Capacity Building & Capacity Development
Bambang Purwoko JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
Proses untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat untuk: 1.
Menganalisa kondisi diri dan lingkungannya.
2.
Mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan kesempatan.
3.
Merumuskan strategi untuk mengatasi masalah, kemampuan memanfaatkan peluang.
4.
Merancang agenda aksi
5.
Memanfaatkan segala daya upaya dan potensi untuk melaksanakan, memonitor dan refleksi tindakan.
6.
Memanfaatkan feedback sebagai sarana evaluasi diri.
Capacity Building: Organisasi Untuk organisasi, capacity building berhubungan dengan hampir semua aspek pekerjaan: peningkatan kepemerintahan, kepemimpinan, misi dan strategi, administrasi (termasuk SDM, manajemen keuangan, dan aspek hukum), pengembangan dan implementasi program, pengumpulan dana dan pendapatan, kemitraan, kolaborasi, evaluasi, advokasi dan perubahan kebijakan, pemasaran, penempatan, perencanaan, dll.
Capacity Building: Individual Untuk individu, “pengembangan kapasitas” pribadi sangat terkait dengan:
pengembangan kepemimpinan, keahlian advokasi, kemampuan training, keahlian berbicara efektif, kemampuan teknis, kemahiran berorganisasi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pengembangan kapasitas personal maupun profesional.
Level dan Arena Pengembangan SDM
Individu
Lembaga
Sistem
Pengetahuan, Keterampilan, Kompetensi, Etika
Sumber Daya, Ketatalaksanaan, Struktur organisasi, Sistem Pengambilan keputusan
Kapasitas Organisasi Publik
Peraturanperundangan, kebijakan pendukung GTZ- SfDMSupport for Decentralization Measures Guidelines on Capacity Building in the Regions, (2005), hal 11-15
PROSES DAN MEKANISME TRANSFER
Dari mana assessment dimulai? “zoom in” atau “zoom out” Bukanlah hal yang penting! program-program CB yang dilakukan harus selalu berusaha untuk mencakup ketiga tingkatan (individu, lembaga, sistem) dengan tujuan: Untuk mengetahui saling ketergantungan di antara tingkatan-t ingkatan tersebut Untuk mengetahui faktor-faktor mana yang dapat benar-benar mempengaruhi, apabila dibandingkan dengan “faktor-faktor luar” yang berada di luar jangkauan intervensi CB
Capacity Building VS Capacity Development Capacity Building diasosiasikan dengan usaha-usaha peningkatan kapasitas yang outside driven (berupa intervensi dari luar untuk memperbaiki kapasitas-kapasitas di tingkatan terkait) external intervention to strengthen capacity over time
Capacity Development mengacu pada suatu aktivitas yang bersifat sukarela, mempersyaratkan adanya motivasi, butuh waktu dan tidak efektif dilaksanakan dengan paksaan. internal process
Capacity Building VS Capacity Development
Capacity Building dapat dilakukan berdasarkan template/blue print yang telah dirancang sebelumnya
Capacity Development cenderung resisten terhadap keberadaan blue print mengingat sifatnya yang spesifik berdasarkan kasus tertentu
Capacity Building VS Capacity Development Capacity Building
Capacity Development
diasumsikan bahwa kelemahan kapasitas dapat ditingkatkan dengan memasukkan nilai-nilai baru/pengetahuan/ketrampil an baru yang berasal dari untuk memperbaiki kapasitas yang telah ada
diasumsikan bahwa kurangnya kapasitas dapat diatasi dengan knowledge sharing antar anggota organisasi dapat membuka potensi-potensi tersembunyi yang kemungkinan besar merupakan potensi yang sebenarnya dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas yang dipandang masih kurang
Capacity Building
Capacity Development
Kapasitas yang Dibutuhkan
Imported Capacities
Knowledge Sharing
Existing Capacities
Existing Capacities
Capacity Building
Capacity Development
Kapasitas yang Dibutuhkan
Existing Capacities
Imported Capacities
Existing Capacities
Proses Interaksi Nilai-nilai Baru
Kondisi Internal Nilai-nilai Lama
Motivasi
HARAPAN: ADA LINKS / KESESUAIAN
Kinerja / Performance
Penghargaan Penempatan
Kinerja Kompetensi
Penempatan Program Diklat
Kompetensi/Profesionalitas
www.bpurwoko.staff.ugm.ac.id