D. Analisis Ancaman Sebagian besar lokasi menghadapi sangat banyak ancaman. Sumberdaya konservasi sangat langka dan kompetensi sering terbatas. Tantangan umum untuk manajer sumber daya adalah menentukan yang mana dari banyak ancaman ini yang akan coba kita tangani. Peringkat ancaman merupakan suatu metode untuk membuat langkah yang lengkap ini menjadi lebih jelas dan lebih obyektif. Ini melibatkan penentuan dan pendefinisian seperangkat kriteria kemudian mengaplikasikannya secara sistematis pada ancaman langsung di lokasi sehingga tindakan konservasi dapat diarahkan pada tempat dimana mereka benar-benar diperlukan. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor
45
D. Analisis Ancaman
4.0 MEMBUAT PERINGKAT ANCAMAN Degan menggunakan Model Konseptual awal yang dikembangkan pada pertemuan pemangku kepentingan kunci, perangkat lunak Miradi digunakan untuk 7 menetapkan peringkat ancaman langsung yang telah mereka identifikasi . Peringkat ini berguna untuk: 1) Mengidentifikasi “sasaran” dengan peringkat tertinggi (Hutan Pesisir, Merpati Andrea, Semak Berduri Pesisir, atau Vegetasi Pantai & Pasir/Burung Laut) 2) Mengidentifikasi ancaman dengan peringkat tertinggi yang berdampak pada sasaran” ini Perangkat lunak Miradi secara otomatis menangkap sasaran dari Model Konsep, memunculkan mereka sejajar dengan “X” axis dan dengan ancaman langsung yang sejajar dengan Y axis.
4.1 Lingkup, Intensitas & Ketakberbalikan Setiap ancaman diberi peringkat berdasarkan Lingkup, Tingkat Kerusakan & Ketakberbalikan, terhadap setiap sasaran dengan menggunakan petunjuk penilaian berikut ini: KUNCI KRITERIA ANCAMAN (Berdasarkan definisi Miradi) A: LINGKUP (Area) 4 = Sangat Tinggi: Ancaman kemungkinan besar akan menyebar ke seluruh atau sebagian besar lokasi anda. 3 = Tinggi: Ancaman kemungkinan besar akan menyebar dalam lingkupnya, dan mempengaruhi sasaran konservasi di banyak tempat pada lokasi anda 2 = Sedang: Ancaman kemungkinan besar memiliki cakupan lokal, dan mempengaruhi sasaran konservasi di beberapa tempat pada lokasi sasaran. 1 = Rendah: Ancaman kemungkinan besar memiliki cakupan terlokalisasi, dan mempengaruhi sasaran konservasi di bagian yang terbatas pada lokasi sasaran. B: TINGKAT KERUSAKAN – Tingkat kerusakan terhadap sasaran konservasi yang beralasan untuk diharapkan pada keadaan saat ini (yaitu berdasarkan keberlanjutan situasi yang ada). 4 = Sangat Tinggi: Ancaman kemungkinan besar menghancurkan atau menghilangkan sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi. 3 = Tinggi: Ancaman kemungkinan besar mendegradasi (serius) sasaran koservasi pada beberapa bagian di lokasi. 2 = Sedang: Ancaman kemungkinan besar mendegradasi (sedang) sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi. 1 = Rendah: Ancaman kemungkinan besar hanya sedikit merusak sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi. C: KETAKBERBALIKAN – Pentingnya mengambil tindakan cepat untuk melawan ancaman. 4 = Sangat Tinggi: Akibat ancaman langsung tidak berbalik (misalnya, lahan basah dikonversi menjadi pusat perbelanjaan). 3 = Tinggi: Akibat ancaman langsung dapat dibalikkan, tapi tidak mampu dipraktekkan (misalnya, lahan basah dikonversi menjadi lahan pertanian). 2 = Sedang: Akibat ancaman langsung dapat dibalikkan dengan komitmen sumber daya yang layak (misalnya, menyingkirkan dan mengeringkan lahan basah). 1 = Rendah: Akibat ancaman langsung dapat dengan mudah dibalikkan dengan biaya yang relatif rendah (misalnya, kendaraan off-road melewati lahan basah).
7 (Ref: Margoluis, Richard A.; and Niklaus Salafsky [1998] Measures of Success, Island Press, Washington DC).
46
D. Analisis Ancaman Ilustrasi A menunjukkan proses pemeringkatan ancaman menggunakan Miradi. Ilustrasi B menunjukkan Peringkat Ancaman Akhir. Perlu dicatat bahwa kesimpulan peringkat yang disusun berdasar “target” menunjukkan bahwa Merpati Andrea merupakan target yang paling kritis terancam, dengan nilai “Tinggi”, dengan ancaman dari binatang pengerat Invasif (pada target ini) memiliki peringkat “Sangat Tinggi” (lihat ilustrasi C pada halaman berikutnya).
Ilustrasi A
Ilustrasi B
Proses menyelesaikan tabel peringkat ancaman dalam Miradi (catatan: hanya tikus invasif sampai Ara Galvin invasif yang telah diselesaikan pada ilustrasi ini)
Tabel peringkat ancaman akhir dengan semua ancaman telah selesai diproses. Panah menunjuk ke peringkat “tinggi” dari Merpati Andrea dan “sangat tinggi” dari binatang pengerat invasif.
47
D. Analisis Ancaman Pemangku kepentingan kunci mengidentifikasi pemangsaan oleh tikus sebagai ancaman utama terhadap Merpati Andrea dan sasaran keanekaragaman hayati lainnya di Pulau Serena; dan ahli lokal yang kemudian melakukan verifikasi terhadap hal ini, juga mengakui tikus sebagai ancaman terhadap kesehatan. Parker memutuskan untuk memusatkan diri kepada tikus invasif setelah melakukan analisis peringkat ancaman formal (Ilustrasi C) mengidentifikasi tikus sebagai ancaman dengan peringkat tertinggi.
Ilustrasi C Ancaman
Vegetasi pantai & pasir
Semak pesisir/berduri
Hutan pesisir/ Ara berbulu
Populasi Merpati Andrea
Ringkasan tingkat ancaman
Tikus invasif (memangsa burung muda & anak yang masih di dalam sarang
Anjing (memangsa)
Perburuan burung
Pemanenan Mangrove
Ara Galvin yang invasif
Kebakaran
Kotoran/sampah
Pertambangan pasir
Peningkatan kekuatan angin topan
Medium
Ringkasan tingkat sasaran
48
D. Analisis Ancaman
4.2 Rantai Faktor Setelah mengetahui ancaman paling kritis (binatang pengerat invasif), kita sekarang kembali ke Model konseptual untuk melihat siapa dan apa yang ada di balik ancaman; yaitu faktor apa yang memberikan kontribusi (termasuk ancaman tidak langsung) yang membuat lingkungan dimana ancaman ini muncul dan yang harus ditangani untuk mengurangi ancaman dan meningkatkan kondisi sasaran. Gambaran Model Konseptual yang disederhanakan dan lebih linier ini disebut “rantai faktor”. Pengetahuan ini akan digunakan untuk merancang penelitian formatif kita (Seksi E), untuk melakukan validasi terhadap fakta apakah kita telah memilih sasaran keanekaragaman hayati yang benar, ancaman yang benar, khalayak yang benar, dan strategi yang benar untuk menangani dan menguranginya? Apa yang dimaksud dengan kata “benar”? “Benar” berarti khalayak yang didentifikasi benarbenar mendorong adanya ancaman keanekaragaman hayati yang kritis terhadap mana Pride (dan mitra tambahan yang ada bersama kita dalam kampanye) memiliki kemampuan yang telah terbukti untuk mengurangi dan meminimumkan ancaman tersebut, yang dengan terukur akan meningkatkan status sasaran keanekaragaman utama (ekosistem yang terancam, dan spesies yang terancam punah atau endemik). Model yang kita bangun di Seksi C membantu kita untuk melihat siapa (khalayak potensial yang mana) yang berada dibalik ancaman binatang pengerat invasif. Khalayak dilingkari dalam warna merah di atas: Nelayan dan Wisatawan. Untuk memudahkan pembahasan ke depan, kita dapat membagi diagram di atas menjadi dua; satu rantai mewakili rantai dari nelayan, yang lain dari Wisatawan. Keduanya ditunjukkan pada halaman berikut ini.
49
D. Analisis Ancaman 4.2.1 Rantai faktor untuk Nelayan Rantai Faktor untuk nelayan hanya memasukkan faktor kontribusi (termasuk ancaman tak langsung) yang disebabkan oleh khalayak, dalam hubungannya dengan ancaman langsung tikus invasif. Faktor ini diantaranya adalah: Masuknya tikus ke Pulau Serena dengan perahu; nelayan mengunjungi pulau dengan perahu; (kurangnya) kepedulian tentang bagaimana dan mengapa perlu membasmi tikus dan keinginan untuk melakukannya; dan (kurangnya) kepedulian bahwa tikus berada di dalam perahu mereka dan dapat menyebabkan masalah lingkungan.
Rantai Faktor dapat lebih disederhanakan untuk menunjukkan hubungan linier antar faktor yang berkontribusi, yang jelas akan membantu kita untuk melihat siapa yang berada dibalik ancaman (nelayan– kotak dengan garis putus-putus). Kita dapat mengulangi proses ini menggunakan rantai kedua bagi Wisatawan (bawah)
50
D. Analisis Ancaman 4.2.2 Rantai Faktor untuk Wisatawan Gambar dibawah menunjukkan Rantai Faktor untuk Wisatawan dengan faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tak langsung) adalah: masuknya tikus ke Pulau Serena dengan perahu; (kurangnya) kemauan untuk bertindak mendukung pembasmian binatang pengerat dan/atau deklarasi Taman Nasional; (kurangnya) kepedulian akan ancaman terhadap Pulau Serena, penyebabnya dan solusinya.
Rantai Faktor yang disederhanakan menunjukkan kotak dengan garis putus-putus disekitar Wisatawan, karena mereka juga berada dibelakang ancaman tikus invasif. Pemahaman akan rantai ini membantu mengarahkan penelitian kita (lihat Seksi E).
51