Daftar Isi | Contents 2 4 5
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report Laporan Direksi Board of Directors’ Report
Profil Perusahaan Company Profile 6 Informasi Perseroan Corporate Information 8 Struktur Organisasi Organization Structure 9 Struktur Kepemilikan Perseroan dan Entitas Anak Shareholding Structure of the Company and Subsidiaries 10 Visi, Misi, Moto dan Nilai-nilai Perusahaan Vission, Mission, Motto and Corporate Values 11 Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile 13 Profil Direksi Board of Directors Profile 15 Profil Komite Audit Audit Committee Profile 16 Profil Internal Audit Internal Audit Committee
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
17 Profil Sekretaris Perusahaan Profile Of Corporate Secretary 18 Informasi Pemegang Saham Shareholders Information 19 Entitas Anak Subsidiaries 20 Jejak Langkah Milestones 21 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis 26 Tinjauan Usaha Business Review 32 Tinjauan Operasional Operational Review 43 Tinjauan Keuangan Financial Review 46 Laporan Konsolidasi Neraca Komprehensif Consolidated Balance Sheet 63 Tanggung Jawab Sosial Perseroan Corporate Social Responsibility
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Ikhtisar Keuangan
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Financial Highlights
IKHTISAR KEU UANGAN FIN NANCIAL H HIGHLIGHTS
Penjualan bersih | Net sales
Laba kotor | Gross Profit
140,000,000,000
30,000,000,000
120,000,000,000
25,000,000,000
100,000,000,000
20,000,000,000
80,000,000,000
15,000,000,000
60,000,000,000
10,000,000,000
40,000,000,000
5,000,000,000
20,000,000,000
0 (5,000,000,000) 2012
2013
2014
(10,000,000,000) 2012
Laba bersih | Net Profit
2013
2014
Laba Bersih per Saham | Earning per Share
7,000,000,000
1,000,000
6,000,000,000
0
5,000,000,000
(1,000,000)
4,000,000,000
(2,000,000)
3,000,000,000
(3,000,000)
2,000,000,000
(4,000,000)
1,000,000,000
(5,000,000)
0
(6,000,000) 2012
(1,000,000,000) 2012
2013
2013
2014
2013
2014
2014
Return to Equity
Debt to Equity Ration
0.80%
1.20 1.00
0.60%
0.80 0.60
0.40%
0.40 0.20
0.20%
0 2012
0.00% 2012
2
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
2013
2014
3
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Laporan Dewan Komisaris
Laporan Direksi
Pemegang Saham yang terhormat,
Dear Shareholders,
Pemegang Saham yang terhormat,
Dear Shareholders,
Kami Dewan Komisaris Perseroan, bersama ini mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Perseroan telah sukses menawarkan saham dan resmi dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2014.
We, as the Board of Commissioners, would like to express our grace to the God Almighty for the success of the Company’s initial public offering (IPO) and formally listed at the Indonesia Stock Exchange on 23 December 2014.
Bersama ini, kami Direksi Perseroan ingin mengucapkan selamat datang kepada para pemegang saham publik Perseroan sebagai hasil dari pencatatan saham perdana Perseroan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2014.
With this opportunity, the Directors wish to welcome shareholders of the Company, following the Initial Public Offering at the Indonesian Stock Exchange on 23 December 2014.
Hal ini merupakan langkah berkelanjutan Perseroan yang tidak dapat terlaksana tanpa kerja keras setiap insan Perseroan di bawah kepemimpinan Direksi Perseroan dengan dibantu oleh para profesi penunjang.
This is the continual step forward by the Company that would not be able to be accomplished without the hard work of every individual within the Company under the leadership of the Directors, with the support of supporting professionals.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para insan Perseroan, profesi penunjang dan pihak-pihak lain yang membantu mewujudkan pencatatan saham perdana ini. Ucapan terima kasih kami juga kami sampaikan kepada otoritas pasar modal dan otoritas bursa terkait yang telah memberikan kepercayaan kepada Perseroan menjadi emiten.
We would like to express our gratitude to each individual of this Company, supporting professionals and others that have assisted in completing the Initial Public Offering. Our appreciation also goes to the capital market and stock exchange authorities in trusting this Company to go public.
Dengan dicatatkannya saham Perseroan, kami terpacu untuk senantiasa menjalankan fungsi pengawasan kami berdasarkan prinsipprinsip transparansi, tata kelola perusahaan yang baik dan penerapan praktek terbaik dalam perkebunan kelapa sawit.
With the Company listing, we are more motivated to fulfil our monitoring function based on the principals of transparency, good corporate governance and implementation of best practice in palm oil plantation.
Kami meyakini komitmen Direksi Perseroan memimpin Perseroan dalam mencapai target yang dapat memberikan nilai tambah kepada nilai saham Perseroan, dan akan senantiasa menjalankan fungsi kami secara melekat dengan cara memberikan masukan-masukan dan dukungan setiap saat Direksi membutuhkan.
We are convinced by the commitment of the Company’s Directors in leading the Company to achieve its target that can add value to the Company’s share price, and continuously exercise our function in providing inputs and support whenever needed by the Directors.
Akhir kata, tidak lupa kami ucapkan selamat bergabung kepada para pemegang saham Perseroan, semoga Perseroan dapat terus tumbuh.
Finally, allow us to extend our welcome to our shareholders, and hope the Company will continue to grow.
Perseroan melalui entitas anak telah menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit melalui pertumbuhan organik maupun anorganik dan akan senantiasa meningkatkan kinerja dengan menerapkan prinsip praktek terbaik (best practice). Dalam hal pertumbuhan organik, Perseroan telah berusaha optimal dalam pencapaian target yang berujung pada pencatatan laba, sedangkan dalam pertumbuhan anorganik, Perseroan telah menyelesaikan pengambil-alihan mayoritas saham PT Persada Alam Hijau, yang mempunyai lahan perkebunan di Propinsi Jambi. Pada tahun 2014, salah satu entitas anak Perseroan, PT Bumiraya Investindo dengan lahan perkebunan di Kalimantan Selatan telah terdaftar pada Roundtable on Sustainability Palm Oil (RSPO) dan pada tahun mendatang akan diikuti oleh entitas anak Perseroan lainnya yang hasil akhirnya adalah sertifikasi RSPO untuk seluruh entitas anak Perseroan. Di samping aktivitas usaha dalam mencapai target, Perseroan juga berkomitmen untuk melaksanakan progam-program tanggung jawab sosial perusahaan.
Through its subsidiaries, the Company runs palm oil plantation business through organic and inorganic growth, and will continuously improve performance by implementing best practice principles. With reference to organic growth, the company has been optimal in fulfilling its target which results in profits, whilst non organic, the Company has completed its acquisition of majority shares of PT Persada Alam Hijau, which has a plantation in Jambi Province. In 2014, one of the Company’s subsidiaries, PT Bumiraya Investindo (“BRI”), whose plantation in South Kalimantan, has been registered as a member in the Roundtable on Sustainability Palm Oil (RSPO), and in the coming years, other subsidiaries will follow, with the aim to get all subsidiaries certified by RSPO. In addition to achieving targets, the Company is also committed in contributing towards corporate social responsibility.
Kami dan seluruh insan Perseroan, optimis menghadapi tantangan dan bekerja mencapai target di tahun 2015 dan tahun-tahun selanjutnya. Kami juga ingin mengajak seluruh pemegang saham Perseroan untuk turut serta mendukung Perseroan untuk membesarkan Perseroan.
Together with all staff, the Company is optimistic in overcoming challenges and working conscientiously to meet the 2015 and longer terms targets. We would also like to seek shareholder’s support in growing the Company.
Board of Commissioners’ Report
Hormat kami, Atas Nama Dewan Komisaris Perseroan Sincerely, On behalf of the Board of Commissioners
Board Of Directors’ Report
Hormat kami, Atas nama Direksi Perseroan Sincerely, On behalf of the Company’s Directors. Koh Bing Hock Komisaris Utama Principle Commissioner
Budhi Istanto Suwito Direktur Utama | President Director
4
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
L - R : Kanya Lakshmi Sidarta - Budhi Istanto Suwito - Idris Adlin
5
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Informasi Perseroan Corporate Information
Nama Perusahaan | Name of Company: PT Golden Plantation Tbk
Kode saham | Ticker Code: GOLL
Bidang usaha | Line of business: Perkebunan dan pabrik kelapa sawit Palm oil plantation and processing
Tanggal pencatatan | Listing date: 23 December 2014
Tanggal pendirian | Date of establishment: 5 Desember 2007 Dasar Hukum Pendirian | Legal Basis of Establishment: Akta Pendirian no. 01 tanggal 5 Desember 2007, dibuat dihadapan Syarifah Chozie, SH MH, Notaris di Jakarta Kepemilikan (per 31 Desember 2014) Ownership (as of 31 December 2014): TPS Food 78.171% SJ Mogoginta 0.0003% Umum | Public 21.818% Modal dasar | Authorized capital Rp 1.15 milyar | billion Modal ditempatkan dan disetor penuh Issued and fully paid capital Rp 366.5 milyar | billion Bursa | Stock Exchange: Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1 Jl Jend Sudirman kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia Tel. (62-21) 515 0515 Fax. (62-21) 515 0330 Email:
[email protected]
6
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Kantor Pusat | Head Office: Gedung Alun Graha Jl Prof DR Soepomo SH no. 233 Kelurahan Menteng Dalam Kecamatan Tebet Jakarta Selatan, Indonesia Tel. (62-21) 5790 5353 Fax. (62-21) 5790 3553 Lokasi kebun | Plantation locations: Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Riau, Jambi Sumber daya manusia | Human resources: 1.249 karyawan tetap/permanent employees 2.358 karyawan tidak tetap/contractual employees Hubungi kami | Contact us: Sekretaris Perusahaan | Corporate Secretary: Noor Vito Priyantomo Jl Prof DR Soepomo SH no. 233, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Indonesia Phone: (62-21) 831 8775 Fax: (62-21) 835 1215
Nama dan Alamat Lembaga dan/atau Profesi Penunjang Pasar Modal Names and Addresses of Institutions and/or Capital Market Supporting Professionals Auditor | Auditor: Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto RSM AAJ Associates Plaza Asia, 10th floor Jl Jend Sudirman kav. 59 Jakarta 12190, Indonesia Tel (62-21) 5140 1340 Fax (62-21) 5140 1350 www.rsm.aajassociates.com Biro Administrasi Efek | Share Registrar: PT Sinartama Gunita Sinarmas Land Plaza, Menara 1 lantai 9 Jl MH Thamrin no. 51 Jakarta 10350 Notaris | Notary: Humberg Lie SH SE MKn Jl Raya Pluit Selatan Raya no. 103 Jakarta Utara 14450 Tel (62-21) 66697316, 66697315, 66697272 Fax (62-21) 6678527
7
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Struktur Organisasi
Struktur Kepemilikan Perseroan dan Entitas Anak
Organization Structure
Shareholding Structure of The ompany and Subsidiaries
Dewan Komisaris Koh Bing Hock Jaka Prasetya Anthony Michael Gillbanks
Stefanus Joko Mogoginta 0.0003%
Komite Audit Koh Bing Hock Lita Christiana Erna Suryani
Publik public
78.171%
21.818%
Direktur Utama Budhi Istanto Suwito
Bunge Direktur
Direktur Independen
Idris Adlin
Kanya Laksmi Sidarta
Unit Audit Internal
Sekretaris Perusahaan
Didik Sugiarto
Noor Vito Priyantomo
64.95%
35%
PAH 99.99%
BRI
8
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
ASJ
CPOetama
MJAP
MBP
TPSum
99.99%
99.99%
99.99%
99.99%
99.99%
BRI: ASJ: CPOetama: MJAP: MBP:
PT Bumiraya Investindo PT Airlangga Sawit Jaya PT Charindo Palma Oetama PT Mitra Jaya Agro Palm PT Muarabungo Plantation
TPSum: TAM: PAH:
PT Tugu Palma Sumatra PT Tandan Abadi Mandiri PT Persada Alam Hijau
99.99%
TAM
9
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
VISI
VISION
MISI
MISSION
Menjadi perusahaan berwawasan nasional yang membangun indonesia, hebat dan sukses di perkebunan kelapa sawit yang bereputasi dan berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
•
Menyediakan produk kelapa sawit dan turunannya yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.
•
To become a successful palm oil plantation company with a vision to developing Indonesia and its people.
•
To provide palm oil product and its derivative, of good quality and environmental friendly.
Menjadi perusahaan yang hebat dengan cara membangun sistim jalur ganda dalam organisasi: orang yang tepat dan sistem yang baik.
•
To become great company by developing double tracking system within the organization: with the right people and a good system.
•
Membangun budaya disiplin dan sumber daya manusia pembelajar untuk memaksimalkan kekuatan karyawan dan organisasi.
•
To develop a culture of discipline and knowledge that will maximize the strength of employees and the organization.
•
Memiliki kekuatan seperti perusahaan multinasional namun dengan kelincahan seperti sebuah perusahaan kecil.
•
Possesses the strength of a multinational company with agility of a small company.
Menjunjung tinggi nilai - nilai profesionalisme dan tata kelola perusahaan yang baik.
•
•
Uphold professionalism values and good corporate governance.
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
Koh Bing Hock Komisaris Utama | Komisaris Independen Chairman | Independent Commissioners Warga negara Malaysia, 62 tahun Beliau menyelesaikan pendidikan diploma nya di University of Technology Malaya - Malaysia tahun 1974, beliau menyelesaikan Program Strata-1 nya di Malaysia pada tahun 1978 yaitu first grade steam engineer’s certificate of Competency, beliau juga mendapatkan sertifikat yaitu system analysis and design certificate di NCC Manchester- United Kingdom pada tahun 1980, dan pada tahun 2004 beliau telah menyelesaikan INSEAD Asian Executive Program di Singapore. Beliau mempunyai pengalaman lebih dari 41 tahun di industri kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia, termasuk menjadi Engineering Director di PT Ukindo (Anglo Eastern Plantation Plc, U.K.) dari 1997 sampai dengan 1997, Senior Production Controller di PT SMART Tbk dari tahun 1988 sampai dengan 1997 dan 10 tahun bersama Sime Darby Plantations Berhad, Malaysia. Untuk periode 2005 – 2013 beliau menjabat sebagai Direktur Utama di PT. Austindo Nusantara Jaya Agri, dan juga sebagai Direktur di beberapa perusahaan yaitu: PT. Sahabat Mewah Dan Makmur, PT. ANJ Agri Siais, PT. Kayung Agro Lestari, dan PT. Austindo Aufwind New Energy. Selain itu saat ini beliau ditunjuk sebagai Komisaris PT. Austindo Nusantara Jaya Agri untuk periode 2014 – 2018. Sejak tahun 2014 hingga sekarang beliau menjabat sebagai Komisaris Utama atau Komisaris Independen dari PT. Golden Plantation, Tbk.
L - R : Idris Adlin - Budhi Istanto Suwito - Kanya Lakshmi Sidarta
10
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Malaysian citizen, 62 years old He finished his diploma education at the University of Technology Malaysia in 1974 and also completed his Engineering Studies in 1978 with a First Grade Steam Engineer’s Certificate of Competency. He had also obtained Certificate in System Analysis and Design from National Computer Centre Manchester – United Kingdom in 1980, and in 2004, he finished INSEAD Asian Executive Program in Singapore. He has over 41 years of experience in the palm oil industry in Malaysia and Indonesia, including being Engineering Director at PT Ukindo (Anglo Eastern Plantation Plc, U.K.) from 1997 to 1998, Senior Production Controller at PT SMART Tbk from 1988 to 1997 and 10 years with Sime Darby Plantations Berhad, Malaysia. During the period of 2005 – 2013, he served as President Director and Chief Executive Officer of PT. Austindo Nusantara Jaya Agri, as well as Director in several companies such as PT. Sahabat Mewah Dan Makmur, PT. ANJ Agri Siais, PT. Kayung Agro Lestari, and PT. Austindo Aufwind New Energy. In addition to that, he has been appointed as Commissioner of PT. Austindo Nusantara Jaya Agri for the period of 2014 – 2018. Since 2014 to date, he is the President Commissioner and Independent Commissioner of PT. Golden Plantation, Tbk.
11
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Profil Direksi
Board of Directors’ Profile
Budhi Istanto Suwito
Jaka Prasetya
Posisi Direksi Director Position
Komisaris Commissioner Warga Negara Singapura, 43 Tahun Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik pada tahun 1994 dari Institut Teknologi Bandung dan gelar Master of Business Administration pada tahun 1998 dari MIT Sloan School of Management. Pada tahun 2004 – 2006 beliau pernah menjabat sebagai Direktur di Deutsch Bank di Singapore, pada tahun 2006 – 2010 Beliau pernah menjabat sebagai CEO untuk United Fiber System di Singapore. Pada tahun 2010 – 2011 beliau pernah menjabat sebagai Managing Director dalam Raiffeisen Bank Internationa di Singapore, untuk tahun 2011 – 2014 beliau pernah memiliki jabatan sebagai Managing Partner dalam Leafgreen Capital Partners di Singapore, dan pada tahun 2014 sampai saat ini selain menjabat sebagai Komisaris PT. Golden Plantation, Tbk beliau juga menjabat sebagai managing director dari KKR Singapore dan Managing Partner dari PT Leafgreen Capital Partners Pte. Ltd, selain itu beliau juga menjabat sebagai Managing Director dan Head of Principal Investments Asia di Raiffeisen Bank International, serta senior management positions di United Fiber System and Deutsche Bank.
Singapura Citizen, 43 years old He finished his Technical Degree education in 1994 from the Institut Teknologi Bandung and Master of Business Administration in 1998 from MIT Sloan School of Management. During 2004 – 2006 he was Director in Deutsch Bank in Singapore, in 2006 – 2010, was CEO of United Fiber System in Singapore. In 2010 – 2011 he was Managing Director of Raiffeisen Bank Internationa in Singapore, in 2011- 2014 was Managing Partner of Leafgreen Capital Partners in Singapore and in 2014 – present besides as Commissioner of PT. Golden Plantation Tbk, he is also the Managing Director of KKR Singapore and Managing Partner of PT Leafgreen Capital Partners Pte. Ltd., besides that he also serves as Managing Director and Head of Principle Investments Asia in Raiffeisen Bank International, also as senior management positions in United Fiber System and Deutsche Bank.
Anthony Michael Gillbanks
12
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Indonesian citizen, 45 years He is a graduate of Economic Degree in 1995 from the Universitas Sebelas Maret, Surakarta. During 2001 – 2002, he was commissioner of PT. Sriwijaya Panganindo Prima Lestari. In 2003 – 2005, he was vice principle director of PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. In 2003 – 2006, he was commissioner of PT. Poly Meditra Indonesia. In 2005 – 2011, he was commissioner of PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, in addition to President Director of PT. Golden Plantation Tbk since 2014. He is also the Director of PT. Tiga Pilar Sejahtera since 1990 until present. He is President Director of PT. Sriwijawa Panganindo Prima Lestari since 2002. He is also a Director of PT. Poly Meditra Indonesia since 2006. Currently, he is also Director of PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk since 2011. .
Idris Adlin
Komisaris Independen Independent Commissioner Warga Negara Inggris, 56 Tahun. Beliau Menyelesaikan pendidikan Bachelor of Science in Agriculture pada tahun 1983 dari University of Western Australia. Setelah lulus dari universitas, beliau bekerja di Papua Nugini pada perkebunan kopi, kelapa sawit dan kakau selama 15 tahun. Pada tahun 1999 – 2003 beliau pernah bekerja di PT Tolan Tiga (SIPEF Indonesia). Pada tahun 2003 – 2007 beliau pernah bekerja di PT London Sumatera Indonesia dan menjabat sebagai Head of Technology Transfer dan merupakan anggota dari research committee for Lonsum’s Bahlias Research station. Beliau juga terlibat dalam beberapa konsultan independen di Papua Nugini, Indonesia, Malaysia dan Afrika. Dan selain menjabat sebagai Komisaris independen sejak tahun 2014 sampai saat ini di PT Golden Plantation Tbk..
Warga Negara Indonesia, 45 Tahun. Beliau Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi pada tahun 1995 dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Pada Tahun 2001 – 2002 beliau merupakan komisaris dari PT. Sriwijaya Panganindo Prima Lestari. Pada tahun 2003 – 2005 beliau pernah menjabat sebagai wakil direktur utama di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. Pada tahun 2003 – 2006 beliau pernah menjabat sebagai komisaris di PT. Poly Meditra Indonesia. Pada tahun 2005 – 2011 beliau pernah menjabat sebagai Komisaris dari PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Selain menjabat sebagai Direktur utama sejak tahun 2014 sampai saat ini di PT. Golden Plantation, Tbk. Beliau juga menjabat bebagai Direktur PT. Tiga Pilar Sejahtera sejak tahun 1990 sampai saat ini. Selain itu Beliau juga menjabat sebagai presiden direktur di PT. Sriwijawa Panganindo Prima Lestari sejak tahun 2002 sampai saat ini. Dan Beliau juga menjabat sebagai Direktur di PT. Poly Meditra Indonesia sejak 2006 sampai saat ini. Yang terakhir beliau juga merupakan Direktur dari PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sejak tahun 2011 sampai dengan saat ini.
Posisi Direksi Director Position Citizen of British, 56 years old He finished his Bachelor of Science in Agriculture in 1983 from the University of Western Australia. Post university he worked in Papua New Guinea on coffee, palm oil and cocoa estates for 15 years. In 1999 – 2003, he worked at PT Tolan Tiga (SIPEF Indonesia). In 2003 – 2007 he worked in PT London Sumatera Indonesia and held a position as Head of Technology Transfer and member of research committee for Lonsum’s Bahlias Research station. He has also been involved in several independent consultancy in Papua New Guinea, Indonesia, Malaysia and Africa. Besides as Independent Commissioner since 2014 to present at PT Golden Plantation Tbk
Warga Negara Indonesia, 55 Tahun Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Fakultas Pertanian pada tahun 1979 dari Universitas Sumatera Utara, dan Fakultas Pertanian pada tahun 1998 dari Universitas Medan Area. Pada tahun 1979 – 2003 beliau pernah menjabat sebagai Head of ED & Senior Inspector dari PT. London Sumatera Indonesia, Tbk. Pada tahun 2004 – 2007 beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama di Pulau Hijau Group. Pada tahun 2008 – 2010, beliau pernah menjabat sebagai direktur di PT. Inti Plantations dan menjabat sebagai Direktur di PT. Anam Koto. Selain menjabat sebagai Direktur di PT. Golden Plantation tbk sejak tahun 2014 sampai dengan saat ini, beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama pada PT. Agrindo Management Services pada tahun 2008 sampai saat ini.
Indonesian citizen, 55 years He holds Agricultural Faculty Degree in 1979 from the the University of Sumatera Utara, and Agriculture Faculty in 1998 from the University of Medan Area. During 1979 – 2003, he was Head of ED & Senior Inspector of PT. London Sumatera Indonesia Tbk. In 2004 – 2007, he was President Director of Pulau Hijau Group. In 2008 – 2010, he was Director of PT. Inti Plantations and as Director of PT. Anam Koto. In addition to Director of PT. Golden Plantation Tbk since 2014, he is also the President Director of PT. Agrindo Management Services since 2008.
13
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Profil Komite Audit Profile of Audit Committee
Kanya Lakshmi Sidarta Posisi Direksi Director Position Warga Negara Indonesia, berusia 47 Tahun Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi pada tahun 1992 dari Universitas Indonesia dan saat ini dalam pendidikan Magister Business dari Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 1990 – 1991, Beliau pernah menjabat sebagai Staff Akunting di PT Citra Sari Makmur. Pada tahun 1992 – 1994, Beliau pernah menjabat sebagai Professional Staff Audit Service & Management Consultant, RSM AAJ. Pada tahun 1994 – 1995, beliau pernah menjabat sebagai Accounting & Finance Assistant, PT Pentasena Arthasentosa. Pada tahun 1995 – 1997, Beliau pernah menjabat sebagai Department Head of Controller, PT Pentasena Arthasentosa. Pada tahun 1997 – 2002, Beliau pernah menjabat sebagai Head of Internal Audit, PT Pentasena Arthasentosa. Pada tahun 2000 – 2002, Beliau pernah menjabat sebagai Head of Compliance Officer di PT Pentasena Arthasentosa. Pada tahun 2002 – 2004, beliau pernah menjabat sebagai Direktur Operasional di PT Pentasena Arthasentosa. Pada tahun 2004 – 2005, Beliau pernah menjabat sebagai head of Operation, Fund Management division di PT Dhanawibawa Securities. Pada tahun 2005 – 2007 Beliau pernah menjabat sebagai Head of Corporate Finance & Investor Reation di PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Pada tahun 2007 – 2014, beliau sempat menjabat sebagai Head of Financial Controller & Comercial di PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Sejak tahun 2014 sampai dengan saat ini, beliau menjabat sebagai Direktur Independen di PT Golden Plantation Tbk.
Indonesian citizen, 47 years She holds Economic Degree in 1992 from the University of Indonesia and currently pursuing Business Masters Degree at the Institut Pertanian Bogor. During 1990 – 1991, she was an accountant at PT. Citra Sari Makmur. In 1992 – 1994, she was Professional Staff Audit Service & Management Consultant, RSM AAJ. In 1994 – 1995, she was Accounting & Finance Assistant at PT Pentasena Arthasentosa. During 1995 – 1997, she was Head Department of Controller of PT Pentasena Arthasentosa. In 1997 – 2002, she was Head of Internal Audit of PT Pentasena Arthasentosa. In 2000 – 2002, she was Head of Compliance Officer at PT. Pentasena Arthasentosa. In 2002 – 2004, she was the Director of Operation at PT Pentasena Arthasentosa. In 2004 – 2005, she was head of Operation, Fund Management division at PT Dhanawibawa Securities. In 2005 – 2007, she was Head of Corporate Finance & Investor Reation at PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. In 2007 – 2014, she was Head of Financial Controller & Comercial at PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Since 2014, she is the Independent Director of PT Golden Plantation Tbk.
Menunjuk Peraturan No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012, maka Perseroan perlu untuk menetapkan Komite Audit Perseroan berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Perseroan No.001/GP-DEKOM/IX/2014 tanggal 15 September 2014. Susunan anggota Komite Audit Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:
In reference to Regulation No. IX.1.5 regarding the Establishment and Implementation Guidance of Audit Committee Appendix of the Decree of the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency Number Kep-643/BL/2012, dated 7 December 2012, the Limited Liability Company needs to establish Audit Committee of the company based on Decree Letter of the Commissioner of the Ltd Liability Company No.001/GP-DEKOM/IX/2014 dated 15 September 2014. Following is the structure of the Audit Committee member:
Ketua Chairman
Koh Bing Hock Warga Negara Malaysia, 62 Tahun. Beliau mengawali karir sebagai Engineer tahun 1974 dan memiliki pengalaman lebih dari 41 Tahun dalam industri perkebunan kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia. Saat ini beliau aktif menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan.
Malaysian citizen, 62 years old. He started his career as an Engineer in 1974 and has 41 years of experience in the palm oil plantation industry in Malaysia and Indonesia. Currently he is active as a President Commissioner of the Company
Anggota member
Lita Chritiara Warga Negara Indonesia, 43 Tahun. Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Universitas Kristen Duta Wacana dan pekerjaan saat ini adalah wiraswasta.
Indonesian citizen, 43 years old. She holds a Degree from the University of Kristen Duta Wacana, and currently, an entrepreneur.
Erna Suryani
14
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Warga Negara Indonesia, 33 Tahun. Beliau mengawali karir sebagai finance and accounting SPV sejak tahun 2004 sampai dengan 2008 di PT Jaya Lestari. Kemudian sebagai asisten manajer operation sejak 2008 sampai dengan 2012 di Sinarmas Mining, dan sebagai kepala departemen Treasury sejak 2012 sampai dengan 2008 di PT Mitra Pinasthika Mustika Rent.
Indonesian citizen, 33 years old. She started he career as a finance and accounting supervisor since 2004 - 2008 at PT Jaya Lestari. She was assistant manager for operation since 2008 - 2012 at Sinarmas Mining, and as Head of Treasury Department since 2008 until 2012 at PT Mitra Pinasthika Mustika Rent.
Tugas utama komite audit adalah membantu Dewan Komisaris dengan memberikan masukan dan usulan atas laporan-laporan dari Direksi, serta memberi masukan atas hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris. Antara lain dengan melakukan pemeriksaan berkala untuk meyakini berjalannya tata kelolah yang baik, internal control manajemen dan kewajaran transaksi, serta meyakini bahwa catatan telah dilakukan dengan tepat waktu dan wajar serta pelaporan yang transparan dan benar.
The main duty of the audit committee are to assist the Board of Commissioners by providing and reporting feedbacks to the Directors, and to provide inputs on issues that require the attention from the Board of Commissioners. These are done through periodical investigations to ensure good corporate management, internal control and reasonable transactions are in place, and also to ensure that reporting are done timely manner and reasonable, as well as proper and transparent.
15
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Profil Sekretaris Perusahaan
Profil Internal Audit
Profile of Corporate Secretary
Profile of Internal Audit
16
Sesuai dengan Peraturan No. IX.I.17, Perseroan menunjuk Didik Sugiarto sebagai unit audit internal.
In compliance with Regulation No. IX.I.17, the Company has appointed Didik Sugiarto as internal auditor.
Berikut Profil Internal Audit Perseroan:
The following is the profile of Internal Auditor of the Company:
Didik Sugiarto, Warga Negara Indonesia, 30Tahun. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Akuntansi di Universitas Janabadra Yogyakarta pada tahun 2007. Pada tahun 2007 – 2009 beliau pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Administrasi di PT. Salim Ivomas Pratama. Pada tahun 2009 – 2012 beliau pernah bekerja di Putra Kelana Makmur Group sebagai Senior Supervisor Finance and Accounting. Sebelum beliau bergabung dengan PT. Golden Plantation Tbk pada tahun 2014 sampai dengan saat ini sebagai Internal Audit, beliau adalah bisnis kontroler di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2012 – 2014.
Didik Sugiarto, Indonesian citizen, 30 years old He graduated as Economic Accountancy Bachelor in University of Janabadra Yogyakarta in 2007. During 2007-2009, he was Head of Administration Section of PT Salim Ivomas Pratama. During 20092012, he worked as Senior Supervisor Finance and Accounting in Putra Kelana Makmur group. Prior to joining PT Golden Plantation Tbk in 2014 until to date as internal auditor, he was business controller in PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk in 2012-2014.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 35/ POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 002/GP/Dirut/IX/2014 tanggal 15 September 2014, Perseroan telah menunjuk Noor Vito Priyantomo, sebagai Sekretaris Perusahaan.
In accordance with Authority Financial Services (“OJK”) Regulation No. 35/POJK.04/2014 regarding Corporate Secretary for Public Company, and as per the Company’s Board of Directors’ letter No. 002/GP/Dirut/IX/2014 dated 15 September 2014, the Company has appointed Noor Vito Priyantomo as Corporate Secretary.
Berikut ini adalah profil Corporate Secretary Perseroan:
The following is the profile of Company’s Corporate Secretary:
Noor Vito Priyantomo, Warga Negara Indonesia, 35 Tahun. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Gajah Mada pada tahun 2003. Beliau mengawali karir sebagai konsultan hukum di Firma Ali Budiardjo Nugroho Reksodiputro pada tahun 2004-2010. Pada tahun 2010-2011, beliau pernah bekerja di Titan Chemicals Indonesia sebagai Legal Counsel. Setelah itu, beliau bergabung dengan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebagai Head of Legal dan ditunjuk sebagai Corporate Secretary Perseroan September 2014.
Noor Vito Priyantomo, Indonesian citizen, 35 years old He graduated as Bachelor of Law from the University of Gajah Mada in 2003. He started his career as legal consultant in Ali Budiardjo Nugroho Reksodiputro law firm during 2014-2010. During 20102011, he worked as Legal Counsel in Titan Chemicals Indonesia. After that, he joined PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk as Head of Legal and appointed as Corporate Secretary of the Company since September 2014.
Bidang tugas Sekretaris Perusahaan, antara lain : • Sebagai penghubung antara Perseroan dengan lembaga regulator pasar modal yakni OJK serta Bursa Efek Indonesia; • Sebagai pusat informasi bagi para pemegang saham dan seluruh stakeholders yang memerlukan informasi-informasi penting yang berkaitan dengan kegiatan dan perkembangan Perseroan; • Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan agar tindakan korporat yang dilakukan Direksi maupun transaksi yang dilakukan oleh Perseroan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku di pasar modal, anggaran dasar Perseroan dan peraturan serta perundangan yang berlaku di Republik Indonesia; • Melaksanakan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, Rapat Direksi dan Rapat Komisaris dan melakukan penelaahan dari aspek legal atas dokumen transaksi Perseroan.
The main tasks for Corporate Secretary, amongst others, are as follows: • Act as liason officer between the Company and the Capital Market Authorities, namely OJK and Indonesian Stock Exchange; • Act as center of information to all shareholders and stakeholders who requires material information relating to the activities and development of the Company; • To provide input to the Board of Directors of the Company so that any corporate actions undertaken by the Board of Directors or transactions done by the Company are in line with the prevailing rules and regulation of the capital market, the Company’s article of association and prevailing rules and regulation of the Republic of Indonesia; • To hold Annual General Shareholders Meeting of the Company, Board of Directors’ meeting, and Board of Commissioners’ meeting, and evaluate legal aspects of transactional documents of the Company.
17
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Informasi Pemegang Saham
Entitas Anak
Shareholders Information
Subsidiaries
Pemegang saham (per 31 Desember 2014) | Shareholder (as of 31 December 2014)
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Nama Perusahaan
78,1719%
Tahun Penyertaan
Lokasi
Status Operasional
21,8281% Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi Share Ownership by the Board of Commissioners and Directors Posisi Position
Jumlah Saham Number of share
Persentase Percentage
Dewan Komisaris | Board of Commissioners Koh Bing Hock
Presiden Komisaris | President Comissioner
-
-
Jaka Prasetya
Komisaris | Commissioner
-
-
Anthony Michael Gillbanks
Komisaris Independen| Independent Commissioner
-
-
Direksi | Directors Budhi Istanto Suwito
Presiden Direktur | President Director
-
-
Idris Adlin
Direktur | Director
-
-
Kanya Lakshmi Sidarta
Direktur Independen| Independent Director
-
-
Kronologis pencatatan saham Need to be translate Need to be translate Penawaran umum saham perdana Perseroan sejumlah 800.000.000 lembar saham biasa kepada masyarakat dan telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No.S-527/D.04/2014 pada tanggal 11 Desember 2014 dan selanjutnya seluruh saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2014.
The Company’s initial public offering some 800,000,000 shares of ordinary stock to the public and has received an effective statement from the Financial Services Authority through its letter No. S-527/D.04/2014 on December 11, 2014 and subsequently all shares listed on the Indonesia Stock Exchange on 23 December 2014.
Bersamaan dengan penawaran umum saham perdana Perseroan, Perseroan menerbitkan 1 milyar lembar
Simultaneously to the Company’s initial public offering, the Company issued 1 billion Warrant Series-I with exercise period no later than 20
Waran Seri-I dengan masa periode pelaksanaan sampai dengan 20 Desember 2017 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 288 untuk setiap waran.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Agribisnis/ Perkebunan Kelapa Sawit
64,95%
2014
Kalimantan Selatan
Aktif Beroperasi
Tidak Langsung
Publik | Public
18
Persentase Kepemilikan Efektif
Langsung 1. PT Bumiraya Investindo
Nama Name
Jenis Usaha
December 2017 with exercise price of Rp 288 per warrant.
1.
PT Charindo Palma Oetama
Agribisnis/ Perkebunan Kelapa Sawit
99,99%
2010
Kalimantan Barat
Aktif Beroperasi
2.
PT Airlangga Sawit Jaya
Agribisnis/ Perkebunan Kelapa Sawit
99,99%
2010
Kalimantan Barat
Aktif Beroperasi
3.
PT Muarabungo Plantation
Agribisnis/ Perkebunan Kelapa Sawit
99,99%
2010
Sumatera Selatan
Aktif Beroperasi
4.
PT Mitra Jaya Agro Palm
Agribisnis/ Perkebunan Kelapa Sawit
99,99%
2010
Kalimantan Tengah
Aktif Beroperasi
5.
PT Tugu Palma Sumatera
Agribisnis/ Perkebunan Kelapa Sawit
99,96%
2010
Riau
Aktif Beroperasi
6.
PT Tandan Abadi Mandiri
Agribisnis/ Perkebunan Kelapa Sawit
99,99%
2012
Jambi
Aktif Beroperasi
7.
PT Persada Alam Hijau
Agribisnis/ Perkebunan Kelapa Sawit
99,99%
2014
Jambi
Aktif Beroperasi
19
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Jejak Langkah
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Milestones
Management Discussion and Analysis
1992
PT Tiga Pilar Sejahtera (“TPS”) didirikan oleh S Joko Mogoginta, memproduksi bihun kering dan mie TPS founded by S Joko Mogoginta, producing dry vermicelli and instant noodle
1993
PT Bumiraya Investindo (“BRI”) bediri dan mulai kegiatan operasional pada tahun 1993 BRI established and start commercial operation in 1993
Tinjauan Ekonomi dan Industri | Economy and Industry Review
Tinjauan Ekonomi Economy Review
2003
Kelompok TPS masuk di Bursa Efek Indonesia melalui akuisisi PT Asia Inti Selera Tbk TPS group listed into Indonesia Stock Exchange by acquiring PT Asia Inti Selera Perusahaan tersebut dinamakan ulang menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (“TPSF”) The said company renamed as PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (“TPSF”)
2007/ 2008
TPSF masuk ke dalam bisnis perkebunan kelapa sawit melalui akuisisi BRI TPSF enter into palm oil plantation business by acquiring BRI PT Golden Plantation berdiri PT Golden Plantation established
2010
BRI mengakuisisi 5 perusahaan perkebunan kelapa sawit BRI acquired 5 palm oil plantation companies
2011
BRI menjalin kerjasama dengan Bunge Agribusiness Pte LTd dengan kepemilikan 35% saham BRI oleh Bunge pada November 2011 BRI entered into joint cooperation with Bunge Agribusiness Pte Ltd with 35% ownership on BRI by Bunge on November 2011
2014
TPSF mengakuisisi PT Golden Plantation TPSF acquired PT Golden Plantation PT Golden Plantation mengakuisisi BRI PT Golden Plantation acquired BRI
Pada 6 November 2014, BRI telah menjadi anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (“RSPO”).
20
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
On 6 November 2014, BRI has become a member of Roundtable on Sustainable Palm Oil (“RSPO”).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 melambat menjadi 5,1%, dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi global, yang berimbas pada kontraksi pertumbuhan ekspor, khususnya non migas/komoditas seperti batu bara, kelapa sawit dan mineral mentah. Selain itu, faktor-faktor domestik seperti dinamika politik, tingginya tingkat inflasi pada tingkat 8.38% , dan melemahnya Rupiah terhadap mata uang asing, terutama Dollar Amerika. Ini adalah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (“PDB”) terendah sejak tahun 2009. Walaupun demikian, sebagai negara dengan rakyat terbanyak keempat didunia, dimana populasi mencapai sekitar 249 juta orang, pertumbuhan PDB Indonesia termasuk yang relatif kuat diregional dan menduduki posisi tiga besar diantara negara-negara G20, setelah Cina dan India.
The economic growth of Indonesia in 2014 slowdown to 5.1%, which is affected by prolonged global economic growth, which resulting in export contraction, especially for non oil and gas/commodity based export, such as coal, palm oil and raw minerals. In addition to that, various domestic factors, such as politics dynamics, high inflation rate of 8.38% and Rupiah depreciation against foreign currency, especially US dollar, have also adversely affecting economic growth. This is the lowest level growth level of Gross Domestic Product since 2009.
Tingkat inflasi pada bulan Desember 2014 naik sebesar 2.46% seiring dengan naiknya biaya bahan bakar minyak subsidi dan listrik. Sementara itu nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dollar Amerika, dari Rp 12.189 pada 31 Desember 2013 menjadi Rp 12.440 pada 31 Desember 2014 (menurut kurs tengah Bank Indonesia), sebagai imbas dari kebijakan tapering dari Amerika Serikat dan defisit neraca berjalan dikarenakan tingkat impor yang lebih tinggi daripada ekspor, terutama karena rendahnya kontribusi ekspor dari komoditas non migas.
The inflation rate on December 2014 rose by 2.46% in line with higher subsidized fuel price and electricity. Meanwhile, Rupiah depreciated against US dollar, from Rp 12,180 on 31 December 2013 to Rp 12,440 on 31 December 2014 (according to mid rate of Bank Indonesia), as a result of tapering policy from the United States of America and deficit in balance of payment as import exceeded export, especially due to lower contribution from non-oil and gas export.
Nonetheless, as a country with the fourth largest population, where the population reaching approximately 249 million people, the growth rate of Indonesian GDP has been relatively strong in the region, and amongst top three within G20 countries, after China and India.
21
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
22
Tinjauan Ekonomi dan Industri | Economy and Industry Review
Tinjauan Ekonomi dan Industri | Economy and Industry Review
Prospek Perekonomian pada tahun 2015
Industri Perkebunan Kelapa Sawit
2015 Economics Prospects
Overview of Palm Oil Plantation
Menurut Bank Dunia, pembelanjaan pasar domestik di Indonesia yang bertahan tinggi terus menopang pertumbuhan selama ini. Akibat melemahnya pertumbuhan investasi dan ekspor, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan stabil mencapai 5,2% , sedikit di bawah proyeksi Bank Dunia yang dirilis Juli 2014 lalu, yaitu sebesar 5,6%.
According to World Bank, high domestic capital expenditure in Indonesia sustained economic growth to date. Due to lower investment growth and export, Indonesian economic growth in 2015 is expected to be stable at 5.2%2, slightly lower than earlier estimate released in July 2014 by World Bank, of 5.6%.
Bank Indonesia memperkirakan perekonomian masih akan mengalami penyesuaian didukung dengan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi diperkirakan kembali membaik pada kisaran 5,4-5,8%, tidak berubah dari proyeksi semula. Perbaikan itu seiring dengan perkiraan kondisi ekonomi global yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sejalan dengan hal tersebut, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan juga diperkirakan akan meningkat.
Bank Indonesia predicted economic growth will continue facing adjustments, supported with stabilized macroeconomics foundamental. In 2015, economic growth is expected to recover at 5.4-5.8%, unchanged from previous predictions. The recovery will follow estimated global economic recovery. In line with that, export contribution to support economic growth will also improved
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Kelapa sawit merupakan salah satu minyak paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di dunia. Produksi minyak yang efisien dan sangat stabil ini digunakan untuk berbagai makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar biodiesel. Kebanyakan minyak sawit diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena pohon-pohon membutuhkan suhu yang hangat, sinar matahari dan banyak hujan untuk memaksimalkan produksinya.
Palm oil is one of the most produced and consumed oil in the world. The oil extracted is efficient and relatively stable to be used for various food, cosmetics, cleaning materials, and can also be used as raw material for biodiesel. The majority of palm oil is being produced in Asia, Afrika and South America, since the trees required warm temperature, sufficent sunlight and rains to maximize production.
Produksi kelapa sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Kedua negara bersama-sama mencapai sekitar 8590% dari total produksi minyak sawit global. Indonesia saat ini merupakan produsen dan eksportir terbesar minyak sawit di seluruh dunia. Pada tahun 2014, produksi minyak sawit nasional mencapai 30,8 juta ton yang terserap di berbagai pasar utama dunia, seperti India, Cina, Pakistan, dan negara-negara Uni Eropa.
The production of global palm oil is dominated by Indonesia and Malaysia. Together, both countries contributed approximately 8590% of total palm oil production in the world. Indonesia to date is the largest producer and exporter of palm oil in the world. In 2014, national production of palm oil reached 30.8 million ton, which was consumed in various major global markets, such as India, China, Pakistan and Union Europe countries.
Dalam waktu jangka panjang, permintaan minyak sawit global menunjukkan tren meningkat sebagaimana pertumbuhannya populasi. Hal tersebut juga mendukung peningkatan konsumsi produk-produk yang berbasis minyak kelapa sawit.
In a long run, global demand of palm oil has shown an increasing trend in line with the growth of population. This also in return increasing the demand for palm oil based products consumption.
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk pembangunan selanjutnya pada investasi di bidang perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya. Luasnya wilayah Indonesia memungkinkan untuk perluasan lahan dan pada sisi lain berupa tersedianya pasar ekspor yang luas, terlebih lagi setelah Cina tergabung dalam WTO yang merupakan alternatif pasar baru, yang dapat menjadi tujuan ekspor selain pasar yang sudah ada seperti Amerika, Eropa, India, Pakistan dan seterusnya.
Indonesia poses huge potential for sustainable development on palm oil plantation investment and its CPO mills. The vast area of Indonesia enables further land expansion, while on the other side, also the availability of vast export market, especially after China joins the WTO, which offers an alternative market for export beside America, Europe, India, Pakistan and others.
Peranan sektor swasta sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional dengan berlandaskan pada ekonomi kerakyatan sebagai upaya pemerataan pembangunan khususnya meningkatan kesejahteraan rakyat dalam rangka pengentasan garis kemiskinan terutama bagi masyarakat pedesaan yang bergerak dalam bidang perkebunan, khusus petani, yang terkelompok dalam unitunit koperasi pedesaan.
The private sector role is required to contribute towards national economic development based on pro people economy as an effort to increase equal prosperity distribution to eradicate poverty, in particular for plantation people in the rural area, especially farmers and those connected to rural cooperative units.
23
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Prospek Usaha pada tahun 2015 2015 Business Outlook
Tinjauan terhadap Isu Lingkungan Hidup | Review on Environmental Issues
Pemerintah Indonesia menandatangani moratorium hutan primer selama dua tahun mulai dari tanggal 20 Mei 2011 sampai 2013. Moratorium diperpanjang selama dua tahun. Moratorium ini berarti berhenti sementara untuk pemberian izin baru untuk pembukaan hutan rimba dan lahan gambut di Indonesia. Sebagai gantinya,
Indonesian Government signed prime forestry moratorium for two years for the period of 20 May 2011 until 2013. The said moratorium has been extended for another two years. This moratorium meant temporary halting of granting new license for the opening of rainforest and moss in Indonesia. In exchange, Indonesia obtained Rp 1 billion
Indonesia menerima paket Rp 1 miliar dari Norwegia
assistance package from Norway.
Posisi Perseroan dalam Industri Kelapa Sawit The Company’s position in the Palm Oil Business
Dari segi total aset dan total land bank, Perseroan masih berada pada tahap berkembang dan mempunyai ruang untuk memperluas lahan tertanamnya. Pada 31 Desember 2014, areal lahan cadangan Perseroan sebesar 49.410,92 ha, tersebar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera, dimana seluas 17.323,60 ha diantaranya adalah sudah tertanam. Sisanya, yaitu 32.087,32 ha merupakan cadangan lahan yang memiliki prospek untuk dikembangkan oleh Perseroan dan Entitas Anak. Dibawah ini adalah perbandingan utilitasi aset dan lahan yang dimiliki oleh Perseroan and Entitas Anak.
24
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
17,323.60 ha has been planted. The remaining of 32,087.32 ha is reserved landbank that potentially can be developed by the Company and its subsidiaries. Below depicted the effectiveness of asset utilization and landbank owned by the Company and its subsidiaries.
Perkebunan kelapa sawit dan pengolahan industrinya menjadi industri penting untuk perekonomian. Ekspor minyak sawit merupakan penghasil devisa penting dan memberikan kesempatan kerja bagi jutaan rakyat Indonesia. Hampir 70 persen dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia terletak di Sumatera, sisanya - sekitar 30 persen - sebagian besar ditemukan di pulau Kalimantan.
Palm oil plantation and its CPO mills become a crucial industry for the economy. Palm oil export has become an important source of income and provide millions of employment for the people of Indonesia. Almost 70% of palm oil plantation in Indonesia is located in Sumatra, while remaining, about 30%, found predominantly in Kalimantan island.
Menurut data dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sekitar 8 juta ha; dua kali lebih banyak dibanding pada tahun 2000 yaitu sekitar 4 juta ha lahan di Indonesia digunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 13 juta ha pada tahun 2020.
According to the data from Ministry of Agriculture of the Republic of Indonesia, the areal plantation of palm oil in Indonesia to date approximately 8 million ha, twice large than compared to 4 million ha back in 2000 of palm oil plantation. The size is expected to further enlarged to 13 million ha in 2020.
Perusahaan Indonesia yang bergerak di kelapa sawit berencana memperluas kapasitas penyulingan minyak sawit. Hal ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan dari sumber daya alam di Indonesia. Indonesia lebih berfokus terutama pada ekspor minyak sawit mentah (dan komoditas mentah lainnya) namun saat ini telah merubah prioritasnya kepada produk olahan yang lebih tinggi.
Indonesian corporates operating in palm oil plantation plan to expand CPO mill capacity. This is in line with Government’s requirement to produce larger income from natural resources in Indonesia. Indonesia has focused more on palm oil export (and other raw minerals), but recently shift its priority to value added products.
25
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Tinjauan Usaha Business Review
26
PT Golden Plantation Tbk (“Perseroan”) adalah Entitas Anak dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (“TPSF”). Perseroan mulai memasuki bisnis minyak sawit melalui akuisisi PT Bumiraya Investindo (“BRI”) yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Perseroan berupaya mengeksplorasi kesempatan bisnis untuk meningkatkan kinerja dan marjin usaha, termasuk diantaranya terjun ke agribisnis dan perkebunan kelapa sawit.
PT Golden Plantation Tbk (“the Company”) is a subsidiary of PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (“TPSF”). The Company started its palm oil plantation via acquisition of PT Bumiraya Investindo (“BRI”), which is located in South Kalimantan. The Company aimed to explore business opportunities to improve performance and margin, including expanding to agribusiness and palm oil plantation.
Perseroan, melalui Entitas Anak, telah dan dalam proses memperoleh Hak Guna Usaha untuk seluruh lahan yang dimiliki Perseroan, dimana sekitar 54% dari total lahan tertanam telah menghasilkan. Hasil panen kelapa sawit Perseroan selain diolah di pabrik pengolahan kelapa sawit milik Perseroan di Pulau Laut Kalimantan Selatan, juga didistribusikan langsung ke pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit di sekitar perkebunan, antara lain ke wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
The Company, via its subsidiaries, have obtained cultivation right for all landbanks belonging to the Company, whereby approximately 54% of total planting area is producing. The harvested palm oil of the Company, other than processed in the Company’s CPO mill mill in Pulau Laut, South Kalimantan, is also distributed directly to other CPO mills nearby the plantations, to West Kalimantan and Central Kalimantan, amongst others.
Pada April 2013, BRI telah menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit mentah berkapasitas 30 MT TBS/jam, dan mulai beroperasi. Pada tanggal 31 Desember 2014, kapasitas pabrik pengolahan tersebut sudah dipergunakan secara penuh.
In April 2013, BRI has completed constructing of CPO mill mill for palm oil, with capacity of 30 MT FFB/hour and started to operate. In 31 December 2014, the capacity of the CPO mill has been fully utilized.
Kinerja Perseroan dan Entitas Anak untuk 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
The performance of the Company and its subsidiaries for the past five years are as follows:
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Kinerja usaha dari perkebunan dan pabrik kelapa sawit Performance of palm oil plantation and processing Laba bersih dan hasil operasional Perseroan dipengaruhi oleh hasil produksi perkebunan dan pabrik. Hasil produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk kualitas bahanbahan penanaman, kondisi tanah dan cuaca, kualitas pengelolaan perkebunan dan pengaturan jadwal panen dan pengolahan Tanaman Buah Segar. Tanaman kelapa sawit hanya akan dipanen bila telah mencapai kematangan, hasil panen yang maksimal baru didapatkan setelah umur pohon 8 tahun sampai dengan 25 tahun.
Net income and operational results of the Company are influenced by the production of palm oil plantation and its processing. The production of palm oil is affected by several factors, including the quality of seeds, land and weather conditions, quality of plantation management, and the schedule of planting and processing of Fresh Fruit Bunches (FFB). Palm oil will only harvest upon maturity, with maximum harvesting result after the age of the trees reached 8 to 25 years old.
Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan dan Entitas Anak memiliki perkebunan kelapa sawit dengan total luas lahan sebesar 49.410,92 ha di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera, dimana seluas 17.323,60 ha diantaranya adalah sudah tertanam. Sisanya, yaitu 32.087,32 ha merupakan cadangan lahan yang memiliki prospek untuk dikembangkan oleh Perseroan dan Entitas Anak. Dari total lahan Area Tertanam, baru 54% yang merupakan tanaman menghasilkan. Dengan demikian, luas area tanaman menghasilkan dan profil usia perkebunan memiliki dampak material terhadap tingkat produksi dan tingkat imbal hasil TBS Perseroan.
As of 31 December 2014, the Company and its subsidiaries owned a total plantation area of 49,410.92 hectare in South Kalimantan, Central Kalimantan, West Kalimantan, Riau and Sumatra, where about 17,323.60 hectare have been planted. The remaining, 32,087.32 hectare is allocated as prospect land to be developed by the Company and its subsidiaries. Of the total planted area, only 54% already mature plants. As a result, total area of productive plants and the age of the plantation have material impacts on the production level and yield of FFB of the Company.
27
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Keunggulan Perseroan The Company’s Competitive Advantages
Harga produk kelapa sawit The price of Crude Palm Oil (“CPO”)
28
Harga minyak kelapa sawit berfluktuasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor internasional maupun regional, antara lain permintaan dan penawaran global serta kondisi cuaca, kebijakan perdagangan pemerintah, pergerakan pola konsumsi, ketersediaan dan harga komoditi subtitusi, ketidakstabilan politik, perubahan ekonomi dunia dan keadaan tak terduga lainnya.
The price of CPO fluctuates and affected by several factors internationally and regionally, including the global demand and supply, and weather, government regulation, movement of consumption pattern, availability and price of substitute commodity, political instability, change of global economic and other unpredictable events.
Pada tanggal 31 Desember 2014, penjualan minyak sawit mentah Perseroan memberikan kontribusi sebesar 75% dari total penjualan Perseroan dan Entitas Anak, atau sebesar Rp 103.15 milyar. Ratarata harga minyak kelapa sawit berfluktuasi tinggi, dimana harga terendah CPO di pasar Rotterdam adalah USD435 per MT pada bulan Oktober 2008 dan harga tertinggi adalah USD1.395 per MT pada bulan Maret 2008. Pada tanggal 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2014, rata-rata harga CPO per bulan berfluktuasi antara USD830 per MT hingga USD993 per MT (sumber: Bloomberg).
On 31 December 2014, the revenue of CPO contributed approximately 75% of total consolidated revenue of the Company and subsidiaries, amounting to Rp 103.15 billion. The average price of CPO fluctuated significantly, where the lowest CPO price in Rotterdam market was USD435 per MT on October 2008, and the highest price was USD1,395 per MT on March 2008. Since 1 January 2014 until 31 December 2014, average CPO price per month fluctuated between USD830 per MT until USD993 per MT (source Bloomberg).
Untuk menghadapi fluktuasi tersebut, Perseroan memiliki tangki penyimpanan yang cukup untuk menyimpan minyak kelapa sawit pada saat harga tidak optimal untuk dilakukan penjualan. Perseroan menjual TBS di perusahaan terdekat yang memiliki pabrik kelapa sawit, sehingga meminimalisasi ongkos pengiriman dan kualitas TBS dapat terjaga. Untuk jangka panjangnya, Perseroan terus berusaha untuk melakukan efisiensi dari biaya investasi tanam sehingga dapat tetap bersaing walaupun di harga minyak kelapa sawit yang sedang rendah.
In anticipation of the price fluctuation, the Company has built a storage tank, which is sufficient to store CPO when the price is not optimum for sale. The Company sold FFB to nearby companies that owned CPO mills, in order to push down transportation cost and protect the quality of FFB. In the lon run, the Company will continue to do efficiency on planting cost, to maintain competitiveness when CPO price is low.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Perseroan memiliki beberapa keunggulan kompetitif di sektor kegiatan agribisnis sebagai berikut:
The Company has several competitive advantages in the agribusiness sector as follows:
Sumber daya manusia yang handal Perseroan memiliki tim manajemen yang kuat dan ahli dibidang agribisnis, didukung oleh karyawan yang memiliki ketrampilan yang terkini.
Skilled human resources The Company has strong management memiliki with expertise in agribusiness sector, supported by capable and up to date skilled man power.
Sistem informasi manajemen perkebunan yang tepat Perseroan memiliki Sistem Manajemen Informasi (“SIM”) untuk mendukung kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit yang dirintis sejak tahun 2010 untuk memudahkan pengawasan, pengumpulan data dan analisa pada setiap perkebunan, sehingga memudahkan laporan konsolidasi untuk tinjauan manajemen. SIM tersebut terdiri dari 2 aspek utama: Geographical Information System, yang menyediakan data spasial, koordinat geografis, peta tematik dan integrasi data dan Operational Software yang menyediakan sistem manajemen blok, status aktifitas blok, analisa produksi dan bagan-bagan.
Accurate Information System Management on Plantation The Company has management information system (“MIS”) in place since 2010 to support its monitoring, data collection and analysis for each plantation to facilitate consolidated reporting for management review. The said MIS consisted for two main aspects: Geographical Information System, which provide spacial data, geographic coordination, tematic map and integrated data; and Operational Software that supported management block system, status of block activity, production analysis and diagrams.
Profil perkebunan yang relatif muda Perseroan memiliki profil usia perkebunan yang relatif muda untuk mendukung peningkatan produksi yang kedepannya. Rata-rata usia pohon kelapa sawit ditanam berumur 7-8 tahun (usia produktif tanaman kelapa sawit adalah 8-15 tahun). Secara rata-rata yield produktivitas TBS di lahan tertanam adalah 22 MT/ha pada tahun 2014.
Profile of plantation that is relatively young The Company has relatively young plantation to support its production going forward. The average age of planted palm oil is about 7-8 years old (matured productive plants are about 8-15 years old). The average yield of planted area is 22 MT/ha in 2014.
Bibit Kelapa Sawit yang Unggul Kualitas bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat produktivitas dan mutu minyak sawit yang dihasilkan. Oleh karena itu pengadaan benih kelapa sawit harus berkualitas tinggi dan memiliki potensi genetik yang tinggi pula.
Prime palm oil nursery The quality of the seed is one of the factors that ensure productivity rate and quality of CPO produced. As such, access to high quality seed of palm oil with high potential genetic is vital.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit kelapa sawit Perseroan dan Entitas Anak telah menyiapkan kebun bibit sendiri, dimana bibit/ kecambah berasal dari PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan dan Socfin.
To achieve the above, the Company has its own nursery, where the seed originated from PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan dan Socfin.
Cadangan lahan yang luas Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan dan Entitas Anak memiliki perkebunan kelapa sawit dengan total luas lahan sebesar 49.410,92 ha di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera, dimana seluas 17.323,60 ha diantaranya adalah sudah tertanam. Sisanya, yaitu 32.087,32 ha, merupakan cadangan lahan yang memiliki prospek untuk dikembangkan oleh Perseroan dan Entitas Anak. Penetrasi akan terus dilakukan dengan mengakuisisi lahan baru dan penanaman.
Large concession land As of 31 December 2014, the Compay and its subsidiaries owned palm oil plantation of 49,410.92 ha in South Kalimantan, Central Kalimantan, West Kalimantan, Riau and Sumatera, where 17,323.60 ha has been planted. The remaining is reserved land to be developed by the Company and its subsidiaries. Penetration will be done by acquisition of new land and planting activity.
29
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Prospek pada tahun 2015 2015 Outlook Perseroan selalu melakukan usaha-usaha untuk mengembangkan bisnisnya secara organik maupun anorganik. Selanjutnya Perseroan berencana melakukan penanaman kelapa sawit sekitar 7.000-8.000 ha per tahun untuk jangka waktu 5 tahun sehingga diharapkan dapat memiliki lahan tertanam lebih dari 44.000 ha pada tahun 2015. Perseroan juga berencana untuk mengakuisisi perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan kapasitas produksi, dan pada akhirnya, juga pendapatan
The Company always strive to expand its business, both organic and inorganically. Going forward, the Company plans to expand its planted area of palm oil plantation about 7,000-8,000 ha per annum for the period of 5 years, so that planted area could exceed 44,000 ha by 2015. The Company also plans to acquire additional palm oil plantation to increase its production capacity and in return, revenue generated.
Strategi pertumbuhan usaha Perseroan adalah mendayagunakan keunggulan bersaing yang dimiliki, dengan strategi utama sebagai berikut:
Menambah kapasitas pabrik pengolahan minyak kelapa sawit
Perseroan berencana untuk meningkatkan kapabilitas pabril pengolahan minyak kelapa sawit dengan menyelesaikan kegiatan peningkatan kapasitas pabrik pengolahannya yang ada saat ini yang berlokasi di BRI. Peningkatan ini direncanakan dari 30 ton TBS per jam menjadi 45 ton TBS per jam. Dalam jangka panjang, Perseroan akan menambah jumlah pabrik pengolahan minyak kelapa sawit.
Melakukan kerjasama strategis dengan mitra bisnis Perseroan terbuka dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan kelapa sawit lainnya. Salah satu kerjasama strategis dengan mitra bisnis Perseroan adalah dengan Bunge Agribusiness Singapore Pte. Ltd. melalui penyertaan kepemilikan saham di BRI. Bunge Agribusiness Singapore Pte. Ltd. melakukan fungsinya sebagai pihak komersial yang membantu Perseroan memastikan produkproduk Perseroan diserap penuh oleh pasar dan juga Bunge melakukan penjualan secara ekspor atau global pada saat volume telah besar, dimana fungsi tersebut memang merupakan kekuatan Bunge yang telah teruji.
Peluang untuk melakukan akuisisi Secara rutin, Perseroan akan menguji peluang akuisisi untuk memperoleh cadangan lahan baru dan mengembangkan operasi perkebunan di area yang memiliki karakteristik tanah yang sesuai untuk penanaman, terutama perkebunan yang berlokasi dekat dengan perkebunan Perseroan dan Entitas Anak untuk menjamin terintegrasinya operasi perkebunan secara keseluruhan. Di masa yang akan datang, Perseroan akan terus berupaya untuk memperluas lahan yang dimilikinya guna mencapai skala ekonomis yang lebih baik.
Dengan kerjasama strategis yang dilakukan Perseroan melalui BRI, dengan Bunge Agribusiness Singapore Pte. Ltd (“Bunge”), diharapkan akan mendorong pertumbuhan Perseroan di sektor agribisnis.
With strategic cooperation done via BRI, with Bunge Agribusiness Singapore Pte Ltd (“Bunge”), it is expected that the Company can further developed in the agribusiness space.
Strategi 2015 2015 Strategies Kompetisi usaha yang semakin ketat menuntut Perseroan untuk selalu sigap dalam menjawab tantangan dan memenangkan kompetisi pasar, oleh sebab itu Perseroan berupaya menciptakan produk yang berkualitas dan bersaing di pasar melalui kreativitas dan inovasi secara berkesinambungan.
More competitive business environment has made the Company to be more proactive in addressing challenges and win market competition; Hence, the Company aimed to produce high quality products and compete through sustainable creativity and innovation.
Strategi pertumbuhan usaha Perseroan adalah mendayagunakan keunggulan bersaing yang dimiliki, dengan strategi utama sebagai berikut:
The strategy of the Company is to capitalized on its competitive advantages, with main strategies as follow:
Meningkatkan lahan tertanam seluas 5.000 – 8.000 ha setiap tahunnya Perseroan akan terus mengembangkan lahan perkebunan kelapa sawit yang dimilikinya dengan memanfaatkan lahan cadangan yang dimilikinya saat ini, yang pada tanggal
To grow planted land by 5,000 – 8,000 ha per annum The Company will continue to grow its palm oil plantation by utilizing its reserved land, which as per 31 December 2014, with the size of 32,087.32 ha or 65% of the Company’s and its subsidiaries total concession land. The Company plans to increase its planted land by
30 Juni 2014 adalah seluas 32.087,32 hektar atau sebesar 65% dari total lahan konsesi Perseroan dan Entitas Anak. Perseroan merencanakan untuk meningkatkan lahan tertanamnya dengan
30
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
5,000-8,000 ha annually.
Tanggung Jawab Sosial untuk mengembangkan standar kesejahteraan masyarakat sekitar Perseroan senantiasa melakukan program-program sosial dan kemasyarakatan sebagai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup di sekitar perkebunan Perseroan dan Entitas Anak. Dengan berkembangnya masyarakat di sekitar perkebunan Perseroan dan Entitas Anak, akan mendorong perkembangan dalam bisnis Perseroan dan Entitas Anak juga, karena banyaknya SDM Perseroan yang berasal dari masyarakat sekitar. Selain itu, Perseroan juga ikut berkontribusi dalam memperbaiki infrastruktur di sekitar perkebunan Perseroan dan Entitas Anak, seperti memperbaiki dan menambah jalan aspal dan pembangunan tempat ibadah.
To add the capacity of the refinaryCPO mill plant of palm oil
The Company plans to increase its refinaryCPO mill capacity by improving the capacity of current refinaryCPO mill plant of BRI. This will result in larger capacity from 30 ton FFB per hour to 45 ton FFB per hour. In the long run, the Company will add the number of its refinaryCPO mill plants
To do strategic cooperation with strategic partner The company is open to cooperate with other palm oil companies. One of the strategic cooperation with business partners is with Bunge Agribusiness Singapore Pte. Ltd. through joint venture in BRI. Bunge Agribusiness Singapore Pte. Ltd. acted as commercial partner to ensure the marketability of all Company’s products and assist with export when the volume becomes substantial, which is Bunge’s proven strenghts
Possibility to do acquisition The company regularly keep looking for acquisition opportunities to obtain new land reserve and develop plantation area suitable for palm oil plantation, especially in the surrounding areas of the Company’s and its subsidiaries’ plantations to ensure overall integration. In the future, the Company will continue expand its land ownership to enable reaching better economics of scale.
Corporate Social Responsibility to improve local community welfare The company always conducted social and community programs as part of its social responsibility towards the community and environmental preservation surrounding the Company’s and its subsidiaries’ plantations. As the community develops in the surrounding area of the company and its subsidiaries, it will also enhance development in the Company’s businesses as many of its employees are from local community. In addition to that, the Company will also contribute to improve infrastructure around the plantations, such as road improvements and expansion, as well as building praying houses.
31
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Tinjauan Operasional Operational Review
Profil Perkebunan Plantation Profile
32
Perseroan, melalui Entitas Anak, memiliki 7 perkebunan kelapa sawit dengan area konsesi sebesar 49.410,92 ha, dimana 17.323,60 ha (atau sekitar 35% dari total area konsesi) merupakan lahan tertanam.
The Company, through its subsidiaries, have 7 palm oil plantation with concession are of 49,410.92 ha, where about 17,323.60 ha (or equivalent to 35% of total concession area) has been planted.
Saat ini Entitas Anak Perseroan memiliki pabrik kelapa sawit di BRI dengan kapasitas produksi 30 MT TBS/jam yang dapat ditingkatkan menjadi 45 MT TBS/jam. Pabrik kelapa sawit ini telah beroperasi sejak 1Q 2013.
To date, a subsidiary of the Company owned a CPO mill in BRI with production capacity of 30 MT FFB/hour, which could be increased to 45 MT FFB/hour. The said CPO mill has been in operation since 1Q 2013.
Berikut adalah lokasi dari perkebunan kelapa sawit dari grup:
Below is the location map of palm oil plantation of the group:
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Perseroan telah dan dalam proses memperoleh Hak Guna Usaha untuk seluruh lahan yang dimiliki Perseroan, dimana sekitar 54% dari total lahan tertanam telah menghasilkan. Saat ini Perseroan dan Entitas Anak sedang dalam proses pengurusan untuk mendapatkan Hak Guna Usaha seluas 6.639,8 ha di Kalimantan Selatan dan Musi Banyuasin.
The Company has and in process of acquiring cultivation right for all landbanks owned by the Company, where about 54% of the planted land is in production phase. Currently, the Company and its subsidiaries are in process to obtain cultivation right of 6,639.8 ha in South Kalimantan and Musi Banyuasin.
Hasil panen kelapa sawit didistribusikan langsung ke pabrik-pabrik pengolahan di sekitar perkebunan, sedangkan minyak kelapa sawit mentah dan biji kelapa sawit akan disalurkan ke perusahaanperusahaan trading dan konsumen industri.
The harvested palm oil is distributed directly to the CPO mills in the nearby plantations, whilst crude palm oil and palm kernel to be distributed to trading companies or manufacturing customers.
PT Bumiraya Investindo (“BRI”) BRI berlokasi di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2014, BRI memiliki lahan tertanam seluas 7.694,89 ha dan 5.217,32 Ha merupakan Tanaman Menghasilkan.
Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit seluas ± 8.613ha milik BRI mempunyai dua izin lokasi: • Izin pertama sesuai dengan Keputusan Bupati Kotabaru, yang dituangkan dalam Surat Keputusan No.188.45/524/ KUM/2012, tanggal 21 Desember 2012 seluas ± 6.822,49 ha. • Izin kedua sesuai Keputusan Bupati Kotabaru No. No. 188.45/393/KUM/2014, tanggal 9 Juni 2014, seluas 1.791 ha.
PT Bumiraya Investindo (“BRI”)
BRI is located at Kotabaru, South Kalimantan. On 31 December 2014, BRI owned planted land of 7,694.89 ha and 5,217.32 ha is already producing. The reserve area of palm oil plantation of circa 8,613 ha owned by BRI, has two location permits: • the first permit is in accordance with the Decree of Kotabaru Regency, stated in Letter of Decree No.188.45/524/KUM/2012, dated 21 December 2012 an area of ± 6,822.49 ha. • the second permit is in accordance with the Decree of Kotabaru Regency No. 188.45/393/KUM/2014, dated 9 June 2014, an area of 1,791 ha.
Jadwal penanaman tanaman kelapa sawit (pengembangan) BRI dilakukan selama 2 tahun seluas 5.000 ha: • seluas 2.000 ha pada tahun tanam 2014; • 3.000 ha pada tahun tanam 2015
The planting schedule (development) of BRI is within 2 years for an area of 5,000 ha: • an area of 2,000 ha for 2014; • an area of 3,000 ha for 2015.
PT Charindo Palma Oetama (“CPOetama”)
CPO berlokasi di wilayah Kecamatan Air Besar dan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat dengan lahan konsesi seluas 3.621,09 ha dimana seluruhnya sudah HGU. Pada tanggal 31 Desember 2014, CPO memiliki lahan tertanam seluas 2.045,86 ha dengan tanaman menghasilkan seluas 931,89 ha. Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit CPO, sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas nama PT Charindo Palma Oetama atas tanah di Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat seluas 3.621,09 ha.
PT Charindo Palma Oetama (“CPOetama”) CPOetama is located in Sub-district Air Besar and Kuala Behe, Regency Landak, Province of West Kalimantan with concession of 3,621.09 ha, which has obtained cultivation right. On 31 December 2014, CPOetama owned a planted land sized 2.045,86 hectares with 931.89 ha of production. CPO reserved area in accordance with the Decree by the Head of National Land Agency regarding cultivation right for PT.Charindo Palma Oetama over a land in Regent of Landak, Province of West Kalimantan is 3,621.09 ha.
33
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
PT Airlangga Sawit Jaya (“ASJ”) ASJ berlokasi di Wilayah Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat dengan lahan konsesi seluas 4.037,31 ha dimana seluruhnya sudah HGU. Pada tanggal 31 Desember 2014, ASJ memiliki lahan tertanam seluas 1.048,85 ha degan tanaman menghasilkan seluas 309,01 ha. Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit ASJ, sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pertanamahn Nasional tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas nama ASJ atas tanah di Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat seluas 4.037,31 ha. PT Muarabungo Plantation (“MBP”) MBP berlokasi di Wilayah Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2014, MBP sedang dalam pengurusan untuk ijin tanahnya, dimana MBP memiliki luas Kadastral sebesar 4.183 ha yang terdiri dari 1.216,17 ha lahan tertanam.
Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit MBP, sesuai dengan Revisi Ijin Usaha Perkebunan PT Muara Bungo Plantation melalui Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor: 547/KPTS/IUP/ DISBUN/2011 tanggal 29 April 2011 tentang Ijin Usaha Perkebunan kelapa sawit menjadi seluas 7.850 ha ( inti 3.925 dan plasma 3.925 ha) yang berlokasi di Desa Kelurahan Balai Agung, Soak Baru, Sesaran Jaya, Kayuara dan Desa Lumpatan, Lumpatan II, Bailangu, Bailangu Timur Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Saat ini MBP memiliki lahan tertanam seluas 1.216 ha.
PT Mitra Jaya Agro Palm (“MJAP”) MJAP berlokasi di Wilayah Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur, Propinsi Kalimantan Tengah. MJAP telah memperoleh ijin lokasi seluas 4.822 ha dengan lahan tertanam seluas 4.556,4 ha dan tanaman menghasilkan seluas 1.454,2 ha.
Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit pada awalnya mempunyai izin lokasi seluas ± 15.750 ha berdasarkan keputusan Bupati Barito Timur Nomor 334 Tahun 2007 tanggal 8 Desember 2007 tentang perpanjangan Ijin Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit atas nama MJAP. Kemudian berdasarkan Keputusan Bupati Barito Timur No.02 Tahun 2012, tanggal 2 Januari 2012 tentang perpanjangan ijin Lokasi untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit MJAP yang terletak di Kec. Pematang Karau Kab Barito Timur Kalimantan Tengah menjadi seluas ±4.822 ha.
34
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
PT Airlangga Sawit Jaya (“ASJ”) ASJ is located at sub-district Air Besar, Regency of Landak, Province of West Kalimantan with a cultivation area of 4,037.31 ha. On 31 December 2014, ASJ owned a planted land of 1.048,85 ha with an area of 309,01 ha already in production. CPO reserved area in accordance with the Decree by the Head of National Land Agency regarding Cultivation Right (HGU) for ASJ over a land in Regent of Landak Province of West Kalimantan is 4,037.31 ha.
PT Muarabungo Plantation (“MBP”) MBP is located at sub-district Sekayu, Regency Musi Banyuasin, Province of South Sumatera. On 31 December 2014, MBP is in the process of obtaining land permission of 4,183 ha, of which 1,216.17 ha has been planted. According to Plantation Business Permit Revision of PT Muara Bungo Plantation through the Decree of the Regent of Musi Banyuasin No: 547/KPTS/IUP/ DISBUN/2011 dated 29 April 2011 regarding Plantation Business Permit, the reserve area becomes 7,850 ha (3,925 ha as Nucleus and 3.925 ha as Plasma) located in the village of sub-district Balai Agung, Soak Baru, Sesaran Jaya, Kayuara and village Lumpatan, Lumpatan II, Bailangu, East Bailangu sub-district Sekayu Province of Musi Banyuasin Province of South Sumatera. Currently MBP owns 1,216 ha of planted area.
PT Mitra Jaya Agro Palm (“MJAP”) MJAP is located at sub-district Pematang Karau, Regency of East Barito, Province of Central Kalimantan. MJAP has obtained location permit on a land of 4,822 ha, consisting 4,556.40 ha of planted land dan 1,454.2 ha of productive land. The reserve area initially has location permit for ± 15,750 ha, based on the Decree of the Regent of East Barito No. 334 year 2007 dated 8 December 2007, regarding the extension of Palm Oil Plantation Location Permit under MJAP. Afterwards, based on the Decree of the Regent of East Barito No.02 year 2012, dated 2 January 2012 regarding location permit for Palm Oil Plantation Business for MJAP, located at sub-district Pematang Karau Regency of East Barito Central Kalimantan, the area becomes ±4,822 ha.
PT Tugu Palma Sumatera (“TPSum”) TPSum berlokasi di Indragiri Hulu, Riau dan telah memperoleh ijin lokasi di lahan seluas 2.086 ha. Pada tanggal 31 Desember 2014, seluas 79,49 ha merupakan lahan tertanam dan 2.006,51 ha merupakan lahan belum tertanam.
PT Tugu Palma Sumatera (“TPSum”) TPSum is located at Indragiri Hulu, Riau and has obtained location permit on 2.086 hectaress of land. As of 31 December 2014, 79,49 ha of land is planted and 2,006.51 ha unplanted.
PT Tandan Abadi Mandiri (“TAM”) TAM berlokasi di Wilayah Kecamatan Pelawan dan Kecamatan Bathin VIII, Propinsi Jambi dan telah memperoleh ijin lokasi di lahan 13.700 ha dengan lahan tertanam seluas 681,94 ha. Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit TAM seluas 13.700 ha, sesuai dengan Keputusan Bupati Sarolangun No.339 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin Lokasi untuk Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Pola Kemitraan dengan Masyarakat TAM, tanggal 27 Juni 2014 6.200 ha yang terletak Kecamatan Sarolangun, Pelawan dan Bathin VIII Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, dan Keputusan Bupati Sarolangun No. 05/2011 tanggal 5 April 2012 tentang pemberian izin lokasi untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit pola kemitraan dengan masyarakat seluas 7.500 ha yang terletak di Desa Batu Penyambung, Pulau Buayo, Rantau Gedang, Muara Latih dan Tanjung Gagak Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
PT Tandan Abadi Mandiri (“TAM”) TAM is located on Sub-district Pelawan and sub-district Bathin VIII, province of Jambi and has obtained location permit on 13,700 ha of land, including 681,94 ha of planted land. The reserve area is 13,700 ha, according to the Decree of Regent Sarolangun No.339 year 2014 regarding Granting Location Permit to Oil Palm Plantation Development Partnership with the Community for TAM, dated 27 June 2014 on 6,200 ha of land located at sub-district Sarolangun, Pelawan and Bathin VIII Regency of Sarolangun Province of Jambi, and the Decree of the Regent of Sarolangun No. 05/2011 dated 5 April 2012 regarding location permit to palm oil plantation development partnership with the community on 7,500 ha of land located at village Batu Penyambung, island Buayo, Rantau Gedang, Muara Latih and Tanjung Gagak sub-district Bathin VIII Regency of Sarolangun Province of Jambi.
PT Persada Alam Hijau (“PAH”) PAH memiliki lahan konsesi sebesar 1.788 ha dimana semuanya sudah di tanam yang berlokasi dan sebesar 1.662,84 ha sudah menghasilkan. Perkebunan kelapa sawit PAH terletak di kabupaten Muara Tebo, Propinsi Jambi.
PT Persada Alam Hijau (“PAH”) PAH has a land concession of 1,788 ha, where all has been planted and about 1,662.84 ha has matured and producing. The location of the plantation is in Muara Tebo regency, Jambi province.
35
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Proses Produksi
Program Perkebunan Plasma
Production Flow Process
Plasma Plantation Scheme
Diagram di bawah ini menyajikan ringkasan proses produksi minyak kelapa sawit dan inti sawit serta turunannya:
Below diagram depicted a summary of palm oil and palm kernel production process:
Program Perkebunan Plasma merupakan kebijakan pemerintah Indonesia berkaitan dengan kerjasama pengembangan perkebunan. Sebagai perusahaan yang kegiatan usaha utamanya merupakan perkebunan, Perseroan dan Entitas Anak tentu berkewajiban untuk melatih dan mengawasi Plasma dan membeli hasil perkebunan milik Plasma.
The plasma plantation program is part of the government’s policy related to cooperation in plantation development. As a company whose main business relates to plantation, the Company and its subsidiaries are obliged to train and monitor Plasma and purchase the products of its Plasma.
Perseroan berpartisipasi dalam Program Plasma sesuai dengan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia termasuk Pemerintah Daerah setempat. Perseroan membantu mengembangkan perkebunan rakyat dan membeli hasil panen kelapa sawit dari perkebunan-perkebunan ini. Program ini adalah salah satu kontribusi Perseroan untuk kesejahteraan komunitas-komunitas lokal di sekitar area usaha Perseroan.
The Company participated in the program as mandated by the central and regional government. The Company assisted in developing the local community’s plantations and purchased their products. This is one of the programs, where the Company contributes to the local community welfare.
Pemasaran dan Distribusi
36
Proses yang paling awal dalam kegiatan usaha kelapa sawit adalah penanaman bibit. Bibit kelapa sawit setelah melalui proses pemeliharaan dan seleksi, selanjutnya ditanam di lapangan. Sebelum ditanam, terlebih dahulu dilakukan kegiatan land clearing dan pengolahan tanah pada areal yang akan ditanami. Selanjutnya adalah pemeliharaan tanaman sampai tanaman tersebut menghasilkan. Kegiatan utama yang dilakukan dalam masa pemeliharaan adalah kegiatan pemberantasan gulma, pemupukan dan pengendalian hama/penyakit. Setelah berumur 3 tahun, tanaman tersebut dapat dikategorikan tanaman menghasilkan, dimana produknya disebut Tandan Buah Segar (TBS).
The initial process of palm oil plantation business is planting seedling. Oil palm seedling post cultivation and selection, then planted to the ground. Prior to planting, the land has to be cleared and tillaged in the designated area. Afterwards, the plant is nutured until harvest time. The main activity during nurturing period is to eradicate the weeds, fertilization and pest/disease control. After three years, the plants can be categorized as productive, yielding Fresh Fruit Bunch (“FFB”).
Proses produksi dimulai dari penerimaan hasil panen TBS yang sudah memenuhi kriteria kematangan buah oleh stasiun timbang. Setelah TBS ditimbang, kemudian diletakkan pada loading ramp untuk dilakukan pemisahan mutu (sortasi). TBS yang telah dipilah berdasarkan kualitas mutunya diangkut ke stasiun sterilisasi (sterilizer), untuk disterilisasi dengan uap pada ruang tertutup yang bertekanan untuk memudahkan pemisahan buah dari tandan.
The production process started from the receipt of harvested FFB that has fulfilled certain ripeness criteria is being weighted at weighing station. Post weighting, FFB is placed at loading ramp to be sorted according to quality type. The sorted FFB is then moved to sterilizer station, to be sterilized by steam in pressurized closed room to ease fruit separation from its cluster.
Tandan yang telah direbus, dibawa ke stasiun penebah (tresher). Pada stasiun ini tandan dipisahkan dari berondolannya. Buah yang telah terlepas kemudian dicerna dan dipadatkan menggunakan penekan ulir (screw press) untuk memisahkan minyak dari inti dan serat kelapa sawit. Minyak yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut di penyulingan untuk menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang bebas dari limbah.
Boiled cluster then brought to tresher station to be separated from its main. The separated fruits are then digested and condensed by using screw press to separate the oil from palm kernel and fiber. The result will be further processed in refinement to produce waste-free CPO.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Marketing and Distribution Pada saat ini, Perseroan dan Entitas Anak melakukan pemasaran dan distribusi di pasar domestik, antara lain ke wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Palembang, dan Medan. TBS, minyak kelapa sawit, dan inti sawit dijual kepada para pedagang dan pengolah sawit dan umumnya dengan kesepakatan tentang kontrak jangka panjang atau basis spot, dan waktu pengiriman yang dinegosiasikan pada saat penjualan.
Currently, the Company and its subsidiaries market and distribute its products in domestic market only, amongst others to West Kalimantan, South Kalimantan, Palembang and Medan. FFB, crude palm oil and palm kernel are sold to traders and palm oil processors, and usually the said sales are done with agreed procedure, long term contract or spot basis, and the delivery time negotiated upon sales.
Saat ini seluruh produk Perseroan dan Entitas anak menggunakan sistem Franco, dimana biaya pengiriman ditanggung oleh pengirim dan distribusi produk Perseroan dan Entitas Anak menggunakan transporter eksternal. Setiap produk yang tidak memenuhi kriteria standard yang telah disepakati akan dikenakan claim hingga batas waktu tertentu, dan jika melebihi batas waktu tersebut barang akan dikembalikan (tidak diterima).
Currently, all production of the Company and its subsidiaries used Franco system, where shipping costs are covered by sender and product distribution is done by external transporter. Every product that does not meet the agreed standard criteria will be charged until certain time limit and if it went over time, then it will be returned.
Sampai akhir 2014, tiga konsumen terbesar dari Perseroan dan Entitas Anak adalah: • PT Agro Palindo Sakti (57%) • PT Alam Tri Abadi
(38%) • PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (5%) Hingga sekarang, kebanyakan BRI menjual baik minyak kelapa sawit mentah dan inti sawit, sementara MJAP, CPO, ASJ, dan PAH hanya menjual minyak kelapa sawit mentah.
Until end of 2014, the three main customers of the Company and its subsididiaries are: • PT Agro Palindo Sakti (57%) • PT Alam Tri Abadi
(38%) • PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (5%) To date, predominantly BRI sold both crude palm oil and palm kernel, whilst MJAP, CPO, ASJ, and PAH sold crude palm oil only.
37
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
38
Riset dan Pengembangan
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Research and Development
Analysis of Environmental Impact
Perseroan memiliki divisi penelitian dan pengembangan yang diarahkan pada pengembangan produk baru dan perbaikan proses produksi, yang pada akhirnya dapat menghemat biaya produksi. Perseroan terus melakukan investasi dalam pengembangan dan penyempurnaan produk guna memenuhi perubahan selera dan kebutuhan konsumen, dimana tim lapangan senantiasa mengevaluasi kondisi pasar untuk memahami selera konsumen dengan lebih baik. Selain itu, tim tersebut juga bertindak sebagai pengawas mutu produksi serta penentu standar kualitas produk dan proses produksi. Fungsi penelitian dan pengembangan Perseroan antara lain, meneliti kegemaran konsumen terbaru, mengembangkan produk baru dan melakukan evaluasi terhadap teknologi yang digunakan oleh Perseroan. Sebagai sarana penelitian, divisi ini juga dilengkapi dengan laboratorium untuk melaksanakan test produksi dan kualitas produk.
The Company has research and development division, which focused on new product development and production process improvement, which in return will help to push down production cost. The Company continuously invested in development and perfection of product to follow changes in taste and client’s requirements, by sending its team on the ground constantly evaluating market condition to understand customer’s trend better. Meanwhile, the said team also acting as quality controller and determine the standard of quality product and production process. The research and development of the Company, amongst others, research on the latest customer’s trend and evaluate on the technology used by the Company. As a research institution, this division also equipped with laboratorium to test the product quality and production process.
Biaya rata-rata per tahun yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk penelitian dan pengembangan adalah sekitar Rp2 miliar dan dibebankan terhadap beban usaha.
The average cost per annum spent by the Company for research and development is approximately Rp 2 billion and charged as operating expense.
Pengembangan bisnis yang inovatif yang telah dipelopori dan dijalankan secara sinergi oleh: 1. Departemen Research and Development (R&D): Bertanggung jawab untuk memperkuat produk-
produk yang ada dan menghadirkan inovasi produk baru
2. Departemen Business Development: Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menganalisa produk baru dari sisi kualitas dan bisnis untuk memastikan produk dapat diterima konsumen
The development of innovative business, which was pioneered and run with synergy by the following: 1. Research and Development department: in charge to strenghten current product ranges and to create new innovative products 2. Business development department: in charge of developing and analyzing new products from quality and business wise aspects to ensure the marketability of the said products.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Perseroan menganggap bahwa penerapan praktik-praktik yang ramah lingkungan dengan standar yang tinggi merupakan aset yang berharga dan keunggulan kompetitif Perseroan. Hal tersebut dapat mengurangi dampak kegiatan usaha utama Perseroan terhadap lingkungan secara signifikan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan serta mengurangi risiko timbulnya kewajiban atas perundang-undangan perlindungan lingkungan hidup. Perseroan tunduk terhadap berbagai peraturan lingkungan hidup dan komitmen tertentu yang harus dipenuhi kepada Pemerintah berdasarkan persyaratan atas ijin-ijin yang dimiliki Perseroan.
The Company believes that implementation of environmental friendly practices with high standards is a valuable asset and part of competitive advantages of the Company. Such conduct will mitigate adverse environmental impact by the Company’s business activities significantly, as part of its corporate social responsibility, as well as reducing risk of breaching of environmental protection laws. The Company complied with environmental regulation and followed certain commitments that must be fulfilled to the Government in accordance with permit requirements given.
Untuk memenuhi ketentuan tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Perseroan dan Entitas Anak telah memperoleh perizinan-perizinan sebagai berikut : BRI telah memperoleh: • Surat Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten
Kotabaru No. 660/28/BLHD/2010 tanggal 15 November 2010 yang menyetujui Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Kegiatan Perkebunan dan Pengolahan
To fulfill requirements of Environmental Impact Analysis, the Company and its subsidiaries have obtained permission as follow:
•
Kelapa Sawit di Kecamatan Pulau Laut Barat, Kecamatan Pulau Laut Selatan dan Kecamatan Pulau Laut Kepulauan. Keputusan Bupati Kotabaru No.188.45/775/KUM/2013 tentang Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, dikeluarkan oleh Bupati Kotabaru; dan Keputusan Bupati Kotabaru No.188.45/319/KUM/2014 tentang Izin Pelaksanaan Pengkajian Pemanfaaran Air Limbah ke Tanah Untuk Aplikasi Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit, dikeluarkan oleh Bupati Kotabaru.
BRI has obtained: • Letter of Decree from the Head of Environmental Authority of Kotabaru Regency No. 660/28/BLHD/2010 dated 15 November 2010 that approved on documentation of Environmental Evaluation on Plantation Activities and Palm Oil Management in sub-district Pulau Laut Barat, Pulau Laut Selatan and Pulau Laut Kepulauan. • Decree from the Regent of Kotabaru No.188.45/775/KUM/2013 regarding Permit for Temporary Storage of Hazardous Wastes and Toxic, issued by Kotabaru Regency; and Decree of Kotabaru Regency No.188.45/319/KUM/2014 regarding Permit to Conduct Research on Utilization of Waste Water to Land for palm oil plantation, issued by the Kotabaru Regent.
ASJ telah memperoleh: • persetujuan Dokumen AMDAL RKL dan RPL Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup Kabupaten Landak No. 660.1/22/ TAMBEN.LH-D tanggal 20 Maret 2007. • persetujuan KA-ANDAL Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup Kabupaten Landak selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL No. 660.1/77/ Tamben.LH-D tanggal 5 Desember 2007. • Surat Kelayakan Lingkungan Kegiatan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Landak No. 660.1/106/HK-2007 tanggal 22 Mei 2007.
ASJ has obtained: • documentation approval for AMDAL RKL and Plantation RPL and CPO Mill Management in accordance with the letter issued by Energy, Mining and Environment Department of Landak Regency No. 660.1/22/TAMBEN.LH-D dated 20 March 2007. • KA-AMDAL Plantation and CPO Mill Management issued by the Head of Deparment of Energy, Mining and Environment of Landak Regency as Chair, as Evaluating Commission of AMDAL No. 660.1/77/Tamben.LH-D dated 5 December 2007. • Letter of Plantation Activities Environment Worthiness and CPO Mill Management in accordance with Decree of Landak Regency No. 660.1/106/HK-2007 dated 22 May 2007.
CPOetama telah memperoleh: • Surat Persetujuan Dokumen AMDAL RKL dan RPL Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit No. 660.1/23/TAMBEN.LH-D tanggal 20 Maret 2007 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup Kabupaten Landak. • Surat Keputusan Bupati Landak tentang Kelayakan Lingkungan Kegiatan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit No. 660.1/117/HK-2007 tanggal 25 Maret 2007.
CPOetama has obtained: • Approved Letter of AMDAL RKL and RPL Plantation and CPO Mill Management No. 660.1/23/TAMBEN.LH-D dated 20 March 2007 issued by the Head of Department of Energy, Mining and Environment of Landak regency. • Decree of Landak Regency in regards to Plantation Activities Environment Worthiness and CPO Mill Management No. 660.1/117/HK-2007 dated 25 March 2007.
39
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Sumber Daya Manusia Human Resources Management
40
TAM memasuki tahap final Draf Dokumen Amdal, dimana proses selanjutnya, menunggu konsultasi Publik dan Pengesahaan dari Bupati Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi.
TAM has entered into final phase of Draft AMDAL document, where the next phase would be waiting for public consultant and approval from the Regent of Sarolangun, Jambi province.
MJAP memasuki tahap final Draf Dokumen Amdal, dimana proses selanjutnya, menunggu konsultasi Publik dan Pengesahaan dari Bupati Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi.
MJAP has entered final phase of Draft AMDAL document, where the next phase would be waiting for public consultant and approval from the Regent of Soralangun, Jambi province.
MBP telah memperoleh: • AMDAL disetujui pada tanggal 27 Oktober 2008, No.1567 Tahun 2008, terdiri dari Ringkasan Eksekutif AMDAL (REL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL), Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Luas areal Izin Lokasi 12.500 ha, Rencana Kapasitas Pabrik 60 MT TBS/Jam. Namun AMDAL ini harus kembali direvisi dan dilengkapi laporannya ke Badan Lingkungan Hidup Kab. Musi Banyuasin, karena saat ini luas izin MBP telah berkurang menjadi 7.850 ha sebagaimana Keputusan Bupati Musi Banyuasin No. 421 Tahun 2011 tanggal 20 April 2011.
MBP has obtained: • AMDAL has been approved on 27 October 2008 No. 1567 Year 2008, consisting of the Executive Summary of AMDAL (REL), Environment Management Plan (RKL), Main Report of AMDAL. The area of concession land is 12,500 ha. The planned capacity of CPO mill 60 MT TBS/hour. However, this AMDAL has to be revisit and completed to Environment Authority Regency of Musi Banyuasin, since the current concession land has been reduced to 7,850 ha as per Regency Decree of Musi Banyuasin No. 421 Year 2011 dated 20 April 2011.
TPSum telah memperoleh: • Rekomendasi atas UKL-UPL Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Indragiri Hulu No. 660/BLH-AMDAL/IV/2014/09 tanggal 1 April 2014. • Izin Lingkungan atas Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Indragiri Hulu No. 10 Tahun 2014 tanggal 1 April 2014.
TPSum has obtained: • Recommendation on UKL-UPL for Activity Plan to Develop Palm Oil Plantation in accordance with the letter issued by the Head of Environment Authority of Indragiri Hulu Regency No. 660/BLH-AMDAL/IV/2014/09 dated 1 April 2014. • Environment Permit for Activity Plan to Develop Palm Oil Plantation according with the letter issued by the Head of Environment Authority of Indragiri Hulu Regency No. 10 year 2014 dated 1 April 2014.
Saat ini, Perseroan melalui BRI memiliki sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit, yang menghasilkan limbah cair sebagai polutan utama dari kegiatan pengolahan Perseroan. Limbah cair tersebut dihasikan dari proses pengolahan TBS menjadi minyak kelapa sawit, sedangkan untuk limbah padat berupa janjang kelapa sawit. Sistem pengolahan limbah cair di BRI melalui serangkaian kolam pengolahan yang menggunakan bakteri untuk menguraikan limbah cair dan untuk limbah padat, BRI telah melakukan pemanfaatan tandan kosong yang diaplikasikan sebagai kompos di kebun dan cangkang sebagai bahan bakar boiler di pabrik. Sesuai dengan UKL/UPL BRI, BRI telah melakukan pemantauan kualitas air limbah di kolam pengolahan terakhir oleh Balai Riset dan Standarisasi Industri Banjarbaru, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL) Banjarbaru dan Sucofindo.
To date, the Company, through BRI, owns a CPO mill, which resulting in liquid waste as the main pollutant from the Company’s processing activity. The said liquid waste is the result from FFB conversion to be crude palm oil, while the condensed waste is slender palm. The liquid waste in BRI is processed through a series of processing pools using bacteria to clean up liquid waste, and for condensed waste, the empty shell of FFB turned into compost and slender palm into the mill’s boiler fuel. In accordance with UKL/UPL of BRI, BRI has monitored the waste water quality in processing pool recently by the Research and Standardization Industry Agency of Banjarbaru, Center For Environmental Health Engineering and Disease Control (BTKL) Banjarbaru and Sucofindo.
Sebagaian besar ijin lingkungan dikeluarkan oleh Regional Environmental Management Board dibawah masing-masing pemerintah daerah. Ijin-ijin tersebut akan terus berlaku selama Perseroan masih melakukan kegiatan usahanya. Perseroan diwajibkan untuk menyerahkan laporan secara berkala kepada pihak berwenang yang bersangkutan mengenai dampak dari implementasi pengawasan dan pengelolaan lingkungan.
The majority of environmental permits are issued by the Regional Environmental Management Board under respective regional government. Those permits should always be valid as long as the Company in operation. The Company is obliged to provide routine report to the authority related with impact from the implementation of controlling and environmental management.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Sumber daya manusia merupakan aset utama Perseroan dan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha Perseroan. Menyadari hal tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa untuk mencapai misi perusahaan, maka diperlukan penunjangan pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat dicapai pendayagunaan Sumber Daya Manusia secara optimal.
Human resources is the prime asset of the Company and has a critical role in determining the success of the business of the Company. Based on that, the Company believes that in order to achieve its mission, it is necessary to support development and quality improvements of its man power, so that the utilization of man power could be optimized.
Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan dan Entitas Anak memiliki 1.249 karyawan tetap dan 2.358 karyawan tidak tetap. Berikut adalah komposisi karyawan:
As of 31 December 2014, the Company and its subsidiaries have 1,110 permanent employees and 2,490 contractual employees. The following is the composition of the employees:
Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan Employee Facilities and Welfare Perseroan berdedikasi untuk mencapai dan mempertahankan standar tertinggi kesehatan dan kesejahteraan bagi karyawan. Dalam upaya memberikan kesejahteraan dan melindungi keselamatan karyawan serta memberikan jaminan kepastian, Perseroan menyediakan sejumlah program kesejahteraan berupa jaminan kesehatan melalui program Astek, Askes (Prohealth), dan asuransi swasta lainnya. Perseroan juga memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (“Jamsostek”), santunan kematian, Tunjangan Hari Raya (“THR”), dan hak cuti sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan juga menyediakan fasilitas transportasi untuk karyawan level tertentu.
The Company dedicated to obtain and maintain the highest standard of health and welfare for its employees. In order to provide welfare and safety of the employees, as well as providing certainty to the employees, the Company provides a number of welfare programs, consisting health insurance under Astek, Askes (Prohealth), and other private insurance. The Company also provides Social Insurance for Man Power (“Jamsostek”), death assistance, holiday bonus and leave entitlement as per prevailing regulation. The Company also provides transporation means for certain level of employees.
Perseroan dan Entitas Anaknya telah memenuhi kewajiban Upah Minimum Regional sebagaimana Surat Keterangan Perseroan dan Surat Keterangan masing- masing Entitas Anak Perseroan.
The Company and its subsidiaries have complied with Regional Minimum Wages as per the Company’s and its subsidiaries’ statement letters.
41
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Tinjauan Keuangan
Program Pelatihan Karyawan Training Program of the Employee Perseroan memiliki akses pada TPS Academy yaitu departemen khusus dalam penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia. TPS Academy, yang didirikan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, mampu menyediakan program pengembangan dan pelatihan yang mendorong karyawan Perseroan untuk tumbuh secara pribadi dan profesional. Program-program itu berfokus pada mencari sumber daya manusia yang berkualitas baik, mengembangkan pengetahuan, dan membangun kultur disiplin.
The Company has access to TPS Academy, a special department focusing on training and development of human resources. TPS Academy, which is established by PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, has the capability to provide training and development programs that would enable employees to grow both personally and professionally. The said programs is focused to look for high quality man power, developing knowledge and build discipline culture.
Financial Review
Kinerja Keuangan di Tahun 2014 Financial Performance in 2014
Teknologi Informasi Information Technology
42
Perseroan mengedepankan teknologi informasi sebagai akselerator bisnis yang akan terus memberikan dukungan vital yang diperlukan untuk mencapai objektif-objektif bisnis oleh semua unit bisnis. Departemen Teknologi Informasi (“IT”) mempunyai misi untuk menyediakan lingkungan IT yang menyediakan lingkungan kerja yang lancar untuk semua pegawai dan pemegang saham.
The Company prioritized its information technology as the business accelerator which will continously provide vital support in order to achieve objectives for all business units. Information Technology department (“IT”) has a mission to provide a smooth IT environment for all employees and shareholders.
Departemen ini bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada Perseroan, mengelola infrastruktur yang aman dan terpercaya, merespon kepada kebutuhan para staf dan pemegang saham dan mengedepankan pengawasan pada pengeluaran.
This department is in charge to provide high quality service to the
Pencapaian-pencapaian penting Departemen IT sejak 2013-2014 termasuk:
• Implementasi aplikasi-aplikasi enterprise, termasuk IFS HR, dan pengelolaan modul
• Mengembangkan dan memperkenalkan sistem Business Intelligence baru
• Mengembangkan sistem absensi bersama Departemen SDM
• Mengembangkan Management Information System (MIS) yang melayani Divisi Agribisnis • Implementasi Enterprise Resource Planning (SAP) untuk Divisi Agribisnis
The important achievements of IT department since 2013-2014 include the following: • Implementation of enterprise applications, including IFS HR, and module management • Developing and introducing a new Business Intelligence system
• Developing absence system together with Human Resources division
• Developing Management Information System for Agribusiness division • Implementation of Enterprise Resource Planning (SAP) for Agribusiness division
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Company, managing safe and trustful environment, responding to the needs of the employees and shareholders and promote control on expenditure.
Pembahasan dan analisis berikut mengacu pada laporan keuangan konsolidasi tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada 2014, berdasarkan laporan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (member firm of RSM International) dengan opini wajar tanpa pengecualian dengan pengungkapan hal-hal lain mengenai penyajian laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, sehubungan dengan
The following discussion and analysis refers to the consolidated financial statements as of 31 December 2014 and for the year ended 2014, based on independent audited financial statements by Public Accountant KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (member firm of RSM International) with fair opinion in all material respects with in regards to consolidated financial statements for the year ended 31 December 2014, in relation to implementation of Accounting Standards No. 38 (Revision of 2012) “Consolidation of Controlling Entities”.
penerapan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan No. 38 (Revisi 2012) “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”. Tidak ada perubahan kebijakan pencatatan akuntansi sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
There is no change in the accounting standards in line with the prevailing standards.
Kinerja keuangan tahun 2014, yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:
The Company’s 2014 financial performance, as compared to the previous year, is discussed in the following section:
43
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Laporan Konsolidasi Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Neto
Consolidated Statements of Comprehensive Income
Net Revenue Penjualan Neto Perseroan pada 2014 adalah sebesar Rp 137,6 milyar, dimana terjadi kenaikan sebesar 72%, dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan volume produksi dan harga jual minyak sawit mentah per MT, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Net revenue of the Company in 2014 amounting to Rp 137.6 billion, increasing by 72% compared to previous year. This is due to higher sales volume and improving CPO price per MT, compared to previous year.
Laba Kotor Gross Profit Laba kotor meningkat sebesar 27,9% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp 27,4 milyar pada tahun 2014.
Gross profit increased by 27.9% compared to previous year, amounting to Rp 27.4 bilion in 2014.
Beban Pokok Penjualan Perseroan pada 31 Desember 2014 sebesar Rp 110,2 milyar, meningkat sebesar 88,8%, dibandingkan pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini searah dengan penjualan yang lebih tinggi di tahun 2014.
The Company’s cost of goods sold amouting to Rp 110.2 billion in 2014, increasing by 88.8% compared to previous year. This is in line with higher sales in 2014.
Marjin laba kotor menjadi 19,9% pada tahun 2014, menurun dari 26,8% pada tahun sebelumnya.
Gross margin reached 19.9% in 2014, lowering from 26.8% in the previous year.
Untuk meningkatkan marjin kedepannya, Manajemen berupaya untuk meningkatkan efisiensi pemakaian bahan baku, yaitu dengan melakukan perencanaan dini yang terpadu, mulai dari pembelian bahan baku, proses persiapan bahan sampai dengan proses produksi.
To improve margin going forward, the Management aim to increase efficiency in raw material usage through early integrated planning, starting from the purchase of raw material, preparation process until production process.
Laba Usaha Operating Profit Laba usaha menurun sebesar 14,3% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp5,1 milyar pada tahun 2014. Hal ini disebabkan akibat kenaikan pada beban usaha, seiring dengan tingginya tingkat inflasi dan kenaikan Upah Minimum Regional.
Operating profit dropped by 14.3% amounting to Rp5.1 billion in 2014, compared to previous year. This is mainly due to higher operating expense, in line with high inflation rate and increasing Regional Minimum Wage.
Marjin Operasional pada tahun 2014 mencapai 3,7%, dibandingkan dengan 7,4% pada tahun 2013.
Operating margin in 2014 reached 3.7%, compared to 7.4% in 2013.
Laba Bersih Net Profit
44
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Laba bersih meningkat menjadi Rp 7 milyar pada tahun 2014, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 0,1 milyar pada tahun 2013.
Net Profit jumped to Rp 7 billion in 2014, compared to net loss of Rp 0.1 billion in 2013.
Akibatnya, marjin laba bersih juga meningkat menjadi 9,5% pada tahun 2014, dibandingkan 4,1% pada tahun 2013.
Accordingly, net profit margin also increased to 9.5% in 2014, compared to 4.1% in 2013.
45
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Laporan Konsolidasi Neraca Komprehensif Consolidated Balance Sheet
Aset Assets Total aset bertambah sebesar 78,4%, menjadi Rp 1,97 trilliun pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014. Komposisi terbesar total aset adalah: • Tanaman Perkebunan (43,7%) • Kas dan setara kas (24,6%) •
Aset tetap (15,2%)
Tanaman Perkebunan pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 menjadi Rp 865 milyar, dari Rp 595 milyar ditahun
Total assets increased by 78.4%, amounting to Rp 1.97 trillion on the year ending 31 December 2014. The largest contributors of total assets are: • Plantations (43.7%) • Cash and cash equivalent (24.6%) • Fixed assets (15.2%) Plantation amounting to Rp 865 billion for the year ended 31 December 2014, increasing from Rp 595 milyar in previous year.
sebelumnya. Kas dan setara kas meningkat secara signifikan dengan adanya tambahan dana dari hasil Penawaran Umum, menjadi Rp 487 milyar, pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014. Aset Tetap menjadi Rp 301 milyar pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya.
46
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Cash and cash equivalent jumped significantly due to additional proceed from the Initial Public Offering, amounting to Rp 487 billion, for the year ended 31 December 2014. Fixed assets amounting to Rp 301 billion for the year ended 31 Desember 2014, which is relatively stable compared to previous year.
Liabilitas Liability Total liabilitas bertambah sebesar 152,3%, menjadi Rp 1,04 trilliun pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014. Komposisi terbesar total liabilitas adalah: • Utang Bank (90,6%) • Utang Usaha (3,7%) • Beban akrual (1,7%) Utang Bank sebesar Rp 945 milyar pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, naik 363% dibanding periode yang sama pada tahun 2013. Utang Bank berasal dari pinjaman sindikasi pinjaman sindikasi RHB Bank Berhad cabang Singapore, Rabobank International cabang Hong Kong , PT Bank Permata Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebesar Rp 922 milyar (ekuivalen dengan USD125 juta) dan pinjaman PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 24,6 milyar.
Total liabilities jumped by 152.3%, amounting to Rp 1.04 trillion on the year ending 31 Desember 2014. The largest composition of total liabilities are: • Bank loan (90.6%) • Trade payable – third parties (3.7%) • Accrued expenses (1.7%) Bank loan amounting to Rp 945 billion for the year ended 31 December 2014, incrased by 363% compared to the same period in 2013. The said loan comprised of sindicate facility of RHB Bank Berhad, Singapore Branch, Rabobank International Hongkong Branch, PT Bank Permata Tbk and Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia with total facility amounting to USD125 million and bank loan from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk amounting to Rp 24.6 billion.
Pinjaman sindikasi tersebut terdiri dari Fasilitas A dan Fasilitas Murabahah sebesar USD100 juta, serta utang Revolving (Fasilitas B) sebesar USD25 juta. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 30 Juni 2019 dan dapat diperpanjang hingga 30 Juni 2021. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar LIBOR + 6% per tahun untuk fasilitas non Murabahah dan tingkat bagi hasil sebesar 6,1% per tahun untuk fasilitas Murabahah. Pinjaman fasilitas B dikenakan tingkat bunga LIBOR + 5,8% per tahun.
The syndicated loan consists of long-term loans such as Murabahah A Facility and Murabahah Facility amounting to USD100 million, and Revolving loan Facility B amounting to USD25 million. This facility will be due on 30 June 2019 and extendable until 30 June 2021. This facility bears an interest rate of LIBOR+6% per annum for non Murabahah facility, and sharing rate of 6.10% per annum for Murabahah facility. Loan B facility bears interest rate of LIBOR+5.80% per annum.
Pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupa kredit Investasi sebesar Rp 26 milyar. Fasilitas ini memiliki jatuh tempo pada 22 Januari 2019 dengan masa tenggang (grace period) 36 bulan dan dikenakan tingkat bunga sebesar 11,5% per tahun. Pada 31 Desember 2014, saldo terutang Fasilitas ini adalah Rp 24,6 milyar.
The bank loan from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk represents investment loan of Rp 26 billion. This facility has maturity date on 22 January 2019 with grace period of 36 months and interest expense of 11.5% per annum. As of 31 December 2014, the outstanding loan of this facility is Rp 24.6 billion.
47
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Ekuitas
Analisa Arus Kas
Equity
Cashflow Analysis
Total ekuitas meningkat pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 sebesar 34% menjadi Rp 932 milyar.
Total equity increased on the year ended 31 December 2014 by 34%, amounting to Rp 932 billion.
Kas dan kas equivalen meningkat sebesar 1.071% menjadi Rp 487 milyar pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014.
Cash and cash equivalent jumped by 1,071% to Rp 487 billion on the year ending 31 December 2014.
Arus Kas dari Aktifitas Operasi Cashflow from Operating Activities
Tinjauan Struktur Permodalan
Arus Kas dari Aktifitas Operasi terdiri dari penerimaan dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga, pembayaran karyawan, penerimaan penghasilan bunga, pembayaran pajak, dan pembayaran bunga dan beban keuangan. Penerimaan kas dari pelanggan merupakan sumber utama penerimaan kas Perseroan, sedangkan pembayaran karyawan dan pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga merupakan pengeluaran kas terbesar Perseroan.
Cashflow from Operating Activities consisted of cash receipt from customers, payment to suppliers and third parties, payment to employees, interest income, tax payment and interest expense and finance charges. The cash receipt from customers is the main source of cashflow of the Company, meanwhile payment to employees and suppliers and third party is the largest cash outflow of the Company.
Arus Kas dari Aktifitas Operasi menurun sebesar 653%, menjadi Rp 104 milyar pada akhir tahun 2014. Hal ini terutama dari penerimaan pelanggan sebesar Rp 142 milyar, dan pembayaran terhadap pemasok dan pihak ketiga sebesar Rp 125,8 milyar, serta pembayaran kepada pegawai sebesar Rp 107,9 milyar.
Cashflow from Operating Activities dropped by 653% to Rp 104 billion by the year end of 2014. This is mainly due to cash receipt from the customers of Rp 142 billion, payment to suppliers and third parties amounting to Rp 125.8 billion, as well as payment to employees amounting Rp 107.9 billion.
Capital Structure Review Rasio Lancar meningkat secara signifikan menjadi 7,39x, dengan adanya dana dari penawaran umum.
Current Ratio jumped significantly to 7.39x with the fresh funds obtained from Initial Public Offerings.
Rasio utang terhadap ekuitas meningkat menjadi 1,12x pada tahun 2014, dari sebelumnya 0,6x pada tahun 2013, seiring dengan ekspansi Perseroan dalam tiga tahun terakhir.
Debt to Equity ratio has increased to 1.12x in 2014, from previously 0.6x in 2013, in line with the Company’s expansion in the last three years.
Hal ini juga terlihat dari rasio liabilitas terhadap jumlah aset, dimana rasio tersebut menjadi 0,53x pada tahun 2014 dari sebelumnya 0,37x pada tahun 2013.
This is also reflected in the liability to assets ratio, where the said ratio increased to 0.53x in 2014 from 0.37x in 2013.
Arus Kas dari Aktifitas Investasi Cashflow from Investing Activities Pada tanggal 31 Desember 2014, arus kas dari aktivitas investasi Perseroan adalah sebesar Rp 178,8 milyar, naik sebesar 111% dibanding tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013. Hal ini terutama dari cassie atas pinjaman entitas anak sebesar Rp 80 milyar dan biaya pemeliharaan perkebunan yang belum menghasilkan sebesar Rp 60 milyar.
As of 31 December 2014, cashflow from investing activities of the Company amounting to Rp 178.8 billion, jumping by 111% compared to the year ended 31 December 2013. This is mainly due to cassie of a subsidiary’s loan amounting to Rp 80 billion and maintenance of immature plantation of Rp 60 billion.
Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan Cashfllow from Financing Activities Pada tanggal 31 Desember 2014, arus kas dari aktivitas pendanaan Perseroan adalah sebesar Rp 708,7, meningkat sebesar 467% dibanding period sebelumnya. Hal ini terutama dari penerimaan dana penawaran umum sebesar Rp 230,4 milyar, dan penerimaan utang bank sebesar USD125 juta dari pinjaman sindikasi RHB Bank Berhad cabang Singapore, Rabobank International cabang Hong Kong , PT Bank Permata Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, serta utang dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 24,6 milyar.
48
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
As of 31 December 2014, Cashflow from Financing Activities of the Company amounting to Rp 708.7 billion, increased significantly by 467% compared to previous period. This is mainly due to proceeds from Initial Public Offerings amounting to Rp 230.4 billion, and additional bank loan amounting to USD125 million from the syndicated loan of RHB Bank Berhad, Singapore branch, Rabobank International, Hong Kong branch, PT Bank Permata Tbk and Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, as well as bank loan from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk amounting to RP 24.6 billion.
49
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Pembelanjaan Modal
Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal
Capital Expenditure
Material Ties for Investment of Capital Goods
Selama tahun 2014, pembelanjaan modal Perseroan adalah sebagai berikut:
Throughout 2014, the capital expenditure of the Company is as follows:
Pinjaman sindikasi dari RHB Bank Berhad, Rabobank, PT Bank Permata Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Atas fasilitas ini PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ),
Cash and cash equivalent jumped by 1,071% to Rp 487 billion on the year ending 31 December 2014.
PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Muarobungo Plantation (MBP), dan PT Tandan Abadi Mandiri (TAM), seluruhnya entitas anak, harus menjaga rasio Total Net Debt to EBITDA tidak melebihi 5 kali, penerapan awal akan dilakukan pada 30 Juni 2017 dan setiap 3 (tiga) bulan setelahnya. Tujuan dari penggunaan utang bank diatas adalah untuk mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawith dan turunannya.
Syndicated loan from RHB Bank Berhad, Rabobank, PT Bank Permata Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia For this facility, PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Muarabungo Plantation (MBP) and PT Tandan Abadi Mandiri (TAM), must maintain a ratio Total Net Debt to EBITDA should not exceed 5 times, first application will be date on 30 June, 2017, and every three (3) months later.
Jaminan atas fasilitas pinjaman sindikasi bank ini adalah sebagai berikut: • Jaminan fidusia atas piutang, aset tetap dan asuransi yang diberikan oleh PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Mitra Jaya Agro Palm
The main purpose of the said loan is to fund the expansion of palm oil plantation business and its downstream.
• • •
(MJAP) dan PT Tandan Abadi Mandiri (TAM); Tanah perkebunan milik BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP dan TAM; Gadai saham atas saham ASJ, CPO, MBP. MJAP yang dimiliki BRI; dan Gadai atas saham TAM yang dimiliki oleh MBP.
The guarantee of these loan sindicate facility are as follows: • The fiduciary security on receivable, property, plant and equipment and insurance given by PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP) and PT Tandan Abadi Mandiri (TAM); • Plantation of BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP and TAM; • Fiduciary on shares of ASJ, CPO, MBP and MJAP owned by BRI; and • Fiduciary on shares of TAM owned by MBP
Kebijakan Dividen Dividend Policy
50
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan Anggaran Dasar Perseroan, laba bersih Perseroan dapat dibagikan kepada Pemegang Saham sebagai dividen setelah penyisihan dana cadangan wajib yang dipersyaratkan undangundang. Pembagian dividen harus disetujui oleh Pemegang Saham melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan rekomendasi Perseroan.
In line with prevailing regulations in Indonesia and the Company’s Article of Association, net profit of the Company can be distributed to shareholders as dividend after mandatory reserve required by the regulations. The said dividend distribution has to be approved by the shareholders through Annual General Shareholders’ Meeting based on the Company’s recommendation.
Kebijakan dividen Perseroan adalah sebagai berikut: • Laba bersih setelah pajak sampai dengan Rp 50 milyar: 10%-15% • Laba bersih di atas Rp 50 milyar setelah Pajak: 15%-25%
The dividend policy of the Company is as follows: • Net profit after tax until Rp 50 billion: 10%-15% • Net profit after tax above Rp 50 billion: 15%-25%
51
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Program Kepemilikan saham oleh Karyawan dan/atau Manajemen (ESOP/MSOP)
Transaksi Material dan Kejadian Luar Biasa
Employee Stock Option Program (ESOP)/Management Stock Option Program (MSOP)
Material Transactions and Extraordinary Events
Perseroan telah menyetujui adanya Program ESOP. Melalui Program ESOP, Perseroan memberikan kesempatan kepada karyawan Perseroan dan Entitas Anak untuk memiliki saham Perseroan dengan sukarela pada saat Penawaran Umum. Program ESOP memperkenankan karyawan tetap Perseroan yang tercatat dalam data kepegawaian Perseroan dan Entitas Anak untuk diberikan penjatahan pasti di dalam pengalokasian sejumlah sSaham yang ditawarkan kepada publik.
The Company has approved ESOP program. Through ESOP Program, the Company provided opportunity for the employees of the Company and its subsidiaries to have shares of the Company voluntarily during Initial Public Offerings. ESOP program allow permanent employees of the Company certain allocation of the shares offered to the public.
Pada tanggal 30 Juni 2014, Perusahaan mengakuisisi 64,95% kepemilikan di PT Bumiraya Investindo (BRI) dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, entitas induk, dengan nilai akuisisi sebesar Rp284 milyar. BRI merupakan entitas induk dari PT Charindo Palma Oetama, PT Muara Bungo Plantation, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Mitra Jaya Agro Palma, PT Tugu Palma Sumatera dan PT Tandan Abadi Mandiri.
On 30 June 2014, the Company acquired 64.95% ownership in PT Bumiraya Investindo (BRI) from PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, parent entity, at the acquisition cost of Rp284 billion. BRI is the parent entity of PT Charindo Palma Oetama, PT Muara Bungo Plantation, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Mitra Jaya Agro Palma, PT Tugu Palma Sumatera and PT Tandan Abadi Mandiri.
Program ESOPA ini dialokasikan sebesar 10% dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sejumlah 80 juta saham. Apabila terdapat sisa saham yang tidak diambil bagian oleh karyawan Perseroan, maka sisa saham tersebut akan ditawarkan kepada Masyarakat.
The ESOP program allocated 10% of number of shares offered to the public, or equivalent to 80 million shares. Should there be any residual shares not taken by the the employees, then the said shares will be offered to the public.
Pada tanggal 12 Desember 2014, Perusahaan mengakuisisi 99,99% kepemilikan di PT Persada Alam Hijau (PAH) dari PT Profindo Putra Utama, pihak ketiga, dengan nilai akuisisi sebesar Rp4,97 milyar.
On 12 December 2014, the Company acquired 99.99% ownership in PT Persada Alam Hijau (PAH) from PT Profindo Putra Utama, third party, at the acquisition cost of Rp 4.97 billion.
Program ESOP ini merupakan program pemberian jatah pasti saham yang merupakan bagian dari Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan kepada Karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah memenuhi kualifikasi dari Perseroan (“Peserta ESOP”), berupa penjatahan pasti maksimum 10% dari
The ESOP program represented provision of fixed allotment shares, which is part of Initial Public Offering of the Company to its employees and the employees of its subsidiaries that have fulfilled qualification of the Company (“ESOP participants”), of which the fixed allotment share is maximum 10% from shares offered to the public.
Tidak terdapat transaksi material dan kejadian luar biasa lain selama tahun 2014, terutama sehubungan dengan hal dibawah ini: • Tidak terdapat tuntutan hukum yang mempengaruhi 2% kekayaan bersih atau laba tahunan • Tidak terdapat pendapatan eksport diatas 10%, dimana semua penjualan adalah domestik • Tidak terdapat pendapatan berkaitan dengan jenis usaha
There is no other material transactions and extraordinary events in 2014, especially in reference to below: • There is no lawsuits that affecting 2% of net assets or net profit • There is no export above 10%, since all sales are domestic • There is no income associated with certain business from subsidiaries above 10% • Operating expense above 5% in relation to product that have long term impact to revenue in the future, and/or not related to producing activities is in relation to feedstock of palm oil trees amounting to Rp 30.37 billion in 2014.
Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat. • Pelaksanaan program ESOP tersebut akan dilakukan berdasarkan Peraturan No. IX.A.7, yang memperbolehkan alokasi maksimum 10% dari jumlah lembar saham yang dDitawarkan kepada Masyarakat dapat dimiliki oleh karyawan Perseroan. Program ESA tidak berlaku bagi Direksi dan Komisaris Perseroan dan Entitas Anak.
The implementationof the ESOP program will follow Regulation no. IX.A.7, which allowed maximum allocation of 10% of number of shares offered to the public to be owned by the employees of the Company. This program is not valid for Board of Directors and Commissioners of the Company and its subsidiaries.
tertentu dari anak perusahaan diatas 10% Beban biaya diatas 5% yang terkait dengan produk yang memberikan penghasilan dalam jangka waktu mendatang dan/atau yang tidak berhubungan dengan kegiatan menghasilkan adalah berhubungan dengan pembibitan kelapa sawit sebesar Rp 30,37 milyar pada tahun 2014
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan dan Transaksi dengan Pihak Berelasi
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Transactions containing Conflict of Interest and Transactions with Related Parties
Usage of Proceeds from Rights Issues
Tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak berelasi selama tahun 2014.
Sekitar 68% dari Penawaran Umum akan digunakan untuk mengakuisisi PT Bailangu Capital Investment (“BCI”) dan PT Persada Alam Hijau (“PAH”), sementara sisanya untuk belanja modal dan ekspansi Perseroan.
About 68% of the proceeds from the Initial Public Offerings to be used to acquire BCI and PAH, while the remaining will be used for working capital and expansion of the Company.
There is no transactions containing Conflict of Interest and Transactions with Related Parties during 2014.
Kejadian setelah Tanggal Neraca Subsequent Events Pada 10 Februari 2015, Perusahaan membeli 46.500 saham (77,5%) BCI dari PT Pangeran Duayu (PD), dengan nilai perolehan Rp 46,5 milyar. Kemudian pada 11 Februari, GP melakukan pembelian 7.500 saham (12,5%) BCI dari PD dengan nilai pengalihan sebesar Rp7,5 milyar.
On 10 February 2015, the Company bought 46,500 shares (77.5%) of BCI from PT Pangeran Dayu (PD), with yields of Rp 46.5 billion. Then on 11 February, GP purchases 7,500 shares (12,5%) BCI from PD with the transfer price amounted to Rp7.5 billion.
Perubahan Peraturan Perundang-undangan Changes in Laws and Regulations Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Pertanian (“Permentan”) No. 19 tahun 2011 menetapkan kewajiban bagi perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia untuk memiliki sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (“ISPO”). Sertifikat ISPO ini menjawab tuntutan dunia yang semakin ketat akan tata kelola perkebunan kelapa sawit yang lestari.
52
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
The Government of the Republic of Indonesia, by virtue of Agriculture Minister Regulation (“Permentan”) no. 19 year 2011, stipulate a mandate for oil palm estates in Indonesia to obtain ISPO certificate. This certificate addressed growing global requirement for operational sustainability of palm oil plantation.
53
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Tata Kelola Perseroan
Perubahan Kebijakan Akuntansi Changes in Accounting Policies Standar akuntansi yang telah dikeluarkan oleh DSAKIAI tetapi belum efektif di tahun 2014, namun penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015 adalah sebagai berikut: • PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian laporan keuangan • PSAK No. 4 (Revisi 2013): Laporan keuangan tersendiri • PSAK No. 15 (revisi 2013): Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama • PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan kerja • PSAK No. 46 (Revisi 2014): Pajak penghasilan • PSAK No. 48 (Revisi 2014): Penurunan nilai aset • PSAK No. 50 (Revisi 2014): Instrumen keuangan: penyajian • PSAK No. 55 (Revisi 2014): Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran • PSAK No. 60 (Revisi 2014): Instrumen keuangan: pengungkapan • PSAK No. 65: Laporan keuangan konsolidasian • PSAK No. 66: Pengaturan bersama • PSAK No. 67: Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain • PSAK No. 68: Pengukuran nilai wajar
Accounting standard issued by FASB-IIA that are relevant to the Group but have not effective in 2014 and mandatory and effective for the financial year beginning on 1 January 2015 are as follows: • PSAK No. 1 (Revised 2013): Presentation of financial statements • PSAK No. 4 (Revised 2013): Separate financial statements • PSAK No. 15 (Revised 2013): Investment in associates and joint ventures • PSAK No. 24 (Revised 2013): Employee benefits • PSAK No. 46 (Revised 2014): Income taxes • PSAK No. 48 (Revised 2014): Impairment of assets • PSAK No. 50 (Revised 2014): Financial instruments: presentation • PSAK No. 55 (Revised 2014): Financial instruments: recognition and measurement • PSAK No. 60 (Revised 2014): Financial instruments: disclosures • PSAK No. 65: Consolidated financial statements • PSAK No. 66: Joint arrangements • PSAK No. 67: Disclosure of interest in other entities • PSAK No. 68: Fair value measurement • ISAK No. 26 (Revised 2014): Reassessment of embedded derivatives
•
More detailed accounting standards used are discussed in the audited financial statements in this Annual Report.
ISAK No. 26 (Revisi 2014) : Penilaian kembali derivatif melekat
Rincian tentang standard akuntansi dijabarkan lebih lanjut di laporan keuangan yang telah diaudit di Laporan Tahunan ini.
54
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Good Corporate Governance
Penerapan tata kelola perusahaan dilaksanakan oleh Perseroan berdasarkan nilai transparansi, independensi, akuntabilitas, tanggung jawab dan keadilan. Komitmen tersebut juga tercermin dari upaya Perseroan dalam menjaga kepercayaan dan melindungi kepentingan pemegang saham dalam jangka panjang. Perseroan menyediakan informasi yang akurat pada khalayak tentang segala aktivitas yang dilakukan Perseroan.
The implementation of corporate governance by the Company is based on transparency value, independency, accountability, responsibility and fairness. The said commitment is also reflected in the Company’s effort to protect the trust and interests of the shareholders in the long run. The Company provided accurate information to the public on all activities done by the Company.
Dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaan, manajemen telah
In carrying out corporate governance of the Company, the management has perfecting vision and mission of the Company in order to achieve a good corporate governance in line with its Article of Associations, where the management of the Company conducted fully by the Board of Directors and its monitoring is done by the Board of Commissioners, who also acted as advisors for the Board of Directors. In line with the Article of Associations and Regulation no. 40 Year 2007 about Limited Company, the corporate structure comprised of General Shareholders Meeting, Board of Commissioners and Board of Directors. Every division have autonomy to do respective task, function and responsibility for the benefits of the Company.
menyempurnakan visi dan misi perusahaan dalam upaya mencapai Tata Kelola Perusahaan yang baik sesuai dengan anggaran dasar, dimana pengurusan perusahaan dilakukan sepenuhnya oleh Direksi dan pengawasannya dilakukan oleh Komisaris yang juga berfungsi sebagai penasihat Direksi. Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, struktur korporasi terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Setiap bagian mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya demi kepentingan Perseroan.
55
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
56
Pengurusan dan Pengawasan
Kompensasi
Management and Supervision
Remuneration
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kelima sejak tanggal pengangkatan mereka dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatannya berakhir dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
In line with the Company’s Article of Association, members of Board of Directors and Board of Commissioners are appointed through General Shareholders’ Meeting for a period until the fifth Annual General Shareholder Meeting since the date of appointment and can be appointed again after their tenure ended, without reducing the rights of the General Shareholders’ Meeting to discharge them at any point of time.
Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari sedikitnya seorang atau lebih anggota Direksi, dimana salah seorang diangkat sebagai Direktur Utama di bawah pengawasan Dewan Komisaris yang terdiri dari sedikitnya tiga orang anggota Dewan Komisaris, dimana salah seorang diangkat sebagai Komisaris Utama, satu orang Komisaris dan satu orang Komisaris atau lebih yang dapat merangkap selaku Komisaris Independen.
The Company is managed and led by Board of Directors, which comprised at least one or more members of Board of Directors, where one of them is appointed as President Director under supervision of Board of Commissioners, which comprised at least three members of Board of Commissioners, whereby one of them is appointed as President Commissioners, one Commissioner and one or more Commissioner, who can also act as Independent Commisioner.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.37, tanggal 11 September 2014, yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH., SE., M.KN. Notaris di Jakarta Utara yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan No.AHU-06127.40.21.2014 tanggal 12 September 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama: Koh Bing Hock Komisaris Independen: Jaka Prasetya Anthony Michael Gillbanks Direksi Direktur Utama: Budhi Istanto Suwito Direktur: Idris Adlin Direktur Independen: Kanya Lakshmi Sidarta Dewan Komisaris dan Direksi menerima gaji dan tunjangan yang ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham dan dibayarkan per bulan setiap tahunnya. Dewan Komisaris dan Direksi tidak memperoleh komisi atas kehadiran mereka dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
In accordance with Statement Act of Shareholders Decree no. 27, dated 11 September 2014, made in front of Humberg Lie, SH., SE., M.KN. Notary of North Jakarta, which was advised to Ministry of Justice and Human Rights, based on Acceptance Letter no. AHU06127.40.21.2014 dated 12 September 2014, the composition of Board of Commissioner and Board of Directors of the Company is as follows: Board of Commissioners President Commissioners: Koh Bing Hock Independent Commissioners: Jaka Prasetya Anthony Michael Gillbanks Board of Directors: President Director: Budhi Istanto Suwito Director: Idris Adlin Independent Director: Kanya Lakshmi Sidarta Board of Commissioners and Board of Directors received salary and remuneration, which have been approved by Annual General Shareholders’ meeting and paid on monthly basis every year. Board of Commissioners and Board of Directors do not received commissions on their attendance in General Shareholders’ Meeting.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Pemberian tantiem kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dan dibayarkan secara tahunan berdasarkan pencapaian target kinerja yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
Provision of tantiem to members of Board of Commissioners and Board of Directors is done in accordance with decision of General Shareholders’ Meeting and paid annually based on targeted performance achievement set up by the Board of Commissioners and Board of Directors of the Company.
Lingkup Kerja Direksi Perseroan Job Description of the Board of Directors of The Company Pengelolaan Perseroan dilakukan oleh Direksi dibawah pengawasan Komisaris yang mempunyai tugas utama mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan masukan kepada Direksi.
The management of the Company is done by Board of Directors under supervision of Board of Commissioners, whose main task is to monitor Board of Directors’ policy, as well as providng feedback to the Board of Directors.
Sesuai dengan cakupan kegiatan usaha utama yang dijalankan oleh Perseroan, manajemen berpendapat bahwa jumlah anggota dari Dewan Komisaris dan Direksi yang ada pada saat ini telah
In line with the scope of Company’s main business activities, the management believes that the current member size of Board of Commissioners and Board of Directors is sufficient to supervise and
cukup untuk mengawasi dan memimpin jalannya kegiatan operasional perusahaan.
carry out the operational activities of the Company.
Penunjukan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan No. IX.I.6 tentang Direksi dan Komisaris Perseroan dan Perusahaan Publik.
The appointment of all members of Board of Commissioners and Board of Directors complied with Regulation no. IX.I.6 about Directors and Commissioners of the Company and Public Company.
Lingkup Kerja Internal Audit Job Description of Internal Audit Perseroan telah memiliki Bagian Internal Audit yang telah berfungsi dengan baik dalam memberikan masukan-masukan rekomendasi dan indikasi-indikasi yang berguna bagi jalannya Perseroan. Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal, Perseroan menyusun Piagam Audit Internal yang telah disetujui oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama Perseroan pada tahun 2014.
The Company has established Internal Audit division, which have functioned well in providing feedbacks, recommendations and indications, which are beneficial for the operation of the Company. In line with Decree of Chairman of Capital Market Supervisory Board No. KEP-496/BL/2008 about the Establishment and Guidance on Charter of Internal Audit, the Company has set up Internal Audit Charter, which was approved by the President Director and President Commissioner in 2014.
Perseroan telah mengangkat Didik Sugiarto sebagain auditor internal Perseroan.
The Company has appointed Didik Sugiarto as Internal Auditor of the Company
57
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Lingkup Kerja Komite Audit
Manajemen Risiko
Job Description of Audit Committee
Risk Management
Menunjuk Peraturan No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012, maka Perseroan perlu untuk menetapkan Komite Audit Perseroan berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Perseroan No.001/GP-DEKOM/IX/2014 tanggal 15 September 2014. Susunan anggota Komite Audit Perseroan saat ini adalah sebagai berikut: Ketua: Koh Bing Hock Anggota: Lita Chritiara, Erna Suryani Tugas utama komite audit adalah membantu Dewan Komisaris dengan memberikan masukan dan usulan atas laporan-laporan dari Direksi, serta memberi masukan atas hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris. Hal ini mencakup antara lain dengan melakukan pemeriksaan berkala untuk meyakini berjalannya tata kelola yang baik, pengawasan internal manajemen dan kewajaran transaksi, serta meyakini bahwa catatan telah dilakukan dengan wajar dan tepat waktu, serta pelaporan yang transparan dan benar. Dalam tahun 2014, Komite Audit telah melakukan satu kali pertemuan.
In reference to Rules No. IX.1.5 about Formation and Guidance on Work Practice of Audit Committee Attachment Decree of Chairman of Capital Market Supervisiory Board No. KEP-643/BL/2012 dated 7 December 2012, the Company has appointed Committee Audit of the Company based on Statement Letter of Board of Commissioners of the Company No. 001/GP-DEKOM/IX/2014 dated 15 September 2014. The current structure of Audit Committee of the Company is as follows: Chairman: Koh Bing Hock Members: Lita Chritiara, Erna Suryani The main task of audit committee is to assist Board of Commissioners by providing feedback and inputs on reports of Board of Directors, as well as providing inputs that necessitated attention of the Board of Commissioners. This includes amongst others, regular inspections to ensure a good corporate governance has been conducted, internal control of the management, and fairness of transactions, as well as to ensure that reports have been done appropriately and on timely manner, as well as transparant and accurate reporting done. During 2014, Audit Committee has conducted one meeting.
Ruang Lingkup Sekretaris Perusahaan Job Descriptiono of Corporate Secretary Sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perseroan memiliki Sekretaris Perusahaan yang antara lain bertanggung jawab untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi mengikuti prosedur yang mengatur kegiatan kerja masing- masing maupun interaksi diantara keduanya, menjadi penghubung Perseroan dengan OJK, Bursa dan berbagai lembaga terkait, menyiapkan laporan pertanggung jawaban tugasnya kepada Direksi, mengkoordinasikan penyelenggaraan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, mengadministrasikan dokumen Perseroan antara lain Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Direksi, Daftar Pemegang Saham dan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga, serta membantu Direksi merancang dan mengkoordinasikan perencanaan pelaksanaan restrukturisasi Perseroan.
As per Rules No. IX.I.4 about establishment of Corporate Secretary, the Company has Corporate Secretary, whose main responsibilities include assisting Board of Commissioners and Board of Directors to follow procedures that governed their respective tasks and interactions amongst them, liaising the Company with OJK, Stock Exchange and other related institutions, preparing accountability reports to Board of Directors, coordinating Annual General Shareholders’ Meeting and Extraordinary Shareholders’ Meeting, administering the Company’s documentations, including Minutes of Meetings of Board of Commissioners and Board of Directors, List of Shareholders, and agreements with third parties, as well as assisting Board of Directors planning and coordinating the Company’s restructuring.
Perseroan telah mengangkat Noor Vito Priyantomo sebagai Sekretaris Perseroan
The Company has appointed Noor Vito Priyantomo as Corporate Secretary.
Beberapa manajemen risiko yang dijalan oleh Perseroan meliputi manajemen risiko terhadap ketergantungan penyediaan dan fluktuasi harga bahan baku, manajemen risiko persaingan usaha, manajemen risiko kebiasaan dan selera makan, manajemen risiko produk tercemar, manajemen risiko kebakaran, manajemen risiko produk kadaluarsa, manajemen risiko pemogokan tenaga kerja, manajemen risiko kondisi perekonomian, manajemen risiko kebijakan pemerintah, manajemen risiko kehilangan sertifikasi halal, dan manajemen risiko sebagai induk perusahaan.
Several risk management programs done by the Company include risk management on reliance on raw material availability and price volatility, business competition risk management, habit and food appetite risk management, damaged goods risk management, fire risk management, expired product management, labour strike risk management, economic risk management, government policy risk management, lost of halal certification risk management, and holding company risk management.
Manajemen risiko terhadap ketergantungan penyediaan dan fluktuasi harga bahan baku dijalankan dengan menerapkan kebijakan tingkat persediaan dan pemesanan bahan baku yang disesuaikan dengan kebutuhan produksi serta demand level masing-masing produk serta dengan menjaga hubungan baik dengan supplier.
Manajemen risiko pemogokan tenaga kerja dijalankan dengan selalu menyelenggarakan program- program yang melibatkan partisipasi karyawan, menentukan tingkat kompensasi yang mengikuti upah minimum regional yang berlaku setiap tahunnya dan mendirikan koperasi yang diperuntukkan
Risk management on reliance of supply and price volatility of raw material is done by applying certain level of policy on inventory and raw material purchase, in accordance with the production requirement and demand level of each product, as well as maintaining good relationship with suppliers. Risk management on labour strike is done as part of programs involving employee participation, setting compensation level in accordance with minimum regional wages every year, and setting up cooperative for employees. Risk management for economic and government policy is run by adjusting products of the Company pursuant to economic condition at that period of
bagi karyawan.
Manajemen risiko kondisi perekonomian dan manajemen risiko kebijakan pemerintah dijalankan dengan penyesuaian produk-produk Perseroan sesuai dengan kondisi perekonomian saat itu. Hal ini dilakukan dengan kegiatan riset yang tanggap sehingga Perseroan dapat menyesuaikan strategi untuk produk- produk Perseroan dengan kondisi pasar saat itu.
Manajemen risiko sebagai induk perusahaan dijalankan dengan sistem pengendalian internal dan sistem pengendalian manajemen yang memantau aktivitas operasi dan kinerja seluruh Anak Perusahaan Perseroan sehingga selaras dengan target pencapaian yang telah dirumuskan oleh manajemen Perseroan.
time. This is supported by proactive research activities, so that the Company could realignits strategy with the products of the Company and the market condition at certain point of time. Risk management of holding company is run through internal supervision system and controlling management system,that monitor all operational activities and performance of all subsidiaries, in order to achieve target set up by the management of the Company.
Resiko terkait kegiatan usaha Perseroan dan entitas anak Business risks associated with the Company and its subsidiaries •
Resiko Fluktuasi Harga Pasar terhadap Produk yang Dihasilkan Perseroan Penetapan harga produk yang dihasilkan oleh Perseroan, terutama untuk produk-produk turunan kelapa sawit, ditentukan berdasarkan harga pasar dunia, yang juga tergantung pada perubahan tingkat produksi industri dunia, permintaan dunia dan keadaan perekonomian dunia secara keseluruhan yang berfluktuasi sesuai dengan siklusnya. Seperti harga komoditas-komoditas lainnya, harga CPO secara historis memiliki volatilitas yang tinggi dan dipengaruhi musim. Harga CPO biasanya mengikuti tren harga minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai. Sejak tahun 2003, harga CPO di MDEX berkisar antara titik terendah dengan harga USD346,63 per MT pada bulan Januari 2005 sampai titik tertinggi USD1.248,55 per ton pada bulan Februari 2011. Harga CPO pada tanggal 31 Desember 2014 mencapai USD867,5 per MT (Sumber: Bappebti).
58
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
•
Market price volatility risk of products produced by the Company The price of products of the Company, especially for derivative products of palm oil, is subject to global market price, which in return is based on the dynamics of global production, demand and economic condition, which overall have always fluctuated following its cycle.
Like other commodity prices, CPO price historically has high volatility and influenced by seasonality. CPO price usually follows the price of other vegetable oils, like soya oil. Since 2003, the price of CPO in MDEX hovered at lowest point of USD346.63 per MT on January 2005 until the highest level of USD1,248.55 per MT on February 2011. Price of CPO on 31 December 2014 is USD867.5 per MT (source: Bappebti).
59
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
With global market volatility affecting the price of the Company’s product, ultimately this will also have impact on the revenue of the Company.
Dengan berfluktuasinya harga pasar dunia akan mempengaruhi juga harga produk Perseroan, dan pada akhirnya mempengaruhi pendapatan Perseroan. •
Resiko Tidak Diperolehnya, Kesulitan dalam Pembaruan dan Pengurangan Luas HGU Lahan Perkebunan Jangka waktu HGU untuk perkebunan Perseroan dan Entitas Anak adalah 20-35 tahun yang dapat diperpanjang dan diperbaharui lagi. Perseroan dan Entitas Anak senantiasa mentaati seluruh peraturan yang terkait dengan kegiatan usaha utama Perseroan dan Entitas Anak dan dalam memenuhi persyaratan yang dibutuhkan dalam rangka pemberian dan/atau perpanjangan HGU.
•
However, there is no guarantee that there will be no change of regulations which can adversely impact on the Company’s and its subsidiaries ability to obtain new cultivation rights or extending or renewing their current rights. As of 31 December 2014, the tenure of the cultivation rights of the plantations belonging to the Company and its subsidiaries ranges between 21 until 35 years. The failure of the Company and its subsidiaries in obtaining and/or extending cultivation right can affect the income of the Company and its subsidiaries.
Namun, tidak ada jaminan bahwa tidak akan ada perubahan peraturan terkait yang dapat berpengaruh negatif terhadap kemampuan Perseroan dan Entitas Anak dalam memperoleh HGU baru atau memperpanjang maupun memperbaharui HGU yang telah dimiliki saat ini. Pada tanggal 31 Desember 2014, masa berlaku HGU dari lahan perkebunan Perseroan dan Entitas Anak adalah berkisar antara 21 hingga 35 tahun. Kegagalan Perseroan dan Entitas Anak dalam memperoleh persetujuan pemberian dan/atau perpanjangan HGU dapat mempengaruhi pendapatan Perseroan dan Entitas Anak. •
•
60
Resiko Penghentian Ijin Usaha Persyaratan perijinan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan usaha utama. Perseroan telah mempunyai ijin usaha yang dikeluarkan oleh Kementrian Perdagangan dan Perindustrian serta instansi terkait lainnya dan Entitas Anak telah memiliki ijin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati yang berwenang. Apabila Perseroan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku maka terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh ijin dapat dibekukan sementara ataupun dicabut sehingga dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan usaha utama perusahaan. Resiko Iklim Iklim merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Tanaman ini memerlukan sinar matahari dan curah hujan yang cukup. Sebagai contoh, pada tahun 1997 dan 2006, terjadi gejala alam El Nino yang menyebabkan daerah-daerah di Indonesia mengalami kekeringan yang melebihi normal. Gejala ini menyebabkan tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit menurun dan pada akhirnya mempengaruhi pendapatan Perseroan.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Potential risk of unattainable, difficulty in extending and/or areal reduction of cultivation right. The tenure of cultivation rights of the Company and its subsidiaries are about 20-35 years, which can be extendable and renewed. The Company and its subsidiaries always complying with all regulations in relation to the main activity of the Company and its subsidiaries and in fulfilling the requirements of granting and/or extending cultivation rights.
•
•
Potential risk of cancellation of business license Having business license in place is the requirement that the Company has to fulfilled in doing its main business activities. The Company has business license issued by the Ministry of Trade and Industry, as well as from related institutions, and its subsidiaries also have business license issued by their respective Regencies. Should the Company breached the prevailing rules, then there is a possibility that some or all business licenses may be frozen temporarily, or cancelled, which would affect and/or resulting in termination of its main business activities.
Climate risk Climate is an important factor in determining the success of the palm oil plantation business. Palm trees required sufficient sunlight and rainfall. For example: in 1997 and 2006, there was El Nino, which resulting in extraordinary drought in several areas in Indonesia. This have been adversely affecting the productivity of palm oil plantation and ultimately impacting the revenue of the Company.
•
Resiko Hama dan Penyakit Tanaman kelapa sawit menghadapi ancaman dari berbagai macam hama dan penyakit. Walaupun manajemen telah mengambil langkah-langkah pencegahan dengan melakukan pemeliharaan yang intensif, tidak dapat dipastikan bahwa tanaman-tanaman tersebut akan selalu bebas hama atau penyakit. Jika tanaman tersebut terkena hama atau penyakit, hal ini dapat mengurangi produksi dan pada akhirnya mempengaruhi pendapatan Perseroan.
•
Pest and illness related to the palm oil trees Palm oil trees faced various pest and illness threats. Although the management has done several preventive actions through intensive maintainance, there is no certainty that the said trees will always be free of pest or illness. This may reduce productivity and hence, the income of the Company.
•
Resiko Pengadaan Bibit Unggul Bibit yang baik merupakan hal yang sangat penting karena mempengaruhi kualitas tanaman pada saat mulai menghasilkan. Hingga saat ini, Perseroan dan Entitas Anak mendapatkan bibit kelapa sawitnya dari beberapa perusahaan pembibitan di Sumatera Utara. Di masa mendatang, tidak ada jaminan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut dapat terus menyediakan bibit, sehingga dapat mengakibatkan terhambatnya rencana pengembangan perkebunan dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja Perseroan.
•
Risk of inability to access availability of prime seeds Prime quality seeds are critical factors that have impact on the trees’ quality during production phase. To date, the Company and its subsidiaries sourced its seeds from several nursery in North Sumatra. In the future, there is no guarantee that such nurseries could continue providing seeds, which in return may halted the plantation expansion; and hence, the Company’s performance.
•
Resiko Penurunan Produksi Penurunan produksi TBS dapat terjadi karena hama, musim kemarau panjang, dan lain faktor, sehingga mengakibatkan penurunan produktifitas produk turunan lainnya. Meskipun demikian resiko penurunan produksi dapat diupayakan untuk diminimalisasi dengan cara memakai kecambah yang berkualitas baik dan bersertifikat, menerapkan teknik budidaya yang tepat, melakukan pengendalian hama penyakit secara berkala, dan menerapkan manajemen panen yang profesional.
•
Risk of lower production Lower production of FFB can be due to pest, prolonged drought, and other factors, which in return, lowering palm oil derivative products. Nonetheless, the lower production risk could be minimalized by using high quality and certified sprouts, appropriate cultivation technique and do regular pest control, as well as implementing profesional harvesting management.
•
Resiko Permasalahan dengan Organisasi Lingkungan Hidup, Organisasi Non-Pemerintah dan Pihak Perorangan Organisasi-organisasi lingkungan hidup, organisasi nonpemerintah dan individu tertentu dapat mengganggu aktivitas perusahaan-perusahaan perkebunan, misalnya dengan melakukan aksi protes, atau mengajukan tuntutan hukum yang dapat mengganggu kegiatan usaha perusahaan perkebunan.
•
Potential Conflicts with Non Government Organization, Environmental Association, and local community Enviornmental organizations, non government organizations and certain persons can interrupt the activities of palm oil plantations, for example by doing protest actions, or file lawsuits, which could adversely affecting the activities of palm oil producers.
61
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Tanggung Jawab Sosial Perseroan Several non government organizations have strong influence in the area nearby the plantations of the Company and its subsidiaries. They are keen supports of various activities, such as wildlife protection from land clearing activities. Although the Company and its subsidiaries have good relationship with these organizations in the past, there is a risk that such organizations may change and try to influence the authorities to revise the current regulations pertaining environment. Any delay in production activities due to intervention from environmental organization, non government organization or certain persons could result in negative perceptions of the palm oil plantation, and disrupt the operational activity of the Company. In addition to that, this may resulted in higher land clearing expenditure of the Company, which in return, affecting operational performance of the Company.
Beberapa organisasi non-pemerintah memiliki kehadiran yang berpengaruh di kawasan sekitar perkebunan milik Perseroan dan Entitas Anak. Mereka mendukung berbagai hal seperti perlindungan satwa liar asli dari pembukaan lahan. Walaupun Perseroan secara historis telah memiliki hubungan yang baik dengan organisasi-organisasi tersebut, namun terdapat risiko bahwa organisasi-organisasi tersebut mempengaruhi pihak berwenang yang terkait untuk mengubah peraturan lingkungan hidup yang berlaku saat ini. Setiap keterlambatan dalam kegiatan produksi yang disebabkan oleh intervensi dari organisasi lingkungan hidup, non-pemerintah atau individu yang terkait dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap perusahaan perkebunan, serta mengganggu kegiatan operasional Perseroan. Selain itu, hal ini dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran Perseroan untuk persiapan lahan, sehingga mempengaruhi kinerja operasional Perseroan. •
Resiko Masalah Pencemaran Lingkungan Perkebunan Perseroan dan Entitas Anak memerlukan lingkungan yang bersih. Pada masa-masa mendatang seiring dengan laju perkembangan industri di daerah sekitar perkebunan Perseroan dan Entitas Anak, diperlukan pengolahan limbah sesuai dengan peraturan lingkungan hidup.
•
The Company and its subsidiaries have manage its waste treatment to ensure that there is no wastage that polluted the surrounding environment in accordance with the prevailing environmental regulation in Indonesia. However, there may a be change in the environment regulation that may affect the current process of waste treatment.
Perseroan dan Entitas Anak telah mengolah limbah perkebunan dan fasilitas pengolahannya untuk memastikan tidak ada limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya sesuai dengan peraturan lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi perubahan peraturan lingkungan hidup yang dapat mempengaruhi proses pengolahan limbah yang ada. •
62
Resiko Persaingan Lahan perkebunan kelapa sawit Perseroan dan Entitas Anak tergolong cukup muda. Pada 31 Desember 2014, baru 37% dari total luas lahan konsesi Perseroan dan Entitas Anak yang merupakan area tertanam, dan hanya 54% dari area tertanam yang merupakan tanaman menghasilkan.
Potential risk of environmental damage The plantations of the Company and its subsidiaries required clean environment. In the future, in line with the development of industry surrounding the plantations, a proper waste treatment in accordance with prevailing environmental regulation is required.
•
Competition risk The landscape of the palm oil plantation of the Company and its subsidiaries are considered relatively young. As per 31 December 2014, only 37% of the total area of land concession has been planted, and only 54% of total planted area is in production phase.
Dengan skala perkebunan yang masih muda ini, Perseroan tidak memiliki banyak pesaing langsung dengan perusahaan lain yang lebih besar di Indonesia.
With such young plantation profile, the Company do not have many direct competition with other larger plantation companies in Indonesia.
Selain itu, industri minyak sawit bersaing dengan minyakminyak nabati lainnya, termasuk minyak kedelai, rapeseed oil dan minyak bunga matahari, baik dalam bidang makanan dan segmen biofuel. Penurunan harga dari minyak nabati lainnya dapat menyebabkan para produsen biofuel menggunakan minyak-minyak nabati lainnya tersebut sebagai alternatif dari minyak sawit dalam produksi biofuel, sehingga mengakibatkan penurunan permintaan dan harga minyak sawit.
In addition to that, palm oil industry also competing with other vegetable oils, including soya oil, rapeseed oil and sunflower oil, as for food or to support biofuel production. The lowering price of other vegetable oil will attract biofuel producer to use other vegetable oil as alternative material to palm oil in the production of biofuel, which could adversely impace on the demand and price of palm oil.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Corporate Social Responsibility
Keberlangsungan bisnis Perseroan selama ini tak bisa dipisahkan dari peran serta dan dukungan masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar Perseroan. Perseroan terus berupaya agar eksistensi Perseroan beserta anak usahanya, hari demi hari sepanjang tahun, semakin dirasakan manfaatnya bagi masyarakat yang juga sebagai pemangku kepentingan. Untuk semakin meningkatkan kontribusi Perseroan dalam pembangunan berkelanjutan, Perseroan melaksanakan program Tanggungjawab Sosial (“Corporate Social Responsibility/CSR”).
The sustainability of the Company to date is inseparable from the role and supports from community, especially the local people surrounding the Company’s operation. The Company will strive to ensure that its and subsidiaries’ existence, from day to day all year long, will benefit the community as the stakeholders. To improve the Company’s contribution for sustainability development, the Company conducted Corporate Social Responsibility (“CSR”) programs.
Perseroan melaksanakan program CSR yang secara garis besar terdiri dari lima aktivitas yakni Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi, Kesejahteraan Sosial, Keselamatan Kerja, dan Pelestarian Lingkungan Hidup . Berikut ini adalah program – program yang telah dijalankan oleh Perseroan pada ke lima aktivitas tersebut selama 3 tahun terakhir:
The Company has carried out five main activities of CSR, namely education, economic empowerment, society welfare, and environmental preservation. The followings are the programs performed by the Company in line with the above main activiites in the last three years:
•
Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur Desa Sekitar Dalam prinsip kesejahteraan, pembangunan infrastruktur, khususnya jalan sebagai akses
social, ekonomi dan budaya, akan memberikan dampak pada kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan. Dalam proses perbaikan jalan dan jembatan, yang dilakukan di bulan September 2013, Perseroan melibatkan semua pihak, baik dari unsur masyarakat sekitar maupun perusahaan dan beberapa pihak terkait. Unsur keterlibatan : - Menggunakan tenaga kerja lokal. - Memanfaatkan Sumber Daya Lokal (dengan membeli batu, pasir dan tanah dari masyarakat lokal).
Adapun program realisasi program CSR lainnya adalah sebagai berikut: • Masyarakat di Pulau Laut selain mengandalkan bertani dan berladang, mereka juga memiliki tradisi memelihara ternak secara bersama di suatu lahan desa yang cukup luas, seperti masyarakat Desa Lontar yang memelihara kerbau mereka di lahan penggembalaan yang dibuat berpagar di sekelilingnya. Pagar tersebut sangat vital dalam menjaga agar ternak tersebut tetap berada dalam lahan atau kandang tersebut. Peran Perseroan dalam hal ini adalah menyumbangkan kawat berduri yang merupakan elemen utama pagar kandang ternak tersebut.
Construction and restoration of infrastructure in the nearby vlllage Under principle of welfare, infrastructure construction, especially road as social, economic and cultural access, will have an impact on the society welfare in the surrounding area of the Company. During construction and restoration process of road and bridge in September 2013, the Company involved all parties, both from the local community, the Company and other stakeholders, as follows: - Usage of local man power - Utilization of local raw materials (by buying stones, sands and land from the local people) •
Other CSR programs realized are as follows: •
The people of Pulau Laut, other than farmers, they also have the tradition for animal husbandry in a group within a certain area of the village, such as the people of Lontar Village which nourishing their buffalos in a fenced area. The said fence is critical to kept the said feedlot within the predetermined area or cage. The Company’s role is to provide barbed wire, which are the main element of the said fence.
63
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
•
•
•
•
•
•
64
Pagar kandang tersebut harus diperbaiki secara berkala demi memastikan keamanan ternak kerbau masyarakat yang dipelihara di dalamnya. Bantuan kawat untuk kandang kerbau seluas 200 Ha untuk masyarakat desa Lontar, kecamatan Pulau Laut Barat diserahkan pada Februari 2013.
Bantuan Pembangunan Masjid senilai Rp50 Juta, kepada masyarakat Teluk Sirih, Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan diserahkan pada April 2013. Kehadiran perseroan di tengah masyarakat, memberikan dukungan berkaitan dengan kehidupan rohani masyarakat, dalam rangka membangun keimanan, membantu masyarakat desa Teluk Sirih dan Teluk Kemuning, juga mewujudkan keinginan mereka untuk membangun sebuah Masjid yang akan menjadi pusat kegiatan agama masyarakat setempat. Pengerasan jalan sepanjang 2 Km di desa Bangunrejo, kecamatan Pulau Laut Barat, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Tengah. Kegiatan pengerasan jalan di Desa Bangunrejo, sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab social Perseroan kepada masyarakat local. Dampak positif dari aktifitas ini bisa dirasakan oleh masyarakat desa, sehingga aktifitas sosial, ekonomi dan budaya bisa berjalan dengan baik. Perbaikan jalan Desa sepanjang 3 Km di Desa Bandaraya Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan dimana jalan
desa Bandaraya ini juga merupakan jalan utama bagi masyarakat desa tersebut untuk beraktifitas, sehingga kondisi jalan yang rusak akan sangat menghambat kegiatan ekonomi dan social masyarakat. Dengan membantu memperbaiki jalan Desa Bandaraya, Perseroan dapat membantu memperlancar kegiatan masyarakat setempat. Perbaikan jalan Desa sepanjang 6 Km di desa Selaru kecamatan Pulau Laut tengah Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan. Jalan desa selaru ini selain penting buat desa tersebut, juga penting bagi desa desa yang lain, karena menjadi salah satu alternative jalan penghubung dari desa desa tersebut menuju ke kabupaten Kota Baru. Namun karena pengaruh hujan yang terus menerus turun, jalan tersebut rusak dan tidak bisa dilalui. Melihat kebutuhan ini, maka Perseroan mengambil kesempatan untuk membantu dengan mengadakan perbaikan jalan tersebut. Sosialisasi Pembangunan Perekonomian Perdesaan, Desa Baru, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi pada 13 September 2013. Tujuannya adalah membangun wawasan masyarakat mengenai cara cara mengembangkan perekonomian pedesaan dimana akan juga mendorong kemajuan masyarakat di segala bidang. Sosialisasi seperti ini diadakan secara berkala sesuai kebutuhan masyarakat setempat.
PT Golden Plantation Tbk | Laporan Tahunan 2014 Annual Report
•
Fence has to be repaired regularly to ensure the safety of the feedlot under care. The aid barbed wire of 200 HA for the people of Lontar village, Pulau Laut Barat sub district, was submitted on February 2013.
•
The aid for mosque construction amounting to Rp 50 million was provided for the people of Teluk Sirih, Pulau Laut Selatan, Kota Baru Regency, South Kalimantan on April 2013. The Company’s presence in the middle of the community, provide supports for spiritual necessity of the people, in order to build faith, helping out the people of Teluk Sirih and Teluk Kemuning villages, as well as to realize their dreams to build a mosque that would be a center for religious activities for the local community. The road enforcement of 2 km long in Bangunrejo village, Pulau Laut Barat sub district, Kota Baru regency, Central Kalimantan. This reflects the commitment and social responsibility of the
•
Company to the local people. The positive impact from this activity can be felt by the villagers, so that social, economic and cultural activities can function smoother.
•
The road improvement of 3 km in Bandaraya Village, Pulau Laut sub district, Kota Baru regency, South Kalimantan. This is the main road used for daily activities; hence, the bad road condition will hinder the economic and social activities of the community. By helping out, the Company has assisted to facilitate the activities of the people.
•
The road improvement of 6 km in Selaru village, Pulau Laut Tengah sub district, Kota Baru regency, South Kalimantan. This road is important for both Selaru village and its neighbors, as the road is one of the alternative roads to connect all the villages to Kota Baru regency. Due to heavy rains, the said road became damaged and impassable. Then the Company took initiative to assist by repairing the said road.
•
Socialization of rural economic development , Baru village, Sarolangun sub district, Sarolangun regency, Jambi province on 13 September 2013. The aim is to broaden people’s perception on how to develop rural economy, which in return will push for community welfare in all sectors. This socializationis done on regular basis, in accordance with local people’s requirements.
Surat Pernyataan Dewan Komisaris Dan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2014 Pt Golden Plantation Tbk Statement Of The Board Of Commissioners And Board Of Directors On The Responsibility For The 2014 Annual Report Of Pt Golden Plantation Tbk
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan 2014 PT Golden Plantation Tbk telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab atas kebenaran isi Laporan Tahunan.
We, the undersigned, hereby declare that all information in the 2014 annual report of PT Golden Plantation Tbk has been presented in its entirety, and that we assume full responsibility for the accuracy of the content of this Annual Report.
65
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2014 and 2013
Data Pending : 1. Bukti Pengeluaran dana akuisisi BCI 2. Bukti pengeluaran dana perolehan 15% BCI 3. Konfirmasi yang belum dibalas 4. Subsequent Event
Draft Final/March 31, 2015
Paraf/Sign: Paraf/ sign:
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
Daftar Isi
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
Halaman/ Page
Surat Pernyataan Direksi
Table of Contents
Director’s Statement Letter
Laporan Auditor Independen
Independent Auditor’s Report
Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2014 and 2013
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1
Consolidated Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
3
Consolidated Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4
Consolidated Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasian
5
Consolidated Statements of Cash Flows
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
6
Notes to the Consolidated Financial Statements
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Usaha - Pihak Ketiga Aset Piutang Keuangan Lain-lainLancar Lainnya Persediaan Persediaan Pajak Dibayar di Muka Biaya Dibayar di Muka Uang Muka Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha Investasi pada Entitas Asosiasi Aset Tetap Tanaman Perkebunan Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan Aset Takberwujud Aset Pajak Tangguhan Uang Muka Jangka Panjang Jumlah Aset Tidak Lancar
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Catatan/ Note 3, 32, 33 4, 33 33 5 13.b 6
7, 33 8, 33 8 9 10 11 12 13.d 6
JUMLAH ASET
2014 Rp
ASSETS
486,973,747,000 3,936,968,196 1,006,092,577 46,494,941,028 2,246,956,374 2,536,161,679 34,183,590,602 577,378,457,456
41,585,005,090 2,411,088,645 162,223,008 16,741,816,676 2,930,060,999 1,412,836,104 15,868,106,628 81,111,137,150
Current Assets Cash and Cash Equivalents Trade Receivables - Third Parties Other Current Financial Assets Inventories Prepaid Taxes Prepaid Expenses Advances Total Current Assets
90,646,142,230 9,686,369,522 -301,466,463,660 865,076,288,939 82,219,910,433 16,193,091,437 17,089,405,021 15,866,480,998 1,398,244,152,240
37,607,310,974 7,033,047,012 5,000,000,000 296,492,093,750 595,816,041,178 63,839,516,631 16,185,300,183 3,113,035,452 1,675,480,313 1,026,761,825,493
Non-Current Assets Other Non-Current Financial Assets Due from Related Parties Non-Trade Investment in Associate Property, Plant and Equipment Plantations Deferred Landrights Costs Intangible Asset Deferred Tax Assets Long - Term Advances Total Non-Current Assets
1,975,622,609,696
1,107,872,962,643
TOTAL ASSETS
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Draft Final/March 31, 2015
2013 Rp
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements 1
Paraf/ sign:
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) As of December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Catatan/ Note
2014 Rp
2013 Rp
LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang Usaha - Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Utang Pajak Beban Akrual Uang Muka Penjualan Utang Bank Jangka Pendek Bagian Lancar atas Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Bagian Lancar atas Liabilitas Jangka panjang Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Utang Sewa Pembiayaan Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Utang Sewa Pembiayaan Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Liabilitas Pajak Tangguhan Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
LIABILITIES 14, 33 16, 33 33 13.c 15, 33 17, 32, 33 8, 33 33 18 19
18, 33 19, 33 8, 33 20 13.d
Jumlah Liabilitas EKUITAS Jumlah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal Saham Nilai Nominal Rp100 pada 31 Desember 2014 dan Rp1.000.000 pada 31 Desember 2013 Modal Dasar 2.000.000.000 lembar saham pada 31 Desember 2014 dan 5.000 lembar saham pada 31 Desember 2013 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.665.000.000 saham pada 31 Desember 2014, 2.500 saham 31 Desember 2013 Proforma Ekuitas yang Timbul dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Tambahan Modal Disetor - Neto Saldo Laba (Defisit) Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali Jumlah Ekuitas
38,922,548,372 3,354,941,230 10,899,164,857 1,807,936,511 17,377,826,808 ----
13,040,386,112 56,422,765,814 4,370,367,014 1,827,653,031 6,779,401,044 1,545,335,315 134,079,000,000 27,365,801,237
1,200,000,000 4,599,107,327 78,161,525,105
44,195,895,524 11,864,466,484 301,491,071,575
Current Liabilities Trade Payables - Third Parties Other Short-Term Financial Liabilities Current Employee Benefits Liabilities Taxes Payable Accrued Expenses Sales Advances Short-Term Bank Loan Current Portion of Due to Related Parties Non-Trade Current Portion of Long-Term Liabilities Long-Term Bank Loans and Financial Institution Finance Lease Obligation Total Current Liabilities
945,394,195,271 7,091,401,657 78,412,000 6,134,849,516 6,833,076,088 965,531,934,532
70,288,980,847 9,367,152,394 25,553,417,745 4,756,654,442 2,106,840,710 112,073,046,138
Non-Current Liabilities Long-Term Bank Loans and Financial Institution Finance Lease Obligation Due to Related Parties Non-Trade Long - Term Employees Benefits Obigation Deferred Tax Liabilities Total Non-Current Liabilities
1,043,693,459,637
413,564,117,713
Total Liabilities
21
366,500,000,000
2,500,000,000
22
-314,206,513,326 9,304,702,312
691,831,004,929 -(22,160,000)
23
690,011,215,638 241,917,934,421 931,929,150,059
694,308,844,929 -694,308,844,929
EQUITY Equity Attributable to Owners of the Parent Capital Stock Par Value Rp100 as of December 31, 2014 and Rp1,000,000 as of December 31, 2013 Authorized 2,000,000,000 shares as of December 31, 2014 and 5,000 shares as of December 31, 2013 Issued and Fully Paid 3,665,000,000 shares as of December 31, 2014, 2,500 shares December 31, 2013 Proforma Equity Arising from Restructuring Transactions between Entities under Common Control Additional Paid-in Capital - Net Retained Earnings (Deficits) Total Equity Attributable to Owners of the Parent Non-Controlling Interest Total Equity
1,975,622,609,696
1,107,872,962,643
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Draft Final/March 31, 2015
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements 2
Paraf/ sign:
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
INTERIM CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE For the Years Ended, December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Catatan/ Note
2014 Rp
2013 Rp
PENJUALAN NETO
24
137,617,015,544
79,794,357,961
NET SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN
25
(110,228,984,176)
(58,372,516,755)
COST OF GOODS SOLD
27,388,031,368
21,421,841,206
GROSS PROFIT
(26,237,883,994) 22,324,278,393 (18,409,702,988)
(10,395,874,349) 3,224,148,040 (8,341,314,361)
General and Administrative Expenses Other Income Other Expenses
5,064,722,779
5,908,800,536
OPERATING INCOME
673,049,314
(4,418,318,336)
Finance Income (Expense) - Net
5,737,772,093
1,490,482,200
INCOME BEFORE INCOME TAX
LABA KOTOR Beban Umum dan Administrasi Penghasilan Lainnya Beban Lainnya
26 28 28
LABA USAHA Pendapatan (Beban) Keuangan Neto
27
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Manfaat Pajak Penghasilan
13.a
7,289,749,067
1,743,213,608
Income Tax Benefits
LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN
13,027,521,160
3,233,695,808
INCOME AFTER INCOME TAX
Laba Entitas Anak Sebelum Akuisisi
(6,061,958,982)
--
Pre Acquisition Income of Subsidiaries
LABA TAHUN BERJALAN SETELAH PENYESUAIAN PROFORMA
6,965,562,178
3,233,695,808
INCOME FOR THE YEAR AFTER PROFORMA ADJUSTMENT
--
(3,247,275,808)
EFFECT OF PROFORMA ADJUSTMENT
6,965,562,178
(13,580,000)
LOSS FOR THE YEAR BEFORE PROFORMA ADJUSTMENT
--
--
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
(13,580,000)
TOTAL OF COMPREHENSIVE INCOME (LOSS) BEFORE PROFORMA ADJUSTMENT FOR THE YEAR
(13,580,000) -(13,580,000)
INCOME (LOSS) FOR THE YEARS BEFORE PROFORMA ADJUSTMENT ATTRIBUTABLE TO: Owners of the Parent Non-Controlling Interest Total
9,326,862,312 (2,361,300,134)
(13,580,000) --
TOTAL OF COMPREHENSIVE INCOME (LOSS) BEFORE PROFORMA ADJUSTMENT ATTRIBUTABLE TO: Owners of the Parent Non-Controlling Interest
6,965,562,178
(13,580,000)
Total
(5,432)
INCOME (LOSS) PER SHARE Basic, Income (Loss) Attributable to Common Stockholders of the Parent
EFEK PENYESUAIAN PROFORMA RUGI TAHUN BERJALAN SEBELUM PENYESUAIAN PROFORMA PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN JUMLAH (LABA) RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN SEBELUM PENYESUAIAN PROFORMA
6,965,562,178
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SEBELUM PENYESUAIAN PROFORMA YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali Jumlah
9,326,862,312 (2,361,300,134) 6,965,562,178
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG DAPAT SEBELUM PENYESUAIAN PROFORMA DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali Jumlah LABA (RUGI) PER SAHAM Dasar, Laba (Rugi) yang Diatribusikan kepada Pemegang Saham Biasa Entitas Induk
29
6.20
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Draft Final/March 31, 2015
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements 3
Paraf/ sign:
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan/ Note
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk/ Equity Atributable to Owners of the Parent Tambahan Modal Disetor - Neto / Additional Paid in Capital - Net Proforma Selisih Nilai Cadangan Ekuitas yang Agio Jumlah/ Transaksi Setoran Timbul dari Saham/ Total Additional Paid-in dengan Modal Transaksi Capital Entitas yang Timbul Restrukturisasi Excess of Par Sepengendali/ dari Obligasi Entitas Difference Wajib Konversi/ Sepengendali/ in Value Reserves Proforma Equity between for Capital Arising from Entities Under Arising from Restructuring Common Control the Mandatory Transactions Convertible between Bonds Entities under Common Control Rp Rp Rp Rp Rp
Modal Saham/ Capital Stock
Rp SALDO PER 31 DESEMBER 2012 Penyesuaian Efek Proforma Ekuitas Entitas Anak Rugi Komprehensif Tahun Berjalan Sebelum Penyesuaian Proforma SALDO PER 31 DESEMBER 2013 Pembalikan Proforma Ekuitas Entitas Anak Akusisi Entitas Anak
22
Cadangan Setoran Modal yang Timbul dari Obligasi Wajib Konversi
22
Reklasifikasi Cadangan Setoran Modal menjadi Saham
21
Penambahan Modal Saham dari Penawaran Umum Saham Perdana - Bersih setelah Dikurangi Biaya Emisi Saham
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Jumlah/ Total
Rp
Rp
Rp
Jumlah Ekuitas/ Total Equity
Rp
2,500,000,000
--
--
--
--
688,583,729,121
(8,580,000)
691,075,149,121
--
691,075,149,121
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
--
--
--
--
--
3,247,275,808
--
3,247,275,808
--
3,247,275,808
Proforma Equity Adjustment of Subsidiaries Total Comprehensive Loss for the Year Before Proforma Adjustment
--
--
--
--
--
--
(13,580,000)
(13,580,000)
--
(13,580,000)
2,500,000,000
--
--
--
--
691,831,004,929
(22,160,000)
694,308,844,929
--
694,308,844,929
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013
--
--
--
--
--
(691,831,004,929)
--
(691,831,004,929)
--
(691,831,004,929)
Reversal of Proforma Equity of Subsidiaries
169,629,244,210
--
169,629,244,210
--
--
169,629,244,210
244,279,234,555
413,908,478,765
Acquisition of Subsidiary
---
--
--
284,000,000,000
284,000,000,000
--
--
284,000,000,000
--
284,000,000,000
Reserve Capital Arising from Mandatory Convertible Bonds
284,000,000,000
--
--
(284,000,000,000)
(284,000,000,000)
--
--
--
--
--
Reclassification of Reserve Capital Income Stock
80,000,000,000
144,577,269,116
--
--
144,577,269,116
--
Laba Komprehensif Tahun Berjalan Sebelum Penyesuaian Proforma
--
--
--
--
--
--
SALDO PER 31 DESEMBER 2014
366,500,000,000 286,500,000,000
144,577,269,116
169,629,244,210
--
314,206,513,326
--
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Draft Final/March 31, 2015
Saldo Laba (Defisit)/ Retained Earnings (Deficits)
Kepentingan Nonpengendali/ Non-Controlling Interest
224,577,269,116
--
224,577,269,116
Proceeds from Initial Public Offering - Net of Share Issuance Costs
9,326,862,312
9,326,862,312
(2,361,300,134)
6,965,562,178
Total Comprehensive Income for the Year Before Proforma Adjustment
9,304,702,312
690,011,215,638
241,917,934,421
931,929,150,059
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements 4
Paraf/ sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Catatan/ Note ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Pelanggan Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga Pembayaran Karyawan Penerimaan Penghasilan Bunga Pembayaran Pajak Pembayaran Bunga dan Beban Keuangan Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pengeluaran untuk Hak Atas Tanah Uang Muka Investasi Saham Uang Muka Pembangunan Pabrik Aset Tetap dan Piranti Lunak Penjualan Perolehan Pemeliharaan Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan Cassie atas Pinjaman Entitas Anak Akuisisi Entitas Anak
2014 Rp
2013 Rp
142,144,542,979 (125,790,201,810) (107,870,383,039) 4,285,647,907 (3,211,280,213) (13,554,411,568) (103,996,085,744)
6
31
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan Modal Saham melalui Penawaran Umum Saham Perdana Penerimaan Biaya Emisi Saham Utang Bank - Jangka Panjang Penerimaan Pembayaran Pembayaran Utang Sewa Pembiayaan Pembayaran Bunga dan Beban Keuangan Utang Bank - Jangka Pendek Penerimaan Pembayaran Pihak-Pihak Berelasi Penerimaan Pembayaran Pinjaman dari Pihak Ketiga Penerimaan Pembayaran Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan PENINGKATAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS DAMPAK SELISIH KURS ATAS KAS DAN SETARA KAS
94,370,731,621 (18,286,703,232) (66,942,257,220) 152,653,155 (2,449,283,920) (20,649,894,332) (13,804,753,928)
(18,274,068,159) (14,450,000,000) --
(6,628,359,059) -(796,633,863)
-(1,575,272,069)
68,471,000 (28,408,293,667)
(59,955,272,976) (79,659,394,250) (4,846,395,053)
(48,947,158,317) ---
(178,760,402,507)
(84,711,973,906)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash Received from Customers Payments to Suppliers and Third Parties Payments to Employees Interest Income Received Payment of Taxes Payments for Interest and Finance Charges Net Cash Used in Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Payments for Landrights Advances for Investment Shares Advances for Mills Construction Acquisition of Property, Plant and Equipment and Software Selling Purchasing Maintenance of Immature Plantations Cassie of a subsidiary's Loan Acquisiiton of Subsidiary Cash Used in Investing Activities
230,400,000,000 (5,822,730,884)
---
872,681,488,415 (114,484,876,371) (15,600,415,047) (27,443,138,989)
-(36,295,895,524) (12,282,925,344)
61,335,000,000 (186,032,000,000)
157,748,000,000 (39,961,000,000)
10,504,576,408 (60,998,705,900)
6,061,875,905 --
5,738,400,000 (61,543,488,916)
49,797,300,000 --
708,734,108,716
125,067,355,037
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from Initial Public Offering Proceed Issuance Cost Long-term Bank Loans Proceeds Payment Payments of Obligations Under Finance Lease Payments for Interest and Finance Charges Short-term Bank Loan Proceeds Payment Related Parties Proceeds Payment Borrowing from Third Parties Proceeds Payment Net Cash Provided by Financing Activities
425,977,620,465
26,550,627,202
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
19,411,121,444
1,084,516,852
EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE ON CASH AND CASH EQUIVALENTS
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
3
41,585,005,090
13,949,861,036
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF THE YEAR
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
3
486,973,747,000
41,585,005,090
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF THE YEAR Non-cash activities presented in Note 36
Aktivitas Non-kas disajikan pada Catatan 36
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Draft Final/March 31, 2015
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements 5
Paraf/sign:
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
1. Umum
1. General
1.a Pendirian Perusahaan PT Golden Plantation (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 5 Desember 2007 berdasarkan Akta No. 1, dibuat oleh Syarifah Chozie, S.H., M.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik lndonesia No. AHU-01623.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 14 Januari 2008 dan telah dicatat pada Daftar Perseroan No. AHU-0002547.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 14 Januari 2008. Anggaran Perusahaan telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Akta No. 37 tanggal 11 September 2014 mengenai perubahan nilai nominal saham Perusahaan yang semula sebesar Rp1.000.000 per saham menjadi Rp100 per saham dan persetujuan perubahan nama Perusahaan menjadi PT Golden Plantation Tbk, yang dibuat di hadapan Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta Utara dan telah memperoleh pengesahan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik lndonesia No. AHU07898.40.20.2014 tanggal 12 September 2014.
1.a
The Company’s Establishment PT Golden Plantation (“the Company”) was established on December 5, 2007 based on the Deed No. 1 which was made in the presence of Syarifah Chozie, S.H., M.H., a notary in Jakarta. The Deed of establishment was approved by the Minister of Justice and Human Rigths of Republic Indonesia in his decree No. AHU-01623.AH.01.01.Tahun 2008 dated January 14, 2008 and registered in Company List No. AHU-0002547.AH.01.09.Tahun 2008 dated January 14, 2008. The Company’s articles of association has been amended several times, and the latest Deed No. 37 dated September 11, 2014 and regarding change in nominal value of share which previously amounting to Rp1,000,000 per shares to Rp100 per shares and approval change in the Company’s name to PT Golden Plantation Tbk, which was made in the presence of Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., a notary in North Jakarta and was approved by the Ministry of Justice and Human Rights of Republic Indonesia in his decree No. AHU07898.40.20.2014 dated September 12, 2014.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha meliputi usaha dalam bidang perkebunan dan pertanian.
In accordance with Article 3 of the Company’s articles of association, its scope of business activities is plantation and agriculture.
Perusahaan berkantor di Gedung Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 233 Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
The Company’s office is located at Alun Graha Building, Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., No. 233 Menteng Dalam Village, Tebet District, South Jakarta.
Perusahaan merupakan entitas anak dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
The Company is a subsidiary of PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
1.b Penawaran Efek Perusahaan Penawaran umum saham perdana Perusahaan sejumlah 800.000.000 lembar saham biasa kepada masyarakat dan telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No.S-527/D.04/2014 pada tanggal 11 Desember 2014 dan selanjutnya seluruh saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2014.
1.b The Company’s Public Offering The company's initial public offering some 800,000,000 shares of common stock to the public and has received an effective statement from the Financial Services Authority in His letter No. S527/D.04/2014 on December 11, 2014 and subsequently all shares listed on the Indonesia Stock Exchange on December 23, 2014.
Bersamaan dengan penawaran umum saham perdana Perusahaan, Perusahaan menerbitkan 1.000.000.000 lembar waran seri I yang berlaku pada 23 Desember 2015 sampai dengan 20 Desember 2017 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp288 untuk setiap waran.
In the same time with Company’s initial public offering, the Company issued 1,000,000,000 I series of warrant that applied from December 23, 2015 until December 20, 2017 with exercise price of Rp288 per warrant.
Draft Final/March 31, 2015
6
Paraf/sign:
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
Entitas Anak/ Subsidiary
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Jumlah Aset/ Total Assets
Tahun Operasi Komersial/ Commercial Operation
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership 2014 %
2014 Rp
Domisili/ Domicile
Jenis Usaha/ Activities
Jakarta
Industri Perkebunan Kelapa Sawit/ Palm Oil Plantations
1993
64.95
1,682,606,639,199
PT Charindo Palma Oetama
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ Palm Oil Plantations
2006
99.99
204,636,107,170
PT Muarobungo Plantation
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ Palm Oil Plantations
--
99.99
120,549,687,231
PT Airlangga Sawit Jaya
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ Palm Oil Plantations
2006
99.99
139,326,702,690
PT Mitra Jaya Agro Palm
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ Palm Oil Plantations
2000
99.99
241,080,274,989
PT Tugu Palma Sumatera
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ Palm Oil Plantations
--
99.96
27,309,859,911
PT Tandan Abadi Mandiri
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ Palm Oil Plantations
--
100.00
46,188,762,789
PT Persada Alam Hijau
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ Palm Oil Plantations
2014
99.99
109,436,367,328
Pemilikan Langsung/ Direct Ownership PT Bumiraya Investindo Pemilikan tidak Langsung/ Indirect Ownership Melalui/ Through PT Bumi Raya Investindo:
Pemilikan tidak Langsung/ Indirect Ownership Melalui/ Through PT Muarobungo Plantation:
Pada tanggal 30 Juni 2014, Perusahaan mengakuisisi 64,95% kepemilikan di PT Bumiraya Investindo (BRI) dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, entitas induk, dengan nilai akuisisi sebesar Rp284.000.000.000. Transaksi akuisisi tersebut dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2012) tentang "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali" (lihat Catatan 2.p). Terdapat selisih bersih antara harga perolehan saham dengan bagian proporsional saham atas nilai buku aset bersih entitas anak yang diakuisisi sebesar Rp169.629.244.210. BRI merupakan entitas induk dari PT Charindo Palma Oetama, PT Muara Bungo Plantation, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Mitra Jaya Agro Palma, PT Tugu Palma Sumatera dan PT Tandan Abadi Mandiri.
On June 30, 2014, the Company acquired 64.95% ownership in PT Bumiraya Investindo (BRI) from PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, parent entity, at the acquisition cost of Rp284,000,000,000. The acquisition transactions were recorded in accordance with PSAK No. 38 (Revised 2012) “Business Combination for Entities Under Common Control” (see Note 2.p). There was net difference between the purchase price and the proportionate of stocks on net book value of assets of the subsidiary acquired amounted to Rp169,629,244,210. BRI is the parent entity of PT Charindo Palma Oetama, PT Muara Bungo Plantation, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Mitra Jaya Agro Palma, PT Tugu Palma Sumatera and PT Tandan Abadi Mandiri.
Sehubungan dengan hal tersebut laporan keuangan konsolidasi PT Golden Plantation Tbk dan entitas anak untuk tahun 2013 telah disajikan untuk menggambarkan seolah-olah akuisisi tersebut telah terjadi sejak tanggal 1 Januari 2013.
In relation with such matter, the consolidation financial statements of PT Golden Plantation Tbk and its subsisiaries have been presented to reflect that as if such acquisition had been since January 1, 2013.
Pada tanggal 12 Desember 2014, Perusahaan mengakuisisi 99,99% kepemilikan di PT Persada Alam Hijau (PAH) dari PT Profindo Putra Utama, pihak ketiga, dengan nilai akuisisi sebesar Rp4.972.372.596. Transaksi ini merupakan kombinasi bisnis (lihat Catatan 31).
On December 12, 2014, the Company acquired 99.99% ownership in PT Persada Alam Hijau (PAH) from PT Profindo Putra Utama, third party, at the acquisition cost of Rp4,972,372,596. This transaction is a business combination (see Note 31).
7
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) 1.d
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
1.d Board of Commissioners, Director and Employees Based on the Deed No. 80, in 2013 which has made in the presence of B. Andi Widyanto, S.H., a notary in Tangerang and Deed No. 37, in 2014 which has made in the presence of Humberg Lie, S.H., M.Kn., a notary in Jakarta, the composition of Board of Commissioner and Director as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:
Berdasarkan Akta No. 80, tahun 2013 yang dibuat di hadapan notaris B. Andy Widyanto, S.H., notaris di Tangerang dan Akta No. 37, tahun 2014 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 2014
2013
Koh Bing Hock* Gillbanks Anthony Michael Jaka Prasetya
Stefanus Joko Mogoginta ---
Board of Commissioners
Dewan Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris
*also as Independent Commisioner
*Merangkap Komisaris Independen Direksi Direktur Direktur Tidak Terafiliasi Direktur Tidak Terafiliasi Komite Audit Ketua Anggota Anggota
Commissioner Commisoner Indepndent Commisioner
Budhi Istanto Suwito Idris Adlin Kanya Lakshmi Sidarta
Yulianni Liyuwardi ---
Directors Director Unafiliated Director Unafiliated Director
Koh Bing Hock Lita Chritiana Erna Suyani
----
Audit Committee Head of Committee Member of Comittee Member of Comittee
Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dijabat oleh Noor Vito Priyantomo.
The Company’s corporate secretary as od December 31, 2014 is Noor Vito Priyantomo.
Pada tanggal 31 Desember 2014, 31 Desember 2013 jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan entitas anak (“Grup”) adalah masing-masing sebesar 177 dan 176.
As of December 31, 2014 and 2013 the Company and subsidiaries (“Group”) have 177 and 176 permanent employees, respectively (unaudited).
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan
2. Summary of Significant Accounting Policies
2.a Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang meliputi Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), serta peraturan Otoritas Jasa Keuangan (sebelumnya Bapepam-LK) No.VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Emiten/ Perusahaan Publik” sesuai Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tentang perubahan atas Peraturan No. VIII.G.7 dan ketentuan akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal.
2.a Compliance with Financial Accounting Standards (FAS) The Group’s consolidated financial statements have been prepared and presented in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards which include the Statements and the Interpretations as issued by Financial Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) and Regulation of Finance Services Authority (formerly Bapepam-LK) No. VIII.G.7 regarding the “Guidance of Financial Statements Presentation of Issuers/ Public Company” as set forth in decree No. KEP-347/BL/2012 regarding the amendment to Regulation No. VIII.G.7 and other accounting provisions which prevailing in the Capital Market.
8
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
2.b Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
2.b Basis of Measurement and Preparation of Consolidated Financial Statements The consolidated financial statements have been prepared on a going concern assumption and using the accrual basis, except for the consolidated statements of cash flows. The basis of measurement in the preparation of these consolidated financial statements is the historical cost concept, except for certain accounts which have been prepared on the basis of other measurements as described in their respective accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasian menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari aktivitas operasi dilaporkan menggunakan metode langsung.
The consolidated statements of cash flows have been presented by classifying the activities into operating, investing and financing. The cash flows from operating activities were prepared using the direct method.
Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Transaksi dicatat menggunakan mata uang fungsional. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.
The functional currency of the Group is Indonesian Rupiah. Transactions are recorded using the functional currency. The reporting currency used in the preparation of these consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah.
Interpretasi atas SAK (ISAK) yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2014 adalah ISAK No. 27 “Pengalihan Aset dari pelanggan” dan ISAK No. 28 “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”.
Interpretation on accounting standard (ISAK) for the first time for the financial year beginning January 1, 2014 is ISAK No. 27 “Transfer of Assets from Customers” and ISAK No. 28 “Extingushing Financial Liabilities with Equity Instruments”.
Penerapan ISAK No. 27 “Pengalihan Aset dari pelanggan” dan ISAK No. 28 “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2014 tidak relevan, serta tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Grup dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan untuk periode berjalan atau tahun sebelumnya.
Implementation of ISAK No. 27 “Transfer of Assets from Customers” and ISAK No. 28 “Extingushing Financial Liabilities with Equity Instruments” with an effective date January 1, 2014 not relevant and did not result in changes to the Group’s accounting policies and had no effect on the amounts reported for the current period or prior financial years.
2.c Prinsip-Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50% seperti disebutkan pada Catatan 1.c.
2.c Principles of Consolidation The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities in which the Company has the ability to directly or indirectly exercise control with ownership percentage of more than 50%, as described in Note 1.c.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara
Control also exists when the parent owns half or less of the voting power of an entity when there is: a. power over more than half of the voting rights by virtue of an agreement with other investors; b. power to govern the financial and operating policies of the entity under a statute or an agreement; c. power to appoint or remove the majority of the members of the board of directors or equivalent 9
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
governing body and control of the entity is by that board or body; or d. power to cast the majority of votes in the meetings of the board of directors or equivalent governing body and control of the entity is by that board or body.
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif.
The entities are consolidated from the date on which effective control was transferred to the Company and are no longer consolidated when the Company ceases to have effective control.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan di dalam Grup yang material telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Grup sebagai satu kesatuan.
The effects of all significant transactions and balances between companies within the Group have been eliminated in the consolidated financial statements to reflect the financial position and results of operations of the Group as one business entity. The non-controlling interest in the net income (loss) and equity of a subsidiary is stated as a proportion of the non-controlling shareholders in the net income (loss) and equity of subsidiary.
Kepentingan nonpengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham nonpengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak. Kepentingan nonpengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada entitas induk.
Non-controlling interest balance reflects the portion of profit or loss and net assets of subsidiaries that are not attributable directly or indirectly to the parent entity, that presented in the consolidated statements of comprehensive income and within equity in the consolidated statement of financial position, separately from the attributable to parent entity.
2.d Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari saldo kas dan simpanan di bank yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaannya.
2.d Cash and Cash Equivalent Cash consist of cash on hand and in banks, are not used as collateral and not restricted.
Setara kas merupakan deposito berjangka dengan jatuh tempo sama atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan dan tidak dibatasi penggunaannya.
Cash equivalent consists of time deposits with maturities of not more than or equal to three (3) months from the date of placement and are not restricted.
2.e Persediaan Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisi yang diinginkan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual persediaan yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual barang tersebut. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama.
2.e Inventories Inventories are carried at the lower of cost and net realizable value (NRV). Acquisition cost includes all costs to acquire the inventories and bringing them to their intended location and condition. NRV is the estimated fair selling price of inventory less the estimated cost to complete and cost to sell. Cost is determined using the First-In First-Out method.
10
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
2.f
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Persediaan bibitan akan direklasifikasi ke tanaman belum menghasilkan ketika bibit tanaman ditanam pada tanah perkebunan.
Nurseries will be reclassified to immature plants when grown in soil seeds plantation crops.
Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan.
An allowance for obsolete inventories is provided based on the periodic review of the condition of the inventories.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka akan diamortisasi sesuai jangka waktu manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.
2.f
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over the periods benefitted by using straight-line method.
2.g Perkebunan Plasma Pengembangan perkebunan plasma dibiayai oleh kredit investasi perkebunan plasma dari bank atau melalui pembiayaan sendiri. Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan plasma tersebut diserahkan kepada petani plasma dikapitalisasi. Akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma disajikan sebesar nilai bersihnya setelah dikurangi dengan kredit investasi yang diterima sebagai aset atau liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
2.g Plasma Plantations Development of plasma plantations is financed by plasma plantation investment credits from bank or by self-financing. Costs incurred during the development phase up to the handover of the plasma plantation to plasma farmers are capitalized. The accumulated development costs are presented net of loans received, as assets or liabilities in the consolidated statements of financial position.
Selisih antara akumulasi biaya pengembangan dengan nilai konversi (jumlah yang disepakati antara bank dan petani plasma) dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat perkebunan plasma diserahkan ke petani plasma.
The difference between the accumulated development costs and the conversion value (the amount agreed between the bank and the plasma farmers) is charged to the consolidated statements of comprehensive income when the land is handed over to plasma farmers.
2.h Sewa Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut.
2.h Lease The determination of whether an arrangement is a lease agreement or lease agreement containing the substance of the agreement based on the inception date and whether the fulfillment of the agreement depends on the use of an asset and the agreement provides a right to use the asset.
Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Leases are classified as finance leases if the lease substantially transferred all the risks and benefits related to ownership of the asset. Leases are classified as operating leases if the lease did not substantially transfer all the risks and benefits related to ownership of the asset.
Grup sebagai Lessee Pada awal masa sewa, Grup mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak.
Group as Lessee At the beginning of the lease term, the Group recognizes finance leases as assets and liabilities in the consolidated statements of financial position at fair value of the leased property or the present value of the minimum lease payments, if the present value is lower than the fair value. The valuation of a lease 11
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
2.i
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Kebijakan penyusutan aset sewaan adalah konsisten dengan aset tetap yang dimiliki Grup.
is determined at the initial contract. The discount rate used in calculating the present value of the minimum lease payments is the implicit interest rate of the lease, if practicable. If not, the discount rate used is the level of the lessee's incremental borrowing rate applied. Initial direct costs of the lessee are capitalized and recognized as an asset. Leased asset depreciation policy is consistent with the policy for the property and equipment owned by Group.
Dalam sewa operasi, Grup mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Under an operating lease, the Group recognizes lease payments as an expense on a straight-line basis over the lease term.
Aset Tetap Aset tetap dicatat berdasarkan model biaya yang dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada, kecuali tanah yang dicatat pada harga perolehan dan tidak didepresiasi.
2.i
Property, Plant and Equipment Property, plant and equipment are recorded based on cost model which stated at cost less their accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any, except for land which are carried at cost and are not depreciated.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, biaya pinjaman dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The initial cost of property, plant and equipment is acquisition cost, borrowing cost and any directly attributable costs in bringing the property, plant and equipment to its working condition and location for its intended use.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is computed using the straight-line method based on the estimated useful lives of the asset as follows:
Bangunan Prasarana Umum Mesin dan Alat Berat Pabrik Kendaraan Peralatan dan Perabot Kantor
Tahun/Years 10 – 20 8 4 – 20 20 4–8 4–8
Buildings Infrastructures Machinery and Heavy Equipment Mills Vehicles Office Furniture and Fixtures
Biaya-biaya setelah perolehan awal dimasukkan di dalam nilai tercatat aset dan diakui secara terpisah, hanya jika terdapat kemungkinan besar biaya yang dikapitalisasi tersebut akan memberikan manfaat ekonomis bagi Grup dan dapat diukur secara andal. Nilai tercatat dari komponen yang diganti dihapusbukukan.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount and recognized as a separate asset, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Group and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of replaced parts is written-off.
Seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan lainnya diakui sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.
All other repairs and maintenance are charged to the consolidated statements of comprehensive income during the financial period in which they are incurred.
Ketika aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dilepas, biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya serta akumulai penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari aset tetap yang bersangkutan
When property, plant and equipment are retired or otherwise disposed-off, their acquisition cost and related accumulated depreciation and accumulated impairment value, if any, are removed from the 12
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
2.j
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
accounts and any resulting gain or loss is reflected in the consolidated statements of comprehensive income.
Aset dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap. Seluruh biaya yang dikeluarkan, termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk konstruksi aset terkait selama periode konstruksi, dikapitalisasi. Aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke aset tetap yang tepat pada saat aset tersebut selesai dikerjakan atau siap digunakan.
Construction in progress is presented as part of property, plant and equipment. All incurred expenditures, including borrowing cost used for construction of such assets during the construction period, are capitalized. Construction in progress is transferred to the appropriate plant and equipment account when the construction is completed or ready for its intended use.
Grup melakukan penelaahan berkala atas nilai residu, umur manfaat serta metode penyusutan dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
The Group periodically review the asset’s residual values, useful lives and depreciation method and adjusted if different from prior estimations.
Tanaman Perkebunan Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan dan biaya tidak langsung lainnya yang diukur secara proporsional berdasarkan luas hektar tanam.
2.j
Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi harga perolehan tersebut direklasifikasi ke tanaman menghasilkan. Tanaman menghasilkan disusutkan dengan metode garis lurus selama taksiran masa produktif selama 25 tahun.
Plantations Immature plantations is recognized at cost which consist of cost of preparation, planting, manuring and upkeeping, including borrowing cost used to finance the development of immature plantations and other indirect cost which are measured in proportion to the area wide of the fields. Once the plantations have matured, accumulations of cost are reclassified to matured plantations. Matured plantations are depreciated using the straight-line method according to its estimated useful life of 25 years.
2.k Biaya Pinjaman Biaya pinjaman yang timbul dari pinjaman bank dan lembaga keuangan dan pinjaman lainnya yang diperoleh untuk membiayai pengembangan tanaman perkebunan belum menghasilkan dan pembangunan mesin dikapitalisasi ke masing-masing tanaman perkebunan dan aset tetap. Biaya tersebut merupakan beban bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan selisih kurs yang diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga. Kapitalisasi dihentikan pada saat tanaman perkebunan belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan dan mesin siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya.
2.k
Borrowing Cost Borrowing costs incurred on bank loan and financial institutions and other loan obtained to finance development of immature plantation and building machinery are capitalized to the respective plantion and property and equipments. This cost is interest expense calculated with effective interest method and foreign exchanges differences that they are regarded as an adjustment to interest cost. Capitalization ceases upon the immature plantation become mature plantation and the machinery is ready for their intended use.
2.l
2.l
Deferred Landrights Costs All costs related to acquisition of landrights is deferred until the right is obtained.
Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan Seluruh biaya sehubungan dengan perolehan hak tanah ditangguhkan hingga hak tersebut diperoleh.
2.m Aset Takberwujud Biaya sehubungan dengan pembelian piranti lunak komputer dan biaya pemutakhirannya ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaatnya.
2.m Intangible Assets Costs incurred for the purchase of computer software and the related cost to renew the program are deferred and amortized using the straight-line method over their useful lives. 13
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Biaya perolehan perangkat lunak akuntansi yang diperoleh, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 5 (lima) tahun.
Acquisition cost accounting software, is deferred and amortized using the straight-line method based on the estimated useful lives for 5 (five) years.
Goodwill timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai aset pada tanggal dimana pengendalian diperoleh.
Goodwill arising in a business combination is recognized as an asset on the date that the control is acquired.
Goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi, dan nilai wajar kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh Perusahaan pada pihak yang diakuisisi di atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih.
Goodwill is measured as the excess of the sum of the consideration transferred, the amount of any noncontrolling interests in the acquiree, and the fair value of the acquirer’s previously held equity interest in the acquiree over the net of the acquisition date amounts of the identifiable assets acquired and the liabilities taken over.
Goodwill negatif timbul dari pembelian dengan diskon, diakui segera sebagai keuntungan dalam laba tahun berjalan. Keuntungan tersebut diatribusikan kepada pihak pengakuisisi.
The negative goodwill that resulted from purchases with discount is recognized as gain in profit or loss. The gain is attributed to the acquirer.
Goodwill diuji setiap tahun untuk penurunan dan diakui sebesar kerugian penurunan biaya perolehan dikurangi akumulasi. Penurunan kerugian pada Goodwill tidak dapat dipulihkan. Keuntungan atau kerugian atas divestasi entitas termasuk nilai tercatat Goodwill terkait dengan entitas yang dijual dijual.
Goodwill is tested annually for impairment and carried at cost less accumulated impairment losses. Impairment losses on goodwill are not reversed. Gains or losses on the disposal of an entity include the carrying amount of goodwill relating to the entity sold.
Goodwill dialokasikan terhadap unit penghasil kas untuk tujuan mengujian penurunan nilai. Alokasi dilakukan terhadap masing-masing unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas yang diharapkan untuk memperoleh keuntungan dari kombinasi bisnis di mana Goodwill timbul.
Goodwill is allocated to cash-generating units for the purpose of impairment testing. The allocation is made to those cash-generating units or groups of cash-generating units that are expected to benefits from the business combination which resulted the goodwill.
2.n Investasi pada Entitas Asosiasi Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana investor (yaitu Perusahaan atau entitas anak, mana yang bertindak sebagai investor) mempunyai pengaruh yang signifikan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Pengaruh signifikan dianggap ada jika investor memiliki 20% atau lebih hak suara investee, baik langsung maupun tidak langsung.
2.n Investment in Associates An associate is an entity in which the investor (i.e., the Company or subsidiary, which acts as an investor) has a significant influence to participate in decision making on financial and operational policies of the investee, but does not control or jointly control those policies. Significant influence is presumed to exist if the investor owns 20% or more of the voting rights of the investee, either directly or indirectly.
Investasi pada entitas asosiasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Nilai tercatat tersebut ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian laba atau rugi setelah tanggal perolehan sesuai dengan persentase pemilikan, dan dikurangi dengan dividen yang diterima (metode ekuitas).
Investment in associate are initially recognized at cost. The carrying amount is increased or decreased by the share in the profit or loss of the investee after the date of acquisition in proportion with the percentage of ownership and reduced by dividends received (equity method). 14
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Nilai tercatat tersebut juga disesuaikan jika terdapat perubahan dalam proporsi bagian investor atas entitas asosiasi yang timbul dari pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi. Penyesuaian tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain investor.
The carrying amount is also adjusted if there is a change in the investor's proportionate interest in the investee arising from the investee’s other comprehensive income. Those changes are recognized in other comprehensive income of the investor.
2.o Imbalan Kerja Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Grup dalam suatu periode akuntansi.
2.o Employmee Benefits Short-term employee benefits Short-term employee benefits are wages, salaries and social security contribution. Short-term employee benefits is recognized at undiscounted amount when an employee has rendered service to the Group during an accounting period.
Imbalan Pascakerja Imbalan pascakerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen dan penyelesaian (jika ada) diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
Post-employment Benefits Post-employment benefits are unfunded definedbenefits plans which amounts are determined based on years of service and salaries of the employees at the time of pension. The actuarial valuation method used to determine the present value of definedbenefits reserve, related current service costs and past service costs is the Projected Unit Credit. Current service costs, interest costs, vested past service cost, and effects of curtailments and settlements (if any) are charged directly to current operations. Past service costs which are not yet vested and actuarial gains or losses for working (active) employees are amortized during the employees’ average remaining years of service, until the benefits become vested.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika dan hanya jika, Grup berkomitmen untuk: a. Memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau
Termination benefits is recognized if and only if, the Group is committed to either: a. Terminate the employment of an employee or group of employees before the normal retirement date; or b. Provide termination benefits as a result of an offer made in order to encourage voluntary redundancy.
b.
Menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara suka rela.
2.p Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
2.p
Kombinasi bisnis antara entitas sepengendali berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam satu kelompok yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas dalam kelompok perusahaan tersebut.
15
Business Combination between Entities under Common Control Business combination between entities under common control, such as transfers of assets, liabilities, shares or other ownership instruments by re-organizing entities within the same group, do not represent changes of ownership in terms of economic substance and thus do not result in a gain or loss for the group companies as a whole or for the individual entity in the group.
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Karena kombinasi bisnis antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset ataupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.
Since business combination between companies under common control do not result in changes in economic substance of ownership in transferred assets, shares, liabilities or other ownership instruments, the transferred assets or liabilities (in legal form) are recorded at book value in a manner similar to business combination transactions using the pooling of interest method.
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut bukan merupakan Goodwill. Selisih tersebut dicatat sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi dengan Entitas Sepengendali” dan disajikan dalam pos tambahan modal disetor sebagai unsur ekuitas. Akun ini tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba.
The difference between transfer price and book value is not a Goodwill.The difference is recorded as "Difference in Value of Entity under Common Control" and presented as a component of equity. This account can not be recognized as realized profit or loss nor reclassified as retained earning.
2.q Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham Perusahaan. Biaya ini mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan efek ekuitas di bursa efek, dan biaya promosi. Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang modal disetor dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Tambahan Modal Disetor”.
2.q Stock Issuance Cost Stock issuance cost represents expenses related with the issuance of Company’s stock. It consists of fees and commissions paid to underwriter, supporting institutions and professions to capital market, printing expenses of registration documents, listing expenses in stock exchange and promotional expenses. Stock issuance cost is recorded as a reduction to issued capital and presented as part of Stockholders’ Equity under “Additional Paid-in Capital”.
2.r Pengakuan Pendapatan dan Beban Grup mengakui pendapatan menggunakan metode akrual. Pendapatan dari penjualan diakui saat barang telah diserahkan kepada pembeli. Beban produksi kebun terdiri dari beban langsung dan tidak langsung. Beban tidak langsung adalah beban yang tidak dapat dialokasikan ke kegiatan tertentu.
2.r Revenue and Expense Recognition The Group recognize revenue using the accrual method. Revenue from sales are recognized when goods have been delivered to the customer. Plantation production costs consist of direct and indirect costs. Indirect cost is an expense which could not be traced to specific activities.
Selama tanaman belum menghasilkan, maka seluruh biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman tersebut dikapitalisasikan ke nilai tanaman tersebut. Jika Grup telah mempunyai area tanaman menghasilkan, maka bagian atas beban produksi kebun dibebankan sesuai dengan proporsi luas areanya. Setelah status tanaman menghasilkan, maka semua biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman menjadi beban produksi.
During immature plantations, all expenses related to plantation cultivation are capitalized to immature plantations value. If the Group have matured plantations area, the portion of plantation production cost are charged to the area width proportionally. After all plantations have matured, all expenses related to plantation cultivation are charged as production cost.
Beban diakui pada saat terjadinya.
Expenses are recognized when incurred.
2.s Pajak Penghasilan Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.
2.s Income Tax All temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying value for financial reporting purposes are recognized as deferred tax using the balance sheet method. Currently enacted tax rates are used to determine deferred tax. 16
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Saling hapus atas aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan dilakukan, jika dan hanya jika, Grup: 1. memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan 2. aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak yang sama atas entitas kena pajak yang sama.
The deferred tax assets and deferred tax liabilities are offset, if and only if, the Group: 1. has a legally enforceable right to set-off current tax asset against current tax liability; and
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan dan yang akan digunakan pada saat aset dipulihkan atau liabilitas dilunasi.
Deferred income tax is determined using tax rates that have been enacted or substantially enacted at the reporting date and are expected to apply when the related deferred income tax asset is realized or the deferred income tax liability is settled.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi.
Deferred tax assets relating to the carryforward of unused tax losses are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the unused tax losses can be utilized.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan, atau jika mengajukan banding pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.
Adjustments to tax obligations are recognized when an assessment letter is received or, if an objection submitted, when the result of the decision for the objection determined, or if appealed, when the result of the decision on appeal from tax court is determined.
Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan, yaitu laba yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Current income tax is recognized based on taxable income for the year which is determined in accordance with the current income tax regulations.
Grup melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, Grup: 1. Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan 2. Bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
The Group off-set current tax assets and current tax liabilities if, and only if, the Group: 1. Has legally enforceable right to set-off the recognized amounts; and
2.t Saldo dan Transaksi dalam Mata Uang Asing Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Mata uang selain mata uang fungsional adalah mata uang asing. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs spot yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.
2.t Transaction and Balances in Foreign Currencies The Group’s functional currency is Rupiah. Currency other than the functional currency is a foreign currency. Transactions involving foreign currencies are recorded at the exchange rates prevailing at the time the transactions are made.
Pada tanggal laporan keuangan, pos moneter dalam mata uang asing disesuaikan menggunakan kurs penutup yang berlaku, yaitu:
At each reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies were adjusted to reflect the exchange rates prevailing at the time, with the following conversion rates:
2. the deferred tax asset and the deferred tax liability relate to income taxes levied by the same tax authority on the same taxable entity.
2. Intends to settle on a net basis or to realize the assets and settle liabilities simultaneously.
17
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2014 Rp
USD 1 (Dolar Amerika)
2013 Rp 12,440
12,189
US Dollar (USD) 1
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.
The resulting gains or losses on foreign currencies are credited or charged to the current year of consolidated statement of comprehensive income.
Sedangkan pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam mata uang asing diukur menggunakan kurs pada tanggal transaksi dan pos moneter yang diukur pada nilai wajar dalam mata uang asing diukur menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditetapkan.
Whereas the non-monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies were measured using the exchange rate on transaction date and monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies were measured at fair value using the exchange rate on the date of fair value measurement.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.
The resulting gains or losses on foreign currencies are credited or charged to the current year of consolidated statement of comprehensive income.
2.u Instrumen Keuangan Aset Keuangan Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (i)
2.u
Financial Instruments Financial Assets The Group classify its financial assets in the following categories (i) financial assets at fair value through profit or loss; (ii) loans and receivables; (iii) held-to-maturity investments; and (iv) available-forsale financial assets. The classification depends on the purpose of financial assets’ acquisition. Management recognizes financial assets’ classification at initial acquisition.
Aset keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi (FVTPL) adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
(i) Financial Assets at Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) Financial assets at fair value through profit or loss(FVTPL) are financial assets held for trading. Financial assets are classified as held for trading when they are acquired principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term and there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are classified as assets held for trading, except for a derivative that is designated and effective as hedging instruments.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui pada nilai wajarnya. Biaya transaksi sehubungan dengan perolehannya diakui pada laporan laba rugi periode berjalan. Selanjutnya, aset keuangan FVTPL disajikan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
At initial recognition, the financial asset measured at fair value through profit or loss recognized at fair value. Transaction costs related to the acquisition are recognized in the current period profit or loss. Subsequently, financial assets FTVPL are carried at fair value with gains or losses from changes in fair value are recognized in statements of comprehensive income. 18
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup tidak memiliki aset keuangan yang diukur ada FVTPL.
As of December 31, 2014 and 2013, the Group has no financial assets at FVTPL.
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
(ii) Loans and Receivables Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. At initial recognition, loans and receivables are recognized at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancar lainnya, aset keuangan tidak lancar lainnya dan piutang berelasi non-usaha.
As of December 31, 2014 and 2013, the financial assets, classified as loans and receivables are cash and cash equivalents, trade receivable, other current financial assets, other current non-financial assets, due from related party non-trade.
(iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada FVTPL; b. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
(iii) Held-to-Maturity (HTM) Investments HTM investments are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity that Management has the positive intention and ability to hold to maturity, other than: a. Investments which from initial recognition were designated as financial assets measured at FVTPL; b. Investments which were designated as available-for-sale financial assets; and c. Investments that meet the definition of loans and receivables.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
These are initially recognized at fair value including transaction cost and subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh temponya.
As of December 31, 2014 and 2013, the Group has no held-tomaturity investments.
(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivative yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan kedalam tiga kategori sebelumnya.
(iv) Available-for-Sale (AFS) Financial Assets AFS financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified in any of the three preceding catagories.
19
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada pendapatan komprehensif lainnya kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Available-for-sale financial assets are initially recognized at fair value, plus transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognized in other comprehensive income, except for impairment losses and foreign exchanges gains and losses, until the financial assets is derecognized. If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognized in the equity section will be recognized in the consolidated statements of comprehensive income.
Penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter diakui sebagai laba atau rugi.
Impairment losses, interest calculated using the effective interest method, and foreign exchange gains and losses on monetary assets are recognized in profit or loss.
Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya. Investasi dalam ekuitas saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, dicatat pada nilai wajar.
The investments classified as AFS are as follows: - Investments in shares of stock that do not have readily determinable fair value in which the equity interest is less than 20% and other longterm investments are carried cost. - Investments in equity shares that have readily determinable fair value in which the equity interest is less than 20% and which are classified as AFS, are recorded at fair value.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup tidak memiliki aset keuangan tersedia untuk dijual.
As of December 31, 2014 and 2013, the Group has no available for sale financial assets.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Grup diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial Liabilities and Equity Instruments Classification as debt or equity Financial liabilities and equity instruments issued by the Group’s are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definition of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Grup setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Equity Instruments An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Group after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL; dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial Liabilities Financial liabilities are classified into (i) financial liabilities at FVTPL; and (ii) financial liabilities measured at amortized cost.
-
20
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) (i)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada FVTPL Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
(i) Financial Liabilities at FVTPL Financial liabilities at FVTPL are the financial liabilities that are designated for trading. Financial liabilities are classified for trading if acquired primarily for the purpose of selling or repurchasing in the near term and there is evidence of a pattern of short-term profit taking. Derivatives are classified as trading liabilities except when designated and effective as hedging instruments.
Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
At initial recognition, financial liabilities are measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortized cost using effective interest rate method.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013, Grup tidak memiliki liabilitas keuangan dalam kategori ini.
As of December 31, 2014 and 2013, the Group has no financial liabilities in this category.
Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
(ii) Financial Liabilities Measured at Amortized Cost Financial liabilities that are not classified as financial liabilities at FVTPL are categorized and measured using amortized cost.
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Amortized cost is computed using the effective interest method less any allowance for impairment and principal repayment or reduction. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah utang usaha, liabilitas keuangan jangka pendek lainnya, liabilitas imbalan kerja jangka pendek, beban akrual, utang bank jangka panjang, utang sewa pembiayaan dan utang pihak berelasi nonusaha.
As of December 31, 2014 and 2013, the financial liabilities that are classified into financial liabilities at amortized cost are accounts payable, other short-term financial liabilities, current employee benefits liabilities, accrued expenses, long-term bank loan, obligation under financial lease and due to related parties non-trade.
Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah
Impairment of Financial Assets Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each reporting date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition
(ii)
21
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti objektif penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial assets, such as receivables, the impairment value of assets are assessed individually. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Group’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortized cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
The carrying amount of the financial assets is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written-off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written-off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognized in the consolidated statements of comprehensive income.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi konsolidasian periode berjalan.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognized in other comprehensive income are reclassified to current period consolidated profit or loss.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is reversed through the consolidated statements of comprehensive income to the extent that the carrying amount of the 22
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
investment on the date the impairment is reversed does not exceed what the amortized cost would have been had the impairment not been recognized.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi periode berjalan tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.
In respect of AFS equity securities, impairment losses previously recognized in the current period of profit or loss are not reversed through the consolidated statements of comprehensive income. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognized directly in equity.
Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
Derecognition of Financial Assets and Liabilities
Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
The Group derecognize financial liabilities if and only if the Group’s obligations have been discharged, cancelled or expire.
Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Effective Interest Method The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
The Group derecognize a financial assets only when the contractual rights to the cash flows from the assets expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If Group neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred assets, the Group recognize its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Group retain substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Group continues to recognize the financial asset and also recognizes a collateralized borrowing for the proceeds received.
23
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Saling Hapus Instrumen Keuangan Saling hapus aset dan liabilitas keuangan dan jumlah bersih disajikan dalam laporan keuangan konsolidasi ketika terdapat hak secara hukum untuk saling hapus jumlah yang diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikannya secara neto atau untuk merealisasikan aset dan liabilitas secara bersamaan.
Offsetting of Financial Instruments Financial assets and liabilities are offset and the net amount present in the consolidated statement of financial position when there is a legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan harus diestimasi untuk tujuan pengakuan dan pengukuran atau pengungkapan.
Fair Value Determination The fair value of financial assets and liabilities must be estimated for recognition and measurement or for disclosure purposes.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapan pengukuran nilai wajar dengan hirarki nilai wajar dengan tingkatan sebagai berikut: a. harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1); b. input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga) (Tingkat 2); dan c. input dari aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).
PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” requires disclosure of fair value measurements by level of the following fair value measurement hierarchy: a. quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities (Level 1);
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan harga pasar yang berlaku pada tanggal pelaporan. Kuotasian harga pasar yang digunakan aset keuangan yang dimiliki Grup adalah harga penawaran kini sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan ask price, instrumen ini termasuk Tingkat 1.
The fair value of financial instruments traded in active markets is based on quoted market prices at the reporting date. The quoted market price used for financial assets held by the Group is the current bid price, while financial liabilities use ask price, these instruments are included in Level 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian ini memaksimalkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi yang tersedia dan andal dengan meminimalisasi penggunaan estimasi. Jika semua input yang signifikan diperlukan untuk nilai wajar instrumen yang dapat diobservasi, instrumen ini termasuk Tingkat 2.
The fair value of financial instruments that are not traded in an active market is determined using valuation techniques. These valuation techniques maximize the use of observable market data where it is available and rely as little as possible on estimates. If all significant inputs required to fair value an instrument are observable, the instrument is included in Level 2.
Bila satu atau lebih input yang signifikan tidak menggunakan data pasar yang tidak dapat diobservasi, instrumen ini termasuk pada Tingkat 3. Hal ini berlaku untuk efek modal yang tidak terdaftar pada bursa saham.
If one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in Level 3. This is the case for unlisted equity securities.
b. inputs other than quoted prices included within Level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (as prices) or indirectly (derived from prices) (Level 2); and c.
2.v Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya (“Perusahaan pelapor”):
2.v
24
inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (Level 3).
Related Party Transactions A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements (referred to as the “reporting entity”).
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor; atau (iii) personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor.
a.
A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person: (i) has control or joint control over the reporting entity; (ii) has significant influence over the reporting entity; or (iii) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
b. Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya perusahaan induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain); (ii) Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau perusahaan asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana perusahaan lain tersebut adalah anggotanya); (iii) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; (iv) Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah perusahaan asosiasi dari perusahaan ketiga; (v) Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu Perusahaan pelapor atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang menyelenggarakan program tersebut, perusahaan sponsor juga berelasi dengan Perusahaan pelapor; (vi) Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a); atau (vii) Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan atau personil manajemen kunci perusahaan (atau perusahaan induk dari perusahaan).
b.
An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (i) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiaries and fellow subsidiary are related to the others); (ii) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member);
(iii) Both entities are joint ventures of the same third party; (iv) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity; (v) The entity is a post-employment benefits plan for the benefits of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity; (vi) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a); or (vii) A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
2.w Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Jumlah yang dapat diperoleh kembali suatu aset nonkeuangan diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatatnya mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi tahun berjalan.
2.w
25
Impairment of Non-Financial Assets The amount of recoverable assets shall be estimated at the time of the events or changes in circumstances indicate that the carrying value may not be recoverable. An impairment loss is recognized in the current year.
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode sebelumnya dibalik, jika dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat aset yang meningkat karena pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai pada periode sebelumnya.
The impairment loss which was recognized in prior periods is reversed if and only if there is a change in the estimates used to determine the assets recoverable amount since the last impairment loss was recognized. Recoverable amount can be recognized only by reversing an amount which has been recognized. This increase is a reversal of an impairment loss. Total assets increased due to the reversal of an impairment loss, should not exceed the carrying amount if the asset does not experience an impairment loss in the previous period.
2.x Informasi segmen Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.
2.x Segment information Operating segments are reported in a manner consistent with the internal reporting provided to the chief operating decision-maker. The chief operating decision-maker is responsible for allocating resources, assessing performance of the operating segments and making strategic decisions.
2.y
2.y
Kombinasi Bisnis Perusahaan mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akuisisi.
Business Combination The Company accounts for each business combination by applying the acquisition method.
Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar pada tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan. Biaya terkait akuisisi diakui sebagai beban pada periode saat biaya tersebut terjadi.
The consideration transferred for an acquisition is measured at the aggregate of the fair values of assets given-up, liabilities assumed, and equity instruments issued by the Company. Acquisitionrelated costs are recognized in the profit or loss as incurred.
Perusahaan mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi, kecuali: Aset atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi bisnis diukur sesuai PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Liabilitas (atau aset, jika ada) terkait dengan kesepakatan imbalan kerja dari pihak yang diakuisisi diukur sesuai PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”.
The Company recognizes the identifiable assets acquired and liabilities assumed at their fair value on acquisition date, except if: Deferred tax assets or liabilities that are related to assets acquired and liabilities assumed in business combination are recognized and measured in accordance with PSAK No. 46 (Revised 2010), “Income Taxes”. Liabilities (or assets, if any) related to employee benefits arrangement from the acquiree are recognized and measured in accordance with PSAK No. 24 (Revised 2004), “Employee Benefits”. Liabilities or equity instruments related to the replacement of an acquiree’s share-based payment awards are measured in accordance with PSAK No. 53 (Revised 2010), “Sharebased Payment”.
Instrumen liabilitas atau ekuitas yang terkait dengan penggantian atas penghargaan pembayaran berbasis saham pihak yang diakuisisi dengan penghargaan pembayaran berbasis saham pihak pengakuisisi diukur sesuai dengan metode yang diatur dalam PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diperoleh, yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada tanggal akuisisi diukur sesuai PSAK No. 58 (revisi 2009), “Aset Tidak Lancar
Non-current assets (or disposal groups) acquired that are classified as held for sale in accordance with PSAK No. 58 (Revised 2009), “Non-current Assets Held for Sale and 26
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. 2.z
Discontinued Operations” are measured in accordance with that standard.
Laba per Saham Laba per saham (LPS) dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam perode yang bersangkutan.
2.z
LPS dilusian mempertimbangkan pula instrumen keuangan lain yang diterbitkan yang sifatnya berpotensi dilutif bagi seluruh saham biasa yang beredar sepanjang periode pelaporan.
Earnings per Share Basic earnings per share (EPS) is computed by dividing income (loss) attributable to owners with the weighted-average number of outstanding common shares in the respective period. Diluted EPS is calculated by considering other issued financial instruments with potential dilution effect to all common shares outstanding during the reporting period.
2.aa Instrumen Keuangan Majemuk Instrumen keuangan majemuk yang diterbitkan oleh Perusahaan adalah obligasi wajib konversi dimana jumlah saham yang akan diterbitkan tidak akan berubah sesuai dengan perubahan nilai wajarnya.
2.aa
Compound Financial Instruments Compound financial instruments issued by the Company is mandatory that the number of shares to be issued does not vary with changes in their fair value.
Pengakuan awal komponen liabilitas dari instrumen keuangan majemuk menggunakan nilai wajar dari liabilitas sejenis yang tidak mempunyai opsi konversi ke ekuitas. Pengakuan awal komponen ekuitas diakui dari selisih antara nilai wajar keseluruhan dari instrumen keuangan majemuk dengan nilai wajar komponen liabilitas. Biaya transaksi yang terkait dialokasikan secara proporsional ke masing-masing komponen kewajiban dan komponen ekuitas.
The liability component of a compound financial instrument is recognized initially at the fair value of a similar liability that does not have an equity conversion option. The equity component is recognized initially at the difference between the fair value of the compound financial instrument as a whole and the fair value of the liability component. Any directly attributable transaction costs are allocated to the liability and equity components in proportion to their initial carrying amounts.
Setelah pengakuan awal, komponen liabilitas dari instrumen keuangan majemuk diukur berdasarkan biaya amortisasi dengan metode suku bunga efektif. Komponen ekuitas dari instrumen keuangan majemuk tidak diukur kembali setelah pengakuan awal.
Subsequent to initial recognition, the liability component of a compound financial instrument is measured at amortized cost using the effective interest method. The equity component of a compound instrument is not re-measured subsequent to initial recognition.
2.bb Sumber Estimasi Ketidakpastian dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat asumsi dan estimasi yang dapat mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas tertentu pada akhir tahun pelaporan.
2.bb
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini, asumsi akuntansi telah dibuat dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabiltas pada laporan keuangan konsolidasian. Selain itu juga terdapat asumsi akuntansi mengenai sumber estimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan
Sources of Estimation Uncertainty and Significant Accounting Judgement The preparation of the consolidated financial statements in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards requires the management to make assumptions and estimates that could affect the carrying amounts of certain assets and liabilities at end of reporting year. In the preparation of these consolidated financial statements, accounting assumptions have been made in the process of applying accounting policies that may affect the carrying amounts of assets and liabilties in the consolidated financial statements. In addition, there are accounting assumptions about the sources of estimation
27
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
yang dapat mempengaruhi secara material jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun pelaporan berikutnya.
uncertainty at end of reporting year that could materially affect the carrying amounts of assets and liabilities in the subsequent reporting year.
Manajemen secara periodik menelaah asumsi dan estimasi ini untuk memastikan bahwa asumsi dan estimasi telah dibuat berdasarkan semua informasi relevan yang tersedia pada tanggal tersebut dimana laporan keuangan konsolidasian disusun. Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset dan liabilitas yang akan dilaporkan di masa mendatang akan berbeda dari estimasi tersebut.
The management periodically reviews them to ensure that the assumptions and estimates have been made based on all relevant information available on the date in which the consolidated financial statements have been prepared. Because there is inherent uncertainty in making estimates, the value of assets and liabilities to be reported in the future might differ from those estimates.
Pada tanggal pelaporan, manajemen telah membuat asumsi dan estimasi penting yang memiliki dampak paling signifikan pada jumlah tercatat yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian , yaitu sebagai berikut:
At the reporting date, the management has made significant assumptions and estimates which have the most significant impact to the carrying amount recognized in the consolidated financial statements are as follows:
Estimasi Pajak Tangguhan Pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah pajak tangguhan yang diakui sebagai laba atau rugi serta jumlah yang dicatat sebagai aset pajak tangguhan. Pengakuan tersebut dilakukan hanya jika besar kemungkinan aset tersebut akan terpulihkan dalam bentuk manfaat ekonomi yang akan diterima pada periode mendatang, dimana perbedaan temporer dan akumulasi rugi fiskal masih dapat digunakan. Manajemen juga mempertimbangkan estimasi laba kena pajak di masa datang dan perencanaan strategis perpajakan dalam mengevaluasi aset pajak tangguhannya agar sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku maupun perubahannya. Sebagai akibatnya, terkait dengan sifat bawaannya, ada kemungkinan bahwa perhitungan pajak tangguhan berhubungan dengan pola yang kompleks dimana penilaian memerlukan pertimbangan dan tidak diharapkan menghasilkan perhitungan yang akurat. Estimasi pajak tangguhan disajikan dalam Catatan 13.d.
Deferred Tax Estimation Management considerations are needed to determine the amount of deferred tax recognized in the profit or loss and the amount recorded as deferred tax assets. Recognition is performed only if it is probable that the asset will be recovered in the form of economic benefits to be received in future periods, in which the temporary differences and tax losses can still be used. Management also considers the future estimated taxable income and strategic tax planning in order to evaluate its deferred tax assets in accordance with applicable tax laws and its updates. As a result, related to its inherent nature, it is likely that the calculation of deferred taxes is related to a complex pattern where assessment requires a judgment and is not expected to provide an accurate calculation. Estimated deferred tax is presented in Note 13.d.
Estimasi Umur Manfaat Ekonomis Aset Tetap dan Tanaman Perkebunan Manajemen melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap dan tanaman perkebunan berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi fisik dan teknis serta perkembangan teknologi mesin di masa depan dan kondisi tanah. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Perubahan estimasi umur manfaat aset tetap dan tanaman perkebunan, jika terjadi, diperlakukan secara prosepektif sesuai PSAK No. 25 (Revisi 2010) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi
Estimated Useful Lives of Property and Equipment and Plantations The management makes a periodic review of the useful lives of property, equipment and plantations based on several factors such as physical and technical conditions and development of technology in the future and land condition. The results of future operations will be materially influenced by the change in estimate as caused by changes in the factors mentioned above. Changes in estimated useful life of property and equipment and plantations, if any, are prospectively treated in accordance with PSAK No. 25 (Revised 2010), “Accounting Policies, Changes in Accounting 28
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
dan Kesalahan”. Nilai tercatat aset tetap dan tanaman perkebunan disajikan dalam Catatan 9 dan 10.
Estimates and Errors”. Book value of property and equipment and plantation presented in Notes 9 and 10.
Imbalan Pascakerja Nilai kini kewajiban imbalan pasti tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) tersebut mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pascakerja.
Post-employment Benefits The present value of post-employment benefits liability depends on several factors that are determined on an actuarial basis based on several assumptions. Assumptions used to determine the cost (income) include the discount rate. Changes in these assumptions will affect the carrying amount of post-employment benefits.
Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang Rupiah dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait.
The Group determines the appropriate discount rate at the end of the reporting period by the interest rate used to determine the present value of future cash outflows expected to settle an estimated liability. In determining the appropriate level of interest rates, the Group considers the interest rate of government bonds denominated in Rupiah that have a similar period to the corresponding period of the liability.
Asumsi kunci lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini, selama periode dimana liabilitas imbalan pascakerja terselesaikan. Perubahan asumsi imbalan kerja ini akan berdampak pada pengakuan keuntungan atau kerugian aktuarial pada akhir periode pelaporan. Informasi mengenai asumsi dan jumlah liabilitas dan beban imbalan pascakerja diungkapkan pada Catatan 20.
Another key assumption is partly determined by current market conditions during the period in which the post-employment benefits liability is resolved. Changes in the employee benefits assumption will impact recognition of actuarial gains or losses at the end of the reporting period. Information regarding the number of assumptions and post-employment benefits liabilities and expenses disclosed in Note 20.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Nilai wajar atas instrumen keuangan disajikan dalam Catatan 33.
Fair Value of Financial Instruments When the fair value of financial assets and liabilities recorded in the consolidated statements of financial position is not available in an active market, it is determined using valuation techniques including the use of mathematical models. Input for this model is derived from observable market data through the data available. When observable market data is not available, management judgment is required to determine the fair value. The fair value of financial instruments is presented in Note 33.
29
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
3. Kas dan Setara Kas
3. Cash and Cash Equivalents 2014 Rp
Kas Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Dolar AS PT Bank UOB Buana Tbk (USD) PT Bank Rabobank International Indonesia (USD) PT Bank Permata Tbk (USD) Lain-lain Sub Jumlah Bank
2013 Rp
113,323,751
71,667,926
Cash on Hand
13,656,377,938 5,901,389,688 656,627,463 590,611,885 589,911,181 466,213,871 272,024,140 126,930,893
17,769,345,314 -312,838,658 108,573,023 174,565,000 --182,934,822
Cash in Banks Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Others (below Rp100 million each)
11,783,761,512 827,238,603 743,916,230 65,419,845
-22,882,900,917 -82,179,430
35,680,423,249
41,513,337,164
Deposito Berjangka Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Mandiri Syariah PT Bank UOB Buana Tbk
Sub Jumlah Deposito Jumlah Kas dan Setara Kas
122,500,000,000 40,000,000,000 10,000,000,000 5,000,000,000
-----
236,360,000,000 37,320,000,000
---
451,180,000,000
-41,585,005,090
Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Mandiri Syariah PT Bank UOB Buana Tbk US Dollar
486,973,747,000
Suku bunga kontraktual dan periode adalah sebagai berikut:
Tingkat Bunga Rupiah Mata Uang Asing Jangka Waktu
Subtotal Cash in Banks Time Deposits
Dolar AS PT Bank Permata Tbk (USD) PT Bank UOB Buana Tbk (USD)
US Dollar PT Bank UOB Buana Tbk (USD) PT Bank Rabobank International Indonesia (USD) PT Bank Permata Tbk (USD) Others
PT Bank Permata Tbk (USD) PT Bank UOB Buana Tbk (USD) Subtotal Deposits Total Cash and Cash Equivalents
Contractual interest rate and the period for time deposits is as follows:
2014 Rp
2013 Rp
9.75% - 10% 2.75% - 3% 1 Bulan
----
Informasi kas dan setara kas dalam mata uang asing disajikan dalam Catatan 32.
Interest Rate IDR USD Period
Information cash and cash equivalents denominated in foreign currencies are presented in Note 32.
30
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
4. Piutang Usaha – Pihak Ketiga
4. Trade Receivables – Third Parties
Rincian piutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:
The details of trade receivables to third parties are as follows:
2014 Rp
2013 Rp
PT Alam Tri Abadi PT Astra Agro Lestari PT Agro Palindo Sakti PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk Lain-Lain
1,310,665,290 1,227,182,257 965,944,019 81,769,500 351,407,130
1,059,098,935 --509,400,000 842,589,710
PT Alam Tri Abadi PT Astra Agro Lestari PT Agro Palindo Sakti PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk Others
Jumlah
3,936,968,196
2,411,088,645
Total
Seluruh piutang usaha didenominasi dalam mata uang Rupiah.
All trade receivables denominated in Rupiah.
Berdasarkan hasil penelaahan atas kolektibilitas piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha dapat tertagih, maka tidak dibentuk penyisihan penurunan nilai piutang.
Based on review of the collectability of individual receivables at the end of the year, the management believes that all trade receivables are fully collectible, and therefore, provision for impairment in value of receivables is not provided.
Seluruh piutang usaha milik PT Bumiraya Investindo, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, seluruhnya entitas anak, dijaminkan atas pinjaman bank dari Sindikasi RHB Bank Berhad (lihat Catatan 18).
All trade receivables of PT Bumiraya Investindo, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, all subsidiaries, are pledged as collateral against the loans obtained from RHB Bank Berhad Sindication (see Note 18).
5. Persediaan
5. 2014 Rp
Inventories
2013 Rp
Persediaan Bibitan Pupuk, Obat-obatan dan Polybag Crude Palm Oil dan Kernel Suku Cadang Tandan Buah Segar Bahan Bakar dan Pelumas Lain-lain
30,374,927,096 7,494,192,558 2,939,961,334 1,850,549,546 952,021,708 883,520,842 1,999,767,945
7,000,488,572 4,737,474,772 2,139,376,367 955,351,118 563,620,247 700,320,601 645,184,999
Nurseries Fertilizer, Chemical and Polybag Crude Palm Oil and Kernel Spare Parts Fresh Fruit Bunchs Fuel and Lubricant Others
Jumlah
46,494,941,029
16,741,816,676
Total
Manajemen tidak mengasuransikan persediaan Grup terhadap segala bentuk kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami.
Management doesn’t insure the Group’s inventory to cover possible losses of the insured assets.
Manajemen berpendapat bahwa tidak ada penurunan nilai terhadap nilai tercatat persediaan tercatat, sehingga tidak perlu untuk menyisihkan cadangan penurunan nilai persediaan yang usang.
The management believes that there is no impairment in the carrying value of inventories and thus, it is not necessary to provide decline in value of allowance for inventory obsolescence.
31
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
6. Uang Muka
6. Advances 2014 Rp
2013 Rp
Uang Muka Jangka Pendek Pembelian Biaya Operasional Lain-lain
25,375,639,072 2,813,847,842 5,994,103,688
13,583,641,844 1,590,592,614 693,872,170
Short -Term Advances Purchase Operational Expense Others
Jumlah
34,183,590,602
15,868,106,628
Total
Uang Muka Jangka Panjang Uang Muka Investasi Project dalam Pengembangan Lain-lain
14,450,000,000 -1,416,480,998
-796,633,863 878,846,450
Long -Term Advances Advance for Investment Mill Construction Others
Jumlah
15,866,480,998
1,675,480,313
Total
Uang muka pembelian merupakan pembayaran di muka untuk pembelian bibit tanaman dan bahan pembantu lainnya.
Purchase advance represents advanced payment to supplier for purchase of plant seeds and other supporting inventories.
Uang biaya operasional merupakan pembayaran di muka kepada kontraktor sehubungan dengan pembangunan sarana dan prasarana di area perkebunan.
Operational expense is payment to contractors for infrastructure projects in the plantation area.
Berdasarkan Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Saham PT Bailangu Capital Investment (BCI) tanggal 30 April 2014, Perseroan dan PT Pangeran Duayu telah sepakat untuk melakukan pengalihan atas 70% saham yang dimiliki PT Pangeran Duayu kepada Perusahaan, dimana Perseroan wajib melakukan pembayaran pertama sebesar Rp2.000.000.000 dan terdapat beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh Perusahaan dan PT Pangeran Duayu.
Under the Share Purchase Agreement Introduction PT Bailangu Capital Investment (BCI) dated April 30, 2014, the Company and PT Pangeran Duayu has agreed to transfer the 70% stake owned by PT Pangeran Duayu to the Company , where the Company is required to make the first payment amounting to Rp2,000,000,000 billion and there are some conditions that must be met by the Company and PT Pangeran Duayu.
Berdasarkan adendum Surat perjanjian pendahuluan jual beli Saham tanggal 3 Oktober 2014, PT Pangeran Duayu sepakat untuk menjual 77,5% kepemilikian sahamnya di BCI kepada Perusahaan dengan nilai pengalihan sebesar Rp46.250.000.000, yang kewajarannya telah dinilai oleh penilai independen KJPP Jennywati, Kusnanto & Rekan pada laporannya tanggal 3 Desember 2014 No. JK/FO/141203-001. Pembayaran pertama sebesar Rp2.000.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, uang muka yang telah dibayar adalah sebesar Rp14.450.000.000.
Based on amandement pre sale and purchase of shares Agreements dated October 3, 2014, PT Pangeran Duayu agree to sell 77.5% share ownership in BCI to the Company with the selling price of Rp46,250,000,000, which the fairness has been assessed by KJPP Jennywati, Kusnanto & Rekan dated December 3, 2014 No. JK/FO/141203-001. The first payment of Rp2,000,000. Until December 31, 2014, the advanced payment has been paid amounted to Rp14,450,000,000.
7. Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya
7. Other Non-Current Financial Assets
2014 Rp Koperasi Perkebunan Sipatuo Koperasi Olak Gedong Melako Intan Koperasi Dait Jaya Koperasi Pade Jaya Lain-Lain Jumlah
2013 Rp
51,575,405,396 38,246,887,944 505,216,932 315,131,958 3,500,000 90,646,142,230
32
37,560,710,974 -46,600,000 --37,607,310,974
Koperasi Perkebunan Sipatuo Koperasi Olak Gedong Melako Intan Koperasi Dait Jaya Koperasi Pade Jaya Others Total
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Seluruh aset keuangan tidak lancar lainnya didenominasi dalam mata uang Rupiah.
All other non-current financial assets denominated in Rupiah.
Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang dapat ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan penurunan nilai piutang.
Management believes that all receivable is collectible that it is not necessary to provide allowance for impairment in value of receivable.
8. Saldo dan Transaksi dengan Pihak Berelasi
8.
Dalam kegiatan bisnis normal, Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut:
2014 Rp Aset Piutang Pihak Berelasi Non-usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Patra Power Nusantara Lain-lain Jumlah Investasi pada Entitas Asosiasi PT Midland Pilar Agrostar Liabilitas Liabilitas Jangka Pendek Utang Pihak Berelasi Non-usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Liabilitas Jangka Panjang Utang Pihak Berelasi Non-usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Stefanus Joko Mogoginta Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar) Jumlah Beban Imbalan Kerja Dewan Komisaris dan Direksi
Transactions and Balances with Related Parties
On the normal course of business, the Group conduct transactions with related parties is as follows: Persentase terhadap Jumlah Aset/Liabilitas/ Beban Terkait/ Percentage to Total Assets/Liabilities/ Related Expenses 2014 2013 % %
2013 Rp
8,731,872,834 697,208,897 257,287,791 9,686,369,522
6,228,772,834 697,208,897 107,065,281 7,033,047,012
0.74 0.06 0.02 0.82
0.53 0.06 0.01 0.60
Assets Due from Related Parties Non-Trade PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Patra Power Nusantara Others Total
--
5,000,000,000
--
0.42
Investment in Associate PT Midland Pilar Agrostar
5.71
Liability Current Liabilities Due to Related Parties Non-Trade PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
4.81 0.53 -11.04
Non-Current Liabilities Due to Related Parties Non-Trade PT Tiga Pilar Sejahtera Stefanus Joko Mogoginta Others (below Rp1 billion each) Total
--
Post-employee Benefits Expense Board of Commissioners and Directors
--
27,365,801,237
--
--78,412,000
23,031,257,745 2,522,160,000 --
78,412,000
52,919,218,982
--0.02 0.02
2,885,000,000
--
11.00
Seluruh piutang dan utang pihak berelasi non-usaha didenominasi dalam mata uang Rupiah.
All due from and due to related parties non-trade denominated in Rupiah.
Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang pihak berelasi non-usaha dapat tertagih, maka tidak dibentuk penyisihan penurunan nilai piutang.
The management believes that all due from related parties non-trade are fully collectible, and therefore, provision for impairment in value of receivables is not provided.
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2013, PT Bumiraya Investindo, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPSF), entitas induk, berupa fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp50.000.000.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 17% per tahun dan akan jatuh tempo pada 31 Juli 2014.
Based on the agreement dated January 15, 2013, PT Bumiraya Investindo, a subsidiary, obtained term loan facilities of Rp50,000,000,000 from PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPSF), parent entity, with interest rate of 17% per annum and will be due on July 31, 2014.
33
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Pada 31 Desember 2014, biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan adalah sebesar Rp6.441.232.721 (lihat Catatan 10).
As of December 31, 2014, borrowing costs that were capitalized to immature plantations amounted to Rp6,441,232,721 (see Note 10).
Sampai dengan 10 Juli 2014, fasilitas pinjaman dari TPSF adalah sebesar Rp35.092.801.237.
As of July 10, 2014, loan facility from TPSF amounted to Rp35,092,801,237.
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi pinjaman kepada TPSF sebesar Rp35.092.801.237.
Dated July 10, 2014, BRI has fully paid the related party loan to TPSF amounted to Rp35,092,801,237.
Pada tanggal 26 Maret 2014, Perusahaan melepaskan kepemilikan saham PT Midland Pilar Agrostar dengan harga pengalihan sebesar Rp5.000.000.000. Atas pengalihan tersebut tidak terdapat laba (rugi) pelepasan saham.
Dated on March 26, 2014, the Company sell the share ownership of PT Midland Pilar Agrostar with the selling price of Rp5,000,000,000. There is no gain (loss) on disposal of investment in shares.
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi pinjaman pihak berelasi ke PT Tiga Pilar Sejahtera sebesar Rp23.031.257.745.
Dated July 10, 2014, BRI has fully paid the related party loan to PT Tiga Pilar Sejahtera Food sebesar Rp23,031,257,745.
Hubungan dan sifat transaksi kepada pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
The relationship and nature of transactions with related parties are as follows:
No 1
Pihak Yang Berelasi/ Related Party PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Sifat Pihak Berelasi/ Relationship Entitas Induk/ Parent Entity
2
PT Tiga Pilar Sejahtera
Dalam Pengendalian yang Sama/
3
Stefanus Joko Mogoginta
4
PT Midland Pilar Agrostar
Under Common Control Pemegang Saham Utama/ Primary Stockholder Dalam Pengendalian yang Sama/
5
Dewan Komisarid dan Direksi/ Board of Commisioner and Director
Under Common Control Manajemen Kunci/ Key Management
Sifat Transaksi/ Nature of Transactions Pinjaman dengan bunga dengan jatuh tempo, Obligasi Wajib Konversi dan Beban antar Perusahaan tanpa jatuh tempo dan tidak dikenakan bunga/ Interest bearing loan with maturity date, Mandatory Convertible Bonds and Intercompany charges without maturity date and zero interest bearing Pinjaman yang tidak dikenakan bunga dan tidak memiliki jatuh tempo/ Zero interest bearing Loan with no maturity date Pinjaman yang tidak dikenakan bunga dan tidak memiliki jatuh tempo/ Zero interest bearing Loan with no maturity date Investasi pada entitas asosiasi/ Investment in associate Beban Imbalan Kerja/ Employment Benefits Expense
9. Aset Tetap
9. Property, Plant and Equipment 2014
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung: Tanah Bangunan Prasarana Umum Mesin dan Alat Berat Pabrik Kendaraan Peralatan dan Perabot Kantor Sub Jumlah Aset Sewa Pembiayaan: Mesin dan Alat Berat Kendaraan Sub Jumlah
1 Januari/
Penambahan/
Pengurangan/
January 1,
Addition
Deduction
Rp
Rp
Rp
Reklasifikasi/ Koreksi/ Reclassification/ Correction Rp
31 Desember/ December 31, Rp
120,642,910,977 5,955,822,274 8,896,659,925 9,478,153,172 38,218,261,989 2,508,798,420 5,215,468,566 190,916,075,323
2,171,817,327 8,174,071,589 4,900,000 857,992,560 1,300,000 1,332,897,727 2,007,838,422 14,550,817,625
---------
-28,758,412,570 1,256,788,689 -61,417,045,689 (181,300,000) (16,104,400) 91,234,842,548
122,814,728,304 42,888,306,433 10,158,348,614 10,336,145,732 99,636,607,678 3,660,396,147 7,207,202,588 296,701,735,496
31,304,594,329 8,161,601,340 39,466,195,669
876,927,481 4,060,264,978 4,937,192,459
----
(160,525,800) -(160,525,800)
32,020,996,010 12,221,866,318 44,242,862,328
34
Acquisition Costs Direct Ownership: Land Buildings Infrastructures Machinery and Heavy Equipment Mills Vehicles Office Furniture and Fixtures Subtotal Assets under Finance Lease: Machinery and Heavy Equipment Vehicles Subtotal
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2014
Aset dalam Penyelesaian Bangunan Proyek dalam Pengembangan Sub Jumlah Jumlah
1 Januari/
Penambahan/
Pengurangan/
January 1,
Addition
Deduction
Rp
Rp
Rp
13,186,574,344 76,703,940,907 89,890,515,251 320,272,786,243
1,496,977,297 127,000,000 1,623,977,297 21,111,987,381
Reklasifikasi/ Koreksi/ Reclassification/ Correction Rp
-----
31 Desember/ December 31, Rp
(14,683,551,641) (76,830,940,907) (91,514,492,548) (440,175,800)
---340,944,597,824
Construction in Progress Buildings Project in Progress Subtotal Total
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung: Bangunan Prasarana Umum Mesin dan Alat Berat Pabrik Kendaraan Peralatan dan Perabot Kantor Sub Jumlah
3,203,880,036 3,176,351,002 5,200,984,209 1,191,158,177 1,752,445,497 1,991,217,670 16,516,036,591
3,189,622,665 670,978,818 351,407,881 3,185,913,857 785,887,157 1,701,954,175 9,885,764,553
--------
(308,914,237) 905,706,258 (750,341,511) -(132,118,211) 43,716,413 (241,951,288)
6,084,588,464 4,753,036,078 4,802,050,579 4,377,072,034 2,406,214,443 3,736,888,258 26,159,849,856
Accumulated Depreciation Direct Ownership: Buildings Infrastructures Machinery and Heavy Equipment Mills Vehicles Office Furniture and Fixtures Subtotal
Aset Sewa Pembiayaan: Mesin dan Alat Berat Kendaraan Sub Jumlah Jumlah
3,426,813,679 3,837,842,223 7,264,655,902 23,780,692,493
2,151,396,514 3,955,879,837 6,107,276,351 15,993,040,904
-----
(53,647,945) -(53,647,945) (295,599,233)
5,524,562,248 7,793,722,060 13,318,284,308 39,478,134,164
Assets under Finance Lease: Machinery and Heavy Equipment Vehicles Subtotal Total
301,466,463,660
Carrying Value
Nilai Tercatat
296,492,093,750 2013 1 Januari/ January 1, Rp
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung: Tanah Bangunan Prasarana Umum Mesin dan Alat Berat Pabrik Kendaraan Peralatan dan Perabot Kantor Sub Jumlah Aset Sewa Pembiayaan: Mesin dan Alat Berat Kendaraan Sub Jumlah Aset dalam Penyelesaian Bangunan Proyek dalam Pengembangan Sub Jumlah Jumlah
Penambahan/ Addition Rp
Pengurangan/ Deduction Rp
Reklasifikasi/ Reclassification Rp
31 Desember/ December 31, Rp Acquisition Costs Direct Ownership: Land Buildings Infrastructures Machinery and Heavy Equipment Mills Vehicles Office Furniture and Fixtures Subtotal
119,791,910,977 5,955,822,274 8,894,509,925 6,949,284,566 -2,821,938,420 3,425,063,094 147,838,529,256
851,000,000 -2,150,000 2,551,468,606 -118,800,000 1,673,025,472 5,196,444,078
---22,600,000 -431,940,000 -454,540,000
----38,218,261,989 117,380,000 38,335,641,989
120,642,910,977 5,955,822,274 8,896,659,925 9,478,153,172 38,218,261,989 2,508,798,420 5,215,468,566 190,916,075,323
20,790,483,333 7,531,313,000 28,321,796,333
10,514,110,996 630,288,340 11,144,399,336
----
----
31,304,594,329 8,161,601,340 39,466,195,669
822,554,827 100,415,278,323 101,237,833,150 277,398,158,739
12,364,019,517 14,624,304,573 26,988,324,090 43,329,167,504
---454,540,000
-(38,335,641,989) (38,335,641,989) --
13,186,574,344 76,703,940,907 89,890,515,251 320,272,786,243
Construction in Progress Buildings Project in Progress Subtotal Total
Assets under Finance Lease: Machinery and Heavy Equipment Vehicles Subtotal
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung: Bangunan Prasarana Umum Mesin dan Alat Berat Pabrik Kendaraan Peralatan dan Perabot Kantor Sub Jumlah
2,813,035,066 2,664,361,774 5,092,209,535 -1,807,692,856 992,444,169 13,369,743,400
390,844,970 511,989,228 247,139,673 1,191,158,177 375,727,974 881,558,502 3,598,418,524
--21,150,000 -430,975,333 -452,125,333
--(117,214,999) --117,214,999 --
3,203,880,036 3,176,351,002 5,200,984,209 1,191,158,177 1,752,445,497 1,991,217,670 16,516,036,591
Accumulated Depreciation Direct Ownership: Buildings Infrastructures Machinery and Heavy Equipment Mills Vehicles Office Furniture and Fixtures Subtotal
Aset Sewa Pembiayaan: Mesin dan Alat Berat Kendaraan Sub Jumlah Jumlah
1,859,165,158 727,981,321 2,587,146,479 15,956,889,879
1,567,648,521 3,109,860,902 4,677,509,423 8,275,927,947
---452,125,333
-----
3,426,813,679 3,837,842,223 7,264,655,902 23,780,692,493
Assets under Finance Lease: Machinery and Heavy Equipment Vehicles Subtotal Total
Nilai Tercatat
261,441,268,860
296,492,093,750 296,491,865,588
35
Carrying Value
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Beban Pokok Penjualan (lihat Catatan 25) Kapitalisasi ke Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan (lihat Catatan 10) Beban Umum dan Administrasi (lihat Catatan 26) Jumlah
Depreciation expense is allocated as follows: 2014 Rp
2013 Rp
6,556,482,694
3,241,435,577
5,452,854,850 621,165,761 12,630,503,305
Cost of Goods Sold (see Note 25) Capitalized to Immature Plantation (see Note 10) 4,618,019,711 416,472,659 General and Administrative Expenses (see Note 26)
8,275,927,947
Total
Tanah Grup terdiri dari: 1. Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30 dan No. 6870, seluruhnya terdaftar atas nama PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, dengan luas 2.803 hektar dan berlokasi di Kotabaru-Kalimantan Selatan. Masing-masing SHGU akan berlaku sampai tahun 2035-2044.
Group’s land consist of: 1. Land Cultivion Rights (SHGU) Nos. 30 and 68-70, all registered on PT Bumiraya Investindo (BRI)’s name, a subsidiary, with an area of 2,803 hectares located in Kotabaru-South Kalimantan. Each SHGU are valid until 2035-2044.
2.
SHGU No. 11-16, seluruhnya terdaftar atas nama PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), entitas anak dengan luas 4.037 hektar dan berlokasi di Desa Jambu Tembawang, Engkadik Pade, Dange Aji, Temoyok, Serimbu. Masing-masing SHGU akan berlaku sampai 17 Nopember 2045.
2. SHGU Nos. 11-16, all registered on PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ)’s name, a subsidiary with an area of 4,037 hectares located in Desa Jambu Tembawang, Engkadik Pade, Dange Aji, Temoyok, Serimbu. Each SHGU are valid until November 17, 2045.
3.
Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 17-22 atas nama PT Charindo Palma Oetama (CPO), entitas anak, dengan luas 3.622 hektar dan berlokasi di Kecamatan Air Besar yang terbagi di Desa Sepangah, Semuntik, Sekendal, Temoyok, Nyanum, Semedang. Masing-masing SHGU tersebut akan berlaku sampai 17 Nopember 2045.
3. SHGU Nos. 17-22, all registered on PT Charindo Palma Oetama (CPO)’s name, a subsidiary, with an area of 3,622 hectares located in District of Air Besar, that spread in Sub-district of Sepangah, Semuntik, Sekendal, Temoyok, Nyanum, Semedang. Each SHGU are valid until November 17, 2045.
4.
Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 16 atas nama PT Persada Alam Hijau (PAH), entitas anak, dengan luas 942,29 hektar dan berlokasi di Kelurahan Sungai Bengkal dan Desa Kunangan, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi. Masing-masing SHGU tersebut akan berlaku sampai 11 Mei 2047.
4. SHGU No. 16, all registered on PT Persada Alam Hijau (PAH)’s name, a subsidiary, with an area of 942.29 hectares located in District of Sungai Bengkal and Kunangan Village, Subdistrict of Tebo Ilir, District of Tebo, Jambi Province. Each SHGU are valid until May 11, 2047.
Manajemen berpendapat tidak akan ada hambatan dalam memperbaharui sertifikat pada saat habis masa berlakunya.
Management considers that there will be no difficulties in obtaining renewals of certificates upon expiry date.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke pabrik kelapa sawit adalah sebesar Rp2.498.497.737 untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 (lihat Catatan 18).
Borrowing costs are capitalized to the palm oil mill is Rp2,498,497,737 for the year ended December 31, 2013, respectively (see Note 18).
Pada tahun 2014, penambahan aset tetap berupa dari entitas yang diakuisisi (lihat Catatan 31) dengan biaya perolehan sebesar Rp13.423.546.523 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp3.362.537.599.
In 2014, the addition of fixed assets, including Plant, Property and Equipment of the acquired entity (see Note 31) with a total acquisition cost and accumulated depreciation of Rp13,423,546,523 Rp3,362,537,599.
Seluruh aset tetap milik PT Bumiraya Investindo, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Tandan Abadi Mandiri,
All plant, property and equipment of PT Bumiraya Investindo, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Tandan Abadi 36
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
PT Muarabungo Plantation dan PT Tugu Palma Sumatera dijadikan jaminan atas pinjaman kepada sindikasi RHB Bank Berhad (lihat Catatan 18).
Mandiri, PT Muarabungo Plantation and PT Tugu Palma Sumatera, subsidiaries, are pledged as collateral against the loans obtained from RHB Bank Berhad Syndicate (see Note 18).
Aset tetap Grup berupa pabrik, mesin, alat berat dan kendaraan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp301.548.355.000 dan Rp131.852.362.500 pada 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013.
The Group’s property, plant and equipment such as mills, machineries, heavy equipment and vehicle are insured from fire, earthquake and other risks with a total coverage of Rp301,548,355,000 and Rp131,852,362,500 for December 31, 2014 and December 31, 2014 and 2013, respectively.
Seluruh asuransi aset tetap Grup dijadikan jaminan atas pinjaman kepada Sindikasi RHB Bank Berhad (lihat Catatan 18).
All Group’s insurance of plant, property and equipment are pledged as collateral against the loans obtained from RHB Bank Berhad Sindication (see Note 18).
Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami.
Management believes that insurance covarege is adequate to cover possible losses from insured assets.
Jumlah bruto aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan adalah:
Total gross property and equipment that have been fully depreciated and still in use is:
2014 Rp
2013 Rp
Mesin dan Alat Berat Kendaraan Perabot dan Peralatan Kantor
2,484,680,000 1,373,539,636 1,108,148,659
2,484,680,000 1,169,963,636 489,426,545
Machinery and Heavy Equipment Vehicles Office Furniture and Fixtures
Jumlah
4,966,368,295
4,144,070,181
Total
Manajemen berpendapat tidak ada indikasi atas perubahanperubahan kondisi yang mengakibatkan penurunan nilai aset tetap pada 31 Desember 2014.
The management considers that there are no indication of changes in circumstances that resulted in the impairment of property, plant and equipment as of December 31, 2014.
10. Tanaman Perkebunan
10. Plantations 2014
1 Januari/ January 1, Rp
Penambahan/ Addition Rp
Pengurangan/ Deduction Rp
31 Desember/ December 31, Rp Palm Trees
Kelapa Sawit Biaya Perolehan Akumulasi Amortisasi
616,871,419,234 21,055,378,056
Nilai Tercatat
595,816,041,178
278,031,921,343 8,771,673,582
---
894,903,340,577 29,827,051,638 865,076,288,939
Acquisition Cost Accumulated Amortization Carrying Value
2013 1 Januari/ January 1, Rp
Penambahan/ Addition Rp
Pengurangan/ Deduction Rp
31 Desember/ December 31, Rp Palm Trees
Kelapa Sawit Biaya Perolehan Akumulasi Amortisasi
523,323,325,887 16,770,537,707
Nilai Tercatat
506,552,788,180
93,548,093,347 4,284,840,349
---
616,871,419,234 21,055,378,056 595,816,041,178
37
Acquisition Cost Accumulated Amortization Carrying Value
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Beban amortisasi tanaman menghasilkan dibebankan pada beban pokok penjualan (lihat Catatan 25).
Amortization of matured plantations are charged to cost of goods sold (see Note 25).
Seluruh tanaman perkebunan milik PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Tandan Abadi Mandiri dijadikan jaminan atas pinjaman kepada Sindikasi RHB Bank Berhad (lihat Catatan 18).
All plantation of PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Tandan Abadi Mandiri, subsidiaries, are pledged as collateral against the loans obtained from RHB Bank Berhad Sindication (see Note 18).
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan adalah sebesar Rp72.611.640.268 (termasuk selisih kurs sebesar Rp24.744.652.500) dan Rp18.043.281.894 masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (lihat Catatan 8, 16, 17 dan 18).
Borrowing costs that were capitalized to immature plantations amounted to Rp72,611,640,268 (include foreign exchange amounted to Rp24,744,652,500) and Rp18,043,281,894 for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively (see Notes 8, 16, 17 and 18).
Beban depresiasi aset tetap yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan adalah sebesar Rp5.452.854.850 dan Rp4.618.019.711 masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (lihat Catatan 9).
Depreciation expenses of property and equipment is capitalized to immature plantation is amounted to Rp5,452,854,850 and Rp4,618,019,711 for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively (see Note 9).
Pada 2014, penambahan tanaman perkebunan dari entitas yang diakuisisi sebesar Rp77.034.592.303 (nilai perolehan Rp77.853.209.104, akumulasi amortisasi Rp818.616.801) (lihat Catatan 31).
In 2014, the additions of plantations from acquired entity amounting to Rp77,034,592,303 (acquisition cost Rp77,853,209,104, accumulated amortization Rp818,616,801) (see Note 31).
Rincian mutasi tanaman perkebunan adalah sebagai berikut:
The details of movements in the plantations are as follows:
2014 Rp Tanaman Menghasilkan Saldo Awal Penambahan dari Entitas Akuisisian Reklasifikasi dari Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan Jumlah Akumulasi Penyusutan Akumulasi Penyusutan dari Entitas Akuisisian Saldo Akhir Tanaman Belum Menghasilkan Saldo Awal Penambahan dari Entitas Akuisisian Kapitalisasi Biaya Reklasifikasi ke Tanaman Perkebunan Menghasilkan Saldo Akhir Jumlah Tanaman Perkebunan
2013 Rp
119,989,975,571 16,132,470,653
94,252,041,897 --
132,996,949,739 269,119,395,963 (29,008,434,837)
25,737,933,674 119,989,975,571 (21,055,378,056)
(818,616,801) 239,292,344,325
-98,934,597,515
496,881,443,663 61,945,494,411 199,953,956,279
429,071,283,990 -93,548,093,347
(132,996,949,739) 625,783,944,614
(25,737,933,674) 496,881,443,663
865,076,288,939
595,816,041,178
38
Mature Plantations Beginning Balance Additional from Acquired Reclassification from Immature Plantations Total Accumulated Amortization Accumulated Amortization from Acquired Entity Ending Balance Immature Plantations Beginning Balance Additional from Acquired Cost Capitalization Reclassification to Mature Plantations Ending Balance Total Plantations
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Luas area yang sudah ditanam adalah sebagai berikut:
Details of the plantations based on the planted area are as follows:
2014 (Dalam Ha)/ (In Hectares) Tanaman Perkebunan Menghasilkan Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan Jumlah
2013 (Dalam Ha)/ (In Hectares) 5,118 8,600
6,202 9,726 15,928
13,718
Matured Plantations Immature Plantations Total
Tanaman perkebunan Grup telah diasuransikan terhadap gempa bumi dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp338.236.125.101 dan Rp110.000.000.000 pada 31 Desember 2014 dan 2013.
The Group’s plantation are insured from earthquake and other risks with a total coverage of Rp338,236,125,101 and Rp110,000,000,000 as of December 31, 2014 dan 2013.
Seluruh asuransi tanaman perkebunan milik PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Tugu Palma Sumatera, dan PT Tandan Abadi Mandiri dijadikan jaminan atas pinjaman kepada Sindikasi Bank RHB Berhad (lihat Catatan 18).
All insurance of plantation of PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Tugu Palma Sumatera, and PT Tandan Abadi Mandiri, subsidiaries, are pledged as collateral against the loans obtained from RHB Bank Berhad Sindication (see Note 18).
11. Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan
11. Deferred Landrights Costs
2014 Rp
2013 Rp
PT Muarabungo Plantation PT Tandan Abadi Mandiri PT Tugu Palma Sumatra PT Bumiraya Investindo PT Mitra Jaya Agro Palm PT Airlangga Sawit Jaya PT Charindo Palma Oetama PT Persada Alam Hijau
48,912,418,000 11,356,635,980 11,354,991,522 7,910,611,363 1,369,000,000 970,663,725 239,264,200 106,325,643
46,466,873,000 2,217,057,000 11,357,682,776 3,752,478,855 19,000,000 4,758,000 21,667,000 --
PT Muarabungo Plantation PT Tandan Abadi Mandiri PT Tugu Palma Sumatra PT Bumiraya Investindo PT Mitra Jaya Agro Palm PT Airlangga Sawit Jaya PT Charindo Palma Oetama PT Persada Alam Hijau
Jumlah
82,219,910,433
63,839,516,631
Total
Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Grup sehubungan dengan perolehan hak atas tanah sampai dengan hak tersebut diperoleh.
This account represent all cost paid of the Group related to acquisition of landrights until the right is obtained.
PT Muarabungo Plantation, PT Tugu Palma Sumatera, PT Tandan Abadi Mandiri dan PT Mitra Jaya Agro Palm sedang dalam proses untuk mendapatkan Sertifikat Hak Guna Usaha atas lahan perkebunan sawit.
PT Muarabungo Plantation, PT Tandan Abadi Mandiri dan PT Mitra Jaya Agro Palm are in the process of obtaining Land Cultivation Rights.
Lahan dengan luas 200 hektar, terdaftar atas nama PT Bumiraya Investindo, yang sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini masih dalam pengurusan sertifikat.
Land with an area of 200 hectares registered on PT Bumiraya Investindo which up to completion date of these consolidated financial statements are still under certification process.
39
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Pada 2014, penambahan biaya hak atas tanah ditangguhkan dari entitas yang diakuisisi (PT Persada Alam Hijau) sebesar Rp106.325.643 (lihat Catatan 31).
In 2014, the additions of deferred landright from acquired entity (PT Persada Alam Hijau) amounting to Rp106,325,643 (see Note 31).
Seluruh biaya hak atas tanah ditangguhkan (tanah perkebunan) milik PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Tandan Abadi Mandiri dijadikan jaminan atas pinjaman kepada Sindikasi RHB Bank Berhad (lihat Catatan 18).
All deferred landright costs (plantations) of PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Tandan Abadi Mandiri, subsidiaries, are pledged as collateral against the loans obtained from RHB Bank Berhad Sindication (see Note 18).
12. Aset Takberwujud
12. Intangible Assets 2014 Penambahan/ Addition Rp
1 Januari/ January 1, Rp Harga Perolehan Goodwill Piranti Lunak Jumlah
8,980,274,094 7,205,026,089 16,185,300,183
-138,280,254 138,280,254
8,980,274,094 7,343,306,343 16,323,580,437
Acquisition Cost Goodwill Software Total
--
130,489,000
130,489,000
Accumulated Amortization Software
16,193,091,437
Carrying Value
Akumulasi Amortisasi Piranti Lunak Nilai Tercatat
31 December/ December 31, Rp
16,185,300,183
1 Januari/ January 1, Rp Harga Perolehan Goodwill Piranti Lunak Nilai Tercatat
2013 Penambahan/ Addition Rp
31 Desember/ December 31, Rp
8,980,274,094 4,397,509,027
-2,807,517,062
8,980,274,094 7,205,026,089
Acquisition Cost Goodwill Software
13,377,783,121
2,807,517,062
16,185,300,183
Carrying Value
Seluruh beban amortisasi perangkat lunak dicatat di beban lain-lain.
Software amortization expenses.
13. Perpajakan
expense
recorded
in
other
13. Taxation
a. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
a. Income Tax Benefits (Expenses) 2014 Rp
2013 Rp
Entitas Anak:
Subsidiaries:
Kini Tangguhan
-7,289,749,067
(1,135,515,500) 2,878,729,108
Current Deferred
Manfaat Pajak Penghasilan - Bersih
7,289,749,067
1,743,213,608
Income Tax Benefits - Net
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran rugi fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:
A reconciliation between profit (loss) before income tax as presented in the consolidated statements of comprehensive income and the estimated fiscal loss of the Company is as follows: 40
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
2014 Rp Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan Menurut Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Bagian Laba (Rugi) Bersih Entitas Anak - Bersih Rugi Perusahaan sebelum Pajak Penghasilan Rugi Fiskal Perusahaan
2013 Rp
5,737,772,093 (5,740,300,073)
1,490,482,200 (1,504,062,200)
(2,527,980)
(13,580,000)
(2,527,980)
(13,580,000)
Company's Fiscal Loss
--
Calculation of Estimated Current Income Tax Current Income Tax Expense
Perhitungan Taksiran Beban Pajak Kini Perhitungan Taksiran Beban Pajak Kini
--
Taksiran Beban Pajak Kini Perusahaan Taksiran Beban Pajak Kini Entitas Anak Taksiran Beban Pajak Kini Konsolidasian
----
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan tarif pajak yang berlaku dan manfaat (beban) pajak penghasilan sesuai laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:
Laba (Rugi) Perusahaan Sebelum Pajak Penghasilan
-- the Company's Estimated Current Income Tax Expenses Tax Expense Estimated Current Income Tax Expense - Subsidiaries (1,135,515,500) Estimated Current Income Tax Expense (1,135,515,500) Consolidated
A reconciliation between income tax expense calculated with applicable income tax rate and income tax benefits (expense) as is as follows:
2014 Rp Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan Menurut Laporan Laba Rugi Menurut Komprehensif Konsolidasian Bagian Laba (Rugi) Bersih Entitas Anak - Bersih
Income (Loss) before Income Tax as shown in the Consolidated Statements of Comprehensive Income Income (Loss) before Loss Tax of Subsidiaries - Net Loss before Income Tax of the Company
2013 Rp
5,737,772,093 (5,740,300,073)
1,490,482,200 (1,504,062,200)
Income (Loss) before Income Tax as shown in the Consolidated Statements of Comprehensive Income Income (Loss) before Loss Tax of Subsidiaries - Net
(2,527,980)
(13,580,000)
Income (Loss) before Income Tax of the Company
(631,995) 631,995
(3,395,000) 3,395,000
Income Tax at Applicable Rate Uncompensated Tax Loss
Pajak Penghasilan dengan Tarif yang Berlaku Rugi Fiskal yang Tidak Dikompensasi Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Perusahaan
--
--
Total Tax Benfits (Expense) of the Company
Jumlah Manfaat Pajak Entitas Anak
7,289,749,067
1,743,213,608
Income Tax Benefits of Subsidiaries
Beban Pajak Penghasilan Konsolidasian
7,289,749,067
1,743,213,608
Consolidated Income Tax
b. Pajak Dibayar di Muka
b.
Prepaid Tax
2014 Rp
2013 Rp
Entitas Anak PPh 28 (A) Pajak Pertambahan Nilai
1,713,013,748 533,942,626
1,253,662,118 1,676,398,881
Subsidiaries Income Tax Article 28 (A) Value Added Tax
Jumlah
2,246,956,374
2,930,060,999
Total
PT Bumiraya Investindo, entitas anak, membebankan piutang pajak penghasilan pasal 28.a sebesar Rp1.253.662.118 untuk menyesuaikan dengan SPT tahun 2013.
PT Bumiraya Investindo, a subsidiary, expenses prepaid income tax article 28.a amounted to Rp1,253,662,118 to adjust with SPT year 2013.
41
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
c. Utang Pajak
c. Taxes Payable 2014 Rp
2013 Rp
Entitas Anak Pajak Penghasilan: Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai
102,812,984 200,412,681 38,294 136,726,988 38,549,439 -1,329,396,125
-91,626,701 439,986 198,770,440 38,549,439 1,498,266,465 --
Subsidiaries Income Tax: Article 4 (2) Article 21 Article 22 Article 23 Article 26 Article 29 Value Added Tax
Jumlah
1,807,936,511
1,827,653,031
Total
d. Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
d. Deferred Tax Assets (Liabilities)
31 Desember/ Dibebankan 31 Desember/ Dibebankan Liabilitas December 31 (Dikreditkan) pada December 31 (Dikreditkan) pada Tangguhan 2012 Laporan Laba Rugi 2013 Laporan Laba Rugi dari Entitas komprehensif komprehensif Anak yang Konsolidasian/ Konsolidasian/ Diakuisisi/ Charged (Credited) Charged (Credited) Deferred Tax to Consolidated to Consolidated Liabilities Statements of Statements of from the Acquired Comprehensive Comprehensive Income Income Company Rp Entitas Anak Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Tanaman Perkebunan Rugi Fiskal - Neto
Rp
Rp
Rp
31 Desember/ December 31 2014
Rp
Rp Subsidiaries Post-Employment Benefit Obligations Accumulated Depreciation Property, Plant and Equipment and Plantation Fiscal Loss
816,034,988
373,128,623
1,189,163,611
344,548,769
--
1,533,712,380
(2,688,569,354) --
(607,434,967) 3,113,035,452
(3,296,004,321) 3,113,035,452
(454,096,056) 7,399,296,354
---
(3,750,100,377) 10,512,331,806
Jumlah
(1,872,534,366)
2,878,729,108
1,006,194,742
7,289,749,067
--
8,295,943,809
Liabilitas Pajak Tangguhan
(1,872,534,366)
(234,306,344)
(2,106,840,710)
1,377,705,119
(6,103,940,497)
(6,833,076,088)
Deferred Tax Liabilities
--
3,113,035,452
3,113,035,452
5,912,043,948
8,064,325,621
17,089,405,021
Deferred Tax Assets
Aset Pajak Tangguhan
14. Utang Usaha – Pihak Ketiga
PT Saprotan Utama PT Nusa Palapa Gemilang PT Multi Mas Chemindo PT London Sumatera Indonesia PT Ambawang Jayaraya Nusantara CV Saputra Jaya Mandiri PT Siwitek PT Socfin Indonesia PT Panca Harapan
Total
14. Trade Payables – Third Parties 2014 Rp
2013 Rp
6,735,468,725 5,566,181,588 4,724,254,563 4,245,283,020 1,647,254,198 1,391,616,120 1,010,449,495 1,000,000,000 974,247,368
4,107,100,000 1,783,764,550 --------
42
PT Saprotan Utama PT Nusa Palapa Gemilang PT Multi Mas Chemindo PT London Sumatera Indonesia PT Ambawang Jayaraya Nusantara CV Saputra Jaya Mandiri PT Siwitek PT Socfin Indonesia PT Panca Harapan
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
CV Ratu Rosari PT Berkat Exsa Sentosa PT Taiko Persada Indoprima Alva Laval Arifin Muhiddin PT Mama Mega Mandiri Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500juta) Jumlah
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
2014 Rp 899,203,198 860,625,027 690,625,515 505,863,501 --8,671,476,054
2013 Rp 1,860,887,343 ---2,444,928,364 1,903,969,445 939,736,410
CV Ratu Rosari PT Berkat Exsa Sentosa PT Taiko Persada Indoprima Alva Laval Arifin Muhiddin PT Mama Mega Mandiri Others (below Rp500 million each)
38,922,548,372
13,040,386,112
Total
Seluruh utang usaha didenominasi dalam mata uang Rupiah.
All trade payables denominated in Rupiah.
Tidak terdapat jaminan yang diberikan dan suku bunga dengan utang usaha.
There is no collateral and interest in regards with the trade payables.
15. Beban Akrual
15. Accrued Expenses 2014 Rp
2013 Rp
Bunga Operasional
13,401,888,666 3,975,938,142
992,244,993 5,787,156,051
Interest Operational
Jumlah
17,377,826,808
6,779,401,044
Total
16. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
16.
2014 Rp
Other Short-Term Financial Liabilities 2013 Rp
Bunge Agribusiness Singapore Ltd. Pokok Bunga Lain-lain
--3,354,941,230
49,797,300,000 3,582,193,960 3,043,271,854
Bunge Agribusiness Singapore Ltd. Principal Interest Others
Jumlah
3,354,941,230
56,422,765,814
Total
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Pebruari 2013, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari Bunge Agribusiness Singapore Ltd berupa fasilitas pinjaman berjangka untuk perkebunan sebesar Rp29.085.000.000. Fasilitas pinjaman akan jatuh tempo pada 16 Mei 2014 dan dikenakan tingkat bunga sebesar 10% per tahun. Berdasarkan adendum perjanjian 25 Juni 2014, fasilitas ini akan jatuh tempo pada 24 Juli 2014 dengan plafon pinjaman sebesar Rp34.823.400.000.
Based on the agreement dated February 15, 2013, PT Bumiraya Investindo (BRI), a subsidiary, obtained plantation loan term facilities from Bunge Agribusiness Singapore Ltd. amounted to Rp29,085,000,000. This loan facilities will be due on May 16, 2014 and bears an interest rate of 10% per annum. Based the addendum dated June 25, 2014, this facility will be due on July 24, 2014 with the credit limit amounted to Rp34,823,400,000.
Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Juni 2013, BRI memperoleh fasilitas pinjaman dari Bunge Agribusiness Singapore Ltd (Bunge) berupa fasilitas pinjaman berjangka untuk perkebunan sebesar Rp20.712.300.000. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Mei 2014 dan dikenakan tingkat bunga sebesar 9,25% per tahun. Berdasarkan adendum perjanjian tanggal 25 Juni 2014, fasilitas ini akan jatuh tempo pada 24 Juli 2014.
Based on the agreement dated June 7, 2013, BRI obtained term loan facilities from Bunge Agribusiness Singapore Ltd. (Bunge) for plantation amounted to Rp20,712,300,000. This loan facilities will be due on May 16, 2014 and bears an interest rate of 9.25% per annum. Based on the addendum dated June 25, 2014, this facility will be due on July 24, 2014. 43
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan adalah sebesar Rp3.422.453.746 dan Rp3.582.193.960 masing-masing pada 31 Desember 2014 dan 2013.
Borrowing costs that were capitalized to immature plantations amounted to Rp3,422,453,746 and Rp3,582,193,960 as of December 31, 2014 and 2013, respectively.
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi seluruh pinjaman dari Bunge Agribusiness Singapore Ltd sebesar Rp61.543.488.916.
Dated July 10, 2014, BRI has fully paid Bunge Agribusiness Singapore Ltd loan amounted to Rp61,543,488,916.
17. Utang Bank Jangka Pendek
17. 2014 Rp
PT Rabobank International Indonesia
Short-Term Bank Loans
2013 Rp --
a. PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank) Berdasarkan perjanjian kredit No. LA/CA/1862/2013 tanggal 4 Juli 2013, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman jangka pendek sebesar USD6,000,000 yang digunakan untuk pembiayaan perkebunan. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 3 Mei 2014 dan dikenakan tingkat bunga sebesar COF + 4% per tahun.
134,079,000,000
a.
PT Rabobank International Indonesia
PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank) Based on the credit agreement No. LA/CA/1862/2013 dated July 4, 2013, PT Bumiraya Investindo (BRI), a subsidiary, obtain the short-term loan facility agreement amounted to USD6,000,000 used for plantation programme. This facility will be due on May 3, 2014 and bears an interest rate of COF + 4% per annum.
Berdasarkan adendum perjanjian kredit No. LA/CA/1862/A3/2014 tanggal 2 Mei 2014 dan kemudian adendum perjanijian kredit No. LA/CA/1862/A4/2014 tanggal 27 Juni 2014, fasilitas ini diperpanjang, sehingga memiliki jatuh tempo pada 15 Agustus 2014.
Based on addendum of credit agreement No.LA/CA/1862/A3/2014 dated May 2, 2014 and then addendum credit agreement No. LA/CA/1862/A4/2014 dated June 27, 2014, this facility extended thus has the maturity date on August 15, 2014.
Pada 31 Desember 2013 saldo fasilitas ini adalah USD5,000,000 (ekuivalen Rp73.134.000.000).
As of December 31, 2013, the outstanding balance for this facility amounting to USD5,000,000 (equivalent Rp73,134,000,000).
Berdasarkan perjanjian kredit No. LA/CA/1864/2013 tanggal 25 Oktober 2013, BRI memperoleh fasilitas pinjaman belanja modal sebesar USD10,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 31 Desember 2014 dan dikenakan bunga sebesar COF + 4% per tahun.
Based on the credit agreement No. LA/CA/1864/2013 dated October 25, 2013, BRI obtain the capital expenditure loan facility amounted to USD10,000,000. This facility will be due on December 31, 2014 and bears an interest rate of COF rate + 4% per annum.
Berdasarkan perjanjian kredit No.LA/CA/1864/A3/2014 jatuh tempo fasilitas ini diperpanjang hingga 15 Agustus 2014.
Based on the addendum of credit agreement No.LA/CA/1864/A3/2014, maturity date of this facility extended until August 15, 2014.
Pada 31 Desember 2013 saldo fasilitas ini adalah USD5,000,000 (ekuivalen Rp60.945.000.000).
As of December 31, 2013, the outstanding balance of this facility amounting to USD5,000,000 (equivalent Rp60,945,000,000), respectively.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebesar Rp7.103.152.631 (termasuk selisih kurs
Borrowing costs that were capitalized to immature plantations as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp7,103,152,631 (including foreign 44
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Rp3.345.000.000) dan Rp5.206.167.853 (termasuk selisih kurs Rp4.347.158.418) (lihat Catatan 10).
exchange amounted to Rp3,345,000,000) and Rp5,206,167,853 (including foreign exchange amounted to Rp4,347,158,418), respectively (see Note 10).
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi utang bank jangka pendek ke Rabobank sebesar USD16,000,000 (ekuivalen Rp186.032.000.000).
Dated July 10, 2014, BRI has fully paid the short-term bank loan of Rabobank amounted to USD16,000,000,000 (equivalent Rp186,032,000,000).
18. Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Lain
18. Long-Term Bank Loans and Financial Institutions 2014 Rp
Rupiah PT Bank Negara Indonesia ( Persero) Tbk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit Investasi - Kebun I Kredit Investasi - Kebun II Kredit Investasi - Pabrik Kelapa Sawit Subjumlah USD Pinjaman Sindikasi RHB Bank Berhad Jumlah Utang Bank Jangka Panjang Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun: 1. PT Bank Negara Indonesia ( Persero) Tbk 2. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Utang Bank Jangka Panjang Setelah Dikurangi Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
a.
2013 Rp
24,581,000,000 --
-48,928,466,407
---24,581,000,000
30,538,385,641 17,085,907,633 17,932,116,690 114,484,876,371
922,013,195,271 946,594,195,271
-114,484,876,371
IDR PT Bank Negara Indonesia (Perseo) Tbk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Investment Loan - Plantation I Investment Loan - Plantation II Investment Loan - Palm Oil Mill Subtotal USD Syndicated Loan RHB Bank Berhad Total Long-term Bank Loans
1,200,000,000 ---
-25,527,895,524 18,668,000,000
Less Current Maturities: 1. PT Bank Negara Indonesia (Perseo) Tbk 2. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
1,200,000,000
44,195,895,524
Total Current Maturities
70,288,980,847
Long-Term Bank Loans - net of Current Maturities
945,394,195,271
Pinjaman Sindikasi RHB Bank Berhad Pada tanggal 26 Juni 2014, PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Muaraungo Plantation (MBP) dan PT Tandan Abadi Mandiri (TAM), seluruhnya entitas anak, sebagai debitur, memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi bank dari RHB Bank Berhad, Cabang Singapura, Rabobank Cabang Hongkong, PT Bank Permata Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dengan jumlah keseluruhan fasilitas sebesar USD125,000,000, yang terdiri atas pinjaman jangka panjang berupa Fasilitas A dan Fasilitas Murabahah sebesar USD100,000,000, serta Revolving loan berupa Fasilitas B sebesar USD25,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 30 Juni 2019 dan dapat diperpanjang hingga 30 Juni 2021. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar LIBOR+6% per tahun untuk fasilitas non Murabahah dan tingkat bagi hasil sebesar 6,10% per tahun untuk fasilitas Murabahah. Pinjaman fasilitas B dikenakan tingkat bunga sebesar
a. Syndicated Loan RHB Bank Berhad On June 26, 2014, PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Muaraungo Plantation (MBP) and PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) as debtor, obtain bank loan sindicate facility of RHB Bank Berhad, Singapore Branch, Rabobank International Hongkong Branch, PT Bank Permata Tbk and Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia with total facility amounting to USD125,000,000, the consists of long-term loans such as Murabahah A Facility and Murabahah Facility amounting to USD100,000,000, and Revolving loan Facility B amounting to USD25,000,000. This facility will be due on June 30, 2019 and extendable until June 30, 2021. This facility bears an interest rate of LIBOR+6% per annum for non Murabahah facility, and sharing rate of 6.10% per annum for Murabahah facility. Loan B facility bears interest rate of LIBOR+5.80% per annum. For this facility, PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma 45
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
b.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
LIBOR+5,80% per tahun. Atas fasilitas ini PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Muarobungo Plantation (MBP), dan PT Tandan Abadi Mandiri (TAM), seluruhnya entitas anak, harus menjaga rasio Total Net Debt to EBITDA tidak melebihi 5,00 kali, penerapan awal akan dilakukan pada 30 Juni 2017 dan setiap 3 (tiga) bulan setelahnya.
Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Muarabungo Plantation (MBP) and PT Tandan Abadi Mandiri (TAM), must maintain a ratio Total Net Debt to EBITDA should not exceed 5.00 times, first application will be date on Juni 30, 2017, and every three (3) months later.
Jaminan atas fasilitas pinjaman sindikasi bank ini adalah sebagai berikut: - Jaminan fidusia atas piutang, aset tetap dan asuransi yang diberikan oleh PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP) dan PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) (lihat Catatan 4 dan 9); - Tanah perkebunan milik BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP dan TAM (lihat catatan 10 dan 11); - Gadai saham atas saham ASJ, CPO, MBP. MJAP yang dimiliki BRI; dan - Gadai atas saham TAM yang dimiliki oleh MBP.
The guarantee of these loan sindicate facility are as follows: - The fiduciary security on receivable, property, plant and equipment and insurance given by PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP) and PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) (see Note 4 and 9); - Plantation of BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP and TAM; (see note 10 and 11) - Fiduciary on shares of ASJ, CPO, MBP and MJAP owned by BRI; and - Fiduciary on shares of TAM owned by MBP.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan adalah sebesar Rp27.443.138.989 pada 31 Desember 2014.
Borrowing cost that were capitalized to immature plantations amounted to Rp27,443,138,989 as of December 31, 2014.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Bank BNI) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor 011.051 dan Akta Perjanjian Kredit Investasi No. 46 tanggal 23 Agustus 2011, seluruhnya dibuat di hadapan Alia Ghanie, S.H., notaris di Jakarta, PT Persada Alam Hijau (PAH), entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman Kredit Investasi sebesar Rp26.000.000.000.
b.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Bank BNI) Based on the Deed of Investment Credit Agreement Nomor 011.051 and Deed of Investment Credit Agreement No. 46 dated August 23, 2011, all made in the presence of Alia Ghanie, S.H., a notary in Jakarta, PT Persada Alam Hijau (PAH), a subsidiary, obtained Investment Credit facility amounting to Rp26,000,000,000.
Fasilitas ini memiliki jatuh tempo pada 22 Januari 2019 dengan masa tenggang (grace period) 36 bulan dan dikenakan tingkat bunga sebesar 11,5% per tahun. Pada 31 Desember 2014, saldo terutang Fasilitas ini adalah Rp24.581.000.000.
This loan facility with maturity date on January 22, 2019 with grace periods of 36 months and bears an interest rate of 11.5% per annum. The outstanding balance of this facility amounting to Rp24,581,000,000 as of December 31, 2014.
Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah kebun kelapa sawit PAH seluas 942,29 hektar (lihat Catatan 10).
Collateral for the loan is plantations area for 942.29 hectares of PAH (see Note 10).
Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Penerima Kredit tidak diperkenankan untuk : Mengadakan penggabungan usaha (merger), atau konsolidasi dengan perusahaan lain. Melakukan Investasi, penyertaan modal atau pengambilalihan saham pada perusahaan lain.
Without the prior written consent of the Bank, Credit Recipients are not allowed to: Conducting business combination (merger), or consolidation with another company. Placement or purchase of other company shares.
46
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Mengijinkan pihak lain menggunakan perusahaan untuk kegiatan usaha pihak lain. Merubah bentuk atau status hukum perusahaan, merubah Anggaran Dasar Perusahaan, memindahtangankan resipis atau saham perusahaan baik antara pemegang saham maupun kepada pihak lain. Membayar hutang kepada pemegang sahamnya. Membagikan dividen atau keuntungan usaha kepada pemegang saham. Memberikan pinjaman kepada siapapun juga, termasuk kepada para pemegang saham, kecuali dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan dengan usaha Grup. Menerima pinjaman dari pihak lain, kecuali jika pinjaman tersebut diterima dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan dengan usahanya. Memperoleh pembiayaan dari perusahaan leasing. Melakukan akuisisi/pengambilalihan asset milik pihak ketiga. Membuka kantor cabang atau perwakilan baru, atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada. Mengikatkan diri sebagai Penjamin dan menjaminkan harta kekayaan kepada pihak lain. Membubarkan Perusahaan atau minta dinyatakan pailit. Merubah susunan pengurus, Direksi dan Komisaris Perusahaan. c.
Permit using the company's business activities by the other parties. Change the company’s or legal form or status the Articles of Association, or stock transfer of share between shareholders or other parties. Payment of loan to shareholders. Distributing of Dividends or profits to shareholders. Give a loan to other parties, including to the shareholders, except related to business activities of Group. Obtained a loan from the other parties, except the loan obtained related commercial business transaction. Obtained the financing from the leasing company. Acquisition/ takeover of third parties assets Open a new branch or representative, or new business outside of existing business. Acting as guarantor and secured the assets to other parties. Disincorporated the company or seek bankruptcy. Changing the composition of Company’s management, Directors and Commissioners.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Investasi Prinsip Murabahah No. 62 dan No. 72, keduanya tanggal 19 Desember 2012 yang telah dilegalisasi oleh Yualita Widyadhari, S.H., notaris di Jakarta, PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ) dan PT Charindo Palma Oetama (CPO), keduanya entitas anak memperoleh fasilitas pembiayaan kembali qardh wal murabahah dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp100.000.000.000 untuk jangka waktu 3 tahun 3 bulan. Fasilitas ini dikenakan tingkat bagi hasil sebesar 11% per tahun.
c. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Based on investment financing agreement on the basis of Murabahah Principle Nos. 62 and 72 dated December 19, 2012 which have been legally validated by Yualita Widyadhari, S.H., a notary in Jakarta, PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ) and PT Charindo Palma Oetama (CPO), subsidiaries, obtained a refinancing facility qardh wal murabahah with total facility amounting to Rp100,000,000,000 for a period of 3 years and 3 months. This facility bears a sharing rate of 11% per annum.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman perkebunan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 sebesar Rp2.425.209.165 dan Rp7.008.906.596 (lihat Catatan 10).
Borrowing cost capitalized to plantation for the years ended December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp2,425,209,165 and Rp7,008,906,596 (see Note 10), respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp48.928.466.407
As of December 31, 2013 the outstanding balance of this facility amounting to Rp48,928,466,407.
Pada tanggal 10 Juli 2014, CPO dan ASJ melunasi utang bank jangka panjang ke Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebesar Rp36.164.518.645.
Dated July 10, 2014, CPO dan ASJ has fully paid the long-term bank loan of Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia amounted to Rp36,164,518,645. 47
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) d.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM/005/PK-KI/2008 No. 21 dan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBCJPM.OO6/PK-KI/2008 No. 22 tanggal 9 September 2008, seluruhnya dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., notaris di Jakarta, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman Kredit Investasi yang terdiri dari: Kredit Investasi – Kebun I Kredit Investasi – Kebun II
d. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Based on the Deed of Investment Credit Agreement Nomor KP-CRO/CBC-JPM/005/PK-KI/2008 No. 21 and Deed of Investment Credit Agreement Nomor KP-CRO/CBC-JPM.OO6/PK-KI/2008 No. 22 dated September 9, 2008, all made in the presence of Sri Ismiyati, S.H., a notary in Jakarta, PT Bumiraya Investindo (BRI), a subsidiary, obtained Investment Credit facility consisting of the following: Investment Credit – Kebun I Investment Credit – Kebun II
Seluruh fasilitas Kredit Investasi akan digunakan untuk pembiayaan kembali atas aset kebun kelapa sawit, mengambil alih fasilitas pinjaman yang diberikan kepada BRI dari kreditor terdahulu dan pengembangan perkebunan dengan luas tanam 1.000 hektar beserta sarananya dan dikenakan tingkat bunga sebesar 11,5% per tahun.
All Investment Credit facilities are used to refinance palm oil plantation, take over all credit facilities granted to BRI from previous creditors and development of plantation area of 1,000 hectares along with its infrastructures and bears an interest rate of 11.5% per annum.
Fasilitas Kredit Investasi – Kebun I memiliki pagu kredit sebesar Rp38.684.000.000 dengan periode pembayaran 8 (delapan) tahun 6 (enam) bulan termasuk masa tenggang 30 bulan.
Investment Credit – Kebun I facility has credit limit amounting to Rp38,684,000,000 with payment period of eight (8) years and six (6) months including grace period of 30 months.
Fasilitas Kredit Investasi – Kebun II memiliki pagu kredit sebesar Rp24.373.000.000 dengan periode pembayaran 8 (delapan) tahun 6 (enam) bulan termasuk masa tenggang 42 bulan.
Investment Credit – Kebun II facility has a credit limit amounting to Rp24,373,000,000 with a payment period of eight (8) years and six (6) months including the grace period of 42 months.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 sebesar Rp1.031.800.516 dan Rp2.246.013.485.
Borrowing cost that capitilized to immature plantation for the years ended December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp1,031,800,516 and Rp2,246,013,485, respectively.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi (Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit) Nomor KP-CRO/CBC-JPM/010/PK-KI/2009 No. 28 tanggal 8 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., notaris di Jakarta, BRI memperoleh fasilitas pinjaman berupa Kredit Investasi-Pabrik Kelapa Sawit yang digunakan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit.
Based on the Deed of Investment Credit Agreement (Construction of Palm Oil Mill) Nomor KP-CRO/CBCJPM/010/PK-KI/2009 No. 28 dated October 8, 2009 made in the presence of Sri Ismiyati, S.H., a notary in Jakarta, BRI obtained a credit facility of Investment Credit-Palm Oil Mill which will be used for the construction of palm oil mill.
Pada 31 Desember 2013 biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke aset tetap sebesar Rp2.498.497.737 (lihat Catatan 9).
As of December 31, 2013, capitalized of borrowing cost to property, plant and equipment amounted Rp2,498,497,737 (see Note 9).
Pada 31 Desember 2013 seluruh saldo terutang atas fasilitas Kredit Investasi sebesar Rp65.556.409.964.
As of December 31, 2013, total outstanding balance of Investment Credit Facilities amounted to Rp65,556,409,964.
48
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
19. Utang Sewa Pembiayaan
19. Obligations under Finance Lease
Grup memperoleh beberapa fasilitas sewa pembiayaan untuk pengadaan kendaraan dan alat berat dari beberapa perusahaan pembiayaan sebagai berikut:
The Group obtained several leasing facilities for the acquisition of vehicles and heavy equipment from certain financing companies as follows:
2014 Rp PT ORIX Indonesia Finance PT Astra Sedaya Finance PT Dipo Star Finance PT Surya Artha Nusantara Finance Jumlah
2013 Rp
9,345,741,059 1,122,112,695 912,272,359 310,382,871
18,140,391,175 -2,399,794,814 691,432,889
PT ORIX Indonesia Finance PT Astra Sedaya Finance PT Dipo Star Finance PT Surya Artha Nusantara Finance
11,690,508,984
21,231,618,878
Total0
Pembayaran sewa minimum masa datang berdasarkan masing-masing perjanjian sewa pembiayaan pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The future minimum lease payments based on lease agreements as of December 31, 2014 and 2013, are as follows:
2014 Rp Tahun 2014 2015 2016 2017 Jumlah Dikurangi : Bagian Bunga Nilai Tunai Pembayaran Minimum Bagian yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Utang Sewa Pembiayaan - Bersih Setelah Dikurang Jatuh Tempo Satu Tahun
a.
b.
2013 Rp
-9,891,027,620 2,565,658,499 248,998,500 12,705,684,619 1,015,175,635 11,690,508,984 4,599,107,327
7,091,401,657
PT ORIX Indonesia Finance (Orix)
a.
Year 2014 2015
13,453,305,530 8,651,176,500 1,856,602,500 -23,961,084,530 2,729,465,652 21,231,618,878 11,864,466,484
2016 2017 Total Less: Interest Portion Minimum Value of Cash Payment Current Maturities
9,367,152,394
Obligations Under Finance Lease- Net of Current Maturities 0
PT ORIX Indonesia Finance (Orix)
Pada kurun waktu 2014 dan 2013 Grup memperoleh fasilitas pembiayaan dari Orix masingmasing sebesar Rp1.079.272.800 dan Rp33.041.904.750, untuk pembiayaan kendaraan dan alat berat. Perjanjian sewa pembiayaan memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan tingkat bunga antara 5,25% - 7%.
In the period 2014 and 2013. the Group obtained financing facility from Orix amounted to Rp1,079,272,800 and Rp33,041,904,750, to finance vehicles and heavy equipment. Finance lease agreements have payment period of 36 months and bears interest rate between 5.25% - 7%.
Saldo terutang pada 31 Desember 2014 dan 2013, masing-masing sebesar Rp9.345.741.059 dan Rp18.140.391.175.
The outstanding balance as of December 31, 2014 and 2013, amounting to Rp9,345,741,059 and Rp18,140,391,175, respectively.
PT Astra Sedaya Finance Pada kurun waktu 2014, Grup memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance sebesar Rp2.237.532.000 untuk pembiayaan kendaraan dan alat berat. Perjanjian sewa pembiayaan memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan tingkat bunga sebesar 14-14,5% per tahun.
b.
49
PT Astra Sedaya Finance In the period 2014, the Group obtained financing facility from PT Astra Sedaya Finance amounting to Rp2,237,532,000 for vehicles and heavy equipment. Finance lease agreements have payment period of 36 months and bears an interest rate of 14-14.5%.
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Saldo terutang pada 31 Desember 2014 sebesar Rp1.122.112.695. c.
The outstanding balance as of December 31, 2014 amounting to Rp1,122,112,695.
PT Dipo Star Finance Pada kurun waktu 2013 Grup memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT Dipo Star Finance sebesar Rp4.187.472.000, untuk pembiayaan kendaraan dan alat berat. Perjanjian sewa pembiayaan memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan bunga sebesar 4,6%.
c.
Saldo terutang 31 Desember 2014 dan 2013 masingmasing sebesar Rp912.272.359 dan Rp2.399.794.814. d.
PT Dipo Star Finance In the period 2013, the Group obtained financing facility from PT Dipo Star Finance amounted to Rp4,187,472,000, for vehicles and heavy equipment. Finance lease agreements have payment period of 36 months and bears an interest rate of 4.6%. The outstanding balance as of December 31, 2014 and 2013 amounting to Rp912,272,359 and Rp2,399,794,814, respectively.
PT Surya Artha Nusantara Finance
d.
PT Surya Artha Nusantara Finance
Pada kurun waktu 2014 dan 2013, Grup memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT Surya Artha Nusantara Finance sebesar Rp1.128.600.000, untuk pembiayaan kendaraan dan alat berat. Perjanjian sewa pembiayaan memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan tingkat bunga sebesar 4,8% per tahun.
In the period 2014 and 2013, the Group obtained financing facility from PT Surya Artha Nusantara Finance amounting to Rp1,128,600,000 for vehicles and heavy equipment. Finance lease agreements have payment period of 36 months and bears an interest rate of 4.8%.
Saldo terutang pada 31 Desember 2014 and 2013 masing-masing sebesar Rp310.382.871 dan Rp691.432.889.
The outstanding balance as of December 31, 2014 and 2013 amounting to Rp310,382,871 and Rp691,432,889, respectively.
20. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
20. Long-Term Employee Benefits Obligations
Imbalan pascakerja program imbalan pasti Grup mengakui liabilitas imbalan pascakerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Liabilitas imbalan pascakerja Grup 31 Desember 2014 dan 2013 dihitung oleh Aktuaris Independen PT Dian Artha Tama dengan tanggal laporan masing-masing 18 Maret 2015 dan 24 Maret 2014 dengan.
Post-employment defined benefits plan benefits The Group recognized post-employment benefits liability based on the existing Labor Law. The balance of the Group’s estimated liability on post-employment benefits as of December 31, 2014 and 2013 were calculated by PT Dian Artha Tama, independent actuary, in its reports dated March 18, 2015 and March 24, 2014, respectively.
Liabilitas imbalan pascakerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Post-employment benefits obligation recognized in the consolidated statements of financial position are as follows:
2014 Rp
2013
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti Kerugian (Keuntungan) Aktuarial yang belum diakui
4,577,160,747 1,557,688,769
3,615,894,120 1,140,760,322
Present Value of Defined Benefits Obligation Unrecognized Actuarial Loss (Gain)
Jumlah
6,134,849,516
4,756,654,442
Total
Rp
Rincian beban imbalan pascakerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Biaya Jasa Kini Biaya Bunga Biaya Jasa Lalu Kerugian Aktuaria Beban Imbalan Kerja
The details of post employement benefits expenses for the years ended December 31, 2014 and 2013 is as follows:
2014 Rp
2013 Rp
1,641,217,020 268,858,180 -(79,023,419) 1,831,051,781
1,171,635,827 225,855,282 15,691,190 79,322,191 1,492,504,490
50
Current Service Cost Interest Expense Amortization of Non-vested Past Service Cost Actuarial Loss Total Employee Benefits Expense
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Beban imbalan pascakerja dicatat sebagai bagian dari biaya gaji dan kesejahteraan karyawan (lihat Catatan 26).
The employee benefits expense recorded as part of salaries and allowances expense (see Note 26).
Mutasi liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut:
The mutation of the post-employment benefits obligation are as follows:
Saldo Awal Tahun Beban Imbalan Kerja yang Diakui pada Tahun Berjalan Pembayaran Imbalan Kerja Saldo Akhir Tahun
2014 Rp
2013 Rp
4,756,654,442
3,264,139,952
1,831,051,781 (452,856,707) 6,134,849,516
1,492,514,490 -4,756,654,442
Rekonsiliasi perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti adalah sebagai berikut:
Beginning Balance Employee Benefits Expense Recognized in the Current Year Payment in The Current Year Ending Balance
Reconciliation of changes in present value of defined benefits obligations are as follows: 2013
2014 Rp
Rp
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti pada 1 Januari Biaya Bunga Biaya Jasa Kini Biaya Jasa Lalu - Vested Pembayaran Imbalan (Keuntungan) Kerugian Aktuarial
3,615,894,120 268,858,180 1,641,217,020 -(452,856,707) (495,951,866)
4,517,105,645 225,855,282 1,171,635,827 15,691,190 -(2,314,393,824)
Present Value Define Benefits Plan as of January 1 Interest Cost Current Service Cost Past Service - Vested Benefit Payment Actuarial (Gain) Loss
Saldo pada 31 Desember
4,577,160,747
3,615,894,120
Balance on December 31,
Jumlah periode saat ini dan empat tahun sebelumnya dari nilai kini kewajiban imbalan pasti, nilai wajar aset program dan defisit pada program adalah sebagai berikut: 2014 Rp Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti Aset Program Defisit Penyesuaian yang Timbul atas Kewajiban Penyesuaian yang Timbul atas Nilai Wajar Aset Program
2013 Rp
The number of the current period and the previous four years of the present value of the employee benefit obligation, the fair value of plan assets and the deficit in the program is as follows: 2012 Rp
2010 Rp
4,577,160,747 -4,577,160,747
3,615,894,120 -3,615,894,120
4,517,105,645 -4,517,105,645
3,059,953,258 -3,059,953,258
1,065,210,138 -1,065,210,138
Present Value of Defined Benefits Obigation Asset Program Deficits
654,387,198
891,833,384
20,096,225
(29,651,287)
23,938,509
Experience Adjustment on Obligations
--
--
--
--
--
Experience Adjusments on Assets
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan liabilitas imbalan pascakerja pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: Usia Pensiun Normal Estimasi Kenaikan Gaji Tingkat Diskonto Tingka Mortalita Tingkat Pengunduran Diri
2011 Rp
The actuarial assumptions used in the calculation of postemployement benefits obligation as of December 31 2014 and 2013, are as follows:
55 Tahun/Years 8% (2014: 8%; 2013: 8.5%) Commissioners Standard Ordinary (CSO)- 1980 Usia/Age 18-44 : 5% per tahun/annually Usia/Age 45-54 : 0% per tahun/annually
51
Normal Pension Age Estimated Salary Increase Discount Rate Mortality Rate Resignation Rate
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
21. Modal Saham
Pemegang Saham
21. Capital Stock
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid
2014 Persentase Kepemilikan Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Jumlah Modal Saham/ Total Capital Stock
(%)
Stockholders
Rp
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Stefanus Joko Mogoginta Masyarakat
2,864,990,000 10,000 800,000,000
78.17 0.00 21.83
286,499,000,000 1,000,000 80,000,000,000
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Stefanus Joko Mogoginta Public
Jumlah
3,665,000,000
100.00
366,500,000,000
Total
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid
2013 Persentase Kepemilikan Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Jumlah Modal Saham/ Total Capital Stock
(%)
Stockholders
Rp
Stefanus Joko Mogoginta Yulianni Liyuardi
2,499 1
99.96 0.04
2,499,000,000 1,000,000
Stefanus Joko Mogoginta Yulianni Liyuardi
Jumlah
2,500
100
2,500,000,000
Total
Berdasarkan akta No.132 tanggal 28 Maret 2014 yang dibuat di hadapan Notaris Benediktus Andy Widyanto, S.H., notaris di Tangerang. Yulianni Liyuardi mengalihkan 1 lembar sahamnya kepada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Based on notarial deed No.132 dated on March 28, 2014, in presence of Bendiktus Andy Widyanto, S.H., a notary in Tangerang. Yulianni Liyuardi sold 1 of her share to PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Berdasarkan akta No.134 tanggal 28 Maret 2014 yang dibuat di hadapan Notaris Benediktus Andy Widyanto, S.H., notaris di Tangerang. Stefanus Joko Mogoginta mengalihkan 2.500 lembar sahamnya kepada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Based on notarial deed No.134 dated on March 28, 2014, in presence of Bendiktus Andy Widyanto, S.H., a notary in Tangerang. Stefanus Joko Mogoginta sold 2,500 of his shares to PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Berdasarkan Akta No. 208 tanggal 30 Juni 2014 ditegaskan kembali dalam akta No. 91 tanggal 27 Agustus 2014 dan yang dibuat di hadapan Humberg Lie.S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta, Perusahaan meningkatkan modal dasar menjadi Rp1.146.000.000.000 terbagi atas 1.146.000 saham dan telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp286.499.000.000 terbagi atas 286.500 saham melalui konversi seluruh obligasi konversi wajib yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food tbk, entitas induk. Perubahan anggaran dasar ini telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat No. AHU-07212.40.2014 tanggal 29 Agustus 2014.
Based on the Deed No. 208 dated June 30, 2014 and have been reaffirmed in deed No. 91 dated August 27, 2014 made in presence of Humberg Lie.S.H., S.E., M.Kn., a notary in Jakarta, the Company increase the authorized capital to Rp 1,146,000,000,000 divided into 1,146,000 shares and issued and fully paid amounting to Rp286,499,000,000 divided into 286,500 shares through convertion all of mandatory convertible bond of PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, parent entity. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights Republic of Indonesia in his letter No. AHU-07212.40.2014 dated August 29, 2014.
Berdasarkan Akta No. 37 tanggal 11 September 2014 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta Utara, Perusahaan merubah nilai nominal saham yang semula sebesar Rp1.000.000 per saham menjadi Rp100 per saham. Akta ini telah memperoleh pengesahan
Based on the Deed No.37, dated September 11, 2014, which was made in presence of Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., a notary in North Jakarta, the Company change the previous par value of stock Rp1,000,000 per share become Rp100 per share. This deed was approved by 52
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik lndonesia No. AHU- 07898.40.20.2014 tanggal 12 September 2014.
the Ministry of Justice and Human Rights of Republic Indonesia in his decree No. AHU-07898.40.20.2014 dated 12 September 2014.
Rekonsiliasi jumlah saham beredar pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Reconciliation of number of shares outstanding as of December 31, 2014 and 2013 is as follows:
Saham Beredar Jumlah Saham Beredar - Awal Ditambah: Konversi Obligasi Wajib Konversi Dampak dari Perubahan Nilai Nominal Saham Penawaran Umum Saham Perdana Jumlah Saham Beredar - Akhir
2014 Lembar/Shares
2013 Lembar/Shares
Outstanding Shares
2,500
2,500
284,000 2,864,713,500 800,000,000 3,665,000,000
---2,500
22. Tambahan Modal Disetor - Neto
Number of Shares Outstanding - Beginning Additional: Conversion of Mandatory Convertible Bond Impact of Changing Par Value of Stock Initial Public Offering Outstanding Shares - Ending
22. Additional Paid-in Capital - Net
Rincian tambahan modal disetor - neto pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Details of additional paid-in capital - net as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:
2014
2013
Rp
Rp
Agio Saham - Neto Selisih Nilai Transaksi dengan Entitas Sepengendali Cadangan Setoran Modal yang Timbul dari Obligasi Wajib Konversi
144,577,269,116
--
169,629,244,210
--
--
--
Paid-in Capital Excess of Par - Net Difference in Value of Transactions Between Entities Under Common Control Reserves for Capital Arising from the Mandatory Convertible Bonds
Jumlah
314,206,513,326
--
Total
Agio Saham – Neto Rincian agio saham - neto pada 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Additional Paid-in Capital Excess of Par - Net The details addition paid-in capital excess of par as of December 31, 2014 is as follows: Rp
Penawaran Umum Perdana Saham Agio Saham Biaya Emisi Saham Jumlah - Neto
150,400,000,000 (5,822,730,884) 144,577,269,116
Akun ini merupakan selisih perolehan saham PT Bumiraya Investindo, entitas anak, sebesar 190.462 saham dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, entitas induk, dengan nilai perolehan Rp284.000.000.000. Nilai aset bersih entitas anak yang diakuisisi adalah sebesar Rp453.629.244.210, selisih antara nilai perolehan dan nilai aset bersih yang diperoleh sebesar Rp169.629.244.210 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali, yang dicatat sebagai komponen tambahan modal disetor.
Initial Public Offering Additional AdditionalPaid-in Paid-inCapital CapitalExess Excess of Par of Par Share ShareIssuance IssuanceCost Costs Total - Net
This balance represents difference of the acquisition of PT Bumiraya Investindo, a subsidiary, amounting to 190,462 shares from PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, parent entity, with the acquisition cost of Rp284,000,000,000. The acquired net asset value of subsidiary amounting to Rp453,629,244,210, The difference between the acquisition cost and the net assets acquired amounting to Rp169,629,244,210 recorded as difference in value from restructuring transaction between entities under common control as a part of additional paid in capital. 53
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Cadangan Setoran Modal yang Timbul dari Obligasi Wajib Konversi Dalam rangka akuisisi PT Bumiraya Investindo dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPSF), entitas induk, Perusahaan menerbitkan obligasi wajib konversi dengan nilai nominal Rp1.000.000, tanpa bunga dan akan jatuh tempo pada tahun 2017 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp284.000.000.000.
Reserves for Capital Arising from the Mandatory Convertible Bonds In relation with acquisition of PT Bumi Raya Investindo from PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPSF), parent entity, the Company issued mandatory convertible bond with par value Rp1,000,000, zero interest bearing and will be due on 2017 with total value amounting to Rp284,000,000,000.
Berdasarkan Akta No. 208 tanggal 30 Juni 2014 ditegaskan kembali dalam akta No. 91 tanggal 27 Agustus 2014 dan yang dibuat di hadapan Humberg Lie.S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta, Perusahaan mengkonversi obligasi wajib konversi ini menjadi 284.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.0000. Konversi obligasi wajib konversi menjadi modal ini telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat No. AHU07212.40.2014 tanggal 29 Agustus 2014 (lihat Catatan 21).
Based on the Deed No. 208 dated June 30, 2014 and have been reaffirmed in deed No. 91 dated August 27, 2014 made in presence of Humberg Lie.S.H., S.E., M.Kn., a notary in Jakarta, the Company conversed the mandatory convertible bond amounting to 284,000 shares with nominal Rp1,000,000. The convertion of this mandatory convertible bond to equity was approved by the Minister of Law and Human Rights Republic of Indonesia in his letter No. AHU-07212.40.2014 dated August 29, 2014 (see Note 21).
Selisih Nilai Transaksi dengan Entitas Sepengendali
Difference in Value of Transaction Between Entities Under Common Control This balance represents difference of the acquisition of PT Bumiraya Investindo, a subsidiary, amounting to 190,462 shares from PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, parent entity, with the acquisition cost of Rp284,000,000,000. The acquired net asset value of subsidiary amounting to Rp453,629,244,210, The difference between the acquisition cost and the net assets acquired amounting to Rp169,629,244,210 recorded as difference in value between entities under common control as a part of additional paid in capital.
Akun ini merupakan selisih perolehan saham PT Bumiraya Investindo, entitas anak, sebesar 190.462 saham dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, entitas induk, dengan nilai perolehan Rp284.000.000.000. Nilai aset bersih entitas anak yang diakuisisi adalah sebesar Rp453.629.244.210, selisih antara nilai perolehan dan nilai aset bersih yang diperoleh sebesar Rp169.629.244.210 dicatat sebagai selisih nilai transaksi dengan entitas sepengendali, yang dicatat sebagai komponen tambahan modal disetor.
23. Kepentingan Nonpengendali
23. Non-controlling Interest
Berikut adalah rekonsiliasi kepentingan nonpengendali pada 31 Desember 2014: 1 Januari / January 1
Penambahan dari Laba Komprehensif Tahun Berjalan/ Additional from Comprehensive Income for the Year Rp
Rp PT Bumiraya Investindo
--
(2,361,300,134)
Below is a reconciliation of non-controlling interest as of December 31, 2014:
2014 Penambahan dari akuisisi/ Additional from acquisition
Rp 244,279,234,555
54
Pengurangan dari Perolehan Hak Nonpengendali/ Deduction from acquired of Noncontrolling Interest Rp
31 Desember/ December 31
--
241,917,934,421
Rp PT Bumiraya Investindo
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
24. Penjualan
24. Sales 2014 Rp
Pabrik Minyak Sawit Mentah Tandan Buah Segar Inti Sawit dan turunannya Jumlah
2013 Rp
103,151,689,387 23,147,965,889 11,317,360,268 137,617,015,544
Plant Crude Palm Oil Fresh Fruit Bunches Palm Kernel and its derivatives Total
54,147,667,416 22,548,017,304 3,098,673,241 79,794,357,961
Seluruh penjualan Grup merupakan penjualan kepada pihak ketiga.
All the Group’s sales represent sales to third parties.
Penjualan dengan nilai jual bersih melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Sales with net sales amount exceeding 10% of total net sales pertain for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:
2014 Rp PT Buanawira Lestari Mas PT Binasawit Abadi Pratama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT Agro Palindo Sakti PT Alam Tri Abadi PT Agrotunggal Jayamandiri
2013 Rp
53,204,591,706 34,629,330,521 22,114,127,792 14,169,742,125 13,757,891,630 --
--6,014,735,466 -2,642,071,480 12,026,796,239
Persentase terhadap Jumlah Penjualan/ Percentage to Total Sales 2014 2013 % % 38.66 25.16 16.07 10.30 10.00 0.00
25. Beban Pokok Penjualan
Tandan Buah Segar Siap untuk Digunakan untuk Produksi dan Dijual Beban Pokok Penjualan Tandan Buah Segar Tandan Buah Segar yang Digunakan untuk Produksi Minyak Sawit Mentah dan Inti Sawit dan Turunannya Upah Langsung Beban Depresiasi (lihat Catatan 9) Beban Produksi Tidak Langsung Beban Pokok Produksi
PT Buanawira Lestari Mas PT Binasawit Abadi Pratama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT Agro Palindo Sakti PT Alam Tri Abadi PT Agrotunggal Jayamandiri
25. Cost of Good Sold 2014 Rp
Tandan Buah Segar Pemeliharaan Kebun Pengangkutan dan Panen Beban Tidak Langsung Upah Langsung Amortisasi Tanaman Perkebunan (lihat Catatan 10) Tandan Buah Segar yang Dihasilkan pada Tahun Persediaan Awal Pembelian Persediaan Akhir
--26.6 -11.7 52.2
2013 Rp
34,112,854,799 9,413,451,453 1,908,889,400 41,014,212,894
16,130,683,438 18,711,322,661 842,897,276 10,415,088,726
7,953,056,981
4,284,840,349
94,402,465,527 563,620,247 1,841,157,526 (952,021,708)
50,384,832,450 -703,200,960 (563,620,247)
95,855,221,592 34,777,651,946
50,524,413,163 24,233,107,146
61,077,569,646
26,291,306,017
1,574,402,361 6,556,482,694 7,043,462,496 76,251,917,197
941,095,776 3,241,435,577 5,804,948,606 36,278,785,976
55
Fresh Fruit Bunch Maintenance Plantation Harvest and Freight Indirect Cost Direct Labor Amortization of Plantation (see Note 10) Fresh Fruit Bunch Produced in Year Beginning Balance Purchases Ending Balance Fresh Fruit Bunch Ready for Used for Production and Sales Cost of good Sold Fresh Fruit Bunch Sales Fresh Fruit Bunch Used for Production Crude Palm Oil and Palm Kernel and Its Derivatives Direct Labor Depreciation Expenses (see Note 9) Indirect Production Cost Cost of Goods Manufactured
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
Persediaan Awal Persediaan Akhir Beban Pokok Penjualan Minyak Mentah dan Inti Sawit dan Turunannya Jumlah Beban Pokok Penjualan
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
2014 Rp 2,139,376,367 (2,939,961,334)
-(2,139,376,367)
75,451,332,230 110,228,984,176
34,139,409,609 58,372,516,755
Tidak terdapat pembelian dengan nilai beli melebihi 10% dari jumlah pembelian untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013.
2013 Rp
There is no sales with purchases amount exceeding 10% of total purchases for the years ended December 31, 2014 and 2013.
26. Beban Umum dan Administrasi
26. General and Administrative Expenses 2014 Rp
2013 Rp
Gaji dan Kesejahteraan Sewa Pajak Hukum dan Konsultan Perjalanan Dinas Penyusutan Aset Tetap (lihat Catatan 9) Lain-lain
18,042,976,835 2,586,695,246 1,690,713,898 1,204,410,016 978,853,628 621,165,761 1,113,068,610
Jumlah
26,237,883,994
4,857,437,446 Salaries and Allowances 1,789,196,550 Rental 400,811,270 Tax 1,162,639,437 Legal and Consultancy 769,343,069 Travel on Duty 416,472,659 Depreciation of Property and Equipment (see Note 9) 999,973,918 Others 10,395,874,349
27. Penghasilan (Biaya) Keuangan – Neto
Jumlah Penghasilan (Biaya) Keuangan - Neto
2013 Rp
4,285,647,907 (3,612,598,593) --
152,323,155 (4,482,326,517) (88,314,974)
Interest Income Interest Expenses Bank Charges
673,049,314
(4,418,318,336)
Total Finance Income (Cost) - Net
28. Penghasilan (Beban) Lain-lain
28. Other Income (Expenses) 2014 Rp
Pendapatan Lainnya Penghapusan Utang Plasma Diskon atas Akusisi Entitas Anak (lihat Catatan 31) Lain-lain
Total
27. Finance Income (Cost) – Net
2014 Rp Penghasilan Bunga Beban Bunga Biaya Administrasi Bank
Beginning Balance Ending Balance Cost of Goods Sold for Crude Palm Oil and Palm Kernel and its Derivatives Total Cost of Goods Sold
2013 Rp
9,878,560,237 7,155,376,761 5,290,341,395
--3,224,148,040
Other Income Penghapusan Utang Plasma Discount of Acquisition of Subsidiary (see Note 31) Others
Jumlah Penghasilan lainnya
22,324,278,393
3,224,148,040
Total Other Income
Beban Lainnya Rugi Selisih Kurs Lain-lain
(16,766,684,166) (1,643,018,822)
(8,341,314,361) --
Other Expenses Loss on Foreign Exchange Others
Jumlah Beban lainnya
(18,409,702,988)
(8,341,314,361)
Total Other Expenses
56
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
29. Laba per Saham
29. Earnings per Share
Perhitungan laba per saham adalah sebagai berikut:
Earnings per share calculation is as follows: 2014
2013
Laba (Rugi) Tahun Berjalan Sebelum Penyesuaian Proforma yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk (Rp)
9,326,862,312
(13,580,000)
Profit (Loss) for the Year Before Proforma Adjustment Attributable to Owner of the Parent (Rp)
Rata-rata Tertimbang Jumlah Saham yang Beredar
1,504,560,440
2,500
Weighted Average of Outstanding Shares
6.20
(5,432)
Basic Loss per Shares (Rp)
Rugi per Saham Dasar (Rp)
30. Informasi Segmen
30. Segment Information
Pembuat keputusan dalam operasional adalah Direksi. Direksi melakukan penelaahan terhadap pelaporan internal Grup untuk menilai kinerja dan mengalokasikan sumber daya. Manajemen menentukan operasi segmen berdasarkan laporan ini. Direksi mempertimbangkan bisnis dari sudut pandang imbal hasil dari modal yang diinvestasikan. Total aset dikelola secara tersentralisasi dan tidak dialokasikan. Grup mengoperasikan dan mengelola bisnis dalam satu segmen dalam hal perkebunan kelapa sawit.
The chief operating decision-maker is the Director. The Director reviews the Group’s internal reporting in order to assess performance and allocate resources. Management has determined the operating segment based on these reports. The Director considers the business from the return of invested capital perspectives. Total assets are managed centrally and are not allocated. The Group operates and manages the business in a single segment which is plantation.
31. Kombinasi Bisnis
31. Business Combination
Akuisisi PT Persada Alam Hijau (PAH) Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham PAH No. 35 dan Akta Jual Beli saham No. 36 dan No. 37 masing-masing tertanggal 12 Desember 2014 dan 15 Desember 2014 dibuat dihadapan Antonius Wahono Prawirodirdjo, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mengakuisisi seluruh kepemilikan saham pada PAH dari PT Profindo Putra Utama dan Fransiscus Suciyanto, kesuanya pihak ketiga, dengan jumlah keseluruhan nilai transaksi sebesar Rp4.994.400.934.
Acquisition of PT Persada Alam Hijau (PAH) Based on the Deed of general Meeting of Stockholders’ PAH No. 35 and Deed of Sale and Purchase of shares No. 36 and No. 37 dated December 12, 2014 and December 15, 2014, respectively.made in presence of Antonius Wahono Prawirodirdjo, SH, a notary in Jakarta, PT Golden Plantation, Tbk., The Company acquired all shares ownership in PAH from PT Profindo Putra Utama and Fransiscus Suciyanto, third parties, with a total transaction value amounting Rp4,994,400,934.
Tabel berikut merangkum jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada tanggal akuisisi adalah:
The following table summarizes the number of identifiable assets and liabilities acquired on the date of acquisition were:
Nilai Wajar/ Fair Value Rp Kas dan Bank Piutang Usaha - Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Persediaan Uang Muka Beban Dibayar di Muka
125,977,543 7,604,825 452,801,129 376,961,774 81,869,999 130,363,961
57
Cash on Hand and Cash in Banks Trade Receivables - Third Parties Other Current Financial Assets Inventories Advances Prepaid Expenses
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Nilai Wajar/ Fair Value Rp 37,791,336,427 10,061,008,924 77,034,592,303 8,064,325,621 106,325,643 (78,011,209) (153,056,275) (457,315,292) (9,900,588,575) (24,631,000,000) (1,122,112,694) (79,659,394,250) (6,103,940,497)
Other Non-current Financial Assets Property, Plant and Equipment Plantations Deferred Tax Assets Deferred Landright cost - Net Trade Payables - Third Parties Taxes Payable Accrued Expenses Other Non-current Financial Liabilities Bank Loan Finance Lease Obligation Due to Related Parties Non-Trade Deferred Tax Liabilities
Jumlah Aset Neto
12,127,749,357
Total Net Assets
Porsi Kepemilikan yang Diperoleh Porsi Kepemilikan atas Nilai Wajar Aset Neto Diskon Jumlah Nilai Pengalihan
100% 12,127,749,357 (7,155,376,761) 4,972,372,596
Proportion Acquired Share of Fair Value of Net Assets Discount Total Purchase Consideration
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Aset Tetap Tanaman Perkebunan Aset Pajak Tangguhan Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan - Neto Utang Usaha - Pihak Ketiga Utang Pajak Beban Akrual Liabilitas Keuangan Tidak Lancar Lainnya Utang Bank Utang Sewa Pembiayaan Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Liabilitas Pajak Tangguhan
Grup melalui melakukan akuisisi 100% sehingga tidak terdapat saldo nonpengendali.
Group through the acquisition of 100% so there is no noncontrolling balance.
Diskon yang diperoleh oleh Perusahaan terkait dengan pengurangan utang kepada pemegang saham lama PAH sebelum akusisian sebesar Rp10.277.835.568.
Acquired discount received by the Company related to deduction of due to related party of PAH to previous shareholder amounting to Rp10,277,835,568.
Beban terkait akuisisi tersebut tidak diperhitungkan dalam kombinasi bisnis ini karena tidak material dan telah dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Expenditure related to acquisition expenses are not charged to business combination because of not material and have been charged to the statement of comprehensive income for the year.
Sehubungan dengan akuisisi tersebut, maka laporan keuangan PAH terhitung sejak tanggal akuisisi dikonsolidasi ke dalam laporan keuangan Grup.
In connection with the acquisition, the financial statements from the date of acquisition PAH consolidated into the financial statements of the Group.
Jumlah pendapatan usaha dan laba sebelum pajak penghasilan PAH sejak tanggal akuisisi yang dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp121,526,190 dan nihil.
Total revenue and income before income tax PAH from the date of acquisition are included in the consolidated statements of comprehensive income for the year ended December 31, 2014 amounted to Rp121,526,190 and nil, respectively.
Pendapatan usaha dan laba tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 seolah-olah PAH telah dikonsolidasi sejak tanggal 1 Januari 2014 adalah sebesar Rp3.504.256.125 dan Rp3.343.092.660.
Operating revenues and earnings for the year ended December 31, 2014 as if PAH has been consolidated from the date January 1, 2014 amounted to Rp3,504,256,125 and Rp3, 343,092,660.
58
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
32. Aset dan Liabilitas Moneter Dalam Mata Uang Asing 2014 Mata Uang Asing/ Foreign Currency USD
32. Monetary Asset and Liability Denominated in Foreign Currencies Ekuivalen/ Equivalent Rupiah
2013 Mata Uang Asing/ Foreign Currency USD
Ekuivalen/ Equivalent Rupiah
Aset Kas dan Setara Kas
23,078,805
287,100,336,190
1,884,082
22,965,080,347
Asset Cash and Cash Equivalents
Liabilitas Utang Bank Jangka Pendek Utang Bank Jangka Panjang Beban Akrual
-74,116,816 1,077,322
-887,104,174,775 13,401,888,666
11,000,000 ---
134,079,000,000 ---
Liabilities Short-term Bank Loan Long-term Bank Loans Accrued Expenses
Jumlah Liabilitas
75,194,139
900,506,063,441
11,000,000
134,079,000,000
Total Liabilities
Liabilitas - Neto
(52,115,333)
(613,405,727,251)
(9,115,918)
(111,113,919,653)
Net Liabilities
33. Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan a.
33. Financial Instruments and Financial Risks Management
Faktor dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
a.
Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Grup menghadapi risiko keuangan: yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko mata uang dan risiko bunga dan mendefinisikan risiko-risiko tersebut sebagai berikut: Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan tidak membayar semua atau sebagian piutang atau tidak membayar secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian Grup. Risiko likuiditas: Grup menetapkan risiko kolektibilitas dari piutang usaha sehingga Grup dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi liabilitas yang terkait dengan liabilitas keuangan.
Factors and Policies of Financial Risk Management In its operating, investing and financing activities, the Group are exposed to the following financial risks: credit risk, liquidity risk, currency risk and interest risk and it defines those risks as follows: Credit risk: possibility that a customer will not pay the whole or part of a receivable or will not pay in a timely manner and hence, the Group will incur loss. Liquidity risk: the Group defines liquidity risk from the collectibility of the accounts receivable as mentioned above, therefore, the Group will encounter difficulty to meet obligations related to financial liabilities. Foreign exchange rate risk is the risk that the fair value of future cash flow of a financial instrument will fluctuate because of changes in the foreign exchange rates. The Group’s financial instrument that potentially contain foreign exchange rate risk are cash and cash equivalent and loans.
Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terutama terdiri dari kas dan setara kas dan pinjaman. Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Grup tidak memiliki risiko suku bunga terutama karena tidak memiliki pinjaman dengan suku bunga mengambang.
Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Group did not have interest rate risk mainly because it does not have a loan with a floating interest rate.
Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara efektif, Dewan Direksi telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan perusahaan. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko keuangan yang dihadapi Grup.
In order to effectively manage those risks, the Directors approved some strategies for the management of financial risks, which are in line with corporate objectives. These guidelines set up objectives and action to be taken in order to manage the financial risks that the Group is exposed to. 59
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Kebijakan manajemen Grup untuk mengelola risiko diatas adalah sebagai berikut: Pemberian jaminan kredit dari pelanggan untuk meminimalkan risiko piutang yang tidak tertagih; Meminimalkan tingkat suku bunga dan beban keuangan; Membuat perencanaan keuangan yang berimbang, sehingga dapat memenuhi liabilitas keuangan; dan Kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan dan dikelola di pusat.
The Group’s policy to manage the abovementioned risks are as follows: Receive collateral from customers to minimize the uncollectible debt risk; Minimize interest rate and finance charges;
Risiko Kredit Grup mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan kebijakan jaminan pembayaran berupa aset tetap, dimana setiap pelanggan baru harus melalui persetujuan Direktur. Sebagai bagian dari proses dalam persetujuan atau penolakan tersebut, reputasi dan jejak rekam pelanggan menjadi bahan pertimbangan. Pada saat tanggal pelaporan, tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.
Credit Risk The Group controls credit risk by setting a guaranteed payment policy such as property, plant and equipment, whereby each new customer must obtain approval from the Director. As part of the process in approval or rejection, the customer’s reputation and track record are taken into consideration. At the reporting date, there are no significant concentrations of credit risk.
Tabel berikut menganalisis aset berdasarkan sisa umur jatuh temponya:
The following table analyzes the financial assets based on maturity:
Perform steady financial plan to meet the financial liability requirement; and All financial risk management’s activities are carried out and monitored at the head office.
keuangan 2014
Belum Jatuh Tempo/ Not Yet Overdue Rp
0 - 30 hari/days
31 - 90 hari/days
> 90 hari/days
Jumlah/Total
Rp
Rp
Rp
Rp
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Kas dan Setara Kas Piutang Usaha - Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi Non-usaha
Loans and Receivables 486,973,747,000 2,373,119,416 1,006,092,577 90,646,142,230 9,686,369,522
-57,388,285 ----
-1,506,460,495 ----
------
486,973,747,000 3,936,968,196 1,006,092,577 90,646,142,230 9,686,369,522
Jumlah
590,685,470,745
57,388,285
1,506,460,495
--
592,249,319,525
Cash and Cash Equivalents Trade Receivables - Third Parties Other Current Financial Assets Other Non-Current Financial Assets Due from Related Parties Non-Trade Total
2013 Belum Jatuh Tempo/ Not Yet Overdue Rp
0 - 30 hari/days
31 - 90 hari/days
> 90 hari/days
Jumlah/Total
Rp
Rp
Rp
Rp
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Kas dan Setara Kas Piutang Usaha - Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi Non-usaha
Loans and Receivables 41,585,005,090 -162,223,008 37,607,310,974 7,033,047,012
-406,689,451 ----
-672,719,173 ----
-1,331,680,021 ----
41,585,005,090 2,411,088,645 162,223,008 37,607,310,974 7,033,047,012
Jumlah
86,387,586,084
406,689,451
672,719,173
1,331,680,021
88,798,674,729
Kualitas Kredit Aset Keuangan Berikut kualitas kredit dari aset keuangan yang belum jatuh tempo berdasarkan peringkat kredit eksternal:
Cash and Cash Equivalent Trade Receivables - Third Parties Other Current Financial Assets Other Non-Current Financial Assets Due from Related Parties Non-Trade Total
Credit Quality of Financial Assets The credit quality of financial assets have not yet overdue based on external credit ratings is as follows:
60
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2014 Rp
Bank - Pihak Ketiga Dengan Pihak yang Memiliki Peringkat Kredit Eksternal Fitch AAA AA+ AA-
2013 Rp
21,820,947,344 466,213,871 11,783,761,512
18,190,756,995 ---
34,070,922,727
18,190,756,995
1,609,500,522 35,680,423,249
23,322,580,169 41,513,337,164
Bank - Third Parties With Parties that have an External Credit Fitch AAA AA+ AA-
Dengan Pihak yang tidak memiliki
With the party that does not have
peringkat kredit eksternal Depositio Berjangka pada Pihak Ketiga Dengan Pihak yang Memiliki Peringkat Kredit Eksternal AAA AA+ AA-
Jumlah
Time Deposits - Third Parties With Parties that have an External Credit AAA AA+ AA-
358,860,000,000 10,000,000,000 42,320,000,000 411,180,000,000
-------
With the party that does not have
40,000,000,000 486,860,423,249
41,513,337,164
Total
Dengan Pihak yang tidak memiliki peringkat kredit eksternal
an external credit rating
an external credit rating
Risiko Likuiditas Pada saat ini Grup berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi komitmen kas, Grup berharap kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas masuk yang cukup.
Liquidity Risk Currently, the Group expect to pay all liabilities at the maturity. In order to meet the cash commitments, the Group expect its operating activities to generate sufficient cash inflows.
Grup mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dari arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo dari liabilitas keuangan.
The Group manage its liquidity risk by monitoring actual cash flow projections continuously and supervising the maturity of its financial liabilities.
Tabel berikut menganalisis rincian liabilitas keuangan berdasarkan sisa umur jatuh temponya:
The following table analyzes the financial liabilities based on maturity: 2014
Akan Jatuh Tempo/ Will Due on Kurang dari 1 tahun/ Less
1 - 5 tahun/ 1 - 5 years
than 1 year Rp
Rp
Lebih 5 tahun/ More than 5 years Rp
Jatuh tempo tidak ditentukan/ Maturity not determined Rp
Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Utang Usaha - Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Beban Akrual Utang Bank Jangka Panjang Utang Sewa Pembiayaan Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Jumlah
Jumlah/ Total
Rp Measured at Amortized Cost
38,922,548,372 3,354,941,230 10,899,164,857 17,377,826,809 1,200,000,000 4,599,107,327 -76,353,588,595
----945,394,195,271 7,091,401,657 -952,485,596,928
---------
61
------78,412,000 78,412,000
38,922,548,372 Trade Payables - Third Parties 3,354,941,230 Other Short-Term Financial Liabilities 10,899,164,857 Current Employee Benefits Liabilities 17,377,826,809 Accrued Expenses 946,594,195,271 Long-Term Bank Loans 11,690,508,984 Obligations under Finance Lease 78,412,000 Due to Related Parties Non-Trade 1,028,917,597,523 Total
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2013
Akan Jatuh Tempo/ Will Due on Kurang dari 1 tahun/ Less
1 - 5 tahun/ 1 - 5 years
than 1 year Rp
Rp
Lebih 5 tahun/ More than 5 years Rp
Jatuh tempo tidak ditentukan/ Maturity not determined Rp
Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Utang Usaha - Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Beban Akrual Pinjaman Bank Jangka Pendek Utang Bank Jangka Panjang Utang Sewa Pembiayaan Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Jumlah
Jumlah/ Total
Rp Measured at Amortized Cost
13,040,386,112 53,379,493,960 4,370,367,014 6,779,401,044 134,079,000,000 44,195,895,524 11,864,466,484 27,365,801,237 295,074,811,375
-----70,288,980,847 9,367,152,394 -79,656,133,241
----------
-3,043,271,854 -----25,553,417,745 28,596,689,599
13,040,386,112 Trade Payables - Third Parties 56,422,765,814 Other Short-Term Financial Liabilities 4,370,367,014 Current Employee Benefits Liabilities 6,779,401,044 Accrued Expenses 134,079,000,000 Short-Term Bank Loan 114,484,876,371 Long-Term Bank Loans 21,231,618,878 Obligations under Finance Lease 52,919,218,982 Due to Related Parties Non-Trade 403,327,634,215 Total
Risiko Suku Bunga Grup terekspos risiko suku bunga terutama menyangkut liabilitas keuangan. Grup memiliki pinjaman jangka panjang kepada bank yang menggunakan tingkat bunga tetap. Pada saat ini, Grup menerapkan kebijakan atau pengaturan tertentu untuk mengelola risiko tingkat bunga dengan: Selektif dengan penawaran suku bunga pinjaman, sehingga memperoleh pinjaman dengan suku bunga yang menguntungkan tanpa menambah eksposur suku bunga pinjaman yang berisiko. Mengendalikan beban bunga dengan membuat kombinasi utang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga tetap.
Interest Rate Risk The Group’s exposure to interest rate risk is primarily related to financial liabilities. The Group have longterm loans to banks that use fixed interest rate. At this time, the Group adopted certain policies or arrangements to manage interest rate risk as follows:
Tabel berikut menganalisis rincian liabilitas keuangan berdasarkan sifat bunga:
The following table analyzes the financial liabilities by type of interest:
Tanpa Bunga Bunga Mengambang Bunga Tetap Jumlah
Being selective in offering loan rates, in order to obtain loans with favorable interest rates without increasing exposure to loans with high risks. Control interest expense by making a combination of debt and long-term loans with fixed rates.
2014 Jumlah/ Total
2013 Jumlah/ Total
Rp
Rp
70,632,893,267 922,013,195,271 36,271,508,984
52,786,843,769 134,079,000,000 216,461,790,446
Non-interest Bearing Floating Rate Fixed Rate
1,028,917,597,522
403,327,634,215
Total
Analisa Sensitivitas Peningkatan bunga pinjaman pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, tidak akan memepengaruhi laporan laba rugi komprehensif konsolidasian kerena beban bunga dikapitalisasi ke tanaman perkebunan belum menghasilkan.
Sensitivity analysis increasing of the interest rate of the debt for the year ended December 31, 2014, has no impact to the consolidated statement of comprehensive income because the interest capitalized to immature plantation.
Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terdiri dari kas dan setara kas dan pinjaman bank PT Bank Rabobank International
Foreign Currency Risks Currency exchange rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign currency exchange rates. The Group's financial instruments that potentially have exchange rate risk consist of cash and cash equivalent and loan from bank PT Bank Rabobank International Indonesia and 62
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Indonesia dan sindikasi RHB Bank Berhad (lihat Catatan 28).
syndication RHB Bank Berhad (see Note 28).
Analisa Sensitivitas Dengan hipotesis pelemahan nilai tukar terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar 10% tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013, akan mengurangi laba sebelum pajak masing-masing sebesar Rp64.831.474.775 dan Rp11.111.391.965.
Sensitivity Analysis A hypothetical 10% decrease in the exchange rate of the Rupiah against the USD currency, for the years ended December 31, 2014 and 2013, would decrease (increase) profit before tax amounting to Rp64,831,474,775 and Rp11,111,391,965 respectively.
b. Estimasi Nilai Wajar Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat masingmasing kategori aset dan liabilitas keuangan pada, 31 Desember 2014 dan 2013:
b.
Fair Value Estimation The schedule below presents the carrying amount of the respective categories of financial assets and liabilities as of December 31,2014 and 2013:
2014 Nilai Tercatat/ Carrying Value Rp Aset Keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi Non-usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Jumlah Aset Keuangan Liabilitas Keuangan Diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Utang Usaha - Pihak Ketiga Beban Akrual Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Utang Bank Jangka Pendek Utang Pihak Berelasi Non-usaha Utang Sewa Pembiayaan Utang Bank Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Keuangan
2013 Nilai Wajar/ Fair Value Rp
Nilai Tercatat/ Carrying Value Rp
486,973,747,000 3,936,968,196 1,006,092,577 9,686,369,522 90,646,142,230
486,973,747,000 3,936,968,196 1,006,092,577 9,686,369,522 90,646,142,230
41,585,005,090 2,411,088,645 162,223,008 7,033,047,012 37,607,310,974
41,585,005,090 2,411,088,645 162,223,008 7,033,047,012 37,607,310,974
Financial Assets Loans and Receivable Cash and Cash Equivalents Trade Accounts Receivable Other Current Financial Assets Due from Related Parties Non-trade Other Non-Current Financial Assets
592,249,319,525
592,249,319,525
88,798,674,729
88,798,674,729
Total Financial Assets Financial Liabilities Measured at amortized cost Trade Accounts Payable - Third Parties Accrued Expenses Other Current Financial Liabilities Short-Term Post-Employment Benefits Liability Short-Term Bank Loan Due to Related Parties Non-trade Obligation Under Finance Lease Long-Term Bank Loans
38,922,548,372 17,377,826,809 3,354,941,230 10,899,164,857 -78,412,000 11,690,508,984 946,594,195,271
38,922,548,372 17,377,826,809 3,354,941,230 10,899,164,857 -78,412,000 11,690,508,984 946,594,195,271
13,040,386,112 6,779,401,044 56,422,765,814 4,370,367,014 134,079,000,000 52,919,218,982 21,231,618,878 114,484,876,371
13,040,386,112 6,779,401,044 56,422,765,814 4,370,367,014 134,079,000,000 52,919,218,982 21,231,618,878 114,484,876,371
1,028,917,597,523
1,028,917,597,523
403,327,634,215
403,327,634,215
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 manajemen memperkirakan bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan jangka pendek dan yang jatuh temponya tidak ditentukan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dalam laporan posisi keuangan, mendekati nilai wajarnya, dan tingkat bunga utang bank dan sewa pembiayaan diasumsikan sama dengan tingkat diskon pasar.
Total Financial Liabilities
As of December 31, 2014 and 2013, management considers that the carrying amount of financial assets and liabilities recorded at amortized cost in the statements of financial position approximate their fair value for both short-term and those which maturities were not determined, and bank loans and financial lease interest rate assuming it is equal with the market discount rate.
34. Pengelolaan Permodalan
34. Capital Management 2014 Rp
Liabilitas Neto: Jumlah Liabilitas Dikurangi : Kas dan Setara Kas
Nilai Wajar/ Fair Value Rp
2013 Rp
1,043,693,459,638 (486,973,747,000)
413,564,117,713 (41,585,005,090)
Net Liabilities: Total Liabilities Less: Cash and Cash Equivalents
Liabilitas Neto
556,719,712,638
371,979,112,623
Net Liabilities
Jumlah Ekuitas
931,929,150,059
694,308,844,929
Total Equity
63
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
2014 Rp
2013 Rp
Dikurangi: Proforma Modal yang Timbul dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Tambahan Modal Disetor Kepentingan Nonpengendali
-(169,629,244,210) (241,917,934,421)
(691,831,004,929) ---
Less: Proforma Capital Arising from Transaction Restructuring Under Common Control Additional Paid in Capital Non Controlling Interest
Jumlah
(411,547,178,631)
(691,831,004,929)
Total
520,381,971,428
2,477,840,000
Total of Adjusted Equity
1.1
150.1
Net Liability Ratio to Adjusted Equity
Jumlah Ekuitas yang Disesuaikan Rasio Liabilitas Neto terhadap Ekuitas Disesuaikan
Tujuan utama Grup dalam hal pengelolaan modal adalah mengoptimalisasi saldo utang dan ekuitas Perusahaan dalam rangka mempertahankan perkembangan bisnis di masa depan dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Grup mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian yang diperlukan dengan memperhatikan perubahan kondisi ekonomi dan tujuan strategis Grup.
The Group’s main objective in managing capital is to optimize the balance of debt and equity in order to maintain its future business growth and maximizing the stockholder’s value. The Group manages its capital structure and makes some necessary modification by considering changes in economic conditions and its strategic objectives.
Untuk menjaga dan mengelola struktur modal, Perusahaan mungkin menerbitkan saham baru, memperoleh pinjaman baru atau melakukan pelunasan pinjaman.
In order to maintain and manage the capital structure, the Company may issue new shares, obtain new loans or repay loans.
36. Transaksi Non-Kas
36. Non-Cash Transaction
Berikut aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi arus kas:
The following are investing and financing activities that did not affect cash flows is as follows:
Pada 31 Desember 2014, penambahan aset tetap Grup melalui uang muka adalah sebesar Rp796.633.863.
As of December 31, 2014, addition of property, plant and equipment’s Group from advance amounted to Rp796,633,863.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013 penambahan tanaman perkebunan pada entitas anak melalui kapitalisasi biaya pinjaman adalah sebesar Rp76.073.660.959 dan Rp18.043.281.894.
As of December 31, 2014 and 2013, addition of plantations in subsidiaries through borrowing cost capitalization amounted to Rp76,073,660,959 and Rp18,043,281,894, respectively.
Pada 31 Desember 2013, penambahan aset tetap pada entitas anak melalui kapitalisasi biaya pinjaman adalah sebesar Rp2.498.497.737.
As of December 31, 2013, addition of property and equipment in subsidiaries through borrowing cost capitalization amounted to Rp2,498,497,737, respectively.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013, penambahan aset tetap pada entitas anak melalui penambahan sewa pembiayaan adalah sebesar Rp4.937.192.459 dan Rp11.144.399.336.
As of December 31, 2014 and 2013, addition of property and equipment in subsidiaries through additional of financial lease amounted to Rp4,937,192,459 and Rp11,144,399,336, respectively.
Pada 31 Desember 2014 pelepasan investasi pada entitas asosiasi adalah sebesar Rp5.000.000.000 melalui pihak berelasi.
As of December 31, 2014, disposal of investment in associate amounted to Rp5,000,000,000 through related parties.
Pada 31 Desember 2014, akuisisi entitas anak melalui obligasi wajib konversi adalah sebesar Rp284.000.000.000 dan obligasi tersebut telah dikonversi menjadi modal disetor.
As of December 31, 2014, acquisition of a subsidiary through mandatory convertible bonds amounted to Rp284,000,000,000 and the bonds were converted into shares. 64
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
Pada 31 Desember 2014, penambahan tanaman perkebunan pada entitas anak melalui kapitalisasi biaya gaji adalah sebesar Rp48.616.986.023.
As of December 31, 2014, addition of plantations in subsidiaries through salaries expense capitalization amounted to Rp48,616,986,023.
Pada 31 Desember 2014, penambahan tanaman perkebunan pada entitas anak melalui beban penyusutan adalah sebesar Rp3.247.123.388.
As of December 31, 2014, addition of plantations in subsidiaries through depreciation expense capitalization amounted to Rp3,247,123,388.
Pada 31 Desember 2014, penambahan tanaman perkebunan pada entitas anak melalui beban bunga sewa guna usaha adalah sebesar Rp1.204.054.369.
As of December 31, 2014, addition of plantations in subsidiaries through interest expense of lease capitalization amounted to Rp1,204,054,369.
37. Ikatan dan Perjanjian Penting
37. Commitments and Significant Agreements
Berdasarkan surat perjanjian kerjasama tanggal 7 Januari 2010, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, mengadakan kerjasama dengan petani plasma (yang diwakili oleh Koperasi Sipatuo) terkait pengelolaan lahan perkebunan seluas 3000 hektar yang berlokasi di Pulau laut Selatan, kalimantan Selatan. Di dalam perjanjian tersebut BRI memiliki hak memperoleh jasa manajemen sebesar 5% atas pengelolaan tanaman belum menghasilkan dan menerima seluruh penjualan tandan buah segar (TBS) plasma dengan harga sesuai dengan surat keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia. Kerjasama ini memiliki jangka waktu sampai dengan 25 tahun.
Based on partnership agreement dated January 7, 2010, PT Bumiraya Investindo (BRI), a subsidiary, enter partnership with plasma’s farmers (represented by Koperasi Sipatuo) related to management of plantation of 3000 hectare located in Pulau Laut Selatan, South Borneo. On that agreement BRI has rights to receive management fee of 5% for immature plantation management and receive all sales of fresh fruit bunches (TBS) from plasma at a price in accordance with the decree of the Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia This partnership will be valid until 25 years.
Berdasarkan nota kesepahaman tanggal 31 Oktober 2011 antara PT Tugu Palma Sumatera dan masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu yang diwakili oleh Camat Seberida dan Kepala Desa Paya Rumbai, kedua pihak setuju untuk melakukan kemitraan dimana lahan komposisi perkebunan yang dialihkan sebesar 60% adalah alokasi perkebunan inti dan sebesar 40% adalah perkebunan plasma.
Based on memorandum of understanding dated October 31, 2011 between PT Tugu Palma Sumatera and society of Kabupaten Indragiri Hulu who represented by Camat Seberida and Kepala Desa Paya Rumbai, both parties agreed to held partnership where the composition of plantation transferred for 60% for nucleus plantation and 40% for plasma plantation.
Berdasarkan Berita Acara Rapat Sosialisasi Pembangunan Kebun Kelapa Sawit tanggal 5 April 2013 antara PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) dan masyarakat Kabupaten Sarolangun, kedua pihak setuju untuk mengalokasikan 40% dari lahan yang dialihkan sebagai lahan kebun untuk masyarakat.
Based on Socialization Meetings Event News in Developing Plantations dated April 5, 2013 between PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) and society of Kabupaten Sarolangun, both parties agreed to allocated 40% of transferred plantation as plantation for society.
Berdasarkan Surat Pernyataan Direksi PT Mitra Jaya Abadi Prima No. 13 tanggal 12 Juli 2012 antara TAM dan masyarakat Kabupaten Sarolangun, kedua pihak setuju untuk mengalokasikan 40% dari lahan yang dialihkan sebagai lahan kebun untuk masyarakat.
Based on Statement of Boad Director PT Mitra Jaya Abadi Prima No.13 dated July 12, 2012 between TAM and society of Kabupaten Sarolangun, both parties agreed to allocated 40% of transferred plantation as plantation for society.
65
PT GOLDEN PLANTATION Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT GOLDEN PLANTATION Tbk AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2014 and 2013 (In Full Rupiah)
38. Kejadian Setelah Tanggal Pelaporan
38. Subsequent Events
Pada 10 Februari 2015, Perusahaan membeli 46.500 saham (77,5%) PT Bailangu Capital Investment (BCI) dari PT Pangeran Duayu (PD), dengan nilai perolehan Rp46.500.000.000. Kemudian pada 11 Februari, GP melakukan pembelian 7.500 saham (12,5%) BCI dari PD dengan nilai pengalihan sebesar Rp7.500.000.000.
On February 10, 2015, the company bought 46,500 shares (77.5%) PT Bailangu Capital Investment (BCI) from PT Pangeran Dayu (PD), with yields of Rp46,500,000,000. Then on February 11, GP purchases 7,500 shares (12,5%) BCI from PD with the transfer price amounted to Rp7,500,000,000.
39. Standar Akuntansi Baru yang Belum Berlaku Tahun Buku 2014
39. New Accounting Standard not Yet Effective for Year 2014
Standar akuntansi yang telah dikeluarkan oleh DSAKIAI tetapi belum efektif di tahun 2014, namun penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015 adalah sebagai berikut: -
Accounting standard issued by FASB-IIA that are relevant to the Group but have not effective in 2014 and mandatory and effective for the financial year beginning on January 1, 2015 are as follows:
PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian laporan keuangan PSAK No. 4 (Revisi 2013): Laporan keuangan tersendiri PSAK No. 15 (revisi 2013): Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan kerja PSAK No. 46 (Revisi 2014): Pajak penghasilan PSAK No. 48 (Revisi 2014): Penurunan nilai aset
-
PSAK No. 50 (Revisi 2014): Instrumen keuangan: penyajian PSAK No. 55 (Revisi 2014): Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran PSAK No. 60 (Revisi 2014): Instrumen keuangan: pengungkapan PSAK No. 65: Laporan keuangan konsolidasian PSAK No. 66: Pengaturan bersama PSAK No. 67: Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain PSAK No. 68: Pengukuran nilai wajar ISAK No. 26 (Revisi 2014) : Penilaian kembali derivatif melekat
-
-
-
Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan ini, Grup sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar yang direvisi dan yang baru tersebut.
PSAK No. 1 (Revised 2013): Presentation of financial statements PSAK No. 4 (Revised 2013): Separate financial statements PSAK No. 15 (Revised 2013): Investment in associates and joint ventures PSAK No. 24 (Revised 2013): Employee benefits PSAK No. 46 (Revised 2014): Income taxes PSAK No. 48 (Revised 2014): Impairment of assets PSAK No. 50 (Revised 2014): Financial instruments: presentation PSAK No. 55 (Revised 2014): Financial instruments: recognition and measurement PSAK No. 60 (Revised 2014): Financial instruments: disclosures PSAK No. 65: Consolidated financial statements PSAK No. 66: Joint arrangements PSAK No. 67: Disclosure of interest in other entities PSAK No. 68: Fair value measurement ISAK No. 26 (Revised 2014): Reassessment of embedded derivatives
As at the authorisation date of this of financial statements, the Group’s still evaluating the potential impact of these new and revised standards.
40. Tanggung Jawab Manajemen dan Otorisasi Penerbitan Laporan Keuangan
40. Management Responsibility and Authorization of Consolidated Financial Statements Issuance
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan isi laporan keuangan konsolidasian yang diotorisasi untuk terbit pada tanggal 27 Maret 2015.
The management of the Company is responsible for the preparation and content of the consolidated financial statements which were authorized for issued on March 27, 2015.
66