Perkembangan Kasus Avian Influenza (AI) pada Unggas Kondisi s/d 31 Mei 2014 Laporan perkembangan kasus penyakit Avian Influenza (AI) pada unggas di Indonesia berdasarkan hasil Uji Cepat (Rapid Test) positif yang dilaporkan Tim PDSR (Participatory Disease Surveillance and Response) melalui SMS Gateway dan surveilans investigasi BBV/BV sampai dengan kasus per 31 Mei 2014 sebagai berikut : 1.
Kasus AI pada unggas selama bulan 31 Mei 2014 (1- 31 Mei 2014) a. Jumlah kasus AI sebanyak 16 kasus di 38 desa pada 14 Kab/kota di 8 Provinsi, yakni: 1) Jawa Tengah 3 Kasus (Wonogiri/1 kasus, Sukoharjo/ 1 kasus, dan Boyolali/ 1 kasus); 2) DI Yogyakarta 3 Kasus (Kota Yogyakarta/ 2 kasus dan Gunung Kidul/ 1 kasus) 3) Jawa Timur 2 Kasus (Lamongan/ 1 kasus dan Probolinggo/ 1 kasus) 4) Sumatera Barat 2 kasus (Bukittinggi/ 1 kasus dan Tanah datar / 1 kasus), 5) Sulawesi Tenggara 2 kasus (Kendari/ 2 kasus) 6) Jawa Barat 1 Kasus (Kuningan/ 1 kasus), 7) Lampung 1 kasus (Lampung Utara/1 kasus). 8) Riau 1 kasus (Dumai/ 1 kasus) 9) Kalimantan Timur 1 Kasus (Bontang/ 1 kasus) 10) Papua 1 Kasus (Mimika/ 1 kasus), Hasil surveilans BBV. Maros Lihat Lampiran-1 b.
Menyebabkan kematian unggas sebanyak 14.585 ekor, terdiri dari 540 ekor ayam kampung, 892 ekor itik, 1251 ekor Layer, dan 13.000 ekor Puyuh.
c.
Khusus berkaitan perkembangan meningkatnya kematian itik akibat kasus AI berikut hasil rekapitulasi jumlah kematian itik sejak bulan September 2012 s/d 31 Mei 2014 sebanyak 372.700 ekor di 119 kab/kota pada 20 provinsi yakni: (sumber data SMS Gateway, Laporan Dinas Peternakan Provinsi dan BBV/BPPV, Rekapitulasi data s/d 31 Maret 2014). Lihat Lampiran-2, Lampiran-3
2.
Keterkaitan dengan Kasus Flu Burung pada manusia dalam bulan Mei 2014. Tidak ada kasus (Sumber data : Kemenkes)
3.
Perkembangan kasus AI pada unggas tahun 2006 s/d 2013 Sejak terjadinya wabah AI pada unggas di Indonesia yang dideklarasi pada bulan Januari 2004, kasus secara bertahap menurun cukup signifikan setiap tahun yakni th. 2007 = 2.751 kasus, th. 2008 = 1.413
kasus, th 2009 = 2293 kasus, th.2010 = 1502 kasus, th. 2011 = 1.411 kasus, th. 2012 = 546 kasus dan th. 2013 = 470 kasus. Lihat Lampiran-4, Lampiran-5. 4.
Surveilans virus AI pada pasar unggas hidup Guna mengetahui dinamika prevalensi virus AI pada berbagai sektor perunggasan di wilayah risiko tinggi AI, maka dilakukan surveilans virus AI melalui pengambilan sampel lingkungan dalam pasar tradisional yang diawakili oleh 260 pasar tradisional di wilayah Jabodetabek dan selanjutnya dilakukan uji lab untuk matrix influensa A dan PCR H5. Hasil surveilans menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi pada musim hujan dan kenaikan prevalensi pada tahun 2013 yang perlu diwaspadai.. Hasilnya lihat Lampiran-6
5.
Surveilans identifikasi virus AI A/H7N9 Dalam rangka antisipasi masuk dan menyebarnya virus AI A/H7N9 dari Cina atau negara tertular lainnya ke Indonesia, maka telah dilakukan pengambilan dan pengujian 864 sampel lingkungan di pasar unggas hidup terdiri dari Jabodetabek (534), Medan (148), Surabaya (146), Rawakepiting (36), hasilnya 33,7 % positif (+) matrix Influenza A, dan semua (100 %) negatif (-) H7N9. Lihat Lampiran-7
6.
Kesiagaan Pengendalian AI pada unggas a. Dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan kasus AI H5N1 (clade 2.1.3. dan 2.3.2.1) terkait perubahan cuaca global yang tidak menentu terutama tingginya curah hujan dan berkepanjangan pada musim kemarau di tahun 2013, maka telah diterbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 22037/PD.510/F/07/2013 tanggal 22 Juli 2013 tentang peningkatan kewaspadaan pengendalian AI pada unggas. b. Disamping itu untuk mengantisipasi kondisi cuaca ekstrim curah hujan tinggi dan kejadian banjir di beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi risiko meningkatnya kasus AI pada unggas, maka telah diterbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 22040/TU.210/F/01/2014 tanggal 22 Januari 2014 tentang kesiagaan pengendalian AI di musim hujan. c. Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 12040/PD.640/F/03/2014 tanggal 12 Maret 2014 tentang Pengendalian Kasus AI pada Itik/Unggas di Kalimantan.
7.
Kementerian Pertanian dengan didukung bantuan teknis dari FAO dan pakar Laboratorium Referens OIE AAHL Geelong Australia, pada tanggal 20 Mei 2014 di Bogor telah melaksanakan Launching Influenza Virus Monitoring (IVM) online. IVM online adalah sebuah sistem jaringan laboratorium kesehatan hewan di Indonesia yang berbasis web yang menampung data karakter antigenik dan genetik virus HPAI yang bersirkulasi di Indonesia.
Tujuan IVM online adalah untuk mengidentifikasi varian virus potensial, mengidentifikasi dan menetapkan strain virus tantang dan memonitor efikasi vaksin yang digunakan. Dalam software IVM online terdapat berbagai fitur yang berguna untuk memetakan situasi virus HPAI di Indonesia. Beberapa fitur utamanya adalah: (1) Antigenic modul, (2) Genetic modul (3) Isolat modul (4) Reporting Modul. Anggota IVM online adalah 8 laboratorium diagnostik (BBVet dan BVet), Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH), PUSVETMA dan BBALITVET. BBVet Wates ditetapkan sebagai focal point pengendali kegiatan IVM online. 8. Komunikasi Publik a. Masyarakat/peternak yang mengetahui adanya unggas sakit/mati mendadak agar melapor melalui SMS ke Tim PDSR/Tim Respon Cepat setempat/daerah terdekat atau melalui SMS dan Call Center AI Direktorat Kesehatan Hewan No. 08118301001 b. Informasi kasus AI pada unggas terkini di Indonesia dapat diakses melalui website: keswan.ditjennak.pertanian.go.id. atau ditjennak.pertanian.go.id
Lampiran-1
Lampiran-2
Lampiran-3
Lampiran-4
Lampiran-5
Lampiran-6
Lampiran-7
Hasil pengujian PCR H7 dari sampel lingkungan di Pasar Unggas Region
year
month
Total
JABODETABEK JABODETABEK JABODETABEK JABODETABEK JABODETABEK JABODETABEK Total MEDAN MEDAN MEDAN Total RAWAKEPITING SURABAYA SURABAYA SURABAYA Total Grand Total
2012 2013 2013 2013 2013
November February March April May
2013 2013 2013
March May
2013 2013 2013
May March April
2013
Matrix Neg 45 42 37 56 122
H7 Pos 0 0 0 0 0
H7 Neg 32 29 39 46 86
%M+
%H7
77 71 76 102 208
Matrix Pos 32 29 39 46 86
41,6 40,8 51,3 45,1 41,3
0 0 0 0 0
534 74 74 148 36 73 73
232 1 1 2 16 25 16
302 73 73 146 20 48 57
0 0 0 0 0 0 0
232 1 1 2 16 25 16
43,4 1,4 1,4 1,4 44,4 34,2 21,9
0 0 0 0 0 0 0
146 864
41 291
105 573
0 0
41 291
28,1 33,7
0 0
Hasil PCR negatif H7 dari semua sampel yang diuji