DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, H., Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, CV. Akademika Pressindo, Jakarta, 1992 Abu Bakar, al-Yasa, Ahli Waris Sepertalian Darah: Kajian Perbandingan Terhadap Penalaran Hazairin dan Penalaran Fikih Mazhab, Inis, Jakarta, 1998 Al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad, Shahih Bukhari, Dar Ihya al-Kutub alArabiyah, Juz VII, Indonesia, tt. Ali, Zainuddin, Prof. Dr. H., M.A., Hukum Perdata Islam di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2007 Ali, Zainuddin, Prof. Dr. H., M.A., Pelaksanaan Hukum Waris di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008 Anshori, Abdul Ghofur, Dr., SH., MH., Filsafat Hukum Kewarisan Islam Konsep Kewarisan Bilateral Hazairin, UII Press, 2005 Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi III, Cet. 10, Rieneka Cipta, Jakarta, 1996 Bisri, Moh. Adib, Drs., Tarjamah Al Faraidul Bahiyyah (Risalah Qawa-id Fiqh), Menara Kudus, Kudus, 1977 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, PT. Karya Toha Putra, Semarang, 2002 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, cet. 3, Balai Pustaka, Jakarta, 2003 Hadi, Sutrisno, Prof. Drs., MA., Metodologi Research, Jilid 2, Andi, Yogyakarta, 2001 Hadi, Sutrisno, Prof. Drs., MA., Metodologi Research, Jilid I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1983 Helmi, Drs., M.A., Fiqh Muamalah, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001 Muhibbin, Moh., Drs. H., S.H., M.Hum. dan Drs. H. Abdul Wahid S.H., M.A., Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pemabaruan Hukum Positif di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2009
Perpustakaan Nasional RI, Ensiklopedi Hukum Islam, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1996 Rahman, Fatchur, Drs., Ilmu Waris, PT. Al-Ma’arif, Bandung, 1994 Rofiq, Ahmad, Dr., Fiqh Mawaris, Edisi revisi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001 Saabiq, as-Sayyid, Terjemah Fikih Sunnah, Terjemahan Drs. Mudzakir AS, Jilid 14, Cet. 6, Al-Ma’arif, Bandung, 1996 Shihab, Quraish, M., Terjemah Tafsir al-Misbah, Lentera Hati, Jakarta, 2002 Sudarsono, Drs., S. H., M. Si., Pokok-Pokok Hukum Islam, Rieneka Cipta, Jakarta, 2001 Sulaiman, Imam Aby Dawud, Sunan Aby Dawud, Juz III, Dar al-Ihya as-Sunnah an-Nawawiyah, tt. Sunggono, Bambang, S.H., M.S., Metodologi Penelitian Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007 Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Ed. 1, Cet. 7, Rajawali Pers, Jakarta, 1992 Syarifuddin, Amir, Prof. Dr., Garis-Garis Besar Fiqh, Kencana Media Group, Jakarta, 2003 Syarifuddin, Amir, Prof. Dr., Hukum Kewarisan Islam, Kencana Media Group, Jakarta, 2008 Thalib, Sajuti, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2004 Umam, Dian Khairul, Drs., Fiqih Mawaris, Pustaka Setia, Bandung, 2006 Usman, Muhlish, Drs. H., MA., Kaidah Kaidah Ushuliyah Dan Fiqhiyah Pedoman Dasar Dalam Istinbath Hukum Islam, Cet. II, Manajemen PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1997 __________, Undang-Undang perkawinan Di Indonesia Dilengkapi Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Arkola, Surabaya, tt Zahra, Muhamad Abu, Prof., Ushul Fiqh, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2008 http://id.wikipedia.org/wiki/Trangkil,_Pati#Geografi, akses pada tanggal, 26 Oktober 2011
HASIL WAWANCARA
Nama
: Tri Ahmadi bin Rohmat
Jenis kelamin : Laki-laki Agama
: Islam
Alamat
: Sambilawang Rt 05/ Rw 03 Kec. Trangkil Kab. Pati
Umur
: 55 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Tani
Hari/ Tgl. wawancara: Sabtu, 12 Nopember 2011
DAFTAR PERTANYAAN
T
: Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang hukum waris Islam?
J
: Pembagian warisan yang sesuai syari’at.
T
: Apakah Bapak/Ibu mengetahui istilah sepikul-segendongan? Jelaskan jika Bapak/Ibu mengetahui!
J
: Tahu, laki-laki mendapat 2 bagian dan perempuan mendapat 1 bagian.
T
: Kapan pembagian harta warisan dikeluarga Bapak/Ibu dilaksanakan?
J
: Sesudah wafatnya si pewaris.
T
: Siapa saja yang menjadi ahli waris dikeluarga Bapak/Ibu?
J
: Istri dan 7 anak (3 laki-laki dan 4 perempuan).
T
: Apa kedudukan Bapak/Ibu di dalam keluarga?
J
: Sebagai anak laki-laki (anak ke 3).
T
: Berupa apa harta warisan yang ditinggalkan oleh si pewaris?
J
: 2 bidang tanah, 2 petak sawah, dan sebuah rumah+tanah.
T
: Siapa saja yang terlibat dalam pembagian harta warisan tersebut?
J
: Hanya ahli waris saja.
T
: Bagaimana cara pembagian harta warisan di keluarga Bapak/Ibu?
J
: Kesepakatan.
T
: Apakah sebelum dilakukan pembagian warisan dengan cara kesepakatan tersebut para ahli waris diberitahu mengenai bagian yang seharusnya mereka peroleh?
J
: Tidak.
T
: Bagaimana teknis pembagian harta warisan tersebut?
J
: Sebidang tanah untuk 3 anak (anak ke 2, 3 dan 5), sebidang tanah lagi untuk 2 anak (anak ke 6 dan 7), 2 petak sawah dibagi secara bergilir pertahun, dan sebuah rumah+tanah untuk istri (janda).
T
: Apa yang menjadi alasan mengapa di keluarga Bapak/ Ibu melaksanakan pembagian harta warisan dengan jalan kekeluargaan (kesepakatan)?
J
: Lebih adil.
T
: Apakah pembagian harta warisan tersebut maslaḥah bagi semua ahli waris?
J
: Ya.
Responden,
(Tri Ahmadi bin Rohmat)
HASIL WAWANCARA
Nama
: Aspuri bin Ngarpani
Jenis Kelamin : Laki-laki Agama
: Islam
Alamat
: Guyangan Rt 05/ Rw 02 Kec. Trangkil Kab. Pati
Umur
: 49 tahun
Pendidikan
: Madrasah Aliyah (MA)
Pekerjaan
: Tani
Hari/ Tgl. wawancara: Sabtu, 26 Nopember 2011
DAFTAR PERTANYAAN
T
: Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang hukum waris Islam?
J
: Pembagian warisan yang sesuai syari’at.
T
: Apakah Bapak/Ibu mengetahui istilah sepikul-segendongan? Jelaskan jika Bapak/Ibu mengetahui!
J
: Tahu, laki-laki mendapat 2 bagian dan perempuan mendapat 1 bagian.
T
: Kapan pembagian harta warisan dikeluarga Bapak/Ibu dilaksanakan?
J
: Sesudah wafatnya si pewaris.
T
: Siapa saja yang menjadi ahli waris dikeluarga Bapak/Ibu?
J
: Istri dan 6 anak (5 laki-laki dan 1 perempuan).
T
: Apa kedudukan Bapak/Ibu di dalam keluarga?
J
: Sebagai anak laki-laki (anak ke 5).
T
: Berupa apa harta warisan yang ditinggalkan oleh si pewaris?
J
: Sebidang tanah, sepetak sawah, dan rumah.
T
: Siapa saja yang terlibat dalam pembagian harta warisan tersebut?
J
: Hanya ahli waris saja.
T
: Bagaimana cara pembagian harta warisan di keluarga Bapak/Ibu?
J
: Kesepakatan/ kekeluargaan.
T
: Apakah sebelum dilakukan pembagian warisan dengan cara kesepakatan tersebut para ahli waris diberitahu mengenai bagian yang seharusnya mereka peroleh?
J
: Tidak.
T
: Bagaimana teknis pembagian harta warisan tersebut?
J
: Teknis pembagiannya, sawah dibagi dengan cara bergilir oleh semua anak, rumah diberikan kepada Istri, sedangkan sebidang tanah diberikan kepada anak nomor 5.
T
: Apa yang menjadi alasan mengapa di keluarga Bapak/ Ibu melaksanakan pembagian harta warisan dengan jalan kekeluargaan (kesepakatan)?
J
: Pembagian tersebut untuk keadilan.
T
: Apakah pembagian harta warisan tersebut maslaḥah bagi semua ahli waris?
J
: Ya.
Responden,
(Aspuri bin Ngarpani)
HASIL WAWANCARA
Nama
: Suyikno bin Kasno
Jenis Kelamin : Laki-laki Agama
: Islam
Alamat
: Pasucen Rt 07/ Rw 08 Kec. Trangkil Kab. Pati
Umur
: 49 tahun
Pendidikan
: SD
Pekrjaan
: Petani dan pekebun
Hari/ Tgl. wawancara: Sabtu, 5 Nopember 2011
DAFTAR PERTANYAAN
T
: Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang hukum waris Islam?
J
: Pembagian warisan menurut Islam.
T
: Apakah Bapak/Ibu mengetahui istilah sepikul-segendongan? Jelaskan jika Bapak/Ibu mengetahui!
J
: Tahu, laki-laki mendapat 2 bagian dan perempuan mendapat 1 bagian.
T
: Kapan pembagian harta warisan dikeluarga Bapak/Ibu dilaksanakan?
J
: Sesudah wafatnya si pewaris.
T
: Siapa saja yang menjadi ahli waris dikeluarga Bapak/Ibu?
J
: 3 orang anak (laki-laki semua).
T
: Apa kedudukan Bapak/Ibu di dalam keluarga?
J
: Sebagai anak laki-laki (anak pertama).
T
: Berupa apa harta warisan yang ditinggalkan oleh si pewaris?
J
: Sebidang tanah, sepetak tegal, sebuah rumah dan 2 ekor sapi.
T
: Siapa saja yang terlibat dalam pembagian harta warisan tersebut?
J
: Hanya ahli waris saja.
T
: Bagaimana cara pembagian harta warisan di keluarga Bapak/Ibu?
J
: Kesepakatan/ kekeluargaan.
T
: Apakah sebelum dilakukan pembagian warisan dengan cara kesepakatan tersebut para ahli waris diberitahu mengenai bagian yang seharusnya mereka peroleh?
J
: Tidak.
T
: Bagaimana teknis pembagian harta warisan tersebut?
J
: Teknis pembagiannya, sebidang tanah dibagi menjadi dua (anak ke 1 dan anak ke 3), sepetak tegal diberikan kepada anak ke 2, sedangkan rumah dan 2 ekor sapi diberikan kepada anak ke 3.
T
: Apa yang menjadi alasan mengapa di keluarga Bapak/ Ibu melaksanakan pembagian harta warisan dengan jalan kekeluargaan (kesepakatan)?
J
: Untuk keadilan bagi ahli waris.
T
: Apakah pembagian harta warisan tersebut maslaḥah bagi semua ahli waris?
J
: Ya.
Responden,
(Suyikno bin Kasno)
HASIL WAWANCARA
Nama
: Darmisih binti Podiwiryokarno
Jenis kelamin : Perempuan Agama
: Islam
Alamat
: Ketanen Rt 04/ Rw 02 Kec. Trangkil Kab. Pati
Umur
: 58 tahun
Pendidikan
: Tidak tamat SD
Pekerjaan
: Wiraswasta (pengusaha batu bata)
Hari/ Tgl. wawancara: Sabtu, 29 Oktober 2011
DAFTAR PERTANYAAN
T
: Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang hukum waris Islam?
J
: Pembagian warisan yang sesuai syari’at.
T
: Apakah Bapak/Ibu mengetahui istilah sepikul-segendongan? Jelaskan jika Bapak/Ibu mengetahui!
J
: Tahu, laki-laki mendapat 2 bagian dan perempuan mendapat 1 bagian.
T
: Kapan pembagian harta warisan dikeluarga Bapak/Ibu dilaksanakan?
J
: Sebelum pewaris meninggal sudah ditentukan, akan tetapi boleh dibagi setelah si pewaris meninggal.
T
: Siapa saja yang menjadi ahli waris dikeluarga Bapak/Ibu?
J
: Delapan orang anak (2 laki-laki dan 6 perempuan).
T
: Apa kedudukan Bapak/Ibu di dalam keluarga?
J
: Sebagai anak perempuan (anak ke enam).
T
: Berupa apa harta warisan yang ditinggalkan oleh si pewaris?
J
: 5 bidang tanah dan 1 petak tegal.
T
: Siapa saja yang terlibat dalam pembagian harta warisan tersebut?
J
: Hanya ahli waris saja.
T
: Bagaimana cara pembagian harta warisan di keluarga Bapak/Ibu?
J
: Kesepakatan/ kekeluargaan.
T
: Apakah sebelum dilakukan pembagian warisan dengan cara kesepakatan tersebut para ahli waris diberitahu mengenai bagian yang seharusnya mereka peroleh?
J
: Tidak.
T
: Bagaimana teknis pembagian harta warisan tersebut?
J
: Teknis pembagiannya, 5 bidang tanah tersebut dibagi ke delapan anak tersebut, mengenai luas bagian masing-masing adalah sesuai dengan kesepakatan mereka. Sedangkan 1 petak tegal dibagi oleh 5 anak yang mendapat bagian tanah yang kurang luas.
T
: Apa yang menjadi alasan mengapa di keluarga Bapak/ Ibu melaksanakan pembagian harta warisan dengan jalan kekeluargaan (kesepakatan)?
J
: Pembagian tersebut lebih adil.
T
: Apakah pembagian harta warisan tersebut maslaḥah bagi semua ahli waris?
J
: Ya.
Responden,
(Darmisih binti Podiwiryokarno)
HASIL WAWANCARA
Nama
: Juwariyah binti Rubawi
Jenis kelamin : Perempuan Agama
: Islam
Alamat
: Sambilawang Rt 03/ Rw 02 Kec. Trangkil Kab. Pati
Umur
: 48 tahun
Pendidikan
: Tidak tamat SD
Pekerjaan
: Tani
Hari/ Tgl. wawancara: Ahad, 13 Nopember 2011
DAFTAR PERTANYAAN
T
: Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang hukum waris Islam?
J
: Pembagian warisan dalam Islam.
T
: Apakah Bapak/Ibu mengetahui istilah sepikul-segendongan? Jelaskan jika Bapak/Ibu mengetahui!
J
: Tahu, laki-laki mendapat 2 bagian dan perempuan mendapat 1 bagian.
T
: Kapan pembagian harta warisan dikeluarga Bapak/Ibu dilaksanakan?
J
: Sesudah wafatnya si pewaris.
T
: Siapa saja yang menjadi ahli waris dikeluarga Bapak/Ibu?
J
: Istri dan tiga anak (2 laki-laki dan 1 perempuan).
T
: Apa kedudukan Bapak/Ibu di dalam keluarga?
J
: Sebagai anak perempuan (anak ke dua).
T
: Berupa apa harta warisan yang ditinggalkan oleh si pewaris?
J
: Dua bidang tanah (berukuran ± 250 m2 dan ± 64 m2) dan sebuah rumah.
T
: Siapa saja yang terlibat dalam pembagian harta warisan tersebut?
J
: Semua ahli waris dan kepala desa.
T
: Bagaimana cara pembagian harta warisan di keluarga Bapak/Ibu?
J
: Kesepakatan.
T
: Apakah sebelum dilakukan pembagian warisan dengan cara kesepakatan tersebut para ahli waris diberitahu mengenai bagian yang seharusnya mereka peroleh?
J
: Tidak.
T
: Bagaimana teknis pembagian harta warisan tersebut?
J
: Teknis pembagiannya, tanah dibagi menjadi tiga bagian (untuk ketiga anak), rumah menjadi milik istri. Karena istri sudah tua, maka demi kemaslahatan bersama, bagian istri menjadi milik anak yang merawatnya.
T
: Apa yang menjadi alasan mengapa di keluarga Bapak/ Ibu melaksanakan pembagian harta warisan dengan jalan kekeluargaan (kesepakatan)?
J
: Agar tidak ada kecemburuan atau iri diantara ahli waris.
T
: Apakah pembagian harta warisan tersebut maslaḥah bagi semua ahli waris?
J
: Ya.
Responden,
(Juwariyah binti Rubawi)
HASIL WAWANCARA
Nama
: Rukamnah binti Jasmo Kasani
Jenis kelamin : Perempuan Agama
: Islam
Alamat
: Pasucen Rt 04/ Rw 08 Kec. Trangkil Kab. Pati
Umur
: 51 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Hari/ Tgl. wawancara: Ahad, 6 Nopember 2011
DAFTAR PERTANYAAN
T
: Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang hukum waris Islam?
J
: Pembagian warisan yang sesuai syari’at.
T
: Apakah Bapak/Ibu mengetahui istilah sepikul-segendongan? Jelaskan jika Bapak/Ibu mengetahui!
J
: Tahu, laki-laki mendapat 2 bagian dan perempuan mendapat 1 bagian.
T
: Kapan pembagian harta warisan dikeluarga Bapak/Ibu dilaksanakan?
J
: Sesudah wafatnya si pewaris.
T
: Siapa saja yang menjadi ahli waris dikeluarga Bapak/Ibu?
J
: 4 orang anak (1 laki-laki dan 3 perempuan).
T
: Apa kedudukan Bapak/Ibu di dalam keluarga?
J
: Sebagai anak perempuan (anak ke 3).
T
: Berupa apa harta warisan yang ditinggalkan oleh si pewaris?
J
: sebidang tanah dan 1 petak sawah.
T
: Siapa saja yang terlibat dalam pembagian harta warisan tersebut?
J
: Hanya ahli waris saja.
T
: Bagaimana cara pembagian harta warisan di keluarga Bapak/Ibu?
J
: Kesepakatan/ kekeluargaan.
T
: Apakah sebelum dilakukan pembagian warisan dengan cara kesepakatan tersebut para ahli waris diberitahu mengenai bagian yang seharusnya mereka peroleh?
J
: Tidak.
T
: Bagaimana teknis pembagian harta warisan tersebut?
J
: Teknis pembagiannya, sebidang tanah dibagi menjadi empat, dan sepetak sawah juga dibagi empat (dipetak kecil-kecil).
T
: Apa yang menjadi alasan mengapa di keluarga Bapak/ Ibu melaksanakan pembagian harta warisan dengan jalan kekeluargaan (kesepakatan)?
J
: Pembagian tersebut lebih adil.
T
: Apakah pembagian harta warisan tersebut maslaḥah bagi semua ahli waris?
J
: Ya.
Responden,
(Rukamnah binti Jasmo Kasani)
HASIL WAWANCARA
Nama
: Rumi binti Rumijan
Jenis kelamin : Perempuan Agama
: Islam
Alamat
: Guyangan Rt 05/ Rw 01 Kec. Trangkil Kab. Pati
Umur
: 47 tahun
Pendidikan
: MTs (Madrasah Tsanawiyah)
Pekerjaan
: Petani
Hari/ Tgl. wawancara: Ahad, 27 Nopember 2011
DAFTAR PERTANYAAN
T
: Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang hukum waris Islam?
J
: Pembagian warisan yang sesuai syari’at.
T
: Apakah Bapak/Ibu mengetahui istilah sepikul-segendongan? Jelaskan jika Bapak/Ibu mengetahui!
J
: Tahu, laki-laki mendapat 2 bagian dan perempuan mendapat 1 bagian.
T
: Kapan pembagian harta warisan dikeluarga Bapak/Ibu dilaksanakan?
J
: Sesudah wafatnya si pewaris.
T
: Siapa saja yang menjadi ahli waris dikeluarga Bapak/Ibu?
J
: Istri dan 5 anak (3 laki-laki dan 2 perempuan).
T
: Apa kedudukan Bapak/Ibu di dalam keluarga?
J
: Sebagai anak perempuan (anak ke 4).
T
: Berupa apa harta warisan yang ditinggalkan oleh si pewaris?
J
: 2 buah rumah+tanah, tambak, dan sejumlah uang di bank.
T
: Siapa saja yang terlibat dalam pembagian harta warisan tersebut?
J
: Semua ahli waris dan tokoh agama.
T
: Bagaimana cara pembagian harta warisan di keluarga Bapak/Ibu?
J
: Pembagian dilakukan secara faraiḍ, namun setelah mempertimbangkan beberapa hal maka dilakukan kesepakatan bersama.
T
: Apakah sebelum dilakukan pembagian warisan dengan cara kesepakatan tersebut para ahli waris diberitahu mengenai bagian yang seharusnya mereka peroleh?
J
: Ya.
T
: Bagaimana teknis pembagian harta warisan tersebut?
J
: Setelah para ahli waris diberitahu bagiannya masing-masing, kemudian mereka bersepakat dengan pembagian sebagai berikut: 2 buah rumah+ tanah diberikan kepada anak ke 5 dan anak ke 3, tambak digilir oleh 3 anak (anak ke 1, 2, dan 4), dan sejumlah uang di bank diberikan kepada istri (janda).
T
: Apa yang menjadi alasan mengapa di keluarga Bapak/ Ibu melaksanakan pembagian harta warisan dengan jalan kekeluargaan (kesepakatan)?
J
: Untuk membantu saudara yang kurang mampu.
T
: Apakah pembagian harta warisan tersebut maslaḥah bagi semua ahli waris?
J
: Ya.
Responden,
(Rumi binti Rumijan)
HASIL WAWANCARA
Nama
: Sutami binti Juyadi
Jenis kelamin : Perempuan Agama
: Islam
Alamat
: Ketanen Rt 04/ Rw 01 Kec. Trangkil Kab. Pati
Umur
: 57 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta (pengusaha batu bata)
Hari/ Tgl. wawancara: Sabtu, 29 Oktober 2011
DAFTAR PERTANYAAN
T
: Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang hukum waris Islam?
J
: Pembagian warisan yang sesuai syari’at.
T
: Apakah Bapak/Ibu mengetahui istilah sepikul-segendongan? Jelaskan jika Bapak/Ibu mengetahui!
J
: Tahu, laki-laki mendapat 2 bagian dan perempuan mendapat 1 bagian.
T
: Kapan pembagian harta warisan dikeluarga Bapak/Ibu dilaksanakan?
J
: Setelah si pewaris meninggal.
T
: Siapa saja yang menjadi ahli waris dikeluarga Bapak/Ibu?
J
: 4 orang anak (2 laki-laki dan 2 perempuan).
T
: Apa kedudukan Bapak/Ibu di dalam keluarga?
J
: Sebagai anak perempuan (anak ke 2).
T
: Berupa apa harta warisan yang ditinggalkan oleh si pewaris?
J
: Sebidang tanah dan sebuah rumah.
T
: Siapa saja yang terlibat dalam pembagian harta warisan tersebut?
J
: Hanya ahli waris saja.
T
: Bagaimana cara pembagian harta warisan di keluarga Bapak/Ibu?
J
: Kesepakatan.
T
: Apakah sebelum dilakukan pembagian warisan dengan cara kesepakatan tersebut para ahli waris diberitahu mengenai bagian yang seharusnya mereka peroleh?
J
: Tidak.
T
: Bagaimana teknis pembagian harta warisan tersebut?
J
: Sebidang tanah yeng cukup luas dibagi oleh ke 4 anak, sedangkan sebuah rumah diberikan kepada anak yang paling terakhir.
T
: Apa yang menjadi alasan mengapa di keluarga Bapak/ Ibu melaksanakan pembagian harta warisan dengan jalan kekeluargaan (kesepakatan)?
J
: Untuk keadilan.
T
: Apakah pembagian harta warisan tersebut maslaḥah bagi semua ahli waris?
J
: Ya.
Responden,
(Sutami binti Juyadi)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: ALI MA’RUF
Tempat Tanggal Lahir: Pati, 26 Oktober 1989 Alamat
: Sambilawang Rt 03/Rw II Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati
Riwayat Pendidikan : 1. TK. Raudlatul Ulum Guyangan Tahun 1995 2. MI. Raudlatul Ulum Guyangan Tahun 2001 3. MADIN. Raudlatul Ulum Guyangan Tahun 2002 4. MTs. Raudlatul Ulum Guyangan Tahun 2005 5. MA. Raudlatul Ulum Guyangan Tahun 2008 6. UNISSULA Fakultas Agama Islam Jurusan Syari’ah Prodi Akhwal Asy-Syakhsiyah Semarang Tahun 2012
Demikian riwayat singkat pendidikan penyusun yang dibuat dengan sebenarbenaranya.
Semarang, 31 Januari 2012 Penyusun
Ali Ma’ruf