P E N E L I T I A N
Hubungan Keteraturan Minum Pil KB dengan perdarahan di Luar Siklus Menstruasi Pada akseptor lama KB Pil Kombinasi (Studi di BPS Naurma, Amd. Keb desa Jeddih Kec. Socah Kab. Bangkalan)
Siti Rochimatul Lailiyah, S.SiT.,M.Kes.*) *) Akademi Kebidanan (AKBID) Ngudia Husada Madura
I LM I A H
ABSTRAK Kontrasepsi Hormonal Oral (Pil) adalah kontrasepsi berupa pil atau obat yang berbentuk tablet berisi hormon estrogen dan progestron. Pengkonsumsian Pil Oral Kombinasi harus teratur untuk menekan atau mengurangi efek sampingnya seperti perdarahan diluar siklus. Dari study pendahuluan didapatkan 3 orang mengalami perdarahan diluar siklus karena tidak meminum pil KB secara teratur dan 7 orang mendapatkan menstruasi yang teratur karena mengkonsumsi pil KB secara teratur. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan keteraturan minum pil KB dengan perdarahan diluar siklus pada akseptor lama KB pil di BPS Nourma Amd.Keb-Jeddih. Penelitian bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional, variabel independennya adalah keteraturan minum pil KB dan variabel dependennya adalah perdarahan diluar siklus menstruasi. Sampel diambil dari populasi yaitu akseptor lama Pil Oral Kombinasi di BPS Naurma, Amd. Keb-Jeddih dengan sebanyak 34 responden. Pengumpulan data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner pada responden. Uji statistik menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan 23 responden (100%) yang teratur meminum KB Pil Oral Kombinasi, hampir seluruh (87%) tidak mengalami perdarahan diluar siklus dan sebagian kecil (13%) mengalami perdarahan diluar siklus. 10 responden (100%) yang tidak patuh memium KB Pil Oral Kombinasi, hampir setenganhya (36,4%) tidak mengalami perdarahan diluar siklus dan sebagian besar (63,6%) mengalami perdarahan diluar siklus. Berdasarkan uji statistik diperoleh ρ-Value (0,005) ≤ α (0,05), maka Ha diterima berarti ada hubungan keteraturan minum pil KB dengan perdarahan di luar siklus pada akseptor lama KB pil Kombinasi. Tenaga kesehatan khususnya bidan yang merupakan pemegang peranan penting dalam program KB dapat memberikan pendidikan kesehatan atau KIE pada akseptor tentang POK (Pil Oral Kombinasi) khususnya cara minum pil yang benar, keuntungan dan efek sampingnya. (MOP) Kata Kunci : Keteraturan Minum POK (Pil Oral Kombinasi), Perdarahan Diluar Siklus, Akseptor Lama KB POK (Pil Oral Kombinasi)
Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.
30
PENDAHULUAN Kontrasepsi Hormonal Oral (Pil) adalah kontrasepsi berupa pil atau obat yang berbentuk tablet berisi hormon estrogen dan atau progestron. Jenisjenis kontrasepsi hormonal oral yaitu Pil oral kombinasi (POK), mini pil dan morning after pil (Post Coital Pill). Keuntungan metode pil kombinasi yaitu dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat, siklus haid menjadi teratur, tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Tetapi kerugian yang ditimbulkan adalah mahal, akseptor jenuh karena harus setiap hari mengkonsumsi, mengganggu masa laktasi dan tidak dapat mencegah infeksi menular seksual. Efek samping dari pil KB ini adalah bisa terjadi mual, muntah, gangguan lambung-usus, perdarahan, perubahan payudara, perubahan berat badan dan lain-lain (Anggraini, 2012). Perdarahan diluar siklus disebut juga metrogia. Perdarahan ini bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Bentuk perdarahan sebagai berikut: terjadi diluar siklus menstruasi, bersifat bercak dan terus-menerus dan perdarahan menstruasi berkepanjangan. Bentuk gambaran klinis gangguan hormonal dengan perdarahan yaitu dengan perdarahan rahim menyimpang, menometroragia (perdarahan banyak dan berkelanjutan dengan menstruasi) atau mentroragia (perdarahan di luar menstruasi), polimenorea (menstruasi yang sering terjadi dan abnormal), oligomenorea (dimana siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan sedikit) dan amenorea (Manuaba, 2010). Penyebab dari perdarahan diluar siklus adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen. Penyebab perdarahan pada vagina juga bisa disebabkan oleh penggunaan obatobatan seperti pil KB. Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan keluarga berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri berkembang menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi 5% dari jumlah tersebut penggunanya tidak melakukan pengkonsumsian secara
teratur sehingga beresiko terjadinya kehamilan (Hevitia, 2009) dan hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea) ( Sujiyatini, 2011 ). Data akseptor alat kontrasepsi kombinasi di Daerah Tingkat I Jawa Timur tahun 2009 sebesar 75,82% dari keseluruhan pasangan usia subur, dengan perincian yang dipakai adalah suntikan (66%), pil (19%), dan implant atau susuk alat kontrasepsi (15%). Dari jumlah pengguna KB pil yang patuh mengkonsumsi KB pil sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan hanya 54% (Pikas, 2009). Idealnya menurut Anggraeni (2012), penggunaan kontrasepsi POK (Pil Oral Kombinasi) menyebabkan menstruasi yang teratur. Tapi pada kenyataannnya masih banyak akseptor lama KB POK (Pil Oral Kombinasi) yang mengalami perdarahan diluar siklus seperti perdarahan bercak, amenorhea. Berdasarkan study pendahuluan di BPS Naurma, Amd.Keb desa Jeddih tanggal 08 Desember 2013, melalui study pendahuluan dapat ditemui 10 orang ibu yang memakai kontrasepsi pil. Dari study pendahuluan didapatkan 3 orang mengalami perdarahan diluar siklus karena tidak meminum pil KB secara teratur dan 7 orang mendapatkan menstruasi yang teratur karena mengkonsumsi pil KB secara teratur Beberapa penyebab dari perdarahan diluar siklus yaitu : kelainan organik pada alat genetalia yaitu dapat terjadi pada seviks uteri (polypus serviks uteri, ulkus pada porsio uteri dan karsinoma serviks uteri); korpus uteri (seperti polip endometrium, abortus imminens, mola, karsinoma, korpuris uteri, mioma uteri, dll); tuba fallopi (kehamilan ektopik terganggu, radang tuba dan tumor tuba); serta ovarium (radang ovarium, tumor ovarium, dll). Kelainan fungsional yaitu akibat perdarahan ovulatori dan perdarahan anovulatori, serta pengguanan estrogen (Intan, 2012). Perdarahan diluar siklus sering terjadi selama 2 atau 3 siklus menstruasi pertama dalam pemakaian POK. Perdarahan diluar siklus yang menetap harus diteliti penyebabnya yaitu : penyakit (disease)-periksa serviks yang di sebabkan oleh POK(Pil Oral
31
Kombinasi), penyakit pada kehamilan (disorders of pregnancy) yang disebabkan POK (Pil Oral Kombinasi) setelah baru yang mengalami aborsi, keguguran atau penyakit trofoblastik, kelalaian (default)-kurangnya kepatuhan, obat-obatan (drugs), gangguan penyerapan (disturbance of absorption), diet, durasi dan dosis. Dampak dari perdarahan diluar siklus adalah depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi, dan terjadi insiden anemia defisiensi besi meningkat yang di tandai dengan kekurangan sel darah merah di dalam tubuh akibat kekurangan zat besi (Glasier, 2005). Dengan adanya masalah kesehatan yang dialami oleh sebagian akseptor KB pil yang dikarenakan efek samping dari kontrasepsi pil maka besar kemungkinan seorang akseptor akan mengalami kejadian drop out atau putus pakai. Terjadinya perdarahan diluar siklus pada akseptor KB Pil dapat dicegah dengan memberiakan KIE yang efektif hal ini sebagai satu cara untuk memperbaiki kepatuhan akseptor, informasi tersebut antara lain: dijelaskan bagaimana kontrasepsi oral bekerja, diperlihatkan dan ditunjukkan kepada pasien kemasan pil yang akan digunakan dan diberitahu bagaimana cara mengkonsumsi pil, jelaskan efek samping yang mungkin terjadi, meminta pasien mengulangi informasi yang penting, untuk menyakinkan bahwa ia mengerti apa yang telah dibicarakan (Speroff. L & Darney. P, 2003). Disamping itu hendaknya akseptor KB pil selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan seputar KB pil. Konsultasi rutin bisa menyebabkan akseptor KB pil bisa patuh melakukan pengkonsumsian KB pil dengan teratur. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan keteraturan minum pil KB dengan perdarahan diluar siklus pada akseptor lama KB pil di BPS Nourma Amd.Keb-Jeddih.
METODE PENELITIAN Penelitian bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional, variabel independennya adalah keteraturan minum pil KB dan variabel dependennya adalah perdarahan diluar siklus menstruasi. Sampel diambil dari populasi yaitu akseptor lama Pil Oral Kombinasi di BPS Naurma, Amd. KebJeddih dengan sebanyak 34 responden. Pengumpulan data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner pada responden. Uji statistik menggunakan Chi-Square. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada data khusus akan disajikan hasil pengumpulan data meliputi distribusi frekuensi responden berdasarkan variabel yang diteliti. a. Gambaran keteraturan minum pil KB pada akseptor lama KB pil kombinasi di BPS Nourma. Amd. Keb Desa Jeddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan bulan Maret- juni 2014 Tabel 1: Distribusi Frekuensi responden berdasarkan keteraturan di Desa Jeddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan bulan Maret- juni 2014 Keteraturan Frekuensi Persentase (f) (%) Teratur 23 67,6 Tidak 11 32,4 teratur Jumlah 34 100 Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.2 didapatkan bahwa sebagian besar responden (67,6%) teratur mengkonsumsi POK (Pil Oral Kombinasi) dan hampir setengahnya responden (32,4 %) tidak teratur mengkonsumsi POK (Pil Oral Kombinasi). Menurut hasil penelitian, Kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi POK (Pil Oral Kombinasi) dapat dilihat dari keteraturan ibu minum POK setiap hari 1 tablet dalam waktu yang sama. Hal ini sejalan denga teori Handayani (2010), Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik dalam waktu yang sama. Ketidakteraturan ibu meminum POK (Pil Oral Kombinasi) dapat menyebabkan perdarahan diluar siklus.
32
Ketidakteraturan ini disebabkan karena faktor usia dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar akseptor yang tidak teratur meminum POK (Pil Oral Kombinasi) berumur diatas 30 tahun. Dari 11 responden, yang berumur diatas 30 tahun sebanyak 7 orang (64%) dan sisanya berumur diatas 20 tahun (36%). Responden mengatakan bahwa mereka sering lupa dan lalai dalam meminum POK (Pil Oral Kombinasi). Selain itu, faktor pendidikan juga berpengaruh dalam kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi POK (Pil Oral Kombinasi). Sebagian besar responden yang tidak teratur dalam meminum POK (Pil Oral Kombinasi) berpendidikan rendah (56%) dan sisanya ada yang berpendidikan menengah (44%). Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Brunner & Suddarth (2002), adalah :1) Variabel demografi , seperti usia, jenis kelami, status sosio ekonomi dan pendidikan; 2) variabel penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat terapi; 3) Variabel program terupetik seperti kepathan penyakit kompleksitas program dan efek samping yang tidak menyenangkan; 4) Variabl psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan penerimaan, keyakinan agama atau biaya dan biaya financial. b. Gambaran perdarahan diluar siklus pada akseptor lama KB pil kombinasi di BPS Nourm. Amd. Keb Desa Jeddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan bulan Maret- juni 2014 Tabel 2: Distribusi Frekuensi responden yang mengalami perdarahan diluar siklus di Desa Jeddih Kecamatab Socah Kabupaten Bangkalan bulan Maret- juni 2014. Kondisi Frekuensi Persentase (f) (%) Mengalami 10 29,4 perdarahan diluar siklus 24 70,6 Tidak mengalami pedarahan diluar siklus Jumlah 34 100
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.3 didapatkan bahwa sebagian besar responden (70,6%) tidak mengalami perdarahan diluar siklus dan hampir setengahnya responden (29,4%) mengalami perdarahan diluar siklus. Hal ini disebabakan karena berdasarkan hasil penelitian semua akseptor yang tidak mengalami perdarahan diluar siklus menstruasi dikarenakan ibu tidak mempunyai kelainan hormonal, kelainan organik dan kelainan fungsional. Hal ini sejalan dengan teori (Manuaba, 2010), faktorfaktor penyebab perdarahan diluar siklus yaitu kelainan hormonal, kelainan organik dan kelainan fungsional. Perdarahan diluar siklus biasa terjadi pada akseptor baru KB POK (Pil Oral Kombinasi) selama 2 atau 3 siklus menstruasi. Jika akseptor mengalami perdarahan diluar siklus selam penggunaan POK (Pil Oral Kombinasi) >3 bulan, berarti perdarahan ini merupakan efek samping dari penggunaan POK (Pil Oral Kombinasi). hal ini sesuai dengan teri Hartanto (2010), Perdarahan diluar siklus sering terjadi selama 2 atau 3 siklus menstruasi pertama dalam pemakaian pil oral kombinasi (POK). c. Hubungan keteraturan minum pil KB dengan perdarahan diluar siklus pada akseptor lama KB Pil Kombinasi di Desa Jeddih Kecamatam Socah Kabupaten Bangkalan. Tabel 3: Tabulasi silang antara keteraturan minum pil KB dengan perdarahan diluar siklus menstruasi pada akseptor lama KB Pil Kombinasi di Desa Jeddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan.
33
Keteraturan
Perdarahan diluar siklus Tidak Terjadi
Total
terjadi f %
f f
%
Tidak teratur
4 (36,4%)
7 (63,6%)
11 (100%)
Teratur
20 (87%)
3 (13%)
23 (100%)
Total
24 (70,6%)
10 (29,4%)
34 (100%)
: 0,05
%
ρ value : 0,005
ρ< uji statistik chi square
Pada analisa tabel 4.4 di dapatkan 23 responden (100%) yang teratur meminum KB POK (Pil Oral Kombinasi), hampir seluruh (87%) tidak mengalami perdarahan diluar siklus dan sebagian kecil (13%) mengalami perdarahan diluar siklus. 10 responden (100%) yang tidak patuh memium KB POK (Pil Oral Kombinasi), hampir setenganhya (36,4%) tidak mengalami perdarahan diluar siklus dan sebagian besar (63,6%) mengalami perdarahan diluar siklus. Berdasrkan hasil uji statistik dengan chi square diperoleh nilai ρ = 0,005 dengan menggunakan α = 0,05, maka nilai ρ ≤ α, maka dapat disimpulkan Ha diterima berarti ada hubungan keteraturan minum pil KB dengan perdarahan di luar siklus pada akseptor lama KB pil Kombinasi. Menurut hasil penelitian, responden yang tidak mengalami perdarahan diluar siklus disebabkan karena akseptor meminum pil KB nya secara teratur yaitu meminum 1 pil KB dalam waktu yang sama. Minum pil KB teratur akan membuat kondisi hormon didalam tubuh stabil sehingga tidak terjadi perdarahan diluar siklus. Hal ini sejalan dengan teori Proverawati (2010), dengan pemakaian yang benar, yaitu mengikuti aturan pakai dan tidak pernah lupa minum, efektivitas pil KB ini mencapai 99%. Dari 24 responden,
3 orang yang mengalami perdarahan diluar siklus memakai POK dari pemerintah dengan dosis estrogen 0,030 mg dan progesteron 0,15 mg. Akseptor yang memakai POK dari pemerintah mengalami perdarahan diluar siklus karena dosisnya terlalu rendah dari dosis pil KB lainnya seperti Microgynon dan Diane. Dalam teorinya (Hartanto, 2003) menyebutkan bahwa perdarahan diluar siklus disebabkan oleh : pemberian POK dosis rendah, lupa minum pil oral/ waktu/ saat minum pil oral yang berubah-ubah dan efek progestin yang inadekuat pada endometrium. Dosis ≤ 30 mcg merupakan dosis POK (Pil Oral Kombinasi) paling rendah. Umumnya kurang disukai karena terjadi bercak (Hartanto, 2010). Dari 10 responden (100%) yang tidak patuh memium KB POK (Pil Oral Kombinasi), sebagian besar (63,6%) mengalami perdarahan diluar siklus. hampir setenganhya (36,4%) tidak mengalami perdarahan diluar siklus. Berdasarkan hasil penelitian, responden yang mengalami perdarahan diluar siklus salah satu penyebabnya adalah keteraturan. Responden yang tidak teratur meminum pil KB akan menyebabkan hormon yang terkandung dalam pil KB tidak bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga memungkinkan akseptor pil KB mengalami gangguan haid. Selain itu, perdarahan diluar siklus terjadi karena responden tidak mengetahui cara minum pil KB yang benar. Dalam teorinya (Glasier, 2005) menyebutkan keterlambatan minum pil dapat menyebabkan perdarahan diluar siklus, yang kemudian dapat berkepanjangan selama beberapa hari. Keterlambatan pengkonsumsian dapat menyebabkan hormon yang terkandung dalam pil KB tidak bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga memungkinkan akseptor pil KB mengalami gangguan haid (Depkes, 2010). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa akseptor yang tidak teratur tetapi tidak mengalami perdarahan diluar siklus disebabkan karena jenis dan dosis yang tinggi. Dari 4 orang responden ini,3 orang mengunakan POK (Pil Oral Kombinasi) dengan jenis
34
Microgynon dan 1 orang menggunakan POK (Pil Oral Kombinasi) dengan jenis Diane. Dimana microgynon ini mengandung progesteron 0,15 mg dan estrogen 0,035 mg, sedangkan Diane mengandung cyproterone acetat 2 mg dan estrogen 0,035. Dari ini sudah terlihat kalau dosis dari jenis POK (Pil Oral Kombinasi) ini dosisnya lebih tinggi, sehingga bisa menekan endometrium sehingga indometrium adekuat dan tidak terjadi perdarahan diluar siklus. Selain dari dosis, hal ini juga dipengaruhi oleh lama pemakaian akseptor POK (Pil Oral Kombinasi). Rata-rata akseptor menngunakan POK (Pil Oral Kombinasi) durasinya cukup lama antara 36-42 bulan. Meskipun responden tidak teratur meminum POK (Pil Oral Kombinasi) hormon didalam tubuhnya teta stabil sehingga perdarahan diluar siklus tidak terjadi. Menurut teori (Everet, 2007), Perdarahan diluar siklus yang menetap harus diteliti penyebabnya yaitu: Penyakit (diesease), penyakit pada kehamilan (disordes of pregnancy), kelalaian (default) kurangnya kepatuhan, obat-obatan, diare, gangguan penyerapan, diet, durasi (perdarahan diluar silus minimal yangb dapat ditoleransi dapat mereda setelah 2 sampai 3 bulan) dan dosis. Saat ini kebanyakan memakai estrogen dengan dosis 31-50 mcg (Hartanto, 2010). KESIMPULAN a. Akseptor lama KB pil kombinasi di BPS Naurma, Amd. Keb di Desa Jeddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, sebagian besar responden teratur mengkonsumsi POK (Pil Oral Kombinasi). b. Akseptor lama KB pil kombinasi di BPS Naurma, Amd. Keb di Desa Jeddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, sebagian besar responden tidak mengalami perdarahan diluar siklus. c.
Ada hubungan keteraturan minum pil KB dengan perdarahan diluar siklus pada akseptor lama KB pil kombinasi di BPS Naurma, Amd.
Keb di Desa Jeddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni,Yetty. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press Arikunto,Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Citra. Everet,Suzanne. 2007. Buku saku kontrasepsi dan kesehatan seksual reproduktif. Jakarta: EGC. Firzana, Fya. 2013. Hubungan pengetahuan akseptor KB pil tentang pil KB dengan kepatuhan mengkonsumsi di BPS Ny. “TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokert. Diakses 13 Desember 2013. http://unimasd3bidan.blogspot.com/2013 /06/hubungan-pengetahuanakseptor-kb-pil.html Glasier,Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Hartanto,Hanafi. 2004. Keluargaberencana dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. _____________. 2010. Keluargaberencana dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Hidayat,A. Azimul alimul. 2010. MetodePenelitian kesehatan: paradigma kuantitatif. Jakarta: health books publishing. Handayani,Sri. 2010. Pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana Lizawati. 2012. Asuhan Kebidanan Patologi Perdarahan Diluar Haid. Diakses 11 Desember 2013
35
http://lizawatibidan.blogspot.com/2012/04/perdar ahan-diluar-haid-askebpatologi.html Manuaba,Ida Bagus GDE. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Mochtar,R. 2008. Sinopsis Obstetri: Obstetric Operatif, Obstetric Sosial. Jakarta: EGC. Niven. 2002. Faktor-faktor yamg mempengaruhi kepatuhan. Diakses 02 Juli 2014 http://fourseasonnews.blogspot.com/201 2/05/faktor-faktor-yangmempengaruhi_09.html
Ilmu Keperawatan. Salemba Medika
Jakarta:
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Citra Jakarta. .
.2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Retnowati, FD. 2010. Perbedaan Kenyamanan Seksual Pada Akseptor Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Sragen, KTI. Surakarta: Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kebidanan Sebelas Maret Sugiyono, prof. Dr. 2012. Metode penelitian kuantitati,kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.
Nursalam. 2003. Konsep dan Kepenerapan Metodelogi Penelitian
36