DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
MOTTO
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
xvi
ABSTRAK
xix
ABSTRACT
xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
1.3 TUJUAN PENELITIAN
3
1.4 BATASAN MASALAH
3
1.5 MANFAAT PENELITIAN
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HAMBATAN SAMPING 2.2 PENGARUH
5
HAMBATAN
SAMPING
TERHADAP
KAPASITAS RUAS JALAN 2.3 PENGARUH
HAMBATAN
7 SAMPING
TERHADAP
KECEPATAN ARUS BEBAS PADA RUAS JALAN
8
2.4 KOMPARASI ANTARA PUSTAKA DENGAN PENELITI YANG DIUSULKAN
9
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN PEKOTAAN
11
3.1.1 Tipe Jalan Perkotaan
vii
11
3.1.2 Segmen Jalan
12
3.1.4 Ukuran Kota
12
3.2 JALAN SATU ARAH
12
3.3 KARAKTERISTIK JALAN
15
3.3.1 Karakteristi Geometri
15
3.3.2 Pengaturan Lalu Lintas
16
3.3.3 Aktivitas Samping Jalan (Hambatan Samping)
16
3.3.4 Perilaku Pengemudi dan Populasi Kendaraan
17
3.4 ARUS DAN KOMPOSISI LALU LINTAS
17
3.4.1 Kecepatan Arus Bebas
18
3.4.2 Satuan Mobil Penumpang (smp)
24
3.4.3 Derajat Kejenuhan (DS)
29
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 JENIS PENELITIAN
30
4.2 CARA PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING)
30
4.3 SUBJEK PENELITIAN
31
4.4 OBJEK PENELITIAN
31
4.5 DATA PENELITIAN
32
4.5.1 Data Primer
32
4.5.2 Data Sekunder
33
4.5.3 Peralatan yang Dibutuhkan
34
4.6 TAHAPAN PENELITIAN
34
4.6.1 Survei Pendahuluan
34
4.6.2 Pelaksanaan Survei
35
4.6.3 Analisis dan Pembahasan
37
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 DATA
42
5.1.1 Data Primer
42
5.1.2 Data Sekunder
88
5.2 ANALISIS
92
5.2.1 Kecepatan Arus Bebas 5.2.2 Kapasitas
92 101
viii
5.2.3 Derajat Kejenuhan (DS) 5.3 HASIL
110 115
5.3.1 Kecepaan Arus Bebas
116
5.3.2 Kapasitas
125
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN
134
6.2 SARAN
135
DAFTAR PUSTAKA
137
LAMPIRAN
139
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perhitungan Frekuensi Berbobot Kejadian per jam per 200 m dari Segmen Jalan yang Diamati, pada Kedua Sisi Jalan
6
Tabel 2.2 Kelas Hambatan Samping
6
Tabel 2.3 Komparasi Antara Pustaka dengan Peneliti Sekarang
9
Tabel 3.1 Kelas Ukuran Kota
12
Tabel 3.2 Keuntungan dan Kerugian Jalan Satu Arah
14
Tabel 3.3 Kelas Hambatan Samping untuk Jalan Perkotaan
17
Tabel 3.4 Ekivalensi Mobil Penumpang untuk Jalan Perkotaan Tak-Terbagi
18
Tabel 3.5 Kecepatan Arus Bebas Dasar (FV0) untuk Jalan Perkotaan
19
Tabel 3.6 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas untuk Lebar Jalur (FVW)
20
Tabel 3.7 Penentuan Golongan Pengguna Fasilitas Parkir
21
Tabel 3.8 Penentuan Satuan Ruang Parkir
21
Tabel 3.9 Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu (FFVSF) pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan untuk Jalan Perkotaan dengan Bahu
22
Tabel 3.10 Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Jarak Kereb Penghalang (FFVSF) pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan untuk Jalan Perkotaan dengan Kereb
23
Tabel 3.11 Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Ukuran Kota pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan (FFVCS), Jalan Perkotaan
24
Tabel 3.12 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan
25
Tabel 3.13 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalur Lalu Lintas
25
Tabel 3.14 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCSP)
26
Tabel 3.15 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu (FCSF)
x
27
Tabel 3.16 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Jarak Kereb Penghalang (FCSF)
28
Tabel 3.17 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota (FCCS)
28
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota D.I. Yogyakarta
33
Tabel 4.2 Ekivalensi Mobil Penumpang untuk Jalan Perkotaan Tak-Terbagi
37
Tabel 4.3 Perhitungan frekuensi berbobot kejadian per jam per 200 m dari segmen jalan yang diamati, pada kedua sisi jala
38
Tabel 4.4 Kelas Hambatan Samping
38
Tabel 5.1 Kondisi Geometrik Jalan
45
Tabel 5.2 Kondisi Pengaturan Lalu Lintas
45
Tabel 5.3 Ekivalensi Mobil Penumpang untuk Jalan Perkotaan TakTerbagi
45
Tabel 5.4 Hasil Pengamatan Arus Lalu Lintas (Minggu, 19 Mei 2015)
47
Tabel 5.5 Hasil Pengamatan Arus Lalu Lintas (Senin, 20 Mei 2015)
50
Tabel 5.6 Rekapitulasi Arus Lalu Lintas Per Jam
53
Tabel 5.7 Hasil Pengamatan Hambatan Samping Segmen 1 (Minggu, 19 Mei 2015)
55
Tabel 5.8 Hasil Pengamatan Hambatan Samping Segmen 1 (Senin, 20 Mei 2015)
59
Tabel 5.9 Hasil Pengamatan Hambatan Samping Segmen 2 (Minggu, 19 Mei 2015)
66
Tabel 5.10 Hasil Pengamatan Hambatan Samping Segmen 2 (Senin, 20 Mei 2015)
70
Tabel 5.11 Hasil Pengamatan Hambatan Samping Segmen 3 (Minggu, 19 Mei 2015)
77
Tabel 5.12 Hasil Pengamatan Hambatan Samping Segmen 3 (Senin, 20 Mei 2015)
81
Tabel 5.13 Hasil Pengamatan Arus Lalu Lintas (2012)
89
Tabel 5.14 Hasil Pengamatan Hambatan Samping
90
Tabel 5.15 Analisis Kecepatan Arus Bebas (Rabu, 5 Desember 2012)
91
Tabel 5.16 Analisis Kapasitas (Rabu, 5 Desember 2012)
91
xi
Tabel 5.17 Rekapitulasi Analisis Kecepatan Arus Bebas Segmen 1(Minggu, 19 Mei 2015)
95
Tabel 5.18 Rekapitulasi Analisis Kecepatan Arus Bebas Segmen 1 (Senin, 20 Mei 2015)
96
Tabel 5.19 Rekapitulasi Analisis Kecepatan Arus Bebas Segmen 2 (Minggu, 19 Mei 2015)
97
Tabel 5.20 Rekapitulasi Analisis Kecepatan Arus Bebas Segmen 2 (Senin, 20 Mei 2015)
98
Tabel 5.21 Rekapitulasi Analisis Kecepatan Arus Bebas Segmen 3 (Minggu, 19 Mei 2015)
99
Tabel 5.22 Rekapitulasi Analisis Kecepatan Arus Bebas Segmen 3 (Senin, 20 Mei 2015)
100
Tabel 5.23 Rekapitulasi Analisis Kapasitas Segmen 1 (Minggu, 19 Mei 2015)
104
Tabel 5.24 Rekapitulasi Analisis Kapasitas Segmen 1 (Senin, 20 Mei 2015)
105
Tabel 5.25 Rekapitulasi Analisis Kapasitas Segmen 2 (Minggu, 19 Mei 2015)
106
Tabel 5.26 Rekapitulasi Analisis Kapasitas Segmen 2 (Senin, 20 Mei 2015)
107
Tabel 5.27 Rekapitulasi Analisis Kapasitas Segmen 3 (Minggu, 19 Mei 2015)
108
Tabel 5.28 Rekapitulasi Analisis Kapasitas Segmen 3 (Senin, 20 Mei 2015)
109
Tabel 5.29 Rekapitulasi Analisis Derajat Kejenuhan Segmen 1 (Minggu, 19 Mei 2015)
110
Tabel 5.30 Rekapitulasi Analisis Derajat Kejenuhan Segmen 1 (Senin, 20 Mei 2015)
111
Tabel 5.31 Rekapitulasi Analisis Derajat Kejenuhan Segmen 2 (Minggu, 19 Mei 2015)
112
Tabel 5.32 Rekapitulasi Analisis Derajat Kejenuhan Segmen 2 (Senin, 20 Mei 2015)
113
Tabel 5.33 Rekapitulasi Analisis Derajat Kejenuhan Segmen 3 (Minggu, 19 Mei 2015)
113
xii
Tabel 5.34 Rekapitulasi Analisis Derajat Kejenuhan Segmen 3 (Senin, 20 Mei 2015)
114
Tabel 6.1 Hasil Analisis Perbandingan Pola Lalu Lintas
xiii
134
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1
Denah Lokasi Penelitian dan Penempatan Surveyor
36
Gambar 4.2
Flowchart Penelitian
40
Gambar 5.1
Penentuan Segmen
43
Gambar 5.2
Penampang Melintang Segmen Jalan
44
Gambar 5.3
Frekuensi Kejadian Hambatan Samping Segmen 1 (Minggu, 19 Mei 2015)
Gambar 5.4
63
Frekuensi Kejadian Hambatan Samping Segmen 1 (Senin, 20 Mei 2015)
Gambar 5.5
64
Frekuensi Kejadian Hambatan Samping Segmen 2 (Minggu, 19 Mei 2015)
Gambar 5.6
74
Frekuensi Kejadian Hambatan Samping Segmen 2 (Senin, 20 Mei 2015)
Gambar 5.7
75
Frekuensi Kejadian Hambatan Samping Segmen 3 (Minggu, 19 Mei 2015)
Gambar 5.8
85
Frekuensi Kejadian Hambatan Samping Segmen 3 (Senin, 20 Mei 2015)
Gambar 5.9
86
Pola Reduksi Kecepatan Arus Bebas Segmen 1 (Minggu, 19 Mei 2015)
116
Gambar 5.10 Pola Reduksi Kecepatan Arus Bebas Segmen 1 (Senin, 20 Mei 2015)
117
Gambar 5.11 Pola Reduksi Kecepatan Arus Bebas Segmen 2 (Minggu, 19 Mei 2015)
119
Gambar 5.12 Pola Reduksi Kecepatan Arus Bebas Segmen 2 (Senin, 20 Mei 2015)
120
Gambar 5.13 Pola Reduksi Kecepatan Arus Bebas Segmen 3 (Minggu, 19 Mei 2015)
122
Gambar 5.14 Pola Reduksi Kecepatan Arus Bebas Segmen 3 (Senin, 20 Mei 2015)
123
xiv
Gambar 5.15 Pola Reduksi Kapasitas Segmen 1 (Minggu, 19 Mei 2015)
125
Gambar 5.16 Pola Reduksi Kapasitas Segmen 1 (Senin, 20 Mei 2015)
126
Gambar 5.17 Pola Reduksi Kapasitas Segmen 2 (Minggu, 19 Mei 2015)
128
Gambar 5.18 Pola Reduksi Kapasitas Segmen 2 (Senin, 20 Mei 2015)
129
Gambar 5.19 Pola Reduksi Kapasitas Segmen 3 (Minggu, 19 Mei 2015)
131
Gambar 5.20 Pola Reduksi Kapasitas Segmen 3 (Senin, 20 Mei 2015)
132
xv
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
MKJI 1997
= Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
WC
= Lebar jalur lalu lintas yang direncanakan (m), berhenti dan parkir tanpa termasuk bahu jalan
WCe
= Lebar jalur lalu lintas efektif (m), lebar rata-rata yang tersedia untuk pergerakan lalu lintas setelah pengurangan akibat parkir tepi jalan atau penghalang sementara lain yang menutup jalur lalu lintas
WK
= Jarak dari kereb ke penghalang di trotoar (misalnya pohon, tiang lampu, dinding)
WS
= Lebar bahu (m) di sisi jalur lalu lintas yang direncanakan untuk kendaraan berhenti, pejalan kaki dan kendaraan lambat
WSe
= Lebar bahu (m) yang sesungguhnya tersedia untuk digunakan, setelah pengurangan akibat penghalang seperti pohon, kios sisi jalan dan sebagainya
K
= Kereb, batas yang ditinggikan berupa bahan kaku antara tepi jalur lalu lintas dan trotoar
B
= Bahu jalan, bagian tepi jalan yang dipergunakan sebagai tempat untuk kendaraan yang mengalami kerusakan berhenti atau digunakan oleh kendaraan darurat
L
= Panjang jalan, segmen jalan yang diamati (m)
VL
= Kelas hambatan samping sangat rendah < 100
L
= Kelas hambatan samping rendah 100-299
M
= Kelas hambatan samping sedang 300-499
H
= Kelas hambatan samping tinggi 500-899
VH
= Kelas hambatan samping sangat tinggi > 900
SRP
= Satuan ruang parkir
Q
= Jumlah kendaraan bermotor yang melalui titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau LHRT (QLHRT Lalu lintas Harian Rata-rata Tahunan)
xvi
emp
= Ekivalen mobil penumpang, faktor yang menunjukkan berbagai tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan sehubungan dengan pengaruhnya terhadap kecepatan kendaraan ringan dalam arus lalu lintas
smp
= Satuan mobil penumpang, satuan untuk arus lalu lintas dimana arus berbagai tipe kendaraan diubah menjadi arus kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan emp
LV
= Kendaraan ringan, kendaraan bermotor dua as beroda 4 dengan jarak as 2,0 – 3,0 m (termasuk mobil penumpang, minibus, pick up dan truk kecil sesuai sistem klasifikasi Bina Marga)
HV
= Kendaraan berat, kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,5 m biasanya beroda lebih dari 4 (termasuk bis, truk 2 as dan truk 3 as sesuai sistem klasifikasi Bina Marga)
MC
= Sepeda motor, kendaraan bermotor beroda 2 atau 3 sesuai sistem klasifikasi Bina Marga)
UM
= Kendaraan tidak bermotor, kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia atau hewan sesuai sistem klasifikasi Bina Marga)
FV
= Kecepatan arus bebas (km/jam), kecepatan kendaraan yang tidak dipengaruhi oleh kendaraan lain (yaitu kecepatan dimana pengendara merasakan perjalanan yang nyaman, dalam kondisi geometrik, lingkungan, dan pengaturan lalu lintas yang ada, pada segmen jalan dimana tidak ada kendaraan yang lain)
FV0
= Kecepatan arus bebas dasar (km/jam), kecepatan arus bebas segmen jalan pada kondisi ideal tertentu (geometri, pola arus lalu lintas dan faktor lingkungan
FVW
= Faktor penyesuaian untuk kecepatan arus bebas dasar akibat lebar jalur lalu lintas efektif (km/jam)
FFVSF
= Faktor penyesuaian untuk kecepatan arus bebas akibat hambatan samping sebagai fungsi lebar bahu atau jarak kereb–penghalang
FFVCS
= Faktor penyesuaian untuk kecepatan arus bebas akibat ukuran kota
xvii
C
= Kapasitas (smp/jam), arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan
pada
kondisi
tertentu
(geometri,
faktor
lingkungan, distribusi arah dan komposisi lalu lintas) C0
= Kapasitas dasar (smp/jam), kapasitas segmen jalan pada kondisi geometri, pola arus lalu lintas dan faktor lingkungan yang ditentukan seelumnya
FCW
= Faktor penyesuaian untuk kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas
FCSP
= Faktor penyesuaian untuk kapasitas akibat pemisah arah
FCSF
= Faktor penyesuaian untuk kapasitas akibat hambatan samping sebagai fungsi lebar bahu atau jarak kereb-penghalang
FCCS
= Faktor penyesuaian untuk kapasitas akibat ukuran kota
DS
= Derajat kejenuhan, rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas
EEV
= Tipe hambatan samping kendaraan keluar/masuk
PSV
= Tipe hambatan samping kendaraan parkir/berhenti
PED
= Tipe hambatan samping pejalan kaki
SMV
= Tipe hambatan samping kendaraan lambat
PHF
= Faktor jam puncak
xviii