DIFUSI INOVASI TEKNOLOGI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN EKONOMI, KETAHANAN PANGAN, DAN STATUS KESEHATAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Oleh : DR. Ekowati Retnaningsih, SKM., M.Kes Ir. Hj. Ernila Rizar, MM; dan Nuryanto, DCN., M.Kes Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah Prov. Sumsel A. Pendahuluan Balitbangnovda Provinsi Sumatera Selatan telah mengembangkan Model Intervensi Penanggulangan Masalah Gizi melalui pemberdayaan masyarakat. Model yang dikembangkan tersebut dalam implementasinya terbukti efektif dan merupakan salah satu bentuk strategi pemberdayaan masyarakat dalam menanggulangi permasalahan yang berkembang di tengah masyarakat dengan mengupayakan pemecahannya melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki masyarakat itu sendiri. Upaya difusi inovasi teknologi dengan mengadopsi model pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan membentuk Kelurahan Model Binaan Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Selatan yang dilaksanakan pada tahun 2011. Kelurahan Model yang dibentuk berada di Kelurahan Talang Keramat Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin dan kegiatan utama difokuskan di RT 19 dan RT 22. Implementasi model digunakan guna meningkatkan ekonomi dan ketahanan pangan berbasis kearifan lokal dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat yang pada akhirnya diharapkan dapat memacu peningkatan IPM masyarakat di Kelurahan Model. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Melakukan difusi hasil teknologi model peningkatan pendidikan, ekonomi, dan status kesehatan masyarakat berbasis kearifan lokal dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan identifikasi masalah pre difusi model b. Melakukan difusi model c. Mengevaluasi hasil post difusi model C. Metodologi Desain studi adalah pre and post design one group. Populasi adalah Seluruh KK di RT 19 dan RT 22 berjumlah 103 KK. Metode yang digunakan dalam difusi model Kelurahan Model ini adalah metode partisipatif, dimana masyarakat dilibatkan langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.
1
D. Kerangka Konsep 1. Infrastruktur 2. Pertanian 3. Pendidikan 4. Kesehatan 5. Ekonomi PRE
DIFUSI MODEL
1. Infrastruktur 2. Pertanian 3. Pendidikan 4. Kesehatan 5. Ekonomi POST
Tahapan Pembentukan Kelurahan Model Tahapan yang dilakukan dalam pembentukan Kelurahan Model yaitu: a. Persiapan: a. Rapat persiapan (diikuti oleh Tim Penggerak PKK dan SKPD lintas sektor). b. Pembentukan tim Kelurahan Model dan kemitraannya. c. Penentuan lokasi. b. Pelaksanaan: a. Melakukan observasi lapangan dan survei mawas diri guna mengidentifikasi masalah dan potensi. b. Mensosialisasikan program dan kegiatan. c. Pengolahan dan analisis data. d. Perumusan rencana intervensi oleh instansi lintas sektor. e. Advokasi dinas/instansi: Mapping peran instansi lintas sektor. Sinergi stimulan instansi lintas sektor. f. Musyawarah masyarakat Kelurahan untuk menyatukan komitmen. g. Implementasi kegiatan intervensi dari instansi lintas sektor. c. Monitoring dan Evaluasi E. Hasil Identifikasi Karakteristik Rumah Tangga Jumlah anggota rumah tangga terbanyak berjumlah 4 orang yaitu 32,8 %. Pendidikan kepala keluarga sebagian besar tamat SD yaitu 37,3 % dan pendidikan ibu paling banyak tamatan SD berjumlah 37,5 %. Pekerjaan kepala keluarga paling banyak adalah sebagai buruh 64,2 % dan pekerjaan ibu terbanyak sebagai ibu rumah tangga yaitu 82,8 %. Umur kepala keluarga rata-rata berusia 45 tahun, umur termuda 19 tahun dan umur tertua 79 tahun. Sementara umur ibu rata-rata 40 tahun, umur termuda adalah 19 tahun dan umur tertua 61 tahun. Intervensi yang dilakukan Kerjasama Instansi Lintas Sektor Pembentukan Tim Kelurahan Model dengan tupoksi sebagai berikut: Bidang Kesehatan, Gizi Masyarakat, dan Pendidikan Instansi yang terlibat: Dinkes, BKKBN, BKP, Dinsos, Disdik, BND, BPP, dan TP PKK. Lingkup Pertanian Instansi yang terlibat: Dishut, Distan TPH, Disbun, Disnak, DKP, Dinas PUP, KTNA, dan TP PKK. 2
Bidang Infrastruktur Instansi yang terlibat: Dinas PUCK, Dinas PUBM, BPMPD, BLH, Disparbud, dan TP PKK. Bidang Wirausaha Instansi yang terlibat: BKP, Disnakertran, BPP, Dinsos, Diskop UKM, Disperindag, dan TP PKK.
Rapat terbuka dipimpin Bupati Banyuasin
Rapat terbuka bersama tokoh masyarakat dan anggota PKK
F. Hasil dan Pembahasan Pembangunan yang dilakukan di Kelurahan Model Binaan Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Selatan yang telah dilakukan selama satu tahun berdasarkan intervensi yang dilakukan oleh masing-masing bidang sebagai berikut: a. Bidang Infrastruktur
Sebelum intervensi dilakukan, kondisi infrastruktur yang ada di Kelurahan Model masih sangat terbatas. Jalan menuju ke Kelurahan dalam keadaan rusak ( dan sulit dilalui di saat musim hujan). Setelah dilakukan intervensi, pembangunan yang dilakukan adalah membuat jalan menuju lokasi yang terbuat dari beton sepanjang 2,4 km serta pembuatan gapura.
Membuat sarana air bersih yaitu dengan membangun sumur bor kemudian air ditampung dan didistribusikan ke rumah-rumah warga melalui bak penampung yang tersebar di empat lokasi penampungan. Pembangunan sumur bor ini dilakukan untuk mengatasi kebutuhan air bersih dimana selama ini warga mengandalkan air sumur yang umumnya tidak layak untuk dikonsumsi. Mendirikan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaka) hasil swadaya masyarakat. Posdaka ini dipergunakan untuk tempat musyawarah warga dalam kelompokkelompok kecil guna memecahkan suatu permasalahan. Telah dibangun juga 10 (sepuluh) pintu kios yang dipergunakan sebagai tempat untuk menjual hasil pertanian lokal dan usaha rumah tangganya yang ada di RT 19 dan 22. b. Bidang Pertanian Di bidang pertanian, pembangunan secara fisik dilakukan dengan membuat screen haouse, pemberian bantuan peralatan pertanian, serta pemberian bibit, pupuk, dan insektisida. Sedang intervensi non fisik meliputi pelatihan budidaya tanaman sayuran, toga, buah-buahan, dan peternakan. Saat ini warga di Kelurahan Model telah dapat membuat pembibitan secara mandiri di kebun bibit desa yaitu pembibitan
3
tanaman sayuran yang dipusatkan di screen house. Adapun intervensi yang dilakukan secara rinci sebagai berikut:
Pembangunan screen house, pembangunan ini dimaksudkan untuk menyediakan kebutuhan bibit tanaman yang diperlukan warga saat akan menanam tanaman sayuran di halaman rumah. Pemanfaatan halaman rumah dilakukan guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Bantuan bibit tanaman sayuran, toga, dan buah-buahan kepada warga. Sebelum screen house memproduksi bibit, warga dapat menanam sayuran di halaman rumah melalui bantuan bibit, pupuk, dan insektisida. Melakukan pelatihan budi daya tanaman dan peternakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada warga. Melakukan pelatihan pembibitan tanaman sayuran dengan instruktur teknis yang diundang dari Balitsa Lembang bekerjasama dengan Balitbangnovda Sumsel. Saat ini sudah terdapat 76 KK (73,7 %) telah memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk ditanami sayuran, toga, memelihara ternak (bebek, ayam, ikan). Sementara jumlah KK yang memelihara ikan dengan konsep kolam gantung/terpal sebelumnya baru hanya ada 5 KK saja sebagai model/contoh, namun sampai dengan bulan Februari 2012 jumlahnya bertambah sudah mencapai 20 KK. Bantuan ternak yang telah diberikan kepada masyarakat di RT 19 dan 22 meliputi : kambing masing-masing 2 ekor diberikan kepada 20 KK, bebek/itik @ 10 ekor kepada 24 KK, ayam @ 10 ekor kepada 20 KK, ikan nila @ 400 ekor kepada 5 KK, ikan lele @ 400 ekor kepada 6 KK. c. Pendidikan Di bidang pendidikan, intervensi dilakukan terhadap warga masyarakat yang putus sekolah, tidak memiliki pekerjaan, dan tidak memiliki keterampilan. Intervensi dilakukan dengan memberikan pelatihan keterampilan kemudian dibantu perlaatan keterampilan yang sesuai dengan pelatihan yang telah diberikan. Dengan bantuan peralatan serta keterampilan yang diberikan, warga dapat berusaha secara mandiri dan berkelompok. Adapun intervensi yang diberikan secara rinci sebagai berikut: Di Kelurahan Model Binaan TP PKK Provinsi Sumatera Selatan terdapat warga yang putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan. Kepada warga ini diberikan pelatihan kewirausahaan diantaranya adalah: kursus menjahit, perbengkelan, dan tambal ban. Pemberian bantuan peralatan usaha diantaranya: mesin jahit, mesin las, peralatan tambal ban. Bantuan ditujukan kepada warga yang telah mendapat pelatihan agar dapat berusaha secara mandiri berdasarkan bekal keterampilan yang telah diberikan.
Sebagai sarana pendidikan kepada masyarakat untuk pemanfaatan lahan pekarangan rumah, Balitbangnovda Provinsi Sumatera Selatan mengembangkan lima rumah contoh. Kelima rumah contoh ini masing-masing tiga rumah berada di RT 19 dan dua rumah lagi berada di RT 22. Di lahan pekarangan rumah contoh ini dimanfaatkan untuk bertanam sayuran, toga, dan peternakan. Selain itu diberikan pula pemahaman akan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi keluarga dan perilaku hidup bersih dan sehat. d. Ekonomi Melalui pemanfaatan lahan pekarangan dengan bertanam sayuran dan beternak bebek sudah dirasakan manfaatnya oleh setiap keluarga. Berdasarkan hasil 4
pemantauan dan wawancara dengan responden (ibu rumah tangga) didapat hasil bahwa lahan pekarangan dengan luas 300 m2 melalui menanam sayuran dapat menambah pendapatan keluarga sebesar Rp. 10.000-15.000/hari. Sebagian dari hasilnya dimanfaatkan oleh keluarga untuk dikonsumsi supaya terpenuhi kebutuhan gizinya setiap hari. Untuk ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Model juga diberikan pemahaman tentang kewirausahaan dan koperasi. Dengan kelembagaan ini usaha mereka akan lebih kokoh dalam ketersediaan permodalan dan pengembangan usaha. Adapun intervensi yang dilakukan secara rinci sebagai berikut: Melakukan pelatihan usaha ekonomi produktif diantaranya: pelatihan pembuatan sabun, membuat keripik, dan membuat dodol dari pepaya. Pelatihan ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga. Bantuan peralatan usaha sesuai dengan pelatihan yang telah diberikan yaitu: bantuan mesin pembuat keripik serta peralatan pembuatan sabun dan dodol. Membentuk koperasi simpan pinjam untuk penguatan permodalan. Koperasi ini diberi bantuan sebagai modal awal untuk dikembangkan dalam bentuk beras dan gula. Hasil usaha rumah tangga yang ada di RT 19 dan 22 sudah dapat dijual dilokasi yang telah disediakan seperti menjual gado-gado, tempe, ikan, kerupuk kemplang, hasil pertanian (sayuran, buah-buahan), keripik buah, sabun dan bibit tanaman. e. Kesehatan Pengetahuan tentang Gizi dan Kesehatan Tingkat pengetahuan responden tentang gizi dan kesehatan kategori baik sebanyak 61,7 % dan 38,3 % masih jelek. Jumlah ibu-ibu yang mempunyai balita untuk menimbang anaknya di Posyandu masih rendah yaitu 24 (48,9 %) orang. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, terdapat 3,6 % keluarga yang masuk dalam kategori rumah tangga sehat I (warna merah) dan ada 16,3 % keluarga yang masuk kategori rumah tangga sehat II (warna kuning). Terdapat 87,8 % rumah tangga melakukan kebiasaan merokok. Penggunaan sarana air bersih untuk keperluan memasak dan minum < 60%. Pengetahuan tentang kesehatan di Kelurahan Model selama ini masih kurang, terutama pengetahuan tentang PHBS. Kepada warga diintervensi untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya PHBS. Perhatian terhadap gizi balita ditumbuhkan agar balita dapat tumbuh sehat. Posyandu dibentuk agar kesehatan ibu dan anak dapat dipantau secara rutin. Adapun intervensi yang dilakukan secara rinci sebagai berikut: Selama ini pengetahuan warga akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat serta pentingnya pemenuhan asupan gizi masih kurang. Mengatasi permasalahan ini, di Kelurahan Model dibentuk posyandu di bawah pembinaan dari Puskesmas Kenten Laut. Melalui pembentukan posyandu ini, warga diberikan pemahaman tentang pentingnya memperhatikan gizi sejak balita. Kesehatan ibu dan anak dipantau setiap bulan dengan kegiatan posyandu yang dilakukan. Anak balita diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) setiap bulannya di Posyandu berupa bubur kacang hijau, biskuit, dll.
5
Setelah dilakukan intervensi tingkat pengetahuan ibu meningkat sebanyak 78,5 % ibu-ibu memiliki pengetahuan tentang gizi dan kesehatan sudah baik. Perilaku hidup bersih dan sehat : penggunaan sarana air bersih sudah mencapai > 80%. Kesadaran masyarakat terutama ibu-ibu yang mempunyai balita untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan berat badan anak balitanya di Posyandu sudah baik, hal ini dapat dilihat dengan jumlah balita yang ditimbang di Posyandu sebelumnya pada bulan Maret 2011 berjumlah 24 anak balita (D/S : 48,9%), sekarang sampai dengan bulan Februari 2012 sudah mencapai 48 anak balita (D/S : 97,9%) yang ditimbang di Posyandu dan memiliki KMS. Memberikan bantuan makanan tambahan kepada balita yang ada di Kelurahan Model. Bantuan ini diharapkan dapat menstimulasi warga yang memiliki balita untuk senantiasa memberi perhatian terhadap kebutuhan gizi anak-anaknya sejak balita. Memberikan bantuan sebagai stimulan untuk bedah rumah. Kegiatan ini dilakukan sebagai pembelajaran kepada warga tentang rumah yang berkeriteria rumah sehat.
G. KESIMPULAN Dengan terbentuknya Kelurahan Model Binaan Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Selatan, beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan ini adalah: 1. Pembentukan Kelurahan Model ini dapat berjalan sesuai rencana berkat adanya sinergi dan kerjasama lintas sektor antara SKPD yang terkait serta TP PKK Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Banyuasin. 2. Pendampingan dan pembinaan tetap dilakukan sampai kemandirian warga dapat tercipta. Kemandirian warga ini sangat diperlukan agar setelah intervensi yang dilakukan, kegiatan yang telah berjalan tetap berkesinambungan.
6