KATA PENGANTAR
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi diberlakukan sejak akhir Desember 2015 yang lalu di tengah situasi ekonomi nasional yang dirundung mendung sebagai akibat dari situasi perekonomian global yang memburuk. Di tengah kekhawatiran terhadap keadaan ekonomi yang tidak bersahabat tersebut, sektor industri nasional masih dapat mencetak angka pertumbuhan positif. Hingga triwulan ke-tiga tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor ini tumbuh 5,21% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 4,73% dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 17,82 persen. Di tengah optimisme dan respon positif industri nasional terhadap perkembangan ekonomi global, masih tersisa permasalahan yang harus segera dibenahi terutamanya mengenai daya saing. Daya saing tidak dapat dilepaskan dari rasio cost dan benefit. Dalam kondisi Business as Usual (BAU) sulit rasanya bagi industri nasional untuk terus bertahan di tengah dinamika global dan semakin derasnya internalisasi isu lingkungan dalam perdagangan internasional. Kementerian Perindustrian telah merespon hal tersebut dengan memasukkan Industri Hijau sebagai bagian penting dari Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 - 2035, sebagai bagian dari implementasi amanat Undang-Undang nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Industri Hijau tidak hanya mendorong perusahaan industri untuk terus melakukan continous improvement di segala lini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi, namun juga memberikan bukti bahwa dengan pendekatan low cost ataupun no cost sekalipun dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan industri. Tidak hanya keuntungan secara finansial melalui penghematan dan peningkatan produktivitas, namun juga memberikan image baru bagi perusahaan sebagai Industri Hijau.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
i
i
Di tengah maraknya headline isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, Industri Hijau mengambil peranan penting dalam meluruskan image negatif pada masyarakat yang menyatakan bahwa industri sebagai kontributor utama pencemaran dan degradasi lingkungan. Ini terbukti dengan banyaknya perusahaan industri yang mendapat stereotype negatif di masyarakat ternyata memiliki kinerja pengelolaan lingkungan dan limbah yang sangat baik. Hal ini berjalan dikarenakan Industri Hijau mengedepankan prinsip pencegahan di hulu; bukan di hilir atau preventive is better than currative. Untuk mendorong industri menerapkan prinsip Industri Hijau, sejak tahun 2010 Kementerian Perindustrian menyelenggarakan kegiatan Penghargaan Industri Hijau. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk insentif non fiskal bagi perusahaan industri dalam rangka mendorong transformasi industri nasional menuju Industri Hijau. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan perusahaan industri dapat mulai melakukan aklimatisasi dan sinkronisasi kebijakan perusahaan dengan prinsip Industri Hijau sebagai tahapan awal menuju pemberlakuan Sertifikasi Industri Hijau. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Haris Munandar N.
ii
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
ii
LANDASAN PERATURAN
PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU
iii Pedoman Penghargaan Industri Hijau
iii
iv
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Menteri Perindustrian Republik Indonesia
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/M-IND/PER/3/2016 TENTANG PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Industri Hijau dan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan melalui promosi Industri Hijau sesuai dengan Pasal 3 huruf c dan Pasal 78 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, serta untuk memberikan motivasi kepada perusahaan industri, dipandang perlu untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan industri yang telah menerapkan prinsip Industri Hijau; b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap pelaksanaan program Penghargaan Industri Hijau sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan adanya perubahan dan dinamika di sektor industri sehingga perlu mengganti Pedoman Penghargaan Industri Hijau
v
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 05/M-IND/PER/1/2011; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Penghargaan Industri Hijau. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5671); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 146 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);
vi
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; 7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud 1. Penghargaan Industri Hijau adalah program pemberian penghargaan kepada perusahaan industri yang telah menerapkan prinsip industri hijau dalam proses produksinya; 2. Perusahaan Industri adalah Setiap Orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha Industri yang berkedudukan di Indonesia; 3. Industri Hijau adalah Industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat;
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
vii
4. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian. Pasal 2 Program Penghargaan Industri Hijau bertujuan memberikan motivasi kepada perusahaan industri untuk menerapkan prinsip industri hijau. Pasal 3 (1) Penghargaan Industri Hijau kepada perusahaan industri dilakukan melalui tahap seleksi dan penilaian (2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan terhadap perusahaan industri di bidang manufaktur yang telah menerapkan prinsip Industri Hijau. (3) Perusahaan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu: a. Kategori Industri Besar; b. Kategori Industri Menengah; c. Kategori Industri Kecil. Pasal 4 Ketentuan dan tata cara penilaian Penghargaan Industri Hijau diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
viii
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Pasal 5 (1) Untuk membantu pelaksanaan tugas kesekretariatan kegiatan Penghargaan Industri Hijau, dibentuk Tim Sekretariat Penghargaan Industri Hijau; (2) Tim Sekretariat berasal dari Pegawai Negeri Sipil dan/atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dari unit yang membawahi urusan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup; (3) Tim Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Pasal 6 (1) Untuk melakukan rangkaian kegiatan mulai dari verifikasi dokumen, verifikasi lapangan dan penilaian terhadap perusahaan industri dibentuk Tim Teknis. (2) Untuk melakukan tugas review dan evaluasi hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk Dewan Pertimbangan. (3) Tim Teknis dan Dewan Pertimbangan terdiri dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga konsultan dan instansi terkait lainnya. (4) Tim Teknis dan Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
ix
Pasal 7 (1) Menteri menetapkan penerima Penghargaan Industri Hijau berdasarkan rekomendasi dari Dewan Pertimbangan; (2) Perusahaan industri yang ditetapkan sebagai penerima Penghargaan Industri Hijau diberikan Piala dan/atau sertifikat yang diserahkan pada acara Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau; (3) Program Penghargaan Industri Hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan setiap 1 (tahun) sekali. Pasal 8 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan Penghargaan Industri Hijau dibebankan kepada anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Pasal 9 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Perindustrian Republik Republik Indonesia Nomor 05/M-IND/ PER/1/2011 tentang Program Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
x
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Pasal 10 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2016 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SALEH HUSIN
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
Eko S.A. Cahyanto
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
xi
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53, Lantai 19 Jakarta 12950 Kotak Pos : 3538 JKSMG Telp. +62-21-5255509-5251429, Fax. 021-5251429
PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI NOMOR 82/BPPI/PER/3/2016 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjalankan ketentuan sesuai dengan pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri Perindustrian nomor 18/M-IND/ PER/3/2016 Tentang Penghargaan Industri Hijau, perlu disusun pedoman penilaian Penghargaan Industri Hijau Tahun 2016 b. bahwa dalam rangka menuju penilaian yang lebih objektif, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan, perlu melakukan perubahan terhadap kriteria penilaian penghargaan industri hijau c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara
xii
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5671); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 146. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); 6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; 7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; 8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 18/M-IND/PER/3/2016 tentang Penghargaan Industri Hijau Pedoman Penghargaan Industri Hijau
xiii
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Pasal 1 Memberlakukan Pedoman Penilaian Penghargaan Industri Hijau sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri ini, maka Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor: 49/BPKIMI/ PER/2/2015 Tentang Pedoman Penilaian Penghargaan Industri Hijau dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Pasal 3 Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Maret 2016 KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI,
HARIS MUNANDAR N.
xiv
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada : 1. Menteri Perindustrian; 2. Sekretariat Jenderal; 3. Direktur Jenderal Industri Agro; 4. Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka; 5. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika; 6. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah; 7. Inspektur Jenderal; 8. Kepala Biro Hukum dan Organisasi.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
xv
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI NOMOR : 82/BPPI/PER/3/2016 TANGGAL : 17 Maret 2016
PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU BAB I
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. Lingkup Penilaian
BAB II TIM PELAKSANA PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU 1. Tim Sekretariat 2. Tim Teknis 3. Dewan Pertimbangan BAB III PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA 1. Tatacara Pengusulan dan Seleksi Peserta 2. Dokumen Kelengkapan Pendaftaran BAB IV KRITERIA DAN CARA PENILAIAN 1. Kriteria Penilaian 2. Cara Penilaian 3. Kualifikasi Hasil Penilaian BAB V PANDUAN TEKNIS PENILAIAN 1. Proses Produksi 2. Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi 3. Manajemen Pengusahaan
xvi
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
BAB VI MEKANISME PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU 1. Sosialisasi 2. Waktu dan Tempat Pendaftaran 3. Seleksi Kelengkapan Administrasi 4. Verifikasi Dokumen 5. Verifikasi Lapangan 6. Evaluasi Hasil Penilaian 7. Penyampaian Hasil Penilaian 8. Sanggahan Perusahaan dan Verifikasi Ulang 9. Penyampaian Hasil Penilaian kepada Dewan Pertimbangan 10. Review Hasil Penilaian 11. Penetapan Penerima Penghargaan Industri Hijau 12. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau 13. Evaluasi BAB VII AGENDA KEGIATAN Lampiran: 1. Formulir Pendaftaran 2. Kuesioner Penghargaan Industri Hijau 3. Format Sinopsis KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI,
HARIS MUNANDAR N.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
xvii
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
xviii
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
BAB I
PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pembangunan industri mempunyai dampak positif dalam skala mikro dan makro terhadap ekonomi. Dampak positif skala mikro terlihat dari hasil-hasil pembangunan industri yang ditunjukkan
terhadap
terciptanya
peluang
share kerja.
PDB, Peran
share
export,
strategisnya
dan
sebagai
penyumbang PDB yang cukup signifikan ditunjukan dengan surplus ekspor terhadap impor selama satu dasawarsa terakhir. Sedangkan dampak positif skala makro adalah terjadinya percepatan pertumbuhan fisik dan terciptanya kesempatan kerja. Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya
secara
berkelanjutan
sehingga
mampu
menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
Artinya,
industri
hijau
merupakan
suatu
pendekatan yang berorientasi pada peningkatan efisiensi melalui tindakan hemat dalam pemakaian bahan/material, air dan
energi;
penggunaan
energi
alternatif;
penggunaan
material yang aman terhadap manusia dan lingkungan; dan penggunaan
teknologi
rendah
karbon
dengan
sasaran
1 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
1
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
peningkatan menekankan
produktivitas
dan
pendekatan
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
minimisasi
bisnis
guna
limbah
yang
memberikan
peningkatan efisiensi secara ekonomi dan lingkungan. Pengembangan Industri Hijau juga merupakan salah satu usaha untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, sebagaimana telah disampaikan oleh Presiden dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim di Paris bulan Desember 2015, bahwa Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 29% di bawah business as usual pada tahun 2030. Penurunan emisi tersebut dilakukan dengan mengambil langkah, salah satunya di bidang energi berupa pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif, peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23% dari konsumsi energi nasional tahun 2025 dan pengolahan sampah menjadi sumber energi. Kementerian
Perindustrian
Republik
Indonesia
telah
melakukan berbagai upaya untuk mendorong berkembangnya industri hijau, antara lain melalui pemberian Penghargaan Industri Hijau. Penghargaan Industri Hijau merupakan penghargaan yang diberikan kepada industri yang antara lain telah melakukan upaya penghematan penggunaan sumber daya alam dan penggunaan energi terbarukan, yang dilaksanakan melalui
2 2
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
berbagai tahap seleksi dan verifikasi berdasarkan sistem penilaian yang akan dievaluasi secara berkala.
Agar terlaksananya proses penilaian yang sistematis, konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan suatu pedoman yang memuat ketentuan, tata cara dan kriteria penilaian Penghargaan Industri Hijau. 2. TUJUAN Pedoman ini bertujuan memberikan acuan yang seragam bagi Tim Teknis, Dewan Pertimbangan, perusahaan industri yang akan mengikuti program penghargaan, dan pihak lain yang terkait dalam penilaian Penghargaan Industri Hijau sehingga proses penilaian dapat berjalan secara konsisten, transparan, akuntabel, adil dan dapat dipertanggungjawabkan. 3. LINGKUP PENILAIAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Peraturan Menteri
Perdagangan
Republik
Indonesia
Nomor
46/M-
DAG/PER/9/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, maka lingkup penilaian dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok sebagai berikut :
3 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
3
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
a) Kategori Industri Besar Kriteria industri Besar adalah industri yang memiliki kekayaan
bersih
atau
investasi
lebih
dari
Rp
10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b) Kategori Industri Menengah Kriteria Industri Menengah adalah industri yang memiliki kekayaan
bersih
atau
investasi
lebih
dari
Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; c) Kategori Industri Kecil Kriteria Industri Kecil adalah industri yang memiliki kekayaan
bersih
atau
investasi
paling
banyak
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
4 4
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
BAB II
TIM PELAKSANA PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU 1. Tim Sekretariat Sekretariat bertugas melakukan persiapan, penyebarluasan informasi,
menerima
pendaftaran,
seleksi
kelengkapan
administrasi, entry database, pengaturan jadwal kegiatan, koordinasi dan hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan kegiatan Penghargaan Industri Hijau. 2. Tim Teknis Tim Teknis bertugas melakukan verifikasi dokumen, verifikasi lapangan, dan penilaian. Tim Teknis terdiri dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga konsultan dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Tim Teknis antara lain adalah sebagai berikut: a)
Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi industri.
b)
Memiliki
pengetahuan
dalam
bidang
pengelolaan
lingkungan hidup. c)
Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri.
5 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
5
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
3. Dewan Pertimbangan Dewan
Pertimbangan
memberi
masukan
bertugas
terhadap
melakukan
review
hasil penilaian
dan
perusahaan
industri peserta Penghargaan Industri Hijau yang dilakukan oleh
Tim
Teknis
penghargaan
serta
kepada
menyampaikan Menteri
calon
penerima
Perindustrian.
Dewan
Pertimbangan terdiri dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Dewan Pertimbangan adalah sebagai berikut: a)
Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi industri.
b)
Memiliki
pengetahuan
dalam
bidang
pengelolaan
lingkungan hidup. c)
Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri.
d)
Memiliki pengetahuan dalam bidang kebijakan publik, ekonomi, dan hukum.
6 6
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
BAB III
PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA 1. Tata Cara Pengusulan dan Seleksi Peserta a)
Penghargaan Industri Hijau bersifat partisipatif dan terbuka bagi semua industri nasional. Setiap perusahaan industri dapat mengajukan diri secara langsung atau dapat juga diusulkan oleh Asosiasi Industri dan Instansi Pemerintah yang berkaitan dengan pembinaan industri di pusat dan daerah;
b)
Pengajuan dan usulan peserta disampaikan kepada Sekretariat Penghargaan Industri Hijau;
c)
Sekretariat
akan
melakukan
seleksi
kelengkapan
administrasi terhadap industri yang mendaftar; d)
Sekretariat menyampaikan hasil seleksi kelengkapan administrasi peserta yang memenuhi persyaratan kepada Tim Teknis;
Gambar 1. Mekanisme Pengusulan Peserta Penghargaan Industri Hijau
7 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
7
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
2. Dokumen Kelengkapan Pendaftaran Perusahaan
peserta
Penghargaan
Industri
Hijau
wajib
menyampaikan formulir pendaftaran, kuesioner dan sinopsis yang telah diisi, yang dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut: 1)
Dokumen legalitas usaha (fotokopi Izin Usaha Industri atau Tanda Daftar Industri, dan HO);
2)
NPWP dan SPT Pajak Penghasilan tahun terakhir;
3)
Lembar pengesahan terbaru dokumen AMDAL, atau UKL dan UPL, atau SPPL;
4)
Laporan
pelaksanaan
pengelolaan
dan
pemantauan
lingkungan hidup 1 tahun terakhir bagi industri yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL atau UKL dan UPL; 5)
Deskripsi
proses
produksi
yang
dilengkapi
dengan
diagram alir; 6)
Neraca massa/bahan, neraca energi dan neraca air di kegiatan proses produksi;
7)
Matriks self assesment perusahaan industri terhadap
kriteria penilaian; Catatan : Seluruh dokumen kelengkapan pendaftaran Penghargaan Industri Hijau disampaikan dalam bentuk soft copy (USB atau CD) ke Sekretariat Penghargaan Industri Hijau.
8 8
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
BAB IV PENILAIAN 1. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian dibedakan antara industri besar, industri menengah dan industri kecil. Untuk industri besar, penilaian didasarkan pada hal-hal berikut: a)
Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, sumber daya manusia, dan lingkungan kerja di ruang proses produksi.
b)
Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi, meliputi program penurunan
emisi
CO2e,
pemenuhan
baku
mutu
lingkungan, dan sarana pengelolaan limbah/emisi. c)
Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate
Social Responsibility (CSR), penghargaan, dan kesehatan karyawan. Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
9 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
9
10
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
PROSES PRODUKSI
A
1) Program efisiensi produksi
ASPEK PENILAIAN
NO
a.
Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi produksi
KRITERIA 70
BOBOT (%)
2
Ada Komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana, tapi tidak dilakukan pemantauan/evaluasi Ada Komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), tapi belum
-
-
10
3
Ada Komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana serta dilakukan pemantauan/evaluasi
4
SKOR
-
INDIKATOR
Tabel 1 Kriteria Penilaian Penghargaan Industri Hijau Kategori Industri Besar
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
11
NO
2) Material Input
ASPEK PENILAIAN
a.
b.
Sertifikasi/izin Material Input
Tingkat capaian penerapan program sesuai dengan komitmen perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
0 4 3 2
25 < x ≤ 50% tercapai 0 < x ≤ 25% tercapai Belum tercapai atau tidak ada program 100% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin 90 < x < 100% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin 80 < x ≤ 90% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
11
1
2
3
50 < x ≤ 75% tercapai
-
4
0
> 75% tercapai
Belum ada komitmen manajemen puncak (top management)
-
1
SKOR
-
Ada Komitmen manajemen puncak (top management) tapi belum tersedia program atau rencana kerja
-
dilaksanakan
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
12
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
b.
Rasio produk terhadap material input
KRITERIA
BOBOT (%)
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 90 < x ≤ 97% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 80 < x ≤ 90% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 70 < x ≤ 80% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata
-
-
-
-
12
0
1
2
3
4
0
0 < x ≤ 70% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 97 < x ≤ 100%
1
70 < x ≤ 80% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
-
SKOR
INDIKATOR
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
13
NO
ASPEK PENILAIAN
d.
c.
Substitusi material input
Upaya efisiensi Penggunaan Material Input
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) 5,0 < x ≤ 7,5% Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) 2,5 < x ≤5,0% Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) 0 < x ≤ 2,5 % Belum melakukan upaya efisiensi penggunaan material input Telah melakukan substitusi 100% Telah melakukan substitusi
-
-
-
-
-
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) > 7,5%
-
0 < x ≤70%
No.70/BPPI/PER/2/2016
13
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
14
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
e.
Penanganan material input
KRITERIA
BOBOT (%)
4
3
2
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material, menerapkan prinsip FIFO (first in first out), dipisahkan berdasarkan jenis material. Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material, menerapkan prinsip FIFO (first in first out) Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material
-
-
-
14
0
1
2
SKOR
Belum melakukan substitusi
-
-
-
INDIKATOR 0 < x < 100% Telah melakukan substitusi 20 < x ≤ 60% Telah melakukan substitusi 0 < x ≤ 20 %
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
15
NO
3.) Energi
ASPEK PENILAIAN
b.
a.
Upaya Penggunaan
Upaya efisiensi energi
KRITERIA
BOBOT (%)
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) 2,5 < x ≤ 5,0% Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) 0 < x ≤ 2,5 % Belum ada upaya efisiensi energi
-
-
-
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) 5,0 < x ≤ 7,5%
-
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) > 7,5%
15
4
0
1
2
3
4
0
Belum ada upaya penanganan material
-
1
SKOR
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input.
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
16
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
c.
Melakukan kegiatan manajemen energi yang dituangkan dalam bentuk laporan.
Energi Terbarukan
KRITERIA
BOBOT (%)
0 4 3 2
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi 0 < x ≤ 1,0 % Belum ada penggunaan energi terbarukan Melakukan kegiatan manajemen energi setiap tahun Melakukan kegiatan manajemen energi 2 tahun sekali Melakukan kegiatan manajemen energi 3 tahun sekali
-
-
16
1
2
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi 1,0 < x ≤ 2,0 %
-
3
SKOR
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi 2,0 < x ≤ 3,0%
INDIKATOR
-
> 3,0%
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
17
NO
4) Air
ASPEK PENILAIAN
b.
a.
Penggunaan air daur
Upaya efisiensi air
KRITERIA
BOBOT (%)
0
Belum ada upaya efisiensi air -
17
4
1
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) 0 < x ≤ 5,0 % -
> 30%
2
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) 5,0 < x ≤ 10,0 % -
-
3
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (energy index reduction) 10,0 < x ≤ 15,0 %
4
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >15%
0
Belum pernah melakukan kegiatan manajemen energi
-
1
SKOR
Melakukan kegiatan manajemen energi > 3 tahun sekali
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
18
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
Upaya konservasi sumber air (misalnya membuat sumur resapan, bio pori atau penampungan air hujan)
Melakukan kegiatan manajemen air yang dituangkan dalam bentuk laporan.
c.
d.
ulang untuk proses produksi dan/atau utilitas
KRITERIA
BOBOT (%)
Melakukan kegiatan manajemen air 2 tahun sekali
Belum melakukan upaya konservasi air
-
-
Sudah melakukan kajian
-
Melakukan kegiatan manajemen air setiap tahun
Sudah melakukan kajian dan perencanaan teknis
-
-
Sudah melakukan kajian, perencanaan teknis dan konstruksi
Belum melakukan daur ulang air
-
-
0 < x ≤ 10%
-
Upaya konservasi sumber air sudah berjalan
10 < x ≤ 20%
-
-
20 < x ≤ 30%
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
18
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
19
NO
5) Teknologi Proses
ASPEK PENILAIAN
a.
Penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R)
KRITERIA
BOBOT (%)
2 1 0
Melakukan Reuse dalam kegiatan proses produksi Melakukan dalam Reduce kegiatan proses produksi Belum melakukan Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam kegiatan proses produksi
-
19
3
Melakukan Recycle dalam kegiatan proses produksi
-
0 4
Belum pernah melakukan kegiatan manajemen air
-
1
Melakukan Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam kegiatan proses produksi
Melakukan kegiatan manajemen air > 3 tahun sekali
-
2
SKOR
-
Melakukan kegiatan manajemen air 3 tahun sekali
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
20
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN Segregasi air buangan dari proses produksi
Inovasi Teknologi Proses Untuk Jangka Waktu 1 Tahun
b.
c.
KRITERIA
BOBOT (%)
0 4
Sudah ada fasilitas segregasi, namun belum/tidak beroperasi Sudah ada perencanaan segregasi air buangan Belum ada perencanaan segregasi air buangan Melakukan penggantian mesin/peralatan Melakukan modifikasi mesin/peralatan
-
20
3
1
2
3
Sudah melakukan segregasi air buangan dari proses produksi, namun pengolahan di IPAL masih bercampur dengan air hujan dan limbah domestik
-
4
SKOR
Sudah melakukan segregasi air buangan dari proses produksi, dan pengolahan di IPAL sudah terpisah dengan air hujan dan limbah domestik
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
21
NO
ASPEK PENILAIAN
d. 1.) Batch System
Kinerja Peralatan
Terakhir
KRITERIA
BOBOT (%)
3 2 1 0
Overall Equipment Effectiveness 60,0 ≤ x < 85% Overall Equipment Effectiveness 40,0 ≤ x < 60,0% Overall Equipment Effectiveness 20,0 ≤ x < 40,0% Overall Equipment Effectiveness
-
21
4
Overall Equipment Effectiveness ≥ 85,0%
0
Belum ada perencanaan penggantian atau modifikasi mesin/peralatan
-
-
1
Sudah ada perencanaan modifikasi mesin/peralatan
-
2
SKOR
Sudah ada perencanaan penggantian mesin/peralatan
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
22
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
e.
maintenance
Penerapan SOP penanganan material input, proses produksi, dan
System
2.) Continuous
KRITERIA
BOBOT (%)
2 1
Overall Equipment Effectiveness 50,0 ≤ x < 70,0%
Overall Equipment Effectiveness 30,0 ≤ x < 50,0% Overall Equipment Effectiveness 0 < x < 30,0% Tersedia tiga SOP (penanganan material input, proses produksi dan maintenance); dilaksanakan Tersedia dua SOP (penanganan material input dan/atau proses produksi dan/atau maintenance);
-
-
-
3
Overall Equipment Effectiveness 70,0 ≤ x < 95%
-
22
3
4
0
4
SKOR
Overall Equipment Effectiveness ≥ 95,0%
INDIKATOR
-
< 20,0%
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala KepalaBadan Badan Penelitian Lampiran Peraturan Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
23
NO
ASPEK PENILAIAN
f.
Inovasi produk
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
Dalam tahap sudah atau sedang memperoleh paten Komersial Sedang dalam tahap uji coba Masih dalam tahap kajian Belum ada inovasi
-
Belum memiliki SOP penanganan material input dan/atau proses produksi dan/atau maintenance -
-
1
Tersedia minimal satu jenis SOP (penanganan material input/proses produksi/maintenance); tetapi tidak dilaksanakan
-
23
0
1
2
3
4
0
2
Tersedia satu SOP (penanganan material input/proses produksi/maintenance); dilaksanakan
SKOR
-
dilaksanakan
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala KepalaBadan Badan Penelitian Lampiran Peraturan Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
24
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
6) Sumber Daya Manusia
ASPEK PENILAIAN
a.
g.
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi yang memenuhi persyaratan
reject/defect terhadap total produk
Tingkat produk
KRITERIA
BOBOT (%)
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 35 < x ≤ 65%
-
> 2,0%
-
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 65 < x < 100%
1,5 < x ≤ 2,0%
-
-
1,0 < x ≤ 1,5%
-
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 100%
0,5 < x ≤ 1,0%
-
-
≤ 0,5%
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
24
2
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
25
NO
ASPEK PENILAIAN
b
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi
KRITERIA
BOBOT (%)
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi 10,0 < x ≤ 15,0% Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi 5,0 < x ≤ 10,0% Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi
-
-
-
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi > 15%
Belum ada upaya Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal
-
-
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 0 < x ≤ 35%
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
25
1
2
3
4
0
1
SKOR
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
26
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
B
NO
Melakukan pemantauan dan penilaian kinerja K3L sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011
KRITERIA
1. Program Penurunan Emisi Upaya penurunan emisi CO2e
KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH / EMISI
7) Lingkungan Kerja di Ruang Proses Produksi
ASPEK PENILAIAN
20
BOBOT (%)
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 2 tahun sekali Ada program, dijalankan secara berkala lebih dari 2 tahun sekali Belum ada program pemantauan dan penilaian kinerja K3L
-
Memenuhi target penurunan emisi CO2e: > 99 %
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 1 tahun sekali
-
-
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 6 bulan sekali
Belum ada SDM yang memperoleh pelatihan kompetensi
-
-
INDIKATOR 0 < x ≤ 5,0%
No.70/BPPI/PER/2/2016
26
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
27
NO
2. Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan
CO2e
ASPEK PENILAIAN
b.b. Limbah Gas dan Debu
a.a. Limbah Cair
KRITERIA
BOBOT (%)
2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2
Memenuhi target penurunan emisi CO2e: 33 < x ≤ 66% Memenuhi target penurunan emisi CO2e: 0 < x ≤ 33% Belum memenuhi target penurunan emisi CO2e 100% memenuhi 98 < x < 100% memenuhi 95 < x ≤ 98% memenuhi 90 < x ≤ 95% memenuhi ≤ 90% memenuhi 100% memenuhi 98 < x < 100% memenuhi 95 < x ≤ 98% memenuhi
-
27
3
SKOR
Memenuhi target penurunan emisi CO2e: 66 < x ≤ 99%
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
28
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
3. Sarana Pengelolaan Limbah / Emisi
ASPEK PENILAIAN
Operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi (sesuai persyaratan yang berlaku)
Pengelolaan Limbah B3 (perizinan dan prasarana sesuai
a.
b.
KRITERIA
BOBOT (%)
28
3
Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak memiliki izin -
0 4
Belum ada sarana pengelolaan limbah / emisi
-
1
Terdapat sarana, beroperasi serta memiliki izin
Sarana tidak lengkap dan tidak dioperasikan
-
2
3
4
-
Sarana tidak lengkap dan semua sarana beroperasi dengan baik
Sarana lengkap, tapi hanya beroperasi sebagian
-
-
Sarana lengkap dan seluruhnya beroperasi dengan baik
0
≤ 90% memenuhi
-
1
SKOR
90 < x ≤ 95% memenuhi
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
29
C
NO
1) Sertifikasi a.
KRITERIA persyaratan yang berlaku)
Produk
MANAJEMEN PERUSAHAAN
ASPEK PENILAIAN
10
BOBOT (%)
2 1 0
25 < x ≤ 50% produk memiliki sertifikat 0 < x ≤ 25% produk memiliki sertifikat Belum ada produk memiliki sertifikat
-
29
3
50 < x ≤ 75% produk memiliki sertifikat -
0
4
Belum ada sarana pengelolaan limbah B3
-
1
75 < x ≤ 100% produk memiliki sertifikat
Terdapat sarana, tapi tidak memiliki izin dan tidak beroperasi
-
2
SKOR
-
Terdapat sarana, memiliki izin tidak beroperasi
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
30
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
2) CSR
ASPEK PENILAIAN
a.
b.
Penerapan CSR yang berkelanjutan
yang dibuktikan dengan dokumen
Sistem Manajemen
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum memiliki perencanaan sistem manajemen
-
Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, dilakukan
Memiliki perencanaan sistem manajemen
-
-
Memiliki perencanaan dan sudah mengimplementasikan
-
Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi serta ada pelaporan
Memiliki perencanaan, mengimplementasikan dan melakukan monev
-
-
Memiliki perencanaan, mengimplementasikan, melakukan monev dan melakukan rencana aksi sistem manajemen
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
30
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
31
NO
ASPEK PENILAIAN
b.
Program CSR yang berkelanjutan
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
1 0 4 3 2 1
Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan namun belum dilaksanakan Belum ada kebijakan CSR yang berkelanjutan Memiliki >3 Program CSR yang berkelanjutan Memiliki 3 Program CSR yang berkelanjutan Memiliki 2 Program CSR yang berkelanjutan Memiliki 1 Program CSR yang
-
31
2
Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
SKOR
-
pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
32
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima dalam jangka waktu 1 tahun terakhir Pemeriksaan kesehatan karyawan
4) Kesehatan karyawan
KRITERIA
3) Penghargaan
ASPEK PENILAIAN
BOBOT (%)
0 4
2 1
2 penghargaan 1 penghargaan Belum ada penghargaan Dilakukan medical check up secara periodik setiap 1 tahun sekali Dilakukan medical check up secara periodik setiap 2 tahun sekali Dilakukan medical check up secara periodik setiap 3 tahun sekali Dilakukan medical check up secara periodik >3 tahun
-
32
3
1
2
3
3 penghargaan
-
4
0
> 3 penghargaan
Tidak menerapkan CSR
SKOR
-
-
INDIKATOR berkelanjutan
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
33
NO
ASPEK PENILAIAN KRITERIA
BOBOT (%) -
INDIKATOR Belum pernah dilakukan medical check
up
No.70/BPPI/PER/2/2016
33
0
SKOR
Lampiran PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Sedangkan untuk industri menengah penilaian didasarkan pada hal-hal berikut: a)
Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, sumber daya manusia, dan lingkungan kerja di ruang proses produksi.
b)
Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi, meliputi pemenuhan baku
mutu
lingkungan
dan
sarana
pengelolaan
limbah/emisi. c)
Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate
Social Responsibility (CSR), penghargaan, dan kesehatan karyawan. Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
34
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
30
PROSES PRODUKSI
A
1) Program efisiensi produksi
ASPEK PENILAIAN
NO
a.
Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi produksi
KRITERIA 70
BOBOT (%)
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
2
Ada Komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana, tapi tidak dilakukan pemantauan/evaluasi Ada Komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan
-
-
31
3
Ada Komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana serta dilakukan pemantauan/evaluasi
4
SKOR
-
INDIKATOR
Tabel 2 Kriteria Penilaian Penghargaan Industri Hijau Kategori Industri Menengah
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
35
36
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
2) Material Input
ASPEK PENILAIAN
a.
b.
Sertifikasi/izin Material Input
Tingkat capaian penerapan program sesuai dengan komitmen perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
4 3
0 < x ≤ 25% tercapai Belum tercapai atau tidak ada program 100% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin 90 < x < 100% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
32
0
25 < x ≤ 50% tercapai
-
1
2
3
50,1 < x ≤ 75% tercapai
-
4
0
> 75% tercapai
Belum ada komitmen manajemen puncak (top management)
-
1
SKOR
-
Ada Komitmen manajemen puncak (top management) tapi belum tersedia program atau rencana kerja
-
(rencana kerja), tapi belum dilaksanakan
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
37
NO
ASPEK PENILAIAN
b.
Rasio produk terhadap material input
KRITERIA
BOBOT (%)
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 80 < x ≤ 90% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 70 < x ≤ 80%
-
-
33
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 90 < x ≤ 97%
-
0
0 < x ≤ 70% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
1
2
3
4
1
70 < x ≤ 80% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 97 < x ≤ 100%
2
80 < x ≤ 90% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
-
SKOR
INDIKATOR
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
38
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
c.
Upaya efisiensi Penggunaan Material Input
KRITERIA
BOBOT (%)
Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) 5,0 < x ≤ 7,5% Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) 2,5 < x ≤ 5,0% Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) 0 < x ≤ 2,5 % Belum melakukan upaya efisiensi penggunaan material input
-
-
-
-
34
Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) > 7,5%
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 0 < x ≤70%
INDIKATOR
-
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
0
1
2
3
4
0
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
39
NO
ASPEK PENILAIAN
e.
d.
Penanganan material input
Substitusi material input
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum melakukan substitusi
-
35
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material,
Telah melakukan substitusi 0 < x ≤ 20 %
-
-
Telah melakukan substitusi 20 < x ≤ 60%
-
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material, menerapkan prinsip FIFO (first in first out), dipisahkan berdasarkan jenis material
Telah melakukan substitusi 60 < x < 100%
-
-
Telah melakukan substitusi 100%
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
40
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
3.) Energi
ASPEK PENILAIAN
a.
Upaya efisiensi energi
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) 2,5 < x ≤ 5,0%
-
36
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) 5,0 < x ≤ 7,5%
-
Belum ada upaya penanganan material
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) > 7,5%
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input
-
-
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material
-
menerapkan prinsip FIFO (first in first out)
No.70/BPPI/PER/2/2016
2
3
4
0
1
2
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
41
NO
ASPEK PENILAIAN
b.
Upaya Penggunaan Energi Terbarukan
KRITERIA
BOBOT (%)
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi 2,0 < x ≤ 3,0% Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi 1,0 < x ≤ 2,0% Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi 0 < x ≤ 1,0% Belum ada penggunaan energi
-
-
-
-
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi > 3,0%
37
Belum ada upaya efisiensi energi
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) 0 < x ≤ 2,5%
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
0
1
2
3
4
0
1
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
42
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
4) Air
ASPEK PENILAIAN
a.
c.
Upaya efisiensi air
Melakukan kegiatan manajemen energi dibuktikan dengan adanya catatan
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum pernah melakukan kegiatan manajemen energi
-
38
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (energy index reduction) 10,0 < x ≤ 15,0%
Melakukan kegiatan manajemen energi > 3 tahun sekali
-
-
Melakukan kegiatan manajemen energi 3 tahun sekali
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >15%
Melakukan kegiatan manajemen energi 2 tahun sekali
-
-
Melakukan kegiatan manajemen energi setiap tahun
INDIKATOR
-
terbarukan
No.70/BPPI/PER/2/2016
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
43
NO
ASPEK PENILAIAN
Penggunaan air daur ulang untuk proses produksi dan atau utilitas
Upaya konservasi sumber air (misalnya membuat sumur
b.
c.
KRITERIA
BOBOT (%)
39
Sudah melakukan kajian, perencanaan
Belum melakukan daur ulang air
-
-
0 < x ≤ 10%
-
Upaya konservasi sumber air sudah berjalan
10 < x ≤ 20%
-
-
20 < x ≤ 30%
-
Belum ada upaya efisiensi air
>30%
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) 0 < x ≤ 5,0 %
-
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) 5,0 < x ≤ 10,0%
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
44
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
5) Teknologi
ASPEK PENILAIAN
a.
d.
Penerapan Reduce,
Melakukan kegiatan manajemen air yang dibuktikan dengan adanya catatan
resapan, bio pori atau penampungan air hujan)
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
Melakukan kegiatan manajemen air > 3 tahun sekali Belum pernah melakukan kegiatan manajemen air
-
Melakukan Reduce, Reuse, Recycle
Melakukan kegiatan manajemen air 3 tahun sekali
-
-
Melakukan kegiatan manajemen air 2 tahun sekali
-
40
Belum melakukan upaya konservasi air
-
Melakukan kegiatan manajemen air setiap tahun
Sudah melakukan kajian
-
Sudah melakukan kajian dan perencanaan teknis
-
teknis dan konstruksi
No.70/BPPI/PER/2/2016
4
0
1
2
3
4
0
1
2
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
45
NO
Proses
ASPEK PENILAIAN
b.
Segregasi air buangan dari proses produksi
Reuse, Recycle (3R)
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
41
Sudah melakukan segregasi air buangan dari proses produksi, namun pengolahan di IPAL masih bercampur dengan air hujan dan limbah domestik
-
Belum melakukan Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam kegiatan proses produksi
-
Sudah melakukan segregasi air buangan dari proses produksi dan pengolahan di IPAL sudah terpisah dengan air hujan dan limbah domestik
1
Melakukan dalam Reduce kegiatan proses produksi
-
-
2
Melakukan Reuse dalam kegiatan proses produksi
-
3
4
0
3
Melakukan Recycle dalam kegiatan proses produksi
SKOR
-
(3R) dalam kegiatan proses produksi
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
46
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
c.
Inovasi Teknologi Proses Untuk Jangka Waktu 1 Tahun Terakhir
KRITERIA
BOBOT (%)
Sudah ada perencanaan penggantian mesin/peralatan Sudah ada perencanaan modifikasi mesin/peralatan Belum ada perencanaan penggantian atau modifikasi mesin/peralatan
-
42
Melakukan modifikasi mesin/peralatan
-
Belum ada perencanaan segregasi air buangan
-
Melakukan penggantian mesin/peralatan
Sudah ada perencanaan segregasi air buangan
-
-
Sudah ada fasilitas segregasi, namun belum/tidak beroperasi
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
0
1
2
3
4
0
1
2
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
47
NO
ASPEK PENILAIAN d.
System
2.) Continuous
1.) Batch System
Kinerja Peralatan
KRITERIA
BOBOT (%)
3 2 1 0 4 3 2
Overall Equipment Effectiveness 60,0 ≤ x < 85,0% Overall Equipment Effectiveness 40,0 ≤ x < 60,0 % Overall Equipment Effectiveness 20,0 ≤ x < 40,0 % Overall Equipment Effectiveness < 20,0% Overall Equipment Effectiveness ≥ 95,0% Overall Equipment Effectiveness 70,0 ≤ x < 95% Overall Equipment Effectiveness
-
43
4
SKOR
Overall Equipment Effectiveness ≥ 85,0%
INDIKATOR
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
48
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
e.
maintenance
Penerapan SOP penanganan material input, proses produksi, dan
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
0 4
3
2
1
Overall Equipment Effectiveness 0 < x < 30,0% Tersedia tiga SOP (penanganan material input, proses produksi dan maintenance); dilaksanakan Tersedia dua SOP (penanganan material input dan/atau proses produksi dan/atau maintenance); dilaksanakan Tersedia satu SOP (penanganan material input/proses produksi/maintenance); dilaksanakan Tersedia minimal satu jenis SOP (penanganan material input/proses produksi/maintenance); tetapi tidak dilaksanakan
-
-
-
-
44
1
Overall Equipment Effectiveness 30,0 ≤ x < 50,0%
SKOR
-
50,0 ≤ x < 70,0%
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
49
NO
6) Sumber Daya
ASPEK PENILAIAN
a.
g.
f.
Peningkatan kapasitas
Tingkat produk reject /defect terhadap total produk
Inovasi produk
KRITERIA
BOBOT (%)
> 2,0%
-
Peningkatan kapasitas SDM proses
1,5 < x ≤ 2,0%
-
1,0 < x ≤ 1,5%
-
Belum ada inovasi
-
0,5 < x ≤ 1,0%
Masih dalam tahap kajian
-
-
Sedang dalam tahap uji coba
-
≤ 0,5%
Komersial
-
-
Dalam tahap sudah atau sedang memperoleh paten
Belum memiliki SOP penanganan material input dan/atau proses produksi dan/atau maintenance
INDIKATOR
-
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
45
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
50
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
Manusia
ASPEK PENILAIAN SDM proses produksi yang memenuhi persyaratan
KRITERIA
BOBOT (%) INDIKATOR
2
1
0
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 35 < x ≤ 65% Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 0 < x ≤ 35% Belum ada upaya Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal
-
-
-
46
3
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 65 ≤ x < 100%
SKOR
-
produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 100%
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
51
NO
7) Lingkungan Kerja di Ruang Proses Produksi
ASPEK PENILAIAN b
Melakukan pemantauan dan penilaian kinerja K3L sesuai Peraturan
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi
KRITERIA
BOBOT (%)
47
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 1 tahun sekali
-
Belum ada SDM yang memperoleh pelatihan kompetensi
-
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 6 bulan sekali
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi 0 < x ≤ 5,0%
-
-
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi 5,0 < x ≤ 10,0%
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi > 15% Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi 10,0 < x ≤ 15,0%
INDIKATOR
-
-
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
52
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
B
NO Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011
KRITERIA
1) Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan Limbah Cair
b.d. Limbah Gas dan Debu
a.c.
KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH / EMISI
ASPEK PENILAIAN
20
BOBOT (%)
Ada program, dijalankan secara berkala lebih dari 2 tahun sekali Belum ada program pemantauan dan penilaian kinerja K3L
-
-
98 < x < 100% memenuhi
≤ 90% memenuhi
-
-
1
90 < x ≤ 95% memenuhi
100% memenuhi
2
95 < x ≤ 98% memenuhi
-
-
3
98 < x < 100% memenuhi
-
3
4
0
4
100% memenuhi
0
1
2
SKOR
-
48
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 2 tahun sekali
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
53
NO
2) Sarana Pengelolaan Limbah / Emisi
ASPEK PENILAIAN
Operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi (sesuai persyaratan yang berlaku)
Pengelolaan Limbah B3 (perizinan dan prasarana sesuai
a.
b.
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum ada sarana pengelolaan limbah / emisi
-
-
-
49
Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak
Terdapat sarana, beroperasi serta memiliki izin
Sarana tidak lengkap dan semua sarana beroperasi dengan baik Sarana tidak lengkap dan tidak dioperasikan
-
Sarana lengkap, tapi hanya beroperasi sebagian
-
3
4
0
1
2
3
4
0
≤ 90% memenuhi
-
Sarana lengkap dan seluruhnya beroperasi dengan baik
1
90 < x ≤ 95% memenuhi
-
-
2
SKOR
95 < x ≤ 98% memenuhi
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
54
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
C
NO
1) Sertifikasi a.
KRITERIA persyaratan yang berlaku)
Produk
MANAJEMEN PERUSAHAAN
ASPEK PENILAIAN
10
BOBOT (%) INDIKATOR
Terdapat sarana, tapi tidak memiliki izin dan tidak beroperasi Belum ada sarana pengelolaan limbah B3
-
2 1
25 < x ≤ 50% produk memiliki sertifikat 0 < x ≤ 25% produk memiliki sertifikat
-
50
3
50 < x ≤ 75% produk memiliki sertifikat -
-
4
0
1
2
SKOR
75 < x ≤ 100% produk memiliki sertifikat
-
Terdapat sarana, memiliki izin tidak beroperasi
-
memiliki izin
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
55
NO
2) CSR
ASPEK PENILAIAN
a.
b.
Penerapan CSR yang berkelanjutan
yang dibuktikan dengan dokumen
Sistem Manajemen
KRITERIA
BOBOT (%)
Memiliki perencanaan dan sudah mengimplementasikan
-
-
-
51
Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, dilaksanakan, dilakukan pemantauan
Belum memiliki sertifikat sistem manajemen
Memiliki perencanaan sistem manajemen
Memiliki perencanaan, mengimplementasikan dan melakukan monev
-
-
Memiliki perencanaan, mengimplementasikan, melakukan monev dan melakukan rencana aksi sistem manajemen
Belum ada produk memiliki sertifikat
INDIKATOR
-
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
56
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
b.
Program CSR yang berkelanjutan
KRITERIA
BOBOT (%)
Memiliki >3 Program CSR yang berkelanjutan Memiliki 3 Program CSR yang berkelanjutan
-
Belum ada kebijakan CSR yang berkelanjutan
52
Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan namun belum dilaksanakan
Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan
-
-
-
-
-
INDIKATOR dan evaluasi serta ada pelaporan
No.70/BPPI/PER/2/2016
3
4
0
1
2
3
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
57
NO
Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima dalam jangka waktu 1 tahun terakhir Pemeriksaan kesehatan karyawan
4) Kesehatan karyawan
KRITERIA
3) Penghargaan
ASPEK PENILAIAN
BOBOT (%)
Dilakukan medical check up secara periodik setiap 2 tahun sekali
Belum ada penghargaan
-
-
1 penghargaan
-
Dilakukan medical check up secara periodik setiap 1 tahun sekali
2 penghargaan
-
-
3 penghargaan
-
Tidak menerapkan CSR
-
> 3 penghargaan
Memiliki 1 Program CSR yang berkelanjutan
-
-
Memiliki 2 Program CSR yang berkelanjutan
INDIKATOR -
No.70/BPPI/PER/2/2016
53
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
NO
ASPEK PENILAIAN KRITERIA
BOBOT (%)
58
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Dilakukan medical check up secara periodik setiap >3 tahun Belum pernah dilakukan medical check up
-
54
Dilakukan medical check up secara periodik setiap 3 tahun sekali
INDIKATOR
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
0
1
2
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Sedangkan untuk industri kecil penilaian berdasarkan sebagai berikut : a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi,
penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, dan sumber daya manusia. b) Pengelolaan Lingkungan dan Keselamatan Kerja, meliputi limbah dan lingkungan kerja. c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate
Social Responsibility (CSR), dan penghargaan. Khusus untuk industri skala kecil didorong untuk membuat pencatatan terhadap penerapan efisiensi produksi yang dilakukan (material input, energi, dan air). Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
51 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
59
60
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
PROSES PRODUKSI
A
1) Program Efisiensi Produksi
ASPEK PENILAIAN
NO
a.
Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi produksi
KRITERIA 70
BOBOT (%)
Ada perencanaan (rencana kerja), ada komitmen ,dilaksanakan sesuai dengan rencana tetapi tidak dilakukan evaluasi Ada perencanaan (rencana kerja), ada komitmen ,tetapi belum dilaksanakan Ada perencanaan (rencana kerja), tetapi belum memiliki komitmen Belum ada perencanaan
-
-
52
Ada perencanaan (rencana kerja), ada komitmen ,dilaksanakan sesuai dengan rencana serta dilakukan pemantauan/evaluasi
INDIKATOR
-
Tabel 3 Kriteria Penilaian Penghargaan Industri Hijau Kategori Industri Kecil
No.70/BPPI/PER/2/2016
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
61
NO
2) Material Input
ASPEK PENILAIAN
Bukti pembelian material input
Rasio produk
b.
Tingkat capaian penerapan komitmen perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi
a.
b.
KRITERIA
BOBOT (%)
-
-
Penggunaan material input
53
Material input yang digunakan belum memiliki bukti pembelian
1
0 < x ≤ 15 % material input yang digunakan memiliki 3 bukti pembelian -
2
4
0
3 15 < x ≤ 30 % material input yang digunakan memiliki bukti pembelian
4
0
-
Belum tercapai atau tidak ada program
-
1
30 < x ≤ 45 % material input yang digunakan memiliki bukti pembelian
0 < x ≤ 15 % tercapai
-
2
-
15 < x ≤ 31 % tercapai
-
3
> 45 % material input yang digunakan memiliki bukti pembelian
31 < x ≤ 45 % tercapai
-
4
SKOR
-
> 45 % tercapai
INDIKATOR
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
62
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
c.
Upaya efisiensi Penggunaan Material Input
terhadap material input
KRITERIA
BOBOT (%)
INDIKATOR
0
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 45 < x ≤ 55 % Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 0 < x ≤ 45%
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index
-
54
Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) > 5,0%
-
-
1
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 55 < x ≤ 65%
-
3
4
2
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 65 < x ≤ 75%
3
SKOR
-
menghasilkan per unit produk rata-rata >75%
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
63
NO
ASPEK PENILAIAN
d.
Substitusi material input
KRITERIA
BOBOT (%)
INDIKATOR
3 2 1
Telah melakukan substitusi material input 20 < x ≤ 30 % Telah melakukan substitusi material input 10 < x ≤ 20 % Telah melakukan substitusi material input 0 < x ≤ 10 %
-
55
4
Telah melakukan substitusi material input >30 %
0
1
2
SKOR
-
Belum melakukan upaya efisiensi penggunaan material input
Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) 0 < x ≤ 1,0 %
-
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) 1,0 < x ≤ 3,0%
-
reduction) 3,0 < x ≤ 5,0%
No.70/BPPI/PER/2/2016
LampiranPeraturan Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
64
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
e.
Penanganan material input
KRITERIA
BOBOT (%)
-
-
-
-
-
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input.
56
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material, menerapkan prinsip FIFO (first in first out)
1
2
3
4
0
Belum melakukan substitusi material input ramah lingkungan Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material, menerapkan prinsip FIFO (first in first out), dipisahkan berdasarkan jenis material.
SKOR
INDIKATOR
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
65
NO
3) Energi
ASPEK PENILAIAN
b.
a.
Upaya Pemanfaatan Energi Terbarukan
Upaya efisiensi energi
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum ada upaya efisiensi energi
-
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi
-
57
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi > 3%
-
-
-
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) > 7,5 % Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) 5,0 < x ≤ 7,5 % Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) 2,5 < x ≤ 5,0 % Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) 0 < x ≤ 2,5 %
Belum ada upaya penanganan material
INDIKATOR
-
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
3
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
66
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
c.
Melakukan kegiatan manajemen energi dibuktikan dengan adanya catatan
KRITERIA
BOBOT (%)
INDIKATOR
1 0
4 3 2 1 0
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi 0 < x ≤ 1,0 % Belum ada penggunaan energi terbarukan Sudah melakukan pencatatan dengan evaluasi secara rutin dan sudah ada tindak lanjut hasil evaluasi Sudah melakukan pencatatan dengan evaluasi secara rutin Sudah melakukan pencatatan dengan rutin Sudah melakukan pencatatan tapi bersifat tidak rutin Belum ada pencatatan konsumsi
-
-
-
58
2
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi 0 < x ≤ 2,0 %
SKOR
-
2,0 < x ≤ 3,0%
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
67
NO
4) Air
ASPEK PENILAIAN
b.
a.
Melakukan kegiatan manajemen air yang dibuktikan dengan
Upaya efisiensi/ konservasi Air
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum ada upaya efisiensi/konservasi air
-
59
Melakukan kegiatan manajemen air 2
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) 0<x≤ 4%
-
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) 4<x≤ 6%
-
Melakukan kegiatan manajemen air setiap tahun
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (energy index reduction) 6 < x ≤ 10 %
-
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >10 %
INDIKATOR
-
energi
No.70/BPPI/PER/2/2016
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
68
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
5) Teknologi Proses
ASPEK PENILAIAN
a.
Penerapan program reduce dan reuse
adanya catatan
KRITERIA
BOBOT (%)
INDIKATOR
3 2 1
Menerapkan proses reduce dan reuse bahan baku dan air Menerapkan proses reduce dan reuse bahan baku Menerapkan proses reduce bahan baku dan air Menerapkan proses reduce bahan baku Belum menerapkan proses reduce dan
-
60
4
Belum pernah melakukan kegiatan manajemen air
-
reuse
0
Melakukan kegiatan manajemen air > 3 tahun sekali
-
0
1
Melakukan kegiatan manajemen air 3 tahun sekali
2
SKOR
-
tahun sekali
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
69
NO
ASPEK PENILAIAN
c.
b.
Penerapan SOP proses produksi (operasional mesin/peralatan, material input bahan baku, maintenance mesin/peralatan)
Peningkatan Teknologi Proses dan Mesin/Peralatan
KRITERIA
BOBOT (%)
Sudah ada perencanaan penggantian mesin/peralatan Sudah ada perencanaan modifikasi mesin/peralatan
-
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan seluruhnya Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sebagian saja Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form
-
-
-
61
Belum ada perencanaan penggantian atau modifikasi mesin/peralatan
Melakukan modifikasi mesin/peralatan
-
-
Melakukan penggantian mesin/peralatan
INDIKATOR
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
2
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
70
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
6) Sumber Daya Manusia
ASPEK PENILAIAN
d.
Program pelatihan dasar
Tingkat produk reject /defect terhadap total produk
KRITERIA
BOBOT (%)
INDIKATOR
0
2,0 < x ≤ 2,5 % > 2,5 %
-
62
Program pelatihan dasar yang sesuai dengan kebutuhan industri:
1
1,5 < x ≤ 2,0 %
-
-
2
1,0 < x ≤ 1,5 %
-
3
4
3
≤ 1,0 %
-
Program pelatihan dasar yang sesuai dengan kebutuhan industri: 100%
4
Belum ada SOP sama sekali
-
-
0
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja, tapi tidak lengkap dan dilaksanakan sebagian saja
1
SKOR
-
Kerja, tapi tidak lengkap dan dilaksanakan seluruhnya
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
71
B
NO
KRITERIA
1) Limbah a.
Pengelolaan limbah
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN KERJA
ASPEK PENILAIAN
20
BOBOT (%)
INDIKATOR
Memisahkan dan mengumpulkan limbah berdasarkan jenis Melakukan pencatatan volume dan jenis limbah
-
63
Melakukan pengolahan limbah sesuai ketentuan
Belum ada program pelatihan dasar yang sesuai dengan kebutuhan industri
-
-
1
Program pelatihan dasar yang sesuai dengan kebutuhan industri: 0 < x ≤ 35%
-
2
3
4
0
2
Program pelatihan dasar yang sesuai dengan kebutuhan industri: 35 < x ≤ 65%
SKOR
-
65 ≤ x < 100%
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
72
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
ASPEK PENILAIAN
Pemanfaatan limbah
Pengujian kualitas limbah
b.
c.
KRITERIA
BOBOT (%)
Digunakan oleh pihak lain, bukan untuk proses produksi Belum ada upaya pemanfaatan
-
-
64
Digunakan oleh pihak lain untuk proses produksi
-
Dilakukan secara periodik setiap 3 bulan Dilakukan secara periodik setiap 6 bulan
Digunakan kembali di perusahaan sendiri, bukan untuk proses produksi
-
-
Digunakan kembali di perusahaan sendiri untuk proses produksi
Belum ada upaya pengelolaan limbah
-
Langsung dibuang sesuai ketentuan yang berlaku
INDIKATOR
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
3
4
0
1
2
3
4
0
1
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
73
NO
ASPEK PENILAIAN
e.
d.
Pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu
Pemenuhan baku mutu limbah cair
KRITERIA
BOBOT (%)
80 < x ≤ 90% memenuhi 70 < x ≤ 80% memenuhi ≤70% memenuhi
-
65
0
1
2
3
4 90 < x < 100% memenuhi
-
100% memenuhi
1 0
70 < x ≤ 80% memenuhi
-
2
3
≤ 70% memenuhi
80 < x ≤ 90% memenuhi
-
90 < x < 100% memenuhi
4
0
Belum pernah melakukan pengujian kualitas limbah 100% memenuhi
1
Dilakukan secara periodik > 1 tahun
2
Dilakukan secara periodik setiap 1 tahun
-
-
-
-
-
SKOR
INDIKATOR
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
74
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
C
NO
1) Sertifikasi
KRITERIA Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
a Produk
MANAJEMEN PERUSAHAAN
2) Lingkungan Kerja
ASPEK PENILAIAN
10
BOBOT (%)
66
Belum melakukan upaya K3L diatas
-
30 < x ≤ 45 % produk memiliki
Sudah memasang rambu-rambu K3L
-
-
Sudah memasang rambu-rambu K3L dan tersedia alat P3K
-
> 45 % produk memiliki sertifikat
Sudah menerapkan penggunaan alat perlindungan diri (APD), memasang rambu-rambu K3L, dan tersedia alat P3K
-
-
Sudah menerapkan sistem ventilasi (sirkulasi udara) di ruangan proses produksi, menerapkan penggunaan alat perlindungan diri (APD), memasang rambu-rambu K3L dan tersedia alat P3K
INDIKATOR
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
75
NO
ASPEK PENILAIAN
b Sistem Manajemen
KRITERIA
BOBOT (%)
2 1
Memiliki perencanaan dan sudah mengimplementasikan Memiliki perencanaan sistem manajemen
-
67
3
Memiliki perencanaan, mengimplementasikan dan melakukan monev
4
0
-
Belum ada produk memiliki sertifikat
-
1
Memiliki perencanaan, mengimplementasikan, melakukan monev dan melakukan rencana aksi sistem manajemen
0 < x ≤ 15 % produk memiliki sertifikat
-
2
SKOR
-
15 < x ≤ 30 % produk memiliki sertifikat
INDIKATOR
-
sertifikat
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
76
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
NO
3) Penghargaan
2) CSR
ASPEK PENILAIAN
b Penghargaan di bidang industri dalam kurun
a Keikutsertaan perusahaan dalam acara-acara yang berkaitan dengan peningkatan usaha terkait
Kepedulian terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan sekitar
KRITERIA
BOBOT (%)
3 2 1 0 4 3 2 1
Ya, konsisten dilakukan setiap 1 tahun Ya, kadang-kadang Ya, sesuai permintaan masyarakat Sampai saat ini belum dilaksanakan > 3 kegiatan yang diikuti 3 kegiatan yang diikuti 2 kegiatan yang diikuti 1 kegiatan yang diikuti Belum ada penghargaan
-
> 3 penghargaan 3 penghargaan
-
68
4
Ya, konsisten dilakukan setiap 6 bulan
-
3
4
0
0
Belum memiliki sertifikat system manajemen
-
SKOR
INDIKATOR
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
77
NO
ASPEK PENILAIAN waktu 1 tahun terakhir
KRITERIA
BOBOT (%) 2 penghargaan 1 penghargaan Belum ada penghargaan
-
INDIKATOR
-
No.70/BPPI/PER/2/2016
69
0
1
2
SKOR
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
2. Cara Penilaian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Cara penilaian untuk kategori industri besar: a) Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebagaimana tercantum pada Tabel 1. b) Pemberian skor untuk masing-masing kriteria adalah 0-4. c) Penilaian setiap aspek merupakan jumlah perolehan skor dari setiap aspek dibagi dengan skor maksimal dikali dengan bobot aspek. Bobot Aspek Proses Produksi = 70% (0,7) Skor Maksimal Aspek Proses Produksi= 96 Bobot Aspek Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi = 20% (0,2) Skor Maksimal Aspek Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi =20 Bobot Aspek Manajemen Perusahaan = 10% (0,1) Skor Maksimal Aspek Manajemen Perusahaan = 24 d) Total Perolahan Nilai merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing nilai setiap aspek dikali 100.
Total Skor =
78
x 0,7 +
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
x 0,2 +
x 0,1
70
e) e)Contoh Perhitungan : : Contoh Perhitungan
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Lampiran PeraturanKepala KepalaBadan BadanPenelitian Penelitian dan Pengembangan Industri dan danPengembangan PengembanganIndustri Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Tabel 44 Tabel Contoh Perhitungan Penilaian Contoh Perhitungan Penilaian Aspek Aspek Penilaian Penilaian Bobot Bobot
Proses Proses Produksi Produksi (A) (A)
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Nilai Nilai Setiap Setiap Perolehan Perolehan Skor Skor Aspek Aspek Skor Skor Maksimal Maksimal
70% 70%
7575
9696
(75/96) (75/96) xx 0,7 0,7 =0,55 =0,55
Kinerja Kinerja 20% 20% Pengelolaan Pengelolaan Limbah/Emisi Limbah/Emisi (B)(B)
1818
2020
(18/20) (18/20) xx 0,2 0,2 =0,18 =0,18
Manajemen Manajemen Perusahaan Perusahaan (C)(C)
2020
2424
(20/24) (20/24) xx 0,1 0,1 == 0,08 0,08
Total Total Perolehan Perolehan NilaiNilai : (A+B+C) : (A+B+C) X X 100100
10% 10%
(0,55 (0,55 + +0,18 0,18+ +0,08) 0,08)x x100 100== 81 81
Cara penilaian untuk kategori industri Cara penilaian untuk kategori industrimenengah: menengah: a) a) Penilaian Penilaiandilakukan dilakukanberdasarkan berdasarkan kriteria kriteria sebagaimana sebagaimana tercantum pada Tabel 2. 2. tercantum pada Tabel b) b) Pemberian skor untuk masing-masing Pemberian skor untuk masing-masingkriteria kriteriaadalah adalah0-4. 0-4. c) c) Penilaian setiap aspek merupakan Penilaian setiap aspek merupakanjumlah jumlahperolehan perolehanskor skor daridari setiap aspek setiap aspekdibagi dibagidengan denganskor skor maksimal maksimal dikali dikali dengan bobot aspek. dengan bobot aspek. Bobot Aspek Proses Produk == 70% Bobot Aspek Proses Produk 70%(0,7) (0,7) Skor Maksimal Aspek Proses Produksi= Skor Maksimal Aspek Proses Produksi=9696 Bobot Aspek Bobot AspekPengelolaan PengelolaanLingkungan Lingkungan dan dan Kesehatan Kesehatan Kerja = 20% (0,2) Kerja = 20% (0,2)
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
79 71 71
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala KepalaBadan BadanPenelitian Penelitian dan dan Pengembangan PengembanganIndustri Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Skor Skor Maksimal Maksimal Aspek Aspek Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan dan dan Kesehatan KesehatanKerja Kerja==20 20 Bobot BobotAspek AspekManajemen Manajemen Perusahaan Perusahaan = 10% 10% (0,1) (0,1) Skor SkorMaksimal MaksimalAspek Aspek Manajemen Manajemen Perusahaan Perusahaan = = 24 24 d)d) Total TotalPerolahan Perolahan Nilai Nilai merupakan merupakan hasil penjumlahan penjumlahan dari dari masing-masing masing-masingnilai nilaisetiap setiap aspek aspek dikali 100. Total Total Skor Skor==
xx0,7 0,7++
x 0,2 +
xx0,1 0,1
e)e) Contoh ContohPerhitungan Perhitungan:: Tabel Tabel 55 Contoh ContohPerhitungan Perhitungan Penilaian Penilaian Aspek AspekPenilaian Penilaian
Bobot Bobot
Jumlah Jumlah Perolehan Perolehan
Nilai Nilai Setiap Setiap Aspek Aspek
Skor Skor
Jumlah Skor Maksimal Maksimal
Proses ProsesProduksi Produksi(A) (A)
70% 70%
80 80
96
(80/96) (80/96) xx 0,7 0,7 =0,58 =0,58
Kinerja KinerjaPengelolaan Pengelolaan Limbah Limbah/ Emisi / Emisi(B) (B)
20% 20%
15 15
20
(15/20) (15/20) xx 0,2 0,2 =0,15 =0,15
Manajemen Manajemen Perusahaan Perusahaan(C) (C)
10% 10%
20 20
24
(20/24) (20/24) xx 0,1 0,1
Total Total Perolehan Perolehan Nilai Nilai
= = 0,08 0,08 (0,58 (0,58 ++ 0,15 0,15 + 0,08) x 100 100 = = 81 81
: (A+B+C) : (A+B+C)X X100 100
80
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
72 72
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Cara penilaian untuk kategori industri kecil:
a) Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebagaimana tercantum pada Tabel 3. b) Pemberian skor untuk masing-masing kriteria adalah 0-4. c) Penilaian setiap aspek merupakan jumlah perolehan skor dari setiap aspek dibagi dengan skor maksimal dikali dengan bobot aspek. Bobot Aspek Proses Produk = 70% (0,7) Skor Maksimal Aspek Proses Produksi= 68 Bobot Aspek Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan Kerja = 20% (0,2) Skor
Maksimal Aspek Pengelolaan Lingkungan
dan
Kesehatan Kerja = 24 Bobot Aspek Manajemen Perusahaan = 10% (0,1) Skor Maksimal Aspek Manajemen Perusahaan = 20 d) Total Perolahan Nilai merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing nilai setiap aspek dikali 100. Total Skor =
x 0,7 +
x 0,2 +
x 0,1
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
81 73
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
e)e) Contoh ContohPerhitungan Perhitungan ::
Lampiran Lampiran Peraturan PeraturanKepala KepalaBadan BadanPenelitian Penelitian dan danPengembangan PengembanganIndustri Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Tabel Tabel 6 Contoh Contoh Perhitungan Perhitungan Penilaian Penilaian Aspek AspekPenilaian Penilaian
Bobot Bobot
Jumlah Jumlah Perolehan Perolehan Skor Skor
Jumlah Jumlah Skor Skor Maksimal Maksimal
Nilai Nilai Setiap Setiap Aspek Aspek
Proses ProsesProduksi Produksi(A) (A)
70% 70%
60 60
68 68
(60/68) (60/68) xx 0,7 0,7 =0,62 =0,62
Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungandan dan Kesehatan KesehatanKerja Kerja (B) (B)
20% 20%
20 20
24 24
(20/24) (20/24) xx 0,2 0,2 =0,17 =0,17
Manajemen Manajemen Perusahaan Perusahaan(C) (C)
10% 10%
12 12
20 20
(12/20) (12/20) xx 0,1 0,1 == 0,06 0,06
Total Total Perolehan Perolehan Nilai Nilai
(0,62 (0,62 + 0,17 + 0,06) 0,06) xx 100 100 == 85 85
: :(A+B+C) (A+B+C)XX100 100 KualifikasiHasil Hasil Penilaian Penilaian 3.3. Kualifikasi Penghargaan Industri Industri Hijau dibagi a)a) Penghargaan dibagi atas atas 55 (lima) (lima) Level Level berdasarkan rentang/interval rentang/interval nilai yang berdasarkan yang diperoleh. diperoleh.
82
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
74 74
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Tabel 7 Klasifikasi Penghargaan Industri Hijau Klasifikasi Penghargaan
*)
Interval Nilai
Level 5
90,1 – 100,0
Level 4
80,1 – 90,0
Level 3
70,1 – 80,0
Level 2
60,1 – 70,0
Level 1
50,0 – 60,0
*)
Pembulatan nilai klasifikasi hanya diizinkan satu desimal di belakang koma
b) Program Penghargaan Industri Hijau bersifat partisipatif dan sukarela (voluntary). Perusahaan industri yang mendaftarkan diri harus memahami setiap kriteria industri hijau. c) Perusahaan
industri
dapat
dikategorikan
memiliki
komitmen terhadap upaya penerapan industri hijau, jika dapat memenuhi paling sedikit 50% dari setiap aspek penilaian. Sedangkan perusahaan industri yang dapat memenuhi setiap aspek penilaian dengan persentase di atas 90%, dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang telah
menerapkan
prinsip
industri
hijau
secara
berkelanjutan.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
83 75
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
BAB V
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
PANDUAN TEKNIS PENILAIAN Dalam melakukan penilaian penghargaan industri hijau, Tim Teknis mengacu kriteria yang telah ditetapkan pada Buku Pedoman Penilaian
Penghargaan
Industri
Hijau.
Sistem
penilaian
berdasarkan skala rating dengan menggunakan skor angka 0 sampai dengan 4 (angka nol sebagai skor terendah dan angka empat sebagai skor tertinggi). Penetapan skor didasarkan pada hasil evaluasi/analisa dari masing-masing kriteria dengan menggunakan indikator yang telah ada. A. PROSES PRODUKSI Sub Aspek Program Efisiensi Produksi
KRITERIA a.
INDIKATOR
Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi produsi
SKOR
Komitmen manajemen puncak (top management), adanya: Komitmen tertulis
1
Perencanaan (rencana kerja)
1
Pelaksanaan
1
Pemantauan/evaluasi
1
Penjelasan: 1. Kebijakan perusahaan yang dapat mendukung
penerapan
efisiensi produksi adalah kebijakan yang khususnya terkait dengan produksi antara lain penghematan penggunaan material input/bahan baku dan bahan penolong, energi dan air. Kebijakan perusahaan
84
ini
tertuang
dalam
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
bentuk
Key Performance 76
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Badan Penelitian Penelitian dan Pengembangan Industri dandan Pengembangan Pengembangan Industri Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Indicator Indicator (KPI) (KPI) atau atau target targetyang yangterukur. terukur.Kebijakan Kebijakan harus harus dilaksanakan dilaksanakandan danperlu perludievaluasi dievaluasi secara secara berkala berkala sehingga sehingga dapat dapat berjalan berjalanoptimal. optimal. 2. 2. Sumber SumberData/Informasi: Data/Informasi: Data Datasekunder: sekunder: Dokumen efisiensi produksi Dokumenkebijakan kebijakandan danprogram programpenerapan penerapan efisiensi produksi perusahaan. perusahaan. Data DataPrimer: Primer: Wawancara penerapan efisiensi produksi Wawancaraterkait terkaitdengan denganprogram program penerapan efisiensi produksi dan danpelaksanaannya. pelaksanaannya. 3. 3. Cara/Justifikasi Cara/JustifikasiPenilaian: Penilaian:
Identifikasi Identifikasi dokumen dokumenkebijakan kebijakandan danprogram programpenerapan penerapan efisiensi efisiensiproduksi. produksi. Observasi di di lapangan Observasipenerapan penerapanprogram program lapangan Identifikasi program Identifikasilaporan laporanhasil hasilpemantauan/evaluasi pemantauan/evaluasi program Sub SubAspek Aspek
Program Program Efisiensi Efisiensi Produksi Produksi
KRITERIA KRITERIA
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
b.b. Tingkat Tingkat >> 75% 75% tercapai tercapai capaian capaian 50,1 50,1 < x<≤x 75% ≤ 75% tercapai tercapai penerapan penerapan < x< ≤x 50% ≤ 50% tercapai tercapai program programsesuai sesuai 2525 dengan dengan 0< 0 x< ≤x 25% ≤ 25% tercapai tercapai komitmen komitmen perusahaan perusahaan Belum Belum tercapai tercapai atau atau tidak tidak dalam dalam ada ada program program meningkatkan meningkatkan efisiensi efisiensi produksi produksi
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
4 4 3 3 2 2 1 1 0 0
77 85 77
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Penjelasan:
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
1. Penerapan kebijakan dan program efisiensi produksi akan berdampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai industri hijau yang berkelanjutan. Indikator peningkatan
efisiensi
dan
efektivitas
dimaksud
adalah
tercapainya KPI atau target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Laporan kegiatan produksi, khususnya yang terkait dengan penggunaan sumber daya (material input/bahan baku dan bahan penolong, energi, air). Data Primer: Wawancara terkait dengan penerapan program. 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Identifikasi dokumen kebijakan dan program penerapan efisiensi produksi. Identifikasi pelaksanaan program. Evaluasi tingkat pencapaian program yang telah dilakukan berdasarkan laporan tahunan perusahaan. Laporan evaluasi pelaksanaan program efisiensi produksi, yang antara lain memuat Key Performance Indicator (KPI) atau target dan capaian.
86
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
78
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
RumusPerhitungan Perhitungan== Rumus
Sub Aspek Aspek Sub
Material Material input input
KRITERIA KRITERIA
100% x x100%
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
Sertifikasi/izin 100% 100%material materialinput inputyang yang a.a. Sertifikasi/izin material material digunakan digunakanmemiliki memiliki input input sertifikat/izin sertifikat/izin
4 4
100%material material 9090<<x x<<100% input inputyang yangdigunakan digunakan memiliki memilikisertifikat/izin sertifikat/izin
3 3
90%material material 8080<<x x≤≤90% inputyang yangdigunakan digunakan input memilikisertifikat/izin sertifikat/izin memiliki
2 2
80%material material 7070<<x x≤≤80% inputyang yangdigunakan digunakan input memilikisertifikat/izin sertifikat/izin memiliki
1 1
0 0<<x x≤≤70% 70%material material input inputyang yangdigunakan digunakan memiliki memilikisertifikat/izin sertifikat/izin
0 0
Penjelasan: Penjelasan: 1. 1. Pemenuhan Pemenuhan sertifikasi/izin sertifikasi/izin material material input input dimaksudkan dimaksudkanuntuk untuk memenuhi memenuhi standar standar mutu mutu dan dankeamanan keamananyang yangmengacu mengacupada pada standar standar nasional nasional dan dan internasional. internasional. Bagi Bagimaterial materialinput inputyang yang sudah sudah ada ada standarnya standarnyabaik baiknasional nasionaldan daninternasional internasionaldibuktikan dibuktikan dengan dengan sertifikasi sertifikasi yang yang dimiliki dimiliki seperti seperti SNI, SNI, ASTM, ASTM,ASME, ASME,
certificate of of analysis analysis(CoA) (CoA), ,safety safetydata datasheet sheet(SDS) (SDS)atau ataulainlaincertificate lain. Sedangkan Sedangkan untuk untuk material material input input yang yang belum belummemiliki memiliki lain. standar harus harus memiliki memiliki izin izinpenggunaan penggunaanmaterial materialinput inputseperti seperti standar
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
7979
87
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
izin penambangan untuk industri semen, sertifikat lacak balak untuk industri pulp dan kertas, atau lain-lain. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Bukti sertifikat/izin material input yang digunakan untuk proses produksi Data Primer: Wawancara terkait dengan penggunaan material input dan sertifikasi bahan baku. 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Identifikasi dan evaluasi sertifikat material input yang dimiliki baik dari nasional maupun internasional, berupa SNI, ASTM, ASME, certificate of analysis (CoA), safety data sheet (SDS) atau lain-lain.
88
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
80
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
Sub Aspek
Material input
KRITERIA
b.
Rasio produk terhadap material input
INDIKATOR
SKOR
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 97 < x ≤ 100%
4
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata
3
90 < x ≤ 97% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata
2
80 < x ≤ 90% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata
1
70 < x ≤ 80% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata 0 < x ≤70%
0
Penjelasan: 1. Optimasi dan minimasi penggunaan material input/bahan baku dan bahan penolong adalah elemen terpenting dalam penerapan konsep industri hijau pada industri. Dengan penggunaan material input secara efisien akan berdampak positif terhadap pengurangan biaya produksi sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Pemenuhan tingkat rasio satu
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
81
89
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
satuan penggunaan material input terhadap satu satuan produk
yang dihasilkan dari rata-rata industri merupakan sasaran penerapan industri hijau. Khusus industri yang berbasis agro seperti industri gula, pulp, minuman teh, kelapa sawit, tahu dan lain-lain, maka basis perhitungan
tingkat
berdasarkan
hasil
rasio
penggunaan
ektraksi.
Contoh:
material
industri
gula
adalah yang
menggunakan material inputnya tebu, maka dasar perhitungan rasio material input terhadap produk adalah ekstrak tebu (nira). 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Dokumen Penggunaan material input 3 tahun terakhir
Neraca Massa
Data kapasitas produksi 3 tahun terakhir
Diagram proses produksi
Data Primer: Observasi lapangan dan wawancara 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Analisa data penggunaan material input.
Analisa data kapasitas produksi.
Hitung efisiensi penggunaan material input terhadap produk dengan rumus: rata-rata jumlah produk per tahun dibagi rata-rata jumlah penggunaan material input per tahun.
90
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
82
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Badan Penelitian Penelitian dan Pengembangan Industri dandan Pengembangan Pengembangan Industri Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Rasio RasioProduk Produkterhadap terhadapMaterial MaterialInput Input= = SUB SUBASPEK ASPEK
Material Material input input
KRITERIA KRITERIA
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
c.c. Upaya Upayaefisiensi efisiensi Telah Telahmelakukan melakukan efisiensi efisiensi penggunaan penggunaan material material Penggunaan Penggunaan input(raw (raw material material index index Material MaterialInput Input input reduction reduction )> )> 7,5% 7,5% Telah Telahmelakukan melakukan efisiensi efisiensi penggunaan penggunaan material material (raw (raw material materialindex index reduction reduction ) )
4 4
3 3
5,0 5,0< <x ≤ x≤ 7,5% 7,5% Telah Telahmelakukan melakukan efisiensi efisiensi penggunaan penggunaan material material input input(raw (raw material material index index reduction reduction ) 2,5 ) 2,5 << x ≤5,0% x ≤5,0%
2 2
Telah Telahmelakukan melakukan efisiensi efisiensi penggunaan penggunaan material material input input(raw (raw material material index index reduction reduction ) 0) < 0< x≤ x≤ 2,52,5 %%
1 1
Belum Belumada ada upaya upaya efisiensi efisiensi penggunaan penggunaan material material input input
0 0
Penjelasan: Penjelasan: 1. Efisiensi 1. Efisiensi penggunaan penggunaan material material input input adalah adalah upaya upayauntuk untuk melakukan penghematan melakukan penghematan penggunaan penggunaanmaterial materialinput inputdalam dalam proses produksi. proses produksi. Dengan Dengan penggunaan penggunaanmaterial materialinput inputdalam dalam jumlah yang jumlah yang sama sama diharapkan diharapkanjumlah jumlahproduk produkyang yangdihasilkan dihasilkan dapat meningkat. dapat meningkat. Indikator Indikator perhitungan perhitungan efisiensi efisiensi adalah adalah berdasarkan indeks berdasarkan indeks bahan bahan baku baku(raw (rawmaterial materialindex index ), ),yaitu yaitu jumlah jumlahpenggunaan penggunaanmaterial materialinput inputper persatuan satuan produk. produk. Pedoman Penghargaan Industri Hijau
8391 83
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Data penggunaan material input dalam 3 tahun terakhir
Data jumlah produksi dalam 3 tahun terakhir
Data Primer: Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan material input dan kapasitas produksi 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Analisa data penggunaan material input.
Analisa data kapasitas produksi.
Hitung intensitas material dengan rumus: jumlah material input yang digunakan per tahun dibagi jumlah produk per tahun.
Hitung rata-rata penurunan intensitas material selama 3 tahun
Bagi industri yang menyatakan proses produksinya sudah sangat efisien, perhitungan mengacu pada benchmark yang berlaku.
Bagi industri yang nilai intensitas materialnya selama 3 tahun berturut-turut mencapai 97< x ≤ 100%, maka dinilai 4.
92
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
84
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Perhitunganefisiensi efisiensiadalah adalahberdasarkan berdasarkanindeks indeksbahan bahan baku Perhitungan baku
((raw raw material material index index),), dihitung dihitung dengan denganrumus: rumus:jumlah jumlah penggunaan penggunaan material materialinput inputper pertahun tahundibagi dibagijumlah jumlah produk produkper pertahun. tahun. Sub Sub Aspek Aspek
Material Material input input
KRITERIA KRITERIA
INDIKATOR INDIKATOR
d.d. Substitusi Substitusi material materialinput input
SKOR SKOR
Telah Telahmelakukan melakukan substitusi substitusi 100% 100% Telah Telahmelakukan melakukan substitusi substitusi 0 0<<x x<<100% 100% Telahmelakukan melakukan Telah substitusi substitusi 60% 2020<<x x≤≤60% Telah Telahmelakukan melakukan substitusi substitusi 0 0<<x x≤≤2020%% Belum Belummelakukan melakukan substitusi substitusi
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
Penjelasan: Penjelasan: 1. Substitusi material materialinput inputadalah adalahpenggantian penggantianbahan bahandari darimaterial material 1. Substitusi input yang sudah sudahada adadengan denganbahan bahanlain lainyang yangbertujuan bertujuanuntuk untuk input yang meningkatkan efisiensi produksi produksi dan/atau dan/atauresource meningkatkan efisiensi resourceefficiency efficiency dan/atau mengurangi mengurangidampak dampaknegatif negatifterhadap terhadaplingkungan lingkungandan dan dan/atau kesehatan. Misalnya Misalnyadengan denganmelakukan melakukansubstitusi substitusisuatu suatumaterial material kesehatan. dapat mengurangi mengurangi penggunaan penggunaanenergi, energi,air, air,mengurangi mengurangiwaktu waktu dapat proses, atau ataumengurangi mengurangipenggunaan penggunaanbahan bahanB3B3dll. dll. proses, 2. Sumber Sumber Data/Informasi: Data/Informasi: 2. Data Sekunder: Sekunder: Data Pedoman Penghargaan Industri Hijau
8593 85
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Daftar atau informasi material input yang digunakan (faktur
pembelian bahan, manifest pengadaan bahan dari supplier, uraian proses produksi).
Daftar atau katalog material input ramah lingkungan dari berbagai referensi atau pustaka yang tersedia. Data Primer:
Observasi lapangan terkait dengan proses produksi. 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Identifikasi dan evaluasi jenis, kategori dan sumber material input yang digunakan pada industri dari data yang diperoleh. Bila diperlukan gunakan sumber informasi atau daftar panduan berbagai bahan berdasarkan referensi yang ada (peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-lain).
Identifikasi dan evaluasi jenis material input yang digunakan sebelum dilakukan substitusi bahan.
Evaluasi dampak yang dihasilkan dari subsitusi material yang dilakukan.
Hitung persentase material subsitusi yang digunakan dengan rumus: jumlah material substitusi dibagi dengan jumlah material yang disubstitusi.
94
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
86
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Pengembangan Industri Lampiran Peraturan dan Kepala Badan Penelitian No.70/BPPI/PER/2/2016 dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
SUB ASPEK
Material input
KRITERIA
e.
INDIKATOR
Penanganan material input
SKOR
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material, menerapkan prinsip FIFO (first in first out), dipisahkan berdasarkan jenis material
4
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material, menerapkan prinsip FIFO (first in first out)
3
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material
2
Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input.
1
Belum ada upaya penanganan material
0
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
87
95
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Penjelasan:
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
1. FIFO (first in first out) merupakan sistem yang diterapkan dimana material yang pertama masuk ke dalam gudang atau tempat penyimpanan harus lebih dulu keluar dibandingkan dengan material yang baru datang. 2. Sumber Data/Informasi: Data Sekunder:
Data penerimaan material (waktu, volume, jenis, supplier)
Data pemakaian material (waktu, volume, jenis)
Data
stok
di
gudang
(volume,
jenis,
expired
date/kadaluarsa) Data Primer: Observasi lapangan meliputi: proses penerimaan, penyimpanan di gudang, dan penggunaan. 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
96
Identifikasi penyimpanan material input di gudang/ruangan
Identifikasi pemantauan mutu material
Identifikasi penerapan prinsip FIFO
Identifikasi pemisahan berdasarkan jenis material
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
88
Lampiran LampiranPeraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Badan Penelitian Penelitian Lampiran Peraturan dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Industri Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
SUB SUB ASPEK ASPEK
Energi Energi
KRITERIA KRITERIA
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
a. a. Upaya Upayaefisiensi efisiensi Telah Telahmelakukan melakukanefisiensi efisiensi energi energi penggunaan penggunaanenergi energi (energy (energyindex indexreduction reduction )) >>7,5 7,5%%
44
Telah Telahmelakukan melakukanefisiensi efisiensi penggunaan penggunaanenergi energi (energy (energyindex indexreduction reduction )) 5,0 5,0<<x x≤≤7,5% 7,5%
33
Telah Telahmelakukan melakukanefisiensi efisiensi penggunaan penggunaanenergi energi (energy )) (energyindex indexreduction reduction 2,5 2,5<<x x≤≤5,0% 5,0% Telah Telahmelakukan melakukanefisiensi efisiensi penggunaan penggunaanenergi energi (energy )) (energyindex indexreduction reduction 00<<x x≤≤2,5 2,5%%
22
Belum Belumada adaupaya upayaefisiensi efisiensi energi energi
00
11
Penjelasan: Penjelasan: 1. 1. Konservasi Konservasi energi energi adalah adalah upaya upaya sistematis, sistematis, terencana, terencana, dan dan terpadu terpadu guna guna melestarikan melestarikan sumber sumber energi energiserta sertameningkatkan meningkatkan efisiensi efisiensi pemanfaatannya. pemanfaatannya. Efisiensi Efisiensienergi energiadalah adalahistilah istilahumum umum yang yang mengacu mengacu pada pada penggunaan penggunaan energi energi lebih lebih sedikit sedikituntuk untuk menghasilkan menghasilkan jumlah jumlahoutput outputyang yangsama. sama.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
8989
97
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Data penggunaan energi selama 3 tahun terakhir
Data kapasitas produksi selama 3 tahun terakhir
Laporan Pelaksanaan Program Konservasi Energi
Data Primer: Observasi Lapangan dan wawancara terkait dengan sumber energi dan penggunaan energi 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Analisa data penggunaan energi.
Analisa data kapasitas produksi.
Hitung rata-rata penurunan intensitas energi selama 3 tahun
Bagi industri yang menyatakan penggunaan energi sudah sangat efisien, perhitungan mengacu pada benchmark yang berlaku.
Hitung
intensitas
energi
dengan
rumus:
jumlah
penggunaan energi untuk proses produksi dan atau utilitas per tahun dibagi jumlah produk per tahun.
98
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
90
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
SUB ASPEK Energi
KRITERIA b.
Upaya Penggunaan Energi Terbarukan
INDIKATOR
SKOR
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi > 3,0%
4
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi
3
2,0 < x ≤ 3,0% Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi
2
1,0 < x ≤ 2,0 % Rasio penggunaan Energi Terbarukan terhadap Total penggunaan Energi 0 < x ≤ 1,0 %
1
Belum ada penggunaan Energi Terbarukan
0
Penjelasan: 1. Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang berkelanjutan, antara lain panas bumi, angin, sinar matahari, aliran dan terjunan air, dan lain-lain. Ruang lingkup untuk menghitung energi terbarukan khusus yang berkaitan dengan proses produksi termasuk penggunaan di gudang bahan baku dan produk, contoh: pemanfaatan energi matahari untuk penerangan di ruang produksi maupun gudang bahan baku; solar cell untuk plant; penggunaan biomassa untuk proses; mikrohidro; bio ethanol, biofuel, dll.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
91
99
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
2. Sumber Data/Informasi:
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Data sekunder:
Data
penggunaan
energi
dan
sumber
energi
yang
digunakan.
Laporan Pelaksanaan Konservasi Energi.
Dokumen kajian, perencanaan, desain teknik, instalasi dan operasional penggunaan energi terbarukan pada industri.
Data Primer: Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan jenis energi energi terbarukan yang digunakan. 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Pemeriksaan terhadap dokumen Penggunaan Energi (jumlah dan sumber).
Rasio penggunaan energi terbarukan dihitung dengan rumus: jumlah energi terbarukan yang digunakan untuk
proses
produksi
dan/atau
utilitas
dibagi
dengan total jumlah penggunaan energi.
100
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
92
Sub Aspek
Energi
Lampiran Peraturan Kepala Penelitian Lampiran Peraturan Kepala BadanBadan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
KRITERIA
c.
Melakukan kegiatan manajemen energi yang dituangkan dalam bentuk laporan.
INDIKATOR
SKOR
Melakukan kegiatan manajemen energi setiap tahun setiap tahun Melakukan kegiatan manajemen energi 2 tahun sekali Melakukan kegiatan manajemen energi 3 tahun sekali
4
Melakukan kegiatan manajemen energi > 3 tahun sekali Belum pernah melakukan kegiatan manajemen energi
1
3 2
0
Penjelasan: 1. Dalam Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi disebutkan bahwa industri pengguna energi diatas 6000 TOE per tahun diwajibkan untuk melakukan konservasi energi melalui manajemen energi dan melaporkan program konservasi energi 1 tahun sekali. Kegiatan manajemen energi digunakan untuk mengevaluasi pemanfaatan energi dan mengidentifikasi
peluang
penghematan
energi
serta
rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi. Manajemen energi mencakup kegiatan pengukuran, pencatatan, monitoring dan tindak lanjut/rencana aksi penghematan penggunaan energi secara berkala.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
93 101
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
2. Sumber Data/Informasi:
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Data sekunder: Dokumen pelaksanaan manajemen energi oleh auditor energi internal dan/atau lembaga yang telah terakreditasi. Data Primer: Wawancara terkait dengan kegiatan manajemen energi.
3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Pemeriksaan terhadap dokumen pelaksanaan manajemen energi.
Penilaian kegiatan manajemen energi dalam kurun waktu 3 tahun.
102
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
94
Sub Aspek Air
KRITERIA a.
Upaya Efisiensi Air
Lampiran Peraturan Kepala BadanBadan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
INDIKATOR
SKOR
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >15 %
4
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (energy index reduction)
3
10,0 < x ≤ 15,0 % Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction)
2
5,0 < x ≤ 10,0 % Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction)
1
0 < x ≤ 5,0 % Belum ada upaya efisiensi air
0
Penjelasan: 1. Efisiensi penggunaan air merupakan salah satu upaya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air dan keberlanjutan industri. Efisiensi penggunaan air dapat diartikan dengan penggunaan air lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah output yang sama. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Data penggunaan air diproses produksi dan utilitas internal selama 3 tahun terakhir Pedoman Penghargaan Industri Hijau
103 95
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Data kapasitas produksi selama 3 tahun terakhir
Laporan pelaksanaan program efisiensi air diproses produksi dan utilitas.
Data Primer: Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan air bagi industri (sumber dan jumlah kebutuhan air). 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Analisa data penggunaan air.
Hitung rata-rata penurunan intensitas penggunaan air selama 3 tahun
Bagi industri yang menyatakan penggunaan air sudah sangat efisien, perhitungan mengacu pada benchmark yang berlaku.
Hitung intensitas penggunaan air dengan rumus: jumlah penggunaan air untuk proses produksi dan atau utilitas per tahun dibagi jumlah produk per tahun.
104
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
96
SUB ASPEK Air
KRITERIA b.
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
INDIKATOR
Penggunaan air daur ulang untuk proses produksi dan utilitas
SKOR
> 30%
4
20 < x ≤ 30%
3
10 < x ≤ 20%
2
0 < x ≤ 10%
1
Belum melakukan daur ulang air
0
Penjelasan: 1. Agar ketersediaan air tetap terjaga, kegiatan industri dapat berlangsung dengan baik dan kebutuhan akan air bersih dapat terpenuhi, metode daur ulang air merupakan langkah konkret yang harus dilakukan. Daur ulang merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan akan keterbatasan sumber
daya
air.
Pengertian
utilitas
adalah
komponen
pendukung kegiatan proses produksi, contoh: boiler, cooling
tower, compressor, genset, dll 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Data jumlah total penggunaan air untuk proses produksi dan utilitas
Data jumlah total air hasil daur ulang dan jumlah air hasil daur ulang yang digunakan untuk proses produksi dan utilitas
Laporan audit penggunaan air diproses produksi dan utilitas.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
105 97
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Data Data Primer: Primer:
Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Badan Penelitian Penelitian dan Pengembangan dan Pengembangan Industri Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Observasi Observasi lapangan lapangandandanwawancara wawancaraterkait terkaitdengan dengan penggunaan airair bagi industri (sumber dandan jumlah kebutuhan penggunaan bagi industri (sumber jumlah kebutuhan air). air). Observasi dandan wawancara terkait dengan proses Observasilapangan lapangan wawancara terkait dengan proses daur ulang yang dilakukan. daur ulang yang dilakukan. 3.3. Cara/Justifikasi Penilaian: Cara/Justifikasi Penilaian: Analisa data penggunaan air.air. Analisa data penggunaan AirAir daur ulang = reuse daur ulang = reuse water water + recycle + recycle water water Hitung Hitungtingkat tingkatdaur daurulang ulang air air dengan dengan rumus: rumus: jumlah jumlah penggunaan penggunaanairair daur daur ulang ulang untuk untuk proses proses produksi produksi dan/atau dan/atau utilitas utilitas dibagi dibagidengan dengantotal totaljumlah jumlah penggunaan penggunaanairairuntuk untukproses proses produksi produksi dan/atau dan/atau utilitas. utilitas. SUB SUB ASPEK ASPEK
Air Air
KRITERIA KRITERIA
c. c. Upaya Upaya
INDIKATOR INDIKATOR
Upaya Upaya konservasi konservasi sumber sumber air air sudah sudah berjalan berjalan
Konservasi Konservasi sumber sumber air air Sudah Sudah melakukan melakukan kajian, kajian, (misalnya (misalnya perencanaan perencanaan teknis teknis dandan membuat membuat konstruksi konstruksi sumur sumur Sudah melakukan melakukan kajian kajian resapan, resapan, biobio Sudah dandan perencanaan perencanaan teknis teknis pori pori atau atau penampungan penampungan Sudah Sudah melakukan melakukan kajian kajian airair hujan) hujan) Belum Belum melakukan melakukan upaya upaya konservasi konservasi air air
106
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
SKOR SKOR
4
4
3
3
2
2
1
1
0
0
98 98
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Penjelasan: 1. Konservasi
sumberdaya
air
adalah
upaya
memelihara
keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya air yang semakin terbatas dan menjaga kelangsungan daya dukung lingkungan. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, dan pengelolaan kualitas air. Bentuk kegiatan konservasi yang biasanya dilakukan antara
lain
membuat
sumur
resapan,
bio
pori
atau
penampungan air hujan. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Program konservasi sumber air yang dilakukan.
Laporan pelaksanaan program.
Data Primer: Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan program dan upaya konservasi air. 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Analisa hasil pelaksanaan program konservasi sumber air.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
107 99
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
SUB ASPEK SUB ASPEK
Air Air
KRITERIA KRITERIA
d.
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
d. Melakukan Melakukan kegiatan Melakukan Melakukan kegiatan kegiatan manajemen air setiap kegiatan manajemen air setiap manajemen air tahun manajemen air tahun yang yang Melakukan kegiatan dituangkan Melakukan kegiatan dituangkan manajemen air 2 tahun dalam bentuk manajemen air 2 tahun dalam bentuk sekali laporan. sekali laporan. Melakukan kegiatan Melakukan kegiatan manajemen air 3 tahun manajemen air 3 tahun sekali sekali Melakukan kegiatan Melakukan kegiatan manajemen air >3 tahun manajemen air >3 tahun sekali sekali Belum pernah melakukan Belum pernah melakukan kegiatan manajemen air kegiatan manajemen air
4
3
2
1
0
4
3
2
1
0
Penjelasan: Penjelasan: 1. Kegiatan manajemen energi digunakan untuk mengevaluasi 1. Kegiatan manajemen energi digunakan untuk mengevaluasi penggunaan air dan mengidentifikasi peluang penghematan air penggunaan air dan mengidentifikasi peluang penghematan air serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada penggunaan air serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada penggunaan air dan penggunaan sumber air. Manajemen air mencakup: dan penggunaan sumber air. Manajemen air mencakup: kegiatan pengukuran, pencatatan, monitoring dan tindak kegiatan pengukuran, pencatatan, monitoring dan tindak lanjut/rencana aksi penghematan penggunaan air secara lanjut/rencana aksi penghematan penggunaan air secara berkala. berkala.
108
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
100
100
2. Sumber Data/Informasi:
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Data sekunder: Dokumen pelaksanaan manajemen air oleh auditor air internal dan/atau lembaga yang telah terakreditasi. Data Primer: Wawancara terkait dengan kegiatan audit penggunaan air. 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Pemeriksaan terhadap dokumen pelaksanaan manajemen air.
Penilaian kegiatan manajemen air dalam kurun waktu 3 tahun.
SUB ASPEK
Teknologi Proses
KRITERIA
a.
Penerapan
INDIKATOR
Reduce, Reuse, Recycle
(3R)
Melaksanakan proses
Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam kegiatan
SKOR
4
proses produksi
Melakukan Recycle dalam kegiatan proses produksi
3
Melakukan Reuse dalam kegiatan proses produksi
2
Melakukan dalam Reduce kegiatan proses produksi
1
Belum melakukan Reduce,
0
Reuse, Recycle (3R)
dalam kegiatan proses produksi
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
109 101
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Penjelasan: 1. Reduce
adalah pengurangan penggunaan bahan melalui
optimalisasi proses atau operasional sehingga dapat mengurangi timbulan limbah.
Reuse adalah kegiatan penggunaan kembali bahan-bahan atau limbah yang masih dapat digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lainnya.
Recycle adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumber daya dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Diagram alir proses produksi.
Dokumen neraca massa, energi, dan air.
Data Primer: Wawancara
terkait
dengan
kegiatan
3R
dan
observasi
implementasi 3R. 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Identifikasi penerapan 3R.
Cek signifikansi hasil penerapan 3R dengan data historis kinerja produksi dalam 5 tahun.
110
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
102
Lampiran Peraturan Kepala Penelitian Lampiran Peraturan Kepala BadanBadan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
SUB ASPEK
Teknologi Proses
KRITERIA
b.
Segregasi air buangan dari proses produksi
INDIKATOR
SKOR
Sudah melakukan segregasi air buangan dari proses produksi dan pengolahan di IPAL sudah terpisah dengan air hujan dan limbah domestik
4
Sudah melakukan segregasi air buangan dari proses produksi, namun pengolahan di IPAL masih bercampur dengan air hujan dan limbah domestik
3
Sudah ada fasilitas segregasi, namun belum/tidak beroperasi
2
Sudah ada perencanaan segregasi air buangan
1
Belum ada perencanaan segregasi air buangan
0
Penjelasan: 1. Segregasi air buangan adalah pemisahan berbagai jenis air buangan menurut sumbernya. Proses pengolahan di IPAL hanya untuk air buangan dari proses produksi. 2. Sumber Data/Informasi Data sekunder: Dokumen tata letak atau layout pabrik.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
103 111
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Data primer: Data primer: Wawancaradandanpemeriksaan Wawancara langsung upaya segregasi air air pemeriksaan langsung upaya segregasi buangan. buangan. 3. 3.Cara/Justifikasi Penilaian: Cara/Justifikasi Penilaian: Identifikasisegregasi Identifikasi oleholeh segregasiair airbuangan buanganyang yangdilakukan dilakukan perusahaan. perusahaan. SUB SUB ASPEK ASPEK
Teknologi Teknologi Proses Proses
KRITERIA KRITERIA
c. c. Inovasi Inovasi Teknologi Teknologi Proses Proses Untuk Untuk Jangka Waktu Jangka Waktu 1 Tahun 1 Tahun Terakhir Terakhir
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
Melakukan Melakukan penggantian penggantian mesin/peralatan mesin/peralatan
4
4
Melakukan Melakukan modifikasi modifikasi mesin/peralatan mesin/peralatan
3
3
Sudah perencanaan Sudah adaada perencanaan penggantian penggantian mesin/peralatan mesin/peralatan
2
2
Sudah Sudah adaada perencanaan perencanaan modifikasi modifikasi mesin/peralatan mesin/peralatan
1
1
Belum Belum adaada perencanaan perencanaan penggantian penggantian atauatau modifikasi modifikasi mesin/peralatan mesin/peralatan
0
0
Penjelasan: Penjelasan: Penggantian mesin/peralatan: upaya industri dalam penggunaan 1. 1.Penggantian mesin/peralatan: upaya industri dalam penggunaan mesin/peralatan yang lebih efisien dalam penggunaan energi, mesin/peralatan yang lebih efisien dalam penggunaan energi, materialinput, input, serta kemampuan dalam meminimalisasi air,air,material serta kemampuan dalam meminimalisasi limbah. limbah.
112
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
104 104
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Modifikasi mesin/peralatan: upaya industri dalam peningkatan produksi bersih dengan melakukan modifikasi terhadap proses
produksi atau peralatan yang ada, termasuk penggantian sebagian komponen mesin/peralatan. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Dokumen layout tata letak mesin/alat pabrik sebelum dan sesudah penerapan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan.
Faktur pembelian (invoice) peralatan
Dokumen kebijakan perusahaan, laporan modifikasi proses dan dokumen perencanaan.
Data Primer:
Wawancara terkait dengan peningkatan atau pengembangan teknologi.
Observasi implementasi program peningkatan teknologi proses.
3. Cara/Justifikasi Penilaian: Identifikasi program peningkatan atau pengembangan teknologi, mesin/peralatan dan pelaksanaan di lapangan.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
113 105
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
SUB ASPEK
Teknologi Proses
KRITERIA
d.
INDIKATOR
SKOR
Overall Equipment Effectiveness ≥ 85,0% Overall Equipment Effectiveness 60,0 ≤ x < 85,0% Overall Equipment Effectiveness 40,0 ≤ x < 60,0 % Overall Equipment Effectiveness 20,0 ≤ x < 40,0% Overall Equipment Effectiveness < 20,0% Overall Equipment Effectiveness ≥ 95,0% Overall Equipment Effectiveness 70,0 ≤ x < 95,0% Overall Equipment Effectiveness 50,0 ≤ x < 70,0% Overall Equipment Effectiveness 30,0 ≤ x < 50,0% Overall Equipment Effectiveness 0 < x < 30,0%
4
Kinerja Peralatan 1.) Batch System
2.) Continuous
System
114
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
3
2
1
0
4
3
2
1
0
106
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Penjelasan:
1. Overall Equipment Effectiveness atau biasa kenal dengan singkatan OEE dihitung untuk mengetahui tingkat kesempurnaan proses produksi yang dilakukan. Nilai OEE yang mencapai 100% menunjukkan
produksi
berjalan
dengan
sempurna
dan
produktifitas yang maksimum. Artinya, lini produksi hanya menghasilkan produk yang 100% baik, dalam waktu yang sangat cepat sesuai alokasinya, tanpa ada down time. Secara
umum,
nilai
atau
skor
OEE
dihitung
dengan
mempertimbangkan tiga hal, yaitu: a. Availability Index : waktu produksi sebenarnya dibandingkan dengan waktu produksi
yang
direncanakan. Jika
nilai
Availability 100%, artinya proses selalu berjalan dalam waktu yang sesuai dengan waktu produksi yang telah direncanakan (tidak pernah ada down time). b. Production Performance Index : tingkat produksi sebenarnya dibandingkan dengan tingkat produksi yang terbaik (best
demonstrated production rate). Jika nilai Performance 100%, maka proses telah berjalan dengan kecepatan maksimal (secara teoretis, berdasarkan Ideal Run Rate). Ideal Run Rate adalah rate optimum yang mengacu pada fabrikasi mesin (dengan satuan output/time). c. Quality Performance Index: kualitas produk sebenarnya dibandingkan dengan target kualitas. Hal ini berkaitan dengan jumlah produk defect dan scrap. Nilai 100% untuk
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
115 107
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Quality menunjukkan bahwa produksi tidak menghasilkan produk cacat sama sekali.
Continuous system adalah proses produksi yang menggunakan sistem aliran terus menerus tanpa terinterupsi.
Batch system adalah proses produksi yang menggunakan sistem secara bertahap, pada periode waktu tertentu. Penilaian OEE bagi proses yang menggunakan continuous
system dan batch system menggunakan standar yang berbeda. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Data mesin/peralatan utama yang digunakan dalam proses produksi
Data jam atau hari operasional mesin/peralatan utama
Data produksi, jumlah produk reject, defect dan scrap
Hasil perhitungan Overall Equipment Effectiveness
Data Primer:
Wawancara terkait dengan kinerja mesin/peralatan.
Observasi di ruang produksi terkait kinerja mesin/peralatan dan produksi.
3. Cara/Justifikasi Penilaian: Tahapan perhitungan Overall Equipment Effectiveness meliputi:
116
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
108
Availability Index =
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Operating Time / Planned Production
Time Production Performance Index = (Total Pieces / Operating
Time) / Ideal Run Rate
Quality Performance Index = Good Pieces / Total Pieces
Overall Equipment Effectiveness dihitung dengan rumus = Availability Index x Production Performance Index x Quality Performance Index Catatan: Apabila perusahaan industri dalam kegiatan proses produksinya menggunakan sistem penilaian
dilakukan
berdasarkan
batch dan continuous, jenis
proses
yang
membutuhkan waktu lebih panjang.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
117 109
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
SUB SUBASPEK ASPEK Teknologi Teknologi Proses Proses
KRITERIA KRITERIA
Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala BadanBadan Penelitian Penelitian dan Pengembangan dan Pengembangan Industri Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
INDIKATOR INDIKATOR
e. e. Penerapan Penerapan SOPSOPTersedia Tersedia tigatiga SOPSOP penanganan penanganan (penanganan (penanganan material material material material input, input, input, input, proses proses produksi produksi proses proses dandan maintenance maintenance ); ); produksi produksi dandan dilaksanakan dilaksanakan maintenance maintenance Tersedia Tersedia duadua SOPSOP (penanganan (penanganan material material input input dan/atau dan/atau proses proses produksi produksi dan/atau dan/atau maintenance maintenance ); ); dilaksanakan dilaksanakan
SKOR SKOR 4
4
3
3
Tersedia Tersedia satusatu SOPSOP (penanganan (penanganan material material input/proses input/proses produksi/ produksi/ maintenance maintenance ); ); dilaksanakan dilaksanakan
2
2
Tersedia Tersedia minimal minimal satusatu jenis jenis SOPSOP (penanganan (penanganan material material input/proses input/proses produksi/ produksi/ maintenance maintenance ); ); tetapi tetapi tidak tidak dilaksanakan dilaksanakan
1
1
Belum Belum memiliki memiliki SOPSOP penanganan penanganan material material input input dan/atau dan/atau proses proses produksi produksi dan/atau dan/atau maintenance maintenance
0
0
Penjelasan: Penjelasan: 1.1. Standard StandardOperating Operating Prosedur Prosedur (SOP) (SOP) adalah adalah pedoman pedoman yangyang berisiberisi prosedur-prosedur prosedur-prosedurstandar standar operasional operasional yang yang adaada dalam dalam suatu suatu organisasi/unit organisasi/unit kerja kerja yang yang digunakan digunakan untuk untuk memastikan memastikan bahwa bahwa semua semuakeputusan keputusandan dantindakan, tindakan, serta serta penggunaan penggunaan fasilitasfasilitasfasilitas fasilitas proses proses yang yangdilakukan dilakukanoleholehorang-orang orang-orang dalam dalam
118
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
110 110
organisasi/unit kerja
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
berjalan secara efisien dan efektif,
konsisten, standar dan sistematis. Kemudahan akses dan level pemahaman user/operator terhadap SOP merupakan aspek penting penilaian. 2. Sumber Data/Informasi: Data Sekunder:
SOP penanganan material input (pemesanan, penerimaan, penyimpanan dan pemakaian)
SOP proses produksi (operasional mesin/peralatan dan
maintenance mesin/peralatan).
Laporan implementasi SOP.
Data Primer: Wawancara dan observasi terkait dengan penerapan SOP dalam proses produksi. 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Pemeriksaan, analisa dan evaluasi SOP.
Evaluasi laporan pelaksanaan SOP penanganan material input dan SOP proses produksi.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
119 111
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Sub Sub Aspek Aspek Teknologi Teknologi Proses Proses
KRITERIA KRITERIA
f. f. Inovasi Inovasi Produk Produk
Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Badan Penelitian Penelitian dandan Pengembangan Pengembangan Industri Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
Dalam Dalam tahap tahap sudah sudah atau atau sedang sedang memperoleh memperoleh paten paten
4 4
Komersial Komersial
3 3
Sedang Sedang dalam dalam tahap tahap uji uji coba coba
2 2
Masih Masih dalam dalam tahap tahap kajian kajian
1 1
Belum Belum ada ada inovasi inovasi
0 0
Penjelasan: Penjelasan: 1.1. Inovasi daridari Inovasiproduk produkramah ramahlingkungan lingkunganmerupakan merupakangabungan gabungan berbagai saling mempengaruhi antara satu berbagaimacam macamproses prosesyang yang saling mempengaruhi antara satu dengan denganyang yanglainnya lainnyayang yangdigunakan digunakanuntuk untukmenghasilkan menghasilkan sebuah pengembangan suatu produk menjadi sebuahproduk produkbaru baruatau atau pengembangan suatu produk menjadi lebih lingkungan. lebihramah ramah lingkungan. Paten Paten Produk yang telah di di ujiuji coba baik skala laboratorium Produkinovasi inovasi yang telah coba baik skala laboratorium ataupun telah mendapat sertifikat ataupunproduksi produksiskala skalakecil kecildan dan telah mendapat sertifikat paten. paten. Komersial Komersial Produk inovasi telah dipasarkan keke konsumen. Produk inovasi telah dipasarkan konsumen. UjiUjiCoba Coba Produk bentuk kajian Produkyang yangtelah telahmelalui melaluipenelitian penelitiandalam dalam bentuk kajian dan di di ujiuji coba dalam skala laboratorium. dantelah telah coba dalam skala laboratorium.
120
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
112112
2. Sumber Data/Informasi:
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Data sekunder:
Laporan Pelaksanaan Riset dan Desain Produk. Dokumen kajian, perencanaan, desain, penelitian dan pengembangan produk. Dokumen paten.
Data Primer: Observasi lapangan dengan melihat proses penelitian dan pengembangan produk yang telah dilakukan dan yang sedang berjalan. 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Pemeriksaan terhadap dokumen hasil penelitian dan pengembangan terhadap jumlah produk yang telah dikomersialisasikan, produk yang mendapatkan paten, uji coba produk dan kajian. Sub Aspek
Teknologi Proses
KRITERIA
g.
INDIKATOR
Tingkat produk reject /defect terhadap total produk
SKOR
≤ 0,5%
4
0,5 < x ≤ 1,0%
3
1,0 < x ≤ 1,5%
2
1,5 < x ≤ 2,0%
1
≥ 2,0%
0
Penjelasan: 1. Kualitas produk adalah hal yang penting dalam kegiatan industri. Upaya peningkatan kualitas produk, salah satunya adalah bagaimana mengurangi tingkat reject/defect dari produk yang dihasilkan, dengan tujuan selain untuk menjaga kepuasan pelanggan, juga mengurangi pemborosan atau waste karena Pedoman Penghargaan Industri Hijau
121 113
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
menyebabkan biaya besar yang tidak perlu. Terjadinya suatu defect atau cacat disebabkan beberapa unsur seperti: material, proses produksi, kelalaian operator, packaging, kegiatan distribusi, dan lain-lain. Pemahaman produk reject/defect adalah produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi perusahaan dan tidak bisa diproses kembali (re-work).
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Dokumen Proses produksi, QC Flow, gudang produk, dan penjualan Data defect pada tiap unit atau line produksi, data Pareto kerusakan dan perbaikan produk (rework), Failure Modes and Effect Analysis (FMEA), dan lain-lain dalam 1 tahun terakhir Data Primer: Observasi lapangan pada proses produksi, QC, gudang produk, dan wawancara terkait dengan defect/reject rate pada industri 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
122
Pemeriksaan terhadap dokumen proses produksi dan QC Flow Analisis dan evaluasi data defect pada tiap unit atau line produksi, data Pareto kerusakan dan perbaikan produk (rework), Failure Modes and Effect Analysis (FMEA), dan reject konsumen Satuan tingkat cacat (defect/reject) rate : DPU (defect per unit), DPO (defect per opportunity), DPMO (defect per million opportunities), dan lain-lain
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
114
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
Hitung tingkat produk reject/defect terhadap total produk dengan rumus: jumlah produk reject/defect dibagi dengan total jumlah produk yang dihasilkan.
Sub Aspek
KRITERIA
INDIKATOR
Sumber Daya Manusia
a. Peningkatan kapasitas SDM proses produksi yang memenuhi persyaratan
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 100% Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 65 ≤ x < 100% Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 35 < x ≤ 65% Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal 0 < x ≤ 35% Belum ada upaya Peningkatan kapasitas SDM proses produksi memenuhi persyaratan eksternal dan internal
SKOR
4
3
2
1
0
Penjelasan: 1. Program peningkatan kapasitas SDM di bidang proses produksi bertujuan untuk peningkatan produktivitas, efektivitas, efisiensi, keamanan dan keselamatan kerja pada industri. Peningkatan kapasitas SDM harus memenuhi persyaratan eksternal dan internal. Pedoman Penghargaan Industri Hijau
123 115
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Jenis persyaratan eksternal yang harus diikuti, mengacu pada peraturan pemerintah, yaitu K3, bejana tekan untuk pekerja boiler, SIO untuk pengemudi forklift, sertifikat untuk operator cooling tower, penilaian berdasarkan ketersediaan proses/peralatan yang ada. Jenis persyaratan internal yang harus diikuti mengacu pada kebijakan perusahaan (contoh: pelatihan higienis untuk industri makanan dan minuman, dll), penilaian berdasarkan ketersediaan proses/peralatan yang ada. Khusus industri skala kecil, program pelatihan dasar meliputi Keselamatan kerja, seperti: penggunaan alat pemadam kebakaran, jalur evakuasi, dll Kesehatan kerja, seperti: penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), contoh masker, sepatu boot, dll sesuai dengan kebutuhan industri Keterampilan terkait industrinya
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Dokumen laporan pelaksanaan program peningkatan kapasitas SDM baik eksternal maupun internal. Data Primer: Wawancara terkait dengan program peningkatan kapasitas SDM. 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Jenis persyaratan eksternal dan internal peningkatan kapasitas SDM yang harus diikuti.
124
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
116
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
Sub Aspek
Sumber Daya Manusia
KRITERIA
b.
INDIKATOR
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi
SKOR
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi > 15%
4
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi 10,0 < x ≤ 15,0%
3
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi 5,0 < x ≤ 10,0%
2
Jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi 0 < x ≤ 5,0%
1
Belum ada SDM yang memperoleh pelatihan kompetensi
0
Penjelasan: 1. Kompetensi kerja adalah spesifikasi pengetahuan dan keterampilan dalam pekerjaan sesuai dengan standard kerja yang dipersyaratkan. Salah satu bentuk pelatihan yang relevan contohnya adalah Teknik Produksi Bersih, Manajemen Lingkungan Berorientasi Keuntungan (MeLok), minimisasi limbah (waste minization), dan lain-lain.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
117
125
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
2. Sumber Data/Informasi: 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Data sekunder: Bukti keikutsertaan dalam pelatihan kompetensi yang relevan, Bukti keikutsertaan dalam pelatihan kompetensi yang relevan, seperti Teknik implementasi produksi bersih, ISO 14000, Melok, seperti Teknik implementasi produksi bersih, ISO 14000, Melok, konservasi energi, 3R, Total Quality Management, Six Sigma , konservasi energi, 3R, Total Quality Management, Six Sigma , Good Keeping dan lain-lain GoodHouse House Keeping dan lain-lain Data Primer: Data Primer: Wawancara terkait dengan kompetensi SDM perusahaan. Wawancara terkait dengan kompetensi SDM perusahaan. 3. Cara/Justifikasi Penilaian: 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Hitung rasio jumlah SDM yang sudah memperoleh Hitung rasio jumlah SDM yang sudah memperoleh pelatihan kompetensi terhadap jumlah SDM yang pelatihan kompetensi terhadap jumlah SDM yang bekerja di proses produksi. bekerja di proses produksi. Sub Aspek Sub Aspek
Lingkungan Lingkungan Kerja di Kerja di Ruang Ruang Proses Proses Produksi Produksi
126
KRITERIA KRITERIA
Melakukan Melakukan pemantauan pemantauan dan penilaian dan penilaian kinerja K3L kinerja K3L sesuai sesuai Permenaker Permenaker No. 13 Tahun No. 13 Tahun 2011 2011
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR 4 Ada program, dijalankan 4 Ada program, dijalankan
secara berkala setiap 6 secara berkala setiap 6 bulan sekali bulan sekali Ada program, dijalankan Ada program, dijalankan secara berkala setiap 1 secara berkala setiap 1 tahun sekali tahun sekali Ada program, dijalankan Ada program, dijalankan secara berkala setiap 2 secara berkala setiap 2 tahun sekali tahun sekali Ada program, dijalankan Ada program, dijalankan secara berkala lebih dari 2 secara berkala lebih dari 2 tahun sekali tahun sekali Belum ada program Belum ada program pemantauan dan pemantauan dan penilaian kinerja K3L penilaian kinerja K3L
3
2
1
0
3
2
1
0
118 118
Penjelasan:
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
1. Pemantauan dan penilaian Keamanan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) sesuai dengan Permenaker No. 13 Tahun 2011 adalah upaya pengembangan dan peningkatan implementasi K3L pada industri. Hasil pemantauan dan penilaian merupakan dasar untuk menyusun rencana pengembangan atau pembinaan secara berkelanjutan dalam upaya pemenuhan parameter terkait K3L. Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011, parameter yang diukur antara lain meliputi : a. Faktor Fisika yang terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu dan medan magnet. b. Faktor Kimia yang terdiri dari debu, awan, kabut, uap logam, asap serta gas dan uap.
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Laporan pelaksanaan K3L di perusahaan Laporan monitoring dan penilaian kinerja K3L Bukti pendukung lainnya terkait dengan monitoring terhadap pemenuhan kinerja K3L
Data Primer: Wawancara terkait dengan monitoring dan penilaian kinerja K3L
3. Cara/Justifikasi Penilaian: Identifikasi dan evaluasi pelaksanaan monitoring dan penilaian kinerja K3L pada industri
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
127 119
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Badan Penelitian Penelitian dan dan Pengembangan Pengembangan Industri Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
B.B. KINERJA KINERJAPENGELOLAAN PENGELOLAAN LIMBAH LIMBAH / EMISI / EMISI Sub SubAspek Aspek
Program Program Penurunan Penurunan Emisi EmisiCO CO 2e2e
KRITERIA KRITERIA
Upaya Upaya penurunan penurunan emisi emisi COCO 2e 2e
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
Memenuhi Memenuhi target target pemenuhan pemenuhan emisi emisi CO2CO e 2e > 99 > 99 %% Memenuhi Memenuhi target target pemenuhan pemenuhan emisi emisi CO2CO e 2e 66 66 < x<≤x ≤ 99% 99% Memenuhi Memenuhi target target pemenuhan pemenuhan emisi emisi CO2CO e 2e 33 33 < x<≤x ≤ 66% 66% Memenuhi Memenuhi target target pemenuhan pemenuhan emisi emisi CO2CO e 2e 0 <0 x<≤x 33% ≤ 33% Belum Belum memenuhi memenuhi target target pemenuhan pemenuhan emisi emisi CO2CO e 2e
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
Penjelasan: Penjelasan: 1.1. Kegiatan Kegiatanindustri industrimerupakan merupakan salah salah satu satu penyumbang penyumbang emisi emisi gasgas rumah rumahkaca kaca(GRK), (GRK),yang yang diyakini diyakini menjadi menjadi penyebab penyebab terjadinya terjadinya pemanasan pemanasanglobal. global. Oleh Oleh sebab sebab ituitu perlu perlu komitmen komitmen dandan kebijakan kebijakan dari daripihak pihakperusahaan perusahaanuntuk untukikut ikut berpartisipasi berpartisipasi dalam dalam upaya upaya penurunan penurunan emisi emisi GRK. GRK.Komitmen Komitmendandankebijakan kebijakantersebut tersebut selanjutnya selanjutnyaakan akandijadikan dijadikantarget/ target/ KPIKPI perusahaan. perusahaan. Emisi Emisi CO2CO2 dihitung dihitung berdasarkan berdasarkanpenggunaan penggunaanenergi energidengan dengan mengacu mengacu kepada kepadaIPCC IPCC2006 2006 TIER TIER 1. 1. Bagi Bagi Perusahaan Perusahaan industri industriyang yangmengikuti mengikutiprogram program penghargaan penghargaanindustri industrihijau, hijau, wajib wajib membuat membuat KPIKPI upaya upaya penurunan penurunan emisi emisi CO CO 2. 2.
128
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
120120
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Badan Penelitian Penelitian dan Pengembangan Industri dandan Pengembangan Pengembangan Industri Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
2. 2. Sumber SumberData/Informasi: Data/Informasi: Data Datasekunder: sekunder: Kebijakan selama 3 tahun Kebijakandan danprogram programpenurunan penurunanemisi emisiGRK GRK selama 3 tahun terakhir terakhir KPI GRK selama 3 3 KPIperusahaan perusahaanterkait terkaitupaya upayapenurunan penurunanemisi emisi GRK selama tahun tahunterakhir terakhir Laporan terakhir Laporanpelaksanaan pelaksanaanprogram programselama selama3 3tahun tahun terakhir Data DataPrimer: Primer: Wawancara terkait terkait kebijakan, kebijakan, program program dan dan implementasi implementasi Wawancara programpenurunan penurunanemisi emisiGRK. GRK. program 3. Cara/Justifikasi Cara/JustifikasiPenilaian: Penilaian: 3. Identifikasi kebijakan kebijakan dan dan program programpenurunan penurunanemisi emisiGRK GRK Identifikasi yangdilakukan dilakukanperusahaan perusahaan yang Evaluasilaporan laporanpelaksanaan pelaksanaanprogram programpenurunan penurunan emisi GRK Evaluasi emisi GRK terutamarealisasi realisasipenurunan penurunanemisi emisiCO CO terutama 2. 2.
Sub SubAspek Aspek
Pemenuhan Pemenuhan baku bakumutu mutu lingkungan lingkungan
KRITERIA KRITERIA
a.a. Limbah LimbahCair Cair
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
100% 100% memenuhi memenuhi
4 4
9898 << x< x <100% 100% memenuhi memenuhi
3 3
9595 << x≤ x ≤98% 98% memenuhi memenuhi
2 2
9090 << x≤ x ≤95% 95% memenuhi memenuhi
1 1
≤≤ 90% 90% memenuhi memenuhi
0 0
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
129 121 121
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Penjelasan:
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
1. Pemenuhan baku mutu lingkungan adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Kewajiban industri untuk melakukan pengelolaan limbah (cair, padat, gas/debu) merupakan upaya pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan. Untuk meminimasi dampak limbah terhadap lingkungan dapat mengacu pada baku mutu yang telah ditetapkan. Ukuran kinerja perusahaan akan terlihat bagaimana upaya dan target pemenuhan terhadap baku mutu lingkungan ini dapat dicapai atau adanya perbaikan (peningkatan) pemenuhan baku mutu yang telah ditetapkan.
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah cair (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah cair) Data Primer: Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah cair.
3. Cara/Justifikasi Penilaian: Evaluasi laporan baku mutu limbah cair.
130
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
122
Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Badan Penelitian Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Industri Industri Lampiran Peraturandan Kepala Badan Penelitian No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016 dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Sub SubAspek Aspek
Pemenuhan Pemenuhan baku bakumutu mutu lingkungan lingkungan
KRITERIA KRITERIA
b.b. Limbah LimbahGas Gasdan dan Debu Debu
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
100% 100% memenuhi memenuhi
4 4
9898 << x< x <100% 100% memenuhi memenuhi
3 3
9595 << x≤ x ≤98% 98% memenuhi memenuhi
2 2
9090 << x≤ x ≤95% 95% memenuhi memenuhi
1 1
≤≤ 90% 90% memenuhi memenuhi
0 0
Penjelasan: Penjelasan: 1. Pemenuhan Pemenuhan baku bakumutu mutulingkungan lingkunganadalah adalahsesuatu sesuatuyang yang sangat 1. sangat pentinguntuk untukdiperhatikan. diperhatikan.Kewajiban Kewajibanindustri industriuntuk untuk melakukan penting melakukan pengelolaan limbah limbah (cair, (cair,padat, padat,gas/debu) gas/debu)merupakan merupakanupaya upaya pengelolaan pengurangan dampak dampak negatif negatifterhadap terhadaplingkungan lingkungandan danupaya upaya pengurangan perlindungan dan pengelolaan lingkungan lingkungan secara secara perlindungan dan pengelolaan berkesinambungan.Untuk Untukmeminimasi meminimasidampak dampak limbah terhadap berkesinambungan. limbah terhadap lingkungan dapat dapat mengacu mengacu pada pada baku baku mutu mutuyang yangtelah telah lingkungan ditetapkan. Ukuran Ukurankinerja kinerjaperusahaan perusahaanakan akanterlihat terlihat bagaimana ditetapkan. bagaimana upaya dan dan target targetpemenuhan pemenuhanterhadap terhadapbaku bakumutu mutulingkungan lingkungan upaya ini dapat dapat dicapai dicapai atau atau adanya adanya perbaikan perbaikan (peningkatan) (peningkatan) ini pemenuhanbaku bakumutu mutuyang yangtelah telahditetapkan. ditetapkan. pemenuhan 2. Sumber SumberData/Informasi: Data/Informasi: 2. Datasekunder: sekunder: Data Bukti pemenuhan pemenuhan baku baku mutu mutu untuk untuklimbah limbahgas gasdan dandebu debu Bukti (dokumen hasil hasil pengujian pengujianyang yangmerujuk merujukpada padaparameter parameter baku (dokumen baku mutulimbah limbahgas gasdan dandebu) debu) mutu
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
123123
131
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian No.70/BPPI/PER/2/2016 dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Data Primer: Data Primer: Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah Wawancara gas dan debu. terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu.
3. Cara/Justifikasi Penilaian: 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Evaluasi laporan baku mutu limbah gas dan debu Evaluasi laporan baku mutu limbah gas dan debu Sub Aspek Sub Aspek
3. Sarana 3. Sarana Pengelolaan Pengelolaan Limbah / Limbah / Emisi Emisi
KRITERIA KRITERIA
a.
INDIKATOR INDIKATOR
Operasional Sarana lengkap dan a. sarana Operasional seluruhnya Sarana lengkap dan beroperasi sarana seluruhnya pengelolaan dengan baik beroperasi pengelolaan dengan baik limbah dan limbah dan emisi (sesuai emisi (sesuai Sarana lengkap, tapi persyaratan Sarana lengkap, tapi beroperasi persyaratan hanya yang hanya beroperasi sebagian yang berlaku) sebagian berlaku) Sarana tidak lengkap
lengkap danSarana semuatidak sarana dan semua sarana beroperasi dengan beroperasi dengan baik baik Sarana tidak lengkap tidak lengkap danSarana tidak dioperasikan dan tidak dioperasikan Belum ada sarana Belum adalimbah sarana/ pengelolaan pengelolaan limbah / emisi emisi
SKOR SKOR
4
4
3
3
2
2
1
1
0
0
Penjelasan: Penjelasan: 1. Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi 1. kegiatan Pengelolaan limbah (adalah kegiatan terpadu(segregation yang meliputi pengurangan minimization ), segregasi ), kegiatan pengurangan (minimizationdan ), segregasi (segregation pengolahan limbah. ), penanganan (handling), pemanfaatan pemanfaatan dan optimal, pengolahan limbah. penanganan (handling Dengan demikian untuk ), mencapai hasil yang kegiatanDengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal, kegiatan-
132
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
124 124
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan. Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah. Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan. Oleh sebab itu industri perlu memiliki sarana pengolahan limbah yang sesuai dengan jenis limbah dan emisi yang dihasilkannya.
2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Laporan operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi Data Primer :
Hasil pengujian kualitas limbah dan emisi
Wawancara terkait dengan sarana pengelolaan limbah dan emisi.
Pemantauan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi
3. Cara/Justifikasi Penilaian: Evaluasi Laporan operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
133 125
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Sub Aspek Sub Aspek
KRITERIA KRITERIA
Sarana Sarana b. b.Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Limbah Limbah B3B3 Limbah/Emisi Limbah/Emisi (perizinan (perizinan dan dan prasarana prasarana sesuai sesuai persyaratan persyaratan yang yang berlaku) berlaku)
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Pengembangan Industri dandan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
Terdapat Terdapat sarana, sarana, beroperasi beroperasi serta serta memiliki memiliki izinizin
4 4
Terdapat Terdapat sarana, sarana, beroperasi beroperasi tapitapi tidak tidak memiliki memiliki izinizin
3 3
Terdapat Terdapat sarana, sarana, memiliki memiliki izinizin tapitapi tidak tidak beroperasi beroperasi
2 2
Terdapat Terdapat sarana, sarana, tapitapi tidak tidak memiliki memiliki serta serta izinizin dandan tidak tidak beroperasi beroperasi
1 1
Belum Belum adaada sarana sarana pengolahan pengolahan
0 0
Penjelasan: Penjelasan: Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang 1. 1.Limbah B3B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun maupuntidak tidaklangsung, langsung,dapat dapatmencemarkan mencemarkan langsung dan/ataumerusakkan merusakkanlingkungan lingkunganhidup, hidup,dan/atau dan/ataudapat dapat dan/atau membayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup membayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. manusia serta makhluk hidup lainnya. Oleh karena setiap kegiatan yang menghasilkan limbah Oleh karena ituitu setiap kegiatan yang menghasilkan limbah B3 B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan. wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan. Pengelolaan Limbah secara spesifik telah diatur dalam Pengelolaan Limbah B3B3 secara spesifik telah diatur dalam PP PP 101101 tahun2014. 2014.Pada PadaPPPP tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan tahun tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan limbahB3B3merupakan merupakanrangkaian rangkaiankegiatan kegiatanyang yangmencakup mencakup limbah reduksi, penyimpanan, penyimpanan, pengumpulan, pengumpulan, pengangkutan, pengangkutan, reduksi, pemanfaatan, pengolahan penimbunan limbah Semua pemanfaatan, pengolahan dandan penimbunan limbah B3.B3. Semua kegiatan pengelolaan pengelolaan tersebut tersebut harus harusmemiliki memilikiperizinan perizinan kegiatan sebagaimana ketentuan yang berlaku. sebagaimana ketentuan yang berlaku.
134
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
126126
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Jenis limbah B3 yang dihasilkan Perizinan pengelolaan limbah, manifest pengiriman limbah B3, dan keterangan pendukung lain yang dimiliki Laporan operasional sarana pengelolaan limbah B3
Data Primer:
Hasil pengujian kualitas limbah B3 Pemantauan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah B3 Wawancara terkait dengan perizinan dan sarana pengelolaan limbah B3.
3. Cara/Justifikasi Penilaian: Evaluasi jenis limbah B3 yang dihasilkan, dokumen perizinan, manifest pengiriman limbah B3, keterangan pendukung lain dan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah B3.
C. MANAJEMEN PERUSAHAAN Sub Aspek
Sertifikasi
KRITERIA
a.
Produk
INDIKATOR
SKOR
75 < x ≤ 100% produk memiliki sertifikat
4
50 < x ≤ 75% produk memiliki sertifikat
3
25 < x ≤ 50% produk memiliki sertifikat
2
0 < x ≤ 25% produk memiliki sertifikat
1
Belum ada sertifikat
0
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
135 127
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Penjelasan:
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
1. Sertifikasi Produk ditujukan untuk memberikan jaminan kepastian mutu produk kepada konsumen sesuai persyaratan dan spesifikasi teknik yang berlaku. Sertifikasi produk dapat mengacu kepada Standar Nasional maupun Internasional yang berlaku diantaranya: SNI, GMP, ASME Code, ANSI, ASTM, API, JIS, British Standar, dan standar lain yang berlaku. Bagi perusahaan industri yang tidak memiliki sertifikat produk karena produk yang dihasilkan merupakan pesanan langsung dari buyer, maka dinilai not applicable (skor 4). 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Bukti dokumen sertifikat produk yang dimiliki Data Primer: Wawancara terkait dengan sertifikasi produk perusahaan 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
136
Identifikasi sertifikat produk yang dimiliki Evaluasi terhadap rasio produk bersertifikat dengan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
128
Sub Aspek
Sertifikasi
Lampiran Peraturan Kepala BadanBadan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
KRITERIA
b .
Sistem manajemen yang dibuktikan dengan dokumen
INDIKATOR
SKOR
Memiliki perencanaan, mengimplementasik an, melakukan monev dan melakukan rencana aksi sistem manajemen
4
Memiliki perencanaan, mengimplementasik an dan melakukan monev
3
Memiliki perencanaan dan sudah mengimplementasik an
2
Memiliki perencanaan sistem manajemen
1
Belum ada sertifikat
0
Penjelasan: 1. Beberapa Sertifikasi Sistem Manajemen: EMS (Environment Management System) adalah sistem manajemen lingkungan (SML) yang dilakukan perusahaan meliputi pengelolaan seluruh aspek kegiatan perusahaan (mulai dari masuknya bahan baku, proses sampai dengan penangangan limbah). Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 14001.
QMS (Quality Management System) adalah sistem manajemen mutu (SMM) yang dilakukan untuk membantu
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
129
137
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
memenuhi kualitas sesuai peraturan dan persyaratan yang relevan, juga untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 9001.
Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (SMK3) merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen yang bertujuan untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja sehingga timbulnya kecelakaan dan penyakit dapat dikurangi yang pada akhirnya berdampak pada terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman, efektif, dan produktif dalam bekerja. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi SMK3 oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau standar ISO 18001 (OHSAS).
Untuk industri makanan dan minuman, penilaian sertifikasi lebih ditekankan pada SMKP (Sistem Manajemen Keamanan Pangan) yaitu sistem manajemen yang diterapkan dalam rangka menjamin mutu dan keamanan dari produk pangan dan minuman yang dihasilkan. Beberapa standar yang digunakan meliputi antara lain HACCP dan ISO 22000 serta sertifikasi lain yang relevan dalam mendukung keamanan mutu pangan.
Akan tetapi, karena penerapan sertifikasi sistem manajemen di atas ada yang belum diwajibkan di Indonesia, maka sistem manajemen cukup dibuktikan dengan adanya dokumen yang berisi perencanaan, pengimplementasian, monitoring dan evaluasi serta rencana aksi sistem manajemen yang cara pelaporannya dapat mengacu/mengadopsi sistem manajemen seperti tersebut di atas.
138
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
130
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian No.70/BPPI/PER/2/2016 dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Dokumen sistem manajemen Bukti dokumen sertifikat ISO 14001, ISO 9001, SMK3/OHSAS, HACCP/ISO 22000, atau dokumen (laporan) lain yang relevan dengan standar sistem manajemen tersebut diatas.
Data Primer: Wawancara terkait dengan sertifikasi tersebut diatas.
3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Identifikasi jenis sertifikat relevan dengan sistem manajemen (lingkungan, mutu, K3 dan keamanan pangan) Identifikasi dokumen yang berisi perencanaan, pengimplementasian, monitoring dan evaluasi serta rencana aksi sistem manajemen
131 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
139
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
SUB SUB ASPEK ASPEK
CSR CSR
KRITERIA KRITERIA
Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Badan Penelitian Penelitian dan Pengembangan dan Pengembangan Industri Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
a. a.Penerapan Penerapan CSRCSRAdaAda kebijakan kebijakan CSRCSR yang yang 4 berkelanjutan, berkelanjutan, dilaksanakan, dilaksanakan, dilakukan dilakukan pemantauan pemantauan dandan evaluasi evaluasi serta serta adaada pelaporan pelaporan
4
AdaAda kebijakan kebijakan CSRCSR yang yang 3 berkelanjutan, berkelanjutan, sudah sudah dilaksanakan, dilaksanakan, dilakukan dilakukan pemantauan pemantauan dandan evaluasi, evaluasi, tapitapi tidak tidak adaada pelaporan pelaporan
3
AdaAda kebijakan kebijakan CSRCSR yang yang 2 berkelanjutan, berkelanjutan, sudah sudah dilaksanakan, dilaksanakan, namun namun belum belum dilakukan dilakukan pemantauan, pemantauan, evaluasi evaluasi dandan pelaporan pelaporan
2
AdaAda kebijakan kebijakan CSRCSR yang yang berkelanjutan berkelanjutan namun namun belum belum dilaksanakan dilaksanakan
1
1
Belum Belum adaada kebijakan kebijakan CSRCSR yang yang berkelanjutan berkelanjutan
0
0
Penjelasan: Penjelasan: 1. 1.Program Program Corporate Corporate Social Social Responsibility Responsibility (CSR) (CSR) adalah adalah salah salah satusatu kegiatan kegiatan yang yang harus harus dilakukan dilakukan perusahaan perusahaan sebagai sebagai perwujudan perwujudan kepedulian kepedulian terhadap terhadap lingkungan lingkungan sosial sosial disekitarnya. disekitarnya. Perusahaan Perusahaan tidak tidak hanya hanya memacu memacu pencapaian pencapaian ekonomi ekonomi atauatau bisnis bisnis semata, semata, tetapi tetapijuga jugamemberikan memberikan perhatian perhatian terhadap terhadap pengembangan pengembangan sosial, sosial, ekonomi ekonomi masyarakat masyarakat sekitar sekitar dandan pengelolaan pengelolaan lingkungan. lingkungan. Kebijakan KebijakanCSR CSR Perusahaan Perusahaan akan akan dituangkan dituangkan dalam dalam berbagai berbagai bentuk bentukkegiatan kegiatan bagi bagi masyarakat masyarakat dandan lingkungan lingkungan sekitarnya. sekitarnya. Agar Agarmasyarakat masyarakatbisa bisa merasakan merasakan hasil hasil yang yang maksimal maksimal daridari
140
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
132 132
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
kegiatan CSR, maka pelaksanaannya harus berkelanjutan (suistanable). Kegiatan CSR yang berkelanjutan akan memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar, baik bagi perusahaan maupun stakeholder yang terkait. CSR yang berkelanjutan akan bisa membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera. Perusahaan yang semula memposisikan diri sebagai pemberi donasi melalui kegiatan charity dan phylanthrophy, kini memposisikan komunitas sebagai mitra yang turut andil dalam kelangsungan eksistensi perusahaan.
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:
Program pengembangan CSR perusahaan. Laporan pelaksanaan program yang pernah dilakukan dalam 5 tahun terakhir. Data pendukung lainnya.
Data Primer: Wawancara terkait dengan program CSR dan hasil penerapan yang telah dilakukan. 3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Identifikasi jenis kegiatan CSR Evaluasi hasil pelaksanaan program CSR
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
141 133
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
SubSub Aspek Aspek
CSR CSR
KRITERIA KRITERIA
Lampiran Lampiran Peraturan Peraturan Kepala Kepala BadanBadan Penelitian Penelitian dan Pengembangan dan Pengembangan Industri Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
INDIKATOR INDIKATOR
SKOR SKOR
b. b.Program Program CSRCSR Memiliki Memiliki >3 Program >3 Program CSR CSR 4 yangyang berkelanjutan berkelanjutan
4
Memiliki Memiliki 3 Program 3 Program CSR CSR yangyang berkelanjutan berkelanjutan
3
3
Memiliki Memiliki 2 Program 2 Program CSR CSR yangyang berkelanjutan berkelanjutan
2
2
Memiliki Memiliki 1 Program 1 Program CSR CSR yangyang berkelanjutan berkelanjutan
1
1
Tidak Tidak menerapkan menerapkan CSR CSR
0
0
Penjelasan: Penjelasan: 1. 1.Program Program CSRCSR berkelanjutan berkelanjutan yangyang dimaksud dimaksud adalah adalah program program CSR CSR yang yang mempunyai mempunyai dampak dampak besar besar terhadap terhadap sosial, sosial, ekonomi ekonomi dan dan lingkungan. lingkungan. Contoh: Contoh: a. a.Penciptaan/pengembangan Penciptaan/pengembangan desadesa mandiri mandiri energi energi b. b.Upaya Upaya pelestarian pelestarian lingkungan lingkungan (misalnya (misalnya penanaman penanaman bibitbibit untuk untuk hutan hutan bakau) bakau) c. c.Pemanfaatan Pemanfaatan lahan lahan kritiskritis dengan dengan penanaman penanaman tanaman tanaman jatropa jatropa d. d.Pembangunan Pembangunan sarana sarana pendidikan pendidikan yangyang berkembang berkembang 2. 2.Sumber Sumber Data/Informasi: Data/Informasi: Data sekunder: Data sekunder: Program yang telah dilakukan dalam 3 tahun terakhir Program CSRCSR yang telah dilakukan dalam 3 tahun terakhir Laporan pelaksanaan dalam 3 tahun terakhir Laporan pelaksanaan CSRCSR dalam 3 tahun terakhir
Data Primer: Data Primer: Wawancara terkait dengan program Wawancara terkait dengan program CSR.CSR.
142
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
134 134
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian No.70/BPPI/PER/2/2016 dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Identifikasi program yang terkait dengan CSR Evaluasi program
Sub Aspek
Penghargaan
KRITERIA
INDIKATOR
Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima selama 1 tahun terakhir
SKOR
> 3 penghargaan
4
3 penghargaan
3
2 penghargaan
2
1 penghargaan
1
Belum ada penghargaan
0
Penjelasan: 1. Penghargaan terkait produksi dan pengelolaan lingkungan industri adalah salah satu bukti upaya perusahaan dalam menerapkan konsep industri hijau dalam kegiatan industrinya. Beberapa bentuk penghargaan terkait dengan penerapan konsep industri ramah lingkungan mulai berkembang. Beberapa bentuk kegiatan pemberian penghargaan terkait dengan pengembangan industri yang ramah lingkungan mulai dan terus berkembang saat ini, antara lain: Penghargaan Industri Hijau oleh Kementerian Perindustrian RI. Penghargaan Perusahaan Hijau ( Green Business)/SRIKehati. Penghargaan Energi Bersih oleh Kementerian ESDM RI. Penghargaan Pengelolaan Minyak Sawit Berkesinambungan - Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
135
143
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Penghargaan yang relevan dari institusi internasional terkait dengan peran industri dalam implementasi kegiatan ramah lingkungan atau berkelanjutan. Dan lain-lain.
Khusus industri skala kecil, penghargaan yang dimaksud tidak terbatas pada penghargaan di bidang proses produksi dan lingkungan saja.
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Bukti penghargaan terkait implementasi industri hijau.
dengan
pengembangan
dan
Data Primer: Wawancara terkait dengan penghargaan yang pernah diterima.
3. Cara/Justifikasi Penilaian:
144
Identifikasi jenis penghargaan yang pernah diterima. Hitung jumlah penghargaan terkait dengan pengembangan industri hijau dalam skala nasional dan internasional yang pernah diterima dalam 3 tahun terakhir.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
136
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian No.70/BPPI/PER/2/2016 dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Sub Aspek
Kesehatan karyawan
KRITERIA
Pemeriksaan kesehatan karyawan
INDIKATOR
SKOR
Dilakukan medical check up secara periodik setiap 1 tahun sekali
4
Dilakukan medical check up secara
3
Dilakukan medical check up secara
2
Dilakukan medical check up secara
1
Belum pernah dilakukan
0
periodik setiap 2 tahun sekali
periodik setiap 3 tahun sekali
periodik >3 tahun
medical check up Penjelasan:
1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja. Kapasitas dan produktivitas pegawai sangat ditentukan oleh keadaan kesehatannya. Dimana hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kebiasaan hidup sehari-hari dan kondisi lingkungan pekerjaan, yang pada akhirnya akan ikut menentukan kinerja masing-masing pegawai. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan kepada pegawai adalah untuk memberi jaminan pegawai tersebut cocok untuk dipekerjakan dan tetap dalam keadaan bugar sepanjang masa kerja. Selain itu juga sebagai deteksi dini (screening) dan penanganan penyakit akibat kerja/penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
137
145
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai juga memiliki landasan hukum yang mengatur, yaitu sesuai dengan UU Kesehatan No.23/1992.
2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Laporan hasil laporan medical check up dalam 3 tahun terakhir. Data Primer: Wawancara terkait dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
3. Cara/Justifikasi Penilaian: Evaluasi terhadap laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
146
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
138
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
BAB VI
MEKANISME PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU 1. Sosialisasi Sosialisasi Penghargaan Industri Hijau dilakukan mulai bulan Februari tahun berjalan melalui seminar, media massa, poster, leaflet, website Kementerian Perindustrian, dan lainlain. 2. Waktu dan Tempat Pendaftaran 1) Waktu Pendaftaran : Mulai minggu terakhir Februari hingga minggu ketiga bulan Maret tahun berjalan. 2) Tempat pendaftaran: Sekretariat Penghargaan Industri Hijau d/a : Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20 Jalan Gatot Subroto Kav.52-53 Jakarta Selatan Telp/Fax : 021 - 5252746 Email:
[email protected]
Website: www.kemenperin.go.id
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
147 139
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
3. Seleksi Kelengkapan Administrasi
Seleksi dilakukan berdasarkan kelengkapan administrasi dan validitas dokumen pendaftaran yang telah disampaikan. Dokumen yang telah benar dan lengkap disampaikan kepada Tim Teknis paling lambat dalam waktu 5 (lima) hari kerja. 4. Verifikasi Dokumen Verifikasi dokumen dilakukan pada saat pendaftaran dimulai (minggu terakhir Februari) hingga minggu terakhir bulan Maret tahun berjalan, dengan melakukan evaluasi
terhadap
dokumen
pendaftaran
dan
formulir
pendaftaran, dan dikembalikan ke Sekretariat paling lambat dalam 5 (lima) hari kerja. 5. Verifikasi Lapangan Verifikasi lapangan dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian dokumen
dengan
kondisi
di
lapangan,
mulai
minggu
pertama bulan April hingga minggu terakhir bulan Agustus tahun berjalan. Hasil penilaian paling lambat 5 (lima)
hari
kerja
setelah
dilakukan
verifikasi
lapangan
diserahkan kepada Sekretariat. 6. Evaluasi Hasil Penilaian Hasil penilaian terhadap seluruh peserta penghargaan industri hijau dibahas/dievaluasi oleh seluruh anggota Tim Teknis dalam rapat pleno.
148
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
140
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
7. Penyampaian Hasil Penilaian
Hasil penilaian disampaikan oleh Sekretariat kepada seluruh industri
peserta
Program
Penghargaan
Industri
Hijau
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah rapat pleno Tim Teknis. 8. Sanggahan Perusahaan dan Verifikasi Ulang Penyampaian hasil penilaian kepada perusahaan industri, penerimaan
sanggahan
dari
perusahaan
pelaksanaan verifikasi ulang akan
industri
serta
dilaksanakan
pada
minggu ketiga September hingga minggu pertama bulan Oktober tahun berjalan, dengan tahapan sebagai berikut: 1)
Pihak
industri
diberi
kesempatan
untuk
memberi
sanggahan/klarifikasi terhadap hasil penilaian selama 5 (lima) hari kerja sejak penyampaian hasil penilaian. 2)
Sanggahan
disampaikan
kepada
Sekretariat
untuk
dievaluasi oleh Tim Teknis. 3)
Bila
sanggahan
yang
disampaikan
pihak
industri
dinyatakan layak, dapat dilakukan verifikasi ulang oleh Tim Teknis dalam waktu 5 (lima) hari setelah dokumen sanggahan dinyatakan layak. 4)
Hasil verifikasi ulang disampaikan kepada Sekretariat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah verifikasi ulang.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
149 141
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
9. Penyampaian
Hasil
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
Penilaian
Kepada
Dewan
Pertimbangan Hasil verifikasi, penilaian dan rekomendasi disampaikan oleh Sekretariat kepada Dewan Pertimbangan 5 (lima) hari setelah diterima dari Tim Teknis. 10. Review Hasil Penilaian 1)
Review hasil penilaian Tim Teknis dilakukan oleh Dewan Pertimbangan selambat-lambatnya selama 5 (lima) hari kerja.
2)
Dewan Pertimbangan menyampaikan hasil review yang merupakan
hasil
penilaian
akhir
kepada
Menteri
Perindustrian selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja. 11. Penetapan Penerima Penghargaan Industri Hijau Perusahaan industri penerima Penghargaan Industri Hijau ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian. 12. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau Penganugerahan
Penghargaan
Industri
Hijau
kepada
perusahaan industri akan dipublikasikan secara terbuka kepada publik dan stakeholder terkait. 13. Evaluasi Agar program Penghargaan Industri Hijau dapat menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan maka akan dilakukan
150
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
142
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
evaluasi. Hasil evaluasi, khususnya mengenai industri yang
mendapatkan peringkat terendah dan belum lolos seleksi awal akan disampaikan kepada direktorat terkait di lingkungan Kementerian
sebagai
bahan
masukan
dalam
rangka
pembinaan.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
151 143
152
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Gambar 2. Mekanisme Penilaian Penghargaan Industri Hijau
144
Lampiran Badan Penelitian LampiranPeraturan PeraturanKepala Kepala Badan Penelitian dan Industri danPengembangan Pengembangan Industri No.No. 70/BPPI/PER/2/2016 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
BAB VII
AGENDA KEGIATAN Kegiatan Penghargaan Industri Hijau dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan, dengan jadwal sebagaimana tercantum pada Tabel 8.
Pedoman Penghargaan Industri Hijau
153 145
154 Jadwal Pelaksanaan Penghargaan Industri Hijau
Tabel 8.
146
LampiranPeraturan Peraturan Kepala Kepala Badan Lampiran BadanPenelitian Penelitian danPengembangan Pengembangan Industri dan Industri No. No.70/BPPI/PER/2/2016 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016
Pedoman Penghargaan Industri Hijau