|
232
| 二零
BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 232 | AGUSTUS 2015
“Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa.“ [Mazmur 96:3]
Saran-saran Praktis
Bersaat Teduh PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kembali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible! PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memperoleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab. Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat mengikuti saran-saran praktis sebagai berikut: Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit. Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat mengganggu konsentrasi Anda. Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan. Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah. Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu. Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)
PERSPEKTIF
www.gkagloria.or.id
Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria Surabaya Alamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907 SMS. 087 8511 67282 Email:
[email protected] Rekening Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria Penulis edisi 232: Alfred Jobeanto, Alex Lim, Andree Kho, Bambang Alim Bambang Tedjokusumo, Hendry Heryanto, Ie David Ivan Kwananda, Liem Sien Liong, Liona Margareth Musa Akbar HIM, Otniol H. Seba, Rohani, Sahala Marpaung Penerjemah: Tertiusanto
EDITORIAL
Percayakah Engkau Akan Pemeliharaan TUHAN?
S
halom, para pembaca renungan harian P ERSPEKTIF yang dikasihi Tuhan! Kami berharap, bahwa Anda semakin teguh dalam iman, bertumbuh dalam pengharapan, dan melimpah dalam kasih, karena kesetiaan Tuhan, Allah kita, yang tidak berubah. Kita menyadari, bahwa tantangan iman Kristen semakin hari tidaklah mudah untuk dihadapi. Namun bukan berarti semuanya itu tidak bisa kita atasi. Melalui renungan harian ini, kami berharap, Anda dapat dihibur dan dikuatkan. Amin. Ketika kita melihat peristiwa-peristiwa buruk, seperti ketidakadilan, pembunuhan dan sebagainya, tentu membuat kita bertanya-tanya: “Mengapa Tuhan berdiam diri dan tidak bersegera menegakkan keadilan? Mengapa Tuhan tidak menghukum mereka, sehingga kehidupan dalam dunia ini menjadi lebih baik?” Kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah salah dan kurang bijaksana dalam memelihara ciptaan-Nya. Sekalipun sejak semula manusia, yang diciptakan-Nya menurut gambar dan rupa-Nya itu, telah berbuat dosa dan memberontak kepada-Nya; apakah Tuhan kehilangan kendali atas dunia ini? Kitapun tahu, bahwa betapa tegar tengkuknya bangsa Israel di hadapan Tuhan, dan seringkali melukai hati-Nya, namun apakah Tuhan gagal menggenapkan janji-Nya terhadap Abraham? Belajar dan bercermin dari karya Allah di masa lalu, kehidupan tokohtokoh iman dalam Alkitab, sejarah bangsa Israel dan karya keselamatan dalam Yesus Kristus, Tuhan kita, seharusnya membuat kita tidak putus asa dalam menghadapi berbagai kesulitan dan ketidakadilan masyarakat dunia hari ini. Janganlah kita meragukan kuasa, kasih, dan kebijaksanaan Tuhan dalam menata dunia ini; sebaliknya pertanyakanlah, apakah kita masih mempercayai pemeliharaan-Nya dalam hidup kita? Janganlah kita ragu akan Dia! Marilah kita semakin memperteguh iman dan pengharapan kita dengan bertekun di dalam firman-Nya. Kiranya Kasih Allah Bapa, yang dinyatakan-Nya dalam pengorbanan Yesus Kristus, Tuhan kita, dan penghiburan dari Allah Roh Kudus, menguatkan dan meneguhkan kita sampai Kristus datang kedua kalinya. Amin.
01 SABTU
AGUSTUS 2015
“Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu.” (Mazmur 59:17)
Bacaan hari ini: Mazmur 59 Bacaan setahun: Mazmur 57-59
MEMUJI TUHAN DI DALAM PERSOALAN
M
azmur 59 ditulis oleh Daud ketika Saul ingin membunuhnya. Daud menyebutkan kejahatan musuh-musuhnya: mereka menghadang nyawanya dan hendak menyerbunya (ay. 4), menyindir dan mencemooh (ay. 8), dan berdusta di dalam kisah mereka tentang Daud (ay. 13). Di tengah-tengah penderitaan yang dialaminya, Daud berseru kepada TUHAN dan meminta pertolongan dan keadilan-Nya. Ia meminta keadilan dari Allah agar menghukum semua pelaku kejahatan (ay. 6). Ia pun juga meminta pertolongan dan kasih setia-Nya. Satu hal penting ialah, bahwa di dalam penderitaan sekalipun, Daud tidak goyah di hadapan Allah, namun tetap berpegang teguh pada-Nya, sebab TUHAN adalah kota bentengnya (ay. 10). Walaupun Daud ada di dalam persoalan hidup yang begitu rumit, Daud tetap memuji TUHAN (ayat 17-18). Dalam hal ini, memuji TUHAN bukan hanya dilakukan pada saat kita bahagia, tetapi memuji TUHAN juga dapat dilakukan pada saat kita dilanda beban persoalan. Umumnya, manusia sering meragukan kasih setia TUHAN pada saat mereka menghadapi masalah dalam hidup. Namun kisah Daud ini ingin mengajarkan kepada kita bahwa di dalam tekanan penderitaan pun, tidak seharusnya kita meragukan kasih setia TUHAN, namun sebaliknya, kita tetap berharap kepada-Nya. Ketika kita berharap kepada TUHAN, Ia akan memberikan kekuatan dan pertolongan tepat pada waktu-Nya. Janganlah ragu dan goyah; nantikanlah TUHAN, tetaplah berharap kepada-Nya dan Ia akan menolongmu. Sebuah hasil survey memberitakan, bahwa menyanyi memudahkan menghilangkan stres, dengan memaksa oksigen mengalir ke dalam darah, yang memberi sinyal kepada otak, untuk melepaskan suasana hati. Jalan terbaik ketika kita menghadapi tekanan persoalan adalah dengan memuji TUHAN, karena dengan memuji TUHAN dapat memberikan kekuatan atau semangat baru dalam menjalani kehidupan yang serba sulit. Masihkah kita memuji TUHAN dan berharap pada pertolongan-Nya, pada saat persoalan hidup menghampiri dan menekan kehidupan kita? STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap Daud dalam menghadapi kesulitan hidupnya? (2) Bagaimana cara atau sikap yang tepat dalam menghadapi kesulitan? Mengapa demikian? Bedoalah bagi jemaat Tuhan yang sedang menghadapi pergumulan hidup agar mereka tidak putus asa, melainkan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, dan tetap mengerjakan yang terbaik.
02 MINGGU
AGUSTUS 2015
“Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.” (Mazmur 60:14)
Bacaan hari ini: Mazmur 60 Bacaan setahun: Mazmur 60-62
DENGAN ALLAH KITA MENANG
P
ernahkah Anda mengalami banyak pemasalahan yang datang silih berganti dalam kehidupan ini? Bagaimana Anda menyikapinya? Apakah Anda akan berputus asa dan menyerah, atau Anda akan tetap tegar dan teguh menghadapinya, sampai semuanya terselesaikan? Ketika Daud dan Yoab sedang mengalami kesusahan memimpin tentara Israel melawan dua musuh di utara, pada saat yang bersamaan, muncul juga serangan dari musuh ketiga di selatan. Pada saat itulah, Daud sedang diremukkan dengan kesukaran (ay. 3-5). Namun demikian, Daud bertindak berani (ay. 6). Justru dalam situasi seperti itu ia tidak melarikan diri. Sebaliknya, dengan berani ia mengangkat panji-panji kebenaran Allah dan berpegang pada kata-kata jaminan Allah (ay. 6-10). Panji-panji-Nya di atas kita adalah cinta (Pkh. 2:4; Rm. 8:37). Nama Daud berarti “yang dicintai.” Bagi Daud, Allah adalah panji-panjinya (Kel 17:8-16), dan ia percaya bahwa Allah bisa memberikan kemenangan kepadanya yang dicintai-Nya (ay. 7). Umat Allah dicintai bukan karena keberadaan diri mereka sendiri, melainkan karena Allah yang mengasihi mereka. Firman Allah kembali menyakinkan Daud bahwa Allah lah yang mengendalikan bangsa-bangsa. Oleh karena itu, dengan iman Daud dan Yoab melangkah keluar menghadapi musuh-musuh yang menyerang mereka, dan bersama Allah mereka memenangkan kedua pertempuran tersebut (ay. 8-14). Saat Anda merasa remuk-redam karena diremukkan oleh berbagai kesukaran yang datang silih berganti di tengah-tengah perjuangan hidup, dan merasa tampaknya Allah telah meninggalkan Anda, ingatlah bahwa Allah mengasihi Anda dan Anda tetap kekasih-Nya. Jika Anda sungguhsungguh percaya, sebagaimana Daud percaya pada Allah, maka Anda pun dengan keberanian dari Allah, dapat memenangkan pertempuran hidup yang sedang Anda hadapi tersebut. Dan berjalanlah di bawah panji-panji kebenaran Allah! Karena Allah bisa memberikan kemenangan kepadanya yang dicintai Allah. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana Daud menghadapi kesukaran-kesukaran yang datang silih berganti di dalam peperangan yang ia hadapi? (2) Bagaimana dengan Anda? Marilah kita berdoa agar kita sebagai orang percaya tidak mudah menyerah dan menyalahkan Allah atas apa yang kita alami, tapi kita mau belajar untuk tetap percaya dan senantiasa mengandalkan Allah.
03 SENIN
AGUSTUS 2015
“Tetapi raja akan bersukacita di dalam Allah.” (Mazmur 63:12a)
Bacaan hari ini: Mazmur 63 Bacaan setahun: Mazmur 63-65
BERSUKACITA DI DALAM TUHAN, JURUSELAMATKU
M
azmur ini muncul dari pengalaman Daud yang menyakitkan selama pemberontakan yang dipimpin putranya, Absalom (2 Sam. 15:13-23). Bayangkan! Sebagai raja, Daud harus meninggalkan istana yang nyaman dan melarikan diri ke hutan belantara, bersembunyi! Namun, luar biasa! Dalam situasi seperti ini, Daud masih bisa berkata: “Aku masih punya Tuhan” (ayat 2-3). Daud yakin bahwa Tuhan yang dia sembah di dalam tempat yang aman, juga bersama dengannya di tengah kesulitan hidup yang dia sedang hadapi. Daud berkata, “Aku masih dapat bernyanyi” (ayat 4-5). Di dalam pengungsiannya, Daud merasa “haus” dan “lapar” akan Tuhan. Jelas, keberadaannya saat itu tidak memungkinkannya untuk dapat pergi mendatangi mezbah Tuhan dan mempersembahkan korban kepada-Nya, tapi ia sadar bahwa ia dapat mengangkat tangannya dan suaranya sebagai “korban-korban rohani” kepada Tuhan (Ibr. 13:15). Dengan berbuat demikian, Daud merasakan jiwanya yang “lapar” dan “haus” akan Tuhan, dipuaskan dan dikenyangkan-Nya. Daud juga berkata, “Aku masih bisa bersukacita di dalam Tuhan” (ayat 7-12). Daud masih bisa bersukacita di dalam Tuhan. Karena pertolongan, perlindungan, dan bimbingan Tuhan atas dirinya, ia tidak merasa takut menghadapi ancaman Absalom, anaknya itu. Apabila Anda menemukan diri Anda di dalam situasi “hutan belantara”, dapatkah Anda masih berkata seperti Daud: “Aku masih punya Tuhan”, “Aku masih dapat bernyanyi” dan “Aku masih bisa bersukacita di dalamTuhan”? Jika Anda tidak dapat bersukacita di dalam keadaan Anda, Anda seharusnya selalu dapat bersukacita di dalam Juruselamat Anda. Bersukacitalah atas pertolongan-Nya pada masa lampau (ayat 7), bersukacitalah atas perlindungan-Nya pada saat ini (ayat 8), dan bersukacitalah atas bimbingan-Nya pada masa yang akan datang (ayat 9). Ketahuilah bahwa Tuhan senantiasa melindungi dan memegang tangan Anda sehingga Anda tidak perlu takut dan kuatir akan apa pun juga. Sebab Dia senantiasa beserta dengan Anda. STUDI PRIBADI: (1) Saat Anda berada dalam zona tidak nyaman dalam hidup Anda, apakah yang Anda lakukan; bagaimana pula respon Anda terhadap Allah? (2) Mengapa demikian? Doakanlah agar kita sebagai orang percaya dimampukan Tuhan untuk dapat senantiasa bersukacita di dalam Tuhan, sekalipun ketika sedang ada dalam zona yang tidak nyaman.
04 SELASA
AGUSTUS 2015
“Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya … keselamatan-Mu di antara segala bangsa.” (Mazmur 67:2-3)
Bacaan hari ini: Mazmur 67 Bacaan setahun: Mazmur 66-67
DIBERKATI AGAR MENJADI BERKAT
M
azmur ini merupakan nyanyian syukur kepada Allah atas segala berkat yang telah mereka terima (ay. 2). Permazmur bersyukur atas kehadiran Allah di dalam kehidupan mereka, bersyukur atas keselamatan yang Allah berikan (ay. 3), bersyukur atas keadilan yang Allah kerjakan di tengah-tengah mereka dan bangsa-bangsa (ay. 5), dan bersyukur atas hasil bumi yang telah mereka terima (ay. 7). Dalam bagian ini, Pemazmur bukan saja bersyukur atas berkat Tuhan, tetapi lebih dari itu, pemazmur mengajak kita agar menjadi berkat bagi orang lain atas segala berkat yang telah kita terima selama ini. Ada banyak berkat Allah yang telah kita rasakan dalam kehidupan kita, sudahkah kita mengucap syukur kepada Allah atas semuanya itu? Apakah berkat yang sudah kita terima, telah memberkati orang lain juga, atau berhenti hanya untuk kita sendiri? Tidaklah demikian dengan pemazmur. Ia memohon agar Allah memberkati umat-Nya dengan tujuan agar melalui berkat yang mereka terima, bangsa-bangsa lain pun memperoleh berkat melalui mereka; jalan Allah dikenal di bumi dan keselamatan yang dari Allah juga dialami oleh segala bangsa. Seluruh bangsa bersyukur kepada Allah, bahkan segala suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, karena Allah memerintah atas mereka dengan adil, dan Allah menuntun suku-suku bangsa di atas bumi di dalam jalan-Nya. Boleh dikata, bahwa Mazmur ini juga bernada misi, yang mendorong kita untuk menyampaikan pesan tentang Allah bagi segala bangsa di dunia; di mana semua bangsa yang terhilang, yang berjalan di dalam kegelapan dan memerlukan terang, beroleh terang Allah. Allah menyinari mereka dengan wajah-Nya (ay. 2-3; 2Kor. 4:3-6); semua bangsa yang berduka karena dosa, boleh beroleh sukacita (ay. 4-5a); semua bangsa yang memerlukan kebenaran dan keadilan, beroleh kebenaran dan keadilan karena Allah yang memerintah atas mereka (ay. 5b); semua bangsa yang memerlukan kebutuhan hidup (ay. 6-8), beroleh berkat Allah. Tanah mereka menjadi subur dan memberikan hasil yang baik. Bagaimana diri Anda? STUDI PRIBADI: (1) Mengapa kita meminta agar Allah memberkati kita? (2) Sudahkah berkat Allah yang kita terima selama ini juga menjadi berkat bagi orang lain? Doakanlah agar sebagai orang yang telah terlebih dulu menerima berkat Allah, kita semua juga dimampukan untuk dapat menjadi berkat bagi orang lain di sekitar kita.
05 RABU
AGUSTUS 2015
“Lesu aku karena berseru-seru, kerongkonganku kering; mataku nyeri karena mengharapkan Allahku.” (Mazmur 69:4)
Bacaan hari ini: Mazmur 69:2-4 Bacaan setahun: Mazmur 68-69
MENANTIKAN PERTOLONGAN ALLAH
D
alam kehidupan yang penuh pergumulan dan persoalan yang berat, pernahkah kita memiliki pengalaman sulit, lalu pertolongan Allah yang kita harapkan tidak kunjung datang? Inilah perasaan yang juga Daud alami ketika menghadapi pergumulan dan persoalan hidup yang berat; ia sangat mengharapkan pertolongan Allah, namun pertolongan itu tidak kunjung datang. Daud mengekspresikan kebutuhan akan pertolongan Allah itu menjadi bagian yang sangat penting. Kondisi Daud yang genting digambarkan melalui beberapa pernyataan: “Air yang sudah mencapai lehernya, sebab ia terperosok ke dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat untuk bertumpu dan gelombang menyeretnya” (bdk. ay. 2-3). Dengan kondisi demikian, perlahan tapi pasti, Daud akan mengalami kematian, jika Allah tidak segera datang menolongnya. Mazmur ini merupakan gambaran metafora tentang pergumulan berat Daud yang sedang mengharapkan pertolongan Allah. Daud juga melukiskan bagaimana segenap usaha dilakukannya untuk menanti dan melihat pertolongan Allah itu. Dalam ayat 4, Daud melukiskan kondisinya, bahwa badannya lesu, kerongkongannya kering dan matanya nyeri, karena usaha yang dilakukannya terus-menerus untuk meminta pertolongan kepada Allah. Di dalam kondisi yang demikian, Daud terlihat begitu kecewa, karena seakan-akan Allah tidak menjawabnya. Kondisi ini menggambarkan kelelahan fisik yang berat. Kondisi yang sama mungkin terjadi di dalam kehidupan kita, dimana kadang pengalaman yang dialami Daud itu bisa juga dialami oleh orang Kristen masa kini. Kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan yang tidak kunjung tiba, ketika menghadapi masa-masa yang sulit, menyebabkan kita putus asa dan mengalami kekecewaan berat. Itu sangat manusiawi sekali. Namun satu kebenaran yang harus kita yakini, bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan kita. Allah menghendaki kita tetap bersandar dan bergantung penuh kepada-Nya. Marilah kita belajar menyerahkan segala pergumulan dan persoalan berat kita kepada Allah. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana perasaan Daud ketika menghadapi kesulitan, tapi pertolongan Tuhan tak kunjung tiba? (2) Dalam situasi seperti itu, apa yang harus kita lakukan? Berdoalah bagi jemaat yang saat ini sedang menghadapi situasi yang sulit, agar mereka tetap percaya atas pemeliharaan Allah dalam hidup mereka, dan belajar setia menantikan waktu Tuhan.
06 KAMIS
AGUSTUS 2015
“Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.” (Mazmur 71:17)
Bacaan hari ini: Mazmur 71:17-19 Bacaan setahun: Mazmur 70-71
KEYAKINAN AKAN PERTOLONGAN ALLAH
D
alam Mazmur seringkali diungkapkan tentang berbagai pergumulan hidup yang dialami oleh para pemazmur, termasuk Daud. Sejumlah Mazmur menggambarkan doa-doa yang dinaikkan kepada Allah dengan tujuan bahwa Allah akan segera menolong mereka dalam berbagai kesulitan dan pergumulan hidupnya. Kadang pemazmur mengungkapkan keputusasaannya, karena pertolongan Tuhan sepertinya lambat, namun ada juga keyakinan pemazmur akan pertolongan Allah, meskipun itu belum terjadi. Tentu hal ini menjadi menarik untuk direnungkan. Bagian yang kita baca ini menunjukkan keyakinan pemazmur akan pertolongan Allah kepadanya. Pemazmur begitu yakin bahwa Allah akan menolongnya keluar dari pergumulan dan kesulitan yang dihadapinya. (1) Pertolongan Allah dilakukan sejak dulu sampai yang akan datang (ay. 17-18). Pemazmur di dalam hal ini menunjukkan bahwa sejak dulu (waktu ia masih kecil) Allah telah melakukan perbuatan besar (menolong umat-Nya), dan sampai seterusnya (di masa yang akan datang) Allah tetap akan menolong umat-Nya. Mengapa demikian? Karena Allah setia dengan perjanjian-Nya kepada umat-Nya. (2) Allah akan memberikan pertolongan-Nya pada masa kini (ay. 19). Ini adalah keyakinan pemazmur atas dasar bahwa Allah sejak dulu sampai seterusnya akan menolong umat-Nya. Keyakinan ini sekaligus menunjukkan adanya pengharapan yang terus-menerus di dalam Tuhan. Pemazmur tidak kecewa dan putus asa menghadapi pergumulan yang berat, karena ia yakin bahwa Allah akan memberikan pertolongan pada masa kini. Seharusnya, kita orang Kristen masa kini belajar dari pemazmur, bagaimana ia yakin akan pertolongan Allah dalam hidupnya; karena sejak dulu sampai seterusnya, Allah akan menolong umat-Nya. Hal ini dilakukanNya, karena kita adalah umat-Nya. Oleh karena itu, di dalam menghadapi pergumulan dan kesulitan hidup seberat apapun, kita tidak boleh cepat putus asa dan kecewa kepada Allah, karena Ia akan memberikan pertolongan-Nya tepat pada waktu-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana pengalaman pemazmur tentang cara Allah menolong dirinya? (2) Mengapa kita tidak boleh gegabah dalam menantikan pertolongan Tuhan? Berdoalah bagi jemaat Tuhan yang tinggal di wilayah yang tertinggal secara ekonomi, agar mereka dikuatkan dan diberikan hikmat dari Tuhan untuk mengatur hidup mereka dengan benar.
07 JUMAT
AGUSTUS 2015
“...Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku...” (Mazmur 73:23)
Bacaan hari ini: Mazmur 73:21-28 Bacaan setahun: Mazmur 72-73
TETAP DEKAT DENGAN ALLAH
S
atu pertanyaan menarik bagi kita, “Apakah orang yang dekat dengan Allah, kebal terhadap masalah dan pergumulan yang berat? Apakah orang yang dekat dengan Allah, hidupnya selalu lancar dan aman? Apakah orang yang dekat dengan Allah, selalu mengalami keberuntungan dibandingkan kebuntungan?” Banyak orang Kristen memiliki pemahaman, jika ia hidup dekat dengan Tuhan, maka hidupnya akan aman dan lancar, mengalami keberuntungan dan sukses, bebas dari pergumulan dan masalah berat. Ini adalah pemahaman yang keliru! Bagaimana mungkin manusia yang hidup di dalam dunia ini, bebas dari masalah. Mazmur 90:10 menuliskan, “manusia hidup dikelilingi kesukaran dan penderitaan.” Pemazmur di dalam bagian ini (Mazmur 73:21-28) menyatakan bagaimana cara hidup orang yang dekat dengan Allah. Orang yang dekat dengan Allah tetap memiliki masalah dan pergumulan berat dalam hidup. Ia tidaklah lepas dari masalah yang ada. Namun ketika ia dekat dengan Allah, maka yang didapatkan: (1) Allah akan memegang tangan kananku (ay. 23). Ekspresi “Engkau memegang tangan kananku” ini dapat diartikan bahwa, “Allah menyertai dan melindungi pemazmur.” Jelas dari bagian ini, orang yang dekat dengan Allah akan mendapat penyertaan dan perlindunganNya. Meskipun pergumulan dan kesulitan yang berat dihadapinya, ia akan merasa aman dan damai menjalani kehidupannya. (2) Allah akan menuntun aku (ay. 24). Pernyataan pemazmur ini menunjukkan bahwa pemazmur sangat lemah dan terbatas, bahkan ia mempersonifikasikan dirinya sebagai “hewan—yang dungu dan lemah” (bdk. ay. 22). Karena itu, ia membutuhkan seorang penuntun yang akan menuntunnya. Pemazmur menganggap Allah adalah Penuntun yang akan memberikan tuntunan kepadanya, melalui nasihat-Nya untuk melewati berbagai pergumulan dan kesulitan yang ada. Bagaimana dengan kita? Allah akan menyertai dan melindungi kita, serta menuntun kita melewati pergumulan dan kesulitan yang ada, sehingga kita dapat merasa aman dan damai di dalam hidup kita. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa orang benar masih diizinkan Allah mengalami penderitaan di dunia ini? (2) Apa yang menjadi pengharapan tatkala menghadapi persoalan hidup? Berdoalah bagi para hamba Tuhan yang sedang melayani di daerah konflik dan wilayah pedalaman yang sulit dijangkau, agar mereka selalu dikuatkan di dalam lindungan kasih tangan Tuhan.
08 SABTU
”Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala, yang melakukan penyelamatan di atas bumi.” (Mazmur 74:12) AGUSTUS 2015
Bacaan hari ini: Mazmur 74 Bacaan setahun: Mazmur 74-76
INGATLAH AKAN SIAPA DIA
P
erjalanan iman umat Tuhan tidak selalu berada di atas, apalagi ketika sedang dilanda persoalan dan penderitaan. Hal yang sama dialami penulis Mazmur ini, Asaf. Dalam satu titik hidupnya, ia juga bertanya-tanya mengapa Tuhan seolah-olah mengabaikan dan meninggalkan umat-Nya. Mengapa Tuhan membiarkan musuh-musuh-Nya seolaholah menang atas-Nya. Asaf, seorang pelayan Tuhan yang mengasihi Dia, tidak mengerti mengapa Tuhan mengijinkan orang-orang jahat menghancurkan rumah-Nya dan membiarkan orang jahat mencela umat-Nya. Tetapi Asaf tidak berlarut-larut mempertanyakan keberadaan Tuhan. Dalam ayat 12 dan seterusnya, ia mengungkapkan keyakinannya pada Tuhan, bahwa Tuhan adalah Raja yang berkuasa dan ia hanya berharap kepada-Nya. Terkadang dalam kehidupan ini, kita juga bergumul dengan hal yang sama. Ada banyak kejadian dalam hidup ini, yang kadang membuat kita bertanya-tanya, di manakah Tuhan? Mengapa Tuhan seolah-olah diam dan tidak berdaya? Tetapi kita diajak oleh penulis Mazmur ini untuk kembali mengingat siapa Tuhan dan apa yang telah dilakukan-Nya. Tuhan adalah Raja, tapi memang seringkali kita tidak dapat melihat tangan-Nya bekerja seperti pada waktu Ia menciptakan alam semesta dan menyatakan kuasaNya, atas semua yang diciptakan-Nya. Karena itu, kita diingatkan pemazmur untuk tidak menilai Tuhan dari apa yang sedang terjadi, tetapi tetap menaruh pengharapan kita kepadaNya. Bagaimanapun Asaf tentu sadar bahwa apa yang dialami bangsanya, tidaklah lepas dari dosa yang mereka perbuat. Tetapi kelak pada waktunya, saat hukuman Tuhan atas umat-Nya berakhir, Tuhan akan memulihkan kembali keadaan umat-Nya, dan musuh-musuh-Nya akan ditaklukkan. Yang bisa kita lakukan adalah terus berdoa dan berharap kepada Tuhan, sambil menantikan Tuhan bertindak. Saudara, sesulit apapun keadaanmu, janganlah kehilangan keyakinan dan pengharapan kepada Tuhan, sebab Dia adalah Tuhan dan Raja yang berkuasa atas segalanya, termasuk hidup kita. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan mengijinkan hal yang buruk kadang terjadi di dalam hidup umat Tuhan? (2) Apa yang dapat kita pelajari dari setiap peristiwa buruk tersebut? Berdoalah bagi jemaat Tuhan yang sedang bergumul dengan masalah kesehatan, kesulitan ekonomi, kekuatiran akan masa depan, agar mereka tidak kehilangan pengharapan kepada Tuhan.
09 MINGGU
AGUSTUS 2015
”Pasanglah telinga untuk pangajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku.” (Mazmur 78:1)
Bacaan hari ini: Mazmur 78 Bacaan setahun: Mazmur 77-78
PELAJARAN DARI SEJARAH
P
epatah mengatakan: “Pengalaman adalah guru yang terbaik.” Tentu saja kita sepakat bahwa pepatah itu benar adanya. Kita semua banyak belajar dari yang namanya pengalaman, baik pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang diceritakan menjadi sebuah sejarah yang boleh terus mengingatkan kita agar tidak mengulang kesalahan yang sama, atau bahkan mengulang keberhasilan yang lalu. Mazmur 78 ini mengingatkan umat Tuhan akan sejarah bangsa Israel, pengalaman mereka bersama dengan Tuhan, dari sejak mereka keluar dari Mesir bahkan sampai mereka dibawa ke tanah perjanjian. Pengalaman bagaimana Tuhan menyertai dan memberkati mereka dan pengalaman bagaimana hukuman Tuhan diberikan atas bangsa mereka, ketika mereka mengabaikan dan meninggalkan Tuhan. Pelajaran sejarah bangsa Israel yang panjang ini dicatat dan diceritakan dari generasi ke generasi untuk mengingatkan mereka akan Tuhan, supaya mereka tidak melupakan Tuhan yang telah menyelamatkan mereka dan berkarya dalam kehidupan mereka. Orang-orang Yahudi diperintahkan untuk menceritakan dan mengajarkannya kepada anak-cucu mereka akan siapa Tuhan dan apa yang dikerjakan-Nya, dengan demikian, mereka tidak meninggalkan Tuhan sehingga Tuhan harus menghajar/ menghukum mereka. Bagaimana dengan kita hari ini? Tugas yang sama juga diberikan kepada kita, baik kita sebagai orangtua maupun sebagai guru, kita harus mengajarkan kepada generasi muda akan siapa Tuhan, perintah-perintah-Nya dan karya-Nya di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Janganlah mereka “diajar” oleh dunia ini, sehingga mereka melupakan Tuhan yang hidup, yang begitu mengasihi mereka. Ajarkanlah senantiasa kebenaran Tuhan dan karyaNya. Dengan demikian, di tengah tantangan dan godaan dunia sekarang ini, mereka tidak melupakan Tuhan dan meninggalkan Tuhan. Sebaliknya, mereka bisa melayani Tuhan dengan setia dan menerima berkat Tuhan. Belajarlah dari sejarah! STUDI PRIBADI: (1) Apa yang bisa kita pelajari dari sejarah bangsa Israel memperlakukan Tuhan dalam hidup mereka? (2) Bagaimana Tuhan memperlakukan bangsa Israel? Doakan agar Jemaat Tuhan mau memperhatikan secara serius kebutuhan rohani anak-anak mereka, dan doakanlah agar generasi muda saat ini dapat hidup dalam kebenaran firman-Nya.
10 SENIN
AGUSTUS 2015
“Ya TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.” (Mazmur 80:4)
Bacaan hari ini: Mazmur 80 Bacaan setahun: Mazmur 79-80
KETIKDAKTAATAN DAN HUKUMAN
M
azmur 80 ini digolongkan sebagai Mazmur Ratapan. Umat Israel meratap pada Tuhan. Perasaan-perasaan yang terungkap dalam mazmur ini merupakan doa umat Tuhan. Nampaknya mazmur ini memang ditulis ketika umat Yehuda menderita, sesudah ditaklukkan oleh bangsa Asyur. Kerajaan Yehuda dihancurkan bangsa Asyur pada tahun 722 Sebelum Masehi. Umat meratap karena merasakan kemalangan dan penderitaan sebagai hukuman Tuhan atas dosa-dosa mereka. Umat Israel menyadari bahwa kehadiran dan karya Tuhan lah yang akan memulihkan mereka dari dosa dan penderitaan. Yang dapat kita pelajari dari mazmur ini: (1) Allah adalah adil sehingga Ia tidak akan membiarkan pelanggaran terjadi. Sekalipun nampak lambat, namun keadilan-Nya pasti ditegakkan, termasuk kepada umat pilihan-Nya. (2) Allah penuh kasih, sehingga di tengah-tengah kondisi yang sulit pun, Tuhan takkan meninggalkan umat-Nya, dan pada saatnya nanti Ia akan memulihkan keadaan umat-Nya. Bagaimana dengan kita? Apa yang bisa kita pelajari dari mazmur ini? Hal yang bisa dilakukan saat kita menyadari telah berdosa kepada Tuhan adalah mengingat Tuhan, memohon ampun dan pertolongan-Nya. Keberanian mengakui dosa di hadapan-Nya dan menyadari kesalahan kita adalah sangat penting; sebab tak ada satupun dalam hidup kita yang dapat kita sembunyikan dari Tuhan. Namun demikian, yang terbaik dalam hidup ini adalah apabila kita selalu ingat Tuhan, dalam segala kondisi hidup kita. Janganlah kita lupa, bahwa Dia adalah Tuhan yang selalu memperhatikan dan menguji hidup, apakah kita telah hidup benar dan sungguh-sungguh menaati-Nya. Dengan selalu mengingat akan kebaikan Tuhan dalam suka maupun derita, kita akan hidup lebih bijaksana dan dituntun berjalan dalam keselamatan yang Tuhan berikan. Karena itu, jika hari ini kita menyadari kekhilafan kita dan kejatuhan kita dalam dosa, marilah kita datang kepada-Nya, mohon pengampunan dan pemulihan dari-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana seharusnya sikap anak Tuhan ketika menyadari telah jatuh dalam dosa? (2) Mengapa kita harus belajar hidup taat di hadapan Tuhan? Berdoalah bagi pemuda-pemudi Kristen agar mereka hidup benar dan setia di hadapan Tuhan, sehingga masa muda mereka dapat menjadi teladan dan kesaksian yang baik bagi orang lain.
11 SELASA
AGUSTUS 2015
“Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya.” (Mazmur 81:17)
Bacaan hari ini: Mazmur 81 Bacaan setahun: Mazmur 81-83
KESETIAAN TUHAN
M
azmur ini digolongkan sebagai mazmur ziarah yang biasanya dinyanyikan saat umat Israel dalam perjalanan beribadah di rumah Tuhan, khususnya saat perayaan bulan baru dalam rangka memperbarui perjanjian untuk setia kepada Tuhan. Mazmur 81 ini berisikan ungkapan pujian dan keyakinan atas pemeliharaan Tuhan. Dalam ayat 2-4 dikatakan, umat Tuhan menyukai keberadaan mereka di rumah Tuhan. Dan dengan menaikkan pujian itu, mereka menyatakan betapa pentingnya kedatangan mereka di rumah Tuhan, dan saling menyatakan hal itu satu dengan yang lain di antara jemaat, untuk saling menguatkan satu dengan yang lain. Mereka menyatakan bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan yang memampukan mereka menjalani setiap pengalaman hidup yang telah mereka lalui selama ini. Melalui Mazmur ini Tuhan ingin menyatakan kehendak-Nya, Tuhan ingin agar Israel setia kepada Tuhan dan tidak bercabang hati dengan menyembah allah-allah lainnya, karena Tuhan sendiri telah membebaskan umat Israel dari segala perbudakan di Mesir. Pernyataan dalam Mazmur ini memberikan keyakinan bagi kita bahwa Tuhan itu setia. Ketidaksetiaan kita kepada Tuhan tidak pernah mengurangi kesetiaan-Nya kepada kita, umatNya. Di tengah ketidaksetiaan kita, Tuhan terus memperbarui hati kita dan mau menerima pengakuan dosa kita, setiap kali kita datang kepada-Nya. Kesempatan untuk memperbarui komitmen untuk hidup setia kepada Tuhan bukan menjadi alasan untuk kita menjadi tidak setia, namun kiranya hal ini semakin membuat kita sadar betapa Tuhan mengasihi kita. Dengan semakin peka dan terbuka kepada peringatan Tuhan akan membuat kita selalu dapat hidup berjalan seturut dengan kehendak-Nya. Mengikut Tuhan tidak menjadi berat jika kita melihat bahwa syarat yang ditetapkan-Nya, yaitu untuk mengutamakan Tuhan, melebihi segala hal yang lain. Dengan demikian setiap hal yang kita lakukan akan selalu menyenangkan hati-Nya. Bagaimana dengan Anda? Marilah kita berlaku setia dan tulus dalam kasih kita kepada Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana kualitas kesetiaan Tuhan terhadap umat-Nya? (2) Apa yang seharusnya kita lakukan, ketika kita menyadari kesetiaan Tuhan terhadap kita? Berdoalah bagi jemaat agar mereka menyadari dan mengenal dengan benar kesetiaan Tuhan dalam hidup mereka, sehingga mereka dimampukan untuk hidup setia kepada Tuhan.
12 RABU
AGUSTUS 2015
“Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN...” (Mazmur 84:2-3)
Bacaan hari ini: Mazmur 84 Bacaan setahun: Mazmur 84-86
KERINDUAN BERJUMPA DENGAN ALLAH
P
ernahkah Anda merasa “rindu”? Rindu kepada kekasih, pasangan, orang tua, anak, atau sanak keluarga yang meninggal mendahului kita. Rasa rindu bisa terwujud dalam perasaan ingin berjumpa, ingin berdekatan dan ingin menikmati kembali waktu-waktu indah yang pernah dialami sebelumnya. Allah memberinya agar manusia dapat merindukan sesama mereka, namun terutama, agar manusia dapat merindukan Allah. Mazmur 84 menggambarkan perasaan rindu pemazmur kepada Allah. Perasaan rindu itu sangat besar. Ia merindukan waktu-waktu bersama dengan Tuhan (ay. 2), berada di pelataran Tuhan (ay. 3, 11), berdiam di rumah Tuhan (ay. 5) dan datang ke mezbah-Nya (ay. 4). Baginya, berada dekat dengan Allah adalah sumber sukacita dan hasrat terbesarnya. Karena itu, ia rela berjalan jauh, melewati lembah baka dan terguyur oleh hujan, agar ia boleh berada di rumah Tuhan. Kerinduannya kepada Allah membuat lembah baka seperti tempat yang bermata air, dan hujan deras seperti berkat yang indah. Ia rindu datang ke rumah Allah. Ia rindu kepada Allah. Allah adalah sumber sukacitanya, sumber pengharapannya dan sumber pertolongan yang sejati dalam hidupnya. Marilah kita merenungkan perasaan rindu yang kita rasakan. Berapa banyak perasaan rindu itu kita tujukan kepada Allah? Berapa sering kita rindu berada dekat dengan Allah, dan berdiam dalam rumah-Nya? Apakah setiap hari minggu kita berangkat ke gereja dengan hasrat dan kerinduan seperti pemazmur? Kebanyakan dari kita datang ke gereja hanya sebagai rutinitas dan ritual kita sebagai orang Kristen. Kerap kali kita melakukannya bukan karena kita rindu kepada Allah. Hal ini terlihat ketika kita tidak mempersiapkan diri dengan baik; kita tidur terlalu malam, bangun tergesagesa, tidak sempat mengambil waktu doa pribadi mempersiapkan hati, dan datang terlambat ke gereja. Pemazmur mengingatkan kita bagaimana seharusnya kita datang ke rumah Tuhan. Kita datang ke rumah Tuhan karena kita rindu kepada Allah, Sang Sumber sukacita, pengharapan dan pertolongan kita. STUDI PRIBADI: (1) Hal-hal apa yang membuat kita tidak rindu kepada Allah? (2) Apakah kita sudah memiliki sikap dan perasaan yang tepat ketika akan berjumpa Tuhan? Berdoalah agar Tuhan memberikan kepada kita dan anggota keluarga kita suatu kerinduan yang kuat untuk bergaul dan dekat dengan Allah, sehingga kita mengerti kehendak Tuhan atas hidup kita.
13 KAMIS
AGUSTUS 2015
“Ya TUHAN ... menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru ... malam aku menghadap Engkau ... sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku.” (Mazmur 88:2-3)
Bacaan hari ini: Mazmur 88 Bacaan setahun: Mazmur 87-88
BERSERU KEPADA ALLAH
K
ita sering kali menyalahkan Allah atas hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup. Kita menyalahkan-Nya atas penyakit yang kita derita, problem keuangan, masalah pekerjaan yang kita hadapi dan berbagai macam persoalan lainnya. Kita sering kali bertanya, “Mengapa Tuhan mengizinkan hal-hal tersebut menimpa diri kita?” Protes dan pertanyaan yang sama juga dilontarkan pemazmur dalam Mazmur 88. Begitu banyak hal buruk menimpanya, hidupnya mendekati kematian (ay. 4-5), tertekan secara psikologis (ay. 4, 8), ditinggalkan oleh orang-orang terdekat (ay. 9, 19), mengalami kefrustrasian, serta kesesakan dalam menghadapi semua hal tersebut (ay. 15-18). Beda dengan mazmur ratapan pada umumnya, mazmur ini tidak ditutup dengan pernyataan yang positif. Terlebih, mazmur ini ditutup dengan keadaan pemazmur yang belum mendapat pertolongan dari Allah, bahkan hatinya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan kepada Tuhan. Namun hal yang dapat kita pelajari melalui mazmur ini adalah bagaimana ketekunan pemazmur untuk mencari Tuhan. Sekalipun ia memiliki banyak pergumulan dan pertanyaan iman, ia tidak jemu-jemu mencari Allah siang dan malam, dan ia tetap berharap hanya kepada-Nya (ay. 2-3, 10, 14). Acap kali orang Kristen memiliki respon berbeda dengan pemazmur dalam menghadapi persoalan hidup yang datang bertubi-tubi. Kebanyakan orang Kristen yang mengalami kesulitan hidup, merasa kecewa kemudian meninggalkan Tuhan. Mereka berhenti melayani, tidak lagi ke gereja, undur dalam persekutuan, berhenti membaca Alkitab dan enggan datang kepada Tuhan di dalam doa. Respons seperti ini tidaklah tepat. Kekecewaan dan ketidakmengertian pasti kita alami dalam menjalani kehidupan kita sebagai manusia yang terbatas. Tetapi dalam keadaan demikian, kita tidak boleh pergi dan meninggalkan Tuhan. Justru dalam masa-masa sukar tersebut, kita harus semakin melekat kepada Allah. Seperti pemazmur, kita seharusnya tetap setia dan terus berharap akan uluran tangan-Nya untuk menolong kita sesuai waktu-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Adakah kita jemu untuk berseru kepada Tuhan atas pergumulan kita? (2) Apakah Anda mau terus tekun mencari Allah, ketika menjalani masa-masa sukar? Berdoa bagi diri kita dan keluarga kita yang sedang mengalami pergumulan berat. Berdoalah agar diri kita dan setiap mereka tetap diberi kesetiaan untuk berdoa, berharap dan percaya kepada Tuhan.
14 JUMAT
AGUSTUS 2015
“Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN Selama-lamanya …” (Mazmur 89:2)
Bacaan hari ini: Mazmur 89-90 Bacaan setahun: Mazmur 89-90
KESETIAAN TUHAN TETAP SELAMA-LAMANYA
M
azmur ini menyatakan nyanyian pengajaran Etan, orang Ezrahi dan doa Musa. Di dalam mazmur tersebut dinyatakan kasih setia Tuhan yang tidak berkesudahan, sampai selama-lamanya. Hal ini dibuktikan setidaknya dengan dua hal: Pertama, Allah tidak membatalkan janji kepada orang Israel, walaupun mereka telah mengingkari dan membatalkan perjanjian dengan Allah. Allah berperan sebagai inisiator dalam perjanjian dengan umat pilihan-Nya. Kendati bangsa Israel meninggalkan Taurat Tuhan, melanggar ketetapan dan perintah-Nya, namun kasih setia Tuhan tidak pernah hilang dari kehidupan mereka. Tuhan memelihara Israel untuk selama-lamanya. Janji Tuhan kepada bangsa Israel ditepati apapun kondisinya dan Tuhan tetap setia kepada mereka. Kedua, Allah memberikan tempat perteduhan bagi umat-Nya. Hidup manusia sangat singkat (ps. 90:10), kebanggaannya ialah kesukaran dan penderitaan. Namun syukur kepada Allah, di dalam hidup manusia yang singkat yang penuh dengan kesukaran tersebut, ada Allah yang memberikan kelegaan dan perteduhan. Hidup manusia yang singkat itu menjadi berarti karena ada kasih setia Allah. Hidup manusia yang sia-sia menjadi berarti karena ada satu pengharapan akan tempat perteduhan kelak. Kemurahan Tuhan dinyatakan dalam kehidupan manusia hari demi hari (ay. 17). Allah menyertai umat-Nya untuk hidup bersama-sama dengan Dia yang memberikan sebuah tempat perlindungan dan perteduhan. Karena itu, mari berdoa kepada-Nya, seperti Musa berdoa: “Sungguh, kiranya hari-hari kami, tahun-tahun kami, tidak berlalu begitu saja, tanpa adanya pengharapan, tanpa adanya pembebasan dari kuasa dosa, tetapi penuhkanlah kami dengan ‘pujian’ kepada Allah sebagai hidup yang berkemenangan atas segala perlindungan, dan kasih-Mu ya Tuhan.” Mari kita semakin menyadari akan kasih setia Tuhan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Tuhan adalah Tuhan yang penuh kasih setia. Jika Tuhan setia kepada umat-Nya, bagaimana kesetiaan kita kepada-Nya? STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana kita dapat mengerti kesetiaan Tuhan dalam hidup kita, sekalipun situasi yang kita hadapi seolah-olah Tuhan meninggalkan kita? (2) Alasannya? Berdoa bagi anggota keluarga kita agar mereka mengenal kesetiaan Tuhan dan tetap setia beribadah kepada-Nya. Doakan agar Tuhan juga boleh menyatakan anugerah-Nya kepada mereka.
15 SABTU
AGUSTUS 2015
“Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon …” (Mazmur 92:13)
Bacaan hari ini: Mazmur 92 Bacaan setahun: Mazmur 91-93
TUHAN HAKIM YANG ADIL
K
ita sering mendengar dan melihat bahwa dunia sekarang ini banyak dikuasai oleh orang-orang kejam, tidak adil, penuh tipu muslihat, dan rupa-rupa kejahatan dari yang terang-terangan sampai yang terselubung. Kejahatan-kejahatan itu semakin menguasai kehidupan dunia ini, sehingga membuat kita merasa takut dan bertanya-tanya dalam hati, apa arti semuanya ini ? Bila membaca Mazmur 92:8, kita mendapatkan pernyataan TUHAN, bahwa, “Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.” Mengapa demikian? (1) Mereka adalah musuh TUHAN (ay. 10). Orang fasik ataupun orangorang yang melakukan kejahatan adalah musuh TUHAN Yang Mahatinggi dan mereka akan dihakimi TUHAN. (2) TUHAN adalah Hakim yang adil. Keadilan-Nya akan memusnahkan mereka untuk selamanya. Sebaliknya, orang benar akan hidup selama-lamanya dan dalam masa tuanyapun masih menjadi berkat bagi banyak orang. Mereka akan hidup bagi kemuliaan nama-Nya, sehingga hatinya penuh dengan ucapan syukur kepada TUHAN dengan pujian dan sukacita, karena karya-Nya bagi mereka. (3) TUHAN adalah Raja yang kekal. Peraturan dan ketetapan-Nya membuktikan bahwa Dia adalah TUHAN yang penuh kekuatan dan kuasaNya menegakkan kerajaan dan keadilan-Nya sepanjang masa. Jika TUHAN adalah Hakim yang adil dan Dia adalah Raja atas semesta ini, siapakah yang dapat luput dari peraturan dan hukum-Nya? Tidak mungkin orang fasik dan orang-orang yang melakukan kejahatan menyembunyikan dirinya dari TUHAN. Karena itu sebagai umat-Nya, mari kita tidak takut dan gentar menghadapi situasi kehidupan ini. Kejahatan dan ketidakadilan bisa saja kita alami, tetapi janji Tuhan kepada kita adalah janji yang manis, bahwa orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon” (ay. 13). Percayakah Anda akan hal ini? Serahkanlah hidup Anda ke dalam kuasa TUHAN yang adil. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa orang fasik & orang yang melakukan kejahatan takkan luput dari penghakiman TUHAN? (2) Pelajaran apa yang dapat kita terapkan dalam diri kita? Berdoalah bagi jemaat agar mereka hidup benar dan setia kepada Tuhan. Doakan pula agar mereka tidak takut dalam menghadapi situasi apapun, melainkan menyerahkan segala sesuatunya kepada TUHAN.
16
MINGGU
AGUSTUS 2015
“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!” (Mazmur 96:1)
Bacaan hari ini: Mazmur 96 Bacaan setahun: Mazmur 94-96
MEMUJI MEMULIAKAN NAMA TUHAN-(1)
D
alam kehidupan kita sehari-hari, apa yang paling banyak keluar dari mulut kita? Apa yang paling banyak kita perbincangkan dengan orang lain? Kiranya melalui Mazmur ini, kita belajar menghayati perbuatan Tuhan dengan hati kita, dan meluap keluar melalui mulut kita. (1) Pemazmur memuji Tuhan karena keselamatan berasal dari Tuhan. Banyak agama mengajarkan jalan keselamatan, yang harus diusahakan penganutnya, namun hanya Tuhan kita yang memberikan keselamatan itu dengan tanpa syarat. Hal ini dialami oleh bangsa Israel di Mesir, sewaktu mereka masih dikenal sebatas sebagai bangsa yang diperbudak orang Ibrani, tetapi karena kasih Tuhan menyelamatkan mereka dari perbudakan menjadi bangsa yang merdeka, bahkan menjadi umat Tuhan yang kudus. Hal ini juga terjadi dengan orang Kristen hari ini, kita dahulu adalah budak dosa, musuh kita adalah Iblis, bapa segala dusta dan diri kita sendiri, kita tidak mungkin beroleh keselamatan apabila Allah tidak mengaruniakannya melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. (2) Tuhan yang dipercayainya berbeda dengan allah-allah bangsa asing. Karena Tuhan-nya adalah Tuhan yang esa dan melakukan perkara yang ajaib. Secara sengaja diceritakan bahwa Tuhanlah yang menjadikan langit, sedangkan allah bangsa-bangsa adalah hampa. Sifat Tuhan adalah agung, kudus, penuh kuasa dan hormat. Apakah semua agama sama dan mengajarkan Tuhan yang sama, atau berbeda satu sama lain? Pemazmur katakan, bahwa allah lain adalah hampa. Bila kita sadar perbedaan TUHAN kita dengan allah-allah lain, harusnya menimbulkan perbedaan sikap dalam kehidupan kita sehari-hari, salah satunya ialah melalui puji syukur kita. (3) Sedemikian agung dan mulianya Tuhan yang dikenal Pemazmur, sehingga ia merasa tidak cukup hanya ia sendiri yang memuji memuliakan nama Tuhan. Ia mengajak seluruh bangsa segenap bumi untuk memuji memuliakan nama Tuhan. Bagaimana dengan ucapan kita? Ceritakanlah kebesaran-Nya! STUDI PRIBADI:(1) Bagaimana seharusnya sikap atau perkataan orang yang telah menerima anugerah dari Tuhan dibandingkan mereka yang berada di luar Tuhan Yesus? (2) Mengapa demikian? Berdoalah bagi pertumbuhan iman jemaat, agar mereka menjadi berkat bagi banyak orang, baik melalui sikap maupun tutur kata mereka, sehingga hidup mereka memuliakan nama Tuhan.
17 SENIN
AGUSTUS 2015
“… sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.” (Mazmur 98:9)
Bacaan hari ini: Mazmur 98 Bacaan setahun: Mazmur 97-99
MEMUJI MEMULIAKAN NAMA TUHAN-(2)
S
audara-saudarai sekalian, seberapakah kita mengenal aspek-aspek keselamatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita? Keselamatan berbicara tentang karya Kristus di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia, ini sangat benar. Namun, bila hanya sebatas ini pengenalan kita akan keselamatan, maka keselamatan hanya menjadi “cheap grace” atau anugerah murahan. Hal yang murahan tidak akan menimbulkan minat manusia untuk memuja atau meninggikannya. Pemazmur justru sadar bahwa aspek keselamatan di dalam Tuhan tidak hanya meliputi keselamatan jiwa melalui karya Tuhan semata yang merupakan anugerah-Nya. Keselamatan juga meliputi aspek kekudusan Tuhan (ay. 1), Keselamatan juga merupakan perwujudan keadialan-Nya (ay. 2) dan juga merupakan penggenapan janji kasih setia-Nya terhadap umat manusia (ay. 3). Kekudusan Tuhan, artinya umat yang ditebus oleh Tuhan wajib hidup dalam kekudusan yang sesuai dengan tuntutan Firman Tuhan. Keadilan Tuhan artinya Tuhan telah memenuhi aspek kasih-Nya terhadap manusia dengan kasih ilahi tanpa pamrih, maka Tuhan juga akan mengadili manusia dengan hukum-hukum-Nya yang adil, tanpa pandang perbedaan (Yoh. 3:17-18). Sekalipun umat percaya masih bisa jatuh di dalam dosa, dan mengecewakan/mendukakan Tuhan, Tuhan tetap setia, Ia dengan panjang sabar menyertai umat-Nya yang mau percaya, dan juga keselamatan-Nya terbuka bagi semua umat di dunia, tanpa kecuali. Karena pada akhirnya nanti, setiap orang (baik yang percaya atau tidak) akan mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan. Tuhan ingin agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan yang benar akan keselamatan-Nya (2Tim. 2:4). Itulah sebabnya pemazmur sangat antusias di dalam memuji Tuhan, ia memakai berbagai istilah untuk memuji dan meninggikan Tuhan, (nyanyikan nyanyian baru, bersora-soraklah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi Tuhan, biar semua ciptaan Tuhan dengan keunikan yang Tuhan ciptakan untuk memuji Tuhan). Bagaimana dengan kita? Masyurkanlah Dia! STUDI PRIBADI: (1) Apa yang seharusnya kita lakukan, sebagai orang-orang yang telah diselamatkan Tuhan berdasarkan anugerah-Nya? (2) Berikan contohnya! Berdoalah bagi para petobat baru agar mereka semakin bertumbuh dalam iman dan pengharapan mereka di dalam Tuhan Yesus, dan dapat menjadi kesaksian yang baik.
18 SELASA
AGUSTUS 2015
“Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!” (Mazmur 100:2)
Bacaan hari ini: Mazmur 100 Bacaan setahun: Mazmur 100-102
PANGGILAN BERIBADAH
M
azmur 100 ini adalah sebuah panggilan beribadah bagi setiap umat Tuhan di seluruh dunia. Dalam ayat 1 dikatakan: Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Memang dapat dipahami bahwa pada waktu penulis mazmur ini menulis, dia menujukannya kepada seluruh orang Israel yang ada di seluruh Israel, maupun di luar Israel. Namun dalam konteks yang lebih luas, ajakan ini tidak terbatas hanya bagi orang-orang Israel di seluruh dunia, tapi juga setiap orang yang percaya kepada TUHAN di seluruh dunia. Pemazmur menulis Mazmur 100 ini dengan dua panggilan untuk beribadah dan dua alasan mengapa kita harus beribadah. (i) Panggilan beribadah (ay. 1, 2), (ii) Mengapa Allah disembah (ay. 3): Allah (3a), Pencipta (3b), Pemilik (3c), Gembala (3d), (iii) Panggilan beribadah (ay. 4), (iv) Mengapa Allah disembah (ay. 5): Allah itu baik, kasih setia-Nya selamanya, kesetiaan-Nya turun temurun. Bahkan Pemazmur menjelaskan detail apa yang harus kita lakukan dalam ibadah kepada-Nya, yaitu: (i) Bersorak-sorai (ay. 1), (ii) Beribadah dengan sukacita (ay. 2), (iii) Menaikkan nyanyian syukur (ay. 4a), (iv) Menaikkan puji-pujian (ay. 4b), (v) Bersyukur kepada Tuhan (ay. 4c), Membaca serta merenungkan Mazmur ini seharusnya menyadarkan kita bahwa ibadah bukan hanya datang, duduk, dengarkan firman, lalu pulang. Awalnya, ibadah dimulai dengan panggilan dari Tuhan kepada setiap kita, orang percaya. Yang mengundang adalah Allah, pencipta alam semesta, yang menggembalakan serta menunjukkan kasih setia-Nya turun-temurun kepada kita, masakan kita tidak mau menghadiri undangan beribadah-Nya? Juga, pada waktu kita melangkah ke dalam Gereja untuk beribadah maka kita tidak boleh hanya duduk diam. Pemazmur mengajak kita untuk bersorak-sorai, menyanyi dengan sukacita, bersyukur dan meninggikan kasih kesetiaan Tuhan kita. Bagaimana dengan kehidupan beribadah kita? Apabila setiap minggu kita telah mendengar panggilan Tuhan untuk beribadah, apakah kita datang beribadah?
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang kita dapat pelajari dari Mazmur 100 ini? (2) Apa yang dapat kita terapkan dalam cara kita beribadah kepada Tuhan? Berdoalah bagi kualitas ibadah gereja Tuhan setiap minggunya, agar jemaat yang beribadahpun dapat belajar dan menjalankan ibadah yang benar dan berkenan kepada Tuhan.
19 RABU
“Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita.” (Mazmur 103:10) AGUSTUS 2015
Bacaan hari ini: Mazmur 103 Bacaan setahun: Mazmur 103-104
ALLAH MAHA PENGAMPUNAN
M
azmur ini berisikan puji-pujian Daud kepada Tuhan. Puji-pujian Daud ini bercerita tentang satu hal bahwa Allah telah mengampuni dosanya. Daud sangat bersyukur karena melihat dirinya yang penuh dengan dosa, yang seharusnya dihukum setimpal dengan dosanya, namun Tuhan justru melepaskannya dari segala hukuman. Daud mengatakan sejauh timur dari barat Tuhan menjauhkan Daud dari dosa-dosanya. Itu berarti bahwa dosa Daud telah Tuhan hapus sama sekali, Tuhan tidak lagi mengingat bahwa Daud mempunyai dosa, karena dosanya telah dijauhkan sejauh-jauhnya dari hidup Daud. Daud adalah orang yang hidupnya sangat dekat dengan Allah, namun di saat yang bersamaan, Daud juga adalah seorang yang berdosa. Salah satu dosanya yang terbesar dan tercatat dalam Alkitab adalah ketika dia membunuh Uria untuk mengambil Batsyeba, sebagai istrinya. Allah murka kepada Daud karena dosanya tersebut. Allah berjanji bahwa Daud akan mengalami masalah di dalam keluarganya, yang berasal dari keturunannya sendiri (Absalom). Walaupun Daud mengalami hukuman, Allah telah mengampuni dosanya, Allah memberikan kesempatan kepada Daud untuk hidup lebih benar di hadapan-Nya. Karena telah mengalami pengampunan Allah yang besar inilah, Daud menuliskan puji-pujiannya kepada Allah. Allah yang Maha Pengampun tidak hanya melakukan pengampunan bagi Daud, tetapi juga bagi setiap manusia yang mau percaya kepada-Nya. Melalui anak-Nya, Yesus Kristus, Allah telah memberikan penebusan bagi setiap manusia yang percaya kepada-Nya. Dosa manusia yang begitu banyak, dosa manusia yang paling jahat sekalipun, yang secara manusia kita pikir tidak dapat dihapus, akan hilang sama sekali jika dibasuh oleh darah Yesus. Mari, kita mengenang cinta kasih Tuhan yang besar, yang telah menebus dosa-dosa kita, dan memberikan kita kepastian hidup kekal di dalam surga. Berdoalah secara pribadi, naikkanlah ucapan syukur atas penebusan dan pengampunan dosa yang telah dia berikan kepada kita. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana kasih Allah kepada manusia berdosa? Apakah yang telah dilakukan-Nya untuk menolong mereka? (2) Di dalam diri siapakah kita memiliki jaminan pengampunan dosa? Berdoalah bagi mereka yang belum mengenal keselamatan di dalam Yesus Kristus, sehingga di dalam anugerah Tuhan, mata hati mereka dapat melihat terang hidup dari Tuhan.
20
KAMIS
AGUSTUS 2015
“Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya....” (Mazmur 105:2)
Bacaan hari ini: Mazmur 105:1-45 Bacaan setahun: Mazmur 105-106
PUJIAN ROHANI
P
ujian orang Kristen beda dengan pujian orang dunia. Perbedaannya bukan hanya bersifat filosofis, tapi juga bersifat rohani. Pujian orang dunia semata-mata untuk mencari hiburan/pemuasan diri, bersifat komersial, selain kepentingan seni. Bahasa musik dan isi pengajarannya bersifat sementara dan sarat duniawi. Ada sebuah lagu berbunyi: “Dulu aku kau puja, dulu aku kau sayang. Kini roda telah berputar, kini aku kau hina, kini aku kau buang. Manakah janji manismu?” Jelaslah bahwa nyanyian ini dilatar-belakangi kekecewaan hati, semakin kita dengar, semakin frustasi. (1) Pujian orang Kristen berpusat pada Allah semata-mata. Pemazmur berseru, “Bernyanyilah bagi-Nya” atau “Bermazmurlah bagi-Nya.” Kedua ungkapan ini mengandung makna yang sama, yaitu objek pujian adalah Tuhan sendiri. Hanya Dia yang pantas diagungkan dan dipuja semua umat manusia, termasuk cakrawala dan pepohonan serta segala makhluk hidup yang diciptakan-Nya (Mzm. 148). Pemazmur telah menunjukkan sikap yang benar dalam memuji Dia, “Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya” (Mzm. 145:1). (2) Pujian orang Kristen bersifat rohani. Inilah perbedaan musik rohani dengan musik duniawi. Pemazmur menceritakan segala perbuatan dan karya Allah yang bersifat rohani dan kekal, yaitu keselamatan yang tidak ternilai. Semua yang hidup dan apa yang kita miliki adalah sia-sia jika tidak memiliki keselamatan yang dikerjakan Allah atas hidup kita. Itu sebabnya pemazmur berkali-kali memuji nama Tuhan dan terus mengabarkan berita keselamatan-Nya dari hari ke hari. (3) Pujian orang Kristen bersifat kekal. Pujian orang Kristen kepada Tuhan tidak akan pernah berhenti. Karena Allah itu hidup dan kekal adanya. Kekuatan dan kuasa-Nya menjadi sandaran orang-orang percaya, Dialah Tuhan, Allah kita yang tidak berubah. Pujian orang Kristen tidak terbatas di bumi, tapi juga di sorga. Karena itu, jadikan pujian rohani menjadi bagian dalam hidup kita, kelak di sorga kita tetap memuji (Why. 19:1). STUDI PRIBADI: (1) Apakah perbedaan antara pujian rohani dengan nyanyian duniawi? (2) Siapakah yang menjadi fokus dalam pujian rohani? Berdoalah bagi pertumbuhan iman jemaat agar kehidupan mereka berpusat pada Tuhan dan senantiasa bersyukur dalam segala keadaan, sehingga dari hidup mereka terdengar puji-pujian yang memuliakan nama Tuhan.
21
JUMAT
AGUSTUS 2015
“Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar...” (Mazmur 107:9)
Bacaan hari ini: Mazmur 107:1-43 Bacaan setahun: Mazmur 107-109
KEPUASAN
A
da banyak indikasi serta fenomena menggambarkan kekosongan hati dan jiwa manusia. Untuk mengisi kekosongan hati dan jiwanya, manusia mencari kepuasan melalui ekstasi, berbagai hiburan, makan, berkelana dan mengisi diri dengan berbagai aktifitas dan kegiatan. Meski sesaat mereka mendapat kepuasan, namun pada akhirnya mereka menyadari tetap mengalami kekosongan yang tak terpenuhi. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya kejadian menyedihkan yang terjadi pada kalangan muda Jepang dan Korea, yang nekat bunuh diri karena tidak puas dengan hidupnya. Pemazmur memberikan beberapa dasar kekosongan hati dan jiwa manusia, serta hanya Allah yang dapat memuaskan manusia. (1) Manusia jauh dari Allah. Dari timur dan barat, utara dan selatan, manusia bagai musafir yang mengembara di padang belantara. Keadaan mereka lapar dan haus, jiwa mereka lemah lesu. Mereka mengalami kesesakan dan kecemasan. Ada orang yang duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung dalam sengsara besi. Inilah gambaran pemazmur tentang keadaan jiwa manusia yang tersiksa karena menjauhi Allah. Bagaimana dengan hati dan jiwa saudara? Mendekatlah kepada Allah, hanya Dialah yang dapat memuaskan hati dan jiwa Anda. (2) Manusia cenderung hidup memberontak kepada Allah. Dalam ayat 11 dikatakan, “Karena mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah, dan menista nasihat Yang Mahatinggi.” Sikap dan perbuatan mereka bukan hanya memberontak kepada Tuhan, terlebih, mereka sudah tidak menghargai dan menghormati perintah-perintah dan titah-titah Tuhan yang sebenarnya mengandung janji dan berkat Tuhan kepada mereka. (3) Hanya mereka yang berseru-seru kepada Allah akan segera keluar dari kesesakan dan kecemasan (ay. 13,28). Allah berjanji akan memuaskan jiwa yang dahaga, jiwa yang lapar, akan dikenyangkan dengan kebaikan Allah (ay. 9). Mereka akan diberkati dan hidup penuh sukacita. Bagimana dengan Anda hari ini? Kiranya Tuhanlah yang memuaskan dan memenuhi hati dan jiwa kita. STUDI PRIBADI: (1) Apakah manusia dapat memuaskan kekosongan hati serta jiwanya dengan perkara-perkara duniawi? Mengapa? (2) Siapa yang dapat memuaskan jiwa kita? Berdoalah bagi pemuda Kristen agar mereka tidak terjebak pada pola hidup duniawi dan tidak beranggapan bahwa kepuasan batin mereka bisa didapat dari hal-hal duniawi.
22
SABTU
AGUSTUS 2015
“Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN …” (Mazmur 112:1)
Bacaan hari ini: Mazmur 112 Bacaan setahun: Mazmur 110-112
KEBAHAGIAAN ORANG BENAR
S
emua orang ingin hidup bahagia, tetapi tidak semua orang—bahkan sedikit saja—yang mau hidup sebagai orang benar. Kebanyakan orang berpikir bahwa kebahagiaan hidup lebih berkaitan dengan harta dan fasilitas hidup. Namun banyaknya orang kaya yang tidak bahagia membuktikan bahwa pandangan/pemikiran tersebut salah! Kebahagiaan tidak terjadi karena kepemilikan/kekayaan. Kebahagiaan terjadi di dalam relasi yang benar antara dua pihak yang terkait; suami-istri, orangtua-anak, pribadi-pribadi. Orang benar adalah orang yang berusaha memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam relasi dengan pihak lain. Relasi pertama yang terjalin dengan benar adalah relasinya dengan Allah. Relasinya yang benar dengan Allah, mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya. Kebahagiaan ini, ditularkan pada istri dan anak-anaknya. Anak-anaknya melihat bagaimana ayahnya hidup benar dan bergaul intim dengan Allah, dan dia menjadi ayah yang mengasihi istri serta anak-anaknya. Dia mendatangkan berkat bagi keluarga dan keturunannya, melalui keteladanan hidup nyata; kehidupan seorang yang benar. Orang benar bukan saja sudah memenuhi tanggung jawabnya dalam relasinya dengan Allah dan terhadap keluarganya, tetapi dia juga hidup dalam relasi yang benar dengan sesama, di luar keluarga. Dia diberkati dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Dia berbagi dengan orang lain. Dia tidak takut hidupnya kekurangan dengan membagikan berkat kepada orang lain, karena dia kenal sumber berkatnya, dan dia sedang bergaul intim dengan sumber secara ideal. Dan dia dikenang banyak orang. Banyak orang akan mengaguminya, tapi dia juga akan dimusuhi oleh mereka yang tidak mampu hidup benar. Orang iri melihat kebajikan hatinya, bagaimana dia berbagi berkat Tuhan dengan sesama yang membutuhkan. Yang mereka bisa lakukan adalah perbuatan dosa yang sesuai dengan hati mereka yang cemar. Pada akhirnya, kehidupan dan perbuatan dalam dosa akan membawanya menuai kehancuran. STUDI PRIBADI: (1) Apa sesungguhnya kebahagiaan itu menurut perspektif iman Kristen? (2) Bagaimana kita bisa menemukan kebahagiaan sejati? Berdoalah bagi kehidupan rumah tangga orang Kristen agar mereka saling mengasihi antara yang satu dengan lainnya, sehingga kehidupan mereka menjadi berkat bagi banyak keluarga.
23
MINGGU
AGUSTUS 2015
“…tetapi kita, kita akan memuji TUHAN …” (Mazmur 115:18)
Bacaan hari ini: Mazmur 115 Bacaan setahun: Mazmur 113-115
KEMULIAAN HANYA BAGI ALLAH
J
auh sebelum para teolog merumuskan doktrin Soli Deo Gloria, mazmur agung yang tidak mencantumkan nama penulis ini telah memperkenalkan konsep dasarnya; bahwa di dalam alam semesta ini, hanya ada satu Allah, yaitu Allah yang memperkenalkan diri-Nya dengan nama Yahweh. Dialah satu-satunya Allah, yang kuasa-Nya pernah dinyatakan kepada nenek moyang mereka sebagai bangsa pilihan-Nya. Dia tidak mungkin bisa dibandingkan dengan berhala yang terbuat dari kayu atau batu, buatan tangan manusia yang disembah di seluruh muka bumi. Karena itu, hanya Dialah yang berhak menerima kemuliaan dan bukan manusia, siapapun dia. Hendaknya Israel memegang teguh akar iman yang hidup ini, demikian juga setiap orang yang menyebut dirinya sebagai umat pilihan-Nya. Dialah Allah sumber kasih setia, sumber pertolongan, sumber berkat, dan sumber dari segala hal baik lain. Dia memberikannya secara berlimpah dan tidak berkesudahan, semua hal baik yang dibutuhkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Allah yang hidup, yang satu-satunya ini, ialah sumber dari segala kebajikan bagi umat-Nya, bahkan saat mereka tidak layak menerimanya. Maka bagi Israel dan bagi siapa saja yang menyebut diri sebagai umat-Nya, yang mengaku sudah menerima dan mengalami kebajikan yang bersumber dari kasih setia-Nya, wajiblah bagi mereka untuk mengembalikan segala kemuliaan kepada Dia dan jangan ada seorangpun yang mencuri kemuliaan tersebut. Umat Allah harus menyadari sepenuhnya bahwa dirinya hanyalah penerima anugerah. Kesadaran akan ketidaklayakan diri akan memunculkan rasa syukur yang keluar dari hati terdalam, yang melahirkan pujian syukur kepada Allah. Ini bukan bicara tentang bagaimana umat-Nya menyanyikan pujian yang mengagungkan karya anugerah-Nya. Ini bukan bicara teori iman yang mati, tapi bicara pujian yang hidup, yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup, dan yang mensyukuri setiap dan semua kebajikan Tuhan yang dia alami, dengan hidupnya. STUDI PRIBADI: (1) Ketika kita tidak menyadari anugerah Tuhan, apa yang terjadi dengan kita? (2) Mengapa kita lebih sering mencuri kemuliaan Tuhan daripada memuliakan-Nya? Berdoalah bagi para pelayan Tuhan agar mereka menyadari bahwa segala kemampuan yang mereka miliki adalah anugerah Tuhan yang diberikan-Nya untuk memuliakan Dia.
24
SENIN
AGUSTUS 2015
“Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu …” (Mazmur 116:17)
Bacaan hari ini: Mazmur 116 Bacaan setahun: Mazmur 116-118
MEMBALAS KEBAJIKAN TUHAN
M
anusia adalah makhluk sosial yang hidup secara interaktif dengan orang lain; saling mendukung, saling membantu, saling membutuhkan. Di dalam interaksi antar sesama manusia ini kemudian terbentuklah kebiasaan-kebiasaan tertentu yang menjadi tradisi sampai membudaya. Salah satunya adalah membalas kebaikan yang dilakukan seseorang kepada yang lainnya. Orang yang pernah ditolong, akan berusaha mengingatnya, bahkan mencoba untuk membalasnya pada kesempatan yang tepat. Begitu juga dengan perbuatan baik lain yang biasa terjadi dalam kehidupan sesehari; manusia saling berbuat baik dan membalas kebaikan orang lain. Apabila kita mengerti untuk membalas kebaikan yang dilakukan orang lain kepada kita, dan itu adalah hal yang semestinya; bukankah seharusnya ini juga berlaku di dalam hubungan kita dengan Tuhan. Bukankah sudah sepantasnya dan sewajarnya, apabila kita telah menerima kebaikan dari Tuhan, lalu di dalam hati kita timbul keinginan untuk membalas kebaikan tersebut. Kecuali kita memang tidak pernah mengalaminya, atau kita adalah orang yang tidak mampu menghargai kebaikan orang lain. Penulis Mazmur 116 adalah orang yang telah mengalami pertolongan TUHAN dari suatu kondisi yang menyangkut keselamatan nyawanya; dia diselamatkan dari maut, dan dia tahu itu adalah karena kebaikan TUHAN, dan karena itu dia tahu dia harus membalas kebaikan sebesar itu. Tetapi ketika dia ingin membalas, dia mengalami kesulitan besar; dengan apa dia membalas apa yang TUHAN telah lakukan baginya? Jika orang memberi kita uang, kita bisa membalas memberi dia uang. Jika orang memberi kita barang, kita bisa membalasnya dengan cara yang sama. Tapi jika TUHAN meluputkannya dari maut dan memberinya berbagai kebaikan, bagaimana membalasnya? Apa yang dapat ia berikan kepada TUHAN, yang bukan berasal dari Dia sendiri? Jika TUHAN tidak menyelamatkannya, di mana dia sekarang? Karena itu, semua yang dia punyai, semata-mata adalah bukti anugerah yang telah dia terima. Apakah Anda juga menyadari hal ini? STUDI PRIBADI: (1) Apa yang seharusnya kita lakukan bagi Tuhan, jika Ia telah menyelamatkan kita? (2) Jika seseorang tidak lagi mengingat kemurahan Tuhan, disebut apakah dia? Berdoalah bagi pertumbuhan kasih jemaat kepada Tuhan, sehingga ibadah dan pelayanan yang mereka kerjakan merupakan wujud syukur dan kasih mereka kepada Tuhan.
25
SELASA
AGUSTUS 2015
“Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.” (Mazmur 119:1)
Bacaan hari ini: Mazmur 119:1-88 Bacaan setahun: Mazmur 119:1-88
PENUNTUN HIDUP DALAM KEBAHAGIAAN & KEBENARAN
H
ampir setiap aktivitas dalam masyarakat selalu memiliki “aturan.” Tujuannya adalah agar masyarakat dapat memiliki kehidupan yang baik, teratur, dan lancar. Dengan adanya aturan, kualitas hidup manusia diharapkan dapat menjadi lebih baik. Namun kenyataannya, sering kali yang terjadi di tengah masyarakat tidaklah demikian. Seperti pepatah yang mengatakan: “Peraturan dibuat untuk dilanggar.” Kondisi ini sesungguhnya menunjukkan bahwa manusia yang telah jatuh dalam dosa cenderung pada apa yang jahat, tidak teratur, dan merugikan orang lain (bdk. Kej. 6:5; 8:21). Itulah sebabnya peraturan mengimplikasikan, bahwa manusia tidak mungkin mencapai kebahagiaan dan kebenaran, dari dirinya sendiri. Manusia membutuhkan “tuntunan hidup yang benar,” yang bukan berasal dari manusia sendiri, melainkan berasal dari TUHAN. Itulah yang pemazmur ingin, agar kita sungguhsungguh memperhatikan firman-Nya. Dalam bacaan hari ini, kita merenungkan Mazmur 119. Mazmur ini adalah sebuah mazmur yang unik, karena ditulis dalam pola alfabet Yahudi (alef-Taw), yang masing-masing memiliki 8 kalimat. Isi dari mazmur ini mengumandangkan pentingnya peraturan/firman Tuhan bagi kehidupan umat Tuhan. Jika manusia ingin menemukan kebahagiaan dan kualitas hidup yang baik, maka langkah yang harus ditempuhnya ialah dimulai dari mencintai firman Tuhan dan hidup menurut perintah-Nya. Itulah sebabnya, mazmur ini dimulai dengan sebuah proklamasi: (1) Orang yang berbahagia adalah orang yang hidupnya tidak bercela. Ketidakbercelaannya bukanlah menurut ukuran manusia, melainkan menurut ukuran Tuhan, yaitu sesuai Taurat-Nya (ay. 1). (2) Orang yang berbahagia adalah orang memegang peringatan-peringatan-Nya dan mencari Tuhan dengan segenap hatinya. Karena itu, jika kita ingin mendapatkan kebahagiaan dan kebenaran yang sejati, marilah kita mengikuti tuntunan firman Tuhan dalam hidup kita. Semakin kita mengenal firman-Nya dan hidup di dalamnya, maka kita akan semakin mengerti kualitas dan nilai hidup yang sejati. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa hanya firman Tuhan yang menjadi penuntun yang benar bagi kebahagiaan manusia? (2) Apa perbedaan antara aturan manusia dan aturan Tuhan? Berdoalah bagi setiap orang Kristen agar mereka hidup sesuai kebenaran firman Tuhan, sehingga dapat membedakan manakah kehendak Allah dan yang berkenan kepada-Nya.
26
RABU
AGUSTUS 2015
“Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan.” (Mazmur 119:176)
Bacaan hari ini: Mazmur 119:89-176 Bacaan setahun: Mazmur 119:89-176
TUHAN SUMBER KEBENARAN
H
idup dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini tidak akan pernah membebaskan kita dari ketidakadilan, kebencian, dan tekanantekanan hidup. Selama kita masih tinggal dalam dunia ini, kita akan menghadapi semua itu. Itulah sebabnya kita jumpai di tengah masyarakat, kebenaran diputarbalikkan menjadi ketidakbenaran; hukum dan keadilan diperjualbelikan, dan yang bersalah dapat menjadi yang dibenarkan. Jika demikian, siapakah yang membela hak-hak orang benar? Dalam mazmur 119:161-176, pemazmur mengingatkan kita melalui pengalaman dan kepercayaannya akan TUHAN, bahwa orang benar tidak akan pernah ditinggalkan sendirian dan tidak selama-lamanya keadilan dan hak-hak orang benar itu dibiarkan oleh TUHAN. Janganlah kita tergoda untuk melakukan ketidakbenaran untuk menegakkan kebenaran dan keadilan yang menjadi hak kita. Sebaliknya, kita tetap mengerjakan kebenaran sesuai perintah TUHAN, maka keselamatan yang dari TUHAN akan dinyatakan-Nya pada waktu-Nya. Inilah doa dan harapan pemazmur, yang sekaligus dapat menjadi teladan bagi kita. Mengapa kita harus tetap hidup dalam kebenaran dan menempatkan Tuhan sebagai sumber keadilan bagi hidup kita? (1) Menegakkan keadilan dan kebenaran dengan cara-cara yang tidak benar, sama halnya kita adalah pelanggar kebenaran. (2) Usaha kita dalam menegakkan keadilan dan kebenaran selalu diliputi dengan keberdosaan kita, sehingga perintah TUHANlah yang menjadi tolok ukur bagi kita dalam menilai kebenaran. Bagaimana dengan Anda hari ini? Jika Anda mengalami ketidakadilan dan dirugikan orang-orang yang tidak bertanggungjawab, janganlah lari dari TUHAN dan kebenaran firmanNya, sekalipun Anda harus menderita. Kerjakanlah apa yang benar, tetap bersyukur dan memuji Dia, dan percayalah bahwa TUHAN tidak tinggal diam dalam masalah Anda. Jika kita mencintai kebenaran-Nya, kebenaran itu tidak akan meninggalkan kita. Itulah sebabnya pemazmur berkata: “perintah-perintah-Mu tidak kulupakan.” STUDI PRIBADI: (1) Mengapa tetap harus hidup dalam kebenaran, sekalipun diperlakukan tidak benar? (2) Apakah membalas ketidakadilan dengan ketidakadilan, bijaksana? Berdoalah bagi jemaat yang sedang bergumul dengan berbagai perkara ketidakadilan, yang dilakukan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab, agar Tuhan memberikan kekuatan dan pertolongan-Nya.
27
KAMIS
AGUSTUS 2015
“Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.” (Mazmur 121:4)
Bacaan hari ini: Mazmur 121 Bacaan setahun: Mazmur 120-122
PERTOLONGANKU IALAH DARI TUHAN
D
alam mazmurnya, pemazmur menyatakan imannya tentang Tuhan yang adalah Penolong dalam hidupnya. Ketika dia menantikan dan mencari pertolongan, hatinya teguh percaya bahwa “pertolonganku adalah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.” Keteguhan ini didasarkan pada: (1) Tuhan itu Mahakuasa, Dialah Pencipta langit dan bumi. Pemazmur teguh meletakkan hidupnya dalam perlindungan Tuhan karena pemazmur tahu bahwa Tuhan sanggup menolongnya. Tidak ada hal yang lebih besar dari Tuhan, karena Tuhan itu Mahakuasa. (2) Tuhan tidak pernah lalai dan tertidur. Manusia adalah ciptaan yang sangat terbatas, dipengaruhi oleh kelemahan dan dibatasi oleh ruang dan waktu. Sehingga ketika kita mencoba untuk menolong orang lain, terdapat keterbatasan. Tetapi Tuhan tidak demikian, Dia tidak pernah membiarkan kita sendirian, bahkan Dia tidak pernah tertidur dan terlelap sehingga tidak memperhatikan keadaan kita yang membutuhkan pertolongan. Maka dari itu, janganlah kita berpikir bahwa jika situasi hidup kita sedang ada dalam kesulitan demi kesulitan, itu berarti Tuhan sedang lupa atau lalai dalam kehidupan kita. (3) Bagaimana jika tetap ada kesulitan dalam kehidupan kita? Mazmur ini mengatakan, walaupun tetap ada “matahari,” “bulan,” perjalanan hidup yang belum tentu aman untuk kita jalani, Tuhan ada di “sebelah tangan kanan” kita. Artinya, Dia tidak meninggalkan kita, Dia beserta kita. Kesulitan memang bisa kita hadapi, tetapi Dia tidak akan membiarkan kita jatuh dan tergeletak. Bahkan nyawa kita sekalipun ada dalam genggaman tanganNya, sehingga kita boleh percaya bahwa kematian tidak akan memisahkan kita dari-Nya. Kiranya mazmur ini menjadi kekuatan dan meneguhkan iman kita ketika sedang melayangkan mata dan mencari-cari pertolongan dalam permasalahan hidup kita. Kita tahu bahwa Tuhanlah Penolong kita. Tuhan akan menolong kita dengan cara-Nya yang terkadang natural dan terkadang di luar pemikiran kita. Karena itu, kita tetap dapat berharap dan bersandar kepada-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana caranya agar kita tetap beriman dan kuat di dalam Tuhan walaupun kesulitan sedang menghadang dan harus kita hadapi? (2) Mengapa begitu? Berdoalah bagi jemaat Tuhan yang saat ini sedang ada dalam pergumulan kehidupan agar iman mereka semakin diteguhkan dalam Tuhan yang adalah Penolong mereka.
28
JUMAT
AGUSTUS 2015
“… supaya orang-orang benar tidak mengulurkan tangannya kepada kejahatan.” (Mazmur 125:3b)
Bacaan hari ini: Mazmur 125 Bacaan setahun: Mazmur 123-125
AMAN DALAM LINDUNGAN TUHAN
M
azmur ini menyatakan bagaimana Tuhan melindungi orang-orang yang percaya dan berlindung kepada-Nya. Seperti gunung Sion yang teguh dan kota Yerusalem yang dikelilingi gunung-gunung, demikian juga perlindungan Tuhan mengelilingi orang-orang percaya agar mereka teguh berdiri. Mereka dilindungi dari orang-orang fasik yang ingin mencelakai mereka. Dari firman Tuhan ini kita bisa belajar beberapa hal tentang perlindungan Tuhan. Pertama, Tuhan melindungi kita selama-lamanya, bukan setengahsetengah. Ayat 2 mengatakan bahwa, “demikianlah Tuhan sekeliling umatNya dari sekarang sampai selama-lamanya.” Sering kali kita berpikir bahwa perlindungan Tuhan itu hanya pada waktu atau situasi kondisi tertentu, yaitu ketika kita mengalami keamanan dan ketenangan. Memang benar bahwa salah satu wujud perlindungan Tuhan adalah menjaga kita dari tindakan orang jahat yang ingin mencelakai kita. Tetapi bagaimana kita memahami perlindungan Tuhan ketika kesulitan menimpa kita? Dalam hal ini, kita ingat bahwa Tuhan memegang kendali, sehingga walaupun ada kesulitan, itu ada dalam batasan dan perlindungan Tuhan. Seseorang atau suatu kesulitan tidak bisa menimpa kita di luar apa yang Tuhan izinkan dan batasi (bandingkan dengan kisah Ayub dan Yusuf). Kedua, walaupun dalam kesulitan, Tuhan melindungi kita dari hal yang paling esensial, yaitu supaya kita tidak menjadi seperti orang fasik. Ayat 3 menunjukkan hal ini; dilukiskan seperti orang fasik yang menguasai tanah milik orang benar. Memang terkadang kita melihat orang fasik kelihatannya berhasil menindas orang benar. Orang fasik kelihatannya lebih makmur dan berhasil daripada orang benar. Dalam hal ini, Tuhan mengingatkan kita agar janganlah kita jatuh dan mengulurkan tangan kita kepada yang jahat. Mengapa? Karena tidak selamanya Tuhan membiarkan hal tersebut. Karena itu, pemazmur tetap percaya bahwa Tuhan akan berlaku baik terhadap orang-orang yang baik dan tulus hatinya, sebaliknya Tuhan akan menghukum mereka yang tidak takut akan Dia. STUDI PRIBADI: (1) Perlindungan apa yang Tuhan berikan kepada kita ketika menghadapi kesulitan? (2) Coba renungkan kembali peristiwa-persitiwa ketika Tuhan menolong Anda! Berdoalah dan bersyukur pada Tuhan untuk perlindungan yang senantiasa Dia berikan dalam kehidupan kita, dan juga bagi iman kita yang boleh tetap setia di dalam Dia.
29
SABTU
AGUSTUS 2015
“Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkannya!” (Mazmur 128:1)
Bacaan hari ini: Mazmur 128 Bacaan setahun: Mazmur 126-128
BERKAT ATAS RUMAH TANGGA
M
azmur ini merupakan penyataan tentang rumah tangga yang diberkati Tuhan, yang dinikmati oleh semua anggota keluarga. Dinyatakan bahwa mereka memakan hasil jerih payahnya sendiri, bukan merupakan hasil rampasan atau curian. Sang istri akan seperti pohon anggur yang subur, sedangkan anak-anaknya akan seperti tunas pohon zaitun. Mereka akan diberkati dengan keturunan dan ayah ibunya akan melihat cucu-cucu mereka (ay. 5-6). Suatu gambaran akan kehidupan rumah tangga yang indah dan berbahagia; tetapi semata-mata itu terjadi karena berkat dari Tuhan. Bukankah setiap kita sebagai keluarga-keluarga di dalam Tuhan menginginkan hal tersebut? Pertanyaannya adalah bagaimana bisa seperti itu? Ayat 1 dari Mazmur 128 adalah kuncinya. Dinyatakan, “Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkannya.” Jadi keluarga yang hidup dalam pemeliharaan dan berkat Tuhan adalah keluarga yang tiap-tiap anggotanya mau hidup takut akan Tuhan dan menuruti jalan Tuhan (firman Tuhan). Mazmur ini juga menyatakan bahwa ayah adalah pribadi yang bertanggung jawab untuk hal ini (ay. 4), “Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan.” Bagaimana seorang ayah hidup takut akan Tuhan di tengah-tengah keluarganya? Tentunya dengan cara hidup sesuai firman Tuhan dalam memimpin keluarganya. Dia adalah seorang kepala yang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarganya dengan bekerja keras, bukan bekerja yang tidak sesuai kehendak Tuhan. Dia adalah suami yang mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi jemaat. Dia adalah ayah yang memimpin anak-anaknya dan menjadi teladan bagi mereka, dalam hidup mengikut Tuhan. Dia adalah kepala rumah tangga yang memperhatikan pertumbuhan rohani setiap anggota keluarganya, sehingga istri dan anakanaknya juga ditolong untuk hidup takut akan Tuhan dan taat akan firman Tuhan. Dia juga menolong keluarganya untuk tidak jatuh ke dalam dosa keserakahan akan materi dan kenikmatan hidup. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang harus dilakukan seorang suami/ayah, ibu/istri, & anak yang takut akan Tuhan? (2) Apa kunci dari keluarga yang diberkati Tuhan dengan kebaikan-Nya? Berdoalah bagi para ayah (kepala rumah tangga) agar diberikan keberanian iman dan hikmat dalam memimpin rumah tangganya untuk hidup takut akan Tuhan, dan menjadi teladan dalam rumah tangganya.
30
MINGGU
AGUSTUS 2015
“TUHAN itu adil, Ia memotong tali-tali orang fasik.” (Mazmur 129:4)
Bacaan hari ini: Mazmur 129 Bacaan setahun: Mazmur 129-131
TERLUPUT DARI KESESAKAN
P
engalaman penderitaan dalam kehidupan manusia merupakan bagian hidup yang tidak dapat dihindari. Setiap manusia yang hidup dalam dunia ini, pasti akan mengalami penderitaan, baik itu anakanak Tuhan, ataupun bukan. Dengan demikian mari kita belajar untuk menghadapi penderitaan dengan lebih baik, bukan sebaliknya, hanya menyalahkan kondisi atau situasi yang kita alami. Secara umum, Alkitab memperkenalkan, bahwa penderitaan yang kita alami dapat muncul karena ego (keinginan diri sendiri, bdk. Yak. 1:14,15), tapi juga bisa karena Allah mengizinkan kita mengalami penderitaan sesuai kekuatan kita (bdk. 1Kor. 10:13), sehingga kita dapat semakin mengenal Allah melalui penderitaan tersebut, dan menjadi semakin serupa Kristus. Karena itu, pemazmur menuliskan sebuah pengalaman penderitaan yang pernah dialami oleh bangsa Israel (ay. 1-8). Sebuah penderitaan yang sangat menyesakkan kehidupan bangsa Israel, namun Allah adalah Allah yang adil. Justru orang-orang yang membenci dan mengutuk bangsa Israel, mereka tidak mendapatkan perhatian dari orang yang lewat. Orangorang yang mengutuk dan membenci umat Allah, digambarkan sebagai rumput yang menjadi layu dan tidak berguna. Jadi, di tengah-tengah penderitaan yang sangat menyesakkan, pemazmur hendak mengajarkan kepada setiap umat Allah untuk tetap memiliki keyakinan bahwa Tuhan itu adil dan bertindak tepat pada waktu-Nya. Melalui nyanyian ziarah ini, pemazmur mengajak pembaca untuk memiliki keyakinan yang benar dan menguatkan iman sehingga dapat melewati segala macam penderitaan bersama dengan TUHAN menuju kota Allah. Hari ini, biarlah setiap kita sebagai umat Allah menyadari bahwa kita juga akan mengalami penderitaan, sama seperti manusia pada umumnya, namun yang membedakan adalah, kita menghadapi penderitaan bersama dengan Allah yang selalu akan menolong dan menguatkan kita untuk keluar sebagai seorang pemenang. Yakinlah, bahwa Allah kita itu adil dan setiap perbuatan tangan-Nya selalu tepat pada waktu-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimanakah sikap pemazmur terhadap Allah yang Mahaadil dan Mahatahu? (2) Pelajaran apa yang dapat kita terapkan dalam hidup kita hari ini? Berdoalah bagi pertumbuhan iman jemaat agar mereka semakin tekun dan bersandar sepenuhnya kepada Tuhan sehingga semakin mengenal kuasa dan kasih-Nya dalam kehidupan mereka.
31 SENIN
AGUSTUS 2015
“TUHAN telah menyatakan sumpah setia kepada Daud …” (Mazmur 132:11)
Bacaan hari ini: Mazmur 132 Bacaan setahun: Mazmur 132-134
KESUNGGUHAN HATI UMAT ALLAH
M
enentukan sebuah prioritas dalam kehidupan merupakan suatu hal yang perlu dan sangat membantu kita untuk melangkah dengan baik dan lebih mantap. Adanya skala prioritas, membuat kita dapat mengevaluasi dan memperbaiki kehidupan kita, semakin hari semakin baik. Salah satu penunjang sebuah prioritas adalah apakah kita memiliki kesungguhan hati untuk mencapainya. Mazmur 132 menggambarkan bagaimana kerinduan raja Daud untuk membangun tempat kediaman bagi Allah dan komitmennya mewujudkan tempat kediaman bagi Allah, meskipun pada kenyataannya bukan dirinya yang dipilih Allah untuk membangunnya. Tuhan tidak pernah menganggap remeh tekad dan kesediaan raja Daud untuk membangun Bait Allah dalam kehidupannya. Karena itu, Mazmur ini sering kali dipakai dalam perarakan tabut perjanjian ke Yerusalem dan ke Bait Allah, yang menunjukkan bahwa Allah telah menanggapi janji dan sumpah Daud untuk membangun tempat kediaman bagi Allah di tengah-tengah umat Israel. Melalui bagian ini, kita bisa melihat beberapa pelajaran penting dalam kehidupan umat Allah, yaitu: (1) mengingat (mempercayai) janji Allah dalam kehidupan umat Allah. Janji Allah untuk tinggal bersama dengan umat-Nya merupakan salah satu pendorong yang sangat kuat bagi Daud untuk dapat mewujudkan kehadiran Allah di dalam bait-Nya. Sebab janji-janji Allah merupakan semangat yang memberikan pengharapan bagi orang percaya mencapai prioritas dalam hidup umat Allah. (2) Menjadikan Tuhan sebagai pusat dalam setiap aspek kehidupannya. Artinya, melalui kehadiran Allah dalam Bait-Nya, setiap umat Allah belajar untuk menfokuskan diri hanya kepada Allah semata, bukan yang lain. (3) Mewujudkan kesungguhan hati umat Allah melalui ketaatannya yang total kepada Allah, sehingga apabila hal tersebut dilakukan, maka mereka akan dipenuhi berkat Tuhan secara terus-menerus dalam kehidupannya. Dengan demikian, setiap umat Allah selalu diingatkan untuk senantiasa memperbaharui kehidupannya dalam ketaatannya kepada Allah. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang membuat Daud tetap bersemangat dan setia kepada Tuhan? (2) Apa yang dapat kita terapkan dari sikap Daud ini dalam kehidupan kita? Berdoa bagi kehidupan keluarga jemaat agar mereka memiliki relasi yang baik, saling mengasihi antara yang satu dengan yang lain, sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis.
Catatan...
“Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon …” (Mazmur 92:13)