DAFTAR PUSTAKA
Agus, Salim. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Dari Denzin Guba dan Penerapannya Yogyakarta: Tiara Wacana. Artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam. 2010 Basrowi dkk. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Budiargo, Dian. 2015. Berkomunikasi Ala Net Generation. Jakarta: Elex Media Komputindo. Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. ____________. 2006. Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. Cangara, H Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Jakarta. Cutlip, Scott M., Allen H. Center., Glen M. Broom. 2011. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana. Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Djen Amar. SH, M. 1986. Komunikasi dan Pidato. Bandung: Alumni Effendy , Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jefkins, Frank. 1992. Public Relations. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip., Kevin Keller. 2012. Marketing Management. Prentice Hall. Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana. Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif oleh Iskandar. Jakarta: Gaung Persada. ____________. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif oleh Iskandar. Jakarta: Gaung Persada. Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mulyana, Deddy. 2003 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Onggo, Bob Julius. 2004. Cyber Public Relations. Jakarta: Elex Media Komputindo. Patton dalam Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif oleh Iskandar, Jakarta: Gaung Persada. Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. 2007. Supangat, Agus., Niode, Amanda Katili., Muhammad, Ari., dkk. 2013. Perubahan Iklim dan Tantangan Peradaban Bangsa. Dewan Nasional Perubahan Iklim Tilaar Martha et al., 2011. Pioneers in Green Science. Jakarta: Dian Rakyat.
Online: http://eprints.undip.ac.id/43816/1/05_KHAIRUNNISA.pdf . Diunduh oleh Dian Anggraini, 7 Mei 2015 http://herypurbafst.web.unair.ac.id/artikel_detail41623UmumPERUBAHAN%20I KLIM%20 GLOBAL.html . Diunduh oleh Dian Anggraini, 15 Januari 2015 http://kemenpora.go.id/pdf/UU%2040%20Tahun%202009.pdf. Dian Anggraini, 15 Januari 2015
Diunduh
oleh
http://unfccc.org . Diunduh oleh Dian Anggraini, 11 Desember 2015 http:staff.uny.ac.id/dosen/lena-satlitadra-msi/PR-Minggu-08.pdf Dian Anggraini, 1 Februari 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Diunduh
oleh
HASIL WAWANCARA KEY INFORMAN Hasil wawancara skripsi “Peran Delegasi Pemuda Indonesia UNFCCC dalam Mengkomunikasikan Perubahan Iklim Melalui Media Sosial Twitter” Nama
: Rica Martyna
Keterangan
: Delegasi Pemuda Indonesia COP 16 di Cancun dan COP 18 di Doha
Tanggal Wawancara : Kamis 7 Januari 2016 Waktu Wawancara : 16.00 – 17.00 Tempat Wawancara : Gedung Kementerian PU 1.
Apa alasan yang melatarbelakangi anda untuk menjadi delegasi pemuda Indonesia UNFCCC? Yang pertama untuk saya sendiri, Saya memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan terutama pengetahuan perubahan iklim dan lingkungan, dan juga saya ingin membangun relasi saya dalam berkegiatan diperubahan iklim khususnya dalam lingkup pengambilan kebijakan karena di UNFCCC sendirikan yang kita temu adalah orang-orang yang mengambil keputusan kebijakan atau stakeholders dan juga kegiatan-kegiatan regional pemuda, dan juga disana saya dapat bertemu dengan teman-teman saya sesama aktivis lingkungan dan aktifis perubahan iklim untuk bersama bergahung dan bekerjasama. Dan menurut saya UNFCCC adalah salah satu event terbesar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang dapat mempertemukan saya dengan aktivis tersebut hal ini yang memotivasi saya untuk mengikuti kegiatan UNFCCC. 2.
Bagaimana anda mengetahui pertemuan internasional UNFCCC? Kalau UNFCCC sendiri saya mengetahuinya lewat berita dan media sosial. Namun ketika saya mulai bergabung untuk mengikuti UNFCCC saya mendapatkan informasinya dari Kepalah Sekolah saya di SMA Negeri 2 Balige, Sumatera Utara.
3.
Pada tahun berapa anda terpilih menjadi delegasi pemuda Indonesia UNFCCC? Saya pertama kali terpilih pada tahun 2010 bulan Desember, UNFCCC COP 16 di Cancun, Mexico. Setelah itu dua tahun sebelumnya tahun 2012 UNFCCC COP 18 di Doha, Qatar.
4.
Berapa jumlah delegasi pemuda Indonesia yang ikut serta berpartisipasi dalam UNFCCC yang pernah anda ikuti? 2010 (10 orang), 2012 (4 orang)
5.
Apa saja yang perlu anda persiapkan sebelum mengikuti UNFCCC? Apakah ada pertemuan khusus dengan delegasi pemuda Indonesia lainnya? Jika ia tolong jelaskan? Ya, kami mendapatkan arahan dan persiapan dari DNPI sebagai Delegasi Republik Indonesia di Jakarta, untuk persiapan pribadi biasanya saya membaca artikel dan melakukan persiapan materi yang akan saya bawa ke event.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6.
Manfaat apa yang anda dapat setelah mengikuti UNFCCC? -
Saya mendapatkan pengetahuan yang banyak terutama tentang kegiatankegiatan peningkatan climate change awareness di dunia
-
Saya mendapatkan teman dan relasi baru dalam mendukung kegiatan saya dan teman-teman lainnya di Indonesia
-
Saya mendapatkan kesempatan baru lagi dalam mengikuti kegiatan lainnya baik di Indonesia dan di luar negeri
-
Saya mendapatkan kesempatan utnuk langsung berdialog dengan tokoh baik Indonesia dan Dunia dalam isu perubahan iklim
7.
Setelah mengikuti UNFCCC, apa saja yang anda lakukan agar informasi dan pengalaman anda mengikuti UNFCCC dapat diketahui masyarakat luas khususnya para pemuda di Indonesia? -
Saya menuis blog dan artikel terkait
-
Saya mengikuti kegiatan pemuda dan sharing pada kesempatankesempatan yang diberikan (Kegiatan yang di dukung oleh DNPI)
-
Saya menyebarkan ilmu dan pengalaman saya di kampus dan organisasi saya
8.
Sebagai seorang pemuda yang telah mengikuti UNFCCC, bagaimana cara anda mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi? -
Saya ikut berperan dalam meningkatkan kepedulian anak muda mengenai perubahan iklim dengan memberikan presentasi
-
saya mengikuti kampanye dan kegiatan terkait perubahan iklim
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
saya mengganti gaya hidup saya menjadi lebih environmental friendly dan sederhana
-
Saya menggunakan sosial media seperti facebook, instagram dan twitter untuk berbagi informasi dan mengajak para followers saya untuk turut serta dalam mengkomunikasikan dan melakukan kegiatan untuk mengurangi dampak perubahan iklim
9.
Menurut anda apakah peran delegasi pemuda yang diikut sertakan dalam
UNFCCC
dapat
membantu
pemimpin
dunia
dalam
mengkomunikasikan perubahan iklim di negara masing-masing? -
Pemuda
sebagai
media
action
pemangku
kebijakan
dalam
mensosialisasikan hasil kesepakatan, -
Pemuda menjadi bagian dari sumber pengambilan keputusan yaitu mendengarkan pendapat pemuda sebagai pewaris masa depan
-
Pemuda menjadi supporting system, yaitu membantu pemangku kebijakan dalam melakukan aksi dan menyebarluaskan isu perubahan iklim di seluruh pelosok daerah
10. Di era globalisasi sebagian besar pemuda memiliki media sosial dalam mendapatkan informasi dan menyebarkan informasi. Media sosial apa saja yang anda gunakan untuk mengkomunikasikan perubahan iklim? Sebutkan dan berikan alasannya? Yang pertama, kadang-kadang saya rajin nulis saya membuat blog untuk sharing dan agar orang-orang yang membaca blog saya agar tahu apa yang saya tulis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kedua Facebook, karena banyak orang yang memakai. Didalam Facebook itu juga kita bisa masukin link-link dari banyak orang yang mengikuti kegiatan saya, karena mudah di akses dan cepat dan diketahui banyak orang. Yang ketiga saya menggunakan twitter, yang digunakan untuk menulis tips misalkan bagaimana hidup lebih eco friendly, dan kegiatan apa saja yang sudah saya lakukan, terutama untuk ketika saya post foto di Instagram saya juga dapat link kan ke twitter saya, jadi menurut saya twitter lebih mudah dan membuat penggunannya lebih kreatif. 11. Bagaimana cara Rica memaksimalkan tampilan media sosial twitter dalam mengkomunikasi perubahan iklim? Kalau menurut saya bagaimana cara, yaitu dengan mengasih link yang dihubungkan ke media sosial saya lainnya. Misalkan saya post di facebook tetapi saya link kan juga ke twitter saya juga, begitu pula sebaliknya. -
Di twitter itu kita dapat follow orang-orang atau stakeholders yang
terkait perubahan iklim seperti: @unfccc sehingga saya bisa retweet dan menyebar luaskan pesan itu kepada followers saya. -
Selanjutnya saya bisa repost, retweet dari kegiatan-kegiatan
perubahan iklim yang saya ikuti. 12. Akun terkait perubahan iklim apa saja yang anda ikuti atau follow di media sosial twitter? Indonesia Youth Society organisasi baru yang saya dan teman-teman buat dengan nama akun @IdYCS, Youth for Climate Change Indonesia nama akun @yfcccindonesia yang pernah saya ikuti dan saat ini masih saya kelolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan teman-teman alumni youth for climate change, @wilson_ang81 salah satu takoh perubahan iklim dan delegasi pemuda dari Singapura, @UNMGCY merupakan akun perkumpulan anak-anak muda di UN, @ecoproject_hmtl akun twitter dari kampus ITB, @save_our_forest ibu Yani Saloh mantan staff khusus kepresidenan yang mengurus perubahan iklim, @UNFCCC, @DNPIIndonesia, @eco_i salah satu akun eco friendly dari Indonesia, @IYIndonesia @tcpindo @ClimateReality @icimod itu juga tentang perubahan iklim tapi tentang riset. 13. Apa tanggapan teman-teman atau pemuda lainnya ketika anda mengkomunikasikan perubahan iklim melalui media sosial twitter? Ketika aku nge post twitter itu kan ketika aku ada infpirasi, gimana caranya kita melakukan suatu action. Misalkan ketika saya menge post sesuatu tentang twitter ada beberapa teman yang terinspirasi dan mengajak kerjasama untuk melakukan sesuatu aksi nyata sehingga sesorang dapat terinspirasi. Ketika saya mengepost atau meretweet tips bagaimana cara agar hidup eco friendly mereka termotovasi untuk melakukannya. Tetapi kadang juga ada yang skeptikal seperti: aah Rica sudah biasa ngepost kaya gini sudah mulai deh. Keberhasilan saya mengkomunikasin perubahan iklim melalui twitter contohnya: ketika saya menyampaikan manfaat penggunaan thumbler, kemudian saya dan teman-teman menjualnya melalui twitter dan kemudian laku terjual karena orang sudah mulai menyadari lebih bahwa penggunaan thumbler lebih eco friendly dari pada menggunakan plastik botol.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14. Dalam mengkomunikasikan perubahan iklim media sosial twitter, apakah ada hal menarik, lucu atau kurang baik yang pernah anda alami? Kalau menarik banyak yaa.. karena kalau menarik informasi di twitter bisa kita dapat dengan mudah dan bisa kita singkat dari pada kita membaca banyak ketika dapat mendapatkan intisarinya melalui twitter menurut saya itu hal yang menarik. Kalau lucu lumayan banyak yaa.. kalau kurang baik misalnya kadang ada yang udah mencap saya sebagai aktifis, jadi bukan messagenya yang mereka dapat tapi action saya yang seperti aktifis 15. Apakah ada cara lain yang anda lakukan dalam mengkomunikasikan perubahan iklim, selain menggunakan media sosial? Saya suka cerita kepada keluarga, orang-orang disekitar saya terus memberikan gaya eco friendly agar dapat di contoh, selebihnya saya mengikuti kegiatan-kegiatan lain terkait perubahan dengan anak muda. Kegiatannya seperti: presentasi perubahan iklim, ikut FGD (focus group discussion terkait perubahan iklim dan dampaknya, mengikuti konverensi perubahan iklim yang diikuti anak-anak muda lainnya. 16. Komunikasi non verbal dan verbal seperti apa yang anda gunakan ketika mengkomunikasikan perubahan iklim? Non Verbal seperti membuat kampanye melalui e poster yang disebarkan ke media sosial, membantu menjadi admin twitter di Indonesia Youth Society.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Verbal seperti presentasi di sekolah-sekolah, di kegiatan komunitas contohnya di Youth for Climate Camp di Cibubur dan Sawangan, mengikuti roadshow peluncuran film terkait perubahan iklim. 17. Menurut Bob Julius Onggo, dalam bukunya “Cyber Public Relation” memaparkan Elektronic Public Relations atau dengan kata lain Cyber PR saat ini internet sebagai bagian dari Cyber Komunikasi menjadi saran efektif bagi masyarakat luas dalam menyampaikan pesan-pesan, seperti: komunikasi konstan, respon yang tepat, pasar global, interaktif, komunikais dua arah dan cepat. Menurut anda apakah dalam mengkomunikasikan Perubahan Iklim melalui media sosial twitter dapat menggunakan Cyber PR? Jika ia harap dijelaskan. ya, dengan membaca informasi yang skingkat orang-orang lebih mengerti dan mendapatkan pesan yang langsung. 18. Dalam 1 minggu berapa kali anda memposting informasi terkait perubahan iklim di akun twitter anda? 2-3 kali 19. Menurut
anda
bagaimana
seorang
PR
dapat
mengkomunikasi
perubahan iklim kepada masyarakat luas? dengan mencari peluang dan minat masyarakt yang menajdi objek komunikasinya 20. Kesulitan / kekurangan apa yang anda dapat dalam mengkomunikasikan perubahan iklim melalui media sosial twitter? karakter dan massa yang disebarluaskan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Foto ketika peneliti mewawancarai key informan pertama bernama Rica:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
HASIL WAWANCARA KEY INFORMAN Hasil wawancara skripsi “Peran Delegasi Pemuda Indonesia UNFCCC dalam Mengkomunikasikan Perubahan Iklim Melalui Media Sosial Twitter” Nama
: Mia Oenoto
Keterangan
: Mahasiswi di Xi’an Jiatong – Liverpool University di Suzhou - China, Delegasi Pemuda Indonesia COP 20 dan COP 21
Tanggal Wawancara : Jumat, 11 Desember 2015 Waktu Wawancara : 17.15-18.00 Tempat Wawancara : Le Bourget, Paris 1.
Apa alasan yang melatarbelakangi anda untuk menjadi delegasi pemuda Indonesia UNFCCC? Pertama-tama saya ingin memonitor jalannya negsosiasi selama COP 21 di Paris ini. Hmm terutama saya hadir dalam proses negosiasi ini seperti mewakili teman-teman pemuda saya, sehingga sebagai suatu jalan bahwa proses negosiasi juga transparan bagi young generation generasi muda baik yang di Indonesia, Cina nanti juga dari pengalaman negosiasi ini saya ingin sharing kemereka bahwa seperti betapa susahnya proses negosiasi itu dan juga sebagai pembelajaran bagi saya bagaimana mungkin mekanisme dan trik-trik negosiasi dan mungkin bagaiman cara menyalurkan kebutuhan dan hal yang seharusnya diajukan untuk kebutuhan dan kepentingan negara kita tapi juga cara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bertoleransi untuk antar negara maju dengan negara berkembang lainnya mungkin lebih memiliki situasi yang lebih buruk dari Indonesia. 2.
Bagaimana anda mengetahui pertemuan internasional UNFCCC? Aku tahu maslah pertemuan internasional ini ketika dulu sedang sama waktu magang di DNPI (Dewan Nasional Perubahan Iklim) disana staff-staff DNPI menginformasikan saya tentang masalah COP (...) yang diselenggarakan dibawah UNFCCC ini sehingga saya itu juga sebenarnya lebih tahu masalah COY (Conference of Youth) sehingga mencari tahu mencari lebih banyak informasi di internet, google.. kemudian mempelajari dokumen-dokumennya sehingga jadi tahu mengenai pertemuan internasional, UNFCCC ini ternyata konferensi climate change yang diselenggarakan pertahun dimana seperti pertemuan internasional. Yang dihadiri seluruh negara termasuk dalam United Nation.
3.
Pada tahun berapa anda terpilih menjadi delegasi pemuda Indonesia UNFCCC? Pertama terpilih tahun lalu, tahun 2014 untuk menghadiri COY (Conference of Youth) ke 10 dan di COP 20 di Lima Peru. Kalau untuk di Peru ada 3: yang pertama Saya, yang kedua Maira Niode, ketiga itu orang Indonesia namun dia berngkat dan pergi melalui dan sebagai delegasi Singapura, namanya Putra Zenata, sebenarnya dia asli Bandung tapi dia sedang kerja di Singapura jadi dia berangkatnya sebagai observer dari Singapura. Hmm kemudian untuk yang di COP 21 ini lumayan banyak kalau dilihat, kalau ditotal yang hanya menghadiri konferensi of youth dan juga yang menghadiri di COP 21 ini, total nya ada 6.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Salah satunya saya bertemu di Conference of Youth yang bernama kak Gracia Paramitha dan adiknya kak Christian AJ.. hmm itu mereka berangkat dari Indonesia hanya untuk mengikuti conference of youth karena mereka ada acara lain di KBRI Paris ini, abis itu kalau di COP 21 ada saya, Maira Niode lagi, dan kali ini ada Kevin Hendrawan dan Nesha Ichida yang merupakan pemuda yang dikirim untuk pergi ke Artic jadi disitu saya yang bertemu delegasi pemuda yang ada disini cuma yang hadir di COP21 maupun COY 11 namun untuk ikut yang lebih detail mengikuti negosiasi-negosiasi internasional, maaf masksud saya pertemuan internasional negosiasi termasuk informal meeting itu setahu saya hanya saya karena saya juga sudah request untuk mengikuti secara lebih dalam dan detail pertemuan dan proses negosiasi di COP 21 ini. 4.
Berapa jumlah delegasi pemuda Indonesia yang ikut serta berpartisipasi dalam UNFCCC yang pernah anda ikuti? Kalau untuk di Peru ada 3: yang pertama Saya, yang kedua Maira Niode, ketiga itu orang Indonesia namun dia berngkat dan pergi melalui dan sebagai delegasi Singapura, namanya Putra Zenata, sebenarnya dia asli Bandung tapi dia sedang kerja di Singapura jadi dia berangkatnya sebagai observer dari Singapura. Hmm kemudian untuk yang di COP 21 ini lumayan banyak kalau dilihat, kalau ditotal yang hanya menghadiri konferensi of youth dan juga yang menghadiri di COP 21 ini, total nya ada 6. Salah satunya saya bertemu di Conference of Youth yang bernama kak Gracia Paramitha dan adiknya kak Christian AJ.. hmm itu mereka berangkat dari Indonesia hanya untuk mengikuti conference of youth karena mereka ada acara lain di KBRI Paris ini, abis itu kalau di COP
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21 ada saya, Maira Niode lagi, dan kali ini ada Kevin Hendrawan dan Nesha Ichida yang merupakan pemuda yang dikirim untuk pergi ke Artic jadi disitu saya yang bertemu delegasi pemuda yang ada disini cuma yang hadir di COP21 maupun COY 11 namun untuk ikut yang lebih detail mengikuti negosiasinegosiasi internasional, maaf masksud saya pertemuan internasional negosiasi termasuk informal meeting itu setahu saya hanya saya karena saya juga sudah request untuk mengikuti secara lebih dalam dan detail pertemuan dan proses negosiasi di COP 21 ini. 5.
Apa saja yang perlu anda persiapkan sebelum mengikuti UNFCCC? Apakah ada pertemuan khusus dengan delegasi pemuda Indonesia lainnya? Jika ia tolong jelaskan? Kalau pertemuan untuk sebatas hmm biar tahu basic-basic informasinya aja saya hanya dikirim saja oleh ibu Kuki selaku satu led Negotiatior untuk membaca dokumen hasil ADP dari di Lima tahun lalu dan juga hasil ADP dari pertemuan Bonn di Jerman, Juni Juli kemarin, kemudian saya membaca dokumen-dokumen yang sudah di buat saja yang baru terutama yang ADP dan juga SPA dan hanya sebagai basic general information. Namu kalau untuk pertemuan dengan delegasi pemuda lainnya sebenarnya tidak ada, tidak ada breafing apapun, tidak ada meeting apapun hanya malah adanya pertemuan dengan delegasi RI lainnya, jadi kalau untuk pemuda tidak ada pertemuan atau tugas spesifik yang harus dilakukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6.
Manfaat apa yang anda dapat setelah mengikuti UNFCCC? Hmm.. Manfaat yang Mia dapat setelah mengikuti UNFCCC ini yang pasti pertama hmm secara tidak langsung dan otomatis memperoleh skill-skill negosiasi baik dari delegasi Indonesia maupun dari delegasi negara maju kaya Europian Union, USA, kemudian juga mengerti isu-isu permasalahan dari negara-negara yang list devoloping country kaya bagian-bagian negara di Africa, India, bagian Asia Tenggara lainnya jadi mengetahui kalau masingmasing negara memiliki kepentingan yang berbeda dan pastinya sangat susah mengetahui situasi, bahwa sangat susah terutama untuk ketika di pertemuan informal meeting karena semua orang boleh menyatakan alasan-alasan mereka mengajukan statment mereka itu dan ada yang mungkin bercerita masalah cerita pribadi, atau yang mungkin lebih sentimental saya mengetahui semua proses itu dan yang kedua pasti nya memiliki lebih banyak memiliki koneksi secara internasional, memiliki kenalan relasi internasional dan bisa belajar banyak dengan mereka yang sudan berpengalaman jauh lebih banyak apalagi yang sudah COP selama 20 tahun itu sangat bagus dan sangat berguna bagi saya dan untuk memperoleh ilmu dari dia dan untuk yang ketiga sebenarnya lebih bisa melatih hmm kepercayaan diri dan keberanian lagi tetapi juga diwaktu yang sama bersamaan belajar bahwa kita harus tahu, tepat dalam mengani sesuatu terutama masalah negosiasi ini dan berusaha supaya apa yang negara kita butuhkan juga bisa kita peroleh dan juga kebutuhan bersama juga bisa kita capai untuk agreement yang baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7.
Setelah mengikuti UNFCCC, apa saja yang anda lakukan agar informasi dan pengalaman anda mengikuti UNFCCC dapat diketahui masyarakat luas khususnya para pemuda di Indonesia? Hmm.. untuk pemuda di Indonesia sebenarnya saya posting dimedia sosial instagram, twitter, atau mungkin sebenarnya cerita personal karena kalau di Indonesia wadah untuk ceritanya mungkin sedikit agak kurang mungkin kadang ada platfrom yang ditawarkan dari Climate Reality Project Indonesia atau ada workshop bareng orang-orang di Green Peace. Kalau di Indonesia sebenarnya saya belum begitu engaged karena mungkin belum menemukan platfrom yang tepat saja tetapi saya memiliki media sosial twitter, facebook, path dan instagram untuk berinteraksi dan mengikuti seminar-seminar. Namun kalau di China informasi yang saya miliki dapat di ulas di media nasional kaya china daily, koran di shuazin sebenarnya itu lumayan luas karena staff marketing universitas saya lumayan mendukung dan pastinya universitas saya dan departemen inveromental sience di Universitas saya sangat mendukung jadi mereka akan mengadakan seminar, open syposium atau mungkin semacam conference dan lectures yang akan dihadiri dan mungkin dipimpin oleh saya dan kemudian berbagi pengalaman di sana dan pastinya akan dimasukan kedalam artikel, video blog dan youtube semacam itu dan pastinya banyak banget bantuan dari universitas untuk lebih membagikan secara luas informasi, dan pengalaman yang saya peroleh di COP 21 ini. Pemuda Indonesia belum biasanya.. mungkin untuk saat ini bisa melalui laskar bumi dan saya akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bekerjasama dengan ISAC di Indonesia untuk membuka platfrom tentang pengalaman tapi biasanya akan melalui media sosial saja. 8.
Sebagai seorang pemuda yang telah mengikuti UNFCCC, bagaimana cara anda mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi? Hmm.. setelah mengetahui beberapa info dan segala proses yang terjadi di UNFCCC terutama bagi yang dari climate generation zone dimana banyak anak muda yang dengan kreatifitasnya berkreasi untuk menyatakan suara nya dan apa keinginan mereka juga dan yang ingin dicapai di agreement yang baru ini, hmm pastinya lebih merubah gaya hidup (life style), menjadi suistanaible dan pastinya sebenarnya saya sudah memulainya di universitas seperti membawa botol minuman sendiri jadi bisa mengisi air minum di sekolah saja, dan emang itu yang di in post di universitas saya abis itu pastinya jalan kaki tidak pakai kendaraan pribadi itu memang sudah sangat difasilitasi didaerah universitas saya seperti naik sepeda, dan atau naik e bike yang berdasarkan dari tenaga listrik. Hmm terus yang pastinya bisa lebih hidup secara efisien, seperti tidak menggunakan air berlebihan, atau listrik berlebihan, dan segalanya bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan. Kemudian yang paling penting adalah lebih mendidik diri sendiri dan juga setelah itu teman-teman sekitar lingkungan dulu atau mungkin secara lebih luas mengenai isu climate change ini dan info yang sudah didapat ini COP 21 ini lebih dikembangkan lagi dan setelah itu mungkin dapat dibarengi dan di gabungkan dengan ilmu-ilmu yang sudah didapat dari pelajaran dari Universitas juga karena saya saat ini masih mengambil enveromental sience dimana lumayan berhubungan dengan natural
http://digilib.mercubuana.ac.id/
characters yang mempelajari tanah, air, udara seperti itu dan dihubungkan dengan tindakan implementasi apa yang nanti bisa saya lakukan setelah saya mengikuti COP 21 ini. Selain itu saya saat ini sedang membuat organisasi di sekolah yang bergerak di ecological educational yang berusaha meningkatkan public awarness bukan hanya students tetapi all ages juga pastinya membuat program green campus di kampus saya sendiri. 9.
Menurut Mia apakah peran delegasi pemuda yang diikut sertakan dalam UNFCCC dapat membantu pemimpin dunia dalam mengkomunikasikan perubahan iklim di negara masing-masing? “Pastinya ia tetapi anak-anak muda di sini tidak bisa hanya berharap. Harus lewat demosntrasi lah, atau memberikan kritik melalui artikel di media public. Menurut saya memang mereka bisa dan sudah dilakukan, serta melakukan komunikasi langsung ke kementerian di negara-negaranya. Melakukan aksi nyata di lingkungan sekitar dulu kalau sudah ada bukti baru di informasikan dan efektif baru menurut saya bisa diajukan kepada kementerian atau kepala negera mereka. Dan pastinya peran pemuda sangat diperlukan karena mereka sangat kreatif dalam mengajak anak-anak muda dan orang dewasa lainnya dinegara mereka untuk peduli terhadap climate change ini. Kemudian jika mereka sudah mengikuti UNFCCC ini harus di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan edukasi kepada orang-orang yang mungkin belum begitu paham masalah perubahan iklim ini.
10. Di era globalisasi sebagian besar pemuda memiliki media sosial dalam mendapatkan informasi dan menyebarkan informasi. Media sosial apa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
saja yang anda gunakan untuk mengkomunikasikan perubahan iklim? Sebutkan dan berikan alasannya? “Untuk masalah perubahan iklim twitter dan facebook. Saya pilih itu karena facebook dapat mengshare tulisan dan gambar, sedangkan twitter lebih ke short quates yang mungkin ngena bagi mereka dan mereka jadi lebih penasaran lagi isu ini dan kemudian bisa dihubungkan ke link yang nyambung ke facebook atau website yang ada berhubungan dengan artikel terkait perubahan iklim seperti kebakaran hutan. Saya juga menggunakan media sosial lain seperti instagram untuk mengshare gambar, path dan snap chat digunakan untuk percakapan langsung yang lebih non formal kepada teman-teman saya baik di Indonesia maupun dinegara lain. 11. Bagaimana cara anda memaksimalkan tampilan media sosial twitter dalam mengkomunikasi perubahan iklim? Hmm lebih sering pakai, lebih sering retweet, memfollow @neogeographic, terus @greenpeaces, terus bisa share link diline atau we chat gitu.. karena link yang saya share dari twitter, sehingga mereka mengetahui twitter masih aktif dan sering digunakan. 12. Akun terkait perubahan iklim apa saja yang anda ikuti atau follow di media sosial twitter? Hmm kalau di twitter itu @greepeacesinternational, @greenpeacesasia, greenpeacesindonesia, @nationalgeographic, @climaterealityproject, hmm Algore, twitter @kumanaidu, terus @friends of earth juga ada beberapa, terus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
twitter @copunfccc terus kaya @cop21, @cop20 yang ada spesifik twitternya, ya semua terkait itu sudah di ikuti terus semacam @unep juga . 13. Apa tanggapan teman-teman atau pemuda lainnya ketika anda mengkomunikasikan perubahan iklim melalui media sosial twitter? Hmm menurut mereka sih.. seru-seru aja sih, katanya dari beberapa mereka jadi curios .. penasaran dan ingin lebih tahu lagi, masalah contohnya kebakaran hutan ternyata dapat berefek soil structure nya, jadi soil chemical profective nya. Terus biasanya share di link di twitter jadi mereka penasaran terutama maslah COP 21 popular banget di twitter, soalnya mereka mengikuti baget sesuatu yang popular dan trend mereka ikuti yang berhubungan dengan united nation jadi biasa kalau hmm meningkatkan awarness mereka tentang masalah perubahan iklim, isu-isu terkait itu biasa share-share link dari beberapa icon twitter yang popular dan ngetrend dan biasanyanya mereka sih senang dan responds nya positif. 14. Dalam mengkomunikasikan perubahan iklim media sosial twitter, apakah ada hal menarik, lucu atau kurang baik yang pernah anda alami? Hmm klau di twitter sih lebih baik dan lucu sih, kalau untuk buruk atau banyak tidak begitu banyak. Biasanya mereka respond yang positif banyak yang retweet, atau mereka lebih banyak tahu lagi masalah info-info dan mengikuti follow seperti contohnya COP 21, bisa ikuti juga misalnya untuk teman-teman di China dan Indonesia, tapi pernah ada juga kurang baik itu ketika aku retweet apa terus aku mentweet untuk aku buat suatu statment contoh: “Climate Reality is not espeliation” kemudia tiba-tiba ada yang reply kaya answered I desegree
http://digilib.mercubuana.ac.id/
with your statement and something.. tapi menurut aku hal seperti itu lebih aku cari agar bisa dibuat debate atau suatu conversation sehingga ada tukar pengalaman juga untuk tukaran informasi karena mungkin informasi yang aku tahu belum tentu mungkin bener dan aku jadi bisa memperbaiki diri dan aku bisa mempelajari hal-hal yang kurang baik bisa jadi yang lebih baik . 15. Apakah ada cara lain yang anda lakukan dalam mengkomunikasikan perubahan iklim, selain menggunakan media sosial? Hmm mia sebenarnya aku lebih dominan menggunakan sosial media untuk menyebarkan info-info terkait hmm komunikasi perubahan iklim, selain lewat melalui media sosial contohnya: menggunakan we chat, dan platfrom boyboo facebook
nya
China
untuk,
dan
juga
website
Universtas
untuk
menginformasikan masalah seminar tentang perubahan iklim yang dihadiri oleh aku kemaren, itu terus symposium kemudian membuat youth decoration dan menggunakan misalnya penyebaran selain media sosial juga menggunakan poster yang intinya hal utama yang aku gunakan untuk komunikasi biasanya lebih personal, talk personal atau small group, dan hanya seperti kaya kemaren aku pernah masuk di TED X Suzcho.. di youth nya aku mengobrol di platfrom internasional, jadi lebih keseminar dan lebih berperan semacam motivatornya tapi lebih ke motivator kearah perubahan iklim. Jadi lebih ke seminar, konverensi, open publik hmm talk open forum gitu untuk bertanya masalah COP 21, biasa itu difasilitasi juga oleh Universitas atau lembaga sosial seperti NGO gitu kaya di China juga.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16. Komunikasi non verbal dan verbal seperti apa yang anda gunakan ketika mengkomunikasikan perubahan iklim? Verbal ketika semacam mengadakan seminar atau speech, konverensi, contoh di TED Talk menggunakan video, kemudian lechture di kelas, dan non verbal seperti membuat PPT atau power point untuk presentasi keynote, mungkin masuk ke link apa kemudian ditambahkan website lain dan tulisan, gambar pastinya dan biasa verbal bisa seperti demonstrasi seperti masalah water polution... demonstrasi lab di depan publik. 17. Menurut Bob Julius Onggo, dalam bukunya “Cyber Public Relation” memaparkan Elektronic Public Relations atau dengan kata lain Cyber PR saat ini internet sebagai bagian dari Cyber Komunikasi menjadi saran efektif bagi masyarakat luas dalam menyampaikan pesan-pesan, seperti: komunikasi konstan, respon yang tepat, pasar global, interaktif, komunikais dua arah dan cepat. Menurut anda apakah dalam mengkomunikasikan Perubahan Iklim melalui media sosial twitter dapat menggunakan Cyber PR? Jika ia harap dijelaskan. Hmm menurut aku kalau lewat twitter memang bisa manyapaikan komunikasi yang konstan tapi respond kurang begitu tepat. Untuk pasar global twitter lebih simple tapi efektif. 18. Dalam 1 minggu berapa kali anda memposting informasi terkait perubahan iklim di akun twitter anda? Kalau sebelum ke China sering sekali, sehari 10 kali. Sejak di China karena di blok jadi mungkin hanya sekitar 2-10 kali dalam seminggu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19. Menurut anda bagaimana seorang PR dapat mengkomunikasi perubahan iklim kepada masyarakat luas? Hmm pastinya menggunakan sosmed sangat penting karena efektif contohnya di China mereka menggunakan we chat dan sangat membantu sekali, membuat platfrom sendiri seperti website, seminar yang kerjasama dengan NGO-ngo lokal, dari sekolah, kemudian membuat training dengan pemerintah, dan membuat working group untuk mengumpulkan masa untuk edukasi dan fun contohnya buat acara glow run mereka bayar tapi untuk charity untuk perubahan iklim untuk implementasi solar panel di sekolah, lomba poster perubahan iklim, membuat lomba writing yang nantinya mendapat hadiah untuk mengikuti UNFCCC ini. Sedangkan di China saat ini banyak kesempatan tawaran untuk mengikuti enviromental science terutama bagi orang-orang yang dapat berbahasa China untuk meningkatkan kepedulian perubahan iklim 20. Kesulitan / kekurangan apa yang anda dapat dalam mengkomunikasikan perubahan iklim melalui media sosial twitter? Teman-teman di Indonesia saat ini twitter kurang popular sehingga harus di popularkan kembali.. karena fiturnya twitter kurang lucu-lucu. Foto wawancara dengan narasumber:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
HASIL WAWANCARA INFORMAN Hasil Wawancara skripsi “Peran Delegasi Pemuda Indonesia UNFCCC dalam Mengkomunikasikan Perubahan Iklim Melalui Media Sosial Twitter” Nama
: Amanda Katili Niode, PH.D
Keterangan
:
Ketua Tim ahli di kantor utusan khusus presiden untuk pengendalian perubahan iklim. Saya juga menjadi manajer di The Climate Reality Project Indonesia ini adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh Al Gore pemenang hadiah nobel dan mantan wakil presiden Amerika Serikat khususnya untuk komunikasi perubahan iklim kepada masyarakat luas termasuk juga pemuda misalnya apasaja perubahan iklim itu, dampaknya apa dan solusinya bagaimana, sehingga menjadi banyak kegiatan-kegiatan kami ini baik di kantor utusan khusus presiden dan juga komunitas The Climate Reality Project Indonesia ini yang melibatkan para pemuda Indonesia. Tanggal Wawancara : 13 Januari 2016 Waktu Wawancara : 10.30 – 12.00 wib Tempat Wawancara : Bakerzijn, Plaza Senayan 1.
Apakah ibu pernah mengikuti UNFCCC? Jika ia mohon diinformasikan tahun dan bagaimana ibu dapat terlibat?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
UNFCCC adalah kepanjangan dari United Nation .... ini adalah konverensi atau kesepakatan para negara pihak bagaimana supaya dampak perubahan iklim itu tidak membahayakan manusia. Jadi dia bisa disebut UNFCCC adalah kesepakatan global dan setiap tahun UNFCCC mengadakan pertemuan tahunan yang dinamakan Converence of Parties tetapi turunan dari UNFCCC ini adalah kyoto protokol juga sebuah kesepakatan yang mengikat dan pertemuannya disebut hmmm meeting of departies. Tetapi biasanya pertemuan-pertemuan itu biasanya hanya menyebutnya C.O.P atau COP ini adalah pertemuan tahunan. Diantara pertemuan tahunan ini ada pertemuanpertemuan yang disebut dengan intersection jadi satu tahun itu bisa antara 1 kali.. 2 kali.. 3 kali.. atau 4 kali.. Sedangkan saya mulai terlibat dari pertemuan ini adalah tahun 2007, karena ketika itu di Indonesia diadakan yang namanya COP 13 di Bali. Jadi pertemuan ketiga belas di Bali. Sebelum pertemuan tiga belas di Bali banyak pertemuan-pertemuan di berbagai negara. Jadi memang keterlibatan saya terkait dengan tugas sehari-hari waktu itu belum menjadi manager The Climate Project tetapi setelah bergabung dengan The Climate Reality Project ini disamping adanya tugas negara dimana saya selalu mengikuti COP ini juga ada kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan The Climate Reality Project Indonesia dan COP tersebut.
2.
Bagaimana para pemuda itu terpilih mengikuti UNFCCC dan apa saja yang diharapkan dari pemuda ketika mengikuti UNFCCC ?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jadi memang ada himbauan yang dikeluarkan oleh sekretariat UNFCCC bahwa negara kalau mengikuti pertemuan ini kan mereka mengirimkan delegasi jadi negara ini mengirimkan delegasi. Anggota delegasinya beragam ada dari kantor pemerintah, ada juga dari swasta maupun lembaga swadaya masyarakat maupun akademi tetapi sekretariat dari UNFCCC ini menghimbau agar juga dikirmkan delegasi pemuda atau ada pemuda dalam delegasi. Karena pemuda ini juga adalah pemangku kepentingan kita tidak bisa hanya mengatakan bahwa pemuda adalah pemimpin masa depan dan lain sebagainya tetapi pemuda sekarang itu adalah memang pemangku kepentingan atau stakeholders dalam perubahan iklim ini karena itu dihimbau. Kemudian dimulai secara resmi saya terlibat dalam pengiriman pemuda ini sejak tahun 2009 ketika converence of parties (COP) ke 15 di Copenhagen. Ketika itu ada organisasi internasional yang akan mengirimkan delegasi pemuda yang kemudian mengadakan seleksi. Disitu saya mulai belajar proses-proses apasaja atau prosedur apa saja kalau suatu negara ini akan mengirimkan pemuda sebagai anggota delegasinya. Baik anak atau pemuda. Waktu itu anak dibawah 15 tahun juga dikirim sebagai anggota delegasi, kemudian disitulah saya mulai belajar. Kemudian tahun berikutnya tahun 2010 dalam kapasitas saya ketika itu bekerja di Dewan Nasional Perubahan Iklim sebagai Koordinator Devisi Edukasi, Informasi dan Komunikasi. Kami memulai menggagas agreement delegasi pemuda ke converence of parties. Tentunya harus mulai seleksi, karena tidak mungkin kita asal mengirimkan saja dan pasti akan lebih banyak peminat dari pada tempat yang tersedia. Jadi memang dilakukan seleksi tetapi ketika pertama kali itu,,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pertama kali kami mengirimkan delegasi pemuda kami menghubungi tokohtokoh masyarakat di provinsi maupun di kantor-kantor pemerintah maupun di kantor-kantor organisasi pemerintah dan mengusulkan dan minta agar mereka mengusulkan nama-nama untuk dicalonkan sebagai anggota delegasi dan mengapa mereka dicalonkan. Tentunya juga disamping mengirmkan namanama atau mencari calon anggota delegasi pemuda ini kami juga harus fundraising atau mencari dana untuk bisa mengirim mereka ke pertemuanpertemuan perubahan iklim ini dan yang pertama kali untuk menjadi kreteria adalah minat, apakah calon anggota delegasi ini berminat membahas ataupun mengadakan kegiatan di bidang lingkungan dan perubahan iklim. Karena perubahan iklim ini adalah masalah lingkungan global. Dan yang kedua dilihat trac recordnya, trackrecordnya baik di sekolah bagaimana calon ini secara akademis maupun trackrecord atau rekam jejak terhadap ekstra kurikuler mereka apakah ada jiwa kepemimpinan mereka, apakah ada jiwa paritisipasi mereka dan juga apakah mereka ini kira-kira bisa mandiri atau tidak kalau terpilih menjadi anggota delegasi. Karena mereka juga disana membawa nama Indonesia. 3.
Kemudian ketika memberangkatkan delegasi tersebut apakah ada sesuatu yang diharapkan dari ibu terhadap delegasi tersebut? Sebelum berangkat biasanya diadakan pembekalan, jadi pembekalan ini dibagi menjadi beberapa kategori. Yang pertama adalah kesehatan itu yang paling penting karena percuma jika ikut tidak sehat. Jadi diperiksa dahulu apakah mereka sehat, apakah mereka ada masalah kesehatan dan lain sebagainya jadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
secara fisik memang harus disiapkan. Kemudian yang kedua tentunya secara substansi,
substansi
perubahan
iklim
diberikan
pembekalan
seperti
mengetahui: apa itu perubahan iklim?, masalahnya apa?, solusinya bagaimana? dan bagaimana cara berkomunikasi untuk kampanye perubahan iklim? dan lain sebagainya.. kemudian yang ketiga adalah pembekalan budaya, jadi budaya Indonesia mereka harus tahu, bangsa Indonesia itu seperti apa? dan juga seni dan budaya Indonesia apa saja supaya mereka bisa berbicara membawa nama bangsanya. Kemudian yang berikutnya adalah pelatihan diplomasi, karena mereka bisa dibilang adalah diplpmat-diplomat muda yang membawa nama Indonesia, jadi diplomasi seperti apa?, hubungan dengan orang asing seperti apa?, berbicara, menyakinkan teman-temannya dan kemudian bagaimana cara berinteraksi dengan pemuda –pemuda dari negara lain ataupun anggotaanggota delegasi yang bukan pemuda. Jadi diberikan pembekalan seperti itu dengan harapan sebelum berangkat mereka juga mempersiapkan diri. Kemudian ketika mereka sudah tiba di tempat tujuan tentunya tidak dilepas begitu saja, karena ketika pembekalan sudah diajarkan dan diberitahu nanti disana ada apa?, dan apa yang diharapkan dari mereka. Biasanya yang diharapkan itu adalah mereka berinteraksi dengan para pemuda-pemuda dari berbagai negara, kemudian juga membantu delegasi Indonesia, jadi delegasi yang bukan pemuda, delegasi-delegasi yang memang mewakili negara dan lain sebagainya. Membantu ini bisa berarti mengikuti para negosiator, jadi ada negosiator-negosiator dari negara yang bisa mengikuti mencatatan dan lain sebagainya. Bisa juga mereka membuat acara-acara yang membawa nama baik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Indonesia. Acara ini bisa juga acara budaya ataupun acara-acara yang terkait dengan komunikasi perubahan iklim. tentunya mereka harus mempunyai rasa kepercayaan diri yang tinggi dan harus mampu berbahasa Inggris karena kalau tidak mampu berbahasa Inggris bagaimana bisa berkomunikasi. Jadi itu antara lain, tentunya nantinya juga ada hal-hal kecil terkait dengan situasi atau negaranegara yang mereka tuju. Karena tiap negara itu beda budayanya, beda kegiatannya dan lain sebagainya. 4.
Apakah ada tugas khusus yang perlu dilakukan pemuda ketika mengikuti kegiatan UNFCCC dan setelah mengikuti kegiatan UNFCCC yang dapat disebarkan kepada para pemuda di Indonesia? Yang pasti mereka harus membuat jurnal kegiatan harian yang dikumpulkan kepada kami para penanggung jawab delegasi pemuda ini. Karena kami ingin melihat bagaimana mereka berinteraksi maupun apa yang sudah mereka dapatkan dan juga mereka diharapkan menulis untuk media. Baik media cetak ataupun online, bisa juga mereka diwawancara oleh radio atau televisi maupun juga berkomunikasi melalui sosial media apa yang mereka peroleh disana itu ditempat tersebut di tempat penyelenggaraan. Kemudian setelah kembali, idealnya itu mereka juga harus berbagi pengalaman mereka kepada temantemannya. Bagus kalau bisa mereka sendiri yang inisiasi bisa melalui berbagai organisasi, baik organisasi-organisasi pemuda maupun kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat maupun media. Misalnya ada pameran perubahan iklim atau ada festival perubahan iklim, atau pameran lingkungan, pekan lingkungan, baik itu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ditingkat lokal dikota mereka, ditingkat universitas, tingkat nasional maupun tingkat internasional. Sehingga diharapkan karena sudah mengikuti converence of parties UNFCCC ini mereka tidak gamang lagi kalau ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan internasional. 5.
Menurut ibu apakah peran delegasi pemuda yang diikut sertakan dalam UNFCCC dapat membantu pemimpin dunia dalam mengkomunikasikan perubahan iklim di negara masing-masing? Jadi kita tidak langsung melihat pengaruh pemuda langsung kepemimpin dunia, karena ini kita melihatnya sebagai para pemangku kepentingan atau stakeholders jadi banyak faktor-faktor yang bisa mempengaruhi pemimpin dunia tetapi cara mengukurnya itu agak susah karena harus ada interaksi jadi interaksi berbagai pihak, jadi kita tidak tahu apakah seorang presiden disuatu negara mengeluarkan suatu kebijakan hanya karena dia sudah berinteraksi dengan pemuda misalnya. Tetapi kita tahu bahwa jika pemuda ini melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan masuk akal misalnya itu bisa menjadi perhatian banyak orang dan bisa jadi juga menjadi masukan bagi para pemimpin dunia ini. Para pemimpin dunia ini dia bisa melihat sendiri, dia bisa mendapat masukan, atau dia bisa diajak terlibat dalam kegiatan-kegiatan pemuda jadi contohnya ada beberapa pemuda membuat video clip yang dimasukan ke youtube, yang kemudian mereka sebarkan melalui media sosial isisnya adalah himbauan mereka kepada para pemimpin dunia untuk memperhatikan masalah perubahan iklim ini maupun untuk mencari solusinya. Karena pemuda biasanya kegiatan itu menarik, tidak monoton dan kreatif ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang diharapkan bisa menarik banyak perhatian termasuk para pemimpin dunia ini. 6.
Apakah ibu mengikuti perkembangan komunikasi perubahan iklim yang dilakukan oleh para delegasi pemuda Indonesia? Jika iya tolong dijelaskan! Beberapa dari mereka membuat milis list dimana saya juga ikut menjadi anggotanya dimana saya dapat melihat interaksinya, saya juga perkembanganperkembangan mereka melalui media sosial baik facebook, twitter, instagram dan lain sebagainya. Dan jika ada kegiatan The Climate Reality Project Indonesia ataupun Kantor Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim mengundang mereka dalam interaksi-interaksi kegiatan itulah saya bisa mengetahui perkembangan mereka.
7.
Menurut ibu bagaimana cara delegasi pemuda Indonesia UNFCCC dalam mengoptimalkan komunikasi perubahan iklim? Terutama menggunakan media sosial seperti Twitter? Itu tidak bisa dari saya jawabannya, saya tidak bisa mengatakan mereka harus bagaimana karena sebagai generasi muda tentunya mereka lebih updated dan lebih mengetahui yang bisa kami, tim lakukan adalah mendorong mereka untuk membicarakan atau menggali potensi sosial media ini dalam komunikasi perubahan iklim jadi bukan saya yang mengarahkan tetapi mungkin saya bisa provokasi apa yang mereka bisa lakukan jika ingin menggunakan media seperti twitter, dan memang ini harus terus menerus diajak, atau terus menerus berkomunikasi karena masing-masing memiliki kesibukan sendiri yang jika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tidak dikumpulkan atau jika tidak ditanya atau tidak di email dan lain sebagainya hilang. Itu memang human nature memang sifat manusia dan menariknya adalah jika ada kegiatan atau ada sesuatu bisa merasang minat mereka tentunya dengan senang hati mereka dapat berpartisipasi. 8.
Menurut ibu apakah saat ini pemuda Indonesia sudah banyak dan dapat mengkomunikasikan perubahan iklim? Mengkomunikasi perubahan iklim dengan baik kan ada kriterianya kalau kita berbicara angka masih belum cukup banyak contoh delegasi pemuda yang ikut ke COP itu jumlahnya mungkin tidak sampai 50 orang dalam jangka waktu lima tahun ini. Tetapi kan ada kegiatan-kegiatan dimana mereka terlibat sehingga informasinya menjadi seperti bola salju yang menggelinding contoh nya adalah youth for climate camp kegiatan yang dilakukan oleh kantor Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim yang melibatkan para delegasi pemuda ini yang menjadi sumber inspirasi bagi pemuda-pemuda yang lain. Alumni dari Youth for Climate Camp ini sudah 1000 orang. Informasi yang mereka kepada teman-teman mereka seperti bola salju yang menggelinding, tetapi saya sendiri merasa ini belum cukup. Belum cukup itu dalam arti kata harus lebih banyak lagi pemuda yang terlibat dalam berbagai kegiatan dan tidak hanya melalui media sosial karena kalau kita berbicara media sosial ini hanya.. istitlah orang sananya itu just click away hanya klik karena kalau klik itu mudahkan ya.. dia mau menggunakan twitter, facebook, hanya klik.. klik.. tetapi ketika sudah terjun apakah mereka mau terjun? Itu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang menurut saya masih bisa lebih lagi ditingkatkan meskipun bukan berarti tidak ada kegiatan-kegiatan pemuda terkait perubahan iklim. 9.
Menurut Bob Julius Onggo, dalam bukunya “Cyber Public Relation” memaparkan Elektronic Public Relations atau dengan kata lain Cyber PR saat ini internet sebagai bagian dari Cyber Komunikasi menjadi saran efektif bagi masyarakat luas dalam menyampaikan pesan-pesan, seperti: komunikasi konstan, respon yang tepat, pasar global, interaktif, komunikais dua arah dan cepat. Menurut anda apakah dalam mengkomunikasikan Perubahan Iklim melalui media sosial twitter dapat menggunakan Cyber PR? Jika ia harap dijelaskan. Cyber PR Kalau menurut saya sendiri memang sangat berguna untuk memperluas informasi tentang perubahan iklim dan kita ditantang untuk bisa menyampaikan pesan dengan hanya maskimum 140 karakter itu merupakan suatu tantangan tentunya juga bisa ada gambar-gambar karena kita tahu bahwa a picture is work o thousond words jadi dengan melihat gambar saja, kadang nilai informasinya berlipat ganda. Tetapi saya sendiri berpendapat bahwa tidak cukup cyber PR ini karena kita harus melihat climate action. Ok jadi sudah ada informasinya misalnya mereka sudah tahu perubahan iklim, misalnya mereka juga tahu solusinya tetapi apakah ada actionnya? Contoh melalui twitter bisa disampaikan dampak perubahan iklim itu apa seperti: misalnya bisa ada banjir, bisa ada peningkatan tinggi muka laut, dan lain sebagainya solusinya bagaimana ada yang mengatakan ada kira-kira yang mengatakan lebih dari 100 hal yang dapat dilakukan oleh seorang individu, melalui twitter kita juga bisa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
katakan solusinya 1.. 2.. 3.. 4.. misalnya kita hemat energi, kita tidak mengubah tata guna lahan secara berlebihan.. oo yayaya.. 140 karakter paham. Tetapi apakah sampai kepada action nya? Nah jadi melalui twitter ini bisa di tantang actionnya apa? Kalau misalnya ada yang menanam pohon, mana gitu ya pohonnya lain sebagainya. Jadi pendapat saya cyber PR ini bagus untuk meningkatkan komunikasi perubahan iklim dan mencapai audiance besar dibanding dengan hanya face to face communication misalnya tetapi jangan dilupakan climate actionnya atau aksi-aksi maupun tindakan-tindakan yang akan dilakukan, sedang dilakukan dan telah dilakukan. 10. Seorang delegasi Pemuda yang mengikuti UNFCCC secara tidak langsung dapat menjadi seorang PR dalam mengkomunikasi perubahan iklim. Menurut ibu bagaimana seorang delegasi jika di tuntut untuk menjadi seorang PR dalam mengkomunikasi perubahan iklim kepada masyarakat luas? Delegasi pemuda atau anggota delegasi ya.. kita berbicara secara individu, mereka bisa menjadi PR yang baik tetapi perlu ada dukungan dari banyak pihak, karena kadang-kadang kita sudah tahu bahwa orang itu kan minatnya beda-beda apa dia memang akan menjadi seorang PR perubahan iklim kan kita tidak tahu karenanya itu bisa tetapi harus ada yang mendukung baik misalnya organisasinya atau mentornya karena mereka ingin tahu apakah mereka melakukan hal yang benar apakah kegiatan-kegiatan dan apa yang mereka lakukan sudah sebenarnya PR apakah memang PR sebenarnya nah itu perlu ada pembinaan-pembinaan ataupun interaksi dengan mereka-mereka yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sangat menguasai bidang ini baik public relations maupun perubahan iklim kemudian juga mungkin dapat ditentukan indikatornya, OK kalau misalnya dia menjadi PR perubahan iklim apa sih maksudnya? Apakah dia berbicara dengan teman-temannya? Atau dia berbicara dengan banyak orang? Dan lain sebagainya. Contohnya dalam kegiatan-kegiatan The Climate Reality Project Indonesia ada istilah yang namanya act of leadership jadi tindakan kepemimpinan. Jadi act of leadership ini bisa saja dia berbicara dengan media dia berbicara dengan para pengambil keputusan baik dari sisi eksekutif, legislatif, maupun yudikatif dia menyelenggarakan suatu acara, dia menulis artikel, dia membuat buku, dia membuat lukisan, dia membuat lagu dan lain sebagainya. Jadi perlu tahu apa saja sih kriteria-kriteria kalau dia diminta atau diharapkan untuk menjadi public relations personel yang baik terkait dengan perubahan iklim. Jadi jawabannya tidak bisa hanya satu kata.. ooww dia bisa menjadi PR yang baik tidak bisa karena harus ada kriteria-kriteria, yang harus disepakati bersama dan sebaiknya tidak terlalu sulit gitu yaa.. jadi kalau kita bilang ooww anda menjadi PR yang baik kalau sudah berbicara di depan 1 juta orang kalau seperti itu kan tidak mungkin jadi hal-hal yang berdasarkan kemampuan, minat maupun kapasitas yang ada. Nah disinilah peran media sosial itu besar karena jika berkomunikasi melalui media sosial tidak diperlukan biaya yang sangat besar tetapi harus ditindak lanjuti itu mungkin ada satu atau dua kegiatan yang dilakukan tapi kalau kita mau hasilnya optimal maka harus dilakukan penelusuran-penelusuran atau monitoring dan evaluasi terkait kaidah-kaidah public relations.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Foto Ketika Peneliti mewawancarai informan pertama bernama ibu Amanda Katili Niode:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
HASIL WAWANCARA INFORMAN Hasil wawancara skripsi “Peran Delegasi Pemuda Indonesia UNFCCC dalam Mengkomunikasikan Perubahan Iklim Melalui Media Sosial Twitter” Nama
: Emilia Bassar
Keterangan
: Praktisi Komunikasi Perubahan Iklim
Tanggal Wawancara : 8 Januari 2016 Waktu Wawancara : 12.30-13.15 Tempat Wawancara : Gedung Menara Hijau 1.
Menurut ibu apakah peran delegasi pemuda yang diikut sertakan dalam UNFCCC
dapat
membantu
pemimpin
dunia
dalam
mengkomunikasikan perubahan iklim di negara masing-masing? Ya, kalau saya kan melihatnya itu dari website atau facebook atau aktifitas di twitter. Saya suka terutama saya apreciate banget apa saja yang dilakukan awal-awal oleh DNPI Pemerintah, mengirim beberapa pemuda ke delegasi COP UNFCCC. Karena saya punya keyakinan bahwa kelak mereka itu bisa menjadi orang-orang yang memotivasi dan bahkan menjadi inspirasi bagi anak muda untuk kegiatan-kegiatan penanganan perubahan iklim di Indonesia begitu..., dan mereka juga bisa punya kontribusi sebenarnya melalui berbagai kegiatan yang melibatkan anak-anak muda di Indonesia. Tapi sayangnya saya sendiri tidak melihat secara hmmmm secaraa... artinya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
gini kalau saya lihat di liputan di media ataupun dikegiatan-kegiatan media sosial saya kok belum banyak melihat kontribusi nyata dari anak-anak muda, walaupun tadi saya optimis ya mereka bisa lakukan itu. Bahkan mungkin nantinya mereka bisa menjadi pemimpin-pemimpin di hmm lembaga pemerintah ataupun sektor lain gitu ya untuk penanganan perubahan iklim diIndonesia. Tetapi kontribusinya itu yang saya lihat masih mini atau atau mungkin pemberitaan dan liputannya makin kurang atau mungkin dimedia sosial juga kurang muncul banyak gitu ya. Karena anak-anak muda saua lihat, karena saya kebetulan punya beberapa program yang kebetulan dengan anakanak muda, datang ke kampus-kampus gitu yaa semacam workshow, kemudian diskusi dengan mereka ada beberapa kegiatan termasuk dialog interaktif yang telah dilakukan oleh DNPI di periode sebelumnya 2 kali, hampir di 30 profinsi di hampir 60 kabupaten kota artinya mereka sendiri punya keinginan serta didalam penanganan perubahan iklim baik di adaptasi maupun dimitigasi, tapi mereka ga tahu bagaimana caranya dan tidak ada yang lembaga atau orang-orang muda lain yang memfasilitasi itu. Bayangkan ya dihampir di 30 profinsi loh itu dan hampir 60 kabuten kota, walaupun mereka punya walaupun mereka sudah melakukan itu atas inisiatif-inisiatif pribadi atau lembaga seperti di sekolah atau kampus gitu atau dilingkungan organisasi pemuda ditingkat lokal, kabupaten. Alahkan baiknya kalau misalnya anak-anak muda yang pernah ikut ke COP UNFCCC itu menyebar atau membuat satu maksudya berbagai kegiatan yang mengikut sertakan anak-anak muda di Indonesia seperti itu turut serta apa seperti klub-klub, gitu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yaa kontes-kontes, online atau apanamanya kampanye yang berkelanjutan atau apa juga yang sifatnya hmm kegitan-kegiatan yang lebih nyata turut serta membantu pemerintah kota, kabupaten untuk penanganan perubahan iklim gitu ya kemudian baik di tingkat sekolah, kampus, lokal maupun yang sifatnya lebih besar dari tingkat nasional. Sama seperti saya misalnya mengikuti kegiatan saya kebetulan pengurus pusat PERHUMAS, kebetulan dikantor ada PERHUMAS Muda, yang isinya anak muda gitu. Saya pernah datang ke PERHUMAS Muda di Jogja misalnya, waktu saya datang dikumpulin itu teman-teman pengurus PERHUMAS Muda, kemudian mereka nge book satu restoran untuk diskusi dengan kita tentang PERHUMASAN. Jadi mereka serius banget karena ingin belajar dari orang yang diluar kota Jogja, mereka ingin tahu, ingin mendapatkan keinginan yang berbeda, dari orang yang kebeteluan seperti saya bisa datang gitu. Gabung dengan mereka, jadi saya pikir gini ada baiknya jadi teman-teman dari Delegasi Pemuda yang pernah mengikuti UNFCCC dan Youth for Climate Camp itu juga datang jika ada kesempatan. Karena kita voluntere keluar kota ke kota-kekota dan bikin jaringan disana dan kemudian ketemu disana dan mencari apa yang menjadi masalah mereka adanya masalah perubahan iklim ini kami ada pengalaman waktu kami di COP kami mendapatkan informasi ini ini. Jadi tidak hanya melalu media sosial saja sebenarnya jadi harus ada yang sifatnya off air juga begitu. Jadi begitu kesempatan-kesempatan itu memang harus di inisiasi oleh teman ini teman-teman anak muda ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dian: Sebenarnya bu jika diizinkan sharing dari Delegasi Pemuda yang awal –awal pada saat mengikuti UNFCCC di Cancun dan sama di Durban waktu itu mereka pernah ikut jadi peserta di Youth for Climate Camp juga dan juga jadi pembicara diacara tersebut jadi mereka sharing juga pengalaman mengikuti UNFCCC tapi targetnya pendengarnya masih peserta di camp tersebut cakupan luasnya dengan pendengar yang lebih besar belum karena perkemahan hanya diikuti 200-300 orang perkegiatan. Bu Emila: Menurut saya k alau perkemahan itu sangat terbatas, jumlah pemuda di Indonesia ada puluhan juta, jadi sangat-sangat terbatas, jadi bagaimana pemuda 200 orang itu dapat menyebarkan ke 200 orang lainnya jadi 1 peserta yang pernah mengikuti camp itu harus menyebarkan ke pemuda lainnya dan tidak hanya menggunakan media sosial. Jadi harus dipikirkan bagaimana 200 orang itu bisa menjadi leader buat satu, dua, orang empat, lima, enam dan seterusnya di wilayahnya. Jadi kalau 200 orang itu dapat share experiance mereka dan memiliki kontribusi nyata, dengan lima orang lainnya, jadi dua ratus kali lima sudah ada 100 orang yang bergerak. Jadi bikin kampanye yang menggerakan orang, buka hanya di camp selesai tapi jadi nanti good bye my love kan tidak seperti itu, tapi bagaimana mereka bisa bergerak itu harus ada yang menggerakan pula. Karena saya senang dengan kegiatan anak-anak muda sampai kadang-kadang memprovokasikan mereka agar mereka bergerak, jadi bukan hanya nulis saja di medsos tetapi ada hal lainnya yang mereka lakukan gitu. Yang paling penting dari anak muda adalah karena mereka memiliki otot yang masih kuat , tenaga yang masih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bagus, otaknya masih fresh kemudian idenya masih keren dan inovasinya masih luar biasa itu yang saya dari mereka. Sekarang bagaimana cara memanfaatkan kemampuan-kemampuan mereka secara positif. Jika menggunakan media sosial harus dilihat berapa orang yang menjadi followers, berapa orang yang me reply, me retweet, pernah ga dianalisis fansnya berapa orang di fanpage nya di Facebook, kemudian berapa orang yang share link informasi itu harus dianalisis kalau misalnya sedikit atau sangat sedikit berarti kurang.. ia kan? Walaupun kami sudah mempunyai media sosial so what gitu? Coba teman – teman kamu yang youth for climate camp check selama sebulan bulan Desember saja, karena bulan Desember ada momentum COP pastinya rame dong, kalau sangat kurang berarti ada upaya lain. Karena sebagian dari kita senang yang sifatnya off air dikombinasikan media sosial dengan kegiatan yang sifatnya kopdar (kopi darat) dan lebih pentingnya adalah kontribusi nyata dan aksi nyata. Jadi orang jangan lewat media sosial aja. Jangan di biasakan anak –anak muda hanya pandai berwancana saja tetapi tidak ada aksi. Dan sebenarnya penanganan perubahan iklim bukan hanya tanam pohon, tetapi juga diperhatikan apakah mereka betul jika ngecharge hp tidak ditinggalkan semalaman, apakah betul mereka peduli dengan perubahan iklim tetapi gaya hidupnya tidak mengambarkan seperti kemana-mana apakah naik mobil pribadi atau menggunakan kendaraan umum kan harus di check dong kalau Cuma di pikiran dan ucapan tetapi tidak ada aksinya sama dengan orang-orang di level tinggi itu.. kamu pasti tahukan? Orang itu tidak mau naik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kereta api, tidak mau naik kereta umum kenapa hal tersebut terjadi karena mereka sudah nyaman dengan kondisi yang sudah terjadi seperti dikasih mobil dinas dengan mobil yang terbaru dengan supir karena saya melihat teman saya yang sudah kemana-mana ada yang seperti itu.. jadi yang kita lihat adalah kontradiktif. Jangan dibiasakan anak-anak muda itu seperti itu, karena mereka masih muda jadi mentalitas nya jangan dibentuk seperti itu.. jadi mainset nya harus dirubah. Kalau orang itu aktif di youth for climate seharusnya kegiatan sehari-hari sudah seperti aliran darah walaupun masih minimal tapi tidak apa-apa. Tetapi sekali-kali jika itu dekat bisa diakses dengan jalan kaki, naik sepeda atau dapat menggunakan kendaraan umum sebaiknya dilakukan. Karena orang tersebut sudah mengerti sehingga kegiatan green life style sudah seperti aliran darah di tubuhnya. Jadi aksinya bisa dilakukan mulai dari yang simple saja tidak harus dimulai menanam seribu pohon.. jadi kita harus juga bantu mikirin aksi mereka apa agar lebih kreatif. 2.
Dalam penelitan saya ini digunakan dalam mengkomunikasi perubahan iklim adalah media sosial twitter yang digunakan oleh para delegasi pemuda UNFCCC ini. Apakah ibu ada tips kepada mereka dalam memaskimalkan penggunaan sosial media twitter? Saya kan juga punya twitter, walaupun tidak terlalu aktif. Tetapi saya pernah lihat akun twitter youth for climate camp atau delegasi pemuda aktif. Jadi usahakan update itu tiap hari entah itu dengan menggunakan share link atau hyper link, biar kedengaran suaranya jadi bikin twitter itu aktif seperti akun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
twitter @tncpoldametrojaya kalau itu mengikuti berita COP 21. Misalnya gini: Walikota Bogor Bima Arya menghadiri COP 21 ini salah satu langkah positif dari pemda di Indonesia. Bima Arya: memprioritaskan penanganan perubahan iklim untuk program kota Bogor di 2016. Jadi penyampaianya seperti orang pewarta berita atau live tweet. Karena dibatesin jumlahnya jadi informasinya sedikit-sedikit sekali posting tapi banyak dan kalau bisa dilengkapi dengan foto-foto karena orang tertarik dengan visual. Makanya ada instagram kan. Jadi setiap ada acara seperti itu harus ada pemuda yang ditugaskan untuk berbagi kerjaan seperit: siapa yang harus live tweet, siapa yang mengambil gambar, siapa yang harus menginterview orang, serta juga membuat siaran pers dari anak-anak muda yang mengikuti UNFCCC COP 21. Kemudian siaran pers itu dikirimkan ke kantor berita atau akun twitter seperti Climate Reality Project dan menginformasikan bahwa siaran pers itu dibuat oleh delegasi pemuda Indonesia UNFCCC. Jadi ada pembagian tugas siapa yang akan membuat artikelnya dan kemudian di live twitt nya dikasih hyperlink dari siaran pers itu dibuat agar mudah di download tetap menggunakan sosial media twitter. Kemudian artikelnya akan muncul katakanlah 1 minggu kemudian bikin key point dari artikel itu kemudian dimasukan link nya bersamaan agar dapat di share di twitter. Tetapi kalau hanya akun pribadi sendiri agak susah merealisasikan itu. tetapi jika dari organisasi akan mudah untuk membuatnya. Sehingga jika anak muda dikirim kesana harus diberi tugas untuk menghandle suatu akun sosial media untuk mengupdate tiap sesi. Karena saya pernah mengikuti COP Biodervisity di Nagoya yang memiliki banyak sesi. Pas Sesi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diskusi ada yang di plenary kemudian pecah dan terdapat sesi-sesi kecil sehingga banyak isu-isu yang menarik yang dapat di cari. Jadi harus dipecah juga, sehingga akan banyak live twitt nya kemudian bisa menjadi tranding topik sehingga harus diberi #(hastag) seperti contoh yang saya ingat: mas hisbullah arif dia punya keyjoko.com waktu hari bumi dia bikin #pantun bumi dia bikin pagi kemudian beberapa jam kemudian menjadi tranding topic. Jika ingin membuat hastag harus sudah dipikirin jauh-jauh hari yaitu yang simple 2 atau 3 kata tetapi mudah di ingat dan sesuai dengan tema kegiatan yang akan dilakukan sehingga orang langsung engeh dengan perubahan iklim. 3.
Menurut Bob Julius Onggo, dalam bukunya “Cyber Public Relation” memaparkan Elektronic Public Relations atau dengan kata lain Cyber PR saat ini internet sebagai bagian dari Cyber Komunikasi menjadi saran efektif bagi masyarakat luas dalam menyampaikan pesan-pesan, seperti: komunikasi konstan, respon yang tepat, pasar global, interaktif, komunikais dua arah dan cepat. Menurut ibu apakah dalam mengkomunikasikan Perubahan Iklim melalui media sosial twitter dapat menggunakan Cyber PR? Jika ia harap dijelaskan! Dapat bisa banget! Yang paling penting begini ya.. hmm yang paling penting adalah bagaimana kita melakukan monitoring dan evaluasi terhadapt media sosial itu dan itu dilakukan secara rutin. Boleh mingguan sifatnya dapat dealiy, weekley atau montly. Tergantung dari kebutuhan dan kemampuan dari organisasi jadi itu harus dilakukan. Jadi kita tahu, sehingga kita terus meningkatkan pemanfaatan itu secara optimal, efektif dan efesien. Paling
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penting itu jangan lupa twitter itu potensial audience nya adalah seluruh dunia tapi juga jangan lupa target kita siapa? Kalau target sasaran kita itu anak muda Indonesia, maka saran saya ada dua yang pertama: - Menulis dengan english version - Menulis dengan Indonesian version Kalau misalnya ga bisa menggunakan english version atau dua bahasa, tidak apa-apa satu saja, tapi jangan semua menggunakan pakai bahasa Inggris. Saya kaya di twitternya borneoorangutan conservation foundation dia itu ada bahasa Indonesia dan bahasa inggris di tampilkan secara berganti-gantian. Jadi orangorang yang memiliki kemampuan bahasa Inggris terbatas atau mungkin tidak mengerti, dia bisa ikuti terus isu-isu perubahan iklim terutama dengan ketertarikan anak muda. 4.
Menurut ibu apakah delegasi pemuda Indonesia sudah melakukan sesuatu
yang
bermanfaat
bagi
pemuda
lainnya
dalam
mengkomunikasikan perubahan iklim? Menurut saya belum, karena saya saja yang bergerak di komunikasi perubahan iklim masih jarang benar mendengarnya, apalagi orang yang tidak consen. Kita sebenarnya ingin mengetrak anak-anak muda, twitter adalah media sosial yang menurut saya bagus untuk mengetrak anak-anak muda tapi optimalisasi penggunaan twitter itu harus ditingkatkan. 5.
Menurut ibu yang merupakan salah satu praktisi PR, bagaimana seorang PR dapat mengkomunikasi perubahan iklim kepada masyarakat luas?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Banyak banget.. karena kamu masalahnya dikaitkan dengan media sosial, memang harusnya fokus kemdia sosial dan ke Youth Climate. Jadi menurut saya tadi saya kan sudah kasih saran, twitter ok, Facebook ok, blog juga ok, kemudian juga harus ada kopdar nya. Jadi paling penting harus ada aksi nyatanya yang dapat diikuti pemuda, agar pemuda dapat berkontribusi nyata baik di tingkat lokal maupun internasional. Yang kedua baik dalam situasi sekarang ini media digital kita tidak hanya mengandalkan media digital saja, karena kenyataannya khusus Indonesia harus dikombinasikan dengan media yang sifat nya koversional yaitu: tatap muka, jadi harus dikombinasikan media digital itu misalnya untuk aspek PR nya kalau dulu kan kita yang konvensionalnya menggunakan media relations, human relations, community relations, nah sekarang dengan adanya media digital berarti kita ada konsep yang bernama blogger relations. Kita punya link dan jaringan ke para blogger yang consern terhadap masalah perubahan iklim, yang consern tentang perubahan iklim dan yang nulis-nulis tentang perubahan iklim. Lalu kemudian kita masuk ke leave comment mereka, lalu kita ajak mereka bermitra, lalu kita ajak mereka untuk nulis di blogger yang kita punya atau organisasi punya.. itu merupakah kegiatan yang bersifat positif dan itu bisa menjadi firal communication. Lebih cepat, artinya kalau mereka nanti mereka sharing link tulisan kita yang ada di blog kalau dia punya fan atau followers 500 saja maka tulisan kita atau organisasi kita akan menambah pembaca 500 orang secara otomatis. Itu salah satu contoh dari blogger relations. Cara lainnya kita sekali-kali dapat kopdar blogger itu mungkin dapat menulis artikel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bersama, dalam satu tulisan yang bersifat bungan rampai dari berbagai perpektif, kemudian dalam kopdarnya dapat membuat aksi nyata juga. Karena blogger itu bisa anak muda atau orang-orang yang punya pengalaman banyak tentang perubahan iklim. Jadi banyak banget manfaat positifnya. Sedangkan sifat nya dari yang konvensional misalnya media relations seperti media visit, press breafing, pasti anak muda dapat melakukannya. Apalagi anak muda saat ini diberi kesempatan beberapa media yang memiliki rubrik anak muda jadi harus dimanfaatkan seperti rubrik anak muda yang dimiliki Media Indonesia, Kompat, Koran Tempo, lalu diportal-portal berita juga ada.. jadi kita harus aktif mencarai saja. Dengan cara itu kita dapat membuat tulisan, kasih tahu redakturnya kita mau nulis minggu depan misalnya kita ingin membuat kegiatan. Kalau perlu kita datangin media nya karena saya juga melakukan hal seperti itu karena saya sebagai praktisi. Sebagai contoh saya mengunjungi radar Bogor karena Harian Radar Bogor dapat penghargaan pada bulan Desember dari badan bahasa karena telah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga ini pertama kali bagi Radar Bogor. Yang kedua Harian Radar Bogor satu-satunya media lokal yang mendapat penghargaan itu. Dalam rangka mendapatkan pengharggan itu akhir nya saya menghubungi mbak Ira selaku pemred Harian Radar Bogor untuk melakukan kunjungan dengan teman-teman PERHUMAS Pusat dan Bogor. Sikap media visit tersebut merupakan salah satu sense of PR. Ketika kunjugan itu bertepatan dengan adanya dialog yang mengundang walikota Bogor, pejebat dan beberapa perwakilan perusahaan, sehingga yang awalnya hanya kunjungan untuk dialog dengan PERHUMAS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menjadi kunjungan dengan walikota Bogor, dll. Sehingga dari kesempatan itu saya dan teman-teman mendapatkan 3 manfaat yaitu: networking, ilmu dan mengetahui update program-program kota Bogor. Foto Ketika Peneliti mewawancarai informan kedua bernama ibu Emilia Bassar:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
HASIL WAWANCARA INFORMAN Hasil wawancara skripsi “Peran Delegasi Pemuda Indonesia UNFCCC dalam Mengkomunikasikan Perubahan Iklim Melalui Media Sosial Twitter” Nama
: Mirantha Kristanty
Keterangan
: Followers dari Rica dan Mia Oenoto
Tanggal Wawancara : 13 Januari 2016 Waktu Wawancara
: 15.00 – 15.30
Tempat Wawancara : Starbucks Stasiun Manggarai 1.
Apakah anda pernah mengikuti UNFCCC? Jika ia mohon diinformasikan apa yang melatarbelaki anda mengikuti UNFCCC? Ya, saya pernah menguikuti UNFCCC COP 17 pada tahun 2011 di Durban, Afrika Selatan. Keingintahuan dalam proses negosiasi multi lateral perubahan iklim yang terinspirasi dari delegasi muda RI, Rica Martyna pada COP sebelumnya.
2.
Apa saja yang perlu anda persiapkan sebelum mengikuti UNFCCC? Apakah ada pertemuan khusus dengan delegasi pemuda Indonesia lainnya? Jika ia tolong jelaskan? Persiapan fisik, mental, materi. Ya, ada beberapa pertemuan dengan pemuda lainnya untuk ramah tamah dan keakraban. Selain itu, juga ada perteuan dengan berbagai ahli untuk melatih dan meningkatkan skill seperti pelatihan menulis, fotografi, komunikasi, dan negosiasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.
Menurut anda apakah peran delegasi pemuda yang diikut sertakan dalam UNFCCC dapat membantu pemimpin dunia dalam mengkomunikasikan perubahan iklim di negara masing-masing? “Ya, karena menurut saya pemuda yang mengikuti UNFCCC orang-orang yang terpilih yang nantinya dengan ide kreatif dan kegiatan yang telah mereka lakukan dapat memberikan masukan kepada pemimpin dunia untuk mengkomunikasikan perubahan iklim terutama untuk anak muda.”
4.
Apa anda mengikuti perkembangan komunikasi perubahan iklim yang dilakukan oleh para delegasi pemuda Indonesia? Jika iya tolong dijelaskan! Ya, mengikuti melalui media sosial dan juga tulisan digital dari Rica Martyna dan Mia Oenoto, dan beberapa delegasi lainnya. Posting mereka yang up to date dan aktual membuat saya terinspirasi untuk menggali lebih dalam mengenai perubahan iklim. Salah satunya ketika saya mengikuti UNFCCC di Durban pada thn 2011, saya mengetahui konferensi internasional tsb setelah mencari informasi dari Rica yan sering menyebarkan informasi perubahan iklim melalui media sosial twitter, kemudian kalau Mia Oenoto saya senang mengikuti perkembangannya karena dia fokus dalam bagian negosiasi perubahan iklim dan mengikuti unfccc di Paris tahun 2015.
5.
Menurut anda bagaimana cara delegasi pemuda Indonesia dalam mengoptimalkan komunikasi perubahan iklim?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selalu update perkembangan terbaru dalam permasalahan dan juga solusi dalam perubahan iklim. Menggunakan tulisan yang catchy dalam dua bahasa. Dan juga bukan sekedar tulisan tapi sebagai aksi nyata. 6.
Menurut Bob Julius Onggo, dalam bukunya “Cyber Public Relation” memaparkan Elektronic Public Relations atau dengan kata lain Cyber PR saat ini internet sebagai bagian dari Cyber Komunikasi menjadi saran efektif bagi masyarakat luas dalam menyampaikan pesan-pesan, seperti: komunikasi konstan, respon yang tepat, pasar global, interaktif, komunikais dua arah dan cepat. Menurut anda apakah dalam mengkomunikasikan Perubahan Iklim melalui media sosial twitter dapat menggunakan Cyber PR? Jika ia harap dijelaskan. Perlu. Di jaman sekarang ini manusia sudah tergantung kepada sosial media, sehingga konten sosial media menjadi suatu hal yang umum, dan dengan adanya Cyber PR, konten dapat diupgrade dan menciptakan tren agar menarik pembaca.
7.
Menurut anda bagaimana seorang PR dapat mengkomunikasi perubahan iklim kepada masyarakat luas? Dengan menjadi opinion leader. Menciptakan tren baru mengenai lifestyle hijau.
8.
Menurut anda apakah saat ini pemuda Indonesia sudah banyak dan dapat mengkomunikasikan perubahan iklim? Sudah banyak dan dapat mengkomunikasikannya, namun msyarakat terkadang masih kurang antusias dan tidak peduli mengenai perubahan iklim. Maka lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
baik komunikasi dalam bentuk aksi nyata dari pada sekedar atikel atau kata2 motivasi. Selain itu komunikasi yang telah dilakukan delegasi pemuda sudah berhasil contohnya seperti saya yang terinspirasi dari informasi yang disebarkan oleh Rica sehingga saya dapat mengikuti UNFCCC di 2011 dan bekerjasama dengan Rica untuk membuat kegiatan dan mengikuti pertemuan internasional lainya sepert: Asian Power Shift pada tahun 2015 di Singapore. Saya juga mengikuti perkembangan kegiatan UNFCCC COP 21 yang sudah terlaksana di Paris akhir tahun 2015. Salah satu akun yang saya ikuti adalah Mia karena dia salah satu delegasi pemuda yang mengikuti UNFCCC COP 21 dan aktif dalam mengupdate informasi UNFCCC COP 21 di akun twitternya. Foto ketika peneliti mewawancarai informan ketiga bernama Mirantha:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/