Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
ISSN: 2355-3774
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS 5 SD NEGERI INPRES115495 SISUMUT KOTA PINANG Cut Eva Nasryah1) Arief Aulia Rahman2) 1)Universitas
Negeri Medan, Jalan William Iskandar Pasar V Medan, Email:
[email protected] 2)Universitas Negeri Medan, Jalan William Iskandar Pasar 5 Medan Email:
[email protected]
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi penerapan metode pembelajaran koopertif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, mengatahui aktifitas belajar siswa ketika diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode kooperatif tipe STAD pada materi bangun datar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil analisis tes hasil belajar yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan I dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil belajar ≥ 70% secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 62,5% yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 70,93. Dari hasil analisis data pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh besar peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah 71,87%. Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah 34,37%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata-kata kunci: Student Teams Achievement Division (STAD), Bangun Datar segiempat, Hasil belajar. PENDAHULUAN
pembelajaran
Proses belajar dan hasil belajar adalah
dua
hal
membelajarkan
didesain siswa.
untuk Artinya,
yang tidak dapat
sistem pembelajaran menempatkan
dipisahkan. Untuk itu, maka segala
siswa sebagai subjek belajar dan
faktor yang mempengaruhinya harus dioptimalkan
untuk
mencapai
hasil
belajar yang baik, terutama proses belajar
mengajar
yang
sangat
menentukan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru.
sistem pada
pembelajaran aktivitas
siswa.
berorientasi Sardiman
(2011:100) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik
Dalam Standar Proses Pendidikan,
25
Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
ISSN: 2355-3774
atau mental. Dalam kegiatan belajar,
Achievement
kedua aktivitas itu harus terkait.
adalah
Division
salah
satu
kooperatif
yang
kooperatif adalah hasil belajar akademik
dikembangkan
oleh
siswa
pembelajaran
Tujuan
model
meningkat
pembelajaran
dan
siswa
dapat
(STAD) model
ini
belajar
mula-mula Slavin.
Model
kooperatif
ini
dari
menggunakan kelompok-kelompok kecil
mengembangkan
dengan jumlah anggota setiap kelompok
keterampilan sosial. Sebagaimana yang
4-5 orang siswa secara heterogen.
dikatakan
9)
Diawali dengan penyampaian materi,
menyatakan bahwa “Tujuan penerapan
kegiatan kelompok dan penghargaan
model pembelajaran kooperatif adalah
kelompok. LAS digunakan sebagai
agar peserta didik dapat belajar secara
salah satu media pembelajaran yang
berkelompok bersama teman-temannya
dapat dijadikan suatu pilihan untuk
dengan
mengajak
menerima
berbagai
temannya
serta
oleh
keragaman
Isjoni
secara
(2009:
saling
menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya
dengan
menyampaikan
pendapat mereka secara berkelompok” Student
Team
Achievement
Division (STAD) didirikan berdasarkan pemenuhan
pedagogi
pembelajaran.
Park, Y.J and T. Nutrakune, (2013:3)
konsep.
ditugaskan
untuk
berbagai
kelompok yang terdiri tingkat tertentu diferensiasi: kompetensi, jenis kelamin, ras,dan sebagainya. Dalam hal ini, guru, sebagai fasilitator, akan singkat siswa dengan ringkas namun instruksi yang
Alat
mempunyai
siswa
bantu
dapat
dalam
mengajar
mengkonstruksi LAS
beberapa
diantaranya
mengaktifkan belajar
membantu
dan
ini
tujuan
kegiatan
dan
memperoleh
siswa
mengembangkan
konsep atau prinsip. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
mengatakanempat sampai lima siswa akan
siswa
juga merupakan salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses
belajar
Dalam
pengajaran
matematika,
mengajar
media
mata LAS
disekolah. pelajaran banyak
digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa. Dalam penelitian ini, LAS
tepat.
Yeung, H. Chim Ho(2015:1) mengatakan Kooperatif
Model tipe
pembelajaran
Student
Team
berfungsi sebagai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model STAD, karena dengan adanya las, guru lebih mudah
26
Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
ISSN: 2355-3774
dalam menginstruksikan siswa untuk
Sesuai dengan jenis penelitian
memahami materi dan soal – soal yang
yang
diberikan.
tindakan kelas, maka penelitian ini
Demikian
yaitu
penelitian
LAS
memiliki beberapa tahapan yang berupa
sebagai
siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai
sumber belajar. Dalam hal ini, peran
dengan perubahan yang akan dicapai.
guru
LAS,
Pada penelitian ini jika siklus I tidak
pengawas,
berhasil yaitu aktivitas dan hasil belajar
motivator.Dalam
siswa belum mencapai ketuntasan, maka
pembelajaran kooperatiftipe STAD
dilaksanakan siklus II dan siklus akan
terjadi interaksi siswa yang saling
berhenti jika aktivitas dan hasil belajar
membantu, saling tukar informasi,
siswa meningkat mencapai ketuntasan
dapat
dimanfaatkan
bukan
melainkan
siswa
digantikan
guru
pembimbing
untuk
sebaliknya,
digunakan
oleh
sebagai
dan
memahami
konsep-konsep
matematika yang sulit dan dalam memecahkan masalah serta untuk
secara klasikal. Dalam penelitian ini direncanakan hanya sampai 2 siklus saja, dan tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
menuntaskan materi belajarnya. HASIL PENELITIAN METODE PENELITIAN Jenis
Dari hasil tes kemampuan awal adalah
32 orang siswa, diperoleh nilai rata-rata
penelitian tindakan kelas (Classroom
siswa sebesar 21,56 dengan penyebaran
Action Research), yang didasarkan atas
tingkat
upaya meningkatkan aktivitas dan hasil
sebanyak 17 orang memiliki penguasaan
belajar siswa, yaitu lebih baik dari yang
sangat rendah, 5 orang siswa yang
sebelumnya.
yang
memiliki penguasaan rendah, 12 orang
digunakan adalah pendekatan kualitatif
memiliki penguasaan sedang, 4 orang
dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif
memiliki penguasaan tinggi, dan tidak
berguna untuk menemukan data yang
ada juga satupun siswa yang memiliki
berbentuk
hasil
penguasaan sangat tinggi. Berdasarkan
pendekatan
nilai tes awal yang disajikan diperoleh
kuantitatif berguna untuk menemukan
bahwa tingkat penguasaan siswa masih
data hasil belajar siswa yang berbentuk
sangat rendah. Terlihat bahwa dari 32
angka yaitu dari tes hasil belajar siswa.
siswa, siswa yang penguasaannya sangat
observasi.
penelitian
ini
Pendekatan
kata-kata Sedangkan
seperti
penguasaan
siswa,
yaitu
rendah ada 30 siswa (93,75%), 2 siswa
27
Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
ISSN: 2355-3774
(6,25%) memiliki tingkat penguasaan
20 siswa (62,5%) yang tuntas sedangkan
rendah.
12 siswa (37,5%) belum mencapai Dari hasil observasi aktivitas
ketuntasan belajar sehingga ketuntasan
dengan
model
klasikal belum terpenuhi. Selain itu dari
pembelajaran Kooperatif tipe STAD
hasil observasi terhadap aktivitas siswa
diperoleh hasil sebagai berikut:
selama
1. Pada pertemuan I diperoleh bahwa
diperoleh jumlah siswa yang memiliki
tidak ada siswa (0%) yang tergolong
persentase aktivitas minimal 70% pada
kategori aktif dan sangat aktif, 11
pertemuan I tidak ada siswa aktif (0%),
orang
dan pada pertemuan II terdapat 13 siswa
siswa
menggunakan
siswa
(34,37%)
tergolong
kategori cukup aktif dan 21 orang
pembelajaran
berlangsung
(40,62%).
siswa (65,63%) tergolong kategori
Dari hasil observasi aktivitas
kurang aktif, maka dapat disimpulkan
siswa
aktivitas siswa masih dalam kategori
pembelajaran kooperatif tipe STAD
kurang
diperoleh:
aktif
dengan
rata-rata
aktivitas siswa 50%.
1.
dengan
menggunakan
model
Pada pertemuan I diperoleh bahwa
2. Pada pertemuan II diperoleh bahwa
6 orang siswa (18,75%) yang
terdapat 13 orang siswa (40,63%)
tergolong kategori sangat aktif, 17
yang tergolong dalam kategori aktif,
orang siswa (53,125%) tergolong
9
kategori
orang
siswa
(28,12%)
yang
aktif,
6
orang
siswa
tergolong dalam kategori cukup aktif
(18,75%) yang tergolong kategori
dan 10 orang siswa (31,25%) yang
cukup aktif dan 3 orang siswa
tergolong dalam kategori kurang
(9,375%) tergolong kategori kurang
aktif. Sehingga dapat disimpulkan
aktif,
aktivitas siswa masih dalam kategori
aktivitas siswa dalam kategori aktif
cukup aktif dengan rata-rata aktivitas
dengan rata-rata aktivitas siswa
siswa 62,89%.
72,65%
Dapat
disimpulkan
secara
2.
maka
dapat
disimpulkan
Pada pertemuan II diperoleh
keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I
bahwa terdapat 12 orang siswa (37,5%)
masih dalam kategori kurang aktif
yang tergolong dalam kategori sangat
dengan
aktif, 14 orang siswa (43,75%) yang
persentase
aktivitas
siswa
56,44%. Berdasarkan
tergolong dalam aktif, 6 orang siswa analisis
data
(18,75%) yang tergolong dalam kategori
setelah siklus I diperoleh hanya terdapat
cukup aktif dan tidak ada siswa yang
28
Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
ISSN: 2355-3774
tergolong dalam kategori kurang aktif.
antara 65-79 dikategorikan siswa dengan
Sehingga dapat disimpulkan aktivitas
kemampun sedang, dan 1 orang siswa
siswa sudah dalam kategori aktif dengan
memperoleh
rata-rata aktivitas siswa 76,75%
dikategorikan siswa dengan kemampuan
Dapat
disimpulkan
secara
nilai
antara
55-64
sangat rendah. Nilai rata-rata kelas yang
keseluruhan aktivitas siswa pada siklus
diperoleh
adalah
82,81
II sudah dalam kategori aktif dengan
dikategorikan
persentase aktivitas siswa 74,7%. Hal
tinggi. Dalam hal ini telah mencapai
ini
dengan
yang
kemampuan
menunjukkan
terdapat
ketuntasan secara klasikal yaitu 85%
peningkatan aktivitas
siswa dari
dari banyak siswa yang memperoleh
pertemuan I ke pertemuan II sebesar 4,1%.
Dari
hasil
observasi
tampak terjadinya peningkatan aktivitas siswa. Pada siklus II ini terdapat 26 orang siswa (81,25%) yang sudah mencapai persentase aktivitas siswa
Berdasarkan hasil Tes II (tes hasil belajar II) pada siklus II diperoleh bahwa peningkatan ketuntasan belajar dari Tes I. Dari tes hasil belajar II ini diperoleh 31 dari 32 orang siswa (96,88%) telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya ≥ 70) sedangkan 1 siswa lainnya (3,12%) belum tuntas. Dari 32 orang siswa terdapat 7 orang memperoleh
nilai
≥
90
dikategorikan siswa dengan kemampuan tinggi,
memperoleh
secara garis besar berlangsung dengan baik dan kondusif. Karena ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai maka pembelajaran
19 nilai
orang
siswa
antara
80-89
dikategorikan siswa dengan kemampuan tinggi, 5 orang siswa memperoleh nilai
dengan
menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
minimal 70%.
sangat
Pelaksanaan pada siklus II ini,
pada
pertemuan pertama, dan kedua telah
siswa
skor ≥ 70.
berhenti.
Dengan
demikian
diperoleh bahwa dengan diberikannya pembelajaran
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka hasil belajar matematika siswa meningkat. Hal ini tampak dari analisis hasil tes yang dilakukan setelah akhir pelaksanaan siklus II. Ketuntasan belajar klasikal dari 62,5% pada siklus I meningkat menjadi 96,87% pada siklus II sehingga ketuntasan belajar klasikal (85%) sudah tercapai. Rata-rata kelas pada siklus I juga meningkat dari 70,94 (kategori sedang) pada siklus II menjadi 82,81
(kategori
tinggi).
Kemudian
dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa secara klasikal juga meningkat
29
Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
ISSN: 2355-3774
dimana rata-rata aktivitas siswa 56,44%
telah
(kategori kurang aktif) pada siklus I
Sebelum diberikan tindakan, peneliti
menjadi 74,7% (kategori aktif) pada
terlebih dahulu memberikan tes awal
siklus II. Pada siklus I hanya 2 siswa
kepada siswa yang bertujuan untuk
(6,25%)
persentase
mengetahui kemampuan awal siswa.
aktivitas ≥ 70% sedangkan pada siklus
Dari hasil tes awal diperoleh bahwa nilai
II meningkat menjadi 25 siswa (78,35%)
rata-rata kelas adalah 21,56 dengan
yang memiliki persentase aktivitas ≥
tingkat ketuntasan klasikal (nilainya≥
70%.
70%) yaitu 0%. Setelah diberi tindakan
yang
memiliki
pada HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dilihat dari hasil observasi, proses
pembelajaran
model
mencapai
siklus
ketuntasan
I
belajar.
melalui
Model
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD rata-rata nilai kelas untuk tes hasil belajar
I
menjadi
70,94
dengan
pembelajaran Kooperatif tipe STAD
persentase ketuntasan klasikal 62,5%
pada siklus I memperoleh nilai rata-rata
sedangkan rata-rata tingkat penguasaan
2,75 (kategori baik), dan pada siklus II
siswa 70,94 dalam kategori kemampuan
menjadi 3,05 (kategori baik). Sedangkan
sedang.
hasil observasi aktivitas siswa ketika
Pada siklus II yang merupakan
diterapkan metode kooperatif tipe STAD
perbaikan pembelajaran siklus I, dari
pada
hasil tes hasil belajar II diperoleh 31
siklus
I
memperoleh
persentase 56,44%
nilai
(kategori kurang
siswa
(96,87%)
telah
mencapai
aktif) dan pada siklus II menjadi 74,7%
ketuntasan belajar dan 1 siswa (3,12%)
(kategori aktif). Oleh karena itu maka
lainnya belum tuntas. Nilai rata-rata
dapat
kelas mencapai 82,812 dengan tingkat
disimpulkan
bahwa
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
ketuntasan
belajar
dapat meningkatkan aktivitas belajar
sebesar 96,87% dan rata-rata tingkat
siswa. Tabel berikut ini menunjukkan
penguasaan
tingkat kemampuan siswa pada setiap
kategori kemampuan tinggi.
siswa
secara
klasikal
(82,81%)
dalam
Agar lebih jelas untuk melihat
siklus. Berdasarkan
hasil
penelitian
perbandingan
hasil
penelitian
yang
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
diperoleh dari siklus I dan siklus II,
siswa
maka dapat dilihat pada Tabel1 berikut:
pada
segiempat
materi dan
bangun
melalui
datar Model
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
30
Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
ISSN: 2355-3774
Tabel 1Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Setiap Siklus
Persentase Penguasaan
Tingkat Kemampuan
Tes Awal
Siklus I
Siklus II
90%-100% 80%-89% 65%-64% 55%-69% 00%-59%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
2 30 32 21,56 0% 100%
2 9 10 7 4 32 70,94 62,5% 37,5%
7 19 5 1 32 82,81 96,87% 3,12%
∑ Rata-rata kelas Persentase Ketuntasan Klasikal Persentase yang tidak tuntas
Dari tabel diatas terlihat bahwa,
aktivitas siswa dapat meningkat
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
melalui model pembelajaran kooperatif
siswa dari siklus I ke siklus II yaitu
tipe STAD. Namun terdapat perbedaan
11,87
persentase peningkatan aktivitas belajar
dan
peningkatan
ketuntasan
klasikalnya 34,37%. Dilihat dari hasil
yang
penelitian ini maka dapat disimpulkan
penelitian Febrianti yaitu 71,87% di
bahwa model pembelajan kooperatif tipe
bandingkan
student
Febrianti sebesar 12,80%. Berdasarkan
teams achievement
(STAD)
dapat
division
meningkatkan
hasil
belajar siswa.
di
penelitian sebelumnya yang dilakukan
dengan
peneliti
hasil
perbandingan persentase terdahulu
Hal ini juga didukung oleh
lakukan
diperoleh
dengan
penelitian
penelitian kesimpulan
penelitian yang dilakukan penulis lebih baik dari penelitian sebelumnya.
oleh Febrianti (2013: 58) dimana dengan menerapkan kooperatif
model tipe
pembelajaran STAD
terjadi
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
peningkatan persentase aktivitas siswa
yang disajikan dapat diambil kesimpulan
dari siklus I ke siklus II sebesar 12,80%.
sebagai berikut:
Sehingga dari penelitian tersebut dapat
1. Strategi
disimpulkan bahwa hasil belajar dan
penerapan
model
pembelajarn kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
31
Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
ISSN: 2355-3774
untuk meningkatkan aktivitas dan
baik. Tidak ada lagi siswa yang
hasil belajar siswa adalah:
berbicara di belakang karena guru
a. Menyajikan informasi mengenai
tidak lagi fokus pada papan tulis.
hal yang akan dipelajari kepada
b. Keaktifan siswa dalam bertanya
siswa dengan cara demonstrasi
mengalami perubahan ke arah
atau melalui bacaan.
yang lebih baik. Sudah banyak
b. Menjelaskan
kepada
siswa
siswa yang berani bertanya karena
bagaimana caranya membentuk
guru menghargai upaya atau hasil
kelompok belajar dan membantu
kerjanya seperti memberikan nilai
setiap kelompok agar melakukan
tambah untuk upaya maupun hasil
transisi secara efisien.
belajar siswa.
c. Membimbing kelompok
kelompok-
belajar
pada
saat
c. Keaktifan
siswa
mengerjakan
LAS
dalam mengalami
mereka mengerjakan tugas yang
perubahan ke arah yang lebih
diberikan guru sesuai LAS.
baik.
d. Mengevaluasi tentang
hasil
materi
belajar
yang
telah
Banyak
karena
mereka
berdiskusi
kelompok mempresentasikan hasil
sekelompoknya. d. Diskusi
e. Mencari cara menghargai, baik upaya
maupun
hasil
yang
mengerjakan LAS dengan baik
diajarkan atau masing- masing
kerjanya.
siswa
telah
dengan
dalam
aktif teman
kelompok
mengalami perubahan ke arah
belajar
lebih baik. Siswa berdiskusi aktif
individu dan kelompok seperti
dengan kelompok karena setiap
memberi nilai tambah atau yang
individu
lainnya.
membantu
2. Aktivitas belajar mengajar siswa ketika
diterapkan
yang
nilainya
temannya
baik dalam
mengerjakan soal.
model
e. Perhatian siswa ketika kelompok
pembelajaran kooperatif tipe Student
penyaji mempresentasikan hasil
Teams
Division
diskusinya mengalami perubahan
(STAD)untuk meningkatkan aktivitas
ke arah yang lebih baik. Siswa
dan hasil belajar siswa adalah:
memperhatikan
Achievement
a. Perhatian
siswa
ketika
dengan
baik
guru
karena kelompok penyaji atau
memberi penjelasan mengalami
guru akan menunjuk kelompok
perubahan ke arah yang lebih
yang selanjutnya akan maju.
32
Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
f. Dalam menanggapi hasil diskusi kelompok
penyaji
perubahan. yang
mengalami
Banyak
ingin
tanggapan
kelompok
ISSN: 2355-3774
dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar pada materi bangun datar segi empat telah dipenuhi.
memberikan karena
ingin
SARAN
mendapatkan penghargaan. 3. Penerapan
model
kooperatif
tipe
Berdasarkan hasil penelitian ini,
pembelajaran
Students
Teams
Achivement Division (STAD) dapat
peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepada guru matematika hendaknya
meningkatkan aktivitas dan hasil
mulai
belajar siswa di kelas VII SMP
pembelajaran kooperatif tipe Student
Negeri
Teams Achievement Division (STAD)
2
Kota
Pinang
T.A
menerapkan
2012/2014. Hal ini dapat dilihat dari
sebagai
tes hasil belajar siswa yang terus
pembelajaran untuk meningkatkan
meningkat
pada setiap tindakan.
aktivitas dan hasil belajar matematika
Sebelum diberikan tindakan dari
siswa. Karena melalui pembelajaran
hasil tes awal diperoleh rata-rata nilai
kooperatif
siswa sebesar 21,56 dan tidak ada
Achievement Division (STAD) siswa
(0%) siswa yang mencapai daya
merasa
serap≥70 (tuntas). Setelah diberikan
dihargai oleh teman–temannya dan
tindakan siklus I dengan menerapkan
gurunya, sehingga suasana dalam
model pembelajaran Kooperatif tipe
belajar menjadi lebih aktif. Selain itu,
STAD diperoleh adanya peningkatan
siswa juga berbagi ilmu pengetahuan
hasil belajar siswa pada materi
dari
bangun
berbeda,
datar
segiempat
yakni
salah
model
satu
tipe
lebih
alternatif
Student
Teams
diperhatikan
tingkat
pengetahuan berdiskusi
dan
yang dalam
mencapai nilai rata-rata kelas pada
menyeleasikan tugas yang diberikan
tes hasil belajar I mencapai 70,937
guru,
dengan tingkat ketuntasan belajar
pendapat,
berani
klasikal 62,5% dan pada siklus II,
pertanyaan
guru
nilai rata-rata kelas pada tes hasil
mempresentasikan hasil diskusinya
belajar II mencapai 82,812 dengan
ke depan kelas.
tingkat ketuntasan belajar klasikal 96,87%.
Berdasarkan
kriteria
ketuntasan belajar yang ditetapkan
berani
mengemukakan menjawab dan
berani
2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran
dan
mau
bertanya
kepada guru dan temannya serta mau
33
Jurnal Bina Gogik, Volume 3 No. 1, Maret 2016
mengulang
pelajaran
yang
ISSN: 2355-3774
telah
peserta didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
sebaiknya
Park, Y.J and T. Nutrakune, (2013), A
kelemahan-
Conceptual Framwork for the Cultural Integration of Cooperative Learning: A Thai Primary Matematics Education Perspective, 8 (3) :
dipelajari di rumah. 3. Bagi
peneliti
lain,
memperhatikan
kelemahan yang ada dalam penelitian ini seperti (1) apersepsi dan motivasi yang dilakukan oleh guru kurang bervariasi,
(2)
penguasaan
masih kurang sehingga masih ada siswa
yang
pembelajaran
bermain
saat
berlangsung,
(3)
bimbingan yang dilakukan oleh guru saat diskusi masih belum optimal masih
ada
siswa
yang
kurang
berpartisipasi dalam kelompok, (4) saat
melaksanakan
1305-8223.
kelas
presentasi
di
depan kelas masih ada siswa yang
Sardiman, A. M, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta.
Yeung,
H. Chim Ho, (2015), Literature Review of the Cooverative Learning Strategy-Student Team Achievement Division (STAD), Macrothink Institute Internasional Journal of Education, 7: 1948-5476
malu-malu dan belum berani untuk memberikan
tanggapanmaka
diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat
mengatasi
kelemahan
ini
untuk
kelemahanpenelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Febrianti, Dwi, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dangan Menggunakan Hasil Belajar Siswa Pada Materi SPLDV Kelas VIII SMP Pembangunan Galang, FMIPA UNIMED, Medan Isjoni,
H, (2009), Pembelajaran kooperatif meningkatkan kecerdasan komunikasi antar
34