DAFTAR PUSTAKA
A.
Buku Referensi Babbie, Earl. 1971. The Practice of Social Research. Belmont: Wadsworth Publishing.
Blakely, Edward J.. 1989. Planning Local Economic Development: Theory and Practice. Newbury Park: Sage Publications, Inc.
Freeman, Edward R.. 1984. Manajemen Strategik: Pendekatan Terhadap Pihak-Pihak Berkepentingan. Jakarta: Pustaka Binaman Pres.
Dunn, William N.. 1994. Public Policy Analysis: An Introduction, Second Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Kountour, Ronny. 2004. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM.
Miles, Matthew. B & Hubberman, Michael.A. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
Moleong, Lexy J.. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. DR. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi & Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakrya.
Patton, Carl V., dan David Sawicki. 1986. Basic Methods of Policy Analysis & Planning. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Patton, Michael Quinn. 1990. Qualitative Evaluation & Research Methods: Second Edition. Newbury Park: Sage Publications, Inc.
Singarimbun, Marri, dan Sofian Efendi. 1982. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
107
Umar, Husein. 1998. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
World Bank, The. 1999. Identifying Stakeholders. Washington: The World Bank Participation Source Book.
Zuria, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
B.
Terbitan Terbatas Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pelaksanaan P2KP-DT Tahun 2006. Jakarta: Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Indonesia.
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia. 2005. Rencana Strategis 2005-2009. Jakarta: Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia.
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia. 2005. Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal. Jakarta: Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. 2006. Strategi Daerah Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Gunungkidul. Gunungkidul: Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
Ramizes, R, Stakeholders Analysis And Conflict Management, dalam Danies Buckles, Cultivating Peace, Conflict And Collaboration In Natural Resource Management (washington DC, USA: WBI 1999), http://www.idrc.ca/en/ev27971-201-1-DO_TOPIC.html dikutip tanggal 24 Desember 2007
Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT. 2006. Laporan Akhir Kegiatan P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2006. Jakarta: Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia.
108
Tim Studi Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 2005. Beberapa Teknik Evaluasi Dalam Evaluasi Atas Sistem AKIP. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.
Tim Studi Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 2005. Evaluasi Kinerja Instansi Berbasis Evaluasi Program. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.
UN-HABITAT. 2000. Stakeholders Identification and Mobilisation: Draft Tool for the Local-EPM (Philippines) Phase One Tool-kit. URBAN GOVERNANCE TOOLKITSERIES, http://www.vision2020.info.tt/pdf/Guidelines_Tools_Techniques/Tools/stakeh olderanalysis.pdf dikutip tanggal 24 Desember 2007
C.
Peraturan Perundangan ........, 2006. Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Pedoman Umum dan Penetapan Lokasi Dalam Rangka Koordinasi dan Fasilitasi Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal (P2KP-DT). Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI.
109
LAMPIRAN I Keputusan Bupati Gunungkidul tentang Pembentukan Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul
171
LAMPIRAN II Keputusan Ketua Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul tentang Pembentukan Tim Pengadaan dan Tim Penerima Sarana Produksi Program P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
172
LAMPIRAN III Dokumentasi Pengadaan Barang
173
LAMPIRAN IV Dokumentasi Penerimaan Barang
174
Dokumentasi Penerimaan Barang Program P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
175
LAMPIRAN V Keputusan Ketua Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul tentang Penunjukan Tenaga Pendamping Penerima Program P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
176
LAMPIRAN VI Keputusan Bupati Gunungkidul tentang Lokasi Pengembangan dan Komoditi Terpilih Program P2KPDT di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
177
LAMPIRAN VII Rencana Anggaran Biaya Program P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
178
LAMPIRAN VIII Daftar Pertanyaan Wawancara
179
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. PERSIAPAN UMUM 1.1. Apakah semua pihak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya? Apakah kerangka kelembagaan berfungsi dengan benar? 1.2. Apakah peran tiap pihak di sosialisasi terlaksana dengan benar dan baik? 1.3. Apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan benar dan baik? 1.4. Apakah KMUP mengerti/dapat menyebutkan teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana secara garis besar? 2. PENGORGANISASIAN 2.1. Apakah Tim Kab bekerja dengan baik? Saran/kritik? 2.2. Apakah Tim Lelang membuat pengumuman lelang? Dimana? 2.3. Apakah Tim Lelang melakukan seleksi pendaftar lelang? Bagaimana? 2.4. Apakah Tim Lelang membuat kontrak dengan pemenang? 2.5. Apakah Tim Terima mengecek spesifikasi barang? Bagaimana dan dimana? 2.6. Apakah Tim Terima menandatangani berita acara serah terima? Dengan siapa? 2.7. Apakah lelang dan terima dilakukan oleh orang-orang yang berbeda? Buktinya apa? 2.8. Apakah Tenaga Pendamping bukan aparat pemerintah? Pekerjaan terakhirnya apa? 2.9. Apakah Tenaga Pendamping lulusan minimal D3? Pendidikan terakhirnya apa? 2.10.
Apakah Tenaga Pendamping lulus seleksi? Seleksinya seperti apa?
2.11.
Apakah Tenaga Pendamping tinggal di GK?
2.12.
Apakah Tenaga Pendamping berusia di bawah 40 tahun?
2.13.
Berapa kali fasilitasi&advokasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan?
2.14.
Bagaimana TP membina administrasi keuangan KMUP?
2.15.
Bagaimana TP memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota?
2.16.
Bagaimana TP membina usaha pembangunan kawasan produksi?
2.17.
Apakah TP memberi info pasar? Seperti apa?
2.18.
Apa saja info perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan TP?
2.19.
Apakah TP membuat daftar kunjungan?
2.20.
Apakah TP membuat laporan ke Tim Kab tiap akhir bulan?
2.21.
Apakah TP sudah melaksanakan tugasnya dengan baik? Saran/kritik?
3. PERENCANAAN 3.1. Apakah dana bantuan mencukupi? 3.2. Apakah dana bantuan disalurkan dengan benar? 4. PELAKSANAAN
180
4.1. Apakah TP memilih kelompok penerima manfaat? Pemilihannya tepat? 4.2. Bagaimana TP memberikan latihan pengelolaan? Apakah KMUP mengerti? 4.3. Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya sesuai alokasi? Apakah berguna dan mencukupi? 4.4. Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? Dimana saja? 4.5. Apakah KMUP Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari menerima kambing jawa? Bagaimana kondisinya sekarang? 4.6. Apakah KMUP Gedangsari menerima bibit lele dumbo? Bagaimana kondisinya sekarang? 4.7. Apakah KMUP Gedangsari menerima pakan lele dumbo? Apakah membantu? 4.8. Apakah KMUP Girisubo menerima kapal ikan 15 GT? 4.9. Apakah dana bantuan penyiapan usaha&kelembagaan kelompok berguna? 4.10.
Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna?
4.11.
Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? Siapa?
4.12.
Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? Siapa?
4.13.
Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? Apakah karena
pengaruh P2KP-DT? 4.14.
Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut? Secara garis besar yaitu....
4.15.
Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan?
Secara garis besar yaitu... 5. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN 5.1. Apakah Tim Pusat mengawasi persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? 5.2. Apakah Tim Prov mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? 5.3. Apakah Tim Prov melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? 5.4. Apakah Tim Kab mengendalikan persiapan pelaksanaan pada tingkat masyarakat? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? 5.5. Apakah Tim Kab melaporkannya ke Tim Prov? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? 5.6. Apakah Tim Kab melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? 5.7. Apakah Bawasda GK mengawasi seluruh kegiatan? Sejauh apa? 5.8. Apa perbedaan antara pengendalian Tim Prov dengan Tim Kab?
181
5.9. Apakah sistem ini berfungsi dengan baik dan berguna bagi perbaikan implementasi kegiatan? 6. PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN 6.1. Apakah Tim Pusat memantau pelaksanaan tiap 3 bulan? Sejauh apa? 6.2. Apakah Tim Pusat mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? 6.3. Apakah Tim Prov memantau pelaksanaan tiap bulan? Sejauh apa? 6.4. Apakah Tim Prov mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? 6.5. Apakah Tim Prov memverifikasi laporan Tim Kab tiap bulan? Apakah Tim Prov tidak membuat laporan sendiri? 6.6. Apakah Tim Kab memantau pelaksanaan per bulan? Sejauh apa? 6.7. Apakah Tim Kab melaporkan pelaksanaan ke Tim Prov dan Tim Kab tiap bulan? Dalam bentuk apa? 7. KESIMPULAN 7.1. Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP secara khususnya dan masyarakat GK pada umumnya? 7.2. Apakah kelebihan/kekurangan P2KP-DT di tahun 2006? 7.3. Saran untuk P2KP-DT di tahapan selanjutnya atau masa yang akan datang?
182
LAMPIRAN IX Transkrip Wawancara
183
Transkrip Wawancara
I. Tanggal
: Selasa, 20 November 2007
Nama
: Ir. Iriawan Djatiasmoro
Jabatan
: Penanggung Jawab Program P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
Tantri (T)
: Apakah semua pihak bertanggung jawab dan melaksanakan pekerjaannya? Dan apakah kerangka kelembagaan berfungsi dengan benar?
Iriawan (I)
: Menurut saya iya, karena sebelum kita melangkah, kita melakukan koordinasi berkali-kali. Kemudian kita menerjemahkan konsep pusat sesuai dengan kondisi daerah itu, ditambah dengan sosialisasi. Jadi pemahaman teman-teman itu juga harusnya sudah paham. Jadi pertanyaan ini saya jawab iya. Kemudian kelembagaan berfungsi dengan benar dan baik, iya. Karena semua kegiatan bisa berjalan lancar dan masing-masing personil bisa mendapat tugas sesuai dengan kewenangan masingmasing.
T : Sosialisasi di kabupaten berkali-kali, Pak? I
: Iya berkali-kali. Yang pertama ke tim dulu. Kemudian ke kecamatan kita sosialisasi juga. Perannya juga sama dengan yang ada di pedoman. Di KMUP pun dilakukan berkali-kali, itu pun masih ditambah peran Mas Martin, memahamkan bagaimana P2KP-DT itu, sasarannya dan bagaimana caranya.
T : Lalu apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan baik? I
: Iya, karena selain workshop itu dinamis, goal-nya juga memuaskan seperti yang kita harapkan karena adanya partisipasi aktif dari peserta.
T : Kemudian apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? I
: Jelas bisa, tapi tidak semua anggota, pengurus-pengurusnya saja.
T : Kalau perbedaan sosialisasi dengan workshop itu apa, Pak? I
: Kalau sosialisasi itu adalah memberi penjelasan sampai ke detail, perannya apa, targetnya apa. Yang kita hadirkan ini adalah pelaku-pelaku utama. Kemudian ada juga sosialisasi yang levelnya tidak sedetail itu. Tujuannya adalah untuk petugas-petugas yang bisa menunjang lewat administrasi. Contohnya petugas kecamatan. Tetapi juga kita perlu menyampaikan konsep program ini ke pihak lain sehingga tidak akan ada perdebatan yang dapat memakan waktu. Jadi sosialisasi ada 2 level, untuk pendukung administrasi dan pelaku langsung. Kemudian workshop ini dilakukan untuk menjelaskan konsep makro program, implementasi, dan tugas masingmasing pihak. Makanya biasanya kita hadirkan narasumber dari Bappeda Provinsi, untuk menjelaskan tentang perencanaan wilayah. P2KP-DT ini memberikan kontribusi tentang aplikasi teknis. Jadi bedanya seperti itu.
T : Apa Tim Koordinasi dan Pengendali Kabupaten bekerja dengan baik?
184
I
: Ya, karena tim bekerja tidak hanya siang jam 8 sampai jam 4, tapi bisa sampai jam 1 malam, sampai lembur.
T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat pengumuman lelang? I
: Iya, di media cetak dan di papan pengumuman kita sebar luaskan.
T : Apakah Tim Pengadaan Barang melakukan seleksi pendaftar lelang? I
: Iya, karena di peraturan harus seleksi, kan nilainya di atas Rp50.000.000,00. Caranya seperti proses lelang biasa. Diranking, umumkan pemenang, kalau ada sanggahan kita tunggu.
T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat kontrak dengan pemenang? I
: Setelah ada pemenang ya pasti kita buat kontrak dengan pemborong tersebut.
T : Apakah Tim Penerimaan Barang mengecek spesifikasi barang? Bagaimana dan dimana? I
: Ya, di tempat karantina dan bengkel-bengkel produsen. Kalau kambing dan lele di karantina, sedangkan kapal di bengkel produsen.
T : Apakah Tim Penerimaan Barang menandatangani berita acara serah terima? I
: Setelah dicek semuanya, ketika akan diserahkan, berita acara ditandatangani. Setelah itu, pemborong menyerahkan langsung ke KMUP. Jadi tim dan tenaga pendamping hanya mengawasi, sehingga resiko ada di pemborong.
T : Apakah lelang dan penerimaan dilakukan oleh orang-orang yang berbeda? Buktinya apa? I
: Ya, berbeda semuanya.
T : Apakah Tenaga Pendamping bukan aparat pemerintah? I
: Bukan, dia orang profesional.
T : Apakah Tenaga Pendamping lulusan minimal D3? I
: Keduanya S1. Mas Martin insinyur di aspek teknis dari budidaya, pemasaran, hingga processing. Mas Agung di bidang manajemen karena latar belakangnya juga S1 Manajemen.
T : Apakah Tenaga Pendamping lulus seleksi? Seleksinya seperti apa? I
: Kita seleksi tertulis dan wawancara. Seleksi tertulis tentang pemahaman wilayah, pemberdayaan kelompok, pengalaman, dan apa yang dikuasai.
T : Apakah Tenaga Pendamping tinggal di Gunungkidul? I
: Iya, Mas Martin di Karangmojo. Mas Agung juga.
T : Apakah Tenaga Pendamping berusia di bawah 40 tahun? I
: Di bawah 40 tahun semua.
T : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? I
: Dua puluh kali, 4 kali per kecamatan. Tapi Tenaga Pendamping mendatangi KMUP sekali atau dua kali setiap bulan sesuai kebutuhan.
T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP? I
: Melalui pembinaan, pelatihan, dan pertemuan-pertemuan. Jadi sesuai kebutuhan KMUP.
T : Bagaimana Tenaga Pendamping memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota? I
: Melalui buku kas dan cash flow mereka. Intervensinya sebatas mengarahkan saja. Mengenai pelaksanaan keputusan terserah KMUP. Jadi dia tidak bisa intervensi ke keputusan, hanya sebatas saran.
T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina usaha pembangunan kawasan produksi?
185
I
: Melalui pembinaan dan pelatihan.
T : Apakah Tenaga Pendamping memberikan informasi tentang pasar? I
: Melalui informasi dan media lalu disampaikan ke KMUP.
T : Apa saja informasi perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan Tenaga Pendamping? I
: Di bidang budidaya, pakan, dan teknik-teknik lainnya.
T : Apakah Tenaga Pendamping membuat daftar kunjungan? I
: Ya, bentuknya laporan kunjungan.
T : Apakah Tenaga Pendamping membuat laporan ke Tim Koordinasi dan Kabupaten tiap akhir bulan? I
: Ya, ini dilakukan juga. Nanti kita rekap.
T : Apakah Tenaga Pendamping sudah melaksanakan tugasnya dengan baik? I
: Menurut saya sangat baik, karena 1 bulan bisa 2 kali, padahal menurut aturannya sekali saja. Tapi kalau dikalikan dengan jumlah KMUP kan luar biasa. Dan tidak hanya siang hari saja, malam hari pun dan hujan deras tetap dilakukan bila sudah jadwalnya. Jadi saya sendiri menilainya sangat baik. Tapi memang KMUP banyak tidak puasnya. Banyak yang berharap Tenaga Pendamping tinggal di situ terus. Tapi kan tidak bisa, karena melayani satu kabupaten. Dan ada juga KMUP yang menginginkan Tenaga Pendamping orang asli daerah situ. Tetapi kalau begitu kelemahannya adalah dia hanya akan paham wilayahnya saja. Tapi kalau seperti Mas Martin ini kan obyektif dan proporsional di semua wilayah.
T : Apakah dana bantuan mencukupi? I
: Yang dari pusat itu cukup.
T : Apakah dana bantuan disalurkan dengan benar? I
: Ya, kita salurkan dengan benar.
T : Apakah Tenaga Pendamping memilih kelompok penerima manfaat? I
: Contoh kriterianya itu untuk yang kambing adalah secara ekonomi mampu memelihara 9 ekor kambing dan bersedia menggulirkan ke anggota yang belum terima dan sudah memiliki akses dengan mitra penjual. Sehingga penerima manfaat ini adalah yang menerima sarana produksi. Konsep kami adalah memberi fondasi bagi pengembangan investasi. Sehingga anggota KMUP yang menerima saprodi pun ada kriterianya. Bisa jadi dari 35 anggota kelompok yang dapat hanya 8 atau 10 orang.
T : Bagaimana Tenaga Pendamping memberikan latihan pengelolaan? I
: Latihan pengelolaan itu lewat pembinaan. Rata-rata mereka antusias, karena banyak hal baru yang dikenalkan.
T : Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya sesuai alokasi? Apakah berguna dan mencukupi? I
: Sangat berguna. Kalau dibilang cukup, ya belum mencukupi. Konsep bantuan ini untuk biaya pertemuan, pembenahan kantor, karena ini kan usaha produksi. Kalau nanti usaha produksi berkembang dan ada investor, tampilan KMUP akan lebih profesional.
T : Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran?
186
I
: Ya, umumnya di tingkat lokal Gunungkidul.
T : Apakah KMUP Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari menerima kambing jawa? Bagaimana kondisinya sekarang? I
: Ya. Kondisinya dikelola sesuai anjuran.
T : Apakah KMUP Gedangsari menerima bibit lele dumbo? Bagaimana kondisinya sekarang? I
: Ya. Kondisinya berkembang sesuai harapan.
T : Apakah KMUP Gedangsari menerima pakan lele dumbo? Apakah membantu? I
: Iya, dan sangat membantu.
T : Apakah KMUP Girisubo menerima kapal ikan 15 GT? I
: Tidak. Sebenarnya penyebabnya hanya karena beberapa orang yang memaksakan kehendak. Sebenarnya kalau diceritakan ini memalukan. Jadi ya ada yang ingin kapal B yang dipakai padahal spek yang cocok untuk Samudera Hindia itu kapal A. Jadi dipersulit tanda tangan dari timnya. Padahal supaya dana cair harus ada tanda tangan semua orang
T : Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna? I
: Sangat berguna.
T : Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna? I
: Sangat berguna.
T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? I
: Punya, yaitu swasta dan petugas instansi biasanya.
T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? I
: Iya, yaitu dari swasta lokal Gunungkidul.
T : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-DT? I
: Iya. Tidak semua dari P2KP-DT. Karena banyak program lainnya. Tapi P2KP-DT ya ada manfaatnya.
T : Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut? I
: Punya rencana. Dalam bentuk pengembangan usaha.
T : Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan? I
: Iya, dikembangkan dan dikaitkan dengan networking mitra swasta KMUP.
T : Apakah Tim Pusat mengawasi persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? I
: Lima kali dari mulai koordinasi tingkat provinsi, kabupaten, dan KMUP. Survei sampai ke lokasi. Persiapan pelaksanaan, pelaksanaan, dan pelestarian manfaat Tim Pusat masing-masing sekali datang mengawasi pelaksanan. Terus yang dua lagi untuk koordinasi.
T : Apakah Tim Provinsi mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? I
: Iya juga. Di semua proses, seperti persiapan pelaksanaan sekali, pas pelaksanaan, dan pelestarian manfaat Tim Provinsi datang mengendalikan persiapan pelaksanaan masing-masing sekali.
T : Apakah Tim Provinsi melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan?
187
I
: Iya, dalam bentuk laporan resmi dalam bentuk buku.
T : Apakah Tim Kabupaten mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? I
: Ya, kurang lebih 20 kali kita mengendalikan ke lokasi. Empat kali di tiap kecamatan. Kita datang waktu persiapan, pelaksanaan pasti, waktu pelestarian manfaat kita jg kontrol.
T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Provinsi? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? I
: Ya, bentuknya juga laporan resmi dalam bentuk buku, isinya ada semua tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pelestarian manfaat kegiatan.
T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? I
: Ya, sama seperti ke Tim Provinsi. Kita tiap persiapan, pelaksanaan, dan pelestarian manfaat buat laporan. Setelah dari provinsi, dikirim ke pusat.
T : Apakah Inspektorat KNPDT mengawasi seluruh kegiatan? Sejauh apa? I
: Dua kali. Awal dan akhir. Mekanismenya memang inspektorat KNPDT sendiri yang mengawasi.
T : Apakah perbedaan antara pengendalian Tim Provinsi dengan Tim Kabupaten? I
: Provinsi itu dasarnya data administrasi. Rencana kerja dan jadwal. Kalau kabupaten sampai ke lapangannya dan berdasarkan rencana kerja. Juga jadwal dan kegiatan insidentil di lapangan.
T : Apakah sistem ini berfungsi dengan baik dan berguna bagi perbaikan impelementasi kegiatan? I
: Ya, sangat berguna.
T : Apakah Tim Pusat memantau pelaksanaan tiap 3 bulan? I
: Ini bukan per 3 bulan tapi per tahapan. Karena anggarannya datang 3 kali, Juni sampai Desember dibagi 3 kali. Kadang-kadang belum ada anggaran, kesini juga. Jadi menyesuaikan dengan keadaan anggaran di daerah agar kunjungannya tidak merepotkan daerah. Kendalanya di faktor anggaran saja.
T : Apakah Tim Pusat mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? I
: Iya sangat berguna, karena langsung diberikan koreksi. Pusat kan memberitahu yang kurang apa. Mereka mengevaluasi tapi sebatas yang umum saja. Sesuai tidak dengan Pedoman, sesuai tidak dengan visinya. Mengingatkan saja sebenarnya, tapi semua diserahkan ke daerah. Tapi di Gunungkidul itu berusaha supaya konsepnya tidak menyimpang. Dan tahun ketiganya sebenarnya sudah mulai pengembangan investasi. Caranya administrasi sudah dilatih, sarana produksi ada, kantor ada. Tinggal hadirkan pengusaha kambing, lele, ikan.
T : Apakah Tim Provinsi memantau pelaksanaan tiap bulan? Sejauh apa? I
: Tidak, tapi per triwulan.
T : Apakah Tim Provinsi mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? I
: Ya.
T : Apakah Tim Provinsi memverifikasi laporan Tim Kabupaten tiap bulan? I
: Verifikasi laporan dilakukan per tahapan.
T : Apakah Tim Kabupaten memantau pelaksanaan per bulan? Sejauh apa?
188
I
: Iya kabupaten memantau per bulan, dan secara intens langsung ke lokasi KMUP.
T : Apakah Tim Kabupaten melaporkan pelaksanaan ke Tim Provinsi dan Tim Pusat tiap bulan? I
: Tidak per bulan tapi per tahapan.
T : Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat Gunungkidul? I
: Benar berguna, tapi di tingkat desa dan kecamatan. Kalau Gunungkidul belum, karena ini kan 18 kecamatan di Gunungkidul, yang dapat hanya 5 kecamatan, yang menjadi kantong kemiskinan. Miskin itu dari ekonomi, infrastruktur, dan pendidikan. Kalau melalui P2KP-DT dan swadaya sedikit, untuk mengatasi ketiganya juga belum signifikan. Tetapi setidaknya di level desa sudah ada suatu dinamika. Wawasan yang diberikan tenaga pendamping tentang inovasi, itu juga menggugah kemauan untuk produktif.
T : Apakah kelebihan /kekurangan P2KP-DT di tahun 2006? I
: Saya tidak bisa menilai. Kekurangannya ya kapal itu. Kelebihannya ya kita sudah mengikuti yang ada di Pedoman Umum.
T : Saran untuk P2KP-DT di tahapan selanjutnya atau masa yang akan datang? I
: Konsep harus disesuaikan dengan arah dan sasaran konsep awal, karena sekarang ada yang bias sedikit.
T : Yang terakhir Pak, siapa yang sebaiknya saya wawancarai setelah ini untuk mendapatkan jawaban yang lebih mendalam mengenai program ini? I
: Bisa ke Pak Martin. Atau langsung juga ke kelompok-kelompoknya. Di provinsi ada Bu Maya, di pusat banyak ada Pak Jamal, Bu Endang, Mas Iwan.
189
II. Tanggal
: Selasa, 20 November 2007
Nama
: Slamet
Jabatan
: Ketua KMUP Sidorejo, Dusun Bengle, Desa Pucung, Kecamatan Girisubo
Tantri (T)
: Apakah peran tiap pihak di sosialisasi dan workshop terlaksana dengan benar dan baik?
Slamet (S)
: Sosialisasi saya datang. Workshop di kabupaten juga ikut sebagai peserta.
T
: Apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana?
S
: Kita mengikuti perkembangan yang lama. Kalau masalah wilayah sendiri wawasannya masih kurang. Tapi kalau cara P2KP-DT sudah paham.
T
: Bapak mengikuti proses lelang dan penerimaan?
S
: Kita hanya terima jadi. Istri saya yang mengurus. Kalau proses lelangnya sendiri tidak mengerti.
T
: Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan?
S
: Sering. Kadang-kadang di Bappeda Kabupaten, kadang-kadang disini dengan anggotaanggota.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP?
S
: Karena belum dapat kapal, jadi belum bisa dibantu pembinaan keuangan.
T
: Oh begitu ya Pak. Jadi yang langkah-langkah selanjutnya seperti mitra pengembangan usaha dan investasi juga belum ada?
S
: Sudah ada mitra usaha dan investasi sendiri.
T
: Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi?
S
: Ada peningkatan hasil dan pendapatan.
T
: Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut?
S
: Kalau nanti kapal diterima, terserah anggota perkembangannya bagaimana. Alat tangkap nelayan itu kan banyak. Ada jaring, pancing. Nanti untuk manajemen juga ada. Pendapatan. Pokoknya bagaimana agar usaha KMUP tidak punah.
T
: Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna?
S
: Kita terima dananya. Untuk mengembangkan sementara kapalnya belum datang.
T
: Apakah Tim Pusat, Provinsi, dan Kabupaten pernah berkunjung?
S
: Pernah. Tim Pusat 2 kali. Tim Provinsi 3 kali. Tim Kabupaten sering.
T
: Apakah tim-tim tersebut mengevaluasi pelaksanaan?
S
: Saran itu pasti. Sementara ini ya masukan saja.
T
: Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat sekitar?
S
: Sangat masuk untuk usaha saya. Banyak wawasan yang menjadi masukan baru. Ke depannya juga perlu tambahan wawasan.
T
: Saran untuk P2KP-DT di tahapan selanjutnya?
S
: Saya rasa sementara ini baik. Kekurangannya masih banyak, dari segi apapun dan alat. Sementara ini untuk perkembangan. Tapi nanti kalau sudah berjalan, perlu relasi lagi. Program ini ya sudah bagus. Tapi kapal ini saya minta secepatnya direalisasikan.
190
III. Tanggal
: Rabu, 21 November 2007
Nama
: Sumadi
Jabatan
: Ketua KMUP Harapan Mulya, Dusun Dawang, Desa Serut, Kecamatan Gedangsari
Tantri (T)
: Apakah Bapak mengikuti sosialisasi dan workshop?
Sumadi (S)
: Iya, pernah sebagai peserta. Pelatihannya di kecamatan, tanggal 22 Oktober. KMUP diajak pelatihan di Yogya 1 hari, lalu studi banding ke Purwokerto. Tanggal 28 Oktober pelatihan 1 hari, lalu studi banding ke Cilacap. Sebanyak 8 orang peserta.
T
: Apakah Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana?
S
: Kalau bantuan itu belum ada. Kalau ilmu pengembangan lele sudah, tapi modal pokok belum ada. P2KP-DT dibantu lele dan pakan, itu sudah saya kelola semua. Dananya ada tapi sedikit. Itu waktu itu diberikan dari kabupaten tapi belum bantu banyak. Mekanismenya ya tidak mengerti, langsung dari kabupaten saja.
T
: Apakah dana bantuan pengelolaan ada?
S
: Belum ada. Yang ada bantuan untuk penyiapan kelembagaan kelompok.
T
: Apakah ada fasilitasi pengelolaan kawasan produksi?
S
: Iya ada.
T
: Apakah Tenaga Pendamping membina administrasi keuangan?
S
: Kalau administrasi juga ada.
T
: Apakah ada mitra pemasaran dan investasi?
S
: Sudah ada. Pak Handoyo di Playen untuk pemasaran dan bibitnya. Kalau investasi baru sebatas mengajukan proposal.
T
: Berapa lama sampai akhirnya bantuan pakan lele habis?
S
: 2,5 bulan. Kondisinya baik. Setelah itu beli sendiri karena 2,5 bulan itu sudah panen. Hasilnya bergulir untuk beli bibit dan pakan lagi.
T
: Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi?
S
: Sungguh-sungguh ada dan sungguh membantu. Yang membeli lele itu sampai langsung ada yang datang kesini dari Klaten, 5-10 kg.
T
: Berapa kali Tenaga Pendamping datang untuk memberikan latihan pengelolaan?
S
: Bisa 1-2 kali dalam 1 bulan.
T
: Apakah Tenaga Pendamping memberikan informasi pasar?
S
: KMUP saya sudah mencoba cari pedagang ke Yogya. Tapi harga terbaik di Playen.
T
: Apakah Tenaga Pendamping memberikan informasi teknologi peningkatan mutu?
S
: Ada. Bahkan sampai pembuatan bibit sendiri.
T
: Apakah tim-tim pusat, provinsi, dan kabupaten pernah datang.
S
: Pernah. Mei akhir. Tim Pusat, Provinsi, dan Kabupaten datang berbarengan ketika persiapan pelaksanaan.
T
: Dimana penyerahan bibit lele dan pakan dilakukan?
S
: Disini. Pemborong datang dan disaksikan oleh Tim Penerimaan.
191
T
: Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut?
S
: Ya, seperti mencari pasar yang lebih bagus, bertemu dengan pembudidaya yang lebih pandai untuk bertukar pikiran. Dan juga bertemu dengan ahli perikanan dari Gajah Mada.
T
: Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan?
S
: Harapan KMUP saya ingin membuat kolam yang bagus dan permanen. Jadi nanti kemarau air tetap ada dari tampungan hujan.
T
: Apakah manfaat P2KP-DT bagi KMUP?
S
: Mendorong semangat petani. Sebelum bantuan, istilahnya tidur-tidur saja. Setelah ada bantuan, bekerja keras.
T
: Apakah ada kelebihan/kekurangan P2KP-DT?
S
: Yang betul itu kekurangan. Seharusnya ada bantuan induknya, atau paling tidak ilmu pembuatannya. Harapannya ya ada bantuan lebih lagi untuk kolam yang bagus.
192
IV. Tanggal
: Rabu, 21 November 2007
Nama
: Darto Miyono dan Sirom
Jabatan
: Ketua dan Sekretaris KMUP Sridadi, Dusun Jambon, Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari
Tantri (T)
: Apakah Bapak mengikuti sosialisasi dan workshop?
Sirom (S)
: Waktu itu diundang ke Bappeda, diberi penjelasan oleh Pak Iriawan, tentang bagaimana pengelolaannya. Karena tidak bisa mengandalkan perikanan laut saja, sehingga diwujudkan di lele itu. Pembinaan juga ada di kecamatan.
T
: Apakah setelah itu Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana?
S
: Kita tahunya dapat bantuan dari pemborong. Kalau banyaknya belum dijelaskan. Tapi dijelaskan dapat bibit lele dan pakannya. Setelah pembinaan di kecamatan, diberi 14.000 ekor.
T
: Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan?
Darto (D)
: Dulu bahkan pernah 2 kali dalam seminggu. Tapi itu dulu. Sekarang sudah ada kelompok lain yang baru.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping membina administrasi keuangan?
S
: Pak Martin sering memberitahu sebaiknya begini jalannya. Tapi ya maklum kelompok ini masih semampunya saja. Kita juga suka musyawarah bagaimana caranya biar ini jangan sampai mati.
T
: Apakah ada dana bantuan berupa uang?
S
: Ada, itu Rp 750.000,00. Untuk administrasi dan penyiapan kelompok. Hasilnya lemari ini.
T
: Apa ada informasi teknologi peningkatan mutu lele?
S
: Di samping dari tenaga pendamping, saya juga bicara dengan dinas-dinas. Kalau untuk mempercepat tumbuhnya lele, ada juga, tapi saya belum memakai. Itu 50 hari sudah bisa panen.
D
: Waktu dibantu pertama kali, 2 bulan 12 hari satu ekor lele sudah 9 ons. Tapi ketika kedua kalinya, air sudah susah, jadi hasilnya wajar saja. Maunya itu ada pompa. Jadi kan untuk mengambil air lebih mudah.
T
: Apakah Tenaga Pendamping memilih anggota penerima manfaat?
D
: Iya. Dari 12 orang anggota kelompok, 7 orang yang diberi bantuan.
S
: Setelah diberi bantuan itu, banyak orang yang ikut bersemangat juga. Jadi kita seperti memberi suri tauladan tanpa menyuruh orang lain harus berbuat apa. Orang lain jadi ikut memelihara lele juga. Bahkan tidak hanya dari KMUP ini. Sridadi juga menularkan sampai ke Ngasinan. Setelah dia melihat panen Sridadi, dia pulang dan membuat kolam, memelihara lele juga.
T
: Apakah ada dana bantuan pengelolaan usaha komoditi?
S
: Tidak ada. Kita hanya memakai daun katuk, dimasukkan saja ke kolam.
T
: Apakah ada peningkatan usaha produksi?
S
: Ada peningkatan, tapi lihat situasinya. Kalau musim hujan, kita tabur banyak, saat itu ada peningkatannya. Ketika kemarau, kalau kita tabur banyak itu rugi.
193
T
: Apakah KMUP memliki mitra pemasaran?
S
: Alhamdulillah, untuk disini saja sudah cukup. Ada juga tengkulak dari luar. Pemasaran tidak ada kendala.
T
: Bagaimana dengan investasi?
S
: Ini baru melobi, baru coba-coba.
T
: Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut?
S
: Kemarin ini mengajukan proposal untuk pinjaman APBD ke dinas. Selain itu KMUP ini juga jangan sampai terputus, jadi bisa digulirkan ke anggota lainnya.
T
: Apakah ada mitra pengembangan produksi?
S
: Masih sebatas di antara kelompok saja, belum ada mitra.
T
: Bagaimana strategi pengembangan usaha ke depannya?
S
: Kalau sekarang kan paling banyak 1 orang 2 kolam. Ke depannya 1 orang 3 atau 4 kolam. Jadi kalau saat ini kolam I panen, minggu berikutnya kolam II. Jadi mempunyai keinginan untuk meningkatkan.
D
: Syukur-syukur kalau didukung terpal. Tanah disini resapannya banyak. Kalau ada terpal kan hanya menguap tidak meresap.
T
: Apakah pernah ada kunjungan dari tim-tim?
S
: Dari Jakarta belum. Yang ada dari Tim Provinsi 1 kali, ketika persiapan. Tim Kabupaten juga sekali-kali datang.
T
: Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat sekitar?
D
: Kita senang sekali. Kita diberi modal untuk mengembangkan lele ya sangat senang sekali. Dulu kolam saya hanya satu. Setelah ada bantuan saya bikin lagi. Dampaknya di masyarakat itu, pertama, mereka ikut memelihara lele. Kedua, yang tidak punya kolam pun bisa membeli untuk konsumsi.
T
: Kelebihan atau kekurangan Program P2KP-DT?
S
: Kalau ini bisa berkelanjutan, itu sudah bagus. Cuma kurang banyak saja. Sehingga kalau banyak kan kita bisa mengembangkan lebih banyak lagi. Juga kekurangan sarana pendukung seperti terpal dan pompa diesel sehingga bisa mengefisienkan air.
194
V. Tanggal
: Kamis, 22 November 2007
Nama
: Supandi
Jabatan
: Ketua KMUP Gemah Ripah, Dusun Karangnongko, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari
Tantri (T)
: Apakah sosialisasi dan workshop pernah diadakan?
Supandi (S)
: Iya. Keduanya datang.
T
: Apakah Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana?
S
: Iya. Pertama, memang untuk Kecamatan Purwosari sudah ditunjuk KMUP yang berprestasi. Kami sudah mengikuti lomba tingkat kabupaten dua kali. Keduanya juara III. Makanya saya terpanggil ketika diberitahu akan ada bantuan. Sudah ada penjelasan juga bahwa itu lewat pemborong. Cuma secara keseluruhan saya tidak mengerti.
T
: Apakah Tenaga Pendamping memberikan fasilitasi pengelolaan?
S
: Oh iya. Dalam pemberian keterangan kepada teman-teman kelompok. Harapannya kan ada peningkatan. Jadi cara pemeliharaannya sudah diuraikan. Tidak hanya sekali dua kali. Jadi suka menengok untuk melihat perkembangan KMUP.
T
: Apakah ada mitra pemasaran?
S
: Iya. KMUP tinggal menerima laporan saja. Yang memasarkan orang lain.
T
: Apakah Tenaga Pendamping memberikan info teknologi peningkatan mutu?
S
: Tidak ada. Yang ada dari dinas, yaitu persiapan tanaman penghijauan dan kandang.
T
: Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi setelah adanya bantuan?
S
: Untuk KMUP kami, kambingnya lemas-lemas. Lantas ada yang sakit. Kemudian ditukar dengan kambing yang lebih besar.
T
: Apakah ada mitra investasi?
S
: Belum ada mitra investasi.
T
: Apakah ada bantuan lainnya berupa uang?
S
: Tidak ada yang untuk pengelolaan. Kecuali untuk biaya administrasi Rp 750.000,00.
T
: Apakah ada Rencana Tindak Lanjut?
S
: Kita merencanakan peralatan untuk kelompok. Meja, lemari, rencananya begitu. Kita juga rencana membuat kantor pertemuan.
T
: Apakah pernah ada kunjungan dari tim-tim pusat, provinsi, atau kabupaten?
S
: Itu dari pusat, provinsi, dan kabupaten di awal sekali secara bersamaan.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping membina keuangan KMUP?
S
: Ada cara-caranya lewat pembinaan oleh Pak Martin.
T
: Bagaimana manfaat P2KP-DT ke KMUP dan masyarakat sekitar?
S
: Agar ada peningkatan perekonomian dan mudah-mudahan bisa menggulirkan ke orang-orang lain. Sekarang kambingnya ya sehat-sehat setelah ditukar. Kalau sebelumnya ya sakit-sakit.
T
: Apa ada saran untuk peningkatan P2KP-DT di masa yang akan datang?
S
: Ditambah modal kerja untuk rumput dan membangun kandang.
195
VI. Tanggal
: Kamis, 22 November 2007
Nama
: Harsa Sentana
Jabatan
: Ketua KMUP Tani Widodo, Dusun Dondong, Desa Jetis, Kecamatan Saptosari
Tantri (T)
: Apakah Bapak mengikuti sosialisasi dan workshop?
Harsa (H)
: Iya. Sosialisasi ada. Workshop juga waktu itu pernah diadakan.
T
: Apakah setelah itu Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan penyaluran dana?
H
: Sebetulnya itu pinjaman bergulir. Namun sampai sekarang ada yang sudah beranak tapi ada yang belum. Pertama, karena terlalu kecil. Kedua, kebetulan mungkin di pemborong terlalu lama, jadi ada yang sakit. Yang jelas ada kekurangan pendampingan kesehatan. Penyaluran dana itu saya tidak mengerti alurnya. Tahunya sudah bentuk kambing saja.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping melakukan fasilitasi pengelolaan kawasan produksi?
H
: Ya tentang tata cara pemeliharaan kambing. Tentang keadaan maju dan mundurnya kelompok.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping membina keuangan KMUP?
H
: Ya walaupun tidak ada pembinaan, tapi saya sendiri sudah tahu.
T
: Apakah sudah ada mitra pemasaran?
H
: Belum ada. Hanya dari anggota KMUP saja. Banyak pemasarannya. Di Pasar Dondong ada.
T
: Apakah Tenaga Pendamping memberikan informasi pasar?
H
: Tentang pasar tidak ada masalah.
T
: Berapa orang di KMUP yang menjadi penerima bantuan?
H
: Anggotanya ada 20. Yang mendapat itu 11 orang. Jumlahnya per anggota 8 ekor.
T
: Apakah ada mitra pengembangan produksi?
H
: Selama ini masih bisa ditangani anggota sendiri, jadi tidak ada.
T
: Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi?
H
: Otomatis ada kemajuan. Sudah ada bunganya, istilahnya begitu. Kambingnya 80% sudah beranak.
T
: Apakah ada Rencana Tindak Lanjut?
H
: Otomatis ada. Di pertemuan kelompok itu sudah ada rancangan program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang. Yang pertama tentang kemajuan kelompok, jangka pendeknya diadakan kerjasama yang keuntungannya untuk semua warga. Yang menengah, untuk kandangnya setiap minggu diadakan pembersihan lingkungan. Jangka panjangnya akan diadakan tempat pertemuan sendiri. Tapi masih terbatas dana.
T
: Apakah ada bantuan administrasi kelembagaan kelompok?
H
: Iya, itu perlu. Tapi lebih perlu lagi untuk kesehatan.
T
: Apakah ada kunjungan dari tim-tim pusat, provinsi, dan kabupaten?
H
: Iya, dari pusat ada 2 kali. Malah ada yang penanggung jawab program regional Jawa-Bali itu. Dari provinsi dan kabupaten juga ada. Bersamaan dengan yang dari pusat. Waktunya di awal dan pertengahan program ketika bantuan sudah datang. Yang kedua itu Maret.
T
: Bagaimana manfaat P2KP-DT bagi KMUP dan masyarakat sekitar?
196
H
: Bagi KMUP itu suatu anugerah. Yang pertama keuntungannya itu disini banyak rumputnya sehingga berguna. Kedua itu, warga banyaknya petani. Petani Gunungkidul kalau tidak menggunakan kompos itu tidak akan berhasil. Yang ketiga, kambingnya sudah beranak. Dampaknya banyak sekali. Bagi saya bermanfaat sekali. Yang keempat itu, menyemangatkan kelompok. Setiap ada gerakan, ada suatu kebersamaan. Kelompok lainnya juga ikut tergerak agar bisa mendapatkan bantuan.
T
: Saran atau kritik Bapak untuk P2KP-DT di masa yang akan datang?
H
: Terima kasih karena KMUP kami ada peningkatan. Untuk bantuan yang akan datang, mohon ada pendampingan tentang kesehatan dan pengobatan. Jadi jangan sampai pengobatannya seperti saya sampai 800 lebih. KMUP kami juga ingin membuat gedung pertemuan tapi sampai sekarang itu terbentur dana. Kalau dinas yang terkait itu mohon bisa memberi bantuan langsung.
197
VII. Tanggal
: Kamis, 22 November 2007
Nama
: S. Wardiyo
Jabatan
: Ketua KMUP Tani Wijaya, Dusun Timunsari, Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari
Tantri (T)
: Apakah Bapak mengikuti sosialisasi dan workshop?
Wardiyo (W) : Ya, pertamanya itu KMUP ini terpilih untuk menerima bantuan. Pelatihan awal itu ada. T
: Apakah Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan penyaluran dana?
W
: Ya memang pada saat sosialisasi awal dijelaskan bahwa itu lewat rekanan. Lengkapnya saya tidak terlalu mengerti. Tentang dananya itu saya tahunya dapat saja. Kalau soal dana waktu itu diberikan untuk administrasi sekitar Rp 750.000,00. Itu saja.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping memfasilitasi pengelolaan kawasan produksi?
W
: Jadi sebelum kambing itu datang kami diajak studi banding ke kelompok lain. Kami meniru kandang panggungnya. Pak Agung dan Pak Martin ini membimbing kelembagaannya, keorganisasiannya, dan mengarah ke budidaya. Meskipun tidak sedemikian detail, tapi kami tidak menyalahkan pendamping. Sumberdaya KMUP kami juga kurang. Jadi grafik perkembangannya rendah sekali. Dan karena dulu lewat rekanan, mungkin kambingnya terlalu banyak. Jadi ketika datang, kambingnya stres dan sakit. Ketika datang juga pakan belum ada karena kemarau di Desember. Kambing ini sendiri diarahkan ke urinenya untuk pupuk organik.
T
: Apakah KMUP mengalami kemajuan produksi?
W
: Sekarang sudah banyak yang beranak. Tapi awalnya 3 bulan ketika kambing baru datang itu sulit sekali. Kami ini juga dipercaya menjadi pengecer pupuk organik.
T
: Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran?
W
: Yang bagus itu pupuknya. Jadi dengan memelihara kambing itu manfaatnya yang bisa dirasakan sekarang itu ya pupuknya selain hasilnya yang lain. KMUP itu juga sudah memiliki seksi pemasaran. Ada bagian-bagiannya sendiri, seperti kesehatan juga. Karena bantuan ini sifatnya untuk digulirkan ke anggota lain, jadi hasilnya belum dipasarkan, tapi diberikan ke anggota lain. Ya sekarang ini jadi pemasaran belum seperti yang diharapkan.
T
: Apakah Tenaga Pendamping memberikan info pasar?
W
: Pesanan sudah banyak, kambing dan pupuk. Pupuk untuk sekitar sini juga masih kurang. Kalau kambing masih untuk digulirkan lagi. Untuk penjualannya, kalau KMUP ini sudah bagus, kalau ada yang memesan, bisa lewat KMUP. Harga dan lainnya nanti dikendalikan.
T
: Apakah KMUP memiliki mitra investasi?
W
: Sebenarnya banyak. Orang-orang kaya disini juga suka menanamkan modal. Nanti bagi hasil.
T
: Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi?
W
: Tidak ada. Masih dari kelompok sendiri.
T
: Lalu bagaimana dengan kunjungan dari pemerintah?
198
W
: Tim P2KP-DT Kabupaten sering pemantauan. Dua atau tiga kali selama 6 bulan itu. Pusat dan Provinsi pernah ketika sosialisasi. Harapannya memang memberikan pengarahan. Setiap tamu yang datang, kami mohon dikritik dan diberi pengarahan.
T
: Bagaimana manfaat P2KP-DT untuk KMUP dan masyarakat?
W
: Kambing ini mudah dipelihara dan dapat terintegrasi dengan kegiatan lain di KMUP. Harapannya bisa menghidupi keluarga kami dan bisa menjadi contoh bagi orang lain. Kalau memelihara kambing dengan baik dan benar akan meningkatkan pendapatan. Bisa membawa ke kegiatan lain yang lebih maju juga, tanaman menjadi lebih bagus.
T
: Saran untuk pelaksanaan P2KP-DT di masa yang akan datang?
W
: Harapan kami untuk kambing ini harus dilestarikan. Untuk KMUP yang akan datang, sebaiknya ada dana untuk rehab kandang. Penggarapan kemiskinan ini juga harus terpadu antardinas yang terkait. Pertanian, peternakan harus ikut di dalamnya. Jangan dibebankan kepada KNPDT saja. Harus ada keterpaduan dan ada tekad bersama untuk menanggulangi kemiskinan. Terakhir, pendampingan secara berkelanjutan. Seperti inkubator. Dikasih tapi kalau dilanjutkan tidak ada pendampingan kan bisa mati. Jadi digiring terus menerus sampai bisa berjalan.
199
VIII. Tanggal
: Kamis, 22 November 2007
Nama
: Ir. Martin Sumbaga
Jabatan
: Tenaga Pendamping Program P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul
Tantri (T)
: Apakah semua pihak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya?
Martin (M)
: Kalau yang saya lihat dari proses lelang memang sudah terpilih rekanan yang siap pengadaan. Semuanya sudah baik. Hanya masalah kapal itu saya juga tidak tahu. Dananya sudah ada tapi tidak berhasil. Saya tidak tahu.
T
: Apakah peran tiap pihak di sosialisasi dan workshop terlaksana dengan baik dan benar?
M
: Saya tidak tahu karena belum dipekerjakan saat itu.
T
: Apakah Tim Kabupaten bekerja dengan baik?
M
: Kemarin itu kan waktunya sangat singkat. Hasilnya memang bisa tercapai semacam itu ya saya lihat sudah luar biasa. Meskipun karena kegiatannya baru pertama kali. Jadi masih ada kekurangannya. Saran saya agar ada suatu kebersamaan. Jangan memikirkan yang lain-lain. Tujuannya ya memang untuk mengembangkan daerah tertinggal. Jadi jangan ada kepentingan dari instansi lain.
T
: Apakah Bapak mengerti tentang proses pengadaan dan penerimaan?
M
: Tidak ikut tapi saya tahu itu timnya ada dari Dinas Perikanan dan Peternakan. Pengumumannya ada di koran. Seleksinya saya tidak tahu karena kami tidak ada di tim penerimaan. Tapi lelang dan penerimaan juga dilakukan oleh orang yang berbeda.
T
: Apakah Tenaga Pendamping bukan aparat pemerintah?
M
: Bukan.
T
: Apakah Tenaga Pendamping lulusan minimal D3?
M
: Saya lulusan S1 dari Pertanian UGM. Mas Agung dari Manajemen.
T
: Apakah Tenaga Pendamping lulus seleksi? Seleksi seperti apa?
M
: Itu ada semacam wawancara dan diskusi tentang wawasan dan pengetahuan umum daerah. Kebetulan saya dari dulu sudah menjadi tenaga sukarela dari Dinas Tenaga Kerja.
T
: Apakah Tenaga Pendamping tinggal di Gunungkidul?
M
: Iya.
T
: Apakah Tenaga Pendamping berusia di bawah 40 tahun?
M
: Waktu itu 40 kurang sedikit.
T
: Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan?
M
: Tiap KMUP rata-rata sebulan 1 atau 2 kali. Bentuknya diskusi. Jadi saya memberikan suatu paparan dulu, setelah itu didiskusikan. Mereka juga mencatat hasilnya. Membicarakan kondisi lingkungan dan sebagainya. Setelah tertarik mereka juga jadi terbuka untuk diskusi. Sebelum ini mereka belum tahu banyak tentang budidaya.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP?
M
: Yang mempunyai tugas itu Pak Agung. Dia memberitahu cash flownya bagaimana. Kalau masalah itu sebenarnya di KMUP sudah ada dasarnya. Kemarin itu juga ada bantuan buku-
200
buku untuk daftar-daftar. Ada yang keuangannya juga sudah bagus. Kita tinggal tambahkan wawasan saja. T
: Bagaimana Tenaga Pendamping memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota?
M
: Dana uang itu sebenarnya kecil. Hanya untuk pembangunan kelembagaan sebesar Rp 750.000,00. Dari Bappeda juga ikut mengawasi.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping membina usaha pembangunan kawasan produksi?
M
: Mereka ada studi banding dan pelatihan. Kendalanya itu kalau kambing banyak yang sakit.
T
: Apakah Tenaga Pendamping memberikan informasi tentang pasar?
M
: Untuk kambing pasarnya sudah terbuka. Setiap desa ada blantik yang mengumpulkan kambing untuk dijual. Kalau lele sudah ada di Playen. Pemasaran ikan juga sudah ada jalurnya sendiri.
T
: Apa saja informasi perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan?
M
: Itu bekerjasama dengan dinas. Misalnya lele dengan Dinas Perikanan. Kambing dari Dinas Peternakan.
T
: Apakah Tenaga Pendamping membuat daftar kunjungan?
M
: Biasanya saya membuat suatu daftar sudah kemana saja, membahas apa saja. Lalu dibuat rekapnya dan dilaporkan ke kabupaten.
T
: Apakah Tenaga Pendamping membuat laporan ke Tim Kabupaten tiap akhir bulan?
M
: Saya buatnya tiap akhir periode. Atau tiap bulan juga ada tapi sifatnya masih kasar. Karena tidak ada aturan dari kabupaten kunjungan harus berapa kali per bulannya, tapi diusahakan tiap pertemuan KMUP kita hadir.
T
: Apakah dana bantuan mencukupi?
M
: Sebenarnya masih kurang. Itu sifatnya kan hanya stimulan.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping memilih anggota penerima manfaat?
M
: Saya kerjasama dengan beberapa instansi dari kecamatan, kelurahan, mantri hewan. Kan ada kriterianya. Kita memilih bersama-sama.
T
: Bagaimana Tenaga Pendamping memberikan latihan pengelolaan?
M
: Arahnya itu bagaimana supaya bisa berkembang dan digulirkan. Kalau kambing kan periodenya panjang. Lele itu kan hanya 2-3 bulan. Kalau sudah panen, ada yang disisakan. Itu boleh digunakan sendiri atau digulirkan ke anggota lain. Untuk kapal memang belum ada. Baru ada semacam rancangan nantinya kalau sudah ada kapal, pembagiannya bagaimana. Yang harus dibangun itu juga motivasi dan mental KMUP. Kita juga coba mengembangkan potensi daerah lainnya. Seperti tanaman yang ada di daerah tertentu, kecap, tiwul.
T
: Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya?
M
: Tidak. Yang ada hanya bantuan untuk administrasi.
T
: Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran?
M
: Sudah ada mitra-mitranya. Blantik itu.
T
: Bagaimana kondisi bantuan kambing dan lele?
M
: Ya pada dasarnya berkembang. Hambatan di kambing itu ada yang sakit. Lele itu susah air.
T
: Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna?
201
M
: Ya diterima, biasanya untuk membuat lemari, rak, dan tikar untuk pertemuan.
T
: Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna?
M
: Tidak ada itu dana pengelolaan usaha komoditi.
T
: Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi?
M
: Sejauh ini belum ada. Tapi harapannya memang kesana nanti.
T
: Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi?
M
: Belum. Baru rencana saja.
T
: Apakah KMUP mengelami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-DT?
M
: Pengaruh dari program jelas ada. Mereka jadi tertarik dan semangat. Yang kolamnya tadinya dari tanah sekarang sudah kavling. Kambing yang tadinya kecil ditukar dengan yang besar. Kemunduran tidak ada. Satu atau dua KMUP memang ada yang jalan di tempat.
T
: Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut?
M
: Bantuan program itu diberikan sebagai modal dasar. Yang dipilih itu yang mempunyai kemampuan dan ada jaminan. Saat ini ada yang terus dipercaya sebagai penyalur pupuk, bibit lele. Ini adalah salah satu efek samping dari program.
T
: Apakah proses pelaporan dari kabupaten ke provinsi dan pusat berjalan dengan baik dan benar?
M
: Saya tidak tahu. Saya hanya di lapangan.
T
: Apakah tim yang berkunjung mengevaluasi keseluruhan pelaksanaan program?
M
: Ya, itu langsung di lapangan. Kan kita diskusi dengan KMUP. Kalau ada masalah langsung dicari jalan keluarnya saat itu juga.
T
: Apakah Tim Provinsi mengendalikan juga?
M
: Mereka kan menerima laporan dari kabupaten. Baru bereaksi.
T
: Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat?
M
: Jelas memang sangat bermanfaat bagi KMUP. Status KMUP juga meningkat di mata mitra usaha yang lain. Membuka pekerjaan minimal untuk dirinya sendiri. Kambing bisa menghasilkan pupuk, bisa untuk tanaman. Yang harusnya beli pupuk jadi tidak beli. Karena mereka juga petani.
T
: Kelebihan atau kekurangan P2KP-DT di tahun 2006?
M
: Kelebihannya itu kan langsung ke masyarakat. Tidak lewat mana-mana. Sehingga sasarannya lebih tepat. Kekurangannya kemarin itu di pengadaan. Karena melalui rekanan, ketika bantuan dikarantina sekaligus 800an ekor, kambing jadi ada yang sakit. Mungkin bisa bertahap pengadaannya. Dan ada pendampingan kesehatan. Kalau masalah kapal saya juga tidak mengetahui secara persis. Rekanan sudah ada tapi tidak terealisasi, saya juga tidak mengerti.
T
: Kenapa kapal yang seharusnya untuk 2006 tidak dilanjutkan di 2007?
M
: Karena proses 2007 itu kan lebih lama. Kemarin itu kan waktunya sudah habis, jadi rekanannya dibatalkan. Untuk 2007 rekanannya baru lagi.
T
: Saran untuk P2KP-DT di masa yang akan datang?
M
: Pendampingan kesehatan, terutama penyediaan obat. Mantri hewan sudah ada, tapi tidak dilengkapi obat yang gratis.
202
IX. Tanggal
: Jumat, 23 November 2007
Nama
: Drs. Sjaifudin HS
Jabatan
:
Sekretaris
Tim
Pengadaan
Barang
Program
P2KP-DT
Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2006
Tantri (T)
: Apakah Tim Lelang membuat pengumuman lelang?
Sjaifudin (S)
: Ya. Itu kita umumkan di media cetak, di Jawa Pos Yogya. Itu juga kita tempelkan di papan pengumuman Bappeda.
T
: Apakah Tim Lelang melakukan seleksi pendaftar lelang?
S
: Iya. Jadi mulai pelapor itu kasih, kita seleksi, kemudian kita suruh ikut mendaftar lelang.
T
: Apakah Tim Lelang membuat kontrak dengan pemenang?
S
: Iya. Itu kan ada yang untuk pengadaan bibit lele, kambing, dan kapal. Semuanya ada sendiri. Jadi setiap kegiatan kita buat kontrak sendiri, tidak jadi satu.
T
: Apakah Tim Penerimaan mengecek spesifikasi barang?
S
: Ya. Setelah barangnya sudah ada, Tim Penerimaan diajak bersama-sama memeriksa barangnya di karantina. Lele di Muntilan. Setelah selesai, kebetulan kemarin itu kolamnya kan belum siap karena belum hujan. Setelah hujan, lele dikirim ke Gedangsari. Ketika pengiriman, Tim Penerimaan juga ikut memonitor. Apa spesifikasinya dan jumlahnya sudah sesuai. Termasuk yang kambing juga begitu. Kambing di Semanu. Tim mengecek umurnya, tingginya, jumlahnya. Baru dikirim ke kelompok masing-masing. Kalau kapal, kemarin setelah dicek, belum memenuhi syarat, akhirnya dibatalkan. Karena kemarin memang kontraknya itu waktunya tidak mencukupi untuk pembuatan. Tapi akan diusahakan. Kalau kemarin hanya 30 harian. Mau diusahakan. Tapi ketika akhir, baru berapa persen. Akhirnya kontrak dibatalkan.
T
: Apakah Tim Penerimaan menandatangani berita acara serah terima?
S
: Tim Penerimaan itu ada. Lalu ditandatangani juga oleh Kepala Bappeda selaku koordinator. Dan juga semua dikirim ke pusat ke Pejabat Pembuat Komitmen di KNPDT, Bu Endang.
T
: Apakah pengadaan dan penerimaan dilakukan oleh orang-orang yang berbeda?
S
: Iya. Panitia lelang ada sendiri. Dan panitia penerimaan juga ada sendiri.
T
: Apakah Tim Kabupaten bekerja dengan baik?
S
: Kemarin kegiatan Tim Kabupaten belum maksimal. Karena semuanya dari Bappeda. Seolaholah dari dinas teknis seperti Dinas Peternakan dan Pertanian kurang memberi masukan. Tapi ketika mau dilelangkan, ada koordinasi dengan dinas teknis mengenai spesifikasinya. Memang waktu itu dananya sudah hampir akhir tahun. Kelemahannya kemarin itu tentang kapal karena dari KNPDT minta semua harus tanda tangan. Tapi kapal belum selesai. Jadi disini timnya tidak mau menandatangani. Jadi dananya tidak bisa cair. Tim Penerimaan itu 7 orang. Kalau Tim Pengadaan 6-7 orang. Harusnya dari KNPDT itu bisa mempermudah pencairan.
T
: Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat?
S
: Kalau secara khusus ya memang bisa menambah pendapatan KMUP. Karena itu kan bisa dikembangkan. Dan saya dengar tahun ini juga ada lagi. Itu memang sangat bermanfaat,
203
terutama yang kambing. Kalau lele kan tergantung hujan. Dengan adanya penambahan income per capita secara tidak langsung juga mempengaruhi masyarakat, terutama di lingkungannya. T
: Kelebihan atau kekurangan P2KP-DT tahun 2006?
S
: Kelebihannya ya tujuannya itu, kan sudah ada. Kekurangannya dananya itu lambat sekali. Di tahun 2007 dananya juga tidak langsung awal tahun. Tahun 2006 itu padahal saya mau membuat lelang tapi kalau nanti ada pemenangnya dan dananya belum turun, yang mau bayar siapa? Tentang dana ke depannya itu harus ada kepastian. Pejabat Pembuat Komitmen juga sebaiknya dari kabupaten supaya lebih cepat.
204
X. Tanggal
: Jumat, 23 November 2007
Nama
: Maya
Jabatan
: Ketua Bagian Teknis Tim Koordinasi dan Fasilitasi Program P2KP-DT Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006
Tantri (T)
: Apakah semua pihak bertanggung jawab terhadap pekerjannya?
Maya (M)
: Karena sudah ada aturannya, sejauh ini sudah pada jalurnya masing-masing. Tidak ada duplikasi pekerjaan. Semua sudah berjalan sesuai dengan tugasnya.
T
: Apakah peran tiap pihak di sosialisasi terlaksana dengan benar dan baik?
M
: Kalau tim provinsi itu, kita mengkoordinasikan dengan kabupaten. Pusat menginformasikan hal itu ke provinsi. Lalu kita mengkoordinasikan dengan kabupaten. Jadi teman-teman kabupaten kita ajak bersama-sama mendengarkan sosialisasi dari pusat. Sebelum sosialisasi di kabupaten dimulai, kita berkoordinasi dengan pusat.
T
: Apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan benar dan baik?
M
: Iya, sama seperti sosialisasi.
T
: Apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana?
M
: Sosialisasi itu dilakukan dari pusat, provinsi, hingga kabupaten. Disana sudah dijabarkan semua aturan mainnya. Pemahamannya cukup bagus. Semuanya sudah diterapkan. Dari awal kegiatan, ketika ada pelaporan di pertengahan, tidak jauh melenceng dari aturan.
T
: Apakah Tim Kabupaten bekerja dengan baik?
M
: Kalaupun kurang, pasti bertambah. Sejauh ini saya lihat bagus. Karena mereka menerima program ini dengan antusias, maka dijalankannya juga dengan baik. Saran saya ya karena tim ini terkait dengan lembaga, kalau ada orangnya yang dimutasi, informasi harus tetap sampai.
T
: Apakah Tim Pengadaan dan Tim Penerimaan melaksanakan lelang dan penerimaan dengan baik?
M
: Karena ini ada di aturan, jadi ya dilaksanakan.
T
: Bagaimana dengan penetapan Tenaga Pendamping?
M
: Tenaga Pendamping semua dari kabupaten, kita hanya dilapori. Karena ada aturan, kita mencocokkan dengan aturan itu. Kita mengingatkan mereka mulai dari pemilihan Tenaga Pendamping dari lokasi setempat. Pada prinsipnya, mereka memenuhi semua aturan, tetapi mungkin kendalanya kalau dari lokasi itu susah dicari, bagaimana kalau tenaga pendamping itu dari kecamatan tetangga.
T
: Bagaimana dengan kegiatan yang dilakukan Tenaga Pendamping?
M
: Saya tahunya dari laporan saja.
T
: Apakah Tenaga Pendamping membuat laporan ke Tim Kabupaten tiap akhir bulan?
M
: Saya tidak tahu persis. Tapi setiap kabupaten melaporkan ke provinsi itu ada.
T
: Apakah Tenaga Pendamping sudah melaksanakan tugasnya dengan baik?
M
: Yang saya dengar itu mereka cukup berperan. Paling tidak dia membuat KMUP jadi mengerti dan menjadi lebih baik.
T
: Apakah dana bantuan mencukupi dan disalurkan dengan benar?
205
M
: Ya masih kurang. Tetapi karena sudah pagu dan batasnya sesuai ketentuan, sejauh ini bagus. Cuma kalau ada KMUP yang lebih aktif dan maju mempunyai ide lagi, nah itu butuh tambahan lagi. Penyalurannya juga sudah baik. Kalau tim provinsi dapat bantuan dari pusat, ya tidak ada masalah. Hanya pelaksanaannya saja yang agak susah, karena dana turunnya di tengah-tengah, sedangkan kita harus membuat laporannya dari kemarin-kemarin.
T
: Bagaimana kondisi KMUP setelah adanya bantuan?
M
: Kondisinya semakin baik dan aktif produksinya. Jadi ada kemajuan usaha. Kalau untuk mitra usaha pemasaran, ya sudah ada yang menampung. Tapi kalau mitra pengembangan produksi dan investasi belum ada. Belum sampai begitu.
T
: Apakah kemajuan ini disebabkan Program P2KP-DT atau ada faktor lain?
M
: Ada faktor bantuan P2KP-DT juga. Tapi mereka juga aktif.
T
: Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut?
M
: Sepertinya di masing-masing KMUP ada usaha untuk maju, seperti menggulirkan bantuan.
T
: Apakah ada strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan?
M
: Saya tidak tahu pasti, tapi kami dari sisi pembinaan. Kami ikut membina supaya semakin lama semakin baik.
T
: Apakah Tim Pusat mengawasi pelaksanaan Program P2KP-DT?
M
: Kalau Tim Pusat mengawasinya paling tidak sekali dalam 1 tahun anggaran. Kadang-kadang Tim Pusat langsung ke kabupaten tanpa memberitahu provinsi.
T
: Apakah Tim Provinsi mengendalikan pelaksanaan Program P2KP-DT?
M
: Kita tidak bisa tiap bulan. Tapi paling tidak per triwulan. Itupun karena ini tidak langsung melekat pada tupoksi, jadi ini seperti titipan. Kita kan hanya mementingkan apa yang ada di tupoksi kita.
T
: Apakah Tim Kabupaten melaporkan pengendalian ke provinsi dan pusat?
M
: Sama saja. Bahkan kadang mereka langsung berhubungan dengan pusat, tapi setelah itu kita diberitahu.
T
: Apakah Tim Provinsi melaporkan pengendalian ke Tim Pusat?
M
: Laporannya dibuat dalam satu buku, kemudian dikirim ke pusat. Dalam tiap tahun kegiatan, kita bikin satu di akhirnya.
T
: Bagaimana laporan kabupaten diverifikasi oleh Tim Provinsi?
M
: Laporan kabupaten kita terima per tahapan. Kita tindak lanjuti kendalanya apa, pemecahan solusinya bagaimana.
T
: Apakah ada pengawasan dari Bawasda Provinsi?
M
: Mereka biasanya mengawasi kegiatan yang terkait dengan APBD. Karena tidak tercantum dalam APBD, mereka tidak terlibat secara dalam. Karena di luar tugas mereka. Tapi kan waktu itu kabupaten ada pendampingan. Kalau itu lewat APBD, otomatis Bawasda mengawasi dan memeriksa dana tersebut.
T
: Perbedaan pengendalian Tim Provinsi dengan Tim Kabupaten?
M
: Tim Kabupaten itu pengendalian teknis, langsung ke kegiatan di KMUP. Kalau provinsi lebih kepada pembinaan kebijakan. Lebih ke tulisannya.
206
T
: Apakah sistem pelaporan ini berfungsi dengan baik dan berguna bagi perbaikan implementasi kegiatan?
M
: Ya, itu sudah baik. Karena sudah ada di aturannya. Yang susah itu harus menepati waktunya karena banyak kegiatan lain.
T
: Bagaimana Tim Pusat melakukan evaluasi di lapangan?
M
: Ada yang begitu. Mereka melihat kesalahan, langsung memberikan pembenarannya.
T
: Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat?
M
: Banyak manfaatnya karena langsung ke KMUP sebagai pelaku usaha. Banyak masyarakat yang lebih mempunyai kesempatan dan wadah untuk memberdayakan diri. Program ini bagus. Harapannya bisa ditindaklanjuti. Modal di awal kan stimulan. Sebaiknya kemudian mereka mengembangkan sendiri. Jangan tergantung bantuan.
T
: Saran dan kritik untuk P2KP-DT di masa yang akan datang?
M
: Koordinasi kurang. Pemahaman tentang tahapan kegiatan di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten itu jadi berbeda. Persepsi harus selalu disamakan. Intinya koordinasinya harus lebih intense. Kemudian kalau ada ketidaksesuaian kecil langsung ditindaklanjuti. Jadi tidak berlarut-larut.
207
XI. Tanggal
: Senin, 26 November 2007
Nama
: Ir. H. Jamaluddien Malik, MM
Jabatan
: Koordinator Umum Tim Koordinasi Pelaksana Pusat P2KP-DT Tahun 2006
Tantri (T)
: Apakah semua pihak bertanggung jawab dan melaksanakan pekerjaannya? Dan apakah kerangka kelembagaan berfungsi dengan benar?
Jamal (J)
: Pelaksanaan sampai sekarang menurut saya iya. Dari pusat sampai ke kabupaten itu bekerja dengan baik. Tugasnya kan sudah jelas semua karena ada sosialisasi sebelumnya. Kerangka kelembagaan juga berfungsi dengan benar. Buktinya ya pekerjaan tidak menumpuk di siapa-siapa, semua pihak bertanggung jawab.
T : Apakah peran tiap pihak di sosialisasi terlaksana dengan baik? J
: Iya. Jadi yang menyelenggarakan itu banyak. Sebelumnya pusat menyelenggarakan untuk yang pihak-pihak kabupaten supaya mereka jelas. Tetapi ketika diadakan untuk yang kelompok, ya kita sebagai pemberi materi. Yang membuatnya itu kabupaten. Tim provinsi juga ada sebagai fasilitator antara pusat dengan kabupaten.
T : Lalu apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan baik? J
: Kalau di workshop ini yang menyelenggarakan kabupaten. Dihadiri oleh KMUP. Tapi saya lihat ini terselenggara dengan baik. Lebih jelasnya memang harus ke kabupaten.
T : Kemudian apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? J
: Iya, mereka mengerti.
T : Apa Tim Koordinasi dan Pengendali Kabupaten bekerja dengan baik? J
: Iya. Kebanyakan target tercapai. Mereka juga bekerja siang malam. Saya salut sekali. Padahal mereka juga punya kerjaan lain. Jadinya hasil yang ada cukup memuaskan.
T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat pengumuman lelang? J
: Iya. Itu dibuatnya di media cetak setempat dan juga papan pengumuman.
T : Apakah Tim Pengadaan Barang melakukan seleksi pendaftar lelang? J
: Ini juga harus ada. Jadi setelah ada pengumuman kan ada yang mendaftar. Lalu diseleksi, dilihat kesanggupan masing-masing pendaftar. Lalu diumumkan pemenangnya.
T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat kontrak dengan pemenang? J
: Setelah diumumkan pemenangnya lalu dibuat kontrak sesuai dengan komoditi masing-masing.
T : Apakah Tim Penerimaan Barang mengecek spesifikasi barang? Bagaimana dan dimana? J
: Iya, ini tergantung bentuk tempatnya apa dan dimana. Ada yang karantina atau juga yang bengkel. Mereka akan datang kesitu dan mengecek kesiapan komoditi sebelum diserahkan.
T : Apakah Tim Penerimaan Barang menandatangani berita acara serah terima? J
: Ini juga sudah ada di aturannya. Setelah komoditinya dicek, tim penerimaan akan menandatangani berita acara. Tapi komoditi diserahkan langsung oleh pemborong ke KMUP, diawasi sama tim penerimaan ini.
T : Apakah lelang dan penerimaan dilakukan oleh orang-orang yang berbeda? Buktinya apa? J
: Buktinya itu bisa dilihat di berita acara, kan ada tanda tangannya. Dokumen lelang sama dokumen penerimaan tanda tangannya beda-beda bisa dilihat sendiri.
208
T : Apakah Tenaga Pendamping bukan aparat pemerintah? J
: Ya, dia harus nonpemerintah. Di Gunungkidul itu juga tenaga pendampingnya bukan pemerintah.
T : Apakah Tenaga Pendamping lulusan minimal D3? J
: Ya, keduanya lulusan S1. Yang satu mengerti tentang pengelolaan teknis komoditinya, sedangkan yang satu mengerti tentang manajemen.
T : Apakah Tenaga Pendamping lulus seleksi? Seleksinya seperti apa? J
: Seleksinya itu dilakukan kabupaten. Mereka diseleksi mengenai pengetahuan akan daerah itu sendiri dan juga tentang ilmu yang berhubungan dengan program, ya seperti pertanian dan manajemen.
T : Apakah Tenaga Pendamping tinggal di Gunungkidul? J
: Betul, keduanya di Gunungkidul.
T : Apakah Tenaga Pendamping berusia di bawah 40 tahun? J
: Betul, keduanya di bawah 40 tahun.
T : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? J
: Tenaga Pendamping biasanya mendatangi tiap KMUP 1-2 kali dalam sebulan. Kelompoknya kan ada banyak, jadi itu saya bilang sudah maksimal. Itu caranya ya didiskusikan masalah pengelolaannya apa, lalu dicari solusinya bersama.
T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP? J
: Mereka diskusikan di pertemuan bulanan itu. Sebaiknya bagaimana cash flownya. Salah satu tenaga pendamping itu bagus di manajemen, jadi ini bidangnya dia. Dia yang mengarahkan bagaimana keuangan KMUP supaya bisa berkembang maksimal.
T : Bagaimana Tenaga Pendamping memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota? J
: Tenaga pendamping tidak bisa intervensi. Mereka hanya memantau buku kas dan penyerahan langsungnya supaya tidak ada yang curang.
T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina usaha pembangunan kawasan produksi? J
: Mereka membinanya melalui pertemuan itu juga. Bedanya disini adalah mereka membina tempat pengelolaannya itu. Kandang atau kolam. Kondisinya bagaimana. Kekurangannya apa. Sebaiknya kandang itu bagaimana kondisi yang mendukungnya.
T : Apakah Tenaga Pendamping memberikan informasi tentang pasar? J
: KMUP biasanya sudah punya pasar sendiri. Tapi tenaga pendamping memberikan info perkembangan pasar yang ada. Pasar yang sudah dimiliki KMUP itu pun sebenarnya sudah bagus, jadi mereka sudah terbuka jalan pemasarannya.
T : Apa saja informasi perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan Tenaga Pendamping? J
: Di bidang-bidang yang berhubungan dengan komoditi yang mereka punya, seperti pakan, atau ilmu budidaya.
T : Apakah Tenaga Pendamping membuat daftar kunjungan? J
: Iya, ada. Mereka membuat laporan daftar kunjungan. Isinya itu apa yang mereka lakukan ketika mengunjungi KMUP.
209
T : Apakah Tenaga Pendamping membuat laporan ke Tim Koordinasi dan Kabupaten tiap akhir bulan? J
: Ini pasti ada untuk pertanggungjawaban mereka. Laporan ini nantinya juga direkap sama kabupaten untuk dikirim ke provinsi dan pusat sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka.
T : Apakah Tenaga Pendamping sudah melaksanakan tugasnya dengan baik? J
: Mereka sudah melakukan pekerjaannya dengan baik ya menurut saya. Tenaga pendamping ini kan elemen yang sangat penting, karena mereka yang langsung menangani KMUP. Mereka yang membina. Jadi yang sudah dilakukan selama ini ya bagus. KMUP mengalami kemajuan karena bimbingan mereka.
T : Apakah dana bantuan mencukupi? J
: Iya cukup, karena sudah diperhitungkan. Tapi di lapangan mereka pasti maunya diberi terus. Menurut mereka kurang.
T : Apakah dana bantuan disalurkan dengan benar? J
: Insyaallah benar, karena ini menyangkut banyak pihak, jadi banyak pengawasan juga.
T : Apakah Tenaga Pendamping memilih kelompok penerima manfaat? J
: Iya. Tenaga pendamping akan melihat siapa di KMUP itu yang siap menerima bantuan. Apa mereka sudah dapat mitra pemasaran dan mampu untuk mengelola bantuan tersebut. Kalau sudah ditetapkan, ya mereka itu lah yang akan mendapat bantuan. Jadi tidak semuanya di KMUP itu dapat bantuan.
T : Bagaimana Tenaga Pendamping memberikan latihan pengelolaan? J
: Latihan pengelolaan itu dilakukan supaya ilmu mereka bertambah. Supaya bantuan yang diberikan bisa bergulir nantinya. Bedanya ya ini kan pelatihan, sedangkan yang fasilitasi itu hanya membahas kesulitan yang dialami.
T : Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya sesuai alokasi? Apakah berguna dan mencukupi? J
: Ya, ini mencukupi. Dan dibagikannya juga sesuai alokasi.
T : Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? J
: Kebanyakan punya, di daerah Gunungkidul juga.
T : Apakah KMUP Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari menerima kambing jawa? Bagaimana kondisinya sekarang? J
: Ya. Kondisinya berkembang ya. Banyak yang sakit-sakitan tapi menunjukkan arah perkembangan yang baik.
T : Apakah KMUP Gedangsari menerima bibit lele dumbo? Bagaimana kondisinya sekarang? J
: Iya. Sudah panen ya lele bantuan ini. Kondisinya baik.
T : Apakah KMUP Gedangsari menerima pakan lele dumbo? Apakah membantu? J
: Iya, ini juga bantuannya. Pasti membantu untuk perkembangan bibit lele dumbo itu.
T : Apakah KMUP Girisubo menerima kapal ikan 15 GT? J
: Tidak. Penyebabnya sebenarnya karena beberapa orang saja. Pemaksaan kehendak, kira-kira begitu. Ini kekurangan yang berusaha kita perbaiki. Padahal kapalnya hampir siap, tapi karena ada keinginan pribadi yang tidak sesuai, kapal jadi dibatalkan. Padahal dananya sangat besar.
210
Inilah yang kira-kira membuat program jadi dikatakan gagal, karena porsi biaya untuk kapal itu sangat besar. T : Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna? J
: Ini gunanya untuk menyiapkan fisik kantor KMUP agar lebih representatif. Dana ini bisa untuk membeli barang-barang seperti buku kas dan lemari.
T : Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna? J
: Ini juga berguna untuk mengelola sehari-hari bantuan yang diberikan.
T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? J
: Mereka punya. Itu dibantu orang kabupaten juga. Tapi sejauh apa persisnya saya kurang paham.
T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? J
: Ini juga dari daerah setempat. Tujuan akhirnya memang agar ada yang investasi di KMUP.
T : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-DT? J
: Menurut saya iya. Mereka kan jadi ada mitra pemasaran dan investasi. Lalu ke depannya bantuan ini kan harus digulirkan. Sekarang ini ya kemajuannya sebatas pendapatan dulu yang meningkat. Ilmu budidaya mereka juga meningkat.
T : Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut? J
: Punya. Ini bentuknya ya rencana KMUP ke depannya apa saja. Seperti mereka mau memasarkan kemana, dan strategi apa agar usahanya maju.
T : Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan? J
: Pasti ada. Contohnya seperti rencana pemasaran, rencana panen, investasi. Ini membuktikan pengelolaan KMUP yang serius dan profesional.
T : Apakah Tim Pusat mengawasi persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? J
: Di tiap tahapan itu kita pernah berkunjung ke lokasi. Kira-kira pernah 5 kali. Kita melihat sejauh apa pelaksanaannya. Apa semuanya disalurkan dengan benar.
T : Apakah Tim Provinsi mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? J
: Ini untuk lebih jelasnya langsung ke provinsi saja.
T : Apakah Tim Provinsi melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? J
: Memang ada laporannya. Dibukukan di tiap tahapan kemudian dikirimkan kemari.
T : Apakah Tim Kabupaten mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? J
: Di tahapan persiapan, pelaksanaan, sama pelestarian manfaat mereka lebih sering dari pusat dan provinsi. Mereka mengendalikan langsung. Memperbaiki kalau ada kesalahan di lapangan.
T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Provinsi? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? J
: Laporannya juga dalam bentuk buku sama seperti yang tadi. Isinya ada laporan tahap persiapan, pelaksanaan, sama pelestarian manfaat.
211
T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? J
: Laporan itu isinya tahap persiapan, pelaksanaan, pelestarian manfaat. Tadi setelah dari tim provinsi dilanjutkan ke pusat.
T : Apakah Inspektorat KNPDT mengawasi seluruh kegiatan? Sejauh apa? J
: Iya. Karena ini bukan APBD jadi mekanisme pengawasannya memang seperti ini. Ada Inspektorat dari KNPDT sendiri.
T : Apakah sistem ini berfungsi dengan baik dan berguna bagi perbaikan impelementasi kegiatan? J
: Sudah cukup baik.
T : Apakah Tim Pusat memantau pelaksanaan tiap 3 bulan? J
: Yang dilakukan itu malah per tahapan. Persiapan, pelaksanaan, dan setelah bantuan diberikan. Untuk memastikan kalau semuanya berjalan dengan baik.
T : Apakah Tim Pusat mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? J
: Iya sangat berguna, karena kita langsung mengoreksi ketika melakukan kunjungan. Kita mengevaluasi secara umum saja. Apakah sudah sesuai dengan peraturan.
T : Apakah Tim Provinsi memantau pelaksanaan tiap bulan? Sejauh apa? J
: Mereka ini justru sepertinya yang per 3 bulan.
T : Apakah Tim Provinsi mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? J
: Mereka juga pasti mengevaluasi kalau melihat ada yang salah di lapangan.
T : Apakah Tim Provinsi memverifikasi laporan Tim Kabupaten tiap bulan? J
: Karena laporannya per tahapan, jadi verifikasi juga tiap laporan itu sampai per tahapan.
T : Apakah Tim Kabupaten memantau pelaksanaan per bulan? Sejauh apa? J
: Iya. Apalagi ini daerah mereka sendiri. Mereka pantau langsung hingga ke KMUPnya. Melihat kondisi bantuan.
T : Apakah Tim Kabupaten melaporkan pelaksanaan ke Tim Provinsi dan Tim Pusat tiap bulan? J
: Ini laporannya juga sama ya per tahapan.
T : Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat Gunungkidul? J
: Ada gunanya, tapi efeknya masih kecil. Apalagi ini hanya di 5 kecamatan. Jadi efeknya ya baru di kecamatan itu saja. Masyarakat jadi ikut terdorong agar lebih maju. Keinginan dari KNPDT ya agar tiap tahun semangat itu terus meningkat.
T : Apakah kelebihan /kekurangan P2KP-DT di tahun 2006? J
: Kekurangan itu terlihat dari gagalnya penyediaan kapal. Sebabnya ya selain sempitnya waktu, karena kan waktu itu program baru dimulai di tengah tahun. Dan juga ada pihak-pihak yang menyebabkan kapal ini tidak terlaksana. Kepentingan mereka ya sebenarnya sangat merugikan keseluruhan program. Karena mereka ingin ada kapal lain yang digunakan untuk program ini. Tapi sebenarnya kapal itu tidak cocok untuk Samudera Hindia. Tapi mau bagaimana lagi jadinya gagal untuk tahun 2006 itu karena ada pertentangan seperti itu.
T : Saran untuk P2KP-DT di tahapan selanjutnya atau masa yang akan datang?
212
J
: Program ini sebenarnya sudah bagus. Tapi ini kan saya yang bilang. Ke depannya program ini harus bisa berjalan di jalur yang seharusnya, jangan ada penyimpangan. Pengawasannya harus ditingkatkan agar tidak ada yang berbuat macam-macam.
213
XII. Tanggal
: Senin, 26 November 2007
Nama
: Ir. Zunainy Makki
Jabatan
: Koordinator Pelaksana Tim Koordinasi Pelaksana Pusat P2KP-DT Regional Jawa dan Bali Tahun 2006
Tantri (T)
: Apakah semua pihak bertanggung jawab dan melaksanakan pekerjaannya? Dan apakah kerangka kelembagaan berfungsi dengan benar?
Zunainy (Z) : Pihak-pihak ini kan ada pusat, provinsi, kabupaten, tenaga pendamping, dan KMUP. Semuanya ini saya pikir sudah bagus. Semua tahu hak dan kewajibannya dan sudah sesuai pedoman. Memang ada hal-hal lain yang tidak bisa dikendalikan. Tapi pihakpihak yang ada ini sudah bagus. Pekerjaan selesai semua, meskipun kalau 2006 itu kapalnya gagal. T : Apakah peran tiap pihak di sosialisasi terlaksana dengan baik? Z : Iya. Pusat itu jadi memaparkan materi. Provinsi memfasilitasi pihak-pihak yang ada supaya sosialisasinya lancar, kabupaten menyelenggarakan, dan KMUP mengikuti. T : Lalu apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan baik? Z : Iya, tapi kalau ini dari kabupaten saja yang menyelenggarakan. Pesertanya tetap KMUP. T : Kemudian apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? Z : Harapannya ya memang begitu. Tapi kalau kondisi di lapangan ya mungkin berbeda. Bisa saja mereka kurang mengerti. Tapi kita sudah berusaha semampunya lewat sosialisasi dan workshop. Mungkin bisa cek sendiri. T : Apa Tim Koordinasi dan Pengendali Kabupaten bekerja dengan baik? Z : Sangat baik. Semua kegiatan diselesaikan. Laporan juga selalu dikirimkan. Meskipun kapal itu gagal, tapi mereka sudah melaksanakan yang terbaik. Mereka padahal punya pekerjaan lain. Tapi untuk program ini kerjanya juga sangat baik. Mungkin koordinasi antaranggota saja yang perlu ditingkatkan. T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat pengumuman lelang? Z : Biasanya ini ada di koran setempat dan di sekitar kabupaten itu ditempelkan pengumumannya. T : Apakah Tim Pengadaan Barang melakukan seleksi pendaftar lelang? Z : Nilai lelangnya kan besar. Jadi pasti ada seleksi dulu. Dilihat siapa yang berkualitas dan bisa memberikan harga yang bagus. Lalu dicari pemenangnya. T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat kontrak dengan pemenang? Z : Iya, kontrak dibuat dengan yang memenangkan lelang. T : Apakah Tim Penerimaan Barang mengecek spesifikasi barang? Bagaimana dan dimana? Z : Dilihat kondisinya. Apakah siap untuk diserahkan ke KMUP. Diceknya di tempat karantina atau bengkel. T : Apakah lelang dan penerimaan dilakukan oleh orang-orang yang berbeda? Buktinya apa? Z : Ada daftar anggotanya. Mereka itu berbeda supaya tidak ada kecurangan. T : Apakah Tenaga Pendamping bukan aparat pemerintah? Z : Setahu saya pekerjaan sebelumnya bukan di pemerintahan.
214
T : Apakah Tenaga Pendamping lulusan minimal D3? Z : Dua-duanya sarjana S1. T : Apakah Tenaga Pendamping lulus seleksi? Seleksinya seperti apa? Z : Tertulis dan wawancara. Mereka harus mengerti tentang wilayah Gunungkidul dan pengetahuan tentang pengelolaan komoditi itu. T : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? Z : Tergantung tenaga pendampingnya. Tapi paling tidak sekali sebulan. Ini penting untuk mengetahui kesulitan apa yang KMUP alami. Jadi tidak berlarut-larut dan langsung dibantu. T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP? Z : Melalui pembinaan dan diskusi. KMUP diberitahu cara yang baik untuk mengelola keuangannya agar bisa maksimal dan untung. Pengetahuan mereka soal ini minim sekali. Jadi butuh pembinaan. T : Bagaimana Tenaga Pendamping memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota? Z : Ya dilihat langsung penyerahannya. Benar diserahkan semuanya tidak? Kan bisa ada yang curang. Sisanya untuk sendiri. Ini tugasnya tenaga pendamping karena yang paling memegang peranan dia. T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina usaha pembangunan kawasan produksi? Z : Tenaga pendamping akan menginformasikan cara membangun kawasan produksi yang baik dan benar agar bisa lebih berkembang. Ini juga dilakukan lewat studi banding ke daerah lain. T : Apakah Tenaga Pendamping memberikan informasi tentang pasar? Z : Iya. Informasinya bisa dari mana saja. Nanti disampaikan ke KMUP. Nih ada pasar yang bagus disini. Harga jualnya bisa tinggi. Kalau di Gunungkidul bisa ke Klaten juga atau ke Yogya. T : Apa saja informasi perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan Tenaga Pendamping? Z : Ya apa yang diketahui tenaga pendamping saja. Di bidang pakan dan obat-obatan. T : Apakah Tenaga Pendamping membuat daftar kunjungan? Z : Ya. Daftar kunjungan ini untuk mencatat kemajuan atau kemunduran KMUP. Pengetahuan apa yang mereka dapatkan. Terus untuk memantau kegiatan tenaga pendamping sendiri. T : Apakah Tenaga Pendamping membuat laporan ke Tim Koordinasi dan Kabupaten tiap akhir bulan? Z : Iya. Laporan ini kelanjutan dari daftar kunjungan juga. Laporan juga pertanggungjawaban tenaga pendamping. Dibuatnya memang akhir bulan terus nanti direkap sama tim kabupaten. T : Apakah Tenaga Pendamping sudah melaksanakan tugasnya dengan baik? Z : Tenaga pendamping ini kan memang yang ahli di bidangnya. Lalu sudah lewat seleksi juga. Jadi pasti bagus. Kalau pekerjaannya tidak selesai di siang, mereka juga kerja sampai malam. Ini bukti dedikasi mereka. T : Apakah dana bantuan mencukupi? Z : Iya, cukup lah. Itu juga jumlahnya sudah cukup besar. Belum lagi ada program lainnya. T : Apakah dana bantuan disalurkan dengan benar?
215
Z : Iya. Karena yang mengawasi bantuan ini banyak tingkat. Dari yang di KNPDT sini sampai yang di kabupaten. T : Apakah Tenaga Pendamping memilih kelompok penerima manfaat? Z : Ya. Mereka memilihnya dengan kriteria yang sudah ditetapkan, yaitu anggota ini nantinya mampu menggulirkan bantuan dan juga mampu mengelolanya. T : Bagaimana Tenaga Pendamping memberikan latihan pengelolaan? Z : Lewat pembinaan. KMUP diberikan tambahan ilmu budidaya komoditi agar lebih maksimal hasilnya. Kambing dan lelenya bisa lebih sehat, atau hasil tangkapannya lebih banyak. T : Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya sesuai alokasi? Apakah berguna dan mencukupi? Z : Ada, tapi tidak banyak. Mungkin memang tidak mencukupi tapi diusahakan agar cukup. T : Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? Z : Ya, ada. T : Apakah KMUP Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari menerima kambing jawa? Bagaimana kondisinya sekarang? Z : Kondisinya agak sakit-sakitan. Tapi sudah ditukarkan dengan kambing yang lebih besar. T : Apakah KMUP Gedangsari menerima bibit lele dumbo? Bagaimana kondisinya sekarang? Z : Kondisinya sudah panen dan sudah dijual. T : Apakah KMUP Gedangsari menerima pakan lele dumbo? Apakah membantu? Z : Ya membantu. Buktinya lelenya sudah bisa panen. T : Apakah KMUP Girisubo menerima kapal ikan 15 GT? Z : Tidak. Kalau soal kapal ini gagalnya karena kurangnya waktu pas 2006 itu dan juga ada kesalahan administrasi di kabupaten. T : Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna? Z : Iya berguna untuk membangun kantor KMUP. T : Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna? Z : Ya, gunanya untuk mengelola usaha komoditi secara harian. T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? Z : Tidak ada karena mereka masih kecil-kecil. Belum sampai perlu mitra pengembangan. T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? Z : Memang tujuan program ini untuk mendorong investasi. Di akhir program mereka memang punya mitra investasi. T : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-DT? Z : Iya. Kemajuannya di peningkatan kesejahteraan dan pendapatan. Mereka juga lebih pintar mengelola usaha. Ini ada pengaruh dari P2KP-DT. Karena mereka dapat banyak ilmu yang sebelumnya tidak tahu. T : Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut? Z : KMUP harus punya Rencana Tindak Lanjut karena ini menentukan arah perkembangan dan kemajuan usaha mereka. Rencana ini disusun bersama-sama agar semua anggota bisa menyumbang pendapat.
216
T : Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan? Z : Ini juga disusun bersama dengan semua anggota. Jadi strategi yang disusun pastinya sudah keputusan bersama dan baik untuk KMUP. Misalnya tahun depan KMUP akan membeli pakan sebanyak berapa kg, lalu mau mencari investasi ke siapa saja. T : Apakah Tim Pusat mengawasi persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? Z : Tim Pusat sudah beberapa kali ke lapangan. Kalau saat persiapan, kita lihat semua kesiapan sebelum program dilaksanakan. Terus ketika proses pelaksanaan, apakah semuanya disalurkan dengan benar. Waktu pelestarian manfaat ya melihat kemajuan KMUP dan kondisi bantuan. T : Apakah Tim Provinsi mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? Z : Tim provinsi langsung ditanyakan saja ke yang bertanggung jawab. T : Apakah Tim Provinsi melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? Z : Ada laporan per tahapan. T : Apakah Tim Kabupaten mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? Z : Ya mereka bisa tiap bulan. Mereka langsung mengevaluasi kalau ada yang salah. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Provinsi? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? Z : Ini bentuknya buku laporan per tahapan juga. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? Z : Laporannya ya sama setelah dari provinsi terus ke pusat. T : Apakah Inspektorat KNPDT mengawasi seluruh kegiatan? Sejauh apa? Z : Iya dua kali. Ketika persiapan dan pelestarian manfaat. Mereka mengawasi keseluruhan program. T : Apakah Tim Pusat memantau pelaksanaan tiap 3 bulan? Z : Iya dipantau per tahapan. T : Apakah Tim Pusat mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? Z : Kita hanya mengingatkan supaya tidak menyimpang dari konsep awal. T : Apakah Tim Provinsi memantau pelaksanaan tiap bulan? Sejauh apa? Z : Kalau tim provinsi ini kalau tidak salah tiap 3 bulan memantau lapangan. T : Apakah Tim Provinsi mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? Z : Mereka juga sama seperti kita melihat kesalahan apa dan apa yang beda dari konsep awal. T : Apakah Tim Provinsi memverifikasi laporan Tim Kabupaten tiap bulan? Z : Iya. Laporan itu diperiksa dulu sebelum diberikan ke pusat sini. T : Apakah Tim Kabupaten memantau pelaksanaan per bulan? Sejauh apa? Z : Mereka sering sekali memantau langsung pastinya, karena mereka yang paling dekat. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkan pelaksanaan ke Tim Provinsi dan Tim Pusat tiap bulan?
217
Z : Tidak per bulan tapi per tahapan. T : Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat Gunungkidul? Z : Lewat program ini kita ingin mengurangi kemiskinan melalui pengembangan investasi. Untuk sekarang memang belum tercapai tapi sementara ini kemajuannya bagus. Manfaatnya juga memang masih baru di kecamatan tertinggal itu. T : Apakah kelebihan /kekurangan P2KP-DT di tahun 2006? Z : Kekurangannya ya karena ini dari berbagai macam tingkat dan dinas, jadi sering ada kesalahpahaman dan keterlambatan informasi. Yang bisa dilakukan ya seiring berjalannya waktu, kerjasamanya bisa lebih baik. T : Saran untuk P2KP-DT di tahapan selanjutnya atau masa yang akan datang? Z : Semua yang terlibat harus mengerti kalau ini tujuannya untuk masyarakat miskin, jadi jangan ada kepentingan lain.
218
XIII. Tanggal
: Jumat, 4 Januari 2008
Nama
: Wiji Lestari
Jabatan
: Wakil Ketua Tim Koordinasi dan Fasilitasi P2KP-DT Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006
Tantri (T)
: Apakah semua pihak bertanggung jawab dan melaksanakan pekerjaannya? Dan apakah kerangka kelembagaan berfungsi dengan benar?
Wiji (W)
: Peran provinsi itu memang sebagai fasilitator. Kita mengkoordinasikan hubungan pusat dengan kabupaten. Tapi juga mengawasi kegiatan. Laporan kabupaten juga lewat kita dulu. Menurut saya semuanya berjalan lancar. Kerangka kelembagaan ya bagus. Semua berjalan dengan baik.
T : Apakah sosialisasi berjalan dengan baik dan benar? W : Iya. Kita jadi ada penyamaan persepsi. Tim pusat menjelaskan konsep programnya bagaimana. Kita memfasilitasi pertemuannya. Kabupaten mengundang KMUP sebagai peserta inti. T : Lalu apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan baik? W : Kami juga mengawasi pelatihan ini. Kabupaten yang mengatur semuanya. Yang hadir ya KMUP itu. T : Kemudian apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? W : Waktu sosialiasi dan workshop itu mereka memang antusias. Pemahamannya juga baik. T : Apa Tim Koordinasi dan Pengendali Kabupaten bekerja dengan baik? W : Baik, ya. Pasti ada kelemahannya tapi secara keseluruhan kerjanya bagus. Timnya kan terdiri dari banyak dinas. Jadi untuk program ini sebenarnya susah juga. Maksudnya untuk koordinasi antaranggota. Tapi ini sudah bagus sekali ya. T : Apakah Tim Provinsi mengerti proses lelang dan penerimaan? W : Iya, saya lihat korannya Jawa Post kalau tidak salah pengumumannya. Setelah peserta lelang mendaftar, ada seleksinya untuk melihat siapa yang paling bagus. Setelah diumumkan pemenangnya, kemudian mereka diberi waktu untuk menyiapkan komoditinya itu. Setelah itu dicek kelengkapan dan kondisinya, baru diserahkan ke KMUP. T : Bagaimana dengan Tenaga Pendamping? W : Tenaga pendampingnya ini memang bukan orang pemerintah. Syaratnya juga terpenuhi semua, ada seleksi dan wawancaranya. Mereka orang Gunungkidul, lulusan S1, di bawah 40 tahun. T : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? W : Ini urusan tenaga pendamping untuk pastinya. Tapi paling tidak sekali sebulan tenaga pendamping melihat langsung ke lapangan agar KMUP tidak jalan di tempat. Jadi selalu ditanya keadaannya. T : Apakah Tenaga Pendamping sudah melaksanakan tugasnya dengan baik? W : Baik sekali. Kerjanya bisa sampai malam. Medannya itu kan susah sekali kalau dilihat langsung. Luar biasa mereka mau menempuh itu setiap hari. Pengetahuan mereka tentang Gunungkidul juga bagus. Jadi mereka kompeten dan sanggup menjalankan tugasnya dan juga sungguh-sungguh mau kerja.
219
T : Apakah dana bantuan mencukupi? W : Ya cukuplah. T : Apakah dana bantuan disalurkan dengan benar? W : Iya ini benar karena ada pejabat yang dari pusat juga tim pengadaan dan penerimaan yang harus tanda tangan. Tim kabupaten juga orangnya banyak jadi bisa ikut mengontrol. T : Apakah Tenaga Pendamping memilih kelompok penerima manfaat? W : Iya. Mereka harus mampu memelihara komoditi itu lebih baik dari anggota lainnya. Ini supaya hasilnya bagus dan bisa dilimpahkan ke anggota lain yang belum dapat bantuan. T : Bagaimana Tenaga Pendamping memberikan latihan pengelolaan? W : Ini bisa di kantor KMUP masing-masing. Nanti tenaga pendamping menginformasikan pengetahuan pengelolaan komoditi yang benar. Mereka biasanya mencatat untuk dipelajari lagi. T : Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya sesuai alokasi? Apakah berguna dan mencukupi? W : Iya berguna. T : Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? W : Sudah banyak ya. Biasanya bisa ke Klaten atau di Gunungkidul sendiri juga ada. Yogya juga ada. Sudah banyak yang mau menyalurkan. T : Apakah KMUP Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari menerima kambing jawa? Bagaimana kondisinya sekarang? W : Kondisinya baik. Sudah ditukarkan dengan kambing yang lebih sehat dan besar. Tapi sepertinya belum banyak yang beranak. T : Apakah KMUP Gedangsari menerima bibit lele dumbo? Bagaimana kondisinya sekarang? W : Kondisinya bagus dan sudah panen. Lele dumbo itu banyak peminatnya. Peternak itu bisa kekurangan untuk panen. Banyak yang meminta untuk beli. T : Apakah KMUP Gedangsari menerima pakan lele dumbo? Apakah membantu? W : Iya. T : Apakah KMUP Girisubo menerima kapal ikan 15 GT? W : Tidak. Ini masalah yang lebih dimengerti orang kabupaten. T : Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna? W : Iya ini untuk membeli barang-barang keperluan kelompok. Contohnya alat tulis dan alat untuk pertemuan rutin. T : Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna? W : Iya ini juga berguna. T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? W : Saya kurang paham tapi mitra produksi itu sepertinya tidak ada karena mereka belum sebegitu besarnya. Masih bisa diurus sendiri. Mungkin ke depannya nanti perlu ada. T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? W : Belum banyak. Apalagi KMUP masih banyak yang kecil-kecil. Sudah ada yang coba mengajukan proposal tapi masih tahap awal. Belum ada respon. T : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-DT?
220
W : Iya. Bisa dilihat dari pengetahuan mereka tentang usaha produksi yang sudah lebih baik. Area pemasarannya juga lebih luas. Pengaruh dari program ini ya ada. T : Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut? W : Rencana Tindak Lanjut ini hasil dari rembugan anggota untuk langkah KMUP di masa depan. Apa yang mereka mau untuk KMUP, langkah-langkah apa yang sebaiknya dilakukan. Masa berlakunya ya sekitar 4-5 tahun ya. Rencana jangka pendeknya juga ada. T : Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan? W : Ini juga bagian dari langkah-langkah itu. Strategi mereka biasanya ya tentang rencana investasi agar usaha jadi lebih besar. Pemasaran juga maunya kemana saja. T : Apakah Tim Pusat mengawasi persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? W : Kadang mereka juga suka langsung berkunjung tanpa bilang ke kita. Sudah berapa kali ya? Cukup sering lah. T : Apakah Tim Provinsi mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? W : Kita kira-kira tiap 3 bulan. Karena kita juga punya pekerjaan lain ya. Jadi memang tidak di tiap tahapan itu. Kira-kira awal dan akhir lah untuk melihat kelancaran proses pelaksanaan. T : Apakah Tim Provinsi melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? W : Laporan itu barengan dengan kabupaten tiap tahapan. Nanti dikirim ke pusat. T : Apakah Tim Kabupaten mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? W : Setiap bulan pasti tim kabupaten mengontrol semua pelaksanaan program. Yang paling pegang kendali itu ya tim kabupaten. Di semua proses mereka kontrol penuh. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Provinsi? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? W : Tim kabupaten itu melapor dalam bentuk buku laporan per tahapan ke provinsi. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? W : Iya sama saja. Buku itu nantinya diteruskan ke pusat. T : Apakah Inspektorat KNPDT mengawasi seluruh kegiatan? Sejauh apa? W : Iya. Memantau saja kondisi lapangan apakah semuanya lancar dan benar. T : Apakah sistem ini berfungsi dengan baik dan berguna bagi perbaikan impelementasi kegiatan? W : Ya berguna. T : Apakah Tim Pusat memantau pelaksanaan tiap 3 bulan? W : Pusat memantau biasanya per tahapan agar jelas juga merekanya. Tapi mungkin juga mereka memantau sendiri tanpa koordinasi dulu ke kita. T : Apakah Tim Pusat mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? W : Evaluasi itu ya langsung dilakukan kalau dilihat ada yang menyimpang dari konsep di lokasi. KMUP juga pasti minta masukan kalau ada kunjungan.
221
T : Apakah Tim Provinsi memantau pelaksanaan tiap bulan? Sejauh apa? W : Kita bisanya per 3 bulan seperti tadi. Kita juga melihat kalau ada yang menyimpang dari konsep ya diperbaiki. T : Apakah Tim Provinsi mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? W : Iya sama seperti sebelumnya. T : Apakah Tim Provinsi memverifikasi laporan Tim Kabupaten tiap bulan? W : Sebelum dikirim ke pusat pasti kita verifikasi dulu. T : Apakah Tim Kabupaten memantau pelaksanaan per bulan? Sejauh apa? W : Mereka juga mengevaluasi pelaksanaan kalau dilihat ada yang salah. Biasanya per bulan dikunjungi. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkan pelaksanaan ke Tim Provinsi dan Tim Pusat tiap bulan? W : Iya per tahapan pelaksanaan. T : Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat Gunungkidul? W : Gunanya ya meningkatkan pendapatan dan membuat masyarakat jadi lebih aktif dalam berusaha. Kalau untuk masyarakat Gunungkidul ya belum terlalu terlihat. Tapi di sekitar lokasi pelaksanaan ya sudah terlihat. T : Apakah kelebihan /kekurangan P2KP-DT di tahun 2006? W : Semua program ya pasti bagus. Kalau program ini bagusnya karena tiap wilayah berbeda komoditinya jadi fokusnya lebih spesifik. Kekurangannya ya koordinasinya masih kurang antartingkat dan antaranggota. T : Saran untuk P2KP-DT di tahapan selanjutnya atau masa yang akan datang? W : Paling untuk koordinasinya yang harus ditingkatkan.
222
XIV. Tanggal
: Jumat, 4 Januari 2008
Nama
: H. Eko Subiantoro, SH
Jabatan
: Ketua Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
Tantri (T)
: Apakah semua pihak bertanggung jawab dan melaksanakan pekerjaannya? Dan apakah kerangka kelembagaan berfungsi dengan benar?
Eko (E)
: Semua pihak betul melaksanakan pekerjaannya. Kalau untuk di kabupaten sendiri, kita sudah menyelesaikan semuanya. Pekerjaan juga tidak ada yang dilimpahkan ke pihak lain, contohnya seperti di provinsi atau pusat. Jadi semuanya bisa selesai tepat waktu lah. Kerangka kelembagaan juga dari pusat sampai kabupaten ini berfungsi dengan baik, tidak ada yang beda dari tupoksi.
T : Apakah peran tiap pihak di sosialisasi terlaksana dengan baik? E : Kita yang menyelenggarakan sosialisasinya dengan bantuan koordinasi dari provinsi. Materi itu langsung dari pusat, mereka datang kesini. KMUP juga kita undang untuk mendengarkan penjelasan ini karena ini tahap awal sekali. T : Lalu apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan baik? E : Ini juga kita yang menyelenggarakan. Materinya kita dapatkan dari berbagai sumber, seperti dari dinas yang berkaitan, peternakan dan perikanan. Ini supaya KMUP mengerti teknik-teknik awal untuk membudidayakan komoditi itu. T : Kemudian apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? E : Bisa ya, karena sudah ikut sosialisasi dan workshop. Itu sudah dijelaskan semua disitu. T : Apa Tim Koordinasi dan Pengendali Kabupaten bekerja dengan baik? E : Sudah cukup baik ya, melihat kondisi yang ada. Dengan banyaknya keterlibatan orang dari berbagai dinas, kita sudah kerja sampai malam. Lembur begitu. Supaya pekerjaannya selesai. T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat pengumuman lelang? E : Di sekitar Gunungkidul sudah ditempel dan juga ada di koran-koran. T : Apakah Tim Pengadaan Barang melakukan seleksi pendaftar lelang? E : Harus ada lelangnya, supaya adil pemenangnya yang paling berkualitas. Tapi kita juga menunggu kalau ada sanggahan kita terima. T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat kontrak dengan pemenang? E : Kalau sudah tidak ada sanggahan, ya kita buat kontrak dengan pemenang yang kita tentukan. Kontraknya itu untuk pengadaan bantuan kambing, lele, dan kapal. T : Apakah Tim Penerimaan Barang mengecek spesifikasi barang? Bagaimana dan dimana? E : Kan kita kasih tenggat waktu sampai kapan barang itu harus selesai, kalau sudah siap, nanti tim penerimaan ini yang mengecek kualitas barangnya apa siap untuk diserahkan ke KMUP. Diceknya ya di tempat barang itu disimpan. T : Apakah Tim Penerimaan Barang menandatangani berita acara serah terima? E : Kalau barangnya sudah siap diserahkan, ya berita acara ini ditandatangani oleh pemborong dan tim penerimaan. Nanti mereka mengawasi penyerahan barang ke KMUP.
223
T : Apakah lelang dan penerimaan dilakukan oleh orang-orang yang berbeda? Buktinya apa? E : Iya harus beda untuk mencegah kecurangan. Buktinya ya bisa dilihat dari berkas dan dokumen lelang sama penerimaan kan kelihatan orang-orangnya beda. T : Apakah Tenaga Pendamping bukan aparat pemerintah? E : Bukan, dia tadinya wiraswasta dan profesional. T : Apakah Tenaga Pendamping lulusan minimal D3? E : Iya, lulusan S1. Pak Martin itu insinyur pertanian dari UGM. Pak Agung dari bidang manajemen. T : Apakah Tenaga Pendamping lulus seleksi? Seleksinya seperti apa? E : Ada tes tertulisnya lalu wawancara. Yang diuji itu tentang keahliannya masing-masing sama tentang kabupaten ini sendiri sejauh apa mereka menguasainya. T : Apakah Tenaga Pendamping tinggal di Gunungkidul? E : Ya, keduanya tinggal di Gunungkidul sini. T : Apakah Tenaga Pendamping berusia di bawah 40 tahun? E : Keduanya di bawah 40 tahun. T : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? E : Untuk per kecamatannya itu 4 kali, jadi kalau ditotal 20 kali. Ada 5 kecamatan. Ini untuk yang dari kabupatennya. Tapi kalau dari tenaga pendamping itu minimal sekali sebulan. Jadi sebulan saja sudah 17 kali. Belum kalau lebih dari sekali sebulan. T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP? E : Lewat pertemuan dan diskusi bulanan itu. Pak Agung yang ahli di bidang pengaturan keuangan ini. Jadi KMUP dibimbing cash flow yang efektif dan efisien bagaimana. T : Bagaimana Tenaga Pendamping memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota? E : Pas dana itu sampai, nanti dari ketua disalurkan lagi ke anggota-anggotanya. Tenaga pendamping tugasnya memastikan dana itu sampai dengan benar dan tidak ada yang dipotong. Dipastikan saja neracanya seimbang. T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina usaha pembangunan kawasan produksi? E : Lewat pertemuan itu juga. Tenaga pendamping memantau kekurangan kawasan produksi itu apa. Apa kandangnya kurang memadai, kolamnya kurang besar, atau kondisi dermaganya tidak mendukung. Perbaikan apa yang bisa dilakukan. T : Apakah Tenaga Pendamping memberikan informasi tentang pasar? E : Pasar itu sudah banyak di sekitar Gunungkidul ini. Tenaga pendamping tinggal cari mana yang lebih bagus. Kalau bisa memang areanya yang lebih besar lagi supaya KMUPnya juga berkembang. T : Apa saja informasi perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan Tenaga Pendamping? E : Banyak, misalnya pembudidayaan bibit lele dumbo yang lebih berkualitas, terus juga pakan kambing yang bagus. Bidang-bidang seperti itu. T : Apakah Tenaga Pendamping membuat daftar kunjungan?
224
E : Ada, tiap bulan kita dikirimkan daftar kunjungan tenaga pendamping selama sebulan kemana saja dan apa kegiatannya. T : Apakah Tenaga Pendamping membuat laporan ke Tim Koordinasi dan Kabupaten tiap akhir bulan? E : Ini juga hampir sama ya bedanya ini bentuk laporannya. Kalau daftar kunjungan itu kan seperti notulensinya. Ini tiap bulan juga diberikan ke kita terus nanti dikumpulkan jadi satu semua. T : Apakah Tenaga Pendamping sudah melaksanakan tugasnya dengan baik? E : Baik sekali ya, ini dedikasi yang luar biasa menurut saya. Karena banyak hal yang dia lakukan, padahal harusnya tidak sampai seperti itu tugasnya. Mereka berdua itu memang orang yang tepat karena pemahaman medannya bagus. Sudah ahli di bidangnya dan ditambah lagi karena mereka orang sini jadi ada keterikatan daerah yang tinggi. Makanya kerjanya juga bagus karena mereka ingin memajukan wilayah ini juga. T : Apakah dana bantuan mencukupi? E : Diperhitungkan sudah cukup untuk 5 kecamatan itu. T : Apakah dana bantuan disalurkan dengan benar? E : Iya, bisa dilihat dari dokumennya semua benar. T : Apakah Tenaga Pendamping memilih kelompok penerima manfaat? E : Rata-rata setiap KMUP ada 8 orang lebih yang jadi penerima manfaat. Tenaga pendamping nanti dibantu untuk menyeleksi berdasarkan kriteria. Mereka harus bagus pengelolaannya karena ini bantuan pemerintah jadi harus benar orangnya. T : Bagaimana Tenaga Pendamping memberikan latihan pengelolaan? E : KMUP biasanya aktif untuk latihan pengelolaan ini karena ini yang mereka kerjakan tiap hari. Tips-tips dari tenaga pendamping biasanya banyak berguna. T : Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya sesuai alokasi? Apakah berguna dan mencukupi? E : Ya harus dicukup-cukupkan. Tapi kita salurkan ini dengan benar. T : Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? E : Ada, di desa mereka sendiri biasanya ada yang menampung. Dipasarkannya di daerah sekitar sini juga. Tapi kita tidak menutup kemungkinan untuk pemasaran yang lebih luas. T : Apakah KMUP Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari menerima kambing jawa? Bagaimana kondisinya sekarang? E : Iya. Kondisinya baik dan sudah ditukarkan dengan kambing yang lebih besar. T : Apakah KMUP Gedangsari menerima bibit lele dumbo? Bagaimana kondisinya sekarang? E : Iya. Kondisinya sudah digulirkan untuk bibit-bibit baru lagi. T : Apakah KMUP Gedangsari menerima pakan lele dumbo? Apakah membantu? E : Iya, membantu. T : Apakah KMUP Girisubo menerima kapal ikan 15 GT? E : Belum. Ya penyebabnya ada beberapa. Penyebab utamanya mungkin karena keegoisan beberapa pihak, jadi kita juga susah mau menyelesaikan pekerjaan. Ini karena ada beberapa orang di tim pengadaan yang agak menyimpang dari konsep awal.
225
T : Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna? E : Iya sangat berguna T : Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna? E : Ya sangat berguna. T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? E : Sepertinya tidak ada, karena sejauh ini KMUP itu belum sampai level sebesar itu. Untuk pengembangan produksinya masih dalam manajemen KMUP itu sendiri. T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? E : Ada, dari pihak swasta tapi masih di dalam lingkup Gunungkidul juga. T : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-DT? E : Ada, kemajuannya ditandai dengan peningkatan ilmu dan jumlah produksi. Yang sebelumnya masih sangat tradisional sekarang pengelolaannya mulai bersifat profesional. Ini ya pengaruh dari P2KP-DT. T : Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut? E : Ada, isi rencana ini ya profil KMUP terus juga arah pengembangan di masa depannya apa. Langkah KMUP ini ke depan apa saja. Ini dihasilkan dari kesepakatan bersama para anggota lewat rapat-rapat mereka. T : Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan? E : Strategi ini ada yang intern dan ekstern. Isinya juga kebijakan mereka untuk masa depan setelah adanya bantuan ini mau apa lagi. Misalnya pengaturan keuangannya pakai sistem baru, terus ada mitra pengembangan produksinya juga. T : Apakah Tim Pusat mengawasi persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? E : Cukup sering kalau dilihat mereka dari pusat. Di semua tahapan mereka pernah survei lapangan. T : Apakah Tim Provinsi mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? E : Mereka pernah 2 kali ke lapangan. Memang perannya tidak terlalu banyak jadi pengawasannya juga sedikit. T : Apakah Tim Provinsi melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? E : Ya dilaporkan lewat buku laporan per tahapan. T : Apakah Tim Kabupaten mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? E : Kalau tim kabupatennya sendiri paling tidak di setiap proses pernah mengontrol ke lapangan. Sekitar 4 kali di tiap kecamatan. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Provinsi? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? E : Ini laporan juga seperti tim provinsi.
226
T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? E : Iya, sama juga laporannya. T : Apakah Inspektorat KNPDT mengawasi seluruh kegiatan? Sejauh apa? E : Iya, 2 kali. Jadi itu sebenarnya bukan keseluruhan kegiatan ya. Tapi itu sudah bagus. Mereka melihat perkembangan program saja. T : Apakah sistem ini berfungsi dengan baik dan berguna bagi perbaikan impelementasi kegiatan? E : Ya, sangat berguna. T : Apakah Tim Pusat memantau pelaksanaan tiap 3 bulan? E : Karena berbenturan dengan anggaran, jadinya tim pusat datang per tahapan. Malah lebih sering dari 3 bulan. Beda memang dari pedomannya. T : Apakah Tim Pusat mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? E : Langsung berguna, ini masukan untuk kabupaten. Karena mereka tahu pasti isi pedoman, jadi ada yang salah pasti diperbaiki. T : Apakah Tim Provinsi memantau pelaksanaan tiap bulan? Sejauh apa? E : Tim provinsi memantaunya per triwulan karena perannya yang hanya sebagai fasilitator jadi tidak terlibat banyak. T : Apakah Tim Provinsi mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? E : Iya, Tim Provinsi juga tetap mengevaluasi kalau ada kesalahan. T : Apakah Tim Provinsi memverifikasi laporan Tim Kabupaten tiap bulan? E : Tidak, tapi per tahapan. T : Apakah Tim Kabupaten memantau pelaksanaan per bulan? Sejauh apa? E : Iya, per bulan kita pantau langsung ke lokasi. Pemantauannya ya intens seperti tim-tim lainnya. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkan pelaksanaan ke Tim Provinsi dan Tim Pusat tiap bulan? E : Laporan ini kita kirimkan per tahapan. T : Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat Gunungkidul? E : Manfaatnya banyak, tapi kalau di tahun pertama ya masih sebatas di sekitar lokasi program di kecamatan-kecamatan itu. Masyarakat jadi
terpacu untuk mengembangkan bantuan.
Kesejahteraan masyarakat juga sedikit-sedikit meningkat. T : Apakah kelebihan /kekurangan P2KP-DT di tahun 2006? E : Kelebihan program ini ya untuk peningkatan kesejahteraan dan menghapus ketertinggalan kita. Kalau kekurangannya mungkin kurang persamaan persepsi dan ada perbedaan dari program awal yang disepakati bersama semua pihak. T : Saran untuk P2KP-DT di tahapan selanjutnya atau masa yang akan datang? E : Ya ditingkatkan lagi saja kerjasama semua pihak yang ada. Untuk kapal juga supaya bisa dilaksanakan dengan lebih baik lagi.
227
XV. Tanggal
: Jumat, 4 Januari 2008
Nama
: Sumpono, SE
Jabatan
: Bendahara Program P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
Tantri (T)
: Apakah semua pihak bertanggung jawab dan melaksanakan pekerjaannya? Dan apakah kerangka kelembagaan berfungsi dengan benar?
Sumpono (S) : Saya pikir iya. Untuk tim yang orang-orangnya beda-beda seperti ini, semua pihak cukup bertanggung jawab. Sepengetahuan saya tidak ada yang melimpahkan pekerjaannya ke pihak lain. T : Apakah peran tiap pihak di sosialisasi terlaksana dengan baik? S : Baik. Sudah ada sosialisasi terdahulu ya supaya semua pihak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Di sosialisasi ini yang diundang KMUP untuk mendengar penjelasan dari pusat. Terus provinsi dan kabupaten membantu mengundang KMUP. T : Lalu apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan baik? S : Ini juga baik. Kita kumpulkan dulu materi apa yang mereka bisa ambil manfaatnya. Terus pelatihan ini di kecamatan sama KMUP yang akan dapat bantuan. T : Kemudian apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? S : Iya, mereka mengerti. T : Apa Tim Koordinasi dan Pengendali Kabupaten bekerja dengan baik? S : Ya, baik. Pekerjaan yang diberikan di pedoman itu dilaksanakan semua. Ada sedikit kekurangan tapi dibandingkan dengan keseluruhannya sepertinya sudah sangat baik untuk tim yang isinya dari berbagai elemen berbeda ya kerjanya itu sudah sangat baik. T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat pengumuman lelang? S : Ya, supaya pemborong-pemborong yang ada itu tahu kalau mau ada lelang. T : Apakah Tim Pengadaan Barang melakukan seleksi pendaftar lelang? S : Ya, untuk semua jenis komoditi harus diseleksi dulu. T : Apakah Tim Pengadaan Barang membuat kontrak dengan pemenang? S : Ya, ini kontrak dengan pemenang lelang dari tiap komoditi. T : Apakah Tim Penerimaan Barang mengecek spesifikasi barang? Bagaimana dan dimana? S : Ya, yang dicek itu jumlahnya, kualitasnya. Tempatnya di tempat karantina sama bengkel kapal. T : Apakah Tim Penerimaan Barang menandatangani berita acara serah terima? S
: Iya, waktu komoditi itu diserahkan ke KMUP ada tim penerimaan yang mengawasi. Setelah diserahkan, ya berita acara ditandatangani sebagai bukti.
T : Apakah lelang dan penerimaan dilakukan oleh orang-orang yang berbeda? Buktinya apa? S : Iya, buktinya bisa di foto atau dokumen lelang dan berita acara serah terima. T : Apakah Tenaga Pendamping bukan aparat pemerintah? S : Bukan. T : Apakah Tenaga Pendamping lulusan minimal D3? S : Pak Martin insinyur pertanian, sedangkan Pak Agung sarjana manajemen. T : Apakah Tenaga Pendamping lulus seleksi? Seleksinya seperti apa?
228
S : Lulus. Seleksinya ditanya keahliannya di bidang-bidang yang berkaitan dengan program. T : Apakah Tenaga Pendamping tinggal di Gunungkidul? S : Pak Martin dan Pak Agung dua-duanya tinggal di Karangmojo, Gunungkidul. T : Apakah Tenaga Pendamping berusia di bawah 40 tahun? S : Iya, di bawah 40 tahun semua. T : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? S : Kalau totalnya 20 kali. Kalau untuk tenaga pendamping ada fasilitasi tambahan tiap bulan langsung ke KMUPnya. Kalau dari tim kabupaten dikumpulkan di kecamatan saja. T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP? S : Melalui diskusi dan pelatihan. Nanti ditanya apa ada kesulitan dalam mengatur keuangan. Sebaiknya bagaimana itu aliran dananya supaya labanya maksimal dan tidak rugi. T : Bagaimana Tenaga Pendamping memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota? S : Dipantau langsung dari mulai dana diserahkan ke ketua. Terus waktu dibagikan bagaimana pembagiannya, apakah adil dan jujur. T : Bagaimana Tenaga Pendamping membina usaha pembangunan kawasan produksi? S : Lewat pelatihan bulanan. Ini maksudnya supaya kawasan produksi yang dibangun bagus dan bisa menarik investor juga di masa depan. T : Apakah Tenaga Pendamping memberikan informasi tentang pasar? S : Tenaga pendamping cari info dulu tentang pasar yang berpotensi. Lalu diinformasikan ke KMUP. Ini supaya pendapatan dan networking nya lebih bagus. T : Apa saja informasi perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan Tenaga Pendamping? S : Tenaga pendamping cari info lewat dinas-dinas terkait soal perkembangan teknologi apa yang sekarang ini untuk komoditi itu lalu nanti diinformasikan ke pengurus KMUP. T : Apakah Tenaga Pendamping membuat daftar kunjungan? S : Ya. T : Apakah Tenaga Pendamping membuat laporan ke Tim Koordinasi dan Kabupaten tiap akhir bulan? S : Ya, laporan per bulan ini nanti dikompilasi. T : Apakah Tenaga Pendamping sudah melaksanakan tugasnya dengan baik? S : Sudah sangat baik. Dilihat dari segi ilmu mereka berpengalaman di bidangnya. Kerjanya juga tidak pilih wilayah, karena semua wilayahnya cukup susah. Di bidang budidaya sama keuangan mereka sudah sangat membantu KMUP. T : Apakah dana bantuan mencukupi? S : Ya, cukup. T : Apakah dana bantuan disalurkan dengan benar? S
: Iya, ini benar.
T : Apakah Tenaga Pendamping memilih kelompok penerima manfaat?
229
S : Ya, totalnya itu ada 155 orang. Caranya dari 17 KMUP itu dipilih orang-orang yang mampu mengelola bantuan ini dengan baik, terus juga mampu untuk menggulirkan hasil bantuan itu ke anggota KMUP lain. T : Bagaimana Tenaga Pendamping memberikan latihan pengelolaan? S : Kalau pertemuan bulanan itu nanti diberitahu cara mengelola komoditi yang baik sesuai ilmuilmunya. Kebanyakan KMUP ini belum tahu cara mengelola yang baik itu seperti apa. Sudah tahu sedikit tapi kan mereka senang dapat tambahan pengetahuan seperti ini. T : Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya sesuai alokasi? Apakah berguna dan mencukupi? S : Tidak ada itu bantuan teknis manajemen usaha budidaya. Yang ada cuma komoditi sama penyiapan usaha. Itu saja. T : Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? S : Ya, tapi masih di level sekitar sini saja. T : Apakah KMUP Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari menerima kambing jawa? Bagaimana kondisinya sekarang? S : Ya, kondisinya sehat dan dikelola dengan baik. T : Apakah KMUP Gedangsari menerima bibit lele dumbo? Bagaimana kondisinya sekarang? S : Ya, sudah tebar bibit lagi. Jadi yang bantuan itu sudah dijual. T : Apakah KMUP Gedangsari menerima pakan lele dumbo? Apakah membantu? S : Sangat membantu. T : Apakah KMUP Girisubo menerima kapal ikan 15 GT? S : Tidak. Uang untuk kapal ini sebenarnya bisa turun kalau tim pengadaan itu tidak terlambat menandatangani berkasnya. Penyebabnya ya dari waktu juga dari orang-orangnya sendiri yang kurang cepat menangani masalah. T : Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna? S : Ini jumlahnya tiap KMUP Rp 750.000. Ini digunakan untuk menyiapkan kelembagaan KMUP supaya lebih profesional. T : Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna? S : Dana bantuan pengelolaan usaha komoditi ini juga tidak ada. Untuk mengelola hariannya mereka dengan dana sendiri. T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? S : Setahu saya tidak ada, karena KMUP ini masih taraf berkembang. Belum perlu bantuan pihak luar untuk manajemennya. T : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? S : Kebanyakan tidak ada karena ya KMUP ini masih taraf berkembang. Beberapa ada yang sudah mengajukan proposal tapi kemajuannya masih belum tahu. T : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-DT? S : Memang benar ada kemajuan. Contohnya seperti penambahan kolam lele. Terus penukaran kambing yang lebih besar. Ini bisa dibilang pengaruh pengetahuan baru dari latihan pengelolaan P2KP-DT.
230
T : Apakah KMUP memiliki Rencana Tindak Lanjut? S : Ada. KMUP menyusun ini sebagai bukti kalau mereka juga ada usaha untuk lebih maju lagi. T : Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan? S
: Iya. Strategi ini seperti rencana juga.
T : Apakah Tim Pusat mengawasi persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? S : Sudah pernah sekitar 5 kali. Mereka selalu mengkoordinasikan semua kegiatan apa lancarlancar saja. Dilihat apa ada yang kurang dari pedoman. T : Apakah Tim Provinsi mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? S : Tim provinsi pernah sekitar 2 kali untuk melihat kondisi. Mereka tidak sering. T : Apakah Tim Provinsi melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? S : Ada laporannya. T : Apakah Tim Kabupaten mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? S : Ya, 4 kali tiap kecamatan di tiap tahapan. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Provinsi? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? S : Sama, ada laporannya. T : Apakah Tim Kabupaten melaporkannya ke Tim Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? S : Ini juga dengan laporan yang sama. T : Apakah Inspektorat KNPDT mengawasi seluruh kegiatan? Sejauh apa? S : Dua kali. Awal dan akhir program. T : Apakah sistem ini berfungsi dengan baik dan berguna bagi perbaikan impelementasi kegiatan? S : Ya. T : Apakah Tim Pusat memantau pelaksanaan tiap 3 bulan? S : Lebih ya. Di tahun 2006 itu pernah 5 kali. T : Apakah Tim Pusat mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? S : Memang tidak sedetail itu. Tapi mereka kasih tahu kalau ada kesalahan. KMUP melihatnya ini sebagai masukan berarti. Apalagi karena ini orang dari pusat. Jadi sepertinya mereka lebih memperhatikan lagi. T : Apakah Tim Provinsi memantau pelaksanaan tiap bulan? Sejauh apa? S : Tidak. Mereka ini tiap 3 bulan. T : Apakah Tim Provinsi mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? S : Sama seperti tim pusat juga pasti ada evaluasi kalau ada yang kurang. T : Apakah Tim Provinsi memverifikasi laporan Tim Kabupaten tiap bulan? S : Tidak, per tahapan. T : Apakah Tim Kabupaten memantau pelaksanaan per bulan? Sejauh apa?
231
S
: Iya. Kita juga sampai evaluasi.
T : Apakah Tim Kabupaten melaporkan pelaksanaan ke Tim Provinsi dan Tim Pusat tiap bulan? S : Tidak, per tahapan. T : Apakah P2KP-DT di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat Gunungkidul? S : Ya berguna. Kegunaannya itu pertama ya memberikan tambahan ilmu buat peternak dan nelayan. Kedua itu ya peningkatan produksi. Ketiga ya masyarakat sekitarnya juga bertambah kesejahteraannya. Keempat ya secara keseluruhan ada semangat baru untuk mengangkat kemiskinan di daerah Gunungkidul. T : Apakah kelebihan /kekurangan P2KP-DT di tahun 2006? S : Kalau dari saya sendiri kekurangannya ya kalau ada masalah jangan sampai menyulitkan semuanya. Karena program ini menyangkut orang banyak. T : Saran untuk P2KP-DT di tahapan selanjutnya atau masa yang akan datang? S : Yang pertama itu mungkin daerahnya bisa lebih banyak. Dan orang-orangnya harus lebih bisa kerjasama. Kedua itu harus ingat kalau ini untuk mengangkat kemiskinan jadi jangan ada yang curang.
232