Edisi JULI 2014
DAFTAR ISI 03 07 12 18
EDITORIAL
Ekonomi Kreatif Indonesia Baru PENDIDIKAN
Pembelajaran berbasis proyek untuk Industri kreatif SOSOK
Mengenal Lebih Dalam Sektor Musik Dalam Industri Kreatif LIPUTAN
Program Industri Kreatif Bidang Teknologi Informasi Ala Jokowi Dan Prabowo BUDAYA
23
Pengembangan (Budaya) Musik dalam Zona Industri Kreatif
27
TEKNOLOGI
31
Aplikasi Logaritma dalam Audio-Akustik TUTORIAL
Pengenalan Software Band in a Box
PEMIMPIN UMUM Hanny Setiawan TIM AHLI Erie Setiawan Toni Maryana Oriana Tio Parahita N. Satriyo Wibowo Budi Pasadena Yesaya Whisnu Wardhana Yusak Ferianto Tommy Yedija Luwis CREATIVE DESIGNER Mawar Oky KONTRIBUTOR Nabila Inaya Janati KONTAK IKLAN Kezia Yenny KRITIK DAN SARAN
[email protected] Telepon (0271) 622345
COMPUSICIAN MAGAZINE
EDITORIAL
Ekonomi Kreatif Indonesia Baru [ Hanny Setiawan ]
9
Juli 2014 Indonesia akan memilih presiden dan wakil yang baru. Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta adalah pilihan yang ada. Tidak ada pilihan yang lain. Yang menarik dari pemilihan kali ini adalah dukungan yang luar biasa dari pelaku-pelaku kreatif ke masingmasing kubu terutama kubu Jokowi-JK. Mulai dari musisi, flash mob, desainer, animasi, videographer, jurnalis warga, game, dan yang lain seakan berlomba kreatif satu dan yang lain. Tidak mengherankan Jokowi-JK lebih unggul dukungan dari pelaku kreatif karena memang Jokowi-JK lebih memperhatikan industri kreatif ini di visi-misinya. Terutama dalam visi besar Jokowi-JK Revolusi Mental tersirat bahwa Jokowi-JK lebih fokus ke SDM (Sumber Daya Manusia) sementara Prabowo-Hatta ke SDA (Sumber Daya Alam). Ekonomi kreatif berpusat kepada IDE Manusianya. Sebab itu faktor MANUSIA harus menjadi yang utama apabila mau mengembangkan ekonomi kreatif. Dengan penduduk Indonesia yang mendekati ¼ milyar
dan prediksi Bonus Demografi di 2025, pendekatan manusia untuk masa depan lebih tepat daripada pendekatan sumber daya alam yang sangat feodal. Apakah Ekonomi Kreatif? Ekonomi kreatif dengan industri kreatif itu berbeda. Industri kreatif lebih keaplikasi dari ekonomi kreatif, tetapi ekonomi kreatif itu sendiri sebenarnya adalah sebuah konsep besar. Definisi dari indonesiakreatif.net mampu memberikan gambaran tentang ekonomi kreatif sebagai konsep. Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. (gov.industrikreatif.net) Sebagai sebuah konsep, maka dampaknya akan lebih luas daripada sekedar industrinya. Kreatifitas (Cretivity) dan Pengetahuan (Knowledge) harus mampu diterapkan disemua industri bukan hanya industri kreatif. Ini konsep yang luar biasa.
03 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
EDITORIAL
Misalnya, di manufaktur tekstil bagaimana secara kreatif kita bisa bersaing dengan tekstil China maupun India. Mungkin kata yang lebih sering digunakan dalam mengaplikasikan konsep ini adalah Inovasi. Inovasi dari industriindustri yang rigid (kaku) seperti pertanian, perikanan, tambang, dll dapat digunakan untuk menambah nilai (baca: value-added) dari industri tersebut). Pertanyaannya, dapatkah presiden yang baru mengerti dan mau menerapkan hal ini kesemua lini pemerintahan? Creative Management dan Knowledge Managemen harus dikembangkan secara simultan dan strategis. Jokowi-JK dengan ide e-government dan edefense system-nya terlihat jauh lebih bernafsu dengan ekonomi kreatif. Sementara PrabowoHatta berulang kali menekankan kearah meningkatkan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) melalui nasionalisasi kontrak-kontrak strategis. Industri Kreatif Industri kreatif dalam pengertian yang saya adalah segmen industri yang secara langsung menerapkan konsep ekonomi kreatif. Jadi kreatifitas dan pengetahuan benar-benar langsung terwujud dalam segmen industri ini. Contoh : industri musik, software, riset, desainer, kuliner dll. Yang menjadi isu penting untuk dipecahkan dalam industri yang relatif baru ini adalah budaya yang belum terbentuk. Pekerja-pekerja kreatif yang di percaya membentuk kelas pekerja tersendiri cenderung bekerja secara mandiri bahkan mayoritas masih freelance. Dalam sebuah industri Input-Proses-Output sangat dijaga efektifitas dan efisiensinya. Jadi situasi yang paradox ini harus dapat di selesaikan dengan pendidikan dan pelatihan pekerja kreatif yang lebih strategis dan tepat sasaran. Berikut laporan 2006 industri kreatif Indonesia yang mencapai 5,6% dari PDB. Sangat menarik untuk dijadikan data untuk mengambil keputusan-keputusan strategis kedepannya.
Angka yang tidak kecil dan sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan kedepannya. Kita membutuhkan peran serta negara hadir memberikan insentif terhadap industri masa depan ini. Teknologi Digital : Faktor Pendukung Utama Inovasi selalu dibutuhkan bahkan ketika di era pertanian. Tapi harus di mengerti bahwa konsep ekonomi kreatif ini sangat di dorong oleh kemajuan teknologi digital. Internet dengan segala keajaibannya telah mampu mengubah dunia. Pemikir-pemikir seperti Daniel L. Pink, Howard Gardner, dan Thomas L. Friedman mempercayai pentingnya pola pikiri kreatif di jaman digital ini. Bukan hanya sebagai programmer ataupun desainer tapi sebagai inventor yang mampu melahirkan new products untuk kesejahteraan umat manusia.
”
Teknologi digital mendekatkan antara IDE dan REALITAS sehingga semakin menggairahkan penemupenemu muda. Facebook, Twitter, Wordpress, Kompasiana, dan media sosial lainnya telah memperlihatkan kekuatan teknologi digital bukan hanya sebagai supporting tool, tapi stategic tool. 04 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
EDITORIAL
Presiden yang baru yang menganut konsep ekonomi kreatif sebagai sesuatu yang strategis harus memperbaiki infrastruktur digital Indonesia yang pemerintahan SBY tidak begitu tertarik untuk mengerjakaannya. Partnership 21st Century (p21.org) mempercayai telah lahirnya digital native citizen generation yang harus diajar dan difasilitasi dengan cara yang berbeda dari digital immigrant citize. Suatu lompatan katak di industri yang harus di dampingi dengan kebijakan pendidikan yang tepat. Mengembangkan Pola Pikir Kreatif Dalam neuroscience dimengerti bawah pola pikir terbentuk dari suatu kebiasaan yang akhirnya membentuk pola syaraf. Demikian juga dengan pola pikir kreatif tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Harus dilatih dan dibiasakan. Menarik sekali new taxonomy bloom dikembangkan sedemikian rupa untuk mengimplementasikan perkembangan teknologi digital kedalamnya. Hal ini bisa menjadi acuan bagaimana pola pikir kreatif itu tercipta dan terpolakan secara lebih sistemats. Dilain pihak musik sebagai alat untuk mengembangkan pola pikir kreatif sudah tidak diperdebatkan lagi di tataran teori. Yang menjadi permasalahan adalah, secara umum pendidikan musik belum secara sistematis menggunakan new taxonomy bloom dalam kurikulumnya apalagi memasukkan digital variabelnya. Pendidikan musik teknologi atau music technology education sebagai suatu kesimpulan adalah suatu keharusan di masa depan untuk masuk ke era ekonomi kreatif. Bukan saja dibutuhkan untuk mengembangkan industri kreatif secara sempit, tapi mampu menggerakkan ekonomi secara keseluruhan. Selamat datang era ekonomo kreatif, selamat datang Indonesia Baru!
05 Edisi JULI 2014
TELAH HADIR DI INDONESIA
a t n o c
n o s r e p t c
COMPUSICIAN MAGAZINE
PENDIDIKAN
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Industri Kreatif [ Satriyo Wibowo ]
B
agi dunia pendidikan sebuah methode itu sangat penting, dimana ini menjadi proses dalam pembelajaran supaya pemahaman dan materi ajar bisa tersampaikan dengan baik bagi anak didiknya. Banyak sekali metode-metode yang dipakai oleh dunia pendidikan, dari dulu dan bahkan sampai sekarangpun berkembang terus menerus. Disini kita akan membahas salah satu metode yang mulai di kenal dan sudah mulai banyak di pakai oleh setiap pendidik, yaitu Pembelajaran Berbasis Proyek. Kita harus tahu terlebih dahulu apa itu Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dan apa manfaatnya bagi dunia pendidikan musik Dalam metode ini menggunakan proyek atau kegiatan itu sebagai media, contohnya peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Metode ini caranya dengan belajar
;Blumenfeld et.al. (1991) sebagai model belajar berbasis proyek (project based learning) yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada proses relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan mengintegrasikan konsepkonsep dari sejumlah komponen pengetahuan, atau disiplin, atau lapangan studi.
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata, biasanya peserta didik mengalami eskperimental mereka dimana akan menemukan trial and eror dalam mengerjakan proyeknya dan disana mereka belajar memperbaiki apa yang salah dalam pengerjaannya (praktek).
07 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
PENDIDIKAN
Untuk memulai Pembelajaran Berbasis Proyek bisa dengan cara memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing bagi peserta didik, dimana dalam sebuah proyek kolaboratif untuk mengintegrasikan berbagai subjek yang terdapat dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Metode PBL adalah merupakan gambaran dan fakta mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berguna bagi peserta didik dimana proyek yang mereka kerjakan adalah berhubungan dengan dunia nyata dan peluang kerja. Biasanya kita akan di bingungkan dengan implementasi dilapangannya, dan bagaimana metode ini bisa dijalankan di dalam kelas. Perlu kita ingat sebagai para pendidik bahwa “every child is different” dimana masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. ;Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; 2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik; 3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan; 4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan; 5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinue; 6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; 7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan 8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
08 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
PENDIDIKAN
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain berikut ini. 1. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek. 2. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi. 3. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga keterbatasan infrastruktur dan biaya pengelolaan. 4. Kita akan dihadapkan dengan SDM yang harus kreatif dan innovative. Tenaga pengajar menjadi tantangan utama, guru yang mengambil peranan penting. Jika kita mau memakai metode Pembelajaran Berbasis Proyek maka sangat disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton. contoh : - Beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). - Buatlah suasana belajar menyenangkan, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas. Maka dari sudut pandang pendidikan musik itu akan sejalan dengan industri kreatif, dimana bahwa musik menjadi salah satu dari apa yang disebut Ekonomi kreatif. Menurut Howkins, Ekonomi Kreatif terdiri dari periklanan, arsitektur, seni, kerajinan. desain, fashion, film, musik, seni pertunjukkan, penerbitan, Penelitian dan Pengembangan (R&D), perangkat lunak, mainan dan permainan, Televisi dan Radio, dan Permainan Video.
Dari sudut pandang pendidikan musik apa yang bisa dilakukan supaya anak didik kita siap masuk ke industri kreatif? Yaitu dengan Pembelajaran Berbasis Proyek. Berikut contoh proyek yang bisa di kerjakan, yaitu : SONGWRITING PROJECT Siswa diajar untuk membuat lagu karya mereka sendiri, baik secara individu maupun kelompok. Proses kreatif akan muncul saat mereka menyampaikan pesan atau isi hati mereka kedalam sebuah lagu. RADIO JINGLE PROJECT Jingle adalah salah satu media promosi suatu produk melalui lagu dan tematik lirik yang bertujuan untuk menanamkan suatu merk kepada khalayak. Dengan proyek ini siswa akan diajarkan bagaimana membuat jingle menarik agar suatu produk berhasil di pasaran. Eksperiment yang bisa dilakukan adalah siswa terlebih dahulu mendengarkan jingle – jingle popular yang sering diputar dalam media radio dan televisi. Pengajar bertindak sebagai penyedia materi yang hendak disajikan sebagai materi jingle. Selain mengajarkan unsur teknis rekaman jingle, pengajar juga membimbing sebuah konsep isi sebuah jingle. Proyek ini lakukan secara berkelompok. FILM SCORING PROJECT Film adalah kerja kolaboratif terbesar dalam audio visual. Siswa akan diajarkan bagaimana menggabungkan narasi, dialog, sound efek serta membangun kesatuan tiap adegan frame dan audio agar menjadikan tontonan yang menarik. Disini siswa dihadapkan dalam environment kerja pembuatan film professional. Pengajar bertugas sebagai produser film yang bertugas untuk memimpin para siswa agar bekerja sesuai job descriptionnya, siswa dapat berperan sebagai pembuat musik, pembuat sound efek, pengisi narasi bahkan aktor dan aktrisnya.
09 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
PENDIDIKAN
COMMERCIAL PROJECT Proyek yang mengajarkan siswa untuk membuat media CD Audio dari karya musik mereka. CD audio adalah bentuk fisik dari distribusi industri yang masih digunakan hingga sekarang. Siswa mulai memikirkan arransemen lagu yang berupa musik dan lirik, dan menggunakan sumber bunyi instrument asli maupun virtual kedalam proyeknya. Diharapkan siswa mampu mendapatkan pengalaman baru dalam mengenal bentuk dan artwork yang beredar dalam sebuah CD Audio. Masih banyak contoh proyek yang bisa dibuat oleh peserta didik kita, dimana proses kreatif akan mereka dapat saat mereka mengerjakan proyek dan mendapat ilmu saat mencoba dan bereksperimen. Maka dengan adanya metode Pembelajaran Berbasis Proyek ini membantu mempersiapkan peserta didik untuk masuk ke dunia nyata.
10 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
SOSOK
Mengenal Lebih Dalam Sektor Musik Dalam Industri Kreatif [ Yesaya Whisnu ]
W
idi Asmoro adalah seorang Entertainment Manager di sebuah perusahaan teknologi besar, Microsoft untuk kawasanan Asia Tenggara. Perjalanan karirnya dia awali dengan ketertarikannya dengan musik sejak duduk di bangku SMP. Dari membuat mixtape sendiri hingga mendirikan band saat duduk di bangku SMA. Saat kuliah tingkat akhir dimana dia mengambil jurusan Marketing Communication di London School of Public Relation School Jakarta, dia ditawari untuk magang di Sony Music Indonesia yang mengurusi bagian Radio Promotion dan hampir 5 tahun dia mengabdi di Sony Music Indonesia dan berurusan dalam marketing dan promosi artis-artis yang berada dibawah labelnya seperti Sheila on 7, Audy hingga artis internasional seperti Tata Young dan Anggun C Sasmi.
Nusantara Citra (MNC) dan akhirnya hingga saat ini dia berlabuh di Microsof dan menjabat sebagai EM (Entertainment Manager) untuk kawasan ASEAN.
Pada tahun 2008, dia bergabung di sebuah agensi periklanan Starcom Mediavest lalu melanglang ke content provider M-Star serta mencicipi dunia media di RCTI / Media
;Mengenai industri kreatif, pria 33 tahun yang sudah memiliki segudang pengalaman ini memiliki pandangan yang luas soal sektor yang diagendakan Capres no.2 Jokowi ini.
Saat ditanya mengenai industri musik, pria kelahiran Jakarta 22 Febuari 1981 ini memiliki pandangan positif, dia berkata “Dinamika industri musik di Indonesia sangat bagus sekali. Indonesia adalah Negara yang berhasil mengembangkan bisnis musik lewat ringback tone sementara Negara lain tidak bisa. Indonesia pula yang bisa jualan musik lewat gerai restoran sementara Negara lain tidak sedemikiannya. Indonesia adalah market potensial yang bila diibaratkan seperti lahan hijau yang menanti siapapun untuk menanam benih untuk tumbuh.” jelasnya.
12 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
SOSOK
Dalam blognya, http://www.widiasmoro.com/ dia dengan detail menjelaskan posisi musik dalam Industri kreatif. Dalam pandangannya, dia merasa kurangjika musik hanya dilihat sebagai seni hiburan saja tanpa melihat nilai ekonomis yang terbangun dibelakangnya. dia melihat ada 2 hal melihat musik sebagai industri kreatif yang menghasilkan nilai ekonomis: Pertama, musik adalah industri padat karya. Karena untuk sebuah suguhan karya musik baik itu rekaman ataupun di panggung pertunjukan membutuh banyak orang untuk mendukung. Contohlah untuk sebuah album rekaman, selain penyanyi dan pemain band nya dibutuhkan juga produser musik, music director, sound engineer hingga sampai yang membuat design cover. Untuk sebuah panggung pertunjukkan pun juga dibutuhkan peran-peran selain performernya. Mereka biasa disebut sebagai orang yang ada dibalik layar, seperti show director, penata cahaya hingga supir yang mengantar penampil hingga tempat pertunjukkan. Jadi sektor musik ini menyerap banyak sekali tenaga kerja. Kedua, musik adalah industri yang cair. Industri musik bisa masuk dengan mudahnya ke berbagai industri lainnya termasuk industri kreatif. Bisnis musik memiliki irisan kepada bisnis-bisnis lain. Sebagai contoh, industri telekomunikasi membutuhkan musik agar kanal-kanal telekomunikasinya dipadati oleh pengunjung yang ingin \ mendapatkan hiburan musik. Atau industri perbankan memakai prestise musik yang 'fun' dan dekat dengan anak muda untuk menarik nasabah-nasabah mudah membuka rekening di Bank tersebut. Karena mereka tahu, sangat sedikit orang yang akan mengganti rekening Banknya yang sudah dipakai sejak muda. Atau bahkan restoran juga menggunakan musik agar orang dapat berlama-lama tinggal di restoran untuk menyantap lagi dan lagi menu di restoran tersebut. Jadi lihatlah seberapa 'cair' musik dapat masuk ke berbagai macam bisnis yang ada dan jika potensi musik ini dipahami sejak dini maka bukan tidak mungkin akan mendorong aspirasi untuk bergelut di bisnis musik dengan tidak hanya menjadi seorang pemain band. Profesi sebagai manajer band ataupun penata suara pertunjukan juga menjanjikan penghasilan yang tidak sedikit.
”
Dua hal diatas juga didukung dengan potensi yang dimiliki oleh Indonesia seperti, jumlah populasi, ketersediaan teknologi komunikasi hingga minat konsumsi musik masyarakat Indonesia.
13 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
SOSOK
Sepanjang pengalamannya semenjak di Sony Music, lalu bergelut di content provider hingga sekarang memegang layanan musik global yang ada di 31 negara dari Nokia/Microsoft, konsumsi masyarakat Indonesia terhadap musik lokal jauh lebih banyak ketimbang mengkonsumsi musik asing. Ini merupakan potensi yang tidak boleh dibiarkan tanpa aksi untuk menjadikan musik sebagai industri yang seksi. Ditambah sekarang banyak platform-platform distribusi video yang dapat dipakai sebagai media para pelaku musik untuk dapat berkarya dan menghasilkan nilai eknomis dari industri musik ini Namun dari kenyataan diatas, ada beberapa poin-poin prioritas yang perlu dibenahi untuk membenahi industri musik Tanah Air dan mendorong majunya sektor musik dalam industri kreatif Republik ini. Poin-poin itu adalah: 1. Lisensi Musik. Penggunaan karya musik yang menimbulkan keuntungan bagi pihak lain berupa nilai ekonomi seharusnya juga dapat memberikan sebagian keuntungannya tersebut bagi pembuat karya tersebut. Maka dari itu, sebuah karya musik haruslah terdaftar dan memiliki lisensi untuk dapat dieksploitasi nilai ekonominya. Ini menjamin perlindungan bagi pembuat karya musik dan juga pengeksploitasi karya tersebut. Cara yang mungkin ditempuh adalah dengan mempercepat pengesahan amandemen Undang-undang Hak Cipta Indonesia dan juga alat-alat pelaksana undang-undang tersebut seperti PP atau Perpu.
14 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
SOSOK
2. Pengarsipan Musik Nasional Pencatatan yang terstruktur terhadap harta karun Indonesia dari musik masih sangat minim. Dan kalaupun ada, itu dilakukan oleh swasta/pribadi yang memiliki ketertarikan khusus untuk mengkoleksi musik Indonesia. Dan itupun untuk mendapatkan aksesnya ternyata tidak mudah. Pemerintah haruslah mendorong pengarsipan ini menjadi sebuah data terbuka untuk umum terutama agar investor baik dari luar negeri maupun dalam negeri dapat melihat dengan jelas dan pasti mengenai peta ekonomi musik Indonesia. Pengarsipan pun harus meliputi dari judul lagu, penulis, siapa yang mempopulerkan, hingga prestasi dari lagu tersebut. Satu contoh adalah pengarsipan model Billboard atau allmusic.com Sebetulnya Indonesia sudah memiliki Arsip Nasional yang bertugas mencatat itu semua. Mungkin perlu lebih diakselerasi dengan berkolaborasi antara swasta/perorangan yang juga memiliki dokumentasi musik Indonesia seperti: Irama Nusantara atau Galeri Malang Bernyanyi. 3. Pendidikan Bisnis Musik Selama ini pendidikan musik hanyalah berfokus kepada bagaimana membuat musik dengan bernyanyi atau memainkan alat musik. Tetapi hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana sebuah karya tersebut menjadi punya nilai jual. Padahal ini penting sekali mengingat persaingan tak lagi hanya antar musisi lokal tetapi musisimusisi asing pun sudah melihat Indonesia sebagai pasar yang manis.
4. Stimulan Untuk Usahawan Musik Memberikan ijin usaha atau modal sebagai stimulan bagi para entrepenur/wirausahawan musik pun dirasa perlu. Sumber pendanaan tak lagi terbatas pada label rekaman, fans pun dapat mendanai sebuah album untuk diproduksi dan dirilis. Mungkin saja Adira Finance selain kredit motor dapat juga memberikan kredit untuk rekaman. Robin Malau lewat program #Unresolved nya sudah berhasil merangkul profesi-profesi lain yang bersinggungan terhadap musik. Contohlah seorang pengacara yang mengerti hukum punya solusi alternatif untuk mendirikan band layaknya mendirikan sebuah badan usaha. Adapula programmer yang merancang sebuah program untuk berinteraksi dengan musik. 5. Ekosistem yang kompetitif Ekosistem disini adalah wadah agar segala kegiatan musik menjadi sebuah nilai perdagangan “trade”. Kesempatan untuk menunjukkan karya musiknya ke publik agar musik Indonesia lebih variatif dan kreatif dan punya nilai saing dengan musik impor. Seperti contoh saja ketersediaan panggung pertunjukan musik yang memadai lebih didorong untuk diberikan ijin ketimbang pembangunan mal atau pusat perbelanjaan. Dukungan pemerintah untuk meng-ekspor musik dengan mengirimkan dutaduta musik yang tak hanya musik-musik tradisional Indonesia tetapi juga musik pop Indonesia.
Jadi dirasa perlu adanya kurikulum pendidikan tentang seni musik di Sekolah Dasar ditambahkan dengan cerita-cerita sukses dari musisi-musisi dan juga orang-orang berprofesi yang berhubungan dengan musik. Cukup cerita inspirasi tanpa perlu memaksakan teori-teori bisnis musik. Seiring berjalannya waktu tumbuh kedewasaan, inspirasi dari cerita sukses tersebut mendorong mereka untuk menggali lebih dalam bisnis musik.
15 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
SOSOK
Ekosistem pertunjukan juga diimbangi dengan ekosistem apreasitif yaitu memberikan penghargaan terhadap insan-insan yang ada di industri musik. Mungkin memberikan penghargaan terhadap show director terbaik atau bahkan manajer artis terbaik harus diadakan
”
“Terserah mereka saja. Kami orang tua hanya mengenalkan berbagai bidang yang ada,” pungkasnya.
Saat ini Widi Asmoro atau Mas Widi yang menyebut dirinya sebagai, Music Enthusiast ini sedang mengerjakan projeknya kampanyanya bersama Nokia yang dinamai Kampanye Cinta Musik Indonesia yang melibatkan penyanyi Vidi Aldiano dan Marcell Siahaan. Dan sekarang Mas Widi sudah dikaruniani 2 putri, hasil pernikahannya dengan Vee Asmoro yang dinikahinya pada tahun 2008 lalu dan Mas Widi kelak tidak akan memaksakan kepada kedua anaknya untuk memiliki profesi sama dengannya.
16 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
LIPUTAN
Program Industri Kreatif Bidang Teknologi Informasi Ala Jokowi Dan Prabowo [ Yesaya Whisnu ]
J
okowi-JK dan Prabowo-Hatta adalah kedua capres dan cawapres yang saat ini mengisi tajuk utama media massa dan media elektronik tanah air sejak beberapa hari terakhir dan besar kemungkinan hingga beberapa pekan kedepan menuju Pemilu Presiden 2014 yang akan diadakan pada tanggal 9 Juli 2014 mendatang. Namun yang disayangkan banyak sekali media informasi yang tidak menjelaskan secara detail dan membandingkan visi-misi yang akan menjadi program kerja capres dan cawapres ini. Paling banyak yang muncul di media adalah yang berhubungan dengan afiliasi atau koalisi partai dan semacamnya dan oleh karena itu, majalah Compusician akan membandingkan program kerja Jokowi-JK dan Prabowo Hatta khususnya yang terkait dengan industri kreatif, lebih khusus lagi industri kreatif yang berbasis teknologi informasi.
satu kunci untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada debat Capres pertama, hari minggu (15/6) kemarin, Jokowi dalam agenda debatnya akan meningkatkan sektor industri ekonomi kreatif dan tak dipungkiri juga, lawan debatnya, Prabowo mendukung agenda industri kreatif yang dicanangkan Jokowi itu. dan sejak saat itulah majalah Compusician menobatkan Jokowi sebagai “Bapak Industri Kreatif Indonesia”
Tidak dipungkiri, capres Joko Widodo atau Jokowi adalah kandidat per tama yang mengagendakan industri kreatif sebagai salah
1. Infrastruktur Apabila Anda bertanya kepada pelaku startup tentang hal yang diperlukan dari pemerintah,
Kalau berbicara industri kreatif bisa berbicara banyak hal dan salah satunya adalah teknologi informasi. Disini majalah Compusician sebagai salah satu dari media teknologi informasi, menyusun beberapa hal yang dibutuhkan oleh para pelaku Industri kreatif yang berbasis Teknologi Informasi atau yang dikenal sebagai Startup, yaitu sebagai berikut:
18 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
LIPUTAN
hampir pasti infrastruktur digital merupakan salah satu jawabannya. Berdasarkan data dari Ookla, Indonesia bahkan menjadi negara dengan koneksi internet terpelan di Asia Tenggara dengan kecepatan rata-rata 4,1 Mbps. Myanmar (4,9 Mbps), Vietnam (13,1 Mbps), dan bahkan Kamboja (5,7 Mbps) lebih cepat dari Indonesia. Indonesia hanya lebih cepat dibandingkan dengan Laos (4,0 Mbps) dan Filipina (3,6 Mbps). Sebagai perbandingan, ratarata negara maju memiliki kecepatan diatas 20 Mbps, seperti Amerika Serikat (22,3 Mbps), Jepang (41,7 Mbps), dan Singapura (61,0 Mbps). Infrastruktur ini termasuk juga infrastruktur telekomunikasi khususnya di luar kota-kota besar di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah agaknya perlu turut campur dengan tidak hanya mengandalkan perusahaan telekomunikasi besar, tetapi melalui cara-cara kreatif lainnya. Salah satu yang dapat dijadikan contoh adalah Amerika Serikat, dimana operator komunikasi di pedesaan justru dijalankan oleh koperasi pedesaan, bukan oleh perusahaan telekomunikasi besar. Terdapat lembaga negara yang khusus mengurus membantu masyarakat di pedesaan dalam mewujudkan hal ini, yaitu Rural Development dibawah United States Department of Agriculture. Lihat link ini untuk membaca lebih lanjut.
2. Regulasi Beberapa kali pelaku startup dikecewakan dengan beberapa keputusan pemerintah yang dianggap lebih banyak merugikan pelaku startup seperti keharusan menggunakan domain .co.id, biaya sewa domain anything.id yang cukup mahal, pemblokiran website Vimeo, dan terakhir rencana untuk mengharuskan pengembang aplikasi mobile untuk mendaftarkan aplikasinya kepada pemerintah. Beberapa regulasi pemerintah terkait hal ini tampaknya lebih menekankan kepada aspek pengaturannya agar tertib, namun kurang memperhatikan kepentingan pelaku startup itu sendiri. Penggunaan domain .co.id misalnya. Benar bahwa penggunaan domain lokal membuktikan bahwa perusahaan tersebut terdaftar secara resmi. Namun, apabila ingin membuat produk yang menyasar pasar global (tidak hanya Indonesia), maka studi menunjukkan bahwa penggunaan domain .com akan lebih kompetitif bagi usaha. Kemudian, tahun ini akhirnya pemerintah membuka domain anything.id, artinya mungkin saja kita membuat domain misalnya fajrin.id. Namun, ternyata harga sewa domain ini mencapai 500 ribu rupiah per tahun, jauh diatas harga sewa domain .com yang ratarata berkisar 50-100 ribu rupiah. Kebijakan yang cukup mengherankan mengingat anjuran pemerintah untuk menggunakan domain .id, namun ternyata biaya yang perlu dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan dengan domain lainnya.
19 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
LIPUTAN
3. Edukasi ekosistem Seringkali pelaku startup lokal diinvestasi oleh investor asing dan disaat yang sama investor lokal beberapa kali berinvestasi atau bekerjasama dengan pelaku startup asing. Agaknya pemerintah perlu lebih memperhatikan hal ini agar warga negaranya dapat memanfaatkan kemajuan industri ini dengan lebih baik lagi, tidak hanya dinikmati oleh warga negara asing. Salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah yaitu lebih berperan sebagai konektor yang
menghubungkan pihak-pihak yang terlibat di dalam startup, ataupun edukator bagi pihak yang membutuhkan informasi ataupun pelatihan-pelatihan. Nah, selanjutnya majalah Compuscian mencoba membandingkan program kerja kedua capres dan cawapres berdasarkan visi misi yang mereka sampaikan kepada KPU beberapa waktu yang lalu.
Program Kerja Jokowi-JK yang
Program Kerja Prabowo-Hatta yang
terkait dengan industri kreatif berbasis teknologi informasi - Meningkatkan anggaran riset untuk mendorong inovasi teknologi dan menjadikan instansi urusan hak cipta dan paten bekerja proaktif melayani para inovator dan para inventor - Membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik, dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini - Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional (Kerjasama SwastaPemerintah-Perguruan Tinggi) - Memfasilitasi promosi dan keterlibatan rakyat dalam pendidikan kebudayaan, pengelolaan lokasi dan dukungan kebijakan untuk memfasilitasi pengembangan ekonomi kreatif berbasis
terkait dengan industri kreatif berbasis teknologi informasi: - Membangun Kawasan Ekonomi Khusus Keuangan yang terintegrasi dengan pariwisata, properti, pendidikan, industri kreatif, jasa-jasa dan ritel komersial - Menggalakkan penegakan hukum terhadap pelanggaran hak kekayaan intelektual guna melindungi industri kreatif nasional - Menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan perbankan/keuangan syariah dan industri kreatif muslimah dunia; serta membangun Kampung Kreativitas bagi pelaku industri kreatif di berbagai kota/Kabupaten yang potensial - Mempercepat pembangunan konektivitas melalui teknologi informasi dan telekomunikasi
20 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
LIPUTAN
Lantas, siapa calon presiden yang lebih peduli terhadap industri kreatif? Dalam bahasa lain, siapa calon presiden dan wakil presiden yang memiliki program kerja yang paling menjawab kebutuhan yang diharapkan oleh pelaku startup? Dari segi infrastruktu, bisa dikatakan program dari Jokowi-JK ini lebih kepada pengembangan secara bertahap dan seperti yang Jokowi katakan saat debat Capres tanggal 15 Juni lalu, Jokowi memang memiliki program untuk lebih mengembangkan SDM-nya lewat peningkatan sektor ekonomi kreatif. Seperti yang kita lihat pada program kerja Jokowi-JK dalam hal industri kreatif berbasis teknologi informasi, cukup jelas bahwa program Jokowi-JK lebih mengedepankan pengembangan SDM Sedangkan program yang digalakan Prabowo-Hatta lebih kepada apa yang sedang menjadi topik perbincangan akhir-akhir ini seperti penegakan hukum hak cipta yang dimana hal ini yang sudah diinginkan sejak lama oleh para pelaku industri kreatif dan pengembangan keuangan syariah dan industri muslimah serta membangun fasilitas konektivitas yang lebih kuat. Jika dilihat, program Prabowo-Hatta lebih to the point dalam hal pengembangan infrastruktur. Sekarang tinggal bagaimana masyarakat memilih, yang jelas 2 program ini dapat dipandang baik untuk kemajuan bangsa. (Source: Selasar/Kompas/Liputan)
21 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
BUDAYA
Pengembangan (Budaya) Musik dalam Zona Industri Kreatif [ Erie Setiawan ]
S
ektor ekonomi kreatif ini—dulu industri kreatif—sudah mulai dicanangkan secara serius oleh Pemerintah setidaknya mulai 2004, dengan mencangkan 9 subsektor yang bisa dikerjakan. Dan sekarang ini, tahun 2014, sudah berkembang menjadi 15 subsektor. Kementrian Parekraf yang mengurusi area ini, baru-baru ini menyiarkan kepada publik tentang Rencana Pembangunan Ekonomi Kreatif 2015-2019, dengan 15 subsektor yang akan dikembangkan, meliputi: Subsektor ekonomi kreatif yang akan dikembangkan, meliputi: 1) Arsitektur; 2) Desain; 3) Film,Video & Fotografi; 4) Kuliner; 5) Kerajinan; 6) Mode; 7) Musik; 8) Penerbitan dan Percetakan; 9) Permainan Interaktif; 10) Periklanan; 11) Riset dan Pengembangan; 12) Seni Rupa; 13) Seni Pertunjukan; 14) Teknologi Informasi; dan 15) Televisi dan Radio. Kelimabelas subsektor tersebut dikuatkan oleh isu strategis, yang dijabarkan berikut ini: (1) Ketersediaan sumber daya kreatif (orang kreatif-
OK) yang profesional dan kompetitif; (2) Ketersediaan sumber daya alam yang berkualitas, beragam, dan kompetitif; dan sumber daya budaya yang dapat diakses secara mudah; (3) Industri kreatif yang berdaya saing, tumbuh, dan beragam; (4) Ketersediaan Default Paragraph Font;Hyperlink;sumber daya alam yang berkualitas, beragam, dan kompetitif; dan sumber daya budaya yang dapat diakses secara mudah; (3) Industri kreatif yang berdaya saing, tumbuh, dan beragam; (4) Ketersediaan pembiayaan yang sesuai, mudah diakses dan kompetitif; (5) Perluasan pasar bagi karya kreatif; (6) Ketersediaan infrastruktur dan teknologi yang sesuai dan kompetitif; dan (7) Kelembagaan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif. Setidaknya itulah yang dijelaskan Ukus Kuswara, selaku Sekretaris Jenderal Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Masih menurut Ukus, subsektor ekonomi kreatif belakangan ini telah menghasilkan pencapaian signifikan, dengan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional,
23 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
BUDAYA
yaitu: berkontribusi sebesar 7% terhadap PDB Nasional, menyerap 11,8 juta tenaga kerja atau sebesar 10,72% dari total tenaga kerja nasional, menciptakan 5,4 juta usaha atau sekitar 9,68% dari total jumlah usaha nasional, serta berkontribusi terhadap devisa negara sebesar 119 Triliun atau sebesar 5,72% dari total ekspor nasional. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,74%. Data di atas bisa kita baca lebih lengkap di website resmi Kemenparekraf: www.parekraf.go.id. Apa yang menarik? Perhatian industri kita memang masih didominasi oleh dunia usaha dengan skala investasi besar seperti misalnya di sektor minyak, gas, dan otomotif—dengan pertaruhan kerjasama jangka panjang hingga 20 tahun lebih dengan perusahaan-perusahaan asing. Ekonomi kreatif seperti yang disinggung di atas memang belum sepenuhnya menjadi area usaha yang menjanjikan, meskipun Pemerintah semakin yakin bahwa sektor ini potensial. Keberadaan musik, sebagai salah-satu subsektor dari ekonomi kreatif yang dicanangkan pemerintah tersebut, juga belum diikuti dengan data yang detail dan strategi yang khusus. Sebetulnya agak sulit membahas “makhluk abstrak” ini karena orientasinya tidak semata-mata produk dengan kuota massif seperti halnya kerajinan, kuliner, televisi-radio, dan seterusnya. Pemerintah Indonesia harus belajar kepada Negara lain yang telah berhasil “memanfaatkan” musik tidak hanya sebagai “produk” tetapi nilai sejarah dan kultural. Apakah kita bisa mencontoh Polandia, yang memuliakan Frederic Chopin—komponis unggulan mereka—untuk menjadi sebuah ikonik bagi Negara, melalui Museum, Bandara, hingga merembet ke penyelenggaraanpenyelenggaraan festival-festival seni yang terdokumentasikan dengan baik, juga didanai Pemerintah, untuk keperluan jangka panjang. Contoh: “Warsaw Autumn”, sebuah festival
musik kontemporer yang sudah ke-56 kali diselenggarakan. Apakah kita tidak iri kepada Filipina, yang Pemerintahnya (melalui perguruan tinggi) memberi perhatian besar pada wilayah pendidikan musik dengan fokus musik-musik lokal dan musik bangsa-bangsa Asia. Sehingga, dampaknya, kita bisa melihat di Filipina, orkestra Barat menjadi unik khas Filipina, tak dipunyai oleh Eropa sebagai pengimpor tunggalnya. Apakah kita juga tidak risih dengan kemajuan Jepang? Semenjak Restorasi Meiji digulirkan, dengan faham “Jepang adalah Tradisi Jepang dan Barat”—telah melampaui usaha yang signifikan bagi musik Jepang yang sangat otentik. Museum musik tradisinya juga menyita perhatian banyak wisatawan dari berbagai penjuru. Musik Orkestranya pun tidak seperti di Indonesia yang 70% nge-pop dan mayoritas (hanya) berkiblat Amerika. ;Pengembangan subsektor musik sebagai ekonomi kreatif yang bagaimana yang diharapkan Pemerintah Indonesia melalui Kemenparekraf? Pemerintah kita agaknya kurang punya cukup waktu untuk melihat musik lebih dalam lagi, sehingga perhatiannya hanya fokus kepada produk fisik—sementara sekarang ini semua sedang dalam masa krisis, label tidak bisa diharapkan, distribusi on-line juga tidak terlalu membawa dampak signifikan, jelas jauh jika dibanding kerajinan kita yang potensial untuk ekspor (sementara kita mengkonsumsi produk asing).
”
Pemerintah Indonesia harus belajar kepada Negara lain yang telah berhasil “memanfaatkan” musik tidak hanya sebagai “produk” tetapi nilai sejarah dan kultural.
24 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
BUDAYA
Masalah jangka panjang Apabila kita melihat musik sebagai budaya dalam zona ekonomi kreatif, perhatian kita tentu saja tidak bisa hanya berhenti pada pembangunan ekonomi yang sifatnya jangka pendek, dan sudah tentu gerilya mencari potensi dan peluang bagi musik harus terus dilakukan dengan melihat seberapa jauh musik mampu menjadi pintu untuk pemahaman nilai sejarah dan kultural, tanpa mengabaikan ekonomi sebagai jalur yang diharapkan Pemerintah.
Tradisi musik di Indonesia melebihi Eropa dan Negara lain: Ananda Sukarlan, pianis maestro Indonesia, mengakui hal itu. Ya, budaya musik kita kaya, memang. Tetapi, apakah kita berani dengan rendah hati bahwa kita masih “miskin”?
Maka dari itu, membahas mengenai musik sebagai “makhluk abstrak yang tak kasat mata”, kita perlu melihat kembali sejarah setidaknya 50 tahun terakhir. Komponis Amir Pasaribu dan Ki Hadjar Dewantara pada dekade 1950-an pernah membahas bagaimana nasionalisme dalam musik. Tetapi usaha tersebut terbilang gagal karena faktor ke-ambigu-an pandangan terhadap musik dari orang-orang Indonesia—yang pada waktu itu juga masih mencoba untuk menemukan arah-geraknya. Faktanya sekarang ini, pendidikan musik kita di segala sektor strata juga masih perlu untuk dilihat ulang, apanya yang potensial? Apakah semua sudah dipetakan? Dunia hiburannya? Makin tidak menarik untuk dibahas lagi. Kuping kita sudah nyaris diteror oleh jenis-jenis musik yang cuma berhenti pada hiburan sesaat. Sekali lagi, musik yang bagaimana? Dan bagaimana pula strateginya? Karawitan, kita punya banyak, musik etnis lebih banyak lagi. Bagaimana mengemas itu semua sehingga menimbulkan (minimal) kesadaran historis bagi masyarakatnya? Lalu itu bisa dikembangkan menjadi nilai ekonomi yang menyelamatkan seni sekaligus senimannya? Pun, menyelamatkan Negara dari bencana mental akibat makin tidak menyadari kayanya budaya (musik) kita sendiri. Televisi adalah hujan badai program musik yang makin tidak jelas.
25 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
TEKNOLOGI
Aplikasi Logaritma dalam Audio-Akustik [ YP Hadi Sumoro ] Pendahuluan Logaritma adalah salah satu operasi matematika, yaitu kebalikan dari pemangkatan. Penggunaan logaritma sangat luas dalam bidang audio-akustik seperti mengukur tekanan suara, memprediksi tekanan suara pada jarak tertentu, membaca specification sheet, dan lain sebagainya. Artikel ini akan membahas teorinya secara singkat dan membahas berbagai macam aplikasi logartima, terbatas dalam bidang audio dan akustik. Operasi Matematika Logaritma Dalam bidang audio dan akustik, secara umum logaritma yang dipakai adalah berbasis 10, dengan penulisan sebagai berikut:
Desibel dan Pernyataan Linear Sebuah satuan yang sering dijumpai pada audio dan akustik adalah satuan desiBel yang sering disingkat dB. Satuan ini memungkinkan kita untuk mengetahui perubahan parameter pada suatu sistem, seperti power, voltase, jarak dan lain-lainnya. DesiBel bisa dibilang sebagai salah satu cara untuk menunjukkan “berapa banyak” perubahan yang relevan dengan persepsi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, sering disebut “dua kali” atau “setengah dari” sesuatu. Misalnya dua kali tepung akan membuat dua kali jumlah roti, atau dua kali banyaknya bensin akan memungkinkan untuk menempuh dua kali jarak. Dalam audio-akustik, perubahan pada intensitas atau frekuensi tidaklah sesederhana ini. Rasio adalah kuncinya dan operasi matematika logaritma mempermudah kita dalam berkomunikasi.
27 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
TEKNOLOGI
Contoh sederhananya adalah tekanan suara. Telinga manusia mampu mendengarkan tekanan suara serendah 0,00002Pa (Pascal), dan mulai merasa sakit pada tekanan suara sebesar 20Pa. Tentu saja mendeskripsikan tekanan suara diantara kedua angka tersebut (secara linear) sangatlah susah karena jaraknya yang jauh. Dengan logaritma, kita dapat menggunakan persamaan berikut:
Karena telinga kita mempunyai batas bawah pendengaran pada 0,00002 Pa atau 20 µPa, kita dapat menggunakan angka ini sebagai tekanan referensi. Dengan ini:
Pernyataan di atas dapat diubah menjadi: Batas bawah pendengaran adalah 0dB dan batas pendengaran merasa sakit adalah 120dB, dengan referensi tekanan udara 20 µPa. Satuan desiBel juga menunjukkan bahwa angka tersebut adalah rasio kuantitas dengan faktor 10.
Penambahan Logaritma Mari kita ambil beberapa contoh operasi logaritma, terutama dalam hal tekanan suara (sound pressure level/SPL). Kenapa
Penambahan desiBel tidak bersifat linear seperti 1+1=2, namun bersifat logaritmis. Dengan mengetahui apa referensi dari desiBel yang kita bicarakan dan menggunakan rumus di atas, kita mengerti bahwa 60dB didapat dari:
Jadi 60dB + 60dB sama saja 0,02Pa + 0,02Pa = 0,04Pa. Berapa desiBel 0,04Pa? Mari kita masukkan lagi ke rumus di atas:
Penambahan tersebut bersifat sangat sempurna dan berlaku jika kedua sumber suara tersebut adalah bersifat coherent seperti sine wave. Pada umumnya, penambahan dua sumber suara yang incoherent (suara secara umum, selain sine wave) tidak setinggi sumber suara yang coherent. Coherent berarti mempunyai karakter yang sangat identik dalam amplituda dan fase. Bagaimana dengan 60dB + 56dB + 96dB + 101dB? Adakah cara yang lebih sederhana dari yang diatas? Kita dapat menggunakan:
Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai skala logaritma, silahkan amati grafik 1. Perhatikan axis-X (frekuensi) dimana jarak 50Hz ke 100Hz, 500Hz ke 1.000Hz dan 5.000Hz ke 10.000Hz adalah sama. Jarak ini sama karena 100÷50=2, 1.000÷500=2, dan 10.000÷5000=2. Pembaca juga dapat mengamati jarak yang sama pada 10.000Hz ke 20.000Hz.
untuk sumber suara yang incoherent. Rumus ini dipakai 99% untuk menghitung penambahan logaritma tekanan suara pada umumnya kecuali kalau kita tahu bahwa kita berurusan dengan sine wave (yang bersifat coherent). Dengan rumus tersebut:
28 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
TEKNOLOGI
Perhatikan jika kita kembali ke persoalan pertama dengan menggunakan rumus ini, 60dB + 60dB akan menjadi:
Hal ini membuktikan bahwa dua sumber suara coherent dengan amplituda (kuantitas) sama akan menghasilkan 3dB lebih dibandingkan dua sumber suara incoherent dengan amplitude yang sama jika dijumlahkan. Contoh dari peristiwa ini adalah dua buah 1kHz sine wave yang masing-masing 60dB diproduksi dua loudspeaker, tekanan suara total adalah 66dB (dengan mengabaikan beberapa hal lain). Sedangkan dua buah sumber suara secara umum seperti alat musik, suara manusia, pink noise (sumber incoherent) akan hanya menghasilkan 3dB lebih kencang jika di'jumlahkan'. Sekarang kita mencoba menerapkannya dengan studi kasus pemain biola. Misalnya, berapa dB total dari 75 pemain biola yang memainkan rata-rata 70dB?
akan tercapai jika ada empat buah sumber suara 80dB. Untuk menambah 3dB lagi, perlu delapan sumber suara tersebut. Kita dapat buktikan bahwa penambahan 9dB mempunyai koresponden terhadap 8 sumber suara dengan 10log(8)=9dB. Jadi delapan buah sumber suara 80dB akan menghasilkan total suara sekencang 89dB. Prinsip ini dapat digunakan untuk memprediksi macam-macam. Contohnya diffuser A/C. Misalnya ada sebuah diffuser udara yang menghasilkan self-noise sebesar 30dB (noise lain-lain diabaikan). Jika diffuser ini akan dipasang dalam sebuah ruangan sebanyak 8 buah, kita dapat prediksi bahwa noise akan bertambah 9dB. Total noise 39dB mungkin tidak akan berarti jika ruangan tersebut mempunyai background noise di atas 49dB. Namun jika ruangan tersebut mempunyai tingkat kebisingan di bawah 45dB, penambahan 8 buah diffuser ini akan menambah background noise dari ruangan tersebut. *2) Dapatkah Anda hitung berapa SPL total dari 1 juta jangkrik yang bersuara sebesar 0dB?
Pertanyaan ini dengan mudah dapat dijawab dengan rumus:
Prinsip beda 10dB
di mana kita dapatkan:
Perhatikan soal berikut: 60dB + 56dB + 96dB + 101dB =?
Rumus ini juga dapat digunakan untuk pertanyaan pertama di atas dimana dua kali 60dB adalah
Pertanyaan ini dapat dijawab dengan singkat dengan prinsip 10dB. Pada dasarnya perbedaan 10dB tidak akan membuat sumber suara yang lemah mendominasi. Perhatikan bahwa jawaban pertanyaan tersebut adalah sama dengan 96dB + 101dB saja. Silahkan Anda hitung sendiri. Prinsip 10dB dan 3dB sangat memudahkan kita dalam memprediksi intensitas suara di lapangan.
*1) Dapatkah Anda hitung total tekanan suara dari tiga pemain trumpet yang masing-masing bermain pada 85dB, delapan pemain biola yang masing-masing bermain pada 78dB dan tiga pemain clarinet yang masing-masing bermain pada 79dB, 81dB dan 79dB? Jawaban dapat Anda lihat di akhir artikel ini.
Prinsip '3dB' Dari semua pembicaraan di halaman pertama, dapat kita simpulkan bahwa 1 buah sumber suara (sekali lagi penekanannya adalah sumber suara yang bersifat incoherent) dengan SPL 80dB, akan menghasilkan 83dB jika ada satu sumber suara yang serupa didekatnya. 86dB
Kesimpulan 1. Dua sumber suara (secara umum) dengan SPL sama, total SPL-nya akan menjadi 3dB lebih tinggi. 2. Makin sedikit perbedaan SPL dua sumber suara, akan menghasilkan makin banyak penambahannya (maksimum 3dB). 3. Makin banyak perbedaan SPL dua sumber suara, akan menghasilkan makin sedikitnya
29 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
TEKNOLOGI
penambahan (perbedaan 10dB akan didominasi dengan sumber suara yang lebih keras). Jawaban dari soal nomor 1:
Jawaban dari soal nomor 2:
30 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
TUTORIAL
Pengenalan Software Band in a Box [ Petrus Eric]
B
and in a Box adalah satu salah program aplikasi music yg digunakan untuk membuat komposisi sebuah band dalam computer.
gambar.
1. Untuk membuka program band in a box dalam computer anda pertama2 adalah Anda harus mengisntall program ini ke dalam computer anda.
4. Kita dapat membuka lagu yang sudah ada pada pilihan open 2. Setelah software ter-install untuk membukanya silahkan tekan start pada computer anda kemudian ketik “band in a box” dan klik pada gambar dan tulisan band in a box atau lihat pada desktop computer anda dan pilih gambar band in a box.
5. Kemudian kita dapat mengubah gaya atau style iringan dengan mengganti style lagu pada pilihan style
3. Setelah kita membuka band in a box maka kita aka mendapati mainscreen seperti pada
31 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
TUTORIAL
6. Untuk dapat mendengarkan lagu yang sudah kita buka kita cukup tekan spasi pada keyboard computer anda atau kita tekan tombol play back
style yang lain
4. Klik pada pilihan style yang terdapat disebelah kiri judul lagu
7. Project ini dapat kita save dengan cara klik pada tombol save Kesimpulan mengubah atau membuat arransement music baru dengan program band in a box sangatlah mudah dan simple.
5. Dari tampilan ini kita akan memilih style category pada country ballad
Mengubah gaya/style iringan pada program band in a box Gaya atau style music adalah bentuk dari sebuah arrasemen music yang menunjukkan identitas sebuah karya music Pada dasar pada program band in a box adalah sebuah software yang menyediakan ribuan bentuk/gaya/style sebuah music. Untuk membuatnya ikuti 7 langkah berikut ini 1. Langkah pertama pastikan anda membuka program band in a box yang ada pada komputer anda
6. Kemudian kita memilih style “C_34 W sw – 8 85 Country Classic Waltz” klik ok
2. Open song pada library yang sudah tersedia pada program ini, misal kita buka song Eg001
3. Disini style yang sudah tersedia adalah EG001.STY, kita akan mengubahnya dengan
7. Kita dapat mendengarkan lagu yang sama dan melody yang sama tetapi dengan iringan dan instrument yang dimainkan berbeda dengan yang sebelumnya. Tekan tombol play
32 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
TUTORIAL
5. Ketika kita sudah membuka folder “101 Riffs – Jazz (All instrument) maka kita akan menemukan beberapa pilihan arransement music yang dapat kita buka. Misalkan kita pilih Eg001
Membuka song pada library band in a box Didalam program band in a box terdapat banyak skali lagu yang sudah disediakan untuk kita dengarkan dan kita ubah bentuknya Berikut ini kita akan mencoba untuk membuka sebuah lagu dari song library yang tersedia, ikuti langkah-langkah berikut ini ;
6. Setelah kita pilih (klik) EG001 maka pada mainscreen band in a box akan muncul tampilan dari aransement yang sudah disediakan pada program band in a box ini
1. Open program band in a box pada computer anda 2. Klik pada tombol open yang terdapat pada toolbar yang ada 3. Pastikan anda langsung berada atau masuk pada folder bb (band in a box folder)
7. Untuk mendengarkan arransement music ini anda cukup menekan spasi pada keyboard computer anda atau tombol play back
Music game ear training replay note
4. Kemudian kita akan membuka pada pilihan yang paling atas yaitu “101 Riffs – Jazz (all instrument)
Didalam program band in a box tersedia fitur untuk melatih pendengaran. Yaitu dengan menggunakan semacem game yang membuat kita fun untuk melatih pendengaran kita dan menirukan suatu bunyi. Kita akan memulai dengan game replay note. Yaitu game untuk melatih pendengaran akan urutan note. 1. Terlebih dahulu kita buka program band in a box 2. Kemudian kita pilih pada tombol “Music Replay” bagian kanan atas
33 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
TUTORIAL
3. Kita memilih replay note, maka kita akan menemukan tampilan layar seperti berikut ini
7. Jumlah note yang dimainkan akan terus bertambah ketika anda menirukan note dengan benar, tetapi apabila anda menjawab dengan salah maka computer akan mengulangi untuk note tersebut
4. Untuk mengatur jumlah note yang akan dimainkan kita pilih tombol note. Dan kita pilih 3 note terlebih dahulu untuk kita mainkan.
Music game ear training replay Rhythm Didalam program band in a box tersedia fitur untuk melatih pendengaran. Yaitu dengan menggunakan semacem game yang membuat kita fun untuk melatih pendengaran kita dan menirukan suatu bunyi. Yang kedua adalah untuk belajar ketukan, yaitu dengan game replay rhythm. 1. Buka program band in a box yang ada di computer anda
5. Kemudian setelah kita memilih note maka kita tinggal memulai permainan disini dengan cara klik play. Setelah kita pilih play kita dengarkan note apa yang dimainkan oleh komputer kita
6. Kemudian kita menirukan dengan meng-klik pada papan keyboard yang ada pada layar computer anda atau apabila anda terkoneksi dengan keyboard controller tinggal kita tekan sesuai dengan note yang dimainkan
2. Kemudian kita pilih pada tombol “Music Replay” bagian kanan atas 3. Kita memilih replay rhythm, maka kita akan menemukan tampilan layar seperti berikut ini
4. Untuk mengatur tingkat kesulitan yang akan dimainkan kita pilih tombol level. Dan kita pilih level 1 terlebih dahulu untuk kita mainkan.
5. Kemudian setelah kita memilih tingkat kesulitan atau level maka kita tinggal memulai permainan disini dengan cara klik play. Setelah
34 Edisi JULI 2014
COMPUSICIAN MAGAZINE
TUTORIAL
kita pilih play kita dengarkan ketukan rhythm yang dimainkan oleh computer kita
6. Kemudian kita menirukan dengan meng-klik pada gambar senar drum yang ada pada layar computer anda atau anda tinggal menekan spasi pada computer anda 5. Kemudian setelah kita memilih note maka kita tinggal memulai permainan disini dengan cara klik play. Setelah kita pilih play kita dengarkan melody apa yang dimainkan oleh komputer kita 7. Accuracy tebakan anda akan muncul pada kolom score for the phrase
6. Kemudian kita menirukan dengan meng-klik pada papan keyboard yang ada pada layar computer anda atau apabila anda terkoneksi dengan keyboard controller tinggal kita tekan sesuai dengan melody yang dimainkan dan nilai ketukanya Music game ear training replay melody Didalam program band in a box tersedia fitur untuk melatih pendengaran. Yaitu dengan menggunakan semacem game yang membuat kita fun untuk melatih pendengaran kita dan menirukan suatu bunyi. Yang ketiga kita akan belajar menirukan sebuah melody. 1. Terlebih dahulu kita buka program band in a box
7. Accuracy tebakan anda akan muncul pada kolom score for the phrase
2. Kemudian kita pilih pada tombol “Music Replay” bagian kanan atas 3. Kita memilih replay melody, maka kita akan menemukan tampilan layar seperti berikut ini
4. Untuk mengatur jumlah note yang akan dimainkan kita pilih tombol level. Dan kita pilih level 1 terlebih dahulu untuk kita mainkan.
35 Edisi JULI 2014
MUSIC
TECHNOLOGY LIFESTYLE