CHRISTIAN DATING PENULIS : MARTIN SWEET
MENGHADAPI LIKA-LIKU BERPACARAN BERPACARAN SECARA KRISTEN
Hubungan Pria dan Wanita Kristen Sebelum kita bicara soal hubungan, kita harus melihat dahulu dalam konteks besarnya. Pahami dahulu posisi pendirian serta apa yang kita percayai. Pertama-tama, kenali apa yang kita harapkan dari kekristenan?
Ingin mendapat ‘tiket gratis masuk surga’? Jaminan terhindar dari sakit penyakit dan masalah? Jalan menuju kemakmuran?
Saya sungguh berharap bahwa Anda tidak memilih satupun dari harapan-harapan di atas. Sebab harapan-harapan itu hanya akan mengecewakan Anda. Lagipula, kekristenan sesungguhnya bukanlah soal ‘kita mendapatkan apa’, melainkan tentang ‘apa yang bisa kita berikan’, mengingat anugerah Allah yang telah dicurahkan kepada kita di dalam Anak-Nya, Yesus Kristus. Kekristenan adalah tentang otoritas, komitmen, dan kasih. Otoritas Mari renungkan Lukas 6:46-49. Otoritas bukan hanya soal ucapan ikrar setia kepada Kristus saat kita bertobat, dan mengira bahwa urusan Allah terhadap hidup kita sudah selesai. Malah sebenarnya hal itu barulah permulaan. Karena sejak ikrar itu diucapkan maka semua kesaksian yang tidak menceritakan tentang hubungan dengan Allah, tidak lagi relevan. Mengucapkan “Yesus adalah Tuhan” itu adalah perkara yang mudah. Namun apakah kita sungguh-sungguh ketika mengucapkannya? Benarkah Dia adalah Tuhan atas setiap area dalam hidup kita—termasuk dalam hubungan mencari pasangan hidup kita kita? Komitmen Mari renungkan Filipi 2:8. Apakah kita rindu memiliki komitmen kepada Yesus seperti Dia terhadap kita? Kasih Apakah kita mengasihi Dia setiap hari sepanjang hidup kita dan dalam segala keadaan, karena menyadari bahwa Ia telah lebih dahulu mengasihi kita? Apakah kita berani berkomitmen untuk mengasihi orang yang akan ‘memulai hubungan istimewa’ dengan kasih yang demikian? Janganlah kita hanya menjadi orang ‘Kristen hari Minggu’. Jika kita tidak bisa memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, maka bisa dipastikan bahwa Anda telah berjalan di luar Tuhan. Karena itu, demi Anda sendiri dan pasangan Anda, jangan lanjutkan hubungan yang sedang kalian jalani, dan ambil waktu untuk meninjau ulang semuanya.
1
Mungkin Anda sudah tahu jenis hubungan terpenting dalam hidup ini. Yaitu yang terdapat dalam Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Dengan kata lain, Anda harus memastikan bahwa hubungan vertikal Anda dengan Allah sehat, maka seluruh hubungan horizontal yang Anda miliki akan berjalan dengan benar. Tentu saja ayat ini berbicara tentang hal yang jauh lebih besar daripada sekedar hubungan pria dan wanita, bahkan daripada ikrar setiamu. Seperti yang sudah saya tegaskan sebelumnya, ini berkenaan dengan mencari dan melakukan kehendak Nya dalam seluruh aspek kehidupan setiap hari. Hal ini meliputi:
Bagaimana dan mengapa kita bergaul dengan lawan jenis Bagaimana kita memberikan yang terbaik dalam setiap tindakan Bagaimana kita mencari teman hidup yang terbaik dari Allah (dan ini bisa berubah menjadi ‘jebakan ranjau’ jika Anda tidak mengikuti petunjuk Allah) Bagaimana kita menghormati hadirat Nya dalam segala hal.
Coba renungkan, apakah hal-hal tersebut yang menjadi kerinduan Anda dalam menjalani hidup ini? Atau Anda lebih memilih hal-hal berikut:
Berpacaran hanya karena semua teman Anda juga berpacaran Ingin merasakan sensasi dari pacaran dengan banyak orang, seperti yang dilakukan orang banyak Berpacaran karena mengejar kesenangan (dan tidak ada yang salah dengan itu semua sepanjang Anda tidak serius menjalaninya) Supaya bisa mendapat sebanyak mungkin pengalaman seks
Saya rasa ini semua sudah cukup mewakili. Sekarang mari berasumsi bahwa Anda sungguhsungguh mengasihi Tuhan dan ingin menaati Dia dalam seluruh area kehidupan Anda, khususnya dalam hubungan pria dan wanita. Rancangan Allah Saya tidak tahu! Dan saya yakin, Anda pun tidak paham. Itu sebabnya kita perlu selalu intim dengan Allah supaya Ia menyingkapkannya pada kita. Berikut ini adalah kondisi hubungan yang berlaku dalam masyarakat kita:
Menikah Tetap lajang ‘kumpul kebo’—hidup bersama tanpa menikah Pacaran tanpa ikatan—bebas berhubungan seks dengan siapa saja dan sebanyak mungkin orang, tanpa mau terikat atau menetap pada satu pasangan. Homoseksual—termasuk pernikahan homoseks
Bagi masyarakat modern kondisi hubungan ini adalah wajar dan bisa diterima. Tetapi bagi Allah TIDAK! Alkitab hanya mengakui dua kondisi pertama (Menikah dan hidup melajang). Sebelum kita belajar tentang hidup menikah, mari kita meninjau pilihan hidup melajang terlebih dahulu. 2
Melajang berarti situasi dimana seseorang tidak punya komitmen hubungan khusus dengan seseorang dari lawan jenis. Mengapa ada orang yang memilih melajang? Mari melihat 1 Korintus 7:32-33, “Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya.” Di sini dijelaskan bahwa ada orang yang memilih hidup melajang supaya ia tidak perlu dibebani hal-hal duniawi yang dapat mengalihkan fokusnya untuk menyenangkan Allah. Contohnya, adalah para misionaris yang mengabdikan hidup sepenuhnya bagi pekerjaan di ladang Tuhan, dan dalam banyak keadaan pilihan mereka untuk melajang telah membantu pekerjaan mereka. Jelas sekali bahwa Alkitab tidak memandang pilihan ini sebagai norma umum, melainkan sebagai sebuah karunia khusus untuk melajang. Bagi para lajang, Allah memperlengkapi dengan kemampuan penguasaan emosi serta pengendalian diri. Alkitab mencatat bagaimana orang-orang seperti ini telah memberi dampak yang luar biasa. Namun, sekali lagi, melajang bukanlah norma umum, melainkan karunia khusus yang tidak didapat semua orang. Kita semua umumnya, ketika beranjak dewasa, mulai tumbuh perasaan ‘tidak lengkap’ dalam diri kita, semacam perasaan kehilangan sesuatu dan perasaan ini melampaui pertumbuhan dorongan seksual. Jangan khawatir. Itu perasaan yang normal. Perasaan itu memang dihadirkan Allah untuk mempersiapkan diri kita untuk menjalani hubungan jangka panjang dengan seseorang yang akan mengimbangi dan melengkapi hidup kita. Inilah kemuliaan dan keajaiban dalam hubungan pria – wanita yang diteguhkan Allah dalam pernikahan. Apakah Pernikahan itu? Dalam Matius 19:5 dikatakan bahwa “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” Ayat ini berbicara tentang hubungan seksual serta terbentuknya sebuah keluarga baru. Ada yang menafsirkan bahwa ayat ini semata-mata berbicara tentang pernikahan. Jika diteliti, ayat ini berbicara tentang hal yang lebih luas lagi. Pernikahan dalam Alkitab selalu ditandai dengan bersatunya pria dan wanita di hadapan Allah dan manusia. Dengan kata lain, janji pernikahan harus diucapkan terbuka di hadapan umum—yaitu saat upacara gereja—sebagai deklarasi kepada dunia bahwa dua orang telah bersatu, sekaligus tertutup ketika keduanya menyatakan kasihnya dalam bentuk penyerahan diri satu sama lain dan menjadi satu daging (seks). Jadi, Apa makna ‘berpacaran’? Kita tidak akan menemukan referensi tentang berpacaran di bagian manapun dalam Alkitab. Bentuk hubungan yang mendekati pacaran hanyalah pernikahan dan pertunangan. Pertunangan adalah bentuk janji sebelum pernikahan, dengan ikatan yang kuat. Dalam pertunangan, b
3
, tetapi juga mengikatkan diri dalam ikatan yang hanya dapat dipisahkan melalui perceraian. Dengan kata lain, pertunangan mirip dengan pernikahan namun belum hidup bersama dan arahnya selalu kepada pernikahan. Maria dan Yusuf juga melakukan pertunangan (Matius 1;18). Alkitab, dalam Perjanjian Lama, memberikan beberapa petunjuk tentang pernikahan.
Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang memulai hubungan pria dan wanita. Bisa dikatakan bahwa mereka diciptakan untuk satu sama lain . Allah berfirman bahwa tidak baik jika Adam hidup sendirian, sehingga Ia menciptakan pasangan sepadan untuknya, yaitu Hawa. Abraham, yang mengerti bahwa tidak ada wanita yang sesuai untuk anaknya, Ishak, lalu mengirimkan pelayannya yang setia ke tanah leluhur untuk mencarikan istri bagi anaknya di antara sanak familinya. Si pelayan tentu saja tidak paham bagaimana cara menemukan wanita yang cocok untuk anak tuannya. Maka dari itu ia pun menyerahkan urusan tersebut kepada Allah yang kemudian menuntunnya kepada Ribka. Walau belum pernah bertemu Ishak, Ribka sadar bahwa Allah turut campur dalam proses perjodohan ini sehingga ia setuju untuk meninggalkan keluarganya dan memenuhi kehendak Allah dengan menjadi istri Ishak. Bagi kedua insan ini, peristiwa ini adalah kisah cinta pada pandangan pertama di antara dua orang yang percaya kepada Tuhan. Kisah ini ada di Kejadian 24. Rut adalah orang asing di tanah Israel dan tidak punya apa-apa. Namun kesalehannya sangat menonjol sehingga Boas tertarik padanya, bukan semata-mata karena penampilannya menarik, namun karena kesalehannya. Kemudian terjalinlah kisah cinta mereka dan Allah menyatukan mereka. Boas kemudian menebus Rut ketika tidak ada lagi yang menghambat penyatuan mereka karena Allah berada di pihak mereka. Rincian kisah ini bisa ditemukan di kitab Rut. Mungkin untuk ukuran jaman sekarang, kita merasa kisah ini tidak pas. Karena dua dari tiga kisah ini adalah pernikahan yang dijodohkan—yang sudah tidak sesuai lagi dengan budaya kita. Saya tidak menyarankan bahwa kita harus menempuh jalur perjodohan, melainkan mari kita bersama memperhatikan pesan kuat yang ada dalam ke tiga kisah ini: siapa yang menjodohkan mereka? Tuhan sendiri! Tuhan tidak menyuruh Anda menempuh perjodohan. Tetapi tidakkah kita rindu agar Dia yang memilihkan pasangan untuk kita? Malah sebenarnya satu-satunya jalan untuk menemukan pasangan yang tepat adalah dengan menyerahkannya kepada Allah untuk melakukannya bagi Anda. Sudah kah Anda melakukannya? Pertanyaannya sekarang adalah, ‘berpacaran’ menempati bagian yang mana dalam proses ini? Berpacaran sejalan dengan rancangan Allah saat Ia meneguhkan siapa pasangan nikah Anda (namun sebelum itu, ada beberapa proses yang harus terjadi dahulu). Apa yang saya sampaikan tentang berpacaran dalam posisinya terhadap pernikahan mungkin tidak biasa bagi Anda. Pendirian saya di sini jelas dan sederhana: kita tidak boleh pergi berpacaran dengan siapa pun kecuali telah sama-sama punya arah untuk menikah. Memahami prinsip ini akan menghasilkan konsekuensi : 4
Berpacaran dengan orang yang belum percaya Kristus bukanlah pilihan. Ini jelas tergambar dalam 2 Korintus 6:14 bahwa orang percaya tidak bisa bersatu dengan yang belum percaya: ‘Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?’ Peringatan ini juga berlaku dalam pernikahan dan pacaran—karena pacaran adalah bagian dari mencari peneguhan Allah untuk calon pasangan kita, maka tidak selayaknya kita berpacaran dengan orang yang belum percaya. Apakah calon pasangan Anda bukan orang percaya? Jika kita hendak taat pada Allah, maka kita harus segera mengakhiri hubungan tersebut. Memang ini keputusan sulit, tetapi ingatlah bahwa Allah itu maha kuasa. Jadi serahkan dan percayalah kepada Nya. Jika memang dia ‘ditakdirkan’ untuk Anda maka Allah pun akan menuntun dia untuk diselamatkan. Setelah itu Anda bisa mulai berpacaran dengannya. Jangan sekali-sekali berpikir bahwa ‘saya bisa membuatnya percaya pada Tuhan selama kami pacaran, dan semua akan baik-baik saja.’ Faktanya, cita-cita ini sangat jarang terwujud. Yang sering terjadi malah sebaliknya, Anda menjauh dari Tuhan. Jika Anda sungguh mengasihi orang ini, percayakan dia kepada Tuhan, berdoa dan serahkan dia dalam tangan Nya. Ada banyak kesaksian tentang pelanggaran prinsip ini, dan menghasilkan banyak sekali kepahitan dan penderitaan.
o
Bukan pacaran santai sambil berdua-dua an. Urusan mencari pasangan hidup bukanlah hal yang biasa-biasa, dan karenanya pacaran tidak bisa hanya biasa-biasa saja. Pacaran yang demikian sangat berbahaya karena mudah memicu sisi emosional masing-masing orang. Ini tidak boleh terjadi, karena salah satu pasti akan terluka, serta menciptakan dasar hubungan yang rapuh. Jangan pergi berdua-an, tetapi selalu beramai-ramai—topik ini akan kita bahas di bagian lain.
o
Pacaran bukanlah awal dari sebuah hubungan. Sebelum melangkah ke bagian ini harus ada tahapan-tahapan serius yang dijalani.
Sebelum memutuskan berpacaran... Poin-poin berikut ini tidak secara langsung tertulis di Alkitab, melainkan merupakan saripati dari pengalaman dan dari buah pikiran yang kudus yang bersumber dari Alkitab. Jadi ini bukan sesuatu yang diinspirasikan, namun saya harap tetap berguna sebagai tuntunan. o
Anda harus cukup dewasa. Ingatlah selalu bahwa dalam mencari pasangan hidup dibutuhkan hikmat. Lihatlah kepada angka perceraian yang terus naik, yang menunjukkan betapa mudahnya sebuah pernikahan hancur. Karena itu, sangat tidak bijaksana berpacaran di usia muda. Memang setiap orang itu unik, dan tidak ada usia pasti yang bisa dikategorikan ‘dewasa’. Namun dalam keluarga saya—dan banyak keluarga lain—umumnya menetapkan usia 16 tahun sebagai usia yang pas. Memang awalnya ini terkesan tidak adil dan otoriter. Bagaimana seandainya Tuhan sudah menunjukkan siapa pasangan hidup kita saat kita menginjak usia 15? Bukankah itu sudah bisa menjadi ‘modal’ untuk mulai berpacaran? 5
Dalam hal ini saya harus berkata, ‘mengapa harus terburu-buru?’ Jika memang dia adalah pasangan dari Tuhan saat kita masih usia 15, maka ia pun akan tetap pasangan kita saat kita berusia 16. Walau tidak menyenangkan, menunggu itu baik dan berguna. Saya kenal pasangan-pasangan yang telah melewati masa-masa ‘tidak menyenangkan’ ini namun memilih untuk patuh kepada orang tua mereka, dan akhirnya sampai ke jenjang pernikahan beberapa tahun kemudian. Ketika mereka menoleh kembali ke masa lalu, mereka pun mengerti hikmat di balik nasehat orang tua mereka ini. Hikmat dan kedewasaan juga berguna untuk menghindarkan diri dari godaan seksual—bagian ini akan dibahas terpisah. o
Anda harus benar-benar serius. Yaitu serius dengan hubungan tersebut, dan serius untuk menjalin hubungan dengan calon pasangan. Bergabunglah dalam komunitas yang tepat. Akan sangat bagus jika Anda bisa bergabung dengan komunitas orang percaya, di mana peluang untuk berkenalan dengan lawan jenis yang seiman jadi lebih besar. Bukan berarti komunitas ini bertindak sebagai mak comblang, melainkan melalui pergaulan dalam komunitas tersebut Anda bisa belajar berbagai karakter manusia tanpa adanya ikatan dan tanpa kewajiban mendapatkan pasangan. Saya sendiri mulai kenal istri saya, Jenny, delapan belas bulan sebelum akhirnya kami mulai serius berpacaran. Dengan cara demikian saya dan Jenny sudah cukup mengenal pribadi masingmasing sebelum memutuskan untuk jalan bersama. Cara ini juga menolong dalam poin selanjutnya:
Temukan nilai kebenaran dalam diri calon pasangan Anda. Contohnya: o Ganteng/ Cantik? Ya, sudah pasti. Tuhan tidak berharap Anda terpikat kepada seseorang yang tidak menarik bagi Anda. Lagipula, setelah mulai saling kenal, mungkin saja Anda mendapati dirinya makin menarik dibandingkan dengan awal perkenalan. o Kesalehan. Jadi yang harus dipastikan bukan sekedar ‘dia orangpercaya’ saja, tetapi juga melihat tanda-tanda hadirat Allah dalam kehidupan dan karakternya—jangan mengincar posisi ‘kedua terbaik’. Berhati-hatilah, karena calon pasangan Anda pun menilai Anda dengan ukuran yang sama. Sudahkah Anda mengukur diri sendiri? o Spiritualitas—bagaimana perilaku nya terhadap sesama? Apakah iman nya benar-benar nyata? Apakah dia membaca Alkitab dan berdoa setiap hari? o Cara berpakaian. Apakah dia berpenampilan dan berperilaku sepantasnya orang Kristen? Kalau dia berpenampilan sangat rapih, jangan-jangan Anda yang tidak bisa mengimbangi. Orang Kristen harus berpenampilan menarik namun bukan seksi. Apakah Anda sudah terlanjur berpacaran? Apakah pasanganmu memenuhi standard ini? Jika tidak, Anda harus mempertimbangkan kelanjutannya. Karena jika tidak, hidup Anda tidak akan maksimal. Bagaimana mengetahui siapa jodoh kita? Ini pertanyaan yang sulit, karena kita adalah mahluk berdosa dan punya kecenderungan untuk salah memilih. Ada kalanya hanya dengan berdoa dan mengerjakan bagian Anda menurut cara Tuhan, 6
maka Anda ‘langsung tahu’ siapa jodoh dari Tuhan. Prosesnya bisa perlahan dan lama-lama menjadi sebuah kepastian, atau bisa juga cepat sekali. Ada pasangan-pasangan yang langsung mendapat keyakinan saling menatap, atau hanya dengan mendengar nama tertentu disebut dalam pertemuan doa. Namun ada juga yang butuh waktu bertahun-tahun sampai benar-benar merasa yakin. Kalaupun prosesnya mudah dan sederhana, kita tetap harus mengandalkan cara Tuhan dan menantikan tanda dari Nya. Sebab kita tidak bisa mengandalkan perasaan saja. Berikut ini beberapa tuntunan yang bisa membantu:
Doakan secara spesifik. Jika Anda sudah menemukan ‘orang yang tepat’, bawa dia dalam doa terus menerus. Dengarkan pandangan rekan Anda tentang orang ini. Pilihlah seorang teman yang dewasa secara rohani dan pendapatnya obyektif. Tanyakan juga pendapat orang tua Anda (umumnya anak muda takut menanyakan hal ini pada orang tuanya. Tetapi jika orang tua kita adalah orang Kristen yang sungguh-sungguh, pasti mereka memiliki hikmat ilahi yang layak untuk diperhatikan dengan serius. Ingatlah bahwa mereka mengasihi Anda dan hanya menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda) atau minta masukan dari sesama Kristen yang sudah dewasa. Saya sendiri memilih datang kepada pendeta dan pemimpin kaum muda di gereja saya. Minta agar calon pasangan juga berdoa. Ini memang terdengar aneh. Tetapi saya sudah melihat dan mengalami sendiri bagaimana Allah menggerakkan masing-masing orang untuk berani meminta pasangannya mendoakan peluang hubungan tersebut. Dan ketika mereka saling menyatakan permintaan tersebut, mereka menyadari bahwa Tuhan lah yang menggerakkan pikiran mereka untuk berani meminta hal yang sama kepada calon pasangannya. Saat meminta Jenny menggumuli dan berdoa untuk hubungan kami, saya pun terkejut. Ternyata dia juga berpikir hal yang sama. Hal seperti ini bisa diperhitungkan sebagai tanda bahwa Allah menghendaki hubungan tersebut. Andaikata mereka tidak terpikir untuk menggumuli peluang hubungan tersebut dengan serius, jika mereka orangorang yang saleh, tentu mereka tetap mendoakannya. Dan saya sudah menyaksikan bagaimana cara ini pun membawa hasil yang baik.
Bila Allah sudah memberikan ‘lampu hijau’, barulah Anda boleh memulai hubungan pacaran. Jadi disini bisa dilihat, bahwa dibutuhkan proses yang panjang sebelum masuk fase pacaran. Berapa kali seharusnya seorang Kristen berpacaran? Idealnya satu kali. Ini sangat bersebrangan dengan nilai-nilai pergaulan dunia modern. Tapi ingatlah selalu, walau kita diutus ke dalam dunia (bukan di luar dunia), keberadaan kita di dunia ini hanya ‘sekedar lewat’ saja. Jadi masuk akal jika Allah yang pegang kendali hubungan kita, maka cukup satu kali saja kita berpacaran yang membawa kepada pernikahan. Itu idealnya. Namun bukan kesalahan yang fatal jika anda menjalani hubungan yang salah, asalkan Anda langsung memutusnya ketika mulai menyadarinya. Jangan berlambat-lambat, tetapi secepatnya hentikan hubungan tersebut untuk meminimalisir masalah dan penderitaan. Anda tetap bisa bersahabat dengannya jika proses putusnya dilakukan dengan baik. Kemungkinan terburuknya adalah tetap melanjutkan hubungan. Namun ingatlah, semakin lama Anda menjalin hubungan yang salah, 7
semakin sulit untuk diputus dan semakin besar peluang penderitaan yang dihasilkannya. Ketika akhirnya Anda harus menikahinya sudah tidak ada lagi jalan keluar, karena perceraian tidak dikenal dalam pernikahan Kristen. Main Mata Apakah main mata hanyalah sekedar kesenangan yang tidak berbahaya? Ya memang itu hal yang menyenangkan, saat mendapat perhatian dari lawan jenis—inilah inti dari main mata. Pertanyaannya, apakah ini hal yang benar? Walaupun main mata adalah kegiatan sambil lalu yang menyenangkan, tetap saja ia tidak layak dilakukan kaum muda Kristen. Main mata punya sisi yang buruk. Pertama, saat Anda main mata Anda sedang memancing orang lain untuk tertarik pada Anda, lalu mengecohnya dengan tidak meresponnya dengan serius. Dan ini bisa menyakiti orang tersebut. Kedua, tindakan main mata yang Anda lakukan bisa disalah artikan oleh lawan jenis, apalagi jika ia memang menyukai Anda. Tindakan Anda bisa memicu perasaan emosionalnya tanpa Anda sadari, dan memperparah sakit hatinya. Ketiga, main mata menjadikan Anda pusat perhatian, dan itu adalah hal yang keliru. Jika intim dengan Allah maka kita ingin Dia yang menjadi pusat, bukan diri kita. Karena alasan-alasan inilah kita tidak boleh melakukannya. Ini bukan berarti kita dilarang berbicara dengan lawan jenis atau menikmati waktu bersama. Melainkan kita harus waspada agar tidak menyakiti siapapun dan memiliki kehausan untuk menjadi pusat perhatian. Jika Anda sudah menemukan orang yang tepat, maka kasih dan perhatian darinya sudah cukup. Sekarang mari kita bahas apa dan bagaimana seharusnya kita bersikap ketika pergi bersama. Namun sebelumnya saya ingin memberi catatan tentang cara berpakaian saat keluar bersama. Ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan yang sudah puber. Untuk Remaja Putri Tentu saja kalian ingin tampil menarik, dan tidak ada yang salah dengan itu (asalkan kalian tidak membuat bangkrut orang tua kalian). Namun berhati- hatilah! Tubuh kalian itu seperti bahan bakar yang bisa membangkitkan hasrat seksual kaum pria. Pria mudah terbangkitkan hasratnya hanya dengan melihat. Jadi, perhatikanlah cara kalian berpakaian. Jangan memakai pakaian yang menonjolkan bentuk tubuh atau yang terbuka, karena itu akan ‘menyiksa’ bagi kaum pria. Yesus memberi peringatan di Matius 5:28, bahwa walau hanya melihat tetapi dengan nafsu, itu sudah sebuah dosa. Jadi janganlah Anda menjadi batu sandungan bagi teman priamu. Hal ini memang bertentangan dengan nilai-nilai dalam masyarakat modern, yang mendorong wanitanya untuk berpakaian seronok dan memancing hasrat pria. Menurut Anda kira-kira pria macam apa yang akan tertarik dengan wanita seperti ini? Pria yang nantinya akan menjadi pasanganmu seharusnya menjauhi wanita semacam ini. Jaga dan simpan tubuh itu untuk dipersembahkan di kamar pengantin di malam pertama Anda. Maka pasanganmu akan lebih menghargai Anda. Jika Anda tetap mengenakan pakaian yang seronok, hal itu seperti iklan bir yang isinya cuma air jeruk. Sudah pasti para lelaki tertarik pada Anda, namun tidak akan dipuaskan dengan itu saja, mereka akan menuntut ‘lebih.’ Waspadalah, semua anak lelaki dipenuhi dengan gejolak hormon
8
yang sulit dikendalikan. Jadi jangan anggap remeh akan dampak dari daya tarik tubuh Anda, meski Anda melakukannya tanpa sadar. Untuk Remaja Putra Tidak usah saya jelaskan lagi, bagaimana mudahnya Anda terangsang hanya dengan melihat bentuk tubuh perempuan atau melihat sekilas pusar wanita. Situasi semacam ini lalu lalang di sekitar kita setiap saat, bahkan oleh teman perempuan yang seiman tanpa disengaja. Saya mengerti betapa beratnya tantangan kekudusan bagi generasi Anda saat ini, dengan begitu banyaknya poster, film, iklan yang provokatif secara seksual dan wanita-wanita berpakaian minim di mana-mana. Mudah sekali bagi Anda untuk jatuh hati kepada wanita seperti ini hanya gara-gara cara berpakaiannya. Karena itu waspadalah, karena wanita yang seharusnya menjadi pasanganmu nanti tidak boleh membuatmu tertarik karena daya tarik seksualnya. Cobalah untuk menimbang-nimbang lagi, apa benar Anda ingin hidup bersama wanita semacam ini? Memang awalnya dia nampak sangat menarik. Tetapi coba renungkan mengapa dia berusaha menarik perhatian kaum pria? Sebaiknya Anda mencari wanita yang saleh dan rendah hati. Sebab Yesus sudah memperingati kita dalam Matius 5:28 bahwa siapa yang memandang wanita dengan nafsu sudah berdosa. Jangan mudah terpancing, karena gejolak hormon kalian sangat mudah ‘meledak’ jika kalian coba-coba main mata, dan bisa membawa kepada hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun umumnya wanita tidak mudah terangsang lewat penglihatan, kalian tetap harus menjaga kesopanan dalam berpakaian.
Saat Jalan Bareng Ingat selalu bahwa tujuan jalan bareng adalah untuk melihat sungguh-sungguh apakah dia benarbenar orang yang tepat. Berikut beberapa tips yang telah di coba dan di uji. Sebelum memulai—berjanjilah dalam doa kepada Tuhan bahwa Anda akan menjaga kesucian sampai menikah nanti. Selain kepada Tuhan, Anda juga harus mengucapkan janji yang sama kepada orang tua Anda sebagai bentuk akuntabilitas. Janji itu bisa disimbolkan dalam bentuk cincin atau kalung atau gelang—sebagai pengingat yang bisa dilihat setiap saat, dan bisa diberi ayat di atasnya, misalnya 1 Tesalonika 4:3, ‘Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan.’ Kemudian tunjukkan tanda itu kepada pasangan Anda saat malam pertama. Inilah cara terbaik untuk mengawali pernikahan Anda.
Sebelum pergi dengannya atau sedang berdoa untuk acara keluar dengannya, pastikan orang tua Anda memberi berkatnya. Ingatlah bahwa merekalah yang menjaga Anda, dan punya hak untuk tahu serta memberi ijin atau tidak atas setiap rencana Anda. Apabila mereka tidak setuju dengan calon pasangan, Anda boleh bertanya tentang keberatan-keberatan mereka serta mempertimbangkannya dengan serius. Harus ada alasan yang sangat kuat jika Anda hendak melanggar larangan mereka, meskipun jika orang tua Anda bukan orang percaya. Anda bisa mengenal lebih baik aspek yang terpenting bagi Anda dari kepribadian calon pasangan. Anda juga harus menjadi pendukungnya secara rohani. 9
Teruslah menggumuli dalam doa untuk masa depan hubungan ini. Anda harus peka, apakah Allah berdaulat atas hubungan ini dan memberikan damai sejahtera Nya?
Gali sebanyak mungkin tentang dirinya dan masa lalunya. Selidiki, apakah hati Anda makin diteguhkan atau malah makin ragu?
Jaga hubungan ini dari segala macam pencobaan. Hubungan seks atau segala jenis aktivitas seksual hanya boleh terjadi dalam ikatan pernikahan, bukan pacaran. Jangan biarkan kalian terjebak dalam suasana intim yang dapat membuat kalian jatuh dalam dosa. Contohnya: o o
o
o
Jangan berdua-an di tempat sepi atau rumah yang kosong Jangan berdua-an di ruangan tertutup, tapi pastikan selalu bahwa pintu kamar terbuka lebar. Situasi ini tetap memberi kalian privasi namun mencegah terbangunnya keintiman yang berbahaya. Walau ini tidak ideal tetapi masih lebih baik dari pada jika pintu tertutup. Hindari berdua-an di dalam mobil yang diparkir terpencil. Memang mobil bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk ngobrol, asalkan bersama teman-teman lain supaya mencegah kalian terjebak situasi rawan dosa. Lanjutkan keluar beramai-ramai dengan teman-teman yang lain dan bukan berdua an. Dengan demikian teman-teman kalian bisa menjaga kalian dari peluang dosa.
Jangan mengandalkan penguasaan diri Anda, karena hal itu bukan untuk dicobai. Jadi jangan cobacoba. Jika tangan calon pasangan Anda mulai menyentuh area terlarang dari tubuh Anda, cepatcepatlah menepisnya dan beri peringatan. Jika ia melanggar lagi, itu artinya hubungan kalian tidak bisa lagi dilanjutkan. Pertanyaan selanjutnya... Sejauh mana saya boleh ‘melewati batas’? Sama sekali tidak boleh! Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, semua aktifitas seksual pra nikah adalah dosa. Alkitab dengan tegas menyatakannya dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Menurut saya jika untuk sekedar bergandengan tangan dan ciuman ringan tidaklah berbahaya—walaupun ada sebagian pemimpin gereja yang menentang ciuman dalam masa pra nikah. Memang ini masuk ‘area abu-abu’, namun saya tidak mau terjebak di sana. Bagi saya dalam masa pacaran tidak boleh melebihi ciuman ringan. Ciuman yang bernafsu harus dihindari karena bisa membawa pada situasi tak terkendali. Hal-hal semacam ini dapat dengan mudah membangkitkan birahi, khususnya bagi kaum lelaki, dan berakhir buruk—diawali tindakan itu, lalu tangan mulai ‘bergerilya’ dan bertindak lebih jauh. Karena itu pastikan tangan Anda berada pada posisi seharusnya. Jika penjelasan ini kurang meyakinkan Anda, ijinkan saya memperkenalkan hukum kepuasan. Ketika pertama kali kalian jalan bersama, bisa berdekatan dan sekedar berpegangan tangan saja 10
terasa luar biasa dan berbunga-bunga. Namun seiring waktu, kegiatan itu tidak lagi semenarik sebelumnya. Lalu kalian akan mulai berciuman, dan perasaan itu kembali lagi. Tetapi sama seperti sebelumnya, rasa itu mulai pudar. Kemudian mulailah tangan melingkar di pundak, meremasnya, maka perasaan itu bangkit lagi walau hanya sejenak. Berlanjut ke ciuman yang bergairah yang menimbulkan rasa nikmat sesaat. Namun tubuh kalian akan terus menuntut yang lebih, tetapi selalu berujung pada perasaan datar. Tak lama kemudian semuanya sudah terlambat dan kalian terjebak hubungan seks. Intinya adalah, setiap kali Anda mencapai titik kenikmatan tertentu, sangat sulit untuk berhenti dan berpuas diri dengan apa yang Anda lakukan sebelumnya. Semuanya terjadi secara bertahap dan sering kali tidak disadari, sampai Anda sudah terjerumus terlalu jauh. Mengapa seks tidak boleh dilakukan sebelum menikah? Pertama, karena memang itu dosa. Semua aktifitas seksual sebelum menikah adalah dosa di mata Allah. Hubungan seks di luar pernikahan disebut zinah dan merupakan perbuatan yang dikutuk Allah. Contoh ayat yang menyatakan hal itu misalnya, 1 Korintus 6:18, ‘Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri’ Kedua, sesuai bunyi ayat sebelumnya, hal ini menodai diri sendiri dan calon pasangan Anda. Sadarkah Anda bahwa keterlibatan dalam aktifitas seksual di luar pernikahan akan merampok kekudusan seksual Anda dan calon pasangan? Sekali ia dilanggar, tidak akan bisa lagi diperbaiki. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis aktifitas seksual, bukan hanya terbatas pada hubungan seks. Ketiga, pertimbangkan sendiri: apakah kita ingin menjadi batu sandungan bagi lawan jenis? Tidak mungkin bisa tetap kuat dan setia kepada Tuhan jika kita terlibat dalam perbuatan dosa. Jika kepuasan egois Anda bisa menghancurkan kehidupan rohani lawan jenis mu, apalagi terhadap kerohanian Anda sendiri? Andai Anda sudah terlanjur terlibat hubungan seks, apa jadinya jika hubungan kalian putus? Bagaimana seandainya mantan Anda hendak menjalin hubungan dengan orang lain? Orang-orang saleh akan berpikir berkali-kali untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang sudah ‘rusak’. Jika cerita tentang kejatuhanmu dalam seks tersebar luas, maka reputasi Anda pasti runtuh. Hal ini akan sangat menyakitkan bagi Anda dan calon pasangan Anda. Seks yang dilakukan di luar pernikahan akan menimbulkan banyak sakit hati dan penderitaan, sebab seks adalah keintiman dan dirancang Allah hanya untuk kehidupan pernikahan. Keempat, seks pra nikah punya konsekuensi serius. Penyakit Menular Seksual (PMS) sudah menjadi epidemi pada masyarakat kita saat ini. Penelitian terbaru di Amerika menunjukkan bahwa 1 dari 5 remaja mengidap PMS dan tidak menyadarinya. Memang data ini diperoleh dari kalangan nonKristen, namun kita tetap harus waspada. PMS dapat menyebabkan kepedihan, perasaan kotor, kemandulan, dan beberapa masalah lainnya. Ada yang bisa disembuhkan, tetapi ada juga yang tidak. Tentu saja salah satu resiko yang paling nyata adalah kehamilan. Sementara itu Alkitab dengan jelas mengutuk praktek aborsi sebagai pembunuhan. Jadi jelas, ini bukan pilihan yang dianjurkan. Apa saja akibat dari hamil di luar nikah? Kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan yang layak, pernikahan yang kacau, kehilangan masa remaja, kesulitan keuangan, hancurnya masa depan, hubungan dengan orang tua yang rusak, dan lain sebagainya. Tingkat kehamilan di Swindon adalah kedua tertinggi di wilayah Inggris Barat Daya, yaitu 65 per 1000
11
orang—sangat tinggi di atas rata-rata kehamilan nasional. Sangat mungkin data ini bakal menjadi angka statistik nasional. Kelima, hubungan seks pra nikah menciptakan selubung yang menghalangi kepekaan terhadap rencana Allah. Perbuatan tersebut beserta emosi dan nafsu di dalamnya menyebabkan orang menjadi sulit menilai dengan obyektif, apakah hubungan tersebut berada di jalur yang benar atau tidak. Selain itu dosa tersebut memisahkan kita dengan Allah, dan ini adalah masalah yang sangat serius. Dalam kondisi seperti ini umumnya pilihannya hanya melanjutkan hubungan dan berlanjut ke pernikahan yang (sudah pasti) melahirkan masalah baru, atau bertahan dalam dosa ‘kumpul kebo.’ Sekarang seandainya Anda berhasil mengatasi berbagai cobaan ini dan taat mengikuti tuntunan ini, lalu apa selanjutnya? Tetaplah berjaga-jaga. Memang pencobaan cepat datangnya, tetapi ia tidak pernah buru-buru pergi. Akan selalu ada hambatan yang memperlambat hubungan Anda, misalnya : harus kuliah di kota lain, atau dapat pekerjaan di luar kota, dll. Meskipun berat, sediakanlah ruang dalam hubungan Anda untuk kondisi-kondisi semacam ini. Terakhir, pertimbangkan untuk bertunangan. Ingatlah, ketika Anda mengajukan lamaran atau Anda di lamar itu berarti Anda mengikatkan diri kepada janji yang serius dihadapan Allah. Ini belum pernikahan, tetapi ini adalah hal terbaik kedua sebelum pernikahan. Seketika Anda bertunangan berarti Anda sudah terikat, dan karenanya semua persoalan harus diselesaikan bersama-sama. Dan untuk itu selalu ada sesama orang percaya yang akan bersedia menolong. Pendapat pribadi saya, hindari pertunangan yang terlalu lama. Sebab ikatan pertunangan bisa menjadi godaan untuk jatuh dalam dosa seksual, khususnya jika kita menganggap ‘toh kita akan menikah juga nantinya.’ Hati-hati dengan godaan seperti ini. Dosa karena seksual tetaplah dosa. Dan Allah hanya merestui seks di dalam konteks pernikahan. Seks pra nikah hanya merusak dan merampok keindahan pernikahan. Seperti buah apel: jika dimakan sebelum ia matang hanya merusak cita rasa terbaiknya yang seharusnya bisa didapat saat matang, dan peluang itu sudah hilang. Sama halnya dengan seks pra nikah (entah dalam ikatan pertunangan atau tidak), berarti bukan seks terbaik yang Allah rancangkan. Sekali hal ini dilanggar, Anda tidak akan pernah tahu seperti apa seks yang sudah Allah rancangkan itu. Karena itu mintalah nasehat sesama orang percaya, termasuk nasehat orang tua Anda. Saya tidak bermaksud masuk lebih dalam ke pembahasan tentang pernikahan, namun ingin meneguhkan Anda. Seketika Anda menemukan orang yang tepat—yang Tuhan pilih—dan masuk dalam pernikahan, Anda sedang menggenapi rancangan terbaik Allah tentang hubungan dengan sesama manusia. Di dalamnya Anda menemukan kenikmatan seksual yang terbaik, seperti yang Allah rancangkan. Dan jika Allah berkenan, Anda akan memiliki anak—anugerah yang luar biasa, dan akan menjadi tantangan sekaligus berkat yang besar saat Anda membimbing mereka masuk dalam pemeliharaan dan kasih Allah. Anda juga mendapat teman terdekat dan teman bersekutu, yaitu seseorang yang tempat berbagi harapan dan ketakutan, teman untuk tertawa dan menangis 12
bersama, yang bisa menghabiskan hidup bersama Anda. Lebih dari itu, Anda punya teman yang mengasihi dan dikasihi, dan menerima segala kekurangan Anda. Tidak ada hubungan terbaik di muka bumi ini selain pernikahan yang baik. Dan jika Anda memulainya dengan menaati Allah, maka Anda sudah berada di jalur yang benar. Satu hal lagi: nikmati waktu yang ada. Anda memiliki masa muda dan segala kebebasannya, namun ingatlah hal itu tidak abadi. Jadi jangan terburu-buru memulai sebuah hubungan. Nikmati masa mudamu dan milikilah sebanyak mungkin teman, lelaki dan wanita. Semua ini akan memperkaya hidup Anda. Lakukan yang terbaik dan muliakan Tuhan dalam segala tindakanmu.
13