Penentuan ukuran contoh ditetapkan dari suatu kajian yang tidak tepat Metode pengambilan contoh: Menyebutkan dengan jelas metode pengambilan contoh yang digunakan Menjelaskan bahwa penelitian menggunakan satu contoh, dua contoh bebas atau tidak bebas, atau tiga contoh atau lebih Sesuai dengan permasalahan Menjelaskan prosedur pengambilan contoh yang digunakan dengan jelas Metode yang digunakan kurang sesuai karena ada alasan untuk menyatakan keliru dan ada alternatif metode lain yang dianggap relatif lebih sesuai Prosedur perolehan data: Jika menggunakan instrumen, maka melampirkan instrumen untuk perolehan datanya Jika menggunakan kuesioner dalam perolehan data, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner jika diperlukan Menjelaskan prosedur perolehan data dengan jelas Tidak menjelaskan prosedur perolehan data dengan jelas Jika menggunakan kuesioner dalam perolehan data, tetapi tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang seharusnya perlu untuk diuji
C3 • A1
A2 B1 B2
C1 • A1
A2
B1 C1
C2
c.
Analisis data. Kriteria penilaian untuk peubah analisis data dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Kriteria Penilaian Analisis Data Menjelaskan dan memeriksa asumsi yang dibutuhkan dalam penggunaan metode analisis Menuliskan rumus yang berkaitan dengan metode analisis dengan tepat Menggunakan metode analisis yang sesuai dengan permasalahan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai Menggunakan metode analisis yang tidak tepat untuk menyelesaikan permasalahan karena ada alasan yang menyatakan bahwa analisis yang digunakan tidak sesuai dan paling tidak ada alternatif metode lain yang dianggap relatif lebih sesuai Keliru dalam pengujian hipotesis beda nilai tengah Keliru dalam uji kebebasan dan ukuran asosiasi Keliru dalam menginterpretasikan hasil atau salah dalam menyimpulkan hasil analisis
A1 A2 B1
C1
C2 C3 C4
Kriteria penilaian disusun berdasarkan konsep-konsep yang dijabarkan pada Tinjauan Pustaka. Peubah akan dinilai “Cukup” jika memenuhi semua kriteria pada kategori B (B1, B2, B3,....). Selanjutnya jika semua kriteria pada kategori B (B1, B2, B3,....) terpenuhi dan memenuhi setidaknya satu kriteria dalam kategori A (A1, A2, A3,....) maka peubah tersebut akan dinilai “Baik”. Tetapi jika peubah tidak memenuhi semua kriteria pada kategori B (B1, B2, B3,....) atau memenuhi tapi setidaknya memenuhi satu kriteria pada kategori C (C1, C2, C3,.....) maka peubah dinilai “Kurang”. Meskipun disadari masih banyak kelemahan yang mungkin disebabkan karena adanya perbedaan dalam menilai, akan tetapi dengan adanya konsep-konsep yang dijabarkan pada Tinjauan Pustaka tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang kekeliruan yang terjadi dalam contoh skripsi penelitian metode survei. 2.
Interpretasi hasil. Peneliti menginterpretasikan hasil penilaian terhadap peubah-peubah yang dinilai dan mengidentifikasi temuantemuan penting yang berupa hasil identifikasi terhadap kekeliruan-kekeliruan yang terjadi pada skripsi contoh. Selain itu, peneliti juga memberikan alternatif teknik analisis data yang lebih sesuai digunakan untuk permasalahan. Pada beberapa kasus, alternatif teknik analisis yang diberikan peneliti bukan ditujukan untuk menggantikan atau menandakan terjadi kekeliruan dalam penggunaan teknik analisis yang digunakan pada skripsi yang dikaji. Alternatif yang diberikan hanya merupakan alternatif teknik analisis yang dirasa peneliti dapat menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih efektif dan efisien. HASIL DAN PEMBAHASAN
Mahasiswa program studi GMSK sebelum melaksanakan penelitiannya setidaknya telah mengikuti mata kuliah Metode Statistika 1 dan Metode Statistika 2 sebagai mata kuliah wajib. Demikian juga dengan mahasiswa program studi Biologi setidaknya telah mengikuti mata kuliah Metode Statistika 1 sebagai mata kuliah wajib dan Metode Statistika 2 atau Rancangan
14
Percobaan sebagai mata kuliah pilihan (BAPSI & BAAK, 2003). Silabus untuk masing-masing mata kuliah selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
digunakan pada tiap skripsi dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 6.
Peubah-Peubah Penelitian
Hasil penilaian terhadap rumusan masalah dapat dilihat pada Tabel 7. Secara keseluruhan sebagian besar skripsi dinilai baik untuk tiap peubah kecuali pada pernyataan hipotesis dan implikasi/sasaran. Penilaian terhadap pernyataan hipotesis hanya melibatkan satu skripsi saja karena dari sepuluh skripsi hanya satu skripsi yang mencantumkan pernyataan hipotesis.
Seluruh skripsi menjelaskan peubah-peubah penelitian yang digunakan dengan jelas. Terdapat dua skripsi yang dalam penelitiannya menggunakan peubah komposit, yaitu skripsi nomor 2 dan 3. Skripsi nomor 2 bertujuan untuk menilai persepsi ibu tentang label makanan kemasan anak sekolah dasar dan skripsi nomor 3 bertujuan untuk melihat kepuasan pengguna kartu Askeskin terhadap kualitas pelayanan Puskesmas Tanjungsari Sumedang. Peubah-peubah penelitian yang
Rumusan Masalah
Hasil penilaian skripsi-skripsi pada tiap peubah untuk rumusan masalah secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 6 Peubah-Peubah Penelitian Tiap Skripsi Skripsi Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nominal √ √ √ √ √ √ √
Ordinal √ √ √ √ √
Interval
Jenis Peubah Rasio Hedonik √ √ √
Intensitas
Komposit
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √
Tabel 7 Hasil Penilaian Rumusan Masalah Skripsi Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rumusan Masalah Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup
Pernyataan Masalah Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Kurang Cukup Baik
Peubah Pernyataan Hipotesis Kurang -
Tujuan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kurang
Implikasi / Sasaran Baik Baik Baik Cukup Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Baik
15
Rumusan masalah pada seluruh skripsi sudah menyatakan permasalahan secara umum dan dinyatakan dengan model verbal. Artinya seluruh skripsi sudah memenuhi syarat untuk dinilai cukup. Selanjutnya terdapat sembilan skripsi yaitu skripsi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 yang rumusan masalahnya juga sekaligus merumuskan problem solving, sehingga sembilan skripsi tersebut mendapat penilaian baik. Sedangkan skripsi nomor 10 mendapat penilaian cukup. Tidak ada satupun skripsi yang menyatakan rumusan masalah dalam model matematis. Hal ini bisa disebabkan karena dalam penggunaan model matematis dibutuhkan pencarian, perkiraan, pendekatan, dan anggapan ketika menyederhanakan masalah agar model yang diturunkan menjadi operasional sehingga diperlukan ketelitian. Sebaliknya, model matematis memiliki kelebihan yaitu dapat menyatakan masalah dengan lebih singkat dan padat sehingga struktur masalah akan lebih mudah ditangkap dan hubunganhubungan antara komponen-komponen masalah lebih mudah tergambarkan (Musa, 2007a). Sebanyak enam skripsi yaitu skripsi nomor 1, 3, 4, 5, 7, dan 10 mendapat penilaian baik dalam pernyataan masalah karena selain dinyatakan secara khusus dan sesuai dengan rumusan masalah, pernyataan masalah juga dinyatakan dalam kalimat interogatif atau menyatakan hubungan antara dua peubah atau lebih. Tiga skripsi yaitu skripsi nomor 2, 6, dan 9 mendapat penilaian cukup karena pernyataan masalah hanya memenuhi kriteria untuk dinilai cukup saja. Sisanya yaitu skripsi nomor 8 dinilai kurang karena tidak menyatakan pernyataan masalah. Pernyataan masalah seharusnya mutlak diperlukan dalam penelitian. Pernyataan hipotesis yang dinilai hanya berasal dari skripsi nomor 1 dengan judul Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita Dengan Status Gizi Stunting dan Normal. Pernyataan hipotesis dinilai kurang karena meskipun pernyataan hipotesis sesuai dengan pernyataan masalah dan dinyatakan dalam kalimat deklaratif, tetapi tidak menampilkan hipotesis tandingannya. Sedangkan hipotesis tandingan merupakan salah satu komponen dalam prosedur pengujian hipotesis. Hipotesis nol dan hipotesis tandingan bersifat mutually
exclusive. Artinya jika satu hipotesis ditolak maka sebagai konsekuensinya hipotesis lainnya diterima (Supranto, 2001). Sembilan skripsi yaitu skripsi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 dinilai baik dalam tujuan karena tujuan penelitian sesuai dengan permasalahan, dapat diperiksa apakah tujuan yang dinyatakan dapat dicapai atau tidak dalam penelitian, dan dinyatakan dengan jelas dan spesifik terhadap faktor-faktor yang akan dipelajari dampaknya. Sedangkan skrpsi nomor 10 dinilai kurang karena tujuan penelitian tidak sesuai dengan permasalahan yaitu mencantumkan bahwa tujuan penelitian untuk mendapatkan data primer. Penilaian terhadap implikasi atau sasaran memberikan nilai cukup untuk skripsi nomor 4 dan 5 karena implikasi atau sasaran penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu empat skripsi yaitu skripsi nomor 1, 2, 3, dan 10 dinilai baik karena selain sesuai dengan tujuan penelitian, manfaat atau implikasi penelitian dinyatakan secara singkat dan jelas. Sedangkan untuk empat skripsi lainnya yaitu skripsi nomor 6, 7, 8, dan 9 dinilai kurang karena tidak menyatakan implikasi atau sasaran dari penelitian. Rancangan Pengumpulan Data Hasil penilaian terhadap rancangan pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 8. Secara keseluruhan sebagian besar skripsi dinilai baik dalam mengidentifikasi obyek/ subyek pengamatan dan mendapat penilaian cukup dalam prosedur perolehan data yang digunakan. Tetapi sebagian besar skripsi masih dinilai kurang dalam menentukan metode pengambilan contoh yang digunakan. Hasil penilaian skripsi-skripsi pada tiap peubah untuk rancangan pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 8 Hasil Penilaian Rancangan Pengumpulan Data Skripsi Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Obyek/ Subyek Pengamatan Baik Baik Baik Baik Kurang Cukup Cukup Cukup Kurang Baik
Peubah Metode Pengambilan Contoh Kurang Cukup Baik Baik Cukup Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang
Prosedur Perolehan Data Baik Kurang Kurang Kurang Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup
16
1.
Obyek/Subyek Pengamatan
Seluruh skripsi mendefinisikan obyek atau subyek pengamatan dengan jelas. Selain skripsi nomor 9, skripsi-skripsi tersebut juga menjelaskan dengan baik apakah pengamatan dilakukan terhadap contoh atau universum. Skripsi yang merupakan probability sample survey dan nonprobability sample survey melakukan pengamatan terhadap obyek/subyek pengamatan yang berupa contoh, baik contoh acak pada probability sampling dan contoh bukan acak pada nonprobability sampling. Skripsi yang melakukan pengamatan terhadap contoh menyebutkan dengan jelas ukuran contoh yang digunakan, tetapi hanya skripsi nomor 2, 3, dan 5 saja yang ukuran contohnya ditetapkan melalui suatu kajian. Pada skripsi nomor 5 terjadi kekeliruan dalam penentuan ukuran contoh. Penelitian ini ingin menarik simpulan tentang nilai tengah tetapi rumus penentuan ukuran contoh yang digunakan adalah untuk menduga proporsi untuk kejadian binomial dengan menggunakan aproksimasi normal (Walpole, 1995). Penentuan ukuran contoh menjadi bagian yang penting dalam rancangan pengumpulan data, karena ukuran contoh yang tidak memadai akan memberikan hasil yang tidak signifikan secara statistika. Dengan kata lain jika ukuran contoh tidak cukup besar maka tidak didapat suatu simpulan yang layak sehingga simpulan yang didapat tidak dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Selain itu ukuran contoh yang tidak memadai dari pengambilan contoh berupa cluster atau lapisan menyebabkan antarsubset populasi menjadi tidak layak untuk dibandingkan (Kitchenham & Pfleeger, 2002). Sebagian besar skripsi berhadapan dengan universum terhingga tetapi hanya skripsi nomor 1, 2, 4, dan 10 yang menyebutkan ukuran universumnya secara jelas. Hanya satu skripsi yaitu skripsi nomor 7 yang universumnya tak-terhingga karena plankton di sungai Cikaniki tidak dapat dicacah satu demi satu. Universum terhingga juga dapat dikatakan sebagai universum tidak terhingga jika suatu universum terhingga berukuran kecil, besar atau besar sekali. Seperti pada skripsi nomor 5, 6, dan 9 universumnya tidak disebutkan apakah
terhingga atau tidak terhingga. Pria dewasa dan balita di Bogor memungkinkan untuk dicacah satu demi satu sehingga disebut universumnya terhingga, tetapi jika ukuran universumnya besar sekali maka dapat dianggap tidak terhingga. Begitu juga halnya dengan monyet ekor panjang betina di Pulau Tinjil seperti pada skripsi nomor 9. Dari sepuluh skripsi, skripsi yang mendapat penilaian baik adalah skripsi nomor 1, 2, 3, 4, dan 10. Skripsi yang mendapat penilaian cukup adalah skripsi nomor 6, 7, dan 8. Sedangkan skripsi nomor 5 dan 9 mendapat nilai kurang. 2.
Metode Pengambilan Contoh
Delapan skripsi menjelaskan prosedur pengambilan contohnya dengan jelas. Hanya skripsi nomor 6 dan 10 yang tidak menjelaskan bagaimana prosedur pengambilan contohnya. Prosedur pengambilan contoh akan berpengaruh pada generalisasi kesimpulannya. Jika pengambilan contoh didasarkan pada pengacakan, maka telah dilakukan probability sampling. Contoh yang terambil akan merepresentasikan populasinya karena tidak ada unsur subyektivitas dalam pemilihan contohnya. Kesimpulan yang dihasilkan akan dapat digeneralkan terhadap populasi. Sebaliknya jika pengambilan contoh tidak didasarkan pada pengacakan atau dikenal dengan nonprobability sampling maka contoh yang terambil tidak dapat merepresentasikan populasi sehingga kesimpulan yang dihasilkan tidak dapat digeneralkan. Oleh sebab itu, prosedur pengambilan contoh harus dijelaskan secara jelas. Bila peneliti menentukan lokasi penelitian dengan sengaja, maka hal ini tidak dianggap sebagai metode pengambilan contoh tidak berpeluang atau nonprobability sampling, karena hal ini hanya dianggap sebagai pembatas ruang lingkup penelitian (tempat, waktu, serta pembatasan populasi yang diteliti) (Lubis, 1989). Dari lima skripsi yang termasuk ke dalam probability sample survey, hanya skripsi nomor 4 yang menyebutkan metode penarikan contoh dengan jelas yaitu simple random sampling. Sedangkan sisanya hanya disebutkan bahwa contoh diambil secara acak. Skripsi yang menggunakan contoh tidak acak atau yang merupakan nonprobability sampling yaitu skripsi nomor 3, 8, dan 9 menggunakan purposive sampling. Terdapat tiga skripsi yang metode penarikan contohnya dirasa kurang sesuai, yaitu skripsi nomor 1, 8, dan 10. Pada skripsi nomor 1 subyek penelitian adalah balita, tetapi contoh yang
17
didapat tidak ada contoh bayi dengan umur dibawah satu tahun. Artinya contoh yang didapat tidak dapat mewakili populasi secara keseluruhan, sedangkan baik pada probability sampling maupun nonprobability sampling bertujuan untuk mendapatkan contoh yang merepresentasikan populasi. Stratified random sampling digunakan sebagai alternatif metode penarikan contoh yang lebih baik. Kelebihan dari metode ini adalah semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili dan memungkinkan peneliti untuk mengamati hubungan antara satu lapisan dengan lapisan yang lain. Hal ini juga terjadi pada skripsi nomor 10 karena Kawasan Koridor Taman Nasional Gunung Halimun – Salak terbagi menjadi tiga daerah yaitu: lahan pertanian, perkebunan teh, dan hutan dengan tipe burung dan tumbuhan untuk masing-masing daerah berbeda. Pada skripsi nomor 1 umur bayi digunakan sebagai lapisan dan jenis daerah digunakan sebagai lapisan pada skripsi nomor 10. Stratified random sampling juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alternatif karena skripsi nomor 1 dan 10 memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk dilakukannya stratified random sampling Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam stratified random sampling di antaranya harus ada kriteria yang jelas untuk digunakan sebagai dasar pembuatan lapisan dan diketahui dengan jelas banyaknya satuan elementer pada setiap lapisan di dalam populasi (Lubis, 1989). Skripsi nomor 8 menggunakan purposive sampling dalam pengambilan contoh pucuk vegetatif Chromolaena odorata (gulma) yang mengindikasikan ada telur Cecidochares connexa (serangga) pada tiap plot pengamatan. Purposive sampling termasuk dalam nonprobability sampling, yaitu contoh yang diambil didasarkan pada kemudahan contoh tersebut untuk ditemui atau ketika peneliti mempunyai pertimbangan tersendiri untuk percaya bahwa contoh yang didapat sudah merepresentasikan populasi (Kitchenham & Pfleeger, 2002). Kesimpulan yang didapat dari nonprobability sampling tidak bisa digeneralkan. Alternatif metode penarikan contoh yang digunakan adalah simple random sampling. Simple random sampling dipilih sebagai alternatif karena pada penelitian ini jumlah
seluruh pucuk vegetatif Chromolaena odorata yang ada telur Cecidochares connexa pada tiap plot dihitung. Sehingga, populasi pucuk vegetatif Chromolaena odorata yang ada telur Cecidochares connexa pada tiap plot diketahui. Dari sepuluh skripsi yang dinilai, skripsi yang mendapat penilaian baik hanya skripsi nomor 3 dan 4. Skripsi yang mendapat penilaian cukup adalah skripsi nomor 2, 5, 7, dan 9. Sedangkan untuk skripsi yang dinilai kurang adalah skripsi nomor 1, 6, 8, dan 10. 3.
Prosedur Perolehan Data
Seluruh skripsi sudah menjelaskan prosedur perolehan datanya dengan jelas. Dari seluruh skripsi yang menggunakan instrumen dalam pengambilan data, hanya skripsi nomor 1, 4, 5, dan 6 saja yang melampirkan instrumen pengambilan datanya. Penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengambilan data di antaranya adalah skripsi nomor 2, 3, dan 4. Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur hal yang tidak bisa diukur secara langsung karena bersifat subyektif sehingga diperlukan adanya uji validitas dan reliabilitas. Tetapi pada skripsi nomor 2 dan 3 tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas, sedangkan pada skripsi nomor 4 hanya dilakukan uji reliabilitas saja. Jika kedua syarat, yaitu valid dan reliabel tidak terpenuhi, maka kesimpulan penelitian tidak sepenuhnya dapat dipercaya karena hasil penelitian yang valid dan reliabel hanya didapat dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data (Ary et al., 2002). Ukuran yang biasa digunakan dalam menilai reliabilitas adalah nilai cronbach alpha. Pertanyaan dalam kuesioner dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha ≥ 0,7. Jika nilai cronbach alpha yang dihasilkan kecil, maka pertanyaan tersebut belum reliabel sehingga dapat dihapus atau diganti untuk mendapatkan nilai cronbach alpha yang lebih tinggi. Ini menjadi alasan terjadinya kekeliruan pada skripsi nomor 4 karena nilai cronbach alpha yang dihasilkan dari uji reliabilitas sangat rendah tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya. Prosedur perolehan data yang digunakan pada skripsi nomor 9 adalah pengamatan langsung atau observasi terhadap perilaku monyet ekor panjang betina. Metode pengamatan yang digunakan yaitu ad libitum sampling, yaitu pengamat mencatat setiap perilaku yang menjadi fokus pengamatan. Dalam skripsi ini perilaku yang menjadi fokus pengamatan adalah perilaku afiliatif yaitu berupa
18
social grooming dan keadaan berdekatan jarak. Metode ini baik digunakan dalam kondisi saat pengamat sudah mengenal populasinya dengan baik dan melihat adanya perubahan perilaku. Oleh sebab itu metode ini cocok digunakan dalam skripsi nomor 9 karena peneliti menduga ada perubahan perilaku pada monyet ekor panjang betina di Pulau Tinjil. Skripsi nomor 9 selain bertujuan untuk mempelajari pola afiliasi antarmonyet ekor panjang betina, juga ingin melihat proporsi waktu yang dihabiskan monyet ekor panjang betina untuk perilaku afiliasi tersebut sehingga selain digunakan metode Ad Libitum sampling lebih baik digunakan juga “On-the-Dot” sampling karena metode ini cocok digunakan untuk melihat persentasi waktu yang dihabiskan untuk aktivitas tertentu (Colgan, 1978). Dari sepuluh skripsi yang dinilai, skripsi yang mendapat penilaian baik adalah skripsi nomor 1, 5, dan 6. Skripsi yang mendapat penilaian cukup adalah skripsi nomor 7, 8, 9, dan 10. Sedangkan untuk skripsi yang dinilai kurang adalah skripsi nomor 2, 3, dan 4. Kekeliruan-kekeliruan yang terjadi pada pengumpulan data bisa rancangan disebabkan karena mahasiswa kurang paham terhadap metode-metode penarikan contoh. Hal ini disebabkan karena pelajaran Metode Penarikan Contoh tidak diajarkan secara khusus melainkan tergabung dalam pelajaran Metode Statistika 1 sehingga tidak terlalu terfokus. Analisis Data Hasil penilaian terhadap analisis data dapat dilihat pada Tabel 9. Secara keseluruhan sebagian besar skripsi dinilai kurang untuk analisis data. Ada 6 skripsi yang mendapat penilaian kurang, yaitu skripsi nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 8. Skripsi yang mendapat penilaian cukup adalah skripsi nomor 6 dan 9. Sedangkan skripsi dengan penilaian baik adalah skripsi nomor 7 dan 10.
Tabel 9 Hasil Penilaian Analisis Data Skripsi Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Analisis Data Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Baik
Hasil penilaian skripsi-skripsi pada tiap peubah untuk rancangan pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Terdapat 4 skripsi menggunakan metode analisis yang kurang tepat yaitu skripsi nomor 3, 4, 5, dan 8. Skripsi nomor 3 bertujuan untuk melihat kepuasan pengguna kartu Askeskin terhadap kualitas pelayanan Puskesmas Tanjungsari Sumedang. Kepuasan contoh sebagai peubah komposit didapat dengan the expectancy disconfirmation model yaitu membandingkan skor rata-rata Kinerja dan Kepentingan untuk tiap dimensi service quality (Reliability, Responsiveness, Asurance, Empathy, dan Tangibles). Penghitungan skor rata-rata Kinerja dan Kepentingan menggunakan bobot. Bobot yang digunakan adalah kode dari skala yang digunakan yaitu skala likert (1, 2, 3, 4, dan 5). Prosedur ini boleh jadi tidak dapat dipandang sebagai manuver yang sah karena memperlakukan kode sebagai bilangan (Musa, 2007b). Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) dapat digunakan sebagai alternatif analisis karena pembobot yang dibutuhkan dalam pengukuran IKP ditentukan secara subyektif atau dengan kajian khusus seperti dengan regresi logistik. Cara kedua dapat menghindari jawaban responden yang hanya memusat di satu titik, tetapi pelaksanaannya butuh ketelitian dalam merancang kuesioner dan saat pengambilan datanya. Selain itu IKP dapat melihat tingkat kepuasan pengguna secara menyeluruh (Bhote dalam Kuncoro, 2006). Tidak seperti analisis yang digunakan pada skripsi nomor 3 yaitu the expectancy disconfirmation model. Kepuasan hanya dilihat untuk masingmasing dimensi service quality. Penelitian skripsi nomor 4 ingin melihat pengaruh lingkungan meso (besar keluarga,
19
lingkungan pertetanggaan, lingkungan kerja ibu, peer group ibu, dan lingkungan anak sekolah) pada anak sibuk. Teknik analisis statistika yang digunakan adalah regresi linear berganda. Seharusnya digunakan regresi logistik biner karena lingkungan meso berupa peubah kategorik dan anak sibuk memiliki skala nominal (Hurried children dan Nonhurried children) (Hosmer & Lemeshow, 1989). Skripsi nomor 5 menggunakan empat contoh bebas, yaitu pria dewasa di wilayah perkotaan dengan tingkat pendapatan rendah, pria dewasa di wilayah perkotaan dengan tingkat pendapatan tinggi, pria dewasa di wilayah pedesaan dengan tingkat pendapatan rendah, dan pria dewasa di wilayah pedesaan dengan tingkat pendapatan tinggi. Masing-masing kelompok diambil dari empat desa berbeda yang dianggap dapat mewakili masing-masing karakteristik contoh. Dalam pengujian beda nilai tengah digunakan teknik analisis untuk dua contoh bebas yaitu uji t. Agar lebih efisien seharusnya digunakan teknik analisis nonparametrik untuk tiga atau lebih contoh bebas karena peubah bernilai kategorik (Daniel, 1990). Ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi dalam penggunaan regresi linear. Asumsi yang harus diperiksa adalah kenormalan galat, homoskedastisitas, autocorelation, dan multikolinearitas. Pemeriksaan asumsi harus dilakukan jika peneliti melakukan pengujian terhadap koefisien regresi. Jika dilakukan pengujian koefisien regresi tanpa pemeriksaan asumsi maka dianggap suatu kekeliruan (Lubis, 1989). Hal ini terjadi pada skripsi nomor 8. Galat tidak menyebar normal, maka spesifikasi model akan salah. Multikolinearatitas membuat nilai dugaan terhadap parameter tidak dapat dilakukan dan nilai R2 cenderung besar tetapi banyak peubah bebas yang tidak nyata. Akibat adanya heteroskedastisitas adalah tidak berbias pada untuk pendugaan parameter, tetapi dugaan parameter tidak efisien karena ragamnya menjadi tidak minimum. Selain itu pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi tidak dapat dilakukan. Autocorelation mengakibatkan nilai dugaan parameter menjadi berbias dan pengujian hipotesis cenderung untuk tidak nyata atau menerima Ho.
Hasil content analysis terhadap sepuluh contoh skripsi juga mengidentifikasi adanya kekeliruan dalam menentukan uji hipotesis yang digunakan untuk menguji beda nilai tengah, dan menentukan ukuran asosiasi sekaligus menguji kebebasan. Kekeliruan tersebut ditemukan pada skripsi nomor 1, 2, 4, dan 5. Kekeliruan ini terjadi karena peneliti tidak memperhatikan syarat-syarat penggunaan uji hipotesis dan ukuran asosiasi yang digunakan sehingga menggunakan analisis parametrik. Seharusnya, digunakan analisis nonparametrik karena data berupa data ketegorik. Pada analisis parametrik membutuhkan asumsi-asumsi yang harus terpenuhi, yaitu pengamatan bebas, data berasal dari populasi yang menyebar normal, dan ragam homogen (Anonim, 2007). Pada data kategorik, asumsi-asumsi tersebut umumnya tidak dapat terpenuhi. Selain itu, ditemukan juga kekeliruan dalam menarik kesimpulan seperti terjadinya over generalization terhadap hasil penelitian yang ditemukan pada skripsi nomor 3. Kekeliruan dalam menginterpretasikan hasil ditemukan pada skripsi nomor 1 yaitu keliru dalam menginterpretasikan nilai R2 sebagai besar hubungan antara peubah bebas dengan peubah tak bebas. R2 menggambarkan persentase keragaman Y yang dijelaskan dengan menggunakan X untuk memprediksi Y (Ryan, 1997). Kekeliruan-kekeliruan yang terjadi terhadap analisis data bisa disebabkan karena mahasiswa kurang paham dan kurang pengetahuan terhadap teknik-teknik analisis statistika. Skripsi nomor 1, 6, 7, 9, dan 10 sudah menggunakan metode analisis yang sesuai dengan permasalahan karena tujuan penelitian dapat tercapai. Akan tetapi, ada alternatif metode yang lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan. Pada bidang ilmu gizi dikenal adanya standar Z-score sebagai acuan dalam penentuan status gizi. Nilai Z-score ini ada dua macam, yaitu Zscore tinggi badan Menurut Umur (TB/U) dan Zscore berat badan Menurut Umur (BB/U). Z-score yang dimaksud dalam ilmu gizi berbeda dengan standar normal baku yang dikenal di statsitika. Kategori status gizi yang ada dalam Z-score antara lain: Buruk, Kurang, Normal, Lebih, dan Kegemukan. Namun terdapat kejanggalan pada penentuan kategori status gizi. Kegemukan bukan merupakan status gizi melainkan keadaan seseorang kelebihan bobot badan. Z-score dalam penentuan status gizi digunakan pada skripsi nomor 1 untuk menentukan status gizi balita stunting dan normal.
20
Skripsi nomor 1 membandingkan pertumbuhan dan perkembangan antara balita dengan status gizi stunting dan normal. yang sebenarnya merupakan perbandingan antara dua grafik pertumbuhan dan perkembangan antara balita dengan status gizi stunting dan normal. Pertumbuhan diukur dengan indeks antropometri seperti tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut umur (BB/U). Penelitian pada skripsi nomor 1 sejalan dengan skripsi nomor 6 dengan tujuan melihat pola pertumbuhan balita. Untuk melihat pola pertumbuhan normal, maka diambil contoh balita dengan status gizi normal. Tetapi dalam penentuan status gizi tidak digunakan standar baku nilai Z-score TB/U dan Z-score BB/U seperti yang dilakukan pada skripsi nomor 1. Hal ini mungkin disebabkan karena peneliti yang merupakan mahasiswa Biologi tidak mempunyai pengetahuan mengenai Z-score TB/U dan Z-score BB/U.
plankton, dan Similarity Index digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Analisis ragam dapat juga diterapkan pada kasus skripsi nomor 7 sehingga pengaruh keragaman data dapat dilihat. Stasiun pada sungai Cikaniki digunakan sebagai rancangan lingkungan, sedangkan perlakuannya adalah bulan saat dilakukannya pengamatan dengan ulangan sebanyak lima kali. Respon yang diukur adalah jumlah plankton yang ditemukan dari semua jenis plankton untuk mengukur kelimpahan. Sedangkan untuk mengukur keanekaragaman plankton, respon yang diukur adalah ada atau tidaknya suatu jenis plankton. Skripsi nomor 9 merupakan contoh kasus yang menggunakan dendrogram untuk analisis data. Skripsi nomor 9 ingin mengelompokkan monyet ekor panjang betina berdasarkan nilai kedekatan afiliatifnya dengan menggunakan Dendrogram for Association dengan nilai 100 digunakan sebagai pembagi pengelompokkan.
Fungsi pertumbuhan anak yang dihasilkan dari regresi bersegmen dibentuk dari berat badan dan tinggi badan dengan umur anak digunakan sebagai breakpoint. Kelebihan dari metode regresi bersegmen selain dapat melihat pola pertumbuhan juga bisa didapatkan model pertumbuhan anak.
Dendrogram merupakan gambaran secara grafik dari hasil analisis cluster (Johnson & Winchern, 2002). Dalam mengelompokkan beberapa obyek pada analisis cluster tidak ada aturan yang jelas apakah suatu obyek sudah dengan benar dikelompokkan ke dalam suatu kelompok, sehingga pemilihan metode perbaikan jarak sangat dibutuhkan. Agar didapatkan hasil yang lebih akurat, lebih baik dibandingkan hasil pengelompokkan dengan menggunakan beberapa metode perbaikan jarak (Johnson & Winchern, 2002). Hasil pengelompokan yang dipilih adalah yang menghasilkan dendogram dengan metode perbaikan jarak yang memiliki nilai salah klasifikasi terkecil. Aturan baku pemotongan dendrogram tidak ditemukan. Tetapi dapat digunakan jarak yang terjauh antargerombol karena prinsip dari analisis cluster adalah mengklasifikasikan individu yang relatif seragam dalam suatu gerombol berdasarkan ukuran kedekatan yang dalam hal ini adalah ukuran jarak.
Skripsi nomor 7 bertujuan untuk melihat kelimpahan dan keanekaragaman plankton pada sungai Cikaniki. Sungai Cikaniki terbagi menjadi 5 stasiun dengan kondisi air untuk tiap stasiun berbeda. Pengamatan dilakukan dua kali pada bulan yang berbeda (Maret dan Juni) dengan pengulangan sebanyak lima kali untuk tiap stasiun per bulan. Diketahui ada kecenderungan keanekaragaman plankton pada sungai Cikaniki pada bulan Maret berbeda dengan bulan Juni. Pada penelitian ini Indeks Keanekaragaman Shanon, kelimpahan
Tabel two way contingency dibentuk dari klasifikasi silang antara dua peubah kategorik. Uji khi kuadrat digunakan untuk melihat kebebasan antarpeubah. Model log linear merupakan perluasan dari tabel kontingensi two-way yang umum digunakan untuk mengevaluasi multitable kontingensi yang melibatkan tiga atau lebih peubah. Semua peubah dalam model log linear merupakan peubah respon sehingga model log linear hanya dapat digunakan untuk melihat asosiasi antarpeubah. Selain itu, analisis ini cocok digunakan untuk menjelaskan kejadian yang menyebar poisson (Jeansonne, 2002). Model log
Pola pertumbuhan pada skripsi nomor 6 diperoleh dengan regresi median yaitu menghubungkan nilai median untuk tiap umur balita. Regresi median dilakukan secara terpisah untuk pola tinggi badan dan pola berat badan. Jika dilihat dari tujuan penelitian yaitu melihat pola pertumbuhan balita yang dilihat dari dua aspek yaitu tinggi badan dan bobot badan, maka ada alternatif metode lain yang dapat digunakan yaitu regresi bersegmen.
21
linear dapat diterapkan pada kasus skripsi nomor 10. Tujuan dari skripsi nomor 10 adalah melihat interaksi burung dan tumbuhan. Peubah yang diamati adalah jenis burung, jenis tanaman, dan aktivitas burung. Pengamatan dilakukan pagi dan sore hari saat tidak hujan. Kejadian ini akan menyebar poisson. Sebaran poisson menggambarkan kejadian pada selang waktu tertentu. Sehingga selain menggunakan tabel frekuensi seperti yang digunakan pada skripsi nomor 10, dapat juga digunakan model log linear sehingga dapat dilihat interaksi antarburung, tumbuhan dan aktivitas burung. SIMPULAN Secara umum, dari 10 skripsi yang terambil sebagai studi kasus sebagian besar skripsi mendapat penilaian baik untuk tiap peubah rumusan masalah kecuali pada pernyataan hipotesis dan implikasi/sasaran. Pernyataan hipotesis dinilai kurang karena tidak menampilkan hipotesis tandingan yaitu pada skripsi nomor 1. Implikasi/sasaran dinilai kurang karena implikasi/sasaran penelitian tidak ditulis. Hal ini terjadi pada skripsi nomor 6, 7, 8, dan 9. Pada peubah rancangan pengumpulan data, sebagian besar skripsi dinilai baik dalam mengidentifikasi obyek/subyek pengamatan dan mendapat penilaian cukup dalam prosedur perolehan data yang digunakan. Tetapi sebagian besar skripsi masih dinilai kurang dalam menentukan metode pengambilan contoh yang digunakan. Terdapat tiga skripsi yang metode penarikan contohnya dirasa kurang sesuai, yaitu skripsi nomor 1, 8, dan 10. Hal ini bisa dikarenakan oleh kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap metodemetode penarikan contoh akibat dari tidak diberikannya mata kuliah Metode Penarikan Contoh secara tersendiri. Seperti terlihat pada Lampiran 1, metode penarikn contoh hanya diberikan saat pembahasan cara pemetikan contoh secara acak pada Metode Statistika 1. Untuk peubah analisis data, skripsiskripsi tersebut masih dinilai kurang. Kekeliruan yang terjadi pada peubah analisis data salah satunya adalah keliru dalam penentuan metode analisis seperti yang terjadi pada skripsi nomor 3, 4, 5, dan 8.
Kekeliruan dalam menentukan uji hipotesis yang digunakan untuk menguji beda nilai tengah, dan menentukan ukuran asosiasi sekaligus menguji kebebasan ditemukan pada skripsi nomor 1, 2, 4, dan 5. Kekeliruan dalam menarik kesimpulan seperti terjadinya over generalization terhadap hasil penelitian ditemukan pada skripsi nomor 3. Kekeliruan dalam menginterpretasikan hasil ditemukan pada skripsi nomor 1. Selain itu, pada skripsi nomor 1, 6, 7, 9, dan 10 sudah digunakan metode analisis yang sesuai dengan permasalahan tetapi, ada alternatif metode yang lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan. Kekeliruan dalam analisis data terjadi karena mahasiswa kurang paham dan kurang pengetahuan terhadap teknik-teknik analisis statistika. Akan tetapi, jika dilihat pada Lampiran 1 mahasiswa sudah dibekali mengenai uji hipotesis suatu parameter maupun mengenai regresi linear sederhana pada Metode Statistika 2. Mahasiswa program studi GMSK maupun Biologi tidak diberikan bahasan mengenai statistik nonparametrik sehingga pemahaman mengenai statistik-statistik nonparametrik sangat kurang. Kekeliruan-kekeliruan teridentifikasi pada skripsi baik pada rancangan pengumpulan data dan pada analisis data. Ini mengindikasikan telah terjadi kesenjangan antara mata kuliah statistika yang diterima dengan kebutuhan di bidang program studi masing-masing. SARAN Pihak institusi perlu mengadakan tinjauan dalam menetapkan bahan-bahan ulang perkuliahan statistika yang akan diberikan untuk mahasiswa program studi lain sesuai dengan kebutuhan program studi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Parametric and Resampling Statistics (CONT): Assumption About Populations.http://www.Philosophy.htm l [16 November 2007] Ary D, Jacobs L.C & Razavieh A. 2002. Introduction to Research In education. 6th Edition. Singapore : Thomson Learning. Babbie E. 1989. The Practice of Social Research, 5th Edition. California : Wadsworth Pub. Co Cochran W.G. 1977. Sampling Techniques, 3rd Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc.
22