Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI dan Polri
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Daftar Isi Bagian 1 Informasi Dasar Seputar IMS & HIV/AIDS …….......................................... 1. Mitos dan Fakta tentang HIV/AIDS ...................................................... 2. HIV/AIDS dan Sistem Kekebalan Tubuh ............................................. 3. Tahap-Tahap Infeksi HIV ...................................................................... 4. Penularan Seksual HIV.........................................................................
3 3 5 6 6
Bagian 2 Penilaian Risiko Pribadi …………….......................................................... 11 1. Latihan Rekanan Musik ....................................................................... 11 2. Latihan Goresan HIV Berantai ............................................................ 13 3. Permainan Sarung Tangan ................................................................. 14 4. Latihan Penilaian Risiko Pribadi ......................................................... 17 5. Latihan Pelampiasan Emosi ............................................................... 19 6. Risiko Tinggi , Risiko Rendah, Hampir Tidak Berisiko, Tidak Berisiko ……...............................……… 21 Bagian 3 Kondom ..................................................................................................... 26 1. Peragaan Cara Pakai Kondom Yang Benar ....................................... 26 2. Latihan Pakai Kondom ……………………........................................... 29 3. Memakai Kondom Secara Konsisten ………...............................……. 30 4. Keuntungan & Kerugian Pakai Kondom …...............................……… 33 5. Memperagakan Kehandalan Kondom ……...............................…….. 35 6. Kartu Gambar Tentang Kondom …………................................……… 36 7. Kondom : Fakta, Opini, Rumor ……………................................…….. 42 8. Permainan Kondom Berantai ……………...............................……….. 44 9. Latihan Mengatasi Penolakan Terhadap Kondom .......................…… 45 10. Latihan Negosiasi Pemakaian Kondom …................................……… 47 11. Yang Boleh & Tidak Boleh Dalam Latihan Pakai Kondom ……................................……………… 50 Bagian 4 Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA ………..........................….……...... 1. Latihan Penanggulangan Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA …............................................. 2. Latihan Mengendalikan Konsumsi Alkohol ......................................... 3. Kartu Gambar Penyalahgunaan Terhadap Alkohol ............................. 4. Role Play Alkohol ................................................................................
52 54 58 60 63
1
2
Bagian 1 : Informasi Dasar Seputar IMS & HIV/AIDS
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Bagian
1
Informasi Dasar Seputar IMS & HIV/AIDS
Fakta Tentang HIV/AIDS Penting bagi Peer Educator mempunyai pengetahuan mendasar tentang HIV/AIDS karena mereka harus siap menjawab pertanyaan yang akan muncul. Bagian ini memberi keterangan tentang HIV/AIDS, IMS dan Kondom. Para PL dapat juga melengkapi diri dengan dokumen-dokumen lain yang dapat digunakan sebagai referensi.
1.1. Mitos dan Fakta tentang HIV/AIDS HIV dapat menular melalui : •
Hubungan seks lewat vagina, dubur dan oral tanpa pelindung (kondom) dengan orang yang tertular HIV.
•
Penggunaan jarum suntik secara bersama-sama dengan orang tertular HIV.
•
Penularan oleh ibu kepada bayinya ketika proses kehamilan, melahirkan dan menyusui.
Cairan tubuh dari orang terinfeksi HIV yang dapat menularkan HIV kepada orang lain adalah: • • • •
Cairan air mani Cairan vagina Darah Air susu ibu
Penting untuk diingat! • • • •
HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS AIDS adalah hasil dari infeksi HIV Infeksi HIV dapat dicegah HIV tidak tertular melalui kontak sosial biasa
Bagian 1 : Informasi Dasar Seputar IMS & HIV/AIDS
3
Pernyataan
4
Mitos/Fakta
HIV adalah virus penyebab AIDS.
Fakta
Anda dapat tertular HIV apabila minum dari gelas yang dipakai oleh orang yang tertular HIV.
Mitos
HIV tertular melalui ciuman, pelukan dan jabat tangan.
Mitos
Anda dapat tertular HIV bila Anda memberikan darah (donor darah).
Mitos
Seseorang yang tertular HIV tetap tampak dan merasa sehat namun dapat menularkan pada orang lain.
Fakta
Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko tertular HIV.
Fakta
Nyamuk dapat menularkan HIV.
Mitos
Menggunakan jarum suntik bersama untuk menyuntik obat dapat menularkan HIV.
Fakta
Menggunakan kondom saat berhubungan seks dapat mengurangi resiko tertular HIV.
Fakta
Minum pil KB dapat melindungi wanita tertular HIV.
Mitos
Anda dapat tertular HIV dari kloset duduk WC.
Mitos
Kebanyakan orang yang terinfeksi HIV akan menjadi serius penyakitnya dalam waktu 3 tahun.
Mitos
Vaksinasi dapat mencegah penularan HIV.
Mitos
AIDS adalah sindrom yang belum ada obatnya.
Fakta
Bagian 1 : Informasi Dasar Seputar IMS & HIV/AIDS
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
1.2. HIV/AIDS dan Sistem Kekebalan Tubuh
A.
AIDS disebabkan oleh : H I V
: : :
Human (manusia) Immunodeficiency (merusak sistem kekebalan tubuh) Virus (virus)
Biasa disebut virus HIV, virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
B.
Definisi AIDS A
Acquired (diperoleh, bukan keturunan) HIV ditularkan dari seseorang yang terinfeksi HIV kepada orang lain.
I
Immune (sistem kekebalan tubuh) Sistem kekebalan tubuh manusia terdiri dari sel darah putih yang melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tidak lagidapat menahan serangan berbagai penyakit. Akibatnya penyakit yang paling ringan pun dapat menjadi parah dan berakibat fatal pada orang yang telah tertular HIV.
D
Deficiency (tidak mempunyai sesuatu yang cukup) Tubuh tidak mempunyai cukup banyak sel darah putih yang memberikan perlindungan terhadap infeksi. Sel tersebut disebut sel immune atau T-helper cells (sel pembantu). Dengan berjalannya waktu, HIV membunuh sel-sel tersebut dan sistem kekebalan tubuh menjadi sangat lemah untuk melakukan fungsinya.
S
berarti Syndrom Sindrom adalah kelompok tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan suatu penyakit tertentu atau keadaan yang terjadi secara bersamaan. AIDS adalah sindrom karena orang yang tertular HIV mempunyai gejala-gejala yang sama dan penyakit yang berhubungan dengan AIDS.
5
Tahap-tahap infeksi HIV Periode “Window” Bila seseorang terinfeksi HIV, orang tersebut tidak akan tiba-tiba menjadi HIV positif. Terdapat periode selama waktu antara 3 - 6 minggu (kadang-kadang sampai 3 bulan) sebelum tubuh bereaksi terhadap kehadiran virus tersebut dan memproduksi zat antibodi (kimiawi) yang dapat ditemukan dalam darah melalui tes laboratorium. Bila virus tersebut ditemukan maka hasil tes adalah “positif”. Periode waktu yang berlangsung pada saat hasil tes masih negatif disebut “window period” (periode jendela). Periode jendela penting untuk diketahui karena infeksi dapat ditularkan pada periode ini meskipun hasil tes masih negatif. Periode “Asymptomatic” Setelah seseorang terinfeksi HIV, biasanya tidak terdapat perubahan kesehatan sampai beberapa tahun. Orang tersebut merasa badannya sehat, mampu bekerja seperti semula dan tidak menunjukkan gejala penyakit. Hal ini disebut “Asymptomatic” (tanpa gejala). Kecuali perbedaan adanya HIV dalam tubuh, orang tersebut sehat untuk bekerja sama seperti orang lain. Periode Asymptomatic ini biasanya berlangsung selama 10 tahun, dengan rata-rata berlangsung antara 8 - 10 tahun. Jarang orang mulai menunjukkan gejala infeksi dalam waktu 5 tahun setelah terinfeksi. Periode “Symptomatic” Periode ini adalah saat seseorang telah menderita sakit karena AIDS. Ingat bahwa AIDS adalah sindrom yaitu gabungan kondisi yang terkumpul menjadi satu sehingga memungkinkan kita membuat diagnosa adanya AIDS. Kebanyakan kondisi yang mulai muncul disebut infeksi “oportunistik” yaitu infeksi yang biasanya tidak menimbulkan penyakit pada seseorang yang mempunyai sistem kekebalan tubuh yang baik, namun dapat muncul penyakit bila sistem kekebalan tubuh seseorang menjadi lemah. Infeksi tersebut biasanya seperti infeksi radang paru-paru, diare, radang selaput otak, dll. Infeksi tersebut dapat menyebabkan orang jatuh sakit. Jenis tumor tertentu dapat muncul pada seseorang yang telah kehilangan sistem kekebalan tubuhnya. Pada tahap inilah dikatakan bahwa seseorang didiagnosis terinfeksi AIDS.
Penularan Seksual HIV A.
Penularan IMS/HIV Metode Kupu-kupu
Penularan HIV/AIDS/IMS (Infeksi Menular Seksual) metode kupu-kupu ini terdiri dari serangkaian ilustrasi yang menunjukkan bagaimana seseorang tidak hanya melakukan hubungan seks dengan satu orang, tetapi dengan setiap orang yang pernah berhubungan seks. Metode ini untuk menunjukkan bagaimana IMS dan HIV ditularkan oleh seseorang kepada orang lain. Perhatikan situasi berikut ini.
6
Bagian 1 : Informasi Dasar Seputar IMS & HIV/AIDS
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Bayangkan Anda sedang jalan-jalan keluar dengan beberapa teman dari kantor. Setelah bekerja keras dan melelahkan selama berharihari di kantor, Anda pergi keluar, relaks dan bersenang-senang dengan teman-teman. Anda sedang duduk di suatu meja bar dan segera didatangi oleh beberapa perempuan. Anda dan teman-teman mulai bicara dengan perempuan tersebut. Sebelum mengenal lebih jauh, anda telah berpasang-pasangan. Anda mulai berbicara dan berjoget dengan salah satu perempuan muda dan cantik. Akhirnya Anda memutuskan untuk meninggalkan bar dengan perempuan tersebut.
Anda pergi ke rumah perempuan tersebut dan melakukan hubungan seks. Karena tidak siap dengan kejadian ini, Anda tidak membawa kondom ketika tadi memutuskan untuk pergi keluar rumah. Anda berpikir bahwa “satu kali ini saja” tidak akan terjadi apa-apa. Selain itu perempuan tersebut cantik, tidak mungkin mempunyai suatu penyakit. Akhirnya Anda melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom. Sewaktu berbaring di tempat tidur, Anda berpikir betapa indahnya sore ini dan hanya ada dua orang, Anda dan pasangan Anda. Namun, berpikirlah sejenak bahwa melakukan hubungan seks tanpa perlindungan “hanya untuk satu kali ini saja” mungkin memang hanya satu kali untuk Anda. Namun bagaimana dengan pasangan Anda? Teman baru Anda bertemu dengan seorang laki-laki tampan di bar dua bulan yang lalu. Karena mabuk, mereka melakukan hubungan seks tanpa pelindung. “Hanya satu kali ini saja” begitu pikirnya.
7
Yang tidak dia ketahui, laki-laki yang berhubungan seks dengan wanita teman baru Anda juga berhubungan seks tanpa pelindung dengan wanita lain. Tampak dari illustrasi ini, setiap individu yang melakukan hubungan seks “hanya untuk sekali ini saja” minimal dengan dua orang yang berbeda. Masing-masing dari orang-orang ini telah menempatkan diri ke dalam situasi berbahaya “hanya untuk kali ini saja” minimal dua kali. Bayangkan bila pasangan-pasangan seks Anda melakukan hubungan seks tanpa perlindungan “hanya untuk satu kali ini saja” paling sedikit dua kali dengan dua orang yang berbeda. Sekarang marilah berpikir tentang siapa saja yang telah berada di ranjang Anda. Anda berpikir bahwa memang hanya ada dua orang di ranjang tersebut …. Sebenarnya ada paling sedikit 30 orang di ranjang bersama anda dan teman cantik anda dan salah satu diantaranya mungkin telah terinfeksi IMS. Sayangnya anda tidak tahu orang yang mana. Dapat saja salah satu… Sekarang mari kita lihat anda dan pasangan seks anda yang lain. Sebelum anda berpikir, itu hanya malam romantis anda berdua. Sekarang dalam kenyataannya, ada paling sedikit tiga orang di ranjang bersama anda. Pikirlah tentang hal ini bahwa seolah-olah perempuan tadi adalah pekerja seks komersial (pelacur). Berapa besar ranjang yang harus ditiduri oleh orang-orang yang telah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan dengan anda?
8
Bagian 1 : Informasi Dasar Seputar IMS & HIV/AIDS
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Bila Anda berpikir bahwa contoh tadi terlalu dibesar-besarkan, pikirkanlah contoh berikut ini. Setiap kali dua orang dalam kupu-kupu telah melakukan seks tanpa perlindungan, Anda berpotensi untuk tertular IMS termasuk HIV. Bagaimana apabila salah satu dari orang-orang tersebut berpenyakit Herpes? Atau bila salah satu diantara mereka tertular HIV? Akibatnya Anda akan berisiko tertular HIV/AIDS atau IMS (Infeksi Menular Seksual) lain. Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana seseorang dalam kupu-kupu tadi akhirnya terjangkit HIV atau IMS. Jadi melihat gambaran kupu-kupu ini, satu saja dari pengunjung lokalisasi terinfeksi HIV maka semua pelanggan yang datang kemungkinan besar bisa tertular HIV/
B.
Kasus Williams
Kasus Williams menggambarkan situasi sebenarnya yang terjadi di Amerika Serikat dimana seseorang menularkan HIV kepada banyak orang dan menyebabkan puluhan orang terinfeksi HIV. Seorang laki-laki yang telah terinfeksi HIV positif melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan dengan kurang lebih 30 wanita muda. Dia tahu bahwa ia terinfeksi HIV tetapi tidak memberitahu partner seksnya satupun. Pada suatu hari, secara kebetulan, jati diri laki-laki yang terinfeksi HIV tersebut
9
diumumkan dan diterbitkan di surat kabar. Empat bulan kemudian, 13 orang wanita pasangan seksualnya tadi dinyatakan telah positif terinfeksi HIV. Demikian juga seorang laki-laki lain telah tertular HIV dari salah satu wanita tadi. Pada saat semua kontak seksualnya ditelusuri, terdapat lebih dari 1400 orang di sekitar tempat tinggal laki-laki tadi telah dinyatakan berpotensi tertular HIV. Mereka telah dipanggil untuk menjalani tes. Semua ini hanya karena perilaku satu orang saja.
10
Bagian 1 : Informasi Dasar Seputar IMS & HIV/AIDS
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Bagian
2
Penilaian Risiko Pribadi
Latihan Mengukur Derajat Resiko IMS dan HIV Banyak sanggahan atau bantahan dari pasukan berseragam bahwa perilaku berisiko mereka yang membuat mereka rentan terhadap infeksi HIV. Ada kecenderungan untuk lebih mengutamakan kenikmatan seksual sesaat tanpa memikirkan resikonya. Latihan-latihan ini membantu peserta untuk lebih memahami bagaimana perilakuperilaku tertentu menempatkan mereka pada resiko terinfeksi HIV. Beberapa latihan sangat bagus dalam membuat peserta memahami bahwa begitu mudah HIV menular. Latihan-latihan ini menerangkan bahwa ketika anda melakukan seks yang tidak aman dengan seseorang, itu bagaikan melakukan seks dengan sesama pasangan seks mereka sebelumnya.
1.
Latihan Musical Partner (Partner Musik) Tujuan: Menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang resiko infeksi IMS yang diakibatkan dari hubungan seks yang tidak aman dengan pasangan seks yang berbeda Latar Belakang: Latihan ini dirancang untuk mendemonstrasikan secara grafik betapa IMS menular dalam sekelompok orang Materi: 3 lembar kertas, beberapa kondom, drum atau musik dari kaset radio (pilih) Waktu: 30 menit
11
Petunjuk Langkah 1: PL menulis IMS dan klinik pada dua buah kertas. Ia juga mempunyai 5 kondom dan sebuah drum (atau apa saja yang bisa dipukul seperti drum). PL membentuk area kecil sebagai lokasi klinik dan menaruh tanda disitu. Satu area lain berukuran 3x3 m yang dipisahkan /ditandai dengan kursi atau benda lainnya yang diletakkan pada keempat pojoknya. Langkah 2: PL meminta 9 sukarelawan dan memberikan kertas “IMS” kepada seorang dari mereka dan sampaikan kepada mereka bahwa mereka mempunyai IMS. Kondom-kondom diberikan secara acak kepada separuh peserta. Permainan dapat dimainkan dengan jumlah yang bebas tapi kondom tetap dibagikan kepada separuh peserta Langkah 3: Fasilitator kemudian menjelaskan bahwa peserta harus berpindah tempat dalam kotak itu ketika drum dibunyikan. Ketika drum stop, peserta yang memegang kertas IMS menggapai orang yang paling dekat. (Musik dari kaset bisa dipakai sebagai ganti drum). Jika yang digapai memegang kondom, mereka tidak terjangkit IMS dan dilepas untuk melanjutkan perkawinan. Kalau tidak memegang kondom mereka terjangkit IMS dan harus berhenti dan masuk klinik untuk dirawat. Permainan berlangsung terus hingga menyisakan hanya orang-orang yang memegang kondom di dalam kotak dan dan IMS menjadi tak berdaya (pasif). Langkah 4: Lanjutkan latihan. Tanya mereka yang tanpa kondom apa yang mereka pikirkan ketika drum dibunyikan. Apakah mereka merasa rentan dan khawatir bahwa mereka bisa saja tertangkap? Kemudian tanyakan mereka yang pakai kondom bagaimana perasaan mereka.
12
Bagian 2 : Penilaian Risiko Pribadi
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
2.
Latihan Goresan HIV Berantai Tujuan: Untuk menciptakan pemahaman lebih baik tentang betapa cepatnya HIV bisa menular. Latar Belakang: Ini adalah latihan yang sederhana yang tidak memerlukan perlengkapan yang juga mengilustrasikan resiko yang ditanggung dari hubungan seks tidak aman dengan banyak pasangan. Materi: Tidak ada Waktu: 20 menit
Petunjuk Langkah 1: Mintalah peserta berdiri dalam lingkaran dengan mata tertutup. Katakan bahwa PL akan menunjuk seseorang terjangkit HIV. Orang itu akan ditepuk bahunya. Langkah 2: Mintalah peserta untuk berjabat tangan dengan tiga orang berbeda dan suruhlah si terjangkit HIV untuk menggaruk telapak tangan tiga orang yang ia jabat. Langkah 3: Setelah jabat tangan selesai mintalah orang yang ditepuk bahunya maju ke tengah lingkaran untuk menyatakan perasaannya ketika mereka menyadari bahwa mereka terjangkit HIV. Tanyakan juga bagaimana perasaan mereka menularkannya kepada orang lain. Tanyakan mereka yang tangannya digaruk oleh yang maju ke tengah lingkaran. Tanyakan bagaimana rasanya ketika mereka menyadari telah terjangkit HIV.
13
3.
Permainan Sarung Tangan
Tujuan: Menciptakan pemahaman yang lebih baik bagaimana HIV menyebar/ menular dan dampak dari perlindungan dan pantang seks bersamaan juga meminta peserta untuk berbicara pada Voluntary Counselling and Testing. Latar Belakang: Permainan ini lebih kompleks dari yang lainnya dan memerlukan perlengkapan sejenis sarung tangan. Perlu diterangkan aturannya secara pelan dan jelas. Materi: Potongan kecil kertas (lembaran kertas dirobek jadi empat bagian). Waktu: 45 menit
Petunjuk Langkah 1: Siapkan lembaran-lembaran kecil kertas maka anda punya jumlahnya kurang tiga dari jumlah total peserta. (Sebagai contoh, jika peserta ada 20 orang, siapkan 17 potongan kertas). Letakkan kertas-kertas itu ke dalam topi atau mangkuk. Siapkan tiga lembar potongan kertas lagi yang ditulisi perintah : G - Pakailah sarung tangan pada tangan kananmu selama putaran kegiatan 1 dan 2 G - Pakailah sarung tangan pada tangan kananmu selama putaran 3 dan 4 A - Selama permainan, jika seseorang mencoba menjabat tanganmu, minta maaflah dan katakan kepada mereka bahwa anda tidak berjabat tangan Langkah 2: Sebelum permainan dimulai, dan tak seorangpun yang melihatmu, sisihkan 3 orang peserta dan berilah masing-masing kertas yang ditulisi perintah. Berikan sarung tangan kepada 2 peserta dengan kertas “G”. Instruksikan pada mereka bahwa ketika anda datang menghampiri dengan topi atau mangkuk mereka harus berpura-pura mengambil potongan kertas itu, tetapi tidak mengambil satupun. Perhatikan bahwa peserta tidak boleh memberitahu orang lain bahwa anda sudah berbicara dengannya.
14
Bagian 2 : Penilaian Risiko Pribadi
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Langkah 3: Mintalah peserta untuk menomori lembaran kedua secara vertikal dari 1 sampai 4. Minta masing-masing peserta untuk memilih satu potongan kertas dari dalam mangkuk atau topi dan meletakkannya dalam saku mereka. Tekankan bahwa tak seorangpun di bolehkan melihat kertas itu sampai selesai latihan. Langkah 4: Mintalah peserta untuk mencari pasangan (jika jumlah peserta ganjil fasilitator bisa ikutan main). Mereka harus menyalami pasangannya, berjabat tangan dan tulis nama pasangannya pada nomor satu pada kertas mereka. Langkah 5: Minta peserta untuk berpindah dan cari pasangan lain. Sekali lagi, mereka harus memberi salam, dan berjabat tangan, dan menulis nama pasangannya pada nomor dua pada kertas mereka. Ulangi sampai setiap orang telah berjabat tangan dengan empat orang yang berbeda dan telah menulis empat nama pada kertas mereka. Langkah 6: Minta setiap orang untuk mengambil tempat duduk. Tanyakan kalau ada yang ingin melakukan tes HIV untuk mengetahui serostatusnya dan mengapa. Tanyakan kepada yang lain mengapa tidak ingin tes HIV Langkah 7: Sekarang mereka keluarkan kertas-kertas mereka dan melihatnya. Mintalah yang kertasnya bertanda “x” untuk maju ke depan. Terangkan bahwa dalam permainan ini, orang ini terinfeksi HIV. Mintalah setiap orang untuk melihat nomor satu dalam kertasnya. Jika nama yang terinfeksi ada pada nomor satu di kertas mereka, mereka harus maju ke depan. Tanyalah setiap mereka apakah merekai memakai sarung tangan ketika berjabat tangan dengan yang terinfeksi HIV. Jika tidak mereka bergabung ke tengah bersama si terinfeksi. Jika ya, mereka tetap di tempat. Langkah 8: Sekarang mintalah setiap peserta untuk melihat nomor 2 pada kerts mereka. Siapa saja yang mempunyai nama orang yang berdiri di tengah-tengah pada nomor dua harus maju ke depan. Kalau mereka memakai sarung tangan, mereka harus dengan orang yang di tengah-tengah.
15
Langkah 9: Sekarang mintalah peserta melihat nomor 3 pada kertas mereka. Siapa saja yang mempunyai nama yang berdiri ditengah harus maju ke depan dan bergabung dengan mereka, kecuali mereka memakai sarung tangan ketika berjabat tangan. Langkah 10: Sekarang mintalah peserta melihat nomor 4 pada kertas mereka. Siapa saja yang mempunyai nama yang berdiri di tengah-tengah harus maju ke depan dan bergabung dengan mereka, kecuali mereka memakai sarung tangan. Langkah 11: Tanyalah peserta apa maksud dari jabat tangan tadi itu (jawab:hubungan seks). Minta peserta untuk mencatat jumlah peserta yang terinfeksi dari hanya satu orang pengidap HIV. Ini menunjukkan betapa cepatnya penyakit ini menular dan efek yang berlipat. Bagaimana rasanya melihat sejumlah orang yang berada di tengah-tengah? Langkah 12: Minta peserta yang mendapat kertas “A” untuk maju ke depan. Terangkan bahwa “A” artinya berpantang seks. Tanyalah peserta ini bagaimana perasaan mereka ketika mereka tidak bisa ikutan berjabat tangan. Apakah sulit? Bagaimana perasaan yang lain ketika peserta ini menolak untuk berjabat tangan. Langkah 13: Tanyalah apakah maksud sarung tangan (jawab:kondom). Periksalah apakah dari pemakai sarung tangan ada yang tertular. Jika ya, uuntuk menjadi petunjukm bahwa seseorang memakai kondom setiap melakukan seks agar terlindung dari penularan IMS dan HIV. Tanyalah dua peserta yang memakai sarung tangan bagaimana perasaan mereka ketika berjabat tangan. Bagaimana pula perasaan pasangannya? Langkah14: Tanyalah peserta yang tidak tertulari : Bagaimana beda perilaku anda dibandingkan mereka yang tertular? Bagaimana anda tidak tertulari? Bagaimana perasaan anda terhadap mereka yang tertulari? Langkah 15: Tanyalah orang-orang yang tertular: Apakah yang kamu pikirkan sekarang bahwa kamu menyadari kamu mungkin tertular?
16
Bagian 2 : Penilaian Risiko Pribadi
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Apakah yang mungkin bisa kamu lakukan untuk melindungi diri? Akankah kamu memberitahu seseorang bahwa kamu tertular?Siapa? Akankah kamu memberitahu pasangan seksmu? Dukungan apa yang kamu perlukan saat ini dan kepada siapa kamu berpaling? Langkah 16: Pastikan untuk mengatakan bahwa ini hanyalah sebuah penilaian dan bahwa peserta dengan tanda “x” tentulah tidak tertular HIV. Juga ditekankan bahwa HIV/AIDS tidak dapat ditularkan dengan berjabat tangan atau mencegahnya dengan memakai sarung tangan. Pengambilan kertas dari topi atau mangkuk adalah secara acak. Jabat tangan adalah serangkaian seks tidak aman. Anda beresiko bahkan dalam satu seks tak aman.
4.
Latihan Penilaian Resiko Pribadi
Petunjuk Langkah 1: Menyuruh peserta untuk menuliskan 1 nilai untuk setiap jawaban “ya” dari pertanyaan-pertanyaan berikut : a. Pernahkah anda melakukan seks tanpa menggunakan kondom? b. Pernahkah anda melakukan seks tanpa kondom dengan wanita (pria) yang bukan pasangan setia anda? c. Setelah menikah, pernahkah anda melakukan seks tanpa kondom dengan wanita yang bukan istri anda? d. Pernahkah anda melakukan seks tidak aman sebagai ganti pembebasan wanita yang melanggar hukum? e. Pernahkah anda mendapat IMS (Infeksi Menular Seksual) seperti Kencing Nanah, Raja Sing, dll? f. Pernahkah anda mabuk berat sehingga tidak dapat mengingat bahwa anda telah melakukan hubungan seks? g. Pernahkah anda mengobati IMS tanpa berkonsultasi dulu dengan tenaga medis? h. Pernahkah anda melakukan seks tanpa kondom dengan lebih dari 15 wanita selama hidup anda? i. Pernahkah anda melakukan transfusi darah? j. Pernahkah anda melakukan seks tanpa kondom dengan wanita yang baru anda kenal? k. Pernahkah anda memiliki satu atau lebih pasangan baru untuk melakukan seks dalam tempo sebulan dan tidak menggunakan kondom sama sekali? l. Pernahkah anda menyewa pelacur? m. Pernahkah anda melakukan seks anal tanpa kondom? n. Pernahkah istri anda melakukan seks dengan pria lain sebelum menikah?
17
o. p. q.
Apakah hasrat seks anda meningkat setelah minum alkohol? Pernahkah anda melakukan seks dengan anak sekolah dan tanpa mengenakan kondom? Pernahkah anda memaksa seorang wanita melakukan hubungan seks?
Langkah 2: Minta peserta untuk menjumlahkan nilai mereka dan menjelaskan akibat-akibat dari kategori nilai total mereka. Nilai 12 - 18 : Sangat beresiko tinggi. Disarankan untuk melakukan tes HIV Nilai 6 - 12 : Beresiko tinggi. Sangat disarankan untuk sering menggunakan kondom dan mempertimbangkan pilihan perilaku mereka Nilai 0 - 6 : Masih sedikit beresiko Langkah 3 : Minta masing-masing peserta untuk membuat daftar dari hal-hal yang mereka lakukan yang dapat beresiko terinfeksi HIV dan dari tindakan masing-masing untuk merubah perilaku tersebut.(Sebagai contoh, salah satu resiko adalah berhubungan dengan pekerja seks. Perubahan perilaku yang dilakukan adalah dengan menggunakan kondom dalam berhubungan seks dengan mereka.)
18
Bagian 2 : Penilaian Risiko Pribadi
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
5. Latihan “WILDFIRE” (Pelampiasan Emosi) Tujuan : Untuk memperpendek kesenjangan antara pasukan berseragam dengan wabah HIV/AIDS. Juga untuk menanamkan rasa empati dan pengertian kepada masyarakat yang hidup dengan HIV/AIDS. Latar Belakang : Latihan ini dapat membangkitkan emosi peserta. Fasilitator harus memberi kesempatan pada para peserta untuk menceritakan perasaan dan pengalamannya. Latihan ini harus diakhiri dengan pemahaman bahwa seseorang tidak akan terinfeksi HIV/AIDS hanya dengan berjabatan tangan dan dengan presentasi fakta-fakta aktualdari HIV/ AIDS Materi : Tidak ada Waktu : 45 menit
Petunjuk Langkah 1: Minta peserta untuk duduk di satu lingkaran. Perintahkan mereka untuk menutup mata. Jelaskan bahwa anda akan berjalan mengelilingi lingkaran dan akan menepuk bahu satu atau dua peserta. Peserta yang ditepuk bahunya akan dianggap bahwa ia seolah-olah mengidap HIV positif. (Bila ada peserta yang terinfeksi HIV positif, anda harus berbicara dulu padanya dan minta peserta tersebut untuk membantu proses latihan). Langkah 2: Minta peserta untuk berdiri dan berjalan memutar. Mereka harus berjabat tangan dengan tidak lebih dari 3 orang peserta. Langkah 3: Setelah duduk kembali, minta peserta yang pundaknya ditepuk untuk mengangkat tangan. Perintahkan peserta yang telah berjabat tangan dengan mereka yang telah ditepuk pundaknya untuk juga mengangkat tangannya. Minta lapis kedua untuk mengangkat tangannya juga. (Lapis kedua adalah mereka yang berjabat tangan dengan peserta yang berjabat tangan dengan mereka yang ditepuk pundaknya).
19
Langkah 4: Jelaskan pada para peserta bahwa mereka tidak akan terinfeksi HIV dari berjabat tangan, tetapi dalam latihan ini diasumsikan bahwa perilaku beresiko tinggi memang terjadi dan setiap peserta yang mengangkat tangan dapat terinfeksi viruis HIV. Tanyakan bagaimana perasaan peserta yang tidak ditepuk bahunya. Langkah 5: Tanyakan pad a peserta yang dianggap terinfeksi apakah mereka bersedia melakukan tes HIV. Peserta yang tidak bersedia harus menjelaskan alasan penolakannya. Langkah 6: Peserta yang bersedia melakukan tes harus menghampiri fasilitator dan mengambil kertas yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kertas-kertas tersebut bertuliskan tanda “negatif” atau “positif”. Langkah 7: Minta peserta yang bersangkutan untuk menjelaskan perasaan mereka atas hasil tes yang didapat dan bagaimana pengaruh hasil tes tersebut pada kehidupan mereka.
20
Bagian 2 : Penilaian Risiko Pribadi
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
6.
Resiko Tinggi, Resiko Rendah, Hampir Tidak Beresiko, Tidak Beresiko
Tujuan : Menjelaskan kesalahan persepsi atas bagaimana HIV dapat tersebar dan bagaimana penyebaran HIV dapat dihalangi Latar Belakang : Perilaku berbeda akan menyebabkan tingkat resiko terinfeksi HIV yang juga berbeda Sering dijumpai adanya ketakutan terinfeksi HIV yang tidak beralasan melalui kontak biasa seperti berbagi gelas atau berbagi pisau cukur. Inti dari latihan ini adalah agar para peserta lebih mengerti akan hal-hal yang paling beresiko, sedikit beresiko dan tidak beresiko sama sekali terhadap infeksi HIV. Materi : Kertas atau flipchart, kartu indeks atau potongan kertas yang ditulisi
Waktu : 1 jam
Petunjuk Langkah 1: Di lembaran kertas atau flipchart, tulis dalam huruf besar “RESIKO TINGGI”. Pada lembaran yang lain ditulis “RESIKO RENDAH” dan “TIDAK RESIKO”. Tulis poinpoin berikut pada kartu indeks atau potongan kertas sebelum latihan dimulai dan kemudian diacak. Poin-poin tersebut adalah : Resiko Tinggi Seks tanpa kodom Hubungan seks dengan pekerja seks tanpa kondom Seks anal tanpa kondom Banyak pasangan seks tanpa kondom Hubungan seks setelah terinfeksi IMS tanpa kondom. Hubungan seks saat mabuk tanpa kondom. Penderita HIV yang ingin punya anak. Menggunakan Vaseline atau minyak rambut untuk melumasi kondom Berbagi jarum dengan pecandu obat-obatan Transfusi darah yang belum diperiksa.
21
Resiko Rendah Seks oral tanpa kondom Seks dengan kondom Seks dengan pelacur dengan menggunakan kondom Menyentuh darah dari orang yang terluka. Hampir Tidak Beresiko Suntik pengobatan Upacara pengorbanan ( ritual adat) Sunat bagi perempuan Berbagi pisau cukur Tidak Beresiko Pantang seks Ciuman, pelukan, pijakan dan saling masturbasi Seks antara pasangan yang saling setia dan tidak terinfeksi Berbagi alat makan, minum dan masak dengan orang terinfeksi. Mendonorkan darah Ciuman dengan lidah Berbagi sikat gigi atau sisir Digigit nyamuk Menyentuh penderita HIV / AIDS Berbagi kamar mandi atau WC Memberi makan penderita AIDS Memeluk penderita AIDS. Langkah 2: Sajikan poin-poin berikut ke para peserta yang menjelaskan resiko relatif terinfeksi HIV/AIDS yang akan mereka hadapi : Resiko Tinggi • Resiko tinggi berarti melakukan sesuatu yang sangat mungkin terinfeksi HIV. • HIV atau virus yang menyebabkan AIDS dapat ditemui pada cairan tubuh seperti darah, sperma dan cairan vagina. • Lebih dari 90 % HIV ditularkan melalui penetrasi hubungan seks ( penis masuk ke lubang vagina atau dubur ). Resiko Rendah • Resiko rendah berarti melakukan hal yang memiliki kemungkinan yang kecil terinfeksi HIV. • Kondom yang bocor sehingga memungkinkan infeksi. • Orang yang terluka tangannya dan memegang seseorang yang berdarah memiliki kemungkinan yang kecil terinfeksi HIV.
22
Bagian 2 : Penilaian Risiko Pribadi
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Hampir Tidak Beresiko • Hampir tidak beresiko berarti hampir tidak ada kasus orang terinfeksi HIV dengan cara ini meski masih ada sedikit kemungkinannya. • HIV dalam jumlah yang sedikit dapat ditemukan pada ludah, keringat dan air mata meski tidak cukup kuat untuk menular kepada orang lain. • Berbagi pisau cukur memiliki resiko yang kecil bahkan tidak sama sekali. Tidak Beresiko • Tidak beresiko berarti tidak mungkin terinfeksi HIV • Semua kontak biasa, sentuhan, ciuman, pelukan, pijatan dan masturbasi. • Karena HIV adalah penyakit darah, berbagi peralatan makan dan masak sama sekali tidak beresiko. Langkah 3: Minta peserta mengambil kartu dan kemudian tentukan apakah kartu tersebut digolongkan sebagai resiko tinggi, resiko rendah, hampir tidak beresiko atau tidak beresiko dan tempatkan kartu-kartu tersebut di kelompok yang sesuai. Peserta juga harus menjelaskan mengapa kartu tersebut diletakkan di tempat itu. Langkah 4: Setelah semua kartu ditempatkan, Tanya pada peserta apakah mereka ingin menukar kartunya ke kategori yang lain. Langkah 5: Pastikan bahwa semua kartu berada di kategori yang sesuai dan jelaskan hal berikut bila terjadi kesalahan penempatan kartu : Resiko Tinggi Seks tanpa kondom (Sperma dan cairan vagina dapat berisi HIV) Hubungan seks dengan pekerja seks tanpa kondom (Pekerja seks memiliki banyak partner sehingga meningkatkan resiko terinfeksi) Seks anal tanpa kondom (Lubang dubur bukan didesain untuk seks dan masuknya penis bisa menyebabkan luka dan robekan di dalam lubang sehingga menyebabkan masuknya darah dan sperma). Banyak pasangan seks tanpa kondom (Semakin banyak jumlah partner seks, semakin besar kesempatan melakukan seks dengan seorang yang terinfeksi HIV)
23
Hubungan seks setelah terinfeksi STI tanpa kondom. (STI mengakibatkan darah naik ke permukaan kulit yang meningkatkan kesempatan untuk terinfeksi) Hubungan seks saat mabuk tanpa kondom. (Terlalu banyak alkohol dapat mengurangi keinginan untuk menggunakan kondom). Penderita HIV yang ingin punya anak. (Wanita hamil penderita HIV memiliki kemungkinan 1 berbanding 3 untuk menularkan virus HIV saat kelahiran atau menyusui) Menggunakan Vaseline atau minyak rambut untuk melumasi kondom. (Produk – produk dari minyak akan memperlemah kinerja kondom dan dapat menyebabkan kebocoran) Berbagi jarum dengan pecandu obat-obatan (Pecandu obat-obatan cenderung untuk menyuntik melalui pembuluh darah). Transfusi darah yang belum diperiksa. (Sebelum dilakukan pemeriksaan, kita tidak pernah tahu apakah seorang pendonor telah terinfeksi atau tidak). Resiko Rendah Seks oral tanpa kondom (Kemungkinannya kecil untuk terinfeksi, kecuali memiliki luka di mulut) Seks dengan kondom (Kondom merupakan pelindung HIV yang baik kecuali bocor) Seks dengan pelacur dengan menggunakan kondom (Kondom merupakan pelindung HIV yang baik kecuali bocor). Menyentuh darah dari orang yang terluka. (Kulit merupakan pelindung HIV yang baik kecuali terdapat luka). Hampir Tidak Beresiko Suntik pengobatan (Resiko sangat kecil karena suntikan mengandung obat dan bukan darah) Upacara pengorbanan (ritual adat) Sunat bagi perempuan (Kalau hal ini dianggap beresiko, akan ada banyak anak yang terinfeksi HIV sebelum mereka akil baliq. Jarang sekali ditemukan anak yang tidak terinfeksi oleh ibunya penderita HIV saat kelahiran atau menyusui).
24
Bagian 2 : Penilaian Risiko Pribadi
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Berbagi pisau cukur (HIV dalam darah menjadi sangat lemah saat berada di luar tubuh dan mudah terbunuh oleh sabun dan air. Kalau hal ini dianggap sebagai media penularan HIV, akan ada banyak orang tua terinfeksi). Tidak Beresiko Pantang seks (Tidak melakukan seks sama sekali akan melindungi penularan) Ciuman, pelukan, pijakan dan saling masturbasi (Jumlah HIV yang sedikit di air liur atau keringat tidak cukup untuk ditularkan pada orang lain) Seks antara pasangan yang saling setia dan tidak terinfeksi (Dua orang yang diperiksa bebas HIV dan yang saling setia) Berbagi alat makan, minum dan masak dengan orang terinfeksi. (HIV menjadi sangat lemah bila berada di luar tubuh. HIV mati dengan cepat di udara dan mudah dibunuh oleh sabun & cair) Mendonorkan darah (Darah dari donor diambil dengan menggunakan jarum yang baru dan steril) Ciuman dengan lidah (HIV dapat ditemukan dalam air liur tapi tidak cukup untuk ditularkan ke orang lain) Berbagi sikat gigi atau sisir (Berbagi sikat gigi tidak higines tapi tidak menularkan HIV). Digigit nyamuk (Bila nyamuk menularkan HIV, akan ada banyak orang yang terinfeksi) Menyentuh penderita HIV / AIDS (Kulit merupakan lapisan pelindung yang baik. HIV tidak dapat masuk kecuali ada luka). Berbagi kamar mandi atau WC Memberi makan penderita AIDS Memeluk penderita AIDS. Merawat penderia AIDS (satu-satunya kontak yang harus diwaspadai adalah darah menstruasi bila penderitanya wanita).
25
Bagian
3
Kondom
Latihan Cara Memakai Kondom Topik mengenai cara menggunaan kondom lebih banyak daripada topik lainnya. Hal ini disebabkan kondom merupakan elemen penting dalam pencegahan HIV dan infeksi STI dikalangan personil TNI/POLRI. Akan lebih mudah menyuruh orang memakai kondom saat berhubungan intim bukan dengan istrinya daripada menyuruhnya menghentikan hubungan tersebut. Setia pada pasangan yang tidak terinfeksi merupakan upaya pencegahan yang sangat berhasil dan harus terus digiatkan. Namun demikian kondom juga sangat berperan untuk melawan HIV/ AIDS di kalangan TNI/POLRI. Latihan ini mengajarkan bagaimana cara memakai kondom yang benar dan cara mengatasi hambatan yang sering terjadi pada penggunaan kondom.
1.
Peragaan cara memakai kondom yang benar
Tujuan: Memberikan kesempatan pada peserta untuk memperagakan cara memakai kondom. Latar Belakang: Kondom sering rusak bukan karena faktor penyimpanan atau manufaktur, tetapi lebih karena salah cara pemakaian atau penanganan. Karenanya peer leaders/ketua regu perlu mengajarkan kepada para peserta cara memakai kondom yang benar. Sarana: Kondom, model/contoh penis dari kayu, gagang sapu atau pisang. Waktu: 30 menit
26
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Petunjuk Langkah 1 Cari model yang cocok. Idealnya untuk peragaan cara memakai kondom sering digunakan contoh penis dari kayu. Tetapi jika contoh tersebut tidak ada, boleh juga digunakan benda-benda yang bentuknya mirip, seperti pisang atau ujung gagang sapu. Jika tidak ada, bisa digunakan satu atau dua jari kiri dan satu tangan kanan. Langkah 2 Jelaskan bahwa para personil TNI/POLRI perlu menjaga dirinya, dan jika dipakai dengan benar, kondom akan memberikan perlindungan yang sempurna. Langkah 3 Dengan memakai model/contoh yang ada, tunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada kondom sebagai berikut: a. Periksa tanggal kadaluarsa dan perhatikan jenisnya seperti polos, bergerigi, atau berkulit lunak. Jangan gunakan komdom yang sudah kadaluarsa atau kelihatan sudah lama. b. Buka kemasan dengan hati-hati. Jangan gunakan gigi atau ujung kuku agar kondom tidak rusak. c. Masukkan gulungan kondom ke ujung model kayu. d. Pegang ujung kondom dengan jari dan jempol (biarkan ruang diujung kondom sebagai tempat menampung sperma atau air mani). e. Pasang kondom pada ujung penis dan buka gulungan kondom sepanjang alat kelamin penis dengan menekan sisi kondom. (Jika sulit, kondomnya mungkin terbalik, bagian dalam ada di luar). Balik kondom tersebut, pegang di bagian ujung dan buka gulungannya) f.
Jika ujung kondom sudah sampai ke batang penis (dekat rambut kemaluan), penetrasi bisa dimulai.
g. Selesai hubungan intim dan ejakulasi, pegang pinggir kondom dan tarik penis sebelum lemas. Ikat kondom tersebut untuk menampung sperma atau mani. Buang kondom di tempat yang aman. Lain waktu, gunakan kondom yang baru.
27
Langkah 4 : Bagikan kondom kepada masing-masing peserta. Ajak mereka untuk memperagakan cara memakaikan kondom pada model sambil menerangkan LANGKAH demi LANGKAH. Tanyakan peserta jika menggalami kesulitan atau ketinggalan langkah. Jika pesertanya terlalu banyak, bagi mereka ke dalam kelompok terdiri dari lima peserta untuk melakukan peragaan dan suruh mereka untuk membuat laporan mengenai apa yang terjadi. Langkah 5 : Buat daftar kesulitan yang sering dihadapi. Tanyakan kepada peserta apa saran mereka untuk mengatasi kesulitan tersebut. Beberapa kesulitan yang sering timbul adalah: • Menggulung kondom yang terbalik • Kondom tidak menggulung seluruhnya • Kondom mengeriput • Pemakai kondom membuka kemasan dengan kasar atau dengan gigi • Udara di ujung kondom tidak dikeluarkan
28
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
2.
Latihan dengan benar dan konsisten
Tujuan: Mempraktikkan penggunaan kondom Latar Belakang: Latihan ini serupa dengan Demonstasri Penggunaan Kondom Yang Benar. Bedanya, latihan ini lebih interaktif dan menghendaki peserta untuk menyimak setiap langkah demi langkah secara lebih mendalam. Materi/Bahan-bahan: Kertas atau kartu indeks Waktu: 45 menit
Petunjuk Langkah 1: Sebelumnya, siapkan kertas atau kartu indeks. Tulislah pada setiap kertas atau kartu indeks itu frasa-frasa berikut: Kartu: Cek/periksa tanggal kadaluarsa Kartu: Bicarakan cara memakai kondom dengan pasangan Kartu: Anda memiliki kondom Kartu: Ereksi Kartu: Buka kemasan kondom dengan hati-hati Kartu: Keluarkan udara dari ujung kondom Kartu: Gulung kondom pada penis yang ereksi sampai ke ujungnya Kartu: Intercourse / senggama (bersetubuh) Kartu: Ejakulasi Kartu: Mengeluarkan penis dari pasangan, memegang kondom di pangkal penis Kartu: Jaga agar sperma tidak tumpah Kartu: Lepas kondom dari penis Kartu: Penis melemas Kartu: Ikat kondom dan buang ke tempat yang jauh dari jangkauan anakanak Kartu: Buka kondom yang lain (jika hendak bersetubuh lagi)
29
Langkah 2: Acaklah kartu-kartu tersebut, dan secara bergantian, mintalah para peserta untuk memilih sebuah kartu untuk ditunjukkan kepada kelompoknya. (Untuk peserta yang buta aksara, bacakan kartu-kartu tersebut untuk mereka) . Kemudian mintalah para peserta untuk menempelkannya di tembok atau di lantai dengan urutan yang benar sehingga kartu-kartu tersebut akan menjelaskan langkahlangkah cara memakai kondom. Langkah 3: Setelah semua kartu diletakkan/ditempelkan, mintalah komentar mereka atas susunan kartu tersebut. Rubahlah urutannya jika perlu. Pastikan bahwa urutan terakhirnya benar.
Langkah 4: Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada para peserta: Apa yang mungkin terjadi jika cara memakai kondom tidak benar? Apa perasaan mereka saat pertama kali memakai kondom? Bagaimana dengan sekarang?
3.
Memakai Kondom Secara Konsisten
Tujuan: Memberikan pengertian arti pentingnya memakai kondom secara konsisten. Latar Belakang: Disamping cara pemakaian yang benar, diperlukan juga konsistensi dalam mengunakan kondom. Artinya, selalu memakai kondom setiap saat melakukan persetubuhan yang beresiko. Misalnya, seseorang mungkin tidak memakai kondom saat berhubungan intim dengan istrinya, tetapi dia harus memakainya saat berhubungan intim bukan dengan istrinya. Materi: Tidak ada Waktu: 45 menit
30
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Petunjuk Langkah 1: Jelaskan kepada kelompok Anda akan membicarakan istilah “konsisten”. Konsisten artinya ‘mengerjakan sesuatu dengan teratur atau setiap saat”. Tanyakan kepada peserta mengapa memakai kondom dengan konsisten itu penting. Jelaskan bahwa sangat tidak mungkin untuk mengetahui seseorang itu terkena HIV / STI atau tidak. Jadi, satu-satunya cara agar aman adalah dengan selalu memakai kondom. Langkah 2: Bacakan cerita berikut dan mintalah pendapat peserta apakah cerita tersebut menunjukkan seseorang konsisten memakai kondom atau tidak. Cerita A: Abdul adalah seorang bintara polisi. Dia memakai kondom saat berhubungan dengan perempuan di klub malam. Minggu berikutnya dia bertemu dengan perempuan muda penjual jeruk di pasar. Dia tidak memakai kondom dengan pertimbangan perempuan tersebut masih muda, jadi kemungkinan bebas dari HIV. Cerita B: Seorang tentara yang bertugas menjaga keamanan punya seorang teman kencan di luar. Dia selalu memakai kondom meskipun setelah beberapa bulan perempuan itu menyuruhnya tidak memakai kondom. Sementara itu istrinya mengalami kesulitan keuangan saat dia bertugas dan terpaksa memperolehnya dengan berhubungan seks dengan tiga orang yang berbeda. Orang-orang itu akan membayar lebih jika dia tidak memakai kondom. Cerita C: Setelah menjalani latihan dasar, seorang tentara Angkatan Darat bujangan berumur 18 tahun ditugaskan ke lokasi perbatasan. Sebulan pertama, dia memakai kondom sampai suatu hari perempuan tersebut berkata kepadanya:”Jika kamu benar-benar mencintai dan berniat menikahiku, tidak usah memakai kondom lagi”. Dia sangat menyukai perempuan itu, tetapi dia masih belum berpikir untuk menikah. Selain itu, dua bulan lagi kemungkinan dia akan datang kembali ke kota. Hari itu dia tidak memakai kondom tetapi selama menunggu waktu itu dia selalu memakai kondom.
31
Cerita D: Lusi tinggal di sebuah desa dekat dengan pusat pelatihan TNI/POLRI. Dia ingin menikah dengan mereka. Begitu ketemu Martin, salah satu kadet, dia jatuh cinta kepadanya. Dia meyakinkan Martin bahwa dia bukan WTS dan Martin adalah satu-satunya orang yang dicintainya. Mengira bahwa gadis itu “bersih”, dia tidak memakai kondom. Lambat laun Martin mulai merasa tidak mencintainya dan tidak pernah menemuinya lagi. Beberapa bulan kemudian Lusi bertemu dengan kadet lainnya dan jatuh cinta lagi. Lagi-lagi kondom tidak digunakan. Cerita E: Meskipun Jones tidak pernah mengatakannya, istrinya tahu bahwa saat dia pergi selama beberapa bulan untuk sebuah tugas, dia akan menjalin hubungan dengan perempuan lain. Jones tidak mau menularkan penyakit kepada istrinya. Karenya dia selalu memakai kondom ketika berhubungan seks dengan perempuan lain yang ditemuinya saat bertugas. Dia yakin istrinya tidak berhubungan seks denga laki-laki lain. Suatu saat perempuan yang dikencaninya selama beberapa bulan memintanya untuk tidak memakai kondom tetapi ia menolak. Suatu hari, saat berhubungan seks dengan kenalan barunya, dia tidak tahu kondomnya robek. Karena tidak punya kondom lagi, dia meneruskan hubungan seks tersebut karena sudah kepalang tanggung. LANGKAH 3 Jelaskan kepada peserta jawaban yang benar adalah TIDAK ADA seorangpun dalam cerita tersebut yang konsisten memakai kondom. Jones memiliki resiko terendah karena dia selalu memakai kondom saat berhubungan dengan teman kencannya. Tetapi suatu kali dia pernah tidak melindungi dirinya dengan kondom saat berhubungan seks.
32
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
4.
Keuntungan Dan Kerugian Memakai Kondom
Tujuan: Untuk lebih memahami mengapa orang menolak memakai kondom dan mencari jalan keluarnya Latar Belakang: Sebagian orang tidak mau memakai kondom tetapi sebagian lainnya mau memakainya. Mereka bisa mempelajari nikmatnya seks dengan kondom tanpa perasaan kuatir. Dengan latihan ini para peserta bisa menimbang-nimbang keuntungan dan kerugian memakai kondom. Materi: Flip chart atau kertas Waktu: 1 jam
Petunjuk Langkah 1: Baca bagian 6.3 (Dengan Kondom Lebih Nikmat) dan 6.2 (Respon Penolakan Penggunaan Kondom) sebagai latar belakang yang akan digunakan untuk latihan ini. Langkah 2: Tempelkan dua flip cart ke tembok dengan tulisan “kelebihan” di salah satu kertas dan “kerugian” di kertas lainnya. (Jika tidak ada flip chart, latihan ini boleh dilakukan dengan dua lembar kertas atau tanpa kertas sama sekali) Langkah 3: anyakan kepada peserta “keuntungan” memakai kondom dan tulislah di kertas yang tersedia dan ‘”kerugian” memakai kondom dan tulislah di kertas satunya. Hentikan pertanyaan jika semua peserta sudah memberikan pendapatnya, atau sudah kehabisan ide Langkah 4: Telaah list (daftar) jawaban tersebut dan mintalah mereka untuk membahas “kerugian-kerugiannya”. (Anda bisa memberikan daftar berikut jika mereka tidak
33
bisa menyebutkan kerugian-kerugiannya). Berikut adalah poin-poin diskusi mengenai kerugian yang sering mucul: •
Kondom mengurangi kenikmatan (Kondom tidak mengurangi kenikmatan, tetapi merubahnya)
•
Kondom tidak dapat diandalkan (Jika digunakan dengan benar dan konsisten, kondom memberikan perlindungan yang baik)
•
Kondom itu mahal (Kondom lebih murah jika dibandingkan biaya merawat STI, pencegahan kehamilan dan uang yang hilang karena AIDS)
•
Kondom menghilangkan ereksi (Masalah ini biasanya akan hilang jika sudah terbiasa memakai kondom)
•
Memakai kondom akan menghambat gairah seks (Suruh pasangan Anda untuk memakaikannya)
•
Alat kelamin akan gatal setelah memakai kondom (Cucilah dengan air dan sabun)
Langkah 4: Perhatikan daftar ‘keuntungan-keuntungan’ dan ajak mereka untuk membahasnya. Berikut adalah daftar “keuntungan-keuntungan” yang sering mucul: • Mengurangi kekuatiran terkena HIV/AIDS dan mati muda • Melindungi orang dari penyakit STI, yang menyebabkan mandul • Mengurangi resiko terpaksa menjadi orang tua akibat kehamilan yang tidak diinginkan • Orgasme lebih lama pada laki-laki • Cocok untuk semua ukuran penis • HIV tidak bisa menembus kondom • Banyak kondom yang diberi cairan pelumas sehingga baik untuk perempuan yang kering vaginanya
34
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
5.
Memperagakan Kehandalan Kondom
Tujuan: Untuk mengatasi keraguan atas kehandalan kondom Latar Belakang: Hampir semua personil TNI/POLRI tahu mengenai kondom dan mengapa, apa kegunaannya, tetapi tidak semua memakainya. Bahkan beberapa diantaranya tidak pernah mencobanya. Salah satu diantaranya memberikan alasan tidak memakai kondom karena anggapan yang salah bahwa kondom tidak dapat diandalkan. Latihan ini akan memperlihatkan kepada peserta mengenai daya tahan kondom. Materi: Kondom, air, 2 ember, cangkir Waktu: 30 menit
Petunjuk Langkah 1: Carilah dua buah ember. Isi salah satunya dengan air. Langkah 2: Bukalah sebuah kondom dan perlahan-lahan masukkan air kedalamnya menggunakan cangkir. Taruh kondom di dasar ember. Setelah diisi dengan sedikitnya satu liter air, ikat ujungnya sehingga menyerupai balon air. (Lakukan percobaan ini sebelum memperagakannya di depan peserta untuk mengetahui berapa air yang harus dituang sebesar mungkin tanpa pecah. Jika pecah, cobalah dengan kondom yang baru) Langkah 3: Tanyakan peserta apa pelajaran yang diperoleh dari percobaan ini. Tunjukkan bahwa kondom itu sangat kuat dan cocok untuk semua ukuran penis. Kondom dapat menampung banyak air tanpa pecah.
35
Langkah 4: Keluarkan kondom dari kemasannya, tiup seperti balon dan ikat ujungnya. Bagikan kondom ke setiap peserta dan suruh mereka untuk meniupnya. Bumbui dengan humor dengan menanyakan siapa peserta yang punya penis sebesar balon itu sehingga kondom tidak muat. Langkah 5: Secara bergantian, mintalah peserta untuk mengisi kondom dengan air.
6.
Kartu Gambar tentang Kondom
Tujuan: Untuk merangsang diskusi pada situasi yang rawan HIV Latar Belakang: Picture Codes adalah sejenis sketsa hitam putih sederhana berisi adegan-adegan penggunaan kondom dan berguna untuk merangsang diskusi.Di dalamnya terdapat foto-foto adegan perilaku yang rawan HIV/ AIDS. Di belakang foto-foto tersebut tertulis keterangan gambar dan pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan oleh peer leader. Picture Codes ini dirancang untuk membuat peserta diskusi lebih seru dan bersemangat. Materi: 8 kartu bergambar foto-foto dan judulnya Waktu: 1 jam
Petunjuk Langkah 1: Perlihatkan kartu-kartu gambar tersebut dan mintalah peserta untuk mengamati dan menerangkan gambar apa yang mereka lihat. Tanyakan apakah adegan dalam gambar tersebut juga bisa terjadi dengan mereka dan tindakan-tindakan apa yang perlu dilakukan oleh orang-orang pada gambar tersebut. Agar diskusi lebih seru, ajukan-pertanyaan-pertanyan di bawah ini, dan jangan terlalu banyak memberikan informasi. Keterangan gambar yang ada hanya ditujukan untuk peer leader. Biarkan peserta menebak dulu gambar tersebut. Jika mereka tidak bisa menebaknya, bacakan keterangan gambar yang ada di belakang gambar itu.
36
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
BERSAMA TEMAN KENCAN Seorang anggota TNI/POLRI sedang minum-minum dengan perempuan yang bukan istrinya dan perempuan tersebut sedang merayunya. Pertanyaan yang bisa diajukan: • • • • • • • •
Apa pendapatmu mengenai gambar ini? Tebak apa yang sedang dilakukan laki-laki tersebut? Apa yang ada dipikiran perempuan tersebut? Menurutmu apakah laki-laki tersebut ingat istrinya di rumah? Apa yang akan dilakukan laki-laki tersebut? Mengapa menurutmu laki-laki itu akan berhubungan seks dengan perempuan tersebut? Menurutmu apakah laki-laki itu akan memakai kondom? Bagaimana laki-laki itu mengatasi keadaan seperti ini?
TANPA KONDOM MUNCUL CEMAS Siapapun yang pernah berhubungan seks tanpa kondom akan rawan terinfeksi HIV. Dengan mengikuti tes HIV dan counseling (penyuluhan) akan membuat anda lega. Baik dinyatakan positif atau negatif, kondom tetap perlu digunakan. • • • •
Apa yang terjadi di gambar/foto ini? Mengapa pri ini mau mengikuti counseling dan testing? Bagaimana perasaannya sebelum mengetahui hasilnya? Menurutmu apalah dia akan memakai kondom setelah mengetahui hasilnya?
37
SEPASANG SUAMI ISTRI SEDANG MENJALANI PENGOBATAN STI Seorang lelaki dan perempuan sedang menuju klinik kesehatan untuk melakukan tes STI. Perempuan itu merasa perutnya sakit. Situasi seperti ini tidaka terjadi jika saja mereka memakai kondom. • • • • • • •
Terangkan apa yang terjadi pada gambar ini? Kemana anggota TNI/POLRI ini harus pergi untuk melakukan pengobatan IMS? Apakah mereka akan memberitahukan pasangannya apabila menjalani pengobatan itu? Jelaskan bahwa layanan IMS tersedia untuk TNI/POLRI Apakah mereka memanfaatkannya? Jika tidak, mengapa? Apakah kerugian melakukan pengobatan IMS di apotik? Bagaimana seharusnya orang tersebut mengatasi keadaan seperti ini?
SEORANG ISTRI MENEMUKAN KONDOM Sepasang suami istri bertengkar gara-gara istrinya menemukan kondom di saku seragam militer suaminya. • • • • • • •
38
Apa yang terjadi di gambar ini? Mengapa istri itu bereaksi seperti itu? Mengapa suaminya bereaksi seperti itu? Apa yang diluar kebiasaan sang suami? Apa yang diluar kebiasaan sang istri? Apakah istri tersebut mau menerima suaminya memakai kondom bukan untuk dirinya? Seandainya sebelumnya hal ini pernah dibicarakan sebelumnya, akankah pertengkaran ini terjadi?
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
DENGAN SEORANG ANAK SEKOLAH Seorang polisi mendekati seorang anak sekolah yang disukainya. Polisi tersebut mengatakan bahwa dia sangat cantik dan akan memberinya hadiah. • • • •
Apa yang terjadi pada gambar ini? Menurutmu apakah gadis tersebut akan menerima hadiah tersebut dan bercinta dengan polisi itu? Menurutmu apakah gadis itu akan menyuruh polisi untuk memakai kondom? Apakah gadis itu tidak mungkin terkena HIV sebab dia masih muda?
DENGAN PELACUR Seorang pelacur sedang menuju tenda seorang prajurit yang sedang bertugas untuk bercinta demi uang. • • • • •
Terangkan apa yang terjadi pada gambar ini? Mengapa laki-laki itu mau bercinta dengan perempuan itu? Mengapa perempuan itu mau menerima ajakannya? Akankah laki-laki itu memakai kondom saat bercinta? Apakah perempuan itu akan menyuruh laki-laki tersebut untuk memakai kondom?
39
KONDOM DI CUCIAN Seorang perempuan menemukan kondom di saku celana seragam suaminya. • • • • • • • •
Terangkan apa yang terjadi di gambar ini? Apa reaksi perempuan itu? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mengapa dia akan mengatakan kepada suaminya? Mengapa dia tidak akan mengatakan kepada suaminya? Apa reaksi suaminya? Mungkinkah seorang suami memakai kondom tanpa sepengetahuan istrinya? Bagaimana suami-istri membicarakan penggunaan kondom di luar perkawinan?
SEKS SOGOKAN Dua prajurit TNI/POLRI memberhentikan dua perempuan pedagang pasar karena membawa barang selundupan. Perempuan itu tidak punya uang untuk membayar denda. Parajurit itu mengajak perempuan itu untuk membayar “utangnya’ dengan melayaninya di tenda mereka pada malam harinya. • • • • • •
40
Terangkan apa yang terjadi pada gambar? Mengapa perempuan itu takut menolak ajakan bercinta para laki-laki tersebut? Mengapa dua laki-laki itu sebaiknya memakai kondom? Menurutmu apakah perempuan itu akan menyuruh laki-laki tersebut untuk memakai kondom? Bagaimana cara lain melunasi “utang” tersebut? Apakah dibenarkan menerima seks sebagai sogokan?
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Seorang laki-laki setengah telanjang dengan celana kamuflase mencengkeram pergelangan tangan seorang perempuan dan tangan satunya akan memukul perempuan itu. Perempuan itu gemetar ketakutan mencoba mempertahankan dirinya dan tangan sebelahnya memegang kondom. • • • • •
Apakah gambar ini realistis? Menurutmu apa yang sedang terjadi? Mengapa ini terjadi? Apa penyebab pertengkaran itu? Apakah ada cara lain untuk mengatasi masalah ini?
41
7.
Kondom : Fakta, Opini dan Rumor
Tujuan: Agar peserta bisa membedakan antara fakta, opini dan rumor tentang kondom. Latar Belakang: Orang sering dengan mudah mencari alasan untuk tidak memakai kondom. Akibatnya, mereka menerima tanpa mempertanyakan informasi yang salah mengenai kondom. Materi: Tidak ada Waktu: 30 menit
Petunjuk Langkah 1: Pilih lima atau enam pernyataan berikut yang menurut Anda penting untuk dibahas oleh peserta. Tambahkan rumor lainnya di masyarakat yang pernah Anda dengar. Langkah 2: Beritahu para peserta bahwa kita akan bermain “Fakta, Opini dan Rumor” dan mereka diminta untuk mengelompokkan pernyataan-pernyataan tentnag kondom tersebut. Selesai dibacakan sebuah pernyataan mereka harus menunjukkan pendapatnya dengan tanda-tanda berikut: Fakta Opini Rumor
: Angkat satu tangan : Letakkan kedua tangan di kepala : Kedua tangan disilangkan di dada
Langkah 3: Bacakan pernyataan-pernyataan berikut satu demi satu. Berikan kesempatan peserta untuk memberikan pertanda (mereka bisa berlatih sebentar sebelumnya). Tanyakan kepada beberapa peserta alasan mereka memilih pertanda tersebut untuk setiap kalimat. (Biarkan peserta saling membetulkan pendapat temannya jika berbeda).
42
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Seks dengan kondom bukanlah “benar-benar seks” (Opini) Kondom mencegah STI dan HIV (Fakta) Kondom selalu bocor (Rumor) Kondom bisa masuk ke vagina perempuan (Rumor) Kondom mencegah kehamilan (Fakta) Kondom bisa ditembus HIV (Rumor) Kondom menunjukkan kamu tidak setia (Opini) Memakai kondom bisa menimbulkan kenikmatan (Fakta) Kondom hanya untuk pasangan tidak tetap (Opini) Memakai kondom itu mudah (Fakta) Seks tidak nikmat dengan kondom (Opini) Kondom berpelumas sangat nikmat (Opini) Memakai kondom itu memalukan (Opini) Kondom hanya untuk pekerja seks (Opini) Kondom itu mahal (Opini) Kondom menyebabkan iritasi dan nyeri (Rumor) Kamu tidak merasa dekat dengan pasangan (Opini) Kondom menunjukkan kita perhatian terhadap pasangan (Fakta) Kondom meningkatkan promiskuitas/seks bebas (Opini) Kondom tidak diperlukan untuk pasangan yang setia (Fakta) Kondom terbuat dari getah karet (Fakta) Konsom cocok untuk semua ukuran (Fakta) Kondom kulaitas rendah dikirim ke Afrika (Rumor) Kondom dites dengan alat elektronik (Fakta) Jika ditiup kondom bisa sebesar bola (Fakta) Kondom menghambat sirkulasi darah dan mencekik penis (Rumor) Kamu tidak tahu bocor tidaknya kondom jika kamu tidak mengeluarkannya dulu dari vagina dan memeriksanya (Fakta) Langkah 4: Ambil salah satu contoh rumor yang tidak benar (seperti “kondom dapat ditembus HIV”) dan ajukan pertanyaan kepada kelompok peserta sbb: • •
Mengapa ada rumor seperti itu? Apa akibat adanya rumor tersebut?
(Dari jawaban mereka, bisa Anda tambahkan contoh-contoh yang menunjukkan adanya rasa takut, masa bodoh, kepercayaan yang kuat, dan penolakan-penolakan)
43
Langkah 5: Pilihlah contoh pendapat yang negatif maupun positif (seperti “kondom membuat Anda merasa tidak dekat dengan pasangan,” dam “kondom menunjukkan Anda peduli/perhatian dengan pasangan”). Kepada peserta ajukan pertanyaanpertanyaan berikut ini: • •
8.
Mengapa opini-opini tersebut berbeda dengan faktanya? Apakah opini-opini tersebut benar atau salah? Mengapa jika benar dan mengapa jika salah?
Permainan Kondom Berantai
Tujuan: Praktik memakai kondom Latar Belakang: Semakin sering orang bermain dengan kondom semakin kecil kemungkinan kodom itu bocor/rusak. Permainan ini membuat mereka praktik dengan cara yang menyenangkan. Materi: Kondom, model penis dari kayu atau pisang Waktu: 30 menit
Petunjuk Langkah 1: Peragakan cara memakai kondom dengan benar, sambil menunjukkan langkahlangkah penting dan kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi pada tiap langkah tersebut. Langkah-langkah adalah: keluarkan dari bungkusnya; pasang pada model dengan tempat sperma menghadap atas; buka gulungan kondom sampai sepanjang model; keluarkan udara dari tempat penampung sperma; gulung dan ikat kondom itu.
44
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Langkah 2: Bagikan kondom kepada semua peserta. Kemudian pisahkan mereka ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari lima orang. Jika hanya ada satu model penis dari kayu, perhitungkan waktu yang diperlukan setiap kelompok (bergiliran) untuk membuka kondom dan memasangnya pada model, melepaskan dan mengikatnya. Berikan kesempatan setiap anggota kelompok untuk mencobanya sampai bisa. Jika tersedia lebih dari satu model (atau pisang), mereka bisa bersaing dalam waktu yang sama. Langkah 3: Hadiah-hadiah kecil seperti kondom atau pamflet tentang HIV bisa diberikan kepada peserta pemenang yang mau. Jelaskan bahwa kesulitan yang dihadapi tim karena peserta terburu-buru agar menang. Jelaskan juga jika memakai kondom untuk hubungan seks jangan dilakukan dengan terburu-buru dan harus benar cara memakainya.
9.
Latihan Mengatasi Penolakan Terhadap Kondom Tujuan: Agar peserta menguji alasan orang menolak menggunakan kondom Latar Belakang: Pada bagian berikut akan diterangkan alasan-alasan orang menolak menggunakan kondom dan respon atas penolakan tersebut Materi: Kertas lebar / kertas flip chart / kapur tulis (pilih salah satu) Waktu: 30 menit
Petunjuk Langkah 1: Mintalah peserta untuk memperhatikan alasan-alasan orang menolak kondom dan mana menurut mereka yang beberapa alasan yang paling umum. Catat di kertas, flip chart atau kapur tulis jika tersedia.
45
Langkah 2: Untuk alasan pertama berikan tiga respon. Untuk alasan-alasan yang telah disebutkan, tanyakan kepada peserta kemungkinan jawaban yang lain sebelum memberikan respon seperti tertera di bawah ini. Langkah 3: Tanyakan apakah respon-respon itu realistis dan dapat digunakan oleh orang seperti mereka. ALASAN 1: Menurutmu saya punya penyakit. a. Saya tidak mau salah satu dari kita terkena HIV b. Banyak orang yang terkena HIV tanpa adanya gejala-gejala c. Mungkin kita berdua tidak ada yang terkena, tetapi bukankah lebih baik jika mendapatkan kepastian? ALASAN 2: Tetapi kondom tidak efektif. a. Kondom akan efektif jika tepat cara memakainya. b. Dengan kondom bahkan lebih menyenangkan c. Kondom yang saya pakai belum pernah ada yang bocor ALASAN 3: Kondom mengganggu mood /suasana hati a. Begitu kita terbiasa, perasaan itu akan hilang b. Coba saja beberapa kali dan lihat hasilnya? c. Saya akan lebih nyaman jika saya merasa aman ALASAN 4: Tidak enak a. Tapi kita tahu kondom bisa memberikan proteksi b. Saya tahu Anda tidak senang, tetapi kondom itu penting sekarang c. Pikirkan tentang kesenangan yang kita dapatkan, bukan kondomnya ALASAN 5: Kondom membuat saya nerasa murahan dan kotor a. Saat ini kondom sudah merupakan gaya hidup bagi semua orang. Anda akan terkejut jika mengetahui berapa banyak orang yang memakainya b. Anda tahu saya mengahragai dan memperhatikan Anda. Itu yang lebih penting c. Saya mau menggunakan kondom sebab saya tidak mau kamu hamil sebelum kamu kehendaki. Dengan demikian tidak ada yang murah dan kotor .
46
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
ALASAN 6 : Saya sudah menggunakan pil KB a. Kita juga harus memakai kondom sebab pil tidak mengatasi infeksi b. Pil tidak mampu melawan HIV dan STI c. Kasarnya- tidak ada kondom tidak ada seks ALASAN 7: Saya malu a. Setelah kamu melakukannya sekali, kamu tidak akan canggung lagi b. Akan saya belikan untuk persiapan mendatang c. Rasa malu itu tidak menyebabkan mati ALASAN 8: Harganya mahal a. Untuk urusan kesehatan, jangan pikirkan tentang biaya b. Akan saya belikan. c. Dibandingkan harga bir, kondom tidaklah mahal.
10. Latihan Negosiasi Pemakaian Kondom Tujuan: Meningkatkan ketrampilan berdiskusi mengenai penggunaan kondom Latar Belakang: Latihan ini bertujuan meningkatkan kesadaran para laki-laki dan perempuan untuk menggunakan kondom sebelum berhubungan seks. Materi: Tidak ada Waktu: 30 menit Petunjuk Langkah 1: Mintalah dua orang untuk membacakan skenario berikut ini dan membuat contoh dialog dengan salah seroang berperan sebagai Sersan John dan lainnya sebagai Mary. (Jika semua peserta laki-laki, mintalah salah seorang untuk berperan sebagai Mary. Peer leader juga bisa memerankan salah satu karakter jika diperlukan). Dengan kata lain, peserta diminta membuat percakapan menganai topik berikut.
47
Sersan John baru saja ditugaskan ke tempat baru di luar ibu kota. Dia bertemu Mary dan hendak berhubungan seks. Mary menyuruh memakai kondom, tetepi Sersan John menolaknya. Sersan berkata bahwa dirinya bersih. Dia mengatakan belum berhubungan seks dengan siapapun selama enam bulan. Mary mengatakan bahwa sepengathuannya, dia juga bebas penyakit. Tetapi dia tetap ingin memakai kondom karena tanpa sepengatuan masing-masing mereka mungkin terkena infeksi. Sersan John mengatakan bahwa dengan kondom kenikamatan seksnya berkurang dan tidak alami. Mary berkata akan memabntu Sersan John memakainya dan dengan demikian mereka bisa menikmatinya. Dengan setengah hati Sersan John mau menerimanya. LANGKAH 2 Jelaskan kepada peserta bahwa bisa terjadi salah seorang ingin memakai kondom dan seorang lainnya menolaknya. Negosiasi terjadi ketika kedua orang tersebut membicarakan apakah mereka perlu memakai kondom sebelum berhubungan seks. Kemudian minta mereka memeragakan role-play tersebut. LANGKAH 3 Ajak diskusi tentang role-play dengan memberikan pertanyaan berikut kepada peserta: • • • • •
Apa yang sedang terjadi dalam hal ini? Mengapa berpikir bahwa seorang itu tidak terinfeksi HIV dari penampilan luarnya itu tidak baik? Apakah perempuan itu benar dengan menyarankan memakai kondom? Mengapa? Bagaimana cara kedua orang itu menyelesaiaan masalah kondom tersebut? (Jawab: Mereka harus terbuka terhadap maslah tersebut. Mereka harus memahami pendapat masing-masing. Mereka harus menunjukkan perhatian/kepedulian mereka dan bersedia berkompromi)
LANGKAH 4 Jelaskan kepada peserta definisi negosiasi berikut: • • •
•
48
Negosiasi artinya mengambil keputusan Pandangan yang berbeda diajukan untuk dibicarakan Konsekuensi atas pandangan yang berbeda juga harus dibicarakan (Contohnya di dalam role play, Mary dan Sersan John memutuskan konsekuasi dari seks tanpa kondom lebih buruk daripada perasaan berhubungan seks dengan kondom mungkin tidak nyaman) Sebuah solusi yang menguntungkan kedua belah pihak
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Langkah 5: Katakan kepada peserta bahwa negosiasi memerlukan langka-langkah berikut: • • • • • •
Masing-masing orang dapat mengemukakan pendapatnya Saling mendengarkan Ada waktu untuk membahas opini dan pilihan-pilihan Saling menghargai satu sama lain Mengenal/mengakui perasaan yang mungkin dirasakan bersama Mau berkompromi
Langkah 6: Mintalah peserta untuk menunjukkan masing-masing langkah negosiasi pada situasi yang ada di role play. (Contohnya kedua orang itu perlu waktu untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda sebelum melakukan hubungan seks. Mary mengetahui/menyadari perasaan Sersan John dan mencoba memberikan jalan keluar dengan pilihan menggunakan kondom yang ternyata cocok untuk mereka berdua) Langkah 7: Tanyakan kepada peserta situasi tertentu dalam hidupnya yang menuntut adanya negosiasi. Kemukakan pertanyaan-pertanyaan berikut: • •
•
Sulit tidaknya menggunalan langkah-langkah negosiasi dalam situasi seperti itu Mana yang sulit dan mana yang mudah Apakah situasi akan berbeda jika saja kamu menggunakan prinsipprinsip atau langkah-langkah negosiasi
Langkah 8: Ajaklah peserta untuk berpikir tentang sebuah situasi seks beresiko dimana diperlukan negosiasi dan mintalah mereka untuk: • •
Menjelaskan situasi seks beresiko yang memerlukan negosiasi tersebut. Menjelaskan situasi seks beresiko dengan negosiasi yang sulit
49
11.
Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dalam Latihan Menggunakan Kondom Tujuan: Meningkatkan pemahaman cara mengurangi kemungkinan kondom bocor Latar Belakang: Menggunakan kondom dengan tidak benar akan meningkatkan kemungkinan bocornya kondom saat berhubungan seks. Exercise ini membantu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada peserta tentang apa yang menyebabkan bocornya kondom Materi: Kertas lebar atau jika ada, kertasflip chart atau kapur tulis. Waktu: 30 menit
Petunjuk Langkah 1: Tulislah list (daftar) berikut di kertas flip chart, selembar kertas atau kapur tulis, atau sekedar dibacakan. Bacalah keseluruhan list sekali. Kemudian bacalah item di list tersebut satu demi satu dan mintalah peserta ntuk menunjukkan (pada secarik kertas atau secara lisan) mengenai apa perilaku yang boleh dilakukan atau tidak dibolehkan dengan memberikan tanda “Boleh” atau “Tidak Boleh” pada list tersebut. a. b. c. d. e. f. g. h.
Simpan kondom di tempat yang panas atau lembab. Gunakan kondom dengan kemasan yang kering dan rapuh. Gunakan kondom yang tanggal kadaluarsa nya sudah lewat. Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seks. Bawalah dua kondom buat jaga-jaga. Gunakan dua buah kondom untuk perlindungan ganda. Tempatkan kondom di ujung penis dan buka gulungan setengahnya. Gunakan minyak kelapa, minyak untuk memasak atau produk-produk berminyak lainnya untuk melumasi kondom. i. Gunakan kondom untuk sekali pakai. j. Usap kondom dengan air atau ludah agar lebih basah dan licin. k. Lakukan hubungan seks sebentar sebelum memakai kondom. l. Gunakan kondom jika karetnya kering atau kaku. m. Pelan-pelan saat memakai kondom. n. Bawalah selalu kondom kemanapun kamu pergi.
50
Bagian 3 : Kondom
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Langkah 2: Baca lagi setiap item dan mintalah respon peserta menjelaskan pilihan mereka satu demi satu. Berikan informasi di dalam tanda kurung berikut jika mereka tidak menyebutkannya. a.
b.
c.
d. e.
f.
g.
h.
i.
j. k. l. m.
n.
Simpan kondom di tempat yang panas atau lembab. (Tidak boleh sebab penyimpanan yang salah akan meningkatkan resiko kebocoran) Gunakan kondom dengan kemasan yang kering dan rapuh. (Tidak boleh sebab memakai kondom bekas akan meningkatkan resiko kebocoran) Gunakan kondom yang tanggal kadaluarsanya sudah lewat. (Tidak boleh sebab memakai kondom bekas akan meningkatkan resiko kebocoran) Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seks. (Boleh sebab kamau akan merasa terlindungi) Bawalah dua kondom buat jaga-jaga. (Boleh sebab kamu tidak tahu jika kamu membutuhkan lebih dari satu atau perlu untuk teman) Gunakan dua buah kondom untuk perlindungan ganda. (Tidak boleh sebab akan mengurangi kenikmatan dan jika benar memakainya, satu saja sudah cukup) Tempatkan kondom di ujung penis dan buka gulungan setengahnya. (Tidak boleh sebab jika gulungan kondom terbuka tidak samapi dengan rambut kemaluan, kondom bisa terlepas) Gunakan minyak kelapa, minyak untuk memasak atau produkproduk berminyak lainnya untuk melumasi kondom. (Jangan sebab produk-produk berminyak membuat kondom rawan tidak kuat dan rawan bocor) Gunakan kondom untuk sekali pakai. (Memakai lagi kondom yang pernah dipakai akan meningkatkan resiko kebocoran kondom) Usap kondom dengan air atau ludah agar lebih basah dan licin. (Boleh sebab cairan mengandung air tidak menjadikan kondom lemah) Lakukan hubungan seks sebentar sebelum memakai kondom. (Tidak boleh sebab berhubungan seks tanpa kondom akan beresiko) Gunakan kondom jika karetnya kering atau kaku. (Tidak boleh sebab kondom yang sudah lama cenderung mudah bocor) Pelan-pelan saat memakai kondom. (Boleh sebab pemakaian kondom yang tidak benar sering membuat kondom bocor) Bawalah selalu kondom kemanapun kamu pergi. (Boleh sebab kamu mungkin tidak tahu sebelumnya jika akan berhubungan seks)
51
Bagian
4
Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA
Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA Latihan mengenai Alkohol dan TNI/POLRI Dari study survey perilaku yang dilakukan di kalangan TNI dan Polri pada tahun 2002 yang lalu oleh KPA Dephan, TNI dan Polri ,didapatkan bahwa banyak anggota yang pernah minum alkohol. Berbagai tujuan orang minum alkohol seperti ingin merasa senang-senang, maupun sebagai pertemanan dan yang lebih penting lagi, ketika saat bertugas. Seringkali ketika bertugas di lapangan kita disuguhi minuman alkohol, baik yang berkadar alkohol rendah, seperti bir maupun kadar alkohol yang lebih tinggi dari 40% seperti wiskhy. Dari study SSP juda didapatkan data , bahwa ada anggota kita yang menggunakan zat aditif, seperti ekstasi, ganja dan obat lainnya. Hal ini bisa saja terjadi pada siapa saja, yang menjadi perhatian kita bagaimana agar peer yang menjadi pengguna alkohol dan obat tersebut bisa terhindar dari penularan IMS dan HIV. Dibawah ini ada beberapa permaianan yang bisa dipakai oleh PL saat berdiskusi mengenai alkohol dan NAPZA.
Tujuan: Merefleksikan pengaruh luar konsumsi alkohol Latar Belakang: Pemakaian alkohol dan penyalahgunaan alkohol di lingkungan TNI/ POLRI itu sudah jamak. Tipe pekerjaanlah yang memberikan kontribusi konsumsi alkohol. Pada latiihan berikut, peserta diminta untuk memperhatikan lingkungan tempat tinggal dan bekerja yang memberikan refleksi atas pilihan dan tanggung jawab mereka. Materi: Tidak ada Waktu: 20 menit
52
Bagian 4 : Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Petunjuk Langkah 1: Mintalah peserta untuk membuat daftar segi-segi positif berkenaan dengan alkohol dan tulislah di atas kertas, papan tulis atau kertas flip chart. Daftar tersebut bisa berupa: merasa enak, menghilangkan kecemasan, untuk pergaulan dan tidak pemalu; mengurangi stress ; dan cara untuk merayakan sebuah peristiwa. Langkah 2: Mintalah peserta untuk membuat daftar segi-segi negatif berkenaan dengan alkohol dan tulislah di atas kertas, papan tulis atau kertas flip chart. Daftar tersebut bisa berupa: jatuh sakit, sakit kepala sesudahnya; penyalahgunaan fisik orang lain; menghabiskan uang; dan lupa memakai kondom. Langkah 3: Mintlah peserta untuk menuliskan kedaan tertentu yang membuat personil TNI/ POLRI rawan terhadap konsumsi alkohol dan tulislah di selembar kertas, papan tulis atau kertas flip chart. Daftar tersebut bisa seperti ini: • • • • • • • •
Post/tempat tugas yang terpencil Kebosanan Terpisah/jauh dari keluarga Semangat/jiwa korps Tekanan darah tinggi dan kemarahan Gaji Akses yang mudah Dorongan/ajakan teman
Langkah 4: Mintalah peserta untuk melihat kondisi mereka sendiri dan berikan pertanyaanpertanyaan berikut: • • • • •
Apa yang kamu sukai dari minum alkohol? Apa yang kamu rasakan dari minum alkohol? Apa yang kamu rasakan jika terlalu banyak minum? Bagaimana terlalu banyak minum mempengaruhi pertimbangan kamu? Pernahkan disadari bahwa sekali mencobanya, sulit untuk menghentikannya?
53
1.
Latihan Penanggulangan Penyalahgunaan Alkohol & NAPZA
Tujuan: Memberikan pemahaman dampak negatif konsumsi penyalahgunaan alkohol Latar Belakang: Mengkonsumsi alkohol dianggap merupakan faktor pembawa resiko terkena infeksi STI dan HIV. Ini betul khususnya jika orang tersebut menyalahgunakan alkohol. Konsumsi alkohol cenderung merusak nalar. Orang yang berniat untuk memakai kondom di siang hari bisa salah menjadi malam hari akibat minum alkohol. Menyuruh menggunakan kondom kepada orang yang mabuk juga sangat sulit. Alkohol juga terkait dengan kekerasan terhadap perempuan. Banyak pekerja seks komersial takut dikerasi pelanggannya yang mabuk. Pendapatan rumah tangga ikut digunakan atau disalahgunakan akibat alkohol. Materi: Tidak ada Waktu: 1 jam
Petunjuk Langkah 1: Bacakan dengan keras atau mintalah salah satu peserta membacakan cerita berikut sekali atau dua kali kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan cerita tersebut. a.
Kekerasan Fisik
Seorang polisi muda yang sedang bertugas di pintu gerbang kota telah mengamati sekelompok siswi ABG yang berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki selalu melewati tempat itu. Terkadang mereka bernhenti dan ngobrol dengannya. Dia melihat satu diantara mereka sangat cantik dan seksi. Namanya Brenda. Meskipun dia punya banyak pacar di kota itu, dia sangat berkeinginan memacari Brenda tetapi anak gadis itu menolaknya dengan sopan. Nampak dimatanya Brenda semakin lama semakin cantik dan seksi. Meskipun berbagai upaya sudah dilakukannya Brenda tetap menolaknya. Pada saat tidak bertugas, polisi biasa pergi ke bar untuk minum bir. Ini adalah sejenis
54
Bagian 4 : Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
minuman keras yang membuatnya mabuk. Suatu malam sehabis minum, terhuyung-huyung kembali ke baraknya dia melihat di kejauhan Brenda membawa roti yang dibeli untuk keluarganya. Dia nampak sangat menawan. Dia lebih namapk seperti perempuan dewasa daripada anak sekolah saat tidak berseragam. Dia tidak menyangka anak itu menolak sat memeluknya. Anak itu bilang dia sedang mabuk dan minta untuk tidak mengganggunya. Ini membuatnya marah dan dia memutusakan akan memberi pelajaran kepada anak ini. Polisi ini meringkus tangan anak gadis itu dan memaksanya menepi ke semaksemak dan menempelengnya beberapa kali agar diam. Dia kemudian memperkosa anak tersebut. Setelah selesai, anak itu terbaring di tanah menangis dengan baju yang terkoyak dan penuh tanah. Roti-roti yang dibelinya jatuh ke tanah. Dia mengancam akan memukulnya lebih parah lagi jika berani mengatakan kejadian ini kepada orang lain. • • • • •
Mungkinkah kita kehilangan kontrol sehabis banyak minum alkohol? Pernahkan Anda melihat orang yang menjadi garang saat mabuk? Bisakah orang minum sampai batas mabuk? Apakah yang bisa dilakukan Brenda untuk menghindari kejadian tersebut? Apakah kemungkinan terburuk yang bakal terjadi setelah peristiwa perkosaan tersebut?
(Beritahukan kemungkinan polisi memperkosa gadis itu berkalikali dan akhirnya dia tertular HIV darinya dan mereka berdua tidak menyadarinya. Brenda akhirnya hamil tetapi pria itu menyangkal bayi yang dikandungnya itu anaknya . Anak itu lahir dengan HIV dan Brenda sadar dia juga terkena. Polisi itu dipindahkan ke pos lain, menyangkal dia tertular dan terus berhubungan seks tanpa kondom dengan perempuan lain.) b.
Mabuk, Gajian Melayang
John ditugaskan ke kota perbatan terpencil dan karena tersedia perumahan, dia terpaksa meninggalkan keluarganya di desanya. Selama empat bulan berlalu setia hari dia terus memikirkan keluargnya. Dia sanggt kangen pada mereka dan untuk mengobati rasa kangen itu dia minum alkohol. Bersama teman-temannya sehabis tugas, dia mulanya minum sedikit bir. Kemudian dia merasa perlu minum bir dipagi hari agar bersemangat kerja. Kejenuhannya itu sebagian disebabkan dia harus menjaga pos di daerah terpencil dan nyaris tidak pernah terjadi apa-apa. Kangen keluarga dan tugas di tempat sepi seperti itu membuatnya lebih sering minum. Dia bahkan mulai berani membawa sebotol kecil minuman keras yang diminumya saat bertugas. Teman-temannya mengetahui dia tidak sendirian. Dia sering bertengkar untuk sebab yang tidak jelas. Dia bahkan terpaksa berkelahi dengan
55
kawan akrabnya dan keduanya akhirnya saling tidak bicara. Atasannya mengembalikannya ke kemah suatu hari karena tidak bisa jalan ke pos akibat terlalu mabuk.. Karena sering dipakai untuk membeli mimuman, hanya sedikit atau bahkan tidak ada sisa gaji untuk dikirim ke keluarganya. Istrinya mencoba mencari uang dengan berjualan apa saja di pasar. Saat tidak ada lagi barang yang bisa dijual, terpaksa dia menjual diri untuk memberi makan ke empat anaknya. Meskipun dia tahu harus memakai kondom tetapi laki-laki tidak mau berhubungan seks dengannya jika perempuan itu bersikeras untuk memakainya. • • • • •
Mungkinkah minum awalnya sedikit-sedikit dan akhirnya banyak? Pernahkah kamu lihat orang marah dan berkelahi saat mabuk? Apakah menurutmu orang mabuk karena kebosanan atau kesepian? Bagimana pendapatmu tentang situasi yang dihadapi perempuan tersebut? Apa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi kepada keluarga ini?
(Beritahukan kemungkinan perempuan itu tertulari HIV dari orang lain dan dia menularkannya ke suaminya. Kemudian dia hamil dan bayi itu lahir terkena HIV. Sepasang suami-istri itu akhirnya meninggal karena AIDS meninggalkan lima anak yatim piatu dan satu terinfeksi HIV) c.
Menurunnya Kewaspadaan Martin dan Benyamin kecewa karena ditugaskan menjaga keamanan sehari sebelum diadakannya pertandingan besar sepak bola. Mereka lebih memilih duduk dan menonton pertandingan bersama teman-teman daripada di luar dan menjaga kerumunan. Selama pertandingan mereka masing-masing menikmati dua botol bir di bawah tribun. Mereka masih bertugas saat para pendukung tim yang menang berhamburan ke stadion untuk merayakan kemanangan kesebelsannya. Usai pertandingan, mereka diminta pergi ke daerah yang banyak terdapat bar dimana pasangan laki-laki danperempuan menari, menyanyi dan minum sepuas-puasnya. Mereka tidak sengaja ketemu beberapa teman yang kemudian mengajaknya minum palm wine. Ajakan itu sangat menarik mereka. Semua orang nampak bersenang-senang kecuali mereka. Setelah minum sampai puas, mereka merasa lega. Mereka keluar ke jalanan yang disesaki para pendukung tim sepak bola yang sedang merayakan kemenangan. Mereka melihat lima atau enam anak belasan tahun di belakang bar yang sedang menggoda dua gadis yang bekerja di diskotik terdekat. Mereka merobek baju gadis-gadis tersebut dan menggerayangi payudaranya. Alkohol membuat Martin dan Benyamin berani dan kasar, dan mereka memukul kepala pemuda-pemuda itu dengan tongkat polisinya. Anak-anak itu lari ketakutan. Kedua perempuan itu berterima kasih telah menyelamatkannya dari para pemuda tersebut
56
Bagian 4 : Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
dan mengajak mereka ke disko. Beberapa saat kemudian Martin dan Benyamin mabuk berat. Tak berapa lama, mereka mendapati diri mereka berada di kamar belakang dengan dua perempuan itu. Martinlah yang pertama melakukan hubungan dan sangat menikmatinya. Benyamin perlu waktu agak lama sebelum mulai. Dia butuh waktu untuk membuka kondom dan memasang di penisnya sebelum berhubungan dengan perempuan itu. • • • • • • • • •
Terangkan apa yang terjadi pada cerita tersebut? Apa saran Anda untuk Martin tentang mengkonsumsi alkohol? Menurut Anda mengapa ini terjadi di TNI/POLRI? Apa bedanya Martin dan Benyamin? Mengapa Benyamin memakai kondom sedang Martin tidak? Apa yang ada di pikiran Martin saat pergi dengan perempuan itu? Apa yang ada di pikiran Martin saat pergi dengan perempuan itu? Apa yang dirasakan keduanya sehari kemudian? Apa konsekuensi yang mungkin terjadi pada Martin dengan pengalaman tersebut?
LANGKAH 3 Dapatkan kembali poin-poin pada diskusi tersebut dan buatlah ringkasannya.
57
2.
Latihan Kontrol Konsumsi Alkohol TUJUAN Mengajak peserta untuk berpikir tentang cara mengontrol penyalahgunaan alkohol LATAR BELAKANG Di beberapa negara, konsumsi alkohol dibatasi. Pertimbangannya adalah jika peluang konsumsi alkohol dikurangi, peluang untuk penyalahgunaannya juga berkurang. MATERI Tidak ada WAKTU 30 menit
INSTRUKSI LANGKAH 1 Beritahukan poin-poin peraturan yang dimaksudkan untuk mengontrol alkohol berikut kepada peserta dan ajukan pertanyaan-pertanyaan terkait ini:
58
a.
Di beberapa tempat yang melarang penjualan alkohol (di beberapa negara saat ini dan di AS beberapa dekade silam), orang masih tetap membuat dan menjualnya secara ilegal, sering dengan campuran bahan-bahan berbahaya. Orang tetap minum alkohol. • Apakah pelarangan alkohol adalah solusi yang realistis?
b.
Di beberapa bagian Afrika, minum alkohol dibatasi, misalnya, pada pesta perkawinan dan jam buka bar dibatasi sampai siang atau menjelang malam hari. Tapi ada yang berpendapat cara ini hanya membuat orang konsentrasi minum pada waktu yang lebih pendek itu. Tidak mudah mencari solusi. • Apakah Anda melihat pada waktu yang dibatasi itu alkohol masih disajikan?
c.
Kebanyakan pembuat alkohol adalah perempuan, yang menjualnya untuk membiayai keluarga, uang sekolah, bayar pajak dan sebagainya. Jika orang terlalu banyak minum alkohol, siapa yang harus disalahkan: pembuat, alkohol, atau peminumnya?
d.
Di setiap negara, banyak kecelakaan fatal akibat pengemudi mabuk. Benarkah jika kita mencabut SIM orang yang mabuk berat dan mengemudi truk atau mobil?
Bagian 4 : Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
LANGKAH 2 Dapatkan kembali poin-poin pada diskusi tersebut dan buatlah ringkasan pendapat yang berbeda-beda.
LANGKAH 3 Kemukakan poin-poin mengenai pilihan individu dan konsumsi alkohol berikut kepada peserta dan tanyakan pertanyaan terkait: a.
Sebagian orang yakin bahwa aturan mengenai pembatasan konsumsi alkohol hanya mambuat orang sulit memperoleh alkohol tetapi hanya sedikit yang berhenti menyalahgunakannya. • Apa pendapatmu agar orang yang menyalahgunakan alkohol itu merubah perilakunya? • Apa yang kamu lakukan untuk memastikan kamu minum tidak lebih dari yang kamu inginkan?
b.
Saat kita minum alkohol terlalu berlebihan, sulit bagi kita untuk melakukan tindakan yang bertanggung jawab dan mengontrol tidakan kita. Kita sering menyesal sehari setelah melakukan seks yang tidak aman. • Bagaimana kita tahu jika mereka terlalu banyak minum? • Apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari tindakan tersebut? • Apa yang kamu lakukan untuk mengontrol tindakan-tindakan kamu?
c.
Minum alkohol bisanya menjadi kebiasaan masyarakat yang menyenangkan. Tetapi terlalu banyak meminumnya membuat orang kelewat agresif dan kasar terhadap perempuan. • Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi tindakan kasar terhadap perempuaan oleh orang yang mabuk?
d.
Sistem pertemanan telah digunakan di sebagian TNI/POLRI untuk mencegah orang tidak mabuk. Personil yang bepergian didampingi oleh seorang teman. Masing-masing punya tanggung jawab untuk saling mengawasi konsumsi alkohol dan pemakaian kondom saat pergi keluar. • Apakah ide ini bisa diterapkan di lingkungan Anda (TNI/POLRI)? • Apakah sistem pertemanan bisa efektif untuk kamu?
LANGKAH 4 Gali kembali poin-poin hasil diskusi.
59
3.
Kartu Gambar Penyalahgunaan Terhadap Alkohol
Tujuan: Untuk membahas implikasi penyalahgunaan alkohol. Latar Belakang: Memperlihatkan gambar-gambar adalah efektif untuk merangsang diskusi atas sebuah topik. Foto-foto berikut menggambarkan berbagai situasi yang mungkin dihadapi personil TNI/POLRI terkait dengan alkohol. Materi: 4 buah foto Waktu: 15 menit perfoto
Petunjuk Langkah 1: Tunjukkan foto-foto tersebut dan mintalah peserta untuk memperhatikan gambarnya dan menerangkan apa yang dilihatnya. Tanyakan apakah ini lumrah di kalangan mereka dan penting tidaknya tindakan yang dilakukan oleh orang-orang pada gambar tersebut. Untuk lebih merangsang diskusi, ajukan pertanyaanpertanyaan di bawah ini. Anda jangan terlalu banyak memberikan informasi. Biarkan mereka menebak dulu apa yang ada di gambar-gambar tersebut.
60
Bagian 4 : Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Seorang pria terlihat sedang mabuk diantara botol-botol bir yang kosong • • • • •
• • •
Apa yang sedang terjadi pada gambar ini? Mengapa laki-laki itu menjadi begini? Apa yang dirasakannya? Mengapa dia terlalu banyak minum (banyak botol di atas meja)? Apa penyebab timbulnya situasi ini? (Jika perlu, bantu mereka untuk berpikir tentang hal-hal berikut: keputusan untuk melakukan seks, ragu-ragu menggunakan kondom saat mabuk, uang dipakai untuk bir dan bukan hal-hal lain-lain) Bagaimana kaitan situasi ini dengan STI atau infeksi HIV? Mengapa ini terjadi pada TNI/POLRI? Apa yang bisa dilakukan untuk merubah situasi ini?
Seorang Anggota sedang minum bir dengan perempuan muda. • • • • •
• • •
Apa yang sedang terjadi pada gambar ini? Mengapa laki-laki ini berada dalam situasi ini? Apa yang sedang dirasakannya? Mengapa dia minum saat bertugas? Apa penyebab situasi ini ? (Jika perlu, ajak mereka berpikir: keputusan melakukan seks, mampu tidaknya memakai kondom saat mabuk, uang dipapakai untuk bir dan bukan untuk yang lainnya) Apa kaitan situasi ini dengan STI atau HIV? Mengapa ini terjadi pada TNI/POLRI? Apa yang bisa dilakukan untuk merubah situasi ini?
61
Seorang laki-laki memegang bir dengan tangan kiri dan mengangkat tangan kanan, bersiap akan menampar istrinya • • • • •
• •
Apa yang sedang terjadi pada gambar ini? Mengapa laki-laki ini berada dalam situasi ini? Apa yang sedang dirasakannya? Apakah yang mungkin dirasakan perempuan itu? Apa kemungkinan penyebab masalah ini? (Hubungan yang kaku antara suami-istri; lakinya kurang percaya diri; perempuan itu terluka) Mengapa ini terjadi pada TNI/POLRI? Apa yang bisa dilakukan untuk merubah situasi ini?
Meja di sebuah dikelilingi prajurit TNI/POLRI dan perempuan-perempuan muda. Meja itu penuh dengan botol-botol yang sudah kosong. Seorang karyawan bar mengantarkan pesanan berikutnya. Seorang laki-laki sedang merogoh dompetnya untuk membayar minuman tersebut. Seorang lainnya menyingkirkan dompet laki-laki itu dan memberikan beberapa lembar uang kepada karyawan bar itu. • • • • •
62
Apa yang sedang terjadi pada gambar ini? Mengapa laki-laki ini berada dalam situasi ini? Menurutmu apa yang sedang dirasakannya? Mengapa laki-laki itu kuatir membelanjakan uangnya? Apa kemungkinanpenyebab masalah ini? (Uang untuk membeli barang-barang lain berkurang; tidak menafkahi keluarga dengan benar; tidak bisa membeli persahabatan.
Bagian 4 : Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
4.
Role-Play Alkohol (1 menit)
Tujuan: Melihat situasi lain dimana alkohol berakibat merusak nalar dan mendorong perilaku agresif. Latar Belakang: Memperhatikan perilaku agresif akibat konsumsi alkohol berlebihan merupakan langkah awal bagi peserta untuk memahami seberapa besar konsumsi alkohol berlebihan mempengaruhi sebuah perilaku. Materi: Tidak ada Waktu: 20 menit per kasus
Petunjuk Langkah 1: Tunjuklah beberapa peserta untuk berperan sebagai orang yang ada di dalam kisah. (jika kelompok itu semuanya laki-laki; sebagian diminta berperan sebagai perempuan) Langkah 2: Bacalah dengan keras cerita berikut atau mintalah peserta membacanya untuk teman-temannya. Mintalah peserta untuk berpura-pura sebagai karakter di dalam cerita itu dengan membuat percakapan satu menit. Langkah 3: Selesai drama, mintalah pendapat peserta lainnya atas apa yang mereka lihat. Beberapa pertanyaan untuk merangsang diskusi disertakan pada akhir setiap skenario.
63
Cerita 1 : Buruk Nalar Dua orang yang sama-sama bekerja di TNI/POLRI baru saja menerima gaji. Mereka mendatangi Mary, seorang gadis penjual alkohol buatan sendiri. Mereka bergabung dengan peminum lainnya yang mabuk berat. Salah satu dari mereka mendorong Mary ke semak-semak di luar kemauan perempuan itu. z z z z z z z z z z z
Apa yang kamu lihat dari cerita ini? Mengapa Mary menjual alkohol? Mengapa laki-laki kebanyakan minum? Apa kebaikan-kebaikan minum alkohol? Apa keburukan-keburukan minum alkohol? Jika orang terlalu banyak minum, siapa yang perlu disalahkan dan mengapa? Apa pengaruh alkohol terhadap perilaku seksual? Apa kemungkinan akibatnya? Apa kaitannya dengan STI dan HIV? Mengapa ini terjadi pada TNI/POLRI? Apa yang bisa dilakukan untuk merubah situasi ini?
Cerita 2 : Cerita Gajian Seorang laki-laki anggota TNI/POLRI pergi ke kantor pembayaran gaji untuk menerima gaji bulanannya. Seorang pemilik bar melihatnya saat keluar ruang dengan membawa gajinya. Dia dengan marah minta laki-laki itu untuk membayar utangnya bulan kemarin. Pada saat yang sama, istri TNI/POLRI itu datang membawa anaknya. Dia harus melakukan perjalanan jauh dari rumah untuk menemui suaminya di tempat kerja. Perempuan itu marah-marah minta jatah uang untuk membeli makan dan biaya sekolah anaknya. z z z z z z
64
Apa yang terjadi pada cerita ini? Apakah cerita ini realistis? Mengapa situasi ini terjadi? Apa penyebab masalahnya? Jika ini terjadi di lingkungan Anda, apa penyebab masalahnya? Apa yang bisa kita lakukan untuk merubah situasi seperti ini?
Bagian 4 : Penyalahgunaan Alkohol dan NAPZA
Panduan Praktek Penjangkauan untuk Peer Leader Program Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan TNI & Polri
Cerita 3 : Pesta (Perayaan) Pada sebuah perayaan, seorang anggota TNI/POLRI yang sedang mabuk mengajak seorang perempuan untuk berhubungan seks. Perempuan itu tidak menolak ajakan tersebut dan membujuknya memakai kondom tetapi tidak berhasil. z z z z z z z
Apa yang terjadi pada drama ini? Apakah situasi ini realistis? Mengapa ini bisa terjadi? Mengapa laki-laki itu menolak memakai kondom? Apakah kondisi dia mabuk itu mempengaruhi nalarnya? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang bisa kita lakukan untuk merubah keadaan ini?
65