ISSN 1412-579X
Ed uca re Jurnd Pendijikan dan Budaya
No.r
Vol
luli
EDUCARE adalah
2005
-
Se
mber 2005
jurnai ilmiah yang terbit setiap tiga bulan sekali, bertujuan untuk meningkatkan
apresias dan menyebarluaskan konsep-konsep pendidikan dan budaya Daftar Isi PEUNDUNG ReKior UNLA PENASEHAT
Pembantu Rektor I Ketua Peneiitian dan Pengembangan UNLA PENANCGUI.IG ]AW.A3 DeK,n FKIP UNTA
NM ASISTENSI Pembantu Dekan I FKIP UNI.A Pembantu oekan II FiCP UNLA PeMbantu DeKan UI FKIP UNLA
NM AHLI
Pengantar Redaksi Profil Mahasiswa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Oleh: Anytha Basaria 5.......... Pemanfaatan Teknoiogi Informasi dalam Interaksi Eelajar di Lingkungan Siswa. Oleh: Hj. Erliany ......................9
Syoadih.
Pembinaan Kemampuan profesional Calon Guru Melalui Program Pengalaman Lapangan Oleh: llj. Llintarsth Danumihardja.
.22
Prof.H.E.T. Rrseffendi,S.Pd.,M.Sc.,ph.d. Prof. H. Aas Saefudin, Drs.,M.A. Eki Baihaki, Drs.,M.Si. Hr. Erliany Syaodih, Drd_,M.pd. H. Erman Suherman, Drs.,M.pd.
Pendidikan Karakter Mandiri dan Mental Wirausaha, Dalam Keiangka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Oleh: Hj. Rita ....................29
PIPIPINAN REDAKSI Hr. Rita Znhara, D,?.,M.pd
Proactive dan Entrepreneurial Campus dalam Mengelola Perguruan Tinggi di Era perubahan Oleh: Eki 1aihaki..
Zahara.......
SEKRETARIS
Popon Mariam, S.pd, REDAKTUR KHUSUS PIPS Ketua ]urusan PIPS FKIP UNIA Euas
Ani Arlinah, S.Pd.
REDAKTUR KHUSUS PI.lIPA
Ketua Jurusan PMIPA FKIP UNI.A irmawan,S.Pd, Elly Ratnaningrum, Dra.,M.pd. PIMPINA'{ TATA USAHA Puli Budi Lestari, Dra.,M.pd. BENDAHARA
ilj.
Pencjekatan Problem Po$ng pada pembeiajaran
Matematika. Oleh : Puji Budilestari.
..39
Model Pembelajaran Open Ended. Oleh : H. Erman Suheman............................................ 46 Penelitian Kuantitatif Oleh: Mumun Syaban. Perencanaan dan Cara Eelajar di Perguruan Tinggi Oleh: Dadang 9de1i................ .....
..60
Ria Herdhaana, Dra.
SIRKUI,ASI Tatang Sopari, S.Pd, Eudi Rusyanto, S.H. Cucu Lisnawata, S.Pd.
Kurikuium Berbasis Kompetensi dalam Konteks Manajemen Berbasis Sekolah Oleh: Reviandan Widianingtyas...
64
Redaksi menerima tulisan dengan panjang tulisan maksimal 6000 katz dan sudah ditulis dan dikemas dalam disket dengan format Microsoft word. Isi tulisan ilmiah populer, hasil penelitian, atau gagasan orignal pada bidang pendidikan dan budaya. Isi tulisan, secara yuridis formal rneniadi tanggung jawab penulis. ttastatr yang dikirim ke Redak$ henladi milik redaksi jumal Educare.
Alamat R.edaksi
:
Fakultas Keguruan dan irmu pendidikan universitas Largiangbuana Bandung lalan Karapitan No. 116 Banoung .1C261. -l-i-narl :
[email protected] http://www.e-fkipunla.rnfq
:
pr,t*f+f.+ R./.14L untuk menjawab tantangan turbulensiperubahan jaman, perguruan tinggi perlu melakukan oerubahan-perubahan mendasar pada berbagai aspeknya, karena setiap organisasi rnemiliki siklus hidup, maka perguruan tinggi sebagai organisme hidup
skan menghadapi hukum besi se.lar.ah, memilih berubah atlu tenggelam, atau tenebak kondisi status quo, hidup enggan matipun tak mau. heraclitii pada tahun
513 sebelum masehi, menyatakan bahwa ,,tidak ada sesuatu yang permanen kecuali perubahan" termasuk perubahan yang harus dilakukan oi dunia pendicikan tinggi. Perguruan Tinggi hingga saat ini pada umumnya masih menerapkan traZisionat view sebagarmana ungkapan Lord Dahrendorf (1gg5), yanE memimpin perguruarr 'and -political tinggt bergengsi The London Scool of Economic Science,- yang mengatakan "Sebuah universitas tak perlu dan tak ingln dikelola, ia akan beqalai sendiri mengikuti irama"internal channel,, misterius. Mereka umumnya percaya akan
adanya "the invisible hand" yang akan menata dirinya sendiri dengan baik. Pandangan tersebut, sampai saat masih dominan mewamai para pengelola
pendidikan tinggi, hingga dunia berubah menjadi kornpeUtif dan dinamis maka caracara pengelolaan tradisionil, sesungguhnya sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
jaman. Banyak pei'ubahan besar, yang semestinya lahir dari rahim perguruan tinggi, tetapi banyak lahir dari kalangan pebisnis, seperti metode pembera;aran *euantum Learning" yang digunakan oreh pelajar hingga progmm doctoral dlngan hasir yang rnencengangkan. Kelahirannya dipelopori oleh Bobbi oeportet, yang buran proiesoi pendiciikan, tapi seorarq agen Stone Real Estate di sanfransisio. r-rar y"ng ,".rp. juga pada ESQ, yang kini menjadi ion paradigrna baru dalam menjalani kenioupan yang penuh turbulensi bagi para professionai dan next generation dan mulai jadi acuan para pendidik di negri ini lahir dari praKisi pebisnijtulen, yaitu Ary Ginanjar Agustian. Uraian selanjutnya dapat anda baca pada salah satu tuiisan yang ada pada edisi ini. Jurnal Educare edisi l
ada dosen dari ruar FKIP, yang membahas tentang penoiJiLn dari beraiim perspeKif dan dimensi, dari mulai profil matrasisia, pemanfaatan ternJtogi informasi, pendidikan karakter mandiri, pendekatan' probiem possing pada
pembelajaran mahasiswa, model pembelajaran open ended, penelitian kualitatif dan perguruan tinggi, yang diharapkan dapat memperkaya .di pemahaman para pembaca khususnya tentang penaiOitcan.
perencanaan belajar
Perubahan adalah esensi dan pertanda kehidupan, sebagaimana pepatah Romawi : crescit in cundo, bertumbuh selagi berkembang. Demikian iuga'adanya dinamika pengelolaan Educare, yang saat ini telah,beruba6, meruparan bagian dari dinamika pertumbuhan dan perkembangan, yang diniati bersama
oleh
seluruh
keluarga besar dan Forum silatunhmi Fffip'uniuk senantiasa, komitmen pada kualitas dalam berbagai aspeknya, diantaranya adalah pada design dan tentu saja kualitas tulisan yang dapat disajikan, diharapkan menladi lebih baii dan bermanfaat.
Semoga.
Kurikulum
tserbasis Kompetensr.
.
(
Reviandari
(t4
W', Dra',M Pd )
LUM B ERBAS# KOMPETENsI DALAM KONTEKs MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH KU RI KU
REVIAN DARI WI DIAN INC,TYAS DOSEN FKIP-UNLA
A.
Pendahuluan Pengertian Yang dianut seseorang
mengenai kurikulum sangat penting artinya dalam menentukan pengeftian telaah kurikulum. Pengertiannya tentang kurikulum memberikan batasan tentang
ruang lingkup kurikulum dan Pada gilirannya ruang lirrgkup kurikulum tersebut memberikan pula pembatasan terhadap ruang lingkup telaah kurikulum.
Untuk dapat memahami
Kurikulum
Berbasis Kompetensi, maka kita harus memahami konsep/pengertian dari kata kurlkulum itu sendiri.
Kurikulum (curriculum) secara
etirnologi (yunani) menurut dunia olah raga yaitu berasal dari dua ka|a yaitu curir berarti pelari, dan curere yaitu tempat berpacu, jadi kurikulum menurut dunie olah raga secara etimologis berarti suattt jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start hingga garis finish.
Terminologi
dunia
Pendidikan
menyatakan bahwa pengertian kurikulum adalah: (1) Sejumlah pengetahuan/mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesalkan pesefta didik guna mencapai
suatu tingkatan/ijazah; (2)
Tugas
sekolah/lembaga Pendidikan,
juga
luas, juga segala sesuatu
Yang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam rangka belajar; (3) Secara
berpengaruh terhadap
pembentukan
pribadi peserta didik dalam rangka belajar;
Dimensi kurikulum yaitu kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi, kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, kurikulum
(4)
sebagai suatu kegiatan
(Proses),
kurikulum sebagai suatu hasil belajar.
.
B. Kurikulum Masa Yang
Akan
Datang
Kurikulum Yang dibutuhkan di masa yang akan datang adalah kurikulum yang
Berbasis KomPetensi. KomPetensi dikembangkan untuk memberikan
keterampilan dan keahlian bertahan hidup
(life skills) dalam
Perubahan,
pertentangan, ketidakPastian, dan kerumitan dalam kehiduPan.
Kurikulum Berbasis
KomPetensi
ditujukan menciptakan tarnatan
yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya dengan memberikan dasardasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas' sosial serta mewujudkan membudayakannYa
dan
karaKer nasional. Kurikulum yang demikian diharapkan
memudahkan
guru
dalam
pendidikan universal
yaitu
belajar
dapat
menyajikan pengalaman betajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat pilar mengetahui (learning to now), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to live together). Mempersiapkan peserta didik
yang memiliki berbagai kompetensi pada hakekatnya meruPakan uPaya untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki
kemampuan intekleKual,
emosional,
spritual, dan sosial yang bermutu tinggi,
antara lain beruPa
keteramPilan
Educare, Vol 3,
No.
1,
)uli
2OO5
-
September 2OO5
motoriVmanual, kemampuan intelektual, sosial, dan emosional. Dengan memiliki kompetensi setnacam itu peserta didik diharapkan mampu untuk menghadapi dan mengatasi segala macam akibat dan adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan terdekat sampai terjauh (lokal, nasional, regional, dan intemasional), Perkembangan kurikulum merupakan proses yang dinamik dan mengacu pada beberapa prinsip, sePerti: (i) keseimbangan etika, logika, estetika, dan
kinestika; (ii) kesamaan memperoleh kesempatan; (iii) mengetahui abad
pengetahuan; (iv) menyongsong tantangan teknologi informasi dan komunikasi; (v) mengembangkan keterampilan hidup; (vi) mengintegrasikan unsur-unsur penting ke dalam kurikuler; (vii) pendidikan alternatif; (viii) berpusat
pada anak sebagai pembangunan
pengetahuan; (ix) pendidikan multikultur
dan
multibahasa;
berkelanjutan
dan
(x)
Penilaian
komprehensif; (xi)
pendidikan sepanjang haYat.
C.Kurikulum Berbasis KomPetensi
65
+l'seperti ini lermhga pendirtikan (sekolah) tidak akan kehtlangan telerransi prcgram pembelajarannya terhadap kepentingan daerah dan karakeristik peserta diaik, tehpi tetap memiliki fieksibilitas dalam
melaksanakan kurikulum
yang berdiversifikasi. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), menekankan pada kemampuan yang harus
dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi merupakan
perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak. Mc. Ashan (dalam Mulyasa,
2003) mengemukakan bahwa kompetensi: "............ is a knowldge, skill, and abilities
or capbilitres that a peaon
achieves,
bxome pft of his or her being to frte etrent he or she an satisfactorily perform pafticular ognitive, afrtive, and psychomobr fuhaviors.' Dalam hal ini kompetensi diartikan which
sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilakuperilaku kognitif, afektif, dan psikomotor
dalam Konteks Manajemen Berbasis
dengan sebaik-baiknya.
Kurikulum disemPurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara rtasional. Penyempurnaan kurikulum sekolah pada hakekatnya merupakan
Dikmenum, 2002) kompetensi adalah
Sekolah (MBS)
pengembangan pengalaman belajar bagi pesefta didik untuk memenuhi "tuntutan
baru" sesuai dengan dinamika
dan
perkembangan masyarakat agar lulusan pendidikan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional, kurikulum perlu
dikembangkan
dengan Pendekatan
Berbasis Kompetensi. Hal ini dilakukan agar sistem pendidikan nasional dapat
merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta tuntutan desentralisasi' Dengan cara
Menurut Hall dan Jones
pernyataan
yang
(dalam
menggambarkan
penampilan suatu kernampuan teftentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemamPuan yang dapat diamatidan diukur. Dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi (Pusat Kurikulum, Balitbang,
2002) komPetensi meruPakan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus-
menerus rnemungkinkan seseorang menjadi kornpeten, dalam arti memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Klasifikasi kompetensi tersebut rnencakuP:
Kurikulum Berbasis Kompetens: ( Reviandari W'' Dra"M Pd )
66
#trr
lulusan, 1) KomPetensi 'yang
perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan.
2) KomPetensi standar,
diarahkan untuk membentuk peserta dldik menguasai sekurang-kurangnya tingkat ko',npetensi minimal, agar mereka dapat
Yaitu dicapai
harus kompetensi minimal dari jenjang tamat peserta didik setelah (dasar, menengah, pendidikan tertentu dan tinggi). Yaitu
kompetensi (bakuan kinerja) minimal yang harus dicapai pada saat para peserta didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan yang diikutinya,
3) KomPetensi dasar,
Yaitu
kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi yang dibei'ikan dikelas pada jenjang pendidikan tertentu. -
-
Berdasarkan pengertian kompetensi diatas, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi. dan hasil beiajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar-mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah' Sedangkan menurut MulYasa (2003) kurikuium berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum Yang menekankan Pada pengembangan kemampuan' melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar
peformasi tertentu, sehingga
hasilnya
dapat dirasakan oleh peserta didik berupa
penguasaan terhadaP
sePerangkat untuk diarahkan KBK kornpetensi tertentu' Pengetahuan, pemihaman, kemampuan, nilai, sikap, dan
mengembangkan
minat peserta didik, agar dapat melakukan
sesuatu dalam bentuk
kemahiran,
ketepatan, dan keberhasilan
dengan
penuh tanggung jawab' KBK memfokuskan Pada Pemerolehan
kompetensi-kompetensi tertentu
oleh
peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini
mencakuP sejumlah komPetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupar sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam
Kegiatan Pembelajaran
Perlu
yang
telah
mencapai tuJuan-tujuan
ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap
peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecePatan belajar masing-masin9.
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum' berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pendekatan Yang
berbasis
kompetensi (lulusan, standar, dan dasar)'
2) Sebaran kewenangan Pusat , daerah, dan sekolah yang proporsional dengan penekanan Pada kewenangan yang luas pada daerah atau unggulan daeiah/sekolah. Kewenangan pusat lebih pada penentuan kompetensi lulusan dan kompetensi standar.
Wahana Pembelajaran tak hanYa terjadi di kelas/sekolah, namun secara integratif kegiatan pembelajaran dilakukan di iekolah dan luar sekolah dengan memanfaatkan berbagai sumber - belajar
3)
yang'4) ada,
StruKur materi
komprehensif
dan
bercirikan: berkelanjutan,
kontekstual, sedikit tapi mendalam, dan semua kegiatan diarahkan untuk mencapai kompetensi Yang diharaPkan.
5)
Pengalaman belajar siswa lebih dikondisikan pada pengalaman yang bersifat eksplorasi, investigasi, pemecahan
masalah, kerjasama,
kemamPuan
menciPta,
6) Pembelajaran
dilaksanakan
dengan memberi porsi luas pada raihan kompetensi dan kecakapan hidup (life skill), baik kecakapan hidup yang sifatnya umum maupun yang sifatnya khusus atau spesifik.
Educare, Vol 3,
No.
1,
)uli
2OO5 _ 5eptember 2OO5
t7
,$:
7) Penilaian , untuk mengetahui sampai sejauh niana pencapaian sis,wa, dilakukan dengan berbagai pendekatan alternatif cara penilaian.
KaraKeristik di atas memberikan gambaran bagaimana KBK memberi peluang yang sangat luas kepada daerah
pengembangan
dan
implementasi
kurikulum dapat dilihat dari perbedaan antara kurikulum t994 (dalam era .
sentralistik)
dan
KBK
desentralistik).
(dalam
Pendidikan Berbasis
adalah bentuk
era
Kompetensi
pendidikan
'
,*,
atau sekolah, hal ini sejalan dengan prinsip desentralisasi pendidikan yang
diselenggarakan
Manajemen Berbasis Sekolah
kompetensi yang dapat Uermanfaat -Oagi kehidupan kelak. (Negara AustralL menggunakan istilah pendidikan Berbasis
salah satunya diwujudkan dalam bentuk (MBS),
sebagai model pembelajaran yang memberikan otonomi atau kemandirian
kepada sekolah dan
mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah sesuai dengan standar pelayanin yang diterapkan oleh pemerintah pusat.
bentuk
implementasi
apapun akan selalu
kurikulum
menuntut
pemberdayaan potensi yang didukung efektivitas implementasi, namun yang
untuk
menyiapfair
lulusannya menguasai seperan t*t
Kompetensi/PBK, sedangkan Amerlka Serikat menggunakan istilah pendidikan Berbasis Standar).
Kurlkulum Berbasis
Kompetensi
merupakan suatu desain kurikulum yang
dikembangkan berdasarkan seperangkai
kompetensi
tertentu.
pembelajJran
Berbasis Kompetensi adalah program
pembelajaran di mana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa, sistem penyampaian dan indikator
perlu ciicermati adalah pergeseran
kewenangan dari pemerintah pusat (Depdiknas) ke pemerintah daerah
penyampaian hasil belajar dimasukan secara teftulis sejak perencanaan dimulai, ditampilkan perbandingan KBK dengan Kurikulum
(Propinsi, Kabupaten/Kota) dalam pengelolaan pendidikan sebagai
Beriktrt akan
konsekuensi otonomi daerah. Dalim
t994.
TABEL I
PERBANDINGAN KBK DENGAN KURIKULUM 1994
1, Pendekatan
2. Kewenangan
Berbasis Materi Pembelajaran
r
standar, dan dasar) Pusat mengembangkan
kurikulum nasional
r
Pembelajaran
I
(B0o/o)
Penitikberatan pada pemahaman konsep
Pusat menentukan standar
nasional dan kompetensi
Daerah mengembangkan
kurikulum muatan lokal (20olo)
3. Tujuan
Berbasis Kompetensi (lulusan,
lulusan
r
Daerah menentukan silabus
Penguasaan kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi. . ( Reviandari W., Dra.,M.Pd )
4.
Cakupan
t Cerderunfverloadedf:
Materi
I
68
>
Komprehensif dan berkelanjutan
Relatif banyak pengulangan
r r r
Kontekstual Sedikit tapi mendalam Sebagai alat untuk
mencapai komPetensi
5. Mata
Pelajaran
r
Seragam secara nasional
>
Terlalu teoritik dan kurang
r r
7. Strategi Pembelajaran
Aplikatif dan terkait erat dengan pengalaman nYata
menyentuh pengalaman nYata
6. Wahana
Adanya diversifikasi
Menitikberatkan pada kegiatan di
Kegiatan variatif di sekolah dan
kelas atau sekolah
luar sekolah
Fokus pada kegiatan siswa dan
Fokus pada kegiatan siswa,
peran guru lebih
9UrU
fasilitator
yang
Pada
memberi
kemudahdn belajar siswa
8. Sumber Pengetahuan
Umumnya bersumber dari guru
Pemanfaatan ragam sumber
dan buku
bekajar, termasuk lingkungan
dan hasil teknologi
sePerti
internet
9.
Penilaian
Dilakukan dengan cara testing
Menggunakan -
dan ter formatif dan sumatif
pendekatan dan alternatif cara
penilaian (testing
berbagai
dan
non
testing), termasuk foftofolio
Dengan memperhatikan karakteristik pengembangan imPlementasi KBK sefta konsep, tujuan dan PrinsiP MBS
Daftar Pustaka Boediono, dkk. (Ed). (2000). Standar Nasional KemamPuan'Dasr SD/MI, SLTP/MTS, SMU/MA. Jakarta : Balitbang DePdiknas.
diisi dengan
Depdikbud. (2002 a). Pdoman Pengembangan Mamiemen kkola h. Jakarta : Dikdasmen.
dapatlah dikatakan bahwa implementasi KBK hanya akan berhasil dengan baik aPabila Praktek manajemen sekolah
semangat imPlementasi
MBS.
Pelaksanaan implementasi MBS yang
benar akan menjamin Peningkatan kadar imPlementasi KBK di setiaP sekolah.
Depdikbud. (1993). Kurikulum Sekolah
Menengah l)mum, Latdasan
Educare,
Vol3, No. 1, )uli2oO5
-
September2Oo5
Prqnm, dan Pengembngan.
Ptoyek Peningl
Harnalik, (1994).
Pengembangan
Kurikulum dan' Pemblajaran. Bandung: Trigenda Karya.
Mulyasa,
E. (2002). Manajemen
Eerbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Satori, D. (1997). Superuisi ,Alcademik. Jakarta: Depdikbud.
69
#