Contoh-Contoh Praktek Budaya Keselamatan (Terjemahan dokumen IAEA Safety Report Series 1: Examples of Safety Culture Practices)
The International Atomic Energy Agency (IAEA) makes no warranty and assumes no responsibility for the accuracy or quality or authenticity of workmanship of the translation/publication/printing of this document/publication and adopts no liability for any loss or damage consequential or otherwise howsoever caused arising directly or indirectly from the use there of whatsoever and to whomsoever Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) tidak menjamin dan tidak bertanggung jawab atas ketepatan, kualitas atau kebenaran dari penerjemahan/publikasi/pencetakan dokumen/publikasi ini dan tidak bertanggung jawab atas adanya kekurangan, kerusakan atau sebaliknya yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung dari penggunaan untuk keperluan apapun dan oleh siapapun
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (Nuclear Energy Regulatory Agency) 2004
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG IAEA memprakarsai persiapan laporan ini, yang didesain untuk melengkapi Negara Anggota dengan banyak contoh-contoh yang diamati dan terdokumentasi dari praktek budaya keselamatan yang baik (dan yang tidak efektif) sebagai sebab yang mendasari kinerja keselamatan yang baik (dan yang jelek). Tujuan utama IAEA Safety Series publikasi 75-INSAG-4 (selanjutnya INSAG-4) adalah untuk mendokumentasikan fitur universal dan atribut budaya keselamatan yang baik bagi organisasi dan individu pada seluruh tingkat yang terlibat dalam produksi daya nuklir, termasuk: pemerintah, badan pengawas, pemanfaat dan organisasi pengoperasi instalasi. Umpan balik dari tinjau ulang budaya keselamatan dan kinerja keselamatan nuklir di seluruh dunia dapat memberikan petunjuk berdasarkan pada perbandingan atribut INSAG-4 dengan situasi aktual yang diamati.
1.2 TUJUAN Maksud dari laporan ini untuk memberikan gambaran tentang konsep dan prinsip dari budaya keselamatan yang baik yang dinyatakan dalam INSAG-4 dengan memberikan pemilihan sedikit contoh yang diambil dari koleksi keseluruhan evaluasi kinerja keselamatan. Sedikit contoh tentang budaya keselamatan yang tidak efektif yang mempunyai dampak negatif kepada kinerja keselamatan juga diberikan untuk menggambarkan makna atribut budaya keselamatan yang positif.
1.3 LINGKUP Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan hanya kompilasi terpilih dari praktek budaya keselamatan. Contoh tersebut telah dipilih untuk dicantumkan dalam publikasi
ini
adalah
yang
dianggap
bernilai
penjelasan
khusus
dan
yang
menggambarkan atribut tertentu dari budaya keselamatan yang dinyatakan dalam INSAG-4. Namun demikian, itu tidaklah perlu harus dari praktek yang “paling baik” yang perlu direplikasi. Contoh terpilih dari pemanfaat atau organisasi instalasi yang beroperasi, apakah yang secara umum diamati pada fasilitasi nuklir yang beroperasi atay yang dianggap mewakili praktek yang secara fundamental penting tetapi tidak belum secara konsisten diamati pada seluruh instalasi yang beroperasi. Contoh tambahan praktek budaya keselamatan yang baik dapat ditemukan pada berbagai laporan evaluasi kinerja instalasi. Kompilasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan bagi organisasi dan individu, termasuk yang terlibat dalam
2
pengembangan budaya keselamatan yang baik. Hal itu dapat juga menjadi suatu nilai bagi organisasi yang bertanggung jawab untuk keselamatan NPP dengan memberikan dasar untuk perbandingan terhadap praktek budaya keselamatan mereka sendiri, dengan cara demikian mengidentifikasi lebih lanjut kesempatan untuk perbaikan.
1.4 STRUKTUR Laporan tersebut dioraginisir dan distrukturisasi agar secara umum konsisten dengan terminologi dan rangkaian atribut budaya keselamatan yang diberikan dalam INSAG-4. Bagian 2 memberikan contoh tentang praktek budaya keselamatan yang baik (dan yang tidak efektif) pada tingkat pemerintah dan regulator, tingkat kebijakan pada pemanfaat, tingkat pimpinan instalasi dan tingkat individu. Atribut budaya keselamatan yang relevan untuk setiap tingkat dikutip dari INAG-4 dan tampak dalam bentuk huuruf italik. Setelah penjelasan naratif dari setiap praktek budaya keselamatan, penjelasan yang singkat diberikan untuk menjelaskan hubungannya dengan atrubut INSAG-4. Bagian 3 meringkas beberapa pengalaman dan pendekatan yang digunakan organisasi untuk merubah budaya keselamatan mereka. Akhirnya, Lampiran mengandung ringkasan contoh karakteristik budaya keselamatan yang diamati oleh Tim Pengkajian IAEA tentang Budaya Keselamatan pada Organisasi (ASCOT=The Assessment of Safety Culture in Organisation Team). Layanan
ASCOT
dimantapkan
pada
tahun
1993
dengan
tujuan
utama
mempromosikan konsep budaya keselamatan. Hal ini telah dicapai melalui lebih dari 30 seminar di 25 negara dan pengalaman tersebut diringkas dalam Lampiran.
3
2. CONTOH-CONTOH PRAKTEK BUDAYA KESELAMATAN
2.1 PENDEKATAN PEMERINTAH DAN ORGANISASI REGULATORI
2.1.1 Pemerintah
Pada suatu kegiatan yang penting, hal yang di dalamnya tindakan manusia dikondisikan oleh himpunan persyaratan pada tingkat yang tingi. Tingkat yang paling tinggi yang mempengaruhi keselamatan instalasi nuklir adalah tingkat legeislatif, yang padanya dasar nasional untuk budaya keselamatan disusun.
Praktek Yang Baik 1 Badan pembuat undang-undang pemerintah nasional memimpin kelompok legislator mengkaji secara periodik berapa efektif badan pengawas mengawasi keselamatan nuklir. Bersesuaian, setiap tahun sekelompok anggota badan pembuat undang-undang mengaudit beberapa aspek yang penting dari badan pengawas dalam organisasi, sumberdaya, dan hubungananya dengan pemegagang lisensi, dan membuat rekomendasi ke pemerintah untuk perbaikan. Laporan tersebut dibuat untuk publik dan disajikan ke media. Kebanyakan rekomendasi diterima oleh badan pembuat undang-undang utuh dan diterapkan oleh badan pengawas. Contoh di atas menunjukkan pertimbangan penting yang diberikan oleh tingkat legislatif untuk meninjau ulang regulasi keselamatan nuklir dan kebutuhan untuk tinjau ulang independen praktek keselamatan pada tingkat pemerintah.
Praktek Yang Baik 2 Badan legislatif pemerintah nasional menyusun undang-undang yang membuat badan regulatori yang independen untuk mengatur keselamatan seluruh instalasi daya nuklir di seluruh negeri. Badan tersebut ditugaskan untuk menjamin proteksi yang memadai tentang kesehatan dan keselamatan publik dan proteksi lingkungan. Ia diberikan keleleuasaan yang luas dalam menentukan perihal pelisensian, standar regulatori yang perlu untuk menjamin tingkat keselamatan instalasi yang memadai. Proses regulatori dan pembuatan keputusan disusun independen dari pengaruh luar yang mengganggu keselamatan. Dalam legislasi, sampul operasi aman harus ditentukan oleh badan regulatori sebagai bagian dari lisensi. Ia juga mensyaratkan bahwa badan melakukan riset keselamatan sebagai keperluan untuk melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Legislasi mebuat jelas, namun demikian, organisasi operasi mempunyai tanggung jawab utama terhadap keselamatan. Pembiayaan yang
4
memadai menjamin bahwa badan regulatori mempunyai sumber daya yang perlu untuk mempertahankanperannya. Hal yang di dalamnya peraturan perundangan ditetapkan badan regulatori membuatnya jelas bahwa keselamatan nuklir telah dipertahankan pada tingkat tinggi.
2.1.2 Organisasi regulatori
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Regulator mempunyai wewenang menggangu yang dapat dipertimbangkan pada keselamatan nuklir. Hal ini diberikan oleh legislasi dan instrumen yang lebih rinci yang berdasarkannya mereka bekerja.
Praktek Yang Baik 1 Regulator mengakui bahwa budaya keselamatan yang positif tidak dapat diatur atau diwajibkan. Juga adalah tidak bahwa badan regulatori mempertimbangkan budaya keselamatan dalam mengevaluasi kinerja instalasi daya nuklir. Akan tetapi, untuk melihat bahwa kinerja keselamatan mengalami penurunan diidentifikasi oleh inspeksi badan regulatori., program inspeksi regulator mensyaratkan inspektornya untuk mengkaji sebab budaya keselamatan yang mendasar (yaitu manajerial dan organisasional). Dalam hal demikian inspektor diharapkan mendokumentasikan, pada laporan inspeksinya, sebab budaya keselamatan yang berkontribusi ke masalah atau kelemahan kinerja yang diidentifikasi. Training yang disyaratkan bagi inspektor termasuk teknik dan prinsip analisis sebab akar dan untuk mempelajari tentang sebab budaya keselamatan yang berkontribusi terhadap masalah kinerja keselamatan. Prakarsa regulatori meningkatkan fokus pemanfaat dan manajemen instalasi pada hal-hal budaya keselamatan yang mendasari penurunan kinerja keselamatan. Mereka juga meningkatkan kemampuan regulator untuk mengidentifikasi dan melapor ke manajemen instalasi sesuatu kelemahan budaya keselamatan.
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4
Badan regulatori mempunyai pengaruh yang besar pada keselamatan instalasi nuklir dalam bidangnya dan budaya keselamatan yang efektif meliputi organisasinya sendiri dan stafnya. Dasarnya adalah menuliskan dalam pernyataan kebijakan keselamatan. Hal ini membuat komitmen untuk mengimplementasikan legislasi dan bertindak mempromosikan keselamatan instalasi dan proteksi individual dan masyarakat, dan memproteksi lingkungan.
5
Praktek Yang Baik 1 Pinpinan senior regulator menetapkan, mempublikasi dan mendistribusikan kepada stafnya dokumen petunjuk pelaksanaan yang berjudul Prinsip Regulasi yang baik. Prinsip tersebut menggabungkan seluruh kegiatan dan keputusan yang dikaitkan dengan peran organisasi regulatori. Scara formal prinsip tersebut menuangkan etika yang dengan tindakan dan kegiatan dilaksanakan. Prinsip tersebut menetapkan bahwa seluruh tindakan dan keputusan haruslah dari standar etika yang paling tinggi.; terbuka terhadap masyarakat; menggunakan sumber daya badan secara efisien; tepat waktu , koheren dan logik; dan didasarkan pada pengetahuan yang tersedia terbaik. Prinsip tersebut ditetapkan dengan masukan dan dukungan staf regulatori. Mereka akan secara mencolok terpaksa dalam bidang kerja badan regulatori dan menggunakan secara periodik melakukan swa-kai badan. Pernyataan terdokumentasi formal dari prinsip regulasi yang baik dan nilai-nilai yang terorganisir mendefinisikan nilai budaya yang ada dalam badan dann mendukung kesinambungan nya ke masa yang akan datang. Pernyataan melengkapi pemanfaat suatu pengertian nilai regulator; mereka adalah penting dalam pengambangan dan pengkuatan dialog kontruktis tentang budaya keselamatan dan hal lainnya. Pernyataan tersebut juga memberikan tonggak acuan yang dengannya mengkaji apakah tindakan regulatori dan kegiatan internal organisasi terukur sampai prinsip dan nilai.
Atrbut Budaya Keselamatan INSAG-4
Topik kontroversil diperlakukan dalam peragaan terbuka. Pendekatan terbuka diadopsi untuk menysusun tujuan keselamatan sehingga yang dengannya mereka mengawasimempunyai kesempatan memberikan komentar terhadap tentang maksud.
Praktek Yang Baik 1 Badan regulatori bermaksud menetapkan pernyataan kebijakan pada tujuan keselamatan untuk PLTN domestiknya. Badan regulatori mengakui bahwa penetapan tujuan keselamatan numerik akan menjadi kontroversil dan akan mempunyai potensi untuk mensyaratkan perubahan untuk dilakuakn dalam desain dan operasi instalasi yang telah beroperasi. Tujuan keselamatan yang diusulkan dipublikasi untuk komentar masyarakat
dan
disebarkan
kepada
organisasi
yang
terkait
dan
kelompok
berkepentingan khusus. Akhirnya tujuan keselamatan yang disetujui tersebut ditetapkan dengan partisipasi dan masukan industri PLTN, masyarakat dan kelompok
6
yang perkepentingan khusus. Dalam hal ini tujuan keselamatan numerik yang ditetapkan dikuantifikasi berdasarkan dasar resiko probablistik. Hal yang terbuka dalam hal mana tujuan keselamatan yang telah ditetapkan melayani kepentingan masyarakat untuk perlindungan kesehatan masyarakat dan keselamatan dan juga kepentingan industri daya untuk menjamin tidak ada beban finansial yang tidak perlu dipaksakan. Prosedur menekankan dukungan seluruh pihak untuk mencocokkan tujuan keselamatan akhir.
Praktek Yang Baik 2 Pimpinan senior pihak regulatori menyelenggarakan konferensi regulatori umum tahunan dengan perwakilan senior dari organisasi reaktor daya yang beroperasi untuk menyajikan informasi dan perubahan tinjauan tentang topik keselamatan yang dihairi secara luas dan termasuk diskusi panel industri-regulator pada masing-masing topik keselamatan. Pihak regulatori dan pimpinan senior industri menggunakan forum tersebut untuk menyajikan tinjauan dan strategi penyelesaian yang diusulkan mereka tentang hal keselamatan utama yang dihadapkan pada industri daya nuklir. Konferensi informasi regulatori memberikan industri nuklir sarana yang terbuka dan efektif untuk menginformasikan badan regilatori tentang pandangannya tentang penyelesaian yang mungkin mengenai hal kontroversial yang ada saat itu yang ditinjau ulang dalam pihak regulatori.
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Regulator mengakui bahwa tanggung jawab utama keselamatan tetap pada organisasi operasi dan tidak pada regulator. Untuk maksud ini, regulator menjamin bahwa persyaratan regulatori adalah jelas dan tidak begitubegitu bersifat menentukan sehingga menimbulkan kendalah yang tidak semestinya.
Praktek Yang Baik 1 Setelah beberapa tahun mempunyai persyaratan yang relatif bersifat menentukan, badan regulatori memprakarsai diskusi . industri dan masyarakat tentang resiko dari instalasi nuklir dan memperkenalkan pendekatan perizinan yang bersifat kurang menentukan. Hal ini mengarah ke penerbitan dokumen tentang pokok resiko yang mengklarifikasi dan menjelaskan posisi regulatori. Hasilnya jelas, tetapi kurang bersifat menentukan, persyaratan perizinan memungkinkan pemanfaat mengusulkan pendekatan
keselamatan
khusus
pemanfaat,
yang
mengkonfirmasi
terhadap
persyaratan yang kurang bersifat menentukan dan harus disetujui oleh regulator. Hal ini menuju kefleksibilitasan yang lebih besar dalam kecocokan persyaratan
7
keselamatan dan sifat kepemilikan yang lebih besar mengenai pendekatan keselamatan yang disetujui oleh pemanfaat. Derajat sifat menentukan regulatori dapat bervariasi sebagai hasil dari budaya lokal,
tahapan
pada
program
keselamatan
nuklir
dan
kebutuhan
akan
mempertahankan kendali regulatori dan kepercayaan masyarakat yang memadai.
2.2 PERSYARATAN DI TINGKAT KEBIJAKAN PADA PEMANFAAT
2.2.1 Pernyataan tentang kebijakan keselamatan
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Suatu organisasi yang menjalani kegiatan dengan memikul beban keselamatan instalasi nuklir membuat pernyataan kebijakan keselamatan untuk mengenali dan memahami dengan baik tanggung jawabnya. Pernyataan ini diberikan sebagai petunjuk kepada staf, dan untuk menyatakan tujuan organisasi dan komitment masyarakat dari pimpinan perusahaan terhadap keselamatan instalasi nuklir.
Praktek Yang Baik 1 Pemanfaat mempersiapkan, mendokumentasikan dan mendistribusikan kepada seluruh pimpinan, staf dan kontraktor suatu pernyataan yang jelas dan ringkas tentang kebijakan kesehatan dan keselamatannya. Dokumen kebijakan dituliskan termsuk pernyataan yang dengan jelas menentukan peran dan tanggung jawab individual untuk menjamin keselamatan dalam organisasi. Pemanfaat menghindari pengeluaran yang terlalui banyak tentang kebijakan, yang dapat memperlemah dan kejelasan dan kepentingan kebijakan kesehatan dan keselamatan.
Praktek Yang Baik 2 Deparatemen keselamatan perusahaan mempersiapkan dan mendistribusikan buku induk keselamatan operasi nuklir untuk menginformasi kepada angota staf bagaimana kebijakan keselamaatan perusahaan diharapkan untuk diimplementasikan. Pengantar buku induk tersebutyang ditandatangani kepala karyawan eksekutif senior perusahaan menekankan, antara benda liannya, kepentingan menuju puncak tentang keselamatan terhadap perusahaan. Buku induk membeberkan pentingnya konsep dan prisip keselamatan, peran yang bersesuaian dan tanggung jawab keselamatan dari organisasi/departemen di negaranya dan dalam perusahaan. Hal ini menyajikan dengan cara yang sederhanan dan jelas, dari desain hingga operasi sampai
8
dekomisioning, dan juga bagaimana pertahan berlapis terjamin pada setiap tahapan. Buku induk juga menjelaskan konsep budaya keselamatan dan efeknya pada sikap pekerja pemanfaat terhadap keselamatan. Buku induk tersebut juga digunakan sebagai pendukung untuk pelatihan keselamatan instalasi setempat dan memberikan conoth bagaimana stad dapar dengan efektif diinformasikan tentang komitmen pemanfaat terhadap kebijakan keselamatan dan penerapan efektifnya.
2.2.2 Struktur Manajemen Atriut Budaya Keselamatan INSAG-4 Implementasi
kebijakan
keselamatan
pemanfaat
mensyaratkan
bahwa
akuntabilitas dalam hal keselamatan adalah jelas. Sebagai tambahan, organisasi
yang
memberikan
besar
dengan
dampak
ketidak-tergantungan
unit
keselamatan manajemen
instalasi internal
nuklir dengan
tanggungjawa terhadap pengawasan kegiatan keselamatan nuklir.
Praktek Yang Baik 1 Pemanfaat meningkatkan keefektifan manajemen pada instalasi daya yang beroperasinya dengan mengurangi jumlah lapisan organisasional untuk mengklarifikasi akuntanbilitas keselamatan. Tingkat kunci terdiri dari berikut ini: (a) tingkat kerja (misalnya operator instalasi) terlibat dengan tugas operasional khusus. (b) Pimpinan tim dan spesialis pendukung terlibat dengan pelengkapan layanan kepada
tingkat kerja. Pimpinan tim bertanggung jawab terhadap perencanaan
kerja dan pengkoordinasian pelatihan untuk stafnya, sementara spesialis (misal fisikawan) melengkapi saran teknis khusus. (c) Kepala seksi atau fungsional melibatkan pengelolaan proses atau system. Mereka bertanggung jawab atas pengembangan standar operasional dan menjamin bahwa bagian mereka dari rencana bisnis keseluruhan unit tersebut tercapai. (d) Manajemen unit melibatkan pengembangan rencana strategis jangka panjang untuk unit tersebut dan terhubung dengan pemanfaat dan badan regulatori. Perubahan struktur manajemen meningkatkan komunikasi vertikal setempat karena jumlah yang lebih kecil dari tindakan lapisan organisasi sebagai saringan untuk dikomunikasikan. Ia juga meningkatkan kerja tim antara fungsional karena pengelompokan organisasional yang lebih besar pada masing-masing tingkat.
Contoh tersebut memperlihatkan keuntungan mempunyai struktur manajemen dengan jalur komunikasi yang jelas.
9
Praktek Yang Baik 2 Pemanfaat mempunyai unit organisasional yang bertindak sebagai regulator keselamatan dan kesehatan internal sebagai opsir eksekutif kepala pemanfaat. Unit internal tidak mempunyai tanggung jawab langsung keselamatan, sebagaimana hal ini terletak pada manajemen setempat. Unit tersebut mempunyai inspector permanen yang diangkat untuk masing-masing unit operasi. Inspektor bekerja sebagai mata dan telinga dari opsir eksekutif kepala, khususnya dalam mengamati praktek keselamatan pada masing-masing unit. Inspektor juga membantu pimpinan lapangan dalam memahami tanggung jawab legal mereka yang terhubung dengan keselamatan. Inspektor dipilih berdasarkan pengalaman keselamatan operasional yang luas mereka. Inspektor dari dalam mampu mengidentifikasi hal-hal mengenai budaya keselamatan yang lebih baik dibandingkan inspector dari luar. Inspektor dari luar bertanggung jawab untuk mengkaji pengalaman keselamatan instalasi, mengajukan usul modifikasi instalasi yang signifikan dan kecendrungan kinerja (misalnya, trip reactor). Contoh tersebut memperlihatkan suatu pendekatan efektif yang diambil salah satu pemanfaat untuk pengkajian independen dan pengawasan sikap keselamatan dan praktek keselamatan dari organisasi jalur.
2.2.3 Sumber daya
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4
Sumber daya yang memadai diberikan kepada keselamatan.
Praktek Yang Baik 1 Kelompok tugas disusun untuk memberikan sumber daya bagi prakarsa peningkatan budaya keselamatan. Anggota dan relawan ditarik dari unit organisasi lain pada tempat kerja dan secara tipikal ditugaskan untuk kelompok tersebut selama enam bulan. Kelompok tersebut ditugaskan untuk mengidentifikasi daerah untuk peningkatan berdasarkan pada pengalaman mereka sendiri, mengaudit daerah tersebut dan menemukan tinjau ulang keselamatan. Daerah yang tidak memadai tertunjukkan proses perencanaan kerja setempat dipilih untuk tindak lanjut. Prakarsa mencakup pelatihan kesadaran keselamatan dan peningkatan keselamatan yang terkait dengan pemberian label. Kelompok tugas memberikan staf kesempatan memulai dan berpartisipasi dalam prakarsa peningkatan keselamatan dan untuk merubah ide dan pengetahuan dengan personil tempat kerja lain. Pengalaman juga mendukung tim kerja
10
organisasional yang ditingkatkan setelah anggotanya kembali ke tanggung jawab jalurnya.
Praktek Yang Baik 2 Mengikuti tinjau ulang yang hati-hati tentang persyaratan pelatihan departemen operasi, peningkatan yang signifikan dalam pelatihan nyang dibutuhkan diidentifikasi. Secara khusus, sumber daya staf tambahan diidentifikasi sebagaimana perlu untuk departemen operasi untuk melaksanakan tunjukan tugas normalnya sementara waktu yang cukup memungkinkan untuk pelatihan yang disyaratakan untuk dipenuhi. Berdasar tinjau ulang sumber daya tambahan, ditentukan bahwa departemen lain pada instalasi tersebut dapat merelokasikan anggota terpilih mereka dari staf mereka ke departemen operasi tanpa kehilangan keefektifan. Hal ini adalah suatu contoh dari dimana sumber daya yang memadai diberikan ke keselamatan telah secara hati-hati ditinjau ulang dan kegagalan kecil teridentifikasi dapat dikoreksi. Budaya keselamatan bukanlah penyederhanaan yang dimaksudkan untuk meningkat staf dari unit, tetapi untuk menempatkan sumber daya yang memadai untuk keselamatan.
2.2.4 Swa-regulasi Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Sebagai hal kebijakan, seluruh organisasi menyusun secara reguler tinjau ulang hal-hal praktek mereka yang berkontribusi terhadap keselamatan instalasi nuklir.
Praktek Yang Baik 1 Tinjau ulang kejadian operasi termasuk suatu pengenal bagi signifikansi budaya keselamatan. Tiga elemen taxanomi digunakan untuk pengenal tersebut berdasarkan INSAG-4. Elemen tersebut terdiri dari: (a) Orang (misalnya,
kompetensi dan kesadaran staf mengenai bahaya dan
kendalinya); (b) Proses (misalnya, kemampuan system manajemen untuk menyediakan kepada pengkajian resiko, prosedur, system untuk pelatihan, audit dan penyusunan pemantauan); (c) Budaya (misalnya, komitmen terhadap keselamatn, adopsi pendekatan yang teliti dan kuat dan prioritas organisasional terhadap keselamatan termasuk ketetapan sumber daya yang memadai).
11
Contoh ini memperlihatkan keuntungan pemantauan organisasional dari budaya keselamatan sebagai bagian dari proses swa-kaji.
Praktek Yang Baik 2 Eksekutif senior dari pemanfaat mengembangkan julat indikator kinerja kuantitatif yang berhubungan dengan budaya keselamatan, yang secara rutin dievaluasi pada pertemuan tinjau ulang keselamatan perusahaan. Indikator tersebut merefleksikan berbagai atribut budaya keselamatan yang baik dan termasuk fitur seperti jumlah kunjungan manajemen instalasi ke lapangan yang dilakukan, jumlah pelatihan keselamatan yang dilaksanakan dan jumlah kerusakan pemeliharaan yang dikenali. Keseluruhan, indicator tersebut memberikan eksekutif senior suatu pengkajian derajat yang terhadap praktek keselamatan aktual konsisten dengan budaya keselamatan yang diinginkan pada masing-masing tempat. Contoh ini memperlihatkan pendekatan sukses yang digunakan pemanfaat untuk secara periodik melakukan tinjau ulang terhadap budaya keselamatan keseluruhan organisasi.
2.2.5 Komitmen
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4
Berdasar personel, pimpinan pada tingkat paling senior mempertunjukkan komitmennya dengan perhatian terhadap tinjau ulang reguler atas proses keselamatan nuklir, dengan sangat mementingkan secara langsung dalam perhatian yang lebih signifikan tentang keselamatan nuklir atau mutu produk sebagaimana beradanya, dan dengan sering mestir pentingnya keselamatan dan mutu dalam komunikasi terhadap staf.
Praktek Yang Baik 1 Sasaran numeric untuk keselamatan instalasi dan tolok ukur kinerja secara berjenjang dibangkitkan dengan dasar tahunan untuk mempromosikan secara sinambung peningkatan keselamatan dan kinerja. Pimpinan yang mempunyai tanggung jawab bertalian terhadap berbagai tolok ukur ditunjuk bertanggung jawab untuk penjaluran, pencendrungan, pendokumentasian dan pelaporan keselamatan dan kinerja terhadap sasaran pada pertemuan status bulanan. Pertemuan tersebut dihadiri secara luas oleh pimpinan lapangan dan pemanfaat. Eksekutif nuklir senior dan opsir eksekutif kepala juga menghadiri dan secara aktif berpartisipasi pada setiap pertemuan
12
tersebut. Eksekutif menggunakan pertemuan tersebut untuk menekankan terhadap pimpinan pentingnya mencapai tujuan yang ditetapkan dan secara khusus pencapaian tujuan keselamatan sebagai prioritas paling tinggi. Keberadaan pimpinan tingkat eksekutif paling senior pada pertemuan status bulanan secara visi dapat dipertunjukkan pentingnya penempatan pencapaian pada tujuan keselamatan yang ditentukan. Keberadaan dan masukannya mempunyai efek dari penekanan selanjutnya dari sikap organisasional instalasi dari keselamatan utama sementara secara giat menempatkan kebutuhan peningkatan pada kinerja instalasi keseluruhan.
Praktek Yang Baik 2 Pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas tempat kerja sering menghadiri pertemuan perencanaan harian pimpinan instalasi dengan kepala departemennya dan penyelia kepala mereka. Sebagai tambahan terhadap yang telah diinformasikan tentang hal dan kegiatan operasional instalasi yang signifikan, direktur tempat kerja menggunakan
kehadirannya
pada
pertemuan
untuk
secara
periodic
mengkomunikasikan pentingnya menjamin mutu yang tinggi atas pemberesan masalah yang berhubungan dengan keselamatan yang sedang didiskusikan. Direktur tersebut mengingatkan kehadiran tersebut bahwa walaupun masalah yang mempengaruhi keselamatan telah diselesaikan secara efisien, jadual operasi instalasi akan dimodifikasi jika kebutuhan akan jaminan bahwa standar mutu dan kinerja keselamatan tidak boleh dikompromikan. Kehadiran pimpinan perusahaan pada pertemuan perencanaan operasi untuk secara periodic mengingatkan staf instalasi pentingnya mutu dalam penyelesaian kegiatan kerja yang terkait dengan keselamatan secara visi mempertunjukkan komitmennya terhadap pelaksanaan kegiatan yang signifikan keselamatan dengan cara yang efisien.
2.3 PERSYARATAN ATAS PIMPINAN PADA ORGANISASI OPERASI
2.3.1 Definisi tanggung jawab
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4
Luahan tanggung jawab individual termudahkan dengan jalur wewenang yang unik dan jelas.
13
Praktek Yang Baik 1 Insinyur keselamatan d itempat pada kerja shift untuk menyediakan dukungan teknis dalam mendeteksi dan membenarkan situasi abnormal. Pada beberapa instalasi, awak shift secara signifikan menaikkan kepercayaannya pada insinyur keselamatan untuk keputusan mengenai keselamatan. Hal ini mengakibatkan keraguraguan atas tanggung jawab penyelia shift dan awak shift pada satu sisi dan insinyur keselamatan pada sisi lainnya. Menempatkan hal ini peran dan tanggung jawab yang bersesuaian didefinisikan ulang secara jelas. Pembedaan yang jelas dilakukan antara siapa yang bertugas langsung atas keselamatan dan siapa yang membuat keputusan (misalnya, jalur manajemen) dan siapa yang hanya memberikan layanan dalam peran pemberian saran (misalnya, insinyur keselamatan). Penyelia shift juga diberikan pelatihan keselamatan tambahan yang ekivalen dengan insinyur keselamatan. Contoh tersebut memperlihatkan pentingnya mendefinisikan secara jelas tanggung jawab siapa yang secara langsung mengendalikan keselamatan dan siapa yang memberikan saran teknis.
Praktek Yang Baik 2 Pimpinan instalasi menggunakan prosedur manajemen perubahan formal untuk menjamin bahwa selama reorganisasi staf, staf diingatkan sadar atas tanggung jawabnya selama transisi. Prosedur meminta pimpinan instalasi mengkaji sigfikansi keselamatan sesuatu perubahan personel dan mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan staf tambahan atau perubahan terhadap prosedur. Dokumen implementasi dihasilkan yang membabarkan bagaimana perubahan dikelola dan tanggung jawab yang dialokasikan dimana dalam organisasi staf yang baru. Perubahan yang diusulkan didiskusikan dan disetujui oleh staf yang terpengaruh sebelum diimplementasikan. Contoh ini memperlihatkan pentingnya pengelolaan yang sesuai tentang reorganisasi staf dan membuat staf sadar akan tanggung jawabnya selama dan setelah perubahan tersebut.
Praktek Yang Baik 3 Untuk menjamin tanggung jawab di tempat kerja dipahami secara jelas oleh seluruhnya, peran dan tanggung jawab khusus masing-masing pimpinan dan penasihat teknis adalah secara jelas didefinisikan dan disetujui selama diskusi antara penyelia dan bawahannya. Sebagai tambahan, sumber daya yang ditunjuk untuk masing-masing departemen terdefinisi, bersama-sama dengan salinghubung antara berbagai departemen dan individu. Sekali peran, tanggung jawab, saling hubung, dan sumber daya mereka disetujui, informasi tersebut disirkulasi kepada seluruh staf di
14
tempat kerja. Dalam kasus khusus ini peran dan tanggung jawab secara resmi didokumentasi dan ditanda-tangani oleh seluruh individu yang terlibat. Contoh ini memeperlihatkan pentingnya pendefinisian yang jelas peran dan tanggung jawab individu dan departemen, dan juga interaksi antara departemen atau indivdu.
Praktek Yang Tidak Efektif 1 Suatu penyidikan kejadian mengungkapkan bahwa lembar pengumpulan data survei radiologi memerlukan empat tandatangan terpisah: teknisi radiasi yang mengumpulkan data, penyelia teknisi radiasi, insinyur fisika kesehatan dan penyelia insinyur fisika kesehatan. Juga ditemukan bahwa tidak satupun penandatangan mengerti dengan jelas tanggung jawab tinjau ulang mereka terhubung dengan penandatangan lembar data. Sekali teknisi radiasi telah membubuhkan tingkat radiasi tinggi
abnormal,
masing-masing
penandatangan
percaya
seseorang
lainnya
bertanggung jawab untuk tindak lanjut. Bersesuaian, tidak seorangpun yang menindaklanjuti kondisi radiasi abnormal tersebut. Contoh ini memperlihatkan pentingnya pendefinisian dengan jelas dan penunjukan tanggung jawab individu untuk menghindari kesilapan dan kelalaian melakukan kegiatan terkait dengan keselamatan.
2.3.2 Definisi dan kendali praktek kerja
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Pimpinan menjamin bahwa bekerja tentang yang berhubungan dengan keselamatan nuklir dilaksanakan secara ketat.
Praktek Yang Baik 1 Manajemen menjamin bahwa seluruh staf mempunyai penilaian kinerja individu tahunan oleh penyelia langsung mereka. Diskusi penilaian terstruktur dan resmi dengan dokumen, yang ditandatangani oleh kedua individu pada akhirnya. Setiap aspek tentang kinerja kerja dievaluasi, termasuk yang berkontribusi terhadap keselamatan. Cara memperbaiki kinerja kerja, termasuk pengetahuan dan ketrampilan anggota staf, didiskusikan dan diputuskan atas dasar kebutuhan akan, dan sifat dari, pelatihan tambahan . Contoh ini menggambarkan proses yang efektif yang olehnya pimpinan mempromosikan praktek yang baik yang berpengaruh terhadap kegiatan kerja yang terhubung dengan keselamatan.
15
Praktek Yang Baik 2 Suatu buku kecil disiapkan dengan baik sebelum dikeluarkan dan diberikan kepada kontraktor, yang memberikan informasi yang sangat teliti yang berhubungan dengan keluaran, keselamatan industri, tanggung jawab seksi yang berbeda, prosedur permohonan kerja, pengaturan tanda pengenal, rencana keluaran, lokasi kontak person dan nomor telepon dan informasi logistik. Contoh ini memperlihatkan nilai jaminan bahwa staf dan kontraktor sadar akan informasi yang berhubungan dengan keselamatan yang relevan.
Praktek Yang Baik 3 Manajemen menyediakan salinan terkendali dari diagram jalur sederhana dan prosedur operasi untuk perlengkapan yang terhubung keselamatan pada masingmasing daerah perlengkapan. Hal ini tersedia berdasarkan pebagian tempatnya bagi personil yang tidak langsung bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan atau inspeksi perlengkapan pada daerah tersebut (misalnya, pimpinan dan penyelia), yang memampukan mereka melaksanakan tinjau ulang konfigurasi sistem bagian daerah. Praktek ini meningkatkan keefektifan turba pimpinan ke daerah perlengkapan instalasi dan meningkatkan komunikasi dengan personil yang secara langsung bertanggung jawab melaksanakan kegiatan kerja atas perlengkapan tersebut.
Praktek Yang Tidak Efektif 1 Pimpinan operasi meminta operator menaikkan daya lebih cepat dibandingkan dengan yang telalh dilakukan sebelumnya. Tanggapan akan permintaan tersebut operator reaktor memerintahkan operator perlengkapan instalasi untuk mengabaikan sejumlah pemeriksaan penjajaran katup pra—mulai. Sebagaimana hal itu dilakukan, salah satu katup yang seyogiyanya diperiksa untuk penjajaran yang benar tidak pada posisi yang benar untuk mulai, Kesalah jajaran katup tersebut hasil dari tidak dikembalikannya katup tersebut ke posisi normal mengikuti penyelesaian uji pemeliharaan terdahulu. Kesalah-jajaran katup tersebut menghasilkan sistem instalasi mendasar secara efektif ke luar dari layanan. Sistem ke luar dari layanan menyebabkan reaktor trip selama kenaikan daya. Contoh ini memperlihatkan pentingnya pimpinan mentaati prinsip bahwa seluruh tugas yang disyaratkan dilaksanakan secara ketat tanpa menghiraukan keadaan.
2.3.3 Kualifikasi dan pelatihan
16
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Pimpinan menjamin bahwa stafnya sepenuhnya kompoten untuk tugasnya.
Praktek Yang Baik 1 Seorang pimpinan operasi mengamati dan mengevaluasi latihan simulator mingguan masing-masing awaknya. Pimpinan mengevaluasi masing-masing latihan dan mengkomunikasikan bagaimana anggota awak secara individu harus tanggap terhadap aspek khusus peristiwa (misalnya ketika memasuki rencana kedaruratan tempat kerja). Pimpinan tersebut juga menggunakan latihan tersebut untuk menekankan dan/atau mengklarifikasi standar yang disyaratkan dan harapan atas kinerja anggota awak. Pengamatan pimpinan operasi tentang latihan simulator mingguan memberikan pengetahuan tanpa perantara langsung tentang kompotensi masing-masing anggota awak untuk melaksanakan tugas yang dibebankan sebagai tanggapan terhadap peristiwa. Keberadaan pimpinan dan keterlibatan pimpinan juga menjamin bahwa penyimpangan dari kinerja yang diharapkan segera dikenali dan dibenarkan.
Praktek Yang Baik 2 Operator perlengkapan instalasi dan pekerja pemeliharaan menghadiri kursus keselamatan nuklir untuk melengkapi pelatihan teknis mereka. Kursus se hari memberikan pemahaman membaik tentang tempat kerja, desain yang terhubung dengan keselamatan instalasi dan dampak melekat potensil dari kegiatan operasional dan pemeliharaan. Instalasi yang lain memnfaatkan kursus khusus tentang budaya keselamatan dan pencegahan keselamatan manusia yang didukung oleh pita video yang melibatkan pimpinan aktual untuk menjelaskan kegiatan kerja tertentu pada instalasi tersebut. Contoh tersebut menggambarkan tanggung jawab pimpinan untuk menjamin bahwa
individu
memahami
secara
gamblang
potensil
terhadap
kegiatannya
menurunkan keselamatan instalasi. Pelatihan demikian juga mepromosikan sikap ingin tahu terhadap kerja yang dibebankan.
Praktek Yang Baik 3 Pimpinan dan penyelia pemanfaat menghadiri kursus manajemen tentang budaya keselamatan untuk melengkapi pelatihan ketrampilan manajemennya. Kursus dua hari memberikan pimpinan jalur kesadaran dan ketrampilan yang perlu untuk pemahaman dan pengelolaan yang lebih baik tentang prakarsa peningkatan budaya
17
keselamatan. Kursus tersebur memberikan teknik manajemen fundamental dalam implementasi peningkatan budaya keselamatan dan mengidentifikasi tindakan prioritas (misalnya kepemimpinan dan komunikasi yang terhubung dengan keselamatan). Contoh tersebut menggambarkan pentingnya menjamin bahwa pimpinana jalur mempunyai pengalaman atau pelatiahn untuk peningkatan budaya keselamatan.
Praktek Yang Baik 4 Sebagai suatu cara dari dukungan pelatiha pekerja instalasi yang baru, seorang pekerja instalasi berpengalaman dengan sikap budaya yang baik digunakan sebagai model peran dan berpasangan dengan rangkaian yang baru. Pendekatan ini meningkatkan kontak antara pekerja yang baru dan yang berpengalaman dan memungkin pekerja baru untuk mengambangkan kebiasaan yang baik dan pendekatan budaya keselamatan yang diharapkan jauh lebih efisien Pendekatan ini memungkinkan mengalihkan aspek budaya keselamatan dengan cara yang efisien dan menuju komunikasi yang membaik.
Praktek Yang Baik 5 Perekam pita audio dan video digunakan selama pelatihan pada latihan simulator skala penuh untuk memperbaiki proses umpan balik kinerja dengan memberikan informasi keselamatan. Peserta kursus terbantu untuk belajar dari kesalahan dan kelalaian dan dari kinerja yang baik lainnya. Pelatihan simulator skala penuh yang melibatkan kecelakaan mayor sering termasuk operator perlengkapan lapangan dalam skenario pelatihan. Sementara simulasi skala penuh dalam perkembangannya, operator lapangan bekerja melalui prosedur setempat mereka pada instalasi aktual dan mengingat komunikasi dengan operator ruang kendali pada fasilitas simulator. Hal ini memungkinkan operator perlengkapan di tempat mempraktekkan tindakan yang disyaratkan mereka dan memeriksa sesuatu kesukaran. Pada akhir latihan simulator semua operator, di simulator dan di lapangan, berunding dan menganalisis setiap temuan. Penggunaan pelatihan terpadu efektif menjamin bahwa ruang kontrol dan operator di tempat mampu melaksanakan tugas gabungan mereka selama kecekaan mayor.
Praktek Yang Baik 6 Harmonisasi pelatihan pemanfaat dan kontraktor di bidang mutu dan keselamatan, pencegahan risiko dan ALARA menjamin bahwa kontraktor terlatih untuk tingkat umum. Hal ini menimbulkan kepercayaan yang lebih besar dalam pekerjaan
18
yang dilaksanakan oleh kontraktor pada tempat kerja pemanfaat dan menghasilkan hubungan kerja yang lebih baik antara kontraktor dan staf instalasi. Karena staf instalasi dapat digandakan selama tidak beroperasi dibandingkan dengan operasi normal dan jadual waktu sangat ketat, komunikasi yang baik dan hubungan kerja yang dekat adalah sangat penting. Pengenalan ini dan tolok ukur yang diimplementasikan adalah tahapan yang diambil menuju budaya keselamatan yang baik. Mempermudah konsistensi dalam pelatihan, seluruh kontraktor tetap dan sementara disyaratkan dilatih tentang keselamatan dan mutu. Pita video menjelaskan aturan utama untuk diikuti pada prosedur melekat, swa-periksa dan pencegahan kesalahan manusia. Pelatihan termasuk proteksi radiologi dan penerapan persyarata nrencana kedaruratan.
Praktek Yang Tidak Efektif 1 Hampir separuh dari 50 operator ruang kendali pada salah satu instalasi tidak menghadiri atau tidak menyelesaikan pelatihan penyegaran 12 bulan terakhir sebagaimana disyaratkan regulasi keselamatan badan regulatori. Manajemen instalasi juga tidak memenuhi persyratan mereka sendiri bahwa individu yang telah menyiakan pelatihan harus menyelesaikan kelas penyegaran dalam 12 minggu atau dipindahkan dari tugas shift. Individu terkena termasuk penyelia shift, penyelia shift pembantu, dan operator reaktor. Contoh tersebut memperlihatkan bahwa jika sikap manajemen menempatkan pelatihan kurang penting, pengetahuan dan ketrampilan keselamatan dakan menurun sepanjang waktu dan staf mungkin tidak lama lagi kompeten penuh untuk tugas yang dibebankan padanya.
2.3.4 Penghargaan dan sanksi
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Akhirnya, praktek yang memuaskan tergantung pada perilaku indivdu, sebagaimana dipengaruhi oleh motivasi dan sikap, baik personal maupun kelompok. Pimpinan menghadapi, memuji dan mencari untuk memberikan penghargaan bagi sikap yang dapat dihargai secara khusus dalam hal keselamatan.
Adalah mendasar untuk masing-masing organisasi untuk berhati-hati mengkaji hal yang pada dilakukan penghargaan dan sanksi. Kebijakan dan praktek penghargaan
19
dan sanksi tertentu yang dikembangkan harus konsisten dengan nilai dan kepercayaan budaya setempat jika mereka efektif dalam membangkitkan perlahan-lahan efek positif pada budaya keselamatan organisasi. Berikut adalah contoh penghargaan dan sanksi yang dianggap dalam praktek budaya keselamatan yang baik atau yang tidak efektif dalam budaya setempat yang bersesuaian: -
setiap bulan seorang pekerja dipilih sebagai pemain bintang bulan tersebut dan setiap tahun dipilih salah satu dari mereka untuk penghargaan pemain bintang tahun tersebut. Setiap penghargaan diumumkan dalam jurnal bulanan pemanfaat.
-
Pimpinan instalasi memberikan masing penyelia shift instalasi sejumlah kecil uang untuk menghargai anggota stafnya yanag mempertunjukkan standar keselamatan yang tinggi selama shift.
-
Pimpinan
instalasi
mengirimkan
surat
pribadi
ke
individu
yang
mempertunjukkan tingkat kinerja keselamatan yang tinggi. Surat tersebut dikirimkan ke rumah individu yang bersangkutan dan lebih luas diumumkan atas kebijaksanaan individu tersebut. -
Direktur tempat kerja menetapkan kebijakan “pekerja bulan ini” untuk mengakui pekerja yang telah mempertunjukkan pendekatan keselamatan pengkecualian selama bulan terdahulu. Pekerja yang terpilih masing-masing bulan disebutkan pada berita bulanan instalasi dan diberikan memilih ruang parkir dengan tanda terbaca “pekerja bulan ini”.
2.3.5 Audit, Tinjau ulang dan perbandingan
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Tanggung jawab manajerial termasuk implementasi julat praktek pemantauan yang keluar implementasi tolok ukur jaminan mutu dan termasuk, sebagai contoh, tinjau ulang reguler program pelatihan, prosedur pengangkatan staf, praktek kerja, kendali dokumen dan sistem jaminan mutu.
Praktek Yang Baik 1 Kuisioner budaya keselamatan digunakan manajemen untuk memahami dan mengukur lebih baik persepsi, sikap dan kepercayaan dari staf di tempat kerja. Kuisioner dikembangkan menggunakan kelompok fokus untuk mengidentifikasi topik dan isu untuk dicakup. Uji coba berikut menggunakan kuisioner yang dibagikan nmelalui organisasi. Untuk melengkapi analisis independen dari temuan kuisioner
20
lengkap dikaji oleh personil luar. Kuisioner digunakan untuk melengkapi teknik pemantauan lain seperti audit untuk mengidentifikasi isu budaya keselamatan. Banyak kelemahan pada sikap keselamatan teridentifikasi menggunakan kuisioner budaya keselamatan, yang memungkinkan manajemen mengembangkan rencana tindakan untuk mempertimbangkan defisiensi.
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Pimpinan melakukan penyusunan untuk keuntungan dari seluruh sumber daya dari pengalaman yang relevan, penelitian, pengembangan teknis, data dan kejadian operasional yang sigfikan keselamatan, seluruh nya dievaluasi secara berhati-hati dalam konteks mereka sendiri.
Praktek Yang Baik 2 / Praktek Yang Tidak Efektif 1 Organisasi rekayasa perusahaan melaksanakan pengkajian teknis yang sangat lengkap
untuk
mengidentifikasi
masalah
perlengkapan
instalasi
yang
dapat
mempengaruhi secara potensil operasi instalasi aman. Pengkajian termasuk aspek desain, pemeliharaan, pengujian dan operasi dan mengidentifikasi lebih dari 50 kerentanan yang bsecara lengkap terdokumentasi dalam laporan teknis rinci. Laporan tersebut ditujukan kepada pimpinan instalasi untuk tinjau ulang dan tindak lanjut. Audit eksternal instalasi melaksanakan sembilan bulan setelah laporan tersebut dikeluarkan menemukan bahwa manajemen instalasi telah memprakarsai tidak ada tindak lanjut untuk menyelesaikan isu yang diidentifikasi dalam laporan tersebut. Tinjau ulang tindak lanjut rinci segera diprakarsai oleh organisasi teknis internal. Tinjau ulang tindak lanjut menentukan
bahwa
perlengkapan
keselamatan
tertentu
tidak
akan
mampu
melaksanakan fungsi yang dimaksudkan terhadapnya pada seluruh situasi yang disyaratkan, yang memerlukan segera tindakan korektif. Studi kerentanan yang lengkap dan dapat diterapkan dengan baik, yang dilakukan organisasi rekayasa luar, menunjukkan sikap positif yang kuat oleh manajemen rekayasa dalam menjamin keselamatan instalasi. Akan tetapi, tanggapan tidak pada waktunya oleh manajemen instalasi terhadap isu yang diidentifikasi dalam studi tersebut menunjukkan kelemahan pada sikap dan tanggung jawab keselamatan mereka ke arah potensil informasi keselamatan yang signifikan.
Praktek Yang Baik 3 Pimpinan instalasi membuat berguna audit yang dikembnangkan eksternal dan prosedur tinjau ulang sebagai bagian pengkajian menyeluruh kinerja instalasi. Sistem audit dan tinjau ulang ini terdiri dari daftar berperingkat dari praktek keselamatan yang
21
baik yang digunakan oleh pimpinan instalasi untuk mengkaji perluasan dan keefektifan praktek keselamatan instalasi sebagai cara meningkatkan budaya keselamatan. Pengkajian digunakan untuk membuat benchmark kinerja instalasi lawan yang telah digunakan oleh instalasi dan pemanfaat yang lain sistem audit dan tinjau ulang yang sama atas organisasi dan instalasi mereka sendiri. Daftar praktek yang baik juga digunakan sebagai sumber ide untuk peningkatan di masa depan. Contoh ini memperlihatkan keuntungan penggunaan perbandingan eksternal saat meninjau ulang kinerja instalasi.
Praktek Yang Baik 4 Pimpinan instalasi dekat pemanfaat mengembangkan proses tinjau pakar (similar dengan misi OSART) untuk instalasi mereka, tetapi dilaksanakan oleh pemanfaat. Tim pakar dari tempat lain dalam pemanfaat dan dari instalasi pemanfaat lain melaksanakan tinjau ulang yang dalam tentang manajemen operasi instalasi. Tinjau ulang menyelidiki isu yang berjulat luas termasuk manajemen operasi, manajemen pemeliharaan, kesiapsiagaan dan pelatihan kedaruratan. Masing-masing instalasi mempunyai tinjau ulang demikian yang dilaksanakan tiga atau empat tahun sekali. Proses tersebut memungkinkan instalasi terevaluasi diberikan kepada tinjau pakar tentang program dan praktek mereka yang berkontribusi terhadap keselamatan nuklir. Contoh ini menjelaskan proses yang efektif untuk tinjau ulang yang ketat dari praktek instalasi oleh pengevaluasi intalasi yang berpengalaman yang independen dari unit yang sedang diuji tersebut. Swa-kajian relawan dengan peninjua ulang pakar yang berpandangan bersih memberikan pengertian yang efektif tentang penerapan standar kinerja keselamatan eksternal tingkat tinggi terhadap instalasi yang dievaluasi. Hal ini memberikan kesempatan untuk menaikkan standar kinerja aktual dari instalasi yang dievaluasi.
Praktek Yang Baik 5 Sistem berbasis komputer digunakan untuk menganalisis keandalan dan ketidak tersediaan sistem keselamatan
sebagai masukan untuk PSA instalasi.
Ketidak-tersediaan sistem juga disajikan dan didiskusikan sebagai indikator kinerja dalam laporan bulanan departemen keselamatan nuklir. Cara mengurangi ketidaktersediaan komponen yang terkait dengan keselamatan secara reguler didiskusikan atara tim operasi, pemeliharaan dan keselamatan. Sistem berbasis komputer memungkinkan untuk pengotimasian kegiatan pemeliharaan dan
pengujian dan
membantu memenuhi tantangan pengurangan ketidak-tersedian sistem keselamatan.
22
Ketidak-tersediaan sistem keselamatan dikurangi oleh faktor tiga dalam waktu kurang dari tiga tahun. Praktek ini menggaris bawahi keuntungan dengan mengambil keuntungan metode analisis baru untuk enaikkan margin keselamatan.
2.3.6 Komitmen
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Adalah tugas pimpinan untuk menjamin bahwa stafnya tanggap akan dan il keuntungan dari rangka kerja praktek yang ditetapkan dan, dengan sikap dan contoh, menjamin bahwa stafnya secara berkelanjutan termotivasi ke tingkat tinggi kinerja personal dalam tugasnya.
Praktek Yang Baik 1 Seorang pimpinan seksi
departemen operasi atau penyelia shift secara
periodik mengiring dan mengamati kinerja operator perlengkapan saat mengunjungi mereka. Selama kunjungan pimpinan memberikan operator perlengkapan petunjuk dan umpan balik atas kegiatan pengawasan tertentu dan mengkomunikasikan standar mereka dan harapan akan pelaksanaan tugas yang ditujukan kepada operator perlengkapan. Seorang pimpinan atau penyelia dipasangkan dengan operator perlengkapan sekitar sekali setiap enam minggu. Beberapa bulan setelah program tersebut diterapkan, penurunan efeisiensi
operator perlengkapan
dilaporkan dan
kerumah-tanggan instalasi dalam bidang perlengkapan diperbaiki. Contoh
tersebut
memperlihatkan
pentingnya
pimpinan
dengan
efektif
mengkomunikasikan standar dan harapannya kepada staf dan dampak positif hal ini pada sikap staf dan kinerja kerja.
Praktek Yang Baik 2 Direktur
lapangan
mengirimkan
memorandum
kepada
stafnya
untuk
mengkomunikasikan komitmennya terhadap keselamatan instalasi dan menekankan harapannya pada hal-hal keselamatan yang mempunyai kaitan langsung dengan masing-masing pekerja. Surat ini dilampirkan terhadap buku induk keselamatan dan dibagikan ke masing-masing departemen. Pesan
pribadi
mengkomunikasikan
dari
pentingnya
direktur dan
lapangan prioritas
yang
kepada
setiap
diberikan
pekerja
terhadap
isu
keselamatan.
23
Praktek Yang Tidak Efektif 1 Organisasi teknik luar melaksanakan studi teknik rinci untuk menentukan apakah memilih katup terhuubung keselamatan pada instalasi rentan gagal (kegagalan membuka) pada kondisi desain tertentu. Analisis dilakukan menanggapi dokumen umpan balik pengalaman operasional yang diterima dari organisasi keselamatan luar. Dokumen umpan balik berdasarkan pengalaman dengan katup tersebut dan tindakan korektif yang dilakukan pada beberapa instalasi nuklir. Studi teknik luar menyimpulkan bahwa kerentanan yang serupa untuk kegagalan katup terhubung keselamatan ada pada kedua unit instalasi nuklirnya. Organisasi teknik luar tersebut menyampaikan laporan studinya kepada manajemen lapangan dan merekomendasikan bahwa tindak korektif segera diimplementasikan pada katup terhubung keselamatan terpilih. Pimpinan lapangan menolak modifikasi yang direkomendasikan berdasarkan fakta bahwa tidak ada kegagalan katup atau penurunan kinerja dari pilihan katup yang dialami di luar instalasi pemanfaat tidak pernah melaporkan atas unit instalasinya. Sekitar tiga tahun kemudian selama tidak berfungsinya instalasi, ditemukan salah satu katup terhubung keselamatan telah gagal (tertutup) dan katup keselamatan lainnya sangat rusak, Berikutnya, seluruh katup yang berpengaruh potensi pada unit yang beroperasi tersebut dimodifikasi sebelum operasi instalasi dan katup rentan gagal pada unit operasi dimodifikasi selama saat tidak beroperasi berikutnya. Contoh tersebut memperlihatkan pentingnya komitmen manajemen terhadap keselamatan dan pentingnya menjamin bahwa stafnya menanggapai dengan kuat praktek rangka kerja yang ditetapkan seperti proses untuk evaluasi dan tanggapan terhadap pengalaman operasional luar.
2.4 TANGGAPAN INDIVIDU 2.4.1 Sikap ingin tahu
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Tanggapan seluruh orang yang bekerja keras untuk fadilat dalam hal mempengaruhi keselamatan nuklir dikarakterisasi oleh sikap ingin tahu.
Praktek Yang Baik 1 Selama tidak beroperasi karena refueling, katup berterubah tekanan dipisahkan dan diperbaharui di bengkel pemeliharaan. Pada akhir saat tidak beroperasi ntersebut, katup tersebut dipasang kembali, diuji dan dikualifikasi ulang di tempat. Uji kualifikasi ulang telah sesuai dengan prosedur dan seluruh karakteristik terverifikasi. Akan tetapi, kontraktor pemeliharaan menemukan cincin perapat kecil terletak di tanah dekat katup
24
tersebut. Ketika perkakas rinci dan suku cadang yang tertinggal setelah kegiatan pemeliharaan dievaluasi, cincin tersebut tersebut ditentukan sebagai berlebih. Kontraktor mempertanyakan penemuan ini dan dengan segera dilaporkan kelebihan cincin ke pimpinan departemen mekanik. Perkara ini dibawa ke pimpinan operasi yang memutuskan menunda memulai operasi instalasi dan menjadikan rekator shutdown. Katup tersebut diinspeksi ulang dan ditemukan bahwa cincin perapat dimaksud berasal dari katup tersebut. Contoh tersebut menggambarkan pentingnya sikap ingin tahu terhadap keselamatan instalasi.
Praktek Yang Baik 2 Manajemen menetapkan kebijakan keselamatan bahwa panel pengumum ruang kendali dikenai pemeliharaan mendekati kondisi kotak hitam (yaitu pemadaman) selama operasi instalasi. Dalam pengejaran tujuan ini, perlengkapan yang mengalami penurunan kinerja atau gagal pada instalasi yang melibatkan lampu panel pengumum ruang kendali segera diperbaiki untuk memampukan panel pengumum kembali mendekati kondisi kotak hitam secepat mungkin. Sebagai tambahan, seluruh daerah dan ruang perlengkapan terhubung keselamatan dijaga dalam penampilan yang tampak bersih melalui pemeliharaan perlengkapan, lantai, dinding dan permukaan loteng dicat menjadi kondisi tampak baru. Kebijakan dan praktek keselamatan ini meningkatkan kemampuan operator perlengkapan dan staf pemeliharaan untuk melihat kondisi dan keadaan yang tidak umum dan oleh karenanya mempromosikan sikap ingin tahu di antara pekerja instlasi.
Praktek Yang Tidak Efektif 1 Praktek yang tidak efektif berikut diamati pada instalasi yang berbeda: (a) walaupun dihindarkan prosedur, dua pompa system keselamatan beroperasi sementara mereka terkait dengan penukar panas diberi tanda tidak dalam layanan. Kondisi tersebut tidak diketahui selama lebih dari tiga jam walaupun oleh indikasi ruang kendali. (b) Pengumum/alarm ruang kendali tidak selalui terselidiki dan terus dipertanyakan sebagaimana sebabnya. (c) Pompa umpan air utama dan turbin dijalan tanpa oli pelumas. Bearing pompa umpan air yang menyebabkan alarm suhu tinggi tidak dipertanyakan atau diselidiki.
25
(d) Alarm pendingin shutdown tidak dipertanyakan selanjutnya oleh operator ruang kendali dan adalah suatu factor yang memungkinkan saluran balik pendingin shutdown jatuh ke bawah nilai minimum yang diizinkan. (e) Pada turba selama inspeksi pihak regulatori, salah satu baut yang dikencangkan pada katup isolasi uap utama didapati tidak ada.
Pengamatan
di
atas
melibatkan
masalah
yang
tak
dapat
deteksi
memperlihatkan pentingnya individu mempunyai sikap ingin tahu. Prakarsa tersebut membuktikan keberhasilan mempromosikan sikap ingin tahu yang dimiliki ke bentuk penyederhanaannya dan mendukung yang telah diterima dari staf regulatori dan pemanfaat senior.
2.4.3 Komunikasi
Atribut Budaya Keselamatan INSAG-4 Individu mengakui bahwa pendekatan komunikasi adalah penting untuk keselamatan. Hal ini meliputi: memperoleh informasi yang berguna dari yang lain; meneruskan informasi kepada yang lain; melaporkan dan mengdokumentasi hasil kerja baik rutin maupun tidak umum; mmengusulkan prakarsa keselamatan yang baru.
Praktek Yang Baik 1 Sederet workshop yang membangkitkan kesadaran bagi pimpinan tim, kepala seksi dan manajemen instalasi diprakarsai pada instalasi yang mencari untuk perbaikan budaya keselamatannya. Maksud workshop tersebut adalah untuk mencapai consensus segenap tempat kerja atas isu budaya keselamatan yang signifikan dan untuk menghasilkan ide untuk peningkatan. Isu yang diidentifikasi termasuk kesalahpahaman prioritas keselamatan dan persangkaan bahwa individu tertentu ditugaskan tahan terhadap kejadian. Workshop memperluas pengenalan tentang kebutuhan akan perhatian terhadap masalah yang diidentifikasi dan penguatan kepemilikan untuk selanjutnya mengusulkan prakarsa peningkatan. Contoh tersebut memperlihatkan pentingnya pimpinan mendengarkan dan melibatkan staf pada prakarsa peningkatan. Keberhasilan sesuatu prakarsa tidak taktergantung pada penerimaan dan individu yang mempengaruhi kemampuan teknik mereka.
Praktek Yang Baik 2
26
Setiap bulan eksekutif nuklir senior memilih beberapa pekerja instalasi yang dengan melakukan peningkatan komunikasi vertical dalam organisasi. Individu tersebut memberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dan juga isu dan perhatian. Eksekutif senior menggunakan pertemuan untuk mengukur perhatian tingkat lebih rendah tanpa pimpinan menengah menyaring pesan dan untuk mengklarifikasi standar dan harapan manajemen. Pertemuan bulanan membantu untuk mengidentifikasi perhatian pekerja dan isu yang secara negatif berdampak pada kinerja keselamatan organisasional dan membantu untuk tindak korektif segera. Contoh tersebut memperlihatkan pentingnya pendekatan komunikasi dan perolehan informasi yang berguna dari lainnya sehingga tindakan dapat dilakukan jika perlu untuk meningkatkan keselamatan.
Praktek Yang Baik 3 Tilikan ketersediaan keselamatan ditetapkan manajemen dalam konteks pertemuan kelompok tinjau ulang keselamatan. Tilikan terdiri dari tinjau ulang dan diskusi konservatif dari keputusan yang dibuat selama bulan sebelumnya terkait dengan tindakan tyang meliputi pemilihan antara keselamatan atau produksi daya. Hal yang paling informative diberikan kepada departemen instalasi untuk menggambarkan pentingnya penempatan keselamatan.
Praktek Yang Baik 4 Pertemuan mingguan ditetapkan oleh manajemen untuk melaporkan kejadian yang berhubungan dengan keselamatan mingguan dengan operator lapangan dan staf pemeliharaan. Pertemuan tersebut dilaksanakan oleh penyelia operasi shift dan informasi untuk pertemuan tersebut disiapkan oleh insinyur keselamatan yang diminta. Kejadian signifikan dan keputusan yang terhubung keselamatan disajikan dan dijelaskan. Isu keselamatan didiskusikan dan operator lapangan dan kepala regu pemeliharaan diminta untuk melaporkan kejadian dan memberikan informasi tambahan. Laporan mingguan pertemuan tersebut disiapkan dan termasuk daftar singkat tindakan dasar yang diputuskan oleh staf untuk meningkatkan keselamatan. Laporan ini dibagi ke manajemen instalasi dan hasil kunci disajikan pada pertemuan komite manajemen mingguan. Pertemuan mingguan ini secara signifikan memperbaiki komunikasi antara insinyur keselamatan, dan staf operasi dan pemeliharaan. Keputusan yang terhubung keselamatan jauh lebih dipahami dan motivasi untuk keselamatan dipromosikan dalam staf lapangan.
27
Praktek Yang Baik 5 Manajemen menetapkan program dan prosedur komunikasi sedang berjalan untuk memantau keefektifan komunikasi terdahulu atas informasi yang relevan dengan keselamatan pada pekerja yang menduduki tingkat paling bawah dalam organisasi instalasi. Untuk komunikasi kebijakan keselamatan signifikan terpilih, harapan dan arahan, kuisioner tertulis sederhana singkat disiapkan untuk mengevaluasi apakah informasi terdahulu diteruskan kepada organisasi oleh manajemen instalasi telah diterima dan dipahami oleh pekerja instalasi pada penyelia jalur pertama dan tingkat pekerja. Staf secretariat instalasi digunakan untuk melakukan wawancara telepon dengan cuplikan acak kecil dari pekerja instalasi menggunakan kuisioner sederhana. Hasil wawancara tersebut digunakan untuk mengevaluasi keefektifan komunikasi sebelumnya dan memutuskan apakah tindakan tambahan dibutuhkan. Survei telepon menunjukkan penekanan manajemen instalasi menempatkan komunikasi efektif tentang informasi yang penting untuk keselamatan. Dipandang sebagai saran yang sangat efektif memverifikasi bahwa infromasi keselamatan dikembangkan dan diteruskan oleh pimpinan tingkat lebih atas telah diterima dan dipahami oleh individu pada tingkat paling bawah dalam organisasi tersebut.
Praktek Yang Baik 6 Berbasis mingguan operator reactor dan turbin melakukan keliling instalasi dengan operator perlengkapan. Prosedur ada untuk menetapkan daerah instalasi untuk dikelilingi, menjamin bahwa keseluruhan daerah tercakup mingguan. Keliling ini dipandang dari perspektif yang berbeda dari operator reactor dan turbin dan menghasilkan peningkatan operasional. Keberadaan operator ruang kendali di lapangan meningkatkan komunikasi dengan operator lapangan. Juga membantu operator ruang kendali menyegarkan dan menjaga
pengetahuan
mereka
tentang
kondisi
instalasi
actual.
Praktek
ini
menunjukkan komitmen meningkatkan kinerja operator dan mengharap kerja keras dan keselamatan pada kegiatan mereka.
3. PENINGKATAN BUDAYA KESELAMATAN YANG EFEKTIF Proses pengelolaan peningkatan budaya keselamatan terdiri dari berikut: -
Kebutuhan akan perubahan. Manajemen dan staf harus dibuat sadar terhadap kebutuhan akan peningkatan.
-
Kemauan berubah. Sekali kebutuhan akan perubahan diidentifikasi , ada kebutuhan akan komitmen untuk berubah antara seluruh staf dan pimpinan.
28
-
Apa yang berubah. Ada kebutuhan untuk mengidentifikasi isu kritis yang disyaratkan perubahan; yaitu yang paling memberikan banyak keuntungan dalam suatu periode waktu tertentu.
-
Kebutuhan akan perubahan percontohan. Jika perubahan sedang mempunyai dampak ke seluruh bidang, mungkin ada keuntungan membuat percontohan perubahan pada daerah kerja atau tim kerja tunggal. Hal ini menjamin bahwa perhatian manajemen dan sumber daya yang cukup dapat ditujukan kesuksesan perubahan. Sekali perubahan percontohan berhasil, dapat digunakan sebagai contoh kepada yang lainnya.
-
Kebutuhan akan perubahan paksaan. Sekali perubahan telah diperkenalkan, adalah mendasar bahwa proses tersebut dipaksakan untuk menjamin proses perubahan dilanjuti melalui dan dengan sukses diimplementasikan.
Berbagai program peningkatan keselamatan mengidentifikasi biasanya terpadu ke rencana bisnis keselauruhan instalasi. Hal ini memungkinkan proses perencanaan bisnis normal untuk digunakan untuk menyatakan dan memprioritaskan sumber daya dan perkembangan pemantauan. Secara khusus, program peningkatan dapat secara rutin mengidentifikasi kesulitan yang tidak diharapkan dan tindak korektif terkait, bersama-sama dengan kebutuhan menempatkan ulang sumber daya. Pengalaman
memperlihatkan
bahwa
manajemen
peneingkatan
budaya
keselamatan harus dilakukan dengan hal yang sama sebagaimana dengan tujuan bisnis instalasi lainnya. Keselamatan perlu menjadi bagian terpadu dari pengelolaan bisnis, dan tidak tertera ekstra. Akan tetapi, kebutuhan tersebut menjadi
mekanisme
untuk
mengidentifikasi
terpisah
peningkatan
budaya
keselamatan yang sering memerlukan prakarsa waktu yang panjang dan yang mungkin terhubung ke tujuan bisnis lainnya, misalnya yang berhubungan dengan sumber daya manusia, produksi dan pemeliharaan. Sejumlah teknik tersedia untuk meningkatkan budaya keselamatan. Seluruh teknik tersebut dianggap penting untuk berbagai perluasan. Tabel I menysus peringkat teknik tersebut dalam istilah kuat relatifnya dalam merubah budaya keselamatan dari individu, kelompok dan organisasi sebagaimana ditunjukkan riset, pengalaman dan studi sebelumnya.
TABEL
I.
TEKNIK
YANG
DIGUNAKAN
UNTUK
MERUBAH
BUDAYA
ORGANISASI Tingkat Pentingnya Paling penting
Teknik --
Manajemen
senior
dengan
visi
dan
tegar
29
mempertontonkan komitmen dan dukungan untuk nilai budaya keselamatan --
Staf
dilatih
untuk
mengembangkan
menjajarkan
ketrampilan
terkait
dan dengan
budaya keselamatan Sangat penting
--
Pernyataan
nilai
budaya
keselamatan
dikembangkan --
Nilai
budaya
keselamatan
dikomunikasikan
kepada staf --
Praktek
manajemen
konsisten
dengan
nilai
budaya keselamatan yang diinginkan --
Penghargaan, insentif dan promosi diupayakan untuk
menghadapi
paraktek
individu
sesuai
dengan nilai budaya keselamatan --
Pertemuan digunakan untuk menjajarkan dan mendukung nilai budaya keselamatan
--
Struktur organisasi dibuat sesuai dengan nilai budaya keselamatan
--
Sistem, prosedur dan proses yang sesuai dengan nilai budaya keselamatan ditetapkan
Lumayan penting
--
Tanggungjawa pekerja yang tidak mendukung nilai budaya keselamatan yang diinginkan diganti atau dirubah
--
Anekdot
dan
ceritera
digunakan
untuk
menjajarkan nilai budaya kesela --
Pekerja
yang
keselamatan
mempertunjukkan
berdasar
keteladanan
budaya dijadikan
menjadi pahlawa perusahaan Agak penting
--
Pekerja yang ingin dan yang memiliki kemauan ke nilai budaya di tarik jadi karyawan
--
Slogan
dan
tanda
digunakan
untuk
mesimbolisasinilai budaya keselamatan --
Pimpinan atau penanggung jawab utama untuk upaya perubahan budaya keselamatan ditetapkan
30
LAMPIRAN BUDAYA KESELAMATAN YANG DIAMATI OLEH IAEA
Dari umpan balik yang ditrerima dari panyajian nasional prakarsabudaya keselamat negara tertentu, yang adalah pengajaran standar dalam setiap seminar ASCOT, dan dari tinjau ulang
yang dilakukan dalam hubungannya dengan layanan yang lain
tampak beberapa titik: -
Kebanyakan organisasi mempunyai budaya keselamatan yang agak baik, tetapi semuanya mempunyai daerah perbaikan.
-
Beberapa organisasi telah mempekerjakan sumber daya yang memadai untuk swa-kaji dan peningkatan selanjutnya budaya keselamatan.
-
Akar sebab banyak masalah dapat dikaitkan dengan factor tak dapat sentuh. Oleh karena itu, adalah perlu melanjutkan upaya untuk pemahaman yang lebih baik, promosi dan peningkatan budaya keselamatan.
Sebagian dari kesimpulan umum di atas berikut adalah aspek yang lebih khusus diidentifikasi pada organisasi khusus: -
dalam
beberapa
organisasi
pernyataan
kebijakan
keselamatan
pada
perusahaan dan tingkat instalasi tidak memadai dan tidak terkomunikasi kepada seluruh staf. -
Keselamatan nuklir dan pelampauan pentingnya keselamatan tidak tergabung dalam pernyataan kebijakan perusahaan.
-
Komite tinjau ulang keselamatan nuklir perusahaan tidak mapan dan dalam beberapa instalasi tidak komite tinjau ulang keselamatan resmi.
-
Program pelatihan tidak termasuk mtopik budaya keselamatan.
-
Bentuk taksiran untuk promosi tidak termasuk seksim khusus atas sikap kandidat terhadap keselamatan.
-
Tidak ada sarana untuk mengenali kinerja keselamatan yang baik.
-
Pimpinan dan penyelia perlu menyelenggarakan pertemuan periodic untuk menjajarkan dan menekankan kebijakan keselamatan kepada seluruh staf.
-
Penyelia perlu memeriksa pelaksanaan pekerjaan lebih sering, khususnya perlengkapan terhubung keselamatan.
-
Umpan balik operasional, pembelajaran dan contoh kelemahan tidak digunakan untuk mengajari staf atau menekankan kesadaran keselamatan.
-
Ada kekurangan sistem komunikasi yang efektif untuk manajemen / pekerja untuk menginformasikan satu dengan lainnya tentang isu keselamatan.
31