CROSSBREEDING PADA SAPI FH DENGAN BANGSA SAHIWAL Oleh: Sohibul Himam Haqiqi 0710510087
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008
PENDAHULUAN
Saat ini jenis sapi perah yang ada di Indonesia kebanyakan adalah sapi dari jenis bos taurus (sapi yang berasal dari daerah sub tropis) yaitu sapi fries holland atau friesien holstein atau disingkat FH. Sapi jenis ini mempunyai kemampuan menghasilkan susu sebanyak 4500 sampai 5500 liter per masa laktasi di daerah asalnya (Budi, 2006). Namun, pada daerah tropis seperti Indonesia sifat tersebut tidak terekspresi secara maksimal karena kondisi lingkungan di indonesia tidak cocok seperti pada daerah asalnya, meskipun daya adaptasi ternak ini relatif tinggi (Anwar, 2008). Sebenarnya di Indonesia sudah ada jenis ternak perah yang cocok untuk daerah tropis. Namun produksi susu ternak dari daerah tropis (bos indicus) tersebut masih kalah banyak dengan sapi dari jenis bos taurus yaitru hanya sekitar 2000-3000 liter per laktasi (Budi, 2006). Oleh karena itu saat ini telah banyak dilakukan persilangan-persilangan atau crossbreeding yang dilakukan pada sapi perah dari jenis bos taurus dengan jenis bos indicus. Persilangan ini tentu saja dilakukan untuk memperbaiki kualitas ternak dan menghasilkan jenis ternak yang mempunyai sifat penghasil susu yang banyak dan tahan terhadap iklim tropis. Diantaranya adalah sapi granti yang merupakan persilangan antara sapi FH dari bos taurus dengan sapi lokal (Jawa atau Madura) dari bos indicus,dan sapi taurindicus atau sahiwal cross atau frieswal atau Australian Friesian Sahiwal (AFS) yang merupakan persilangan antara sapi FH dari bos taurus dengan sapi bangsa Sahiwal dari bos indicus. Pada umumnya kualitas sapi taurindicus atau sahiwal cross atau frieswal atau Australian Friesian Sahiwal (AFS) lebih baik dari pada sapi granti produksi susu sapi taurindicus atau sahiwal cross atau frieswal atau Australian Friesian Sahiwal (AFS) lebih banyak dari pada sapi granti. Maka dari itu kami akan membahas tentang persilangan antara sapi FH dengan bangsa Sahiwal yang menghasilkan sapi taurindicus atau sahiwal cross atau frieswal atau Australian Friesian Sahiwal (AFS).
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Jenis-jenis Sapi Perah Sapi (Bos) merupakan genus dari family Bovidiae. Ternak lain yang termasuk dalam famili ini adalah bison, banteng (Bibos), kerbau (Baunalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Oleh karena itu mereka tidak satu genus dengan sapi sub-tropis (bos taurus) dan sapi tropis (bos indicus), dan jika dilakukan kawin silang maka keturunanya akan mandul. (Pane, 1986). Begitu juga sapi perah, dari berbagai bangsa sapi perah yang terdapat di dunia pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: kelompok sapi perah sub-tropis (bos taurus) dan kelompok sapi perah tropis (bos indicus). Pada pembahasan kali ini kami akan membahas persilangan antara dua spesies dari bos taurus dengan spesies dari bos indicus.
2.1.1. Bangsa-Bangsa Sapi Perah Sub-Tropis Termasuk bangsa-bangsa sapi perah sub-tropis adalah Friesien Holstein, Yersey, Ayrshire, dan Brown Swiss. Namun pada pembahasan kali ini kami akan membahas sapi Friesian Holstein (FH) saja. Karena sapi ini yang akan disilangkan dengan sapi dari bangsa bos indicus.
a. Sapi Friesian Holstein (FH) Sapi ini juga dikenal dengan nama Fries Holland atau sering disingkat FH. Di Amerika bangsa sapi ini disebut Holstein, dan di negara-negara lain ada pula yang menyebut Friesien. Tetapi di Indonesia sapi ini popular dengan sebutan FH. Sapi FH menduduki populasi terbesar, bahkan hampir di seluruh dunia, baik di negara-negara sub-tropis maupun tropis.Bangsa sapi ini mudah beradaptasi di tempat baru. Di Indonesia populasi bangsa sapi FH ini juga yang terbesar diantara bangsa-bangsa sapi perah yang lain. Di Indonesia, kecuali menggunakan sapi FH murni sebagai sapi perah, khususnya di Jawa Timur, banyak pula diternakkan sapi Grati, yakni hasil persilangan antara Friesian Holstein dan sapi lokal Ongole.
l Asal Sapi Bangsa sapi ini berasal dari Belanda. l Tanda-tandanya - Warna belang hitam putih - Pada dahinya terdapat hitam putih berbentuk segitiga. - Dada, perut bawah, kaki dan ekor berwarna berwarna putih. - Tanduk kecil-pendek menjurus ke depan. l Sifat-sifat sapi - Tenang, jinak , sehingga mudah dikuasai - Sapi tidak tahan panas, namun mudah beradaptasi - Lambat menjadi dewasa - Produksi susu:4500-5500 liter per satu masa laktasi - Berat badan jantan lebih kurang 800-900 kilogram, sedangkan yang betina lebih kurang 600 sampai 625 kilogram dan tingginya rata-rata 1,35 meter. Berat badan sapi Berat badan: Sapi jantan mencapai 1000 kg, sapi betinan 650 kg.
Gambar: sapi FH 2.1.2. BANGSA-BANGSA SAPI PERAH TROPIS Pada mulanya bangsa-bangsa sapi dari daerah tropis dimanfaatkan tenaganya sebagai ternak dan untuk keperluan upacara-upacara adat/agama, yang
juga memerlukan air susu sebagai sesaji. Sapi-sapi tadi diperah , zebu pun sebagai sapi perah. Jenis zebu yang biasa digunakan sebagai sapi perah antara lain adalah: b. Sapi Sahiwal l Asal sapi Sapi ini berasal dari India, ukuran badannya lebih besar dari Red Shindi. Tanda-tanda sapi - Potongan tubuh besar - Warna coklat kemerahan - Bulu halus, ambing besar bergantung Sifat sapi - Proses kedewasaanlebih cepat yakni 20-25 bulan, lebih cepat daripada Red Sindhi - Produksi rata-rata permasa laktasi 2500-3000 liter. (Budi, 2006)
Gambar: sapi sahiwal
2.2. Metode Persilangan
Persilangan ini dikembangkan d engan m em ad u kan karakteristik p rod u ksi su su d ari ketu ru nan bos Taurus d alam hal ini sapi FH d engan
karakteristik adaptasi pada daerah tropis dari keturunan bos indicus dalam hal ini sapi Sahiwal. H al p ertam a yang d ilaku kan sebelu m p ersilangan ad alah seleksi. Seleksi d ilaku kan p ad a sap i-sapi ind u k. Seleksi ini d id asarkan p ad a p enaksiran N P d ata tetu a ind uknya yang m em pu nyai tiga catatan produksi. (Santoso, 2001) Kemudian d ari hasil seleksi ind uk-ind u k tersebu t d ilaku kan p ersilangan d engan m etod e inseminasi bu atan. N am u n sekarang telah d item ukan metod e baru yaitu multiple ovulation and embriyo transfer (MOET) yang dapat mempercepat proses persilangan. Dalam proses p ersilangan, hasil F1 d ari p roses p ersilangan tersebu t haru s d iu ji terlebih d ahu lu u ntu k mengu ji kead aan gen su atu jenis ternak. Untu k mengu jinya tentu d ibu tu kan w aktu yang lama. Dengan m etod e multiple ovulation and embriyo transfer (MOET) p engu jian ketu ru nan hasil persilangan bisa sedikit dipersingkat.
2.3. Hasil Hasil dari persilangan ini adalah sapi dengan 50% gen sapi FH dan 50% gen sapi Sahiwal yang bernama taurindicus atau sahiwal cross atau frieswal. Dengan sifat-sifat yang muncul pada daerah tropis: Produksi susu yanag tinggi sekitar 3750 liter per sekali masa laktasi calving interval dalam12 bulan berperangai yang baik susu mudah keluar tahan terhadap parasit internal maupun eksternal dan kutu toleransi terhadap cekaman panas protein dan lemak susu yang tinggi biaya pemeliharaan rendah kemampuan mencari makan sendiri yang bagus mudah dalm melahirkan
Saat ini telah ditemukan strain sapi dari hasil persilangan ini yang lebih baik dari strain pertama yang telah dihasilkan. Yaitu sapi Australian Friesian Sahiwal (AFS) AF3 yang merupakan pengujian berulang-ulang antara sapi AFS dengan sapi FH. Performans AFS F3 sangat baik, bahkan produksi susunya dapat melebihi sapi FH.
Gambar sapi frieswal taurindicus
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Strain sapi hasil pesilangan antara sapi FH dari Bos Taurus dengan sapi Sahiwal dari bos indicus mempunyai keunggulan tahan terhadap daerah tropis dan produksi susu yang besar Nama dari sapi ini adalah taurindicus atau sahiwal cross atau frieswal yang saat ini telah ditemukan strain yang lebih baik yang mempunyai sifat produksi susu melebihi sapi FH
REFERENSI
Alexandaer, G.I. 1990. SELECTION METHODS USED IN THE DEVELOPMENT OF THE AFS BREED OF TROPICAL DAIRY CATTLE. http://afstropicaldairybreed.org/ AFS%20selection%20,methods.htm Akmad.
2008.
Tentang
Ternak
Perah.
file:///journal/item/2/tentang_ternak_perah Anonymous. 2007. AFS The World s Best Tropical Dairy Breed. http://afstropicaldairybreed.org/AFSstory.htm Budi,
Usman.
2006.
Dasar
Ternak
Perah.
http://e-
course.usu.ac.id/content/peternakan/dasar/textbook.pdf Marjono, Sumarno. 2008. Sambutan Ulang Tahun Unsoed Ke 42. http://www.gemari.or.id/file/edisi86/gemari8672.PDF Santoso, Edy, et all. 2001. Seleksi Calon Induk Sapi Perah FH Menggunakan Informasi Tetua Betinanya dan Informasi Famili di BPT HMT Baturaden. Jurnal Peternakan Tropik Vol.1 No.1 Agustus 2001: 1-5