CEMBURU, AGRESI DAN PENANGGULANGANNYA: Study Kasus Pada 3 Pasangan Suami lstri
O/eh:
HALIMATUSSADIYAH NIM. 9919016112
FAKULTAS PSIKOLOG! UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2004
CEMBURU, AGRESI DAN PENANGGULANGANNYA: STUDI KASUS PADA 3 PASANGAN SUAMI ISTRI Skripsi Oiajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Oleh : Halimatussadiyah NIM :9919016112
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Pembimbing II
I
-
~jiJ~
Ora. Afidah Mas'ud
Ors. Asep Haerul G ni. Psi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1424 H/2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "Cemburu, Agresi dan Penanggulangannya: Study Kasus Pada 3 Pasangan Suami lstri" telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Februari 2004 Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Sidang Munaqasah Ketua merangkap anggota
Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si. NIP. 150.021.5938
-=-~ Prof. Dr. AmirJtrddin Rasyad. NIP. 150.011.333
Pembimbing I
Sekretaris merangkap anggota
Ora. H". Zahr NIP. 150. 238.
penguji II
Dta. Afidah Mas'ud.
NIP. 150.228. 775
Pembimbing II
/
Ora. Afidah Mas'ud. NIP. 150.288. 775
Ors. Asep Haer I Ga i , Psi.
ABSTRAK Halimatussadiyah, Cemburu, Agresi dan Penanggulangannya: Studi Kasv,s / pada Tiga Pasangan Suami lstri. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatulla~. Jakarta, Februari 2004. Cemburu lahir karena cinta. Saat seseorang merasakannya tentunya tiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan apa yang ia rasakan terutama antara laki-laki dan perempuan serta bagaimana mereka menanggulangi perasaan yang tidak mengenakkan tersebut. Selama ini kita ketahui bahwa laki-lai adalah makhluk yang kuat dan selalu menggunakan kekerasan untuk menunjukkan perasaanya terutama yang tidak mengenakkan. Berlandaskan hal tersebut diatas maka peneliti ingin meneliti cemburu, agresi dan penanggulangan yang terjadi pada pasangan suami dan lstri. Untuk mencari jawabannya maka pertanyaaan penelitiannya berupa: 1. Apa saja proses cemburu yang dialami suami dan lstri? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya cemburu pada mereka? 3. Apa saja pemicu kecemburuan yang mereka rasakan? 4. Adakah perilaku agresi yang mucul? Dalam bentuk apa? 5. Coping yang bagaimana yang dilakukan oleh suami dan istri tersebut? Dalam penelitian ini digunakan penelitian kualitatif yang digambarkan melalui penelitian deskriptif yang menekankan pentingnya konteks, pengalaman serta kerangka pemikiran subjek.metode yang digunakan adalah meiode kasus dengan kasus ganda dengan menggunakan instrumen wawancara sebagai alat pengumpul data, dan subjek yang diwawancarai sebanyak enam orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan yang merupakan pasangan suami istri. Dengan uji validitas dan reliabilitas penelitian dengan 2 subjek. Untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan proporsi teoritis, jadi analisis terhadap data sesuai dengan teori yang telah ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa dalam mengalami cemburu antara laki-laki dan perempuan itu berbeda. Jika laki-laki lebih banyak mengalami kecemburuan pada saat berpacaran sedangkan perempuan lebih banyak mengalaminya setelah mereka menikah. Sedangkan pada saat lamaran sama-sama tidak mengalami cemburu kecuali subjek yang ke 5. dimana ia merasakan kecemburuan pada setiap masa dalam hubungan. Pada penilaian kedua, sebagian besar dari subjek menggunakan catastrophic thinking. Hanya satu subjek yang menggunakan rasional thinking.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya cemburu pada tiap individu adalah dependency terhadap hubungan, seif-esteem yang rendah, serta perasaan tidak aman terhadap hubungan yang dijalin. Adapun pemicu kecemburuan sangat beragam tetapi sebagian besar merasakan kecemburuan terhadap mantan pacar pasangan yang ada atau hadirnya wanita atau pria lain yang berusaha menarik perhatian pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mengekspresikan kecemburuannya dengan perilaku agresi hanya saja bentuk agresi dari perempuan lebih beragam yang ditujukan kepada diri sendiri ataupun pasangan . sedangkan agresi pria \ebih sedikit bentuknya dan ditujukan kepada ancaman atau orang ketiga. Saat mengalami kecemburuan, mereka melakukan coping untuk meredakan perasaannya. Diantara coping yang dilakukannya adalah dengan menggunakan strategi kepercayaan diri (self-reliance) dengan menganggap ini adalah cobaan dan pengabaian selective (selective ignoring). Bahan bacaan 41 ( 1961-2002)
KA TA PEN GANTAR Bismiflahirrahmanirrahim Di setiap masa dalam kehidupan manusia selalu ada tugas yang harus dilaksanakan dan diselesaikan dengan penuh tanggung jawab, dan tugas untuk masa ini Alhamdulilllah telah penulis selesaikan dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa tugas menyusun skripsi ini tidak dapat selesai tanpa bantuan orang lain yang men-support untuk tetap bertanggung jawab akan tugas ini. lni adalah kado terindah dalam kehidupan penu!is. Ucapan terima kasih yang tulus dari hati ini, Pertama, kepada dekan Fakultas Psikologi, ibu Ora. Hj. Netty Hartati, M, Si beserta seluruh civitas akademika fakultas psikologi.Kedua, kepada pudek I Fakultas Psikologi !bu Ora. Hj. Zal1rotun Nihayah, M, Si. Ketiga, kepada pembimbing seminar dan skripsi, bapak Ors. Asep Haerul Gani, Psi. Atas bimbingan, waktu yang disediakan dan ilmunya hingga skripsi ini dapat terwujud. Keempat, kepada ibu Ora. Afidah Mas'ud yang telah memberikan bimbingan dan ilmu serta kesempatannya untuk terwujudnya skripsi ini.
Kelima, kepada Ayahanda H. Hasbulloh dan lbunda Hj. Asmanih tercinta yang selalu mendorong dan memberiklan cinta dan perhatiannya kepada ananda. Serta kepada bang Zaki, kak ljah, kak Bedah, kak Zahra, Sahla, Robiah, Hamidah, Muhammad dan Fadhi!lah, terima kasih atas pengertian dan dukungannya hingga semangat juang penulis yang tak pernah padam. Dan keponakan-keponakan tersayang Nida , !fan, Haekal. Keenam, kepada teman-teman sejati; Anis, Eva, Ari, Ema, Nisa, Aidan Suryani, Terima kasih alas persahabatan yang indah ini serta perhatian, cinta dan semangat dari
kalian semua. Rahma, Lili, Saidah terima kasih atas dorongan dan perhatian serta persahabatan ini.Hudan, Dian, Deden, Omah, Lilis, Ria dan seluruh angkatan 1999. Shane TL yang selalu mendampingi dan menemanL Ramadani, Adrian, Rudi, dan Muhammad yang selalu memberikan dorongan bagi penulis.
Para responden yang bersedia menceritakan pengalaman serta perasaannya kepada penuiis. Seluruh komunitas Gang Bacang. Tetap semangat dan berusaha. Dan kepada semua pihak yang secara langsung atau tak langsung membantu selesainya skripsi inL Allah lah yang membalas kebaikan kalian semua.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Februari 2004 M Dzulhijjah 1424 H Penulis
Halimatussadiyah
IV
DAFTAR ISi Hal.
Abstrak
. ... .. .. . .. .. .. .. I
Kata Pengantar ............................................ . Daftar lsi
. ..................................... Ill
............................................................................... v
Daftar Tabel .............................................................................................. vii
SABI
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A Latar 8elakang Masalah.................................................. .... .. . 1 8. ldentifikasi dan Perumusan Masalah ..................................... 8 1. ldentifikasi Masalah .. .. .. . .. .. .. .
.. ...................................... 8
2. Perumusan Masai ah .. .... ...
.. ..................................... 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 9 D. Manfaat Penelitian ....... .. .. .. .. .. .
. .............................. 9
E. Kaidah Penulisan .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . . F. Sistematika Penulisan .. ...... ..
BAB II
. ..... .. .. ... .. .. .. .. .. .. .... ... .. .. .. 1O
. .......................................... 1O
KAJIAN TEORI .......................................................................... 12
A Cemburu . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ...... .. . .. .. .. .. .. .. .. .. ... ... ... .. .. .. .. .. .. .. ... 12 1. Definisi Cemburu ............................................................ 12 2. Perbedaan Cemburu dengan lri ....................................... 15 3. Jenis-jenis Cemburu ...................................................... 17 4. Proses Cemburu .............. .
·············· .......... ··········· 19
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cemburu ................... 22 6. Faktor-faktor yang Dapat Memicu Cemburu ..................... 27 7. Gender dan Cemburu ...................................................... 28 8. Coping (Penanggulangan) Terhadap Cemburu ..................... 32
C. Perilaku Agresi ..................................................................... 37 1. Definisi Agresi ................................................................... 37 2. Penggolongan Perilaku Agresi .......................................... 40 3. Faktor Penyebab Agresi ................................................... 44 4. Cara Mengurangi Agresi ................................................... 49 5. Gender dan Agresi.... .. ..
........ 50
D. Hubungan Cemburu dan .Agresi .
························· ·········· 51
E. Perkawinan ...................................... .
BAB Ill
...... ········ 54
METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 57 A Desain Penelitian .................................................................. 57 B. Karakteristik Subjek .............................................................. 59 C. Subjek ................................................................................... 59 D. Teknik dan lnstrumen Pengumpulan Data ............................. 60 E. Teknik Pengolahan Data ...................................................... 62
F. Prosedur Penelitian .............................................................. 63
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA .................................................... 65 A Gamba ran Um um Subjek .................................................. 65 B. Kasus Cemburu dan Analisis Data ....................................... 66
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ..................................... 132 A Kesimpulan ....................................................................... 132 B. Diskusi .
.. .. ...........
C. Saran ...
................ ....... .. ....................................... 136
DAFTAR PUSTAKA LAMPI RAN
........
. ........................ 134
DAFTAR TABEL 1. Tabel contoh jenis perilaku coping terhadap cemburu ....................... 35 2. Tabel variasi agresi pada manusia
................................................... 42
3. Tabel gambaran umum subjek ....................................................... 66 4. Tabel cemburu Ira ........................................................................... 76 5. Tabel cemburu Alex ......................................................................... 84 6. Tabel cemburu pasangan 1................................................................ 87 7. Tabel cemburu Rosi
......................... ············································· 97
8. Tabel cemburu Dani
........................................................................ 103
9. Tabel cemburu pasangan 2 .............................................................. 105 10. Tabel cemburu Wita ··························· ·············································· 117 11. Tabel cemburu Rian 12. Tabel cemburu pasangan 3 ............... . 13. Tabel cemburu antar pasangan
··········································· 125 ......................................... 127 .............................................. 131
BABI PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Allah SWT menciptakan manusia berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan, sangat dianjurkan untuk menikah dan menghasilkan keturunan serta membentuk keluarga yang sakinah. Salah satu landasan untuk membina sebuah rumah tangga adalah cinta. Dalam menjalin hubungan percintaan tersebut manusia tidak hanya merasakan perasaan yang positif seperti bahagia dan senang, ia juga merasakan perasaan negatif seperti cemburu, kesepian depresi dan marah (Sternberg, 1988).
Penulis Prancis La Roschefoucauld mengatakan bahwa cemburu selalu lahir bersamaan dengan cinta (Deaux, Dane,& Wrightsman, 1993), sedangkan Buss (2000) mengatakan bahwa cemburu itu serupa dengan cinta, dengan kata lain jika tidak ada cemburu maka tidak ada cinta.
Perasaan cemburu yang ada dalam hubungan cinta dikenal sebagai bukti cinta seseorang kepada pasangannya, dapat menjadi bumbu penyedap dalam sebuah hubungan dan dapat menjadi perekat kembali hubungan yang
2
renggang, biasanya pasangan yang sebelumnya mengalami cemburu hubungan antara keduanya semakin mesra, dengan kata lain cemburu dapat memelihara dan meningkatkan cinta, karena ini adalah teknik untuk mendapatkan perhatian dari pasangan. Dan ada juga cemburu yang membuatnya menjadi hancur.
Ada dua pandangan besar yang berbeda dalam melihat cemburu, yaitu pandangan evolusioner dan pandangan cultural psikologis. Evolusioner (evolutionary}, disebut juga sebagai pandangan biologis. David M. Buss, salah seorang tokoh evolusioner melihat cemburu dari sisi evolusi. Menurutnya cemburu dihasilkan dari adaptasi, sehingga pada dasarnya setiap manusia sejak lahir (innate) telah memiliki sifat cemburu ( Buss,
2000).
Pandangan cultural psychologist, seperti Ralph Hupka melihat cemburu dari sisi yang berbeda. Menurut pandangan ini cemburu adalah sesuatu yang dipelajari dalam masyarakat bukan sesuatu yang sifatnya bawaan, cemburu merupakan sesuatu yang dipelajari maka budaya sangat berpengaruh bagi timbulnya rasa cemburu sehingga manusia yang memiliki budaya yang berbeda maka ia akan berbeda pula dalam cemburu. Contoh konkritnya adalah bila pacar memeluk orang lain yang berlawanan jenis, hal ini dapat menimbulkan kecemburuan yang lebih besar pada masyarakat di Hungaria
0
J
dari pada di Amerika (Buunk &Hupka, seperti yang dikutip oleh Baron & Bryne, 1994).
Walaupun berbeda dalam titik tolak pandangannya terhadap cemburu, keduanya setuju mengenai satu hal yaitu cemburu dalam batas- batas tertentu dapat bermanfaat bagi hubungan. Atau dengan kata lain, cemburu tidak selalu berakibat negatif. Hal ini terjadi pada tingkat cemburu yang rendah. Dalam bentuk ini cemburu dapat menimbulkan komunikasi yang konstruktif diantara pasangan sehingga meningkatkan komitmen keduanya (Knox, 1988). karena perkembangan lain yang dicapai sesuai dengan perkembangan komitmen adalah cemburu (Deaux, Dane & Wrightsman, 1993). Akan tetapi tidak menafikan pula bahwa cemburu dapat mengancam sebuah hubungan juga (Baron & Bryne, 1997).
Beberapa hal positif yang mungkin ditimbulkan oleh cemburu antara lain adalah: menjaga agar pasangan tetap bersama ( Buss,2000), mempertahankan hubungan dekat (Sharpsteen & Kirk Patrick, 1997), membuat individu merasakan cinta yang lebih besar terhadap pasangan yang memutuskan untuk tetap melanjutkan hubungan yang ada (Oktarina, 1994). Selain itu cemburu juga merasakan perasaan yang positif seperti gembira, cinta, dan merasa hidup ( Pines & Aronson, seperti yang dikutip oleh Brehm. 1992).
4
Selain hal positif, hal negatif juga dihasilkan dari cemburu seperti reaksi emosional yang berupa takut, kehilangan, cemas, sakit, kemarahan terhadap penghianatan. mudah terluka, kecurigaan dan putus asa {Brehm, 1992). Selain itu seseorang yang merasa cemburu pikirannya akan selalu dipenuhi rasa curiga tidak menutup kemungkinan pula ia menjadi paranoid terhadap setiap orang yang dekat dengan pasangannya, depresi dan sulit untuk mengontol kemarahannya sehingga ia menjadi tersiksa secara emosional dan bahkan mungkin juga ia akan mengajak ke dalam prilaku self-destructive atau merusak diri sendiri (Gregory,2003).
Perasaan cemburu dapat dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Dalam penelitian di Indonesia pada subjek yang telah menikah, ditemukan bahwa menelepon pasangan dengan tiba-tiba untuk mengetahui ia ada di tempat merupakan perilaku cemburu yang sering dilakukan (Oktarina, 1994). Perasaan ini adalah sebuah produk sosial yang datang bila seseorang merasa tidak aman dan takut statusnya dalam suatu hubungan percintaan atau terhadap pasangannya terancam pihak lain.
Jika menilik relitas yang terjadi, ada perilaku menyakiti bahkan membunuh pasangan yang dilakukan oleh seseorang karena cemburu, dan ini adalah ha! terekstrim yang diakibatkan oleh cemburu. Peristiwa Subandiro yang telah menganiaya istrinya dengan menyiramkan air keras ke tubuh dan muka
5
istrinya karena rasa cemburu, adalah contoh negatif dari cemburu (Pikiran Rakyat, 2002).
Peristiwa yang lebih kejam Jagi juga menimpa seorang istri yang dibunuh suami karena cemburu, melihat istrinya berhubungan dengan laki-lak1 lain. Sang istri meninggal setelah dipukul dengan penggilingan cabe, di dapur rumahnya (www.indosiar.com).
Dalam suatu Hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim (seperti dikutip Dr. Utsman Nadjati (2000)), Saad bin Ubadah berkata: "kalau aku melihat
seorang laki-laki bersama istriku akan aku pukul ia dengan pedangku tanpa aku memaafkan". Selain hadis di atas Al-Qur'an juga pernah menyebutkan suatu peristiwa yang berkaitan dengan kecemburuan dalam meraih cinta yang diberikan oleh sang ayah. Dalam surah Yusuf diceritakan bahwa Yusuf As adalah anak yang paling disayang oleh ayahnya karena kepribadiannya yang baik, karena hal inilah maka saudara-saudara Yusuf yang lain merasa cemburu dan mereka bersatu untuk menentang Yusuf dan berencana untuk menyingkirkannya dengan melemparnya kedalam sumur (Nadjati, 2000)
Hasil penelitian di Amerika Serikat (Buss,2000), menemukan 31 % dari respondennya mengatakan bahwa cemburunya seringkali sulit untuk dikontrol. Di antara responden yang pernah mengalami cemburu, 38 %
6
mengatakan cemburu telah membuat mereka berkeinginan untuk melukai seseorang. la juga mengatakan bahwa cemburu merupakan motif bagi kekerasan dan penyebab distress perkawinan. (Brown & Moore, 2002). dan merupakan alasan dalam pembunuhan pasangan maupun pesaing, bahkan 1a juga menjadi alasan dari perilaku bunuh diri (Buss, 2000).
Dengan melihat penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya mengenai cemburu, penelitian mereka berkisar pada perbedaan situasi pemicu cemburu laki-laki dan perempuan yang dilakukan oleh Harris (2000), atau mengenai emosi yang menyertai cemburu oleh Salovey & Rodin (1986), Parrot & Smith ( 1988) dan Zammuner & Fischer ( 1995), ada juga yang meneliti tentang cemburu dan self-esteem oleh Bringle (1991 ), cemburu dan gaya kasih sayang /attachment style (Radecki-Bush,et.al.1993). perbedaan jenis kelamin dalam cemburu (Aune & Comstock, 1991; Guerrero.et.al.1993) serta cemburu dengan kekerasan (Mullen, 1996).
Sedangkan penelitian yang ada di Indonesia sendiri adalah mengenai hubungan antara komitmen perkawinan dengan kecemburuan (Oktarina, 1994), faktor-faktor yang menyebabkan cemburu (Nugraha, 1998) dan proses cemburu dan strategi coping pada individu dewasa muda yang berpacaran ( Yulianto,2002).
7
Dan kebanyakan pelaku dari kekerasan ini adalah laki-laki karena mereka merasa bahwa mereka adalah jenis kelamin yang berkuasa dan selalu berusaha untuk mengontrol pasangannya dengan perlakuan yang kejam sebagai bentuk dominasi atau kepuasan dalam hubungan jika mereka merasakan adanya ancaman, bahkan mereka mampu untuk melakukan pembunuhan terhadap pasangannya (Harris, 2003; Buss, 2000; Mo!m, 1997), sedangkan wanita akan lebih memilih reaksi untuk meninggalkan laki-laki
Selain itu mengenai perbedaan gender dan cemburu, tokoh evolusioner memiliki pandangan bahwa laki-laki cemburu pada ketidaksetiaan seksual
(sexual infidelity) pasangan, dan perempuan cemburu terhadap ketidak setiaan emosional (emotional infidelity) pasangan, jadi laki-laki hanya akan cemburu bila ia melihat pasangannya tidur dengan laki-laki lain akan tetapi wanita akan cemburu hanya jika pasangannya memikirkan wanita lain (Harris, 2000; Buss,2000). Karena perbedaan pandangan dalam hal inilah maka Davies mengatakan bahwa laki-laki berasal dari Mars dan Perempuan berasal dari Venus.
Dengan fakta- fakta yang telah ada dan penelitian- penelitian sebelumnya maka jelas bahwa ada hubungan antara cemburu dengan kekerasan,serta adanya perbedaan gender dalam cemburu dan agresi, karena ini maka penulis tertarik sekali untuk meneliti hal ini.
8
Atas pertimbangan diataslah maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai "Cemburu, Agresi dan Penanggulangannya: Studi
Kasus pada 3 Pasangan Suami lstrr.
B.
1.
ldentifikasi dan Perumusan Masalah
ldentifikasi masalah
Dalam penulisan skripsi ini masalah yang diteliti adalah rasa cemburu yang merupakan emosi ganda yang dirasakan oleh seseorang karena adanya ancaman baik secara nyata maupun hanya khayalan dalam hubungan antara suami dan istri.
Sedangkan untuk prilaku agresi yaitu perilaku yang bertujuan untuk menyakiti pasangannya maupun orang lain ataupun dirinya sendiri baik secara fisik maupun mental, langsung atau tak langsung, aktif maupun pasif, secara verbal ataupun perilaku, yang diakibatkan oleh cemburu.
Berdasarkan uraian diatas maka masaklah yang diteliti adalah: 1. Apa saja proses cemburu yang dialami suami dan lstri?
9
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya cemburu pada mereka? 3. Apa saja pemicu kecemburuan yang mereka rasakan? 4. Adakah perilaku agresi yang mucul? Dalam bentuk apa? 5. Coping yang bagaimana yang dilakukan oleh suami dan istri tersebut?
2.
Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan maka, perumusan dari masalah yang dirumuskan sebagai berikut: " Cemburu, Agresi dan
Penanggulangannya: Studi Kasus pada 3 Pasangan Suami lstri"
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengungkapkan apakah ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam cemburu dengan perilaku agresi serta penaggulangannya
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
10
1. Memberikan kontribusi yang positif terhadap khazanah kePsikologi-an. 2. Untuk merangsang penelitian lain yang ada kaitannya dengan cemburu atau agresi. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pasangan agar lebih bijak dalam mengekspresikan kecemburuannya. 4. Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai dampak negatif dari perasaan cemburu.
E.
Kaidah Penulisan
Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan kaidah penulisan American Psychological Association (APA Style).
F.
Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 bab 1. Bab pertama atau pendahu!uan akan dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kaidah penulisan serta sistematika penulisan.
11
2. Bab kedua berisi kajian teori dengan beberapa sub bab yang meliputi: definisi cemburu,perbedaan cemburu dengan iri, faktorfaktor penyebab cemburu, perbedaan jenis kelamin terhadap kecemburuan, proses kecemburuan, coping terhadap cemburu, kemudian definisi agresi, penyebab agresi, cara mengurangi agresi, hubungan cemburu dengan agresi, perkawinan dan hipotesis. 3. Bab ketiga adalah metode penelitian, yang berisi tentang: desain penelitian, karakteristik subjek, subjek, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik pengolahan data dan prosedur penelitian. 4. Bab keempat merupakanhasil penelitian dan pengolahan data serta analisis data. 5. Bab kelima berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran 6. Lampiran- lampiran yang berkaitan dengan penelitian.
BAB II KAJIAN TEORI
A.
1.
Cemburu
Definisi cemburu
Ketika individu melihat pasangannya tidak setia, maka reaksinya ada dua kemungkinan yaitu, (a) individu akan menyangkal hal tersebut dengan menganggap bahwa pasangannya bukan tidak setia terhadapnya melainkan hanya sekedar berteman dengan lawan jenisnya itu, atau (b) ia akan menganggap bahwa pasangannya tidak setia dan akan bereaksi dengan cemburu (Buss, 2000)
Cemburu didefinisikan sebagai reaksi emosi yang tidak menyenangkan terhadap suatu hubungan karena adanya orang ketiga yang terlihat sebagai penyeludup diantara mereka (Parker.et al., 1999)
"is an aversive emotional reaction to a partner's contact or relation ship with a third party, seen at interloper''.
13
Sedangkan Ellis dan Weinstein, 1986 mendefinisikan cemburu sebagai reaksi emosional seseorang yang timbul bila hubungan percintaannya ini mendapat ancaman dari pihak ketiga ( Brehm, 1992)
" ... emotion that people experience when control over valued resources that flow through an attachment to another person is perceived to be in jeopardy because this partner might want or might actually give and/ or receive third party"
Ketakutan atau kewaspadaan akan digantikan; ketakutan akan kehilangan posisi atau kasih sayang adalah definisi cemburu yang di kemukakan oleh Morris (\/Vilson& Daiy, 1995). Selain itu, cemburu merupakan karakteristik terbaik bagi sebuah daerah psikologis yang kompleks yang menjadi aktif karena adanya perasaan terancam dari pihak ketiga yang mungkin akan merebut tempatnya dalam sebuah hubungan, dan kemungkinan individu tersebut akan bereaksi dengan kewaspadaan bahkan sampai melakukan kekerasan untuk menghalangi sebuah ancaman (Wilson & Daly, 1992a)
Dalam Gale Encyclopedia Of Psychology, cemburu merupakan kombinasi dari reaksi emosional yang didalamnya terdapat rasa takut (fear), marah
(anger), dan kecemasan (anxiety) (White, 1989).pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Nadjati (2000) dengan mengatakan bahwa ketika ia merasakan orang yang dicintainya mengarahkan cintanya kepada orang lain, maka ia akan merasakan emosi ganda yaitu marah, benci, sedih serta ada keinginan untuk menyakiti.
14
Apabila seseorang merasa takut kehilangan pasangannya, karena pasangannya tertarik pada orang lain, maka ia akan cemburu, posesif, atau menjadi sangat tergantung (Davis &Todd, 1982). Kecemburuan itu bersumber dari rasa tidak aman (insecurity) pada individu, bila seseorang merasa cemburu hal itu disebabkan karena ia memandang dirinya sebagai orang yang tidak pantas memiliki orang yang dicintainya, jadi self-esteem yang dimiliki individu tersebut sangat rendah (Matthesen, 1997).
Menurut Deaux, Dane & Wrightsman, kebanyakan definisi dari cemburu itu lebih kepada wilayah emosi hal ini dialami ketika pasangan merasa bahwa ada orang lain yang secara nyata atau khayalan, merupakan ancaman terhadap hubungan yang ada karena saat cemburu yang patologi dirasakan oleh seseorang maka ia akan terhantui oleh ketakutan mereka dan selalu melihat bahwa kecurigaan mereka itu benar. lntinya ketika ia merasa cemburu maka ia akan sulit berfungsi dengan normal ( Gregory,2003).
Cemburu lahir dari perasaan bahwa individu terlalu sedikit memberi dibandingkan dengan orang lain, kita takut kehilangan orang yang istimewa bagi kita serta merupakan ancaman jika hal itu ingin diambil dari kita (Rubin, 1998; Sarwono, 1999). Perasaan cemburu dapat terjadi ketika kita sudah mempersepsikan bahwa pasangan kita akan beralih pada pihak lain. Persepsi ini bisa nyata, dibayangkan ataupun potensial dan cemburu tidak
15
hanya dalam bentuk reaksi emosional saja tapi juga dalam bentuk kognisi, maupun prilaku seperti definisi yang dikemukakan oleh Hupka dkk (1985).
Jadi cemburu adalah reaksi emosional berupa perasaan takut, cemas, dan marah karena adanya ancaman dari pihak ketiga yang mungkin akan
1.--
merusak hubungannya dengan pasangannya (insecure), dan ancaman tersebut bisa bersifat nyata, potensial maupun hayalan. Hal ini juga terjadi karena ia merasa kurang yakin pada dirinya sendiri (self-esteem yang rendah)
2.
Perbedaan Cemburu dengan lri
Jika kita melihat arti kata cemburu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disana akan kita temukan bahwa arti dari cemburu adalah merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung (sirik) serta kurang percaya; curiga (karena iri hati), jadi antara cemburu dengan iri itu memiliki definisi yang sama dengan kata lain tidak ada perbedaan.
Menurut Rubin (1998) cemburu dan iri itu sama-sama merupakan dari fungsi ketidakamanan (insecurity) dan rendahnya self-esteem. Bedanya, iri (envy) itu datang dari rasa kehilangan bahwa orang lain memiliki lebih dari yang ia punya dan ia ingin memilikinya, sedangkan cemburu Uealousy) dilahirkan dari
16
perasaan bahwa ia terlalu sedikit memberi dibandingkan dengan orang lain serta takut untuk di tinggal sendiri oleh orang yang dicintai.
Sedangkan Bryson berpendapat bahwa cemburu dan iri itu berbeda. Menurutnya cemburu terjadi bi/a individu mempersepsikan bahwa ada pihak lain yang ingin membentuk hubungan dengan pasangannya, sedangkan iri terjadi bila individu berkeinginan untuk memiliki sesuatu yang telah dimiliki oleh orang lain (Brehm, 1992).
Sa/ovey dan Rodin menambahkan bahwa perbedaan utama dalam kondisi psikologis antara cemburu dan iri adalah kemungkinan kehilangan dan keinginan untuk memiliki. Jadi jika cemburu terjadi individu merasakan bahwa ia akan kehilangan pasangannya, dan jika iri maka ia akan merasa ingin untuk memiliki sesuatu yang merupakan milik orang lain. Walaupun mereka dalam wilayah emosi yang sama tapi intensitas cemburu lebih besar bila dibandingkan dengan iri. Dan iri disebut juga sebagai kasus spesial dari cemburu yaitu "social comparison jealousy", sedang istilah untuk cemburu adalah "social relation jealousy'' (Brehm, 1992).
17
3.
Jenis-Jenis Cemburu
White (seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992) mengkategorikan cemburu kedalam dua jenis, yaitu chronic jealousy dan relationship jealousy. Chronic jealousy ditemukan pada seseorang yang yang mengidentifikasikan dirinya cemburu dalam hubungan tertentu yang sedang dilakukan, cemburu jenis ini berkaitan dengan karakteristik kepribadian sehingga pada beberapa orang cemburu jenis ini lebih kuat dibandingkan dengan orang lain.
Relationship jealousy lebih menggunakan pendekatan situasional dibandingkan dengan pendekatan kepribadian. Jenis cemburu ini menekankan faktor-faktor dalam hubungan yang meningkatkan atau menghambat perasaan cemburu. Dari pendekatan ini cemburu dilihat sebagai reaksi individu terhadap kondisi hubungan.
Buunk membagi cemburu kepada actual jealousy dan anticipate jealousy. Actual jealousy adalah cemburu yang sedang dialami atau pernah dialami oleh seseorang, sedangkan anticipate jealousy merupakan cemburu yang diduga dapat dialami individu apabila kejadian yang dapat memicu kecemburuan ada di dalam hubungan. Pada jenis ini individu hanya berfikir mengenai hal yang mungkin membuatnya cemburu, dan bila hal tersebut
18
tidak muncul maka ia tidak cemburu, sebaliknya jika ha! tersebut muncul maka individu akan mengalami cemburu (Brehm, 1992).
Brehm ( 1992) sendiri membagi cemburu menjadi naturally occurring jealousy dan induced jealousy. Naturally occurring jealousy merupakan cemburu yang terjadi begitu saja tanpa adanya niat maupun sengaja untuk melakukannya, sedangkan cemburu yang dibuat secara sengaja maka disebut dengan induced jealousy. Pada jenis ini individu tersebut melakukan sesuatu yang disengaja untuk membuat pasangannya cemburu. Hal ini mungkin saja dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui sejauh mana dan sedalam apakah cinta pasangannya kepada dirinya atau untuk meningkatkan kemesraan dalam hubungan.
Harris berpendapat bahwa jenis sexual jealousy terjadi bila seseorang mempersepsikan adanya ketidaksetiaan seksual pada pasangannya seperti pasangan memeluk orang lain dan sebagainya. Seseorang dapat mempersepsikan ketidaksetiaan emosional kepada pasangannya saat pasangannya memberi perhatian yang berlebihan terhadap orang lain, maka ia akan mengalami yang disebut dengan romantic jealousy atau emotional jealousy (Davies, 2003).
19
4.
Proses Cemburu
Cemburu itu terjadi karena adanya sebab dan melibatkan proses-proses yang menjadikan suatu kecemburuan itu melekatkan suatu hubungan ataupun menghancurkannya. White dan Mullen mengemukakan 5 proses utama yang menyebabkan seseorang menjadi cemburu kepada pasangannya (Brehm,
1992).
Adapun proses yang diajukannya adalah sebagai berikut:
a. Primary appraisal (Penilaian awal) . Pada tahap ini individu mempersepsikan adanya ancaman terhadap hubungan yang sedang ia jalani.proses ini merupakan permulaan dan ambang terjadinya kecemburuan individu. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi primary appraisal pada cemburu ada 2 yaitu: 1). faktor hubungan yang
meliputi a) kualitas hubungan, b) tipe hubungan, 2). faktor karakteristik ancaman yang meliputi a) beratnya ancaman (Severity of the
threat),dan b) tipe ancaman, yang akan di jelaskan pada sub bab berikutnya.
b. Secondary appraisal (penilaian kedua). lndividu mencoba untuk memahami dengan lebih baik situasi yang terjadi dan mulai memikirkan cara untuk mengatasinya. lndividu mulai melihat buktibukti yang sudah ada bukan merupakan ancaman (misalnya ia mulai
20
pulang sering terlambat mungkin karena ia bekerja lembur di kantor), dan melihat kembali kedekatan pasangan dengan dirinya. Jika melihat penjelasan ini, sepertinya secondary appraisal merupakan proses yang rasional dan konstruktif. Tetapi sebenarnya proses ini juga melibatkan catastrophic thinking, yaitu apabila individu terburu-buru mengambil kesimpulan yang jauh dari bukti-bukti yang ada sehingga kesimpulan yang ia dapat akan menjadi tidak rasional, seperti individu berkata bahwa ia tidak akan pernah bahagia lagi karena kekasihnya meninggalkannya. Akan tetapi individu yang mengalami cemburu tidak menyadari bahwa pikirannya tidak rasional. Sehingga ia menganggap pikiran merupakan bagian dari realitas yang menyebabkan reaksi emosional yang ekstrim. c. Emotional Reaction (Reaksi emosional). Keadaan emosional dan intensitas respon emosional saat cemburu sangat beragam dan bermacam-macam. Sebagian besar orang menganggap cemburu hanya mengalami emosi yang negatif, seperti kemarahan pada pasangan atau pihak ketiga, kecemasan akan kehilangan hubungan dengan pasangan, distress emosional, distress fisik, depresi dan sedih. Namun perasaan yang positif akibat dari cemburu juga dapat muncul yaitu perasaan gembira, cinta dan lebih hidup (Pines & Aronson).
21
d. Coping (Penanggulangan).lndividu yang sedang cemburu akan
mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang berbeda-beda, adapun tujuan dari perilaku coping ini menurut Bryson ada 2 orientasi utama yaitu: 1) Usaha untuk mempertahankan hubungan yang akan menghasilkan perilaku yang konstruktif yaitu komunikasi dan solusi, maupun perilaku yang destruktif yaitu pura-pura tidak tahu dan menghindari konflik. Dan 2) adalah usaha untuk mempertahankan self-
esteem dengan cara memutuskan hubungan atau dengan menyerang pasangan maupun orang ketiga secara verbal maupun fisik. Coping ini dipengaruhi oleh komponen-komponen sebelumnya, yang akan diterangkan pada bagian berikutnya. e. Coping Result (Hasil Penanggulangan). Komponen terakhir· merupakan hasil dari respon coping yang dilakukan oleh individu. Hasil coping ini harus mempertimbangkan tiga tingkat yang berbeda.
Pertama, apa dampak coping terhadap ancaman yang dipersepsikan? Apakah ancaman dapat dikurangi atau dihilangkan? Kedua apa dampak coping tersebut terhadap pihak-pihak yang terlibat, yaitu individu, pasangan dan pihak ketiga. Dan terakhir, apa dampak coping terhadap hubungan. Apakah hubungan tersebut akan bertahan, berubah atau berakhir?
22
Jika kita melihat proses yang telah dikemukakan diatas jelas sekali bahwa komponen-komponen cemburu serta reaksinya, melibatkan faktor-faktor kognitif yang terlihat pada proses pertama dan kedua, kemudian emosional yang ada pada proses ketiga dan perilaku yang terlihat pada proses keempat dan kelima.
5.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cemburu
Cemburu dapat timbul karena individu mencintai pasangannya. Menurut James Park (2003) munculnya cemburu dalam hubungan cinta dikarenakan tiga hal, yaitu perbandingan, persaingan, dan ketakutan akan kehilangan karena ketergantungan seseorang terhadap pasangannya. Ketika ketiga faktor ini tidak signifikan dalam suatu hubungan maka kecemburuan individu terhadap pasangannya akan semakin berkurang. Dan para peneliti percaya bahwa ada 2 faktor yang biasa mendasari kebanyakan reaksi cemburu, yaitu keinginan akan hubungan yang eksklusif serta perasaan inadequacy (White, 1981; White &Mullen, 1989, seperti yang dikutip oleh Deaux, Dane & Wrightsman, 1993).
Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya cemburu yang jika kita lihat dalam prosesnya terjadi pada tahap primary appraisal, mengapa
23
individu dapat mempersepsikan adanya ancaman pada hubungan yang sedang ia jalin, adalah sebagai berikut:
a. Faktor Hubungan yang meliputi: 1. Kualitas hubungan.Kualitas hubungan tertentu dapat membuat individu mempersepsikan adanya ancaman sehingga ia menjadi cemburu terhadap pasangannya. Kualitas hubungan ini dipengaruhi o/eh perasaan tergantung (depedency) individu pada hubungannya karena ia menganggap hubungannya sangat berarti, dengan arti jika seseorang semakin tergantung pada hubungan untuk membuat bahagia, maka semakin mudah untuk mengalami cemburu (Berscheid, 1983), ketergantungan juga erat kaitannya dengan possessiveness (Pinto &Hollandsworth). lndividu yang tergantung cenderung menjadi posesif, begitu juga sebaliknya individu yang posesif dapat menjadi sangat tergantung (Brehm, 1992). Menurut Park (2003) jika individu menemukan bahwa dirinya itu dapat digantikan serta dapat ditukar dengan orang yang lebih baik, maka ia akan mudah merasakan cemburu
Selain depedency, kualitas hubungan juga dipengaruhi oleh perasaan tidak aman (insecure) yang akan terjadi jika individu merasa hubungannya terancam,mungkin sekali bagi seseorang yang memiliki perasaan tidak aman dapat mempersepsikan adanya ancaman terhadap
24
hubungannya, walaupun sebenarnya ancaman tersebut tidak ada. Selain itu Cemburu sering kali terjadi pada individu yang merasa ia lebih berusaha dibandingkan dengan pasangannya di dalam hubungan intim (White, seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992), karena individu akan menjadi ragu terhadap kesungguhan pasangannya sehingga kecemburuan akan mudah menghinggapinya.
2. Tipe hubungan. Cemburu seringkali terjadi pada hubungan percintaan dibandingkan dengan hubungan pertemanan. Karena dalam hubungan pertemanan kita lebih membebaskannya untuk berhubungan dengan orang lain dibandingkan dengan pasangan, sehingga kita lebih sensitif untuk mempersepsikan orang lain sebagai ancaman dalam hubungan percintaan dibandingkan dengan hubungan pertemanan (Brehm, 1992)
b. faktor ancaman yang meliputi: 1. Beratnya ancaman. Segala sesuatu mengenai orang lain yang lebih menarik dan melebihinya di segala bidang dan juga mantan pacar pasangan akan dianggap sebagai ancaman yang cukup berarti bagi hubungan yang sedang ia jalin. Jadi ketika pasangan dekat dengan mantan pacar atau orang lain yang lebih dari dirinya, individu akan
25
mudah mempersepsikan ancaman dalam hubungannya walaupun terkadang hal itu memang tidak ada. 2. Jenis ancaman. Ancaman yang dipersepsikan dapat berupa ancaman
seksual yang terjadi ketika individu merasakan bahwa pasangannya berminat untuk melakukan hubungan seksual dengan orang lain. Jenis ancaman lain yaitu ancaman emosional yang terjadi ketika pasangan lebih perhatian atau lebih perduli terhadap orang lain dibandingkan dirinya, ada juga ancaman yang berupa ancaman non sosial yaitu kecemburuan karena aktivitas pasangan terlalu padat dan sibuk pada pekerjaannya atau hobinya sehingga ia tidak diperdulikan akan turut mempengaruhi reaksi individu terhadap cemburu.
Sedangkan Brehm ( 1992) mengatakan bahwa penyebab dari timbulnya perasaan cemburu itu sangat kompleks yang meliputi faktor personal, hubungan, dan budaya. Penyebab personal itu berhubungan dengan rendahnya self- esteem yang dimiliki oleh individu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makin rendah self-esteem seseorang, maka rasa cemburu yang akan timbul juga semakin besar (Bringle,Evenbeck, seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992; Salovey &Rodin, 1991, seperti yang dikutip oleh Baron &Bryne, 1993). Beberapa studi menemukan bahwa hubungan cemburu dengan self- esteem itu hanya berlaku untuk laki-laki (White, 1981) atau hanya untuk perempuan (Buunk, 1982, seperti yang dikutip oleh Brehm,
26
1992). lri dan cemburu merupakan fungsi dari ketidakamanan dan rendahnya harga diri seseorang, jadi cemburu itu lahir dari perasaan bahwa individu terlalu sedikit memberi dibandingkan dengan yang lainnya (Rubin, 1998), selain itu cemburu selalu timbul bersamaan dengan berkurangnya self-
esteem (Mathes, Adams, & Davies, 1985, seperti yang dikutip oleh Baron &Bryne, 1993).
Dan faktor terakhir yang dapat membuat individu cemburu menurut Brehm adalah faktor keyakinan dan budaya. Diantaranya adalah bagaimana keyakinan individu akan monogami, yaitu keyakinan untuk menjalin hubungan hanya dengan satu orang. lndividu yang memiliki keyakinan seperti ini maka ia akan mencari pasangan dengan keyakinan yang sama, oleh karena itu individu yang percaya pada monogami akan jarang mengalami kecemburuan (Pines &Aronson, seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992).
Selain itu budaya yang ia a nut juga mempengaruhi kecemburuan individu,contohnya adalah orang Amerika dan Asia, laki-laki Amerika akan cenderung cemburu kepada pasangannya jika ia melakukan ketidaksetiaan seksual dari pada ketidaksetiaan emosional sedangkan laki-laki Asia hanya 25 % yang menganggap bahwa ketidaksetiaan seksual dapat menjadi distress sedangkan 75% selebihnya menganggap bahwa ketidaksetiaan emosional lah yang dapat menyebabkan mereka cemburu kepada
27
pasangannya (Harris, seperti yang dikutip oleh Davies,2003). Selain yang telah disebutkan menurut Buss (2000), pengalaman sebelumnya dapat membuat orang lebih mudah cemburu terhadap pasangannya, ia mengatakan bahwa sebuah pengalaman kanak-kanak mengenai ketidaksetiaan orang tua seperti memergoki ketidaksetiaan yang mereka lakukan akan dapat menandakan sebuah kepekaan yang sangat aktif terhadap pasangan mereka sendiri yang mungkin tidak setia.
6.
Faktor yang Dapat Memicu Cemburu
Sebuah penelitian yang bertujuan untuk mencari faktor pemicu cemburu dilakukan oleh Fitness &Fletcher pada 100 mahasiswa (54 pria dan 46 wanita) Universitas Canterbury, Selandia Baru. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa faktor-faktoryang dapat menimbulkan cemburu adalah: (1) pasangan yang memberikan perhatian kepada lawan jenis lain, (2) pasangan tidak berbagi keuntungan yang didapat, (3) pasangan tidak setia, (4) pasangan lebih peduli terhadap orang lain, dan (5) dibohongi oleh pasangan. Faktor-faktor ini disusun secara hierarki dari faktor yang paling menimbulkan kecemburuan hingga faktor yang kurang menimbulkan kecemburuan (Yulianto,2002)
28
Dan ditambahkan juga oleh Hensen bahwa bukan hanya lawan jenis saja yang menjadi pemicu kecemburuan, hobi dan keluarga pun dapat juga menjadi pemicu hal tersebut (Brehm, 1992).
Dan di Indonesia sendiri, Natasha Nugraha (1998) menemukan adanya 7 faktor yang menyebabkan kecemburuan mahasiswa terhadap pasangannya yaitu: (1) pacar berteman dekat dengan lawan jenis lain, (2) pacar akrab dengan lawan jenis lain, (3) pacar terlalu sibuk dengan kegiatan pribadinya, (4) pacar mengagumi lawan jenis lain, (5) pacar lebih mengutamakan lawan jenis lain, (6) pacar memberikan perhatian dengan lawan jenis lain, dan (7) pacar mengalami kontak fisik dengan lawan jenis lain. Dan menurut pengalaman, jika ancaman itu adalah mantan pacar atau orang yang pernah menyukai pasangan, maka ancaman itu akan dianggap lebih serius.
7.
Gender dan Cemburu
Jika ada yang mengatakan bahwa laki-laki itu berasal dari Mars dan perempuan berasal dari Venus hal ini boleh jadi benar karena laki-laki secara psikologis memiliki hubungan yang lama, yang membuatnya cemburu akan ketidaksetiaan seksual, sedangkan perempuan lebih bereaksi jika ada ketiadaksetiaan emosi. Pandangan ini didukung oleh pandangan psikologi
29
evolusioner yang mensifati perbedaan gender sebagai reaksi yang natural (Davies, 2003)
Hasil study juga menunjukkan bahwa antara laki-laki dan perempuan cenderung merasakan cemburu dengan alasan yang berbeda; sebagai contoh ketertarikan fisik yang dimiliki oleh saingan akan lebih mudah memicu kecemburuan bagi wanita dibandingkan laki-laki. Dalam penelitian yang dilakukan di Indonesia sendiri oleh Natasha Nugraha (1998) menghasilkan adanya perbedaan gender dalam faktor- faktor penyebab cemburu, pada mahasiswi faktor 1, 2 dan 4 lebih menyebabkan kecemburuan terhadap pasangan dibandingkan dengan mahasiswa.
Laki-laki cenderung mengalami sexual jealousy, sedangkan wanita cenderung mengalami emosional jealousy (Buss, Larsen, Westen, &Semmelroth, seperti yang dikutip oleh Daly & Wilson 1995). Namun beberapa penelitian tidak mendukung hasil tersebut, Harris mengatakan bahwa dalam beberapa study terdapat perubahan yang besar dalam respon laki-laki terhadap kecemburuan, karena dalam beberapa kasus hanya sedikit yang mengatakan bahwa ketidaksetiaan seksual lebih buruk dari ketidaksetiaan emosional. Sedangkan Christine Harris mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pemicu cemburu tersebut (Davies, 2003).
30
Buss (2002) menunjukkan mengapa laki-laki dapat menjadi cemburu karena ketidaksetiaan seksual sedangkan perempuan akan cemburu karena ketidaksetiaaan emosional, hal ini disebabkan laki-laki peduli dan harus yakin bahwa anak yang dikandung oleh pasangannya adalah benar-benar anaknya dan bukan anak dari laki-laki lain, hal ini disebut juga dengan cuckoldry. Cuckoldry adalah ketakutan reproduksi terbesar bagi seorang laki-laki karena ia tidak bisa yakin bahwa anak tersebut benar-benar keturunannya. Sedangkan wanita ya kin 100% bahwa anak yang dikandungnya pastilah anaknya, tetapi dilema yang akan ia hadapi ialah jika pasangannya memberikan perhatian yang penuh kepada saingannya, dan perempuan cemburu karena adanya bahaya akan kehilangan pasangan yang akan menyediakan kebutuhan materi bagi dirinya dan anaknya.
Hasil yang bertolak belakang juga ditemukan bahwa kedua jenis kelamin cenderung mengalami sexual jealousy, dan untuk menjawab apakah cemburu lebih dipicu oleh ketidaksetiaan emosional atau seksual dan juga perbedaan jenis kelamin, sebenarnya lebih dipengaruhi pada bagaimana individu menilai hal yang paling penting bagi dirinya (Harris, 2000). Sedangkan dalam kasus individu yang menyukai sesama jenis menunjukkan bahwa laki-laki akan lebih distress karena cemburu ketika pasangannya melakukan ketidaksetiaan emosional, sedangkan perempuan akan menjadi
31
lebih cemburu jika pasangan mereka melakukan ketidaksetiaan seksual (Buss,2002).
Menurut Buunk, laki-laki dan perempuan sama-sama cemburu apabila terlalu bergantung pada hubungan, walaupun hal ini adalah faktor utama dalam kecemburuan tetapi perhatian dari keduanya berbeda (Brehm, 1992). Penyebab wanita cemburu adalah adanya keyakinan bahwa ia akan sulit mendapatkan hubungan yang baru. Wanita menekankan perhatiannya terhadap sulitnya memiliki hubungan yang baru, sedangkan laki-laki lebih mementingkan harga dirinya (Brehm, 1992).
Observasi klinis yang dilakukan oleh para terapis di Amerika terhadap klienklien yang mengalami kecemburuan, menemukan adanya perbedaan kecemburuan antara pria dan wanita, hasil studi menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan merasakan cemburu dengan alasan yang berbeda; sebagai contoh ketertarikan fisik yang dimiliki saingan itu lebih mendorong kecemburuan bagi perempuan dibanding laki-laki (Gregory, 2003). Selain itu laki-laki lebih menyukai untuk mengatakan bahwa ia marah dan berkelakuan dapat membahayakan hubungan mereka, sedangkan wanita lebih memilih untuk memendamnya sehingga ia dapat menjadi depresi dan melakukan sesuatu untuk mempertahankan hubungan mereka (Deaux, Dane &Wrigtsman, 1993).
32
Claton dan Smith mengemukakan 5 area perbedaan pria dan wanita saat mengalami cemburu. Laki-laki cenderung untuk menyangkal, sedangkan perempuan cenderung mengakui apabila sedang mengalami cemburu. Lakilaki cenderung untuk marah dan menyakiti, sedangkan wanita cenderung untuk depresi misalnya dengan menangis. Laki-laki cemburu karena aktivitas seksual pasangannya dengan lawan jenis lain, perempuan cemburu karena keterlibatan emosional pasangannya dengan orang lain. Berbeda dengan laki-laki yang cenderung untuk menyalahkan pasangan atau saingan, perempuan akan cenderung menyalahkan diri sendiri (Brehm, 1992).
B.
Coping (Penanggulangan) Terhadap Cemburu
Cemburu diasosiasikan sebagai sebagai kesulitan untuk merasakan suatu hubungan dan selalu memandang negatif terhadap dirinya dan orang lain (Low, 1999; Warren, 1999, seperti yang dikutip oleh Walker& Parker,2001).
Konsep dari coping itu sendiri mewujudkan pengertian terbesar akan kemampuan proaktif seseorang dalam membuat keputusan secara sadar dalam situasi yang penuh tekanan berbeda dengan konsep pertahanan yang ebagian besar pendorongnya adalah ketidak sadaran. coping adalah proses aktif yang melibatkan pilihan yang sulit dalam waktu dan kesulitan
oo
.).)
(Pargament, 1997). Singkatnya coping itu melibatkan kesadaran dan berhadapan dengan tekanan.
Setiap orang yang memiliki hubungan cinta pasti akan merasakan cemburu; ketika perhatian orang yang disayanginya memberikan perhatian kepada orang lain atau sesuatu, maka ia akan merasakan ketidaknyamanan dan cemas akan kemungkinan kehilangan orang yang disayangnya tersebut. Dan jika hal ini terjadi dalam derajat yang tidak sehat atau tidak wajar maka ia akan cenderung cemas, depresi dan sulit untuk mengontrol kemarahan, dan akibat dari cemburu yang paling ekstrim adalah ia akan termotivasi untuk membunuh pasangannya atau dirinya sendiri. Meskipun demikian, banyak dari individu yang walaupun mengalami cemburu yang sangat hebat, akan tetapi ia tidak sampai melakukan perbuatan yang ekstrim tersebut.
Untuk mengatasi kecemburuannya agar tidak sampai terjadi perbuatan yang akan disesali dikemudian hari, maka individu menggunakan coping dengan cara dan tujuan yang berbeda-beda, individu yang mengalami emosi yang negatif saat cemburu berusaha untuk mengontrol dirinya karena mereka percaya bahwa cemburu dapat menjadi destruktif (Salovey &Rodin, 1991, seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992)
34
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shettel-Neuber, Bryson, dan Young di Amerika, ditemukan perbedaan jenis kelamin dalam coping terhadap perasaan cemburu. Responden pria mengatakan mereka akan lebih marah dengan diri sendiri, mabuk-mabukan, mengancam orang lain secara verbal, merasa tersanjung oleh ketertarikan orang lain kepada pasangannya, dan merasa dipalingkan oleh pasangannya. Sedangkan responden wanita pada saat cemburu mengatakan akan menangis sendirian, mencoba dirinya lebih menarik bagi pasangannya, dan mencoba membuat pasangannya merasa bahwa ia tidak peduli (Brehm, 1992).
Selain itu daya tarik lawan juga mempengaruhi reaksi cemburu seseorang. Apabila lawan atau ancaman dianggap menarik, pria cenderung akan pergi dengan wanita lain dan menjadi lebih agresif secara seksual dengan wanita tersebut. Adapun wanita cenderung tidak akan terlibat dengan pria lain. Apabila ancaman dianggap tidak menarik maka tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam hal bagaimana mereka bereaksi dan berfikir. Secara umum, dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pria dan wanita berbeda dalam cara mengatasi cemburu. Pria lebih "property oriented'', yaitu menjadi marah karena seseorang merebut "miliknya" yang
berharga, tapi juga merasa tersanjung karena orang lain tertarik dengan "miliknya". Ketika ancamannya besar ia akan berfikir untuk meninggalkan hubungan sebagai upaya untuk memperbaiki harga dirinya yang telah hancur
35
dengan membuat dirinya lebih menarik lagi bagi orang lain_ Sedangkan wanita lebih berfokus pada usaha untuk mempertahankan hubungan yang telah ada dan membuat mereka menarik diri dan menutup dirinya terhadap sebuah hubungan yang baru (Brehm, 1992). Bryson (seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992) mengemukakan adanya dua tujuan utama dari berbagai respon coping terhadap cemburu, yaitu: (1) untuk mempertahankan hubungan, dan (2) untuk mempertahankan harga diri. Seperti yang akan dijelaskan melalui tabel
Tabel Contoh jenis perilaku coping terhadap cemburu Mempertahankan Harga Diri
Mempertahankan Hubungan
YA YA TIDAK
Menegosiasikan solusi yang secara Dapat diterima kedua pihak Memegang teguh hubungan
TIDAK Menyerang pasangan Verbal atau Fisik Perilaku self-destruktive
Sumber: Brehm, 1992 Sedangkan menurut pendapat Buss (2000), cara atau strategi terhadap ketidaksetiaan atau cemburu adalah dengan penyangkalan, suppression ( memendam) dan menganggap bahwa kecemburuan merupakan teknik manipulasi dari pasangannya.
36
Salovey dan Rodin (seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992) meneliti berbagai macam strategi coping yang digunakan pada saat mengalami cemburu. Penelitian dilakukan dengan menanyakan pada mahasiswa di Amerika mengenai tiga jenis strategi coping umum dengan menggunakan kuesioner. Ketiga strategi tersebut adalah: 1. Seff- refiance (kepercayaan diri). Pada strategi ini individu melakukan segala usaha serta menyangkal ketidak wajaran yang terjadi dengan mengatakan bahwa ha! ini sebagai bagian dari kehidupan yang harus ia jalani dan tidak seharusnya mengganggu rutinitasnya. 2. Sefective ignoring (pengabaian selektif). Pada strategi ini individu akan menganggap bahwa ha! ini bukanlah sesuatu yang penting dan patut untuk diabaikan. 3. Self- bolstering (dukungan diri). lndividu mengembangkan pemikiran yang positif mengenai dirinya sendiri dengan memikirkan kebaikankebaikannya serta kelebihan yang dimilikinya, dan melakukan sesuatu yang menyenangkan untuk diri sendiri.
Dan jika coping yang dilakukan tidak berhasil atau efektif maka keadaan individu akan kembali kepada proses awal dari kecemburuan yaitu primary appraisaf (Yulianto,2002)
37
C.
Perilaku Agresi
1.
Definisi agresi
Setiap hari kita melihat tindakan kekerasan baik melalui televisi, Koran maupun kejadian sehari-hari. Tindak kekerasan ini terjadi di seluruh belahan dunia, disetiap lapisan masyarakat dan terjadi setiap hari, kita melihat dari berita di televisi atau membaca di surat kabar bahwa ada seorang anak, orang tua atau orang dewasa, laki-laki maupun perempuan yang menjadi korban dari tindak kekerasan maupun pelaku dari tindak kekerasan itu sendiri. Pendapat para ahli psikologi itu berbeda-beda mengenai pengertian agresi, jika dilihat dari teori psikoanalisa, perilaku agresi itu adalah dorongan ketidaksadaran (unconscious urge). Energi yang dihasilkan oleh agresi secara konstan dibangkitkan oleh jasmani dan harus dilepaskan baik secara langsung atau tidak langsung, dan dorongan ini merupakan bagian dari insting mati atau thanatos yang dimiliki oleh semua manusia. Beberapa Freudian yang orthodox menganggap agresi sebagai permainan untuk meningkatkan ego seseorang, akan tetapi psikoanalisis yang lain menganggap bahwa agresi hanyalah pengekspresian dari sebuah dorongan dasar. Selain itu agresi juga dapat mendatangkan masalah karena ia akan
38
menyebabkan kehancuran bagi individu itu sendiri maupun orang lain (Wrightsman).
Sedangkan agresi menurut teori sosial belajar serta psikologi sosial eksperimental, yang salah satu tokohnya adalah Berkowitz berpendapat bahwa agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang atau objek yang lain baik secara fisik maupun mental (Berkowitz, 1995), dan agresi ini dapat ditunjukkan dengan perilaku yang overt (mengekspresikannya secara visik maupun verbal) atau dengan cara yang
covert (tidak terlihat).
Sedangkan menurut pendapat Herbert (1978, seperti yang dikutip oleh Berkowitz, 1995), agresi adalah tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial yang mungkin menyebabkan Iuka fisik maupun mental..
Adapun rumusan Dollard, Doob, Miller, Mowrer &Sears mengenai adalah agresi sebagai serangkaian tingkah laku yang secara langsung bertujuan untuk melukai orang lain (Bandura 1973). Dan definisi agresi yang merupakan tingkah laku yang berusaha untuk menyakiti dan melukai orang lain yang akan berusaha untuk melarikan diri karena tidak menyukai atas apa yang dilakukan kepada dirinya, diungkapkan oleh Baron &Bryne (1994).
39
Dan kebanyakan orang awam begitu juga para psikolog mengatakan bahwa seseorang yang berprilaku agresi maka tindakannya akan berlawanan dengan aturan perilaku umum (Berkowitz, 1995). Berpegang pada hal ini maka Bandura yang merupakan psikolog sosial dan kepribadian menyatakan bahwa kebanyakan dari kita menganggap suatu perilaku sebagai "agresi" apabila tidak dilakukan sebagai bagian dari peran yang secara umum diterima. Seseorang yang memegang pistol untuk merampok bank jelas melanggap aturan sosial dan sebagai aggressor, sedangkan polisi yang menggunakannya untuk menangkap penjahat maka tidak dianggap aggressor karena itu sudah merupakan pekerjaannya (Berkowitz, 1995). Jadi sebuah perilaku dikatakan agresi dengan melihat kepada tingkah laku menyakiti dan social adjusment.
Berdasarkan dari definisi-definisi yang telah diungkapkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa agresi adalah: a. Perilaku yang merusak b. Bertujuan untuk menyakiti secara fisik maupun mental dan ada unsur kesengajaan c. Sasarannya adalah makhluk hidup maupun benda mati dan objek lainnya d. Melanggar aturan sosial.
40
Agresi selalu memicu tindak kekerasan karena berakibat menyakiti orang lain maupun merusak barang milik orang tersebut, dan mengenai asal muasal agresi itu para ahli memiliki dua pendapat yang berbeda, ada yang mengatakan bahwa agresi tersebut merupakan pembawaan individu seperti yang dikatakan Freud dengan teori instink-nya dan ada juga yang mengatakan bahwa hal itu dipelajari dan berasal dari lingkungan, seperti yang dikemukakan oleh Bandura dengan teori social learning-nya. Seseorang akan mempunyai watak agresi karena produk dari kerasnya dan tidak konsistennya pengalaman keluarga dan frekuensi pemberian hadiah setiap agresi tersebut dilakukan (Berkowitz, 1992)
2.
Penggolongan Perilaku Agresi
Menurut Baron &Bryne (1994), perilaku agresi dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku agresi yang bersifat instrumental dan perilaku agresi yang bersifat hostil. Perilaku yang bersifat instrumental adalah perilaku agresi yang mempunyai tujuan lain selain menyakiti atau melukai orang lain, jadi walaupun perilaku itu menyakiti korban itu bukanlah tujuan yang utama (Berkowitz,1993; Baron &Bryne, 1994) seperti agresi yang dilakukan oleh seseorang karena status sosial, atau untuk mendominasi orang lain contohnya laki-laki yang melakukan agresi karena ingin mendominasi
pasangannya, dan lain-lain
41
Sedangkan perilaku agresi yang bersifat hostil merupakan agresi yang dilakukan untuk menyakiti atau melukai orang lain (Baron& Bryne, 1994) seperti yang dilakukan penjahat terhadap korbannya. Sedangkan untuk ha! ini Berkowitz (1995) memiliki istilah lain yaitu emotional aggression, ha! ini menurut Feschbach adalah agresi jahat karena terjadinya hal ini ketika individu tersinggung dan berusaha untuk menyakiti korban. Akan tetapi keduanya merujuk pada satu ha! yaitu bertujuan untuk menyakiti sasarannya, yang bentuknya bisa fisik, verbal, langsung maupun tak langsung. Sedangkan Buss (1961) mengklasifikasikan perilal}~~gresJ~~~rijai;H.~\ -~""'>-
kelompok, yaitu:
"'"' \
"""""'""
1. Berdasarkan alat a. Fisik, jadi individu melakukan perilaku tersebut dengan anggota tubuh tertentu atau menggunakan alat seperti tangan atau kayu untuk melukai korbannya secara fisik, dan sebagainya. b. Verbal adalah respon suara yang memberikan suatu stimulus yang menyakitkan kepada orang lain sperti memaki atau mengancam. 2. Berdasarkan hubungan langsung tak langsung. a. Langsung seperti menyerang atau mengancam. b. Tak langsung seperti menyebar gosip, teror atau merusak barang orang lain 3. Berdasarkan aktifitas yang terlibat a. Aktif, seperti yang diterangkan sebelumnya.
42
b. Pasif, seperti menghalangi orang untuk dapat mencapai tujuannya.
Tabel Variasi Agresi pada Manusia Akt if Langsung
Fisik
Memukul korban
Menghina korban
Tak Langsung Tipu muslihat
Menyebarkan gossip
Pas if Langsung
Menghalangi jalan untuk mencapai tujuan Menolak untuk bicara
Verbal
Tak langsung Menolak me!akukan tugas penting
Menolak persetujuan secara lisan maupun tulisan
Sumber Buss (1961)
Dan ketiga kelompok diatas dapat dilakukan dengan mengkombinasikannya, sehingga klasifikasinya sebagai berikut (Buss, 1961; Baron, 1977; Morgan, 1986): (1 )fisik-aktif-langsung,(2) fisik-aktif-tak langsung,(3) fisik-pasiflangsung, (4) fisik-pasif-tak langsung,(5) verbal-aktif-langsung,(6) verbal-aktiftak langsung, (7) verbal-pasif-langsung, (8) verbal-pasif-tak langsung. dan individu biasanya melakukannya secara kombinasi.
Dari penyebab dan tujuannya Buss (1978) dan Myers (1988) membagi agresi menjadi dua yaitu agresi marah (angry aggression) dan agresi instrumental (instrumental aggression). Angry aggression biasanya dihasud oleh serangan
43
yang berupa penghinaan atau karena kejengkelan dan bermaksud untuk menyakiti objek. Emosi yang biasa terjadi adalah marah yang seringkali diikuti oleh agresi yang dapat menyebabkan korbannya menderita, dan hal ini disebut juga dengan agresi yang bersifat hostil seperti yang disebut sebelumnya. Sedangkan instrumental aggression disebabkan oleh segala rangsangan yang biasa memotivasi tingkah laku seperti perasaan untuk menjadi dominan, makanan, dan sebagainya, mungkin ada juga reaksi emosional tapi tidak terlalu penting dalam rangkaian perilaku ini, dan menyakiti objek bukanlah tujuan utama.
Sedangkan Renfew (1997), mengklasifikasikan agresi juga berdasarkan penyebabnya, yaitu: a. Predatory aggression, yaitu perilaku menyerang secara langsung untuk
melawan sasaran dan ia digolongkan sebagai predator. Rangsangan ini mendatangkan perilaku agresi terhadap objek sasaran
b. lntermale aggression, tipe ini terjadi karena adanya hirarki kekuasaan diantara laki-laki dalam suatu kelompok yang telah memenuhi kebutuhan kelompok. Moyer mengindikasikan bahwa secara relatif jika ada sedikit perjuangan maka wanita juga mampu berbuat yang sama.
c. Fear-induced aggression. Agresi tipe ini kadang diberi label dengan kemarahan atau agresi perasaan (affective aggression). Moyer berpendapat hal ini terjadi karena bermacam-macam stressor, seperti
44
frustasi, kesakitan, lelah dan kurang tidur, dapat memudahkan terjadinya perilaku ini.
d. Maternal aggression yaitu perilaku agresi seorang ibu untuk melindungi anaknya. e. Sex- related aggression, hal ini terjadi karena stimulus yang sama yang menyebabkan respon seksual, seperti dalam intermale aggression hal ini bisa juga terjadi pada wanita.
Jika kita melihat klasifikasi agresi menurut Baron& Bryne, Buss, Myers serta Berkowitz maka kemungkinan timbulnya agresi yang ada pada cemburu tidak bertujuan untuk menyakiti, jadi bersifat instrumental, dan dalam pengkspresian agresinya bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik pasif, aktif, verbal, fisik, langsung maupun tak langsung. Dan jika kita lihat klasifikasi berdasarkan penyebab maka agresi yang ditimbulkan cemburu itu masuk pada klasifikasi sex-related aggression atau maternal aggression yaitu ketika seorang ibu berusaha melindungi anaknya dari hilangnya kasih sayang seorang ayah.
2.
Faktor Penyebab Agresi
a.
lnstink
45
Menurut Frued, Mc Dougall, dan Lorenz berpendapat bahwa manusia memiliki dorongan dari dalam dirinya atau instink untuk bertarung yang dikenal dengan thanatos.
b.
Frustasi
Teori agresi yang paling popular dalam ilmu sosial menganggap bahwa orang terdorong untuk menyerang orang lain jika mereka mengalami frustasi, gaga! dan terhalang untuk mencapai suatu tujuan atau tidak memperoleh imbalan dari sesuatu. Menurut Dollard dkk (Berkowitz, 1995) mendefinisikan frustasi sebagai kondisi eksternal yang membuat seseorang tidak dapat memperoleh kesenangan yang diharapkannya, dan ia berkeyakinan bahwa setiap tindakan agresi bisa dilacak bahwa penyebabnya adalah frustasi, akan tetapi tidak semua kondisi frustasi dapat menyebabkan perilaku agresi karena ada respon lain dari frustasi yaitu putus asa, depresi, menarik diri serta mengubah tujuan, seperti yang kondisi frustasi yang dihadapi oleh pemain Rugby yang nota benenya tidak memunculkan perilaku agresi (Berkowitz, 1995).
Kebanyakan kondisi frustasi yang dapat memicu terjadinya agresi adalah frustasi arbiter atau ilegal, yaitu terhalangnya seseorang dalam pencapaian tujuan yang bersifat tidak adil atau ilegal, seperti ketika seseorang yang
46
menanti bis di halte kemudian bis tersebut tidak berhenti padahal ia sudah lama menantinya.
c.
Attack I serangan dan provokasi
Selain frustasi arbiter, serangan (attack) yang merupakan penghinaan atau agresi secara fisik adalah antecedent yang kuat bagi perilaku agresi dibandingkan dengan frustasi (Buss, 1973; Berkowitz, 1967). Selain itu eksperimen yang dilakukan oleh Taylor, Dengerink, Ohbuci serta Toshihiro, menunjukkan bahwa serangan akan membuat individu membalas perbuatan tersebut khususnya ketika ia merasa bahwa perilaku tersebut disengaja. Dan hal-hal yang mampu menyebabkan individu berperilaku agresi adalah provokasi yang merupakan perbuatan untuk membangkitkan kemarahan; pancingan; tantangan, kemudian atribusi yang dianggap sebagai sumber rintangan tercapainya tujuan, serta persaingan.
d.
Afek negatif
Afek negatif merupakan keadaan yang tidak meyenangkan dalam diri seseorang yang cenderung untuk dihindari (Berkowitz, 1993). la menamakan hal ini sebagai aversively stimulated aggression yaitu agresi yang muncul karena keadaan yang tidak menyenangkan.
47
Hal- hal yang tidak menyenangkan ini timbul dan merupakan pencetus ekternal dari terjadinya cemburu, diantaranya adalah: 1). Pain, rasa sakit yang dialami oleh hewan ataupun manusia, baik rasa sakit fisik maupun psikis dapat membuat ia menjadi agresi (Myers, 1988). 2). Kondisi aversive seperti panas,polusi udara, dan kepadatan serta keadaan yang sangat bising juga kemacetan. Griffit (1970) menemukan bahwa murid-murid Kansas university yang ditempatkan diruangan yang panas melaporkan bahwa mereka lebih lelah dan agresif serta lebih mengekspresikan permusuhan dengan orang lain dibandingkan dengan murid-murid yang ditempatkan diruangan yang cukup nyaman (seperti yang dikutip oleh Myers, 1988). 3). Stimulus yang diasosiasikan dengan peristiwa yang tidak menyenangkan. Peristiwa yang lampau yang tidak meyenangkan melalui asosiasi akan menjadikannya sebagai afek negatif yang dapat memicu agresi. Faktor ini menentukan siapa yang akan menjadi sasaran (Berkowitz, 1993)
Ketika sasaran itu tidak mampu untuk diserang karena status sosial yang tinggi atau lebih kuat secara fisik, maka individu akan cenderung untuk mengalihkan sasaran kepada orang lain atau objek lain yang biasa disebut dengan kambing hitam (scape goat). Fenomena ini timbul ketika sasaran tersebut hadir dan aman untuk diserang ketika dorongan agresi tersebut muncul dan menguat.
48
e.
Efek senjata/ weapon effects
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa hadirnya senjata akan membuat individu lebih agresif. Menurut Berkowitz (1974)bahwa bukan handirnya senjata yang membuat seseorang berperilaku agresi, tapi lebih kepada bagaimana individu tersebut menginterpretasikan senjata tersebut, banyak kenyataan yang kita lihat sekarang ini bahwa orang akan lebih merasa gagah dan cenderung berperilaku agresi ketika ia membawa senjata.
f.
Televisi
Tayangan-tayangan mengenai kekerasan yang ditampilkan di televisi dapat juga membuat individu berperilaku agresi, contohnya adalah eksperimen yang dilakukan dengan boneka Bobo adalah hasil dari sebuah tayangan kekerasan.
g.
Alkohol dan drugs
Banyak hasil eksperimen yang menunjukkan bahwa alkohol dan drugs juga dapat memicu terjadinya perilaku agresi.
49
h. Ancaman dan penghinaan pribadi.
Menurut Maslow (9141), Rosenw eigz (1944) dan yang terbaru Buss (1961 ), mengatakan bahwa penghinaan secara pribadi dan adanya ancaman akan lebih menimbulkan seseorang berperilaku agresi. Dari faktor ini maka jelas sekali bahwa timbulnya ancaman yang merupakan penyebab dari cemburu dapat menyebabkan agresi.
4.
Cara Mengurangi Agresi
Cara yang digunakan untuk mengurangi perilaku agresi diantaranya adalah: a. Katarsis,dorongan untuk berperilaku agresi dapat dikurangi dengan menyalurkan energi yang ada dengan cara yang dapat diterima seperti olah raga, atau menonton acara kekerasan ( Sarwono, Myers & Sears) b. Dengan pendekatan sosial belajar. Perilaku agresi dapat dilakukan dengan hukuman (punishment) serta pengabaian terhadap tingkah laku tersebut. c. Mengurangi sarana dan prasarana yang dapat memicu perilaku agresi seperti larangan untuk membawa senjata api ( Diener & Crandall, seperti yang dikutip oleh Sarwono, 1997) dan lain-lain.
50
5.
Gender dan Agresi
Jika kita sering melihat televisi atau membaca berita kekerasan di Koran, maka yang sering kita lihat pelaku kejahatan tersebut adalah lelaki meskipun ada juga beberapa diantaranya adalah perempuan. Perbedaan gender dalam agresi kriminal di Amerika serikat jelas sekali menunjukkan bahwa pelaku dari pembunuhan adalah 5: 1 antara laki-laki dan perempuan, begitu jug a perampokan dilakukan oleh laki-laki dengan rata-rata 20: 1 dengan perempuan (FBI 1990, dalam Renfrew, 1997) Ketika kita perhatikan dorongan yang membuat laki-laki berperilaku agresi itu lebih disebabkan karena dorongan frustasi dari pada dorongan dari dalam meskipun hormon yang ada pada laki-laki serta ukuran fisik mereka yang lebih besar dan kuat juga membuat mereka lebih agresif dibandingkan dengan perempuan (Dollard dkk 1979, seperti yang dikutip oleh Bandura 1973).
Sebenarnya perempuan juga dapat berperilaku agresi seperti laki-laki, yaitu ketika adanya rangsangan yang berupa ancaman, apalagi ketika hal tersebut mengancam anaknya maka wanita bisa menjadi berperilaku agresi. Dan agresi dapat menjadi karakteristik seorang perempuan ketika ia adalah pribadi yang tidak bergantung pada laki-laki, dan dapat juga dikatakan bahwa ha! ini merupakan usaha pertahanan sebagai tujuan dari perlawanan akan
51
kekuasaan Jaki-laki dan merupakan tuntutan bagi dirinya untuk menjaga diri (Storr, 1968)
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam perilaku agresi itu lebih disebabkan pada bagaimana mereka menunjukkan perilaku tersebut, pada laki-laki mereka lebih suka menggunakan bentuk langsung dari agresi seperti memukul dan sebagainya sedangkan perempuan lebih memilih untuk menggunakan bentuk tak langsung dari agresi tersebut. Dan pada kenyataannya keduanya akan berperilaku agresi jika menghadapi faktor pemicu perilaku tersebut, dan untuk penelitian ini penulis ingin mencoba melihat perilaku agresi yang muncul dalam bentuk apapun pada laki-laki maupun perempuan karena cemburu, baik itu pasif, aktif, verbal, fisik, langsung maupun tak langsung.
C.
Hubungan Cemburu dan Agresi
Dalam seluruh rentang kehidupan manusia, individu akan selalu menghadapi masalah dan mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah tersebut secara bijaksana. Akan tetapi banyak pula dari mereka yang ingin segera menyelesaikannya dengan cara cepat sehingga mereka memilih jalan kekerasan untuk menyelesaikannya dan tanpa mereka sadari atau terkadang
52
mereka sadar betul bahwa jalan yang mereka pilih bukan menyelesaikan akan tetapi malah membuka pintu permasalahan yang lainnya.
Salah satu persoalan yang dihadapi oleh individu yang sedang menjalin hubungan percintaan dengan pasangannya adalah cemburu, yang terjadi ketika hadirnya ancaman diantara hubungan mereka yang bahkan mungkin sekali dapat menghancurkan hubungan mereka. Beberapa fakta yang ada menunjukkan bahwa seringkali individu melakukan kekerasan terhadap pasangannya ketika mereka cemburu. Hubungan antara cemburu dan kekerasan itu sendiri telah diteliti oleh para ahli psikologi termasuk Mullen (1996), dan laporan yang dibuat oleh korban dan menurut data ethnographic membuktikan bahwa kekerasan dalam suatu hubungan intim secara sistematik naik dan dihasud oleh laki-laki untuk mengontrol dan mendominasi perempuan, dan kenyataan yang ditunjukkan oleh WABA artikel tahun 2001 juga menunjukkan bahwa 40% kekerasan yang terjadi dalam sebuah rumah tangga merupakan akibat dari cemburu. Jika kita membaca Koran atau melihat berita di televisi, kita akan melihat bahwa ketika individu diliputi oleh perasan cemburu maka mereka mampu untuk menyakiti pasangannya ataupun pihak ketiga secara fisik maupun mental bahkan tanpa berfikir lebih jauh lagi mereka dapat melakukan tindak kriminal dengan cara membunuh pasangannya atau rivalnya dan tak jarang pula mereka membuat pasangannya cacat seumur hidup.
53
Terkadang istilah cemburu merupakan tanda cinta dapat dibenarkan juga, tetapi bila kecemburuan itu telah menjadi suatu emosi yang tidak sehat dan tidak wajar (patologi cemburu atau disebut juga morbid jealousy) maka individu akan cenderung menjadi cemas, depresi, sulit untuk mengontrol kemarahan dan akan cenderung merusak dirinya atau orang lain bahkan ia juga mampu untuk membunuh dirinya sendiri.
Ada sebuah fakta yang dikemukakan oleh Buss (2000) bahwa laki-laki cenderung melakukan agresi dan merupakan jenis kelamin yang berkuasa, mereka terkadang berusaha untuk mengontrol dan mendominasi pasangannya dengan perlakuan yang kejam, walaupun begitu bukannya tidak mungkin seorang perempuan akan dapat melakukan agresi juga ketika mereka merasakan kecemburuan walaupun mungkin dengan cara yang berbeda atau dengan cara yang sama karena saya pernah melihat di sebuah berita di te!evisi tentang seorang perempuan yang membunuh pacar gelap suaminya.
Adapun pendapat dari psikologi evolusioner dan aliran sosial konstruksionis mengenai hubungan antara sexual jealousy dengan kekerasan, keduanya setuju bahwa sexual jealousy adalah salah satu dari motivasi yang sering muncul dari kekerasan pasangan (Cano &O'leary, 1997; Delgado, Prieto &Bond, 1997, seperti yang dikutip oleh Buss,2000). Akan tetapi psikologi
54
evolusioner mengambil posisi yang kuat dengan melihat bahwa sexual
jealousy adalah akar penyebab dari banyaknya kekerasan ( Daly, Wilson, Weghorst, 1982; Dobash, Dobash, Wilson & Daly, 1992; Wilson & Daly1995, seperti yang dikutip oleh Buss, 2000), sedangkan aliran sosial konstruksionis menganggap bahwa kekerasan pasangan intim adalah tipe spesifik budaya dari sebuah manajemen ekspresi emosional (Hochschild, 1980, Stearns, 1989, seperti yang dikutip oleh Buss,2000).apapun cara pandang mereka melihat sebuah kekerasan yang terjadi dalam suatu hubungan, yang jelas cemburu telah menjadi kandidat dalam pembunuhan pasangan maupun rival (Buss, 2000) dan telah melahirkan sebuah perilaku agresi individu terhadap pasangannya baik itu laki-laki maupun perempuan.
D.
Perkawinan
Dua orang yang telah menjalin hubungan percintaan dan telah diresmikan oleh agama dan peraturan perundangan yang berlaku maka mereka disebut suami istri. Dalam Undang-Undang perkawinan dan hukum perkawinan Islam terdapat ketentuan dan peraturan tentang dasar, tujuan, rukun dan syarat perkawinan.
55
Dasar dan tujuan perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan tersebut dalam pasal 1 bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia, kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan dalam Islam dasar dan tujuan perkawinan diantaranya adalah sebagai sunnatullah dan untuk mendapatkan keturunan-keturunan yang baik dan sah (BP-4 OKI Jakarta).
Adanya dua pribadi yang berbeda yang bersatu dalam sebuah rumah membutuhkan banyak penyesuaian dari segi fisik, kebiasaan maupun psikologis. Didalamnya juga terdapat banyak masalah yang timbul dari bersatunya dua pribadi ini. Salah satu dan sebagian dari masalah ini adalah kecemburuan yang dirasakan terhadap pasangannya. Menilik realitas serta hasil penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa jika dalam penyelesaian suatu masalah terdapat kekerasan yang dilakukan oleh pria terhadap wanita tidak terkecuali masalah cemburu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh WABA, menunjukkan bahwa 41% kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga disebabkan karena cemburu, karena banyaknya korban dari kekrasan rumah tangga adalah wanita maka lembaga- lembaga yang perhatian dengan masalah wanita serta pemerintah berusaha untuk membuat Undang- undang yang mampu melindungi mereka.
56
Kecemburuan akan dirasakan saat individu merasakan adanya ancaman yang mungkin akan menghancurkan hubungan yang telah mereka jalin. Dan menurut peneliti hubungan cinta yang lebih kuat adalah perkawinan dan hubungan ini tak lepas pula oleh rasa cemburu, maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti fenomena tersebut serta reaksinya pada pasangan yang telah menikah.
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Sebuah penelitian yang akan menghasilkan suatu data yang ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan memerlukan suatu metode serta disain penelitian yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Dan pada bab ini akan diuraikan bagaimana desain dan metode penelitian yang akan peneliti gunakan.
Melihat tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana reaksi pasangan suami dan istri dalam mengekspresikan perasaan cemburu mereka terhadap pasangannya dalam bentuk agresi serta adakah perbedaan diantara keduanya ?, maka peneliti memilih untuk menggunakan metode penelitian kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus ganda untuk menjawab permasalahan tersebut.
Alasan dari pemilihan metode ini adalah karena penelitian kualitatif ini mengacu pada perspektif fenomenologis dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa
58
dalam situasi tertentu yaitu cemburu. Fenomenologi ini sering digolongkan sebagai salah satu metode penelitian kualitatif yang diterapkan pada studi kasus untuk mendapatkan ungkapan pengalaman individu dengan tujuan memahami makna dari berbagai gejala dan peristiwa yang dialami oleh individu pada situasi tertentu (Bogdan, 1982, seperti yang dikutip oleh Djumhana, 1996). Hal inilah nanti yang akan diungkap oleh peneliti, yaitu pengalaman subjek saat mengalami cemburu terhadap pasangannya serta bagaimana cara mereka mengekspresikan perasaan tersebut ketika mengalaminya.
Adapun alasan digunakannya studi kasus pada penelitian ini karena strategi ini akan membawa kepada penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku individu. Pengumpulan data yang dilakukan akan meliputi pengalaman-pengalaman masa lampau, sekarang dan keadaan lingkungan subjek (Yin, 2002). sedangkan desainnya adalah studi kasus ganda (multi case) holistik karena yang diteliti adalah keumuman dari reaksi mereka terhadap cemburu.
59
B.
Karakteristik Subjek
Untuk mendapatkan pengalaman mengenai penelitian yang diperlukan, maka individu yang dapat menjadi subjek penelitian harus memiliki karakteristik yang dimaksud. Adapun karakteristik subjek yang diinginkan adalah: a. Subjek telah menikah b. Usia pernikahan dibawah 3 tahun karena masa ini adalah awal mengenal pasangan dan reaksi apapun dapat muncul pada saat itu c. Subjek pernah mengalami cemburu terhadap pasangannya d. Ketika subjek memiliki lebih dari satu pengalaman cemburu, maka subjek diminta untuk menceritakan pengalamannya secara keseluruhan
C.
Subjek
Subjek yang diwawancarai oleh peneliti itu bersifat purposif dimana hanya subjek yang memenuhi kriteria- kriteria yang peneliti sebutkan yang dapat menjadi responden penelitian ini.
Karena menggunakan penelitian kasus ganda maka untuk penelitian ini ditetapkan jumlah subjek sebanyak 6 orang. Tiga perempuan dan tiga lakilaki dimana status mereka adalah suami istri, jadi secara keseluruhan subjek
60
adalah tiga pasangan. Dimana subjek yang diambil adalah pasangan suami istri yang tinggal di daerah Kemang dan telah peneliti kenal untuk memudahkan terjadinya wawancara dan perolehan data yang dimaksud dalam penelitian.
D.
Teknik dan lnstrumen Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian yang menggunakan strategi studi kasus, maka wawancara instrumen yang esensial untuk terkumpulnya data yang diinginkan, karena studi kasus umumnya berkenaan dengan urusan kemanusiaan yang harus dilaporkan dan diinterpretasikan melalui penglihatan pihak yang diwawancarai, dan para responden yang mempunyai informasi dapat memberikan keterangan- keterangan pentingpenting yang berkaitan dengan situasi yang dimaksud. (Yin, 2002). Dengan logika diatas maka pada penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara mendalam untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Ketika peneliti menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan datanya, maka untuk mewawancarai subjek peneliti memerlukan alat bantu berupa pedoman wawancara. Pedoman wawancara inilah yang disebut dengan instrumen pengumpulan data (Arikunto, 1998)
61
Untuk pelaksanaan wawancara peneliti menggunakan interviu bebas terpimpin yang merupakan kombinasi dari interview bebas dan interview bebas terpimpin karena pedoman yang dibawa pewawancara hanya berupa garis besar tentang hal-ha! yang akan ditanyakan.
Dan dalam penerapannya wawancara pada penelitian ini sebagai metode primer karena dipakai sebagai metode utama dalam serangkaian metodemetode pengumpul data lainnya, yang dalam ha! ini adalah metode observasi yang merupakan pelengkap untuk mengumpulkan data yang dimaksud.
Adapun bentuk dari wawancara yang akan digunakan adalah tipe wawancara terfokus, dimana subjek diwawancarai dalam waktu yang pendekwawancara ini masih dapat open- ended - dan mengasumsikan cara percakapan namun pewawancara tak perlu mengikuti serangkaian pertanyaan tertentu yang harus diturunkan dari protokol studi kasusnya. Hal inilah yang dilakukan oleh peneliti saat wawancara dengan subjek.
62
E.
Teknik Pengolahan Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Patton (1980) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam sebuah pola, kategori dan uraian dasar. Hal ini lah yang akan peneliti lakukan selanjutnya yaitu menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara dan observasi, kemudian data tersebut direduksi dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha untuk membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan -pernyataan yang perlu dijaga. Kemudian langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan dan dilanjutkan dengan penafsiran data dalam mengolah hasil, dan seterusnya.
Adapun strategi untuk menganalisa data yang akan digunakan adalah analisis data yang didasarkan pada proporsi teoritis karena tujuan dan desain asal dari studi kasus ini berdasarkan proporsi teoritis yang berkaitan yang telah mencerminkan serangkaian pertanyaan penelitian, tinjauan pustaka, dan pemahaman- pemahaman baru. Proporsi- proporsi teoritis ini akan membantu pemfokusan perhatian pada data tertentu dan mengabaikan data yang lain, dan proporsi ini juga membantu pengorganisasian keseluruhan
63
studi kasus dan menetapkan alternatif penjelasan yang harus diuji. (Yin, 2002).
Dan melihat dari bentuk analisis dominan yang diuraikan oleh Yin (2002) maka bentuk yang sesuai menurut peneliti adalah pembuatan penjelasan. karena tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis data studi kasus dengan membuat suatu penjelasan mengenai kasus yang bersangkutan yang akan dikaitkan dengan teori yang telah ada sebelumnya.
F.
Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh peneliti diantaranya yaitu: 1. Penyusunan alat pengumpul data yang berupa pedoman wawancara. 2. uji coba pedoman wawancara kepada beberapa responden. 3. Mencari subjek yang bersedia untuk diwawancarai yang memiliki karakteristik yang sesuai. 4. membuat janji pertemuan dan meminta kesediannya untuk diwawancarai. 5. Mempersiapkan alat-alat untuk wawancara, seperti pedoman wawancara dan tape recorder, serta kaset kosong.
64
6. Pelaksanaan wawancara yang dilaksanakan di rumah para responden yang dilakukan secara terpisah antara istri dan suami sehingga responden merasa lebih terbuka dalam mengungkapkan pengalaman dan perasaannya di hadapan peneliti. 7. Menganalisis dan Menginterpretasi data yang dilakukan secara deskriptif dan sesuai dengan proporsisi teoritis yang telah ditulis pada bab 2.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA
A.
Gambaran Umum Subjek
Subjek yang diwawancari sejumlah 6 orang atau 3 pasangan, tiga laki-laki dan tiga perempuan. Adapun latar belakang pendidikan kesemuanya adalah SMU dan yang perempuan selain merupakan ibu rumah tangga, mereka juga bekerja. Sedangkan subjek yang berjenis kelamin laki-laki keseluruhannya memiliki pekerjaan, yang dua bekerja tetap sebagai pegawai sebuah perusahaan dan yang satu bekerja tidak tetap.
Untuk mengetahui adakah perbedaan antara laki-laki dan perempuan mengenai masa mereka mengalami kecemburuan serta bagaimana perbedaan reaksi cemburu antara laki-laki dan perempuan, maka latar belakang pekerjaan, usia dari seluruh subjek dan juga lamanya usia pernikahan tidak disamakan hanya saja subjek yang diteliti adalah pasangan yang usia pernikahan mereka tergolong baru yaitu kurang dari 3 tahun karena pada masa-masa ini terjadi banyak penyesuaian antar pribadi.
66
Nama subjek yang diwawancarai serta tempat tinggal mereka akan disamarkan dengan menggunakan nama-nama umum sesuai dengan jenis kelamin subjek untuk menjaga kerahasiaan subjek dan pihak-pihak terkait serta sesuai dengan kode etik penelitian.
Tabel Gambaran Umum Subjek
23
Usia i:;iernikahan 3th
Pendidikan SMA
Lk Pr
29 25
3th 8 bin
SMA SMA
No
Nam a
Gender
Usia
1.
Ira
Pr
2. 3.
Alex Rosi
-·---------
4. 5.
Dani Wita
Lk Pr
28 20
8 bin 10 bin
SMA SMA
6.
Rian
Lk
24
10 bin
SMA
----------
B.
Pekerjaan lbu Rumah tangga, Guru TPA Pegawai Swasta lbu Rumah Tangga, Guru Ngaji Pegawai Swasta lbu Rumah Tangga, Penyanyi Wiraswasta
Kasus Cemburu dan Analisis Data
Kasus 1 (Ira)
Wawancara dilakukan di rumah subjek tanggal 15 dan 16 desember 2003. Ira adalah gadis betawi yang memiliki 2 kakak dan satu adik. Pendidikan terakhir yang ia lalui adalah SMEA yang saat ini menjadi SMK 6. Dengan wajahnya yang manis dengan alis yang tebal, mata yang kecil dan indah serta tahi lalat di hidung kanan, kulitnya yang sawo matang dan rambutnya yang panjang
67
sebahu bergelombang dan tinggi sekitar 150 cm dan berat 43 kg memang cukup gemuk bagi wanita yang memiliki satu putri saai ini. Jika mengingat bagaimana pertama kali Ira bertemu dengan laki-laki yang saat ini menjadi suaminya Ira sedikit menerawang mengingat masa tersebut.
Saat terjadinya pertemuan itu pada tahun 1999. karena saat itu masyarakat sedang ramai-ramai mengikuti salah satu pesta demokrasi salah satu organisasi politik. Ira bersama sepupunya bertemu dengan laki-laki tersebut yang kemudian diketahui kalau nama pemuda itu adalah Alex. Pada saat itu yang kenal dengan Alex adalah sepupunya dan setelah Alex bertandang ke rumah sepupunya itu barulah mereka berdua saling berkenalan dan semenjak itu setiap Alex main ke rumah sepupunya Ira selalu Ira di suruh datang ke rumah tersebut.
Alex adalah pemuda memiliki mata yang indah dengan bulu mata yang lentik, hidung yang sedikit mancung serta badan yang tegap dan kulit sawo matang, rambut cepak sekilas akan terlihat seperti tentara.
Selama tiga bulan ke depan Ira dan Alex tidak saling bertemu karena saat itu Ira telah bekerja di salah satu super market terkenal di Jakarta. Saat mengenal Alex, Ira masih memiliki pacar dan hubungan mereka saat itu sedang tidak baik. Hal ini diceritakan Ira kepada Alex karena Alex
68
menanyakannya. Setelah tiga bulan itu mereka bertemu kembali di rumah sepupu Ira dan saat itu Alex meminta nomor telepon rumah Ira dan setelah itu ia terus menelepon Ira setiap malam hingga beberapa jam biasanya menelepon dari jam 1O malam sampai jam 1 atau 2 pagi hingga ibu Ira mengatakan bahwa sebaiknya Alex main ke rumah dari pada hanya ngobrol melalui telepon hingga akhirnya Alex memutuskan untuk menjemput Ira dari tempat kerjanya dan berkunjung hingga jam 12 malam.
Suatu kali pacar Ira menawarkan untuk menjemput Ira pulang tapi Ira menolaknya dengan mengatakan bahwa Ira akan pulang bersama temannya. Tapi ternyata pacar Ira menunggu kepulangan Ira di rumah, dan setelah tahu kalau Ira di jemput sama Alex, pacar Ira menjadi marah besar dan Alexpun juga menjadi marah hingga terjadilah pertengkaran diantara keduanya sampai hampir terjadi adu fisik yang akhirnya dipisahkan oleh ayah dan kakak Ira. Sedangkan Ira sendiri langsung masuk kamar dan menagis. Setelah Alex pulang ke rumahnya lalu ia menelepon dan menyuruhnya memilih antara Alex dan pacarnya, dan saat itu yang Ira pilih adalah Alex karena perhatiannya yang mau mengantar dan menjemput Ira setiap hari.
Akhirnya mereka resmi pacaran sekitar bulan Desember tahun 1999. kebiasaan Alex untuk selalu mengantar dan menjemput Ira tidak berubah dan jika Alex tidak dapat menjemput Ira ia akan selalu menelepon rumah Ira
69
sekedar untuk memastikan apakah Ira sudah pulang bekerja atau belum, jika belum maka Alex akan selalu menelepon setiap setengah jam sekali sampai Alex mendapat kepastian bahwa Ira sudah pulang.
Pernah suatu kali saat Alex sakit, Ira mengira Alex t1dak akan datang menjemput karena itu Ira memutuskan untuk pulang bersama kepala toko tempat Ira bekerja dan setelah melewati halte bus, Ira melihat sosok Alex sedang menunggunya dan saat itu juga Ira turun dari mobil menghampiri Alex. Di perjalanan keduanya saling diam. Esoknya Ira dipecat oleh kepala toko tersebut dan katanya ini merupakan akibat dari ulah Alex, Ira sendiri tidak tahu apa yang diperbuat Alex saat itu. Ira bilang pada Alex kalau ia baru saja dipecat dan respon Alex biasa saja justru lebih ke arah senang.
Setelah tiga minggu Ira mendapat tawaran untuk mengajar di sebuah TPA. Antar jemput pun selalu dilakukan Alex apalagi daerah tempat Ira mengajar ada sebuah bengkel yang merupakan tempat mantan Ira bekerja. Saal Alex tidak dapat mengantar atau menjemput Ira mengatakan kalau ia akan berangkat atau pulang dengan Bajaj, tapi sebelumnya biasanya Alex mengingatkan Ira agar tidak mampir ke mana-mana dan langsung pulang biasanya Ira berusaha untuk meyakinkannya kalau ia tidak akan melakukan hal tersebut baru Alex percaya.
70
Pada suatu malam, tepatnya Ira sendiri lupa, Alex bersama orang tuanya datang ke rumah Ira dan melamar Ira. Sebulan kemudian mereka menikah. Persiapan untuk pernikahan itu sendiri di persiapkan oleh Alex karena pada sat itu Ira pun masih menjadi guru. Ira hanya ditanyain mengenai ukuran sepatu, merk make up dan diajak hanya ketika memilihi parcel atau bungkus kado. Selebihnya ditangani oleh Alex mulai dari pelaminan hingga tata rias pengantin. Setelah mendekati hari pernikahan barulah Ira berhenti bekerja.
Hari pernikahan tiba, tidak lama setelah itu Ira mengandung. Setelah pernikahan selama sebulan mereka tinggal di rumah keluarga Ira perasaan Ira saat itu sangat tenang dan senang karena suami bangunnya selalu pagi dan mereka berdua selalu jalan-jalan keluar layaknya pengantin baru.
Setelah itu Ira dan suaminya tinggal bersama orang tua Alex. Letak kamar mereka di belakang dekat dapur dengan 2 pintu yaitu pintu yang menghadap ke dalam rumah, serta pintu yang menghadap ke luar rumah. Selain mertuanya, dirumah itu tinggal juga 1 saudari ipar serta 2 saudara ipar yang satu lebih besar dan baru menikah tetapi telah juga bercerai dan yang satu lagi adalah adik ipar yang telah bekerja dan kadang-kadang tinggal juga di sana saudari iparnya yang telah menikah.
71
Ketika usia kehamilan Ira menginjak 6 bulan, suatu hari Ira mencari-cari suaminya untuk membeli sesuatu ketika itu Ira melihat kalau suaminya keluar dari rumah mantan pacarnya yang juga tinggal di lingkungan yang sama. Perasaan Ira saat itu marah sekali sehingga saat di rumah yang Ira lakukan adalah marah-marah dan menanyakan alasan suaminya kanapa ada di rumah tersebut dengan nada tinggi. Mendengar ucapan kontan suaminya juga naik pitam menjawab juga dengan penuh kemarahan serta membanting segala perabotan rumah tangga mereka "yah ... reaksi Alex saat itu sih juga ma rah denger Ira ngomong gitu trus dia pecahin deh semua barang di rumah karena nggak tahan akhirnya Ira mukulmukul perut ampe Ira juga gencetin perut ke kasur. dalam hati biarin deh anak ini mati dari pada harus lahir tapi bapaknya kayak gitu"
Melihat apa yang Ira lakukan terhadap kandungannya, Alex akhirnya mengikat tangan Ira sambil berkata "awas foe ka/o berani matiin anak gua". Saal itu Ira juga sempat meminta suaminya untuk menceraikan dirinya dan ditolak oleh Alex sampai Ira berusaha mencari surat-surat yang diperlukan untuk mengurus perceraian tapi tidak menemukannya karena Alex terlebih dahulu menyimpannya. Setelah Ira menangis akhirnya Alex meminta maaf atas perilakunya tersebut. " Perasaan Ira sat itu sih ma rah, takut kehilangan dan khawatir jug a kalau seandainya bang Alex bener-bener ada apa-apa sama mantannya abis mantannya cantik sih, sedangkan Ira sendiri saat ini udah gendut, gak menarik dan }a rang dandan lagi, ta pi itu sih kejadiannya Cuma sehari doang abis gitu dia minta maaf ama Ira, ya .. udah asal janji gak ngulangin /agi dan emang bener mah ... dia kalo ada mantan pacarnya gak berani macemmacem lagi''.
72
Setelah putrinya lahir Ira disibukkan dengan mengasuh anak, walau begitu terkadang Ira diliputi perasaan cemburu saat suaminya pulang ke rumah telat dan biasanya yang Ira lakukan adalah mengunci seluruh pintu dan jendela rumahnya dan akan membukakan jika Alex telah mengetuk berkali-kali. Hal lain adalah jika Alex pergi ke luar rumah dengan menggunakan pakaian yang rapi dan wangi "jangan-jangan mau ketemu cewek lain nih" dan juga kalau Alex memuji kecantikan wanita lain, Ira pasti akan diliputi perasaan cemburu dan biasanya Alex sudah mengerti kalau Ira cemburu, ia akan diam atau menangis sendiri di kamar. Yang alex lakukan biasanya mengajak Ira dan putri mereka untuk jalan-jalan, dan jika suami tidak melakukan itu serta tidak mengerti akan apa yang Ira rasakan maka Ira akan berusaha meredam perasaannya dengan menonton televisi, bermain bersama putrinya atau jalan dan setelah melakukan ini biasanya Ira merasa lebih baik. "Dan kejadian kayak gitu biasanya sih gak terlalu mempengaruhi hubungan rumah tangga Ira, soalnya keutuhan rumah tangga memang sulit dijaga tapi Ira sih biasanya kadang ngalah soalnya kalo' nafsu diikutin dan ngerasa gak tahan, bisa- bisa kita pisah kayak kejadian yang dialami abangnya bang Alex yang baru nikah trus cerai itu kan karena istrinya nggak tahan sama kelakuan suaminya dan curhat istrinya tuh ama Ira makanya aku berusaha agar ha/ ini gak terjadi ama rumah tanggaku, abis kafo' udah nikah gini sih lranya yang cinta banget ama bang Alex padahal waktu pacaran dulu Ira cuma punya perasaan suka aja ma/ah bang Alexnya justru yang cinta banget ama Ira eh .. sekarang ma/ah terbalik". Sekarang Ira telah memiliki pekerjaan sebagai guru di sebuah TPA di dekat rumahnya. Dan perasaan serta kekhawatiran dan kegelisahan semakin berkurang karena adanya kegiatan.
73
Analisis Kasus Ira
Pada masa pacaran Ira tidak merasakan kecemburuan terhadap pasangannya karena rasa cinta tidak mendalam terhadap pasangannya, selain itu dependency-nya terhadap hubungan juga kurang. Rasa keamanan terhadap hubungannya dengan pasangan karena rasa cinta yang sangat , yang didapatkan dari pasangan juga mempengaruhi tidak timbulnya kecemburuan dalam dirinya.
Dan pada masa lamaran kecemburuan Ira juga tidak muncul walaupun dependency terhadap hubungan sudah bertambah tapi dikarenakan
kesibukan dalam mempersiapkan pernikahan dan juga karena ia masih merasakan security terhadap hubungan.
Setelah menikah Ira langsung hamil, la merasakan cinta pada pasangan bertambah dan menganggap bahwa hubungan ini sangat berarti bagi dirinya (dependency), self- esteem yang rendah karena menganggap dirinya gemuk
dan kurang cantik sedangkan mantan pacar pasangan lebih menarik yang tinggal di lingkungan yang sama, membuat Ira merasakan cemburu terhadap pasangannya saat itu.
74
Pada tahap awal (primary appraisal) Ira mempersepsikan adanya ancaman saat ia melihat suaminya Alex keluar dari rumah mantan pacar Alex dan ancaman ini di anggap berat dan berarti oleh Ira karena si mantan tersebut lebih menarik dan cantik dibanding Ira, selain ini hal yang membuat Ira mempersepsikan adanya ancaman adalah ketika Alex pulang terlambat, keluar rumah dengan pakaian yang rapi dan wangi dan saat Alex memuji wanita lain dan ancaman yang ini menurut Ira tidak terlalu berat. Tipe ancaman yang dirasakan oleh Ira adalah ancaman seksual karena secara emosional Alex adalah suami yang sangat perhatian pada dirinya dan juga pada anaknya (setelah lahir) .
Pada tahap kedua (secondary appraisal) Ira selalu melakukan catstrophic thinking, ia menyimpulkan dengan cepat bahwa suaminya akan atau telah berpaling dari dirinya. Adapun reaksi emosional yang ia rasakan saat ia cemburu adalah marah, khawatir, curiga dan takut kehilangan.
Perilaku yang Ira tampilkan pada saat mengalami cemburu adalah: pada saat ancamannya adalah mantan pacar yang dianggap ancaman yang berat bagi dirinya, Ira langsung menanyakan perilaku suaminya yang ia lihat dengan penuh kemarahan (agresi aktif- verbal- langsung), dan direspon oleh suaminya dengan melempar barang-barang yang ada ke lantai , selain itu Ira juga berusaha untuk menggugurkan kandungannya dengan memukul dan
75
menggencetnya (agresi- aktif- fisik- langsung) dan terucap pula kata cerai . Melihat perilaku yang timbul untuk meredakan kemarahannya maka jelas sekali bahwa hal ini dilakukan untuk mempertahankan harga dirinya (selfesteem).
Dan untuk penyebab kecemburuan yang kurang berarti., yang Ira lakukan adalah menutup pintu rumahnya (agresi- pasif- fisik- langsung) saat suaminya pulang terlambat. lni dilakukan agar Alex tidak dapat langsung masuk ke rumah dan harus mengetok untuk waktu yang lama. Selain itu perilaku yang ditunjukkan adalah diam (agresi -pasif- verbal-langsung) dan jika Alex meminta sesuatu tidak dilayani (agresi-pasif-fisik-tak langsung) atau menangis, dan untuk meredakannya perasaan cemburu yang ia rasakan saat itu biasanya yang Ira lakukan ada!ah menonton TV, bermain dengan anak serta jalan-jalan keluar rumah. lni dilakukan untuk mempertahankan hubungan dan strategi coping yang dilakukannya adalah selective ignoring yaitu menganggap hal ini bukan suatu yang penting dan melupakannya.
Melihat perilaku Ira yang seperti itu, suami sudah memahami dan berusaha untuk meredakannya dengan jalan-jalan keluar bersama anak mereka. Kejadian ini hanya berlangsung satu hari dan hubungan mereka setelah ini pun juga baik. Untuk lebih jelasnya lihat label 4.2
76
Keterangan Tabel
: A= Masa Pacaran, B= Masa lamaran, C= Masa
pernikahan dan setelahnya TABEL4.2 ITEM CEMBURU
I 1. I Primary Appraisal:
f2:j
IRA
c
B
A
x x x x
.
i
x x
'
X
I
i exua, I' I' I \ Secondary Appraisal: a.Rasional I , , b.Catastroohic x l ' I Reaksi emosional: a.Marah x I i 13 ! I b. Benci ! ' x c.Takut kehilangan d. Saki! hati e. Khawatir f. Kesal g. Kecewa h. Sedih ~ ·---------·------·f----i---•.-----1 ! i Curiga : X 'i I Cor ina:a.memoertahankan Hubunnan x I 14 i x I b. memoertahankan Self- esteem l Strateci coping: a. Self Reliance I I '~ 4.1 'I I I b. Selective Ignore i I x ' [--'' i I i' c. Self-Bosterina ' ' ' I 5. .' Penlaku agresi: a. Aktif-Verbal-Langsung I b.Aktif-Verbal-Tak langsung,_ _ _ ___,_ _+ - - - + - 1. 1 c. Pasif-Verbal-Langsun X i d.Pasif-Verbal-tak langsung,_ _ _ ___,_ _+ - - - " " - I . e. Aktif-Fisik-Lang:."'su:cn3'.g___ ·-----i---,---\1---'-x'--' 'I ~ f. Aktif-Fisik-tak langsun.~---- i I ! , . L__._ g. Pasif~Fisik-Langsun.fL - ! • i h. Pasif-Fisik-tak langsun 6. I Hasil coping thd hubungan: a. Baik j Xj 1 'I b. Tidak baik ' 1 f---+----------~~~~=~-~--+--+--------1 r 7. I Jenis cemburu:- White:a. Chronic ........;'c__---1 I I b.Relationship X I - Buunk a. Actual x
x
I
I
x
i
IX:
-!1--1-Yi
I
I I
~----~~-=b.~A~nu=·c~ip=m~ed=-------+--l--+-cx"--i - Brehm: a. Natural occur b. Induced
X
77
Kasus 2 (Alex)
Wawancara dilakukan di rumah subjek tanggal 17 desember 2003. Alex adalah anak ke 3 dari 6 bersaudara, ia adalah lulusan SMU dan langsung bekerja setelah sempat nganggur beberapa tahun. Saat pertama kali melihatnya mungkin orang akan mengira bahwa ia pernah masuk AKABRl dengan potongan rambut yang cepak, badan yang tegap tapi tidak terlalu tinggi, kulit sawo matang dengan mata yang tidak terlalu besar, hidung sedang dan sepasang alis yang cukup tebal. Usianya yang saat ini menginjak ke 29 tahun ia telah memiliki pekerjaan sebagai pegawai sebuah perusahaan dengan jam kerja yang tidak menentu kadang pulang sore jika berangkat pagi dan kadang pulang malam jika berangkat sore. Sifatnya yang emosional tetapi sangat perhatian terutama dengan putrinya yang saat ini menginjak usia 1 tahun 8 bulan. Hal-hal yang kecil pun sering ia lakukan bersama isteri dan putrinya
Awai mula perternuan antara Alex dan Ira sekitar tahun 1999 saat pesta dernokrasi sebuah partai saat itu memang yang Alex kenal terlebih dahulu adalah sepupu Ira walau begitu ia telah sering melihat Ira tanpa mengenalnya baru setelah Alex berkunjung ke rumah sang sepupu dan Ira juga ada di rumah tersebut barulah mereka berkenalan. Setelah itu Alex sering berkunjung ke rumah tersebut sekedar untuk menemui Ira. Dan selang
78
beberapa lama mereka tidak bertemu akhirnya bertemu kembali dan Alex tidak melepaskan kesempatan itu untuk meminta nomor telepon rumah Ira secara langsung.
Setelah mengetahui nomor telepon rumah Ira maka Alex melakukan pendekatan dengan sering menelepon di atas jam 1O malam karena baru pada saat itulah Ira pulang kerja dan mereka dapat berkomunikasi, bahkan akhirnya Alex dapat menjemput Ira sekaligus bertandang ke rumahnya. Melihat Ira dengan kekasihnya sedang bermasalah dan segala tawaran yang Alex ajukan selalu direspon dengan baik maka ia merasa bahwa ia dan Ira telah berpacaran karena baginya untuk menyatakan cinta tak perlu ada katakata.
Suatu malam saat Alex sedang mengantar Ira pulang dari kantor, Alex merasa terkejut sekali melihat adanya laki-laki yang ternyata adalah pacar Ira telah ada di rumah Ira dan sedang menunggunya pulang. Kejadian tersebut membuat Alex marah, kesal dan sakit hati. Mengapa laki-laki tersebut ada di rumah ini karena tidak dapat menahan perasannya maka terjadilah adu fisik antara dia dengan pria tersebut hingga dipisahkan oleh keluarga Ira sendiri. Setelah pamitan Alex pulang dan dengan pikiran yang kalut, malam itu juga akhirnya Alex menelepon Ira dan meminta kepastian akan hubungan mereka
79
"Ira sekarang foe pilih dia atau gue? Ka/au toe pilih dia gue akan pergi ke Jawa dan gak akan balik-balik, gue dah beli tiketnya nih Ra tinggal berangkat. Loe pilih siapa?" Dan ternyata Ira lebih memilih Alex sehingga perasaannya menjadi tenang dan senang kembali.
Sejak resminya hubungan mereka Alex selalu menyempatkan untuk mengantar dan menjemput Ira dari tempat kerjanya dan jika ia tidak dapat menjemput Ira karena ia harus kerja di malam hari maka ia akan menyempatkan diri untuk menelepon rumah Ira apakah Ira sudah pulang atau belum dan hal ini akan terus ia lakukan sampai ia ketahui Ira sudah pulang ke rumah sebab Alex merasa khawatir jika Ira masih ada di luar sedang apa dia dan bersama siapa? "abis nanti kalau nggak di telepon dianya maen kemana-mana lagi takutnya kan nanti dijemput ama orang lain /agi". Saat Alex sakit ia tetap berusaha untuk menjemput Ira pulang dari kantornya, saat menunggu kepulangan Ira ia melihat Ira sedang pulang dengan laki-laki naik mobil walaupun saat itu Ira turun dan menghampiri Alexia merasa marah dan kesal dan selama perjalanan pulanng Alex dan Ira sama-sama diam setelah itu Alex menelepon laki-laki yang ternyata bos tempat Ira bekerja dan menanyakan perbuatan pria itu sambil melampiaskan kekesalannya, "ngapain /uh semalem nganterin pacar gue pulang?" hingga setahu Alex Ira menjadi berhenti bekerja dan ini membuatnya kecemasannya hilang.
80
Setelah itu Alex kunjungan dan telepon-teleponan tetap berlanjut layaknya seorang kekasih hingga suatu saat Ira mendapatkan pekerjaan lagi sebagai guru di sebuah TPA yang dekat dengan tempat kerja mantan pacar Ira. Hal ini membuat kecemasan dan kecemburuan Alex tumbuh kembali, karena ini Alex selalu menyempatkan untuk mengantar dan menjemput bahkan pernah juga ia menunggui Ira mengajar hingga selesai. Dan jika ia tidak dapat mengantar maka Alex akan menelepon dan berusaha mengingatkan Ira agar tidak mampir kemana-mana " kalau nggak dijemput mampir ke bengkel sebe/ah?" (dengan nada menyindir) dan langsung pulang.
Setelah pacaran selama 3 tahun menu rut Alex ia akhirnya melamar Ira untuk menjadi istrinya dan membina rumah tangga bersama. Selama masa ini hingga tibanya hari pernikahan, Alex disibukkan dengan persiapan pernikahan hingga pikirannya hanya terfokus kepada acara ini.
Setelah akad nikah diucapkan semua tamu memberikan selamat berbahagia kepada pengantin. Diantara tamu yang datang Alex merasa sangat terkejut akan kehadiran mantan pacar Ira yang dirasakannya adalah marah dan kesal sehingga Alex memutuskan pergi kebelakang rumah, menyendiri dan tidak meladeni tamu-tamu yang hadir saat itu dan kemudian ia merokok untuk menenangkan gemuruh perasaannya, kemudian Ira datang menghampiri, membujuk serta merayu Alex agar mau kembali kedalam rumah dan
81
meladeni tamu kembali. Esok harinya hubungan mereka kembali seperti semula, seperti tidak ada yang terjadi. Setelah kejadian ini Alex merasa tidak pernah lagi merasa curiga terhadap istrinya karena prinsip yang ia pegang adalah seorang istri itu setia dan tidak ada alasan apa pun yang dapat membuat Alex cemburu terhadap istrinya karena kemanapun Ira pergi ia selalu mengetahuinya.
Analisis Kasus Alex
Jika pada masa lamaran ia tidak mengalami kecemburuan karena sibuk mempersiapkan pernikahan, maka pada masa pacaran banyak hal yang dianggap ancaman oleh Alex terhadap hubungannya karena rasa cinta yang mendalam terhadap Ira pacarnya serta dependency dengan menganggap bahwa hubungan ini sangat berati bagi dirinya. Dan dependency Alex ini berkaitan dengan possesivenes karena ia mengaku jika ia melihat Ira dengan laki-laki lain maka ia menjadi cemburu padahal setelah diketahui laki-laki itu adalah pamannya Ira. Insecure juga membuatnya cemburu karena mantan pacar Ira berada di daerah yang sama dengan tempat kerja Ira
Pada tahap awal (primary appraisal) Alex merasakan adanya ancaman saat ia melihat pacar Ira datang ke rumah Ira dan juga saat ia melihat Ira 'dibonceng' oleh laki-laki lain serta saat Alex tidak dapat menjemput Ira
82
pulang kerja. Ancaman yang dirasakan ada yang bersifat real dengan melihat bahwa Ira pulang bersama laki-laki lain dan ada juga yang bersifat imaginative karena saat ia tidak dapat menjemput Ira pulang kerja ia membayangkan Ira mampir ke tempat mantan atau bersama laki-laki lain begitu pula ket1ka Ira pulang terlambat ke rumahnya. Semua ancaman saat itu dianggap berat dan dapat merusak hubungannya dengan Ira. Melihat hal ini jelas sekali bahwa tipe ancaman yang dialami Alex adalah ancaman seksual.
Pada tahap kedua (secondary appraisan ia selalu langsung mengambil kesimpulan bahwa Ira memiliki hubungan dengan laki-laki lain (catastrophic thinking) dan yang dirasakan Alex saat ia cemburu adalah memukul laki-laki yang menjadi ancamannya (agresi aktif- fisik- langsung) atau menelepon sambil marah kepada laki-laki tersebut (agresi aktif-verbal- langsung) hingga Ira diberhentikan bekerja sedangkan kepada Ira, ia akan diam dan tidak berbicara (agresi pasif-verbal-langsung). Saal ia tahu Ira belum pulang maka ia akan terus menerus menelepon sampai ia mengetahui bahwa Ira telah sampai di rumah. Dan saat ia tidak dapat menjemput untuk menunjukkan kecemburuannya ia akan menyindir (agresi aktif- verbal-iangsung) tentang si mantan dan jika dapat maka ia akan terus menunggu Ira bekerja sampai selesai. Reaksi emosional yang ia rasakan saat itu adalah khawatir, kesal, marah dan sakit hati. Melihat perilaku yang ditampakkan maka jelas sekali
83
perilakunya itu bertujuan untuk mempertahankan harga dirinya (self-esteem). Dan untuk menanggulangi perasaanya biasanya setelah ia mengekspresikannya ia menjadi lega dan hubungan mereka pun tidak berpengaruh dengan kejadian ini.
Setelah menikah ia juga meraskan cinta Ira bertambah pada dirinya seiring dengan berjalannya waktu, meki begitu ada juga satu penyebab yang membuat ia cemburu yaitu saat mantan pacar Ira datang pada resepsi pernikahan mereka, yang dirasakan saat itu juga marah, sakit hati dan kesal. Kecemburuannya ditunjukkan dengan diam (agresi pasif-verbal- langsung) dan tidak meladeni tamu dengan pergi ke belakang rumah (agresi-pasif- fisiktak langsung) dan ia merokok untuk menghilangkan rasa cemburunya dan berusaha untuk menenangkan perasaan serta pikirannya (selective ignoring) sedangkan yang Ira lakukan ketika melihat Alex bersikap seperti itu adalah merayu dan membujuknya agar kembali meladeni tamu. Kejadian ini juga tidak mempengaruhi hubungan yang ada diantara mereka.
Setelah ini Alex tidak lagi merasa cemburu terhadap istrinya karena ia telah merasakan cinta yang sangat besar bagi dirinya sehingga yang ia rasakan saat ini adalah secure dan kemana pun Ira pergi ia selalu mengetahuinya hingga ia tidak lagi khawatir akan timbulnya ancaman. Untuk lebih jelasnya lihat table 4.3
84
TABEL43 ITEM CEMBURU
No
Primarv Aooraisal: I Kualitas hubungan:a. Depedency I b. Insecure 1.2 Tine hubun~an: a. Cinta I b. Teman I u I Ancaman: a. Berat I I b. Ringan ! 14 ;I Tipe ancaman: a. Emosional b. Sexual i l2 I Secondary Appraisal: a.Rasional I b.Catastro hie 3. Reaksi emosional: a.Marah b. Benci c.Takut kehilangan d. Sakit hati e. Khawatir f. Kesa! g. Kecewa h. Sedih I i. Curiga I I Coping:a.mempertahankan Hubungan 14 I b. mempertahankan Self- esteem I I ! 4.1 I Strategi coping: a. Self Reliance b. Selective Ignore I I II c. Self-Bostering I I . Perilaku agresi: a. Aktif-Verbal-Lan sun b.Aktif-Verbal-Tak langsung i c. Pasif-Verbal-Langsung d.Pasif-Verbal-tak langsung e. Aktif-Fiik-Langsung f. Aktif-Fisik-tak langsung g. Pasif-Fisik-Langsung h. Pasif-Fisik-tak langsung I Hasil coping thd hubungan: a. Baik I 6. b. Tidak baik Jenis cemburu:White:a. Chronic 17 b.Relationship iI I Buunk a. Actual 1-----.--.--.-----"-l b. Anticipated "---- Brehm: a. Natural occur b. Induced
1. 1.1
rs--1
1.
I
:
ALEX I B I
I I A I I
i
i I
x x x
x x x ! x x i
x
x
x x x I
c
x__, ----
x
x
x x x
x x
x
x
x
x x
x
x x x x
x x x x x
I
I
x
x
!
x~
85
Analisis Pasangan 1
Jelas sekali bahwa saat terjadinya kecemburuan antara Ira dan Alex sangat berbeda. Jika Alex sering sekali mengalami kecemburuan pada pasangannya pada masa pacaran , dan sekali pada saat menikah. Sedangkan Ira mengalami kecemburuan pada pasangan setelah menikah karena sebab kecintaan yang sangat, dependency serta self-esteem yang rendah. Akan tetapi keduannya sama-sama tidak pernah mengalami kecemburuan pada masa lamaran karena kesibukan mempersiapkan pernikahan hingga tidak terlintas sedikitpun merasakan hadirnya ancaman dalam hubungan mereka.
Adapun reaksi dalam menunjukkan kecemburuan keduanya hampir sama hanya saja Alex lebih menyukai agresi fisik langsung terhadap laki-laki yang menjadi saingannya (orang ketiga) sedangkan reaksinya terhadap pasangan hanya agresi pasif verbal atau pasif fisik tak langsung. sedangkan bentuk agresi yang ditampakkan Ira adalah agresi pasif fisik !angsung dan tak langsung, agresi aktif fisik langsung (pasangan atau dirinya), agresi verbal tak langsung baik aktif maupun pasif.
Dalam tahap kedua Ira dan Alex sama-sama mengambil kesimpulan yang cepat atas apa yang mereka lihat dan duga (catastrophic thinking), dan emosi
86
yang mereka rasakan umumnya sama yaitu emosi ganda berupa kemarahan dan kekhawatiran. Dan bagi Ira apa yang ia lakukan terkadang untuk mempertahankan hubungan hingga perlu menggunakan strategi selective ignoring untuk menanggulangi perasaannya, sedangkan Alex ia lebih kepada mempertahankan harga dirinya, tetapi pada saat ia mengalami kecemburuan ketika menikah ia juga melakukan strategi untuk menanggulanginya yaitu dengan strategi selective ignore juga. Akan tetapi yang berbeda dengan Ira yang melakukannya dengan menonton TV, jalan keluar rumah atau bermain dengan anak mereka, Alex melakukan strategi coping dengan cara merokok.
Dalam hal pemicu kecemburuan, baik Alex maupun Ira sama-sama cemburu terhadap mantan pacar pasangan masing-masing begitu juga dengan wanita lain atau pria lain yang berusaha mendekati pasangan mereka. Ada juga hal lain yang membuat Ira cemburu terhadap Alex seperti yang telah disebutkan pada analisis kasus Ira. Dan untuk masa terjadinya cemburu yang berbeda diantara keduanya.
Baik Alex maupun Ira saat melihat pasangan mengalami cemburu keduanya bereaksi dengan menenangkan pasangannya. Jika Ira dengan cara merayu pasangan sedangkan Alex dengan cara mengajak Ira dengan anak mereka keluar rumah hingga perasaan cemburu yang membuat hubungan mereka sedikit renggang menjadi reda dan hubungan keduanya pun baik kembali.
87
Untuk lebih jelas lihat tabel 4.4
!
TABEL 4.4 (PASANGAN ITEM CEMBURU
No
IRA
ALEX
A , B
i
C
x X
1. ; 1.1
!
A I B I
x X
c x x
I
x b. Insecure X X ! ! '1.2 ! Tipehubungan:a.Cmta - - - - - - - - - - - + -_ _ _ _ _ X_J_X ' b. Teman x x x i Ancaman: a. Berat : b. Ringan x ~pe ancaman: a. t:mosional x ! x x , ___ b. Sexual ____________--+--c----~--~---+---+---+Seconda A raisal: a.Rasional b Catastrophic x x x x 3. Reaksi emosional: a.Marah x x ! . b.Benci . c.Takut kehilanoan x ' x x d. Sakit hati I,-------+~~~'----------+----e. Khawatir x x l x x I' ! f. Kesal i x g. Kecewa iI h. Sedih ' i i. Curiga x 4. 1 Coping: a.mempertahankan Hubungan x x ! b. mem ertahankan Self- esteem .L ·.,-+-occ-c-~""7~'-'-='~--t-~~~~-----t--i--~;-'-'--i----i' x x 1 4.1 Strate i cQPirlg: a. Self Reliance i b. Selective Ignore x x
x
I~
i
-H
1-·-c--+~~---c--c~·~Se~lf~-B~o~st~er~in~g--------+----;---~~+-'C'C'-+----tPerilaku agresi: a. Aktif-Verbal-Langsung x x x
: 5.
b.Aktif-Verbal-Tak langsung Pasif-Verbal-Langsung d.Pasif-Verbal-tak langsung e. Aktif-Fisik-Langsung f. Aktif-Fisik-tak langsung L______ g. Pasif-Fisik-Langsung i h. Pasif-Fisik-tak Ian sun Hasil coping thd hubungan: a. Baik I b. Tidak baik ~----
i
I 6. L
G.
L.
x
x
x
x
--~·~---
i
x x
x
x
x x --+----+----i
! 7.·--r---J~e~ni~s-ce-m~b-u-ru-:-~W~h~it-e-:a-.C~h~r-on~ic~~~----+----+---+----t-----i--+--___, b.Relationship - Buunk a. Actual
--~~b~.A~n~ti~ci-pa~te-dc------+--___,_
- Brehm: a. Natural occur b. Induced
X X
___,-'x-'--·1
X X X
x
x
·--+---+--+--+-------; 1
X , X
' x
88
Kasus 3 (Rosi)
Wawancara dilakukan di rumah subjek pada tanggal 20 Desember 2003. Gadis betawi tamatan salah satu SMU swasta di Jakarta ini akan berusia 25 tahun bulan mei ini. ia mem1i1k1 mata sipit dengan warna kulit agak gelap dan tinggi badan sekitar 152 cm serta berat sekitar 43 kg, walau begitu jika kita melihatnya pasti akan tahu dari caranya berbicara dia adalah gadis yang polos, lugu dan manis. Rosi sering merasa kurang percaya diri dan merasa dirinya kurang begitu menarik karena itu ia sering menutupinya dengan menggunakan make up untuk menutupinya karena laki-laki yang saat ini menjadi suaminya lebih suka kalau melihatnya dengan make up.
Sejak kecil ia tinggal dengan neneknya. Mereka tinggal di sebuah rumah yang tidak terlalu besar, memiliki 2 tempat tidur, satu ruang tamu dan dapur serta kamar mandi. Sedangkan rumah orang tuanya agak jauh dari mereka tinggal sekitar 1O menit perjalanan naik bis kota sampai ke rumah orang tuanya. la adalah anak pertama dari 6 bersaudara oleh karena itu selepas SMU ia ingin sekali bekerja untuk membantu nenek serta orang tuanya.
Selepas SMU Rosi bekerja sebagai guru ngaji di rumah bibinya untuk mengisi kegiatannya, setelah itu karena salah seorang sepupunya membuka sebuah toko minuman mineral maka Rosi diminta untuk menjadi penjaga dan
89
pencatat pemesanan. Tapi karena Rosi ingin mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan maka sambil bekerja di toko tersebut ia mengajukan lamaran ke berbagai perusahaan dan restoran yang baru buka di sekitar rumahnya dan setelah di terima di salah satu restoran maka Rosi keluar dari toko tersebut dan bekerja sebagai penjaga toilet di tempatnya saat itu.
Pada tahun 2001 sewaktu di rumah orang tua Rosi mengadakan acara buka puasa datanglah pamannya bersama seorang pemuda, yang dilakukan Rosi saat itu hanya bisa menatapnya tanpa bisa mengenalnya. Setelah acara arisan selesai barulah Rosi memberanikan diri untuk menanyakan tentang pemuda itu kepada pamannya. Esoknya pamannya tersebut mengajak pemuda itu ke rumah nenek Rosi dan mereka berkenalan. Dan ternyata nama pemuda itu adalah Dani. Sosok pemuda itu memiliki tinggi 156 cm dengan berat badan yang seimbang, kulit sawo matang dan selalu terlihat rapi memi!iki wajah tipe Indonesia dengan mata yang tidak terlalu besar dan hidung tidak mancung juga asli betawi. la adalah anak ke 9 dari 9 bersaudara. Orang tuanya saat ini telah meninggal dunia.
Setelah perkenalan itu Dani selalu main ke rumah Rosi setiap sabtu, saat itu Dani baru putus dari pacarnya, sedangkan Rosi sebenarnya masih memiliki pacar tapi hubungan mereka berdua berjalan kurang baik karena pacar Rosi saat itu kurang perhatian dan jarang datang ke rumah Rosi.
90
Akhirnya pada tanggal 22 Januari 2002 barulah Dani menyatakan perasaan cintanya kepada Rosi dan saat itu Rosi telah putus dengan pacarnya sehingga perasaan cinta Dani diterima dengan baik oleh Rosi dan akhirnya mereka resmi berpacaran. Pada masa-masa tersebut setiap sabtu Dani selalu menjemput Rosi dari tempat kerja dan mampir ke rumah Rosi (ngape0 sedangkan hari minggunya mereka selalu jalan- jalan naik motor ke mana saja, kadang mereka ke taman raya Bogor dan ke tempat yang lainnya.Pada masa pacaran Rosi merasakan cinta dan perhatian Dani yang begitu besar kepada dirinya sehingga jika di bandingkan antara keduanya, perasaan cinta Dani lebih kuat dari pada Rosi, setiap hari menelpon bahkan terkadang sehari tiga kali.
Setiap jalan-jalan berdua dan Rosi kebetulan melihat wanita sedang memandang ke arah Dani maka Rosi tak tahan untuk menggoda "eh ... ada cewe' cakep noh ngeliatin kamu? "Emangnya kenapa?" kata Dani 'benertuh cewenya cakep kamu ama dia aja!" ." Nggak ah ... aku maunya sama kamu, abang-abangku aja gak pemah macam-macam masa' aku mau macam-macam sih" ucap Dani lagi.
Dan setelah mendengar jawaban Dani Rosi pun menjadi senang karena yang ada di hati Dani hanya ada dirinya dan membuktikan bahwa Dani adalah pria yang setia, sebab tujuan ia menggoda seperti itu hanya ingin tahu apakah Dani "nakal" di kantor atau tidak. Dan jika setiap mereka jalan- jalan
91
kebetulan ada wanita cantik lewat atau melihat ke arah Dani, Rosi selalu menggoda dengan perkataan seperti itu.
Pernah suatu malam Dani terlambat menjemput Rosi pulang kerja dan di sekitar parkiran terdapat banyak pemuda yang bekerja di restoran tersebut juga sedang menunggu bus anteran juga ada satpam restoran tersebut yang menggoda Rosi dan ketika Dani datang terjadilah dialog seperti ini: "siapa tuh? Cuma temen.Bohong kamu? Benercuma temen dia mo nganter aku karena kamu gak juga datang tapi aku jawab makasih. Dia gak macemmacem kan?gak di coel-coel? Nggak"
Pada bulan Maret tanggal 8 tahun 2003, Dani dan Abangnya datang ke rumah Rosi untuk melamar. Setelah lamaran Rosi memutuskan untuk berhenti kerja dan selama itu setiap sabtu dan minggu Dani dan Rosi selalu jalan untuk membeli persiapan pernikahan mereka. Setelah lamaran frekuensi menelepon sudah agak jarang tapi selalu datang setiap sabtu dan jalan pada hari minggunya.pada masa ini cinta pada diri Rosi sudah menyamai cinta yang Dani miliki.
Di pagi yang indah pada tanggal 9 Mei 2003 mereka melakukan pernikahan di kantor KUA setempat sedangkan resepsinya digelar keesokan harinya selama dua hari yaitu tanggal 1O dan 11 di kediaman orang tua Rosi. Pesta pernikahan dilangsungkan selama dua hari dengan meriah. Setelah menikah
92
mereka tinggal di rumah neneknya Rosi dan setelah foto-foto pernikahan di cetak Dani menunjuk Foto dua orang wanita dan mengatakan pada Rosi kalau itu adalah mantan pacarnya. Setelah mendengar perkataan Dani, rosi bertanya alasan mantan pacar Dani diundang dan Dani menjawab hanya untuk menyambung silaturrahmi, mendengar jawaban itu Rosi jadi lega padahal sebelumnya terselip pula perasaan kecewa dan kesal karena baru mengetahuinya saat ini. Mengingat bagaimana sikap Dani maka Rosi menjadi tenang.
Sebulan kemudian Allah memberikan Rosi keturunan, ia hamil dan hamilnya itu lemas, tidak bertenaga, payah serta tidak ada keinginan untuk makan nasi. Mendengar kehamilan Rosi Dani pun gembira, mengingat kondisi Rosi yang payah dalam mengandung maka Dani selalu menelepon Rosi setiap jam 5 sore atau setelah maghrib untuk menayakan kondisi serta mengingatkan Rosi untuk minum obat, Rosi merasa bahwa Dani lebih perhatian dari sebelumnya. Saat kondisi kehamilan Rosi sedang payah kirakira 2 bulan usia kandungannya ada sebuah undangan pernikahan dari teman mantan pacar Dani, karena kondisi tersebut akhirnya Dani datang ke resepsi sendirian. Setelah pulang Dani bercerita bahwa tadi di resepsi ia bertemu dengan mantannya itu.dengan menyindirnya
"ngobrol dong, cerita-cerita? Nggak kok dia ngobrolnya sama temen saya kok. Bohong kali? Bener If aku gak bohong, kamu cemburu ya? Orang ngeliat itu bukan berarti mencintai.ya .. udah kalo aku salah. aku minta maaf!
93
Lalu Dani berusaha untuk membuat Rosi tertawa dengan merayu, mencubit pipi Rosi hingga tidak jadi marah. Dan segala perasaan kesel, dan takut kehilangan lenyap dalam diri Rosi saat itu juga.
Pada tanggal 28 Desember 2003 Dani mengadakan arisan bersama temantemannya di Rumahnya. Saal itu ada temannya yang wanita selalu melihat ke arah Dani. Rosi melihat perilaku wanita tersebut kemudian ia balik memandang suaminya Dani tapi saat itu Dani sedang tidak memandang wanita tersebut tapi setelah beberapa lama Rosi melihat bahwa Dani juga melihat ke arah wanita tersebut. Perilaku wanita tersebut membuat Rosi marah karena ia selalu berusaha mendekati Dani entah dengan mengobrol, bahkan saat ada foto bersama wanita itu terus menempel pada Dani, karena sudah tidak tahan Rosi akhirnya masuk kamar dan Dani menyusul lalu Dani berkata: "cewe itu centil amat sih? /ya .. kamunya aja yang centil (nada tinggi sedikit marah) tadi foto-foto berdua di depan. Oianya aja yang ngedeketin aku, aku udah berusaha ngindar kok! Kamunya juga centil sih.. (nada tinggi sedikit marah) ya .. udah aku minta maaf kan ka/o' orang ngeliat kan bukan berarti mencintai".
sambil nyubit pipi Rosi kecil-kecil dengan penuh perasaan sayang . dan dilanjutkan dengan merayu Rosi hingga kemarahan, perasaan takut akan kehilangan, khawatir serta perasaan kesalnya Rosi mereda. Hanya perasaan benci dirasakannya terhadap wanita tersebut masih ada sehingga bungkusan
94
yang harus dibawa pulang oleh wanita tersebut Rosi tidak mau memberikannya akhirnya suaminyalah yang memberikannya_ Begitu juga jika Rosi melihat suaminya sedang melihat kepada wanita yang lebih cantik biasanya ia akan mencubit pipi sang suami, dan suami akan mengatakan hal yang menghibur "melihat bukan berarti mencintai"_ Setiap saat ketika Rosi melihat hal-hal yang mampu membuainya cemburu kepada Dani, maka katakata tersebutlah yang akan Dani keluarkan dan kata-kata tersebut membuatnya tenang_ Bahkan jika ada wanita yang cantik lewat dan Dani melihat kepada wanita tersebut maka Rosi akan mencubit pipi Dani untuk menunjukkan kecemburuannya dan jawaban yang sama pun didapat Rosi dari Dani. Akan tetapi kejadian ini tidak berdampak terhadap hubungan mereka dan Rosi mengakui kalau cintanya terhadap Dani bertambah dan mereka sama-sama saling mencintai.
Analisis Kasus Rosi
Rosi tidak mengalami cemburu saat pacaran dan lamaran, karena pada saat pacaran, meskipun hubungan ini berarti bagi Rosi (dependency) akan tetapi ia merasa aman (secure) dalam hubungannya karena Dani telah lulus dalam serangkaian uji coba tes kesetiaan yang dilakukan oleh Rosi terhadapnya, sedangkan pada masa lamaran walaupun rasa cintanya sudah bertambah ia tetap merasa aman (secure) terhadap hubungannya serta kesibukan dalam
95
mempersiapkan pernikahan membuatnya tidak merasakan cemburu pada masa ini.
Setelah menikah dan merasakan cintanya yang semakin mendalam pada pasangan serta hubungan yang berarti (dependency) barulah ia mempersepsikan adanya ancaman dalam hubungannya dengan suaminya
(primary appraisal). Adapun hal-hal yang dipersepsikan sebagai ancaman adalah mantan pacar suami, ini terjadi saat Rosi diberi tahu oleh suaminya bahwa pada hari pernikahannya dihadiri oleh wanita tersebut dan ini terbukti lewat foto yang ditunjukkan padanya, ancaman ini berarti bagi Rosi. Kejadian lain adalah saat suami menghadiri pesta pernikahan temannya yang juga dihadiri oleh mantan tersebut. Selain mantan pacar, wanita lain yang terlihat berusaha mendekati Dani (suaminya) pun merupakan ancaman yang berarti bagi Rosi, apalagi jika wanita tersebut sangat menarik begitu juga saat ia mengetahui Dani melirik wanita lain dihadapannya (ancaman seksual)
Pada tahap kedua (secondary appraisal) ia juga melakukan catastrophic
thinking dengan menganggap bahwa suaminya akan berpaling dari dirinya, tanpa melihat keintiman yang telah ada diantara mereka. Saal itu yang ia rasakan adalah marah, kesal, khawatir dan takut kehilangan yang diekspresikan dengan perkataan yang bersifat menyindir atau marah (agresi aktif- verbal-langsung). Ketika Rosi merasakan kecemburuan saat rumah
96
mereka sedang kedatangan tamu dan ternyata tamu wanita tersebut lah yang membuat Rosi mencemburui suaminya, maka Rosi akan bersikap tidak meladeni tamu yang datang (agresi pasif- fisik- tak langsung) karena ia akan langsung masuk ke kamarnya dan tidak keluar kamar hingga Dani datang kepadanya dan menenangkan perasaannya, atau mencubit pipi suami saat terlihat me!irik wanita lain (agresi aktif-fisik- langsung) dan biasanya suaminya akan menanggapinya dengan penjelasan atau merayunya sambil mengatakan kata-kata kunci (the magic word) "melihat bukan berarti mencintai". Dengan mendengar kata-kata ini maka perasaan cemburu yang meliputi perasaannya menjadi hilang dan hubungan mereka pun menjadi baik.
Melihat perilaku yang ditampakkan oleh Rosi maka dapat dikatakan bahwa orientasinya dalam mengatasi kecemburuan yang ia alami adalah untuk mempertahankan hubungannya dengan suaminya dan ia tidak perlu menggunakan salah satu dari tiga strategi yang tersebut pada teori karena perasaan cemburu tersebut tidak hinggap terlalu lama dalam hatinya karena Dani yang merupakan suaminya dapat menenangkan kecemburuan yang Rosi rasakan dengan cepat dan hubungan akan kembali seperti semula. Lihat label 4.5
97
No
I
TABEL4 5 ITEM CEMBURU
I
i
A
ROSI B
c x x x x
Primary Anoraisal: .'' . 1.1 ' Kualitas hubu~99n:a ..Depedency I b. Insecure I I I i i 1.2 Tire hubunoan: a. Cinta i b. Teman I I I 1.3 I Ancaman: a. Bera! ! b. Rm an i 1.4 i_Tipe~n.caman: a. Emosional b. Sexual : 2. : Secondary Appraisal: a.Rasional , b.Catastrophic i 3. \ Reaksi emosional: a.Marah b. Benci c.Takut kehilangan d. Sakit hati e. Khawatir f. Kesa! g. Kecewa h. Sedih I I I i. Curiaa I i i ' I ! I Coping:a.memoertahankan Hubunoan I --··--1 b. mempertahankan Self- esteem i I' i I' 4.1 I Strategi cooina: a. Self Reliance ! I ! ' I' I b. Selective Ignore ·-41-----c~·~S~el~~B=o~s~IB~rin~g,___________+----+---+----' 5. Perilaku agresi:a. Aktif-Verbal-Lan sun X 1 i b.Aktif-Verbal-Tak Ian sun c. Pasif-Verbal-Langsung d. Pasif-Verbal-tak langsung x : t e. Aktif-Fisik-Langsung I f. Aktf-Fisik-tak langsung g. Pasif-Fisik-Langsung h. Pasif-Fisik-tak Ian sun i j-6-.- '-·- Hasil coping thd hubungan: a. Baik x : L __i b. Tidak baik i. Jenis cembu.~ru~:-~W~h~ite~:a"=.~C"-hr~o~ni~c~-----+--x 1 b.Relationship _ _ _ _ _ _ - Buunk a. Actual
1.
1
x
x x x x x x x
14
h
>
I
,
i
r-j
x
-:
I.
x
j
l.
- Brehm ~. ~~~~~~~~cdcur X i ~---~~==------~f-----L--~ b. Induced
I
98
Kasus 4 (Dani)
Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Desember 2003.Anak ke 9 dari 9 bersaudara ini menginjak usia 28 di tahun 2004. Setelah lulus SMA, Dani tidak langsung bekerja tapi nganggur dulu selama 1,5 tahun dan telah 3 kali pindah kerjaan hingga saat ini ia menjadi saiah satu pegawai di perusahaan swasta. Untuk ukuran laki-laki tinggi badan Dani termasuk pendek sekitar 156 cm dengan berat badan sesuai. Secara fisik ia seperti laki-laki Indonesia dengan kulit yang coklat dan mata yang tidak terlalu besar dan wajah yang biasa-biasa saja Kriteria ini juga sesuai dengan anggapan Dani mengenai dirinya sendiri selain itu ia adalah orang yang sederhana, tidak suka ikutikutan dan apa adanya.
Di tahun 2001, la dan Rosi bertemu di rumah Rosi, tepatnya di dapur saat ia dan paman Rosi -yang juga merupakan sahabat dan temannya- akan makan saat itu adalah pertama kalinya ia dan Rosi bertemu padahal ini bukan pertama kalinya ia ke rumah tersebut dan Dani telah mengenal semua adik Rosi tapi tidak sama halnya dengan Rosi. Pertama kali pertemuan dalam hati Dani ingin kenal tapi tidak sempat juga ada perasaan sungkan dengan paman Rosi. Tapi selang beberapa minggu kemudian Dani mendapat berita dari temannya itu bahwa Dani dapat salam dan disuruh main ke rumah Rosi dan Dani memutuskan untuk bertandang ke rumah Rosi bersama dengan
99
temannya itu. Pada saat itu status Dani adalah memiliki pacar dan baru berlangsung selama 2 bulan, saat mengenal Rosi Dani merasakan perasaan lain yang belum didapatnya dari teman-teman wanitanya yang lain, Dani merasa 'klop' dan cocok walau pun setiap pacaran ia selalu serius dan tidak pernah main-main.
Setelah 3 bulan pendekatan melalui telepon atau main ke rumah Rosi barulah Dani menyatakan perasaan cintanya kepada Rosi dan diterima, setelah di terima baru lah Dani memutuskan hubungan dengan pacar lamanya. Saat pacaran terkadang Dani menelepon Rosi di rumah tetangganya karena saat itu rumah rosi belum memasang telepon. Jemputan pun sering dilakukannya karena saat itu Rosi bekerja di restoran dan pulangnya selalu malam hari. Jika Dani ketiduran dan lupa menjemput dan setelah dengar dari Rosi kalau ia diantar oleh laki-laki lain, Dani merasa cemburu yang ada dalam perasannya adalah marah, curiga, dan was-was karena rasa cintanya yang melebihi rasa cinta Rosi padanya, lalu Dani bertanya dengan menyelidik "siapa tuh?" lalu Rosi menjelaskan kalau mereka hanya teman dijawab seperti itu perasaan Dani masih belum tenang sampai ia melakukan penyelidikan sendiri dan mencek kebenaran perkataan Rosi barulah ia merasa tenang.
JOO
Begitu juga kalau Rosi menceritakan tentang mantan pacarnya. Jika sudah begini Dani akan mengatakan baik-baik "cerita yang lalu jangan dibangkitkan
!agi" sambil menahan perasaan marah, kesal dan emosinya yang meluap dan jika Rosi tidak membicarakannya lagi maka emosi tersebut mereda. Namun j1ka ia melihat Rosi melirik kepada laki-laki lain yang lebih tampan Dani merasakan ha! itu wajar dan tidak dianggapnya sebagai ha! yang patut dicemburui.
8 Maret 2003 bertepatan dengan ulang tahun Dani, ia melamar Rosi di tempat kediaman Rosi saat itu dani merasa bahwa rasa cinta antara keduanya sama-sam bertambah dan saling berimbang sehingga apapun yang dilakukan Rosi ia percaya penuh padanya, lagi pula hari-hari yang dilalui diisi dengan jalan-jalan berdua dan berbelanja untuk keperluan pernikahan mereka.
Mei tanggal 9 tahun 2003 Dani dan Rosi melangsungkan pernikahan di rumah orang tua Rosi. sampai hari ini tidak ada satu alasan pun dan satu perilakupun dari Rosi yang dapat membuat Dani cemburu kepada istrinya karena ia percaya sekali kepada Rosi dan menganggap bahwa Rosi adalah tipe wanita rumahan, setia dan tidak nakal karena itu perasaan Dani saat bekerja pun tenang walau terkadang ada juga pikiran-pikiran yang terlintas bahwa Rosi melakukan perselingkuhan atau ada main dengan !aki-!aki lain
!OJ
tapi Dani segera sadar bahwa pikiran ini merupakan pengaruh dari menonton televisi. Namun terkadang Dani juga suka memancing kecemburuan istri dengan melihat setiap wanita cantik yang lewat dan jika hal ini terjadi biasanya istri akan mencubit pipinya menunjukkan kecemburuannya dan setelah ini biasanya Dani akan menjelaskan dengan perkataan "kalau melihat be/um tentu mencintai". Dalam menghadapi kecemburuan istrinya biasanya ia
akan memberi pengertian, meyakinkan istrinya bahwa tidak ada yang perlu dicemburui kemudian merayu hingga amarah istrinya mereda "karena perempuan suka dirayu karenanya kalau Rosi ma rah ya ... saya rayu".
Hubungan antara suami istri pun tidak terganggu begitu pula rasa cinta keduanya.
Analisis Kasus Dani
Pada masa pacaran ada berberapa hal yang dipersepsikan sebagai ancaman (primary appraisal) oleh Dani terhadap hubungan mereka yaitu saat ia
mendengar kalau Rosi diantar oleh laki-laki lain dan saat Rosi menceritakan mantan pacarnya. Hal ini terjadi karena ia merasakan kecintaan yang sangat kepada Rosi dan dependency dengan menganggap bahwa hubungan mereka berarti serta perasaan tidak aman atau insecure.
102
Pandangannya terhadap ancaman pun sebenarnya bagi Dani tidak terlalu berarti kecuali saat ia mendengar Rosi diantar pulang dengan laki-laki lain (ancaman seksual). Tahapan kedua yang berupa secondary appraisal dilalui dengan cara pikir rasional dan mengahadapinya dengan mempertanyakan hal tersebut kepada Rosi dengan perasaan ingin tahu dan menyelidik tapi masih dengan cara yang baik dan ini menunjukkan bahwa saat ia merasakan cemburu ia mengatasinya dengan cara yang memiliki tujuan untuk mempertahankan harga diri dan hubungan yang ada, setelah menanyakan hal ini maka Rosi akan menjelaskan yang sebenarnya dan Dani akan membuktikan kebenaran penjelasan Rosi baru perasannya menjadi tenang, atau meminta secara baik agar menghentikan cerita tentang mantan dan Rosi berhenti, setelah itu perasaannya akan menjadi tenang.
Reaksi emosional yang dirasakan oleh Dani adalah marah, curiga, was-was, dan kesal. Melihat cara Dani menanggulangi kecemburuannya jelas sekali Dani bertujuan untuk mempertahankan hubungan dan harga dirinya dan tidak menunjukkan perilaku agresi saat ia mengalami kecemburuan. Saat lamaran dan menikah ia tidak mengalami kecemburuan karena pada saat lamaran ia disibukkan dengan persiapan pernikahan dan meskipun
dependency-nya ada tapi karena ia merasakan cinta Rosi telah mendalam pada dirinya maka perasaan aman (secure) pun membuat kecemburuan tidak terjadi. Dan saat menikah perasaan aman (secure) terhadap hubungan yang
103
mereka jalin bertambah karena ia yakin Rosi adalah wanita yang baik hingga tidak ada lagi hal yang dipersepsikan sebagai ancaman. Lihat tabel 4.6 TABEL4.6 ITEM CEMBURU A
x x x x
I 1.1
! 1.3 ! 1.4 !
12 I
I
I
b. Teman Ancaman: a. Berat
I
DANI B
I c
x x x x
b. Ringan
b. Sexual Secondary Appraisal: a.Rasional 1 1 b.Catastrophic I Reaksi emosional: a.Marah ! b. Benci I c.Takut kehilangan · d. Sakit hati e. Khawatir f. Kesal x g. Kecewa h. Sedih I i. Curiga I I Coping:a.mempertahantan Hubung9ocnc..__ __ ~-+--+---! b. mem ertahankan Self- esteem 1 i I Strat~gi coping: a. Self Reliance b. Selective I nore , I c. Self-Boste--r~in~g-"'--------+---+---+---1
x
i 4. ' 4.1 1
I
: 5.
!
1
x x
i Perilaku agresi:a. Aktif-Verbal-Langsung
Ir--
'
'
b.Aktif-Verbal-Tak langsung i i .!-----c=.~P~as=ir"'-v=e"'rb~a1"'-L~a"'ng"'s""un'"'g=-------'---!--i--:
>------=d.=P=as=if=-V~e=rb=al~4a=k=la~n~g=su=n~g------!--'---~l_ _J e. Aktif-Fisik-Langsun f. Aktif-Fisik-tak langsung
! 6.
Hasil copingthd illJbUJl.!19.n.:a Baik
j
I 1
~
X ~i---------~b._T_id_ak_b=a_ik_ _ _ _~·--+---+__JI. I 7. I Jenis cemburu:- W_hi=te_:a_.C_h_ro=n.~icc..__ _ _ _ _-+---+----+---" ! ~i------~~b=·=Re=la=ti~on~s=hiip_ _ _ _ _+~X'--f---+---1 I \ - Buunk a. Actual X 1 b. Anticipated . - Brehm: a. Natural occur ! b. Induced
Ir--
x
104
Analisis Kasus Pasangan 2
Pada pasangan yang kedua ini juga terjadi perbedan dalam waktu dialaminya kecemburuan. Rosi mengalami kecemburuan dan mempersepsikan adanya ancaman setelah ia menikah, sedangkan Dani mepersepsikan adanya ancaman saat mereka berpacaran karena ketidakamanan akan hubungan yang mereka jalani serta 1ndepedency yang mereka rasakan terhadap hubungan ini . Perilaku yang keduanya tampakkan saat mengalami kecemburuan adalah untuk mempertahankan hubungan.
Ancaman yang dirasakan keduanya adalah sama yaitu ancaman seksual dimana Rosi atau Dani mempersepsikan bahwa pasangannya akan melakukan kontak fisik dengan ancaman tersebut dan akan meninggalkannya
Adapun dalam pengekspresian kecemburuan keduanya sangat berbeda, jika Rosi mengandung perilaku agresi baik verbal maupun fisik, langsung maupun tak langsung, lain halnya dengan Dani yang lebih memilih untuk mengekspreikannya melalui kata-kata yang ditujukan bahwa ia tidak menyukai apa yang ia dengar atau apa yang Rosi perbuat secara baik dan selalu melewati tahapan kedua dengan rasional, sedangkan Rosi menggunakan catastrophic thinking yaitu dengan menganggap bahwa Dani
!05
akan menjadi tidak setia terhadapnya dan mengakhiri hubungan yang ada. Untuk melihat perbedaan pasangan ini secara lebih jelas,lihat label 4.7
No
I
TABEL 4.7 IPASANGAN 2' ITEM CEMBURU A
ROSI B
c x x I x
1
DANI A i B
x x x
:
' l c I
I I 1. [ Primarv Annraisal: ! 1.1 : Kualitas hubunoan:a. Depedency I ! i ' i b. Insecure i i ! ! . x X I i 1.2 I Tipe hubungan: a. Cinta I j b. Teman x I 1 3 Ancaman· a Bera! I '' 'I I I I I b. Rinoan 'I I I / 1.4 I Tipe ancaman: a. Emosional I I I I ' I b. Sexual I i I I ' I Secondarv Annraisal: a.Rasional I 12 x ! b.Catastrophic I I x 3. I Reaksi emosional: a.Marah x I I ' I ! I b. Benci ' c. Takut kehilanqan x I I d. Saki! hati I I 'i e. Khawatir x x i I' I x f. Kesa! x I I I . I ' I' g. Kecewa I i I I h. Sedih I I I ! x I i.Curiga ' 4. Co ~:a.mempertahankan Hubungan x x ! ! ! 1 b. memoertahankan Self- esteem ' i 4.1 I Strateqi cooinq: a. Self Reliance _J b. Selective Ignore I j i I I' ' I ' c. Self-Bostering i I I I i I' 5. i' Perilaku aoresi: a. Aktif-Verbal-Lannsunn ! i I ' x I' ' b. Aktif-Verbal-tak Ian sun c. Pasif-Verbal-Langsung,_ _ _ _ _ _ '1 - -· - t - - 1 - - 1 - - i - - - + - ' d. Pasif-Verbal-tak langsung .1 i e. Aktif-Fisik-Langsung ·----il---+--+-'-'X--+--+-~-1 ~f. Aktif-Fisik-tak langsung [ !_ g. PasiJ:Fisik-Langsung _ _ _ _ J_·--+--+-c-c-l---+--+-i h. Pasif-Fisik-tak Ian sun X x 6. [_ Hasil coping thd hubunga~n~:~a~.~Ba=ikcc.,.._.___ X
x x x
x
I
Ii
I I
I
I I
I
I
I
I--
LJ. I
C
~
(___ b. Tidak baik I,. [ 7. Jenis cemburu:- White:a. Chronic . .,. 1 b.Relationship --------+--+--+--+-X.....+
II
.
.
1
I
,
1·
- Buunk a. Actual
X
1
- Brehm: a. Natural occur . . X . __' ~l.=========~===~b-~A:n:tic:ip~a:re~d===============~l====i:', ===~L=x==========-1+',,__J
,
b. Induced
·
'
I
106
Kasus 5 (Wita)
Wawancara di rumah subjek tanggal 20 desember 2003. Wanita muda berusia 20 tahun ini adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara, ia memiliki kulit yang putih, bermata besar, berhidung mancung, berbibir tebal, berbadan agak kurus dan memiliki tinggi badan kira-kira 160 cm untuk wanita yang bekerja di dunia nyanyi walau sebagai penyanyi latar ia adalah wanita yang cantik. Dan dengan keadaan fisiknya yang sekarang sedang hamil 7 bulan ia merasa dirinya tidak menarik, sebelum ia hamil dan saat ia merasa badannya kurus kepercayaan dirinyapun menjadi berkurang padahal dahulu sebelum ia berpacaran dengan laki-laki yang saat ini menjadi suaminya, ia adalah wanita yang penuh percaya diri karena tubuhnya yang proporsional.
Sejak SMP wanita yang bernama Wita ini telah menggeluti dunia nyanyi, ia selalu mengikuti lomba-lomba yang diadakan di radio. Dan sampai saat ini ia pun masih menyanyi setiap minggu di salah satu televisi. Awai mula ia bertemu dengan Rian (suaminya saat ini) terjadi pada tahun 2000, saat itu Rian adalah kekasih sahabatnya yang bernama lta. lta sering 'curhat' dengan Wita mengenai kelakuan Rian yang buruk sehingga Wita pun penasaran dengan siapa Rian hingga ia berucap "mana sih orangnya sini gua gampar".
107
Setelah beberapa bulan, Wita diundang oleh lta untuk bermain ke rumahnya dan disanalah ia bertemu Rian. Entah Rian mendapat nomor telepon Wita dari mana tiba-tiba Rian menelpon rumahnya. Awalnya Rian menggunakan nama samaran, tapi akhirnya Rian mengaku juga. Setelah itu setiap malam jum'at Rian menelpon Wita terus. Pada suatu percakapan di telepon, Rian 'curhaf kepada Wita untuk putus dari pacarnya (lta) dan sebagai sahabat Wita melarang mereka untuk putus padahal sebenarnya Wita tahu bagaimana perilaku lta yang sebenarnya yaitu suka mainin cowok dan menurut wita sendiri, lta adalah wanita yang cantik tapi "gampangan" dan rada centil dan genit pada laki-laki. Walaupun begitu sebagai sahabat wita berusaha untuk menutupinya dari Rian.
Ketika hari ulang tahun Rian tiba, lta menelpon Rian untuk merayakan ulang tahun di rumahnya, dengan gembira Rian datang dengan membawa ayam untuk dibakar sedagai perayaan ulang tahunnya. Sampainya di rumah lta , Rian terkejut karena di sana telah banyak laki-laki yang tidak Rian kenal hadir di sana. Karena Rian tidak dapat terima dengan tamu-tamu yang diundang Ila akhirnya saat itu lta mengucapkan kata putus pada Rian. Esoknya Rian menelpon Wita untuk datang ke sebuah warung cepat saji untuk merayakan ulang tahunnya. Setelah itu telepon dari Rian terus berlanjut bahkan saat Wita nyanyipun selalu diantar dan dijemput oleh Rian.
108
Setelah peristiwa putusnya Rian dengan !ta, beberapa bulan kemudian Rian menyatakan perasaannya kepada Wita dan diterima walaupun Wita tahu bagaimana kejelekan perilaku Rian yang didapatnya dari cerita sahabatnya yang juga mantan pacar Rian. Dari 1 sampai 3 bulan Wita merasa bahwa perasaannya terhadap Rian hanya simpati, pada saat itu pun Wita mengaku kalau ia memiliki 2 pria yang juga dekat dengannya. Suatu hari Rian menelpon HP Wita untuk menjemput tapi tidak diperbolehkan karena pada saat itu disamping Wita ada pria yang lain lagi. Selain itu lbu wita sendiri melarang untuk memiliki hubungan khusus dengan Rian karena Rian anak betawi dan imej anak betawi adalah orang yang malas, hanya mengandalkan warisan serta jika punya kelebihan harta akan menikah lagi walaupun secara fisik Rian adalah laki-laki yang cukup tampan dengan mata besar, alis tebal, badan kurus serta hidung mancung dan tinggi badan kurang lebih 169 cm. Sehingga hubungan mereka berduapun dirahasiakan dari orang tua Wita bahkan saat Rian menelpon pun lbu Wita akan selalu mengatakan kalau Wita tidak ada di rumah dengan kata-kata yang ketus.
Melihat sikap Wita yang acuh tak acuh, Rian memutuskan untuk 'vakum' saat mendengar hal ini, Wita baru menyadari akan hilangnya seseorang yang ternyata dia cintai dan tidak ingin 'vakum' dalam hubungan mereka, sehingga Wita memutuskan untuk melanjutkan hubungannya dengan Rian sambil meminta restu dari orang tuanya akan hubungan mereka. Karena tidak
109
direstui , wita sampai sakit dan kalau sekolah sering tidak masuk hanya untuk menemui Rian. Melihat kesungguhan putrinya akhirnya orang tua Wita merestui sampai dipasang telepon pararel di kamar Wita karena Rian selalu menelpon Wita dari jam 12 malam sampai jam 3 pagi dan ini dilakukan setiap hari.
Saat mereka sedang makan di warung bakso Rian menelepon seseorang dan mengucapkan kata sayang, perasaan wita saat itu 'gondok' , nangis sampai nggak nafsu makan bakso, setelah sampai di mobil Rian menanyakan mengapa Wita tidak memakan baksonya sama sekali setelah Wita jelaskan barulah Rian mengerti dan mengatakan bahwa yang ia telepon tadi adalah temannya dan ia melakukan ha! ini hanya untuk menguji Wita.
Pernah saat Wita manggung, ada temen Wita yang juga penyanyi suka berpakaian seksi dan mata Rian selalu menatap ke teman Wita tersebut langsung saja Wita berkomentar " udah deh mulai gate/ deh kamu yang ... " !alu jawab Rian " kalau aku mau yang kayak gitu sih yang .. di Mall juga banyak, lagi pula aku kan sudah berubah". Setiap hal yang mampu membuat \Nita cemburu biasanya Wita langsung melontarkan perkataan sekenanya
seperti yang telah terjadi . Begitu juga jika \Nita melihat kalau mata Rian sudah melihat wanita lain maka cap 'gatel' seperti barusan akan terucap oleh Wita sedangkan reaksi Rian sendiri kalau saat ha! ini terjadi "mood"nya
110
sedang enak maka kata-kata rayuan lah yang akan keluar seperti diatas sedangkan jika suasana hatinya sedang jelek biasanya Rian juga akan marah dengan mengatakan bahwa Wita adalah wanita pencemburu sehingga mereka berdua jadi ribut. Jika hal ini terjadi biasanya keadaan ini akan berlangsung selama 3 hari sampai seminggu. " biasanya perasaanku tuh kalau lagi cemburu ya .. marah, kecewa, sedih dan nyesel, kenapa aku mau pacaran sama dia padahal aku tahu sifatnya kayak gitu"
Setelah berpacaran selama 2 tahun, pada tahun 2003 Rian melamar Wita. Pada saat itu Rian telah bekerja di sebuah caf8 di Kemang dan ada salah seorang teman wanitanya yang bersikap manja jadi kalau bercanda selalu pegang-pegang, hal ini tentu saja membuat Wita menjadi cemburu dan setelah melihat perilaku teman kerjanya tersebut yang dilakukan Wita biasanya memelototi Rian sambil mengatakan" oh ... begitu. Ya ... udah nggak deh" jawab Rian setelah itu Wita pun menjadi diam, apapun yang ditanyakan Rian tidak dijawab atau dijawab dengan jawaban yang 'pedas' melihat perilaku Wita yang seperti ini Rian menyimpulkan bahwa mereka sedang ada masalah. Walaupun begitu biasanya Wita lah yang menegor Rian terlebih dahulu karena untuk menahan tidak berbicara, Rian lebih kuat dari pada Wita.
111
Pernah juga di masa-masa persiapan pernikahan perilaku Rian berubah. Saal itu Wita menjadi bimbang apakah pernikahan mereka tetap berlangsung atau batal sebab pada saat itu Rian dicari kemana-mana tidak ketemu, di telepon ke rumahnya, ke rumah teman-temannya semuanya tidak tahu dimana keberadaan Rian. Sempat kepikiran bahwa Rian balik dengan mantan pacarnya tersebut dan datang ke rumah juga dengan tampang yang tidak ramah. lbu Wita sendiri melihat perilaku Rian yang seperti itu menjadi marah dan berniat membatalkan pernikahan mereka berdua. Melihat perubahan yang sangat drastis ini Wita akhirnya datang ke saudaranya yang orang 'pintar' dan kata saudaranya tersebut, Rian sedang teringat dengan mantannya mendengar hal tersebut Wita menjadi sedih dan kecewa bahkan Wita sering kali menangis "kok temen gue tega banget ama gue, mungkin
dianya mo bales dendam kali sekarang" kemudian saudaranya itu mengatakan kalau saat ini Rian sedang bimbang tapi Rian dan Wita adalah jodoh, mendengar kata bahwa mereka jodoh sudah merupakan penenang bagi hati Wita saat itu dan berusaha untuk pasrah mengenai hal ini.
Maret tanggal 2 tahun 2003 Wita dan Rian menikah. Pada saat resepsi hadir juga mantan pacar Rian yang lain dan mereka berdua sempat cium pipi kanan dan cium pipi kiri dihadapannya. Kejadian ini membuat Wita marah, dan kesal dengan apa yang dilakukan Rian ditambah lagi sebagai pengantin pria ia jarang sekali duduk di samping Wita dan lebih sering duduk bersama
112
teman-temannya di kursi tamu apalagi pada saat itu mantan-mantan pacarnya juga datang.
Setelah menikah mereka tinggal di sebuah rumah yang terpisah dari orangtua mereka dengan 3 ruangan yang pertama ruang tamu, yang kedua kamar tidur dan yang ketiga dapur bangunan ini seperti rumah kos-kosan karena pada awalnya memang dipergunakan untuk itu.
Pada saaat ulang tahun adiknya Wita, ia pergi ke rumah orang tuanya sedangkan Rian berjanji akan menjemput di malam harinya ' pokoknya sebelum Rian datang ia tidak bisa tidur' di telepon ke HP-nya dimatikan sehingga tidak bisa dihubungi dan di telepon di rumah orang tuanya ternyata Rian tidak ada di sana kemudian Wita menelepon teman-teman Rian dan ada salah satu dari mereka mengatakan kalau Rian pergi ke Parung untuk menghadiri ulang tahun temannya yang Wita ingat saat itu juga bertepatan dengan ulang tahun mantannya Rian, mengingat ha! tersebut Wita menjadi marah, kesal dan benci. Saat Rian pulang Wita langsung menanyakan keterlambatan Rian untuk menjemput Wita dan Rian menjelaskan kalau ia baru saja bertengkar dengan pemilik cafe tempatnya bekerja "bohong bangetkan barusan aku telepon ke temannya, temannya bilang dia ke parung" ucap Wita dengan nada kesal. Karena menunggu pulangnya Rian
Wita sampai tidak tidur hingga pagi datang.
I J3
Adapun cara Wita untuk meredakan kecemburuan yang ia rasakan, Wita hanya bisa pasrah dan menganggap hal ini sebagai cobaan hidup berumah tangga. Sedangkan Rian tidak berusaha apapun untuk meredakan perasaan Wita yang ia lakukan biasanya balik marah-marah yang akhirnya menyebabkan mereka berdua bertengkar dan hubungan yang ada pun menjadi renggang karena komunikasi antar keduanya berkurang hingga akhirnya yang membuat mereka pulih adalah waktu dan biasanya Wita yang memulai untuk mengajak Rian berbicara karena untuk masalah cuek-cuekan Rian bisa bertahan dalam waktu yang lama sedangkan Wita sebaliknya.
Saat Wita keluar kola untuk nyanyi Wita merasa Rian berubah bahkan saat di telepon Rian mengaku tidak kangen sama sekali bahkan Rian sempat mengucapkan bahawa ia benci melihat Wita dan berharap Wita pergi lagi setelah Wita selidiki ternyata teman kerja wanitanya memberi informasi kalau Rian berhubungan lagi dengan mantannya bahkan sempat jalan berdua. Yang bisa Wita lakukan saat itu hanya menangis sebab kalau Wita menanyakan hal ini pada Rian ia-nya akan marah besar dan Wita tidak ingin bertengkar saat itu. Akhirnya Wita minta tolong kepada kakak iparnya untuk menelepon mantannya dan mantan tersebut mengiyakan kalau mereka masih komunikasi karena Rian mendekatinya lagi dan bercerita tentang rumah tangga mereka, mendengar hal tersebut Wita menjadi kesal karena menurutnya permasalahan rumah tangga hanya patut diketahui oleh mereka
I 14
berdua apalagi Rian cerita pada mantan yang menurut Wita sangat membencinya merupakan hal yang sangat tidak pantas. Cara lain yang Wita lakukan untuk meyakinkan dirinya mengenai perubahan Rian adalah dengan pergi ke kiai dan di iyakan kalau ada gangguan dari mantan tersebut dan disarankan untuk Wita agar shalat tahajud dan menganggap bahwa ini adalah ujian dari A!!ah, setelah me!akukan shalat tahajud dan menganggap bahwa ini adalah ujian dari Allah hati wita menjadi tenang kembali. Teman-teman Rian sering sekali main ke rumah mereka bahkan Wita merasa Rian lebih peduli dengan mereka ketimbang dirinyadan jika ada hal yang Wita tidak sukai dari temannya Rian yang selalu Rian bela adalah temannya jika sudah begini ujung-ujungnya Wita dan Rian bertengkar tapi yang biasanya mengalah adalah Wita selain itu Wita merasa teman-teman Rian selalu menutupi kelakuan Rian yang menyebabkan Wita sedikit tidak suka terhadap mereka, tapi saat ini Wita berusaha untuk berdamai dengan temantemannya Rian hingga tidak perlu ada pertengkaran lagi.
Analisis Kasus Wita
Pada masa pacaran banyak hal yang dipersepsikan sebagai ancaman bagi Wita karena cinta yang dirasakan adalah cinta yang mendalam pada pasangan, dependency, serta memiliki self-esteem yang rendah dan insecure karena ia tahu bagaimana sifat asli pasangannya. Pada masa ini yang Wita
115
anggap sebagai ancaman adalah saat Rian berbicara mesra kepada wanita lain di telepon serta menatap dan melirik wanita lain. Ancaman yang datang dianggap cukup berarti bagi Wita serta merupakan ancaman yang bersifat seksual.
Pada tahap kedua, Wita langsung mengambil kesimpulan bahwa Rian tertarik dengan wanita lain (catastrophic thinking) dan reaksi emosional yang dirasakan adalah marah, kecewa dan sedih dan untuk menunjukkan apa yang ia rasakan saat itu Wita akan berkata sambil marah-marah melihat sikap Rian yang seperti itu (agresi aktif- verbal-langsung) atau diam dan menangis (agresi pasif-verbal-langsung) perilaku ini menunjukkan bahwa tujuan wita adalah untuk mempertahankan harga dirinya. Mendengar perkataan Wita yang marah, Rian pun terkadang menjadi marah juga hingga terjadi pertengkaran yang berlangsung selama 3-7 hari (hubungan menjadi renggang) atau jika perasaan Rian sedang baik maka reaksi Rian adalah merayu Wita agar tidak marah.
Pada masa lamaran pun Wita tetap merasa tidak aman (insecure) karena itu banyak hal juga yang membuat Wita mempersepsikan ancaman yaitu teman kerja Rian yang wanita dan bersikap manja, perubahan tingkah laku yang diduga karena mantan pacar. Melihat hal tersebut Wita pun langsung juga mengambil kesimpulan bahwa Rian akan berpaling. Perasaannya saat itu
116
adalah sedih, kecewa, dan marah. Adapun perilaku yang ditampakkan adalah diam (agresi pasif-verbal-langsung), marah-marah (agresi aktif-verballangsung) dan sempat pula berniat untuk membatalkan pernikahan. Melihat perilaku yang ditampakkan jelas sekali bahwa perilaku tersebut bertujuan untuk mempertahankan harga diri tapi sikap pasrah Wita dan menganggap bahwa ini adalah cobaan merupakan strstegi coping berupa self- reliance.
Perasaan ketidakamanan (insecure) \Nita berlanjut hingga setelah menikah. Hal-hal yang dipersepsikan sebagai ancaman adalah: teman-teman Rian yang lebih diperhatikan dibanding dirinya (ancaman emosional), mantan pacar yang datang pada saat resepsi, juga saat Rian sulit untuk dihubungi, telat menjemput dan perubahan tingkah laku karena mantan pacar (ancaman sexual). Tahapan kedua dilaluinya dengan langsung mengambil kesimpulan (catastrophic thinking). Dan reaksi emosional Wita adalah marah, kesal dan benci jika hal ini ia rasakan maka ia akan bertanya dan berkata sambil marah-marah dan direspon dengan kemarahan pula oleh Rian hingga hubungan mereka pun menjadi renggang. Sedangkan untuk menenangkan perasaannya Wita melakukan self- reliance dengan shalat tahajud serta menganggap bahwa perilaku suaminya dan kecemburuan yang ia rasakan serta godaan yang datang dari wanita lain atau sahabatnya merupakan cobaan bagi dirinya, setelah itu barulah ketenangan pun meliputi hatinya. Lihat label 4.8
117
No
i I Primarv Annraisal:
TABEL4.8 ITEM CEMBURU
!
1. <,_,<
' Kualitas hubungan:a. D~edency b. Insecure I I I Tipe hubungan: a. Cinta I 12 I b.Teman i I Ancaman: a. Berat 1 u b. Rinaan i i 1.4 I Tip~__ancaman: a. Emasianal b Sexual : 2. l Secondary Appraisal: a.Rasional b.Catastrophic I Reaksi emosional: a.Marah 3. I b. Benci c.Takut kehilanaan d. Sakit hati e. Khawatir f. Kesa! I i a. Kecewa i h. Sedih i. Curiaa : !! 4. !. C.2Jlina:a.mempertahankan Hubunaan I b. memoertahankan Self- esteem : 4.1 ~ategi coping: a. Self Reliance b. Selective Ignore i c. Self-Bosterina 5. 1 Perilaku agresi:a. Aktif-Verbal-Langsung b.Aktif-Verbal-tak langsung c. Pasif-Verbal-Lanasuna d.Pasif-Verbal-tak lanasuna e. Aktif-Fisik-Lanasuna I i. Aktif-Fisik-tak langsung . Pasif-Fisik-Lan sun I h. Pasif-Fisik-tak langsung 6. Hasil co ing thd hubungan: a. Baik b. Tidak baik 7. Jenis Cemburu: - \'lhite:a. Chronic b.Relationshi Buunk a. Actual ----·---b. Antici ated - Brehm: a. Natural occur b. Induced
I
r
I
I I A
WITA B
I x i x I x I x I
I x
'
I
I
I
I
I
I
x
x x
c x x x x
x x x x
I I
x
x i
x x x
x x x x x
'
I !
I
x
I
x x
x x
I I
I
I
I
x x
x
x x
i
I i
I !
I
x : x '' x I x I' x ' I
I
I
'
'
I I
I
x x x x
x~
x x x
x x x-,
118
Kasus 6 (Rian)
Wawancara di rumah subjek tanggal 21 desember 2003. Rian pemuda belawi yang saat ini menginjak usia 25 tahun dalah laki-laki yang dibilang cukup tampan karena memiliki hidung yang mancung, a!is agak lebal dan mata yang sedikit lebar serta kulit sawo matang tetapi memiliki badan yang kurus. Dengan janggut yang sedikit layaknya pemuda jaman sekarang yang senang memelihara janggut. Anak ke 1O dari 14 bersaudara ini termasuk laki-laki yang sangal berani mengambil keputusan untuk menikah diusianya yang masih sangat belia dan pegangan hidup yang pas-pasan karena tamatan SMIP ini termasuk orang yang bosan dan lidak lahan di satu tempat untuk bekerja begitu pula dengan wanita karenanya ia suka sekali bergonta-ganti pacar jika dihitung sudah 30 lebih ia berpacaran dan yang paling lama adalah 3 tahun.
Awai perkenalan Rian dengan Wila itu melalui pacar Rian yang bernama Ila yang juga sahabat dari Wila. Masa pacaran Rian dengan Ila terbilang cukup lama yaitu 3 lahun adapun penyebab putusnya hubungan mereka adalah saat Rian mengetahui kalau lta ternyata telah menduakannya, yang Rian rasakan saat itu adalah cemburu, ia marah dan kecewa atas perlakuan Ila tapi ia menganggap bahwa ini adalah karma yang Allah beri, dan juga karena lta adalah siswi SMU yang masih suka melihat kepada laki-laki lain.
119
Rian mengaku bahwa ia baru mengadakan komunikasi dengan Wita setelah ia dan lta putus dan komunikasi yang Rian lakukan itu untuk mengorek keterangan tentang lta dari wanita yang sekarang menjadi istrinya tapi ternyata hati Rian perasaan suka telah meliputi hati Rian seiring dengan kebersamaan antara keduanya. Se!ama 3 bulan Rian melakukan pendekatan, dan merasa lebih dekat dengan Wita saat manggung dan Rian sempat nganter dan 'nyawer' pada saat itu. Pada bulan Maret tahun 2002 Rian menyatakan perasaan cintanya kepada Wita dan langsung diterima karena sebelumnya sudah melakukan pendekatan.
Pertimbangan Rian pada awalnya untuk berpacaran dengan Wita karena Rian suka sekali dengan kehidupan malam dan saat melihat Wita sebagai seorang penyanyi dan hidup dalam dunia hiburan yang selalu pulang malam begitu juga dengan dirinya, maka Rian merasa cocok dan serius untuk berhubungan sampai ke masa depan. Saat ditanya apakah ia pernah merasakan kecemburuan pada Wita ia menjawab tidak pernah karena ia mengerti sekali bagaimana kehidupan malam dan ini bukan pertama kalinya ia berpacaran dengan penyanyi atau wanita yang bergelut di dunia hiburan dan ia merasa terbiasa akan hal ini lagi pula ia juga merasakan tidak enaknya dicemburuin oleh pacar sendiri selain itu ia percaya sekali dengan Wita karena menurut pendapatnya untuk apa berpacaran kalau tidak ada kepercayaan. Pernah juga ada suatu pengalaman mengenai cemburu yang ia
120
rasakan terhadap pacarnya yang lain (bukan Wita), suatu malam Rian datang ke rumah pacarnya dan ia menemukan pacarnya sedang bersama laki-laki lain yang dikenal teman dekatnya karena saat itu Rian dibakar oleh api kecemburuan yang menyebabkan perasan marah, kesal, kecewa serta benci meliputi hatinya terhadap laki-laki tersebut dan pacarnya, tidak dapat ia tahan akhirnya ia memukul laki-laki tersebut dan terjadilah adu fisik antara keduanyan hingga orang tua dari si wanita keluar untuk melerai keduanya, setelah adu fisik tersebut Rian merasa lega dan puas dan segala hal yang ia rasakan tadi menghilang dan setelah itu hubungan Rian dengan wanita itu menjadi putus tapi sebelum itu Rian juga sempat menyerang pacarnya tersebut dengan kata-kata yang tidak mengenakkan. Selain itu pernah juga saat ia berpacaran dengan seorang penyanyi yang dijalaninya selama 4 bulan dan saat ia melihat pacarnya bersama laki-laki lain di alas panggung membuatnya tidak dapat menahan kecemburuannya hingga tanpa sadar ia telah memukul laki-laki tersebut hingga jatuh.
Hingga saat ini Rian berusaha untuk tidak menampakkan rasa cemburunya karena ia tahu perasaan cemburunya akan merusak dan berakibat fatal. Dan prinsipnya saat ini adalah untuk apa menjalani suatu hubungan tanpa adanya landasan kepercayaan. Tapi Rian juga merasakan bahwa Wita kurang percaya terhadapnya apalagi jika hal itu berhubungan dengan Ila (mantan pacar) dan jika Rian melihat Wita dengan laki-laki lain meskipun saat ini ia
12 l
telah menikah dan akan memiliki anak Rian akan berperilaku sama yaitu akan langsung memutuskan hubungan setelah ia melakukan hal yang dapat melegakan perasaannya dan hal ini hanya akan terjadi jika ia melihatnya secara langsung bukan dari kata orang.
Pada bulan Februari 2003, Rian melamar Wita di Rumahnya, ia datang dengan dengan ayahnya untuk meminta Wita kepada orang tuanya untuk dijadikan istri selama itu tidak ada hal yang membuat Rian cemburu kondisinya saat itu Rian dan Wita memang memilliki keinginan yang sama yaitu menikah dini.
Setelah menikah pun Rian merasa bahwa ia tidak pernah cemburu pada Wita sedangkan Wita seringkali merasakan cemburu padanya karena Rian sering sekali main dan menginap di rumah temannya yang dekat dengan rumah mantan pacarnya (lta). Selain masalah cemburu Wita terhadap Rian, mereka seringkali bertengkar karena ketidakcocokan sifat, kedua-duanya keras kepala dan sulit untuk mengalah, Rian menganggap bahwa istrinya terlalu menuntut untuk selalu bersama dan keromantisan seperti berpegangan tangan, merangkul dan sebagainya sedangkan Rian menganggap hal itu biasa saja ada tempat, batas dan waktunya. Rian menginginkan dalam rumah tangganya adalah keakraban seperti sahabat bukan keromantisan karenanya teman sangat memiliki arti dalam diri Rian dan karena temannya juga lah
122
Rian terkadang bertengkar dengan istrinya, Menurut Rian Wita adalah wanita yang keras kepala dan maunya keinginannya terpenuhi sedangkan Rian adalah orang yang tidak suka diatur, ia menganggap bahwa ia adalah kepala rumah tangga yang harus di hormati oleh istri dan orang yang bertanggung jawab akan roda keluarga, Rian merasa saat pacaran maupun menikah lstrinya lah yang sangat mencintainya.
Wita menginginkan Rian untuk pergi kemana harus izin dan jika Rian pulang terlambat teman-temannya langsung di telepon, jalan keluar kemana pun harus berduaan. lni lah yang membuat Rian benci terhadap Wita karena jika diperlakukan seperti itu terus-menerus Rian akan merasa bosan apalagi ia tipe laki-laki yang bosanan dan selama ini ia menahan perasaan ini tapi bukan berarti ia tidak sayang dan cinta kepada Wita ia hanya merasa benci dengan sikap Wita yang seperti itu.sehingga seringka!i ia merokok dan keluar jalan bersama temannya untuk menghilangkan perasaan negatif tersebut
Cemburu Wita dianggapnya sudah sangat sering dan karena satu wanita yaitu lta dan Rian merasa kalau ia tidak melakukan seperti apa yang disangkakan Wita terhadapnya, Karena sudah jenuh dan bosan dengan tuduhan yang itu-itu terus akhirnya Rian menelepon lta dan menceritakan masalah rumah tangganya terhadap lta menurutnya "daripada dituduh nge!akuin apa yang tidak gue lakuin ya._ udah mending gue berhubungan /agi
_.) J ')"
aja sama !ta dan ini hanya omongan aja, gue cuma sempet curhat aja sama !ta lewat telepon" dan Rian merasa lelah untuk menghadapi pertanyaanpertanyaan Wita sehingga biasanya berujung juga dengan pertengkaran antara keduanya.
"selain gue tahu ka/o kecemburuan gue akan merugikan orang dan gue sendiri gue ngerasain nggak enaknya dicemburui, makanya gue nggak gampang cemburu".
Dan saat ini Rian dan Wita tengah menunggu anak pertama mereka lahir kemungkinan bulan Maret nanti bayi mereka akan lahir meskipun begitu dengan usia yng sangat muda dan didukung dengan penampilan yang masih seperti ianak muda, Rian merasa bahwa masih banyak wanita yang tertarik pada dirinya.
Analisis Kasus Rian
Selama berpacaran dengan Wita, Rian mengaku bahwa ia tidak pernah merasakan cemburu terhadap Wita karena ia merasakan besarnya cinta Wita terhadap dirinya. Meskipun hubungan ini berarti (dependency) tapi ia merasa aman (secure) hingga tidak ada satu hal pun yang dipersepsikan sebagai ancaman dalam hubungan romantisnya dengan Wita, selain itu pertimbangannya yang lain adalah karena jika ia merasakan kecemburuan maka perilaku yang akan ia timbulkan itu bersifat merusak dan merugikan
124
baik bagi dirinya maupun orang lain dan ia juga mengerti bahwa dicemburui itu sangat tidak menyenangkan. Karena ini ia memutuskan untuk tidak mudah cemburu.
Akan tetapi saat ia berpacaran dengan wanita lain dari banyaknya wanita yang pernah ia pacari selain Wita, ia pernah cemburu karena ia melihat kekasihnya dengan laki-laki lain di hadapannya (ancaman seksual ). Saat melihat tersebut ia langsung mengambil kesimpulan bahwa pacarnya selingkuh dengan laki-laki tersebut. Yang dirasakannya saat itu adalah marah, kesal, kecewa dan benci. Dan perilaku yang ditunjukkannya adalah dengan memukul laki-laki tersebut (agresi aktif-fisik-langsung) dan terhadap wanita, ia hanya menyerang melalui kata-kata yang tidak menyenangkan (agresi aktif-verbal- langsung). setelah ini ia akan merasa lega. Melihat perilaku ini pastinya coping yang dilakukan hanya untuk mempertahankan harga dirinya (self-esteem) karena setelah kejadian ini ia pasti akan memutuskan hubungannya.
Pada masa lamaran dan pernikahan Rian pun tidak merasakan kecemburuan pada Wita karena rasa cinta wita yang dirasakan sangat besar terhadapnya hingga ia merasakan hubungannya aman (secure) dan dengan pertimbangan kontrol emosi yang sangat jelek saat ia cemburu akan berprilaku yang merugikan. Lihat tabel 4.9
125
TABEL4.9 ITEM CEMBURU
No
.
x x x x x
1.
Iu I j
12
,
i
b. Insecure
I Tipe hubungan: a. Cinta ,
b. Teman
-r:l' Ancaman: a. Bera!
b. Ringan : 1.4
RIAN
~·-B--C-
x
i Tipe ancaman: a. Emosional
· b. Sexual : Secondary Appraisal: a.Rasional b.Catastrophic x ' x i Reaksi emosional: a.Marah x b. Benci c.Takut kehilangan d. Saki! hati _,-----·-~e'c.K~h~a~w=ati=·r_ _ _ __ i x f. Kesal x g. Kecewa h. Sedih i. Curi a t-C_o~i_ng.~:a~.m_em~p~e_rt_ah_a_n_ka_n_H_u_b_u~ng~a_n_________+---+----+--__, b. mem ertahankan Self· esteem --"·-~··-···~·--
2 : 0
v:
x
I 4.1 b. Selective I nore c. Self·Bostering
I [5 ! I
\r~P~er~ila=k~u_a~gr_e~si_:~a_.A 7k~ti7~~Ve=r~ba=l·~L7an~gcs=un~g,___ _·----~'-X~~-+--ri_ _ _ _ _=b.~A~kti~·~~Ve~r=ba=l·~ta~k~la~ng~s~u~ng,___ _ _ _ _c_--1-! c. Pasif·Verbal-Langsun 1[_ _ _ _
x e. Aktif·Fisik·Langsung f. Aktif·Fisik·tak langsung L______-,~g~.P~a~s~i~~F1='si~~~L=an~g~s=un~g,___ _ _ _ _-+------+-h. Pasif·Fisik·tak langsung~-----+-----t-'i 6. \ Hasil coping thd hubungan: a. Baik 1· \ \' I i b. Tidak balk x I : 11-.--+.l-J"C"e~ni-s-ce-m"""b-ur-u:..,·w"'"'hccit-e:-a.~c"'"h~ro~ni=c~=------+~ b.Relationship ; X . I
11
1·
- Buun--k-a.-A~ct~ua~I~~------,__x~---+I b. Induced
_t_• (
126
Analisis Kasus Pasangan 3
Pada pasangan ini Wita mengalami kecemburuan serta mempersepsikan adanya ancaman mulai dari masa pacaran, lamaran hingga setelah menikah. Adapun penyebabnya karena ia sangat mencintai pasangannya, dependency, memiliki self-esteem yang rendah serta latar belakang pasangan yang membuatnya merasa tidak aman akan hubungannya. Sedangkan Rian karena ia tahu bahwa kecemburuannya berdampak buruk dan merugikan ia tidak mengalami cemburu selama berpacaran dengan Wita, tetapi ia mengalaminya sebelum berpacaran dengan Wita dan saat itu ia sedang berpacaran dengan wanita lain.
Pada tahap kedua, baik Rian maupun Wita saat ia mengalami cemburu, keduanya melakukan catastrophic thinking. Pengekspresian dalam kecemburuan sedikit berbeda karena Rian lebih memilih untuk mengekspresikan dengan bentrokan fisik dengan laki-laki yang dianggap ancaman. Dan jelas sekali perilakunya ini adalah untuk mempertahankan harga dirinya. Sedangkan pengekspresian Wita saat cemburu juga dengan bentuk agresi yang bersifat verbal baik aktif maupun pasif yang bersifat langsung.dan ini dilakukan juga untuk mempertahankan harga dirinya dan untuk menanggulangi perasaan cemburu ia melakukan self- reliance dengan menganggap bahwa ini adalah cobaan bagi dirinya.
127
Jika ancaman dari kecemburuan Rian bersifat seksual, maka Wita adalah keduanya yaitu ancaman seksual dan emosinal. Lihatlah tabel 4.10
No i'
I I 11 I Primary Appraisal:
TABEL 4.10 lPASANGAN 31 ITEM CEMBURU A
x x x
i 11 ! Kualitas hubunqan:a. Depedency
WITA B I
RIAN B I
c A I x I x x I x ! x ' x i X I x i x .! x I x ' x I
c
I I
I
! b. Insecure x i 1.2 ! Tipe hubungan: a. Cinta ' L I b. Teman i 1.3 Ancaman: a. Ber?.L ..-----------+-'-'X-+-'-'x.-+--"X'--"--'X'-'----b. Rin an x x ' 1.4 Ti e ancaman: a. Emosional I · b. Sexual I Secondary Appraisal: a.Rasional I bC atastroohic x ' x I x i x I i i ' I i 13 I I x I I I . I Reaksi emosional: a.Marah l b. Benci x x ' ' '' ' I I l c.Takut kehilangan i I i I I ' d. Sakit hati I I i I ' e. Khawa1ir x x f. Kesal g. Kecewa x x x i x x h. Sedih -----1 i x ! i i ! ! i ~ i.Curiaa I 4. LCoping:a.memoertahankan Hubunaan x I ' i : b. memoertahankan Self- esteem x x x x I' 'i I x x I I 4.1 I Strategi copina: a. Self Reliance . I i L b. Selective lqnore : . ' : I c. Self-Bostering ! I I ! x x x x I i' 5. I Penlaku a resi: a. Aktif-Verbal-Lan sun I b.Aktif-Verbal-tak langsung I x x I ···-- ______ c. Pasif-Verbal-Langsung,_ __ i d.Pasif-Verbal-tak langsung I ' 'i : x ' e. Aktif-Fisik-Laccn_o"'s'"'u""'no,___ _ _ _-+--+---'-·-' I 1 I f. Aktif-Fisik-tak lanasuna ! ~ ' ' ! ! . a. Pasif-Fisik-Langsuna I j____.. h. Pasif-Fisik-tak langsung , 6. ! Hasil coping thd hubungan: a. Baik ' x i x I x ' x i I ! b. Tidak baik Chronic I -·!' I Jenis cemburu:- V\fhite:a.b.Relationshio x I x -~ X I x i I - Buunk a. Actual x x x x I I I I ! b. Anticioated I I - Brehm: a. Natural occur x x x x I I I I ! b. Induced I ' '
I
I I
x
x
x
.,
--i----~--
l__ f7.
I
---
l:Z8
Analisa Antar Pasangan
Setelah satu persatu dari setiap kasus dianalisa maka peneliti telah menemukan persamaan yang umum yang dirasakan oleh laki-laki dan wanita dalam merasakan, mengekspresikan serta alasan kecemburuan yang mereka rasakan dalam 3 kurun waktu yaitu masa pacaran, lamaran dan menikah.
Dari 3 orang wanita 2 diantara mereka tidak merasakan kecemburuan saat berpacaran , setelah dianalisa hal ini dikarenakan saat berpacaran wanitawanita tersebut tidak telalu mencintai pasangan mereka, dan kurang mengaggap bahwa hubungannya berarti (dependency) serta menganggap bahwa llubungan mereka aman (secure) karena cinta pasangan terhadap mereka sangatlah besar juga menjadi alasan lain untuk tidak cemburu. sedangkan tidak adanya kecemburuan pada masa lamaran dikarenakan kesibukan untuk mempersiapkan pernikahan serta kepercayaan mereka akan kesetiaan pasangannya.
Setelah menikah justru perasaan cinta mereka bertambah sampai menyamai bahkan melebihi yang suami mereka rasakan, self-esteem menjadi rendah serta menganggap bahwa hubungan mereka sangat berarti (dependency) hingga kecemburuan pun terjadi pada masa ini yang disebabkan oleh hal-hal yang berbeda dan diekspresikan pula dengan bentuk yang berbeda pula
129
namun bentuk pengekspresian kecemburuan mereka juga berbentuk agresi baik secara fisik, verbal, langsung, tak langsung, aktif rnaupun pasif untuk lebih jelasnya lihat di tabel kecemburuan antar pasangan 4.11.
Sedangkan untuk subjek ke 5 setiap masa ia merasakan kecemburuan karena rasa cintanya yang berlebih pada pasangan, dependency, selfesteem yang rendah dan juga karena ia mengetahui sisi buruk dari pasangan yang suka bosan dan sering bergonta-ganti pasangan membuatnya khawatir, merasa tidak aman (insecure) hingga kecemburuan pun sering di alaminya. Pengekspresian cemburunya juga berbentuk agresi aktif verbal dan langsung yang membuat ia dan pasangannya bertengkar dan kadang juga pasif verbal (lihat label).
Saat mengalami kecemburuan semuanya melakukan coping hanya saja yang menggunakan strategi coping yang sesuai dengan teori hanya subjek 1 (Ira) dengan selective ignore dan subjek 5 (Wita) dengan self- reliance. Sedangkan untuk subjek ke 3 (Rosi) rasa cemburunya telah dipadamkan oleh kata-kata yang diucapkan Dani.
Sedangkan untuk 3 subjek yang laki-laki kebanyakan dari mereka mengalami kecemburuan pada masa pacaran karena pada masa ini rasa cinta mereka pada pasangan me!ebihi rasa cinta pasangan mereka dan dependency,
130
selain itu ketidak amanan (insecure) akan hubungan yang mengakibatkan mereka cemburu. Alasan yang berbeda dan pengekspresian yang berbeda pun terjadi pada laki-laki ini dan bentuk agresi fisik dan verbal aktif dan langsung pun tampak pada pengekspresiannya, tetapi salah satu dari mereka ada juga yang mengekspresikannya tidak dalam bentuk agresi tapi asertif
Coping dilakukan dengan berbagai cara dan tujuan. Kebanyakan laki-laki bertujuan untuk mempertahankan harga diri sedangkan yang perempuan jika ancaman dianggap besar, bertujuan mempertahankan harga diri sedangkan jika ancaman bersifat ringan untuk mempertahankan hubungan hanya pada Dani yang melakukannya untuk mempertahankan harga diri dan hubungan.
Untuk masa lamaran mereka disibukkan dengan persiapan pernikahan hingga tidak ada kecemburuan pun yang dirasakan akan tetapi setelah menikah kecemburuan yang mereka rasakan justru sebaliknya yaitu berkurang hanya sedikit kejadian bahkan tidak ada sama sekali kecemburuan yang mereka rasakan karena mereka yakin akan rasa cinta pasangan mereka yang berlebih dan juga rasa kepercayaan mereka terhadap istri mereka hingga tidak lagi merasakan ketidakamanan yang membuat cemburu tapi justru keamananlah yang saat ini dirasakan bahwa istrinya tidak akan berselingkuh atau pergi dengan laki-laki lain. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.
'~
TAB EL 4.11 ANTAR. PASANGAN
-- No
-----
ITEM CEMBURU
-~-°-
---------
i-'r1ma.ry Appra1sa1 r,ua11i:as nuo1Jngan:a.. uepeaency
L. J_,J_
o. insecure 11pe nuoungan: a. L in-i.:a u. 1 eman Ancaman: a. ciera1.. o. K1ngan 11pe ancaman: a. <;.111os1ona1 o • .:.exua1 .:.econoary Appra1sa1: a.Kas1ona1
""
J_.'
J_ • •
" '.
x A
n, ~ea1n 1, 1._ur1ga
o,
'. -
::.e 11 -tlo$ter1ng i-'er 1 , ""'u agres i: ,..,..,._, T-veroa 1-Langsung '"'"'-' ,-veroar-t:aK rangsung t>asi f:"V'~angsung a. Pas1f-l;'er6al:::cak1anqsung e. AK'Ei r-Fi s-l 1<.-Langsung f_ AR'E1f-t=1sfk1 angsung g. Pas1 f-FlS'"11i-Langsung n. P.:i.si f-F1 s1k-tak I angsung -- nas11 coping t:f!Cf"li"u6ungan: a~K o. !1aak 6a1k Jeni s cem1:1un..:: 11.;-e:a • ._. r<)ri1c b. Re J ,ffions hip
-
Ac:ro:iar----
--0:-At'ifie'iPaWO-- D"renn: a:-!il.itur·al occur o . -1:·~ du~d -------
x x x
x x
x
-
x
-
x
x
x x x
- x
x
Y.
x
-
- 8uunK a.
x
x
x
x
c. a. o. c.
--
x
x
1..op1ng: a.memperi::anan1<.an nuouni;ian o. memper ..anan1<.an .:.e 11- est:eem ~~rai.eg1 coping: a. ;;ie;11 ,..e11ance o. ::.e1eci..1ve .i.gneore
-
~
z
x
l\esa1
g. r..ecewa
'.
x
A
x x
e. R:Fiawat1 r
'·"
---
x
x
cienc1
c., q,.,u.._ Ken1 1angan a. Sa.Kl"C nal.:1
..
x
x x
x
x
-
x
x
x
x
-
.
--
x
x
x
x
z x x x x
x x
A
x
x
x
x -
z
x x
x
x
x
x
~-
··----
x
x x
x
x
x
x
--f-----
Y.
c-- x -
--x·- --
,_
__
f-----
-'------ --- ·--- --
-- r.
x x
R
x x
>---r--
x
x
x
x
-
X
x
x x
x
x
x
-
x
x --·
x
x
x
k
x
x
z
x
-f-x
J(-- ~~I , - -
x
-
x
G
w
x
x
-~-
'
A
x
x x
x
-
x x
A
x
x
---,--
--
-
---x --f-----x ·-- ---r-- ----- h x -- ---
xx---x
x
--
--
x __
-,x
--
x-- ---
x
w
PASANGAN 3 A -- w B R R --
x
--- '---:<"
x
x x
-
r<.ea ....s1 emos1ona1: a,1.,Ma11
1.
x
x
I
---,----r -
~-
-
u.1..a:La:; 1..ropr11 c
u.
-----
-
PASANGAN 1 PASANGAN2 ------------c B 8 A c A -----I A I A R D R D I A A xx -- x --- x -- ---xx x x x xx x ---- -x----x·- --if x x ----- f-·
I
x
:f-= hx
x
-
x
x x
x
x
x
x
"
"
x
x
x
BABV KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Setelah hasil wawancara dianalisis persubjek, kemudian perpasangan, dan antar pasangan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mengalami kecemburuan yang dibagi menjadi 3 masa yaitu masa pacaran, lamaran dan pernikahan juga setelahnya. Terlihat sekali bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan masa dalam mengalaminya dan ha! ini terjadi dengan faktor pemicu yang berbeda-beda. Jika laki-laki lebih banyak mengalaminya saat hubungan mereka pada masa pacaran sedangkan perempuan lebih banyak mengalaminya pada saat hubungan mereka telah diresmikan dalam lembaga pernikahan, kecuali pada subjek 5 yang merasakan kecemburuan pada semua masa karena ketidakamanan yang dilatar belakangi dengan sifat dan masa lalu pasangan, kemudian
dependency serta rasa cinta yang dalam dan self-esteem yang rendah telah membuatnya menduga dan merasakan adanya ancaman terhadap hubungannya dengan pasangannya.
133
Adapun faktor yang mempengaruhi munculnya kecemburuan pada setiap orang adalah rasa cinta yang dalam terhadap pasangan, dependency, insecurity serta self-esteem yang rendah. Sedangkan pemicu kecemburuan
sangat beragam pada tiap orang. Pada sebagian besar pasangan mantan pacar serta pria lain atau wanita lain yang berada disekitar pasangan dapat memicu kecemburuan.
Dan dalam mengekspresikannya baik laki-laki maupun perempuan akan menunjukkan perilaku agresi dengan bentuk yang tidak jauh berbeda. Jika laki-laki bentuk agresinya lebih kepada agresi aktif- fisik-langsung yang ditujukan kepada orang ketiga , tapi tidak menafikan pula ia menampakkan bentuk agresi yang lain yaitu agresi pasif- verbal langsung dan agresi pasiffisik- tak langsung.
Sedangkan bentuk agresi pada wanita terdapat berbagai macam bentuk yaitu agresi aktif, maupun pasif, fisik maupun verbal, langsung maupun tak langsung. hanya saja bentuk agresi aktif-fisik langsung yang dilakukan oleh wanita tidak kepada orang ketiga hanya kepada dirinya atau pasangannya.
Pada tahapan kedua (secondary appraisal) baik laki-laki maupun perempuan melakukan catastrophic thinking kecuali Dani yang melakukan rasional
134
thinking . dan coping dilakukan dengan setiap subjek dengan cara dan strategi yang berbeda- beda.
B.
Diskusi
Buss (2002) mengatakan bahwa laki-laki cenderung mengalami kecemburuan sexual sedangkan perempuan kepada kecemburuan emosional. Sedangkan dari hasil wawancara yang dilakukan jelas sekali bahwa perempuan juga mengalami kecemburuan seksual tidak berbeda dengan laki-laki. Hasil penelitian ini didukung oleh Christine Harris (seperti yang dikutip oleh Davies, 2003) yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pemicu cemburu tersebut.
Hal yang diungkapkan oleh Claton dan Smith (seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992) yang menyatakan bahwa saat mengalami cemburu, laki-laki cenderung menyangkal sedangkan perempuan cenderung mengakui juga dialami oleh peneliti karena itu agak sulit untuk mengungkap kecemburuan yang dialami laki-laki.
135
Dari hasil penelitian yang ada juga telah jelas bahwa antara lak-laki dan perempuan berbeda dalam mengatasi cemburu. Yaitu jika laki-laki cenderung kepada mempertahankan harga dirinya, sedangkan perempuan kepada mempertahankan hubungan. Seperti yang diungkapkan oleh Brehm (1992).
Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bryson (seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992) juga bahwa dalam melakukan coping manusia memiliki 2 tujuan utama yaitu mempertahankan harga diri atau mempertahankan hubungan bahkan untuk mempertahankan keduanya. Dan hal ini juga !ah yang terjadi pada tiga pasangan tersebut dengan salah satu strategi yang disebutkan.
Jika dalam penelitian disebutkan bahwa laki-laki lebih banyak melakukan agresi disbanding perempuan. Akan tetapi dalam kasus ini ketiga perempuan yang diwawancarai memperlihatkan perilaku agresi yang lebih banyak dibandingkan laki-laki karena menurut Storr (1968) perempuan dapat berprilaku agresi seperti laki-laki ketika ada ancaman terutama ancaman ditujukan kepada anaknya. Dan wanita yang tidak bergantung pada laki-laki (seperti subjek ke- 5) juga dapat berperilaku agresi. Selain itu karena perempuan sulit untuk membina hubungan baru bahkan cenderung menolak dapat menjadi alasan mengapa wanita mampu berperilaku agresi untuk mempertahankan miliknya
136
C.
Saran
1. Saran Metodologis.
Penelitian ini mengambil subjek yang keduanya bekerja, disarankan bagi yang ingin meneliti ha! ini untuk memilih subjek yang memiliki karakteristik yang berbeda seperti subjek yang istrinya adalah TKI sedangkan suaminya tinggal di rumah atau subjek yang istrinya bekerja sedangkan suaminya di rumah dan sebagainya. Bagaimanakah kecemburuan yang terjadi pada pasangan tersebut .
2.
Saran Praktis
Perasaan cemburu adalah perasaan yang tidak mengenakkan baik bagi yang mengalami maupun bagi pasangan yang dicemburui karena dengan adanya kecemburuan hubungan yang ada dapat menjadi sedikit renggang bahkan menjauh walaupun setelah itu baik kembali.
Saran peneliti bagi para pasangan yang sedang menjalin hubungan hendaknya tidak memancing kecemburuan pasangan terhadap dirinya hanya untuk menguji cinta karena akibat dari cemburu bisa sangat dahsyat dan
137
merusak. Selain itu hendaknya sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan romantisme para pasangan memupuk kepercayaan terhadap pasangannya agar tidak mudah mengalami kecemburuan serta membangun komunikasi yang konstruktif hingga apapun yang dirasakan dapat diungkapkan dengan baik dan dapat diterima dengan baik pula oleh masingmasing pasangan.
/J8
Muda yang Berpacaran. Depok : Fakultas Psikologi UI
Yin, K. Robert (2002). Studi Kasus, Desain, dan Metode. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Internet Asweed, M. Umar (2002). Janganlah Mendekati Zina. Tasabeeh. com Buss, David M (2000). Reviewed by Downes Michael J. The Dangerous Pasion : Why Jealousy is a Necessary as Love or Sex. London :
Bloomsbury Publishing . http : II human - nature. Com I nibs I 02 I downes. Html. 2002 Davies, Dolores. (2003). When It Comes Jealousy. http :II www.newswise.com/articlesl2003/5/JEALOUS>UCD.html. 23 Juni2003 Dugosh, Jeremy W. (2000). On Predicting Relationship Satisfaction From Jealousy: The Moderating Effect Love.
http: II www.uioa.edu/-grppoclcriso/crisp.5.17. html. 24 Juni 2003 Park, James. (2002). Best Books On Jealousy. http ://www.tc.umn.edu/-parkx032/B-JEAL.html. 23 Juni 2003
/~
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Bandura. Albert. (1973). Agression a Social Leaming Analysis. New Jersey: Prentice - Hall Inc Baron, Robert A & Donn Bryne (1997). Social Psychology .Massachusetts: Ally & Bacon Baron, Robert A & Donn Bryne (2000). Social Psychology.
9th
Edition.
Massachusetts: Bacon Company Bastaman, Hanna Djumhana, M. Psi (1196) Meraih Kehiduan Bermakna. Jakarta : Penerbit Paramadina Berkowitz, Leonard (1995). Agresi 1 Sebab dan Akibatnya. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo Berkowitz, Leonard (1993). Agression Its Causes, Consequences. and
Control. New York : Mc Graw - Hill. Inc BP - 4. (2001) Membina Keluarga Sakinah. DK! Jakarta Brehm, S.S. (1992). Intimate Relationships 2nd. USA: Mc Graw Hill Inc Buss, Arnold A. (1973). Psychology Man Perspective. Canada : John Wiley & Sons. Inc
Buss, Arnold A. (1978). Psychology Behavior In Perspective. Canada : John
Thouchstone Book Sarwono, Sarlito Wirawan. (2002). Penganta£.Dmu1J7.Psikglogi. Jakarta: Bulan Bintang Sarwono, Sarlito Wirawan. (1997). Psikolog!SosTai·: lndividu dan Teori Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka
Storr, Anthony. (1972). Human Destructiveness. London : Sussex University Press Storr, Anthony.(1968). Human Agression. New York : The Murray Printing Company Wallis, JH. (1969). Thinking About Love. London: Routledge & Kegan Paul Limited Walker, Alisha R & Jeffry G Parker, (2001 ). Does Jealousy Matter? Interpersonal and lntrapersonal Correlates of Self and Peer Reported Friendship Jealousy. Minneapolis: Pensylvinia State.University
White, Gregory (1989). Gale Encyclopedia of Psychology. New York: Guilford Press Wilson, Margo & Daly Martin. (1995). Perspective on Male Sexual Proprietariness and Violence Against Wives. New York: Springer
Publisher Wrightsman, Lawrence S. Social Psychology. California : Brooks I Cole Publishing Company Yu!ianto, Aries (2002). Proses Cemburu dan Strategi Coping Pada lndividu
(<'.(;
Wiley & Sons Inc Deaux. Kay & Francis C. Dane & Lawrence S Wringtsman,. (1993). Social
Psychology in The90's. California : Brooks I Cole Publishing Company Farber, Leslie H. (1978). Lying, Despair, Jealousy, Envy, Sex, Suicide,
Drugs, and The Good Life. New York: Harper Colophon Books. lndragiri, reza A. Proposal S.l
Perilaku Agresif Terhadap Wasit Sepak Bola. Depok : Universitas Indonesia Moloeng, J. Lexy (1997). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda karya Myers. David G. (1998). Social Psychology. Singapore: Mc Graw Hill Book Company. Nadjati, Usman (2000). Al Quran dan I/mu Jiwa. Bandung : Penerbit Pustaka Nugraha. Natasha (1994). Faktor-Faktor Yang Menimbu/kan Cemburu Pada
Mahasiswa Mahasiswi di Jakarta : Depok : Universitas Indonesia Potegal, Michael & John F Knutson. (1994 ). The Dynamic of Agression
Biological & Social Process in Dyads & Groups. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates Publishers. Renfrew, John W. PH. D (1997). Agression and Its Causes A Biopsycho
Social Approach. New York : Oxford University Press Rubin, M. D. Theodore I. (1998). Compassion and Self Hate. New York : A
PERNYATAAN KESEDIAAN Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya dan kita selalu dalam lindungan-Nya. Teriring pula shalawat yang kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW agar syafaat beliau selalu menyertai kita umatnya.
Dalam kehidupan manusia selalu terdapat berbagai macam perasaan. baik itu perasaan yang menyenangkan ataupun yang menyakitkandan perasaan ini !ah yang mewarnai hidup manusia. Setiap manusia memiliki cinta yang ditujukan kepada orang terkasih, dalam cinta ada perasaan positif maupun negatif seperti kegembiraan, kesedihan dan cemburu. Untuk perasaan yang terakhir inilah peneliti merasa tertarik dengan bagaimana manusia mengekspresikan kecemburuan mereka terhadap pasangannya.
Untuk itu perkenankanlah, saya mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif hidayatullah meminta kesediaan saudara/ saudari untuk diwawancarai dan memberikan keterangan yang berhubungan dengan judul penelitian yaitu: "Cemburu, Agresi, dan Penanggufangannya: Studi Kasus Pada 3 Pasangan Suami fstri".
Demikianlah permohonan saya ini, saya ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT membalas kebaikan anda.
Jakarta,
September 2003
Peneliti
Halimatus sadiyah
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya: Nam a TTL Ala mat Suku Pekerjaan
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar-benarnya untuk keperluan pembuatan skripsi dengan judul: "Cemburu, Agresi, dan
Penanggulangannya: Studi Kasus Pada 3 Pasangan Suami lstri" yang disusun oleh Halimatus Sadiyah (mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Adapun data pribadi saya dan hasil wawancara merupakan rahasia dan semata-mata untuk keperluan skripsi, apabila ditemukan data yang masih kurang lengkap, saya bersedia untuk diwawancarai kembali. Wassalam.
Jakarta,
2003
Interviewee
Interviewer
(Nama Lengkap)
(Halimatus Sadiyah)
PEDOMAN WAWANCARA 1. Masa Pacaran
a. Kapan anda dan pasangan anda bertemu pertama kali? Ceritakan! b. Kapan tepatnya anda resmi berpacaran dengannya? Ceritakan, dan bagaimana status anda saat itu? c. Apakah anda pernah cemburu terhadap pasangan anda? Mengapa?, ceritakan? d. Apa perilaku yang anda tunjukkan sewaktu anda cemburu? Bagaimana respon pasangan anda? e. Adakah hal lain yang membuat anda cemburu terhadap pasangan anda? Sebutkan,Ceritakan! 2. Masa Lamaran.
a. Kapan anda melamar I dilamar pasangan anda? Ceritakan! b. Pada masa ini apakah anda pernah cemburu terhadap pasangan anda? Mengapa? Ceritakan! 3. Masa Pernikahan
a. Kapan tepatnya anda menikah? b. Adakah perasaan cemburu yang anda alami terhadap pasangan anda saat itu?, mengapa, Ceritakan! c. Perilaku apa yang anda tunjukkan? Dan bagaimana respon dari pasangan anda? d. Hal apa saJa yang membuat anda cemburu pada pasangan anda? Sebutkan dan ceritakan!