CERITA SINGKAT PEMBAHASAN BUKU ESAI FOTO “MUSAFIR” Aldila Sekar Putri Jl. Tebet Timur Dalam 8R/10 081311465174
[email protected]
Dosen Pembimbing : Bpk. Hastjarjo Boedi Wibowo ABSTRAK Tujuan pembuatan buku esai foto ini ialah merekam segala momen berharga dalam pasar malam agar pembaca selalu mengingat dan terinspirasi akan salah satu budaya asli Indonesia ini. Metode yang saya gunakan selain survey pasar ialah terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan seluruh info yang diperlukan. Dari semua penelitian yang sudah saya lakukan, saya mengambil kesimpulan bahwa pasar malam makin dilupakan karena sibuknya kota metropolitan ini yang cenderung memberikan hiburan kelas tinggi dan pada rakyat bawah pun kehilangan kesempatan mereka untuk mencari hiburan. Dari buku yang saya rancang ini diharapkan dapat lebih menginspirasi banyak orang untuk lebih mengerti dan menghargai kehidupan. The purpose of making this photo essay book is for capturing the precious moments in night market so the readers will remember and get inspired by this Indonesian original culture. The method I was using exclude making surveys is directly involved in the field to gather all the information I need. From all of the research I’ve been done, the bottom line is night market is beginning to be vanish because of the crowded city that only giving a high class entertainment, so the low class don’t have any entertainment anymore. From this book that I’ve designed, hopefully it will inspire a lot of people for making them to be more understanding and appreciate life. Kata kunci : Budaya, kerja keras, kebersamaan, keluarga
PENDAHULUAN Pasar malam merupakan hiburan sederhana untuk rakyat bawah. Untuk memasuki area pasar malam tidak dipungut biaya sama sekali, dan untuk menikmati arena hiburan dan permainan hanya perlu membeli karcis seharga Rp. 2000,00 - Rp.5000,00 saja. Selain arena permainan, pasar malam juga dipenuhi dengan aneka kios-kios pedagang baju, sepatu, mainan anak-anak, pernak-pernik, dan juga berbagai macam makanan. Pasar malam tidak memiliki tempat yang tetap. Mereka biasanya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Tergantung kontrak dan juga ijin dari lokasi setempat. Biasanya pasar malam membidik tempattempat seperti lapangan kosong yang tak terpakai, taman lapang, dimanapun letak-letak strategis yang dekat dengan perumahan padat yang dilewati oleh transportasi umum. Pendapatan sebuah pasar malam tidaklah menentu, tergantung dengan banyaknya pengunjung yang datang. Karena mereka menempati area terbuka, banyak kemungkinan yang membuat surutnya pengunjung. Seperti hujan, pengajian massal, atau mati listrik. Rata-rata pendapatan pasar malam “DHYAN KARYA” sebesar Rp. 700.000,00 dalam sehari, berbeda jauh dengan tahun 1900-an kira-kira sebesar Rp.3.000.000,00 per hari. Pengelola pasar malam pun harus pandai-pandai menata perhitungan finansial mengingat uang sewa tempat sebesar Rp.7.000.000,00 untuk 20 hari. Mengingat pasar malam selalu membuat, merakit, dan membawa rakitan arena permainan-permainannya sendiri, tentu membutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan pekerjaan nomaden ini, upah untuk para karyawannya selalu tidak menentu tergantung dengan pendapatan setiap malam. Prinsip mereka adalah “ringan sama dipikul, berat sama dijinjing. Kami bersama-sama menanggung beban dan penderitaan maupun keriangan. Yang penting bisa bertahan hidup”. Para karyawan yang bisa dibilang termasuk rakyat bawah, mencari nafkah dengan cara menghibur rakyat bawah juga. Jika dilihat dari luar, begitu banyak hiburan yang bisa didapat oleh pengunjung jika mendatangi pasar malam. Dengan kerlap-kerlip lampu, irama musik berdendang, atraksi sirkus kampung, serta aneka ragam makanan yang mengundang selera, itu hanya sisi luar dari kehidupan pasar malam. Tetapi bagi para karyawan di pasar malam ini, begitu banyak kemungkinan akan kelangsungan hidup mereka. Pendapatan tak menentu, kerja semalaman, berpindah-pindah tempat dengan membawa peralatannya sendiri. Tempat bekerja nomaden, begitu pula dengan tempat tinggal. Hampir seluruh pekerjanya tinggal di area pasar malam tempat mereka bekerja. Tidak peduli dengan segala kebutuhan, mereka semua seakan hanya berpikir untuk bertahan hidup.
(Aldila, 2012)
METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan adalah mengadakan survey untuk mengetahui apakah pasar malam masih eksis keberadaannya, apakah masih ada yang sering melihat adanya pasar malam, selera pembaca dalam membaca sebuah buku foto hingga kepentingan sebuah cerita dalam buku fotografi. Dalam eksekusi pengambilan gambar, tidak hanya memotret yang penting, mengambil bahan tulisan pun cukup krusial. Karena dalam buku ini 80% foto diceritakan melalui kutipan-kutipan kalimat yang dilontarkan oleh narasumber (karyawan pasar malam, pengunjung), maka kalimat ini pun harus direkam semenarik mungkin. Melakukan pendekatan adalah langkah awal dalam berbincang-bincang, dengan keadaan yang nyaman untuk mengobrol maka hasil pembicaraan pun akan semakin menarik.
HASIL DAN BAHASAN
Gambar 1 Contoh sistem grid Dalam buku ini, digunakan sistem grid bernama multi-column grid dimana grid ini cenderung fleksibel untuk diisi dengan teks maupun dengan image, karena sangat menonjolkan hierarki juga tak perlu mengisi penuh seluruh bagian dengan elemen. Pada gambar dibawah ini adalah perincian elemen yang terdapat dalam halaman spread. D
Gambar 2 Elemen Isi Spread 1. 2. 3. 4.
Image : Foto sebagain elemen utama Quotes : Kutipan kata-kata narasumber Caption : Keterangan narasumber Elemen brush : sebagai pelengkap desain
Gambar 3 Contoh Isi Spread
SIMPULAN DAN SARAN Dalam seluruh proses pengerjaan buku ini, banyak momen penting yang dapat diambil. Tidak sematamata untuk kelngsungan kelulusan akademis saja, tapi bagaimana kepuasan batin kita dalam menjalani sesuatu yang benar-benar kita sukai. Juga lebih mngerti dalam kehidupan ada banyak elemen yang lebih harus dihormati dan dihargai. Sebagai pecinta foto, ada baiknya kita memilih sesuatu yang unik untuk diabadikan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa hal-hal simpel pun dapat dikemas menjadi baik sesuai dengan kebutuhannya.
REFERENSI Rustan, Surianto. Layout dan Dasar Penerapannya. (2009). PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Amborse, Gavin & Harris, Paul. Layout. (2005). AVA Publisher: London Torres, Fernando. Torres, el Nino, My Story. (2010). Penerbit Erlangga: Jakarta Walton, Roger. Typographics Four. (2000). HarperCollins Publisher: New York Frank F Jefkin, Introduction To Marketing, Advertising and Public Relations. (1982). Macmillan Press, Ltd: London Sukarya, Deniek. Kiat Sukses Dalam Dalam Fotografi dan Stok Foto. (2009). Elex Media Komputindo:Jakarta Rutter Kaye, Joyce. Design Basics Ideas & Inspiration. (2002). Rockport Publisher:London
RIWAYAT PENULIS Aldila Sekar. Lahir di Jakarta, 5 April 1990. Menamatkan pendidikan S1 di bidang Desain Komunikasi Visual di Binus University pada tahun 2012. Bekerja sebagai senior graphic designer di Roundbox Communication.