BAB II TANGGUNG JAWAB BANK PENERBIT L/C TERHADAP L/C YANG DITERBITKANNYA
A. Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Letters Of Credit 1. Istilah Letters Of Credit Letter of Credit (L/C) sering disebut juga dengan istilah Documentary Credit, yang memiliki beberapa istilah seperti Authority To Purchase, Authority To Pay yang memiliki arti yang sama. Istilah L/C tersebut tidak lain adalah untuk mencerminkan pengertian akan pentingnya penggunaan L/C oleh bank sebagai alat yang mampu untuk membiayai penyerahan barang dagang. L/C memberikan dua kepastian yaitu mekanisme pembiayaan dan hubungan antara perkembangan-perkembangan atau variasi dalam L/C dengan perkembangan atau variasi mekanisme komersial untuk mana L/C tersebut secara khusus diciptakan guna memudahkannya. Letters Of Credit 11 sebagai metode pembayaran perdagangan internasional merupakan produk perbankan internasional. Setiap bank, dalam hal ini bank komersial ( commercial bank ) dapat menerbitkan dan melakukan pembayaran L/C. Di Indonesia, bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank yang dapat melakukan tranksaksi L/C adalah Bank Umum yang telah diberi izin oleh Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan devisa. Bank Umum yang demikian disebut juga dengan Bank Devisa.
11
Terminology Letters of Credit, dalam praktik disebut juga sebagai L/C
18 Universitas Sumatera Utara
19
Senabaliknya, Bank Umum yang tidak mendapat izin dari Bank Indonesia ntuk melakukan kegiatan devisa tidak bisa melakukan penerbitan atau pembayaran L/C. bank Umum seperti ini disebut juga Bank Non-Devisa. Sementara Bank Perkreditan Rakyat dilarang melakukan tranksaksi L/C 12 Pada umumnya L/C digunakan untuk membiayai kontrak penjualan barang jarak jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling mengenal dengan baik. 13. Dengan kata lain, L/C digunakan untuk membiayai perdagangan internasional. Tetapi, L/C bukan meruakan garansi atau surat berharga yang dapat dipindahtangankan
(negotiable
instrument) 14
C.F.G.
Sunaryati
Hartono
mengatakan: “Secara harfiah L/C dapat diterjemahkan sebagai surat hutang ataupun surat piutang atau surat tagihan, tetapi sebenarnya L/C lebih merupakan suatu janji akan dilakukannya pembayaran,n apabila dan setelah terpenuhi syarat-syarat tertentu.” Sementara, UCP ( Uniform Customs and Practice for Documentary Credit ) mengatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan pembayaran aau member kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima atas penyerahan dokumen-dokumen (misalnya konosemen, faktur, sertifikat asuransi) yangs esuai dengan ketentuan L/C 15. Inti dari pengertian L/C menurut UCP adalah bahwa L/C merupakan janji pembayaran. Bank penerbit 12
DR. Ramlan Ginting, S.H., LL.M, Metode Pembayaran Perdagangan Internasional, ( Jakarta, Universitas Trisakti, 2009 ) hlm. 13 13 Henry D. Gabriel, “Standby Letters Of Credi: Does The Risk Out Weigh The Benefits?”, Columbia Bussiness Law Review, vol. 1988 Num3, hlm. 707 14 David. J. Connnan, “The Uniform Custom And Practise For Documentary Credits: The 1983 Revision,”Uniform Commercial Code Law Journal, vol.17 Num.1, Musim Panas 1984, hlm. 44 15 UCP 500, Artikel 2.
Universitas Sumatera Utara
20
melakukan pembayaran kepada penerima baik langsung ataupun melalui bank lain adalah atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada bank penerbit. Secara lebih lanjut beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai L/C adalah sebagai berikut : 1. Pasal 2 Uniform Custom and Practice for Documentary of Credit (s) UCPC nomor 500 revisi tahun 1993) Untuk kepentingan pasal-pasal ini, ungkapan-ungkapan Documentari Credit dan Stand by Letter of Credit berarti setiap perjanjian ataupun namanya ataupun maksudnya, dimana suatu bank ( issuing bank ) bertindak atas permintaan dan instruksi seorang nasabah ( applicant ) atau atas namanya sendiri : •
Melakukan pembayaran kepada pihak ketiga ( beneficiary ) atau ordernya ( orang yang ditunjuk pihak ketiga ) atau membayar wesel-wesel tertentu
•
Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran tersebut atau untuk membayar wesel-wesel tertentu
•
Memberi kekuasaan kepada bank lain untuk melakukan negoisasi atas penyerahan dokumen-dokumen yang ditetapkan asalkan persyaratan yang ditetapkan dan kondisi kredit yang bersangkutan sudah dipenuhi
Universitas Sumatera Utara
21
Untuk kepentingan pasal-pasal ini, cabang-cabang dari suatu bank dari Negara lain dianggap sebagai bank lain 16 2. Bank Indonesia Letter of Credit adalah janji dari issuing bank untuk membayar sejumlah uang kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi syarat dan kondisi dari Letter Of Credit tersebut. Bank Indonesia berpendapat bahwa inti dari L/C adalah janji pembayaran 17. Pembayaran L/C kepada penerima dapat dilakukan langsung oleh bank penerbit ataupun melalui bank lainnya sebagai penerima kuasa. 3.
Emmy Pangaribuan Simanjuntak Letter of Credit adalah suatu perintah membayar kepada seseorang ataupun beberapa orag yang dialamati untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu yang disebut dalam surat perintah itu kepada satu orang tertentu, biasanya yang memberi perintah adalah suatu bank dan pihak yang dialamati adalah suatu bank juga. 18 Intinya adalah Beliau melihat Letter of Credit sebagai surat perintah dari bank penerbit kepada bank pembayar
16
International Chamber Of Commerce, Uniform Custom and Practice for Documentary of Credit 500. Terjemahan Kamar Dagang dan Industri, 1993, pasal 2. 17 Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri, Bagian Penelitian dan Pengaturan Lalu Lintas Pembayaran Luar Negeri, Metode Pembayaran Internasional: Letter Of Credit dan Non Letter of Credit, 1995, hal. 2 18 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Pembukaan Kredit Berdokumen ( Documentary Credit Opening ), 1979, hal. 2
Universitas Sumatera Utara
22
4. Agoes Moerjono Letter of Credit adalah perikatan antara bank yang menerbitkan Letter of Credit dengan eksportir yang menikmati manfaat Letter Of Credit 19 5. Kartono, SH Letter of Credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan dan atas beban si pembeli 20 6. Hartono Hardisoeprapto, SH Letter of Credit adalah suatu perintah atau order yang biasanya dilakukan oleh pembeli yang ditujukkan kepada bank untuk membuka L/C agar membayar sejumlah uang kepada penjual. Biasanya sebelum pembeli membuka L/C di suatu bank, si pembeli telah membuat suatu perjanjian jual beli ( sales contract ) terlebih dahulu dengan sang penjual. Berdasarkan kontrak jual beli tersebut sang pembeli membuka L/C di sebuah bank dimana ia berdomisili. Hal ini dilakukan tidak lain hanyalah sebagai cara mempermudah cara pembayaran yang aman kepada si penjual apabila tempat tinggal dari amsing-masing baik penjual ataupun pembeli berada di Negara yang berbeda. Di samping itu juga untuk memenuhi isi perjanjian jual beli yang telah dibuat oleh kedua belah pihak menjadi dasar dibukanya L/C 21
19
Agoes Moerjono, Melangkah Menuju Ekspor: Suatu Petunjuk Praktis, 1993,hal. 238 Kartono, SH, Komentar tentang letter of Credit, Bill of Exchange dan Dokumen lainnya, pradnya Jakarta, 1980, hal. 9 21 Hartono Hadisoeprapto, Kredit Berdokumen ( Letter Of Credit ) Cara Pembayaran Dalam Jual Beli Perniagaan, Penerbit Liberty Yogyakarta, 1980, hal. 26 20
Universitas Sumatera Utara
23
7. Amir M.S Letter of Credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan importer langganan bank tersebut yang ditujukkan kepada eskportir yang berada di luar negeri yang menjadi relasi importer tersebut, yang member hak kepada eksportir untuk menarik wesel-wesel atas importer bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam surat tersebut.22 8. Drs. John Kartono Beliau membagi Letter Of Credit ke dalam dua bagian, yaitu: •
Dalam arti sempit Letter of Credit ( Kredit Dokumenter ) diartikan sebagai jaminan pembayaran oleh bank secara bersyarat
•
Dalam arti luar Kredit Dokumenter diartiakan sebagai suatu jaminan tertulis dari suatu bank kepada seller ( beneficiary ) atas permintaan buyer ( applicant ) untuk melakukan pembayaran, yaitu membayar, mengaksep, menegosiasikan wesel sampai dengan sejumlah uang tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya atas dokumen-dokumen yang telah diisyaratkan dalam suatu jangka waktu tertentu23
22
Amir M.S, Seluk-Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri: Suatu Penuntun Ekspor dan Impor, 1991, hal.37 23 Drs. John Hartono, Kredit Berdokumen dan Terjemahan UCP 500, Penerbit Indah Surabaya, 1993, hal. 7
Universitas Sumatera Utara
24
Definisi-definisi di atas memiliki formasi kata-kata yang berbeda. Namun, secara umum dapatlah disimpulkan bahwa inti dari L/C adalah janji pembayaran, secara lebih lanjut dapat disimpulkan sebagai berikut : Merupakan suatu perjanjian bank untuk melakukan pembayaran tranksaksi internasional Memberikan suatu bentuk pengamanan bagi semua pihak yang bersangkuan dalam tranksaksi tersebut Menjamin pembayaran-pembayaran yang disediakan apabila syarat-syarat dan kondisi L/C telah dipenuhi Bahwa setiap tranksaksi ataupun pembayaran yang dilakukan oleh bank semata-mata hanyalah didasarkan pada apa yang tertulis dalam dokumen dan bukan atas barang atau jasa yang bersangkutan 2. Bentuk dan Jenis Letter Of Credit L/C sebagai alat pembayaran terdiri dari beberapa jenis yang sebagian diatur dalam UCP dan sebagian lain dirumuskan oleh doktrin. Jenis L/C yang datur dalam UCP terdiri dari: 1. Revocable Letter Of Credit Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada beneficiary. Dari ketentuan tersebut menunjukan bahwa suatu L/C yang dapat ditarik kembali atau dibatalkan tidak menciptakan suatu
ikatan
hukum antara pihak
bank
dan beneficiary.
Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila disebut L/C karena tidak
Universitas Sumatera Utara
25
mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika diajukan, mengingat pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary. Oleh karena itu bentuk L/C yang demikian kurang disukai oleh penjual dan jarang dipergunakan. 2. Irrevocable Letter Of Credit Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak baik pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan. Selama jangka waktu berlakunya yang ditentukan dalam L/C, issuing bank tetap menjamin untuk membayar, mengaksep, atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang ditetapkan didalamnya terpenuhi. 3. Confirmed Irrevocable Letter Of Credit Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit standing bank itu ditambahkan pada kredit standing pembeli dalam L/C yang bersangkutan. Namun demikian dapat terjadi kredit standing daripada issuing bank tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul apabila misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa mempunyai reputasi internasional sehingga pihak penjual memandang perlu untuk meminta jaminan kepada advising bank. Dalam hal ini penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu confirmed L/C. 4. Transferable Letter Of Credit Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk
Universitas Sumatera Utara
26
menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada satu pihak ketiga atau lebih. 5. Sight Payment L/C Jenis L/C ini adalah suatu L/C yang pembayarannya dilakukan secara tunai. Jika bank penerbit mengeluarkan sight payment L/C, maka bank penerus diinstruksikan untuk melakukan pembayaran atau mengatur pembayaran kepada penerima pada saat pengajuan-pengajuan dokumen yang disyaratkan L/C. Kemudian jenis-jenis L/C yang dirumuskan berdasarkan doktrin adalah sebagai berikut: 6. Back To Back Letter Of Credit Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya pada transferable L/C yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang perantara atau dalam keadaan dimana hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi tidak berarti bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku juga bagi back to back L/C. 7. Red Clause Letter Of Credit Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank yang dilakukan sebelum dokumendokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar inilah maka red clause L/C termasuk dalam golongan yang disebut anti cipatory credit.
Universitas Sumatera Utara
27
8. Green Ink Clause Letter Of Credit Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause L/C, yakni juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barang-barang dilakukan. 9. Revolving Letter Of Credit Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli sering terjadi serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu maupun jumlah. Adapun cara pembayarannya dapat dilakukan dengan pembukaan L/C seperti yang telah diutarakan di atas untuk masing-masing transaksi. 10. Stand By Letter Of Credit Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh pihak beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban lain itu. 3. Prosedur Tranksaksi Letter Of Credit Pada umumnya prosedur tranksaksi dalam Letter Of Credit adalah sebagai berikut: A. Pembukaan Letter Of Credit Tranksaksi perdagangan luar negeri pada umunya dimulai dengan pembukaan L/C oleh bank pembuka untuk disampaikan kepada eksportir. Dengan
Universitas Sumatera Utara
28
membuka L/C berarti pihak bank telah ikut serta mengikatkan diri untuk bertanggungjawab dalam pembayaran kepada eksportir. Jenis Letter of Credit yang dibuka oleh bank akan menentukan seberapa mjauh bank ikut bertanggungjawab untuk ,enjamin pembayarannya kepada eksportir. Applicant mengajukan permohonan kepada opening bank untuk membuka L/C yang akan ditujukkan kepada pihak eksportir. Sebelum mengabulkan permohonan importir itu bank akan melakukan serangkaian penelitian dan pertimbangan mengenai keadaan applicant, baik dari sefi kredibilitas
maupun
bonafiditas/kemampuan
applicant
untuk
melakukan
pembayaran. Hal ini diperlukan, karena apabila bank sudah mengabulkan permohonan applicant maka bank akan ikut turut bertanggungjawab untuk melakukan pembayaran atas L/C tersebut.24 Perjanjian antara applicant dan bank mempunyai 2 sifat, yakni sebagai: pelayan berkala (het verichten van enkele diesten) dan pemberian kuasa (last geving) 25 Dengan dibukanya Letter Of Credit bukan berarti hubungan antara applicant dan opening bank berhenti sampai disitu saja, sebab atas L/C yang dibuka tersebut bank berkewajiban untuk membayar sejumlah uang kepada ekportir sebesar nominal yang tertera dalam L/C melalui bank di tempat eksportir berada setelah bank memastikan bahwa dokumen-dokumen yang dikirimkan kepadanya telah sesuai dengan yang diisyaratkan dalam L/C dan kontrak antara applicant dengan bank. Terhadap perjanjian antara applicant dengan bank ini berlakulah ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1338
24 25
Dra. Roselyn Hutabarat, Tranksaksi Ekspor-Impor, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994, hal. 166
Universitas Sumatera Utara
29
ayat (2) yang antara lain menentukan bahwa persetujuan tersebut tidak dapat ditarik kembali kecuali dengan sepakat kedua belah pihak atau oleh karena alas an-alasan yang dtentukan oleh undnag-undang dinyatakan cukup untuk itu. 26 Oleh karena itu bank tidak sembarangan membula L/C untuk applicant. Jika bank menilai keadaan applicant meragukan maka biasanya bank akan meminta jaminan dari applicant tersebut. Jaminan tersebut dpat berupa sejumlah uang, surat-surat berharga, ataupun jaminan lainnya. Bila bank menganggap applicant telah memenuhi syarat-syarat ataupun dianggap cukup berkompeten untuk melakukan pembayaran maka bank akan segera membuka L/C yang bersangkutan dan applicant akan diminta untuk mengisi sejumlah formulir aplikasi pembukaan Letter Of Credit yang mencantumkan semua syarat yang harus dipenuhi oleh ekportir dalam rangka persiapan pengiriman barang yang dikehendaki oleh importir. Beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan importir terlebih dahulu sebelum mempersiapkan aplikasi L/C nya adalah: 1. Nama dan alamat eksportir (beneficiary) 2. Jumlah dan valuta (jenis mata uang) L/C 3. Jenis dari Letter Of Credit 4. Nilai yang akan dibuka, kondisi penyerahan barang 5. Mengenai syarat pembayaran wesel (sight atau unsance), atas bagaimana wesel tersebut akan ditarik dan bagaimana tenor wesel (draft) tersebut
26
R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1338
Universitas Sumatera Utara
30
6. Uraian barang (description of goods) 7. Dokumen-dokumen yang diminta 8. Nama-nama dari pelabuhan tempat pengapalan dan pelabuhan tujuan (port of loading and port of destination) 9. Apakah boleh pindah kapal (transhipment) atau pengapalan sebagian (partial shipment) atau tidak 10. Tanggal pengapalan terakhir (last shipment date) 11. Tanggal jatuh tempo L/C 12. Apakah L/C dapat dialihkan (transferable) atau tidak 13. Bagaimana cara penyampaian L/C, apakah melalui surat, kawat atau telex 27 Dengan menandatangani aplikasi pembukaan L/C tersebut, maka applicant berarti menyetujui: 1. Me-reimbursement (mengganti pembayaran) kepada bank pembuka atas segala pembayaran yang dilakukan oleh bank berdasarkan L/C 2. Membayar kepada bank pembuka pada saat diminta atas segala pembebanan, ongkos-ongkos, provisi-provisi dan sebagainya yang terjadi yang berkaitan dengan L/C 3. Membebaskan bank dari kerugian-kerugian dan tanggung jawab atas keadaan, jumlah, mutu barang, dan sebagainya
27
Soepriyo Andhibroto, Letter Of Credit Dalam Teori Dan Praktek, Semarang, Jakarta Prize 1997, hal. 142-143
Universitas Sumatera Utara
31
4. Mengizinkan bank untuk melakukan tindakan, seperti memiliki, atau menjual barang-barang yang dikapalkan berdasarkan L/C tersebut apabila tidak terjadi pembayaran 5. Memperoleh
izin
impor
dan
memenuhi
pesyaratb-persyaratan
pemerintah di dalam dan luar negeri yang berkaitan dengan barangbarang yang dikapalkan berdasarkan L/C tersebut 6. Menandatangani dan menyerahkan instrumen-instrumen tambahan yang diperlukan oleh bank 7. Apabila L/C dalam valuta asing, maka akan menyetujui melakukan ganti pembayaran kepada bank dalam valuta asing dengan kurs yang berlaku 28 Apabila semua persyaratan telah dipenuhi oleh applicant, maka bank akan segeran membuka L/C untuk ditujukkan kepada eskportir seperti apa yang tercantum dalam aplikasi permohonan L/C tersebut. Setelah L/C disiapkan maka opening bank akan mengirimkannya kepada beneficiary melalui bank korespondennya di Negara asal beneficiary sebagaimana yang diisyaratkan dalam formulir L/C. jika importir tidak mengisyaratkan nama bank di Negara beneficiary, maka bank yang akan memilih sendiri advising banknya. L/C ini diteruskan oleh issuing bank kepada advising bank untuk seterusnya disampaikan kepada eskportir. Hal ini dapat dilakukan dengan
28
Dra. Roselyn Hutabarat, op.cit, hal.166
Universitas Sumatera Utara
32
beberapa cara pengiriman sesuai dengan permintaan importir dalam permohonan pembukaan L/C, yaitu: a) Air mail b) Air mail dengan pemberitahuan singkat terlebih dahulu dengan kawat/telex c) Full cable telex, seluruh isi L/C dalam bentuk kawat/telex 29 Dari ketiga cara pemberitahuan penerbitan L/C yang paling cepat adalah melalui full cable/telex. Karena semua isi L/C dalam bentuk kawat/telex dan langsung dapat dioperasikan. 30
B. Penerimaan Letter Of Credit Letter Of Credit dapat diterima dalam bentuk surat atau telex. Bila L/C diterima dalam bentuk telex akan diperiksa, apakah berita telex tersebut hanyalah pendahuluan (pleminary advice) yang berarti bahwa telex tersebut hanyalah pemberitahuan bahwa nasabah eskportir akan menerima L/C untuk sejumlah barang tertentu dengan nilai dan mata uang sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dicantumkan. Pemberitahuan ini dimaksudkan agar eskportir dapat mempersiapkan barang-barang dan dokumen-dokumen yang
diperlukan terlebih
dahulu.
Pemberitahuan ini sering disebut sebagai Non Operrative Credit Instrumen, artinya L/C tersebut tidak dapat digunakan oleh eskportir sebagai dasar permintaan pada bank unutk melakukan negoisasi atau pembayaran atau 29 30
Ibid hal. 168 Ibid ,hal 169
Universitas Sumatera Utara
33
akseptansi. Pada berita telex seperti itu dicantumkan kata-kata “Full details to follow”, ataupun kata-kata yang sama artinya. Bila berita telex ini dimaksudkan sebagai instrument yang sudah dapat sigunakan sebagai dasar dilakukan negoisasi/pembayaran/akseptansi, maka pada berita telex tercantum kata-kata “this is operative instrument” dan “subject to UCPDC No.500”. Setiap L/C harus secara jelas mencantumkan availability-nya dan bank yang ditunjuk/diberi kuasa/ nominated. Pada kalimat pembuka L/C sudah dapat diketahui bank nominated dan availability-nya. Misalnya, available with you by payment, bahwa berarti bank penerima L/C tersebut adalah nominated bank. Sedangkan avalabilitynya adalah: a. By Payment, berarti nominated bank telah diberi kuasa untuk melakukan pembayaran atas dokumen yang disertai wesel yang diserahkan eksportir. Pembayaran akan dilakukan apabila semua dokumen telah memenuhi syarat L/C. bila atas L/C ditarik wesel maka pihak tertarik adalah nominated bank, atau yang biasa disebut dengan paying bank. b. By Defered Payment, berarti nominated bank diberikan kuasa untuk melakukan pembayaran atas dokumen yang diserahkan oleh eksportir setelah jangka waktu tertentu sesuai persyaratan dalam L/C c. By Negotiation, berarti nominated bank diberikan kuasa untuk melakukan negoisasi atas draft dokumen yang diserahkan oleh eksportir dan negoisasi dilakukan sesudah dokumen memenuhi semua syarat L/C
Universitas Sumatera Utara
34
Negoisasi dapat dilakukan oleh nominates bank dengan cara:
Specific, menunjukkan suatu bank tertentu, yang berarti bahwa negoisasi hanya dapat dilakukan oleh bank yang disebutkan dalam L/C
Tidak specific, menunjukkan suatu bank tertentu, yang bearti bahwa negoisasi dapat dilakukan oleh bank manapun. L/C seperti ini disebut Freely Negotiable atau Unrestricted Negotiable Pembukaan L/C pada bank devisa (opening bank) yang diterima
oleh bank korepondennya untuk diteruskan kepada eksportir dapat dilakukan dengan cara pengiriman yang berbeda sesuai dengan permintaan importir dalam aplikasi pembukaan L/C. Jalannya pengiriman dapat bervariasi, antara lain: 1. Memberikan L/C yang dibuka tersebut kepada importir untuk dikirimkan langsung kepada eksportir 2. Bank pembuka yang bersangkutan dapat mengirimkan L/C tersebut langsung kepada eskportir melalui pos 3. Bank pembuka yang bersangkutan dapat mengirimkan L/C tersebut kepada bank korespondennya melalui pos yang kemudian bank korespondennya itu akan meneruskannya kepada eskpotir 4. Bank pembuka yang bersangkutan mengawatkan kepada bank korespondennya yang akan memberitahukan perincian L/C tersebut kepada eksportir dan bahwa L/C yang asli akan dikirimkan kepada
Universitas Sumatera Utara
35
bank korespondennya melalui pos atau bank koresponden itu akan menerbitkan L/C sendiri 31
C. Penerusan Letter Of Credit Pada prinsipnya tujuan diterbitkannya L/C adalah sebagai alat pembayaran yang harus diserahkan kepada eksportir. Namun, seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa karena adanya keterbatasan jarak antara opening bank dengan beneficiary, maka biasanya bank penerbit akan memberi kuasa kepada bank lain yang berada di Negara beneficiary untuk meneruskan L/C tersebut kepada beneficiary. Suatu bank dikatakan koresponden sebuah bank lain apabila antara kedua bank bersangkutan telah ada perjanjian kerjasama atau kesepakatan untuk saling mengamankan tranksaksi yang disalurkan antara sesamanya, perjanjian yang mana disebut agency managements. Hubungan kerjasama tersebut dapat sampai tingkat hubungan biaa saja antara lain tukar menukar tanda tangan dan test key untuk kawat-mengawat tanpa ada
ikatan hubungan rekening (non depository
correspondent) dan dapat juga sampai pada pemeliharaan rekening (depository correspondent). 32 Atas pertimbangan pengamanan, maka pada umumnya L/C yang dibuka oleh issuing bank untuk kepentingan eksportir dikirm melalui bank koresponden di tempat eksportir tersebut. Bank yang menerima L/C haruslah memperhatikan: 11. Apakah letter of credit itu diterima dari bank koresponden atau bukan 31 32
Ibid, hal 1884-185 ibid
Universitas Sumatera Utara
36
1. Apakah letter of credit menyatakan tunduk pada UCPDP atau tidak 2. Sifat atau jenis letter of credit tersebut serta tanggung jawab pembayar yang disimpulkan dari klausula yang tercantum dalam letter of credit. Bank koresponden yang menerima L/C bertindak sebagai advising bank dan meneruskan L/C kepada beneficiary dan apabila diminta untuk mengkonfirmasi L/C tersebut maka bank itu dapat bertindak juga sebagai confirming bank dan akhirnya bertindak juga sebagai negotiating bank, tergantung dari syarat-syarat L/C. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh advising bank untuk meneruskan L/C kepada eksportir, antara lain: a. Advising bank menyalin kembali isi L/C yang diterima dari issuing bank dalam formulir L/C yang menggunakan kepala surat advising bank sendiri dan meneruskannya langsung kepada beneficiary dengan alamat langsung b. Advising bank hanya mencap asli L/C yang diterima dari issuing bank dan meneruskannya kepada eksportir. Cara ini mengikuti ketentuan ICC, yang telah menyusun bentuk L/C khusus yang standard dan kolom-kolom pemberitahuan dalam L/C tersebut kepada advising bank dan eksportir c. Dalam hal L/C diterima dari issuing bank melalui kawat/telex, maka ada advising bank yang meneruskan L/C tresebut kepada eksportir hanya dengan menempelkan copy berita kawat/telex tersebut pada bagian tengah formulir advising bank yang bersifat sebagai pengantar yang disediakan sebagai temoat berita.
Universitas Sumatera Utara
37
Namun, tidak selamanya koresponden issuing bank dikuasakan sebagai advising bank, karena tidak selamanya issuing bank yang menentukan siapa yang bertindak sebagai advising bank. Ada kalanya applicant sendiri yang menentukan bank mana yang akan diberi kuasa untuk bertindak sebagai advising bank sesuai dengan yang disyaratkan dalam permohonan pembukaan L/C. 33 4. Pihak-Pihak Terkait Dalam Letter Of Credit Sesuai dengan karakteristiknya yang khas, seperti adanya hambatan geografis dan politis dalam perdagangan internasional, penekanan pelaksanan perdagangan lebih diberatkan kepada pergerakan barang serta dokumen-dokumen pendukungnya. Keadaan tersebut mempengaruhi segala aspek terkait dalam L/C termasuk juga aspek pembiayaannya. Pembeli ataupun importir tidak dapat secara langsung memperoleh kredit dari penjualnya. Maka karena itu dibutuhkanlah pihak ketiga ( bank ) yang menjadi penyedia dana untuk membiayai traksaksi tersebut. Secara garis besar, pihak yang terkait dalam L/C ada 3, yaitu: bank, pembeli, dan penjual. Bank berperan sebagai pembuka kredit, pembeli adalah pihak yang menyuruh untuk membuka kredit, dan penjual adalah pihak tujuan dari penerbitan L/C. Dalam prakteknya, ada beberapa pihak yang terlibat, yaitu: 1. Pihak langsung Ada 4 macam pihak yang terkait secara langsung dalam penerbitan L/C, yaitu:
33
ibid
Universitas Sumatera Utara
38
1. Pembeli (importir, pemohon, applicant) Disebut juga Disebut juga applicant/account party/accountee/ importir/buyer, yaitu pihak yang memulai operasi dengan mengadakan korespondensi dengan penjual di luar negeri sehingga tercipta suatu hubungan hukum antara pembeli dan penjual. Importir ini juga yang mengajukan permohonan pembukaan L/C kepada bank sebagai tindak lanjut dari kesepakatan transksaksi yang tercapai antara pembeli dan penjual 2. Bank pembuka (bank penerbit/issuing bank) Issuing bank juga biasa disebut dengan bank pembeli. Karena permohonan untuk menerbitkan L/C guna kepentingan ekportir dan importir diajukan oleh importir ke bank pembuka ini. Maka bank ini menerbitkan L/C atas permintaan applicant. Selain itu juga bank pembuka ini bertugas untuk: a. menerima
dan
memeriksa
kebenaran
dokumen
dari
penjual
(beneficiary) apakah sesuai dengan yang disyaratkan L/C. b. Melaksanakan pembayaran/ akseptasi kepada beneficiary melalui banknya c. Menyerahkan
dokumen
kepada
applicant
dan
menerima
sepanjang
dokumen
yang
diserahkan
pembayarannya d. Menjamin
pembayaran
beneficiary sesuai dengan syarat L/C
Universitas Sumatera Utara
39
3. Bank penerus (advising bank) Setelah
issung
bank
membuka
L/C
maka
bank
tersebut
akan
meneruskannya ke salah satu cabang atau salah satu dari koresponden baiknya di negara si penjual. Advising bank memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut: a. Berkewajiban memeriksa keaslian L/C sebelum mengadviskan kepada beneficiary b. Dapat menerima/ menolak meneruskan L/C yang dibuka oleh issuing bank c. Dapat menerima/ menolak untuk melakukan konfirmasi L/C yang dibuka issuing bank Bank penerus inilah yang akan memberitahukan kepada si penjual bahwa telah diterbitkannya suatu L/C baginya dan menyuruh si penjual untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai dengan apa yang tertulis dalam L/C tersebut. Bank penerus juga dapat berperan sebagai bank pengkonfirmasi (confirming bank), yaitu pihak yang menegaskan kepada beneficiary bahwa L/C tersebut otenti. Hal ini dilakukan apabila bank penerus dalam L/C diminta juga oleh issuing bank untuk menambahkan konfirmasinya dalam L/C. Bank penerus juga atas permintaan bank pembuka dapat bertindak sebagai bank penegoisasasi (negotiating bank), . Kemudian juga bank penerus dapat bertidak juga sebagai bank pembayar (paying bank) yaitu bank yang namanya disebutkan dalam L/C sebgai pihak yang melakukan pembayaran kepada beneficiary asalkan dokumen-
Universitas Sumatera Utara
40
dokumen sesuai dengan syarat L/C . Dan juga bank penerus dengan permintaan bank pembuka dapat beperan sebagai bank pengaksep (accepting bank) yaitu bank yang bertugas untuk mengaksep draft dan membayar pada saat jatuh tempo (due/ maturity date) sepanjang syarat L/C dipenuhi, menerima dokumen dari beneficiary dan memeriksa apakah sesuai dengan syarat L/C,mengirim dokumen serta meminta reimbursement (menagih) pada saat jatuh tempo . Dari kesemua peranan atau fungsi bank yang telah disebutkan di atas dapat terjadi apabila bank penerus menyetujuinya. Apabila bank penerus tidak menyetujuinya, maka bank penerbit dapat menunjuk bank lain untuk berperan sebagai, confirming bank, negotiating bank, paying bank, dan, accepting bank. 4. Penjual (eksportir, penerima, beneficiary) Pihak penjual merupakan pihak yang mana pembukaan ataupun penerbitan L/C ditujukkan bagi pelaksaan tranksaksi internasional yang terjadi antara penjual dengan pembeli 2. Pihak tidak langsung 5. Perusahaan perkapalan atau maskapai pelayaran Perusahaan pelayaran/pengapalan. Perusahaan ini menerima barangbarang dagang dari shipper/eksportir/freight forwarder dan mengatur pengangkutan barang-barang tersebut dan menerbitkan Bill of Lading (B/L) atau surat bukti muat kapal. 6. Bea Cukai atau Pabean Bagi importir, instansi ini bertindak sebagai agen dan akan memberikan izin
untuk
pelepasan
barang-barang
bilamana
dokumen
B/L
Universitas Sumatera Utara
41
menunjukkan telah dilakukan pembayaran Bagi eksportir, instansi ini akan meneliti dokumen serta pembayaran pajak dan memberikan izin barang untuk dimuat di kapal. 7. Perusahaan Asuransi Perusahaan Aasuransi adalah pihak yang mengasuransikan barangbarang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan dengan menerbitkan polis asuransi untuk menutup risiko yang dikehendaki dan menyelesaikan tagihan/ tuntutan kerugian-kerugian bila ada. 8. Badan-badan Pemeriksa (di Indonesia adalah Sucofindo), Pihak ini adalah badan yang ditunjuk pemerintah, yang berwenang dalam pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya dan menerbitka Laporan Kebenaran Pemeriksaan (LKP). Keharusan untuk pemeriksaan yang diisyaratkan dengan penyampaian LKP kepada bank devisa di Indonesia dengan maksud untuk memungkinkan pembayaran pajak ekspor atau impor. 9. Badan-badan Penelitian lainnya Pihak yang ditunjukan pemerintah untuk mengeluarkan surat-surat keterangan / sertifikat lainnya bagi barang-barang yang diperdagangkan. B. Hubungan Hukum Antara Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan Letters Of Credit 1. Hubungan hukum pemohon dan penerima Kontrak dasar yang melandasi terbitnya L/ adalah kontrak penjualan. 34 Kontrak penjualan memuat hak dan kewajiban pembeli (yang dalam UCP menjadi
34
Burton vs. McCullough, Esq., Letters Of Credit, 1966, Bab 3, hal. 13
Universitas Sumatera Utara
42
pemohon) dan penjual ( yang dalam UCP menjadi penerima). Klausul cara pembayaran dalam kontrak penjualan harus dituangkan menjadi L/C. L/C diterbitkan karena kontrak penjualan mengatur demikian. L/C diterbitkan bank penerbit atas permintaan pemohon sesuai dengan kontrak penjualan. Bank penerbit ataupun bank penerus bukanlah pihak yang berada dalam kontrak penjualan walaupun nama kedua bank ini dimuat dalam kontrak penjualan. Para pihak dalam kontrak penjualan adalah pembeli dan penjual. Sengketa mengenai barang yang menjadi subjek kontrak penjualan harus diselesaikan antara pembeli dengan penjual yang merujuk pada kontrak penjualan. L/C yang diterbitkan atas dasar kontrak penjualan, menurut hukum L/C merupakan konrak yang terpisah dari kontra penjualan. 35 Sengketa kontrak penjualan tidak boleh dikaitkan dengan L/C. L/C adalah L/C. konrak penjualan adalah konra penjualan. Pemisahan seperti ini dinamakan prinsip pemisahan kontrak atau prinsip independensi L/C. 36 Dalam pelaksanaannya kadang-kadang terjadi intervensi atas prinsip pemisahan kontrak tersebut. Sengketa mengenai barang yang merupakan subyek kontrak penjualan diikutidengan penangguhan pembayaran yang merupakan subyek L/C. Penjelasan lebih lanjut mengenai hubungan hukum antara pemohon dengan penerima antara lain: a) Janji membuka kredit pada saat jual-beli diadakan Pembeli menyuruh membuka kredit atas dasar suatu janji yang telah ditetapkan di dalam perjanjian jual beli, pada saat perjanjian jual beli diadakan.
35 36
UCP 500 artikel 3
Universitas Sumatera Utara
43
Janji seperti ini tidak hanya dilakukan dalam perjanjian jual beli, bisa juga dilakukan untuk jenis-jenis perjanjian lain, seperti perjanjian pemborongan, dan lain sebagainya namun yang paling umum adalah dalmperjanjian jual beli. Di dalam pasal 3 UCPDP revisi 1993 menyebutkan “credit, by their natural, are separate trancsactions from the sales or other contracts on which they may be based, and banks are in no way concerned with or bound by such contracts.” Dari kata-kata from the sales or other contracts on which they may be based, dapat disimpulkan bahwa pembukaan kredit itu dapat terjadi berdasarkan perjanjian jual beli ataupun perjanjian lainnya. Intinya, perjanjian pembukaan kredit itu haruslah berdasarkan suatu perikatan yang telah ada sebelumnya, yang di dalam hukum surat berharga pada umumnya disebut perikatan dasar. b) Janji membuka kredit setelah saat perjanjian jual-beli Akan tetapi janji membuka kredit itu dapat juga ditentukan setelah waktu diadakannya perjanjian jual beli itu. Hal ini tergantung pada pengertin yang baik antara penjual dan pembeli. Kewajiban untuk menyuruh membuka kredit itu tidaklah hanya ada pada pembeli apabila janji itu secara tegas dimuatkan dalam perjanjian jual beli. c) Saat-saat prestasi penjual dan pembeli Dengan adanya janji (beding) pembukaan kredit itu dalam suatu perjanjian jual-beli maka pada asasnya sekaligus juga bahwa pada saat-saat untuk menepati prestasi dari penjual dan pembeli diatur atau dipertegas. Hal ini biasanya terjadi
Universitas Sumatera Utara
44
dengan melihat pada akibat selanjutnya, bahwa penjual barulah akan menyerahkan setelah pembeli menyuruh bank membuka kredit untuk kepentingan penjual. d) Hak penjual kepada pembeli setelah perintah untuk membuka kredit Mengenai hak penjual atas harga pembelian terhadap pembeli tidaklah berarti akan hapus karena pembeli telah melakukan pembukaan kredit pada bank untuk kepentingan penjual. Hapusnya wajib membayar dari pembeli barulah ada apabila bank sungguh-sungguh melakukan pembayaran sesuai dengan perjanjian kepada penjual. Dengan demikian , adanya perbuatan menyuruh membuka kredit harus juga mengandung suatu pengertian bahwa resiko tentang insovabilitas dari bank tempat memohon membuka kredit itu tetaplah menjadi resiko ataupun beban dari si pembeli. 2. Hubungan hukum antara pemohon dengan bank penerbit Hubungan hukum antara pemohon dengan bank penerbit didasarkan pada kontrak yang dinamakan permintaan penerbitan L/C. permintaan penerbitan L/C diperlukan dalam rangka merealisasi cara pembayaran sebagaimana diarur dalam kontrak penjualan. Jika bank penerbit setuju untuk melaksanakan permintaan pemohon, maka bank penerbit menerbitkan L/C. 37 Perjanjian yang menjadi dasar hubungan antara pemohon dengan bank penerbit dapat dipandang sebagai pemberian kuasa dengan penggantian upah. Akan tetapi hubungan hukum itu lebih tepat dipandang timbul dari suatu perjanjian yang mempunyai unsur-unsur campuran antara perjanjian pemberian 37
Dr.Ramlan Ginting, S.H., LL.M, Letter Of Credit, Tinjauan dan Aspek Hukum Bisnis, Salemba Empat 2000, hal. 86
Universitas Sumatera Utara
45
kuasa dengan dan perjanjian melakukan beberapa pekerjaan. Di dalam kedua hubungan hukum yang sedemikian rupa itulah terdapat kewajiban dan hak dari kedua belah pihak yang bersangkutan. Di dalam hubungan itu ditentukan bahwa bank tidak boleh membayar kepada penjual setelah lewatnya tenggang waktu yang ditetapkan berlaku sah untuk kredit itu dnegan ancaman hilangnya hak menagih/menuntut dari bank terhadap pembeli. Kewajiban dari bank adalah membayar kepada penjual sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh pembeli, tetapi bersamaan dengan itu ia juga mempunyai hak untuk menuntut pergantian terhadap apa yang dibayarkannya kepada penjual serta upahnya dari pemohon. Selanjutnay juga adalah merupakan kewajiban dari bank dalam hal pembukaan kredit berdokumen, meneliti apakah semua dokumen yang telah diserahkan penjual sudah memenuhi persyaratanpersyaratan
(pasal
13a
UCP
revisi
1993).
Memeriksa
dokumen
dan
menyerahkannya kembali kepada pembeli dapat dipandang sebagai hubungan hukum yang timbul antara pemohon dengan bank penerbit yang timbul dari perjanjian melakukan beberapa pekerjaan. Permintaan penerbitan L/C terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu: format permintaan penerbitan L/C dan perjanjian jaminan ganti rugi (security agreement). 38 Perjanjian jaminan ganti kerugian di Inonesia dan di Negara lain ditetapkan oleh masing-masing bank penerbit secara sepihak. Artinya, jika pemohon menyetujuinya, pemohon tinggal membubuhkan tandatangan pada perjanjian tersebut, dan apabila pemohon ingin menambahkan ketentuan
38
Ibid, hal. 87
Universitas Sumatera Utara
46
tambahan, maka hal tersebut harus terlebih dahulu disetujui oleh bank penerbit. Perjanjian jaminan ganti kerugian memuat hak dan kewajiban pemohon dan bank penerbit secara relative rinci. Sementara, format permintaan penerbitan L/C di Indonesia ditetapkan oleh Bank Indonesia sehingga keberadaannya sama bagi semua bank penerbit. 39 Namun, terhitung sejak tanggal 4 Juni 1996 Bank Indonesia memberi kebebasan kepada semua bank devisa untuk menambahkan klausul-klausul lainnya sesuai dengan kebutuhan bank penerbit dan pemohon, sehingga materi cakupan format permintaan penerbitan L/C dapat diperluas 40 format permintaan penerbitan L/C berisi hak dan kewajiban pemohon dan bank penerbit yang melengkapi hak-hak dan kewajiban pemohon dan bank penerbit sebagaimana dimuat dalam perjanjian jaminan ganti kerugian. Bank penerbit menerbitkan L/C kepada penerima tidsk boleh menyimpang dari permintaan penerbitan L/C. jika bank penerbit melakukan penyimpangan, maka bank penerbit bertanggung jawab akan dampak negative (resiko) yang mungkin timbul dari tindakannya. Pemohon hanya bertanggung jawab sebatas isi permintaan penerbitan L/C. Pemohon berhak menolak pembayaran kembali kepada bank penerbit atas L/C yang diterbitkan oleh bank tersebut yang menyimpang dari permintaan penerbitan L/C. sikap ini sejalan dengan Trust Theory yang mengatakan bahwa dana pemohon yang dibayarkan langsung kepada bank penerbit merupakan dana khusus yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai pembayarn kepada pemegang wesel apakah penerima atau 39 40
Ibid, hal. 87 Surat Edaran Bank Indonesia No. 18/1/ULNtanggal 17 April 1985
Universitas Sumatera Utara
47
bank pengaksep yang telah melakukan pembayaran L/C kepada penerima. Bank penerbit berfungsi sebagai trustee. Dana pemohon tersebut sudah pasti hanya boleh digunakan oleh bank penerbit sepanjang bank penebrit bertindak sesuai dengan isi permintaan penerbitan L/C yang telah disepakati antara pemohon dnegan bank penerbit. Apabila bank penerbit bertindak di luar kesepakatan sehingga merugikan pemohon, maka pembayaran yang telah dilakukan oleh bank penerbit kepada penerima baik langsung ataupun melalui kuasanya menjadi tanggung jawab bank penerbit dan tidak boleh dibebankan kepada pemohon. Permintaan penerbitan L/C diatur oleh hukum nasional masing-masing Negara yang dalam hal-hal tertentu dapat berbeda antara satu Negara dengan Negara lainnya. Akan tetapi, hakikat permintaan penerbitan L/C sama secara internasional, yaitu bank penerbit menerbitkan L/C karena pemohon berjanji membayar kembali nilai L/C kepada bank penerbit yang melakukan pembayaran baik langsung maupun melalui bank yang ditunjuk kepada penerima. UCPDC revisi 1993 yang mengatur hubungan hukum antara pemohon dan bank penerbit pada dasarnya terbatas pada pelaksanaan prosedur yang meliputi instruksi penerbitan dan perubahan L/C, instruksi penerbitan L/C yang tidak jelas atau tidaj lengkap, gangguan dalam penyampaian instruksi
dan
gangguan dalam pelaksanaan instruksi. 41 Selain UCPDC revisi 1993, hak dan kewajiban pmohon dan bank penerbit dalam rangka pelaksanaan prosedur juga didasarkan pada hukum kebiasaan internasioanal. Hukum kebiasaan internasional
41
UCPDC revisi 1993, Artikel 5, 12, 16, dan 18
Universitas Sumatera Utara
48
diperlukan karena tidak semua masalah-masalah hukum dari tranksaksi L/C diatyr dalam UCPDC revisi 1993. 3. Hubungan hukum bank penerbit dengan penerima Hubungan hukum antara bank penerbit dengan penerima lahir atas dasar L/C yang diterbitkan bank penebit yang disetujui oleh penerima. Persetujuan penerima terhadap L/C diwujudkan melalui pengajuan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan L/C kepada bank penerbit. Tetapi penerima tidak berkewajiban untuk menyetujui L/C yang diterbitkan oleh bank penerbit. Sebelum L/C disetujui oleh penerima, maka L/C merupakan kontrak sepihak dari bank penerbit L/C yang tidak mengikat pihak penerima. L/C diterbitkan atas dasar permintaan penerbitan L/C, tetapi kedua kontrak ini terpisah satu dengan yang lain. Hak dan kewajiban bank penerbit diatur dalam UCPDC revisi 1993 sepanjang L/C tunduk pada UCPDC revisi 1993. Namun, walaupun L/C tunduk pada UCPDC revisi 1993 tidak berarti bahwa semua ketentuan UCPDC revisi 1993 harus berlaku bagi L/C tersebut. L/C dapat memuat kalusula-klausula tersendiri terlepas dari ada atu tidaknya pengaturan dalam UCPDC revisi 1993. Dalam hal klausul-klausul itu bertentangan dengan UCPDC revisi 1993, maka yang berlaku adalah klausul tersebut. Namun, dalam hal klausul-klausul tersebut tidak diatur dalam UCPDC revisi 1993 maka dengan sendirinya kalusul-kalusul tersebut berlaku bagi L/C pengaturan kalusul-kalusul demikian dalam L/C sesuai dengan asas kebebasan berkontrak yang dikenal secara internaisonal. Hak dan kewajiban bank penerbit dan penerima terutama berkenaan dengan masalah L/C yang tidak diatur dalam UCPDC revisi 1993 dan L/ tunduk
Universitas Sumatera Utara
49
pada hukum nasional. Penentuan hukum nasional tersebut dilakukan atas dasar klausul pilihan hukum dalam L/C atau berdasarkan teori penentuan hukum nasional yang berlaku bagi L/C yang dilakukan oleh hakim. Terlepas dari L/C tunduk atau tidak kepada UCPDC revisi 1993 atau L/C tunduk sekaligus ekpada UCPDC revisi 1993 dan hukum nasional, hakikat dari L/C adalah janji pembayaran dari bank penerbit kepada penerima.
C. Tanggung jawab bank yang timbul terhadap dokumen-dokumen Letters Of Credit yang telah diterbitkan 1. Tanggung jawab bank terhadap dokumen-dokumen yang terdapat dalam Letters Of Credit Maurice
Megrah
mengatakan
tujuan
irrevocable
L/C
adalah
memastikan bahwa penerima memperoleh pembayarn dan pemohon memperoleh barang melalui penguasaan document of title dari barang tersebut. Syarat pembayaran L/C adalah pengajuan dokumen-dokumen yang sesuai dengan persyaratan L/C. Pengajuan dokumen-dokumen ini merupakan kondisi agar L/C dapat dibayar dan diaksep dan dibayar pada saat jatuh tempo. Bank dan pihak-pihak lainnya dalam merealisasikan L/C hanya berurusan dengan dokumen-dokumen saja. Sepanjang dokumen-dokumen yang diajukan kepada bank telah sesuai dengan persayaratan L/C maka sejalan dengan Artikel 4 UCPDC 500 revisi 1993 bank harus membayar dokumen-dokumen tersebut.
Universitas Sumatera Utara
50
Inti dari realisasi L/C adalah kesesuaian dokumen-dokumen dengan persyaratan L/C . oleh karena itu, bank harus melakukan penelitian atas dokumendokumen tersebut untuk dasar menentukan apakah dapat dbayar atau tidak. Patokan penelitian dokumen-dokumen UCPDC 500 revisi 1993. Artikel 13 huruf A UCPDC 500 mengatakan sebagai berikut: “Banks must examine all documents stipulated in the credit with reasonable care, to ascertain wheter or not they appear, on their face, to be in compliance with the terms and conditions of the Credit. Compliance of stipulated documents on their face wth the terms and conrition of the credit, shall be determined by international standard banking practice as reflected in these articles. Documents which appear oh their face to be inconsistent with one another will be considered as nt appearing on their face to be in compliance with the terms and condition of the credit. Documents not stipulated in the credit will not be examine by banks. If they receive such documents, they shall return them to the presenter or pass them out without responsibility.”
Bank wajib melakukan penelitian atas dokumen-dokumen yang diajukan kepadanya secara ketelitian yang wajar unutk menentukan apakah dokumen-dokumen itu telah memiliki ketentuan yang sesuai dengan persyaratan L/C.ukuran kesesuaian tersebut didasarkan pada standar praktik perbankan internasional. Dokumen-dokumen yang tidak konsisten satu terhadap yang lainnya merupakan cerminan bahwa tidak terdapat kesesuaian antara dokumen-dokumen dengan L/C. Keputusan untuk menentukan dokumen-dokumen telah atau belum sesuai dengan persyaratan L/C dan dokumen-dokumen konsisten satu dengan yang lainnya sepenuhnya didasarkan pada pemelitian bank, bukan berdasarkan pemahaman pihak lain. Penelitian dokumen-dokumen semacam ini dinamakan
Universitas Sumatera Utara
51
penelitian berdasarkan tamnpak muka (appear on their face. )42 Bank tidak perlu eneliti lebih jau daripada itu. Pernyataan tampak muka jangan ditafsirkan sebagai muka atau belakang dokumen. Standar prakti perbankan internasional yang merupakan ukuran untuk menentukan kesesuaian dokumen dengan L/C tidak membatasi kewajiban bank hanyalah untuk meneliti dokumen-dokumen. Ukuran tersebut dimaksudkan untuk menentukan cakupan dalam mana ketelitian yang wajar diapplikasikan. 43 Gagasan ketelitian yang wajar sering digunakan oleh pengadilan-pengadilan dalam kaintannya
dengan
doktrin
Kesesuaian
Mutlak. 44
Pengadilan-pengadilan
menggunakannya atas dasar analisis kasus per kasus tidak kepada penerapan yang berlaku umum. Kemudian artikel 13 huruf b UCPDC 500 mengemukakan: “The Issuing Bank, The Confirming Bank, if any, or Nominated Bank acting on their behalf, shall each have a reasonable time, not to exceed seven banking days following the day of receipt of the document, to examine the documents and determine whether to take up or refuse thee documents and to inform the party from which it received the documents accordingly”
Bank dalam meneilit dokumen-dokumen dan menentukan sikap mengambil alih atau menolak dokumen-dokumen tersebut serta memberitahu pihak pengirim dokumen-dokuemn bersangkutan hanya memunyai maksimum 7 (tujuh) hari kerja perbankan setelah hari penerimaan dokumen-dokumen yang dimaksud. Akan tetapi, dalam era persainganperbankan yang sangat kompetitif sekarang ini, bank terkait akan berupaya melaksanankan tugasnya lebih cepat dari 42
R.M.V. Bass, Credit Management, 1979, hal 184 A.G. Davis, The Law Relating to Commercial Letters Of Credit, 1960, hal 170 44 Davis, op.cit, hal. 64 43
Universitas Sumatera Utara
52
batas wajtu 7 (tujuh) hari tersebut. Namun, dalam keadan force majeur karena tindakan pemerintah atau akibat-akibat alam, jangka waktu 7 (tujuh) hari itu dapat dilampaui. Dokumen-dokumen yang diajukan oleh penerima wesel bervariasi tergantung kepada keinginan para pihak yang diuraikan dalam L/C. Namun, pada umunya L/C mensyaratkan untuk diajukan kepada bank dokumen-dokumen yang terdiri dari: 1. Faktur dagang
= yang merupakan dokumen utana
yang memuat uraian barang secara rinci 2. Dokumen transportasi
=
dokumen
pengangkutan
yang
terbagi atas beberapa hal, yaitu: a. Marine/ocean bill of lading b. Non-negtiable sea wybill c. Charter party bill of lading d. Multimodal transport document e. Air transport document f. Road, rail, or inland transport document g. Courier and post receipt h. Transport documents issued by freight forwarders i.
“On Deck”, “Shipper’s Load and Cunt” Name of consignor
3. Dokumen asuransi
Universitas Sumatera Utara
53
2. Hak dan kewajiban eksportir dan importir dalam penerbitan Letters Of Credit Begitu banyak ahli hukum yang mencoba untuk memasukkan L/C ke dalam konstruksi hukum tersendiri. Di antaranya ada para pakar yang mengkonstruksikannya ke dalam: 1. Suatu konstruksi hukum dimana bank merupakan jaminan bagi pembeli 2. Konstruksi hukum dimana bank dipandang sebagai jaminan aval bagi pembeli 3. Konstruksi hukum dimana L/C dipandang sebagai pemenuhan kewajban pembayaran bagi pembeli 4. Konstruksi hukum dimana pembukaan L/C adalah pelaksanaan suatu syarat bagi kepentingan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam pasal 1317 KUHPerdata 5. Konstruksi hukum bahwa L/C tidak bisa dicabut harus dipandang sebaga delegasi yang penuh (onvolkomen delegative) seperti yang diatur dalam pasal 1417 KUH Perdata 6. Konstruksi hukum dimana L/C dipandang sebagai perjanjian sui generis (HMN Purwosutjipto, SH termasuk pengikut jenis konstruksi hukum ini 45 Dari konstruksi hukum yang disebutkan di atas, nampaklah bawa sifat dari L/C tersebut tidak bisa disamakan dengan bentuk perjanjian yang telah ada, yaitu perjanjian-perjanjian yang telah diatur dalam KUH Perdata dan KUH Dagang. Karena sesuai dengan pendapat H.M.N. Purwosutjipto, SH, bahwa L/C dipandang sebagai sui generis. Sui generis maksudnya ganjil, aneh (ajaib), sesuatu yang tidak bisa dimasukkan ke dalam rumusan umum. 46 Selain yang tersebut di atas, dalam perkembangannya L/C merupakan suatu lembaga yang pelaksanaannya didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam praktek perdagangan. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui hak dan kewajiban 45 46
H.M.N. Purwosutjipto, SH, op.cit, hal 98-99 Ibid, hal. 100
Universitas Sumatera Utara
54
dari pihak importir dan eksportir sehubungan dengan diterbitkannya L/C, maka perlu diperhatikan dalam prakteknya untuk apa lembaga L/C tersebut dibentuk. Dasar dari pembukaan L/C adalah syarat-syarat L/C yang telah ditetapkan oleh eksportir dan importir yang berkaitan dengan upaya untuk merealisasikan suatu perjanjian jual beli yang dituangkan dalam sales contract, dimana syarat-syarat tersebut dipaparkan di dalam aplikasi (permohonan) yang ditujukkan pada bank pembuka L/C tersebut. Menurut M. Yahya Harahap, S.H., bahwa: “Tentang persetujuan jual-beli dianggap sudah berlangsung antara pihak penjual dan pembeli apabila mereka telah menyetujui dan bersepakat keadaan barang dan harga benda tersebut; sekalipun barangnya belum diserahkan dan harganya belum dibayarkan (Pasal 1458 KUH Perdata); JUal beli tiada lain dari persetujuan kehendak (wills overeenstemming) antara penjual dan pembeli mengenai barang dan harga. Barang dan hargalah yang menjadi esensi dari perjanjian jual beli. Tanpa ada barang yang dijual tidakah mungkin terjadi perjanjian jual beli. Sebaliknya, jika objek jual beli tidak dibayar dengan suatu harga, maka jual beli dianggap tidak ada.” 47
Selanjutnya dalam hubungan antara importir dengan eksportir berkaitan dengan diterbitkannya L/C, Munir Fuady, S.H., L.LM., mengatakan: “Sebenarnya hubungan antara eksportir dengan importir dalam kaitan pembukaan L/C tetap mengenai hubungan jual beli, dimana L/C adalah sebagai cara pembayaran. Menurut Pasal 1458 KUH Perdata, maka jual beli tresebut telah terjadi pada saat “mutual concept” terbentuk, tanpa harus menunggu levering (penyerahan). Sehingga hak dan kewajiban dari jual beli sudah terbentuk, termasuk pembukaan L/C yang disyaratkan dalam L/C, sedang pada waktu pembukaan L/C tidak ada hak dan kewajiban tambahan karena pada prinsipnya pembukaan L/C hanyalah mengkonfirmasi kembali apa yang sudah distipulasi dalam perjanjian jual beli.”
47
Universitas Sumatera Utara
55
Memperhatikan uraian di atas, dapat dilihat bahwa yang menjadi dasar pembukaan L/C adalah perjanjian jual beli, ataupun syarat-syarat lainnya yang sudah ditetapkan dalam perjanjian jual beli, dimana suatu jual beli terjadi pada saat kata sepakat antara kedua belah pihak. Dalam suatu kontrak perdagangan internasional yang juga biasanya terdapat syarat-syarat lain, seperti Free On Board (FOB), Free Alongside Ship (FAS), dan sebagainya. Demikian juga dalam pembayaran biasanya dilakukan dengan cara membuka L/C untuk kepentingan eksportir agar mendapatkan pembayaran, dan untuk kepentingan importir agar mendapatkan barang yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam sales contract. Dalam hal ini pemakaian L/C adalah sebagai cara pembayaran perdagangan luar negeri yang mengandung arti bahwa dengan dibukanya L/C oleh importir menunjukkan bahwa eksportir berhak mendapatkan pembayaran apabila ia telah melaksanakan kewajibannya, yaitu untuk mengirimkan barang-barang kepada importir sesuai dengan dokumen-dokumen dan syarat-syarat yang ditentukan dalam sales contract. Begitu pula sebaliknya, importir harus melaksanakan kewajiban pembayaran kepada eksportir apabila barang-barang dan dokumen-dokumen yang dikirim eksportir telah sesuai dan dia berhak untuk memiliki barang yang dikirimkan kepadanya.
Universitas Sumatera Utara