Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
BAB V 5 5.1
ANALISIS DATA
Umum
Pada Bab ini akan dianalisis faktor-faktor dan kondisi eksisting yang telah dipaparkan di Bab sebelumnya. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor berdasarkan hipotesa awal penyebab kurang bersaingnya moda kereta api dengan moda jalan raya, yaitu biaya dan waktu. Proses analisis pada Bab ini dibantu dengan menggunakan beberapa skema alternatif dalam peroses pengangkutan barang untuk mempermudah melakukan analisis perbandingan biaya multimoda. Dalam perhitungannya, biaya stuffing di pabrik tidak dimasukan ke dalam perhitungan biaya kegiatan. Karena biaya kegiatan tersebut merupakan biaya tidak langsung. 5.2 Biaya Operasi Kendaraan 5.2.1 Umum Biaya operasi kendaraan (BOK) dipengaruhi oleh parameter fisik dari jalan serta tipe dan keadaan operasi kendaraan. Biaya operasi kendaraan (BOK) dari suatu kendaraan tergantung dari spesifikasi kendaraan tersebut. Biaya itu juga dipengaruhi oleh cara mengemudi kendaraan dan umur serta kondisi kendaraan itu sendiri. Kondisi kendaraan berhubungan erta dengan sejauh mana pemeliharaan dilakukan Variabel yang tercakup dalam parameter fisik jalan antara lain geometrik jalan (lengkung horizontal, lengkung vertikal, lebar jalan), tipe pekerasan jalan (perkerasan lentur, perkerasan kaku) dan kondisi permukaan jalan serta keadaan lingkungan sekitar. Variabel uang mempengaruhi biaya operasi kendaraan (BOK) pada jalan urban dan rural berbeda. Pada jalan rural (antar kota), variabel yang paling mempengaruhi BOK ialah geometrik jalan dan tipe perkerasan. Sedang kan pada jalan urban (dalam kota), variabel yang mempengaruhi antara lain volume dan komposisi kendaraan serta kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor lingkungan yang akan mempengaruhi pergerakan kendaraan. 5.2.2
Komponen Biaya Operasi Kendaraan
Untuk mencari nilai komponen-komponen biaya operasi kendaraan (BOK) kami melakukan survey ke perusahaan trucking. Survey dilakukan tanggal 20 sampai dengan 30 maret terhadap 10 perusahaan trucking. Kesepuluh perusahaan tersebut ialah : x PT. Nirwana Surya x PT. Tanah Selaras Mandiri x PT. Tanah Makmur Panca Mandiri x PT. Pasir Indah Analisis Data
51
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
x x x x x x
PT. Hugar Matra PT. Persada Cargo PT. Kargo Mulia PT. Tirta Wijaya Sejahtera PT. Indo Kemas PT. Tanah Sugih Mukti
Untuk memudahkan pencarian data, kami menggunakan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan yang harus diisi oleh perusahaan trucking tersebut. Bentuk keusioner beserta daftar pertanyaannya dapat dilihat di LAMPIRAN I. Pada survei BOK dimana salah satu sumber data ialah operator kendaraan (perusahaan trucking), informasi yang didapat diusahakan seakurat mungkin dan dapat dipercaya oleh karena itu orang yang diwawancara hendaknya orang yang mengerti betul tentang operasi kendaraan misalnya montir, sopir atau pemilik perusahaan trucking. Selain itu, data yang diperoleh bisa di cross cek dengan sumber informasi lain seperti dari dealer kendaraan bermotor, toko suku cadang dll. 5.2.3
Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan
Penelitian ini tidak melihat pengaruh parameter fisik jalan terhadap BOK, tetapi hanya melihat pengaruh fisik dari tipe dan keadaan operasi kendaraan. Variabel yang diperhatikan adalah : 1. Biaya variabel, biaya yang berhubungan dengan pengoperasian kendaraan. Semakin tinggi frekuensi pengoperasiannya semakin tinggi pula biaya variabel yang dikeluarkan. Biaya variabel terdiri dari komponen biaya sebagai berikut : a. Biaya pemakaian bahan bakar Pemakaian bahan bakar umumnya dinyatakan dalam Km/Liter. Peningkatan dalam Km/liter menyatakan penurunan dalam biaya. Faktor yang mempengaruhi jumlah pemakaian bahan bakar antara lain : x Jenis kendaraan dan ukuran kendaraan x Iklim dan ketinggian lokasi x Teknik mengemudi x Kondisi kendaraan x Load faktor x Permukaan jalan x Kecepatan kendaraan x Gradien dan curvature
Analisis Data
52
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
b. Biaya pemakaian minyak pelumas Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian minyak pelumas/oli. Dinyatakan dalam liter/bulan. Faktor yang mempengaruhi pemakaian minyak pelumas antara lain : x Kondisi kendaraan x Karakteristik jalan dan lalu lintas c. Biaya pemakaian ban Umur ban umumnya dinyatakan dalam jarak pemakaian ban untuk km tertentu. Faktor yang mempengaruhi pemakaian ban antara lain : x Teknik mengemudi x Iklim x Kualitas ban x Kondisi kendaraan x Load factor x Permukaan jalan x Gradien dan curvature x Kecepatan kendaraan d. Biaya pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan kendaraan terdiri dari servis perbaikan dan penggantian suku cadang. Faktor yang mempengaruhi pemeliharaan kendaraan : x Umur dan kondisi kendaraan x Load factor x Gradien dan curvature x Kondisi dan jenis permukaan jalan x Kecepatan kendaraan Besarnya biaya variabel per tahun dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BV = BB + MP + Bn + PP Keterangan : BV = Biaya variabel, per tahun BB = Biaya bahan bakar, per tahun MP = Biaya pelumas/oli, per tahun Bn = Biaya ban, per tahun PP = Biaya pemeliharaan 2. Biaya tetap Biaya tetap ini terdiri dari : a. Upah pengemudi dan kernet
Analisis Data
53
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah supir dan kernet. Tidak ada kesulitan dalam menentukan biaya untuk upah pengemudi dan kernet. b. Biaya administrasi Yang dimaksud biaya administrasi ialah biaya yang harus dikeluarkan pemilik untuk setiap kendaraan yang menggunakan jalan umum. Biaya ini berbeda-beda tergantung dari tipe kendaraan. Biaya ini biasanya dibayarkan tiap tahun. Contoh biaya administrasi ialah biaya STNK. c. Biaya asuransi Biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif premi tahunan. Tujuan membayar asuransi ini adalah untuk menghindari resiko mengeluarkan biaya perbaikan kendaraan jika terjadi kecelakaan, atau dari resiko kehilangan akibat pencurian kendaraan bermotor yang bersangkutan. Biaya asuransi diwajibkan di beberapa negara, sehingga hal ini harus dimasukkan sebagai salah satu variabel dalam menghitung BOK d. Biaya overhead Biaya overhead didefinisikan sebagai biaya-biaya lainnya yang penting dari operasi kendaraan yang tidak dapat secara langsung dalam komponen biaya diatas. Contoh biaya sewa kantor, gaji pegawai non sopir dan kernet, biaya telepon, biaya listrik, dll e. Depresiasi (penyusutan) Depresiasi ialah nilai kendaraan akibat pemakaian, biasanya akan meningkat seiring dengan jarak tmpuh dan umur kendaraan (Pelensky, 1970). Depresiasi diadakan dengan tujuan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan dalam suatu bentuk dana cadangan. Faktor yang mempengaruhi depresiasi antara lain : x Kondisi dan umur kendaraan x Load factor x Keadaan dan kondisi permukaan jalan Untuk menentukan berapa besarnya biaya penyusutan, dapat dihitung secara matematis dengan mengunakan rumus yang disebut dengan metode garis lurus, Yaitu : HP S P n Keterangan : P = Penyusutan per periode HP = Harga perolehan kendaraan S = Nilai sisa kendaraan n = Umur ekonomis kendaraan Dari uraian komponen biaya tetap sebagaimana tersebut diatas, maka untuk menentukan Biaya Tetap (BT) per tahun dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Analisis Data
54
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
BT = Keterangan : BT = P = A = PK = GPK = OH =
P + A + PK + GPK + OH Biaya tetap, per tahun Biaya penyusutan (depresiasi), per tahun Biaya asuransi, per tahun Pajak kendaraan bermotor, per tahun Gaji pengemudi dan kernet Biaya over head
Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) digunakan untuk mencari nilai biaya persatuan jarak (Rp/Km) untuk moda jalan raya. Nilai BOK dihitung dengan persamaan : BOK = Biaya Tetap (BT) + Biaya Variabel (BV) Dimana : Biaya Tetap terdiri dari: x Biaya asuransi kendaraan x Biaya awak x Biaya overhead x Biaya adminstrasi kendaraan x Biaya penyusutan Biaya variabel terdiri dari: x Biaya penggunaan ban x Biaya bbm x Biaya pelumas x Biaya pemeliharaan Dari hasil survei BOK didapat 2 jenis kendaraan yang biasa digunakan oleh perusahaan trucking untuk proses pengangkutan, yaitu Jenis truk Mitsubishi Fuso dan Nissan Diesel. Total jumlah kendaraan yang digunakan untuk perhitungan BOK dari 10 perusahaan truking adalah 74 truk (28 truk jenis Mitsubishi Fuso dan 46 truk jenis Nissan Diesel). Berikut nilai rata-rata BOK beserta Standar Deviasinya dari sepuluh perusahaan trucking untuk 2 jenis kendaraan. Untuk perhitungan lebih lengkap dapat dilihat di LAMPIRAN A. Tabel 5.1 Rekapitulasi BOK (Rp/truk/km) Jenis Truk Mitsubishi Fuso Nissan Diesel
Kapasitas Kontaner (Feet) 40 20
BOK (Rp/truk/km) 7240.70 4492.12
Standar Deviasi 979.80 506.81
Tabel 5.2 Rekapitulasi BOK (Rp/MT/km) Jenis Truk Mitsubishi Fuso Nissan Diesel
Analisis Data
Kapasitas Kontaner (Feet) 40 20
BOK (Rp/MT/km) 362.03 449.21
Standar Deviasi 48.99 50.68
55
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Tabel 5.3 Rekapitulasi BOK (Rp/TEU/km) Jenis Truk Mitsubishi Fuso Nissan Diesel
5.3 5.3.1
Kapasitas Kontaner (Feet) 40 20
BOK (Rp/TEU/km) 3620.35 4492.12
Standar Deviasi 489.90 506.81
Fungsi Biaya Transportasi Umum
Salah satu output yang dihasilkan oleh tugas akhir ini ialah fungsi biaya transportasi untuk masing-masing alternatif, yang menggunakan truk sendiri (A) dan menggunakan truk sewa (B), sehingga dari grafik tersebut dapat diketahui perbandingan biaya untuk tiap alternatif dan dapat diketahui alternatif mana yang paling menguntungkan dan paling merugikan bagi shiper. Dalam perhitungannya biaya stuffing di pabrik tidak dimasukkan karena biaya tersebut tidak termasuk biaya yang dikeluarkan secara langsung oleh pihak shiper. 5.3.2
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1 (Unimoda)
Pada alternatif A1 diasumsikan shipper mempunyai truk sendiri (Ts) dan menggunakan jalur jalan raya untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif A1 ialah : x Biaya operasi kendaraan (BOK) dalam satuan Rp/truk/km x Biaya pengurusan dokumen x Biaya lift on lift off peti kemas di JICT Tabel 5.4 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A1 No 1 2 3 4
Komponen Biaya Biaya Operasi Kendaraan dari pabrik sampai Tanjung Priok Tarif jalan Tol Padaleunyi Tarif jalan Tol Cikampek Biaya Jasa Terminal di Dermaga JICT Total Biaya (Rp/Truk) Biaya/MT Biaya/TEUS Biaya/MT/Km
Keterangan:
Ukuran Peti Kemas 20 kaki 40 kaki 781.628
1.259.881
8.500 18.500
8.500 18.500
215.250
325.800
1.023.878 102.388 1.023.878 588
1.612.681 80.634 806.341 463
- Jarak Bandung Jakarta = 174 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Fungsi biaya Transportasi Alternatif A1 dibagi dalam 2 jenis Kapasitas kontainer yang juga memiliki jenis truk yang berbeda. Untuk kontainer dengan ukuran 40 Feet menggunakan truk jenis Mitsubishi Fuso dan kontainer ukuran 20 Feet menggunakan truk jenis Nissan
Analisis Data
56
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Diesel. Berikut adalah grafik perbandingan Fungsi Biaya Transportasi antara kontainer ukuran 40” dengan 20”. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D.
Akumulasi Biaya
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1 (Zona 1) 2000000 1800000 1600000 1400000 1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 0 0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Stationing
40 Feet (Fuso)
20 Feet (Nissan)
Gambar 5.1 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1 5.3.3
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2 (Ts – KA – Tw)
Pada alternatif A2 diasumsikan shipper mempunyai truk sendiri (Ts) dan menggunakan jalur kereta api melalui TPKB Gedebage untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif A2 ialah : x Biaya operasi kendaraan (BOK) x Biaya pengurusan dokumen x Biaya lift on lift off peti kemas di TPKB Gedebage x Biaya angkutan kereta api x Biaya lift on lift off di Pasoso x Biaya trucking dari pasoso ke JICT x Biaya lift on lift off di JICT Dengan rincian biaya sebagai berikut :
Analisis Data
57
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Tabel 5.5 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A2 No 1 2 3 4 5 6
Ukuran Peti Kemas 20 kaki 40 kaki
Komponen Biaya Biaya Operasi Kendaraan dari pabrik sampai TPKB Biaya Jasa Terminal di TPKB Biaya perpindahan Kereta Api Biaya Jasa Terminal di Pasoso Biaya perpindahan dari Pasoso ke Dermaga JICT Biaya Jasa Terminal di Dermaga JICT Total Biaya (Rp/Truk) Biaya/MT Biaya/TEUS Biaya/MT/Km
Keterangan:
44.921
72.407
63.000 353.980
88.500 353.980
89.000
134.000
95.500
123.000
215.500
325.800
861.901 1.097.687 86.190 54.884 861.901 548.843 427 272
- Jarak Bandung Jakarta (moda kereta)= 202 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Dengan banyaknya kegiatan pengangkutan pada titik-titik perpindahan moda maka akan menambah jumlah biaya pada Fungsi Biaya Transportasi. Berikut adalah Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2 untuk jenis kontainer 40 Feet dan 20 Feet untuk zona 1. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D.
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2 (Zona 1)
Akumulasi Biaya
1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 0 0
50
100
150
200
Stationing
40 Feet (Fuso)
20 Feet (Nissan)
Gambar 5.2 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2. 5.3.4
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1 (Truk Sewa)
Pada alternatif B1 diasumsikan shipper menyewa truk (Tw) dari perusahaan trucking dan menggunakan jalur jalan raya untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif B1 ialah :
Analisis Data
58
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
x Biaya sewa truk x Biaya pengurusan dokumen x Biaya lift on lift off peti kemas di JICT Dengan rincian biaya sebagai berikut : Tabel 5.6 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B1 No 1 2
Ukuran Peti Kemas 20 kaki 40 kaki
Komponen Biaya Tarif pengangkutan dari pabrik sampai Tanjung Priok Biaya Jasa Terminal di Dermaga JICT Total Biaya (Rp/Truk) Biaya/MT Biaya/TEUS Biaya/MT/Km
Keterangan:
1.500.000 2.000.000 215.250
325.800
1.715.250 2.325.800 171.525 116.290 1.715.250 1.162.900 986 668
- Jarak Bandung Jakarta = 174 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Berikut ditampilkan Grafik Fungsi biaya transportasi dari hasil rekapitulasi diatas. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D.
Akumulasi Biaya (Rp/truk)
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1 2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0 0 40 TEUS (Fuso)
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Stationing (Km )
20 TEUS (Nissan)
Gambar 5.3 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1 5.3.5
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2 (Tw – KA – Tw)
Pada alternatif B2 diasumsikan shipper menyewa truk (Tw) dari perusahaan trucking dan menggunakan jalur kereta api melalui TPKB Gedebage untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif B2 ialah : x Biaya sewa truk
Analisis Data
59
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
x Biaya pengurusan dokumen x Biaya lift on lift off peti kemas di TPKB Gedebage x Biaya angkutan kereta api x Biaya lift on lift off di Pasoso x Biaya trucking dari pasoso ke JICT x Biaya lift on lift off di JICT Dengan rincian biaya sebagai berikut : Tabel 5.7 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B2 No
Ukuran Peti Kemas 20 kaki 40 kaki
Komponen Biaya Tarif pengangkutan dari pabrik sampai TPKB Biaya Jasa Terminal di TPKB Biaya perpindahan Kereta Api Biaya Jasa Terminal di Pasoso
1 2 3 4
375.000
525.000
63.000 353.980
88.500 353.980
89.000
134.000
Biaya perpindahan dari Pasoso 95.500 123.000 ke Dermaga JICT Biaya Jasa Terminal di 6 215.500 325.800 Dermaga JICT Total Biaya (Rp/Truk) 1.191.980 1.550.280 Biaya/MT 119.198 77.514 Biaya/TEUS 1.191.980 775.140 Biaya/MT/Km 590 384 Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta (moda kereta)= 202 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton 5
Berikut ditampilkan Grafik Fungsi biaya transportasi dari hasil rekapitulasi diatas. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D.
Akumulasi Biaya (Rp)
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2 (Zona 1) 1800000 1600000 1400000 1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 0 0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
Stationing (Km)
40 TEUS (Fuso)
20 TEUS (Nissan)
Gambar 5.4 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2
Analisis Data
60
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
5.4 Nilai Waktu Barang 5.4.1 Umum Menurut Tavasszy, nilai waktu barang dipengaruhi oleh faktor nilai barang itu sendiri dan faktor penyusutan nilai barang akibat karakteristik barang itu sendiri ataupun perlakuan yang diterimanya. Nilai waktu barang merupakan faktor resiko terhadap nilai barang yang hilang, dapat disebabkan turunnya atau rusaknya nilai kegunaan barang ataupun sejumlah barang yang hilang dalam perjalanan. Nilai waktu barang dapat dicari dengan persamaan : a g v g ( p g z g i) Dimana :
ag : nilai waktu produk vg : nilai produk (Rp/MT) pg : faktor kerusakan (1/t) zg : faktor resiko (1/t) i : faktor diskonto (1/t) Nilai waktu barang dapat ditentukan dari dua kondisi dasar, yaitu : 1. Jenis barang dan perlakuannya (kemasan), nilai waktu barang berbeda akibat kemasan yang dilakukan terhadap barang tersebut. General kargo tentu lebih cepat rusak dan hilang daripada barang curah, yang biasanya berupa mineral dan barang tambang 2. Moda yang dipakai (Traksi Moda), moda yang dipakai juga menentukan tingkat safety, berkaitan dengan risk factor. Moda jalan tentu mempunyai resiko yang lebih dibanding moda rel.
Untuk angkutan barang berjenis general kargo nilai waktu produk dicari dengan persamaan:
ag
vg (vg (1 s)T / 96 )) Rp / MT
ag : nilai waktu produk vg : nilai produk (Rp/MT) s : nilai penyusutan T : waktu perjalanan (jam) (Sumber : Tugas Akhir Alfa-Dody, 2003)
Dimana :
5.4.2
Perhitungan Nilai Waktu Barang
Pada Bab 4 telah dijabarkan waktu pelayanan untuk setiap jenis kegiatan dimana berdampak pada penambahan nilai waktu barang. Oleh karena itu jika waktu pelayanan semakin kecil maka penambahan nilai waktu barang pun akan kecil. Pada tugas akhir ini angkutan barang diasumsikan berjenis general kargo yaitu barangbarang umum dengan perlakuan yang umum mempunyai nilai barang rata-rata sebesar Rp 5.000.000/MT, mempunyai nilai penyusutan barang sebesar 10 %. Sehingga rumus yang digunakan untuk menghitung nilai waktu barang adalah : Analisis Data
61
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
a gk
T · § 5.000.000 ¨ 5.000.0001 0,1 96 ¸ Rp / MT ¹ ©
Untuk menghitung nilai diperlukan kecepatan rata-rata truk. Dari data-data yang didapat, diasumsikan kecepatan rata-rata di tiap ruas jalan adalah sebagai berikut : x Kecepatan rata-rata di daerah perkotaan : 20 Km/jam x Kecepatan rata-rata di jalan antar kota : 40 Km/jam x Kecepatan rata-rata di jalan tol : 60 Km/jam Dalam perhitungan nilai waktu barang, setiap alternatif dengan jalur yang sama akan memiliki nilai waktu barang yang sama. Sehingga alternatif A1 dengan B1 akan memiliki nilai waktu yang sama dan alternatif A2 dengan alternatif B2 akan memiliki nlai waktu yang sama juga. Berikut Tabel dan grafik perbandingan nilai waktu tiap alternatif dengan asumsi lokasi pabrik berada pada zona 1. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN E. Tabel 5.8 Nilai waktu Alternatif A1 & B1 No 1 2 3 4 5 6
Komponen Nilai Waktu Nilai waktu perpindahan di perkotaan Nilai waktu perpindahan di Tol Panci Nilai waktu perpindahan di Jalan Nasional Nilai waktu perpindahan di Tol Cikampek Nilai waktu perpindahan di Jakarta Nilai waktu kegiatan di Dermaga Total Biaya (Rp/MT) Biaya/kontainer
Ukuran Peti Kemas 20 kaki 40 kaki 4.114
4.114
2.012
2.012
7.814
7.814
6.855
6.855
2.743
2.743
1.006
1.006
24.543 245.430
24.543 490.860
Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta = 174 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Analisis Data
62
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Tabel 5.9 Nilai waktu Alternatif A2 & B2 No
Komponen Nilai Waktu Nilai waktu perpindahan dari pabrik ke TPKB Nilai waktu kegiatan di TPKB Nilai waktu perpindahan Kereta Api Nilai waktu kegiatan di Pasoso Nilai waktu perpindahan dari Pasoso ke Dermaga JICT Nilai waktu kegiatan di Dermaga JICT Total Biaya (Rp/MT) Biaya/kontainer
1 2 3 4 5 6
Keterangan:
Ukuran Peti Kemas 20 kaki 40 kaki 2.743
2.743
9.642
9.642
30.090
30.090
457
457
1.372
1.372
1.006
1.006
45.311 453.105
45.311 906.211
- Jarak Bandung Jakarta (moda kereta)= 202 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Perbandingan Nilai Waktu
Nilai Waktu
50000 40000 30000 20000 10000 0 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Stationing (Km)
Alternatif A2 & B2
Alternatif A1 & B1
Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Nilai Waktu
5.5 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan 5.5.1 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Biaya)
Perbandingan Biaya untuk masing-masing alternatif tanpa nilai waktu dapat dilihat pada Gambar 5.6 untuk peti kemas ukuran 40 Feet dan Gambar 5.7 untuk peti kemas ukuran 20 Feet.
Analisis Data
63
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Perbandingan Biaya Transportasi (40 Feet)
Biaya (Rp)
2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0 0
50
100
150
200
Stationing (km)
Alternatif A1
Alternatif A2
Alternatif B1
Alternatif B2
Gambar 5.6 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 40 Kaki Perbandingan Biaya Transportasi (20 Feet)
Biaya (Rp)
2000000 1500000 1000000 500000 0 0
50
100
150
200
Stationing (Km) Alternatif A1
Alternatif A2
Alternatif B1
Alternatif B2
Gambar 5.7 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 20 Kaki 5.5.2
Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Nilai Waktu Dan Biaya)
Fungsi biaya transportasi gabungan merupakan hasil akumulasi antara kuantitas biaya yang dikeluarkan dengan nilai waktu yang terpakai selama barang tersebut mengalami proses perpindahan dari pabrik sampai Dermaga Tanjung Priok. Gambaran total biaya gabungan dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut.
Analisis Data
64
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Tabel 5.10 Rekapitulasi Komponen Biaya Gabungan Total Biaya (Rp/Kontainer) Alternatif Peti kemas 20 Kaki Peti kemas 40 kaki Alternatif A1 1.269.308 2.103.541 (unimoda) Alternatif A2 1.315.007 2.003.898 (Ts-KA-Tw) Alternatif B1 1.960.680 2.816.660 (Truk Sewa) Alternatif B2 1.645.085 2.456.491 (Tw-KA-Tw)
Dari Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa Alternatif A2 untuk ukuran 40 kaki memiliki nilai total paling kecil dan Alternatif B1 memiliki nilai total yang paling besar. Tetapi untuk ukuran 20 kaki, Alternatif A1 yang memiliki nilai total terkecil dan Alternatif B1 memiliki nilai terbesar. Berikut akan ditampilkan 2 grafik perbandingan fungsi biaya transportasi tiap alternatif yang dibedakan dalam ukuran peti kemas, yaitu ukuran 40 kaki dan 20 kaki. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN F.
Total Cost (Rp/kontainer)
Fungsi Biaya Transportasi Ukuran 20 Kaki 2500000 2000000 Alternatif A1 1500000
Alternatif A2 Alternatif B1 Alternatif B2
1000000 500000 0 0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
Stationing (Km)
Gambar 5.8 Grafik Biaya Gabungan Peti Kemas Ukuran 20 kaki
Analisis Data
65
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1) Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Total Cost (Rp/kontainer)
Fungsi Biaya Transportasi Ukuran 40 Kaki 3000000 2500000 Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif B1
2000000 1500000 1000000
Alternatif B2
500000 0 0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
Stationing (Km)
Gambar 5.9 Grafik biaya Gabungan Peti Kemas Ukuran 40 kaki
Analisis Data
66