Cinta di Dunia Maya, Akankah Jadi Nyata? Aku tak pernah tau siapa dia dan bagaimana rupanya. Tapi rasa cinta ini telah menjawab semua rasa penasaranku. Aku merasakan cinta, rindu, dan cemburu. Seakan dia benar-benar dekat denganku
Part 1: Awal Perkenalan Author : Viandgraphy Please kasih kritik dan saran yah kak :)) Semoga menghibur. Selamat membaca
Cerita ini dimulai saat aku mencoba bermain social media. Waktu itu socmed yang bernama facebook sangat ngetrend bahkan sampai saat ini. Aku mencoba membuat akun baru seperti yang di ajarkan teman-temanku. Semua terlihat asing bagiku. Aplikasi macam apa ini, kok ribet bener. Banyak menu2nya lagi. Aku bergumam. Tapi lama-lama aku mulai asyik dengan socmed yang satu ini. Aku mencoba mencari sisi positif dari facebook, salah satunya adalah menambah banyak teman. Yaapp itu benar. Senang rasanya bisa memiliki teman yang berasal dari beda kota bahkan beda negara. Kalau tak salah saat itu umurku baru 14 tahun. Terbilang masa pubertas. Masa dimana emosi masih labil. Yaakann.. Aku bahkan sempat mengalami nilaiku yang dirasa sangat jeblok. Kalian pasti berpikir kalau itu adalah dampak dari aku bermain facebook. Yuhuu benar sekali. Saking asyiknya, aku sampai lupa kapan waktu belajarku. Bahkan saat aku sedang belajar, aku terus memikirkan facebook. Eemm.. Bukan facebooknya sih, tapi lebih tepatnya yaa teman2 yang baru aku kenal di facebook itu. Bawaannya pengen chatting mulu. Hihi.. Sampai suatu ketika.. "Duuh malem2 gini enaknya ngapaen yaah..", aku melirik ke arah jam yang menempel di dinding kamarku. Masih jam 7 malam rupanya. Besok kan pelajarannya dikit, ngga usah belajar deh. Buka facebook aja~ Saat itu aku masih sangat aktif membuka akun facebookku. Walaupun temanku jumlahnya tak seberapa, tapi aku tetap asyik memainkannya. Namanya juga masa puber, status alay juga sering tuh nongol di wall-ku. Ngga banyak juga sih yang ngelike, tapi asyik aja kalo udah koment2an sama orang yang ada di dunia maya. "Eeitss ada inbox baru nih..", tanpa basa-basi aku langsung membukanya. "Hay cwe, malem" "Eeh..iya malem juga" "Bole kenalan gx?" "Emm..iya boleh kok. Kamu siapa? Anak baik2 kan?" "Iya dung aq anx baek. Eh aku mau off nih. 08564**2546* sms aku aja yaa. Salam kenal maniss" Kok off sih. Iih nyebelin banget, baru kenalan juga. Hapus chat aja ah. Malesin. Apa blokir sekalian yaa!
Haha. Eeh pake ngasih nomer segala lagih. Ntar tau2 nipu. Rasa penasaranku kembali datang saat ku lihat nama dari teman facebook yang belum ku kenal itu. Aku iseng membuka wall-nya dan melihat status beserta foto yang terpampang di facebook. Gilak nih cowo, puitis banget! Status kok isinya beginian sih. Hahaha aku tertawa terbahak-bahak sampai mama datang membuka pintu kamarku. "Chattingan lagi?!! Belajarnya kapan Abel??!", lihatlah mama sudah marah. Kepalanya seperti mengeluarkan tanduk. Aku takut. "Tapi kan besok pelajarannya cuma dikit maa..", aku mengelak tanpa melihat wajah mama. "Belajar itu ngga usah ngeliat jadwal. Kalo mau pinter yaa belajar!", mama keluar dari kamar dengan menutup pintu cukup keras. Aku tersontak kaget. Aku mendengarkan apa yang mama katakan, dengar dengan sangat jelas. Tapi aku tidak melakukan apa yang mama perintahkan padaku. Hehehe (pliss jangan ditiru yaa) Karena facebook-ku masih menyala, aku langsung saja menuliskan status tentang apa yang baru saja aku alami. Kantukku mulai melanda. Sesekali ku lirik jam dinding, ternyata sudah jam 10 malam. Aku langsung mematikan laptopku dan bersiap untuk mendarat di kasurku yang empuk. Ku matikan lampu. Mata ini benar2 mengantuk. Tidur. *** Penasaran sama lanjutannya? Udah voment belom? Udah follback? Hii maaf iseng #TBC yaa...
Part 2: Iseng Suara adzan subuh menggema ditelingga. Aku beranjak dari kasur dan bersiap untuk sholat subuh. Selesai sholat, aku kembali membuka facebookku. Ternyata tidak ada notification, hanya ada satu inbox. Karena penasaran, aku langsung membukanya.. Orang itu lagi.. "Met pagii maniss.." "Iyaa pagi jg" "Kok kamu belum sms aku sih?" "Eeh iya, maaf lupa", aku berusaha mencari alasan. Aku heran kenapa pria ini menungguku untuk mengirimnya pesan singkat. Aku bangkit dari kursi dan menyimpan handphoneku. Gawat aku terlambat. Ayah sudah menungguku. Aku harus cepat ke sekolah~ *** Aneh banget sih, kenapa yaa dia pengen banget kalo aku ngirim sms ke dia? Yaudah deh itung2 iseng. Daripada gak ada kerjaan juga. Siapa tau bisa nambah temen lagi kann.. Aku mengetik 12 digit angka yang dikirim pria yang belum ku kenal dari facebook. Kini kursor berpindah pada pengisian pesan. Aku iseng untuk mengirimnya pesan.
"Hay. Aku cwe yg kemaren malem inbox sama kamu" Tuhkan aku bilang apa. Pasti aku ditipu. Bodoh banget gue, ooh seorang Abel telah tertipu oleh pria yang belum dikenal di facebook. Karena aku terbawa emosi, aku langsung melempar hpku ke atas kasur. Untung nggak jatuh ke lantai. Aku mengerjakan PR untuk melepas rasa bosan. Mending sekarang ngerjain PR dulu, nanti malem tinggal chattingan lagi. Rencanaku telah ku atur sedemikian rupa. Selesai aku mengerjakan PR, aku mendengar handphone-ku berdering. Malas rasanya untuk membuka pesan. Tapi siapa tau itu pesan dari Kayla yang mau ngajak aku maen. Aku membukanya dengan ekspresi biasa. "Mbb, hay juga. Oh ya kita belom kenalan kan... Kenalin aku Arya. Namamu siapa?", aku tak habis pikir kalau pria itu akan membalas pesanku. Aku mengira dia adalah penipu facebook atau apalah itu. Entah mengapa perasaanku berubah, sekarang aku yakin kalau pria ini adalah pria baik-baik. "Ohya lupa. Aku Abel" "Kok kamu jutek sih? Beda banget sama kemaren malem" Whaattsss?? Siapa dia? Kok berani2nya ngatain aku jutek. Emang dia udah kenal aku apah. Iih sebel. "Maaf yaa, aku emg jutek kalo sama org yg gak aku kenal" "Loh kita ini kan udah kenalan. Masih kurang?" Aku mulai curiga, sebenernya apa sih yang dimau sama ni cowo? "To the point aja deh. Mau kamu apa sih? Pake nyuruh aku sms segala. Emangnya kita udah kenal apa" "Sabar.. Gausah sewot gitu. Aku cuma pengen jadi temenmu kok. Itu aja" Hhmm.. Aku terdiam. Tak membalas lagi. Aneh. Nggak biasanya aku jutek sama temen2 fb. Kenapa sama cowo ini beda ya??
Part 3: Singkatnya Jadi begini.. Singkatnya semenjak aku dan Arya sering berbalas pesan singkat, aku merasa nyaman. Entah kenapa. Bagiku Arya adalah teman yang bisa diajak curhat, ketawa, bahkan saat aku sedihpun Arya seolah menghiburku. Arya terasa begitu dekat, padahal kami hanya berhubungan lewat sms atau telfon. Video call juga gak pernah. Aku menganggap Arya sebagai sahabatku, begitupun sebaliknya. Hingga suatu ketika.. "Nggak kerasa yah Ar, kita udah setahun jadi temen deket", kali ini aku beralih chatting di facebook. "Iyaa nih, alhamdulillah yaa.. Emm.. Aku jadi penasaran sama Abel nih. Kalo diliat secara langsung gimana yaa?? Pasti manis banget", Biasa laa.. Cowo itu kan suka ngegombal. Aku seperti membangun benteng pertahanan yang kubuat dari baja. Biar hatiku nggak mudah kena rayuan gombal Arya. Hihii "Ehh iya yah. Aku jg penasaran, Arya itu aslinya kayak gimana. Kenapa kita gak ketemuan aja??!", aku membalas dengan semangat. Ku rasa itu ide yang baik untuk
memecahkan rasa penasaran kami berdua. Lima menit berlalu, sepuluh menit, hingga dua jam aku menunggu balasan dari Arya. Dia tidak offline, tapi kenapa nggak bales chat-ku sih? Kemana dia? Apa jangan2 dia sakit?? Atau.. Ahh pikiranku mulai kacau. Hati kecilku mengatakan kalau sesuatu sedang terjadi pada Arya. Tapi aku berusaha menenangkan hati dan pikiranku. Atau ada yang salah dengan kata-kataku? Duhh aku bimbang. Ku putuskan untuk mengirimnya pesan lagi.. "Arya, maaf yaa kalau kata-kataku ada yang salah. Aku cuma pengen aja kita ketemuan.. Semoga kamu baik2 aja yaa. Selamat malam ", aku berniat untuk memutuskan koneksiku dan pergi tidur. Tapi saat aku beranjak dari kursi, terdengar suara pertanda pesan masuk di facebook. Dengan cepat kilat aku membukanya. Karena aku yakin itu pesan dari Arya. Benar! "Kita omongin itu lain waktu yaa Bel, aku mau istirahat dulu. Tadi kegiatan ekskul bikin aku capek nih hehe" Lega rasanya.. Ternyata Arya baik2 saja "Eiitss ketinggalan. Aku baik2 aja kok bidadariku yang manis. Kamu nggak usah khawatir yaa. Malam. Love you :*" Ahh gombal lagi tuh anak. Dasar puitis sih, bawaannya pasti sok romantiss. Tapi yaa emang sih, kalo boleh ku akui, cewek yang bakal dapet rayuan maut dari Arya bakal kepincut. Tapi seorang Abel nggak boleh lemah dengan gombalan dongg.. Udah ahh. Aku mau tidur dulu. Besok harus bangun pagi. Kan aku mau ujian praktek. Semangat! Selamat malam ^^
Part 4: Apa benar kamu Arya? Author : Viandgraphy Udah baca yaa? Jangan lupa kasih voment yaa. Karena voment dari kalian sangat berarti "Selamat pagi bidadari manisku" Ooww... Soweet banget sihh.. Pagi2 dah nelfon buat ngucapin selamat pagi. Mataku langsung terbelalak saat ku terima telfon dari Arya di pagi buta. Baru aja jam 5, tapi Arya udah ngebangunin lebih gasik dari ayam jago Pak Kasman. "Aryaa aku maluuuu.. Aku kan baru bangun", tak sadar kalau aku telah memonyongkan bibirku lima centimeter. "Malu kenapa, sayang??", suaranya yang lembut tapi tegas membuat pipiku memerah. "Yaa aku kan baru bangun, masa kamu udah nelfon sih. Suaraku kan masih jelek kalo baru bangun", aku mulai manja. "Hahaa.. Kamu lucu banget sih. Awas yaa kalau kita ketemu, kau aku cium!" "Iih kok maen cium2an sih. Ga boleh tauuk", aku meledeknya. Aku yakin Arya tak akan berani melakukan itu padaku. Haha konyol ! ***
Hari ini aku senaaanngg sekali. Karena aku lulus ujian praktek dengan nilai tertinggi. Ini semua berkat Arya juga loh! Kan kemaren Arya udah ngajarin aku buat baca puisi yang bagus. Yaa ini hasilnya. Guru bahasa Indonesia memujiku dengan pujian yang benar2 membuatku lemas tak berdaya. Aku masih ingat saat teman2 memberikan tepukan yang paling meriah khusus untukku. Aku harus berterima kasih pada Arya. Harus! Ku tekan angka 3 sebagai panggilan cepat untuk menelfon Arya. Tuuttt..tuutt... Kok lama banget sih angkatnya, jam segini kan Arya udah pulang. Apa iya dia lagi sibuk? Janjinya kan mau nelfon aku. Aah coba sekali lagi deh.. Tuuttt..tuutt... Nomor yang anda hubungi, sedang tidak aktif Loh kok?! Tadi nyambung. Kenapa sekarang mati sih. Aku khawatir. Aku panik. Rasa bahagiaku berubah menjadi kecemasan yang luar biasa. Apa ini yang dinamakan cinta? Aku memikirkannya, mengkhawatirkannya. Perasaan apa ini?? *** Aku terus mencoba menghubungi Arya. Entah berapa kali panggilan keluar tercatat di handphoneku. Sudah empat jam aku menunggu kabar dari Arya. Kemana dia?? Ddrrttt..drrtt Handphoneku terasa bergetar saat aku menggenggamnya di tangan. Aku langsung mengangkatnya tanpa melihat nama si penelfon. Karena aku yakin kalau itu Arya. "Halo Arya! Kamu kemana aja sih?? Aku tuh dari tadi udah ngehubungin kamu berkali-kali. Aku khawatir sama kamu!", omelanku keluar dengan sendirinya. Tapi aku tak mendengarkan suara apa2 dari sana. Hening. Hingga.. "Maaf non, handphone nya den Arya ketinggalan. Tadi juga baru jatuh di lantai. Karena mati, bibi langsung nyalain lagi" "Emang Arya kemana bii?" "Wah bibi kurang paham non. Tapi tadi kalo nggak salah, den Arya pamit mau ke Jogja" "Apah Jogja? Mau kemana dia bi?" "Den Arya sih nggak bilang apa2 ke bibi, cuma seinget bibi waktu den Arya semalem demam, dia terus nggigo non. Manggil2 Abel..abel.. Trus paginya den Arya langsung pergi keluar ke Jogja", penjelasan bibi membuat air mataku menetes dengan deras. Aku tak bisa mengatakan apa-apa. Aku tak menjawab suara yang keluar dari handphone Arya. Karena seketika handponeku jatuh dilantai. Aku tak mengerti apa yang Arya lakukan. Bayangkan, mau kemana dia sekarang?? Bukankah kondisinya masih lemah?? Aku harus ke stasiun. Siapa tau Arya ada disana. Aku bergegas menuju stasiun dengan motor matic-ku. Pikiranku kacau sekarang. Aku hanya memikirkan Arya. Yaa.. Hanya Arya yang ada dipikiranku sekarang. Aku tiba di stasiun setelah menempuh perjalanan 20 menit dari rumah. Mataku terus mencari keberadaan
Arya. Aku yakin Arya pasti ada disini. Handphoneku berdering.. "Bel, kamu dimana?? Kok gak dirumah?", ternyata Kayla menelfonku disaat genting seperti sekarang. "Aaa..aaa..aku lagi..", aku bahkan tidak fokus untuk menjawab pertanyaan mudah dari Kayla. "Aku lagi di stasiun!" "Apa! Ngapaen kamu disana bel?" "Aku cari Arya" "Hahaha..", aku mendengar Kayla tertawa dengan puasnya. "Kok kamu ketawa? Apanya yang lucu!", aku mulai marah. "Kamu nyari Arya? Emang Arya ngasih kabar kalau dia mau kesini? Plis deh Bel, kamu aja nggak tau kan wajahnya dia tuh kayak gimana" "Tapi kan aku tau dari.." "Facebook?", Kayla memotong kataku. "Kamu percaya kalau yang di facebook itu semua foto Arya? Haha jangan bodoh kamu Bel!" Gila. Di suasana yang sedang kacau seperti ini, Kayla masih sempat membuatku semakin drop. Tapi aku tak peduli dengan apa yang dikatakan Kayla. Entah mengapa hatiku berkata kalau Arya akan menemuiku sekarang. Dia pasti lagi bikin kejutan! Aku mencoba menenangkan diri. Aku terus mencari Arya dari ujung sampai ke ujung. Aku juga terus mengingat wajahnya, Arya pernah mengirimku foto. Aku yakin kalau itu pasti wajah asli Arya. Tapi sampai adzan maghrib menggema, semuanya nihil. Aku tak bisa menemukan Arya. Ku putuskan untuk pulang kerumah dengan suasana hati yang sedih.
Part 5: Apa Ini Kejutan Untukku? Semua butuh prosessss. I know that~ Tapi plis voment kalian sangat saya butuhkan.. Thanks
Malam ini Jogja diguyur hujan kecil namun deras. Aku tak membawa jas hujan, jadi terpaksa aku harus hujan-hujanan. Sesaat handphoneku berdering. Suaranya semakin lama makin keras. Aku meminggirkan motorku. Mengangkat telfon dengan tangan yang basah. Nomor tak diketahui. Siapa? Aku mengangkatnya "Haloo??" "Haii Bidadari maniskuu. Selamat hari jadi pertemanan kita yaa. Maaf kalo hari ini aku bikin kamu khawatir"
Aku masih terdiam. Air mataku menetes. Bahkan aku tak bisa membedakan mana air hujan dan mana air mataku. "Sumpah nggak lucu Ar !", aku mengambek. Bagaimana tidak, Arya sudah membuatku khawatir. Nyawaku serasa hilang saat tak mengetahui kabar Arya. "Jangan ngambek gitu dong sayang.. Maaff yaahh..maaff.. Eemm Jogja hujan nggak?" "Buat apa kamu nanya Jogja? Kamu lagi disini kan?? Jawab jujur Arya!" "Hahaha. Siapa bilang? Aku lagi di rumah kok" "Alaahh.. Kamu nggak usah boong deh sama aku. Kamu sekarang dimana?? Bibi udah kasih tau semuanya kok" "Kamu percaya sama bibi? Ooh jadi sekarang kamu lebih percaya sama bibi yaa, dari pada aku" "Arya sumpah ni nggak lucu!" "Heemm.. Kalau aja aku di deketmu, aku pasti udah meluk kamu. Udah aku cium sekalian deh" Aku hanya bisa tersenyum terharu. Arya benar2 membuatku nyaman. Meskipun dia menyebalkan *** Aku sempat melupakan kejadian semalam. Tapi aku mengingatnya lagi. "Baru ditinggal sehari aja udah cengeng. Gimana kalo ditinggal selamanya?" Kata-kata Arya benar2 menusuk. Tajam sekalii.. Hal yang membuatku terharu adalah dia mengingat hari dimana hubungan pertemanan kami genap satu tahun. Andaii saja Arya disini. Kita bisa ketemu, ngobrol bareng secara langsung, melakukan semuanya secara nyata. Pasti aku sangat bahagia. Tapi sayang, itu semua masih mimpi. Udah lama aku nggak buka facebook. Buka aahh.. Siapa tau ada notif baru. Aku membuka facebook pada handphoneku. Setelah loading dan berhasil masuk, aku langsung melihat notif. Ternyata nggak ada yang penting. Semua cuma spam. Aku iseng membuka wall Arya. Aku kaget. Karena disana Arya mengupload beberapa foto yang bisa melelehkan hati wanita. Arya mengunggah foto boneka, bunga, coklat, dan satu paket alat2 seni lukis! Waaww ni gambar nyata apa hasil copas dari google yaa? Tanyaku keheranan. Eeiits dibawah ada puisinya nih. Doorr!! Kayla datang mengejutkanku saat aku mau melihat puisi yang ditulis Arya. "Sialan lu. Ngagetin aja" "Salah siapa coba.. Nglamun sambil senyum2. Lagi liatin apa sih?", Kayla melongok-longok demi mencari jawaban atas rasa penasarannya. Dengan cepat aku menutup layar handphoneku. "Wlee. Nggausah keppo!" "Uughh dasar pelit"
"Bodo" "Eehh Bel, liat tuh Sony dateng" "Hah mana?? Mana??", sial bener. Kayla berhasil menipuku. Ia berhasil merebut handphone dari tanganku. Dengan bangga dia tertawa keras. "Eemm so sweettt.." "Apaan sih?", aku mengernyitkan dahi. Pasti Kayla ngliat foto2 yang diupload Arya. Bener kan dugaanku.. Cewe mana yang nggak bakal kepincut coba. "Paling ambil dari google", tak sengaja aku mengeluarkan kata2 sindiran.
Part 6: Inikah Akhirnya? Semenjak kemarin malam, Arya tak lagi bisa dihubungi. Handphonenya mati, facebooknya seperti terbengkalai. Tak ada status terbaru di wall-nya. Aku panik? Khawatir? Jelas! Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Hanya menunggu kabar darinya yang entah kapan? Otakku terus berpikir mencari jawaban. Jantungku berdebar 2x lebih cepat saat kepanikan melanda. Berkali-kali aku mencoba menghubungi Arya, tapi semua nihil. Sekali.. Dua kali.. Handphonenya masih non-aktif Selang 15menit aku menelfonnya lagi. Tersambung! "Arya kamu baik2 aja kan?? Aku khawatir sama kamu!!" "Iyaa aku baik2 aja kok. Bisa kita ketemu?" Aku senang begitu mendengar ajakan Arya. Ini seperti dalam mimpi. Apa Arya memberikanku kejutan? Apa Tuhan telah mengabulkan permintaanku?? Oohh senangnyaaa... Aku menetes terharu. "Iya bisa! Kapan? Dimana Ar??" "Nanti aku sms tempat dan waktunya ya. Sekarang aku tutup dulu telfonnya" Tuut..tutt.. Kenapa Arya jutek sih? Kemana sapaan 'bidadari manisku'?. Mana salam manis yang Arya ucapkan seperti biasanya? Aahh mungkin dia berubah karena mau memberikan kejutan untukku. Udah lah gak usah dipikirin Bel. Tunggu aja sms dari Arya buat besok ketemuan. Aku nggak tau nih, bakal bisa tidur apa nggak malem ini. Yang jelas aku ingin cepat-cepat bertemu Arya dalam dunia nyata! ***
"Pagi mama", aku memeluk dan mencium pipi mama dengan penuh cinta. "Tumben nih anak mama ceria banget. Ada apa hayoo?? Ehh tapi semenjak kamu jarang main facebook, nilai kamu makin naik ya sayang. Mama bangga deh" "Yaa iyalah maa... Abel gitu loh hihi", dalam hati aku bergumam.. Jelas aja aku jarang maen fb. Ini semua kan berkat Arya. Dia juga penyemangatku, jadi nilaiku bisa naik lagi deh. Oohh senangnyaa. Aku sangat bersyukur. "Maa Abel pergi dulu yaa.." "Kemana sayang? Sama Kayla?" "Keluar bentar ma. Abel sendiri", aku berpamitan pada mama dan papa. Meninggalkan meja makan dan pergi untuk menemui Arya. Semalam hampir aja aku nggak bisa tidur. Rasa bahagiaku sampai tak bisa ku ucapkan. Setelah 1 tahun lebih berteman dengan Arya melalui media sosial, baru kali ini kami bisa bertemu. Aku berdandan sesuai style-ku, tak ada yang kubuat-buat. Karena aku yakin, Arya jauh lebih menyukai gayaku yang sederhana. Aku mencari tempat sesuai pesan yang dikirim Arya. Dengan mengendarai motor matic, aku menyusuri kota Jogja yang istimewa. Aku kaget begitu sampai pada tempat yang di janjikan Arya untuk kami bertemu. "Kok disini? Kenapa?", aku membuka kembali handphoneku. Memastikan apa Arya tak salah mengirim alamat? Saat aku tengah melihat pesan terakhir yang Arya kirim, seseorang memanggilku dari kejauhan. Aku celingukan mencari sumber suara. Apa itu Arya? Dadaku berdegub kencang. "Arya!" Aneh. Pria yang berada di depanku tak mengatakan sepatah katapun. Ia malah menarikku, mengajaku untuk pergi dari tempat dimana aku berdiri. Aku hanya mengikutinya dengan mulut masih terkunci. "Ini pasti kejutan dari Arya" Langkahku terhenti saat seorang pria di depanku juga menghentikan langkahnya. Aku benar-benar bingung. Apa ini adalah tempat yang dianggap romantis oleh Arya? Dasar lelaki itu. Awas aja nanti kalau ketemu. Aku tersenyum dalam hati. "Lihatlah", kata pertama yang diucapkan pria yang ada di hadapanku. Aku melonggo dengan wajah polos. "Loh kok Sony?" Ohya aku mungkin lupa belum mengenalkan Sony. Dia adalah pria yang menaksirku di sekolah. Tapi aku tidak menyukainya. Karena sesuatu hal. Sudahlah jangan bahas Sony. Sekarang dimana Arya?? "Iya aku ini saudaranya Arya. Dunia sempit yah Bel", Sony mencoba memamerkan giginya yang di behel. Masih sama, aku tak tertarik. "Hehe iyaa. Terus Arya dimana? Aku janjian mau ketemu sama dia disini", nadaku datar. Aku sudah tak sabar untuk bertemu dengannya. Hening.
Semua terdiam. Aku celingukan, takut kalau akan ada surprise dari Arya "Tuh Arya", akhirnya Sony menjawab pertanyaanku. Tapi dimana? Kok nggak keliatan? "Mana Son?? Iih buruan deh. Aku udah ga sabar tauukk!" Sony menggandeng tanganku dan membawaku bersama langkahnya mendekati makam yang masih bertaburan bunga. Seperti makam baru. "Ini Arya.." Plakk Tanganku terbang melayang dan kemudian mendarat mulus di pipi kiri Sony. "Kamu jangan kurang ajar ya!" "Kalo kamu nggak percaya, kamu bisa lihat nisan yang tertancap ditanah" Aku menagis dengan kuatnya. Tanganku merusak bunga2 yang ditabur di atas makam Arya. "Aarryyyaaaa!! Kenapa ini?? Apa maksud kamu ngajak kita ketemu kalau ini akhirnya??" "Arya meninggal kemarin malem...", Sony mencoba menjelaskan. "Diam! Aku nggak mau denger. Ini pasti bukan Arya-ku. Dia masih di Bandung kan" Tangisku semakin menjadi.. "Arya meninggal karena sakit yang di deritanya sejak kecil. Kamu ingat waktu kemarin dia telfon kamu? Dia jatuh pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit. Tapi sayang, Arya udah nggak bisa diselamatkan lagi" "Huu..hhuuu.. Enggakkk..enggakkk.. Aryaaaa banguunnn.. Aku disini. Kita janji mau ketemu kann? Ini aku Abel. Bidadari manismu.. Aryaaa!!" "Udah Bel..udah.. Ikhlaskan saja. Ini udah jadi takdir Yang Maha Kuasa Ohya sebelum Arya meninggal, dia sempet cerita kalo dia abis ngerayain hari jadi pertemanan kalian. Kamu inget waktu dia pergi ke Jogja? Dia itu berencana buat ketemu kamu. Tapi dia nunda. Dia bilang itu bukan waktu yang tepat. Jadi Arya bawa balik kado2 yang mau dia kasih buat kamu. Inihh", Sony memberikan semua kado yang akan diberikan Arya padaku. Aku menerimanya dan memeluknya dengat erat. *** Hatiku bagaikan teriris pisau. Perihhh sekali. Sedihpun tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata. Aku menangis seharian. Bahkan sampai detik ini aku masih memikirkan Arya. Bagiku Arya adalah cintaku dalam dunia maya. Aku tak peduli apa kata orang. Karena aku yakin, Arya benar-benar ada. Cinta kami terasa nyata. Mungkin Tuhan berkehendak lain. Tapi yang jelas, aku tidak akan pernah melupakan Arya seumur hidupku
Aku merasakan cinta seperti di dunia nyata~
#cerita ini hanya fiktif belaka. Kesamaan cerita dan lain-lain hanya kebetulan