Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20(2): 148 -155, 2014
ISSN 0852-0151
KONTRIBUSI LATIHAN KONTRAKSI-RELAKSASI (PNF) DAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT PADA MAHASISWA KELAS PENCAK SILAT LANJUTAN PKO FIK UNIMED. Novita Jurusan PKO FIK Universitas Negeri Medan, Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221 Diterima 28 Julii 2014, disetujui untuk publikasi 27 Agustus 2014
Abstract The purpose of this study was to determine the contribution of the contraction-relaxation exercises (PNF) and weight training for explosive power front kick martial arts. This research was conducted at the Faculty of Sport Sciences, State University of Medan. The total population of 38 students. Sampling using purposive sampling technique in order to obtain the sample amounted to 12 people who are students who have passed the basic courses and enter the martial arts martial arts courses continued. This study uses some statistical procedures for testing the hypothesis that refers to the statistical methods that test for normality. The results of this study are contributing simultaneously from contraction-relaxation exercises (PNF) and weight training exercises for explosive power front kick in the martial arts martial arts class students continued State University of Medan. This shows that there is a Keywords: Flexibility tests and explosive significant contribution to the results of the exercise contraction-relaxation and power student's weight training exercises were conducted for 6 weeks can improve explosive performance. power leg muscle on the front kick martial arts.
Pendahuluan Pencak silat adalah cabang olahraga yang berupa hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritas terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup, meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pencak didefinisikan sebagai gerak dasar beladiri yang terikat pada aturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Silat dapat diartikan sebagai gerak beladiri yang sempurna yang bersumber pada kerohanian yang suci murni guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, serta untuk menghindarkan manusia dari bencana/bahaya. Peranan pencak silat adalah sebagai sarana dan prasarana untuk membentuk manusia seutuhnya yang sehat, kuat, tangkas, terampil, sabar, ksatria, dan 148
percaya diri. Pencak silat merupakan salah satu unsur budaya peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang saat ini sudah berkembang sampai ke manca negara. Pencak silat adalah suatu cabang olahraga kebanggaan bangsa dan rakyat Indonesia yang lahir dan berkembang di bumi pertiwi untuk mempertahankan eksistensi bangsa dan mencapai keselarasan hidup, serta meningkatkan iman dan taqwa kepada tuhan Yang Maha Esa. Pada pesta-pesta olahraga baik tingkat regional, nasional, maupun internasional, pencak silat sudah sejajar kedudukannya dengan cabang olahraga lainnya. Hal ini telah terbukti dengan dibentuknya Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (PERSILAT) pada tanggal 1 Maret 1980. Dengan demikian pencak silat bukan saja milik bangsa Indonesia Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan
Kontribusi Latihan Kontraksi-Relaksasi (PNF) dan Weight Training Terhadap Daya Ledak Tendangan Depan Pencak Silat Pada Mahasiswa Kelas Pencak Silat Lanjutan PKO FIK Unimed
tetapi sudah milik bangsa-bangsa lain di Dunia. Para pendekar, dan perguruan progresif mengupayakan untuk membentuk pencak silat sebagai olahraga. Mereka berjuang keras untuk meyakinkan bahwa pencak silat perlu dikembangkan sebagi olahraga agar tidak musnah dimasyarakat. Alasannya, bahwa dengan berakhir masa peperangan, pencak silat sudah kehilangan peran sebagai saran bela diri. Dalam upaya mencari peran baru, yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman, pencak silat sebaiknya dicoba untuk dipertandingkan. Uji coba pertandingan pencak silat pertama diadakan antara pendekar-pendekar di Stadion Kalisari, Semarang tahun 1957. Pertandingan ini menggembirakan, karena berjalan dengan lancar, tanpa ada kecelakaan. Namun, uji coba di tempat lainnya tidak begitu berhasil, karena peraturan masih sangat longgar dan kontak antara pesilat tidak dibatasi. Akibatnya banyak terjadi cedera, bahkan sampai mengakibatkan kematian. Selanjutnya, pencak silat hanya dijadikan acara demonstrasi di Pekan Olahraga Nasional I (PON I) tahun 1948 sampai PON ke-VII tahun 1969. Pencak silat untuk pertama kali tampil sebagai cabang olahraga prestasi dan dipertandingkan secara resmi yaitu pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta. Sejak saat itu dapat dikatakan Pencak Silat Tanding mengalami perkembangan pesat, baik teknik-teknik yang terus diperhalus agar lebih efektif dan efisien dan tidak bersifat mencelakai, maupun dalam bidang pembinaan dan pelatihannya. Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu dan prinsipprinsip olahraga, yang secara umum menitikberatkan kepada kemampuan maksimal tubuh. Kemampuan tersebut dibedakan menjadi beberapa spesifikasi, yaitu : strength (kekuatan), endurance (daya tahan), speed (kecepatan), flexibIlity (kelentukan), agility (kelincahan), fitness (kesegaran jasmani) dan reaction (reaksi) (Kosasih, 1993). Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang mempunyai empat aspek Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya. Dengan demikian, pencak silat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan (Lubis, 2004). Teknik dasar dalam cabang olahraga pencak silat, meliputi : a). Kuda-kuda b). Sikap pasang, c). Pola langkah, d) Belaan, e) Hindaran, f). Serangan dan g) Tangkapan. Dalam pertandingan pencak silat teknik-teknik ini tidak semua digunakan dan dimainkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kategori yang dipertandingkan. Kategori tersebut diantaranya : Kategori tanding : kategori yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda. Kategori tunggal : kategori pertandingan pencak silat yang menampilkan seorang pesilat memperagakan kemahirannya dalam jurus baku tunggal secara benar, tepat, dan mantap, penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata. Kategori ganda : pertandingan pencak silat yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang sama memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus beladiri pencak silat yang dimiliki dengan keterampilan serang dan bela. Kategori regu : pertandingan pencak silat yang menampilkan tiga orang pesilat dari kubu yang sama memperagakan kemahiran dalam jurus baku regu secara benar. Serangan tangan terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu : (1) serangan dengan tangan dan (2) serangan siku. Ada beberapa serangan tangan, diantaranya : Pukulan adalah semua jenis teknik menyerang yang dilakukan dengan menggunakan tangan dalam posisi terkepal. Teknik pukulan ada beberapa macam, yaitu : pukulan depan, pukulan samping, pukulan sangkol, dan pukulan lingkar. Teknik sikuan merupakan teknik yang efektif dipergunakan untuk pertarungan jarak dekat. Teknik sikuan ada beberapa macam, yaitu : sikuan dalam dan sikuan samping. Serangan kaki yang banyak dan sering digukanakan dalam pertandingan pencak silat September 2014
149
Novita
terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya : tendangan lurus, tendangan sabit, dan tendangan T. Pengertian Kesegaran jasmani adalah merupakan terjemahan dari kata Physical Fitness yang dapat diartikan sebagai kondisi jasmani yang menggambarkan kemampuan jasmani, dapat pula diartikan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan cukup baik, tanpa mengakibatkan kelelahan. Kesegaran jasmani merupakan aspek fisik dari kesegaran yang menyeluruh, yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik layak. Kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang menggambarkan potensi dan kemampuan jasmani untuk melakukan tugastugas tertentu dengan hasil yang optimal tanpa memperlihatkan keletihan yang berarti. Sedangkan menurut President’s Council on Physical Fitness and Sports mendifinisi kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti , dan masih cukup energy untuk bersantai pada waktu luang dan menghadapi hal-hal yang sifatnya darurat (emergensi). Dari pengertian-pengertian diatas mempunyai kesamaan mengenai kesiapan dan kesanggupan untuk melaksanakan tugas yang memerlukan tenaga fisik secara efektif dan efisien. Yang dimaksudkan dengan efisien dan efektif adalah dapat mengatasi dan menyelesaikan tugas tanpa menderita/ mengalami kelelahan yang berarti serta dapat melanjutkan tugas-tugas berikutnya atau dengan kata lain masa pemulihannya tidak memerlukan waktu yang lama. Pentingnya kesegaran jasmani bagi anak usia sekolah antara lain dapat meningkatkan kemampuan organ tubuh, sosial emosional, sportifitas, dan semangat kompetisi. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kesegaran jasmani memiliki korelasi positif dengan prestasi akademis. Dari sudut pandang pendidikan upaya peningkatan kesegaran jasmani memiliki tujuan antara lain: 150
(1) Pembentukan gerak, (2) Pembentukan prestasi, (3) Pembentukan social dan (4) Pertumbuhan badan. Pada kesegaran jasmani dapat dibagi menjadi beberapa komponenkomponen kesegaran jasmani dan dibagi menjadi dua aspek kesegaran jasmani yaitu: (1) kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan (2) kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness). Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi : (a) daya tahan jantung paru (kardiorespirasi), (b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d) fleksibilitas, dan (e) komposisi tubuh, yang berhubungan dengan keterampilan meliputi: (a) kecepatan, (b) power, (c) keseimbangan, (d) kelincahan, (e) koordinasi, dan (f) kecepatan reaksi. Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal. Fleksibilitas menunjukkan besarnya pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan (range of movement). Fleksibilitas bagi anak sangat penting dimiliki terutama untuk kegiatan dalam bermain, karena ber main bagi mereka tidak semata-mata dapat bergerak cepat dan kuat, tetapi juga harus lincah dan dapat mengubah arah dengan cepat (kelincahan). Kemampuan yang cepat dan lincah dalam mengubah arah memerlukan fleksibilitas tubuh atau bagian tubuh yang lebih dalam kegiatan tersebut. Melakukan perubahan kecepatan dan arah gerakan, dapat mengakibatkan regangan otot yang terlalu kuat sehingga memungkinkan terjadinya cedera otot (muscle sprain) apabila fleksibilitas otot yang dimiliki rendah. Pada usia sampai 10 tahun, umumnya anak-anak memiliki fleksibilitas yang sangat baik. Bagaimanapun juga latihan untuk meningkatkan fleksibilitas tidak boleh berlebihan, karena dapat berpengaruh tidak baik dan bahkan dapat merusak sikap tubuh itu sendiri. Tes yang di gunakan adalah forward flexion of trunk (tes modifikasi duduk dan raih atau Sit and Reach). Metode peregangan kontraksirelaksasi atau juga dikenal dengan Prosprioceptive neuromuscular facilitation
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
September 2014
Kontribusi Latihan Kontraksi-Relaksasi (PNF) dan Weight Training Terhadap Daya Ledak Tendangan Depan Pencak Silat Pada Mahasiswa Kelas Pencak Silat Lanjutan PKO FIK Unimed
(PNF) dikembangkan oleh Herman Kabat dalam tahun 1958 (Bompa: 2009) contoh prosedur metode ini adalah sebagai berikut: pada suatu kelompok otot, pelaku melakukan kontraksi isometric terhadap suatu tahanan yang diberikan oleh temannya; kontraksi isometric ini dipertahankan selama kira-kira 6 detik; kemudian pelaku merilekskan otot-otot tersebut, dan temannya membantu meregangkan kelompok otot itu dengan metode pasif stretching untuk selama 20 detik. Kekhususan dalam prinsip ini merupakan kekhususan pada otot yang dilatih, kekhususan terhadap pola gerak yang diharapkan, kekhususan sistem energi (predominant energy system), kekhususan terhadap sudut jenis kontraksi, kekhususan terhadap sudut sendi (joint angle). Fungsi otot adalah untuk berkontraksi dan menggerakkan anggota-anggota tubuh. Berdasarkan kontraksi otot yang sedang berkerja maka latihan tahanan dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu : a) Kontraksi Isotonis adalah kontraksi otot yang menunjukkan terjadinya perubahan panjang dan pendek otot. Kontraksi isotonis disebut juga kontraksi konsentris atau dinamis (dinamic countraction). b) Kontraksi Isometris tidak terlihat perubahan panjang atau pendeknya otot dan tidak terlihat adanya gerakan. Salah satu dari kontraksi isometris adalah kontraksi statis. c) Kontraksi Eksentrik biasanya terjadi pemendekan atau panjang otot tetap. Akan tetapi, adakalanya ada perpanjangan otot pada waktu kontraksi. d) Kontraksi Isokinetik adalah kontraksi yang timbul pada otot saat menjadi pendek dengan kecepatan (kinetik) yang sama. Weight training adalah latihan yang sistematis dimana beban hanya diakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti misalnya memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam suatu cabang olahraga. Dengan prinsip overload, maka otot akan berimbang secara efektif. Penggunaan beban secara overload dapat merangsang penyesuaian fisiologis dalam tubuh, yang mendorong meningkatnya daya Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
ledak otot. Prinsip peningkatan beban secara terus menerus maka Otot yang menerima beban latihan atau overload daya ledak akan bertambah. Apabila daya ledak bertambah beban, maka program latihan berikutnya, bila tidak ada penambahan beban, tidak ada lagi penambahan kekuatan. Penambahan beban ini dilakukan sedikit demi sedikit dan pada saat suatu set dan dalam jumah repetisi tertentu, otot umum merasakan lelah. Prinsip penambahan demikian dinamakan prinsip penerapan penambahan beban secara progresif. Latihan beban hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga kelompok otot besar mendapat giliran latihan lebih dulu, sebelum latihan kelompok otot kecil. Hal ini perlu agar kelompok otot besar mendapat giliran latihan. Pengaturan latihan hendaknya diperganti sedemikian rupa, hingga tidak terjadi dua bagian otot dalam tubuh yang sama, mendapatkan giliran latihan secara berurutan. Daya eksplosif/ Power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum. Sesuai dengan sifat anak-anak usia sekolah, gerakan eksplosif kuat dan cepat seringkali digunakan, merupakan cirri khas pola bermain yang dikembangkan untuk anak-anak. Anak membutuhkan komponen tersebut untuk menunjukkan kemampuannya kepada orang lain. Bagi orang dewasa, kemampuan yang kuat dan cepat juga diperlukan terutama bagi tindakan-tindakan membutuhkan kemampuan tenaga secara maksimal misalkan pada saat melakukan teknik smash. Tentu saja setiap komponen penampilan aktifitas gerak akan memiliki bobot yang berbeda sesuai dengan tingkat usia dan kepentingannya.Untuk mengukur gerak eksplosif tubuh (tungkai bawah) dengan tes Standing broad jump atau vertical jump
Metode Penelitian Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi latihan kontraksi-relaksasi (PNF) dan weight training terhadap daya ledak tendangan depan pencak silat pada September 2014
151
Novita
mahasiswa semester IV kelas Pencak Silat lanjutan FIK Universitas Negeri Medan sebanyak 12 orang kelompok mahasiswa yang sesuai dengan karakteristik sampel. Sebagai responden peneliti yang hendak dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan teknik pengambilan data tes dan pengukuran. Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek, pertama dilakukan pengukuran lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis menggunakan metode yang dianggap sesuai dengan permasalahan yang hendak diteliti yaitu dengan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian sesuai dengan permasalahan yakni menggunakan rancangan pre-test dan posttest one group design. Sesuai dengan rancangan penelitian, maka terdapat dua macam data yang harus dikumpulkan yaitu; (1) Data tentang daya ledak tendangan depan, dan (2) Data tes fleksibility,. Untuk memperoleh data daya ledak tendangan lurus digunakan tes daya ledak yang dikembangkan oleh Johansyah menyatakan instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tes daya ledak. Adapun tes ini diukur dengan satuan kg.m/detik. Sasaran atau sandsack yang terkena tendangan akan bergeser kearah berlawanan dan arah tendangan, dan diikuti dengan pergerakan kabel besi yang mengukur waktu perubahan geraknya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut: seorang responden setelah melakukan 3 kali
152
kesempatan tendangan, waktu yang terbaik 0.50 detik. Maka waktu di tabel memiliki daya ledak 16 kg.m/dtk. Peralatan : Berat sandsack : 20 kg, Panjang jarak : 0.4 m, Alat pencatat waktu. stopwatch (1/100 sekon). Petugas: Satu orang pencatat waktu, dan satu orang pemberi abaaba. Prosedur pelaksanaan tes tendangan yakni : (1) Mahasiswa/atlet berdiri di depan sandsack dengan posisi siap. (2) Mahasiswa/atlet melakukan tendangan sesuai dengan aba-aba dan kembali ke posisi awal. (3) Pencatat waktu mencatat waktu yang diperoleh dan disesuaikan dengan tabel daya ledak. Siswa/atlet diberi kesempatan melakukan tendangan sebanyak 3 kali, dan yang dicatat adalah waktu yang terbaik. Waktu yang terbaik dikonversikan ke dalam tabel norma daya ledak untuk mengetahui kemampuan daya ledaknya. Sedangkan untuk mengetahui data tentang power diperoleh dengan menggunakan angket daya ledak
Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dengan menggunakan instrument penelitian, diperoleh data variabel PNF, weight training dan daya ledak tendangan depan pencak silat pada mahasiswa semester IV kelas Pencak Silat Lanjutan FIK UNIMED. Data Pre-test Flexibility dan Power otot tungkai terhadap Daya Ledak Tendangan Depan Pencak Silat dapat dilihat seperti pada Tabel 1.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
September 2014
Kontribusi Latihan Kontraksi-Relaksasi (PNF) dan Weight Training Terhadap Daya Ledak Tendangan Depan Pencak Silat Pada Mahasiswa Kelas Pencak Silat Lanjutan PKO FIK Unimed
Tabel 1. Data Pre-test Flexibility dan Power otot tungkai terhadap Daya Ledak Tendangan Depan Pencak Silat
Dari hasil pre test latihan PNF terhadap daya ledak tendangan pada mahasiswa diperoleh data sit and reach dengan rentang score antara 46,6 – 78,4 dengan ratarata 59 dan simpangan baku 11,1. Sedangkan hasil pre test latihan weight training (untuk power otot tungkai) diperoleh rentang 350 – 453 dengan nilai rata-rata 395,8 dan
simpangan baku 36,6. Selanjutnya hasil pre test daya ledak tendangan depan diperoleh rentang nilai antara 22,1 – 25,0 dengan nilai rata-rata 23,5 dan simpangan baku 1,0. Data Post-test Flexibility dan Power otot tungkai terhadap Daya Ledak Tendangan Depan Pencak Silat dapat dilihat seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Post-test Flexibility dan Power otot tungkai terhadap Daya Ledak Tendangan Depan Pencak Silat
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
September 2014
153
Novita
Dari hasil Post-Test latihan PNF terhadap daya ledak tendangan pada mahasiswa semester IV kelas pencak silat lanjutan tahun 2015,diperoleh data Sit and Reach (Flexibility) dengan rentang skor antara 53 – 89,4 dengan rata-rata 69,3 dan simpangan baku 13,00.sedangkan hasil Post Test Broad Jump
(power otot tungkai) diperoleh rentang nilai 415 – 490 dengan nilai rata-rata 452 dan simpangan baku 26,8. Selanjutnya hasil post test daya ledak tendangan depan diperoleh rentang nilai 22,7- 23,3 dengan nilai rata-rata 22,3 dan simpangan baku 0,6.
Tabel 3. Uji Normalitas Variabel Data Post-test Sit and Reach Data Post-test Power otot Tungkai Data Post-test Daya Ledak
Rata-rata dan Simpangan Baku Xrata-rata = 66,86 S = 11,98 Xrata-rata = 454,0 S = 12,01
Lo
Xrata-rata = 459,0 S = 10,62
α
Keterangan
- 0,4949
0,242
0,05
Normal
-3,7586
0,242
0,05
Normal
- 0,1984
0,242
0,05
Normal
Pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors, dari kolom daftar post test sit and reach didapat L₀ = -0,4949 dan Ltabel = 0,242 dengan n = 12 dan taraf nyata α = 0,05. Karena Lhitung < Ltabel dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang normal. Pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors, dari kolom daftar post test power otot tungkai didapat L₀ = 3,7586 dan Ltabel = 0,242 dengan n = 12 dan taraf nyata α = 0,05. Karena Lhitung < L tabel dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang normal. Pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors, dari kolom daftar post-test daya ledak tendangan depan didapat L₀ = -0,1984 dan Ltabel = 0,242 dengan n = 12. Taraf nyata α = 0,05 karena Lhitung < Ltabel dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang normal. Dari perhitungan data untuk hipotesis pertama yaitu kontribusi latihan kontraksirelaksasi (PNF) terhadap daya ledak tendangan depan pada mahasiswa kelas pencak silat lanjutan, menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara hasil data pre - test latihan kontraksi-relaksasi 154
Ltabel
dan data post-test daya ledak tendangan depan pencak silat. Latihan kontraksi-relaksasi yang dilakukan selama 6 minggu dapat meningkatkan daya ledak tendangan depan pada pencak silat karena kelenturan sangat diperlukan dalam olahraga beladiri apapun. Dari perhitungan data untuk hipotesis kedua yaitu kontribusi latihan weight training terhadap daya ledak tendangan depan pada mahasiswa kelas pencak silat lanjutan tahun 2015, menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara hasil pre-test dan posttest daya ledak tendangan depan pencak silat. Hal ini menggambarkan bahwa latihan weight training berkontribusi terhadap daya ledak tendangan depan pencak silat. Dari perhitungan data untuk hipotesis ketiga yaitu kontribusi bersamaan dari latihan kontraksi-relaksasi (PNF) dan latihan weight training terhadap daya ledak tendangan depan pencak silat pada mahasiswa kelas pencak silat lanjutan FIK Universitas Negeri Medan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara hasil latihan kontraksi-relaksasi dan latihan weight training yang dilakukan selama 6 minggu dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai pada tendangan depan pencak silat,
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
September 2014
Kontribusi Latihan Kontraksi-Relaksasi (PNF) dan Weight Training Terhadap Daya Ledak Tendangan Depan Pencak Silat Pada Mahasiswa Kelas Pencak Silat Lanjutan PKO FIK Unimed
dengan peningkatan kondisi fisik tersebut diharapkan akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap daya ledak tendangan depan pencak silat. Program latihan yang dilakukan secara sistematis bisa meningkatkan kemampuan fisik atlet. Untuk meningkatkan kemampuan teknik, harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan fisik sesuai dengan pendapat Harsono (2008) bahwa beberapa komponen fisik yang diperhatikan untuk dikembangkan adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, kekuatan otot, kelentukan, kecepatan, stamina, kelincahan dan juga power. Latihan kontraksi-relaksasi dan latihan weight training merupakan salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan daya ledak (power) otot tungkai. Program latihan yang sudah disusun secara sistematis dilakukan terhadap mahasiswa PKO FIK Universitas Negeri Medan kelas pencak silat lanjutan selama 6 minggu. Setiap mahasiswa dituntut melakukan latihan semaksimal mungkin dan serius melakukan instruksi dari pelatih. Latihan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap daya ledak tendangan depan pencak silat dan latihan ini terbukti memberikan kontribusi yang berarti terhadap daya ledak tendangan depan pencak silat pada mahasiswa PKO FIK Universitas Negeri Medan kelas pencak silat lanjutan.
Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : (1) Terdapat kontribusi yang signifikan latihan kontraksi-relaksasi (PNF) terhadap daya ledak tendangan lurus pada mahasiswa PKO semester IV kelas Pencak Silat Lanjutan FIK Universitas Negeri Medan . (2) Terdapat kontribusi yang signifikan latihan weight training terhadap daya ledak tendangan lurus pada mahasiswa PKO semester IV kelas Pencak Silat Lanjutan FIK Universitas Negeri Medan. (3) Terdapat kontribusi yang signifikan latihan kontraksi-relaksasi (PNF) dan latihan weight training terhadap daya ledak tendangan lurus pada mahasiswa PKO Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
semester IV kelas Pencak Silat Lanjutan FIK Universitas Negeri Medan. Dalam upaya pengembangan kemampuan mahasiswa/atlet kepada dosen/pelatih supaya memperhatikan bentukbentuk latihan yang sesuai dengan tujuan akhir dari latihan. Untuk meningkatkan prestasi atlet pemula, untuk pelatih/dosen agar memberikan program yang sesuai sehingga latihan bisa memberikan peningkatan. Kepada pembaca diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan dalam daya ledak tendangan lurus agar dapat meningkatkan prestasi Indonesia ditingkat Nasional maupun Internasional.
Daftar Pustaka Bompa, Tudor O, Theory and Methodology of Training, Dubuque: Kendall/Hunt Publishing Company, 2009. ,Tudor O, Theory and Methodology of Training, IOWA: Kendall Hunt Pub.,Comp, 1994. ,Tudor O, Periodization Theory and Methodology of Training, fifth edition York University : Human Kinetics, 2009. ,Tudor O, Periodization Training for Sport, York University: Human Kinetics, 2000. ,Tudor O, Total Training for Young Champions, York University : Human Kinetics, 2000. James Tangkudung, Kepelatihan Olahraga, Jakarta: Cerdas Jaya, 2012. M. Sajoto, Peningkatan dan Pembentukan kondisi Fisik dalam Olahraga, Semarang: Dahara Prize, 1990. Richard W.Bowers and Edward L. Fox, Sport Physiology , Third Edition Dubuque ,Iowa: Wm.C.Brown Publishers. 1992. Rusell R. Pate dkk, Dasar-dasar Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang Pres. 1993. Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.2005 Widiastuti, Tes dan Pengukuran Olahraga, Jakarta: Bumi Timur Jaya, 2011. September 2014
155