Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Sambutan Dekan Fakultas Teknik Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Susunan Panitia Susunan Acara 1. 2.
Technopreneur and Social-Entrepreneurship: “…based on product…”, Raldi Artono Koestoer Supply Chain Management: Tantangan dan Strategi, Nyoman Pujawan
ii iii iv v x xi
1 7
Bidang Teknik Mesin 1. Metode Pemilihan Pompa Sebagai Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, Anak Agung Adhi Suryawan, Made Suarda, I Nengah Suweden 1 2. Pengaruh Fraksi Volume Serat terhadap Kekuatan Tekan Komposit Fiberglass, AAIA Sri Komaladewi, I Made Astika, I G K Dwijana 7 3. Pengaruh Variasi Diameter dan Sudut Kemiringan Pipa Inlet Terhadap Unjuk Kerja Pompa Hidram, Sehat Abdi Saragih 14 4. Analisa Kerusakan pada Rotating Element Pompa Injeksi Air David Brown DB34-D DI PT CPI Minas, Abrar Ridwan, Ridwan Chandra 21 5. Pengaruh Temperatur Pembakaran pada Komposit Lempung/Silika RHA terhadap Sifat Mekanik (Aplikasi pada Bata Merah), Ade Indra, Nurzal, Hendri Nofrianto 34 6. Rancang Bangun Mesin Pemisah Dan Pencacah Sampah Organik (Daun-daunan) dan Anorganik (Plastik, Kresek) untuk Menghasilkan Serpihan Sampah Organik Lebih Kecil sebagai Bahan Kompos, I Gede Putu Agus Suryawan, Cok. Istri P. Kusuma Kencanawati, I Gst. A. K. Diafari D. Hartawan 42 7. Peningkatan Nilai Kalor Biobriket Campuran Sekam Padi dan Dominansi Kulit Kacang Mete dengan Metode Pirolisa, Arijanto 49 8. Perilaku Stress Tanki Toroidal Penampang Oval dengan Beban Internal Pressure, Asnawi Lubis, Shirley Savetlana, and Ahmad Su’udi 60 9. Kekerasan Baja AISI 4118 setelah Proses Pack Karburising dengan Media Karburasi Arang Tulang Bebek dan Arang Pelepah Kelapa, Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, I Dewa Made Krisnha Muku, AAIA Sri Komala Dewi 67 10. Quantum States At Juergen Model for Nuclear Reactor Control Rod Blade Based On Thx Duo2 Nano-Material, Moh. Hardiyanto 73 11. Pengerasan Induksi pada Material AISI 4340 sebagai Material Bahan Baku Industri HANKAM Nasional, Muhammad Dzulfikar, Rifky Ismail, Dian Indra Prasetyo, dan Jamari 83 12. Studi Pengaruh Kemiringan Kolektor Surya Tipe Satu Laluan Udara Panas Terhadap Proses Pengeringan Kerupuk Ubi, Eddy Elfiano, Muhd. Noor Izani 90 13. Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Sawit (Elacis Guinesis) sebagai Energi Biomassa yang Terbarukan, Eko Yohanes, Sibut 96 14. Pengaruh Variasi Volume Serat Resam terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Komposit pada Matriks Polyester sebagai Bahan Pembuatan Dashboard Mobil, Herwandi, Sugianto, Somawardi, Muhammad Subhan 102 15. Pemanfaatan Arang Kayu Bakar sebagai Media Karburasi pada Proses Pack Karburising, I Dewa Made Krisnha Muku, AAIA Sri Komala Dewi 109
|v
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
16. Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar dengan Media Radiator pada Mesin Bensin Bertipe Injeksi Terhadap Unjuk Kerja Mesin, I Gusti Ngurah Putu Tenaya, I Gusti Ketut Sukadana, dan I Gusti Ngurah Bagus Surya Pratama 17. Strain-Hardening Baja Karbon AISI 1065 Akibat Beban Gelinding-Gesek, I Made Astika, Tjokorda Gde Tirta Nindhia, I Made Widiyarta, I Gusti Komang Dwijana dan I Ketut Adhi Sukma Gusmana 18. Pengaruh Temperatur Tuang Paduan Perunggu Terhadap Sifat Kekerasannya Pada Proses Pembuatan Genta Dengan Metoda Pasir Cetak (Sand Casting), I Made Gatot Karohika, I Nym Gde Antara 19. Ketahanan Aus Baja Carbon AISI 1065 dengan Pengerasan Permukaan Kontak (Quench-Hardening) terhadap Beban Gelinding-Luncur, I Made Widiyarta, Tjok Gde Tirta Nindia, I Putu Lokantara, I Made Gatot Karohika dan I Ketut Windu Segara 20. Pengembangan Kurva P-h dalam Pemodelan Elemen Hingga Vickers Indentasi untuk Memprediksi Kekerasan Vickers (HV), I Nyoman Budiarsa 21. Studi Profil Temperatur Reaktor Fluidized Bed Pada Gasifikasi Sewage Sludge, I Nyoman Suprapta Winaya, I Nyoman Adi Subagia, Rukmi Sari Hartati 22. Pengaruh Pemasangan Ring Berpenampang Segiempat dengan Posisi Miring pada Permukaan Silinder terhadap Koefisien Drag, Si Putu Gede Gunawan Tista, Ketut Astawa, Ainul Ghurri 23. Pengaruh Perlakuan Diammonium Phosphate (DAP) Terhadap Ketahanan Api Komposit Plastik Daur Ulang-Serat Alam, I Putu Lokantara, NPG Suardana 24. Analisa Pengaruh Viskositas Pelumas terhadap Permukaan Penampang Material pada Proses Ekstrusi Pengerjaan Dingin, Jhonni Rahman 25. Simulasi Numerik Aero-Akustik Aliran Udara Yang Melalui Silinder Pada Bilangan Reynolds 90000 Menggunakan Model Turbulensi Les Dan Model Akustik FWH, M. Luthfi, Sugianto 26. Pengaruh Konsentrasi Kalium Hidroksida (KOH) pada Elektrolit terhadap Performa Alkaline Fuel Cell, Made Sucipta, I Made Suardamana, I Ketut Gede Sugita, Made Suarda 27. Makrostruktur dan Permukaan Patah dalam Uji Tarik terhadap Perlakuan Panas pada Baja Karbon Rendah, Nofriady H. dan Ismet Eka P. 28. Model Penentuan Koefisien Serap (Absorbsi) dan Kekuatan Tarik Material Komposit Epoxy dengan Pengisi Serat Rockwool sebagai Knalpot Rendah Bising Secara Eksperimen, Nurdiana, Zulkifli , Mutya Vonnisa 29. Pengaruh Waktu Tahan dan Laju Pemanasan terhadap Besar Butir Austenit dan Kekerasan pada Proses Heat Treatment Baja HSLA, Richard A.M. Napitupulu, Otto H. S, Charles Manurung, Humisar Sibarani 30. Analisa Kualitas Permukaan Baja AISI 4340 terhadap Variasi Arus pada Electrical Discharge Machining (EDM), Sobron Lubis, Sofyan Djamil, Ivan Dion 31. Rancangan Launcher Roket Air, Suherlan, Dzulfi S Prihartanto, Gede Eka Lesmana, Yohannes Dewanto 32. Analisa Kerja Roket Air Satu Tingkat, Ahmad Hidayat Furqon, Mochammad Ilham Attharik, Pirnardi, dan I Gede Eka Lesmana 33. Analisis Penggunaan Differensial Proteksi pada Motor-Motor Listrik, PLTU Buatan China, Suryo Busono 34. Efektivitas Alat Penukar Kalor Double Pipe Bersirip Helical sebagai Pemanas Air dengan Memanfaatkan Gas Buang Mesin Diesel, Zainuddin, Jufrizal, Eswanto
115
124
133
141 149 158
166 173 180
186
195 203
208
218 224 234 240 247 255
| vi
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
35. Analisa Performansi Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang yang Berbahan Dasar Campuran Semen dengan Pasir, Ketut Astawa, Made Sucipta, I Gusti Ngurah Suryana 36. Pemodelan Fungsi Terpadu yang Diterapkan pada Multi-Gripper Fingers dengan Metode Vacuum-Suction, W. Widhiada 37. Proses Perancangan Ulang pada Alat Penghemat Bahan Bakar Kendaraan Roda Dua Berkapasitas 115cc Menggunakan Metode DFM, Aschandar Ad Hariadi, Bimo Pratama, Gede Eka Lesmana, Yohannes Dewanto 38. Karakteristik Kekerasan Permukaan Baja Karbon Rendah Dengan Perlakuan Boronisasi Padat, Erwin Siahaan 39. Analisis Kekasaran Permukaan pada Proses Pembubutan Baja AISI 4340 Menggunakan Mata Pahat Ceramic dan Carbide, Rosehan, Sobron Lubis, Adiyan Wiradhika 40. Perancangan Turbin Air Helik (Helical Turbine) untuk Sistem PLTMH Guna Memanfaatkan Energi Aliran Irigasi Way Tebu di Desa Banjar Agung Udik Kabupaten Tanggamus, Jorfri B. Sinaga 41. Analisa Performansi Tungku Pembakaran Biomassa dari Limbah Kelapa Sawit, Barlin, Heriansyah 42. Pengaruh Variable Kecepatan Angin terhadap Turbin Angin Horizontal Aksial dengan Profil Airfoil Blade Sesuai Standar NACA 2418, Abraham Markus Martinus, Abrar Riza, Steven Darmawan 43. Program Perancangan Karakteristik Daya Turbin Angin Tipe Horizontal dengan Variasi Sudut Serang, Darwin Andreas, Abrar Riza, I Made Kartika D. 44. Optimasi Bentuk Rangka dengan Menggunakan Prestress pada Prototipe Kendaraan Listrik, Didi Widya Utama, William Denny Chandra, R. Danardono A.S. 45. Desain Reaktor Co-Gasifikasi Fluidized Bed untuk Bahan Bakar Limbah Sampah, Biomasa dan Batubara, I N. Suprapta Winaya, Rukmi Sari Hartati, I Putu Lokantara, I GAN Subawa 46. Pembuatan Model Aliran Arus Laut Penggerak Turbin, I Gusti Bagus Wijaya Kusuma Bidang Teknik Industri 1. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kecil Sukses, Aam Amaningsih Jumhur 2. Pengembangan Structural Equation Modeling untuk Pengukuran Kualitas, Kepuasan, dan Loyalitas Layanan Travel X, Ardriansyah Taufik Krisyandra 3. Kajian Tarif Angkutan Umum Terkait dengan Kebijakan Pemerintah dalam Penetapan Harga Bahan Bakar Minyak Secara Nasional, (Studi Kasus: Angkutan Kota di Kota Bandung), Aviasti, Asep Nana Rukmana, Djamaludin 4. Peluang Efisiensi Energi Listrik Gedung Hotel X, Badaruddin 5. Analisis Jenis dan Jumlah Kendaraan Terhadap Tingkat Kebisingan di Kawasan Perkantoran di Kota Denpasar, Cok Istri Putri Kusuma Kencanawati 6. Peningkatan Produktivitas pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana Melalui Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja yang Terintegrasi, I Made Dwi Budiana Penindra 7. Analisa Perilaku Guling Kendaraan Truk Angkutan Barang (Studi Kasus pada Jalur Denpasar-Gilimanuk), I Ketut Adi Atmika, I Made Gatot Karohika, Kadek Oktapianus Prapta
263 271
280 297
309
315 324
332 340
346
354 363
371 379
388 397 403
409
417
| vii
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
27. Pengembangan Model Sistem Produksi Industri Kecil dan Menengah yang Berada dalam Lingkungan Just in Time, Slamet Setio Wigati dan Agustinus Gatot Bintoro 28. Analisa Efektifitas Modifikasi Filter Oli pada Compressor Atlas Copco dengan Overall Equipment Effectiveness di PT. GTU, Silvi Ariyanti, Yusup Hardiana 29. Usulan Peningkatan Produktifitas Melalui Perbaikan Stasiun Kerja dan Metode Kerja (Studi Kasus: di PT. X), I Wayan Sukania, Nofi Erni, Handika 30. Pengurangan Penumpukan Produk Pada Stasiun Kerja Dengan Menggunakan Analisis Sistem Antrian di PT. KMM, Ahmad 31. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Layanan di Bengkel XYZ Dengan menggunakan Metode Servqual, IPA, dan Kano, Ahmad, Wilson Kosasih
578 588 598 604 613
| ix
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
ANALISA KINERJA TRAKSI KENDARAAN TRUK MUATAN BERLEBIH (Studi Kasus: Pada Jalur Denpasar-Gilimanuk) I Ketut Adi Atmika, I Made Gatot Karohika, I Kadek Agus Dwi Adnyana Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali Telp/fax: (0361) 703321 e-mail:
[email protected] Abstrak Jalur Denpasar-Gilimanuk dan sebaliknya memiliki jalan yang banyak tanjakannya, dimana di beberapa titik kilometer tertentu sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk. Kecelakaan tersebut terjadi karena pada saat truk melalui tanjakan yang cukup tinggi dan panjang, truk tidak kuat menanjak dikarenakan kapasitas muatan yang berlebih dari kapasitas truk dan performa mesin menurun. Berat muatan yang berlebih akan berpengaruh terhadap kinerja traksi kendaraan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil spesifikasi truk Mitsubishi Fuso FM517 HS 4x2, dan data kondisi operasional jalan sepanjang jalur tersebut. Uji simulasi karakteristik traksi kendaraan model dilakukan untuk kondisi tanpa muatan, muatan normal, dan muatan berlebih. Hasil penelitian diperoleh bahwa kendaraan model dapat melalui tanjakan yang ada disepanjang jalur Denpasar-Gilimanuk dengan baik untuk tanpa muatan dan muatan normal, sedangkan kondisi muatan berlebih traksi yang dibutuhkan untuk mengatasi semua hambatan terutama tanjakan disepanjang traksi yang dibutuhkan mencapai 52089,68 N pada rasio gigi I. Kemudian dari karakteristik daya-torsi diperkirakan kebutuhan daya minimum sekitar 215,6 hp. Kata kunci: traksi, kapasitas muatan, jalur Denpasar-Gilimanuk, karakteristik traksi, karakteristik daya-torsi.
1. Pendahuluan Kendaraan merupakan sarana transportasi yang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupan perekonomian di masyarakat, baik dalam bentuk perkembangan dan pertumbuhannya. Transportasi sebagai alat untuk memindahkan orang dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan transportasi dapat berupa angkutan pribadi dan angkutan umum [1]. Pulau Bali merupakan salah satu tujuan pengiriman barang dari pulau Jawa, yang mana pengiriman barang melalui dua jalur yaitu laut dan darat. Dari jalur laut melalui selat Bali, kemudian dilanjutkan melalui jalur darat yaitu jalur Gilimanuk-Denpasar. Sehingga dibutuhkan kendaraan angkut (truk) yang dapat menunjang pengiriman barang. Dimana dalam pengiriman barang tersebut biasanya dilakukan oleh truk-truk kecil, sedang maupun besar. Sepanjang jalur Denpasar-Gilimanuk dan sebaliknya memiliki medan yang banyak tanjakannya, sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk. Kecelakaan tersebut terjadi karena pada saat truk melalui tanjakan yang cukup tinggi (terjal) dan panjang, truk tidak kuat naik dan mati dipertengahan tanjakan dikarenakan jumlah tonase muatan yang berlebih dari kapasitas truk, berat muatan yang berlebih yaitu akan berpengaruh terhadap kinerja traksi kendaraan. Dari data yang didapatkan dari pihak Kepolisian sepanjang tahun 2012 kecelakaan yang diakibatkan truk tidak kuat menanjak pada beberapa tanjakan yang paling rawan sepanjang jalur Denpasar-Gilimanuk adalah antara lain: · Pada titik kilometer 39 yang tepatnya di desa Bajra, kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, sepanjang tahun 2012 terdapat dua kali kasus kecelakaan truk, dimana truk model Mitsubishi Fuso tidak kuat menanjak, dikarenakan truk kelebihan muatan sehingga mogok di tengah tanjakan [2]. Sepanjang KM 39 ini terdapat beberapa tanjakan dengan kemiringan tanjakan sekitar 20° dan memiliki panjang tanjakan sekitar 200 meter [3]. TI-13 | 442
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
·
·
Pada titik kilometer 33 yang tepatnya di desa Bantas, kecamatan Selemadeg timur, Kabupaten Tabanan. Dimana Sepanjang tahun 2012 terdapat tiga kali kasus kecelakaan truk, yang melibatkan truk jenis Mitsubishi Fuso yang tidak kuat menanjak, karena factor kelebihan muatan [2]. Kemiringan tanjakan pada kilometer ini tertinggi sekitar 20° dan memiliki panjang tanjakan sekitar 250 meter [3]. Pada titik kilometer 25 yang tepatnya di desa Samsam, kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, pada sepanjang kilometer ini terdiri dari turunan yang langsung tanjakan, dimana kemiringan tanjakan sektar 15° dan memiliki panjang tanjakan sekitar 200 meter [3]. Dimana sepanjang tahun 2012 terdapat 46 kali kasus kecelakaan truk, yang melibatkan truk jenis Mitsubishi Fuso [2].
2. Pendekatan Pemecahan Masalah 2. 1 Kinerja Mesin Kendaraan Untuk pemakaian pada kendaraan bermotor, karakteristik daya guna ideal dari sumber tenaga penggeraknya adalah dihasilkan tenaga yang konstan pada semua tingkat kecepatan kendaraan. Dengan tersedianya tenaga yang konstan tersebut, pada kecepatan yang rendah akan tersedia torsi yang cukup besar yang akan dipergunakan untuk menghasilkan traksi yang cukup pada ban untuk mempercepat kendaraan. Karakteristik dari mesin diesel ditunjukan seperti pada gambar 1 [4].
Gambar 1. Karakteristik performance mesin diesel [4]. 2.2 Traksi Pada Kendaraan Bermotor Karakteristik daya guna ini bisa didapatkan dari gaya-gaya yang bekerja pada kendaraan yang meliputi gaya traksi dan gaya-gaya hambatan yang mengenai kendaraan [4].
Gambar 2. Diagram bodi bebas kendaraan bergerak maju TI-13 | 443
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
Untuk kendaraan dengan penggerak roda belakang Ff berharga nol, sedangkan untuk kendaraan dengan penggerak roda depan Fr sama dengan nol. F = Ra + Rr + R d + R g +
W .a g
(1)
dimana: F = total gaya traksi yang dibutuhkan (N) Ra = hambatan aerodinamis (N) Rr = Rolling resistance (N) Rd = hambatan karena menarik beban (N) Rg = hambatan tanjakan. (N) W = berat total kendaraan (N) a = percepatan kendaraan (m/dt2) Semakin tinggi tingkatan gigi, percepatan yang dibutuhkan pun akan semakin berkurang dan akibatnya gaya inersia yang dibutuhkan pun akan semakin berkurang. Bila tenaga mesin hanya mampu untuk melawan gaya hambat Ra, Rr dan Rg, dan tidak ada tenaga yang tersisa untuk melawan gaya inersia, maka kecepatan kendaraan tidak akan bertambah. Gaya traksi maksimal yang mampu didukung oleh bidang kontak roda dan jalan pada kendaraan dengan penggerak roda belakang adalah [4]: é (W - FL )L1 - f r (W - FL )h + M P ù Fmax = m ê ú L - m.h ë û
(2)
dimana: L = wheel base (m) m = koefisien adhesi jalan h = tinggi pusat massa (m) Mp = momen pitching 3. Metode Penelitian Survey lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi jalan, diantaranya besarnya sudut tanjakan jalan dan panjang tanjakan tersebut, jenis aspal jalan untuk menentukan hambatan rolling, kecepatan rata-rata dan arah angin, data kepadatan jalur, dan data spesifikasi kendaraan truk angkutan barang yang melayani jalur tersebut, juga data beratnya muatan yang diijinkan. Selanjutnya dari data-data yang terkumpul dilakukan analisa dengan menggunakan sistem transmisi standar terhadap kebutuhan traksi pada kendaraan ketika melintasi kondisi jalan yang berbeda-beda (sepanjang jalur tersebut) dan kondisi muatan yang berbeda pula, kemudian diplot grafik karakteristik traksinya. Setelah didapatkan karakteristik traksi itu, dirancang atau dihitung kebutuhan daya mesin (engine) minimumnya dengan membuat grafik karakteristik daya-torsi engine secara umum, baik motor bensin atau mesin diesel.
TI-13 | 444
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
Gambar 3. Bagan Alur Penelitian 4. Hasil dan Analisa Untuk mendapatkan karakteristik torsi–daya pada kendaraan Mitsubishi Fuso (FM517 HS 4x2) dilakukan dengan pendekatan terhadap karakteristik torsi–daya motor diesel. Gambar 4 menunjukkan karakteristik torsi-daya yang dihasilkan Mitsubishi Fuso (FM517 HS 4x2).
Gambar 4. Karakteristik Torsi–Daya Mitsubishi Fuso (FM 517 HS 4x2) Hasil perhitungan untuk truk bermuatan normal ditunjukkan dengan grafik kecepatan vs gaya dorong (traksi) pada gambar 5, gambar 6, gambar 7, dan gambar 8.
TI-13 | 445
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
Gambar 5. Grafik Traksi vs kecepatan kendaraan transmisi standard keadaan bermuatan normal
Gambar 6. Fmax pada bidang kontak ban dan jalan kendaraan transmisi standard keadaan bermuatan normal
Gambar 7. Tanjakan yang mampu dilalui kendaraan transmisi standard dengan kecepatan konstan keadaan bermuatan normal
TI-13 | 446
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
Gambar 8. Berbagai tanjakan yang mampu dilalui kendaraan transmisi standard dengan kecepatan konstan keadaan bermuatan normal Dari gambar 5 kurva traksi vs kecepatan dalam keadaan bermuatan normal terlihat bahwa kurva mendekati kondisi ideal dimana saat kecepatan bertambah maka traksi yang diperlukan semakin kecil. Untuk keadaan bermuatan normal traksi maksimum yang diperlukan untuk melewati jalan aspal kering adalah sebesar 37394,78 Nm dan untuk melewati aspal basah traksi yang diperlukan adalah sebesar 30795,70 Nm, dan dapat dilalui pada tingkat transmisi ke 1. Sedangkan traksi total yang dapat dihasilkan oleh truk tersebut sebesar 52089,68 Nm Untuk kemampuan menanjak dari truck ini pada saat bermuatan normal dapat melewati kemiringan jalan maksimum sebesar 23,62o. Sedangkan untuk jalan sepanjang Denpasar-Gilimanuk dan sebaliknya di beberapa titik KM yang memiliki tanjakan yang cukup besar paling tinggi sekitar 20o. Sehingga truk ini pada saat bermuatan normal dapat melalui tanjakan sepanjang Denpasar-Gilimanuk dengan baik. Dari grafik kemampuan menanjak truck tersebut untuk melintasi tanjakan 5o terlihat dalam keadaan bermuatan normal dilalui dengan transmisi tingkat ke 3. Tanjakan 10o terlihat dalam keadaan bermuatan normal dapat dilalui dengan transmisi tingkat ke 2. Tanjakan 15o terlihat dalam keadaan bermuatan normal dapat dilalui dengan transmisi tingkat ke 1. Sedangkan untuk tanjakan 20o terlihat dalam keadaan bermuatan normal dapat dilalui dengan transmisi tingkat ke 1. Hasil perhitungan untuk truk bermuatan berlebih ditunjukkan dengan grafik kecepatan vs gaya dorong (traksi) pada gambar 9, gambar 10, gambar 11, dan gambar 12.
Gambar 9. Traksi vs kecepatan kendaraan transmisi standard keadaan muatan berlebih TI-13 | 447
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
Gambar 10. Fmax pada bidang kontak ban dan jalan kendaraan transmisi standard keadaan muatan berlebih
Gambar 11. Tanjakan yang mampu dilalui kendaraan transmisi standard dengan kecepatan konstan keadaan muatan berlebih
Gambar 12. Berbagai tanjakan yang mampu dilalui kendaraan transmisi standard dengan kecepatan konstan keadaan muatan berlebih Dari kurva traksi vs kecepatan dalam keadaan bermuatan berlebih terlihat bahwa kurva mendekati kondisi ideal dimana saat kecepatan bertambah maka traksi yang diperlukan semakin kecil. dapat dilihat perbedaan traksi kotor dan traksi bersih, dimana nilai traksi bersih sudah semakin menurun. Perbedaan ini terjadi karena telah ada pembeban yang lebih dibandingkan saat muatan normal. Walaupun terdapat perbedaan tetapi truck ini dapat melalui setiap kondisi jalan dan layak untuk di gunakan. TI-13 | 448
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
Untuk keadaan muatan berlebih traksi maksimum yang diperlukan untuk melewati jalan aspal kering adalah sebesar 40130,34 Nm dan untuk melewati aspal basah traksi yang diperlukan adalah sebesar 33048,52 Nm, dan dapat dilalui pada tingkat transmisi ke 1. Sedangkan traksi total yang dapat dihasilkan oleh truk tersebut sebesar 52089,68 Nm. Kemampuan menanjak dari truck ini pada saat muatan berlebih dapat melewati kemiringan jalan maksimum sebesar 20,32o. Sedangkan untuk jalan sepanjang DenpasarGilimanuk dan sebaliknya di beberapa titik KM yang memiliki tanjakan yang cukup besar paling tinggi sekitar 20o. Sehingga truk ini pada saat kondisi muatan berlebih dapat melalui tanjakan tersebut kecepatan rendah, dikarenakan sudut maksimum tanjakan yang mampu dihasilkan truk pada saat kecepatan konstan ± sama besar dengan tanjakan yang ada sepanjang Denpasar-Gilimanuk. Dari grafik kemampuan menanjak truck tersebut untuk melintasi tanjakan 5o terlihat dalam keadaan muatan berlebih dapat dilalui dengan transmisi tingkat ke 3. Tanjakan 10o terlihat dalam keadaan muatan berlebih dapat dilalui dengan transmisi tingkat ke 2. Tanjakan 15o terlihat dalam keadaan muatan berlebih dapat dilalui dengan transmisi tingkat ke 1. Sedangkan untuk tanjakan 20o terlihat dalam keadaan muatan berlebih dapat dilalui dengan transmisi tingkat ke 1. Dari grafik dan analisa kinerja traksi standard diatas, gambaran traksi yang dibutuhkan untuk mengatasi segala hambatan khususnya hambatan tanjakan disepanjang jalur Denpasar-Gilimanuk yang memiliki tanjakan paling tinggi sekitar 20⁰ dari truk Mitsubishi Fuso (FM517 HS 4x2) bahkan dalam kondisi muatan berlebih, traksi yang dibutuhkan mencapai 52089,68N, kemudian dari karakteristik daya-torsi diperkirakan kebutuhan daya minimum sekitar 215,6 hp untuk kondisi muatan berlebih pada keadaan standard. 5. Kesimpulan Dari hasil analisa yang telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Traksi kendaraan yang dihasilkan mampu untuk digunakan melewati setiap kondisi jalan bahkan dalam kondisi beban berlebih. 2. Untuk kemampuan menanjak dari truck ini dapat melewati kemiringan jalan maksimum sebesar 54,01o tanpa muatan, 23,62o bermutan normal, dan 20,32o pada muatan berlebih. 3. Dari grafik dan analisa kinerja traksi diatas, gambaran traksi yang dibutuhkan untuk mengatasi segala hambatan khususnya hambatan tanjakan disepanjang jalur DenpasarGilimanuk yang memiliki tanjakan paling tinggi sekitar 20⁰ dari truk Mitsubishi Fuso (FM 517 HS 4x2) bahkan dalam kondisi muatan berlebih (8490 kg) masih dapat melalui tanjakan disepanjang jalur Denpasar-Gilimanuk tetapi dengan sangat pelanpelan, traksi yang dibutuhkan mencapai 52089,68 N, kemudian dari karakteristik dayatorsi diperkirakan kebutuhan daya minimum sekitar 215,6 hp. Daftar Pustaka 1. Warpani, Suwardjoko P. (2002), Pengelolaan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan: ITB, Bandung. 2. Kepolisian Kabupaten Tabanan. (2012), Data Lakalantas Sepanjang Tahun 2012, Polres Tabanan, Bali. 3. Departemen Pekerjaan Umum. (2009), Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengawasan Jalan Dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Bali. Paket 1 Leger Jalan Tabanan-Gilimanuk, Ruas Jalan: Tabanan-Antosari (17,370 km), Nomer Ruas: 005, Bali. 4. Sutantra, I Nyoman, (2001), Teknologi Otomotif, Teori dan Aplikasinya, Penerbit Guna Widya, Edisi Pertama, Surabaya. TI-13 | 449