90
DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Abu dan Cholid Nurboko. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksera Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Astuti, Santi Indra. 2008. Jurnalisme Radio Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Dominick, Joseph R.. 1983. The Dynamics of Mass Communication, First Edition. New York: Random House. Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ----------. 1992. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya. ----------. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti. ----------. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Komarudin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara Kriyantono, Rachmat. 2006. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Masduki. 2003. Radio Siaran dan Demokratisasi. Yogyakarta: Jendela Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. ----------. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana. Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
91
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nila. Mengenal Wayang. Klaten: Rizqi Mandiri. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakrta: PT. Rajagrafindo Persada. Olii, Helena Olii. 2007. Berita dan Informasi Jurnalistik Radio. Jakarta: PT.Indeks. Purwoko, Agus. 2013. Gunungan: Nilai-nilai Filsafat Jawa. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rachmiatie, Atie. 2007. Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Rahmawati, Indah & Dodoy Rusnandi. Berkarier di Dunia Broadcast Televisi dan Radio. Bekasi: Laskar Aksara Rakhmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Riswandi. 2009. Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Romli, Asep Syamsul M.. 2012. Jadi Penyiar itu Asyik Loh. Bandung: Nuansa. Soekanto, Soerjono. 1984. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. ----------. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Soetrisno. 2008. Wayang Sebagai Warisan Budaya Dunia. Surabaya: Surabaya Intelectual Club. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suharyono, Bagyo. 2005. Wayang Beber Wonosari. Wonogiri: Bina Citra Pustaka. Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
92
Triartanto, A. Iyus Yudo. 2010. Broadcasting Radio. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher Wiryanto. 2006. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo.
SUMBER-SUMBER LAIN: http://www.bandungtourism.com/tododet.php?q=Wayang%20Golek http://www.jejaring.web.id/mengenal-wayang-golek-dari-jawa-barat/ http://jurnal.uajy.ac.id/jik/files/2012/05/JIK-Vo2-No22005_4.pdf&sa=U&ei=6MS2UlywcueiQfg2YGIDQ&vidved=oCCcQFjAC&usg =AFQjCNF93JH6FQXqzLwTQT2T3fQKrbqaPQ http://www.klik-galamedia.com/asep-show-di-tpi-jrengjreng/ http://romeltea.com/format-radio-sebagai-acuan-program-siaran/ http://rrisemarang.co.id/2013/radio/ http://www.rumahcerdaskreatif.com/index.php?option=com_content&view=articl e&id=541:radio-komunitas-karakter-danprogram&catid=13:radio&Itemid=10
93
LAMPIRAN
94
DATA DIRI NARASUMBER
1.
KETUA RADIO ASTINA FM Nama
: Rangga Srirama
Alamat
: Jl. Al-Ikhlas 1 RT/RW: 007/06, No. 4A
Tempat, Tanggal Lahir : Cilacap, 3 Maret 1973
2.
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Pengusaha Tekstil
Awal di Astina
: Agustus 2011
PROGRAMMING ASTINA FM Nama
: Iway Purbaya
Alamat
: Jl. Taman Asri Lama
Tempat, Tanggal Lahir
: Tegal, 29 September 1987
Pendidikan Terakhir
: SMK
Pekerjaan
: Guru
Awal di Astina
: Juli 2011
95
3.
DALANG WAYANG GOLEK GIRI HARJA 3 Nama
: Bhatara Sena
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Juli 1986 Pendidikan Terakhir
: D3
Penghargaan Terbaik
: Penghargaan dari Kedutaan Srilanka dalam menciptakan budaya baru (wayang golek versi Srilanka)
4.
PENDENGAR ASTINA FM Nama
: Ryan
Alamat
: Kober
Daerah asal
: Karawang
Tempat, Tanggal Lahir
: Batujaya, 25 Agustus 1994
Pendidikan Terakhir
: MTs
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama
: Hendar
Alamat
: Gang Sawo
Daerah Asal
: Cilacap
Tempat, Tanggal Lahir
: Cilacap, 14 Mei 1977
Pendidikan Terakhir
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
96
Nama
: Nano
Alamat
: Gang Sawo
Daerah Asal
: Cilacap
Tempat, Tanggal Lahir
: Cilacap, 19 Juli 1986
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama
: M. Usman Santoso
Alamat
: Gang sawo
Daerah Asal
: Garut
Tempat, Tanggal Lahir
: Garut, 10 Maret 1994
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama
: Josef Suwiro Al-Faro
Alamat
: Gang sawo
Daerah Asal
: Garut
Tempat, Tanggal Lahir
: Garut, 10 Maret 1990
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Wiraswasta
97
Nama
: Aisah
Alamat
: Cipadu, Taman Asri
Daerah Asal
: Jakarta
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 12 Mei 1983
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Nama
: Hani Alfarish
Alamat
: Gang Pesantren
Daerah Asal
: Indramayu
Tempat, Tanggal Lahir
: Indramayu, 6 Oktober 1993
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Nama
: Rani
Alamat
: Jl. Sawo
Daerah Asal
: Jawa tengah
Tempat, Tanggal Lahir
: Cilacap, 1 Agustus 1996
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Wiraswasta
98
Nama
: Renia
Alamat
: Jln. Pesantren
Daerah Asal
: Tasikmalaya
Tempat, Tanggal Lahir
: Tasikmalaya, 22 Juni 1994
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Konveksi
Nama
: Suciawati
Alamat
: Jl. Taman asri lama
Daerah Asal
: Banjar patroman
Tempat, Tanggal Lahir
: Cilacap, 9 September 1991
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Konveksi
99
TRANSKRIP DALANG
1. Menurut kang Bhatara wayang golek itu apa? “Wayang itu asal kata dari bayang, dari bayangan. Bayangan hidup manusia, jadi wayang gitu sebagai gambaran hidup dimana dalam kehidupan ada kebenaran dan ada kemurkaan, ada adil dan tidak adil, ada yang jahat ada yang baik, dalam wayang itu ada. Jadi gambaran hidup. Kalo wayang golek itu, terbuat dari kayu jadi 4 dimensi. Ada wayang kulit ada wayang golek. Kalo wayang golek itu terbuat dari kayu. Wayang golek juga banyak macemnya, ada wayang golek cepak, ada wayang golek purwa, banyak lagi macemnya.”
2. Perbedaan Cepak dan purwa? “Bedanya dengan wayang purwa itu wayang cepak menceritakan babad, kerajaan kerajaan yang dulu ada disini, bedanya. Kalo wayang purwa itu menceritakan kisah Mahabrata dan Ramayana, ceritanya dari India. Dari segi bentuk wayangnya juga berbeda. Kalo wayang cepak lebih tradisi bentuknya, tidak ada mahkotanya, tidak begitu mewah, masih banyak diiket. Nah kalo kita disini pakenya yang Purwa”
3.
Apa saja komponen yang ada dalam wayang golek? Apakah setiap pagelaran setiap komponen harus ada? “Ada Nayaga, Nayaga itu penabuh gamelan, ada sinden, sinden itu pelagu wanita, ada alok, alok itu pelagu laki-laki. Kalo itu tergantung pagelarannya, apakah dananya memadai atau tidak. Kalau dananya banyak kumplit biasanya. Biasanya kalo minimalis, budgetnya kurang, itu bisa di minimalisir. Yang tadinya ada duabelas bisa jadi lima.”
4. Seperti apa pola pengadegan wayang golek? “Ya ada tatalu. Kalo tatalu itu sebelum pertunjukan itu suka ada tatalu, menggebuk gamelan tidak ada lagu tidak ada apa-apa, campuran. Itu dulu fungsinya itu memancing orang supaya menonton, supaya kumpul. Memancing orang dengan tatalu. Ketika orang banyak datang baru pagelaran dimulai, buat pembuka lah gitu, buat ngagandengan. Dalam wayang golek itu ada perbabak. Ada skin, babak satu itu biasanya menceritakan kasus, terus kedua menjalani kasus itu, ketiga membenarkan kasus itu, keempatnya kasus itu ditutup, sudah beres. Ada nagara sajen. Nagara sejen itu lain artinya. Jadi negara lain. Maksutnya, kita menceritakan negara Astina, dijajah oleh nagara sejen, ya oleh negara lain gitu. Biasanya untuk, kalo di penceritaan wayang itu ada satu, menceritakan babad mahabrata dan ramayana disebutnya itu cerita galur, kedua ada cerita sempalan, sempalan itu menyisipkan cerita-cerita kita, terus ada harangan. Nah disempalan bisa dimasukkan nagara sejen. Dalam cerita itu bisa dimasukkan nagara sejen dalam karangan. Tapi kalo galur tidak ada sebetulnya
100
nagara sejen, ada patokannya negara itu ada berapa. Biasanya banyak, makanya kalo jadi presiden itu harus milih dalang, karena jangankan memimpin satu negara, memimpin banyak negara tidak akan ada yang demo. Tapi kalo sekarang itu wayang golek sudah menjadi hiburan, jadi yang penting kita bisa menghibur orang, tidak berpatokan sama pola pengadegan seperti itu, udah nggak terlalu dipakai. Karena ada isitilah sunda itu kalo kamu pengen maju itu, mi Bapak ka jaman, ngindung ka waktu, yang artinya kita harus berbapak ke jaman dan harus beribu ke waktu, yang artinya beradaptasi dengan apresiasi. Jadi supaya seni itu tetap maju, kita harus beradaptasi dengan keadaan. Kalo kita patokannya yang lama-lama, sudah ditinggalkan. Tapi kita tetep punya tetekon, tetekonitu aturan, pakem. Jadi pakem itu harus seperti itu tidak boleh dirubah. Memang ada pakemnya. Abah itu salah satu orang yang paling dicaci dan dimaki oleh seniman dalang lainnya, karena keluar dari pakem itu, tapi Abah punya argumentasi sendiri Almarhum, bahwa seni itu tidak boleh dibatasi, kalo seni dibatasi tidak akan berkembang, bebas berimajinasi untuk seni, asalkan tidak keluar dari etika, logika dan estetika.”
5. Dari pakem wayang golek yang ga boleh dirubah itu apa? “Ada aturan tertentu, kalo dulu kan bentuk wayang golek begini terus Abah rubah, dirubahnya justru lebih bagus, jadi lebih indah diliatnya. Abah memakai juga pakem. Contohnya kalo melanggar pakem itu seperti Semar anaknya Bima, nah itu baru melanggar pakem. Itu kan dewa, Bima mah kan anaknya Gatot Kaca. Cepot jadi anaknya Arjuna, itu baru melanggar pakem. Untuk merubah wujud atau apa mah bebas bebas aja, mungkin di wayang kulit masih dipake.”
6.
Bedanya wayang kulit sama wayang golek yang dasar apa si selain bentuknya? “Di pagelaran beda, di silsilah keturunannya agak sedikit beda. Kalo cerita hampir sama dari mahabrata.”
7.
Tokoh wayang golek itu apa aja yang paling terkenal sama karakternya? “Banyak, yang paling terkenal cepot. Itu dari warna merah itu. Kan cepot itu giginya satu, ada istilah sunda, „Tong loba huntu‟. Maksudnya jangan banyak gigi. Artinya jangan banyak ngomong., harus banyak kerja, harus banyak dengan tindakan. Kalo bahasa inteleknya mungkin NATO, No Action Talk Only. Jadi giginya satu itu menunjukkan itu. Kalo merah itu berasal dari nafsu, makanya cepot itu jail, ke orang tua suka ngelunjak, karena perwatakannya seprti itu.”
8. Selain cepot ada siapa lagi? “Ada Dawala, karakternya dia itu matre, apa-apa diuangin, lebih ke duiawi kalo si dawala mah. Ada lagi semar. Semar itukan warna badannya item, mukanya putih.
101
Item itu melambangkan kesuburan, dalam arti suburnya itu, subur sama ilmu. Orangnya berilmu, banyak sekali pengetahuannya. Terus mukanya putih. Putih itu melambangkan kebersihan dan kesucian. Itu warna putih itu adanya dimuka, karena muka itu gambaran hati. Dia itu mukanya semua, senyum. Warna putih itu kan kalo dimerahin, merah, kalo dihitamin, hitam, jadi sama siapa aja dia murah senyum. Adalagi banyak, hampir semua ada falsafahnya. Ada gareng, itu dari warna putih dasarnya. Bedanya sama semar, dia gampang kebawa sama siapa aja, diajak mabok ayo, gampang terpengaruh. Jadi itu semuanya. Kalo semarkan mukanya aja.”
9. Kalo karakter duryadana itu ada ga? “Duryadana itu ga ada falsafahnya, dalam bentuknya, Cuma dia ya haus kekuasaan. Kalo Bima ada, ada falsafah falsafahnya. Kalo dalam Bima disini, dikeningnya ada manggis metengnya, manggis meteng itu manggu. Manggu itu ya manggis. Kalo manggis kan dibawahnya lima dalam isinya lima. Artinya, Bima itu orangnya jujur. Terus kukunya namanya kuku Pancanaka. Panca itu lima, naka itu waktu, yang berarti lima waktu yaitu sholat. Makanya dalam wayang purwa itu harus islam. Karena apa, karena wayangnya sudah islam masa dalangnya enggak.”
10. Emang ada dalang yang non islam? “Ada, di wayang wahyu dari Jawa. Wayang wahyu itu untuk kristen.”
11. Kalo tokoh wayang golek yang ga ada diwayang kulit apa? “Yang ga da diwayang kulit, ada cepot. Camongkrong, camongkrong itu adik iparnya semar. Dia itu tampan sekali, tapi dia kemasukan setan jadi cinta sama kakaknya.”
12. Selama jadi dalang, apa si apresiasi masyarakat? “Ya tergantung dalangnya kalo apresiasi masyarakat mah. Kalo Dalangnya bisa menghibur dengan baik, masyarakat juga sangat apresiasi kepada dalangnya. Mungkin ditunggu tunggu, seperti abah lah. Abah itu sangat ditunggu masyarakat. palagi kalo dibogor. Penonton itu paling banyak.”
13. Kalo peran media nasional kepada wayang golek ini menurut kang Bhatara ini gimana? “Kalo yang khusus nayangin pagelaran sih udah ga ada sekarang mah. Emang sekarang mah penontonnya lebih suka yang joget joget. Peran pemerintah juga sebetulnya, buka peran media aja. Ya kan pemerintah berkuasa, media seperti itu harus mendukung pemerintah tentang kebudayaan. Jadi harus mendukung penuh, media juga mengikuti kalo ada aturan mah. Kalo ada perdanya bahwa stasiun tv harus menayangkan kebudayaan, pasti mereka menayangkan.”
102
14. Kalo untuk penayangan wayang golek di luar wilayah sunda banyak ga sih pagelarannya? “Yah nggak terlalu banyak, cuma ada. Di Jakarta juga baru-baru ini ada wayang golek betawi, modifikasi dari wayang purwa. Kalo dari cerita, cerita ceritanya lebih ke cerita nasional, seperti simanis jembatan ancol, cerita betawi, cerita ini lah yang khas di indonesia.”
15. Menurut kang Bhatara, pengaruh media massa sama pelestarian wayang golek spserti apa? “Kalo mereka tergantung sama sponsor. Kalo untuk pagelaran budaya itu susah cari sponsornya. Mereka juga bingung, pingin sekali menayangkan budaya wayang golek ini, tapi sponsornya susah. Kebanyakan yang sponsorin rokok, sedangkan rokok tidak diperbolehkan. Sponsor juga kurang mendukung.”
16. Menurut kang Bhatara, apakah media sekarang sudah efektif dalam membantu melestarikan budaya wayang golek ini? “Media masih kurang efektif, tapi mereka tetap berusaha. Ya paling di tv tv lokal terutama di Bandung, masih ada yang menyiarkan wayang golek. Tv tv nasional jarang bahkan cenderung tidak ada malah.”
17. Gunungan wayang itu apa? “Gunungan wyang itu simbol kehidupan, ada banyak hewan itu simbol sifat manusia. Sifat hewan itu banyak di kita sebagai manusia. Babi hutan sifatnya seperti babi hutan saja. Kalo manusia kan sifatnya ada yang babi hutan, ada yang apa, campur. Lebih banyak sifat hewani dari diri kita ini.”
18. Apakah ada perbedaan gunungan wayang di wayang golek dengan wayang kulit? “Saya ciptakan itu baru baru ini, sekitar tahun 2012 khusus buat wayang golek, karena wayang golek belum punya gunungan khusus. Ya selama ini pake gunungan wayang yang ada diwayang kulit. Itu abah yang buat. Abah yang punya ide, saya yang gambar. Udah jadi, udah dipake sama Abah. Namanya gunungan sunda sawawa.”
19. Ada filosofi dari gunungan sunda sawawa? “Ada, banyak. Seperti sapi. Kalo gunungan wayang cepak kan, ganesha, kalo sunda sawawa itu sapi. Sapi itu diujung tanduknya ada dunia. Kalo orang orang dulu ada gempa suka bilang ada, ada. Masih ada, masih ada gitu maksutnya. Mereka berpikiran bahwa, dunia itu diujung tanduk sapi, yang artinya, falsafahnya, sedunia itu kita harus sapikiran, sapikiran bahwa tidak akan ada
103
gempa tidak akan goyang. Kalo kita itu sepikiran hutan itu jangan ditebang, satu dunia sepikiran seperti itu, ya tidak akan ada gempa, tidak akan ada permusuhan.”
20. Kalo untuk sejarah wayang golek? “Wayang golek itu modifikasi dari wayang kulit. Awalnya kalo wayang kulit itu kan diliatnya dari bayangan, dulu tapi itu sekarang mah bisa nonton dari belakang. Dulu itu dari bayangan, tiap tiap bayangan itu memerlukan cahaya. Berati kalo ada cahaya membutuhkan kegelapan juga. Jadi pagelarannya itu Cuma bisa dipertunjukan pada malam hari. Nah wali wali itu dulu berpikir bagaimana pertunjukan wayang itu bisa fleksibel, dipertunjukkan malam hari dan dipertunjukkan siang hari, nah dibikanlah wayang golek dengan 3 dimensi. Yang membuat itu wali, sunan kudus. Kalo di Giri Harja sendiri kalo disini buyut saya yang bawa, namanya Abah Juhari terus diturunkan ke anaknya Abah Sunarya terus berlanjut kegenerasi berikutnya.”
21. Selain bentuk, apa saja modifikasi wayang golek dari wayang kulit? “Ya ceritanya dimodifikasi ada sedikit perbedaan. Seperti kalo diwayang kulit kan Bagong, kita dimodifikasi lagi jadi cepot, terus Bagong itu kan anak bungsu, kalo disini cikal, anak pertama, anak sulung.”
22. Cara tetap melestarikan Wayang golek? “Ya harus beradaptasi dengan apresiasi. Ketika kita mau manggung didaerah yang suka band misalkan, kita membawa tradisi otomatis tidak akan suka mereka, ya alat musiknya diganti aja jadi alat musik band, ya bisa dengan seperti itu. Karena seni pertunjukan wayang itu paling fleksibel, mau dirubah apa-apa bisa. Dalam pertunjukan wayang golek itu, sebuah pertunjukan yang multiseni. Dalam satu pertunjukan seni apa aja ada. Ada seni ukir, seni lukis, seni tari, seni teater, seni nyanyi, ada semua makanya wayang golek fleksibel, mau ngikutin zaman apa apa ga akan berubah. Saya percaya wayang golek tidak akan hilang sampai kapanpun, yang hilang itu falsafahnya. Seperti ronggeng itu kan image nya jadi miring, padahal dulu kan sebagai ibadah. Dulu itu ronggeng dilakukan ketika mau panen ditariin sama wanita padi padi itu. Dulu kan masih agak primitif jadi animisme dan dinamisme dulu, mereka berpikir bahwa padi itu akan terangsang oleh tarian dan akan cepat tumbuh dan mensyukuri kepada tuhan. Sekarang jadi bukan, sekarang jadi image nya untuk perangsang pria pria hidung belang. Jadi gitu, ronggengnya tidak hilang, tapi kuncinya yang hilang. Ya sama, wayang golek tidak akan hilang sampai kapanpun, Cuma cerita dibalik wayangnya yang menghilang. Kalo zamannya penurus, tidak akan berpikir kesana, tidak tahu falsafahnya, yang penting dalang rame, yang penting dalang banyak yang nanggap, yang penting dalang banyak yang nonton. Falsafah falsafah dulu udah agak luntur.”
104
23. Kalo di Indonesia sendiri generasi mudanya banyak ga sih yang ngelestariin wayang golek, banyak yang tertarik ga sih? “Ya banyak, daerah Bandung khususnya. Tapi dari luar negeri juga banyak datang kesini berguru. Tidak menutup kemungkinan anak cucu kita ingin tahu cara bagaimana mendalang ya ke luar negeri karena mereka banyak belajar disini. Contohnya orang Sri Lanka bisa menjadi dalang sekarang menjadi artis di Sri Lanka. Di Perancis, Inggris, Amerika itu banyak murid murid Abah. Bahkan Abah dangkat menjadi Profesor di Perancis di Universitas De La Marrionette. Itu sebuah penghargaan yang besar, di Indonesia dapet apa.”
24. Kalo Kang Bhatara sendiri pernah dapet penghargaan ga? “Udah ada, dari kedutaan Sri Lanka, penghargaan karena saya membuat budaya baru, budaya wayang golek ini, tapi ceritanya cerita Sri Lanka disesuaikan dengan budaya sekitar juga. Bahasanya juga bahasa Sri Lanka, saya mah ngikutin aja. Karena tidak ada yang bisa menyentuh hati kamu selain bahasa kamu. Karena bahasa itu budaya yang paling kuat. Orang sunda sendiri juga tidak paham dengan bahasa sunda yang benar.”
25. Nama Astina itu apa si kang? “Astina itu nama kerajaan yang ada di wayang golek dalam cerita mahabrata. Astina itu kerajaan yang kaya raya, tidak kurang sandang pangan. Banyak yang tertarik mengabdi di kerajaan Astina, terpukau melihat kerajaan itu.”
26. Apa saja kerajaan yang ada di wayang golek? “Ya banyak kerajaannya, ada kerajaan Pringgandani, ada Astina, Amarta. Yang paling sering dipake ya itu Astina, Amarta.”
27. Kenapa kerajaan Astina paling sering dipakai dalam pagelaran wayang golek? “Ya karena ceritanya sangat menarik, ceritanya itu begitu banyak falsafahnya. Cuma saking kaya si kerajaan itu, jadi ada perebutan antar saudara, makanya disebutnya mahabrata. Mahabrata itu saudara dewa, kalo dikita disebutnya Brata Yudha kalo peperangan, makanya disebutnya perang Brata Yuda. Karena Brata itu kan saudara, yuda itu perang, ya jadinya perang saudara, padahal mereka Mahabrata, saudaranya dewa dewa, tapi masih perang. Pada hakikatnya sama lah sama kita, kita juga sama perang saudara. Dalang itu kan juga sebetulnya kakaknya kiyai. Yan mengislamkan tanah jawa kan dalang, para wali, itu jadi media penyebaran agama islam. Mengapa mengambil cerita dari India, karena tadi itu kita masih menganut animisme dan dinamisme, Hindu Budha. Nah untuk menarik perhatian mereka kasih tuh cerita yang mereka ceritain, yang mereka hapal, yang mereka tahu. Jadi begitu nonton karakternya mereka sudah tahu. Dulu malah ada unsur paksaan kalo mau nonton wayang, ada tiketnya. Jadi kalo nonton
105
wayang itu tiketnya harus syahadat, kalo tidak bersyahadat tidak boleh nonton wayang, kalo udah syahadat pasti masuk islam.”
28. TV nasional udah jarang nyiarin wayang golek yah kang? “Iya tv nasional mah udah ga nyiarin wayang golek lagi, adanya ya di tv lokal. Sebenernya gampang, bisa bisa saja, seperti laptop si unyil bisa saja menjadi laptop si cepot, kenapa tidak mengangkat budaya yang sudah ada.”
106
TRANSKRIP KETUA RADIO
1. Apa yang anda ketahui tentang budaya Wayang Golek? “Wayang golek adalah suatu kebudayaan pada zaman dahulu yang didominasi oleh agama hindu dan dengan adanya walisongo, terutama sunan kalijaga, maka wayang golek atau wayang kulit dipakai sebagai media untuk menyebarkan agama islam, agar mudah dimengerti oleh masyarakat umum, baik zaman dulu hingga sekarang. Wayang golek juga sebagai media pendidik, dimana didalamnya diceritakan juga karakter-karakter baik dan buruk. Wayang golek dibentuk dengan hampir mirip dengan tubuh manusia, sehingga masyarakat menyenangi bentuk dari tokoh dan karakter wayang golek tersebut. Ya orang itu tertarik karena bentuknya, orang jawa aja seneng sama wayang golek.”
2. Sejak kapan radio Astina Fm menggunakan Wayang Golek sebagai latar belakang stasiun? “Sejak awal berdirinya radio Astina. Pada tanggal 5 Mei 2011.”
3. Mengapa memilih nama Astina sebagai nama stasiun radio? “Ya saya memilih nama Astina karena nama itu berasal dari nama salah satu kerajaan yang ada dicerita wayang golek.” 4. Mengapa tidak memilih nama kerajaan lain? “Ya karena saya suka dengan kerajaan itu. Karena dalam penyebutannya lebih mudah dan enak didengar. Alasan lainnya ya karena rata-rata karakter dari tokohtokoh yang ada di kerajaan Astina karakternya baik dan jujur dalam tata bahasa.Tapi yang pasti penentuan pakai nama Astina juga melalui pertimbangan, kita ada musyawarahnya juga waktu itu sama temen-temen yang lain. Dari beberapa nama yang disodorkan, ya nama Astina ini dipilih jadi nama radio kita.” 5. Apa tujuan menggunakan Wayang Golek sebagai background stasiun? “Tujun utama kita adalah untuk mempertahankan kebudayaan Indonesia, khususnya wayang golek ini. Supaya masyarakat nggak lupa sama budaya sendiri dan Jangan sampai budaya kita diambil orang.”
107
6. Apa saja konten wayang golek yang diadaptasi oleh Radio Astina? “Kita terutama mengambil sebagian nama tokoh dari pewayangan untuk memberikan ciri khas nama dari para penyiar. Sehingga kita mengambil logo dari Astina yaitu Gugunungan Wayang sebagai salah satu ciri khas lain radio Astina.Programnya juga kita ada.” 7. Mengapa memilih gunungan wayang sebagai bagian dari logo stasiun? “Karena logo gunugan itu lambangnya wayang golek, ga ada lagi, ya ibaratnya itu induknya wayang golek, ya jadi kita pakai itu.” 8. Karakter apa saja dalam wayang golek yang sudah dijadikan nama belakang crew dan penyiar di Radio Astina? “Ada Jabang Tutuka , Astrajingga(cepot), Dawala, Sri Rama, Duryadana, Nakula, Purbaya (nama kecil gatot kaca), Bima, Yudistira, Dewanata, Aswatama, Abimanyu, Lesmana, Dasamuka, Santanu, Sugriwa (Hanoman), Sumantri.Kita diawal siaran suka nyebutin pengurus-pengurus sama penyiarnya, jadi kaya diabsen gitu. Tujuannya supaya pendengar tahu siapa aja pengurus dan penyiar kita, biar tau juga nama-nama wayang golek.”
9. Bagaimana latar belakang pendengar Radio Astina Fm, dari mulai umur, agama, suku? “Kalo dari umur ya sekitar dari 12 tahun ya sampe yang tua. Kalo dari segi agama ya mayoritas islam. Dari suku sendiri macem-macem, ada sunda, betawi, madura, padang, jawa, aceh, cirebon, ya lumayan banyak juga.”
10. Bagaimana cara mempromosikan radio yang berlatar belakang wayang golek ini untuk mendapatkan banyak pendengar. Mengingat tidak semua masyarakat disini memiliki kultur budaya asal dari budaya wayang golek? “Kalo promosiinya ya paling kita lewat promosi diradio, ya bikin iklan. Dari mulut ke mulut juga kita pake cara itu, ngasih tau ke orang. Lewat media sosial kaya facebook juga kita pake buat promosiin. Ya ga pandang perbedaan budaya juga si, walaupun budaya yang lain juga ada, tapi mereka juga tetep dengerin kesini. Soalnya yang bukan orang sunda juga suka, pada nungguinnya sicepotnya keluar, lagitu juga ada cing Namat, orang betawi waktu dia ngawinin anaknya, hiburannya manggil wayang golek.”
108
11. Bagaimana strategi Radio Astina sebagai radio komunitas tetap bertahan ditengah banyaknya media penyiaran lain yang lebih besar, seperi radio komersial dan televisi, apalagi membawa unsur budaya, yang sudah jarang peminatnya? “Ya strategi itu penting juga ya. Kalo kita mau melangkah dan hasilnya mau sesuai, ya kita harus pake strategi. Strategi kita si, kita memutarkan dan mengakomodir semua aliran musik untuk menraik minat masyarakat. Kalo kita cuma memutarkan musik tertentu aja pendengarnya tertentu aja, tapi kalo kita memutarkan semua aliran musik kan pasti beragam. Nah kalo udah banyak yang denger kan pasti banyak juga yang tau promosi wayang golek kita. Disitulah kesempatan untuk memasukkan lebih banyak lagi unsur kebudayaan, tapi nggak semua isinya kebudayaan juga, supaya orang ga jenuh, makanya kita juga ada pemutaran lagu-lagu yang masyarakat suka juga.”
12. Apakah radio Astina Fm menyisipkan budaya lain selain Wayang Golek? “Yah, selain wayang golek ada juga budaya lain. Disini ada program campursari, minang atau padang, tarling, betawian kaya gambang kromong gitu, Jaipongan. Cuma memang yang kita fokuskan, yang kita kentalkan ya wayang golek.”
13. Apakah ada ide kreatif yang digunakan oleh radio Astina dalam melestarikan budaya Wayang Golek? “Hmm...ide kreatif yaa, bingung juga nih. Ya paling dari logo Astina kita masukin sisi kreatif. Gambar gunungan wayang dipadukan dengan headset. Itu menggabungkan unsur budaya yang ada didalam radio, jadi ada unsur modernnya sedikit gitu. Kalo ada acara-acara kaya maulid, festival band, lomba futsal gitu juga kita masukin jadi media partner, kan kalo disebutin “Astina fm” gitu udah memperkenalkan juga kan, ya paling gitu aja si.”
14. Menurut anda, apakah sudah efektif penggunaan Wayang Golek yang dilakukan oleh Astina untuk menarik minat masyarakat dalam rangka melestarikan budaya Wayang Golek ini? “Kalo dinilai efektif ya kita susah buat menilai secara global ya. Yang pentingkan kita sudah berusaha dengan kemampuan kita untuk melestarikan wayang golek ini dengan cara-cara yang sudah dijelaskan tadi. Dan yang pasti acara wayang golek itu ditunggu-tunggu sama pendengar, realitanya si gitu.”
109
TRANSKRIP PROGRAMMING
1. Sejak kapan radio Astina Fm menggunakan Wayang Golek sebagai latar belakang stasiun? “Sepengetahuan saya, Astina dari awal memang udah identik ada unsur wayang goleknya. Kalo persisnya si saya kurang tahu juga. Pokoknya dari pertama memang sudah ditetapkan bahwa kita diharuskan mengentalkan budaya, nah yang dipilih ya wayang golek ini.”
2. Apakah ciri khusus Wayang Golek yang ada di Astina? “Ciri khususnya apa ya. Ya mungkin ciri khusus wayangnya dari nama radionya juga sudah mencirikan. Astina itu kan diambil dari nama salah satu kerajaan yang ada dicerita wayang golek. Kalo dicerita Mahabratha itu namanya, Hastinapura. Ciri lainnya ya dari logo kita juga udah kegambar si. Logo kita kan ada gambar gunungan wayangnya yang disatukan dengan gambar headset.”
3. Apa saja konten program budaya yang ada di Radio Astina? “Disini memang ada beberapa budaya yang kita jadikan program. Yang pasti ada program pagelaran wayang golek. Itu siaranya hari minggu jam setengah 8 sampai sekitar jam 1, tapi kadang bisa lebih, ya sampe selesainya aja. Kalo dulu pernah dua kali, tapi selang seling sama lagu sunda, tapi karena kita agak kesulitan cari materinya, ya jadi seminggu sekali aja sekarang. Selain wayang golek, kita nyiarin juga lagu-lagu daerah. Disini ada program lagu sunda, campursari, tarling, sama padang.”
4. Apa latarbelakang membuat program pagelaran wayang golek? “Ya sebenernya ini hasil dari musyawarah, dari awal memang ingin membantu pemerintah untuk melestarikan budaya “Indonesia”. Karena kita lihat media nasional yang besar sekarang, khususnya tv nasional udah kaya ga serius lagi buat ikut melestarikan budaya kita. Budaya cuma dilestariin musiman aja, kalo ada penghargaan dari luar, kalo nggak pas agustusan, ya kalo nggak pas udah mau diambil negara lain. Sekarang kan yang dipikirin Cuma duit. Masyarakat juga kaya udah dibikin jadi malu sama budaya sendiri, udah ga tertarik lagi. Lebih tertarik sama yang modern. Ya karena media nasional khususnya tv nasional itu nayanginnya ya yang modern aja, yang banyak duitnya. Kalo kaya budaya gitu males buat mereka mungkin karena ga ada duitnya. Dulu sempet ada di TPI program pagelaran wayang golek, dalangnya Asep Sunandar Sunarya. Kalo ga salah ditayanginnya malem minggu. Tapi ditayanginnya jam 12 malem, pas orang udah pada mau tidur. Tapi sekarang udah ga ada lagi. Nah maka dari itu kita bikin program wayang golek ini. Ya biar dibilangkita Cuma radio komunitas, tapi setidaknya kita bisa ikut melestarikan budaya Indonesia.”
110
5. Kapan pertama kalinya Radio Astina menyiarkan program Wayang Golek? “Kalo pertama kalinya mah lupa. Soalnya dulu programmingnya bukan saya. Kalo ga salah sih emang udah ada dari pertama, tapi sempet berenti soalnya kita kekurangan materi siaran wayang golek. Nah trus setelah kita udah lama ga nyiarin acara wayang golek sekitar 1 bulan lebih itu banyak pendengar yang nanyain, lewat sms, nanya langsung juga sampe ada yang nelpon ke ketua juga nanya kenapa acara wayang golek ga ada lagi? Ya dari situ kita jelasin kenapa ga nyiarin wayang golek lagi, ya akhirnya mereka sampe nyariin materi wayang goleknya. Ada yang ngasih kaset ke kita, trus ngasih bluetooth mp3 sampe ada yang mau ngajak kita ke dalangnya langsung, pernah juga ada yang nawarin kita 20 judul wayang golek tapi kemahalan kita ga bisa beli semuanya sedangkan dia jual 1 paket, ga bisa ngecer. Yaudah akhirnya kita manfaatin yang dikasih dari pendengar aja. Tapi kalo sekarang sih kita dapet materinya download di internet dari pada ga ada lagi.”
6. Seperti apa program wayang golek yang ada diAstina Fm? “Program wayang golek di Astina itu program yang memutarkan pagelaran wayang golek yang materinya diambil dari beberapa sumber. Lewat program ini saya pengen ngasih tau dan mengingatkan masyarakat kalo yang seperti ini ada gitu, jangan sampe lupa, setidaknya kita tau, kita inget. Supaya yang ga tau jadi tau, yang lupa kita ingetin. Kan sekarang mah begitu, kalo udah ngomongin yang berbau budaya, pada bilangnya udah ketinggalan jaman, jadul, segala macem. Bagaimana konsep program pagelaran wayang golek „Gentra Pasundan Wayang Golek‟?” 7. Bagaimana konsep program pagelaran wayang golek ‘Gentra Pasundan Wayang Golek’? “Konsepnya sih sederhana, kita Cuma muterin dari materi yang kita dapet kita bagi jadi 4 segmen tapi di setiap akhir segmen ada penyiar yang masuk, pendengar disitu kita libatin ada interaksi lewat telepon, kita buka layanan sms juga buat yang kirim-kirim salam. Ya alhamdulillah ga sedikit juga yang berpartisipasi. Ya dari situ saya bisa simpulin kalo ternyata masih banyak juga yang tertarik sama wayang golek. Bahkan sampai pernah ada orang jawa yang nelepon di acara wayang golek. Dia bilang, dia awalnya acara ini tapi karna temennya selalu dengerin acara wayang golek ini, mau ga mau dia ikut dengerin juga sampe akhirnya dia ngerti dan tertarik sama acara ini.”
8. Gimana caranya dia bisa ngerti kan dia orang jawa, emang ngerti artinya? “Nah ini, saya pernah nanya langsung sama dia, waktu dia main kesini. Dia minta ceritain sama temennya karna dia ga ngerti bahasanya. Jadi tiap cerita temennya selalu ngasih tau cerita yang lagi dibawain. Dan dia juga baru tau kalo ternyata
111
nama crew dan penyiar astina itu nama belakangnya pake nama pemain wayang golek.”
9. Siapakah yang menjadi target audience program Wayang golek? “Target kita sih sebenernya kalangan menengah kebawah, ada tukang jait disana, warung-warung kopi, warung nasi, pokoknya yang gitu-gitu. Dan juga karna orang sundanya juga disini ada, ya target kita lebih kesitu aja sih. Kita sih pengennya kita menjangkau anak muda juga supaya anak muda lebih tau tentang budaya, terutama wayang golek ini, kalau bukan kita siapa lagi yang ngelestariin. Ya tapi alhamdulillah juga pendengar muda disini lumayan banyak juga, yang partisipasi, yang interaksi, yang ngasih materi, ya alhamdulillah gitu masih ada generasi muda yang mau ngelestariin budaya.”
10. Strategi apa yang digunakan agar audience dapat memahami konten program Gentra Pasundan Wayang golek? “Ga ada strategi yang gimana-gimana sih, ya kita paling ya itu ada interaksi dengan pendengar lewat telepon atau sms, ya itu salah satu strategi kita. Ya kita kan nggak melulu penyiar pake bahasa sunda terus ada kalanya penyiar pake bahasa indonesia, ketika ada penelpon atau sems yang emang dia pake bahasa indonesia, ya kita pake bahasa indonesia. Di akhir segmen sih biasanya penyiar sedikit mengulas lagi cerita yang ada di segmen sebelumnya. Ya yang kita harapkan ya biar pendengar itu bisa mengerti dari cerita tersebut. Karna kita juga punya orang yang mengetahui tentang wayang golek ini dari mulai cerita, karakter yang ada dalam wayang golek itu sendiri, sampe silsilahnya kita punya orang itu. Jadi kita juga ga asal.Terus kita juga adain kuisnya, supaya pada tertarik. Kasih aja hadiahnya pulsa, pasti pada tertarik. Soalnya program yang lain juga gitu, ada sponsornya trus kasih hadiah pulsa banyak yang ikutan, banyak yang nelponin.”
11. Apa tolak ukur yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar masyarakat tertarik dan memahami tentang wayang golek? “Ya apa ya tolak ukurnya ya, ya paling ya saya bilang tadi itu dengan adanya partisipasi dari masyarakat lewat telpon, sms, ya jadi kita bisa tau seberapa besar sih antusias masyarakat. Terkadang juga kita mantau naik motor atau jalan kaki sambil iseng untuk tau banyak ga sih yang dengerin, nah saya pernah tuh waktu saya jalan di satu gang, ternyata mayoritas dengerin acara wayang golek di astina. Nah saya kaget tuh wah ternyata banyak juga yah yang dengerin ya. Nah dari situ saya lebih semangat untuk gimana caranya agar program ini terus berjalan.”
12. Berapa jumlah rata-rata interaksi pada program wayang dalam setiap siar? “Ya lumayan juga yang pasrtisipasi, sms lumayan banyak, ya sekitar bisa 40 atau 50an lah smsnya, malah kalo ga salah pernah sampe 70an sms, agak lupa juga si
112
persisnya. Kalo telpon kita kan ngebatesin, satu segmen itu cuma kita buka 4 penelpon.”
13. Bagaimana cara radio Astina FM dalam mempromosikan wayang golek? “Cara promosiinnya paling kita bikin iklan program, atau kita pake adlib. Terus kadang juga lewat mulut ke mulut kita kasih tau kalo misalnya ada yang main kesini. Itu si tergantung ya, kita liat liat orang juga kan, pake strategi. Kita liat kesukaannya dia, kalo sama bapak-bapak sekitar sini misalkan, kita lagitu bantuin pada kerja bakti buat ninggin jalan. Sambil kerja gitu suka ngomong ke dia nanya “kalo malem senin suka dengerin kita ga Pak?”, kalo misalkan dia ga denger, ya kita ngomong aja ke dia, kalo kita punya program budaya wyanag golek. Kalo misalkan sama anak muda gitu, kita harus tau dulu dia sukanya apa. Misalkan, kan sekarang pada banyak yang main warnet tuh, nah kita pernah partneran sama yang punya warnet. Dia kita iklanin, tapi dia setel Astina dijam yang kita mau misalkan. Ya kurang lebihnya seperti itu kira-kira.”
14. Apakah rencana jangka pendek dan jangka panjang yang akan dilakukan oleh Astina untuk melestarikan budaya Wayang Golek? “Untuk jangka pendek si ya kita paling ngeupdate cerita-cerita terbaru wayang golek. Kalo jangka panjangnya si kita pengennya menyiarkan langsung wayang golek ngundang masyarakat, tokoh masyarakat. Dalangnya juga kita cari yang bagus. Cari sponsor, calling dalangnya, dateng kesini, siarin langsung semalam suntuk hehehe.”
15. Bagaimana cara programming mempertahankan konten budaya wayang golek ditengah arus modernisasi dengan masuknya budaya populer? “Kita berusaha terus menyiarkan, jangan berenti, malah justru memperbanyak judul-judul gitu, ya gitulah.”
113
TRANSKRIP PERTANYAAN PENDENGAR
1.
RANI Apa anda mengetahui radio Astina FM? “Iya Tau.”
Apakah anda mengetahui seperti apa logo Astina FM? Jelaskan seperti apa? “Logonya, wayang. Ada gunungan wayang sama headsetnya.”
Apakah anda mengetahui siapa saja pengurus atau crew dan penyiar di Astina Fm? Kalo memang tahu, sebutkan? “Setau saya si ada Iway Purbaya, Iman Dewanata, terus Agil Bima, Surya Duryadana, Cuma taunya segitu doang paling.”
Menurut anda, Radio seperti apa Astina FM itu? “Ya menurut aku radio yang menghibur, ya program programnya menurut aku seru lah gitu, terus suka didengerin banyak orang juga.”
Ada program apa aja di astina? “Ada acara Wayang golek itu setiap malam senin setengah delapan, terus dimalam selasanya itu biasanya dangdut, eh, lagu lama, terus biasanya malam rabunya acara Tarling, malam kamisnya biasanya reggae, yang malam jumatnya itu Betawi program yang baru, sama malam sabtunya itu lagu lagu pilihan, slank sama peterpan sama Iwan Fals, kalo sabtunya itu kayanya campuran deh.”
Menurut pendapat anda, bagaimana program wayang golek yang ada di Astina FM? “Ya bagus ya, berati ada pedulinya sama wayang golek, mau ngelestariin lah gitu maksutnya. Ya saya dukung lah Astina ini nyiarin program yang kaya gini.”
Darimana anda tahu ada program wayang golek di Astina Fm? “Ya kan iklannya ada, terus juga kalo suka kumpul suka diomongin sama Pak Kusto.”
Sebutkan tokoh wayang golek yang diketahui? “Yang saya tau paling ada Purbaya, Dewanata, Bima, Duryadana, Dewanata, Dawala, Aswatama, segitu aja deh Bang.”
Jelaskan darimana anda mengetahui Wayang Golek? “Ya dari Astina, kan yang ada wayang golek ya di Astina.”
114
2. RENIA Menurut anda, Radio seperti apa Astina FM itu? “Astina itu radio komunitas yang ada di cipadu, suka nyiarin lagu lagu pop, sunda , acara acara wayang golek, tarling terus.”
Apakah anda mengetahui seperti apa logo Astina FM? Jelaskan seperti apa? “Iya Tau. Logonya ada gunungan wayang sama headset.”
Apakah anda mengetahui siapa saja pengurus atau crew dan penyiar di Astina Fm? Kalo memang tahu, sebutkan? “Tau, ada Iway Purbaya, Nanda Lesmana, Surya Duryadana, Agil Bima, Iman Dewanata, Faris Aswatama, ya banyak si.” Acara wayang golek itu setiap hari apa tuh? “Acaranya setiap malam Senin jam setengah delapan.”
Apa anda suka mendengarkan program wayang golek? Jelaskan alasannya? “Iya suka dengerin juga acara wayang golek. Ya pertama si karena ada kuisnya, lumayan juga hadiahnya. Kuisnya itu ada pertanyaan cerita yang udah diputerin, nanti kita telepon dikasih pertanyaan.” Jelaskan apa saja isi dari program wayang golek di radio Astina FM? “Ya gitu, apa ya. Ya ada ceritanya. Kalo yang pernah saya dengerin si, itu kalo ga salah nyeritain tentang si Cepot gitu, trus ada agamanya, yang nyuruh solat, ya kaya gitu si palingan mah.” Sebutkan tokoh wayang golek yang diketahui? “Itu ada Cepot, ada Bima, ada Duryadana, ada Purbaya, Sugriwa, Dasamuka, ya banyak yang lainnya deh.” Jelaskan darimana anda mengetahui Wayang Golek? “Dulu si pernah tau dari cerita cerita Orang Tua gitu, cuma kan udah lupa, sekarang denger denger lagi di astina.”
3. SUCIAWATI Apa anda mengetahui radio Astina FM? “Ya tau lah.”
Apakah anda mengetahui seperti apa logo Astina FM? Jelaskan seperti apa? “Ya gambar itu kaya wayang, ada gunungan wayang sama headset."
115
Apakah anda mengetahui siapa saja pengurus atau crew dan penyiar di Astina Fm? Kalo memang tahu, sebutkan? “Iya tau, ada bang Nanda Lesmana, ada Iway purbaya, ad Heri Antareza, ada Pak Ace Astrajinga, ada Agil Bima.” Menurut anda, Radio seperti apa Astina FM itu? “Ya radio komunitas yang baik, yang enak deh, yang lebih bagus gitu, pokoknya enak aja gitu didengernya, temen kita sehari-hari.”
Apakah anda mengetahui Wayang Golek beserta tokoh di dalamnya? Coba jelaskan? “Ada Cepot, ada purbaya, ad antareza, astrajingga, ada bima juga.” Jelaskan darimana anda mengetahui Wayang Golek? “Tau dari Astina, dulu tau, Cuma taunya gitu aja ga tau banyak, sejak denger astina aja jadi tau banyak dari Astina.” Apa saja isi wayang golek yang terdapat di radio Astina FM? “Ada penyiarnya, namanya dari wayang golek. Terus programnya juga ada, program wayang golek itu setiap malem senin.” Apa saja yang anda ketahui tentang wayang golek dari Astina FM? “Ya jadi tau wayang golek ada siapa aja lebih banyak lagi. Terus ceritanya juga banyak. Tapi ga ngikutin semua juga si.” Bagaimana pendapat anda tentang program wayang golek di Astina Fm? “Ya lebih seru aja gitu enak dengerinnya sambil santai gitu, enak seru program wayang golek denger denger ceritanya.”
4. HANI ALFARISH Menurut anda, radio Astina Fm itu radio yang seperti apa? “Radio yang asik, banyak acaranya. Ada acara metal, reggae, dangdut, ada jawa juga, lagu sunda sama wayang goleknya juga ada.” Darimana anda mengetahui radio Astina FM? “Tau astina dari temen pertama, dia lagi dengerin radio, pas didengerin lagu enak, campur campur. Ya keterusan sampe sekarang dengerin.” Apa perbedaan, radio Astina dengan radio yang lain? “Kalo radio astina penyiarnya ga kebanyakan ngomong, kalo yang lain kan banyak ngomongnya, ya kaga jelas dah.” Apakah anda mengetahui program wayang golek di Astina FM? “Iya tau.”
116
Darimana anda mengetahui program wayang golek di Astina FM? “Taunya dari iklan diradio, cuma pas dengerin kaga ngerti juga si. Tapi kadang kadang suka ada penyiarnya yang ngisi, dia biasanya ngejelasin isi ceritanya.” Apa yang menarik dari radio Astina FM? “Ya enak aja didengernya. Males kalo dengerin radio laen. Di astina kalo request kan pake atensi, jadi pasti diputerin lagunya. Kalo radio laen kan requestnya pake sms, jadi kadang dibaca doang.” Kalo sama program wayang golek tertarik ga? “Ya jujur ya sebenernya si ga begitu tertarik. tapi kadang dengerin juga, ada kuisnya soalnya, ada hadiahnya. Tapi saya dukung, karena astina saya jadi tau wayang golek.” Tanggapan anda tentang Astina yang memasukkan unsur budaya? “Ya bagus Astina ada budayanya, jadi bisa tau budaya budaya yang saya nggak tau. Kaya wayang golek aja dah.”
5. AISAH Tau Astina darimana? “Tau dari bapaknya. Dulu dia lagi ngutak ngatik radio, terus dia nemu gelombang ini, pas didengerin ko lagunya ada macem macem. Yaudah jadi dengerin terus, soalnya macem macem lagunya. Kan kalo di astina requestnya pake atensi, sampe beli atensinya segala, terus sampe sekarang dah.” Menurut anda, radio Astina Fm itu radio yang seperti apa? “Ya astina radio yang enak didengerin. Macem macem lagunya. Ngelestariin budaya juga kalo kata saya mah. Kan nama penyiarnya diambil dari nama wayang golek juga belakangnya.” Apa perbedaan, radio Astina dengan radio yang lain? “Beda sama yang laen. Kalo yang laen tuh kebanyakan ngomong terus bedanya lagi, kalo astina juga lagunya kan enak enak, banyak macemnya.” Apakah anda mengetahui program wayang golek? “Iya tau itu, pernah dengerin juga si, tapi kaga ngerti. Ya biasanya suka ada penyiar yang jelasin sedikit ceritanya, jadi sedikit tau. Cuma kadang kadang lupa juga si.” Darimana anda mengetahui program wayang golek di Astina FM? “Ya lagitu tau pas ada undian atensi, bang Iway ceritain tentang wayang golek. Terus taunya juga lagitu dari iklan, terus ya dengerin dah.”
117
Apakah yang menarik dari Astina FM? “Ya soalnya enak didengerin, ga banyakan ngobrol. Kalo radio lain mah kan ga tau bates.” Adakah yang menarik dari program wayang golek di Astina FM? “Ya menarik ada, saya juga suka dengerin juga, tapi kaga tiap minggu juga. Ada kuisnya saya resepnya, lumayan kan dapet pulsa.”
6. HENDAR Apa anda mengetahui radio Astina FM? “Iya saya tau. Iya suka dengerin, saya dengerin radio astina dari senin sampai minggu dari pagi sampai malam ya hampir setiap hari aja gitu.”
Apakah anda mengetahui seperti apa logo Astina FM? Jelaskan seperti apa? “Logonya itu gambar Gunungan wayang sama gambar headset. Saya tau logonya tuh dari atensi ada, dari kaos kaos astina juga ada.”
Apakah anda mengetahui siapa saja pengurus atau crew dan penyiar di Astina Fm? Kalo memang tahu, sebutkan? “Kalo nama nama crew pengurus misalnya bapak Kusto Jabang Tutuka, Mukhlis Dawala terus penyiar penyiarnya Iway Purbaya, agil Bima, terus Iman Dewanata, terus Faris Aswatama, terus ajis nakula.”
Apa keunikan dari Astina FM dibandingkan dengan radio lain atau media lain? “Uniknya, dari nama penyiarnya unik. Depannya nama asli, belakangnya nama dari pewayangan. Kaya Mukhlis Dawala, namanya emang Mukhlis, Dawala itu nama wayang goleknya.”
Darimana anda mengatahui bahwa nama crew atau penyiar terdapat tokoh wayang golek? “Iya itu waktu saya denger nama Mukhlis Dawala, ko itu nama wayang golek, nah pas ada acara undian atensi, Bang Iway jelasin kalo nama penyiarnya itu ada nama wayang goleknya.” Jelaskan darimana anda mengetahui Wayang Golek? “Kalo wayang golek saya emang tau tapi ya gitu aja ga tau banyak, tapi karena sering dengerin astina, kan programnya juga ada setiap malam senin, sama tau banyak nama nama wayang di wayang golek ya tau dari Astina fm”.
118
7. NANO Apa anda mengetahui radio Astina FM? “Iya Tau.”
Apakah anda mengetahui seperti apa logo Astina FM? Jelaskan seperti apa? “Iya tau yang gambarnya gambar wayang terus ada apa, ada handsfree ya namanya apa headset gitu. Terus di gambar wayangnya ada gambar binatang juga yang kaya di wayang golek gitu.” Apa saja program acara di Astina Fm yang anda ketahui? “Programnya kan pagi sampe sore ada relasi, kalo malem banyak si acaranya dari senin sampe sabtu kan ganti ganti gitu. Ya ada itu Relasi, ada Popis, Pagoda, Gentra Pasundan, C‟Tar, Astina Yoman, M‟pas, ya segitu aja banyak lagi soalnya.”
Apakah anda mengetahui Wayang Golek beserta tokoh di dalamnya? Coba jelaskan? “Hmm, ada Duryadana, Dewanata, Cepot, Dawala, Arjuna, Bima, sama siapa lagi ya, ya itu aja deh bang.
Jelaskan darimana anda mengetahui Wayang Golek? “Pertama tau dari pernah liat pagelaran dikampung, terus sempet tau juga dari tv, tapi sekarang kan jarang malah ga ada, ya sekarang kan suka dengerin di astina ada wayang golek, ya tau lagi wayang golek dari Astina juga.”
8. M.USMAN SANTOSO (ACONG) Apa anda mengetahui radio Astina FM? “Iya saya tau, radio yang terkenal di Cipadu. iya suka dengerin. Dari senin sampe minggu, setiap hari dari pagi sampe malem aja, kecuali hari minggu, cuma dengerin dari sore palingan nggak dari pagi.”
Apakah anda mengetahui seperti apa logo Astina FM? Jelaskan seperti apa? “Logonya tau, dari gunung wayang pake handsfree. Taunya waktu itu saya ikut tour ke Pandeglang pake baju itu, logonya ada itu.” Program apa saja yang ada di Astina, yang anda ketahui? “Ya banyak si, ada Relasi, Popis, C‟tar, lagu sunda, wayang golek, Astina Yoman, Syiar Islam, ya banyak lagi pokoknya mah. Banyak macemnya jadi ga bosen gitu, ya makanya jadi.”
Apa isi dari program wayang golek yang ada di Astina FM?
119
“Ya biasa, acaranya wayang golek gitu, kaya mentasan aja. Tapi ada penyiarnya biasanya, nanti jeda dulu. Penyiarnya siaran, ngasih tau cerita tadi itu kaya gimana. Terus ada kuisnya juga. Hadiahnya biasanya pulsa 25 ribu.” Apa saja cerita wayang golek yang disiarkan oleh Astina FM ? “Apa ya, ya cerita wayang golek. Cerita Astinanya juga ada, ada nama-nama penyiar Astinanya yang wayang goleknya itu juga sering ada. Ya banyak yang diceritain, ya kaya kerajaan-kerajaan gitu. Lagitu pernah waktu kapan itu lupa disiarinnya kapan, jadi kaya duet gitu wayang golek sama wayang kulit. Kalo ga salah dalangnya itu Asep Sunandar Sunarya sama Ki Mantep. Iya pertamanya bingung, ko ini wayang kulit, tapi kesana-kesananya ada goleknya juga.” Mengapa anda mendengarkan program wayang golek di Astina FM? “Ya iseng aja gitu.”
9. JOSEF SUWITO AL-FARO Apa anda mengetahui radio Astina FM? “Iya Astina tau. Soalnya saya sering dengerin Astina itu, soalnya kalo saya beraktifitas gitu suka dibarengi dengan dengerin Astina. Paling kalo pagi dimulainya itu saya setengah delapan sampai jam duabelas siang udah gitu kan langsung istirahat aja langsung dimatiin dulu. Terus lanjutin lagi dari jam satu sampe jam lima, gitu aja setiap hari sambil beraktifitas gitu, malemnya juga masih dengerin, sama itu setengah delapan sampe jam 12 malem lagi. Paling kalo minggu doang dari pagi sampe sore nggak, ya jalan-jalan gitu kemana. Tapi nanti malemnya dengerin lagi, soalnya ada acara kesayangan saya dimalem itunya, malem seninnya itu, acara itu wayang golek.”
Apakah anda mengetahui seperti apa logo Astina FM? Jelaskan seperti apa? “Kalo logo itu seperti gunung wayang, terus diatasnya ada headsetnya. Saya taunya dari kaos tour, disitu ada logonya.”
Apakah anda mengetahui siapa saja pengurus atau crew dan penyiar di Astina Fm? Kalo memang tahu, sebutkan? “Tau, tapi nggak hapal-hapal banget, diantaranya itu saya yang inget itu ada Iway Purbaya, Rojali Dasamuka, ada Surya Duryadana, ada Faris Aswatama, terus Cak Mukhlis Dawala, Kang Rangga Sri Rama.”
Menurut anda, apakah nama pengurs atau crew dan penyiar di Astina FM adalah nama asli mereka? “Kalo diliat-liat si sepertinya bukan, itu untuk mengentalkan nama-nama wayang gitu, seperti Astina, itu kan diambil dari negara pewayangan gitu, soalnya ini masuknya ke radio budaya ini. Jadi Kalo Astina kan istilahnya radio netral gitu, nggak membeda-bedakan. Mau pendengarnya orang sunda, dari Jawa, dari Padang dirangkul semua gitu, jadi perbedaan itu menjadi satu.”
120
Menurut anda, Radio seperti apa Astina FM itu? “Radio Astina ini radio yang merangkul semua suku dan semua golongan. Mau dari golongan rock, mau Metal, mau dangdut, jadi disini nggak ada perbedaan, Musiknya macem-macem. Kalo dari program cukup menarik, ini radio nggak monoton, yang ada budayanya.”
Apakah anda mengetahui Wayang Golek beserta tokoh di dalamnya? Coba jelaskan? “Kalo tokohnya paling yang saya itu, ada si Cepot, ama si Dawala, ama Semar, ama Srikandi, ama Rama, ama Dasamuka.” Jelaskan darimana anda mengetahui Wayang Golek? “Waktu awalnya dulu waktu kecil pernah tau gitu, pas kesini-kesini jadi jarang tau lagi soalnya ga ada media yang muterin wayang golek. Pas dateng kesini saya waktu itu coba-coba lagi muter-muter radio, ternyata masih ada yang nyiarin wayang golek, ya ternyata masih ada yang peduli gitu.”
10. RYAN Menurut anda, radio Astina Fm itu radio yang seperti apa? “Pokoknya radio astina itu beda sama radio yang lain. Radionya unik. Nama penyiarnya ada nama wayang goleknya, unik dah pokonya.” Darimana anda mengetahui radio Astina FM? “Awalnya si temen ngasih tau kesaya, kata dia cari frekuensi 96,5 astina fm. Disitu lagunya enak enak. Ada berbagai macem lagu lah pokoknya, campur campur. Lagu apaan aja ada disitu.” Apa perbedaan, radio Astina dengan radio yang lain? “Bedanya sama radio lain. Kalo di astina requestnya lewat atensi. Lagunya langsung diputerin, nggak kaya radio lain, kalo request pake sms suka ga diputerin, malah sms nya ga dibacain.” Apakah anda mengetahui program wayang golek di Astina FM? “Tau, cuma nggak ngerti sama bahasanya. Tapi si biasanya ada penyiarnya suka jelasin gitu.” Darimana anda mengetahui program wayang golek? “Taunya dari iklan sama dari kumpul kumpul pas undian atensi dibilangin. Nah pas dari situ langsung tuh malemnya saya setel radio, pengen dengerin acara wayang golek.” Apa saja isi dalam program wayang golek di Astina FM? “Isinya ya cerita wayang golek, ada kuisnya juga, ga pernah dapet tuh udah nyoba terus, susah masuknya kerebut sama yang lain mulu.”
121
Apakah anda tertarik dengan program wayang golek yang ada di Astina? “Ya kalo sama program wayang golek kurang tertarik pertamanya. Tapi lama kelamaan jadi suka dengerin, jadi ngikutin juga, ada kuisnya soalnya.” Tanggapan anda tentang Astina yang memasukkan unsur budaya? “Iya bagus. Ya jadi pada tau sama budaya. Ya kalo kebanyakan yang laen, lagunya aja barat mulu, yang modern gitu dah. Kaya yang jaman sekarang gitu.”
122
SMS pendengar di program wayang golek
123
DAFTAR RIWAYAT HIDUP CURRICULUM VITAE
Nama
: Asep Sunandar
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 28 September 1992 Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Pendidikan Terakhir
: SMA Tahun 2010
Alamat
: Jl. Sawo Masjid Al-ikhlas 1 No. 84, RT/RW: 02/06, Cipadu, Larangan, Tangerang 15155
Handphone
: 081310945315
E-mail
:
[email protected]
Hobi
: Main musik (Drum), Badminton
PENDIDIKAN FORMAL
SD Negri Kreo 4 Tangerang Lulus tahun 2004
SMP Negri 153 Jakarta Selatan Lulus tahun 2007
SMA Kartika X-1 Jakarta Selatan Lulus tahun 2010
Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jurusan Broadcasting (2010 Sekarang)
124
PENDIDIKAN NON FORMAL
PEC, Tangerang Tahun 2003-2004
PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota Organisasi Tendes Kartika Periode 2008-2012 sebagai Divisi Kreatif dan Dokumentasi.
HMJ Broadcasting 2010 Universitas Mercu Buana.
Panitia dalam acara “Seminar Making Movie With DSLR bersama Benny Kadarhardiarto” 2013.
Panitia dalam acara “Castivity 2” pada 2013.
Crew What‟s It Film Periode 2013 sebagai Audioman.
PENGALAMAN KERJA
Asisten Teknisi Water Analysis Equipment, PT. Hanna Instrument Indotama pada 2010
Asisten Dosen mata kuliah Editing 1, Broadcasting, Universitas Mercu Buana.
KEMAMPUAN
Kemampuan Basic Video Editing (Adobe Premiere)
Kemampuan Komputer ( Ms.Word, Ms. PowerPoint)
Kemampuan Internet
Kemampuan Audio Mixing (Nuendo)
125
PENGALAMAN PRODUKSI
Film Pendek “Tinta” Tahun 2011 Sebagai Editor
Film Pendek “Keuangan Yang Maha Esa” Tahun 2012 Sebagai Editor
Liputan “Pro Kontra Pak Ogah” Tahun 2012 Sebagai Reporter dan Editor.
Game Show “Alai” Tahun 2012 Sebagai Editor.
Sitkom “Mpok Mae” Tahun 2012 Sebagai Editor dan Audioman.
Liputan “SCTV Goes To Campus di Mercu Buana” Tahun 2013 sebagai Reporter.
Feature “Batik” Tahun 2013 Sebagai Editor.
Film Pendek “Boy‟s Diary” Tahun 2013 Sebagai Editor.
Dokumenter “Jejak Sejarah Nusantara edisi Sejarah Masjid Istiqlal” Tahun 2013 Sebagai Audioman.
Film Pendek “Stay With Me” Tahun 2013 Sebagai Audioman.
Film Pendek “Jas Merah” Tahun 2013 Sebagai Pemain dan Astrada.
PSA MIAP Competition Bahaya Kosmetik Palsu dan Obat Terlarang “My Radio” Tahun 2014 sebagai Script Writter.
PRESTASI:
Pemenang Terbaik ke-2 dan juara favorit MIAP PSA Competition 2014