiatan sistem kemitraan yaitu untuk meringkankan beban perusahaan memperoleh jaminan suplai bahan baku secara kontinyu dan berkualitas yang telah ditetapkan perusahaan. Hal-hal tersebut diatas melatarbelakangi pemilihan CV Wana Bekti Handayani dengan petani buah naga mitra usaha sebagai obyek penelitian dan kemitraan sebagai pembahasan utama. Untuk menjalin sebuah hubungan kemitraan maka harus memilih strategi yang tepat. Karena dalam sebuah kemitraan diharapkan adanya hubungan timbal balik yang
ANALISIS KEMITRAAN PRODUKSI BUAH NAGA SUPER RED CV WANA BEKTI HANDAYANI DI KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN Rika Nugrahaningtias T, Totok Mardikanto, Bekti Wahyu U Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457 E-mail:
[email protected] Telp. 085728221007 This study aimed to identify the reasons of dragon fruit farmers became business partners, identify the conditions that have been running in partnership system, identify the cause of dragon fruit farmers did not sell 100% yields and formulate priorities partnership of development strategy that implemented in partnership CV Wana Bakti Handayani in Sragen. The research design used is descriptive research. Determining the location of the research done on purpose. Subject retrieval is done deliberately. Data was collected through interviews and observation techniques. Analysis of the data using the IFE matrix and EFE, IE and SWOT matrix and matrix QSPM. The results show the main reason farmers participation as a partner in a partnership is payments on time. CV Wana Bakti Handayani’s partnership is simple partnership (Beginner). The main reason farmers did not deposite 100% of the yield is due to be sold to outside parties. Alternative strategies that appear in the SWOT, include formulate management control systems-quality oriented of cultivation, expanding the product marketing efforts and enhance the relationship between farmer groups with corporate partners and relevant stakeholders to fulfill market needs and managing human resources in accordance with their expertise. Priority strategy of partnership development is a W-T strategy that formulated cultivation management control system oriented quality with value of TAS / Total Attractiveness Score of (5.791) Keywords: Partnership, Partnership Pattern, SWOT Analysis, QSPM Analysis Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alasan petani buah naga menjadi mitra usaha, mengidentifikasi kondisi yang telah berjalan dalam system kemitraan, mengidentifikasi penyebab petani buah naga tidak menjaual 100% hasil panen dan merumuskan prioritas strategi pengembangan kemitraan yang diterapkan dalam kemitraan CV Wana Bekti Handayani di Kabupaten Sragen. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja. Pengambilan subjek dilakukan secara sengaja. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan matriks IFE dan EFE, matriks IE dan SWOT serta matriks QSPM. Hasil penelitian menunjukkan alasan utama keikutsertaan petani mitra dalam kemitraan karena pembayaran tepat waktu. Pola kemitraan CV Wana Bekti Handayani merupakan pola kemitraan sederhana (Pemula). Alasan utama petani mitra tidak menyetorkan 100% hasil panen adalah karena dijual kepada pihak luar. Alternative strategi yang muncul di SWOT antara lain merumuskan sistem pengendalian manajemen budidaya yang berorientasi pada mutu, memperluas upaya pemasaran produk dan meningkatkan hubungan antara kelompok tani dengan perusahaan mitra dan stakeholder terkait untuk memenuhi kebutuhan pasar dan mengelola SDM yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Prioritas strategi pengembangan kemitraan adalah strategi W-T yaitu merumuskan sistem pengendalian manajemen budidaya yang berorientasi pada mutu dengan nilai TAS/Total Attractiveness Score sebesar (5,791). Kata Kunci : Kemitraan, Pola Kemitraan, Analisis SWOT, Analisis QSPM