Daftar Pustaka Anugrah, Dadan., Winny Kresnowiati. Komunikasi Antar Budaya. Jakarta: Jala Permata, 2008 Aw, Suranto. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010 E. Graves, Elizabeth. Asal-usul Elite MinangKabau Modern. Jakarta: Buku Obor, 2007 Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press, 2008 J. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosda: Bandung. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda, 2007 Mulyana, Deddy. Komunikasi Efektif. Bandung: Rosda, 2005 Mulyana, Deddy., Burhan Mungin. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Rosda, 2005 Mungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group, 2007 Nova, Firzan. Crisis Public Realations. Jakarta: Grasindo, 2009 Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda, 2004 Senjaya, Sasa Djuarsa., dkk. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007 Sihabudin, Ahmad. Jakarta: Komunikasi Antar Budaya, Suatu Perspektif Multidimensi. Bumi Aksara:, 2011 Sriwartini, Yayu, M.Si., dan Kartikawati, Dwi, M.Si. Jakarta: Komunikasi Antar Pribadi. LPPK Trasej, 2009
82
Soehoet, Hoeta. Filsafat Komunikasi. Jakarta: IISIP, 2003 Widjaja, H.A.W. Jakarta: Komunikasi, Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara, 2008
83
Daftar Pertanyaan 1. Apa yang anda ketahui tentang budaya? 2. Apakah anda mengetahui adat Minang? 3. Sejak kapan anda tinggal di Jakarta? 4. Apakah anda pernah merasakan kendala hidup dengan orang-orang yang berbeda budaya dengan anda? 5. Apakah anda pernah merasakan atau mengalami kendala dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda budaya dengan anda? 6. Apakah anda dan keluarga menganut budaya Minang? 7. Apakah benar salah satu adat Minang harta waris dalam keluarga hanya diserahkan kepada anak perempuan? Apakah itu tidak bertentangan dengan ajaran agama islam yang daunt oleh orang Minang? 8. Apakah keluarga anda mengharuskan anak dalam keluarga menikah dengan sesama orang minang? 9. Jika tidak, bagaimana aliran keturunan kelurga selanjutnya? 10. Apakah lama anda tinggal di Jakarta mempengaruhi pola pikir anda terhadap kebudayaan dan adat Minang? 11. Apakah anda sering bergaul atau berinteraksi dengan masyarakat? 12. Bagaimana anda dalam bermasyarakat dan bertetangga? 13. Bagaimana anda dalam keluarga? 14. Siapakah yang paling berperan dalam keluarga, ayah atau ibu? Baik dalam hal mendidik anak dan mencari nafkah. 15. Bagaimana komunikasi anda dalam keluarga anda?(pola Komunikasi)
Draf wawancara dengan saudara Titik; 1. Lo tau budaya? -menurut gue budaya itu kebiasaan dari suatu daerah tertentu “budaya apa yang lo tau?” -banyak sih, namanya juga Indonesia. Ada budaya betawi, jawa, sunda, batak, bugis, Madura, oh ya budaya gue, minang hehehee. 2. Lo tau adat padang? -Adat Padang ya? Emm. . . adat padang itu beda sama adat-adat daerah lain. adat Padang itu ada banyak, kalo disebutin satu-satu pusing juga. Soalnya banyak sih. “kalo adat keturunan?” -Oh, adat keturunan ya? Adat keturunan di Padang itu bisa dibilang matrilineal beda sama daerah lain apa lagi orang Batak, kita bertentangan banget tuh sama orang Batak. Kalo matrilineal itu bisa dibilang dalam keluarga, keturunan itu ngikutin ibu. Kalo di Batak kan jelas banget bedanya. Kalo di Batak keturunan dalam keluarga ya ngikutin Bapak. 3. Oh, ya lo tinggal di Jakarta dari kapan? -dari gue tamat sma sih, sekitar tahun 2007 “berarti lo merantau ke Jakarta baru?” -enggak sih, gue merantau ke Jakarta dari kecil, dari umur gue enam tahun. Tapi gue gak netap di Jakarta, gue ikut tante gue adenya nyokap gue di Jawa. “berarti lo ngerantau karna tante lo?”
-bukan, awalnya gue itu diajak nenek. Niatnya sih main-main, buat liiburan pertama gue ke Jakarta tempat tante gue yang satu lagi, terus nenek ngajak gue ke Jawa Tengah. Disana ada adeknya nyokap gue. Kebetulan tante gue ini belum punya anak udah setahun nikah. Awalnya sih karna tertarik sama gue tante gue mu ngasuh gue, katanya gue rajin hehehe . . . (sambil tertawa) ya, dari situ gue diasuh sama tante gue, disekolahin juga, udah kayak anaknya sendiri deh. “terus lo pindah lagi ke Jakarta kapan?” -nah, gue pindah lagi ke Jakarta itu ya tadi gue bilang sekitar tahun 2007, itu setelah gue lulus sma, itu juga karna suaminya adek nyokap gue yang nyuruh gue ke Jakarta. “kok lo disuruh ke Jakarta? Buat apa?” -om gue nyuruh gue buat bantuin usaha barunya dan karna gue juga dijanjiin bakal di kuliahin. Karna tawarannya menarik makanya gue mau ke Jakarta. 4. “Lo kan dari Padang nih tik, terus pindah tinggal di Jawa, terus ke Jakarta, nah di Jawa dan di Jakarta itu kan gak semuanya orang Padang tapi banyak banget budaya-budaya lain. lo ngerasa sulit gak sih buat berdaptasi dengan mereka yang beda budaya sama lo?” -beradaptasi ya? Emm. . . ya awal gue pindah dari kampung gue memang rada asing (sedikit asing) sama tempat baru gue, apa lagi waktu itu kan gue masih kecil banget di bawa ke Jawa. Tapi ya, gue berusaha buat beradaptasi, gue berusaha buat selalu bersikap baik sama siapapun. Gue bersikap gimana orang bisa nerima gue. 5. “Gue rasa sebaik-baiknya lo bersikap pasti dong lo pernah punya masalah sama orang. Ya, kan namanya orang punya latar belakang budaya berbeda, punya kebiasaan juga yang beda kan? Ada gak sih
kendala lo atau lo pernah ngerasa punya konflik atau masalah sama temen atau orang-orang sekitar lo?” -kendala? Ya, pasti ada lah. Konflikpun gue pernah ngalamin, apa lagi sama orang-orang sekitar gue. Contoh kecilnya aja nih ya, kalo kendala itu mungkin kalo gue ngomong sama orang jawa kali yaa. . . soalnya gini, ada temen gue orang jawa dia risih banget kalo gue ngomong sama temen-temen gue, gue ngomongnya teriak-teriak. Sebenernya sih gak teriak tapi ya karna orang minang itu rata-rata ngomongnya kenceng jadi kalo gue ngomong kata temen gue, gue kayak ngajakin ribut. Padahal mang dah dasarnye begini. Hehehee. . .(sambil tertawa). Trus kalo gue tuh orangnya gak bisa pelan-pelan ngelakuin apapun, pasti buru-buru. Beda sama temen gue orang jawa ada namanya Janti, dia itu kalo ngelakuin apapun pasti ati-ati(hati-hati), pelan-pelan pokoknya rapih deh. Nah, dia yang suka nasehatin gue dan risih, ngomel-ngomel juga kalo gue udah buru-buru. 6. “Jadi lo dan keluarga lo masih nganut budaya dan adat minang gak menurut lo?” -Pasti dong, budaya dan adat masih banget dikeluarga gue. Walau gue akuin gak seperti dikampung sih. “Kan lo udah ngerantau ke Jakarta dan itu juga sebentar menurut gue, keluarga tante lo juga. Kenapa lo sama keluarga lo masih bisa mempertahanin adat dan budaya sedangkan di Jakarta kan banyak banget budaya-budaya lain mang gak berpengaruh sama lo dan keluarga lo?” -memang sih banyak budaya di Jakarta ini, tapi menurut gue kenapa gue dan keluarga gue khususnya masih mempertahankan budaya gue walau gak sepernuhnya nih ya, yak arena orang tua gue masih selalu berhubungan dengan keluarga besar, dan ruang lingkup kita gak jauh-jauh dari keluarga. Kayak misalnya tempat tinggal, semua keluarga gue yang
dari nyokap khususnya tinggalnya itu gak jauh-jauh. Juga tempat usaha, rata-rata keluarga gue itu dagang semua nah, tempat mereka dagang itu masih satu pasar. Gue punya kakak, dia baru nikah awal tahun ini, dia ikut suaminya tapi tetep aja kakak gue selalu berhubungan dan komunikasi sama keluarga dari nyokap gue, tinggal dan usahanya gak jauh dari keluarga gue. “tunggu, maksud lo berarti lo itu ikut keluarga nyokap (ibu) lo?” -iya “terus?” -ya, yang pasti faktor utama menurut gue itu komunikasi. Soalnya mau keluarga nyokap gue tinggal di Padang, Jawa, Jakarta, Batam, atau di Pekan Baru semuanya pasti selalu komunikasi. Kalo ada masalah pasti nelpon, kalo gak bisa diselesaiin ditelpon dating ke Jakarta atau dating ke Padang. Terus kalo ada acara semua harus dirembukin bareng-bareng walau ya itu tadi gak semua di Jakarta tapi tetep keputusan di ambil bareng-bareng. Gituu. . .” 7. “Bener gak sih di Padang itu harta waris jatuh ke anak perempuan, sedangkan setahu gue orang padang itu mayoritas adalah orang islam. Berarti menyalahkan agama dong?” -gini lho, maksudnya yang gue tau dari orang tua gue harta waris dalam keluarga minang di berikan ke pihak perempuan atau anak perempuan itu karna ada maksudnya. Maksudnya itu anak laki-laki dinilai lebih bisa mandiri buakan berarti perempuan gak mandiri, tapi anak laki-laki-laki bisa berusaha dan nyari uang sendiri tidak ada yang terlalu dikhawatirkan. Sedangkan perempuan bisa dibilang perempuan itu lemah walau banyak perempuan sekarang yang gak mau dibilang lemah. Kalo laki-laki tidur atau tinggal dimana aja bebas gak ada yang perlu ditakutin, sedangkan perempuan? Banyak yang bisa terjadi, diperkosa misalnya, dibunuh dll.
“terus hubungannya apa? -karena perempuan sulit untuk berusaha perempuan harus diberikan modal. Nah, harta keluarga adalah modal untuk melakukan usaha tapi bukan berarti semua harta itu milik anak perempuan, melainkan harta keluarga itu dititpin keanak perempuan tertua khususnya untuk dikelola dan harta itu gak boleh dijual tanpa persetujuan anggota keluarga termasuk anak laki-laki dalam keluarga, dan pengelolaan tersebut dibantu oleh adik laki-laki dari ibu (paman/mamak) dan harta itu istilahnya di padang harta pusako. 8. “Terus lo diharusin nikah sama orang padang juga?” -kalo diliat dari adat ya memang harus. Ada beberpa faktor yang ngeharusin gue nikah sama orang padang juga. “apa?” -pertama, karna keluarga gue tau gimana orang minang. Kedua, menantu dari luar minang itu belum tau budaya dan adat minang. Kita kan harus ngajarin dia dulu gimana, bisa masuk atau gak, bisa dibilang ribetlah. Terus yang ketiga, biar adat minang itu bisa terjaga intinya sih begitu. “berarti lo bakal nikah juga sama orang padang gito?” -ya, kalo menurut gue sih, enggak juga. Gue nilainya baliik lagi keindividunya, keorangnya. Yaa. . . walau gimanapun kan setiap orang gak punya sifat dan karakter yang sama. Semua pasti beda, kalo misalnya gue dapet pasangan yang memang baik dan bisa nerima gue dan keluarga gue apa adanya, nyambung juga sama gue, kenapa enggak? Gak harus maksain dengan orang padang juga kalo gue. Yang penting seiman, baik, sopan, tanggung jawab.
“Kalo matrilineal itu kan bisa terjadi kalo dua-duanya berasal dari padang kan? Terus gimana kalo nikahnya gak sama orang padang, jawa misalnya? Adat matrilinealnya tetep?” -ya, itu sih tergantung dari dari pasangan yang nikah itu. Kesepakatan mereka berdua aja. 9. “Lo orang padang nih ya, dan lo tinggal di Jakarta, menurut dengan lo tinggal dan besar di Jakarta itu mempengaruhi pola pikir lo gak sih?” -kalo pola pikir gue, gue ngerasa ada sih yang berpengaruh buat gue secara gue juga kan bergaul bukan Cuma dengan keluarga gue, ada temen-temen gue dari berbagai budaya dan gue juga kuliah bergaul dengan orang-orang yang bisa dibilang berpendidikan, gue ngerasa pola pikir gue terpengaruh. “apa yang berpengaruh menurut lo?” -menurut gue yang berubah, gue mikir gak semua adat itu harus diterima. Kayak misalnya adat perkawinan tadi deh, yang ngeharusin nikah sesama orang padang. Kalo jodoh gue orang jawa gimana? Namanya jodoh ditangan Tuhan kan, ya kita harus realistis lah. . . 10. “Lo sering bergaul gak sih?” -ya, pasti lah. . . tapi aktifitas gu itu kebanyakan diluar rumah. Kayak kampus, tempat kerja, tapi kalo dirumah jarang soalnya gue pergi pagi pulang malem jadi kalo sama tetangga agak kurang akrab 11. “Terus lo gimana dikeluarga?” -Maksudnya? “keakraban lo sama keluarga lo?”
-Gue kan tinggal sama tante gue disini, ya gue akrablah sama keluarga tante gue. Cuma kalo buat komunikasi yang intens itu cuma pas kalo kita lagi ngumpul aja. “kapan tuh waktu lo ngumpul-ngumpul? -ya, paling kalo waktu malem minggu. Kan keluarga tante gue ini kan punya usaha, dan tante gue sama suaminya usahanya beda-beda, waktu pulangnya pun beda. Tapi usahanya itu kalo malem minggu nutupnya sama-sama malem sekitar jam 11 baru sampe rumah semua. Disitu waktu kita kumpul. “tante lo sama suaminya itu punya usaha masing-masing?” -iya “jadi yang nyari nafkah dikeluarga gak cuma suami tapi istri juga?” -iya, semua keluarga besar gue rata-rata begitu khususnya adek nyokap gue, kayak tante gue sama suaminya, sama-sama nyari duit” 12. Tik, lo kan tinggal sama keluarga tante lo, menurut lo keluarga tante lo itu harmonis gak sih? -emm. . . kalo dibilang harmonis enggak juga sih, kalo dibilang berantakan enggak berantakan, ya datar-datar aja, biasa aja. “maksudnya?” -ya, jujur ya kalo dibilang dari komunikasi dikeluarga tante gue ini gak kayak keluarga pada umumnya lah ya. . . tante gue dan suaminya itu samasama sibuk. Jadi antara orang tua sama anak gue liat gak deket, bisa dibilang cuek. Walau tante dan suaminya itu cuek tapi tetp merhatiin anakanaknya. “maksud lo komunikasinya itu gak efektif gitu?
-bisa dibilang begitu. Tante gue sama suaminya itu jarang banget punya waktu buat anaknya. Intinya tante gue itu kasih kepercayaan sama anakanaknya, kemana mau pergi ngomong. “curhat gitu gak ada?” -gak ada sih gue liat. Anaknya yang kedua itu yang cewe kalo curhat ya paling ke gue atau ke sepupu-sepupu yang lain, kalo kenyokapnya malah gak ada. malah nyokapnya kadang-kadang yang curhat kedia. Kalo yang cowo gak pernah curhat ma keluarga malah lebih jarang dirumah dia, komunikasi ke orang tuanya paling masalah duit jajan, masalah kuliah. “kalo komunikasi tante lo ke suaminya?” -kalo komunikasi tante gue ke suaminya hampir setiap hari pasti komunikasi ya, apa lagi gue sering denger suaminya tante gue itu kalo malem pas anak-anaknya dan orang-orang rumah udah pada tidur mereka ngobrol. Entah ngomongin anak-anak, ngomongin usaha mereka, atau masalah keluarga besarnya tante gue macem-macem deh. “kalo komunikasi antara anak-anaknya tante lo gimana?” -kalo komunikasi antara anak-anaknya tante gue beda nih, gue gak pernah liat merka itu akrab. Paling kalo yang anak pertama itu cowo ngomong sama anak kedua itu cewe cuma seperlunya aja, gak pernah komunikasi yang intens, kayak curhat itu gak pernah. Bisa dibilang lo ya lo, gue y ague, cuek deh. Tapi kalo yang bontot itu kan paling badung ya, tapi kalo kakak cewenya udah ngomong gak bisa dia ngomong enggak pasti nurut. Dia takut banget sama kak perempuannya itu bahkan lebih takut dari pada ke orang tuanya, tapi kalo sama kakak cowonya masih biasa aja dia, kadang-kadang bercanda.
Draf wawancara dengan saudara Aldino Gusman 1. “No, lo tau budaya gak?” -budaya itu bisa dibilang kebiasaan masyarakat suatu daaerah. Bener gak sih? Setau geu begitu. “Budaya apa aja yang lo tau?” -betawi, sunda, jawa, padang, aceh, lampung, batak, papua, manado, banyak deh. . 2. “Lo tau adat minang gak?” “Budaya minang ya?? Emm. . . gue sih gak begitu tau pasti ya gimana budayanya. Soalnya kan gue lahir dan tinggal di Jakarta, dari gue kecil sampe umur gue sekarang 23tahun bisa diitung pake jari berapa kali gue ikut pulang kampung sama orang tua gue. Dan di keluarga, orang tua gue gak ada sih ngajarin budaya-budaya kampung gito” “Lo tau adat Matrilineal?” -gak tau “Matrilineal itu system keturunan yang ngikutin ibu. Setau gue orang minang itu nganut system matrilineal, gimana dengan keluarga lo?” -gak tau deh, yang gue tau keluarga gue memang lebih sering kumpul dengan keluarga nyokap dang gue ngerasa memang keluarga gue lebih deket kekeluarga nyokap. Itu matrilineal bukan? “bisa dibilang gitu sih. Kalo sistem matrilineal itu, harta keluarga itu bakalan diwarisin ke anak perempuan, dan anak laki-laki itu gak berhak atas harta keluarga, gimana pendapat lo?”
-wah, gak setuju gue. Gue gak pernah tau ada yang begituan. Setau gue harta dalam keluarga itu dibagiin sama seluruh anggota keluarga. Itu juga ada kok di Al-quran. Gue pernah belajar dipesantren walau gak sampai lulus tapi gue pernah dapet pelajaran itu. Gak ada sejarahnya dihukum agama hak waris itu cuma perempuan. 3. “terus kalo masalah perkawinan lo setuju gak kalo orang padang harus nikah sama orang padang juga? Gimana pendapat lo?” -kalo menurut gue sih, gak harus gitu juga. Kalo dikeluarga gue nih, yang penting seiman dan bisa diterima keluarga gue. Buktinya ketiga abang gue yang udah merit, semuanya gak ada yang merit sesama padang. Suma pasa pesta, resepsi memang pake baju padang. “Kalo kayak gitu system keturunannya gimana?” -ya, kalo yang gue liat dari keluarga-keluarga abang gue yang udah merit semua ngikut abang gue semua. Gak ada abang gue yang ngikut bininya. “oh, gito. . . berarti bisa dibilang keluarga lo udah gak ngikutin adat ya? Atau lo yang gak tau?” -kalo menurut gue selama ini ya, keluarga gue bisa-biasa aja. Gak pernaha ada adat yang macem-macem sih menurut gue. Soalnya gue sama keluarga gue kan tinggal di Jakarta bukan di Padang. Palingan yang gak pernah berubah ngomong bahasa Padangnya aja. 4. “oh, ya no. tetangga lo gak semuanya orang Padang kan?” -ya, gak lah. . . “temen-temen lo juga gak orang padang semua kan? Termasuk di tempat kerja?”
-Ya, gak lah. . . kenapa emang? “gak papa sih. Ya, seenggaknya lo tinggal dengan orang yang banyak beda latar budaya sama lo, gimana cara lo beradaptasi di lingkungan lo? Rumah, tempat kerja?” -gak sulit sih buat gue, soalnya kan memang gue dari lahir dan tinggal di Jakarta. Gue berbaur sama temn-temen gue yang memang semuanya beda-beda budayanya. Dan selama ini baik-baik aja gue. Kalo pun ada masalah sam tementemen gue ya, paling karna salah paham atau masalah lain. “gak pernah ada masalah gito lo sama temen lo Cuma gara-gara perbedaan budaya gitu?” -gak ada sih, gue gak pernah nyinggung-nyinggung asal atau etnis orang. Toh, kan gue juga besar di Jakarta. “Lo itu lebih suka di rumah atau di luar rumah?” -Gue lebih suka diluar rumah. Gue gak betah lama-lama dirumah, soalnya gue bukan anak rumahan sih hehehehe (sembari tertawa) 5. “berarti lo jarang ngumpul sama keluarga lo dong?” -ya, gak juga sih. Setiap hari gue pasti komunikasi sama keluarga gue. Sama orang tua gue, abang-abang gue, Cuma emang gue jarang komunikasi sama ade gue soalnya dia gak dirumah, dia dipesantren, jadi komunikasi ma di kalo ade gue nelpon atau gue ke pesantren klo enggak pas ade gue liburan dirumah. “menurut lo keluarga lo harmonis?” -menurut gue iya, jarang ada konflik atau masalah dikeluarga gue. 6. “oh, ya no, siapa sih kepala rumah tangga di keluarga lo?
-ya bokap lah. . . 7. “kalo yang cari nafkah?” -kalo diliat sapa yang nyari nafkah ya, dua-duanya. Soalnya nyokap bokap gue itu kan usahanya satu jadi kerjasama antar bokap sama nyokap “Mnurut lo nih, di keluarga lo antara bokap sama nyokap lo, siapa yang paling berperan dalam keluarga?” -kalo buat gue pribadi nih ye, masing-masing udah punya peran dan tugasnya sendir-sendiri. kayak misalnya ngedidik, bokap gue ngedidik dibidang agama sedangkan nyokap gue dipendidikan sekolah. Kalo masalah ngurus rumah, itu udah pasti nyokap gue. Kalo buat masalah administras-administrasi itu urusan bokap gue. Ya, semua udah ada tugasnya masing-masing. 8. “lo deket sama semua anggota keluarga lo, kayak ke orang tua lo, ke abang-abang lo, keade lo?” Kita itu dari kecil udah didik sama bokap gue buat selalu deket, sesibuk apapun kalo malem kita pasti ngumpul. Kalo waktu kecil karna kita belajar ngaji, nah pas momen ngaji itu lah kita ngumpul keluarga cerita-cerita, becanda, selesai ngaji nonton tv sekeluarga. Pokoknya memang malem itu waktu keluarga. Sampai sekarang pun begitu, walau ngajinya gue kuin udeh jarang. Hehehe (smbar tertawa) 9. “Pola komunikasi dikeluarga lo gimana no?” Menurut gue, semua bisa saling berkomunikasi. Gue bisa ngomong k orang tua gue langsung, keabang-abang gue, keade, begitu pun sebaliknya atau sesame anggota keluarga.
Draf wawancara dengan Ibu Anti
1. Budaya menurut kaka pa? Kebiasaan-kebiasaan di suatu daerah. 2. Kakak tau adat Minang? Adat Minang itu banyak dek, ada adat pernikahan, adat waris, ada adat silsilah keluarga, banyak deh. Kalo adat keturunan? Yang pasti semua adat di Minang, atau di Padang itu semuanya adalah adat Matrilineal. Soalnya garis keturunan dipadang itu ngikutin ibu. Kalo didaerah lain ada marga, dipadang namanya suku, dan suku itu didapetin dari ibu. 3. Kakak tinggal di Jakarta dari kapan? Kakak tamat SMA langsung merantau ke Jakarta, itu awalnya paman kakak yang bawa. Katanya dari pada nganggur di kampung mending bantu dia dagang. Berarti kakak merantau karna paman kakak? Iya 4. Menurut kakak, keluarga kakak masih menganut adat Matrilineal itu? Kalo keluarga kecil kakak sekarang enggak, kan kakak nikah bukan sama orang sesame padang. Lagi pula kakak kan istri jadi ngikut suami kakak aja. Tapi kalo keluarga besar kakak, kakaknya kakak, paman-paman kakak, bibi, semua masih menganut adat matrilineal walapun udah gak terlalu. 5. Kak, kalo dipadang kan adat warisannya itu Cuma anak perempuan dari ibu aja yang berhak itu gimana? Sedangkan dalam islam kan gak begitu. Maksud dari harta waris itu untuk perempuan sebenrnya pengartiannya itu gak begitu. Anak perempuan yang tertua dalam keluarga yang mempunyai kewajiban untuk menjaga harta keluarga bukan memiliki hak. Harta keluarga tetap milik bersama hanya saja harta itu dipercayai kepada anak perempuan tertua dalam keluarga.
6. Memangnya harus ya kak orang Padang nikah sama Padang? Kok kakak enggak? Tu, udah tau. Tapi sebenernya sebelum kakak nikah sama suami kakak, keluarga kakak memang mengharuskan kakak nikah sama orang padang juga, sampe paman-paman kakak nyariin jodoh buat kakak. Tapi karna memang kakak udah pacaran sama abang, kakak gak mau dijodohin dan mencoba buat kasih pengertian kekeluarga supaya bisa ngerestuin. Tapi Alhamdulillah sekarang kakak bisa mempertahanin abang sampe nikah. Jadi jawabannya ya gak juga. 7. Kakak kan bukan asli orang Jakarta ya kak, kakak bersosialisasi gak ? Pastinya lah. . . .sosialisasi itu penting. Setiap orang pasti sama-sama butuh. Pernah gak ngedapetin masalah sama orang lain bukan sama orang Padang tapi? Pernah. Apa tuh kak? Awal-awal kak dating ke Jakarta kakak kan belum bisa banget ngomong bahasa Indonesia lancar, jadi masih kebawa-bawa bahasa padang nah waktu itu ada orang jawa yang memang dia juga belibet bahasa indonesianya, kalo gak salah waktu itu, lagi belajar dagang ditoko paman kakak, nah kebetulan ditoko itu kakak lagi sendiiri tante kakak kekamar mandi, diia ngomong jawa kakak ngomong padang kan gak ngerti, kakak kata-katain aja tapi pake bahasa padang, eh tau nya temennya itu ngerti bahasa padang, abis kakak kena semprot. Hahahahaaa. 8. Lama tinggal di Jakarta mempengaruhi pola pikir kakak terhadap budaya dan adat asal kakak gak sih? Secara gak langsung iya, ya buktinya sekarang aja kakak punya suami yang beda sama kakak, orang sunda. Merubah pikiran kakak kalo gak semua cowok bukan orang padang itu jelek, gak baik, malas, atau apa lah yang menjadi alasan pertimbangan untuk gak memilih cowo diluar Padang.
9. Kak, menurut kakak, kakak di keluarga gimana? Maksudnya? Kakak berperan penting dalam keluarga? Berperan penting sih past ya, secara kakak kan istri tapi suami kakak juga berperan pentinglah. Menurut kakak keluarga kakak harmonis? Pasti. 10. Dikeluarga siapa yang cari nafkah? ”ya, bener kata abang awal nikah aja sama-sama nyari duit tpi setelah ada sikecil kakak udah gak nyari duit lagi paling sekali-sekali bantu abang” 11. Bagaimana komunikasi kakak sama keluarga? “kalo komunikasi sama keluarga pasti sering ya. . . apalagi kan kakak baru menikah 3tahun ini jadi komunikasi sama keluarga pasti sering. Apalagi sama abang, kalo abang ditoko abang nelponin, nanya lagi apa trus nanyain sikecil juga. Kalo kakak kerumah mertua kan jauh dari abang, abang pasti selalu ngontrol lewat telpon” “kalo giliran dirumah, ya abang nyempetin waktu buat main sama nayara, kalo lagi ada masalah kakak diskusiin sama abang. Ya, kalo dirumah lebih banyak yang kita omongin lebih banyak komunikasinya ” 12. Pola komunikasi kakak dan keluarga gimana sih? ya, kayak kakak bilang tadi. Kakak selalu komunikasi sama abang, kita share kalo ada malasah, sama-sama cari jalan keluar. Kalo kakak ke nayarakan pasti selalu dong, secara kakak yang selalu sama dia. Tapi kan kalo abang enggak kak. itu gimana? Sering gak nayara komunikasi sama abang? Ya, kalo komunikasi nayara sam abang bisa dibilang ya abang yang komunikasi sama nayara secara nayara masih kecil, dan abang juga waktu dirumah sedikit jadi komunikasi seadanya aja.
Draf wawancara dengan Ibu Purnamawati 1.
Tek pur tau gak budaya itu apa? Budaya itu, ya kebiasaan orang-orang suatu daerah. Tek pur tau budaya apa aja? Budaya padang, jawa, sunda, lampung, batak, betawi, emm. . . Madura, dayak banyak deh kalo di Indonesia mah. Tek pur kan dari Padang nih, etek tau adat Padat dong? Adat padang banyak, adat perkawinan, adat keturunan, adat mace-macem deh. Kenapa? 2. Tek pur tau adat matrilineal? Semua adat di Padang itu adalah matrilineal. Jadi orang Padang itu menganut adat Matrilinea? Iya. Matrilineal itu apa tek pur? Kalo di Padang, matrilineal itu adat keturunan yang ngkutin keluarga perempuan atau ibu. Kayak misalnya keluarga tek pur. Anak-anak tek pur sukunya ngikutin suku tek pur, nukan bapak nya. Beda sama orang batak, klo dibatak bukan suku tapi marga, marga anak itu ngikutin bapak karna orang batak itu patrilineal garis keturunannya ngikutin bapak. 3. Oh, begitu? Oh, ya tek pur kan asli Padang, terus merantau ke Jakarta sejak kapan? Tek pur merantau waktu tek pur tamat sma, tek pur juga tinggalnya gak di Padang dulu. Tek pur tinggal di Pekan baru sampai tamat sma. Terus tek pur tamat sma tek ikut abang tek pur ke Jakarta, ya itung-itung ngadu nasib. Sekitar tahun 90an deh kalo gak salah tek pur ke Jakarta. Terus ketemu metek(suami)?
Ketemu metek sebenrnya udah dari kampung udah kenal. Cuma di Jakarta lebih deket lagi, abang tek pur juga ngejodohin tek pur sama metek namanya juga orang padang kan harus nurut sama orang tua, ya tek pur mau aja. Tek pur juga tau metek itu baik makanya tek pur terima. Oh, jadi tek pur dijodohin ya? Iya. Berarti keluarga etek masih nganut adat ya? Kalo sekarang etek liat sih udah gak begitu, soalnya adek-adek etek udah gak ada lagi yang dijodohin. Terus, etek tinggal juga gak deket sama keluarga etek malah kekeluarga metek(suami). Berarti gak nganut adat? Gak gitu juga, ya ada yang berubah ada juga yang enggak. Lagian etek kan sekarang tinggal dikota bukan di Padang, udah gak banyak aturan dan harus ngikutin semua yang ada di kampung. Iya kan? 4. Oh, ya tek, waktu pertama kali ke Jakarta etek pasti asing dong? Asing banget etek disini dulu,Cuma ya, etek berusaha buat beradaptasi juga. Etek bergaul sama temen-temen baru. Terus gimana tuh? Ada masalah gak tuh? Masalahnya waktu itu di bahasa, bahasa di Jakarta kan bahasa Indonesia. Nah, etek ngomong bahasa Indonesia itu suka kecampur-campur sama bahasa Padang juga melayu, temen-temen etek kalo denger etek ngomong pasti ketawa. Tapi lama-lama etek terbiasa juga sih. Hehehe (sembari tertawa) Terus etek sama temen-temen etek gimana? Masih kebawa gak kebiasaankebiasaan etek dikampung? Kan secara di Jakarta ini gak semua orang itu orang Padang tek. Kebiasaan? Emm. . . . ya, paling ngomong yang tadi etek bilang. Ngomongnya masih pake campur-campur bahasanya.
Selain itu? Rata-rata kebiasaan etek di kampung gak beda jauh lah sama orang-orang di Jakarta 5. Pernah ada konflik atau masalah gak sama orang yang bukan orang Padang? Pernahlah. . . Kapan tek? Ceritanya gimana? Sekarang-sekarang ini juga sering kali. Apa lagi kalo dipasar ngelayanin orang di toko. Kalo orang Madura belanja itu nawarnya sering gak masuk akal, kalo etek lagi kesel etek omelin aja. Kadang jadi berantem, orangnya gak jadi belanja. Terus kalo orang jawa itu, kalo milih-milih tuh lama, kalo etek udah kesel etek ceplosin aja mbak atau mas niat niat belanja gak sih? Kalo enggak mending pergi deh. . . etek gituin deh, hehehe (sembari ketawa) 6. Dikeluarga yang bertanggung jawab untuk mencari nakah siapa? “kalo dikeluarga tek pur, oraang tua harus bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Jadi, suami tek pur metek tu nyari duit, tek pur juga nyari duit” 7. “Etek ada gak ngajarin tentang adat dan budaya minang ke anak-anak?” tek pur sih kalo ngajarin anak tentang budaya gak ada. Cuma ngajarin secara gak langsung mungkin yaa. . . kayak dengan kebiasaan-kebiasaan keluarga besar aja kalo lagi ngumpul sama keluarga besar kan, anak-anak bisalah nangkep sendiri. kalo budaya kita gimana, kebiasaan-kebiasaan yang dilakuin keluarga besar apa aja kalo ada acara atau apa. Ya, paling dari situ lah mereka bisa belajar sendiri. Itu kan sama pembeli tek, kalo sama tetangga-tetangga toko gimana? Tetangga toko disini malah kebanyakan keluarga, keluarga dari metek, sekampung juga. Jadi ya paling kalo ada masalah juga masalah keluarga. Etek Alhamdulillah gak pernah punya masalah sama keluarga. Kalo sama tetangga dirumah gimana tek? Kalo sama tetangga dirumah etek Alhamdulillah gak pernah punya masalah. Etek juga deket sama tetangga-tetangga, kadang etek sering nitipin anak etek sama tetangga samping rumah kalo gak etek bawa ketoko.
8. Etek kalo dirumah sama anak-anak gimanana? Gimana, maksudnya? Komunikasi etek sama anak-anak? Komunikasi sama anak mah harus, etek kan juga harus merhatiin sekolahnya mereka, gak harus jadi ibu yang penuh tuntutan aja. Tapi juga sebisa mungkin etek berusaha buat jadi temen, sahabat apa lagi buat anak perempuan etek, si desi. Harus diperhatiin banget Berarti sering dong ya komunikasi di keluarga? Ya, iya dong. . . harus itu. Etek termasuk orang tua yang galak gak sih sama anak? Kalo dibilang galak etek gak galak. Etek itu cuma tegas. Kalo anak salah ya ditegur, kalo memang bener dan baik ya dibiarin aja. Etek sering mantau anak-anak? Kan secara etek sibuk di pasar, memang masih ada waktu buat merhatiin keluarga? Anak-anak yang utama? Mantau anak-anak ya, pasti. Dimanapun anak-anak etek pasti mantau, kayak misalnya anak-anak gak etek bawa ketoko, sekali-kali etek kontrol lewat telpon. Etek telpon desi anak etek yang paling tua kan. Nanyain ngapain dia dirumah, dia bener dirumah atau gak, adek-adeknya keluar atau enggak, udah makan belum, ya yang pasti nanyain dia sama adek-adeknya. Sesibuk-sibuknya etek dagang keluarga tetep yang utama buat etek perhatiin, apa lagi anak-anak.
Draf wawancara dengan Ibu Putri
1. Budaya menurut lo apa put? Budaya, ya kebudayaan asal daerah. 2. Put, lo tau adat Minang? gak tau. 3. Sejak kapan lo pindah ke Jakarta put? Gue ke Jakarta pas tamat SMA. 4. Lo kan sama suami lo beda budaya neh put, secara lo orang sunda suami lo orang Padang, pernah gak ada perbedaan-perbedaan atau masalah-masalah? “Perbedaan itu pasti ada ya, apa lagi kalo liat dari latar belakang budaya aku sama uda, suami aku jauh banget. Dia orang Padang yang pasti kan orang padang itu suka makan yang serba pedes dan gak bisa makan kalo gak ada sambel beda banget sama aku yang memang gak terbiasa dengan masakan serba sambal. Awal menikah aku agak repot, uda juga suka marah-marah kalo aku masak gak ada sambelnya atau sambelnya gak pedes tapi manis pasti marah banget. Ujung-ujungnya pasti kita makan diluar” 5. Selain perbedaan selera makanan? Kendala perbedaan budaya kalian? Ya, paling dibahasa. Awal kita nikah dan sama-sama saling deket sama keluarga besar, kendala terbesar ya bahasa. Kadang gue suka perasa aja kalo ada keluarganya yang ngomong bahasa padang depan gue, walaupun dia gak ngomongin gue. Kadangkadang jadi suka salah paham gue sama suami gue. Tapi sekarang masalah bahasa buat gue sama suami gue bukan masalah atau kendala lagi. 6. Dalam keluarga siapa yang mencari nafkah? “yang nyari duit? Ya, sama-sama sih. Abang gue nyari duit, gue juga nyari duit. Heheheee.” “ya, kayak yang abang bilang tadi ya. . . bisa dibilang gue ini kaki tangan abang. Semua hal yang terjadi dalam keluarga gue yang ngendaliin gue yang ngatur. Abang maunya begini, begini, gue harus bisa ngelakuin seperti yang abang mau. Kayak
ngurus toko, ngurus anak, ngurus kebutuhan rumah tangga semuanya deh. Tapi itu semua gue lakuin dengan gue diskusiin dulu sama abang.” “kebetulan anak pertama kita memang dititipin ke ibu gue dikampung. Awalnya ya karna memang gue sama abang sepakat buat fokus dulu usaha anak sementara kita titip ke ibu gue, tapi gue sama abang tetep kontrol dengan nelpon ibu gue nanyananya perkembangan anak gue. Tapi setelah lahir anak kedua gue sekarang, gue omongin kea bang gimana kalo anak-anak gak usah dititip lagi ke neneknya tapi kita yang ngasuh. Gue liat juga sekarang kan perekonomian dikeluarga gue udah lumayan dan gue pengen aja anak-anak tumbuh dengan gue.” 7. Menrut lo keluarga lo harmonis gak sih? Pastinya dong. . . 8. Gimana komunikasi dalam keluarga lo? Komunikasi dikeluarga gue baik. Setiap ada masalah diomongin, jadi sebisa mungkin gue sama suami gue gak mau ada masalah walaupun sepele. 9. Kapan komunikasi paling sering dilakuin? “kalo komunikasi paling sering dilakuin ya,,,,, gue rasa setiap saat bisa dilakuin. Soalnya kan kayak abang bilang, gue sama abang punya usaha bareng, semua kita kelola berdua, belanja berdua, ngurus anak memang gue tapi tetep abang punya andil juga dalam nentuin yang terbaik buat anak. Jadi setiap saat gue rasa gue pasti komunikasi sama abang.”
Draf wawancara dengan saudara Desi 1. Ici tau gak apa itu Budaya? -budaya ya, budaya kak, daerah bukan kak?
“Budaya yang ici tau apa ci? -Budaya Padang, Jawa, Madura, Sunda, Aceh, ya banyk deh kak kalo di Indonesia
2. Ici kan orang padang nih, ici tau gak budaya Minang tu apa? -budaya Minang ya, Padang kak. Hehehee.
3. Keluarga ici kan orang Padang, orang tua ici lahir dan tinggl dimana? -orang tua Ici lahir di Padang kak. Dulu sih tinggalnya di Padang tapi sekarang ya, di Jakarta kak.
“ici tau sejak kapan orang tua ici merantau ke Jakarta? -kalo gak salah waktu itu ibu pernah cerita, awal ibu sama bapak itu ikut kakak mereka masing-masing. Ibu tamat sekolah SMA ikut merantau sama kakaknya kak, terus ngelamar kerja gito di Jakarta. Bapak juga gito kak, bapak ke Jakarta katanya sih Cuma ikut-ikutan buat ngadu nasib aja kak. Sebenernya bapak sama ibu itu satu kampung kak, jadi sebelum ketemu di Jakarta ibu sama bapak udah saling kenal kak. Terus katanya ibu waktu itu
sih mereka sempet pacaran gito kak sampe akhirnya nikah deh. Jadi ya, mereka merantau itu sebelum nikah kak.
4. Ci, ici kan orang padang nih ya, keluarga ici semua padang tapi kan temen-temen ici gak semuanya orang padang ci. Kayak dirumah, ada orang Jawa, Sunda macem-macem deh, disekolah juga. Gimana cara ici buat beradaptasi sama orang-orang yang beda budaya sama ici? -maksudnya kak?
“gimana ici gaul sama temen-temen ici? -ya, kalo temenan, bergaul sama siapa aja kak. Kalo memang orang itu nyambung sama ici, dia baik sama ici ya pasti deket. Cuman kalo orang itu udah nyebelin, males juga kak. Ya, tergantung orangnya lah kak.
“tergantung dia orang mana gak? Misalnya kalo dia orang jawa atau dia orang padang ici baru mau temenan gitu? Atau gak begitu juga? -ya, gak begitu juga kak. Tergantung dari sifatnya mungkin ya kak, pribadinya gito kak.
5. Ada gak sih kendala ici dalam berteman? Kendala komunikasi, atau kendala gara-gara latar belakang budaya kalian beda? Atau kendala apapun deh, ada gak?
-kalo temenan itu ya biasa sih kak, kadang ada berantemnya, kadang ada baiknya. Bahkan sama sahabat ici aja nih kak namanya Cindy, dia orang padang juga kak temenan sama dia itu ici dari kecil kak, tapi ya gitu kak , kadang kita bae, kemana-mana bareng, curhat gitu, kadang suka berantem juga kak.
“ici sama dia sama-sama orang padang? Kebiasaan dia sama ici sama gak?” Iya, sama-sama orang padang. Bahkan bisa dibilang keluarga soalnya udah deket banget kak. Setiap ada acara kumpul-kumpul keluarga ya pasti kita ketemu. Kalo kebiasaan gak juga sih kak, beda yang pasti.
“Terus kalo masalah komunikasi ci? Cara ngomong ici, atau mungkin kebiasaan ici ada gak temen yang gak suka atau komen?” -ya, paling dari cara ngomong ici sih kak dan rata-rata dikeluarga ici ngomong itu keras semua, kenceng kak. Ici juga ngomong tuh kenceng. Tapi perasaan ici, ici ngomong tuh udah pelan tapi tetep aja temen-temen suka ngomong. Ci, gak bisa ye lo ngomong santay? Pake urat aje lo ngomong. Tapi kadang-kadang temen suka ngerti kak, paliing ada yang nyeletuk, ya maklum kali PADANG. Gito kak, hahahaa.
6. Ici tau budaya dan adat padang gak ci?
-jujur nih ya kak, ici sih gak ngerti tentang adat dan budaya padang. Paling yang ici tau ya, makanan tu, kalo orang kita banyak cabenya, suka yang pedes-pedes, suka dagang juga soalnya ici liat dari keluarga bapak atau keluarga ibu ici kebanyakan yang dagang kak. Tapi kalo adat-adat gitu ici gak ngerti kak. Paling apa yang dilarang ibu atau bapak ya gak ici kerjain, kalo yang disuruh baru ici kerjain.
7. Menurut ici keluarga ici masih menganut budaya minang gak sih? -kurang tau sih kak, cuman kalo deket sama keluarga-keluarga ibu sama bapak deket banyak banget kak. soalnya kan rata-rata keluarga ibu sama bapak itu saudaranya dagang juga kak, dan dagangnya itu gak jauh, deket semua malah. Rumah mereka juga deket-deket kak.
8. Ici tau adat matrilineal gak? -Enggak kak.
9. Ici diajarin sama ibu atau bapak tentang adat minang atau budaya minang? -kalo diajarin langsungnya sih enggak kak, Cuma mungkin dengan sering kumpul sama keluarga besar diacara-acara besar, pada ngomong bahasa padang, terus secara gak langsung ici ngerasa siih, ici belajar bersikap kak, gimana sama orang tua, gimana seharusnya perempuan. Tapi kalo ditanya adat jujur ici emang gak ngerti.
“ici bilang keluarga ngomong pake bahasa padang, ici bisa ngomong padang?” -enggak kak
“terus kalo pada ngomong pake bahasa padang gimana?” -kalo ngomong ici gak bisa kak, tapi kalo ngerti apa yang diomongin ici ngerti. Soalnya kan kalo dirumah juga ibu sama bapak gak selalu ngomong pake bahasa padang. Keseringan ngomong pake bahasa Indonesia aja kak hehehehee.
10. Ici tau sistem bagi waris di keluarga gak? -gak tau kak
11. Pernah gak bapak atau ibu ngomongin masalah nikah? Misalnya ici diharusin nikah sama orang padang, atau dijodohin, atau ibu sama bapak gak ngeharusin nikah sama orang padang? -pernah sih kak, Cuma pas lagi gak ngomong serius sih kak. pas lagi ngobrol-ngobrol aja gito ngomongin apa ici juga lupa terus nyampenya ke omongan nikah gito kak. kalo dari omongan bapak sama ibu waktu itu sih, gak ngeharusin nikah sama orang padang juga kak. yang penting kata ibu tuh seiman, baik, bertanggung jawab gitu kak.
12. Kalo dalam keluarga kebanyakan kan ya, yang jadi kepala rumah tangga kan bapak, kalo dikeluarga ici gimana? -kepala rumah tangga ya bapak lah kak
“terus yang berperan penting dikeluarga ici siapa?” -maksudnya?
“yang ngurus-ngurus rumah, anak-anak, nyari duit, bayar ini, bayar itu, siapa? -kalo masalah nyari duit, mereka sama-sama nyari duit kak tapi kalo yang sibuk, banyak kerjaannya bisa dibilang ibu kak. ibu nyari duit iya, belanja buat dagangan iya, ngurus ici sama ade-ade juga, bayar uang sekolah, bayar listrik, bayar air ibu juga.
“terus bapak ici ngapain?” -kalo bapak ya, nyari duit, ngurus anak-anak juga sih kak Cuma ya, itu tadi kalo yang diliat sibuk ya sibukkan ibu.
13. Ici akrab sama ibu sama bapak? Kalo sama ibu pasti akrab kak, sering curhat-curhatan sama ibu. Tapi kalo sama bapak gak begitu.
Kumpul sama keluarga sering?
Setiap hari pasti kumpul kak
Kalo lagi kumpul apa biasanya yang diomongin? Ya, sekolah, temen-temen kalo ada masalah ya masalah kak. apa aja yang bisa diomongin deh kak.
Ici sama ade ici akrab? Akrab lah kak, soalnya kan masih pada kecil-kecil ici paling gede jadi ici yang ngawasin dan ngejagain ade-ade ici kalo ibu sama bapak lagi sibuk kak