145
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita R. 2006. Pembangunan Kelautan dan Kewilayahan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 123 hlm. Adrianto L. 2005. Implementasi CCRF dalam Perspektif Negara Berkembang. Jurnal Hukum Internasional volume 2 Nomor 3 April 2005. Depok: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. hlm 469. Ariadno MK. 2005. Kepentingan Indonesia Dalam Pengelolaan Perikanan Laut Bebas. Jurnal Hukum Internasional volume 2 Nomor 3, April 2005. Depok: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. hlm 507. Bakar A. 2005. Menanti Kehadiran Coast Guard, Banyaknya Aparat Penegak Hukum di Laut. Mingguan Maritim 367:2-3. Bakar A. 6 April 2006. Membuka Tabir Single Window. Harian Kompas:21. Dahuri R. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. hlm 78. Darmawan. 2005. Indonesia Dalam Kerjasama Perikanan Tangkap Regional: Tinjauan Aspek Dasar Kesiapan dan Implementasinya Dewasa Ini. Jurnal Hukum Internasional volume 2 Nomor 3, April 2005. Depok: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. hlm 487. David FR. 1997. Strategic Management, 6th edition. New Jersey: Prentice Hall. hlm 203-224. Djalal H. 2005. Kerjasama Perikanan Dalam Forum Negara-negara Anggota LorARC. Jurnal Hukum Internasional volume 2 Nomor 3, April 2005. Depok: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. hlm 457. Djemat CMY. 2005. ISPS Code diterapkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta, mungkinkah [sebuah wacana]. Jurnal Hukum Internasional volume 2 Nomor 3, April 2005. Depok: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. hlm 546. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2000. Strategi Dasar Pembangunan Kelautan di Indonesia. Jakarta: DKP.
146
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. hlm 645. Dunn WN. 2000. Analisis Kebijaksanaan Publik. Bandung: Hanindita. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Bogor: IPB Press. hlm 19-25. Fauzi A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm 42. Fisher. 2000. Mengelola Konflik: Ketrampilan dan Strategi untuk Bertindak. Jakarta: The British Council Indonesia. hlm 23-50. Gie TL, Toha M. 1976. Efisiensi Kerja bagi Pembangunan Negara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm 76. Kamaludin LM. 2005. Indonesia Sebagai Negara Maritim dari Sudut Pandang Ekonomi. Malang: UMM Press. hlm 53-69. Kantor Adminstrator Pelabuhan Tanjung Emas. 2005. Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kepelabuhan di Pelabuhan Tanjung Emas. Semarang. hlm 29-33. Markas Besar TNI-AL. 1993. Pokok-Pokok Pikiran tentang Keamanan Laut. Setumal Cilangkap. Jakarta. Markas Besar TNI-AL. 2001. Konsep Kebijakan Maritim Indonesia Sebagai Sumbang Pemikiran Kepada Negara dan Bangsa Indonesia. Jakarta: Setumal Cilangkap. Markas Besar TNI-AL. 2002. Pokok-Pokok Pikiran TNI Angkatan Laut tentang Keamanan Laut. Jakarta: Setumal Cilangkap. Marimin. 2003. Proses Hirarki Analitik C. Bogor: Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. hlm 3-5. Monintja DR. 2005. [Suatu tanggapan terhadap] Rencana Aksi Internasional Untuk Pencegahan, Penghambatan dan Penghapusan Kegiatan Penangkapan Ikan yang melanggar Hukum tidak dilaporakan dan tidak diatur. Nurhayati TK. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Eska Media. hlm 44, 100. Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas. 2005. Tanjung Emas Port Directory. Semarang. hlm 13-16.
147
Purnomo, SH, dan Zulkieflimansyah. 1996. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. hlm 71-73. Rangkuti F. 2002. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm 19-20. Saaty TL. 1983. Decision Making For Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World. Pittsburh: RWS Publication. Santosa D. 2004. Pokok-Pokok Hukum Perkapalan. Yogyakarta: UII Press. hlm 10. Soewarso. 1986. Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Pertahanan Keamanan Matra Laut. Seskoal. Jakarta: Bumi Cipulir. Suryadi K, Ramadhan A. 2002. Sistem Pendukung Keputusan. Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. hlm 130. Suyono. 2005. Shipping: Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Jakarta: Penerbit PPM. hlm 73-114. Syahbana. 2006. Keberhasilan Single Window tergantung Konsistensi Pemerintah. Mingguan Maritim 390:2-3. Umar H. 1999. Riset Strategi Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
148
DAFTAR SINGKATAN ABK
= Anak Buah Kapal
AFTA
= Asean Free Trade Area
AIS
= Automatic Identification System
APBN
= Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APEC
= Asia Pacific Economi Coorporation
ASW
= ASEAN Single Window
BPOM
= Badan Pengawasan Obat dan Makanan
BUMN
= Badan Ussaha Milik Negara
CCRF
= Code of Condact for Responsiible Fisheries
CR
= Concitency Ratio
CSO
= Company Security Officer
DKP
= Departemen Kelautan dan Perikanan
DLKP
= Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan
DPC
= Dewan Pimpinan Cabang
EC
= Expert Choice
EDI
= Electronic Data Information
EMKL
= Ekspedisi Muatan Kapal Laut
GAFEKSI
= Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia
GATT
= General Agreement on Tariffs and Trade
General Arrangement
= Gambar Rencana Umum
GT
= Gross Ton
IMO
= International Maritime Organization
INFA
= Indonesia Forwarder Association
ISSC
= International Ship Security Certificate
ISW
= Indonesian Single Window
IUU Fishing
= Illegal Fishing, Unreported Fishing, Unregulated Fishing
JICA
= Japan International Coorporation Agency
KPLP MARPOL
= Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai = Marine Pollution Prevention = Monitoring Control and Surveilance
149
MCS
= North America Free Trade Area
NAFTA
= National Single Window
NSW
= Organisasi Angkutan Darat
ORGANDA
= Persatuan Bangsa-Bangsa
PBB
= Peraturan Pemerintah
PP
= Rancangan Undang-Undang
RUU
= Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
SBNP
= Safety of Life at Sea
SOLAS
= Ship Security Assesment
SSA
= Ship Security Alert System
SSAS
= Ship Security Officer
SSO
= Ship Security Plan
SSP
= Standard of Training Certification and WatchKeeping for
STCW
Seafarers = Sumber Daya
Sumda
= Strength, Weakness, Opportunity, and Threat
SWOT
= Tenaga Kerja Bongkar Muat
TKBM
= Teritorial Zee en Marietieme Kringen Ordonantie
TZMKO
= United Nations Conference on the Law of the Sea
UNCLOS
= Zone Economie Exlusive
ZEE
150
Lampiran 1. Daftar responden dan jabatannya No
Nama
1 Drs. Sukardi, M.Si
Jabatan Administrator Pelabuhan Tanjung Emas/ Kepala Kantor
2 Toto Sugiatno Semingan
Bea Cukai Pelabuhan Tanjung Emas/Kepala Kantor Wilayah Jawa Tengah
3 Kol. Laut (P) Ian Simamora
Komandan Pangkalan TNI AL Semarang/Kolonel Laut
4 AKBP Drs. Sukadji
Kepala Direktorat Polisi Air Jawa Tengah/AKBP
5 Budi Prayitno
Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah/Kepala Kantor
6 Ir. Abdul Rochim, MM
Dinas Perhubungan danTelekomunikasi Jawa Tengah/ Kepala Kantor
7 Ir. Achmad Baroto, Msc
General Manager PT (Persero) Pelindo III Cabang Tanjung Emas Semarang
8 AKP Umi Maryati, SIK
Kepala KP3 Tanjung Emas Semarang/AKP
9 Letda Laut (P) Goeroeh Ardiyanto Komandan Kapal Angkatan Laut (KAL) Bengkoang 10 Kasno
Komandan Kapal KPLP KNP 337
151
Lampiran 2. Jawaban responden untuk analisis SWOT Petunjuk pengisian : Pada kolom Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Berikan tanda √ = Setuju X = Tidak Setuju
No
Kekuatan
Kelemahan
Faktor Strategis Internal Pendapat para responden
1
2
3
4 5 6
7
8 9
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
1 2 3 4
5 6 7 8 9
10
Pelabuhan Tanjung Emas sbg Terminal Point=Gateway link & Industrial Port dan pusat distribusi logistik muatan kapal Prop. Jawa Tengah Kegiatan ekonomi masyarakat yg mulai pulih,akan berpengaruh pd meningkat nya arus barang dan kunjungan kapal Industri potensial Jawa Tengah seperti meubeller jati, karoseri mobil, rokok kretek, tekstil/batik, perikanan, pariwisata, elektronik dan lain-lain. Impor bahan baku dan ekspor produksi menggunakan kapal laut melalui pelabuhan Tanjung.Emas. Populasi Jateng propinsi terbesar kedua di Indonesia Tanjung Emas memiliki dermaga dan terminal peti kemas yg berkembang pesat. PP 81/2005 tentang BakorKamla sbg lembaga non struktural koordinasikan berbagai instansi yg berkaitan dgn Kamla Inpres 5/2005 tentang azas cabotage, akan memacu jumlah kapal milik pengusaha nasional
√ √ √ √ √ √ √ √ √
x
x √ √ √ √ √ √ √ √
√
Tanjung Emas sbg pangkalan kpl patroli: Ditpolair, KPLP Adpel, Bea Cukai &Lanal Galkap di Tanjung Emas, mampu membangun kapal patroli aparat untuk kamtibmas . Penggunaan NSW & ASW efektif efisien
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
152
Lanjutan Lampiran 2.
No
Kekuatan
Kelemahan
Faktor Strategis Internal Pendapat para responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
Terbatasnya kemampuan teknologi &SDM pelayanan jasa pelabuhan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12
Msyrkt anggap pelabuhan sbg daerah yg birokrasi & biaya tinggi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13
Lambatnya prkmbangn hinterland blm dptgunakn fas. plbhn scr maks. Tngkt pndangkalan alur pelayaran &kolam tinggi, drainase kota blm terpelihara baik, pncemarn lingk. dr limbah industria&sbgn DLK pelabuhan msh sering terkena rob. Jmlh dan kmampuan kpl patroli aparat di perairan&pelabuhan Tanjung Emas terbatas/minim. Bakorkamla msh gabungkan tugastugas kpl petroli militer untuk tugas pertahanan&kamtibmas non militer
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bakorkamla blm tegas dlm bertindak hadapi mslh – mslh dilapangan yg bevariasi, karena sebatas koordinasi. Blm memiliki sat khusus tangani kamla tugas non militer yg diamanahkan dalam UNCLOS ‘82 Fas.&sarana prasarana pangkalan kpl-kpl patroli blm memenuhi kelayakan. . praktek suap&pungli banyak ditemui di sekitar perairan & pelabuhan Tanjung.Emas. Kpl aparat bekerja scr sektoral blm terintegrasi utk mencapai efisiensi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14
15 16
17
18 19
20 21
153
Lanjutan Lampiran 2.
No
Peluang
Ancaman
Faktor Strategis Eksternal Pendapat para responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
Sumber minyak bumi blok Cepu tingkatkan aktifitas ekonomi kelautan di perairan &pelabuhan Tanjung Emas.
√ √ √ √ x √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2
Inpres 5/2005 tentang asas cabotage beri peluang usaha pelayaran nasional utk kuasai transportasi laut, Sistem ekspor impor NSW memperkecil biaya overhead, hilangkan pungli, perpendek birokrasi. ISPS Code di pelabuhan Tanjung Emas utk melakukan perdagangan internasional
√ √ √ x √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ x √ √ √
√ √ √ √ √ x √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ x √ √ √ √
Para pakar kelautan dukung satu lembaga tangani keamanan dan penjagaan laut Ngr maju yg gunakan lintas transportasi laut RI, inginbantu satkamla yg tdk utk kuat militer JICA Jepang tlh sedia utk kembangkan,latih & bantu KPLP dan Ditpolair
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ x √ √ √ √
√ √ √ √ x √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
4
5 6 7
154
Lanjutan Lampiran 2.
No
Peluang
Ancaman
Faktor Strategis Eksternal Pendapat para responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8
Aksi terorisme, sabotase
dan
√ √ √ √ √ √ x √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9
Kapal-kapal nelayan&alat tangkapnya dptanjunganggu lalu lintas keluar / masuk kapal
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ x √ √ √ √ √
10
Pencurian muatan kpl, peralatan kapal atau inventaris kapal.
√ √ √ x √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11
Masuknya org-org yg tdk berke pentingan ke lingk. terbatas atau adanya penumpang gelap Penggunaan kpl utk kegiatan ilegal yg bertujuan utk membuat insiden keamanan. . Penggunaan roda empat atau jenis kendaraan lainya sbg alat angkut bom utk penghancuran masuk pelabuhan yg sulit utk dicegah krn memanfaatkan sarana msyrkt kecil/lemah. (bom mobil)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ x √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ x √ √ √
Praktek KKN di lingk. aparat Negara&swasta msh blm dpt diatasi sepenuhnya krn melakukan praktek gelap mengambil kelengahan &menyuap aparat
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ x √ √ √
12
13
14
kebakaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
155
Lanjutan Lampiran 2. Dalam rangka mempermudah proses komputerisasi dikarenakan jumlah responden ( sepuluh orang), maka elemen-elemen SWOT diperingkas sebagai berikut : No
Kekuatan
Faktor Strategis Internal
Kelemahan
Pendapat para responden 1 2 1
Pelabuhan Tanjung Emas sbg Terminal Point=Gat eway link & Industrial Port
2
Kegiatan ekonomi msyrkt yg mulai pulih
4
Impor ekspor produksi gunakan kapal laut via pelabuhan Tanjung.Emas azas cabotage, akan memacu jmlh kpl milik pengusaha nas.
5
Penggunaan NSW & ASW efektif efisien
3
1 2 3 4 5
3
4
3 4 5
1
Sistem ekspor impor NSW memperkecil biaya overhead, hilangkan pungli, perpendek birokrasi ISPS Code di pelabuhan Tanjung Emas utk melakukan perdagangan internasional Para pakar kelautan dukung satu lembaga tangani keamanan dan penjagaan laut Ngr maju yg gunakan lintas transportasi laut RI, inginbantu satkamla yg tdk utk kuat militer JICA Jepang tlh sedia utk kembangkan,latih & bantu KPLP dan Ditpolair
4
Aksi terorisme, kebakaran dan sabotase Kpl-kpl nelayan&alat tangkapnya dptanjunganggu lalu lintas keluar / masuk kpl. Masuknya org-org yg tdk berke pentingan ke lingk. terbatas atau adanya penumpang gelap Penggunaan kpl utk kegiatan ilegal yg bertujuan utk membuat insiden keamanan
5
Praktek KKN di lingk. aparat Negara&swasta msh blm dpt diatasi sepenuhnya
2 3
9
10
1 2 3
4
Peluang
1
2
8
5
6
7
8 9
10
8
10
Terbatasnya kemampuan teknologi &SDM pelayanan jasa pelabuhan Jmlh dan kmampuan kpl patroli aparat di perairan&pelabuhan Tanjung Emas terbatas/minim Bakorkamla msh gabungkan tugas-tugas kpl petroli militer untuk tugas pertahanan&kamtibmas non militer Bakorkamla blm tegas dlm bertindak hadapi mslh – mslh dilapangan yg bevariasi, karena sebatas koordinasi praktek suap&pungli banyak ditemui di sekitar perairan &pelabuhan Tanjung.Emas
Faktor Strategis Eksternal
1
5 6 7
2
3
4
5
6
7
Ancaman
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
9
156
Lanjutan Lampiran 2. Pembobotan, Rating, dan Skor Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal Faktor Internal No.
Kekuatan
Bobot
Rating
Skor
1
Ekonomi maritim meningkat
0.05
4
0.50
2
Pakai azas Cabatage
0.15
3
0.15
3
NSW,ASW efektif
0.05
4
0.40
4
ISPC Code diterapkan
0.15
3
0.10
5
Pelabuhan International
0.10
3
0.15 1.30
No.
Kelemahan
Bobot
Rating
Skor
1
Bekerja sektoral, SDM lemah
0.15
1
0.15
2
Jumlah kapal, sarana prasarana minimal
0.10
2
0.30
3
KKN Pungli
0.05
2
0.35
4
Bakorkamla kerja koordinasi dominan susun kebijakan
0.05
2
0.20
5
5 instansi Kamla tumpang tindih antar tugas han &
0.15
1
0.10
kantibmas 1.10
Faktor Eksternal No.
Peluang
Bobot
Rating
Skor
1
Kapal dibuat oleh Galkapnas
0.10
2
0.15
2
Perdagangan Internasional
0.15
4
0.50
3
SDM, Populasi tertinggi no.2
0.15
3
0.30
4
Sumda dan Fas. Tersedia
0.05
1
0.15
5
Bantuan Negara maju untuk intansi nonmiliter
0.05
2
0.20 1.30
No.
Ancaman
Bobot
Rating
Skor
1
Terorisme, pencurian, pengrusakan
0.05
1
0.15
2
Ego sentries aparat
0.15
4
0.60
3
Bencana alam, rob dan lain-lain
0.05
2
0.20
4
Masuknya orang2 yg tdk berkepentingan ke
0.15
3
0.45
0.10
3
pelabuhan 5
Hinterland lemah
0.35 1.75
157
Lampiran 3. Jawaban responden untuk AHP I. Pengaruh Faktor terhadap Fokus Dalam strategi pengembangan fungsi dan tugas kapal aparat negara di laut perairan Pelabuhan Tanjung Emas sebagai fokus dengan tujuan mensejahterakan masyarakat maritim yang berwawasan lingkungan, faktor-faktor berikut ini jika dibandingkan satu dengan lainnya, faktor mana yang paling berpengaruh? Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
: Penyelundupan : Pelanggaran dokumen kapal dan muatannya : KKN dan pungli : Pengrusakan hutan bakau dan terumbu karang : aksi teroris, pencurian, sabotase dan : Bencana alam, rob Dll
Strategi Pengembangan Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
5
3 5
5 1/3 3
7 2/5 5 1/2
4 7 5 7 3
II. Pengaruh Aktor terhadap kondisi Faktor 1. Dalam menghadapi atau mengatasi pencemaran di laut, aktor-aktor berikut ini jika dibandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim /Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah /Regulasi : Kapal Aparat Negara Penyelundupan X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1
X2 3
X3 5 7
X4 7 5 3
X5 9 3 5 3
2. Dalam menghadapi atau mengatasi pelanggaran dokumen kapal dan muatan, aktor-aktor berikut jika dibandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim /Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah/Regulasi : Kapal Aparat Negara
X6 5 7 3 5 3
158
Lanjutan Lampiran 3. Pelanggaran dokumen kapal dan muatan X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
7
5 3
9 7 5
3 9 7 3
5 7 3 9 7
3. Dalam menghadapi atau mengatasi kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, aktor-aktor berikut ini jika dibandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim /Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah/Regulasi : Kapal Aparat Negara
Kerusakan Hutan Bakau dan Terumbu Karang X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
9
7 3
3 5 1/3
5 7 1/2 4
7 5 9 3 5
4. Dalam menghadapi atau mengatasi kesejahteraan masyarakat maritim, aktor-aktor berikut ini jika dibandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim /Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah/Regulasi : Kapal Aparat Negara
Kesejahteraan Masyarakat Maritim X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
7
7 5
5 3 7
9 5 1/3 1/2
5 7 9 3 7
159
Lanjutan Lampiran 3. 5. Dalam menghadapi atau mengatasi aksi teroris, pencurian, sabotase dan kecelakaan laut, aktor-aktor berikut jika dibandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim /Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah/Regulasi : Kapal Aparat Negara
Aksi teroris, pencurian, sabotase & Kec. laut X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
5
9 3
7 3 7
7 5 6 7
3 7 5 9 5
III. Tingkat Kepentingan Aktor dalam Pencapaian Tujuan 1. Dari beberapa tujuan berikut mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Pengusaha Maritim/Pelindo? Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan Material : Berkembangnya Ekonomi Kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha Maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan Masyarakat Maritim Pengusaha Maritim/Pelindo
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
Z6
5
7
9
3
5
1
5 7
7 1 5
7 3 9 5
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
2. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Masyarakat Maritim? Z1 : Keselamatan Jiwa dan Material Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Berkembangnya Ekonomi Kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha Maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan Masyarakat Maritim
160
Lanjutan Lampiran 3. Masyarakat Maritim Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2 7
Z3 3 9
Z4 3 1 5
Z5 5 7 6 1
Z6 9 3 5 3 5
3. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)? Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan Material : Berkembangnya Ekonomi Kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha Maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan Masyarakat Maritim Lembaaga Swadaya Masyarakat Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
Z6
1
3 7
9 5 7
7 3 9 5
5 1 3 7 9
4. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Akademisi? Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan Material : Berkembangnya Ekonomi Kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha Maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan Masyarakat Maritim Akademisi Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2 3
Z3 1 7
Z4 5 3 5
Z5 7 5 9 7
5. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Pemerintah /Regulasi? Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan Material : Berkembangnya Ekonomi Kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha Maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan Masyarakat Maritim
Z6 9 5 7 5 3
161
Lanjutan Lampiran 3. Pemerintah/Regulasi Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2 7
Z3 3 5
Z4 5 4 9
Z5 9 7 5 7
Z6 7 3 1 9 5
6. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Kapal Aparat Negara? Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan Material : Berkembangnya Ekonomi Kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha Maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan Masyarakat Maritim
Kapal Aparat Negara Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2 5
Z3 7 9
Z4 9 5 3
Z5 3 7 5 5
III. Alternatif Strategi dalam Pencapaian Tujuan 1. Untuk mencapai Keselamatan Jiwa dan Material, strategi apa yang paling berpengaruh? P1 P2 P3 P4 P5
: Pemisahan Tugas Pertahanan dan Kamtibmas (Strategi 1) : Pengintergrasian Tugas dan Fungsi Kapal Aparat Negara menjadi satu lembaga (Strategi 2) : Peremajaan dan Penambahan Sarana Prasarana Utama Kapal (Strategi 3) : Peningkatan Ketrampilan SDM Maritim (Strategi 4) : Penggunaan system NSW dan ASW (Strategi 5)
Keselamatan Jiwa dan Material P1 P2 P3 P4 P5
P1
P2
P3
P4
P5
3
7 3
9 7 5
1 5 7 3
2. Untuk mencapai Keuntungan dan Kesinambungan Usaha strategi apa yang paling berpengaruh? P1 P2 P3 P4 P5
: Pemisahan Tugas Pertahanan dan Kamtibmas (Strategi 1) : Pengintergrasian Tugas dan Fungsi Kapal Aparat Negara menjadi satu lembaga (Strategi 2) : Peremajaan dan Penambahan Sarana Prasarana Utama Kapal (Strategi 3) : Peningkatan Ketrampilan SDM Maritim (Strategi 4) : Penggunaan system NSW dan ASW (Strategi 5)
Z6 5 7 9 3 6
162
Lanjutan Lampiran 3. Keuntungan dan Kesinambungan P1 P2 P3 P4 P5
P1
P2
P3
P4
P5
5
3 6
7 3 5
9 5 7 3
3. Untuk mencapai Terjaminnya Keamanan Usaha maritim strategi apa yang paling berpengaruh? P1 P2 P3 P4 P5
: Pemisahan Tugas Pertahanan dan Kamtibmas (Strategi 1) : Pengintergrasian Tugas dan Fungsi Kapal Aparat Negara menjadi satu lembaga (Strategi 2) : Peremajaan dan Penambahan Sarana Prasarana Utama Kapal (Strategi 3) : Peningkatan Ketrampilan SDM Maritim (Strategi 4) : Penggunaan system NSW dan ASW (Strategi 5)
Terjaminnya Keamanan Usaha maritim P1 P2 P3 P4 P5
P1
P2
P3
P4
P5
5
7 5
9 7 3
3 4 5 7
4. Untuk mencapai Kelestarian Lingkungan strategi apa yang paling berpengaruh? P1 P2 P3 P4 P5
: Pemisahan Tugas Pertahanan dan Kamtibmas (Strategi 1) : Pengintergrasian Tugas dan Fungsi Kapal Aparat Negara menjadi satu lembaga (Strategi 2) : Peremajaan dan Penambahan Sarana Prasarana Utama Kapal (Strategi 3) : Peningkatan Ketrampilan SDM Maritim (Strategi 4) : Penggunaan system NSW dan ASW (Strategi 5)
Kelestarian lingkungan P1 P2 P3 P4 P5
P1
P2 9
P3 7 9
P4 5 3 4
P5 3 5 9 7
5. Untuk mencapai Lancarnya Perdagangan Internasional strategi apa yang paling berpengaruh? P1 P2 P3 P4 P5
: Pemisahan Tugas Pertahanan dan Kamtibmas (Strategi 1) : Pengintergrasian Tugas dan Fungsi Kapal Aparat Negara menjadi satu lembaga (Strategi 2) : Peremajaan dan Penambahan Sarana Prasarana Utama Kapal (Strategi 3) : Peningkatan Ketrampilan SDM Maritim (Strategi 4) : Penggunaan system NSW dan ASW (Strategi 5)
Lancarnya Perdagangan Internasional P1 P2 P3 P4 P5
P1
P2
P3
P4
P5
1
3 7
4 5 7
5 3 9 3
163
Lanjutan Lampiran 3. 6. Untuk mencapai Kesejahteraan Masyarakat Maritim strategi apa yang paling berpengaruh? P1 P2 P3 P4 P5
: Pemisahan Tugas Pertahanan dan Kamtibmas (Strategi 1) : Pengintergrasian Tugas dan Fungsi Kapal Aparat Negara menjadi satu lembaga (Strategi 2) : Peremajaan dan Penambahan Sarana Prasarana Utama Kapal (Strategi 3) : Peningkatan Ketrampilan SDM Maritim (Strategi 4) : Penggunaan system NSW dan ASW (Strategi 5)
Kesejahteraan masyarakat maritim P1 P2 P3 P4 P5
P1
P2
P3
P4
P5
5
3 9
7 3 1
9 5 7 3
IV. Perbandingan Berpasangan Antar Elemen dalam Strategi Pengembangan Fungsi dan Tugas Kapal Aparat Negara di Laut Perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang (Hirarki Tingkat II) Petunjuk : Ketentuan dalam memberikan skala pada bagian ini sama dengan ketentuan yang disajikan pada Bagian III. BAGIAN A. Pemisahan Tugas Pertahanan dan Kamtibmas (Strategi 1) 1.
Pengaruh Faktor terhadap Fokus Dalam Strategi Pemisahan Tugas Pertahanan dan Kamtibmas (Strategi 1), faktor-faktor berikut ini jika diperbandingkan satu dengan lainnya, faktor mana yang paling berpengaruh ?
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
: Penyelundupan : Pelanggaran dokumen kapal dan muatan : KKN dan Pungli : Pengrusakan hutan bakau dan terumbu karang : Aksi teroris, pencurian, sabotase dan kecelakaan laut : Bencana alam, rob dll
Strategi Pemisahan Pertahanan daan Kamtibmas (Strategi 1) Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
5
7 3
4 5 9
3 2 7 5
9 5 3 7 1
164
Lanjutan Lampiran 3. 2. Pengaruh Aktor terhadap kondisi Faktor a. Dalam Peremajaan, penambahan sarana prasarana serta jumlah alat utama, aktor-aktor berikut ini jika diperbandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh ? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim/Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah/Regulasi : Kapal Aparat Negara
Peremajaan, penambahan sarana prasarana serta jumlah alat utama
X1
Pengusaha Masyarakat Maritim LSM Akademisi
X2
X3
X4
X5
X6
7
3 5
5 3 7
3 5 3 7
9 7 5 3 5
Pemda/ Regulator Kapal Aparat
b. Dalam aspek Penggunaan sistem NSW dan ASW, aktor-aktor berikut ini jika diperbandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh ? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim/Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah/Regulasi : Kapal Aparat Negara
Penggunaan system NSW dan ASW X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
5
7 5
3 7 4
9 1 5 3
3 5 7 9 2
c. Dalam aspek Luas Perairan yang diawasi/diamankan, aktor-aktor berikut ini jika diperbandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh ? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim/Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah/Regulasi : Kapal Aparat Negara
165
Lanjutan Lampiran 3. Luas Perairan yang diawasi/diamankan X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
3
7 2
5 3 5
3 9 7 5
9 5 4 3 7
d. Dalam aspek Peningkatan ketrampilan SDM maritim, aktor-aktor berikut ini jika diperbandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh ? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim/Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah/Regulasi : Kapal Aparat Negara
Peningkatan ketrampilan SDM maritim X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
7
5 7
3 2 5
9 3 7 5
1 5 3 7 9
e. Dalam aspek pengintregrasian tugas dan fungsi Kapal Aparat Negara, aktor-aktor berikut ini jika diperbandingkan satu dengan lainnya, aktor mana yang paling berpengaruh ? X1 X2 X3 X4 X5 X6
: Pengusaha Maritim/Pelindo : Masyarakat Maritim : LSM : Akademisi : Pemerintah/Regulasi : Kapal Aparat Negara
Pengintregrasian tugas dan fungsi Kapal Aparat Negara X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
1
7 3
5 7 3
3 9 7 5
9 5 3 7 2
166
Lanjutan Lampiran 3. 3. Tingkat Kepentingan Aktor dalam Pencapaian Tujuan a. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Pengusaha Maritim/Pelindo Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan material : Berkembangnya ekonomi kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan masyarakat maritim Pengusaha Maritim/Pelindo Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
Z6
7
5 3
3 7 5
9 5 7 3
5 1 3 7 9
b. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Masyarakat Maritim Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan material : Berkembangnya ekonomi kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan masyarakat maritim
Masyarakat maritim Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2 5
Z3 3 5
Z4 7 3 9
Z5 9 5 3 7
Z6 3 7 2 5 3
c. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan material : Berkembangnya ekonomi kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan masyarakat maritim Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
Z6
5
7 9
9 4
5 1 3 7
3 5 3 9 7
167
Lanjutan Lampiran 3. d. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Akademisi Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan material : Berkembangnya ekonomi kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan masyarakat maritim Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
Z6
9
3 7
7 3 5
5 9 7 3
1 3 5 9 7
e. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Pemerintah/Regulasi Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan material : Berkembangnya ekonomi kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan masyarakat maritim
Pemerintah/Regulasi Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2 3
Z3 5 7
Z4 7 5 3
Z5 5 3 7 5
Z6 3 7 5 1 3
f. Dari beberapa tujuan berikut, mana yang lebih penting untuk dicapai oleh Kapal Aparat Negara Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
: Keselamatan Jiwa dan material : Berkembangnya ekonomi kelautan : Terjaminnya Keamanan Usaha maritim : Kelestarian Lingkungan : Lancarnya Perdagangan Internasional : Kesejahteraan masyarakat maritim
Kapal Aparat Negara Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Z1
Z2 5
Z3 3 7
Z4 7 5 3
Z5 5 3 7 5
Z6 3 1 5 3 7
168
Lampiran 4. Hasil SWOT dan AHP a. Hasil SWOT Matriks SWOT di Perairan dan PelabuhanTanjung Emas STRENGTH (S) 1.
Terbatasnya kemampuan teknologi &SDM pelayanan jasa pelabuhan.
2.
Msyrkt anggap pelabuhan sbg daerah yg birokrasi & biaya tinggi.
3.
Lambatnya prkmbangn hinterland blm dptanjungunakn fas. plbhn scr maks.
4.
Tngkt pndangkalan alur pelayaran &kolam tinggi, drainase kota blm terpelihara baik, pncemarn lingk. dr limbah industria&sbgn DLK pelabuhan msh sering terkena rob.
5.
Jmlh dan kmampuan kpl patroli aparat di perairan&pelabuhan Tanjung Emas terbatas/minim.
6.
6. PP 81/2005 ttanjung BakorKamla sbg lembaga non structural koordinasikan berbagai instansi yg berkaitan dgn Kamla
Bakorkamla msh gabungkan tugas-tugas kpl petroli militer untuk tugas pertahanan&kamtibmas non militer
7.
7. Inpres 5/2005 ttanjung azas cabotage, akan memacu jmlh kpl milik pengusaha nas.
Bakorkamla blm tegas dlm bertindak hadapi mslh – mslh dilapangan yg bevariasi, karena sebatas koordinasi.
8.
8. Tanjung Emas sbg pangkalan kpl patroli: Ditpolair, KPLP Adpel, Bea Cukai &Lanal
Blm memiliki sat khusus tangani kamla tugas non militer yg diamanahkan dalam UNCLOS ‘82
9.
Fas.&sarana prasarana pangkalan kpl-kpl patroli blm memenuhi kelayakan.
1. Pelabuhan Tanjung Emas sbg Terminal Point=Gateway link & Industrial Port &pusat distribusi logistic muatan kapal prop. Jawa Tengah.
Internal
2. Kegiatan ekonomi msyrkt yg mulai pulih,akan berpengaruh pd meningkat nya arus brg&kunjungan kpl. 3. Industri potensial Jateng spt meubeller jati, karoseri mbl, rokok kretek, tekstil, perikanan, pariwisata, elektronik dan lain-lain. Impor ekspor produksi gunakan kapal laut via pelabuhan Tanjung.Emas. 4. Populasi Jateng propinsi terbesar kedua di Indonesia. 5. Tanjung. Emas memiliki dermaga&terminal peti kemas yg berkembang pesat.
Eksternal
WEAKNESS (W)
9. Galkap di Tanjung Emas, mampu membangun kapal patroli aparat untuk kamtibmas 10. Penggunaan NSW & ASW efektif efisien
10. praktek suap&pungli banyak ditemui di sekitar perairan &pelabuhan Tanjung.Emas. 11. Kpl aparat bekerja scr sektoral blm terintegrasi utk mencapai efisiensi.
169
Lanjutan Lampiran 4. OPPORTUNITY (O) 1. Sumber minyak bumi blok Cepu tingkatkan aktifitas ekonomi kelautan di perairan &pelabuhan Tanjung Emas. 2. Inpres 5/2005 ttanjung asas cabotage beri peluang usaha pelayaran nasional utk kuasai transportasi laut, 3. Sistem ekspor impor NSW memperkecil biaya overhead, hilangkan pungli, perpendek birokrasi. 4. ISPS Code di pelabuhan Tanjung Emas utk melakukan perdagangan internasional 5. Para pakar kelautan dukung satu lembaga tangani keamanan dan penjagaan laut. 6. Ngr maju yg gunakan lintas transportasi laut RI, inginbantu satkamla yg tdk utk kuat militer. 7. JICA Jepang tlh sedia utk kembangkan,latih & bantu KPLP dan Ditpolair
THREATH (T) 1. Aksi terorisme, kebakaran dan sabotase 2. Kpl-kpl nelayan&alat tangkapnya dptanjunganggu lalu lintas keluar / masuk kpl. 3. Pencurian muatan kpl, peralatan kapal atau inventaris kapal. 4. Masuknya org-org yg tdk berke pentingan ke lingk. terbatas atau adanya penumpang gelap. 5. Penggunaan kpl utk kegiatan ilegal yg bertujuan utk membuat insiden keamanan. 6. Penggunaan roda empat atau jenis kendaraan lainya sbg alat angkut bom utk penghancuran masuk pelabuhan yg sulit utk dicegah krn memanfaatkan sarana msyrkt kecil/lemah. (bom mobil) 7. Praktek KKN di lingk. aparat Negara&swasta msh blm dpt diatasi sepenuhnya krn melakukan praktek gelap mengambil kelengahan &menyuap aparat
Strategi SO 1. Strategi pengintregasian tugas dan fungsi kapal aparat negara 2. Strategi penggunaan NSW dan ASW
Strategi ST 4. Strategi peningkatan ketrampilan SDM maritim
Strategi WO 3. Strategi pemisahan tugas pertahanan di laut dan tugas kamtibmas di laut
Strategi WT 5. Strategi peremajaan dan penambahan sarana prasarana serta jumlah alat utama
Formulasi Strategi Strategi SO menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang maka disimpulkan Strategi Satu penggunaan National Single Window (NSW) dan Asean Single Window (ASW). Strategi Dua adalah pengintegrasian tugas dan fungsi kapal aparat negara. Strategi ST menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman maka disimpulkan Strategi Tiga peningkatan ketrampilan SDM aparat maritim.
170
Lanjutan Lampiran 4. Strategi WO menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang maka disimpulkan Strategi Empat pemisahan tugas pertahanan di laut dengan tugas kamtibnas di laut. Strategi WT menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman maka disimpulkan Strategi Lima peremajaan dan penambahan sarana prasarana alat utama. b. Hasil AHP 1. Tampilan Hasil Akhir Komputerisasi AHP
2. Hasil Pengolahan Bobot dan Prioritas Level 4 terhadap Level 5
171
Lanjutan Lampiran 4. 3. Hasil Pengolahan Akhir dengan menggunakan Program AHP
4. Hasil Pengolahan Bobot dan Prioritas Level 2 terhadap Level 1
172
Lanjutan Lampiran 4. 5.
Hasil Pengolahan Bobot dan Prioritas Level 4 terhadap Level 3
6. Hasil Pengolahan Bobot dan Prioritas Level 5 terhadap Level 4
173
Lampiran 5. Photo Pelabuhan Tanjung Emas dan kapal aparat negara di laut
Dermaga Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas
Dermaga Samudera Pelabuhan Tanjung Emas
174
Lanjutan Lampiran 5.
Alur Masuk Pelabuhan Tanjung Emas dari jarak 1 Mil
Alur Masuk Pelabuhan Tanjung Emas dari jarak 3 Mil
175
Lanjutan Lampiran 5.
Pangkalan Kapal-Kapal Aparat Negara dilihat dari sebelah Barat
Pangkalan Kapal-Kapal Aparat Negara dilihat dari sebelah Timur
176
Lanjutan Lampiran 5.
Kapal KPLP
Kapal Polisi
177
Lanjutan Lampiran 5.
Kapal TNI AL Jenis K-28 M
Kapal TNI AL Jenis Paarchim Klas
124