Cerita Rakyat Seputar Sri Sanggramawijaya Dharmmaprasadottunggadewi (Dewi Kilisuci)1 Oleh : Drs.Yatmin,M.Pd Depy Tri Budi Siswanto Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Kota Kediri Jl. KH. Achmad Dahlan 76, Kota Kediri e-mail:
[email protected] [email protected] Abstract Sri Sanggramawijaya was a famous princess as the daughter of King Airlangga (Resi Gentayu), a king from Kahuripan Kingdom who held the authority or hegemony in Java and the surrounding areas. Sri Sanggramawijaya was someone who phenomenal because her name was often associated to other names in the history of Kediri, such as Sekartaji, Rara Sucian, and Dewi Kilisuci. She was a woman who ever crowned as a crown princess (rakryan mahamantri i hino) and had strong relationship with the history of Selomangleng Cave, located in Kediri as the place of her hermitage. This script writing aims to: (1) find out the profile of Dewi Kilisuci as a historical figure in the town of Kediri; (2) find out the existence of Dewi Kilisuci to the historical events in the town of Kediri; (3) and find out the influence of Dewi Kilisuci in this modern-day to the society of Kediri and surrounding areas. This writing used historical research method which consists of four stages, they are: (1) Heuristics, i.e. the activity of collecting relevant sources to the history of Dewi Kilisuci; (2) Criticism of sources, i.e. the activity of selecting appropriate data both in terms of material (external) or contents (internal); (3) Interpretation, i.e. the process of interpreting or giving meaning to each historical evidence that has been discovered; (4) Historiography, i.e. the activity of writing history, obtained from a series of the previous activity process. Keywords: Dewi Kilisuci, Rara Sucian, Prabu Airlangga, Kediri City. Abstrak Sri Sanggramawijaya merupakan putri terkenal dari Prabu Airlangga (Resi Gentayu), seorang raja Kerajaan Kahuripan yang memegang hegemoni di Jawa dan sekitarnya. Sri Sanggramawijaya adalah seorang yang fenomenal karena sering namanya disangkut pautkan dengan sebutan-sebutan lain dalam kesejarahan Kediri, seperti Sekartaji, Rara Sucian, dan Dewi Kilisuci. Seorang yang pernah dinobatkan sebagai putri mahkota (rakryan mahamantri i hino) ini memiliki hubungan dengan kesejarahan Goa Selomangleng yang ada di Kota Kediri sebagai tempat pertapaannya.
1
Esai ini diikutsertakan pada Lomba Menulis Cerita Rakyat Kota Kediri 2016, yang bertema Cerita Rakyat yang ada di Kota Kediri.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
171
Penulisan naskah ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui profil Dewi Kilisuci sebagai tokoh kesejarahan di Kota Kediri; (2) Mengetahui eksistensi Dewi Kilisuci terhadap peristiwa-peristiwa sejarah di Kota Kediri; (3) serta pengaruh Dewi Kilisuci dimasa kini terhadap masyarakat Kota Kediri dan sekitarnya. Penulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Heuristik, yaitu kegiatan mengumpulkan sumber yang relevan dengan kesejarahan Dewi Kilisuci; (2) Kritik Sumber, yakni kegiatan penyeleksian data baik dari segi materi (ekstern) maupun isi (intern); (3) Interpretasi, yakni proses penafsiran atau pemberian makna kepada tiap-tiap bukti sejarah yang telah ditemukan; (4) Historiografi, yakni kegiatan penulisan sejarah yang didapat dari serangkaian proses kegiatan sebelumnya. Kata Kunci: Dewi Kilisuci, Rara Sucian, Prabu Airlangga, Kota Kediri. Kejayaan
PENDAHULUAN
Mataram
Kuno
wilayah
Kota Kediri mempunyai keting Kediri sudah teridentifikasi. Seperti gian
rata-rata
67
meter
di
atas yang
dapat
dilihat
dari
Prasasti
permukaan laut serta terletak pada Harinjing yang dibuat pada masa Raja 111o05’ hingga 112o03’ Bujur Timur Rakai Layang Dyah Tulodong (927 dan 7o45’ hingga 7o55’ Lintang Selatan, masehi) seorang raja dari Kerajaan terbelah oleh Sungai Brantas yang Mataram Kuno yang kemudian tanggal mengalir dari selatan ke utara menjadi yang
ada
dalam
prasasti
inipun
dua wilayah, yaitu wilayah barat sungai dijadikan hari jadi Kota Kediri yaitu dan timur sungai. Luas Wilayah Kota pada tanggal 25 Maret (804 masehi). Kediri yang mencapai 63,40 km2
Pada masa selanjutnya, terjadi
terbagi menjadi tiga Kecamatan, yaitu suksesi antara Dyah Wawa kepada Mpu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota Sindok, kemudian berdirilah Kerajaan dan Kecamatan Pesantren.2
Mataram
di
Jawa
Timur
sebagai
Secara historis wilayah Kota penerus hegemoni Kerajaan Mataram Kediri sekarang ini adalah bagian dari Kuno.3 Masa akhir Kerajaan Mataram beberapa kerajaan bercorak HinduBuddha di masa lalu. Pada masa 2
Badan Pusat Statistik Kota Kediri, Kota Kediri dalam Angka 2014 (Kediri City in Figures 2014), (BPS Kota Kediri, 2014) yang diunduh dari http://kedirikota.bps.go.id, tanggal 18 Oktober 2016.
3
Rakai Sumba Dyah Wawa adalah raja terakhir dari Kerajaan Mataram Kuno yang dapat teridentifikasi. Namun, apa alasan dibalik hancurnya Kerajaan Mataram Kuno pada saat dia menjabat sebagai raja, masih tanda tanya. Hal ini memunculkan berbagai teori seperti bencana alam, serangan Sriwijaya/ melayu, sampai kebangkrutan negara akibat
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
172
di Jawa Timur adalah pada masa menjadi ratu pengganti Airlangga dan Dharmawangsa Dharmawangsa
Teguh. sedang
Saat
itu menyerahkan haknya kepada adiknya
menikahkan Samarawijaya dan Panji Garasakan.
anaknya dengan keponakan nya sendiri Kemudian dia pergi ke suatu tempat dari Bali yaitu Airlangga. Namun, untuk
menjadi
seorang
Resi
dan
disaat yang sama terjadi serangan oleh bertapa. Selain itu, perlu dicatat bahwa kerajaan bawahannya. Disana Darma- didalam esai ini tidak membedakan wangsa dan keluarga istana tewas. antara
Sanggramawijaya
Tapi, Airlanga berhasil menyelamatkan Kilisuci.
Kedua
sebutan
ataupun ini
akan
diri ke dalam hutan. Beberapa tahun digunakan secara bergantian untuk kemudia ia dapat mengambil alih apa pengertian yang sama. yang
menjadi
hak
mantan
calon
mertuanya dulu.
Profil Sri Sanggramawijaya
Setelah itu munculah Kerajaan Kahuripan
yang
dipimpin
Nama
Sri
Sanggramawijaya
oleh sebagai putri raja besar di Jawa
Airlangga. Pada masa inilah tonggak didokumentasikan sejarah mengenai Sri Sanggramawijaya peninggalan (Dewi Kilisuci) mulai muncul. Dikisah (1021
pada
seperti,
masehi)
beberapa
Prasasti dan
Cane
Prasasti
kan Airlanga memiliki beberapa anak, Kamalagyan (1037 masehi). Kedua yang
salah
satunya
adalah
Dewi prasasti tersebut menyebutkan, yang
Kilisuci. Seorang gadis cantik dari ibu duduk sebagai rakriyan mahamantri i permaisuri
istri
Airlangga.
Sosok hino4
adalah Sri
Sanggramawijaya
Kilisuci digambarkan sebagai orang Dharmmaprasadot- tunggadewi.5 Jadi, yang religius, taat kepada agamanya, jelas sekali putri dari Prabu Airlangga tidak memikirkan keduniawian dan dan adalah memiliki
jiwa
kepahlawanan
Sri
Sanggramawijaya.
yang 4
tinggi.
Dia
memilih
urusan
keduniawian
meninggalkan dengan
tidak
pembangunan yang berlebih oleh kerajaan. Sedangkan apa hubungan antara Mpu Sindok dengan Dyah Wawa juga belum diketahui dengan pasti hingga sekarang.
Dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki status sebagai calon pengganti raja atau sebutan lainnya Putra Mahkota/ Putri Mahkota. Istilah lain yang hampir serupa adalah rakai hino atau rakaryan mapatih i hino, rakarayan i halu dan rakarayan i sirikan yang juga digunakan pada masa mataram kuno di Jawa Tengah.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
173
Bagaimana
dengan
penyebutan
Kilisuci? Menurut tradisi didalam Serat Kanda Resi Gentayu (Airlangga), raja Koripan (Kahuripan), mempunyai 5 orang anak, yang tertua ialah wanita, yang kemudian menjadi pertapa dan terkenal dengan nama Rara Sucian atau Dyah (Dewi) Kili Suci.5 Dew Kilisuci (Sanggramawijaya) inilah yang menjadi putri
mahkota,
meninggalkan menjadi
namun
status
seorang
dia
tersebut
pertapa.
dan
Dalam
penerapanya masyarakat Kediri lebih suka menyebut “Kilisuci” dari pada “Sanggramawijaya”, nama yang tidak
Foto 1.1 (Dokumen Pribadi) Patung Dewi Kilisuci di Kota Kediri
mereka ketahui.6
Dewi
Kilisuci
dimungkinkan
adalah anak tertua Airlangga dari permaisuri. Karena penunjukan seorang anak sebagai penganti kekuasaan raja di utamakan terlebih dahulu dari anak tertua
permaisuri.
Sedikit
kasus
mengenai anak selir menjadi raja. Hal ini pernah terjadi dimasa Dewi Kilisuci menolah menjadi Raja. Kemudian, terjadi perebutan kekuasaan olah para 5
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm. 283. 6 Transliterasi wawancara dengan Karina Puspa, Diah Maulida, Suci Wulandari, Yumna, Nuri Astutik, pada tanggal 15 Oktober 2016.
saudaranya, yang salah satunya dari selir. Kilisuci
memiliki
beberapa
saudara, sumber-sumber seperti Prasasti Pucangan
(1041),
Prasasti
Pandan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
174
(1042),
yang menyebut nama Sri rakyat Panji Kediri, dimana Sekartaji
Samarawijaya Dharmasuparnnawahana dikisahkan Teguh
Uttunggadewa.7
Serta,
bersama
dengan
dari Panjiasmoro Bangun.
Prasasti Malenga yang menyebut, Sri
Sanggramawijaya atau Kilisuci
Maharaja Haji Garasakan, yang dapat sangat dekat namanya dengan Goa diduga adalah anak dari selir Airlangga. Selomangleng. Dia memilih menjadi Di
masa
pengunduran
diri
Dewi seorang Resi dan melakukan tapabrata
Kilisuci sebagai putri mahkota. Mereka di Goa Selomangleng dari pada naik berdualah yang meneruskan hegemoni tahta kerajaan dan terlalu mengurusi Kerajaan Kahuripan, walaupun wilayah keduniawian.9 Cerita rakyat tentang nya harus dibagi dua (Kerajaan Panjalu aktifitas Kilisuci di Goa Selomagleng dan Jenggala) dan malah sering terjadi yang konflik antar saudara ini. Penyebutan
sudah
menjadi
pengetahuan
umum di Kota Kediri dibenarkan oleh
nama
Sanggrama- N.J
Krom:
Goa
Selomangleng
wijaya atau Dewi Kilisuci atau Rakai merupakan peninggalan pada masa Shri Kapucangan tidak sama dengan Dewi Airlangga. Hal ini bisa dilihat dari Sekartaji.8
Namun,
ada
tendensi huruf-huruf yang terdapat di dinding
pendapat masyarakat untuk menyama goa
karang,
kan Dewi Kilisuci dengan Sekartaji. Selomangleng Nama Sekartaji terdapat pada cerita Budhisme, Selomangleng 7
Ada beberapa teori mengenai ketokohan Samarawijaya. Sekilas tampak Samarawijaya adalah anak dari Airlangga yang menggantikan kakaknya (Sanggramawijaya/ Kilisuci) menjadi putra mahkota. Namun, analisis lain seperti yang diungkap Suwardono, bahwa nama dari Samarawijaya memakai unsure Teguh. Apakah dapat diduga bahwa ia adalah anak Dharmawangsa Teguh yang juga selamat dari serangan Haji Wura?, (baca Suwardono, op, cit., hlm. 129). Sangat mungkin bahwa Samarawijaya adalah anak dari Dharmangsa Teguh. 8 Wawancara dengan Novi (Ketua PASAK) pada tanggal 19 Oktober 2016.
selain
itu
Kediri karena terdapat
Goa
beraliran pada relief
Goa yang
menggambarkan penghormatan kepada Budha.10 Adapula Relief di dalam Goa 9
Kisah dari Samarawijaya (Kili Suci) ini menjadi pesan moral berarti untuk para pemuda dimasa kini di era hedonism yang merajarela. 10 Balai Peninggalan Cagar Budaya. Selayang Pandang Kepurbakalaan Jawa Timur. Mojokerto: Balai Peninggalan Cagar Budaya. hlm. 8. Dalam Elva Novalia, Perkembangan Obyek Wisata Goa Selomangleng Di Kota Kediri Tahun 19922007. J Avatara, 3(2), Juli 2015: 187-198. Hlm. 192.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
175
yang dipercayai sebagai relief Dewi hedonis, dan melupakan kodrat ilahinya Kilisuci:
sebagai manusia.
Cerita
Rakyat
Seputar
Sri
Sanggramawijaya (Dewi Kilisuci) Kisahnya tidak terlepas dari sang ayah, raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan sebuah kerajaan besar yang pusat
pemerintahannya
dipindahkan
ke
pernah
Dahanapura.12
Sri
Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmmawansa
Airlangga
Ananta
wikramottunggadewi, merupakan putra Bali, saudara dari Darmawangsa Teguh, Foto 1.2 (Dokumen Pribadi) Dipercayai sebagai Dewi Kilisuci.
sekaligus calon mertuannya. Dalam acara pernikahan yang megah ternyata
Sosok Sanggramawijaya sangat terjadi serangan besar di istana. Bagian patut diteladani. Berkarakter rendah prasasti Pucangan berbahasa sansekerta hati, tidak mendaba harta dan tahta, menyebutkan
bahwa
tidak
lama
suci karena perbuatannya, berperilaku sesudah perayaan pernikahan Airlangga positif. Meminjam kata-kata dari Daya dengan putri raja, ibu kota kerajaan Negeri
Wijaya,
“tugas
seorang diserbu oleh raja bawahan bernama
13 bermoral adalah mengenali tujuan yang Wurawari sehingga istana hancur.
mulia dan setia pada tujuan tersebut.”11 Sikap mulia dari Dewi Kilisuci dapat dicontoh oleh generasi sekarang yang memiliki
11
kecenderungan
bersikap
Daya Negeri Hidayat, Teori dan Praktis: Sejarah Gagasan, (Yogyakarta: Kanisus, 2013), hlm. 88.
12
Pemindahan pusat kerajaan dari yang sebelumnya di Kahuripan ke Dahnapura, disebutkan dalam prasasti Pamwatan yang berangka tahun 964 saka (1042 M), baca Poesponegoro dan Notosusanto, op, cit., hlm. 211. 13 Ninie Susanti, Airlangga Biografi Raja Pembaharu Jawa Abad XI, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2010), hlm. 3.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
176
Seluruh keluarga istana hancur, Jadi, dari data tersebut, eksistensi Dewi namun Airlangga berhasil meloloskan Kilisuci hanya 16 tahun saja. Sebuah diri bersama ajudannya yakni Narro- angka yang kecil sekali mengingat tama. Tiga tahun kemudian Airlangga kisah-kisahnya yang sangat banyak dan berhasil melakukan konsolidasi kepada berpengaruh sampai sekarang. para pendeta dan rakyat yang percaya
Sanggramawijjaya
atau
Dewi
kepadannya. Selanjutnya pada 1019 Kilisuci adalah The Lady of Kediri City Masehi, Airlangga menduduki tahta yang namanya sangat masyur di Jawa menjadi
raja.
Perjuangan
hidup Timur. Dia dinobatkan oleh Airlangga
Airlangga diwarnai dengan penaklukan sebagai
putri
mahkota
Kerajaan
terhadap wilayah yang melepaskan diri Kahuripan yang wilayahnya sampai di dari kekuasaan Darmawangsa Teguh. wilayah
Kota
Kediri
sekarang.
Dimasa akhir pemerintahannya dia Penobatannya sebagai putri mahkota memilih menjadi seorang Resi, yang didasari karena sikapnya yang baik, dikenal dengan nama Resi Gentayu, rendah hati dan disukai rakyat, selain nama
ini
Airlangga.
diidentifikasi Semasa
sebagai itu juga karena statusnya sebagai putri
hidupnya
dia tertua dari permaisuri.
memiliki beberapa anak, salah satunya
Masa Sanggramawijaya menjadi
Sri Sanggrama Wijaya atau orang rakriyan mahamantri i hino (calon Kediri lebih suka menyebutnya Dewi penngganti raja), sekitar empat tahun Kilisuci.
saja. Jabatannya digantikan oleh Sri Sanggramawijaya Samarawijaya14,
Sri
Dharmmaprasadottunggadewi,
diidentifiasi
namanya pertama kali muncul pada Darmawangsa
yang
dapat
sebagai
putra
dari
Teguh
yang
dapat
tahun 1021 Masehi dalam Prasasti Cane selamat dari pralaya dan sekaligus yang
dikeluarkan
oleh
Airlangga.
disebutkan
Sanggrama
14
Didalamnya wijaya
sebagai
putri
mahkota.
Kemudian, tahun 1037 Masehi adalah tahun terakhir namanya di perbincang kan, yaitu dalam Prasasti Kamalagyan.
Dalam Prasasti Pucangan (1041 M) dan juga Prasasti Pandan (1042 M), yang menjabat sebgai rakryan mahamantri i hino ialah Sri Samarawijaya Dharmasuparnnawahana Teguh Uttunggadewa. Dengan demikian terjadi pergantian jabatan putra mahkota, lihat Suwardono, op, cit., hlm. 129.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
177
keponakan
dari
Airlangga.
Dewi sementara
Panji
Kilisuci merupakan orang yang sangat mendapatkan
Garasakan
separuhnya,
yang
dihormati karena kerohaniannya. Dia kemudian disebut Kerajaan Jenggala. meninggalkan
kerajaan,
harta,
dan
Selain itu, Dewi Kilisuci juga
kemewahan yang sudah dimilikinya dikisahkan menjadi perantara kisah sejak kecil, untuk menjadi seorang Resi cinta dan memasuki dunia tapabrata.
Kudawarisrengga
Sekartaji
dan
pada
Ketidak inginan Dewi Kilisuci mempertemukan menjadi Ratu, membuat Airlangga Sekartaji
(putri
dengan
saat
seusai
pengantin
Dewi
kerajaan
panjalu)
binggung. Setelah Sri Samarawijaya di dengan Raden Panji Kuda-warisrengga nobatkan
sebagai
penggantinya (putra kerajaan jenggala), kemudian
Sanggramawijaya. Terjadi perdebatan Dewi Kilisuci beristirahat dan sekaligus karena
seorang
Garasakan
juga
bernama meminta
Nama
kinkan sebagai anak Airlangga dari memiliki yang
memiliki
di
Goa
Kilisuci
juga
haknya Selomangleng Kediri.15
menjadi raja. Panji Garasakan dimung
selir
tapabrata
Panji melakukan
pengaruh
Dewi korelasi
di Thothokkerot.
dengan
Dikisahkan
cerita Dewi
kerajaan Kahuripan. Airlangga dengan Kilisuci adalah kakak tertua para raja berat hati harus membagi kerajaannya Janggala,
Kadiri,
Wurawan,
dan
menjadi dua. Dengan meminta bantuan Panaraga (Gelang-gelang16). Munandar Mpu Baradah yang dikatakan sakti mengung kap bahwa Dewi Kilisuci mandra
guna
wilayah
Kerajaan adalah orang yang memberi saran untuk
Kahuripan dibagi menjadi dua, dengan membunuh Dewi Angreni, diharapkan cara Mpu Baradah menyiramkan air setelah
Angreni
dari kendi ajaib sehingga air yang Jayakusuma sampai
tanah
akan
akan
meninggal mau
Panji
menikahi
membuat Sekartaji.17 Sepe ninggal Angraeni,
terbelahnya tanah dan menjadi sungai Brantas yang kita kenal sekarang ini.
15
Novalia, op, cit., hlm. 192. Dimungkinkan wilayah Madiun, Jawa Timur sekarang. 17 Agus Aris Munandar, Kisah-kisah dan Kepercayaan Rakyat di Seputar Kepurbakalaan, J Paradigma, 16
Maka Sri Samarawijaya memimpin sebagian wilayah Airlangga, dengan nama Kerajaan Panjalu (Barat Sungai)
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
178
Panji Jayakusuma mengasingkan diri. tidak menerimanya, ia sangat benci Sementara itu, Dewi Sekartaji selalu kepada dewi Sekartaji madunya. 18 didatangi pangeran dari daerah lain untuk dilamar.
Walaupun
Sekartaji
saudara
sepupunya, namun dalam pandangan
Satu-satunya jalan adalah Sekar- Surengrana ia merebut suaminya, maka taji harus segera menikah dengan jika bertemu dengan Dewi Sekartaji tunangannya yang sah, agar tidak alias Candrakirana, Dewi Surengrana menjadi
rebutan
para
raja
dan selalu bersungut-sungut (methothok)
menimbulkan huru-hara. Kali ini pun dan membunyikan giginya (bahasa yang tampil Dewi Kilisuci, ia diutus Jawa:
kerot-kerot)
sebagai
tanda
oleh para raja adik adiknya untuk kebencian dan permusuhannya. Karena menemui Raja Wurawan mertua Raden perilakunya Panji,
raja Wurawan
itu,
maka
ia
dijuluki
menyerahkan Thothokkerot. Setelah meninggal, Dewi
masalah itu kepada Panji, lalu Panji Surengrana diwujud kan sebagai arca juga
menjawab
bahwa
yang
bisa raksasa besar yang sampai sekarang
menyetujui atau tidak adalah istrinya masih ada dinamakan Thothokkerot.19 Dewi Surengrana (Istri Panji yang lain). Pada cerita rakyat ini, Dewi Kilisuci Maka Dewi Kili Suci bertemu berdua berperan sebagai penasihat dan sebagai dengan pembicaraan
Surengrana, yang
lama
setelah kakak tertua yang mengayomi adikDewi adiknya, serta selalu tampil di depan
Surengrana menyetujuinya, sementara setiap ada masalah. Terlihat pula, tafsiran apabila tidak setuju maka ia bahwa Kilisuci yang memberika saran akan bernasib sama dengan Dewi untuk
memunuh
Dewi
Angraeni,
Angreni, dibunuh, karena dianggap memang sering ditemui Cerita rakyat menghalangi cinta Panji. Walaupun yang sangat kontradiktif antara satu setuju namun di hati kecilnya ia pasti dengan lainya yang juga perlu diuji faliditasnya. Banyak sekali cerita rakyat yang http://paradigma.ui.ac.id/index.php/paradigma/a rticle/download/15/pdf pada tanggal 20 Oktober 2016. hlm. 7.
18
Ibid., hlm. 8.
19
Ibid.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
179
berhubungan
dengan
nama
Dewi
Kilisuci, mulai dari di sekitar Kediri sampai dengan wilayah lain di luar
Foto 1.3 Patung Roro Kuning di Air Merambat, Nganjuk20 Mirip sekali dengan patung Kilisuci di Kota Kediri
kediri. Hal tersebut menandakan eksis tensi Dewi Kilisuci menjadi semacam
Kedua
hal umum yang dapat diterima masya dikerajaan rakat bahkan sampai di propinsi lain.
putri tidak
raja ada
itu
sakit,
yang
bisa
menyembuhkan. Runting sakit kuning
Kisah dari Dewi Kilisuci sampai dan Roro Kuning sakit gondok dan pula di Nganjuk, cerita rakyat ini sangat kulit.
Untuk
mencari
kesembuhan
berhubungan dengan legenda Roro kedua putri raja mengembara masuk Kuning di Nganjuk. Dimana pada keluarhutan belantara, naik gunung tradisi ini dikisahkan Dewi Kilisuci turun gunung dan akhirnya singgah ke adalah anak dari penguasa Kediri. lereng Gunung Wilis Desa Banjula. Kilisuci memiliki saudara bernama Ketika sedang merenungi nasip putri Sekartaji.
Dalam
kisah
ini
Dewi bertemu dengan Resi Darmo dari
Kilisuci memiliki nama lain yaitu Padepoan Ringin Putih desa Bajulan. Ruting, dan Sekartaji bernama Roro Disinilah dua putri raja dirawat dan Kuning.
diberi obat ramuan tradisional oleh sang Resi yang sakti. Dengan ramuan dedaunan, sakit putri raja akhirnya bisa sembuh. Dalam proses penyembuhannya, Putri Runting dan Kuning sering mandi di air terjun yang kemudian diabadikan oleh Resi menjadi nama air terjun.21 Namun, kisah lain menyebut20
Foto Roro Kuning diunduh dari https://www.angelavania.blogspot.co.id pada tanggal 20 Oktober 2016. 21 Wisata Air Terjun, Air Terjun Roro Kuning-Nganjuk, diunduh dari https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jaw a-timur/air-terjun-roro-kuning---nganjuk pada 20 Oktober 2016.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
180
kan bahwa Roro Kuning ini adalah Kisah ini merupakan tradisi yang sudah seorang pendamping dari Kilisuci yang turun-temurun dipercayai dalam Reyog berasal dari Kediri.22 Cerita
rakyat
Ponorogo. Secara langsung kisah ini Ponorogo
juga sangat kontradiktif dengan cerita rakyat
menyebut nama Dewi Kilisuci. Kisah Dewi Kilisuci di kediri. Dewi Kilisuci yang tidak menikah dan melakukan
tapabrata
di
Selain di Jawa Timur, Cerita
Goa Rakyat tentang Kilisuci juga sampai ke
Selomangkleng di bantah oleh cerita Daerah Istimewa Yogyakarta yang rakyat dari Ponorogo. Menurut cerita terekam
dalam
beberapa
kesenian.
tutur (Cerita Rakyat) Dadak Merak Salah satu diantaranya adalah kesenian dalam Reyog Ponorogo. Dadak Merak Incling Krumpyung “Langen Bekso yang berkepala singa dan merak itu Wiromo” yang merupakan salah satu menurut legenda terjadi akibat Raja kesenian
rakyat
tumbuh
dan
Lodoyo yang berkepala singa dikutuk berkembang di Dusun Gunung Rega oleh Raja Kelono Sewandono dari Kokap
Kulon
Progo.
Cerita
ini
Kerajaan Atas Angin di Wengker (Atas mengambil cerita Panji Asmara Bangun Angin sekarang di daerah Sumoroto, yang menceritakan perjalanan Prabu Ponorogo). Kisah ini
dihubungkan Tedjabaka dan Prabu Tedjakusuma
dengan Raja Airlangga ketika di akhir yang pemerintahannya
pada
1042
diutus
oleh
Prabu
Klana
putri Sewandana dari Bantar Angin menuju
mahkota Airlangga, Sangramawijaya Kediri untuk melamar Dewi Kilisuci. Tunggadewi
atau
Dewi
Kilisuci Saat tengah perjalanan Prabu Tedjabaka
dipersunting Raja Wengker dan Raja dan Prabu Tedjakusuma dihadang oleh Brang
Kidul
dari
Lodoyo.
Kisah Tumenggung
Banthengwulung
dan
rebutan putri mahkota ini diabadikan Tumenggung
Singolodra.
Kedua
dalam kisah Reyog Ponorogo ini.23 Tumenggung
bermaksud
untuk
mencegah tujuan Prabu Tedjabaka dan 22
Wawancara dengan Dendi Trianto (Juru Pelihara di Museum Anjuk Ladang, Nganjuk) pada 18 Oktober 2016. 23 Teguh Budiharso, Meluruskan Sejarah Trenggalek Kota Gaplek: Studi Heuristik Foklor Panembahan Batoro Katong, Joko
Prabu Tedjakusuma menuju Kediri dalam misi pelamaran, dan mengatakan Lengkoro dan Menak Sopal, J Lingua, 12(1), Maret 2015: 135-151. hlm. 148.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
181
bahwa Dewi Kilisuci adalah seorang perempuan luarbiasa seperti Ratu Sima, wanita wadat (Wanita yang diagung- Gayatri
Rajapatni,
Tribuana
agungkan). Konflik ditengah perjalanan Tunggadewi, Sanggramawijaya (Dewi mereka
menimbulkan
peperangan antara kerajaan Angin dan Kediri.
24
tentang
sangat
Kilisuci
sebuah Kilisuci)
dan
Bantar Tentunya
masih
yang
banyak
diharapkan
lagi. adalah
Cerita rakyat prestasi yang lebih dari para pemuda banyak pemudi
Indonesia
saat
ini
agar
menyebar di beberapa bagian wilayah namanya selalu dikenal dalam sejarah. Indonesia, hal ini menunjukan bahwa seorang
putri
dari
Kediri
Mengulik
hal
Catatan Penutup
banyaknya Kilisuci
Sanggramawijaya
atau
tentang
pernah Dewi Kilisuci memang panjang sekali,
menjadi The Lady of Java.
Dewi
kesejarahan
yang perlu dicermati adalah sumber-sumber
yang
atau berdasarkan tradisi atau foklor yang apapun tentunya
belum
seratus
persen
sebutanya mengajarkan pesan moral kebenaranya. Belum lagi kisah-kisah yang sangat baik, bahwa keduniawian yang berbau klenik. Namun, Sejarah, itu
tidak
selamanya
mendekatkan
diri
utuh
kepada
namun Adat
Istiadat,
dan
tradisi
adalah
pencipta identitas suatu bangsa, jika salah satu
merupakan hal yang lebih baik dari komponennya rusak maka identitas pada sekedar hedonis di dunia yang suatu
bangsa
patut
dipertanyakan.
hanya sesaat ini. Dewi Kilisuci sebagai “Tetap jaga wibawa nasional, wahai The Lady of Kediri City merupakan pemuda-pumudi Indonesia”. produk unggul Kediri dimasa lampau. Indonesia memiliki banyak perempuan24
Anggun Herliani, Analisis Semiotika Gerak Dasar Dan Properti Pada Kesenian Incling Krumpyung “ Langen Bekso Wiromo” Di Gunung Rego, Hargorejo, Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015. hlm. 2-3.
DAFTAR PUSTAKA Budiharso, Teguh. Meluruskan Sejarah Trenggalek Kota Gaplek: Studi Heuristik Foklor Panembahan Batoro Katong, Joko Lengkoro dan Menak Sopal, J Lingua, Maret 2015, 12(1), Maret 2015: 135-151.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
182
Hidayat, Daya Negeri. 2013. Teori dan Praktis: Sejarah Gagasan. Kanisus, Yogyakarta.
Universitas Yogyakarta, hlm. 2-3.
Negeri
Website Novalia, Elva. Perkembangan Obyek Badan Pusat Statistik Kota Kediri, Kota Wisata Goa Selomangleng Di Kediri dalam Angka 2014 Kota Kediri Tahun 1992-2007, (Kediri City in Figures 2014), J Avatara, 3(2), Juli 2015: (BPS Kota Kediri, 2014) yang 187-198. diunduh dari http://kedirikota.bps.go.id, Poesponegoro, Marwati Djoened, dan tanggal 18 Oktober 2016. Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia II: Foto Roro Kuning diunduh dari Zaman Kuno. Balai Pustaka, https://www.angelavania.blogs Jakarta. pot.co.id pada tanggal 20 Oktober 2016. Susanti, Ninie. 2010. Airlangga Biografi Raja Pembaharu Jawa Munandar, Agus Aris. Kisah-kisah dan Abad XI. Komunitas Bambu, Kepercayaan Rakyat di Jakarta. Seputar Kepurbakalaan,http://paradigm Suwardono. 2013. Sejarah Indonesia a.ui.ac.id/index.php/paradigma Masa Hindu-Budha. Penerbit /article/download/15/pdf, pada Ombak, Yogyakarta. tanggal 20 Oktober 2016. Jurnal Paradifma. Herliani, Anggun. 2015. Analisis Semiotika Gerak Dasar Dan Wisata Air Terjun, Air Terjun Roro Properti Pada Kesenian Incling Kuning-Nganjuk, diunduh dari Krumpyung “ Langen Bekso https://sites.google.com/site/wi Wiromo” Di Gunung Rego, sataairterjun/jawa-timur/airHargorejo, Kokap, Kabupaten terjun-roro-kuning---nganjuk Kulon Progo, Daerah Istimewa pada 20 Oktober 2016. Yogyakarta, Skripsi, Wawancara Narasumber Nama
Usia Pekerjaan
Alamat
Dendi Trianto, A.md, S. -
Juru Pelihara di Museum Anjuk Nganjuk
Pd
Ladang, Nganjuk
Novi, M. Hum
-
Ketua PASAK
Kediri
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
183
Responden Nama
Usia
Pekerjaan
Alamat
Diah M
21
Mahasiswa
Kediri
Karina P
20
Mahasiswa
Kediri
Nuri Astuti
47
Ibu Rumah Tangga
Kediri
Suci W
20
Mahasiswa
Kediri
Yumna
22
Mahasiswa
Kediri
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
184