COXIELLA BURNETII
OLEH : YUNITA DWI WULANSARI (078114113)
KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom : Bacteria Phylum
: Proteobacteria
Class
: Gamma Proteobacteria
Order
: Legionellales
Family
: Coxiellaceae
Genus
: Coxiella
.
Coxiella burnetii merupakan agen penyebab penyakit demam Q atau Query fever. Disebut demikian karena penyakit ini pertama ditemukan di daerah Queensland. Pernah juga disebut demam X karena gejalanya yang sulit utuk diidentifikasi. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Frank MacFarlane Burnet. Coxiella burnetii berpotensi sebagai senjata biologis karena sifatnya yang tahan panas dan tahan terhadap perubahanperubahan lingkungan.
Karakteristik dan Morfologi Coxiella burnetii merupakan bakteri gram negatif. Bakteri ini merupakan spesies interseluler dan bersifat patogen, memiliki ukuran panjang 0,3 - 0,7 µm. Genus Coxiella memiliki morfologi yang serupa dengan rickettsia namun memiliki variasi genetic dan perbedaan fisiologis. Coxiella burnetii memiliki kemiripan variasi bentuk dengan Salmonella, dimana bentuk lipoposakaridanya memungkinkan untuk menginfeksi dengan cara yang serupa. Bakteri ini berbentuk coccobacillus dan bersifat non motile (tidak bergerak). Bakteri ini memiliki banyak variasi bentuk dan bersifat resisten terhadap perubahan-perubahan lingkungan, seperti suhu tinggi dan kekeringan. Coxiella burnetii memiliki bentuk spora yang tahan terhadap disinfektan (sodium hipoklorit, formalin, variasi fenol, glutaraldehida dan gas formaldehida ) dan perubahan lingkungan. Akan
tetapi dapat dinonaktifkan oleh kloroform, eter, dan radiasi gamma pada suhu 1300C selama 1 jam.
Cara Penularan Q fever merupakan penyakit yang bersifat zoonosis yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Akan tetapi penularan antar manusia sangat jarang terjadi. Hewan ternak yang dapat terserang adalah sapi, kambing, domba maupun ternak ruminansia lain. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi, melalui makanan asal ternak terinfeksi seperti daging, susu, produk ternak lainnya maupun oleh partikel debu yang terkontaminasi agen penyebab. Q fever telah menjadi problem kesehatan masyarakat di banyak negara seperti Amerika, Perancis, Inggris, Italia, Jerman, Spanyol, Kanada, Jepang, Australia, Thailand, Taiwan, dan Malaysia. Bakteri ini sangat mudah menginfeksi walaupun hanya dalam jumlah tungal. Penularannya juga dapat melalui udara. Bakteri ini dapat bertahan selama berbulan-bulan bahkan tahunan, pada debu dapat bertahan hingga 120 hari, pada urine babi hingga 49 hari, pada feses 586 hari, pada susu 42 bulan pada suhu 4-60C, pada wol 12-16 bulan pada suhu 4-60C. Masa inkubasinya antara 9-28 hari, tergantung dari jumlah mikroorganisme yang menginfeksi pasien tersebut
Gambar Siklus Hidup Coxiella burnetii Gejala Gejala klinis Q fever pada manusia yang tampak adalah demam seperti gejala influenza dan seringkali diikuti dengan radang paru. Gejala lainnya meliputi: sakit kepala hebat, menggigil, lemah, nyeri otot, nyeri dada, pneumonitis, tanpa ruam. Penyakit Q fever seringkali bersifat menahun dan menimbulkan kondisi yang fatal yaitu mengakibatkan kegagalan fungsi hati, radang tulang, radang otak, gangguan pada pembuluh darah dan yang sering terjadi adalah peradangan jantung (endocarditis) yang berakibat fatal. Pada pencernaan dapat menyebabkan diare, muntah-dan muntah. Demamnya berlangsung selama 7-14 hari. Dalam perkembangannya, penyakit ini dapat berlanjut menyebabkan sebuah penyakit pneumonia (47-63%) yang khusus, yang dapat berakibat pada sindrom distress respirasi akut yang memerlukan pengobatan seumur hidup.
Penelitian terhadap penyebab Q fever di Indonesia sampai saat ini belum pernah dilaporkan. Hal ini bukanlah karena tidak ada kasus Q fever, tetapi lebih disebabkan oleh gejala klinis bentuk akut infeksi Q fever yang tidak begitu menciri, seperti terjadinya pneumonia, keguguran ataupun tingginya kasus hepatitis dan endokarditis. Temuan kasus klinik belum pernah didiagnosa kearah adanya Q fever, sehingga kurang menjadi perhatian oleh pemerintah dan masyarakat seperti halnya infeksi akut avian influenza (AI) ataupun Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Padahal dampak jangka panjangnya
sangat
membahayakan
dan
berakibat
fatal
bagi
manusia.
Diagnosis Penyakit ini sulit untuk dideteksi karena gejalanya yang kurang spesifik. Diagnosis biasanya dilakukan dengan test serology (dengan melihat respon antibodi). Dengan melihat kenaikan tingkat antibodi dalam melawan virulensi dari bakteri tersebut, serology memungkinkan mendeteksi penyakit kronis sejak dini. Demam Q ini dapat menyebabkan endocarditis, maka jika sudah sampai tahap ini, memerlukan diagnosa echocardiogrhapy. Selain itu ada juga metode diagnosa yang lain, seperti: IFA (Imunnofluoresence assay), immunohistochemical dan metode deteksi DNA.
Pengobatan Penggunaan antibiotik efektif untuk pengobatan infeksi demam Q akut. Antibiotik yang umum digunakan adalah doxycycline, tetracycline, chloramphenicol, ciprofloxacin, ofloxacin, dan hydroxychloroquine.
Daftar Pustaka Alcamo, Fundamental of Microbiology fifth edision, 216-219, an imprint of Addison Wesley Longman inc. Anonim, 1998, Diagnosis Q Fever, http://www.jcm.asm.org/cgi/content/full/36/7/1823 –, diakses tanggal 21 April 2008 Anonim,2007,http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=247&idktg=2 0&idobat=&UID=20070425145744122.144.5.1, diakses tanggal 21 April 2008 Anonim, 2007, Coxiella burnetii, http://en.wikipedia.org/wiki/Coxiella_burnetii, diakses tanggal 21 April 2008 Anonim, 2008, http://www.dph.gov.my/cdc/downloads/guidelines.pdf, diakses tanggal 11 April 2008 Anonim, 2007, Q Fever, http://en.wikipedia.org/wiki/Q_fever, diakses tanggal 21 April 2008 Anonim, 2008, Q Fever, www.pppl.depkes.go.id/, diakses tanggal 12 Mei 2008 Anonim, 2007, Sentinel Laboratory Guidelines for Suspected Agents of Bioterorism Coxiella burnetii, http://www.asm.org/ASM/files/LeftMarginHeaderList/, diakses tanggal 21 April 2008 Jawetz, E., et al, 1995, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20, 422-426, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Setiyono, A., 2007, Kejadian Q Fever Pada ternak di Indonesia, http://www.vetindo.com/Kasus-Medis/Kejadian-Q-Fever-pada-Ternak-di-Indonesia.html, diakses tanggal 21 April 2008