DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1995. Pedoman Teknologi Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Anonim. 2002a. Rekayasa Alat dan Mesin Pemasta Coklat Sebagai Upaya Diversifikasi Produk Kakao. Laporan Penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Anonim. 2002b. www. chocolatepowder.com. Anonim. 2003. SNI-01-2323-2003. Pusat Standardisasi dan Akreditasi Nasional. www.kadinss.or.id. ASKINDO. 1999. Laporan Kongres Asosiasi Kakao Indonesia. Jakarta. 27-28 April 1999. Atmana. 2002. Tinjauan Manajemen Pengendalian Mutu Kakao : Studi Kasus Perkebunan Kali Kempit. PTP XXVI. Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur.Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pangan, Universitas Jember. Jember. Jawa Timur. Beckett, S.T. 2000. The Science of Chocolate. The Royal Society of Chemistry, UK. Direktorat Jendral Perkebunan. 2001. Stastistik Perkebunan Kakao Indonesia, 2000-2001. Indonesia. Lee, S.Y, et al,. 2001. The Agricultural Revolution. Oxford : Basil – Blackweell. Mulato, S. 2003. Perkembangan Teknologi Pengolahan Kakao di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Mulato, S. 2003. Beberapa Faktor Berpengaruh Terhadap Efisiensi Pengolahan dan Mutu Biji Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Mulato, S. 2004. Prospek Produksi Konversi Biji Kakao Menjadi Produk Sekunder. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Mulato, S, S. Widyotomo, Misnawi, Sahali dan E. Suharyanto. 2004. Petunjuk Teknis Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Bagian Proyek Penelitian dan Pengembangan Kopi dan Kkakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.
99
Mulato, S, S. Widyotomo, Misnawi, E. Suharyanto. 2005. Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Nasution, Z. 1985. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Jakarta : Sastra Hudaya. Sewet, A. 2004. Optimasi Kondisi Penyangraian Untuk Menghasilkan Bubuk Kakao (Theobroma cacao L.) dengan Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Terbaik. Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sikumbang, Z., A. Pasaribu, dan M. Sari. 2004. Prospek Pengembangan Industri dan Ekspor Hasil Olahan Kakao Indonesia. Simposium Kakao. Jogjakarta, 4-5 Okt 2004. Siregar, Tumpal H.S, S. Riyadi dan L. Nuraeni. 2003. Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Cokelat. Jakarta : Penebar Swadaya. Standar Nasional Indonesia. 2002. Standar Nasional Indonesia ”Kakao”,01-23232002. Badan Standarisasi Nasional. Departemen Pertanian. Susanto. 1994. Uji Kerja Mesin Pengering Type Bak Dengan Bahan Bakar Minyak Tanah Dalam Pengeringan Biji Kakao. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Jember. Jember. Jawa Timur. Widyotomo, S dan S. Mulato. 2000. Alsin Produksi Lemak dan Bubuk Kakao.Proyek Kawasan Sentra Produksi Dinas Perkebunan Daerah Tingkat I Palu Sulawesi Tengah. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Widyotomo, S dan S. Mulato. 2003. Standarisasi Mutu BijI Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Yusianto., S. Budi dan T. Wahyudi. 2001. Analisis Mutu Kakao Lindak Pada Berbagai Perlakuan Fermentasi. Jurnal Penelitian Kopi dan Kakao. 11(1) : 45-55. Jember. Yusianto. 2000. Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Indonesia. Zaenudin dan S. Mulato. 2003. Ketersedian Paket Teknologi Pasca Panen Untuk Mendukung Pengembangan Agrobisnis Kakao. Makalah Seminar Sehari Pengembangan Agribisnis Perkebunan, Balikpapan. 28 Juli 2003.
100
Lampiran 1. Spesifikasi mesin pengolahan sekunder kakao 1. Mesin Sangrai Kakao (Roaster) Tabel 27. Spesifikasi teknis roaster kapasitas 30 kg/batch No
Spesifikasi
Keterangan
1
Kapasitas
10 kg/batch (1 batch = 30-45 menit)
2
Penggerak
Motor Listrik ½ HP
3
Sumber Panas
Burner Minyak Tanah
2. Mesin Pemisah Kulit dan Pemisah Biji (desheller) Tabel 28. Spesifikasi teknis desheller No
Spesifikasi
Keterangan
1
Kapasitas
80 kg/jam
2
Penggerak
Motor Listrik ½ HP
3
Transmisi
Pulley dan Sabuk karet V
4
Penggerak
Motor Listrik ½ HP
Pemisah Kulit 3. Mesin Pemasta Kasar Tabel 29. Spesifikasi teknis pemasta kasar kapasitas 50 kg/jam No
Spesifikasi
Keterangan
1
Kapasitas
50 kg/jam
2
Penggerak
Motor Listrik 2 HP, 380 Volt
3
Transmisi
Pulley dan Sabuk karet V
4. Oven atau Penyimpan Bahan Cokelat
101
Tabel 30. Oven penyimpan bahan masukan proses pengempaan No
Spesifikasi
Keterangan
1
Type Penyimpanan
Type Rak
2
Kapasitas
Terdiri dari 15 rak x 2 sisi
3
Dimensi (PxLxT)
500 x 470 x 2250 mm
4
Bahan
Kontruksi Besi Profil Persegi
5
Sistem Pemanas
Pemanas Listrik 3000 Watt
6
Penggerak Udara
Blower ¼ HP
5. Mesin Pengempa Lemak Tabel 31. Spesifikasi teknis pengempa lemak hidrolik No
Spesifikasi
Keterangan
1
Kapasitas
4 kg/jam
2
Sistem Kerja
Hidrolik
3
Penggerak
Motor Listrik 3 KVA
Lampiran 2. . Persyaratan khusus mutu biji kakao.
102
Tabel 32. Penentuan mutu khusus biji kakao Jenis Jumlah biji mutu per 100 gr (gr)
Kadar biji berkapang (%) (biji/biji)
Kadar biji tidak Kadar biji Kadar biji terfermentasi Berserangga Pipih (%) (%) (biji/biji) (biji/biji) (biji/biji) Biji slaty Biji putih kotor/ Biji ungu ungu muda Persyaratan Persyaratan Persyaratan Persyaratan Persyaratan Persyaratan (maks) (maks) (maks) (maks) (maks) (maks) 2 3 10 1 2 I-M Maks. 85 2 3 10 1 2 I-A 86 - 100 2 3 10 1 2 I-B 101-110 2 3 10 1 2 I-C 111-120 2 3 10 1 2 I-S > 120 II4 8 30 2 4 AA Maks. 85 4 8 30 2 4 II- A 86 - 100 4 8 30 2 4 II- B 101-110 4 8 30 2 4 II- C 111-120 4 8 30 2 4 II-S > 120
103