Daftar Pustaka
ARTIKEL PENELITIAN 1. KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM DITINJAU DARI MASA GESTASI DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN Dadang Kusbiantoro.............................................................................................................. 3 -8
2. PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI POSYANDU AMONG WREDA WILAYAH PUSKESMAS PURWOKERTO BARAT Putri Larasati.......................................................................................................................... 9 - 14
3. PENGARUH TEMAN SEBAYA KETERPAPARAN MEDIA MASSA DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BUDI UTOMO SOKARAJA DAN SMA MUHAMMADIYAH SOKARAJA KULON KABUPATEN BANYUMAS Sukma Wiyogo Asri, Sodikin,Yuliarti....................................................................................... 15 - 21
4. ANALYSIS OF RISK FACTORS WORM INFECTION EVENTS IN PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS 01 AND 02 IN THE AREA OF WORK GRENDENG II DISTRICT HEALTH DISTRICT NORTH PURWOKERTO BANYUMAS Pipiet, Isna Hikmawati, Yuliarti.............................................................................................. 22 - 29
5. EFEKTIFITAS PEMBERIAN BUKU SAKU DIARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG CARA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DIARE PADA ANAK DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Setiyo Indra Prayitno, Sodikin, Umi Solikhah........................................................................ 30 - 36
6. EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DENGAN METODE CERAMAH DISERTAI MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS 1 TENTANG KESEHATAN GIGI DI SD DAN MI ADIPASIR KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA Aji Priyono, Sodikin, Mustiah Yulistiani.................................................................................. 37 - 42
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Susunan Redaksi MEDISAINS JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN Pelindung : Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Penasehat : Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Pemimpin Umum : Dedy Purwito Pemimpin Redaksi : Supriyadi Redaktur Pelaksana : Sodikin, Supriyadi Sekretariat : Meida Laely Ramadani Inggar Ratna Kusuma Keuangan : Alfi Noviyana Periklanan dan Promosi : Distribusi dan Pemasaran : Devita Elsanti Rr. Dewi Rahmawati Aktiyani Putri Alamat Redaksi : Fakultas Ilmu Kesehatan Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam KM. 7 Sokaraja 53181 Telp. 0281-6344252, 634424 e-mail :
[email protected]
Editorial Ikterus merupakan keadaan jumlah bilirubin dalam darah melebihi kadar normal, sehingga bayi akan tampak kekuningkuningan.Sebagian besar (53,2%) neonatus masa gestasi antara 3742 minggu, dan sebagian besar (50,6%) neonatus tidak mengalami ikterus neonatorum. Hasil pengujian statistik menunjukkan p = 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan masa gestasi dengan kejadian ikterus neonatorum. Melihat hasil penelitian ini maka perlu antisipasi terjadinya ikterus pada neonatus yang memiliki masa gestasi kurang dari 37 minggu dengan melakukan kunjungan ANC secara berkala dan mengontrol jarak kehamilan. Sibling rivalry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih sayang dari orang tua dan merasa bahwa saudara kandung adalah saingan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Sikap orang tua dalam mengasuh anak usia 3-5 tahun sebanyak 84.8% yang mengalami sibling rivalry. Sedangkan dari hasil pengujian statistik diperoleh hasil ada hubungan sikap orang tua dengan kejadian sibling rivalry dengan nilai koefisien kontingensi sebesar 0.667 dengan p=0.000 dimana p<0.05. Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di dunia dan merupakan epidemi modern yang tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan,Kualitas hidup penderita penyakit jantung koroner dari dimensi fisik, psikologis, sosial, lingkungan dan kualitas hidup secara keseluruhan, hidup secara keseluruhan didapatkan 97 (93,3%) responden memiliki kualitas hidup sedang, 5 (4,8%) tinggi dan terdapat 2 (1,9%) responden yang memiliki kualitas hidup rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kualitas hidup secara keseluruhan ( p value = 0,003). Toilet training merupakan tugas perkembangan pada anak usia toddler 1-3 tahun. Suksesnya toilet training tergantung pada kesiapan yang ada pada diri anak dan keluarga. Pola asuh ibu juga dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan toilet training. Pola asuh ibu yang paling banyak diterapkan adalah pola asuh otoriter sebanyak 41 (63,1%), pola asuh demokratis sebanyak 16 (24,6%) dan paling rendah adalah pola asuh permisif sebanyak 8 (12,3%).Toilet training yang berhasil sebanyak 33(50,8%) dan yang tidakberhasilsebanyak 32(49,2%). Hasil uji statistik diperoleh nilai chi square sebesar 0,019 Pada taraf kesalahan 5% dengan signifikan p 0,019<0,05 sehingga hipotesis diterima yang berarti terdapat hubungan antara pola asuh ibu dengan keberhasil penerapan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun). Perasaan keputusasaan dan ketidakberdayaan, konflik ambivalen antara keinginan hidup dan tekanan yang tidak dapat ditanggung, menyempitnya pilihan yang dirasakan, dan kebutuhan untuk meloloskan diri. Ada perbedaan signifikan score hopelessness antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, di lihat dari perbedaan mean dan p value pada kelompok intervensi adalah -0,867 pada signifikan alpha = 0,005. Dampak negatif dari efek hospitalisasi sangat berpengaruh terhadap upaya perawatan dan pengobatan yang sedang dilakukan terhadap anak. Reaksi yang ditimbulkan anak akan berbeda antara satu dengan lainnya. Terdapat perbedaan antara tingkat kecemasan yang dialami anak sebelum dilakukan terapi bermain (mewarnai dan origami) dan sesudah dilakukan terapi bermain (mewarnai dan origami) yaitu dengan p=0,0001 pada signifikan α = 0,05. Terapi bermain (mewarnai dan origami) dapat menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah, dari tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat kecemasan ringan. Supriyadi
MEDISAINS : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun tiga kali dalam setahun oleh Program Studi Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan, kebidanan, dan kesehatan masyarakat. MEDISAINS : The Health Science Journal is published by Health Science Program Muhammadiyah University of Purwokerto three time a year. This journal is intended as facilitation for research and community service results dessimination, and opinion in medical science, nursing, midwefery, and community health.
2
MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, EDISI KHUSUS Vol. XIII No.1, April 2013
ARTIKEL PENELITIAN PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto ARTIKEL
PENGARUH TEMAN SEBAYA KETERPAPARAN MEDIA MASSA DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BUDI UTOMO SOKARAJA DAN SMA MUHAMMADIYAH SOKARAJA KULON KABUPATEN BANYUMAS Sukma Wiyogo Asri, Sodikin,Yuliarti Abstract Background: adolescent hood is a change from childhood to adulthood. Adolescent with their characteristic that tend interest and trial be worried can influence from their peer group, mass media and attitude, therefor they tend more permissive to premarried sexual behavior. That behavior can influence by a lot of factors, that is external and internal factor from their self. Purpose: the purpose from this research is to know the influence of peer group, mass media and behavior to premarried sexual behavior on adolescent in SMK Budi Utomo Sokaraja and SMA Muhammadiyah Sokaraja Kulon. Method: the method used kuantitative method, with cross sectional and sample technic with total sampling. The respondent in this research are adolescent 1 and 2 class in SMK Budi Utomo Sokaraja and SMA Muhammadiyah Sokaraja Kulon. Result: the result are peer group and mass media have a significant to premarried sexual behavior with p value = 0,000, and behavior have no significant to premarried sexual behavior with p value = 0,365. The result of multivariate analize is the dominant factor that influence premarried sexual behavior is peer group with p value 0,000. Conclusion: the conclusion is peer group and mass media has influence that significant to premarried sexual behavior in adolescent SMK Budi Utomo Sokaraja and SMA Muhammadiyah Sokaraja Kulon. Propose: the propose are the school especially counseling teacher have to can recognize the necessity of their students about sexuel behavior information that healthies and responsibilities. This purpose is adolescent did not looked forward about premarried sexual behavior information that maybe wrong information. Kata Kunci : premarried sexual behavior, peer group, mass media, behavior PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setelah peradaban manusia memasuki era globalisasi, dimana teknologi informasi berkembang pesat dan tanpa batas, membawa perubahan sosial yang akibatnya menimbulkan dampak begitu banyak perubahan nilai dan norma dalam masyarakat. Sebagian dampak perubahan membawa masyarakat ke arah perubahan nilai dan norma yang baik secara individual, namun juga membawa dampak yang buruk secara kelompok atau komunitas. Remaja dalam memasuki masa peralihan tanpa pengetahuan yang memadai tentang seks bebas. Hal ini disebabkan orang tua merasa tabu membicarakan masalah seksual dengan anaknya dan hubungan orang tua anak menjadi jauh sehingga anak berpaling ke sumber-sumber lain yang tidak akurat salah satunya teman. Remaja mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalam aspek seksualnya. Pada remaja memang dibutuhkan sikap yang bijaksana dari para orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dari remaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat (Sarwono, 2006). Berdasarkan data yang diperoleh dari SPAN (Sensus Penduduk Aceh dan Nias),
SUPAS (Sensus Penduduk Antar Sensus) 2005 yang menyebutkan jumlah penduduk Indonesia berumur 10-19 tahun adalah 42.181.920 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah (Suryoputro et al, 2006) didapatkan hasil bahwa 5-10% wanita dan 18-38% pria muda berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka 3-5 kali. Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pranikah pada masa remaja sangat merugikan bagi remaja. Sebagian kelompok remaja mengalami kebingungan untuk memahami tentang apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Kebingungan ini akan menimbulkan perilaku seksual yang kurang sehat dikalangan remaja. Perasaan bersalah atau berdosa tidak jarang dialami oleh kelompok remaja yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah dalam hidupnya (Soetjiningsih, 2007). Perilaku seksual pranikah yang kurang sehat menimbulkan berbagai macam akibat. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa setiap tahun kira-kita 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS). Secara global, 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda dan perkiraan terakhir menunjukkan bahwa setiap harinya ada 7000 remaja terinfeksi HIV. Resiko
MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, EDISI KHUSUS Vol. XIII No.1, April 2013
15
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ini berpengaruh terhadap berbagai faktor yang saling berhubungan yaitu tuntutan untuk nikah muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun gaya hidup yang popular(UNAIDS, 2007).
seksual pranikah pada remaja, tetapi teman sebaya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seksual pada remaja.
Meningkatnya minat pada seks membuat remaja selalu berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Sumber informasi yang paling diminati saat ini adalah televisi, handphone, internet, VCD porno dan buku porno. Pada akhir masa remaja sebagian besar remaja laki-laki dan perempuan sudah mempunyai cukup informasi tentang seks guna memuaskan keinginan mereka (Hurlock, 2007). Media berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah dikalangan remaja, ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Euis dan Sandra (2008) didapatkan hasil bahwa 83,3% remaja SMPN di kota Pontianak telah terpapar oleh pornografi dan 79,5% sudah mengalami efek paparan melalui media massa.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif.
Sedangkan informasi yang didapatkan oleh remaja dapat digunakan dengan baik apabila remaja tersebut mampu menangkap informasi tersebut secara positif dan orang tua juga mampu mengarahkan anak-anak mereka, agar informasi yang mereka dapatkan bisa membawa pengaruh yang positif bagi remaja. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan bagi remaja dalam mencari berbagai informasi yang mereka inginkan. Di Indonesia, pornografi telah menjadi hal yang sangat umum karena sangat mudah diakses oleh setiap kalangan usia. Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia (2006) menyatakan bahwa Indonesia selain menjadi negara tanpa aturan yang jelas tentang pornografi, juga mencatat rekor sebagai negara kedua setelah Rusia yang paling rentan pornografi terhadap anak-anak (BKKBN, 2006).
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Cross sectional, sedangkan Cross sectional merupakan rancangan yang pengukurannya atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut. Populasi pada penelitian ini adalah semua remaja kelas satu dan kelas dua yang berada di SMK Budi Utomo Sokaraja dan SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja Kulon yang berjumlah total 84 siswa (Notoatmodja, 2010) Menurut Notoatmodjo (2010) Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini teknil sampel yang digunakan teknik Total Sampling atau keseluruhan populasi dijadikan sampel karena jumlah populasi di bawah 100. Analisa bivariat menggunakan uji statistic Chi Square dengan derajat kepercayaan yang dipakai adalah 95% dengan ketentuan hubungan bermakana jika p≤0,05 dan yidak bermakana jika nilai p≥0,05, serta melihat besarnya resiko Odds Ratio (OR). Analisa multivariate menggunakan rumus regresi logistic, dengan tingkat kemaknaan p< 0,05.
Remaja yang cenderung ingin tahu dan mencoba-coba dikhawatirkan dapat terpengaruh dari lingkungannya, sehingga mereka cenderung lebih permisif terhadap perilaku seksual pranikah. Adanya berbagai perilaku seks remaja tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja terdiri dari faktor di luar individu dan faktor di dalam individu. Faktor di luar individu adalah faktor lingkungan di mana remaja tersebut berada, baik itu di lingkungan keluarga, kelompok sebaya (peer group) dan desa. Sedangkan faktor di dalam individu yang cukup menonjol adalah sikap permisif dari individu yang bersangkutan. Sementara sikap permisif ini sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan media massa. Menurut Amie (2007) didapatkan hasil bahwa teman sebaya dan media massa berpengaruh terhadap perilaku
16
MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, EDISI KHUSUS Vol. XIII No.1, April 2013
ARTIKEL PENELITIAN PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto ARTIKEL
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian A. Karakteristik Responden
Tabel . 4 Hasil Analisa Univariat
No. 1.
2
3.
4.
5.
6.
Variabel
N
%
15 -16 tahun
38
45,2
17 – 18 tahun
46
54,8
Perempuan
42
50
Laki – laki
42
50
Terpengaruh
60
71,4
Tidak terpengaruh
24
28,6
Terpengaruh
59
70,2
Tidak terpengaruh
25
29,8
Tidak baik
48
57,1
Baik
36
42,9
Melakukan
40
47,6
Tidak melakukan
44
52,4
Jumlah
84
100
Umur
Jenis Kelamin
Faktor teman sebaya
Faktor media massa
Faktor sikap
Perilaku
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui karakterisrik responden, pengaruh teman sebaya, keterpaparan media massa dan sikap terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Berdasarkan hasil pada tabel 4 didapatkan hasil bahwa untuk karakteristik umur didapatkan hasil bahwa untuk umur 15-16 tahun ada 38(45,2%) remaja dan umur 17-18 tahun ada 46(54,8%) dan untuk karakteristik jenis kelamin didapatkan hasil bahwa perempuan ada 42(50%) dan laki-laki 42(50%). Dan untuk faktor teman sebaya didapatkan hasil bahwa yang terpengaruh ada 60(71,4%) dan yang tidak terpengaruh ada 24(28,6%). Untuk faktor media massa didapatkan hasil yang terpengaruh sebanyak 59(70,2) dan yang tidak terpengaruh
sebanyak 25(29,8%). Untuk faktor sikap didapatkan hasil, yang mempunyai sikap tidak baik sebanyak sebanyak 48(57,1%) dan yang mempunyai sikap baik sebnayak 36(42,9%). Untuk variabel perilaku didapatkan hasil bahwa yang melakukan perilaku seksual pranikah sebanyak 40(47,6%) dan yang tidak melakukan perilaku seksual sebanyak 44(52,4%). Untuk variabel perilaku seksual pranikah ada 12 item pertanyaan, dan untuk item pertanyaan nomor 1-6 hampir semua responden sudah melakukan perilaku seksual pranikah . Dan untuk item pertanyaan nomor 7-12 hanya 33 responden yang sudah melakukan perilaku seksual pranikah dan 51 responden tidak melakukan perilaku seksual pranikah.
B. Pengaruh Faktor Teman Sebaya, Media Massa dan Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Tabel 4.1 Hasil Analisa Bivariat Variabel
Melakukan
Tidak Melakukan
Total
X²
p value
Faktor Teman Sebaya
N (%)
N (%)
Terpengaruh
11 (22,9)
Tidak terpengaruh
23 (63,9)
37 ( 77,1)
48 (100)
14,334
0,000*
13 (36,1)
36 (100)
Terpengaruh Tidak terpengaruh
27 (57,4)
20 (42,6)
47 (100)
12,755
0,000*
7 (18,9)
30 (81,1)
37 (100)
Tidak baik
17 (36,2)
30 (63,9)
47 (100)
0,821
0,365
Baik
17 (45,9)
20 (54,1)
37 (100)
Faktor Media Massa
Faktor Sikap
MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, EDISI KHUSUS Vol. XIII No.1, April 2013
17
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Keterangan : * signifikan Dari tabel di atas dapat dilihat untuk faktor teman sebaya didapatkan hasil bahwa ada 48 (100%) remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah dalam kategori yang terpengaruh oleh teman sebaya dan melakukan perilaku seksual pranikah sebanyak 11 (22,9%) remaja dan yang terpengaruh teman sebaya tapi tidak melakukan perilaku seksual pranikah sebanyak 37 (77,1%) remaja. Pada 36 (100%) remaja tidak terpengaruh teman sebaya dan melakukan perilaku seksual pranikah sebanyak 23 (63,9%) remaja dan yang tidak terpengaruh teman sebaya juga tidak melakukan sebanyak 13 (36,1%) remaja. Untuk megetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah maka menggunakan uji Chi square. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan p value = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian kesimpulan dari uji Chi Square adalah ada pengaruh yang signifikan antara faktor teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja Untuk faktor media massa didapatkan hasil bahwa terdapat 47 (100%) remaja yang terpengaruh media massa dan melakukan perilaku seksual pranikah sebanyak 27 (57,4%) remaja dan yang terpengaruh oleh media massa tapi tidak melakukan perilaku seksual sebanyak 20 (42,6%) remaja. Pada 37 (100%) remaja tidak terpengaruh media massa dan melakukan perilaku seksual sebanyak 7 (18,9%) remaja, serta yang tidak terpengaruh media massa dan yang tidak melakukan sebanyak 30 (81,1%) remaja. Ini juga dapat dilihat dari nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan p = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian kesimpulan dari uji Chi Square adalah ada pengaruh yang signifikan antara faktor media massa terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja
tidak baik sebanyak 17(36,2%) remaja dan yang tidak melakukan tapi mempunyai sikap yang tidak baik sebanyak 30(63,9%) remaja . Pada 37 (100%) remaja melakukan perilaku seksual pranikah dan dalam kategori sikap yang baik tapi melakukan perilaku seksual pranikah sebanyak 17 (45,9%) remaja dan yang tidak melakukan dan dalam kategori sikap yang baik sebanyak 20 (54,1%) remaja. Ini juga dapat dilihat dari nilai sig sebesar 0,365 lebih besar dibandingkan dengan p = 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian kesimpulan dari uji Chi Square adalah tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor sikap terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Berdasarkan hasil pada tabel di atas didapatkan hasil bahwa faktor teman sebaya dan media massa berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja, dan faktor sikap tidak berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di SMK Budi Utomo Sokaraja dan SMA Muhammadiyah Sokaraja Kulon. C. Variabel Penting Variabel penting hasil analisa bivariat yang masuk dalam uji regresi logistik ditampilkan dalam tabel berikut : Tabel 4.2 Variabel Penting Analisa Multivariat No.
Variabel
OR
1.
Te m a n sebaya
2.
M e d i a 5,786 massa
CI95%
0,168
p value
x²
0,065 - 0,437
0,000
14,334
2,117 - 15,815
0,000
12,755
Dari hasil analisa bivariat di atas didapatkan hasil bahwa variabel teman sebaya dan media massa memiliki p value < dari 0,05 dengan demikian variabel ini di masukkan ke dalam analisa multivariat (regresi logistik) dan variabel sikap memiliki p value > dari 0,05 sehingga tidak di masukkan ke dalam analisa multivariat. D. Variabel Utama
Untuk faktor sikap didapatkan hasil bahwa 47(100%) remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah dalam kategori sikap yang
Setelah dilakukan uji Regresi Logistik menunjukkan bahwa variabel yang menjadi faktor utama penyebab perilaku seksual pranikah adalah yang memiliki nilai p ≤ 0,05 Tabel 4.3 Hasil Analisa Multivariat dengan Regresi Logistik
Step 1a Step 2b
teman(1) Constant teman(1) media(1) Constant
18
B
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
1.784 -.571 1.476
.488 .347 .515
13.347 2.704 8.207
1 1 1
.000 .100 .004
5.951 .565 4.373
-1.423 .463
.543 .533
6.856 .753
1 1
.009 .385
.241 1.589
MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, EDISI KHUSUS Vol. XIII No.1, April 2013
95.0% C.I.for EXP(B) Lower 2.286
Upper 15.493
1.594
12.002
.083
.699
ARTIKEL PENELITIAN PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto ARTIKEL
Dari keseluruhan proses analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 2 variabel independen yang diduga menjadi faktor dominan penyebab perilaku seksual pranikah pada remaja terdapat satu variabel dengan sig. 0,000 yang menjadi faktor dominan yaitu teman sebaya (p value < 0,05). Dari hasil uji multivariat jika dimasukkan dalam persamaan regresi logistik adalah sebagai berikut Persamaan yang di dapat adalah Y = konstanta + αıxı Y = 0,463 + 1,476 = 1,939 =
Dari uraian diatas dapat diprediksikan perilaku seksual pranikah remaja pada kategori tertentu pada variabel teman sebaya sebagai berikut : Jika teman sebaya terpengaruh (1), maka Y = 0,463 + 1,476 (1) = 1,939 = = 0,872 = 18% Jika teman sebaya yang tidak terpengaruh (0), maka Y = 0,463 + 1,476 (0) = 0,463 = = 0,612 = 61%
Dengan demikian probabilitas faktor teman sebaya mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja adalah 18 % sisanya terdapat pada faktor lain. Sedangkan teman sebaya yang terpengaruh sebanyak 18% dan yang tidak terpengaruh sebanyak 61%.
Pembahasan A. Pengaruh faktor teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa teman sebaya berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah, dan yang telah terpengaruh oleh teman sebaya dan melakukan perilaku seksual sebanyak 11 (22,9%) remaja. Hasil uji Chi square di peroleh p value = 0,000, ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Informasi mengenai seksual pranikah yang diperoleh melalui teman sebayanya (peer) sedikit banyak telah memberikan dorongan untuk menentukan sikap seorang remaja dalam melakukan interaksi (Basri, 2004). Ini menunjukkan bahwa peran teman sebaya amat besar pengaruhnya bagi kehidupan sosial dan perkembangan diri remaja. Dukungan teman sebaya menjadi salah satu motivasi dan pembentukan identitas diri seorang remaja dalam melakukan sosialisasi. Dan remaja cenderung lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah dengan kelompoknya. Menurut Tarakanita (2001), dukungan sosial yang bersumber dari teman sebaya dapat membuat remaja memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai hal yang belum pernah mereka lakukan serta belajar mengambil peran yang baru dalam kehidupannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ristianti (2008), diperoleh hasil bahwa dukungan sosial teman sebaya juga berpengaruh terhadap identitas diri remaja. Kelompok teman sebaya merupakan kelompok acuan bagi seorang anak untuk mengidentifikasi dirinya dan untuk mengikuti standar kelompok. Kedekatan remaja dengan teman sebaya (peer group) sangat tinggi, selain ikatan teman sebaya menggantikan ikatan keluarga, mereka juga merupakan sumber informasi dan saling membagi pengalaman sebagai tempat remaja untuk mencapai kemandirian. Maka tidak salah jika remaja mempunyai kecenderungan untuk mengambil informasi yang diterima dari teman sebaya tanpa memiliki dasar informasi yang benar dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi dari temen-teman sebayanya tersebut dalam hal ini sehubungan dengan perilaku seksual pranikah, Tidak jarang memunculkan rasa penasaran yang membentuk serangkaian dalam diri remaja. Untuk menjawab pertanyaan tersebut sekaligus membuktikan kebenaran informasi yang diterima, mereka cenderung melakukan dan menjalani perilaku tersebut.
MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, EDISI KHUSUS Vol. XIII No.1, April 2013
19
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
B. Faktor media massa tentang perilaku seksual pranikah
C. Faktor sikap tentang perilaku seksual pranikah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa media massa berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah remaja dan yang telah terpengaruh oleh media massa dan melakukan perilaku seksual pranikah sebanyak 27 (57,4%) remaja. Hasil Chi Square diperoleh P value = 0,000, berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor media massa dengan perilaku seksual pranikah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah remaja dan yang telah terpengaruh oleh sikap dan melakukan perilaku seksual pranikah sebanyak 17 (36,2) remaja. Hasil Chi Square diperoleh P value = 0,365, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor sikap dengan perilaku seksual pranikah.
Soetjiningsih (2004), mengatakan media massa merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku seksual pranikah. berbagai tayangan yang sangat menonjolkan aspek pornografi, setiap hari tayangan televisi semakin pulgar mempertontonkan adegan percintaan, ciuman, gaya pacaran remaja masa kini, mendorong munculnya budaya baru bagi remaja. Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi, menyebabkan masyarakat mempunyai alternativ media massa yang diinginkan. Media massa sendiri memberikan andil yang cukup besar dalam menyebabkan perilaku seksual pranikah pada remaja, hal yang ditakutkan lagi adalah masyarakat semakin permisif terhadap tayangan-tayangan porno di media (Cangara, 2003). Menurut Roviqoh (2002) pada remaja di salah satu SMU Negeri di Jakarta juga menunjukkan bahwa usia di atas 13 tahun sebesar 44%. Remaja yang mempunyai pengalaman pernah membaca buku porno sebanyak 92,7%, menonton film porno sebanyak 86,2 %, melalui video porno 89,1 % dan melalui internet 97,1 %. Dampak negativ dari media terutama pornografi merupakan hal yang serius untuk ditangani. Makin meningkatnya jumlah remaja yang terpapar pornografi merupakan suatu masalah besar yang dapat berdampak terhadap meningkatnya jumlah remaja yang berperilaku seksual pranikah. Pada masa remaja mengalami dorongan seksual yang cukup besar. Dorongan seksual merupakan kebutuhan dasar setiap individu, pada usia remaja dengan berkembangnya hormon-hormon pertumbuhan, fase pencarian jati diri, serta rasa keingintahuan yang tinggi membuat remaja menjadikan pornografi sebagai media untuk memicu kebutuhan seksualnya.
Menurut Bungin (2001) sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah lebih banyak di stimulus oleh berita media massa dan teman sebaya. Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relativ pasti, disertai oleh adanya suatu perasaan tertentu, yang pada akhirnya memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau perilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya. Sikap yang ada pada diri manusia akan memberikan corak pada tingkah laku atau perbuatan manusia tersebut. penerimaan atau penolakan yang dilakukan oleh seseorang dalam menanggapi suatu masalah dapat juga ditentukan oleh faktor-faktor yang berasal dari luar dirinya (walgito, 1991). Sikap terhadap perilaku seksualitas remaja secara teori merupakan faktor penentu yang memunculkan adanya perilaku yang sesuai dengan sikapnya. Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan yang dipersepsikannya sebagai suatu hal yang baik atau tidak baik, yang kemudian dimasukkan ke dalam dirinya. Dari apa yang diketahui tersebut akan mempengaruhi pada perilaku sesuai dengan persepsinya sebab remaja merasa setuju denga papa yang diketahuinya, namun sebaliknya kalau remaja mempersepsikan secara negatif, maka remaja pun cenderung menghindari atau tidak melakukan hal tersebut dalam perilakunya (Dariyo, 2004). Pentingnya meningkatkan peran orang tua dan guru sebagai sumber informasi tentang perilaku seksual pranikah remaja dengan cara membekali dengan pengetahuan yang benar tentang perilaku seksual pranikah. Sikap dapat bersifat positif dan dapat bersifat negative (Azwar, 2003) : 1. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu 2. Sikap negativ terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
20
MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, EDISI KHUSUS Vol. XIII No.1, April 2013
ARTIKEL PENELITIAN PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto ARTIKEL
Seringkali dalam kehidupan seharihari banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku seseorang, misalnya temen sebaya, media massa, lingkungan sosial, situasi atau kesempatan. Sehingga apa yang diketahui seringkali tidak konsisten dengan apa yang muncul dalam perilakuknya. Mungkin seseorang memiliki sikap negativ terhadap hubungan seksual pranikah, tetapi dalam kenyataan perilakunya tidak sesuai atau bertentangan dengan sikap tersebut.. Sikap inilah yang berperan besar dalam kehidupan manusia karena sikap yang telah terbentuk dalam diri manusia turut menentukan cara-cara manusia itu memunculkan tingkah laku terhadap suatu obyek (Gerungan, 2000). Berdasarkan hasil analisa multivariat di dapatkan hasil bahwa teman sebaya merupakan faktor yang paling dominan dalam remaja melakukan perilaku seksual pranikah. Meskipun remaja masih bergantung pada orang tuanya, namun intensitas ketergantungan tersebut telah berkurang, remaja mulai mendekatkan diri pada teman-teman yang memiliki rentang usia yang sebaya dengan dirinya. Remaja mulai belajar mengekspresikan perasaan-perasaan dengan cara yang lebih matang dan berusaha memperoleh kebebasan emosional dengan cara menggabungkan diri dengan teman sebayanya (Desmita, 2005) Informasi mengenai hubungan seksual yang diperoleh dari teman sebaya (peer) sedikit banyak telah memberikan dorongan untuk menentukan sikap remaja dalam melakukan interaksi dengan pasangan. Teori lain menyatakan dukungan teman sebaya menjadi salah satu motivasi dan pembentukam identitas diri seorang remaja dalam melakukan sosialisasi, terutama saat dia menjalin asmara dengan lawan jenis. Selanjutnya teman sebaya dalam pergaulan kadangkala menjadi salah satu sumber informasi yang cukup signifikan dalam membentuk pengetahuan seksual dikalangan remaja, bahakan informasi teman sebaya bisa menimbulkan dampak negatif karena informasi yang mereka peroleh hanya melalui tayangan media massa seperti; film, VCD,televisi maupun pengalaman diri sendiri (Andiyani, 1996). Dukungan yang dirasakan remaja yang diperoleh dari teman sebaya, remaja dapat merasa lebih tenang apabila dihadapkan pada suatu masalah. Hal tersebut dapat menimbulkan keyakinan pada diri remaja bahwa apapun yang dilakukan oleh remaja akan mendapatkan dukungan dari teman sebayanya. Menurut Tarakanita (2001), dukungan sosial yang bersumber dari teman sebaya dapat membuat remaja memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai hal yang belum pernah mereka lakukan
serta belajar mengambil peran yang baru dalam kehidupannya. Remaja mampu menjalankan peran sosialnya di masayarakat apabila remaja tersebut telah berhasil membentuk identitas dirinya Benimof dalam (Al-Mighwar, 2006) menegaskan bahwa kelompok teman sebaya merupakan dunia nyata remaja yang menyiapkan tempat remaja menguji dirinya sendiri dan orang lain. Keberadaan teman sebaya dalam kehidupan remaja merupakan keharusan, untuk itu seorang remaja harus mendapatkan penerimaan yang baik untuk memperoleh dukungan dari kelompok teman sebayanya. Melalui berkumpul dengan teman sebayanya yang memiliki kesamaan dalam berbagai hal tertentu, remaja dapat mengubah kebiasan-kebiasan hidupnya dan dapat mencoba berbagai hal yang baru serta saling mendukung satu sama lain.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Variabel yang berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah adalah teman sebaya dengan nilai p sebesar 0,000 dan media massa dengan nilai p sebesar 0,000. Ada pengaruh yang signifikan antara teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Ada pengaruh yang signifikan antara media massa terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap perilaku seksual pada remaja dengan nilai p sebesar 0,365. Variabel yang paling dominan terhadap perilaku seksual pranikah adalah teman sebaya dengan nilai p= 0,004.
B. Saran Agar guru BK (bimbingan konseling) mampu mengenali kebutuhan siswanya mengenai informasi tentang perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab melalui kegiatan kesiswaan di sekolah.Diharapkan meningkatkan mutu 67pelayanan kesehatan dan melakukan penyuluhan dan penyebaran informasi kepada masyarakat terutama para remaja di sekolah tentang perilaku seksual yang sehat dan bahayanya. Bagi siswa diharapkan memilih teman sebaya yang positif, melibatkan pihak sekolah dengan organisasi siswa seperti OSIS/PMR dan teman sebaya sebagai penyampai informasi.
MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, EDISI KHUSUS Vol. XIII No.1, April 2013
21